Rabu, 23 Mei 2012

Ruhut Sitompul ketakutan...>> ..Yang jelas, Ustadz Bahchtiar Nasir hanya ingin memberi pelajaran kepada anggota dewan yang tidak sopan seperti Ruhut. “Tujuan saya semata mengajak ia berbuat dan berkata-kata baik, tidak ada maksud saya sedikitpun untuk melecehkan dan mengalahkan siapapun. Itulah sebabnya, saya bicara dan menemuinya atas nama pribadi, sebagai laki-laki, man to man.”..>>>... Ustadz Bachtiar mencari cara untuk bisa bertemu dengan Ruhut seorang diri dan secara pribadi. “Saya bilang, saya ingin dua laki-laki bertemu, bila perlu ruang kamar ini dikunci. Saya ingin berdua saja, tidak bawa massa. Dan memang yang di luar itu bukan massa saya,” ujarnya. Ketika bertemu di ruang secretariat, Ustadz Bachtiar hanya meminta Ruhut selaku anggota dewan berlaku sopan. Tapi, yang keluar dari congor (mulut) Si Poltak, tak lain adalah kata-kata kasar. “Saya tidak ingin terpancing dengan kata-kata sampahnya,” kata Ustadz Bachtiar kalem. “Anda maunya apa?” tanya Ruhut. “Anda harus minta maaf pada saya dan umat Islam,” jawan Ustadz Bachtiar. “Apa salah saya?” lagi Ruhut bertanya. “Salah anda adalah menuduh kami seakan pelaku anarkis,” tukas Ustadz Bachtiar. “Lalu kenapa anda bawa map? Itukan anarkis?” Ruhut ketakutan. “Map ini isi penolakan umat Islam,” jawab Ustadz. Selama 15 menit, Ruhut dan Ustadz Bachtiar di ruang sekretariat Komisi III. Ruhut mulai gerah dan terpojok, lalu berteriak minta security agar mengeluarkan Ustadz Bachtiar dari ruang tersebut.>> Ruhut Sitompul alias “Poltak” membuat ulah dengan ormas Islam, memfitnah sebagai gerakan anarkis. Tapi sayang, hanya berteriak-teriak tidak punya nyalinya untuk diklarifikasi oleh seorang Ustadz...>> .Pada malam harinya, sekitar pukul 20.00 WIB, keduanya bertemu lagi. Kali ini duduk bersama untuk menjadi narasumber di TV One untuk membahas Lady Gaga. Rupanya Si Poltak mulai kapok untuk tidak berkata kasar pada ulama muda seperti Ustadz Bachtiar Nasir, LC...>>..Sejumlah ormas Islam ikut dalam audiensi itu. Diantaranya Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Front Pembela Islam (FPI), Hizb Dakwah Islam (HDI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Dapur Dai Nusantara (DAINA), Taruna Muslim, Gerakan Pemuda Islam (GPI), Gerakan Reformis Islam (GARIS), Komunitas Muslimah untuk Kajian Islam (KMKI), Forum Silaturahmi Antarpengajian (FORSAP), Ummahatul Mukminin Indonesia (UMI), GUMAM, dan sebagainya. Jumlah mereka kurang lebih 30 orang dengan mayoritas adalah kaum ibu. Pernyataan dan pengantar FUI dibacakan oleh Sekjennya, KH Muhammad Al Khaththath. Kemudian ditambahi dengan pemaparan singkat oleh Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Nasir, dan Ketua DPP FPI Munarman. Turut bicara pula Sekjen UMI, Ibu Nina. Semuanya satu suara, menolak kedatangan iblis Lady Gaga. Dari komisi III DPR yang memberikan dukungan untuk FUI adalah Ahmad Yani (PPP), Buchori Yusuf (PKS) dan Andi Cakra Widjaya (PAN). Tiga politisi itupun satu suara, menolak kedatangan Lady Gaga, dengan alasan masing-masing.>>



Bilang Gedung DPR Rumahnya, Ruhut Lontarkan Kata Kasar pada Ulama Muda

Saat anggota dewan tidak terhormat dari Partai Demokrat itu diamankan ke ruang sekretariat. Ustadz Bachtiar Nasir pun berupaya menemui Si Poltak Ruhut Sitompul.
Kepada Voa-Islam, Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar mengaku, ia sebagai umat Islam merasa dilecehkan dengan pernyataan Ruhut Sitompul, yang menuduh ormas Islam melakukan tindakan anarkis. “Saat itu saya kejar ke ruang sekretariat, tapi dia tidak mau terima saya.”

Ustadz Bachtiar mencari cara untuk bisa bertemu dengan Ruhut seorang diri dan secara pribadi.  “Saya bilang, saya ingin dua laki-laki bertemu, bila perlu ruang kamar ini dikunci. Saya ingin berdua saja, tidak bawa massa. Dan memang yang di luar itu bukan massa saya,” ujarnya.

Ketika bertemu di ruang secretariat, Ustadz Bachtiar hanya meminta Ruhut selaku anggota dewan berlaku sopan. Tapi, yang keluar dari congor (mulut) Si Poltak, tak lain adalah kata-kata kasar. “Saya tidak ingin terpancing dengan kata-kata sampahnya,” kata Ustadz Bachtiar kalem.
“Anda maunya apa?” tanya Ruhut.
“Anda harus minta maaf pada saya dan umat Islam,” jawan Ustadz Bachtiar.
“Apa salah saya?” lagi Ruhut bertanya.
“Salah anda adalah menuduh kami seakan pelaku anarkis,” tukas Ustadz Bachtiar.
“Lalu kenapa anda bawa map? Itukan anarkis?” Ruhut ketakutan.
“Map ini isi penolakan umat Islam,” jawab Ustadz.
Selama 15 menit, Ruhut dan Ustadz Bachtiar di ruang sekretariat Komisi III. Ruhut mulai gerah dan terpojok, lalu berteriak minta security agar mengeluarkan Ustadz Bachtiar dari ruang tersebut.

Yang jelas, Ustadz Bahchtiar Nasir hanya ingin memberi pelajaran kepada anggota dewan yang tidak sopan seperti Ruhut. “Tujuan saya semata mengajak  ia berbuat  dan berkata-kata baik, tidak ada maksud saya sedikitpun untuk melecehkan dan mengalahkan siapapun. Itulah sebabnya, saya bicara dan menemuinya atas nama pribadi, sebagai laki-laki,  man to man.”

Seperti Anak Kecil
Tidak ada kata maaf yang terucap dari mulut kotor Si Poltak Ruhut. Yang keluar hanya kata-kata kasar, frontal dan bodoh.  “Saya bilang, saya ini orang intelektual, agamawan, kenapa anda keluarkan kata-kata kotor yang tidak pantas. Anda bukan anggota dewan yang terhormat,” kata Ustadz Bachtiar.
Singkat cerita, Ruhut tidak mau bicara lagi, dan berteriak seperti anak kecil, memanggil pihak keamanan, dan meminta Ustadz Bachtiar keluar dari rumah rakyat itu. “Saya tidak peduli, siapapun di belakang dia (Ruhut). Dibelakang kita ada Allah,” kata Ustadz. 

Pada malam harinya, sekitar pukul 20.00 WIB, keduanya bertemu lagi. Kali ini duduk bersama untuk menjadi narasumber di TV One untuk membahas Lady Gaga. Rupanya Si Poltak mulai kapok untuk tidak berkata kasar pada ulama muda seperti Ustadz Bachtiar Nasir, LC.Desastian

Dalam Menegakan Amar Ma'ruf Nahyi Munkar... 

Bahwa menegakan Amar Ma'ruf hampir semua orang bisa... Karena kita mengajak kepada Kebaikan umumnya orang tidak akan reaktif secara keras..... Mungkin hanya mengacuhkan atau tak peduli.. bila tidak mau...

Tetapi bila menegakan Nahyi Munkar lebih sulit dan kompleks... maka ada 2 hal... [1] Bisa dengan cara baik2... Dan mungkin ada yang ikut... Tetapi bagi yang menolak bisa juga 2 cara.. yakni menolak dengan baik2.. karena tidak sealiran.. atau merasa sealiran tetapi inkar... dan melawan dengan kekerasan, maka hal ini perlu dengan kekuasaan atau kekuatan....  

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/05/23/19213/pks-ppp-pan-tolak-lady-gaga-hanya-demokrat-dukung-monster/

PKS, PPP, PAN Tolak Lady Gaga, Hanya Demokrat Dukung Monster Gaga

JAKARTA (VoA-Islam) – Saat menerima kedatangan Forum Umat Islam (FUI) yang terdiri dari beberapa ormas Islam ke Komisi III DPR RI, sejumlah fraksi menyatakan pandangannya masing-masing terkait kehadiran Lady Gaga ke Indonesia.  Fraksi PKS, PPP, dan PAN tegas menyatakan penolakannya terhadap Iblis Gaga. Hanya Ruhut Poltak Sitompul dari Partai Demokrat yang mendukung kehadiran Lady Gaga.
Muhammad Yani dari PPP di depan pimpinan ormas Islam mengatakan, PPP telah mengirim surat ke kepolisian (Mabes Polri, Kapolri, dan Kapolda Meterojaya) agar menolak konser Lady Gaga. Menurut politisi PPP tersebut, kehadiran Gaga merupakan paradoks, ketika anggota MPR sedang semangat-semangatnya hendak membangun karakter bangsa. Namun, di sisi lain kita membiarkan karakter bangsa hancur lebur, yakni pada saat artis dunia seperti Lady Gaga mengumbar aurat didepan public.
“Sebetulnya, bukan hanya Lady Gaga, tapi siapapun yang mengumbar eroritsime, vulgarisme, vandalisme, pornografi, tidak boleh hadir di sini. Termasuk artis lokal yang sering kita lihat di TV atau pertunjukkan music dangdut di Pantau Utara yang suka mengumbar aurat. Ini tidak dbenarkan,” ujarnya.
Bung Karno, katanya, pernah mengingatkan, Indonesia jangan sampai diinvansi oleh kultur kebudayaan asing yang merusak. Kita harus melindungi budaya bangsa dan  nilai-nilai Islam serta nilai-nilai adat ketimuran. Ini bukan kebebasan ekspresi, tapi invasi budaya. Kita tak mau Indonesia jadi keranjang sampah budaya asing.
“Kami mendesak Polisi untuk memanggil dan memeriksa promotor konser Ladyi Gaga, yang menjual tiket sebelum ada izinnya. Ini kebohongan publik dan merugikan konsumen,” tandas Yani.
Senada dengan PPP, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) juga menolak Lady Gaga yang dinilai tidak bermoral. Begitu juga dengan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang diwakili oleh Bukhori dan Nasir Jamil mengatakan, negara ini meski bukan negara agama, tapi melindungi warga negaranya dari budaya asing yang merusak.
“Omong kosong, ketika kita sering mendengar, negara butuh karakter bangsa, berakhlakul karimah, tapi secara bersamaan malah menebar virus pornogragi. PKS juga menedsesak polisi untuk tidak memberi izin konser Lady Gaga. Polisi punya kewenangan yang kuat untuk itu. Negara kita punya UU Pornografi, sehingga harus dipatuhi.  Persoalan pornografi, bukanlah semata kepentingan umat Islam, tapi semua umat beragama. Moral harus dijunjung tingggi,” kata Bukhori.  
Partai yang paling nyeleneh adalah Fraksi Partai Demokrat.Poltak Ruhut Sitompul yang mewakili Demokrat dengan lantang mengatakan , indahnya Pancasila sebagai idelologi. Ia mengaku heran, ketika Lady Gaga menghina Kristen, yang marah malah umat Islam.
“Saya Kristiani. Pemerintahan yang sah harus kita dukung,  ormas Islam jangan coba-coba anarkis, ada aturan mainnya. Alhamdulillah, Polda Metro Jaya mendukung FUI untuk tidak memberi rekomendasi konser Lady Gaga, tapi ingat,  finalnya ada di Mabes Polri. Kita harus ojo kesusu, bersabar. Sekali lagi saya ingatkan, apapun keputusannya, kita harus menghormati Mabes Polri,” kata Si Poltak.
Lagi-lagi Ruhut berceloteh dengan nada tinggi, “Aku sendiri nggak tahu siapa Lady Gaga. Yang aku tahu Sop Iga. Kalaupun ada izin , aku tidak akan nonton Lady Gaga. Kalau aku nonton, bakar aku hidup-hidup, rajam aku, aku nggak akan tonton.”
Yang menyakitkan dari ucapan mulut Si Poltak di akhir kalimat adalah “Apapun keputusan pemerintah harus dihormati, jangan anarkis. Ormas apapun kalau radikal akan dibubarkan,” bacot Ruhut kurang ajar. Desastian


Ironis! Duet Kiai ''Remang-remang'', Mencampur Hak dan Batil Soal Gaga

JAKARTA (VoA-Islam.com) – 

Sangat disayangkan, ketika menghadapi orang kafir dan munafik, umat Islam terbelah menjadi dua. Ada yang terang-terangan dan bersikap tegas terhadap kemungkaran, ada yang membela kefasikan dan kebobrokan dengan sepenuh jiwa, ada yang remang-remang alias tidak jelas membedakan mana yang haq dan mana batil.

Padahal, tegas di dalam Al Qur’an, Allah Swt memberi panduan kepada kaum muslimin dalam menghadapi orang-orang munafik:
Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah mengembalikan mereka (kepada kekafiran), disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah? Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, kamu tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (QS. An-Nisaa: 88)
Ayat ini mengingat agar orang beriman jangan terpecah menghadapi kaum munafiqun. Lalu Allah melanjutkan lagi dalam surah yang sama (QS An-Nisa: 89): “Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kamu menjadi sama (dengan mereka). Janganlah kamu jadikan diantara mereka sebagai teman-teman (mu), sebelum mereka berpindah pada jalan Allah. ….”
Ayat ini lagi-lagi menjelaskan, sesungguhnya orang munafik itu menjadi kafir, dan mereka ingin agar kamu ikut-ikutan kafir. Tapi apa yang kita saksikan hari ini, ketika ada duet seorang kiai (maaf, belum bisa dikatakan ulama sesungguhnya) yang memecah belah barisan kaum muslimin dengan argumen yang sangat menyakitkan hati.
Dalam sebuah diskusi publik di sebuah stasiun televisi swasta, seorang Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Ali Mustafa Yakub, dan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj membuat pernyataan bias, dengan mengambil posisi yang tidak jelas alias remang-remang, antara hak dan batil.
Saat menyikapi Lady Gaga dan Irshad Manji, kedua kiai tersebut tak menunjukkan kemarahannya melihat kemungkaran dan kefasikan di depan mata. Rupanya kiai ini memakai Manhaj JAIM alias jaga image agar dianggap demokratis, intelektual, akademisi, toleran, sehingga mencoba bersikap netral, tidak pro maupun kontra. Parahnya, ada yang mengeluarkan statemen-statemen yang terkesan mengaburkan kemungkaran itu sendiri. Bukankah bersikap netral terhadap suatu kemungkaran sama saja berpihak pada kemungkaran itu sendiri?

Ulama Penguasa
Prihatin bila kita menyaksikan “Ulama Penguasa” dengan ulama bisikan BIN saat bicara. Setiap pernyataannya sangat tidak mengenakkan hati. Ulama Su’ itu bukannya membongkar setiap kebobrokan dan kemungkaran yang jelas-jelas nyata, tapi malah menghardikan barisan umat Islam yang hendak menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Tentu saja dengan sikap kedua kiai “remang-remang” itu dimanfaatkan musuh, dalam hal ini kelompok liberal dan media-media sekuler.

KH. Ali Mustafa Yakub pun menyodorkan Kitab Ihya Ulumudin karya Imam Ghazali, yang menjelaskan soal menegakan amar maruf nahi mungkar. Kemungkaran tidak boleh dilakukan dengan kemungkaran. Begitu kiai itu mengutip Imam Ghazali.

Ulama penguasa itu mengatakan, menegakkan nahi mungkar itu harus dirumuskan minimal oleh tiga ulama besar, yakni:  Imam Ghazali, Ibnu Taimiyyah (Kitab al hisbah fi Islam) dan Prof.  DR Abdul Karim Zaidan (Guru Besar Universitas Baghdad di Irak). Kesimpulan yang ditarik KH. Ali Mustafa Yakub adalah, menjalankan amar maruf nahi mungkar tidak boleh dengan membuat kemungkaran yang baru. Ini yang menjadi sang kiai.

Rupanya, Kiai Ali lupa, bahwa pemerintah Indonesia, bukanlah seperti yang ada di masa Imam Ghazali. Pemerintah Indonesia faktanya tidak peka untuk cepat memberantas kemungkaran.  Bagaimana mungkin, kemungkaran tidak dilawan dengan cara yang mungkar. Lha, pemerintahnya saja diam, tidak bertindak. Begitu juga dengan segelintir ulama yang remang-remang dalam menyikapi kemungkaran.

“Yang  mengajukan keberatan silahkan, tapi jangan anarkis. Yang berdosa bukan gedungnya. Dulu, ketika Islam masuk ke Syiria (Damskus) tahun 14 H, dimasa Amirul Mukminin Umar bin Khaththab, ada gereja Romawi Timur,  yang tidak dirusak sama sekali,” katanya.

Sultan  al Fatih ketika masuk ke Konstantinopel, lanjutnya, gereja telah diubah menjadi masjid, tidak dirusak sama sekali. Bahkan, sampai sekarang, masih ada gambar Maryam  menggdong Yesus. Gambar itu tidak dirusak. “Saya keberatan dengan istilah ormas anarkis, jangan-jangan ada provokaor yang melakukan tindakan anarkis,” kata Ali.

Dengan lisannya, KH, Ali Mustafa Yakub mengatakan, di Indonesia ada lima agama, pluralitas agama. Tapi, kenapa kita sumpek dengan perbedaan. Sesama Islam saja, atau sesama NU saja, sumpek dengan perbedaan, hanya karena beda partai. “Rasulullah punya mertua yang beragama Yahudi lho. Islam itu rahmatan lil’alamin. Kita boleh berbeda, tapi tidak boleh berkelahi,” kata sang kiai.
Berkali-kali Kiai itu tergiring dengan pertanyaan presenter TV untuk menghantam FPI. Dan berkali-kali pula Kiai ini menyebut FPI anarkis. Kiai remang-remang itu ternyata begitu keras terhadap sesama kaum muslimin, tapi lembut dan melunak terhadap kaum munafik dan kafir.  
Kiai yang menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan istri itu di Masjid Istiqlal, menyatakan kelompok Islam yang memerangi pemerintah pusat harus diperangi. Ya, seperti itulah ulama penguasa yang menjilat.
Sementara itu Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj dengan lisannya mengatakan, “Ada satu juta Lady Gaga atau satu juta Irshad Manji, iman warga NU tidak akan berkurang, akhlaknya tidak akan rusak. Sejak dulu setan dan iblis selalu ada, ada Musa ada Fira’un, ada Muhammad ada Abu Jahal. Warga NU jangan khawatir dengan kedatangan Lady Gaga.”
Muslimah NU, katanya,  tetap akan akan berjilbab jilbab, warga NU tetap tidak akan minum arak, tidak berzina, selalu tahajud. Ini semua, bukan doktrin, atau pun perintah, tapi kesadaran warga NU dalam beragama. Jika Indonesia NU semua, selesai masalah,” ujar Kiai NU ini takabur.
Seharusnya duet kiai “remang-remang” ini bersikap tegas untuk membongkar kebobrokan kemungkaran Lady Gaga dan Irshad Manji yang jelas-jelas mempropagandakan hubungan sejenis dan perilaku pornografi. Kedua kiai itu seharusnya menyampaikan ayat-ayat tentang ancaman dan azab Allah terhadap kaum yang ingkar. Bukan malah memojokkan sesama umat Islam sendiri. Inilah yang diinginkan kaum munafik kelompok liberal dan pendukungnya. Desastian

Fitnah Ormas Islam, diklarifikasi Ruhut Sitompul ketakutan

Bilal
Rabu, 23 Mei 2012 07:21:06

Ruhut Sitompul alias “Poltak” membuat ulah dengan ormas Islam, memfitnah sebagai gerakan anarkis. Tapi sayang, hanya berteriak-teriak tidak punya nyalinya untuk diklarifikasi oleh seorang Ustadz.  Hal itu terjadi pada Selasa sore (22/5/2012) saat Komisi III menerima delegasi Forum Umat Islam (FUI). FUI datang meminta Komisi III DPR agar mendukung Mabes Polri supaya tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga. Di akhir audiensi, Poltak memfitnah ormas Islam, tapi begitu diklarifikasi dia ketakutan.
Dalam pantuan arrahmah.com, sebenarnya Ruhut Poltak Sitompul, datang ke ruangan Komisi III DPR terlambat. Ketika acara hampir usai, dia baru masuk. Sementara delegasi Forum Umat Islam (FUI) semua sudah menyampaikan aspirasi. Sebelumnya delegasi FUI telah menunggu sejak pukul 13.00 WIB, karena sesuai perjanjian dengan Wakil Ketua Komisi III Nasir Jamil, FUI akan diterima pada jam tersebut. Tetapi rupanya ada delegasi lain yang mendahului untuk urusan yang lain. Akhirnya audiensi dengan FUI dimulai menjelang pukul 15.00 WIB.
Sejumlah ormas Islam ikut dalam audiensi itu. Diantaranya Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Front Pembela Islam (FPI), Hizb Dakwah Islam (HDI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Dapur Dai Nusantara (DAINA), Taruna Muslim, Gerakan Pemuda Islam (GPI), Gerakan Reformis Islam (GARIS), Komunitas Muslimah untuk Kajian Islam (KMKI), Forum Silaturahmi Antarpengajian (FORSAP), Ummahatul Mukminin Indonesia (UMI), GUMAM, dan sebagainya. Jumlah mereka kurang lebih 30 orang dengan mayoritas adalah kaum ibu.
Pernyataan dan pengantar FUI dibacakan oleh Sekjennya, KH Muhammad Al Khaththath. Kemudian ditambahi dengan pemaparan singkat oleh Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Nasir, dan Ketua DPP FPI Munarman. Turut bicara pula Sekjen UMI, Ibu Nina. Semuanya satu suara, menolak kedatangan iblis Lady Gaga.
Dari komisi III DPR yang memberikan dukungan untuk FUI adalah Ahmad Yani (PPP), Buchori Yusuf (PKS) dan Andi Cakra Widjaya (PAN). Tiga politisi itupun satu suara, menolak kedatangan Lady Gaga, dengan alasan masing-masing.
Menjelang akhir audiensi --pertemuan disepakati hanya sampai pukul 15.30 WIB sebab FUI sudah diagendakan bertemu DPD RI pada jam itu pula-- pimpinan sidang Nasir Jamil memberikan kesempatan kepada  politisi Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul. Poltak, memulai tanggapannya soal Lady Gaga dengan ucapan, “Sedapnya hidup di negara Pancasila ini, yang dihina agama Kristen yang membela ormas Islam”. Ucapannya sinis...
Dengan muka sok serius tapi seperti merendahkan orang, Poltak melanjutkan omongannya. “Saya dari Partai Demokrat mengatakan: saya ini seorang Kristiani. Dalam ajaran agama saya pemerintah yang sah harus kita dukung. Jangan coba-coba anarkis, ini dari saya Partai Demokrat. Ada aturan main, kepolisian,” kata Ruhut.
Ucapan Ruhut tentu saja out of context, sebab pembicaraan di ruangan itu berkaitan dengan aspirasi penolakan Lady Gaga. Bukan sedang berbicara tentang ormas dan anarkisme. Tapi rupanya Poltak memang sengaja membawa misi untuk menyerang kelompok Islam. Kemudian dia melanjutkan dengan mengatakan, “Tadi kan sudah mengatakan Polda Metro mendukung bapak-bapak. Tapi finalnya di Mabes Polri. Mari kita ojo kesusu, kita bersabar,” kata Ruhut yang bisanya bahasa Jawa cuma “ojo kesusu” itu.
Setelah meminta umat Islam bersabar, Ruhut mengaku kalau dirinya tidak tahu siapa Lady Gaga, yang ia tahu Sofia. Iapun mengaku tidak akan menonton konser itu. “Aku juga gak nonton, kalau sampai Poltak nonton, bakar, rajam Poltak ini,” katanya dengan mata melotot.
Setelah itu, Ruhut menasehati ormas-ormas Islam. Ia minta agar kelompok Islam menerima apapun keputusan pemerintah terkait konser Lady Gaga. Kembali Poltak menyudutkan ormas Islam dengan menggunakan kata “anarkis”.
“Apapun keputusan pemerintah tolong hormati. Jangan anarkis, itu saja. Dan pemerintah tegas, ormas apapun kalau rancau (berbuat rusuh/tidak aman, red) akan dibubarkan. Terima kasih”, kata Ruhut menutup pembicaraannya.
Saat Ruhut bicara dengan nada fitnah ini, Ketua DPP FPI H. Munarman, SH langsung keluar ruangan. Diikuti oleh Ketua DPD FPI Jakarta Habib Salim Al Attas. “Wah tinggalin ajalah dia. Omongan ngawur dan tak bermutu,” kata Munarman seraya berdiri.
Saat yang hampir bersamaan pimpinan sidang menutup audiensi, karena waktu yang disepakati memang telah habis. Delegasi FUI berdiri, sejumlah anggota Komisi III berdiri, sementara sejumlah wartawan berhamburan mencari narasumber yang bisa mereka wawancarai. Ada yang ke Sekjen FUI, ada yang ke Ahmad Yani, ada pula yang ke Nasir Jamil.

Belum juga satu menit wawancara dengan Nasir Jamil, tiga meter di sebelah kanan ada keributan kecil. Ruhut Sitompul tengah berdiri berhadapan dengan Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Natsir yang didampingi Ustadz Alfian Tanjung dari Taruna Muslim. Ustadz Bachtiar mendatangi Ruhut untuk mengklarifikasi pernyataan Poltak. “Apa maksud anda dengan ucapan itu?. Anda harus minta maaf,” kata Bachtiar pada Poltak.
Didesak pertanyaan itu rupanya Poltak terpojok tak bisa menjawab dan tidak juga minta maaf. Betapa tidak, Poltak memang salah bicara. Yang dituding Poltak berbuat anarkis dalam audiensi itu adalah FUI, termasuk MIUMI. Padahal FUI dan MIUMI, apalagi mayoritas ibu-ibu tidak pernah sekalipun berbuat anarkis. Dasar kepala batu, rupanya Poltak tak mau mengakui kesalahannya, ia juga menolak untuk minta maaf.
“Saya tidak masuk mau apa. Ini rumah saya, mau apa kalian”, Poltak berteriak sekencang-kencangnya dengan nada menantang, tapi wajahnya ketakutan. Poltak sombong, menganggap Gedung DPR sebagai rumahnya, padahal disana dia cuma wakil rakyat. Rakyat yang punya gedung itu. Lalu seorang staf sekretariat memberikan kode panggilan ke arah wartawan. Wartawan langsung berlarian ke arah Poltak. Sementara yang ditantang, Ustadz Bachtiar, tetap ‘kalem’ dan tenang.
“Saya mengatakan kebenaran, jangan anarkis, jangan anarkis,...” teriak Poltak sembari memanggil Pamdal DPR, "dek..dek..". Pamdal yang tak menduga bakal ada keributan segera berlari untuk mengamankan Poltak. Sementara ibu-ibu menghujani pertanyaan,”Yang anarkis siapa...yang anarkis siapa?.” Tapi Poltak tak menjawabnya. Ia pun digiring keluar ruangan. Sembari digiring keluar, Poltak masih berteriak, “Saya tetap mengatakan kalian anarkis. Jangan anarkis...jangan anarkis”, teriaknya.
5 Pamdal DPR akhirnya masuk ke ruangan mencoba melerai. Ruhut lalu dikawal ke luar ruangan. Sementara itu, Alfian Tanjung dan Bachtiar ikut keluar ruangan dengan jalur pintu keluar yang berbeda.
"Urusan apa dia bilang kita anarkis. Kita kan sudah argumentatif dan diskriptif. Kita di sini adu gagasan dan aspirasi. Saya tersinggung. Itu ancaman, itu hidden represif," kata Alfian.
Ustadz Bachtiar tetap gentle. Dibuntutilah Poltak yang saat itu dikawal Pamdal DPR dari belakang. Rupanya Poltak ketakutan dan masuk ke ruangan sekretariat Komisi III. Dengan sedikit kecerdikan, Ustadz Bachtiar akhirnya bisa juga masuk ke ruangan itu.
“Saya kan diluar, saya gak dikasih masuk. Saya bilang ke orang sekretariat (komisi III), ‘Saya laki-laki, saya ngga bawa senjata, saya tinggalkan barang saya, kalau perlu kunci dari luar. Pak Ruhut ngga mau bicara. Oke yang bicara laki-laki dengan laki. Man to man. Setelah berhasil masuk terjadi dialog antara Ustadz bachtiar dengan Ruhut, namun sayangnya menurut ustadz bahctiar Ruhut malah mencecarnya dengan teriakan dan kata-kata kasar yang tidak pantas diucapkan anggota dewan.
"Tapi, Saya tidak mau terpancing, Saya tetap berbicara baik-baik, dan saya katakan kepadanya Saya ingin mengajaknya kepada kebaikan bukan mau macam-macam"ungkapnya.
Selain itu, Ustad bahctiar meminta Ruhut yang merasa tidak bersalah meminta maaf karena begitu mudahnya menyematkan stigma anarkis kepada ormas islam yang datang.
Dia diam, tak mau minta maaf,” kata pemimpin Ar Rahman Qur’anic Learning Center itu.
"Bagi Saya dia sudah menghina Islam, saya mau dia minta maaf" tambah Ustadz Bachtiar.
Ustadz Bachtiar mengaku tidak takut siapapun yang membekingi Poltak. Tujuannya baik, ingin mengajak Poltak agar menjadi orang baik. “Siapapun di belakangnya saya tidak peduli, saya tidak peduli karena dibelakang saya Allah. Saya masuk ke ruangannya. Saya ingin mengajakan anda menjadi orang baik, dengan berbicara baik. Ruapanya dia tidak bisa menjadi orang baik,” katanya.
Hanya berdua saja di ruang Sekretariat Komisi III, rupanya membuat Poltak sangat ketakutan. “Dia ketakutan. Ketika saya pepetin badannya, dia kelihatan ketakutan. Di dalam pun saya perlakukan hal yang sama, tapi tangan saya saya di belakang. Seandainya dia senggol duluan, saya banting duluan. Tadinya saya mau cek tenaganya berapa,” cerita Ustadz Bachtiar kepada sejumlah wartawan media Islam sambil berjalan meninggalkan Gedung DPR.
Sementara itu, kepada sejumlah media, Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath mengatakan si Poltak harus mendapat hukuman dan tak layak menjadi anggota DPR. Ustadz Al Khaththath menyarankan agar ketua Dewan Pembina Partai Demokrat segera menarik Poltak dari DPR karena telah melakukan fitnah dan provokasi.
“Demokrat sudah terlalu banyak kena isu koruptor. Dia (Poltak) nambah-nambahi saja. Saya sarankan Pak SBY untuk mem-PAW (Pergantian Antarwaktu) saja. Ini orang bodoh tapi sok pinter”, kata ustadz Al Khaththath di depan sekretariat Komisi III.
(bilal/SI/arrahmah.com)

4 komentar: