Penjelasan dari Amirul Mukminin Afghanistan Mulla Muhammad Umar tentang situasi terkini Afghanistan
Saif Al Battar
Jum'at, 7 Oktober 2011 05:56:58
Hits: 3508
Arrahmah.com –
Menyambut kedatangan hari raya Idul Fithri 1432 H, pimpinan Imarah Islam Afghanistan, Amirul Mukminin Mulla Muhammad Umar hafizhahullahmenyampaikan penjelasan resmi melalui majalah bulanan Ash-Shumud edisi 64 tahun VI, Syawwal 1432 H / September-Oktober 2011 M.
Dalam penjelasannya, Mulla Umar menguraikan perkembangan terakhir jihad di Afghanistan. Ia juga menjelaskan sikap resmi pemerintahan Imarah Islam Afghan terhadap beberapa persoalan yang tengah aktual dalam kancah politik di Afghan. Dari isu penarikan mundur tentara AS dan NATO dari Afghan, status pangkalan-pangkalan militer AS di Afghan, perundingan dengan aliansi penjajah salibis, masa depan Afghan, hingga tata kelola pemerintahan yang hendak diberlakukan.
Selain itu, penjelasan itu juga berisi beberapa seruan kepada pemerintahan boneka Afghan, mujahidin, rakyat Afghan dari kalangan awam dan terpelajar, serta kaum muslimin di seluruh dunia. Mengingat pentingnya penjelasan resmi tersebut,arrahmah.com menerjemahkannya agar kaum muslimin memahami realita aktual bumi jihad Afghanistan.
PENJELASAN DARI AMIRUL MUKMININ MULLA MUHAMMAD UMAR
PADA IDUL FITHRI 1432 H
بسم الله الرحمن الرحيم
الله أكبر… ألله أكبر… لا إله إلا الله… ألله أكبر…ألله أكبر …ولله الحمد
Segala puji bagi Allah yang telah membela hamba-Nya, memuliakan tentara-Nya dan mengalahkan pasukan sekutu dengan diri-Nya sendiri. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW di mana tidak ada lagi Nabi setelahnya. Wa ba’du:
Saya sampaikan ucapan selamat bagi bangsa mujahid, bangsa Afghanistan dan juga kepada semua umat Islam atas datangnya Idul Fithri yang penuh berkah ini, yang datang bersamaan dengan berbagai kemenangan yang terus berlangsung bagi mujahidin. Saya memohon kepada Allah SWT agar menerima puasa dan jihad kita semua serta berbagai kepenatan yang kita alami di jalan-Nya. Dalam kesempatan yang baik ini kami ingin menyampaikan pandangan kami seputar masalah-masalah penting berikut:
Pertama: Kondisi jihad
Sesungguhnya musuh-musuh Islam di Afghanistan telah menganggap tahun ini sebagai sebuah tahapan genting untuk menghancurkan mujahidin dan mencapai misi busuk mereka. Mereka telah berjanji kepada rakyat dan pemerintahan mereka untuk mengadakan perubahan yang mendasar pada tahun ini mengenai situasi pertempuran yang tengah berlangsung di negeri ini. Akan tetapi atas karunia dan bantuan Allah SWT kepada mujahidin semua rencana mereka gagal total, bertolak belakang sama sekali dengan apa yang mereka impikan. Pada tahun ini saja mereka telah menderita kerugian besar berupa korban jiwa dan harta melebihi kerugian yang mereka derita pada tahun lalu.
Sementara mujahidin kini lebih memahami lagi cara-cara perang yang digunakan oleh musuh daripada waktu-waktu sebelumnya. Seiring dengan berjalannya hari mujahidin mendapatkan berbagai persenjataan dan peralatan, sehingga dapat menjadikan musuh menderita kerugian lebih besar lagi. Sebagai hasil dari kemajuan ini, dunia kini dapat menyaksikan semakin bertambahnya korban di pihak musuh dan jatuhnya pesawat-pesawat mereka.
Di sisi lain semakin kuatnya dukungan masyarakat kepada mujahidin, keberhasilan mujahidin dalam menyusup ke barisan musuh yang terus meningkat, semakin luasnya medan jihad yang efektif di berbagai penjuru negeri, semakin berkualitasnya operasi-operasi mujahidin yang semakin sering dilakukan, dilancarkannya serangan-serangan gemilang terhadap markas-markas penting dan vital milik musuh, pembunuhan terhadap personal-personal penting dan petinggi-petinggi pemerintah boneka di bagian utara dan selatan negeri ini, semua ini memberikan sinyal baik kepada kita akan datangnya kemenangan dalam waktu dekat dan masa depan yang indah, insya Allah.
Jika kita bandingkan hasil-hasil yang dicapai pada operasi Badar pada tahun ini dengan hasil-hasil yang dicapai pada tahun-tahun yang lalu, dan jika kita cermati berbagai kekalahan musuh yang bertubi-tubi dan kekacauan yang luar biasa dialami pemerintah boneka, semua ini memberikan gambaran yang jelas bagi semua orang atas kuatnya tekad mujahidin dan tingginya mental mereka dari satu sisi, dan di sisi lain memberikan gambaran kehancuran musuh yang merebak di berbagai bidang.
Selain itu, situasi global tidak menguntungkan Amerika sebagaimana sebelumnya, karena krisis ekonomi yang dihadapinya kini lebih mencekik daripada yang sudah-sudah. Sementara semakin hari rakyat negara-negara yang menjadi anggota NATO semakin memahami fakta-fakta baru tentang perang di Afghanistan, dan opini publik di negara-negara tersebut semakin berseberangan dengan perang yang tidak memiliki tujuan ini. Semua negara yang tergabung dalam persekutuan jahat ini satu persatu berusaha menarik pasukannya dari negeri ini. Negara-negara kawasan pun semakin tercekik dengan jeratan Amerika dan telah habis kesabaran mereka terhadap kondisi semacam ini. Secara umum semua apa yang terjadi belakangan ini dan situasi semacam ini memberikan kabar gembira kepada kita atas kemenangan jihad kita terhadap musuh.
Kedua: Penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan
Sebelumnya harus saya jelaskan bahwa penarikan pasukan Amerika saja, sama sekali tidak akan bisa menjadi solusi bagi Afghanistan. Jihad akan terus berkobar dengan hebatnya. Karena kebijakan simbolik semacam ini akan semakin memperumit masalah dan akibatnya pun akan sangat tragis. Oleh karena itu seharusnya selain seluruh pasukan penjajah harus ditarik secapatnya dari Afghanistan, mereka juga harus mencari solusi yang memuaskan dan permanen untuk permasalahan Afghanistan ini.
Ketiga: Pangkalan-pangkalan militer permanen milik Amerika yang ada di Afghanistan
Sesunguhnya bangsa Afghanistan tidak akan pernah menerima keberadaan pangkalan militer permanen bagi Amerika dalam bentuk apapun di Afghanistan. Bangsa Afghanistan menganggap keberadaan pasukan musuh di bumi mereka — sedikit maupun banyak — adalah penjajah asing.
Jika Amerika bersikukuh dalam masalah ini dan tidak menggubris tuntutan mujahidin dan tuntutan rakyat Afghanistan, maka silahkan perhitungkan sendiri akibat dari sikap keras kepalanya sebagaimana akibat penjajahannya terhadap negeri ini selama sepuluh tahun terakhir ini. Di mana bangsa Amerika tidak bisa merasa aman di kota Kabul meskipun hanya sejenak saja, padahal mereka telah menggelontorkan biaya yang sangat besar dan ribuan tentaranya terbunuh dalam perang ini.
Sedangkan bagi rakyat, para ulama, ahli politik, dan para pemuka suku di negeri Afghanistan ini hendaknya mereka mereka membangun satu kesepahaman dengan Imarah Islam sebagai satu negara kesatuan dan menolak adanya pangkalan-pangkalan militer Amerika di Afghanistan. Mereka hendaknya juga membuktikan kepada Amerika bahwa bangsa Afghanistan secara keseluruhannya bersepakat untuk menolak adanya pangkalan militer asing di negerinya.
Dan sesungguhnya ikut-ikutan dalam berbagai usaha yang bertujuan untuk menerima keberadaan pangkalan militer asing di bumi ini, baik melalui dewan Jarghah maupun melalui parlemen, akan dianggap sebagai suatu pengkhianatan terhadap agama dan negara oleh anak-anak bangsa yang tulus dan berbakti terhadap agama dan negara.
Keempat: Masa depan Afghanistan dan tata pemerintahan yang akan dibangun di sana
Sesungguhnya langkah poitik kami mengenai tata pemerintahan Afghanistan untuk ke depan adalah kami menginginkan pemerintahan Islam yang sebenar-benarnya yang dapat dipercaya oleh semua penduduk Afghanistan, hendaknya semua suku yang tinggal di Afghanistan memperoleh posisi di negeri ini, hendaknya urusan pemerintahan diserahkan kepada para ahlinya, memiliki hubungan timbal balik dengan seluruh negara internasional dan negara-negara kawasan dalam bingkai saling menghormati, yang dibangun di atas kepentingan Islam dan negara, dan hendaknya seluruh perhatian difokuskan kepada pembangunan kembali dari sisi materi dan maknawi bagi Afghanistan yang telah hancur akibat perang selama lebih dari tiga dasawarsa.
Oleh karena Afghanistan memiliki tanah pertanian yang luas, kekayaan tambang dan sumber-sumber energi alam yang besar, maka ketika dalam situasi aman kami akan dapat mengelola potensi-potensi tersebut sehingga kami akan terbebas dari bencana kemiskinan, pengangguran, keterbelakangan dan kebodohan yang semua itu menjadi faktor dari berbagai problematika sosial dan ekonomi di negeri ini.
Bertolak belakang dari apa yang diisukan oleh media-media musuh, kami Imarah Islam Afghanistan sama sekali tidak pernah punya doktrin untuk memonopoli kekuasaan atau membangun sistem otoriter. Afghanistan adalah kampung halaman bagi seluruh rakyatnya maka semua rakyat berhak untuk menjalankan tanggung jawab mereka dalam mengatur dan mempertahankan negara mereka. Tidak sepantasnya kemajuan pada masa yang akan datang sama dengan apa yang terjadi pasca tumbangnya komunisme di negeri ini. Di mana pada saat itu terjadi penjarahan terhadap aset-aset negara dan semua administrasi pemerintahan dihancurkan. Akan tetapi semua akan diatur secara ketat ketika mujahidin mendapat kemenangan demi menjaga aset-aset negara, administrasi pemerintahan, dan segala kekayaan yang dihasilkan dari bidang-bidang khusus, serta mendorong para kader profesional dan usahawan Afghanistan untuk terus berkhidmat kepada negara tanpa pandang bulu.
Kelima: Perundingan
Imarah Islam Taliban memandang bahwa faktor utama krisis berkepanjangan di Afghanistan adalah adanya pasukan asing yang menjajah negeri ini. Pasukan asing yang membombardir secara membabi buta, menggerebek rumah-rumah pada malam hari, menganiaya dan menyiksa penduduk sipil dan memaksakan kekuasaan dengan kekuatan. Imarah Islam Taliban juga memandang bahwa solusi dari krisis ini adalah dengan menghentikan semua penganiayaan dan penindasan ini. Selain itu Imarah Islam memandang bahwa cara untuk menjamin kepentingan agama dan negara adalan dengan menegakkan sistem Islam yang sebenar-benarnya dan independen. Untuk mencapai tujuan ini kita bisa memikirkan dan mencermati semua cara yang sah menurut syariat Islam.
Semua perundingan yang terlaksana mengenai pertukaran tawanan dengan pihak-pihak tertentu sampai saat ini, sama sekali bukanlah sebuah perundingan universal untuk membicarakan solusi untuk krisis yang tengah berlangsung di negeri ini. Harus dipahami bahwa Imarah Islam Taliban sebagai sebuah kekuatan politik dan militer, memiliki ketentuan yang jelas dan independen mengenai perundingan. Hal ini telah saya jelaskan dari waktu ke waktu.
Keenam: Konferensi Bonn yang akan datang
Sesungguhnya konferensi murahan yang akan dilaksanakan di Bonn, Jerman yang membahas mengenai krisis Afghanistan pada akhir tahun ini, hasilnya tidak akan jauh berbeda dengan konferensi Bonn pertama yang dilaksanakan sepuluh tahun yang lalu. Karena dalam konferensi tersebut tidak dihadiri oleh pihak-pihak yang benar-benar mewakili rakyat Afghanistan dan juga tidak membahas solusi mendasar dan realistis untuk krisis Afghanistan. Konferensi ini juga memiliki misi-misi propaganda dan simbolis sebagaimana kongres-kongres dan konferensi-konferensi yang diadakan sebelumnya. Dengan konferensi ini mereka ingin memainkan opini dunia dari solusi yang sebenarnya untuk krisis Afghanistan kepada perkara yang lainnya.
Dalam konferensi tersebut akan didiktekan apa yang sebelumnya telah ditetapkan oleh Gedung Putih dan Pentagon.
Kami sarankan kepada semua pihak yang memiliki kaitan dengan persoalan Afghanistan, hendaknya mereka mencari solusi yang kongkret dan aplikatif daripada sibuk mencari solusi-solusi semu dan mengada-ada. Oleh karena itu maka pihak-pihak tersebut haruslah memahami fakta-fakta yang terjadi di Afghanistan.
Bangsa Afghan memiliki sejarah kejayaan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan intern mereka dan memiliki kesepahaman antar mereka, dengan syarat tidak ada intervensi asing.
Imarah Islam Taliban akan terus melanjutkan perjuangan mereka yang sah sebagai hak asasi mereka untuk membela agama dan negara. Imarah Islam Taliban sebagai sistem yang damai dan k omit siap untuk menjalin hubungan positif dengan semua negara kawasan dan internasional.
Kami meminta kepada seluruh negara tetangga agar jangan sampai menjadi bagian dari sandiwara penjajahan yang memiliki hubungan dengan masa depan Afghanistan. Karena perbuatan ini tidak akan ada manfaatnya sama sekali bagi siapa pun. Imarah Islam Taiban sebagai pewaris dari dua juta orang Afghan yang gugur bertekat untuk membuat ketetapan-ketetapan yang independen dan terbebas dari intervensi-intervensi pihak lain, yang kaitannya dengan masa depan Afghanistan. Imarah Islam akan menjamin terealisasinya cita-cita para syuhada’ , dan menjamin akan menjaga kepentingan Islam dan negara. Hal itu sebagai penghormatan kami kepada bangsa Afghanistan. Dan kami ingin jelaskan kepada semua pihak bahwa bangsa Afghan tidak akan pernah menerima sebuah pemerintahan yang dipaksakan kepada mereka, dan pemerintahan semacam ini tidak akan langgeng di negeri ini.
Ketujuh: Para pegawai boneka di Kabul
Kami sampaikan seruan sekali lagi kepada orang Afghan yang bekerja di pemerintahan boneka di Kabul, kami katakan kepada mereka: Berhentilah membantu penjajah! Bekerja samalah kalian dengan mujahidin Imarah Islam dalam melawan musuh agama dan Negara! Jika kalian bergabung dengan mujahidin, hal itu akan memaksa para penjajah untuk meninggalkan bumi kita dengan lebih cepat. Dengan begitu seluruh pengorbanan bangsa kita yang teraniaya ini akan menampakkan buahnya. Negara kita akan menjadi makmur dan dihiasi dengan kemerdekaan, kekayaan dan sistem Islam, dan ini adalah kebaikan bagi kita semua.
Kedelapan: Seruan buat Mujahidin sebagai benteng pertahanan jihad.
- Mengingat gentingnya situasi yang ada, maka hendaknya kalian semua memperhatikan betul tanggung jawab jihad kalian lebih dari perhatian kalian terhadapnya pada masa-masa yang lalu. Atas karunia Allah SWT, kemudian juga atas jerih payah kalian, kini telah banyak sekali wilayah Afghanistan yang berhasil dibersihkan dari para penjajah yang najis. Kerahkan lebih banyak lagi kemampuan kalian untuk membebaskan wilayah Afghanistan yang masih tersisa dari musuh-musuh yang masih bercokol. Jangan sekali-kali bersikap lamban dalam urusan jihad. Laksanakanlah operasi-operasi jihad kalian dengan semangat yang membara, pengendalian yang ketat, dan perencanaan yang rapi. Hendaknya dalam setiap amal kalian, fokus kalian adalah mencari ridlo Alloh SWT.
- Taat kepada amir termasuk faktor terpenting dalam jihad. Maka kalian harus melaksanakan ketaatan secara total kepada amir kalian jika arahan-arahan yang diberikan kepada kalian berupa amal ketaatan. Para penanggung jawab jihad yang telah kami tunjuk di seluruh penjuru negeri ini merupakan amir yang sah atas diri kalian, maka kalian wajib mentaati mereka secara penuh.
- Setiap saat kalian harus melaksanakan dengan sungguh-sungguh sistem pengamanan yang telah di tetapkan oleh para pemimpin kalian. Jika kalian meremehkan hal tersebut dan tidak bersikap waspada semaksimal mungkin, maka di dunia kalian bisa tertimpa hal-hal yang tidak baik dari musuh, dan di hadapan Allah SWT kalian akan dimintai pertanggung jawaban.
- Kalian harus pandai-pandai dalam berinteraksi dengan masyarakat, raihlah simpati mereka dengan akhlaq yang mulia dan hubungan yang baik. Karena bangsa kita adalah bangsa muslim dan mujahid. Mereka telah berkorban untuk membela Islam, dan untuk itu mereka telah mengalami penganiayaan lebih dari pada bangsa lain. Pandanglah masing-masing masyarakat umum, baik orang tua, orang muda, wanita dan anak-anak dengan penuh penghormatan dan penghargaan. Jika kalian menerima berita dari seseorang, maka pertama kali kalian harus memastikan kebenaran berita tersebut. Jangan kalian menyakiti orang berdasarkan informasi yang salah atau memiliki misi terselubung. Terimalah usul yang baik dan pendapat yang benar dari masyarakat. Ketika kalian bergaul dengan masyarakat, maka bayangkanlah bagaimana seandainya kalian tidak bersenjata dan menjadi masyarakat awam, bagaimana kiranya kalian bersikap terhadap mereka? Atau bayangkanlah bagaimana seandainya yang kalian hadapi itu adalah bapak atau saudara atau salah satu dari kerabat kalian, bagaimana kiranya sikap kalian kepada mereka? Hendaknya pada setiap kondisi, mujahidin selalu bersikap simpatik kepada masyarakat, jangan sekali-kali bersikap sombong kapada mereka.
- Selama tidak ada instruksi dari dewan pimpinan Imarah Islam mengenai sesuatu, atau tidak ada ijin dari para penanggung jawab wilayah, maka jangan kalian paksakan masyarakat dengan perintah-perintah atau larangan-larangan dari diri kalian sendiri. Karena hal ini bisa memperburuk citra jihad dan mujahidin, dan akan memberikan peluang kepada musuh untuk membuat isu-isu jelek terhadap kalian, serta akan membuat jurang pemisah antara kalian dengan masyarakat. Selain itu segala perintah yang dibebankan kepada kalian hendaknya kalian laksanakan dengan bermusyawarah dengan masyarakan dan para ulama’ yang terhormat di wilayah setempat.
- Tidak diperkenankan kepada seorang pun dari anggota Imarah Islam untuk meminta uang secara paksa kepada masyarakat. Jika kalian melihat ada orang yang mengaku mujahid atau mengaku apa saja memungut uang dari masyarakat atau pedagang atau petani atau orang-orang kaya dengan senjata, atau menculik orang untuk meminta tebusan maka kalian harus halangi dengan sekuat tenaga. Jika kalian berhasil menangkapnya, maka jatuhkanlah hukuman kepadanya sesuai dengan ketentuan syariat. Karena menjamin keamanan nyawa dan harta masyarakat merupakan misi mulia dari jihad ini.
- Pesan kami yang terakhir untuk mujahidin, hendaknya mereka memanfaatkan sebaik mungkin waktu untuk lebih mengefektifkan jihad dengan belajar, mengkaji, dakwah, melazimi dzikir dan doa yang ma’tsur. Kami juga berpesan agar selalu menjaga fisik dan latihan jihad. Hendaknya mereka meluangkan waktu khusus untuk masalah ini. Kami juga pesankan agar mereka berpenampilan dan berpakaian sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Kami berharap agar mereka hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai orang baik, rabbani, reformis dan penyeru kebaikan dan reformasi.
- Semua arahan yang diberikan kepada mujahidin telah sampai ke front-front jihad di seluruh wilayah negeri, maka masing-masing penanggung jawab wilayah harus meyakinkan bahwa masing-masing mujahidin telah memahami poin-poin dari arahan tersebut dan melaksanakannya.
Kesembilan: Untuk para dosen, penulis, pemikir dan pelajar baik di dalam maupun di luar negeri
Wahai orang-orang yang terhormat, sesungguhnya masa depan kita sangat tergantung dengan kemerdekaan kita secara total. Jika kita tidak memiliki negara yang merdeka maka di masa depan kita akan menjadi budak, padahal majikan itu tidak akan rela selain budaknya harus mengikuti kemauannya. Bahkan ia akan memanfaatkan budak tersebut sebagai alat dan sarana untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Oleh karena itu selama sepuluh tahun yang telah berlalu ini musuh tidak pernah menggelontorkan dana untuk membuat proyek-proyek mendasar seperti bendungan, membangun proyek-proyek untuk kepentingan umum untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional atau kebutuhan pbrik-pabrik besar yang dianggap sebagai infrastruktur negara. Akan tetapi sebaliknya, mereka justru berusaha memperuncing fanatisme suku, bangsa dan daerah baik secara diam-diam maupun terang-terangan. Mereka mendorong para pemuda agar mengobarkan fanatisme tersebut. Usaha ini adalah usaha untuk menghancurkan masa depan negeri kita.
Sesungguhnya kewajiban kita untuk Islam kemudian juga kepada Negara adalah menjaga generasi muda dari pengaruh-pengaruh rusak dari pihak musuh. Sebagaimana bangsa kita sebagai bangsa mujahid, dengan jihadnya yang penuh berkah telah berhasil menyelamatkan negara dari penjajahan politik dan militer Barat. Maka sudah pasti juga kita harus membendung penyebaran budaya Barat dan pengaruh-pengaruh pemikirannya yang destruktif di negeri muslim dan bermartabat ini. Hendaknya kita bekerja secara totalitas, ikhlas dan semangat khas bangsa Afghan yang tinggi, untuk menjamin kehidupan generasi kita yang akan datang dalam bimbingan budaya Islam yang suci. Jika tidak, maka akan terputuslah bangsa muslim kita yang bermartabat ini dengan generasi Islam pendahulunya yang berjaya, lantaran pengaruh budaya Barat yang penuh racun.
Maka para dosen, penulis, pemikir dan pelajar, mereka semua baik secara individu maupun kolektif harus berjuang untuk kemerdekaan negeri ini, menjaga nilai-nilai Islam dan bangsa, dan menyatukan rakyat Afghanistan. Mari kita singkirkan semua sekat yang dibuat dan dipaksakan kepada kita. Sesungguhnya nilai-nilai Islam itu saja sudah cukup untuk menyingkirkan semua bentuk fanatisme suku, golongan dan lain-lain. Namun ini semua menuntut dari kita pengorbanan dan usaha kongret.
Kesepuluh: Kepada Bangsa Afghanistan dan seluruh bangsa di dunia
Kami berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Afghanistan yang memandang bahwa jihad yang tengah berlangsung sekarang ini adalah sebuah kewajiban agama, meski mereka harus memikul berbagai kesulitan dan kepenatan dalam menjalankan jihad dan perjuangan selama sepuluh tahun belakangan ini, di mana mereka memberikan dukungan secara menyeluruh kepada mujahidin dan melaksanakan kewajiban jihadnya. Supaya buah dari pengorbanan selama sepuluh tahun ini tidak sia-sia, mereka haruslah terus melanjutkan dukungannya kepada jihad dan mujahidin.
Barangsiapa memiliki kemampuan untuk berjihad secara fisik dengan senjata maka hendaknya ia melaksanakan kewajibannya. Barangsiapa memiliki kemampuan untuk berjihad dengan pena, maka hendaknya memanfaatkan penanya untuk membela dan mempertahankan Islam. Demikian halnya dengan orang-orang kaya dan berkecukupan, mereka haruslah menginfakkan harta mereka untuk memenuhi keperluan-keperluan jihad.
Saya juga serukan kepada kaum muslimin seluruh dunia untuk memberikan bantuan kepada mujahidin baik dukungan materi maupun dukungan moril. Sebagaimana saya juga berharap kepada setiap individu dan bangsa yang berjiwa perwira di seluruh dunia untuk membela jihad defensif yang dilakukan oleh bangsa Afghanistan, jangan biarkan para tiran diktator menjadikan bangsa yang lemah sebagai korban kediktatoran mereka.
Terakhir saya sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Fithri 1432 H sekali lagi kepada seluruh kaum muslimin di seluruh dunia, seluruh bangsa Afghanistan yang teraniaya, mujahidin di front-front pertempuran, para mujahidin yang tertawan, keluarga syuhada’, anak-anak yatim dan para janda, dan juga seluruh orang yang menderita. Saya juga serukan kepada orang-orang kaya di tengah-tengah masyarakat agar menyedekahkan harta mereka kepada orang-orang fakir dan miskin pada hari ini.
Sebagai penutup saya memohon kepada Allah SWT agar mempertemukan kami dengan Idul Fithri yang akan datang dalam udara kemerdekaan dan keamanan di bahwa naungan sistem Islam. Dan hal itu bukan sesuatu yang berat bagi Allah SWT.
Pelayan Islam, Amirul Mukminin
Al Mulla Muhammad Umar Mujahid
28 Ramadhan 1432 H – 28 Agustus 2011 M
Penerjemah: Unwanul Falah
filter your mind, get the truth
Senin, 10 Oct 2011
FPI: Mujahidin Harus Lebih Fokus kepada Daftar Musuh-Musuh Islam
BEKASI (voa-islam.com) – Wacana agar mujahidin menyusun daftar pencarian orang (DPO) terhadap orang-orang yang berbahaya bagi Islam, diaminkan Habib Rizieq Syihab.
Meski sepakat dengan wacana Munarman, tapi Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) ini menegaskan bahwa daftar list itu harus disusun oleh ulama yang berkompeten berdasarkan dalil-dalil Al-Qur'an dan Sunnah.
“Saya sepakat dengan Pak Munarman. Para mujahidin itu saat ini seharusnya sudah membuat daftar list. Siapa sih sebetulnya musuh-musuh Islam? Siapa sih sebetulnya orang-orang yang darahnya untuk ditumpahkan? Siapa sih orang-orang yang harus dihabisi? Tapi tentunya kita tidak sembarangan membuat daftar itu, sesui dengan dalil-dalil Al-Qur’an maupun As-Sunnah,” tegasnya dalam kuliah umum ilmiah bertema “Memerangi Syariat Islam dengan Deradikalisasi” di Masjid Muhammad Ramadhan, Ahad (9/10/2011).
Habib memaparkan, berdasarkan dalil-dalil shahih dalam Al-Qur'an dan Sunnah, orang-orang yang halal darahnya untuk ditumpahkan antara lain: para penghina Allah SWT, penghujat Nabi SAW, penghina Al-Qur'an, pembunuh ulama dan pembantai umat Islam.
Menghadapi orang-orang berbahaya tersebut, Habib mengimbau agar umat Islam tidak tercerai-berai dan menyibukkan diri dengan permusuhan karena khilafiyah. Umat Islam harus merapatkan shaff ukhuwah Islamiyah dan fokus menghadapi musuh bersama umat Islam.
....Kita mestinya harus fokus, betul-betul lebih fokus kepada orang-orang yang betul-betul nyata sudah menjadi musuh Allah dan Rasul-Nya...
“Jadi kita mestinya harus lebih fokus, betul-betul lebih fokus, kita bidikkan senjata dan amunisi kita kepada orang-orang yang betul-betul nyata sudah menjadi musuh Allah dan Rasul-Nya,” tandasnya.
Habib mengancam kepada para musuh Islam agar jangan semena-mena menzalimi dan memusuhi Islam. Bila musuh-musuh Islam itu bisa main culik, hantam dan bunuh terhadap aktivis Islam, maka mujahidin pun tidak pernah takut untuk berbuat sama.
“Jadi jangan pernah kita takut, kalau mereka bisa culik kita, kita juga bisa kok culik mereka. Mereka bisa bunuh kita, kita juga bisa kok bunuh mereka. Mereka bisa hantam kita, kita juga bisa kok hantam mereka. Mereka bisa angkat senjata, menodongkan senjata ke arah kita, kita juga bisa menodongkan senjata ke arah mereka. Bukan mereka saja yang bisa lakukan itu saudara,” ujarnya di hadapan seribuan jamaah kajian yang diadakan oleh Majelis Ilmu Ar-Royyan itu.
Habib melandasi pernyataan kerasnya berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an: “Ini pesan yang Allah Ta’ala sampaikan dalam surat An-Nisa ayat 104, Jangan kau merasa rendah di hadapan musuh-musuhmu! Kalaupun kau sakit, mereka juga sakit seperti kamu sekalian, bahkan sakitnya mereka lebih daripada kita. Karena Allah nyatakan di dalam surat Ali Imran ayat 139, wa antumul a’launa, engkau lebih tinggi, lebih bagus, lebih istimewa dibandingkan musuh-musuhmu sekalian,” paparnya. “Mudah-mudahan Allah memberikan kemenangan, keberkahan kepada kita semua,” tutupnya. [taz/ahmed widad]
Bank dunia siapkan dana tak terbatas untuk NU
Ukasyah
Senin, 10 Oktober 2011 09:42:27
Hits: 2807
JAKARTA (Arrahmah.com) –
Salah satu organisasi masyarakat (Ormas) keagamaan di Indonesia, Nahdhatul Ulama (NU), mendapatkan kepercayaan dari Bank Dunia dalam bentuk pendanaan tak terbatas untuk kegiatan sosial Ormas yang diklaim terbesar di Indonesia ini. Hal ini sudah dipastikan setelah Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj dan Sekretaris Jenderal H. Marsudi Syuhud bertandang ke markas Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat.
Informasi ini dipaparkan oleh KH. Said Aqil Siradj di Jakarta, kemarin (08/10). Alumnus Universitas Ummul Quro ini mengatakan bahwa dirinya sudah membuka rekening untuk menampung dana dari Bank Dunia tersebut.
“Rekening ini sifatnya tidak sementara, bukan hanya berlaku di kepengurusan PBNU saat ini saja, tapi akan berlaku sepanjang NU berdiri,” ujar lelaki paruh baya kelahiran Cirebon, 03 Juli 1953, sebagaimana dikutip Republika.
Rencananya dana tak terbatas tersebut akan digunakan oleh NU untuk membiayai kegiatan civil society mereka. Seperti diketahui, NU dengan beragam underbouw-nya telah lama bergiat dalam bidang kesetaraan gender, demokrasi, pengentasan kemiskinan, multikulturalisme, serta menjaga hubungan baik antar ummat beragama.
“Ada dua belas Negara lain yang sudah menindaklanjuti bantuan dari Bank Dunia ini. NU mewakili Indonesia karena memiliki lembaga yang terkait dengan isu-isu global, dan pastinya sudah siap untuk mengelola dana bantuan ini,” lanjut suami dari Nur Hayati Abdul Qodir ini.
Selama di AS, mereka berdua juga sempat bertemu dengan mantan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati. Kepada wanita yang sempat tersangkut mega skandal Bank Century ini, Kiai Said juga menuturkan tentang kiprah NU dalam penguatan civil society di Indonesia.
Kiprah ‘Anti-Terorisme’ NU
Pada Hari Lahir NU ke-85 pada 17 Juli 2011 kemarin di Senayan, Jakarta, disamping Banser, ada satu laskar yang menarik perhatian khalayak, mereka adalah Detasemen Khusus 99 (Densus 99). Layaknya desk pemberantasan teroris Polri, Densus 88, laskar ini dibuat NU untuk membantu Polri menangani aksi terorisme yang marak di Indonesia.
Densus 99 ini menggambarkan sikap NU terhadap isu global yang sedang ramai, yakni wacana kontra terorisme. Sikap NU terkait kontra terorisme yang paling anyar juga diwacanakan oleh KH Said Aqil Siradj. Hal ini terungkap dalam program ‘Indonesia Malam’ di TV One. Kiai Said menyebut Arrahmah.com dan beberapa situs media Islam lainnya sebagai situs yang mengajarkan terorisme, oleh karenanya pemerintah meski memblokir situs-situs ini. Sebuah pendapat yang kemudian menjadi polemik, dan banyak yang menyayangkan keluar dari sosok Kiai Said.
Sepintas, selain kiprah besar NU terhadap bangsa ini, banyak yang menduga wacana kontra terorisme ini menjadi salah satu wacana global yang kemudian memuluskan langkah NU mendapatkan dana tak terbatas dari Bank Dunia tersebut. Semoga dugaan itu salah. (Doel Jani/arrahmah.com)
Dikawal ketat, Umar Patek jalani rekonstruksi
Rasul Arasy
Selasa, 11 Oktober 2011 13:33:51
Hits: 141
JAKARTA (Arrahmah.com) – Untuk pertama kalinya Umar Patek muncul di hadapan publik, bersama istrinya Ruqayyah yang berasal dari Filipina, melakukan rekonstruksi pembuatan paspor.
Dalam rekonstruksi yang digelar pada hari Senin (10/10/2011) tersebut juga terdapat pula rekan Patek, Hary Kuncoro yang merupakan saudara Dulmatin.
Ketiganya tiba di kantor Imigrasi Jakarta Timur, di Jalan Raya Bekasi pada pukul 17.45 WIB, menaiki mobil KIA Travelo berplat B 1766 QH.
Hasyim alias Umar Patek memakai peci emas dan baju tahanan. Hary kuncoro, rekan Umar, memakai peci putih dan juga baju tahanan. Sedangkan istri Umar Patek, Ruqayyah binti Husein Luceno alias Fatimah Zahra memakai burka hitam.
Proses rekontruksi dimulai dari halaman Kantor Imigrasi. Hary Kuncoro membuka pintu. Kemudian, masuk Umar Patek lalu Ruqayyah. Hingga saat ini, mereka masih di dalam kantor imigrasi.
Setelah dua jam melakukan proses rekonstruksi, Umar Patek, beserta Isteri, dan tersangka lainnya Hary Kuncoro kembali dibawa ke Markas Komando Brimob, Kelapa Dua.
Umar Patek, Hary Kuncoro, dan Isterinya Siti Rukayah keluar dari Kantor Imigrasi klas I di Jalan Raya Bekasi Timur pada pukul 19.40 dengan keadaan tangan terborgol. Patek dan dua orang lainnya keluar dari ruang Imigrasi sambil dikawal 10 orang tidak berseragam, lalu masuk ke dalam mobil KIA Travello yang membawa mereka saat datang.
Ketika keluar dari ruangan, Patek yang menggunakan peci hanya mengatakan bahwa keadaannya baik-baik saja.
“Alhamdulillah, baik- baik,” ujar Patek sambil dikawal oleh petugas memasuki mobil.
Menurut keterangan yang didapat dari salah satu penyidik yang tidak mau disebutkan namanya, setelah rekonstruksi di Kantor Imigrasi Jakarta Timur, Patek dan dua orang lainnya akan menuju ke Bandara guna melakukan proses rekonstruksi.
Salah satu penyidik dari Detasemen Khusus 88 yang juga tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa rekonstruksi di Imigrasi tersebut berlangsung sebanyak 23 adegan.
“Dari sini kami ingin mendapatkan data kepastian apakah benar bahwa Patek dan istrinya ini benar-benar membuat paspor,” ujar penyidik tersebut.
Dalam pembuatan paspor tersebut, Patek menggunakan nama Anis Alawi Jafar dan isteri menggunakan nama Fatimah Azzahra Anis. Diduga untuk membuat paspor, Patek memalsukan KTP, Kartu Keluarga.
Sementara Hary adalah yang memfasilitasi Umar Patek dalam pembuatan Paspor dan hanya sekali ke Imigrasi.
Penyidik mengungkapkan bahwa kepolisian masih mencari keterlibatan calo yang membantu proses penyelesaian paspor Patek dan isterinya. “Yang ambil paspor Patek dan isterinya saat ini sedang kami cari,” ujar penyidik tersebut. (dbs/arrahmah.com)
Munarman: Gories Mere adalah DPO Paling Diburu Mujahidin!!
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/10/10/16305/munarman-gories-mere-adalah-dpo-paling-diburu-mujahidin/
BEKASI (voa-islam.com) – Orang yang paling berbahaya bagi para mujahidin Indonesia adalah Gories Mere. Kalau polisi punya daftar DPO di kalangan mujahidin yang dituduh teroris, maka sebaliknya orang nomor satu yang masuk daftar DPO mujahidin adalah Gories Mere.
Pernyataan itu disampaikan Munarman SH dalam kuliah umum ilmiah bertema “Memerangi Syariat Islam dengan Deradikalisasi” di Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi, Ahad (9/10/2011).
Dalam forum kajian yang diselenggarakan oleh Majelis Ilmu Ar-Royyan itu, Munarman memetakan kekuatan polisi Kristen di tubuh Detaseman Khusus (Densus) 88 Antiteror yang sangat berperan dalam memerangi para aktivis Islam.
“Di dalam Densus itu sebenarnya ada unit yang diistimewakan betul daripada unit lainnya, yaitu unit Tim Anti Bom. Tim Anti Bom ini dikomandani langsung oleh Gories Mere. Kuncinya itu merekrut polisi-polisi Kristen dan polisi-polisi kafir lainnya,” papar Ketua An-Nashr Institute itu di hadapan seribuan jamaah.
Uniknya, jelas Munarman, meski Tim Anti Bom ini memiliki tugas buru sergap yang boleh melakukan tembak di tempat, tapi unit Densus ini hanya bisa diakses oleh Gories Mere. “Tugasnya buru dan sergap. Jadi tugas yang nembak-nembak di lapangan itu langsung keluar komando polisinya dulu. Itu yang tidak bisa diakses oleh siapapun kecuali oleh Gories Mere yang memberikan laporannya kepada kedutaan Amerika,” jelas Munarman yang juga Ketua Front Pembela Islam (FPI) Pusat itu.
Fungsi dan kewenangan Tim Anti Bom ini, lanjut Munarman, jauh melebihi Densus sendiri. Fungsi Densus hanya menangani pembinaan dan proses hukum para aktivis Islam yang dicap teroris, setelah ditangkap, dijinakkan dan dianggap tidak membahayakan.
“Jadi Densus itu proses penyidikannya saja, tapi tim yang nembak, yang nyergap, yang ngintelin, membunuhi dan memonitor itu Tim Anti Bom,” ujarnya.
Biaya operasi Tim Anti Bom, ungkap Munarman, seratus persen ditanggung oleh Amerika Serikat dan biaya dari narkoba, karena pemerintah RI tidak mampu membiayai. “Biayanya ditanggung sepenuhnya oleh Amerika Serikat dan biaya-biaya dari narkoba. Dalam laporan deradikalisasi itu bahkan Gories Mere sendiri menyebutkan, ‘Karena pemerintah tidak menyediakan dana yang cukup untuk program deradikalisasi maka saya dan teman-teman polisi lain mencari sumber dana dari non-APBN,’” ungkapnya.
Menurut Munarman, dana non-APBN dalam operasi Tim Anti Bom itu salah satunya adalah penjualan narkoba hasil penangkapan di Badan Narkotika Nasional (BNN). “Kita tahu lah sumber dana non-APBN seperti apa. Di situlah sebenarnya permainan-permainan kenapa narkoba tidak hilang-hilang, ditangkap dijual kembali. Bahkan menurut teman-teman yang pernah menangani kasus narkoba, mereka itu dipelihara oleh Gories Mere dan kalau sudah tidak diperlukan lagi maka si Bandar Narkoba itu akan ditembak,” jelasnya.
Sedemikian bahayanya peran Gories Mere dalam memusuhi para mujahidin, sehingga Munarman mengibaratkan mantan Kadensus ini sebagai DPO nomor satu bagi mujahidin.
“Jadi permainan-permainan ini sudah biasa, dan otak utamanya proyek-proyek ini sekarang adalah Gories Mere seorang polisi Nashara. Saya kira kalau polisi punya daftar DPO maka seharusnya mujahidin juga punya daftar DPO. The Most Wanted of Mujahidin adalah Gories Mere,” pungkasnya. [taz/ahmed widad]
Selasa, 11 Oct 2011
Mahendradatta: RUU Intelijen itu Proyek BIN dan BNPT
Jakarta (voa-islam) – Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM) Muhammad Mahendradatta menilai, isi draft RUU Intelijen tumpang tindih. Ini merupakan bentuk arogansi dan akan menciptkan kekuasaan tanpa batas yang justru bertentangan dengan demokrasi. Jelas, RUU Intelijen tidak mencerminkan negara yang demokratis. Katanya demokrasi, tetapi malah membuat UU yang membolehkan menangkap orang tanpa pengadilan.
“Dalam RUU ini pengadilannya ditutup, orang bisa menangkap siapa saja tanpa pengadilan. Ini artinya, demokrasi yang mereka agung-agungkan itu Cuma lips service alias omong kosong,” tandasnya.
Mahendradatta mengatakan, tidak perlu ada UU Intelijen yang memberikan wewenang kepada intel untuk menangkap, menyadap atau membunuh.
“Intel dimana-mana di seluh dunia, setiap aksinya selalu rahasia. Bila sampai ketahuan, maka itu kebodohan intelijen. Bahkan ada satu negara yang menyatakan, kalau kamu sampai ketahuan, maka negara akan menolak keterlibatan I dalam operasi seorang intel. Kerja intel itu seperti siluman, Lha, ini malah mau dipamer, diundang-undangkan. Ini jelas proyek saja,” ujarnya.
Mahendradatta meminta BIN agar membaca lagi UU Terorisme. Tidak ada lagi UU yang lebih keas melebihi UU tersebut saat ini. Pasalnya pun pasal karet, sehingga Ustadz Abu Bakar Ba’asyir bisa terjerat. Dengan UU Terorisme saja, aparat sudah bisa main comot sana-sini semaunya. Tapi setelah Ustadz Abu ditangkap, tetap saja bom marak dimana-mana.
“Jadi apa gunanya Ustadz Abu ditangkap? Katanya dituduh sebagai otak? Kalau dianggap otaknya sudah ditangkap, seharusnya kan selesai. Tapi, nyatanya, pengeboman itu justri banyak terjadi disaat Ustadz Abu berada di dalam tahanan. Sebagai contoh, Ustadz Abu dituduh sebagai otaknya bom Bali. Begitu Ustadz Abu ditangkap, pemboman bukannya selesai, tapi tetap terus terjadi," paparnya.
Pasal Represif
Sementara itu, anggota DPD RI AM Fatwa berpendapat, RUU Intelijen yang sekarang sudah bersifat kompromi. Sejak Sembilan tahun lalu RUU ini menjadi pembahasam di DPR. Pasca Bom Bali I September 2002, pemerintah mengajukan RUU ini, namun ditolak oleh DPR karena dianggap mengandung banyak unsure-unsur represif. Belakangan, DPR malah mengajukan RUU ini. Melalui kompromi-kompromi, sudah banyak perubahan dalam draf yang akan disahkan sekarang ini.
Saat ini, masih ada sekitar 25 persen pasal yang represif. Namun, pasal represif itu saya kira sudah dihilangkan dari RUU ini. Cuma yang perlu diantisipasi, pelaksanaan RUU ini masih orang-orang yang berparadigma Orde Baru. Sebaik apapun UU-nya, kalau para pelaksana intelijen di lapangan itu produk lama, agak sulit meninggalkan kebiasaan lamanya.
Dikatakan AM Fatwa, intelijen saat ini masih banyak dari hasil didikan paradigm intelijen Orde Baru. “Saya sendiri termasuk korban produk intelijen lama. Saya ditangkap sewenang-wenang tanpa surat penangkapan. Saya sampai pernah diadili dan dituntut penjara seumur hidup, lantas dijatuhi hukuman penjara selama 18 tahun. Barulah setelah mau disidangkan, dibuatkan surat penangkapan dengan tanggal dimundurkan. Semua itu sulit saya tentang, karena posisi saya lemah sebagai seorang tahanan,” kenangnya.
Makanya, ketika eksekusi, AM Fatwa tida mau tanda tangan, Itu merupakan sebagai bentuk perlawanan. Tapi, eksekusinya tetap saja jalan. Akibat kerja intelijen di masa Orde Baru dengan paradigma otoriter, banyak korban yang meninggal di dalam tahanan.
RUU Untuk Kepentingan Penguasa
Sementara itu, dikatakan Ketua Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia Farid Wadjdi, RUU Intelijen tidak memiliki definisi yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan frase ancaman nasional dan keamanan nasiobal. Pengertiannya sangat kabut dan multitafsir. Begitu juga, “lawan dalam negeri”, siapa dan kriterianya juga tidak jelas.
Tentunya banyak pasal-pasal lain, terutama yang berkaitan dengan struktur badan intelijen, mekanisme control terhadap lembaga ini, hal-hal yang berkaitan dengan penangkapan dan penyadapan dan lain-lain. Intinya, RUU Intelijen ini akan menjadi pintu bagi kembalinya rezim yang represif yang menggunakan intelijen untuk kepentingan penguasa.
“Pasal-pasal yang mengandung pasal karet dijadikan alat politik penguasa (political hammer). Jadi, bila penguasa melihat ada oposisi atau pihak yang berseberangan secara politk dengan penguasa, maka penguasa bisa mempersepsikan bahwa mereka itu adalah ancaman.”
Disamping itu, pasal karet ini juga bisa digunakan untuk membungkam upaya penegakan syariah Islam. Lalu dengan seenaknya pemerintah menuduh orang-orang yang berjuang menegakkan syariat Islam sebagai teroris. Anehnya, gerakan separatis di Papua, misalnya tidak tertulis sebagai ancaman dalam RUU Intelijen ini. (Desastian)
Selasa, 11 Oct 2011
Kabarnya, Hari ini RUU Intelijen Akan Disahkan dalam Sidang Paripurna
Jakarta (voa-islam)- Begitu bom Solo meledak, tuntutan agar Undang-undang (RUU) tentang Intelijen Negara disahkan menjadi undang-undang kiat menguat. Badan Intelejen Negara (BIN) mendesak DPR segera mengesahkan RUU itu, karena intelijen butuh payung hukum untuk mengatasi kasus terorisme. Semua fraksi di DPR telah sepakat dengan RUU inisiatif DPR tersebut. Kabarnya, RUU itu akan disahkan melalui sidang paripurna DPR hari ini.
Seperti diketahui,dibalik desakan pengesahan RUU Intelijen ini, banyak pihak khawatir terhadap isinya. Sebagian lain, menilai RUU ini tidak perlu, karena fungsi dan peran intelijen yang diharapkan dalam RUU tersebut telah ada dalam pranata hukum dan perundang-undangan yang ada. Hukum-hukum yang ada dianggap sudah mencukupi, guna mencegah dan menindak para pelaku teror.
Toh, fakta menunjukkan banyak kasus terorisme, bisa dicegah dengan menggunakan aturan yang sudah ada, misalnya UU tentang terorisme. Selain itu, pasal-pasal yang ada justru bertentangan dengan hukum yang ada dan hak asasi manusia. Tapi sayangnya, suara mereka yang kontra kalah jika dibandingkan dengan keinginan pemerintah dan DPR.
Niat membuat UU Intelijen yang sudah digagas pemerintah 10 tahun lalu akan menjadi kenyataan. Berbagai pasal yang dianggap karet, dalam draft terakhir, ternyata belum banyak berubah. UU itu nantinya masih sangat memungkinan bagi pemerintah untuk bertindak sewenang-wenang dan represif terhadap pihak-pihak yang dianggap berseberangan dengan pemerintah.
Sebagai contoh, frase “ancaman nasional” dan “keamanan nasional”, definisinya tidak jelas dan multitafsir. Begitu juga “lawan dalam negeri”, siapa dan kriterianya tidak jelas. Tolok ukur yang dapat mengancam kepentingan dan keamanan nasional sangat lentur untuk menarget seseorang jadi sasaran kegiatan intelijen. Kelenturan RUU Intelijen itu bisa untuk disalahgunakan demi kepentingan politik kekuasaan atau kelompok tertentu atau membungkam sikap kritis dan kritik atas kebijakan penguasa.
Bisa dipastikan, UU Intelijen akan berpotensi merugikan rakyat. Khususnya umat Islam, terutama aktivis Islam yang sangat berpeluang menjadi korban. Boleh jadi, upaya penegakan ajaran Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan al-Hadits, akan dipersepsikan sebagai ancaman, demi kepentingan asing dan pihak tertentu.
Disamping itu, elemen masyarakat yang bersuara kritis, begitu juga dengan para jurnalis pun akan bisa menjadi korban dengan dalih mengancam keamanan atau kepentingan nasional yang ditafsirkan secara objektif oleh penguasa. Ini berbahaya.
Gerilya BIN
Hanya berselang empat hari setelah Bom Solo, DPR menyetujui kenaikan anggaran BIN sebesar Rp. 200 milyar. Awalnya Rp. 1,2 trilyun menjadi Rp. 1,4 trilyun.
Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq mengatakan, kenaikan Rp. 200 miliar untuk BIN tidak terlalu besar. Mahfudz yang merupakan fraksi PKS itu menjelaskan, Komisi I mendorong agar BIN bisa meningkatkan kemampouan dan kinerja bidang intelijen.
Bukan hanya BIN yang mendapatkan “suntikan” tambahan anggaran. BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) pun kecipratan. Dalam rapat tertutup dengan Komisi III DPR, BNPT mengajukan anggaran sebesar Rp. 126 milyar untuk proyek deradikalisasi. Sumber di DPR menyebutkan, melalui proyek ini BNPT akan menargetkan 800 ribu masjid dan 40 ribu pesdantren sebagai mitra BNPT. Malah, BNPT sudah menandatangani kerjasama dengan beberapa ormas Islam untuk proyek deradikalisasi.
Kepala BIN Sutanto rupanya tidak hanya mendorong DPR agar segera mengesahkan RUU Intelijen menjadi UU. Lebih dari itu, mantan Kapolri ini berharap, agar UU Terorisme No. 15 tahun 2003 bisa segera direvisi dengan memasukkan pasal mengenai informasi intelijen.
Desakan BIN kemudian mendapat dukungan dari Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar dengan mengatakan, dengan adanya payung hukum, intelijen bisa bekerja lebih baik. Dukunga lain juga datang dari BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) yang dipimpin oleh Ansyad Mbai.(Desastian/MU)
Ahad, 09 Oct 2011
KH Mudzakkir: Menuduh Bom Bunuh Diri kepada Sesama Muslim itu Dosa Besar
BEKASI (voa-islam.com) – Menyebut “bunuh diri” kepada para aktivis Islam dalam kasus bom gereja Solo adalah tuduhan keji dan dosa besar, lebih besar daripada tuduhan zina tanpa bukti.
Pernyataan tersebut disampaikan KH Mudzakkir dalam kajian ilmiah bertema "Islam, Radikalisme dan Rekayasa Kaum Kafir" yang diselenggarakan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi, di Masjid Islamic Centre Bekasi, Sabtu (8/10/2011).
Tanpa bermaksud membela aksi peledakan bom di rumah ibadah, Pimpinan Pimpinan Ponpes Al Islam Solo ini mengingatkan bahwa setiap ucapan itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Karenanya, jangan menuduh seseorang melakukan bunuh diri bila tidak ada buktinya.
“Kok mereka tahu kalau saudara-saudara kita umat Islam itu melakukan bunuh diri? Tahu kalau mereka bunuh diri itu dari mana? Apakah sebelum melakukan aksi itu mereka mengirimkan pesan kalau mau bunuh diri?” ujarnya di hadapan enam ratusan jamaah yang terdiri dari pria dan wanita. “Itu kan tudingan orang-orang kafir dan orang-orang yang selama ini suka berbohong kepada umat Islam. Dari mana mereka tahu kalau itu bunuh diri?” tambahnya.
Untuk menuduh orang berbuat bunuh diri, jelas Mudzakkir, harus ada bukti yang jelas. Misalnya, peristiwa tunggal orang gantung diri dengan latar belakang dililit hutang, ditinggal pacar, usaha bangkrut, dan sebagainya, kemudian merasa tidak ada harapan lalu frustasi dan melakukan bunuh diri. “Kalau mereka (pelaku bom gereja Solo, red) dituduh bunuh diri, lalu frustasinya karena apa?” tukasnya.
Persoalan lain dalam tuduhan bunuh diri adalah siapa yang meledakkan bom itu. Maka untuk menyimpulkan seseorang melakukan bunuh diri harus ada bukti yang jelas. “Kalau mereka dituduh bunuh diri, apakah betul mereka bunuh diri? Jangan-jangan ada bom di sini lalu ada orang lain yang memantik, dan dia tidak tahu ada orang lain yang memantik,” terangnya. “Bahwa di situ ada bom, bisa saja yang meledakkan itu orang lain. Atau mereka sebenarnya disuruh orang lain yang menuduh itu? Kita tidak punya bukti untuk menuduh mereka bunuh diri.”
Berdasarkan Al-Qur'an surat Al-Hujurat 6, KH Mudzakkir mengingatkan umat Islam agar lebih kritis dan selektif dalam menyikapi segala berita dari orang fasik, termasuk berita tuduhan bom bunuh diri.
“Islam melarang kita untuk mempercayai tuduhan-tuduhan tersebut. Dosa besar! Allah Ta’ala menyatakan, in ja’akum fasiqun binaba’in fatabayyanuu,” tegas pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo itu.
Berdasarkan ayat tersebut, lanjutnya, bila ada berita harus dilakukan tabayun, cek ricek dan cari bukti, jangan sampai kita memutuskan atau menetapkan sesuatu tanpa bukti lalu menyesal di belakang hari. Tuduhan teroris dan bunuh diri kepada saudara sesama muslim yang tanpa bukti adalah tindakan yang tidak Islami. “Ini ada saudara kita mati dizalimi orang, tidak kita bela tapi malah kita tuduh teroris. Kok tega sekali kita mengatakan begitu?”
Bahaya tuduhan teroris dan bunuh diri kepada sesama Muslim, ungkap Mudzakkir, jauh lebih berbahaya daripada tuduhan zina tanpa bukti. Menuduh seseorang sebagai pezina saja, lanjutnya, Allah memberikan peringatan keras dalam Al-Qur'an surat An-Nur 12-17, sebagai ifkun mubin (kebohongan yang nyata) danbuhtanun ‘azhim (kebohongan besar) yang terancam dengan‘adzabun ‘azhim (azab yang besar).
...Jika masih mengaku sebagai umat beriman, umat Islam jangan latah menuduh sesama muslim sebagai teroris dan bunuh diri...
Jika masih mengaku sebagai umat beriman, tandas Mudzakkir, umat Islam jangan latah menuduh sesama muslim sebagai teroris dan bunuh diri. “Ini adalah kebohongan yang besar. Jika selama ini kita pernah berbuat seperti itu, ikut-ikutan mengecap mereka tanpa bukti, maka saya bacakan satu ayat Al-Qur'an, ‘Allah memperingatkan kamu agar jangan kembali memperbuat yang seperti itu lagi selama-lamanya, kalau memang kalian orang-orang yang beriman,’” urainya sembari menyitir Al-Qur'an surat An-Nur An-Nur 17.
Berkaca dari berbagai kesalahan informasi mass media di masa lalu, Mudzakkir juga mengingatkan agar umat Islam mewaspadai informasi seputar bom dan terorisme. Pasalnya di Solo pernah ditemukan sebuah bom di dalam gereja. Lalu ormas-ormas Islam mengultimatum polisi agar mengungkap siapa pelakunya. Kalau polisi tidak bisa menangkap pelakunya berarti pelakunya adalah polisi sendiri. Ternyata disampaikan secara diam-diam oleh aparat bahwa pelakunya adalah orang dalam sendiri. “Sampai sekarang saya ndak tahu apa maksud ‘orang dalam’ itu, apakah orang dalam gereja atau orang dalam polisi?” jelasnya.
Dari berbagai kasus terorisme di Solo yang sarat kejanggalan itu, Mudzakkir mencurigai kalau bom di depan gereja Bethel Solo beberapa waktu lalu dilakukan oleh orang luar.
“Dulu di Ambon banyak umat Islam dibunuh, tapi gereja di Solo selalu aman-aman. Kok tiba-tiba ini terjadi bom gereja? Pasti dari luar yang memang di luar kendali kita. Pelakunya jangan-jangan mereka sendiri,” tegasnya.
Mudzakkir menambahkan, berita dari aparat kepolisian menyangkut kasus terorisme tidak bisa dipercaya. Ia mencontohkan, di Cawang, Jakarta Timur, ada dua orang pemuda yang dibunuh dengan tuduhan teroris. Setelah terbunuh, polisi mencari identitasnya, ternyata tidak bisa menemukan siapa nama dan alamat dua orang tersebut. Bahkan ketika dikuburkan di Pondok Ranggon Jakarta Timur, pada Selasa (8/5/2010), polisi hanya bisa memberi label Mr X-1 dan Mr X-2 di nisan kuburan.
....Kelakuan Densus yang seperti itu, apakah kita harus percaya kepada orang seperti itu? Keyakinan kami melarang untuk percaya kepada mereka itu...
“Mereka membunuh dua orang yang disangka teroris tapi tidak tahu siapa namanya dan di mana alamatnya, lalu kedua jenazahnya dikuburkan dengan diberi label Mr X1 dan Mr X2,” gugatnya.
Dengan validitas yang tidak shahih seperti itu, simpul Mudzakir, maka umat Islam dilarang keras percaya dengan informasi polisi terkait berita terorisme. “Kelakuan Densus yang seperti itu, apakah kita harus percaya kepada orang seperti itu? Maaf saja, keyakinan kami melarang untuk percaya kepada mereka-mereka itu. Kita disuruh Allah untuk tidak mempercayai omongan mereka itu,” pungkasnya. [taz, ahmed widad]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar