Koreksi Aqidah KH Said Aqil Sirajd: Jangan Samakan Tauhid Islam dengan Trinitas Kristen
By: A. Ahmad Hizbullah MAG
Jika kekeliruan akidah menimpa kaum awam yang tidak punya pengikut, maka bahayanya relatif kecil hanya kepada dirinya sendiri. Tapi kesesatan akidah akan menjadi musibah besar bila menimpa tokoh dan pemimpin ormas Islam yang memiliki puluhan juta pengikut.
Adalah Bambang Noorsena, pendiri Institute for Syriac Christian Studies (ISCS), komunitas Kristen Ortodoks Syria (KOS) di Indonesia. Untuk sosialisasi KOS di Indonesia, Bambang Noorsena menulis buku “Menuju Dialog Teologis Kristen–Islam”yang diterbitkan oleh Penerbit Kristen Yayasan Andi Yogyakarta.
Buku setebal 172 halaman ini berisi kumpulan makalah, artikel, berbagai karya lepas, liputan, wawancara dan komentar media massa seputar Kristen Ortodoks Syria. Intinya, berusaha menjelaskan kekristenan dan keilahian (ketuhanan) Yesus versi KOS yang diyakini sebagai upaya menembus kebuntuan dialog teologis Kristen dan Islam.
Ciri khas KOS yang berbeda dengan aliran Kristen lainnya adalah identitas kearaban ala Timur Tengah. Istilah-istilah teologi banyak menggunakan bahasa Arab, bukan istilah barat ataupun Yunani. Misalnya, memakai kata “Sayyidina Isa Almasih” untuk menyebut Yesus Kristus, memakai jilbab bagi jemaat wanita ketika beribadat, dan pemakaian Bibel berbahasa Arab. “Kitab kami Injil berbahasa Arab. Karena itu kami juga bisa membaca Al-Qur’an,” jelas Bambang yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Cipta Wacana (UKCW) Malang itu pada halaman 143.
Untuk menambah pamor, ulasan KOS dalam buku ini ditutup dengan dua bagian, yaitu Wacana Mitra Islam dan lampiranQanun Al-Iman Al-Muqaddas.
Dalam Wacana Mitra Islam (hlm. 163-166), Prof Dr KH Said Aqiel Siradj MA menulis artikel tanggapan sebagai umpan balik terhadap gagasan dan teologi Kristen Ortodoks Syria. Sedangkan pada halaman lampiran (hlm 167-169), disertakan kutipan “Qanun Al-Iman Al-Muqaddas” yang berisi 12 pernyataan iman KOS. Pernyataan iman ini sama dengan doktrin keyakinan Kristen lainnya yang menyebutnya sebagai “12 Pengakuan Iman Rasuli” atau “Sahadat Iman Rasuli,” yang dialihbahasakan dari Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel (Credo Niceano-Constantinopolitanum).
Meski secara lahiriyah identitas KOS kental dengan nuansa Arab, namun teologinya tidak berbeda dengan aliran Kristen lainnya. Mereka sama-sama meyakini ketuhanan Yesus, penyaliban Yesus, penebusan dosa dan ketuhanan trinitas.
Arabisasi istilah tidak bisa merubah kekafiran suatu keyakinan. Meskipun memakai bahasa Arab, doktrin KOS dalam “Qanun Al-Iman Al-Muqaddas” tetap kafir dalam pandangan Islam jika mempersekutukan Allah. Salah satu doktrin menonjol dalam Qanun KOS ini menyebutkan bahwa Yesus adalah satu-satunya tuhan (rabb): “nukmin birabbin wahid Isa Almasih ibnullahi al-masih” (kami beriman kepada satu-satunya tuhan yaitu Isa Al-Masih, Putra Allah Yang Tunggal). Juga disebutkan bahwa Maryam adalah ibunya Tuhan: “Wa min maryam al-adzraa al-bathuul waalidatul ilah” (dan dari perawan Maryam yang suci, ibunya Tuhan).
....meski KOS meyakini ketuhanan Yesus dan keberadaan Bunda Tuhan, namun KH Said Aqiel Sirajd berani menjamin bahwa akidah Islam dengan akidah Kristen memiliki persamaan substansial dan tak ada perbedaan...
Anehnya, meski secara terang-terangan KOS meyakini ketuhanan Yesus dan keberadaan Bunda Tuhan, namun KH Said Aqiel Sirajd berani menjamin bahwa akidah Islam dengan akidah Kristen memiliki persamaan yang sangat substansial dan tak ada perbedaan berarti. Pada Bab 16 (Wacana Mitra), kiyai jebolan Universitas Ummul Qura Mekkah ini menulis artikel berjudul “Laa Ilaaha Illallah Juga,” demikian kutipannya:
“Tauhid merupakan misi utama yang diemban para nabi dan rasul di muka bumi. Meskipun mereka berbeda kurun waktu, umat ataupun corak peribadatan (syariah), tetapi memiliki ajaran yang konstran di bidang Tauhid (keimanan). Semua rasul dan nabi pasti berseru kepada kaumnya untuk menuhankan Allah yang Mahaesa serta menegasikan sesembahan (ilah) selain-Nya. Mereka memberantas semua upaya yang ditujukan untuk membuat “tuhan tandingan” (musyrik) atau mengingkari eksistensi Tuhan (kafir).…
Secara umum tauhid terbagi dalam tiga kategori: tauhid al-rububiyyah, tauhid al-uluhiyyah dan tauhid asma’ dan sifat-sifat Tuhan. Jika seseorang telah mengakui bahwa Allah itu Tuhan semua makhluk, pemilik alam semesta, pencipta alam seisinya, Maha menghidupkan dan mematikan serta memberi rezeki kepada semua makhluk, maka orang tersebut telah meneguhkan dirinya dalam tauhid al-rububiyyah. Apabila seseorang hamba berupaya menyembah Allah secara tulus dan murni disertai perasaan cinta (mahabbah), takut (khauf), harapan (raja’), pasrah (tawakkal) kepada-Nya, maka ia memasuki wilayah tauhid al-uluhiyyah. Sedangkan tauhid shifat dan asma’ dimaksudkan sebagai keyakinan bahwa Allah itu memiliki sejumlah asma dan sifat yang tiada tahrif (perubahan), ta’thil (pengosongan), takyif (kondisional) ataupun tamsil (personifikasi).
“Dari ketiga macam tauhid di atas, tauhid Kanisah Ortodoks Syria tidak memiliki perbedaan yang berarti dengan Islam. Secara al-rububiyah, Kristen Ortodoks Syria jelas mengakui bahwa Allah adalah Tuhan sekalian alam yang wajib disembah. Secara al-uluhiyah ia juga telah mengikrarkan Laa ilaaha illallah: “Tiada tuhan (ilah) selain Allah,” sebagai ungkapan ketauhidannya. Sementara dari sisi tauhid sifat dan asma Allah secara substansial tidak jauh berbeda, hanya ada perbedaan sedikit tentang sifat dan asma Allah tersebut.... Walhasil, keyakinan Kristen Ortodoks Syria dengan Islam (Sunni), walaupun berbeda dalam hal peribadatan (syari’ah), pada hakikatnya memiliki persamaan yang sangat substansial dalam bidang tauhid” (hal. 163-166).
Pendapat KH Said Aqiel Sirajd ini tidak jelas juntrungnya. Teologi cap apa yang ditelannya, sehingga kiyai yang sekarang menjabat Ketua Umum PBNU itu berani menyamakan akidah Islam dengan trinitas kristiani?
Menurut Kristen Ortodoks Syria (KOS), Yesus adalah satu-satunya Tuhan (Rabb), sedangkan Allah SWT dalam Al-Qur'an Al-Ma’idah 72 mengafirkan doktrin ketuhanan Yesus, dan mengharamkan surga bagi orang yang meyakini Yesus sebagai Tuhan.
KOS mengimani Yesus sebagai Anak Allah (ibnullah al-wahiid), sedangkan Al-Qur'an menolak doktrin yang meyakini Yesus sebagai putra Allah (Qs. Al-Ikhlash 1-4).
Lalu menurut doktrin KOS, Maryam adalah ibunda Tuhan (walidatul ilah), sedangkan Islam menyangkal keyakinan bahwa Tuhan punya ibu dan bapak (Qs. Al-Ikhlash 3).
....akidah Islam tidak sama dengan trinitas kristiani, bahkan bertolak belakang secara substansial. Siapapun yang menyamakan akidah Islam dengan trinitas kristiani, harus segera bertaubat...
Dengan demikian, jelaslah bahwa akidah Islam tidak sama dengan trinitas kristiani, bahkan bertolak belakang secara substansial. Siapapun yang berani menyamakan akidah Islam dengan trinitas kristiani, harus segera bertaubat. Karena salah satu perkara yang bisa menggugurkan keislaman adalah tidak mau mengafirkan agama kafir; man lam yukaffir kaafiran fahuwa kaafir!
Jika Anak SD Bisa Bedakan Tauhid dan Syirik, Mengapa Profesor Doktor Tergelincir?
Secara kasat mata, perbedaan akidah Islam dengan trinitas Kristen Ortodoks sangat tajam. Pada halaman 167-169 dikutip lampiran Qanun Al-Iman Al-Muqaddas (syahadat Kristen Ortodoks), antara lain sebagai berikut:
“Qaanuun al-iimaan al-muqaddas: Bil-haqiiqati nu’minu bi-ilaahin wahid, Allahu al-Aab, dhaabithul-kulli, khaaliqus-samaawati wal-ardhi wa kulli maa yaraa wamaa laa yaraa.
Nu’min birobbin waahidin ‘Iisaa al-Masiih ibnullaahil-waahidi, al-mauluudu minal-aabi qabla kullid-duhuur, nuurun min nuurin, ilaahun haqq min ilaahin haqq, mauluudun ghoiru makhluuqin, waahidun ma’al-aabi fid-dzaati, alladzii bihi kaana kullu syai`in, haadzaal-ladzii min ajlina nahnul-basyar, wamin ajli kholaashinaa, nazala minas-samaa’... wa min maryam al-adzraa al-bathuul waalidatul ilah...”
Terjemah Indonesia: Dan dengan sebenarnya kami beriman kepada satu-satunya Ilah (sembahan) yaitu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi, segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.
selanjutnya : Berimanlah kepada Tuhan yang satu yakni Isa Almasih Anak laki2 Allah Yang satu, yang lahir dari Bapak sebelum ada sesuatu, cahaya diatas segala cahaya, Tuhan yang benar, yang lahir sebagai makhluk yang lain yang berbeda, satu2nya beserta Bapak dalam Zdat dirinya, Yang bagiNya berada segala sesuatu, inilah yang dari-Nya menjadikan kita semua sebagai pengajaran, dan dari-Nya menjadikan ketulusan bagi kita semua yang telah diturunkan dari semua lapisan langit .... dan dari Maryam [Maria] al Adzraa al Bathuul yang melahirkan Tuhan..."
(Coba renungkanlah ... bagaimana maksud dan makna syahadat tersebut... secara se-utuh-nya dan keseluruhannya...)
Dari Syahadat Kristen Ortodoks itu, dapat diketahui bahwa secara rububiyah, uluhiyah dan asma wa shifat, keyakinan Kristen Ortodoks bertentangan dengan akidah Islam.
....Siapapun yang menyamakan akidah Islam dengan trinitas kristiani harus segera bertaubat. Karena salah satu perkara yang bisa menggugurkan keislaman adalah tidak mau mengafirkan agama kafir...
Secara Rububiyah, doktrin KOS yang meyakini Yesus sebagai satu-satunya Tuhan (Rabb) adalah akidah batil. Karena menurut Al-Qur'an, hanya Allah saja Tuhan (Rabb) yang Maha memiliki, menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, memberi manfaat, mendatangkan bahaya, pemilik segala urusan dan kebaikan.
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam” (Qs. Al-Fatihah 2, Al-Baqarah 21-22, Az-Zumar 62, Hud 6, Al-Ma’idah 120, Al-Mu’minun 86-89).
Secara Uluhiyah, meyakini kematian Yesus di tiang salib sebagai penebus dosa jelas sebuah kebatilan yang bertolak belakang dengan akidah Islam yang menekankan hanya Allah saja yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
“Dan Ilah kamu adalah Ilah Yang Maha Esa; Tidak ada Ilah melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Qs. Al-Baqarah 163).
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” (Qs. Al-Fatihah 5).
Menurut Tauhid Asma wa Sifat, doktrin KOS yang meyakini adanya Anak Tuhan (ibnullah) dan Bunda Tuhan (walidatul ilah) juga sebuah kekafiran tersendiri yang bertentangan dengan Al-Qur’an (Qs. Al-Ikhlash 1-4, Qs. Asy-Syura 11, dll).
Sebenarnya, dengan kemajuan kurikulum pendidikan Islam, saat ini anak SD sudah sangat memahami tauhid, sehingga mereka tidak akan menyamakan akidah Islam dengan doktrin trinitas Kristen. Perhatikan pelajaran mereka:
“Orang bertauhid meyakini hanya Allah Yang Maha Satu, yang menghidupkan, mematikan dan mengatur seluruh alam semesta. Orang bertauhid beribadah kepada hanya Allah Ta’ala dan melaksanakan seluruh perintah Allah. Lawan dari tauhid adalah syirik, artinya menyekutukan Allah. Orang yang berbuat syirik disebut musyrik. Orang musyrik tidak akan masuk surga dan kekal di dalam neraka selama-lamanya. Orang musyrik menyembah selain Allah, mereka berdoa dan beribadah kepada makhluk” (Aqidah Akhlak untuk Sekolah Dasar Kelas 2, Tim Penulis FKLPI, hlm. 8-9).
Jika anak SD sudah bisa memahami makna tauhid dengan benar, mengapa profesor doktor bisa tergelincir? Aneh bin ajaib!! [voa-islamcom/suara islam]
Kembalilah kepada al Quran sebagai Furqon dari Allah SWT melalui Wahyu Malaikat Jibril kepada Rasulullah Muhammad SAW...
Semua ayat2 dalam Al-Qur'an seutuhnya insya Allah pasti masuk Akal Sehat, dan insya Allah semua dapat dijadikan hujjah dan pelajaran bagi manusia berakal sehat dan akan menjadi hikmah petunjuk bagi orang2 yang mendapatkan hidayah Iman Islam dan juga akan menjadi peringatan bagi orang2 yang ingkar.....
Sedangkan, Kitab Bibel itu sangat banyak ayat2 nya yang memang saling bertentangan dan secara akal sehat sulit untuk bisa diterima....
Karena itu semua kitab Suci manapun diperlukan pelurusan.. dan koreksi...
Maka Allah SWT Arrahman.. menurunkan Kitab Petunjuk terakhir yakni... Al Qur'an ... itulah Hudan dan juga Furqon... yang meluruskannya... dan membedakan bagian mana yang haq dan bagian mana yang bathil..... <[maaf judul diubah agar bisa langsung difahami maksudnya..]>
Mengkritisi Buku Penodaan Islam di Gramedia (7)
Pada bab “Alkitab dan Al-Qur'an” buku Sang Putra dan Sang Bulan, evangelis Curt Fletemier memaralelkan ayat-ayat Bibel dan Al-Qur'an yang dipilih secara acak, lalu membandingkannya sedemikian rupa sesuai kemauannya. Dengan melepaskan dari konteks ayat (munasabatul ayat), Curlt mengomentari ayat-ayat seenaknya untuk mengesankan Bibel jauh lebih hebat daripada Al-Qur'an.
Setelah mengutip Injil Matius 5:43-44, Curlt mengutip beberapa ayat untuk membandingkan pandangan Al-Qur'an dan Bibel mengenai perang. Ayat Al-Qur'an yang dikutip antara lain: surat Al-Baqarah 216, Al-Ma’idah 33, dan At-Tahrim 9. Sedangkan ayat Bibel yang dikutip antara lain: Lukas 6:35, Yohanes 18:36, dan 2 Korintus 10:3-5.
Terhadap ayat-ayat Al-Qur'an di atas, Curl berkomentar negatif: “Ini jelas merupakan pernyataan perang yang sangat agresif. Sifatnya menyerang.... Namun tentu saja, orang-orang Muslim biasa yang mempunyai akal sehat dan yang tinggi nilai kemanusiaannya, akan mengabaikan saja ayat-ayat semacam ini,” (hlm 26).
Pernyataan ini jelas melecehkan Al-Qur'an sebagai kitab yang tidak cocok bagi Muslim yang berakal sehat dan berperikemanusiaan.
Ayat-ayat perang dalam Al-Qur'an adalah syariat yang indah dan masuk akal. Dalam surat Al-Baqarah 216 Allah mensyariatkan kewajiban berperang, meskipun syariat ini dibenci kebanyakan manusia. Karena setiap manusia pasti memimpikan kedamaian yang jauh dari perang, konflik dan pertumpahan darah.
Tapi dalam kondisi tertentu, perang dan pertumpahan darah justru diwajibkan untuk mewujudkan perdamaian, membela kaum tertindas, menumpas kejahatan dan kezaliman. Kepada penjajah yang terlebih dahulu melakukan penyerangan dan penganiayaan, maka Allah mewajibkan angkat senjata memerangi mereka.
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (Qs Al-Hajj 39).
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Qs Al-Baqarah 190).
Dalam ayat tersebut perlu digarisbawahi bahwa syariat perang ada aturan mainnya, antara lain tidak boleh dilakukan secara brutal melampaui batas. Jihad perang tetap menjunjung tinggi akhlak mulia, keadilan, kemanusiaan dan kedamaian. Beberapa syariat perang yang tidak boleh dilanggar, antara lain: tidak membunuh wanita dan anak-anak (hadits Muttafaq Alaih), tidak boleh membakar, menyiksa dan memotong-motong anggota tubuh, merusak pepohonan (HR Bukhari), dll.
Ayat-ayat syariat perang dalam Al-Qur'an itu dikesankan sadis, bengis, tidak berperikemanusiaan dan bertentangan dengan akal, karena digambarkan bila berlaku dalam kondisi apapun, termasuk kondisi damai. Ini adalah distorsi yang disengaja oleh penginjil.
Padahal, ayat-ayat Al-Qur'an itu tidak bisa dilepas dari konteksnya. Dalam kondisi damai, maka ayat yang berlaku adalah ayat-ayat perdamaian. Sebaliknya dalam kondisi perang, ayat yang harus diberlakukan adalah ayat perang, bukan ayat damai.
Pada situasi damai, ayat yang berlaku adalah ayat perdamaian:“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu” (Qs Al-Mumtahanah 8).
Sedangkan dalam situasi perang, Allah memberlakukan syariat angkat senjata terhadap musuh yang terlebih dahulu melancarkan peperangan: “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (Qs Al-Mumtahanah 9).
...Keindahan syariat perang inilah yang tidak dimiliki Alkitab (Bibel). Dua bagian Bibel...
Berdasarkan firman Allah SWT tersebut, maka ayat-ayat yang berkaitan dengan situasi damai harus diterapkan dalam situasi damai, jangan diberlakukan pada situasi perang. Sebaliknya, ayat-ayat yang berkaitan dengan situasi perang harus diperlakukan dalam situasi perang, jangan diberlakukan dalam situasi damai.
Keindahan syariat perang inilah yang tidak dimiliki Alkitab (Bibel). Dua bagian Bibel, Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mengajarkan konsep yang sangat bertentangan secara ekstrem.
Dalam Perjanjian Lama (Ulangan 20:1-20), Tuhan mewajibkan peperangan dalam satu perikop (bab) khusus yang disebut dengan “Hukum Perang.” Disebutkan bahwa dalam penyerbuan kepada musuh, terlebih dahulu harus ditawarkan perdamaian. Jika musuh menerima berdamai, maka musuh tersebut harus dijadikan sebagai budak pekerja rodi. Tapi jika musuh tidak mau berdamai, maka harus dikepung dan diperangi habis-habisan. Seluruh penduduk laki-laki harus ditumpas dengan pedang, sedang anak-anak, wanita dan hewan-hewannya boleh dijarah dan dirampas sebagai harta rampasan perang. Untuk beberapa suku lainnya, maka semua yang bernafas harus ditumpas.
....Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mengajarkan konsep yang sangat bertentangan secara ekstrem...
“Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau biarkan hidup apapun yang bernafas, melainkan harus kau tumpas sama sekali” (Ulangan 20: 16-17).
Dibandingkan dengan syariat perang dalam Al-Qur'an yang begitu indah, siapapun akan menilai bahwa hukum peperangan dalam Bibel itu sangat sadis dan tak kenal kemanusiaan.
Sementara dalam Perjanjian Baru, Bibel mengajarkan konsep yang sangat ekstrem dengan melarang segala bentuk perlawanan, termasuk perang melawan penjahat, penjajah dan orang-orang zalim. Yesus dalam Injil memerintahkan kepasrahan total kepada penjahat.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Matius 5: 39, Lukas 6: 27-29).
Bisa dibayangkan bila ajaran kepasrahan buta dalam Bibel itu dipraktikkan. Betapa kacaunya stabilitas keamanan bila kejahatan tidak boleh dilawan. Betapa bahagianya penjahat, penjajah dan orang-orang zalim, karena kejahatan mereka tidak ada yang melawan. Yang jahat makin jahat, yang zalim makin zalim, dan yang lemah makin tertindas bila ayat ini diamalkan.
Ayat ini tidak relevan di segala zaman, sehingga Dr FF Bruce, profesor studi Kritik Alkitab dan Eksegese di Manchester mengakui dengan jujur: “Ini merupakan perkataan keras dalam arti bahwa perkataan ini menetapkan sebuah tindakan yang tidak lazim bagi kita”. (The Hard Saying of Jesus, hal. 62).
....para pakar bibliologi Katolik memvonis ayat yang bertentangan dengan akal sehat ini sebagai ayat palsu...
Tak perlu repot-repot berpolemik, para pakar bibliologi Katolik memvonis ayat yang bertentangan dengan akal sehat ini sebagai ayat palsu: “Matius 5:39, melawan orang yang berbuat jahat kepadamu tidak ada dalam naskah Yunani” (Pengantar dan Catatan Kitab Suci Perjanjian Baru, hlm 32).
Jelaslah, betapa indahnya syariat jihad dan perang dalam Al-Qur'an. Semakin jelas pula ajaran Bibel yang tidak masuk akal, karena terdapat penyisipan (insersi) ayat-ayat tambahan. Bersambung [A. Ahmad Hizbullah MAG/suara islam]
Memang baik Islam dan Kristen menyembah monoteisme.
BalasHapusTrinitas, 1 hakekat Allah yang esa menyatakan dirinya sebagai Bapa, Firman dan ROh Kudus yang tidak terpisahkan namun dapat dibedakan perannya. (Esa dalam pengertian kesatuan, ibr: echad)
Beda dengan triteis, 3 hakekat Allah dalam 3 oknum yang berbeda ( jadi triteisme tergolong polyteisme)
Tauhid, 1 dzat Allah dalam 1 pribadi Allah ( Esa dalam arti matematis, Ibr: Yachid)
NGASAL SOK TAU
BalasHapus"Sedangkan, Kitab Bibel itu sangat banyak ayat2 nya yang memang saling bertentangan dan secara akal sehat sulit untuk bisa diterima....
Karena itu semua kitab Suci manapun diperlukan pelurusan.. dan koreksi..."
Itulah kesalahan pihak anda yang menlihat Alkitab dari sudut pandang islam, ya ng mungkin ketemulah, memang dasarnya beda koq dibilang kontradiksi, bertentangan dengan akal sehat.
Yang akalnya tidak sehat adalah penulis artikel ini, sudah jelas2 berbeda dasarnya koq mo disama-samain, itu namanya NGASAL SOK TAU, OK GBU