Protes Wall Street Kini Membidik Orang-orang Terkaya AS
Berita Terkait
§
[NEW YORK ] Para demonstran “Protes Wall Street ” berencana bergerak menuju rumah-rumah sejumlah orang terkaya Amerika Serikat (AS), Selasa (11/10).
Mereka akan melakukan aksi demonstrasi di luar kediaman Direktur Utama JP Morgan Chase Jamie Dimon, Milioner David Koch, manajer investasi John Paulson, Howard Milstein dan Direktur Utama News Corporation Rupert Murdoch.
Sejauh ini, para pengunjuk rasa belum melenceng terlalu jauh dari pusat
Pihak penyelenggara tidak menyebut berapa orang yang bergabung dalam aksi demonstrasi nanti. Facebookyang didedikasikan untuk aksi demonstrasi itu memiliki jumlah peserta kurang dari 100 orang. Senin (3/10), Wali Kota New York Michael Bloomberg mengatakan “Protes Wall Street” bisa tetap tinggal di Taman Zuccotti tanpa batas, asalkan mereka mematuhi peraturan.
“Intinya adalah mereka ingin mengekspresikan diri dan selama mereka mematuhi hukum, kami akan mengizinkan mereka untuk itu,” kata Bloomberg yang juga seorang miliader.
Gerakan “
Di Boston, ratusan mahasiswa dari 10 kampus berkumpul di Massachusetts membawa tulisan berbunyi “Apatisme tidak bekerja, angkat suara Anda”. Mereka juga menyerukan slogan-slogan “Danai Pendidikan, bukan perusahaan,” “Kami terjual habis, sedangkan orang kaya ditalangi”.
Seorang mahasiswa dari Universitas Publik Framingham, Francis Rick mengatakan banyak dari teman-temannya berjuang membayar uang kuliah, banyak dari mereka bahkan harus bekerja paruh waktu. “Banyak dari kami sudah terikat hutang dan kami belum lulus. Bahkan banyak dari teman-teman saya bekerja 20 jam seminggu tidak cukup menutupi biaya hidup mereka,” ucapnya.
“Pesan kami sangat jelas, satu persen orang kaya telah mengambil keuntungan dari para kelas pekerja. Mereka telah menjual produk-produk keuangan yang salah, mereka telah mengambil banyak bonus di saat bersamaan bergantung pada masyarakat untuk membantu mereka,” kata Jesse Lagreca.
Menurut ahli ekonomi Universitas Northeastern, keuntungan perusahaan menunjukkan 88 persen pertumbuhan dalam pendapatan nasional. Sementara upah dan gaji menyumbang satu persen. Uang yang dihasilkan oleh perusahaan tetap berada pada perusahaan, dan tidak meningkatkan upah pekerja ataupun menciptakan cukup pekerjaan bagi 14 juta pengangguran di AS.
“99 persen orang AS perlu disejahterakan, bukan hanya satu persen. Setiap komunitas tahu mereka tersakiti, apa yang terjadi ini salah dan saatnya untuk menghentikan ini dan membuat perubahan,” kata Presiden Federasi Serikat Guru New York, Michael Mulgrew. [CNN/D-11]
Protes di Washington dan New York Terus Berlanjut
Senin, 10 Oktober 2011
Hidayatullah.com--Ratusan pengunjuk rasa berpawai di Washington pada hari Minggu (09/10/2011), memprotes niat pemerintah AS menyelamatkan perusahaan-perusahaan kaya, namun mengabaikan masyarakat yang sedang mengalami kesulitan.
Demonstrasi yang dilakukan oleh gerakan dinamakan ‘Menduduki DC’, yakni kelompok aktivis muda yang mendirikan markas darurat di McPherson Square di K Street sejak satu minggu lalu, menunjukkan tanda-tanda tumbuh dengan berdatangannya orang-orang dari seluruh negeri bergabung dengan mereka di ibukota.
Lebih dari 200 demonstran berbaris menuju Plaza Kebebasan, dekat Gedung Putih, dan sementara demonstrasi kedua dengan jumlah demonstran yang sama terlihat berkerumun menuju Malcolm X Park di barat laut Washington.
"Ada banyak orang di negeri ini yang tidak mampu mendidik anak-anak mereka, sementara hidup dalam masyarakat terdidik. Saya tidak ingin hidup di negara dunia ketiga," kata Lana Ferree, seorang guru sains dari Pennsylvania , sebagaimana dimuat situs Nine News.
Lebih dari 200 demonstran berbaris menuju Plaza Kebebasan, dekat Gedung Putih, dan sementara demonstrasi kedua dengan jumlah demonstran yang sama terlihat berkerumun menuju Malcolm X Park di barat laut Washington.
"
"Kita tidak perlu perusahaan besar, melainkan pekerjaan. Tetapi pemerintah hanya berfikir tentang Exxon dan Wall Street," tambahnya.
Laman ‘Menduduki DC’ menyatakan, gerakan ini dilakukan dengan mencontoh gerakan ‘Menduduki Wall Street’, dengan para aktivis masih terus berkemah di taman New York sejak 17 September.
Kedua kelompok marah berkaitan dengan ketidakseimbangan yang meningkat di Amerika Serikat, di tengah krisis keuangan global.
"Fokus kami adalah pada perekonomian, korupsi perusahaan melalui sistem politik, dan efek negatif dari perusahaan-perusahaan perseorangan," kata laman ‘Menduduki DC ’, yang telah sengaja menghindari menunjuk juru bicara.
Anthony Allen, 38, seorang salesman dan ayah dua anak yang tinggal di Washington dan telah berada McPherson Square sejak Kamis, mengatakan, "fakta yang menunjukkan perekonomian AS tidak berjalan pada arah yang benar”, telah membawanya bergabung dalam aksi protes.
"Aku sudah menunggu untuk hal ini terjadi selama dua tahun terakhir, karena sistem pemerintahan kita tidak bekerja," katanya sambil menyerahkan selebaran informasi untuk pendatang baru di McPherson Square .
"Ini adalah kelompok dari mana saja. Saya telah bertemu dengan seorang pria yang memimpin beberapa toko Wal-Mart dan para staf, yang akan ditendang keluar dari apartemennya minggu depan.."
Presiden Barack Obama mengatakan Kamis bahwa protes anti-Wall Street di New York dan di tempat lainnya, merupakan ekspresi kemarahan dan rasa frustrasi publik terhadap ketidakmampuan para bankir dan ekonomi yang sekarat, dengan pengangguran 9,1 persen.
Tapi Allen mengatakan, presiden juga harus disalahkan.
"Saya memilih Obama, tetapi ia memberi kami sekantong barang-barang yang tidak orang-orang di sekitar dia yang akan mengirimkannya," tambah Allen, berdiri di samping spanduk protes yang berbunyi "Selamat datang musim gugur Amerika," mengacu pada revolusi "Arab Spring " saat ini.*
Keterangan foto: Satu kelompok demonstrasi di Washington pada Minggu (9/10/1011).
Aksi antikapitalis itu mengaku akan mencontoh aksi demonstrasi Mesir di alun-alun Tahrir. Aksi demonstrasi yang telah memasuki minggu ketiga itu telah berkembang pesat ke seluruh negeri pascapenangkapan 700 demonstran yang berusaha menduduki Wall Street, Sabtu lalu.
Aksi protes itu telah menyebar ke seluruh negeri dari
Meski kenyataannya, jumlah para demonstran lebih sedikit dari yang terjadi di Mesir dengan tanpa upaya menggulingkan pemerintahan.
Minggu ini diharapkan jumlah pengunjuk rasa akan membengkak dengan dukungan dari serikat buruh. Minggu lalu, sebanyak 2.000 orang telah mencoba melewati jembatan
Di Boston sebanyak 100 orang berkemah di distrik keuangan setempat, demikian juga dengan 50 orang demonstran di Chicago. Dukungan bahkan datang dari orang paling kaya di dunia, George Soros. Ia mendukung aksi protes menentang kapitalisme.
Diutarakan Soros, para demonstran terprovokasi oleh pemberian dana talangan bank dan ketamakan para korporat
Soros mengatakan keputusan untuk menyuntikkan modal ke bank-bank bertujuan membebaskan mereka dari aset buruk mereka dan memungkinkan bank menemukan jalan keluar dari lubang kebangkrutan, mendongkrak keuntungan bank sehingga mereka bisa membayar bonus. Sebuah aksi demonstrasi besar direncanakan akan diselenggarakan pada Rabu (5/10) di
Kamis lalu, federasi serikat guru dan serikat pekerja transportasi yang memiliki anggota 38 ribu orang berjanji akan mendukung aksi demonstrasi itu. Aksi demonstrasi berpusat di taman Zuccotti, dekat jantung ekonomi New York Wall Street.
Sejak senin (3/9), para demonstran berpakaian zombi telah menduduki jalan-jalan
“Setiap orang memiliki alasan dan tujuan sendiri berada di sini,” kata Anthony (28) yang mengorganisasikan logistik dekat tenda-tenda para demonstran.
Tiga tahun setelah krisis moneter melanda dunia, unjuk rasa
Tiga tahun lalu, pemerintah AS berjanji akan mengusut "gembong" yang menimbulkan krisis moneter, dan bank-bank besar Wall Street harus diusut tanggung jawabnya juga. Setahun kemudian, Rancangan Undang-undang Pengawasan Moneter yang dinilai paling ketat dalam sejarah AS diberlakukan, namun undang-undang itu banyak melunak karena lobi banker-banker besar, sehingga bagaimana pun kerugian yang dialami, lembaga keuangan raksasa, tetap tidak akan ditutup karena bangkrut. [D-11]
[NEW YORK ] Aksi “Protes Wall Street ” mendapat dukungan luas dari banyak serikat pekerja untuk demonstrasi besar pada Rabu (5/10). Demonstrasi mendapat dukungan dari serikat guru dan pekerja transportasi dimulai dari alun-alun kota New York dan berakhir di Plaza Liberty , Manhattan .
Aksi demonstrasi akan didukung oleh anggota Federasi Serikat Guru, yang mewakili sebagian besar guru-guru sekolah publik, Serikat Pekerja dan Pekerja Transportasi, mewakili pada sopir bus
“Anggota Serikat dan anggota masyarakat yang terkena dampak krisis ekonomi telah menuntut bahwa Wall Street dan kaum kaya
Situs www.occupytogether.org mengajak masyarakat turun ke jalan menuju Wall Street, menyambut para pengunjuk rasa dan menunjukkan wajah warga New York yang terpukul oleh kerakusan perusahaan.
Aksi pengunjuk rasa telah mendirikan sebuah kamp darurat di sebuah taman kecil dekat Wall Street diNew York sejak 17 September lalu. Para demonstran menanggapi panggilan dari kelompok anti konsumen untuk berkumpul di distrik finansial New York berharap dapat menduduki Wall Street.
Minggu lalu Polisi menahan lebih dari 700 demonstran ketika mereka berusaha melintasi jembatanBrooklyn . Polisi memblokir jalan mereka dan menangkap para demonstran dengan dakwaan melanggar ketertiban umum.
Aksi pengunjuk rasa telah mendirikan sebuah kamp darurat di sebuah taman kecil dekat Wall Street di
Minggu lalu Polisi menahan lebih dari 700 demonstran ketika mereka berusaha melintasi jembatan
Demonstrasi hari Sabtu itu merupakan demonstrasi terbesar sejak gerakan “Pendudukan Wall Street” berjalan selama tiga minggu ini. Mereka menentang pemerintah memberikan dana talangan kepada bank dan pengaruh korporasi dalam politik Amerika Serikat. Koalisi ribuan antikapitalis itu dilihat memiliki potensi menjadi gerakan “Tea Party Sayap Kiri”.
Gerakan Tea Party adalah sebuah gerakan politik yang populis di AS yang muncul pada 2009 melalui rangkaian protes lokal maupun nasional. Gerakan 2009 menentang beberapa undang-undang federal yakni UU Stabilitas Ekonomi Darurat, UU Pemulihan dan reinvestasi Amerika, serta UU Pelayanan Kesehatan.
Pengamat Ekonomi dari Sekolah Manajemen Kellogg, Brayden King, mengatakan para demonstran harus menentukan apa yang akan mereka lakukan untuk menjadi kekuatan perubahan di dalam Partai Demokrat, sama seperti gerakan Tea Party dalam pemerintahan Partai Republik.
“Tanpa itu akan sulit bagi para politikus untuk menentukan bagaimana mereka harus memposisikan diri mereka sendiri tanpa hanya mengatakan ‘kami juga marah,’”
Gerakan pendudukan Wall Street telah menyebar ke seluruh AS dengan bantuan media sosial. Aksi gerakan menentang kapitalisme juga terjadi di Boston, Chicago, Denver, dan Seattle, Los Angeles, San Francisco hingga ke New Mexico.
Di Boston, para demonstran mendirikan sekitar 200 tenda, sebanyak 21 orang telah ditahan minggu lalu ketika 3.000 demonstran mengepung sebuah Bank America.
“Kami di sini ingin menunjukkan kepada Amerika bahwa kita bisa hidup berbeda dibanding sekarang tanpa kapitalisme,” kata Oscar Franco, seorang pelajar berusia 18 tahun. Pengusaha terkaya di dunia George Soros, peraih nobel bidang ekonomi Joseph Stiglitz turut mendukung gerakan “Protes Wall Street”.
Sementara itu Ketua Federal Reserve Ben Bernanke mendesak parlemen AS menolak pemotongan belanja yang dapat menyebabkan lebih besar gejolak finansial dikarenakan pemulihan ekonomi berjalan lambat.
Bernanke mengatakan pertumbuhan ekonomi berjalan lebih lambat dari yang diharapkan dan pertumbuhan lapangan kerja sedikit.
“Kita harus memastikan bahwa pemullihan terus berlanjut dan tidak turun kembali, bahwa tingkat pengangguran terus turun ke bawah,” katanya. [AFP/Washington Post/D-11]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar