Rabu, 24 September 2014

SIKAP PEMIKIRAN AYATULLAH KHOMAINI... YANG LEBIH MANTAP DAN DIDASARKAN PADA KONSEP ISLAM DAN KETAKWAAN...... SANGAT KUAT DAN LUAR BIASA MEMBERIKAN DAMPAK BARU DI PETA MUQOWAMA DAN TIMUR TENGAH..?? >> INSYA ALLAH AKAN TERJADI PERUBAHAN BESAR DALAM PETA TIMUR TENGAH... SECARA RADIKAL ... ??>> KEMENANGAN HOUTI DI YAMAN.. DAN KETANGGUHAN DAN KEBANGKITAN.... PALESTINA DI GAZA..DAN SEKITARNYA... SECARA MENYELURUH... .. DAN KEKUATAN HEZBULLAH DI LEBANON.. SERTA .... KETANGGUHAN DAN KEBANGKITAN SURIAH ..... DENGAN KEPEMIMPINAN BASYAR ASSAD... SERTA KEKUATAN IRAN YANG SEMAKIN MANTAP DAN MAJU SECARA SPEKTAKULER...??? KEKUATAN BARU MUQOWAMA... MEMBUAT ALIANSI AS-ISRAEL-DAN RAJA2 ARAB... SERTA KELOMPOK BARAT YANG SERAKAH.. AKAN MENGALAMI KEHANCURAN... SECARA SISTEMATIS.. DAN TOTALITAS.... ?? ......... DAN DENGAN SENDIRINYA... AKAN ADA .... REVOLUSI BARU.. DI TIMUR TENGAH YANG KAN MENJUNGKIR BALIKAN ..HEGEMONI.. KERAJAAN ARAB SAUDI DAN BARAT ... KEOADA... KONDISI KEKUATAN BARU... ISLAM YANG LEBIH SOLID DAN KOKOH...??>> INSYA ALLAH AKAN SEGERA TERWUJUD DALAM DEKADE BERIKUTNYA... ???>>> ........ SECARA SEPINTAS... SEPERTI ADA KESAMAAN ATAW PARALEL.... JALAN PEMIKIRAN BUNG KARNO... DENGAN KONSEP REVOLUSI KHOMAENI DI REPUBLIK ISLAM IRAN.... ??? !!! >>> PADAHAL ZAMAN DAN MASA TANTANGAN SEPERTINYA BERBEDA...??? >>> SEMOGA MENJADI PELAJARAN DAN HIKMAH PERBANDINGAN SEJARAH KEPEMIMPINAN BUNG KARNO DENGAN KONSEP ANTI KOLONIALISME DAN ANTI IMPERIALISME.. BAHKAN ANTI NEO KOLONIALISME DAN ANTI NEO IMPERIALISME... SERTA GERAKAN... NON BLOK ATAW THE NEW EMERGING FORCES (NEFOS)... MELAWAN THE OLD EMERGING FORCES (OLDEFOS).... DENGAN KONSEP REVOLUSI REPUBLIK ISLAM IRAN .. YANG KONTEMPORER...??>>>> .... HAYYOO BELAJAR DENGAN SEJARAH.... !!! >>> HOUTSI.... DAN MILITER YAMAN BERHASIL MENGUASAI PEMERINTAHAN... ??!! >>> DAN ALUR POLITIK DI SELATAN SAUDI ARABIA.. AKAN BERBEDA DENGAN MESIR DAN SAUDI DAN TURKI DAN GCC....??? >> SEKARANG KEKUATAN DI SEMENANJUNG ARABIA.. YANG DAHULU DIKUASAI KELOMPOK SUNI WAHABI... YANG DI OMANDANI SAUDI ARABIA DAN RAJA2 ARAB DAN PANGERAN DAN AMIR2... DI NEGARA TELUK SEPERTINYA AKAN BERUBAH... SERTA PETA KEKUATAN BARAT.. AKAN MENDAPAT TEKANAN LEBIH BERAT LAGI.. TERUTAMA POROS AS- ISRAEL DAN SAUDI ARABIA...?? ...>> KONON MUQOWAMA.. AKAN SEMAKIN KUAT.. DAN SEMAKIN SOLID.. ???....!!! ...... “Hari ini Yaman telah memiliki format pemerintahan yang merepresentasikan pemerintahan kerja sama dan kesetaraan, setelah merealisasikan revolusi yang memenuhi tuntutan rakyat ini”, kata Abdul Malik Al-Houtsi......>>>...... seraya memuji Tentara Nasional Yaman yang “menolak untuk menghadapi” milisi pemberontak Syiah Houtsi, Abdul Malik Al-Houtsi juga menyampaikan terima kasihnya kepada suku-suku gerakan militer Syiah Houtsi. ...>>> ...Pemimpin milisi pemberontak Syiah Houtsi, Abdul Malik Al-Houtsi, mengungkapan ucapan terima kasih kepada Tentara Nasional Yaman dan suku-suku yang mendukung pergerakan dan serangan milisi tersebut, sehingga mereka berhasil menduduki ibukota Shan’a, Al-Jazeera melaporkan. ...>>> .... Milisi pemberontak Syiah Houtsi berhasil memaksa rezim boneka Yaman untuk menyusun pemerintahan baru, dengan banyak tokoh Syiah Houtsi di dalamnya. Namun milisi Syiah Houtsi tidak menarik keluar pasukannya dari ibukota Shan’a. Milisi Syiah Houtsi justru melakukan penggerebekan dan penyitaan terhadap rumah dan kantor tokoh-tokoh partai Islam seperti Hizbul Ishlah Al-Yamani. Milisi Syiah Houtsi mendapat dukungan militer, politik dan ekonomi dari rezim Syiah Iran. Amerika Serikat dan Arab Saudi nampaknya meridhai eksistensi milisi Syiah Houtsi Yaman, sebagai lawan bagi mujahidin AQAP. Amerika Serikat dan Arab Saudi mendorong rezim boneka Yaman untuk melakukan operasi militer besar-besaran terhadap mujahidin AQAP di Yaman selatan dan Yaman timur. Sebaliknya mereka memberi keleluasaan sepenuhnya kepada milisi Syiah Houtsi untuk merebut wilayah-wilayah Yaman utara, bahkan ibukota Shan’a...>> ....Koresponden Al-Jazeera melaporkan milisi pemberontak Syiah Houtsi Yaman berhasil menguasai kantor pemerintahan, gedung Departemen Pertahanan Yaman, Markas Komando Umum Pasukan Nasional Yaman, markas Batalion IV dan Batalion VI, serta Bank Central Yaman di ibukota Shan’a. Milisi Syiah Houtsi juga menduduki gedung Radio Nasional tanpa pertempuran, setelah pasukan boneka rezim Yaman meninggalkan posisi mereka. Sumber-sumber di ibukota Shan’a juga menegaskan bahwa milisi Syiah Houtsi telah menguasai gedung Departemen Informasi dan Departemen Kesehatan. Juru bicara milisi pemberontak Syiah Houtsi, Muhammad Abdus Salam, melalui akunnya di media sosial juga mengatakan kelompoknya berhasil menduduki markas Divisi Lapis Baja I, yaitu markas Jendral Ali Muhsin Al-Ahmar, yang nampaknya berhasil meloloskan diri dari penangkapan milisi Syiah Houtsi..... >>> ... Pemimpin tertinggi Revolusi Iran Ali Khamenei mengatakan bahwa cara terbaik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh negara-negara regional adalah dengan mencegah AS ikut campur dalam urusan internal mereka...>> ...Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad (29/5) pagi dalam pertemuan dengan para anggota parlemen Majles Shura Islami Periode Kedelapan menjelaskan skenario musuh untuk melumpuhkan perekonomian Iran, menyulut perselisihan di antara para petinggi negara, serta melemahkan keimanan dan keyakinan kepada Islam. Seraya menekankan toleransi dan kerjasama antara parlemen dan pemerintah, beliau juga menyebut undang-undang sebagai penentu akhir dari setiap masalah. Ayatullah al-Udzma Khamenei memuji sikap parlemen yang tegas, jelas dan membanggakan terhadap sikap ambisius Amerika Serikat (AS) dan kubu arogansi. Beliau menyebut kejelian rakyat Iran dalam memahami dengan baik konstelasi dunia dan ambisi busuk kubu hegemoni sebagai anugerah Ilahi. “Tujuan utama propaganda masif sistem kediktatoran intenasional adalah untuk mengeruhkan suasana dan mencegah kearifan dan kepandaian bangsa-bangsa dunia, tetapi bangsa Iran semakin hari semakin arif dan bijak,” imbuh beliau....>> ...“Salah satu pencapaian terbesar kami adalah penetrasi ke dalam sistem intelijen Mossad yang memungkinkan kami untuk mengenali karakter langkah-langkah mereka,” ujar menteri Iran....>> ...“Jaringan mata-mata dan teror bekerja sebagai sel yang berarti mereka tidak punya informasi tentang aktivitas satu sama lain dan mereka juga tidak saling mengenal,” ujar Moslehi. Dia juga memperingatkan ancaman terhadap ilmuwan-ilmuwan top di negara-negara kawasan, mengatakan, “Semua ilmuwan terdepan berisiko terhadap ancaman dari badan keamanan rezim Zionis.”..>> ..Wilkinson membuka mulut setelah sumber utama yang dijadikan dasar laporan Powell untuk menginvasi Irak yang dipresentasikan di hadapan Dewan Keamanan PBB Februari 2003 lalu mengakui bahwa dirinya berbohong. Rafid Ahmed Alwan al-Janabi yang diberi nama sandi “Curveball” oleh CIA sebelumnya mengaku bahwa dia membiarkan imajinasinya bergerak liar dengan klaim mengenai Saddam Hussein dan dirinya berbohong demi menggulingkan rezim Saddam...>> ...Powell pernah mengatakan dirinya ingin tahu mengapa keraguan mengenai Curveball tidak dikemukakan sebelum ia menyampaikan pidato yang dianggap sebagai salah satu faktor penting untuk membujuk negara-negara lain agar mendukung invasi ke Irak. Tapi, Wilkinson mengatakan bahwa meskipun Powell mengetahui kebohongan itu, pada akhirnya semua tidak akan jauh berbeda. “Meski tidak ada Curveball sekalipun, kami masih akan pergi berperang karena George W Bush dan Dick Cheney memang ingin melakukannya,” pungkasnya.*..>>

pemimpin houtsi





Pemimpin milisi Syiah Houtsi: Kami menang dengan dukungan tentara Yaman


SHAN’A (Arrahmah.com) –  

Pemimpin milisi pemberontak Syiah Houtsi, Abdul Malik Al-Houtsi, mengungkapan ucapan terima kasih kepada Tentara Nasional Yaman dan suku-suku yang mendukung pergerakan dan serangan milisi tersebut, sehingga mereka berhasil menduduki ibukota Shan’a, Al-Jazeera melaporkan.

Setelah memuji Tentara Nasional Yaman yang “menolak untuk menghadapi” milisi pemberontak Syiah Houtsi, Abdul Malik Al-Houtsi juga menyampaikan terima kasihnya kepada suku-suku gerakan militer Syiah Houtsi.

“Hari ini Yaman telah memiliki format pemerintahan yang merepresentasikan pemerintahan kerja sama dan kesetaraan, setelah merealisasikan revolusi yang memenuhi tuntutan rakyat ini”, kata Abdul Malik Al-Houtsi.

Dalam pidato yang disampaikannya dari propinsi Sha’dah, Yaman utara, pada hari Selasa (23/9/2014), Abdul Malik Al-Houtsi mengatakan, “kaum revolusioner telah meraih kesuksesan dan kemenangan bagi rakyat dan semua elemen rakyat Yaman”.

Milisi pemberontak Syiah Houtsi dengan mudah menguasai ibukota Shan’a pada hari Ahad (21/9/2014). Sejumlah tokoh penting dalam pemerintahan boneka Yaman, diantaranya Menteri Dalam Negeri, telah memerintahkan tentara untuk tidak melawan dan bahkan bekerja sama dengan milisi Syiah Houtsi.

Milisi pemberontak Syiah Houtsi merayakan kemenangan mereka di ibukota Shan’a dengan meriah. Pada hari yang sama milisi Syiah Houtsi melakukan penggeledehan dan penggerebekan terhadap rumah para politikus dan tokoh yang menentang mereka di ibukota Shan’a, Al-Jazeera.

Milisi pemberontak Syiah Houtsi berhasil memaksa rezim boneka Yaman untuk menyusun pemerintahan baru, dengan banyak tokoh Syiah Houtsi di dalamnya. Namun milisi Syiah Houtsi tidak menarik keluar pasukannya dari ibukota Shan’a. Milisi Syiah Houtsi justru melakukan penggerebekan dan penyitaan terhadap rumah dan kantor tokoh-tokoh partai Islam seperti Hizbul Ishlah Al-Yamani.

Milisi Syiah Houtsi mendapat dukungan militer, politik dan ekonomi dari rezim Syiah Iran. Amerika Serikat dan Arab Saudi nampaknya meridhai eksistensi milisi Syiah Houtsi Yaman, sebagai lawan bagi mujahidin AQAP. Amerika Serikat dan Arab Saudi mendorong rezim boneka Yaman untuk melakukan operasi militer besar-besaran terhadap mujahidin AQAP di Yaman selatan dan Yaman timur. Sebaliknya mereka memberi keleluasaan sepenuhnya kepada milisi Syiah Houtsi untuk merebut wilayah-wilayah Yaman utara, bahkan ibukota Shan’a.

(muhib al majdi/arrahmah.com)
Source: http://www.arrahmah.com/news/2014/09/24/pemimpin-milisi-syiah-houtsi-kami-menang-dengan-dukungan-tentara-yaman.html


Milisi Syiah Houtsi merebut kantor-kantor pemerintahan dan markas militer di Shan’a





yo milisi



SHAN’A (Arrahmah.com) –  http://heniputra.biz/blog/milisi-syiah-houtsi-merebut-kantor-kantor-pemerintahan-dan-markas-militer-di-shana.html

Milisi pemberontak Syiah Houtsi pada hari Ahad (21/9/2014) merebut sejumlah kantor pemerintahan dan markas militer strategis di ibukota Shan’a. Hal itu terjadi setelah sejumlah ledakan keras dan pertempuran sengit antara milisi pemberontak Syiah Houtsi dan pasukan rezim boneka Yaman, Al-Jazeera melaporkan.

Sumber-sumber keamanan di ibukota Shan’a mengatakan milisi Syiah Houtsi memindahkan panser-panser yang berhasil mereka rebut, dari ibukota Shan’a ke propinsi Imran, Yaman utara.

Koresponden Al-Jazeera melaporkan milisi pemberontak Syiah Houtsi Yaman berhasil menguasai kantor pemerintahan, gedung Departemen Pertahanan Yaman, Markas Komando Umum Pasukan Nasional Yaman, markas Batalion IV dan Batalion VI, serta Bank Central Yaman di ibukota Shan’a. Milisi Syiah Houtsi juga menduduki gedung Radio Nasional tanpa pertempuran, setelah pasukan boneka rezim Yaman meninggalkan posisi mereka.

Sumber-sumber di ibukota Shan’a juga menegaskan bahwa milisi Syiah Houtsi telah menguasai gedung Departemen Informasi dan Departemen Kesehatan.

Juru bicara milisi pemberontak Syiah Houtsi, Muhammad Abdus Salam, melalui akunnya di media sosial juga mengatakan kelompoknya berhasil menduduki markas Divisi Lapis Baja I, yaitu markas Jendral Ali Muhsin Al-Ahmar, yang nampaknya berhasil meloloskan diri dari penangkapan milisi Syiah Houtsi.

Milisi Syiah Houtsi Yaman mendapatkan dukungan militer, ekonomi dan politik dari rezim Syiah Iran. Gerakan pemberontak dan teroris Syiah Yaman ini “dibiarkan” saja oleh rezim boneka Yaman, yang memfokuskan diri bekerja sama dengan salibis Amerika dalam memerangi mujahidin AQAP di Yaman selatan dan Yaman timur. Kini rezim boneka Yaman menuai hasilnya, dengan jatuhnya sebagian besar gedung pemerintahan dan militer di ibukota Yaman ke tangan milisi pemberontak Syiah Houtsi. (muhib al majdi/arrahmah.com)

Source: http://www.arrahmah.com/news/2014/09/22/milisi-syiah-houtsi-merebut-kantor-kantor-pemerintahan-dan-markas-militer-di-shana.html


Pertahanan Suci Perspektif Ayatullah Khamenei
https://www.facebook.com/zainal.ariefin.18

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, pengalaman era Pertahanan Suci membuktikan bahwa Iran dapat menghadapi sistem hegemoni dunia dengan bekal iman dan tawakkal kepada Allah Swt.

Rahbar menyampaikan hal itu selama pertemuan dengan sejumlah komandan senior militer dan polisi pada hari Rabu (24/9/2014) di Tehran.

Ayatullah Khamenei menganggap masa delapan tahun Pertahanan Suci sebagai sumber martabat bagi bangsa Iran. Beliau menuturkan, "Pengalaman delapan tahun Pertahanan Suci menunjukkan bahwa dengan semua keterbatasan dan tekanan, minimnya sumber daya finansial, dan banyak masalah lain, Iran mampu menghadapi kubu arogan dan ambisi kekuatan dunia dengan mengandalkan tekad dan bertawakkal kepada Tuhan."

Perang yang dipaksakan oleh rezim Baath Irak terhadap Iran, merupakan hasil dari kemarahan musuh pasca kemenangan Revolusi Islam di Iran. Musuh mengobarkan permusuhan terhadap Iran sejak hari-hari pertama kemenangan revolusi.

Kemenangan Revolusi Islam di Iran telah mengubah perimbangan global dan Republik Islam Iran tampil di panggung dunia sebagai sebuah pemain independen dan keluar dari perimbangan yang berlaku di Timur dan Barat.

Revolusi Islam di Iran membuktikan bahwa dengan keterlibatan langsung masyarakat, Tehran mampu menghadapi kubu arogan dunia dan bersikap independen. Sifat merakyat dan tuntutan independensi merupakan esensi utama Revolusi Islam Iran dan unsur tersebut memainkan peran penting selama 35 tahun sejarah Revolusi Islam.

Bangsa Iran dengan segala hambatan, tantangan dan sanksi ilegal Barat, mampu melewati semua rintangan dengan mengandalkan iman dan tawakkal kepada Tuhan serta memegang teguh slogan populer Imam Khomeini ra yaitu, "Kita bisa." Slogan itu teraktualisasi dalam berbagai bentuk dan tindakan sepanjang delapan tahun Pertahanan Suci.

Musuh-musuh Iran membentuk front militer yang luas untuk menghentikan laju revolusi yang masih seumur jagung dan mulai menjadi inspirasi bagi bangsa- bangsa lain. Front itu bertujuan untuk memperlemah dan melecehkan harga diri sistem Islami serta menciptakan peluang untuk meruntuhkan sistem Republik Islam Iran. Akan tetapi menurut ungkapan Ayatullah Khamenei, sistem Islami dan bangsa Iran bangkit melawan front musuh dan mereka keluar sebagai pemenang di tengah semua keterbatasan.

Kemenangan iman, tekad, dan tawakkal bangsa Iran dalam menghadapi sistem hegemoni pada masa Pertahanan Suci, telah menjadi pondasi untuk kemajuan pemerintah Republik Islam Iran. Bangsa Iran dalam bentangan sejarah Revolusi Islam mengukir sejumlah prestasi besar dalam menghadapi konspirasi musuh.

Meskipun berada di bawah tekanan dan sanksi, Republik Islam berhasil meraih sejumlah prestasi di bidang produksi peralatan pertahanan dan rudal canggih, kedokteran, nuklir dan nano. Semua pencapaian itu merupakan bentuk Pertahanan Suci lain bagi Iran.

Semua pengalaman berharga di berbagai bidang telah mengubah Iran menjadi sebuah negara berpengaruh dalam percaturan regional dan internasional.

Selain itu, bangsa-bangsa regional dan manusia merdeka mulai percaya diri untuk menentang arogansi dengan cara yang dilakukan oleh bangsa Iran.


Rabu, 24 September 2014 

Pertahanan Suci Perspektif
Ayatullah Khamenei

 Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, pengalaman era Pertahanan Suci membuktikan bahwa Iran dapat menghadapi sistem hegemoni dunia dengan bekal iman dan tawakkal kepada Allah Swt.

Rahbar menyampaikan hal itu selama pertemuan dengan sejumlah komandan senior militer dan polisi pada hari Rabu (24/9/2014) di Tehran.

Ayatullah Khamenei menganggap
masa delapan tahun Pertahanan Suci sebagai sumber martabat bagi
bangsa Iran. Beliau menuturkan,
"Pengalaman delapan tahun Pertahanan Suci menunjukkan bahwa dengan semua keterbatasan dan tekanan, minimnya sumber daya finansial, dan banyak masalah lain, Iran mampu menghadapi kubu arogan dan ambisi kekuatan dunia dengan mengandalkan tekad dan bertawakkal kepada Tuhan."

Perang yang dipaksakan oleh rezim
Baath Irak terhadap Iran, merupakan hasil dari kemarahan musuh pasca kemenangan Revolusi Islam di Iran. Musuh mengobarkan permusuhan
terhadap Iran sejak hari-hari
pertama kemenangan revolusi.

Kemenangan Revolusi Islam di Iran
telah mengubah perimbangan global dan Republik Islam Iran tampil di panggung dunia sebagai sebuah pemain independen dan keluar dari perimbangan yang berlaku di Timur dan Barat.

Revolusi Islam di Iran membuktikan
bahwa dengan keterlibatan langsung masyarakat, Tehran mampu menghadapi kubu arogan dunia dan bersikap independen. Sifat merakyat dan tuntutan independensi merupakan esensi utama Revolusi Islam Iran dan unsur tersebut memainkan peran penting selama 35 tahun sejarah Revolusi Islam.

Bangsa Iran dengan segala
hambatan, tantangan dan sanksi
ilegal Barat, mampu melewati
semua rintangan dengan
mengandalkan iman dan tawakkal
kepada Tuhan serta memegang
teguh slogan populer Imam Khomeini ra yaitu, "Kita bisa." Slogan itu teraktualisasi dalam berbagai bentuk dan tindakan sepanjang delapan tahun Pertahanan Suci.

Musuh-musuh Iran membentuk front militer yang luas untuk
menghentikan laju revolusi yang
masih seumur jagung dan mulai
menjadi inspirasi bagi bangsa-
bangsa lain. Front itu bertujuan
untuk memperlemah dan
melecehkan harga diri sistem Islami serta menciptakan peluang untuk meruntuhkan sistem Republik Islam Iran. Akan tetapi menurut ungkapan Ayatullah Khamenei, sistem Islami dan bangsa Iran bangkit melawan front musuh dan mereka keluar sebagai pemenang di tengah semua keterbatasan.

Kemenangan iman, tekad, dan
tawakkal bangsa Iran dalam
menghadapi sistem hegemoni pada
masa Pertahanan Suci, telah menjadi pondasi untuk kemajuan pemerintah Republik Islam Iran. Bangsa Iran dalam bentangan sejarah Revolusi Islam mengukir sejumlah prestasi besar dalam menghadapi konspirasi musuh.

Meskipun berada di bawah tekanan
dan sanksi, Republik Islam berhasil
meraih sejumlah prestasi di bidang
produksi peralatan pertahanan dan
rudal canggih, kedokteran, nuklir dan nano. Semua pencapaian itu
merupakan bentuk Pertahanan Suci
lain bagi Iran.

Semua pengalaman berharga di
berbagai bidang telah mengubah Iran menjadi sebuah negara berpengaruh dalam percaturan regional dan internasional.
Selain itu, bangsa-bangsa regional
dan manusia merdeka mulai percaya diri untuk menentang arogansi dengan cara yang dilakukan oleh bangsa Iran.

Menurut penuturan Ayatullah Khamenei, "Melalui perlawanan bangsa Iran selama delapan tahun Pertahanan Suci, kebanyakan tokoh berpengaruh dan pemikiran-pemikiran aktif di negara-negara Islam dan non- Muslim telah mencapai keyakinan yang kuat untuk melakukan perlawanan tangguh dengan tangan kosong." (IRIB Indonesia/RM)
 
Menurut penuturan Ayatullah Khamenei, "Melalui perlawanan bangsa Iran selama delapan tahun Pertahanan Suci, kebanyakan tokoh berpengaruh dan pemikiran-pemikiran aktif di negara-negara Islam dan non- Muslim telah mencapai keyakinan yang kuat untuk melakukan perlawanan tangguh dengan tangan kosong." (IRIB Indonesia/RM)




Rabu, 24 September 2014
Boroujerdi: Agresi AS ke Suriah Melanggar Hukum Internasional
https://www.facebook.com/
 
Ketua Komisi Keamanan nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Alaeddin Borouejerdi menilai serangan Amerika Serikat ke wilayah Suriah bertentangan dengan hukum internasional.

Boroujerdi Rabu (24/9) dalam wawancaranya dengan Koran Javan dan dalam reaksinya atas serangan Amerika ke Suriah menandaskan, pengumuman resmi bantuan kepada kubu anti Suriah oleh petinggi Amerika sangat bertentangan dengan kebijakan negara ini dalam menyerang ISIS.

“ISIS, produk kebijakan AS di Suriah dan Irak. Oleh karena itu, dunia tidak menganggap serius serangan Washington terhadap pos-pos ISIS,” tambah Boroujerdi.

Ia menjelaskan, tujuan dari operasi militer Amerika di Suriah terhadap pos-pos ISIS sepenuhnya mencurigakan.

Boroujerdi mengatakan, Amerika jika jujur tengah memerangi ISIS sebagai sebuah kelompok teroris, maka solusi terbaik adalah memberi senjata tercanggih kepada pemerintah Irak dan Suriah.

AS bersama sejumlah sekutu kawasannya sejak hari Senin menggelar serangan udara ke Suriah dengan dalih memerangi ISIS. (IRIB Indonesia/MF/RM)
Rabu, 24 September 2014

Boroujerdi: Agresi AS ke Suriah
Melanggar Hukum Internasional

Ketua Komisi Keamanan nasional
dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Alaeddin Borouejerdi menilai serangan Amerika Serikat ke wilayah Suriah bertentangan dengan hukum internasional.

Boroujerdi Rabu (24/9) dalam
wawancaranya dengan Koran Javan dan dalam reaksinya atas serangan Amerika ke Suriah menandaskan, pengumuman resmi bantuan kepada kubu anti Suriah oleh petinggi Amerika sangat bertentangan dengan kebijakan negara ini dalam menyerang ISIS.

“ISIS, produk kebijakan AS di Suriah dan Irak. Oleh karena itu, dunia tidak menganggap serius serangan Washington terhadap pos-pos ISIS,” tambah Boroujerdi.

Ia menjelaskan, tujuan dari operasi
militer Amerika di Suriah terhadap
pos-pos ISIS sepenuhnya
mencurigakan.

Boroujerdi mengatakan, Amerika jika jujur tengah memerangi ISIS sebagai sebuah kelompok teroris, maka solusi terbaik adalah memberi senjata tercanggih kepada
pemerintah Irak dan Suriah.

AS bersama sejumlah sekutu kawasannya sejak hari Senin
menggelar serangan udara ke Suriah dengan dalih memerangi ISIS. (IRIB Indonesia/MF/RM)










Rabu, 24 September 2014
 

Sekjen Hizbullah: 
AS tidak Punya Kelayakan Moral Perangi Terorisme

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Lebanon dalam pidatonya, Selasa (23/9) malam mengatakan, Amerika Serikat tidak memiliki kelayakan moral untuk memerangi terorisme.

Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen Hizbullah terkait upaya Amerika dalam membentuk aliansi yang diklaimnya untuk memerangi kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS, mengatakan, 

“Hizbullah menentang ISIS dan seluruh gerakan Takfiri dan berperang dengan mereka. Pasukan Hizbullah siap mengorbankan jiwanya untuk berperang dengan kelompok-kelompok yang membunuhi masyarakat dan menjadi ancaman bagi warga dan bangsa-bangsa kawasan.”

Dalam pidato yang disiarkan langsung stasiun televisi Alalam itu, Nasrullah menegaskan, “Sikap kami terkait aliansi internasional tidak ada hubungannya dengan sikap kami terkait ISIS, kami secara prinsip menentang aliansi internasional baik yang anti-Suriah, ISIS ataupun selain ISIS.

Terkait masalah itu kami memiliki prinsip yang tidak dapat berubah, kami tidak dapat menerima jika Lebanon menjadi bagian dari aliansi internasional tersebut.”

Amerika, kata Nasrullah, adalah sumber utama terorisme pendukungnya dan pendukung rezim Zionis Israel. Washington berperan dalam pembentukan kelompok- kelompok teroris dan secara moral ia tidak memiliki kapabilitas untuk memerangi terorisme.

“Di satu sisi, aliansi ini, seperti yang kerap disampaikan Barack Obama, Presiden Amerika, dibentuk untuk melindungi kepentingan Amerika dan kami sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan kepentingan Amerika.

Aliansi yang dibentuk untuk kepentingan Amerika dan mengesampingkan kepentingan-
kepentingan bangsa lain, tidak penting bagi kami, dan kami tidak akan ikut serta di dalamnya,” ujar Nasrullah.


Menurut Sekjen Hizbullah itu, pembentukan aliansi internasional ini merupakan peluang bagi Amerika untuk menduduki kembali kawasan dan Amerika sedang membangun pangkalan-pangkalan baru atau memaksakan strateginya di kawasan.

Nasrullah juga berbicara soal tentara-tentara Lebanon yang diculik di wilayah Arsal. Ia mengatakan,

“Saat ini sedang ditunjukkan upaya pengaburan, praktek kemunafikan politik dan propaganda terkait masalah tentara-tentara Lebanon yang diculik. Akan tetapi kami dengan jujur berdiri di samping keluarga korban penculikan dan membela hak-hak mereka. Masalah penculikan tentara Lebanon adalah masalah nasional, moral dan kemanusiaan yang terkait dengan seluruh warga Lebanon dan tidak hanya dengan satu partai tertentu.” (IRIB Indonesia/HS)
Rabu, 24 September 2014
 
Rabu, 24 September 2014 

Sekjen Hizbullah: 
AS tidak Punya Kelayakan Moral Perangi Terorisme

Sekretaris Jenderal Hizbullah,
Lebanon dalam pidatonya, Selasa
(23/9) malam mengatakan, Amerika Serikat tidak memiliki kelayakan moral untuk memerangi terorisme.

Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen
Hizbullah terkait upaya Amerika
dalam membentuk aliansi yang
diklaimnya untuk memerangi
kelompok teroris Negara Islam Irak
dan Suriah, ISIS, mengatakan,

“Hizbullah menentang ISIS dan
seluruh gerakan Takfiri dan
berperang dengan mereka. Pasukan Hizbullah siap mengorbankan jiwanya untuk berperang dengan kelompok-kelompok yang membunuhi masyarakat dan menjadi ancaman bagi warga dan bangsa-
bangsa kawasan.”

Dalam pidato yang disiarkan
langsung stasiun televisi Alalam itu, Nasrullah menegaskan, “Sikap kami terkait aliansi internasional tidak ada hubungannya dengan sikap kami terkait ISIS, kami secara prinsip menentang aliansi internasional baik yang anti-Suriah, ISIS ataupun selain ISIS.

Terkait masalah itu kami memiliki prinsip yang tidak dapat berubah, kami tidak dapat menerima
jika Lebanon menjadi bagian dari
aliansi internasional tersebut.”

Amerika, kata Nasrullah, adalah
sumber utama terorisme pendukungnya dan pendukung rezim Zionis Israel. Washington berperan dalam pembentukan kelompok- kelompok teroris dan secara moral ia tidak memiliki kapabilitas untuk memerangi terorisme.

“Di satu sisi, aliansi ini, seperti yang
kerap disampaikan Barack Obama,
Presiden Amerika, dibentuk untuk
melindungi kepentingan Amerika dan kami sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan kepentingan Amerika.

Aliansi yang dibentuk untuk kepentingan Amerika dan mengesampingkan kepentingan-
kepentingan bangsa lain, tidak
penting bagi kami, dan kami tidak
akan ikut serta di dalamnya,” ujar
Nasrullah.

Menurut Sekjen Hizbullah itu,
pembentukan aliansi internasional
ini merupakan peluang bagi Amerika untuk menduduki kembali kawasan dan Amerika sedang membangun pangkalan-pangkalan baru atau memaksakan strateginya di kawasan.

Nasrullah juga berbicara soal
tentara-tentara Lebanon yang diculik di wilayah Arsal. Ia mengatakan,

“Saat ini sedang ditunjukkan upaya
pengaburan, praktek kemunafikan
politik dan propaganda terkait
masalah tentara-tentara Lebanon
yang diculik. Akan tetapi kami
dengan jujur berdiri di samping
keluarga korban penculikan dan
membela hak-hak mereka. Masalah
penculikan tentara Lebanon adalah
masalah nasional, moral dan
kemanusiaan yang terkait dengan
seluruh warga Lebanon dan tidak
hanya dengan satu partai
tertentu.” (IRIB Indonesia/HS)


Negara-negara Muslim Harus Keluar Dari Orbit AS

TEHERAN (Berita SuaraMedia) –  https://syiahali.wordpress.com/page/345/

Pemimpin tertinggi Revolusi Iran Ali Khamenei mengatakan bahwa cara terbaik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh negara-negara regional adalah dengan mencegah AS ikut campur dalam urusan internal mereka.

Negara-negara Muslim harus waspada dan menghentikan AS dari mengendalikan takdir mereka, ujar Khamenei dalam sebuah pidato di hadapan sejumlah pejabat Iran dan duta besar negara-negara Islam untuk Iran di Teheran

Ayatullah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa menghindari perselisihan adalah kewajiban bangsa dalam membela Islam, revolusi dan Iran. Beliau menambahkan, “Kubu-kubu yang beragam di dalam parlemen harus mengesampingkan kecenderungan masing-masing demi melaksanakan kewajibannya untuk melawan konspirasi jahat musuh dalam menebar perselisihan di negara ini.”

pemimpin spiritual Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan, kekuatan hegemonistik Barat di dunia semakin berkurang dan masa kejayaan mereka akan segera berakhir.

“Hari ini, negara-negara di Timur Tengah dan dunia Islam telah bangkit. Hegemoni dari pihak kuat akan segera berakhir dan kejatuhan bertahap mereka telah dimulai,” tandas pemimpin Iran itu dalam pertemuan dengan Komandan Angkatan Udara Iran dan sejumlah perwira lainnya

Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad (29/5) pagi dalam pertemuan dengan para anggota parlemen Majles Shura Islami Periode Kedelapan menjelaskan skenario musuh untuk melumpuhkan perekonomian Iran, menyulut perselisihan di antara para petinggi negara, serta melemahkan keimanan dan keyakinan kepada Islam. Seraya menekankan toleransi dan kerjasama antara parlemen dan pemerintah, beliau juga menyebut undang-undang sebagai penentu akhir dari setiap masalah.

Ayatullah al-Udzma Khamenei memuji sikap parlemen yang tegas, jelas dan membanggakan terhadap sikap ambisius Amerika Serikat (AS) dan kubu arogansi. Beliau menyebut kejelian rakyat Iran dalam memahami dengan baik konstelasi dunia dan ambisi busuk kubu hegemoni sebagai anugerah Ilahi. “Tujuan utama propaganda masif sistem kediktatoran intenasional adalah untuk mengeruhkan suasana dan mencegah kearifan dan kepandaian bangsa-bangsa dunia, tetapi bangsa Iran semakin hari semakin arif dan bijak,” imbuh beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa parlemen dan pemerintah harus tetap pada sikap dan pendiriannya yang tegas dan kokoh di hadapan musuh-musuh Islam dan Iran. Beliau mengatakan, konfrontasi antara Republik Islam dan kubu arogansi akan terus berlanjut sampai kaum arogan merasa putus asa untuk melumpuhkan revolusi Islam. Tentunya, berkat bimbingan dan inayah Ilahi, dan berkat resistensi rakyat dan pemerintah, dalam konfrontasi ini Republik Islam semakin kuat sementara posisi musuh kian melemah.

Menurut beliau, kejelian dalam memprediksi dan membaca skenario kubu hegemoni serta menyusun program dan bertindak secara benar dalam menghadapinya akan berujung pada kegagalan pasti pihak musuh. Mengenai skenario kubu arogansi saat ini, beliau menegaskan, “Musuh secara terbuka memfokuskan diri pada masalah ekonomi untuk melumpuhkan sendi-sendi perekonomian Iran dan membuat rakyat pesimis. Orientasi musuh yang terbuka ini semestinya menjadi peringatan bagi parlemen, pemerintah dan semua pejabat negara di seluruh instansi untuk memfokuskan diri pada apa saja yang mesti dilakukan pada tahun yang telah dinamakan sebagai Tahun Jihad Ekonomi ini.”

Rahbar lebih lanjut menyatakan bahwa target kedua kubu hegemoni adalah menciptakan perselisihan di antara instansi-instansi pengelolaan negara. “Para pejabat negara harus sadar dan jangan membiarkan perbedaan pandangan berubah menjadi friksi dan konflik,” kata beliau mengingatkan.

Menyinggung fitnah pasca pemilu 2009, beliau mengatakan, “Dengan pandangan yang paling lunak sekalipun, para pelaku fitnah tetap berdosa besar karena telah mengubah keraguan pikiran mereka menjadi isu untuk melawan pemerintahan dan melakukan tindakan yang merugikan pemerintahan dan negara.”

Ayatullah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa menghindari perselisihan adalah kewajiban bangsa dalam membela Islam, revolusi dan Iran. Beliau menambahkan, “Kubu-kubu yang beragam di dalam parlemen harus mengesampingkan kecenderungan masing-masing demi melaksanakan kewajibannya untuk melawan konspirasi jahat musuh dalam menebar perselisihan di negara ini.”

Target ketiga dari skenario musuh saat ini yang disinggung Rahbar dalam pembicaraan tersebut adalah upaya melemahkan keimanan dan keyakinan Islam serta penyusupan pemikiran sesat atau semi sesat di tengah rakyat Iran dan bangsa-bangsa Muslim. Mengenai hal ini beliau menyinggung propaganda media Barat dalam skala yang sangat luas untuk mempengaruhi pemikiran para pemuda Mesir, Tunisia dan berbagai negara lainnya di kawasan.

“Penyebaran berbagai jenis amoralitas dan pemaparan keraguan pada keyakinan agama adalah target jelas dari skenario kubu hegemoni yang komprehensif terhadap Iran dan gerakan kebangkitan Islam di kawasan,” imbuh beliau.

Mengenai apa yang mesti dilakukan untuk melawan skenario ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, “Tak diragukan bahwa pemerintahan Islam dengan kekayaan modal filosofis dan keimanannya yang kuat ditambah sumber daya manusia yang loyal dan cakap, punya kemampuan yang cukup untuk menghadapi skenario multidimensi ini, dengan syarat kita selalu memperhatikan dua hal.”

Beliau menambahkan, dua hal yang harus diperhatikan dalam menghadapi serangan sistematis musuh adalah menghindari kelalaian dan takabur.

Rahbar mengingatkan, “Jika kita lalai akan tugas-tugas utama dan menyibukkan diri dengan masalah-masalah parsial atau merasa takabur dengan meremehkan musuh, maka bahaya nyata yang mengancam kita adalah kekalahan dalam menghadapi musuh.”

Beliau mengimbau 290 anggota parlemen, seluruh pejabat pemerintahan dan lembaga kehakiman serta segenap rakyat Iran untuk bersikap pandai di arena ini. Beliau mengatakan, siapa saja dan dimana saja bertugas harus selalu merasa bahwa dirinya berada di arena konfrontasi besar bangsa Iran melawan musuh-musuh Islam dan revolusi. Dengan pandangan inilah ia mesti melaksanakan apa yang menjadi tugasnya.

Ayatullah al-Udzma Khamenei lebih lanjut menjelaskan keharusan untuk bersikap pandai dalam menghadapi agenda kubu hegemoni baik yang tersembunyi maupun yang diumumkan secara terbuka. Beliau menandaskan, seperti yang dikatakan Imam Khomeini, setiap tindakan yang membawa orang bergerak sesuai skenario yang dimaukan musuh dan menyebabkan kerugian bagi negara dan bangsa adalah dosa besar yang tak akan dibiarkan oleh Allah Swt. Sebab taubat untuk tindakan seperti ini dan mengganti kerugian yang dialami rakyat akibat kelalaian dan kesalahan ini tidak mungkin bisa terpenuhi.

Beliau mengingatkan, adalah realita yang alami jika musuh selalu mencari kesempatan untuk bisa memukul dan melumpuhkan bangsa Iran. “Karena itu, kejelian dan kesadaran harus tetap dijaga dan diperkuat,” tegas beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam di bagian lain pembicaraannya mengangkat masalah ketaqwaan kolektif yang harus mengiringi ketaqwaan individu. Beliau menjelaskan, setiap kelompok dan komunitas selain menjaga ketaqwaan masing-masing individunya juga harus memiliki ketaqwaan kolektif. Sebab, jika tidak demikian, orang yang bertaqwa di dalam sebuah kelompok bisa terseret ke dalam penyimpangan dan kesalahan karena kesalahan umum yang ada di komunitasnya.

Salah satu manifestasi dari ketaqwaan kolektif, menurut beliau, adalah program pengawasan parlemen terhadap parlemen. Beliau mengatakan, “Memang ada suara-suara yang menentang dam menyebut program ini bertentangan dengan kebebasan wakil rakyat. Tetapi faktanya bukan demikian. Sebab filosofis dari program ini adalah untuk mengawasi kinerja dan mencegah kemungkinan penyelewengan sebagian anggota parlemen. Program ini adalah upaya untuk mencegah jangan sampai lembaga negara yang sangat penting dalam konstitusi dan yang disebut oleh Imam Khomeini sebagai lembaga dengan kedudukan tinggi ternodai citranya karena perilaku sebagian oknum anggotanya.”

Rahbar menyinggung pula pemilihan umum legislatif yang tak lama lagi akan diselenggarakan untuk memilih anggota parlemen periode kesembilan. Beliau mengatakan, “Anda semua harus mawas diri, jangan sampai tugas legislasi tersendat karena upaya mencari dukungan untuk kembali terpilih sebagai anggota parlemen periode mendatang.”

Beliau juga menasehati semua pihak untuk tidak mendekati para pemilik kekuasaan dan kekayaan karena hal itu adalah bahaya yang besar. Beliau menandaskan, “Allah tak akan menutup mata dari perbuatan buruk orang yang mendekati para pemilik kekuasaan dan kekayaan hanya demi meraih kedudukan sebagai anggota parlemen periode mendatang. Balasan Allah pasti akan datang kepadanya. Tindakan seperti itu jelas akan menimbulkan kesan yang buruk di tengah masyarakat.”

Ayatullah al-Udzma Khamenei menekankan kembali kerjasama dan toleransi yang mesti diperkokoh antara parlemen dan pemerintah.

Mengenai pemilu beliau menyatakan bahwa pelaksanaan 30 pemilu dalam tiga dekade revolusi Islam adalah kebanggaan bagi pemerintahan Islam yang menandakan bahwa pemerintahan ini dibangun di atas fondasi kerakyatan. Lebih lanjut beliau mengingatkan untuk menghormati pemilu dan hasilnya. “Tidak ada seorangpun yang berhak intervensi dalam masalah pemilu sehingga pemilihan umum bisa terlaksana sesuai aturan dan parlemen baru terbentuk dengan suara dan pilihan rakyat,” kata beliau.

Di awal pembicaraan, Ketua Parlemen Ali Larijani menyampaikan laporan singkat tentang kinerja lembaga yang dipimpinnya selama tiga tahun ini. Larijani mengatakan, dalam tiga tahun masa tugasnya, parlemen periode kedelapan telah mengesahkan 238 undang-undang dan menyusun 42 laporan pengawasan lembaga-lembaga negara serta yang berkenaan dengan masalah-masalah penting di negara ini.

Larijani menegaskan bahwa parlemen berkomitmen untuk membela hak-hak rakyat dalam pelaksanaan undang-undang.

Ketua Parlemen menyinggung pula pernyataan sejumlah anggota parlemen terkait berbagai masalah terkini di Iran seraya mengatakan, para wakil rakyat memiliki sikap yang tegas menghadapi ambisi kubu hegemoni dan kerakusan AS dan komitmen untuk membela Islam dan revolusi.

 Mengomentari pergolakan rakyat di Timur Tengah dan Afrika Utara, Ayatollah Khamenei mengatakan, gerakan luar biasa hebat seperti itu bukan luapan kekesalan satu malam tapi lebih kepada akumulasi tuntutan yang tidak terpenuhi selama bertahun-tahun.

“Resistensi Iran terhadap kekuatan hegemonistik berperan penting atas terjadinya pergolakan tersebut. Pasalnya, Iran selalu menjadi perintis dalam kampanye melawan kekuatan hegemoni dan menentang mereka,” tambah Khamenei seperti dikutip kantor berita MEHR.

Terkait “perang lunak” yang dilancarkan musuh-musuh Iran, Khamenei mengatakan, taktik yang dilancarkan lawan terhadap Iran dengan menciptakan kasta dan membuat perselisihan antara rakyat dengan pejabat.

“Perselisihan dan pertentangan di antara rakyat, pejabat, dan unsur berbeda dalam sistem Islam merupakan tujuan utama musuh dalam merusak keutuhan nasional,” tegasnya.

Khamenei mengatakan, seluruh warga Iran harus mencoba mengatasi ancaman itu dengan penguatan di dalam.

“Iran harus menghindari sengketa internal dalam upaya mempertahankan posisi pentingnya di kancah dunia,” pungkasnya.




intelijen Iran berhasil memasuki sistem informasi agensi rahasia Israel, Mossad.


Menteri Intelijen Iran, Heidar Moslehi meninggalkan ruangan setelah konferensi pers di Teheran pada 11 januari 2010. Moslehi mengatakan bahwa intelijen negara tersebut berhasil memasuki sistem informasi agensi rahasia Israel, Mossad. (Foto: AP) Menteri Intelijen Iran, Heidar Moslehi, mengatakan bahwa Republik Iran berhasil melampaui badan intelijen Israel Mossad, yang didukung oleh AS dan negara-negara Barat.
Iran berhasil menyusup ke dalam sistem informasi Mossad dan mengenali serta membongkar jaringannya yang berbeda.
Komentar Moslehi itu keluar setelah Kementerian Intelijen Iran mengatakan pada hari Senin (10/1) telah membongkar jaringan mata-mata dan menahan pelaku utama dalam pembunuhan Dr. Massoud Ali Mohammadi, seorang ilmuwan nuklir Iran dan pengajar di Universitas Teheran.
Salah satu teroris yang ditahan, Majid Jamali-Fash, mengakui bahwa dia telah menerima pelatihan di sebuah pangkalan militer di luar Tel Aviv.

Pada tanggal 12 Juli, ilmuwan fisika nuklir Iran itu dibunuh dalam sebuah serangan bom di ibukota Iran, Teheran.

Pengeboman terjadi di dekat rumah sang profesor di utara Teheran.

Salah satu pencapaian terbesar kami adalah penetrasi ke dalam sistem intelijen Mossad yang memungkinkan kami untuk mengenali karakter langkah-langkah mereka,” ujar menteri Iran.

“Jaringan mata-mata dan teror bekerja sebagai sel yang berarti mereka tidak punya informasi tentang aktivitas satu sama lain dan mereka juga tidak saling mengenal,” ujar Moslehi.

Dia juga memperingatkan ancaman terhadap ilmuwan-ilmuwan top di negara-negara kawasan, mengatakan, “Semua ilmuwan terdepan berisiko terhadap ancaman dari badan keamanan rezim Zionis.”

Dia menekankan bahwa Israel menentang kemajuan ilmiah negara-negara Muslim dan kawasan. “Kami merasa bertanggung jawab untuk memberikan informasi ke negara-negara Muslim dan kawasan lain tentang gerakan yang diambil rezim Zionis.”

Menteri menunjukkan bahwa Israel adalah rezim yang eksistensinya didasarkan pada teror, horor, dan pendudukan dan menekankan bahwa Republik Iran pasti akan mengadopsi langkah-langkah intelijen untuk melawan Israel.

Moslehi mengatakan bahwa hasutan dari para musuh setelah pemilihan presiden tahun 2009 di Iran meningkatkan harapan musuh dan mendesak para pemimpin hasutan untuk memberikan penjelasan tentang peran mereka dalam menciptakan celah intelijen yang menimbulkan kerusakan semacam itu pada negara.

“Berkenaan dengan celah intelijen yang diciptakan di Republik Iran dalam gerakan hasutan tahun lalu, musuh mengira bisa menggunakan kesempatan itu untuk meraih sukses sementara badan intelijen Iran terlibat dalam hasutan itu,” ujarnya.

Moslehi memperingatkan negara-negara kawasan yang bekerjasama dengan Israel bahwa setiap fasilitas yang mereka sediakan untuk rezim dianggap sebagai ancaman terhadap Iran dan seluruh kawasan.

“Negara-negara itu akan berubah menjadi basis untuk langkah-langkah teroris dari rezim Zionis,” ujarnya. (Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei, Minggu (20/2), dalam satu konferensi internasional mengenai Islam, menyeru kalangan Muslim di seluruh penjuru dunia agar “menghilangkan” Amerika Serikat dari dunia Islam.

“Masalah utama di dunia Muslim adalah kehadiran Amerika Serikat. Itu adalah masalah terbesar. Kita perlu menangani ini,” kata Imam Khamenei di hadapan tokoh agama Islam dari faham Syiah dan Sunni di Teheran.

“Perlu untuk menghilangkan Amerika Serikat dari dunia Islam,” kata imam tangguh dan panglima militer di Republik Islam itu. Ditambahkannya, musuh bebuyutan negara Islam tersebut saat ini lemah.

Khamenei mendesak umat Islam di seluruh dunia agar melestarikan “gerakan rakyat di Mesir” dan mengatakan tugas rakyat dan itu adalah tugas utusan bangsa Arab serta seluruh masyarakat Islam. Ia kembali mengatakan revolusi Arab adalah Islami tapi harus terpadu.

“Semua musuh berusaha mengatakan gerakan rakyat di Mesir, Tunisia dan negara lain tak Islami, tapi tentu saja semua gerakan rakyat ini Islami dan harus terpadu,” katanya. Khamenei juga berkeras bahwa persekongkolan musuh untuk menciptakan perbedaan antara Sunni dan Syiah harus dihadapi.

Pada 4 Februari, dalam khutbah Jumatnya, Imam Khamenei menyerukan didirikannya satu rejim Islam di Mesir, satu pekan sebelum orang kuat negeri itu Hosni Mubarak didepak. Para pejabat Iran menyampaikan dukungan buat revolusi di negara paling padat di dunia Arab tersebut.

Sementara, warga negara Arab di seluruh Timur Tengah merayakan kejatuhan Presiden Hosni Mubarak, Jumat (10/2). Mereka memuji daya tahan demonstran Mesir dan berharap protes mereka bagi perubahan akan bergema ke seluruh Timur Tengah. Protes terhadap rejim yang berkuasa di dunia Arab berlanjut ke Yaman dan Libya.

Di bagian lain, menjelang akhir pekan lalu terungkap bahwa Colin Powell telah dibohongi dan dimanipulasi agar mendukung invasi Amerika Serikat ke Irak. Mantan Menteri Luar Negeri AS tersebut sengaja tidak diberi tahu bahwa informasi yang dipergunakan dalam pidato terkenalnya untuk membenarkan serbuan ke Irak adalah informasi palsu, demikian kata seorang mantan koleganya.

Pemerintahan George W Bush justru memanfaatkan reputasi baik Powell untuk  memberikan kredibilitas yang amat dibutuhkan dalam serangan itu. Klaim tersebut disampaikan oleh Lawrence Wilkinson, mantan kepala staf Powell dalam sebuah wawancara yang dibumbui kemarahan.

Wilkinson membuka mulut setelah sumber utama yang dijadikan dasar laporan Powell untuk menginvasi Irak yang dipresentasikan di hadapan Dewan Keamanan PBB Februari 2003 lalu mengakui bahwa dirinya berbohong.

Rafid Ahmed Alwan al-Janabi yang diberi nama sandi “Curveball” oleh CIA sebelumnya mengaku bahwa dia membiarkan imajinasinya bergerak liar dengan klaim mengenai Saddam Hussein dan dirinya berbohong demi menggulingkan rezim Saddam.

Saat ia melihat Powell menyampaikan informasi palsu itu kepada PBB, ia merasa terkejut. Dalam wawancara dengan televisi AS, NBC, Wilkinson mengaku tidak percaya bahwa saat Powell berpidato, beberapa bulan sebelum invasi, ia tahu yang sebenarnya.

“Saya tidak mendengar satu kata pun bernada keraguan bahwa kami mendapat informasi dari empat sumber terpisah yang membuktikan adanya laboratorium senjata biologi,” katanya. “Yang saya temukan sesudahnya membuat saya sangat marah,” tambahnya.

“Saya tidak bisa menarik kesimpulan lain kecuali kami telah dibohongi, khususnya saat saya mengetahui bahwa tidak ada orang AS yang hadir saat Curveball diinterogasi,” katanya lebih lanjut. “Saya amat ragu. Saya rasa ada manipulasi terhadap materi ini dan dicampur dengan kebohongan,” ungkap Wilkinson.

Saat ditanya apakah kantor mantan Wakil Presiden Dick Cheney memanipulasi Powell agar menyampaikan pidato, ia menjawab, “Pastinya. Pasti begitu.” Ia menambahkan, Colin Powell memiliki kredibilitas yang tidak dipunyai tokoh lain karena dia adalah seorang yang meragukan perang dan dikelilingi oleh orang-orang yang haus perang. “Mereka (pemerintahan Bush) memanfaatkannya (Powell),” tandas Wilkinson.

Powell pernah mengatakan dirinya ingin tahu mengapa keraguan mengenai Curveball tidak dikemukakan sebelum ia menyampaikan pidato yang dianggap sebagai salah satu faktor penting untuk membujuk negara-negara lain agar mendukung invasi ke Irak.

Tapi, Wilkinson mengatakan bahwa meskipun Powell mengetahui kebohongan itu, pada akhirnya semua tidak akan jauh berbeda. “Meski tidak ada Curveball sekalipun, kami masih akan pergi berperang karena George W Bush dan Dick Cheney memang ingin melakukannya,” pungkasnya.* https://syiahali.wordpress.com/page/345/






Kebangkitan Negara-negara Islam dalam menghadapi kezaliman dan kelakuan orang-orang yang kerjanya hanya melakukan kerusakan di muka bumi, tidak boleh dicegah dengan dalih agama.” ..Fatwa Pengharaman Demonstrasi oleh Ulama Mesir dan Saudi harus dicabut karena itu sesat




Tokoh ulama Sunni dan Ketua Fakultas Dakwah Islam Lebanon Sheikh Abdul Nasir Jabbari mengecam fatwa terbaru mufti Arab Saudi yang menghalakan serangan terhadap gerilyawan Al-Houthi dan pembantaian atas warga muslim Sa’dah, Yaman utara. Sheikh Abdul Nasir Jabbari (Selasa, 22/12/2009) dalam wawancara dengan televisi Al-Alam menekankan bahwa Rasulullah saw mengharamkan pembunuhan dan penjatuhan harga diri sesama muslim. Ulama Lebanon itu menjelaskan, membunuh warga muslim berlandaskan fatwa yang sama sekali tidak memiliki dasar keagamaan dan keilmuan yang benar dan ditujukan untuk kepentingan AS merupakan hal yang terlarang.

Jabbari menandaskan, apa yang terjadi di Yaman bukan peristiwa wajar tapi semata-mata akibat konspirasi AS untuk menebarkan fitnah di kawasan Timur Tengah. Sehingga bisa menguntungkannya.

Baru-baru ini Mufti Arab Saudi Abdul Aziz Al-Sheikh mengeluarkan fatwa yang mengajak untuk memerangi gerilyawan Al-Houthi. Sebab gerakan pejuang itu dinilai sebagai kelompok sesat. Fatwa tersebut juga menyerukan perlunya membantai warga muslim di utara Yaman.

Hadhrat Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam pernyataannya yang ditujukan kepada ulama-ulama mufti Arab Saudi dan Mesir mengatakan, “Kebangkitan Negara-negara Islam dalam menghadapi kezaliman dan kelakuan orang-orang yang kerjanya hanya melakukan kerusakan di muka bumi, tidak boleh dicegah dengan dalih agama.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Hadhrat Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam pernyataannya yang ditujukan kepada ulama-ulama mufti Arab Saudi dan Mesir mengatakan, “Kebangkitan Negara-negara Islam dalam menghadapi kezaliman dan kelakuan orang-orang yang kerjanya hanya melakukan kerusakan di muka bumi, tidak boleh dicegah dengan dalih agama.””Ulama-ulama Mesir maupun Arab Saudi yang telah mengeluarkan fatwa pengharaman kebangkitan umat Islam di Mesir dan beberapa Negara Islam harus segera mencabut fatwanya. Fatwa mereka justru memberi keuntungan kepada musuh-musuh Islam dan menghentikan kebangkitan umat Islam untuk menggulingkan penguasa-penguasa yang tiran dan zalim.” Tegasnya.Berikut petikan teks pernyataan Ayatullah Makarim Syirasi:
Bismillahirrahmani rahim
Salah satu permasalahan penting yang dihadapi kaum muslimin yang sedang melakukan gerakan perlawanan atas kezaliman di Negara-negara mereka justru berasal dari ulama-ulama besar mereka sendiri. Menurut kabar, sebagian dari ulama Mesir dan Arab Saudi mengeluarkan fatwa pengharaman atas kebangkitan rakyat tersebut dan menyebut para aktivis demonstran sebagai pelaku kerusakan di muka bumi yang justru kebangkitan adalah untuk melakukan perlawanan terhadap pelaku kerusakan di muka bumi.

Penyebab keluarnya fatwa tersebut karena jauhnya para ulama tersebut terhadap umatnya. Mereka sama sekali tidak mengenal umatnya dengan baik, termasuk penderitaan yang mereka alami di bawah pimpinan penguasa yang zalim. Fatwa sesat mereka ini lahir dari pemahaman mereka yang sesat tentang ulil amri. Bagi mereka siapapun bisa menjadi ulil amri, tidak peduli zalim atau tidak. Bayangkan, bagi mereka, Yazid maupun Jengis Khan Mongolia adalah juga Ulil Amri yang wajib ditaati.

Sebagai ulama panutan mereka semestinya mendukung tuntutan umatnya. Fatwa sesat mereka harus dicabut segera dan mereka harus berani menyatakan orang-orang yang mempimpin secara zalim dan tidak becus tidak patut untuk ditaati dan kebangkitan untuk melawan dan menggulingkan penguasa-penguasa yang zalim adalah kewajiban bagi umat Islam. Justru penguasa-penguasa zalim tersebut yang gemar melakukan kerusakan di muka bumi.

Bukankah Allah SWT menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa jika diantara dua kelompok kaum muslimin saling berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika tidak bisa ditempuh jalan damai, maka bantulah mereka yang dizalimi, perangilang mereka yang berbuat zalim?. Apakah penguasa Libiya, Mesir dan Bahrain tidak sedang menzalimi rakyatnya?

Dalam kitab Tarikh Tabari, salah satu kitab sejarah yang masyhur di kalangan Ahlus Sunnah, disebutkan bahwa Rasulullah Muhammad saww bersabda, “Barang siapa yang melihat penguasa yang menghalalkan yang telah diharamkan oleh Allah, menginjak-injak aturan-aturan Allah, menyelewengkan sunnah Rasulullah, dan berbuat zalim kepada hamba-hamba Allah namun tidak mengingkarinya baik secara lisan maupun perbuatan, hari kiamat nanti ia akan dibangkitkan bersama penguasa-penguasa zalim tersebut.” (Tarikh Tabari, Jilid 4, hal. 304).

Karenanya, saya meminta kepada ulama-ulama yang telah mengeluarkan fatwa pengharaman atas kebangkitan umat Islam atas perlawanannya terhadap penguasa-penguasa yang zalim untuk segera mencabutnya. Tidak seharusnya ulama menghentikan atau menghalang-halangi kebangkitan umat Islam ini yang pada hakekatnya hanya memberi keuntungan kepada musuh-musuh Islam. Ulama harus bersatu padu dengan umatnya sehingga musuh-musuh Islam tidak dapat mengambil manfaat apapun dari kebangkitan umat ini.
https://syiahali.wordpress.com/page/345/


 

PEPSI sebenarnya adalah kepanjangan dari “Pay Every Penny to Save Israel” atau “Sumbangkan setiap penny untuk menyelamatkan Israel.” !!! Pepsi Cola esensinya adalah nama kode bagi komplotan Zionis.

Para pemuka Muslim menyatakan mereka takkan pernah menarik pernyataannya bahwa Pepsi Cola esensinya adalah nama kode bagi komplotan Zionis.Institut Riset Media Timur Tengah (MEMRI) telah merilis pernyataan berbahasa Inggris yang diberikan oleh seorang pemuka Islam di Mesir bulan Februari yang lalu, dimana dia jabarkan bahwa PEPSI sebenarnya adalah kepanjangan dari “Pay Every Penny to Save Israel” atau “Sumbangkan setiap penny untuk menyelamatkan Israel.”
Selain itu, seorang anggota parlemen organisasi Hamas di Gaza juga mengeluarkan pernyataan sama tentang hal tersebut tahun lalu. Berbicara dalam stasiun TV Al-Aqsha, anggota perlemen Salem Salamah menyatakan, “Ada berbagai perusahaan yang didirikan oleh para kolonialis dan pendudukan – berbagai perusahaan besar dengan banyak cabang diseluruh penjuru dunia, seperti Pepsi, Pepsi Cola. Ini adalah perusahaan terkemuka. Pepsi adalah kepanjangan dari Pay Every Penny to Save Israel.”
Baru-baru ini juga, seorang pemuka Mesir Hazem Abu Ismail mengeluarkan pernyataan yang sama. Berbicara didepan Al Nas TV – sebuah kanal religius Muslim- Abu Ismail menyerukan sebuah boikot dari kaum Muslim terhadap Pepsi karena kepanjangannya tersebut.
Secara spesifik, Hazem Abu Ismail menyatakan sebagai berikut, berdasarkan transkrip sama yang diberikan oleh MEMRI, Institut Riset Media Timur Tengah yang berbasis di Washington:
Huruf P pertama berarti “Pay” (Berikan), E untuk “Every” (Setiap). Huruf ketiga untuk “Penny”. Penny adalah koin kecil yang anda terima dan anda tak tahu apa yang akan anda lakukan dengannya. Berikan itu untuk “Menyelamatkan” I – “Israel”. Dengan kata lain, berikan setiap koin kecil yang anda terima untuk menyelamatkan Israel. Mereka tak ingin uang anda – mereka hanya ingin koin pecahan kecil, penny anda. Bila saya tidak salah, dalam ekonomi Amerika, penny adalah seperseribu dolar. Nilainya kecil sekali.
Mereka mengatakan, “Sumbangkan pecahan kecil yang tidak anda butuhkan, tetapi berikanlah dengan alasan yang benar. Bila anda mengumpulkan pecahan kecil ini, anda bisa membeli minuman ini.” Mereka mengambil masing-masing kata awalan dan membentuk kata “Pepsi”. Bila anda membayar (untuk membeli Pepsi), anda akan menyelamatkan Israel. Saya tidak hanya bicara tentang Pepsi, tetapi tentang Coca Cola dan kesemuanya. Saya tak akan menyebutkan suatu produk. Anda bisa lihat sendiri. Anda Muslim. Anda bisa sampaikan kepada saya. Saya tidak tahu. Anak kecil saya bahkan lebih tahu tentang boikot ini daripada saya. Saat kami pergi belanja, dia katakan pada saya: “Beli ini, jangan yang itu.” Dia mengetahuinya. Dia sudah menjadi ahli dalam hal ini.
Selama bertahun-tahun, The Coca Cola Company dan produk-produknya banyak menuai kritik oleh berbagai sumber atas bermacam-macam alasan termasuk efek negatif produk-produk tersebut terhadap kesehatan, lingkungan, penggunaan pestisida dalam jumlah yang besar dalam produk-produknya, praktek eksploitasi buruh dan masih banyak alasan lagi. Tidak sedikit dari alasan-alasan tersebut yang membawa perusahaan tersebut menghadapi tuntutan hukum dan menciptakan kontroversi yang terdapat pada logo produk Coca Cola.

Maulana Kalbe Jawwad, seorang kepala keagamaan Shias, mengatakan: “Hal ini merupakan penghinaan terhadap Tuhan. Kami akan meminta Muslim di negara ini dan seluruh dunia untuk memboikot produk tersebut sampai perusahaan tersebut menarik kata-kata yang menyinggung tersebut.

Maulana mengatakan bahwa ia akan meminta semua praktisi Muslim untuk menyebarkan pesan tentang logo “yang sangat menyinggung tersebut”

Kebangkitan Negara-negara Islam dalam menghadapi kezaliman dan kelakuan orang-orang yang kerjanya hanya melakukan kerusakan di muka bumi, tidak boleh dicegah dengan dalih agama.” ..Fatwa Pengharaman Demonstrasi oleh Ulama Mesir dan Saudi harus dicabut karena itu sesat



Tokoh ulama Sunni dan Ketua Fakultas Dakwah Islam Lebanon Sheikh Abdul Nasir Jabbari mengecam fatwa terbaru mufti Arab Saudi yang menghalakan serangan terhadap gerilyawan Al-Houthi dan pembantaian atas warga muslim Sa’dah, Yaman utara. Sheikh Abdul Nasir Jabbari (Selasa, 22/12/2009) dalam wawancara dengan televisi Al-Alam menekankan bahwa Rasulullah saw mengharamkan pembunuhan dan penjatuhan harga diri sesama muslim. Ulama Lebanon itu menjelaskan, membunuh warga muslim berlandaskan fatwa yang sama sekali tidak memiliki dasar keagamaan dan keilmuan yang benar dan ditujukan untuk kepentingan AS merupakan hal yang terlarang.

Jabbari menandaskan, apa yang terjadi di Yaman bukan peristiwa wajar tapi semata-mata akibat konspirasi AS untuk menebarkan fitnah di kawasan Timur Tengah. Sehingga bisa menguntungkannya.

Baru-baru ini Mufti Arab Saudi Abdul Aziz Al-Sheikh mengeluarkan fatwa yang mengajak untuk memerangi gerilyawan Al-Houthi. Sebab gerakan pejuang itu dinilai sebagai kelompok sesat. Fatwa tersebut juga menyerukan perlunya membantai warga muslim di utara Yaman.

Hadhrat Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam pernyataannya yang ditujukan kepada ulama-ulama mufti Arab Saudi dan Mesir mengatakan, “Kebangkitan Negara-negara Islam dalam menghadapi kezaliman dan kelakuan orang-orang yang kerjanya hanya melakukan kerusakan di muka bumi, tidak boleh dicegah dengan dalih agama.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Hadhrat Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam pernyataannya yang ditujukan kepada ulama-ulama mufti Arab Saudi dan Mesir mengatakan, “Kebangkitan Negara-negara Islam dalam menghadapi kezaliman dan kelakuan orang-orang yang kerjanya hanya melakukan kerusakan di muka bumi, tidak boleh dicegah dengan dalih agama.””Ulama-ulama Mesir maupun Arab Saudi yang telah mengeluarkan fatwa pengharaman kebangkitan umat Islam di Mesir dan beberapa Negara Islam harus segera mencabut fatwanya. Fatwa mereka justru memberi keuntungan kepada musuh-musuh Islam dan menghentikan kebangkitan umat Islam untuk menggulingkan penguasa-penguasa yang tiran dan zalim.” Tegasnya.Berikut petikan teks pernyataan Ayatullah Makarim Syirasi:
Bismillahirrahmani rahim

Salah satu permasalahan penting yang dihadapi kaum muslimin yang sedang melakukan gerakan perlawanan atas kezaliman di Negara-negara mereka justru berasal dari ulama-ulama besar mereka sendiri. Menurut kabar, sebagian dari ulama Mesir dan Arab Saudi mengeluarkan fatwa pengharaman atas kebangkitan rakyat tersebut dan menyebut para aktivis demonstran sebagai pelaku kerusakan di muka bumi yang justru kebangkitan adalah untuk melakukan perlawanan terhadap pelaku kerusakan di muka bumi.

Penyebab keluarnya fatwa tersebut karena jauhnya para ulama tersebut terhadap umatnya. Mereka sama sekali tidak mengenal umatnya dengan baik, termasuk penderitaan yang mereka alami di bawah pimpinan penguasa yang zalim. Fatwa sesat mereka ini lahir dari pemahaman mereka yang sesat tentang ulil amri. Bagi mereka siapapun bisa menjadi ulil amri, tidak peduli zalim atau tidak. Bayangkan, bagi mereka, Yazid maupun Jengis Khan Mongolia adalah juga Ulil Amri yang wajib ditaati.
Sebagai ulama panutan mereka semestinya mendukung tuntutan umatnya. Fatwa sesat mereka harus dicabut segera dan mereka harus berani menyatakan orang-orang yang mempimpin secara zalim dan tidak becus tidak patut untuk ditaati dan kebangkitan untuk melawan dan menggulingkan penguasa-penguasa yang zalim adalah kewajiban bagi umat Islam. Justru penguasa-penguasa zalim tersebut yang gemar melakukan kerusakan di muka bumi.

Bukankah Allah SWT menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa jika diantara dua kelompok kaum muslimin saling berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika tidak bisa ditempuh jalan damai, maka bantulah mereka yang dizalimi, perangilang mereka yang berbuat zalim?. Apakah penguasa Libiya, Mesir dan Bahrain tidak sedang menzalimi rakyatnya?
Dalam kitab Tarikh Tabari, salah satu kitab sejarah yang masyhur di kalangan Ahlus Sunnah, disebutkan bahwa Rasulullah Muhammad saww bersabda, “Barang siapa yang melihat penguasa yang menghalalkan yang telah diharamkan oleh Allah, menginjak-injak aturan-aturan Allah, menyelewengkan sunnah Rasulullah, dan berbuat zalim kepada hamba-hamba Allah namun tidak mengingkarinya baik secara lisan maupun perbuatan, hari kiamat nanti ia akan dibangkitkan bersama penguasa-penguasa zalim tersebut.” (Tarikh Tabari, Jilid 4, hal. 304).
Karenanya, saya meminta kepada ulama-ulama yang telah mengeluarkan fatwa pengharaman atas kebangkitan umat Islam atas perlawanannya terhadap penguasa-penguasa yang zalim untuk segera mencabutnya. Tidak seharusnya ulama menghentikan atau menghalang-halangi kebangkitan umat Islam ini yang pada hakekatnya hanya memberi keuntungan kepada musuh-musuh Islam. Ulama harus bersatu padu dengan umatnya sehingga musuh-musuh Islam tidak dapat mengambil manfaat apapun dari kebangkitan umat ini.

Sunni-Syiah Bahrain bersatu Menuntut Khalifah yang Faqih

berikut gambar-gambar suasana demonstrasi rakyat Bahrain yang menuntut perubahan di negeri mereka. Umat Syiah dan Sunni Bahrain secara bersama-sama menuntut khalifah yang faqih (paham ilmu agama) yang memimpin negara mereka.

masyarakat masih terus bertahan di Bundaran lu’luah. Yel-yel masyarakat semakin pedas. Para pemodal asing melarikan diri dari Bahrain. Usaha pemerintah untuk mewujudkan perpecahan antar madzhab. Kondisi ekonomi dan pendidikan yang semakin merosot. Permintaan bantuan pada Arab Saudi
.
Berita ini terus berkembang hari demi hari.
Menurut Kantor Berita ABNA. Berikut ini adalah berita detik-demi detik Masyarakat Bahrain pada hari kamis pada hari ke-18 revolusi mereka melawan rezim Hakim. Pergerakan revolusi masyaralat Bahrain semakin lama semakin cepat.
Jam 00.05 waktu Teheran. Masyarakat terus bertahan di Bundaran Lu’lu’ah.
Masyarakat Bahrain sampai sekarang masih bertahan di Bundaran Lu’lu’ah dengan aksi damai yang mereka gelar.
Bundaran ini juga menjadi saksi berbagai program politik dan budaya yang digelar masyarakat. Beberapa program setelah shalat Maghrib dan Isya sampai pertengahan malam adalah sebagai berikut.

Ceramah dari Abdul Wahab Husaini, salah satu wakil parlemen, Syaikh Said Nuri, dan Ibu Jalilah Alawi.

Pentas seni berupa Nasyid dan juga acara dibawah panduan Yusuf Rabi dan Doktor Hasan Ali.

Jam 00.40 waktu Teheran. Yel-yel yang dilontarkan masyarakat semakin pedas dan panas.
Pada awalnya aksi masyarakat menggunakan kata-kata yang berisi tuntutan perbaikan pada pemerintahan bukan untuk menurunkan pemerintah yang ada namun kekejaman pemerintah telah merubah semua itu. Yel-yel mereka pun berubah warna menjadi lebih pedas dan keras.

Wartawan perancis diantara banjir masyarakat bahrain yang meluap didepan gedung pemerintahan Bahrain melaporkan bahwa mereka meneriakkan” Mati untuk Ali Khalifah”, “dengan pembunuh kami tidak mau berdialog” pada hari kamisnya masyarakat mengusung yel-yel “ Para pemuda menginginkan turunnya pemerintah”, “Turunlah Hamid” dll mereka ingin mengakhiri masa kekuasaan keluarga Ali Khalifah atas negara Bahrain. Mereka juga menyatakan akan terus bertahan di Lu’lu’ah hingga pemerintah diturunkan.

Jam 01.00 waktu Teheran. Para penanam modal asing melarikan diri dari Negara Bahrain.
Karena aksi massa masyarakat Bahrain semakin lama semakin menjadi bank-bank dan pemodal Asing sudah menghentikan operasi dan bersiap-siap meninggalkan Bahrain. Jumlah mereka tidak sedikit yaitu lebih dari 2000 usaha permodalan dan pebankkan.

Jam 01.30 Usaha Pemerintah untuk memunculkan perpecahan antara Madzhab di Bahrain.
Walaupun baik kelompok Syiah dan Suni Bahrain sudah bersatu bersama dalam kelompok aksi-aksi yang diadakan tapi pemerintah Bahrain terus getol untuk membuat jurang pemisah antar mereka.
01.45 waktu Teheran. Pemerintah Bahrain tidak akan bertahan lama.
Ali Aswad salah satu mantan perwakilan Al-Wifak di Majlis Permusyawaratan Bahrain menyinggung aksi masyarakat Bahrain yang dilakukan menyeluruh di Bahrain menjelaskan,” Pemerintahan Bahrain tidak akan bisa terus diam atas tuntutan masyarakat dan selain itu mereka juga tidak akan pernah mau untuk diajak berdialog”. Masyarakat tidak akan memperhatikan pemerintah yang selama 40 tahun telah mengabaikan pendapat mereka. Sekarang mereka sudah tidak menginginkan lagi bentuk pemerintahan seperti itu”.

Kami hingga saat itu terus berusaha mengumpulkan berbagai aspirasi masyarakat dan sesama aktifis politik saling bertemu dan melakukan perbincangan. Masyarakat yang melakukan aksi juga mengutarakan harapan-harapan mereka pada perwakilan tersebut.
Jam 02.00 waktu Teheran. Kondisi Negara Bahrain dari segi ekonomi pendidikan semakin memprihatinkan.
Kondisi Negara Bahrain akibat tuntutan yang tidak kunjung dikabulkan semakin hari semakin parah. Roda ekonomi, bisnis, pendidikan dan lain lain banyak yang macet. Semua pihak berharap untuk secepatnya bisa keluar dari keadaan ini.
Jam 02.45 waktu Teheran. Keluhan pada Arab Saudi.
Abdul Rauf Syaib melawat ke Arab Saudi guna membicarakan pengiriman tentara bantuan untuk menghentiakn aksi demonstrasi masyarakat Bahrain. Dengan ini maka masyarakat revolusioner pun akan berhadapan dengan tentara keamanan Arab Saudi” Dia setelah mengisyaratkan bahwa kebanyakan masyakat ikut serta dalam aksi itu menekankan,” Apa yang mereka harapkan adalah untuk menurunkan Rezim Hakim, mereka tidak menerima bentuk pemerintahan bersyarat dan mereka hanya menginginkan agar pemerintah mengundurkan diri”
Pemerintahan yang diharapkan masyarakat adalah pemerintahan yang didasarkan dari perolehan pemilihan umum melalui perwakilan majelis.
Demo Bahrain Sampai ke Pintu Istana
Para pengunjuk rasa Bahrain berkonsentrasi di luar istana (6/3), meneriakkan slogan “Turun, turun al-Khalifa” dan “Tidak ada dialog dengan para pembunuh,”
Sebagaimana dilaporkan Middle East Online, para pengunjuk rasa anti-pemerintah juga tetap melanjutkan protes mereka di Bundaran Mutiara yang telah berlangsung selama tiga pekan berturut-turut. Mereka menyatakan tidak akan meninggalkan bundaran itu sebelum tuntutan mereka terpenuhi.
Para demonstran menuntut reformasi konstitusional dan mengakhiri monarki. Mereka juga menyerukan pemilu yang bebas dan adil serta pembebasan semua tahanan politik.
Para demonstran merencanakan berkonsentrasi di luar gedung Kedubes AS di Manama dalam rangka memprotes campur tangan Washington dalam urusan internal Bahrain.
Mereka juga menyerukan demonstrasi di luar kantor perwakilan PBB, menuntut badan internasional itu agar mendesak Raja Hamad bin Isa Al Khalifa segera menyingkir.

Para panitia demonstrasi telah merencanakan demo akbar di Manama Jumat depan.

Pekan lalu, dalam upaya untuk meredam demonstrasi, Raja Khalifa membebaskan 23 tahanan politik dan melakukan perombakan kecil dalam kabinetnya. Namun, langkah itu dinilai rakyat belum cukup mengingat ratusan aktivis politik masih mendekam di penjara-penjara Bahrain

Militer Bahrain menambah jumlah helikopter tempurnya yang terbang di atas zona udara Manama mengusul meningkatnya aksi protes warga di depan gedung Perdana Menteri.Para demonstran Bahrain sejak pagi hari ini (Ahad 6/3) menggelar pawai menuju gedung Perdana Menteri menuntut pembubaran pemerintah. Sementara itu, demonstran mensyaratkan pembubaran kabinet, pembebasan tahanan politk dan proses pengadilan bagi pelaku pembantaian rakyat untuk berunding dengan pihak kerajaan.Dalam aksi demo rakyat Bahrain pekan ini sedikitnya tujuh orang tewas di tangan militer serta pasukan keamanan pemerintah. Rakyat Bahrain yang berjumlah ribuan orang dari berbagai kalangan hingga saat ini masih berkumpul di depan gedung Perdana Menteri sambil meneriakkan yel-yel anti pemerintah.
Militer Bahrain saat ini dalam kondisi siaga penuh dan ditempatkan di sekitar gedung Perdana Menteri. Para pengamat menilai aksi demo hari ini terhitung aksi terbesar rakyat Bahrain yang diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Aksi demo hari ini dimotori oleh sejumlah kelompok Bahrain.

Di sisi lain, helikopter tempur militer Bahrain terus ditambah dan terus terbang di atas udara Manama memantau perkembangan yang ada. Disebutkan pula bahwa helikopter tersebut siap untuk menyerang para demosntran dan tinggal menunggu instruksi dari petinggi negara ini.
Pasukan keamanan negara ini dengan dilengkapi kendaraan lapis baja ditempatkan di sekitar gedung Perdana Menteri dan dalam kondisi siaga penuh. Demonstran Bahrain hari ini menggelar aksi demo damai dan hanya meneriakkan slogan anti pemerintah.

syi’ah Australia mendukung syi’ah bahrain


Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam penyelenggaraan seminar internasional yang dihadiri oleh para penerjemah Al-Qur’an, menyampaikan pesannya bahwa penerjemahan Al-Qur’an bukanlah pekerjaan mudah dan sebisa mungkin harus dihindari kesalahan penerjemahan sekecil apapun

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam penyelenggaraan seminar internasional yang dihadiri oleh para penerjemah Al-Qur’an, dengan menukil dari salah satu hadits Nabi Muhammad saww menyatakan, “Jika kalian menghadapi berbagai macam fitnah, maka berlindunglah kepada Al-Qur’an, sebab Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk mengatasi berbagai fitnah dan memberi jawaban atas semua tudingan-tudingan negatif yang tidak berdasar. Al-Qur’an adalah obat dan penawar.”
Beliau kemudian melanjutkan dengan menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah kitab hidayah dan petunjuk menuju surga, dan jika Al-Qur’an disepelekan maka ancamannya adalah api neraka yang berkobar-kobar. “Al-Qur’an memberi petunjuk kepada jalan yang terbaik. Apa yang tersampaikan dalam ayat-ayatnya memisahkan antara yang hak dan batil. Tidak ada tutur dan penyampaian yang sia-sia, semuanya memiliki makna, baik zahir maupun batin.” Ucapnya.

Ayatullah Uzhma yang juga ulama marja taklid ini selanjutnya menyinggung mengenai kefasihan ayat-ayat Al-Qur’an. Beliau berkata, “Barang siapa yang mengakui kefasihan bahasa Al-Qur’an namun tidak memperhatikan sabda Nabi Muhammad saww yang menyatakan, setiap ayat Al-Qur’an memiliki makna tertentu, dan setiap makna tersebut memiliki makna tertentu lainnya maka ia hanya bisa sekedar kagum saja, tanpa mengambil manfaat yang lebih.”

Ayatullah Makarim Syirasi selanjutnya memperkenalkan Al-Qur’an sebagai kitab yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Namun beliau kemudian menyayangkan tersebarnya terjemahan Al-Qur’an yang tidak memiliki kelayakan, “Komisi yang telah dibentuk yang terdiri dari orang-orang ahli bahasa harus bekerja lebih keras lagi memeriksa setiap terjemahan Al-Qur’an yang beredar, agar tidak menimbulkan kerancuan dan keresahan di masyarakat.”

“Penerjemahan Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang mudah, dengan cukup bermodalkan kemampuan bahasa. Namun juga, seorang penerjemah seyogyanya menguasai dengan baik minimal satu kitab tafsir. Penerjemah juga mestinya seseorang yang bertakwa sehingga hasil terjemahannya pun memberi keberkahan.” Lanjut beliau.

Di akhir pesannya, Ayatullah Makarim Syirasi sangat mendukung penyelenggaraan seminar internasional yang membahas mengenai penerjemahan Al-Qur’an yang pertama kali di adakan ini yang mempertemukan para penerjemah dari berbagai Negara. Beliaupun berharap agar pertemuan-pertemuan semacamnya bisa terus terselenggara untuk meneliti dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang bisa saja terjadi dalam penerjemahan, agar maksud asli yang hendak tersampaikan oleh ayat-ayat Al-Qur’an tidak terselewengkan oleh kesalahan penerjemahan.

Barat Kaget, Pertumbuhan Sains Iran Melesat… Iran Siapkan Satelit Baru


2013/07/07 – 20:14

print
MENGAPA KITA MENOLAK SYIAH?Perkembangan Ilmu Pengetahuan Iran Tercepat di Dunia ! Iran pusat teknologi di dunia !  Persenjataan Militer Iran mencengangkan dunia
Tauhid Ahlul Bait Mengandung Unsur Sains Iptek Yang Terintegrasi
Republik Islam Iran merupakan satu kekuatan mutlak di kawasan dan dunia Islam
Syi’ah akan maju pesat  karena doktrinnya relevan dengan kemajuan ilmu dan pengetahuan. Sains, kekuasaan dan moralitas sebagai satu kesatuan menurut syi’ah. Tauhid Ahlul Bait Mengandung Unsur Sains Iptek Yang Terintegrasi. Syi’ah mengintegrasikan iptek/sains dan agama

Barat Kaget, Pertumbuhan Sains Iran Melesat
Prestasi Iran di bidang sains dan teknologi mengejutkan banyak kalangan terutama negara-negara Barat. Situs Newscientist baru-baru ini melaporkan publikasi ilmiah Republik Islam itu menduduki posisi tertinggi di dunia.


Rektor Universitas Al Azhar:
 Saya adalah Ayah dari Pengikut Sunni dan Syiah
“Persatuan kaum muslimin adalah perintah penting dan mendesak dalam Islam dan memang pada kenyataannya kita sangat membutuhkan itu. Dan tanpa adanya persatuan itu, tidak ada hari bagi kita untuk bisa bangkit dan mencapai kejayaan.”
 
upaya keras kelompok Salafi dalam beberapa bulan terakhir di Mesir untuk memecah belah antara Sunni dan Syiah dan menyebar luaskan dakwah mereka bahwa Syiah bukan Islam dan termasuk sebagai golongan kafir tidak membuahkan hasil. Rektor Universitas al Azhar Mesir, Syaikh DR. Ahmad Tayyib untuk kesekian kalinya menyikapi pengkafiran Syiah yang dilakukan kelompok Wahabi/Salafi mengatakan, “Hari ini, kami senantiasa berupaya keras mewujudkan persatuan kaum muslimin, diseluruh negara-negara muslim.  Meskipun sekelompok orang tidak senang dan terus gencar menyebarkan fitnah perpecahan di tubuh kaum muslimin.

Rektor Universitas Al Azhar tersebut melanjutkan, “Persatuan kaum muslimin adalah perintah penting dan mendesak dalam Islam dan memang pada kenyataannya kita sangat membutuhkan itu. Dan tanpa adanya persatuan itu, tidak ada hari bagi kita untuk bisa bangkit dan mencapai kejayaan.”

Berkenaan dengan stasiun-stasiun TV yang gencar menyiarkan program yang menyebut Syiah kafir dan bukan Islam, ulama besar Mesir tersebut mengatakan, “Itu adalah perbuatan dan tindakan yang tidak bisa diterima. Dan sama sekali tidak ada penjelasan dan hujjahnya dari Al-Qur’an, hadits dan Islam.”

“Kami shalat dibelakang Imam jama’ah Syiah dan demikian pula sebaliknya yang dilakukan umat Syiah. Mereka mengimani Al-Qur’an yang sama, dan tidak memiliki Al-Qur’an yang berbeda. Jika mereka memiliki Al-Qur’an yang berbeda, tentu para orientalis akan menjadikan itu sebagai bahan pengkajian dan penelitian mereka dan akan menyampaikan kepada kita secara terbuka.” Lanjutnya.

Lebih lanjut Rektor Al Azhar tersebut menyatakan tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syiah yang fundamental yang dapat menjadikan alasan satu sama lain saling mengkafirkan. “Munculnya perbedaan dalam masalah amal, pandangan dalam politik adalah perbedaan dalam masalah ijtihadi. Dan kehadiran Universitas al Azhar adalah mewujudkan persatuan umat Islam ditengah-tengah adanya perbedaan pendapat dalam masalah ijtihadi tersebut. Itulah tujuan asli dari eksistensi Universitas Al Azhar.”

Menyinggung niatnya melakukan perjalanan ke Irak termasuk mengunjungi kota Najaf, beliau mengatakan, “Saya adalah ayah dari pengikut  Sunni dan Syiah, dan insya Allah dalam waktu dekat akan melakukan perjalanan ke Irak dan akan berziarah ke kota Najaf.”

Ekonomi Muqawama, Strategi Iran Melawan Sanksi

Sabtu, 2013 Juli 06 15:22
Bicara tentang kejayaan peradaban Islam di masa lalu, dan juga jatuhnya kemuliaan itu seperti nostalgia. Orang bilang, romantisme sejarah. Tidak apa-apa, terkadang ada baiknya juga untuk dijadikan sebagai bahan renungan. Karena bukankah masa lalu juga adalah bagian dari hidup kita. Baik atau buruk, masa lalu adalah milik kita. Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi trendsetter sebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini.


Pemerintah Amerika Serikat pada awal Juli 2013 menjatuhkan sanksi baru sepihak untuk memberikan tekanan lebih lanjut terhadap Iran atas program nuklirnya. Sanksi baru itu melarang penjualan dan perdagangan emas dengan Iran, dan menempatkan embargo lebih lanjut tentang pengiriman barang dan kegiatan sektor otomotif. Menteri Keuangan AS Jacob Lew menyebut sanksi Iran saat ini sebagai sanksi terberat yang diberlakukan oleh “masyarakat internasional” dalam sejarah.
Penerapan sanksi-sanksi sepihak dan pembatasan finansial dan perdagangan selalu menjadi salah satu instrumen ilegal kekuatan hegemoni AS untuk menekan Republik Islam Iran sepanjang 34 tahun lalu. Dalam beberapa tahun terakhir khususnya sejak 2012, sanksi-sanksi tersebut semakin diperluas. Salah satu fokus utama sanksi adalah mengembargo industri minyak dan lembaga-lembaga keuangan Iran. Tujuan Washington dari aksi itu adalah untuk menciptakan perpecahan antara rakyat dan pemerintah serta memaksa Iran untuk mengamini ambisi-ambisi Barat.

Namun, Republik Islam Iran dalam 34 tahun lalu telah mengambil pelajaran berharga dalam melawan tindakan-tindakan konfrontatif AS dan juga mencapai keberhasilan yaitu, resistensi terhadap AS. Strategi Republik Islam dalam menghadapi sanksi-sanksi ketat ekonomi adalah mengadopsi kebijakan ekonomi muqawama. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei sejak beberapa tahun lalu berkali-kali menekankan untuk mengadopsi strategi tersebut dalam menghadapi sikap bermusuhan AS.

Ayatullah Khamenei dengan memperhatikan eskalasi tekanan ekonomi AS terhadap Iran, menamakan tahun 1392 Hijriyah Syamsiah sebagai Tahun Epik Politik dan Epik Ekonomi. Penekanan Rahbar untuk merealisasikan epik ekonomi sejalan dengan kebijakan ekonomi muqawama. Ekonomi muqawama adalah sebuah langkah untuk memberi respon proporsional terhadap upaya-upaya musuh guna meminimalisir dampaknya terhadap perekonomian negara. Pada dasarnya, kebijakan ekonomi muqawama bertugas mengidentifikasi target-target tekanan dan kemudian berusaha untuk mengontrol dan membuatnya tidak efektif, dan dalam kondisi ideal, mengubah sanksi menjadi peluang.

Optimisme, partisipasi semua pihak, dan pengelolaan rasional dan bijak adalah prasyarat untuk mencapai tujuan-tujuan kebijakan ekonomi muqawama demi menggagalkan sanksi. Pertahanan delapan tahun bangsa Iran terhadap agresi rezim Saddam Hussein merupakan sebuah teladan bagi dunia tentang bagaimana melawan dan memperoleh kemenangan terhadap skenario Barat dan Timur. Sepanjang Perang Pertahanan Suci, rezim Saddam, Barat, dan Timur telah meremehkan perlawanan rakyat dengan berbagai bentuknya.

Seruan Imam Khomeini ra untuk melawan agresi Saddam dan partisipasi luas rakyat di medan-medan tempur, telah membuat tentara Saddam kelimpungan dan terpaksa mundur ke garis perbatasan internasional. Jika tanpa dukungan AS dan Uni Soviet, tentu saja rezim Saddam sudah tumbang. Rakyat Iran berkali-kali telah menggagalkan kalkulasi AS dan sekutunya dalam tindakan bermusuhan mereka terhadap bangsa ini. Salah satu peristiwa terbaru adalah pelaksanaan pemilu presiden Iran yang berlangsung sukses dan meriah.

Rakyat Iran kembali menunjukkan tentang bagaimana mereka bersatu dan melawan propaganda AS dan Barat terhadap pelaksanaan pesta demokrasi di Republik Islam. Iran sukses menggelar pemilu presiden yang membuat dunia tercengang. Pemilu 4 Juni lalu diselenggarakan dengan meriah dan bebas dan sekali lagi membuktikan tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap sistem Republik Islam. Pemerintah-pemerintah Barat sebelumnya berharap pesta demokrasi di Iran akan berujung pada pemberontakan rakyat dan memunculkan kekacauan massal.

Akan tetapi, kompetisi serius di antara para kandidat presiden, antusias warga untuk mengikuti pemilu, dan kearifan mereka untuk memilih, telah merusak semua skenario AS dan musuh-musuh lain bangsa Iran. Oleh karena itu, AS dan pemerintah-pemerintah Barat keliru dalam strategi mereka untuk menekan Iran dengan memperketat sanksi ekonomi dan perdagangan. Tentu saja, tidak dapat dipungkiri bahwa sanksi berpengaruh pada ekonomi dan perdagangan Iran serta penurunan daya beli masyarakat. Namun, rakyat Iran akan kembali menunjukkan tentang bagaimana mengubah ancaman menjadi peluang untuk perkembangan dan kemajuan negara. Ayatullah Khamenei telah menjelaskan strategi-strategi unuk melawan sanksi dan para pejabat lain juga telah membuka jalan untuk merealisasikannya.

Republik Islam Iran memiliki potensi besar dari segi letak geografi, sektor ekonomi, perdagangan, pertanian, sumber-sumber daya alam, jasa, dan sumber daya manusia. Ekonomi muqawama bukan berarti pengetatan ekonomi, tapi pemanfaatan semua potensi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menangkal sanksi serta bergerak menuju kemajuan di berbagai bidang ekonomi dan sains. Kondisi iklim empat musim dan letak geografi memberi peluang kepada Iran untuk menambah produksi hasil pertanian serta memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.

Sektor pertanian memiliki tempat khusus dalam bidang ekonomi dan keamanan pangan. Menurut kebijakan pengembangan ekonomi, sektor pertanian dalam proses pertumbuhan dan perkembangan negara memikul tugas penting dan mendasar. Data terbaru yang dirilis oleh Organisasi Pangan Dunia (FAO) menunjukkan bahwa Iran termasuk salah satu produsen terbesar hasil pertanian di dunia. Iran tercatat sebagai produsen utama kacang pistachio dan produsen kedua kurma di dunia.

Sanksi minyak merupakan sebuah peluang – daripada menjual minyak mentah – untuk mengubahnya menjadi aneka produk petrokimia, bensin, dan produk-produk penting lainnya. Selain menciptakan nilai tambah dan memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga dapat mengekspor produk-produk tersebut dengan mudah ke pasar dunia. Ayatullah Khamenei menilai produksi kekayaan melalui sumber-sumber yang energi tak terbarukan seperti minyak adalah penipuan terhadap diri sendiri. Rahbar menegaskan, “Menjual produk mentah adalah warisan tahun-tahun sebelum kemenangan Revolusi Islam dan sangat disayangkan negara saat ini masih tetap terlena dan melakukannya. Harus ada upaya untuk menyelamatkan bangsa Iran dari jebakan ini.”

Dengan memperhatikan pada teknologi canggih dan modern dunia, setiap barel minyak mentah diperdagangkan di pasar dunia minimal 220 dolar dan maksimal 1370 dolar. Republik Islam Iran jika memandang dari perspektif ekonomi muqawama, penjualan minyak mentah dapat dikurangi atau diputus sama sekali untuk memperoleh nilai tambah yang lebih besar. Landasan produksi kekayaan di dunia berhubungan dengan produksi sains dan teknologi serta pemanfaatannya untuk kemajuan, di mana Iran juga telah memperoleh kemajuan besar di kedua bidang tersebut.

Menurut statistik dan indeks dunia, Iran mampu memperoleh peringkat pertama produksi ilmu pengetahuan di kawasan Timur Tengah dan peringkat pertama perkembangan ilmu di dunia. Di tahun 2010 Iran, berhasil menorehkan rekor produksi ilmu pengetahuan dengan jumlah 18.319 bila dibandingkan dengan tahun 1990 dan 2000. Dalam tahun tersebut, jumlah makalah ilmiah di Iran tercatat 186 dan 1387 buah. Maraknya makalah ilmiah di pusat-pusat riset dibanding dengan tahun pertama kemenangan Revolusi Islam menunjukkan pesat lajunya sains di Iran.

Dalam ekonomi muqawama, langkah pertama adalah mengidentifikasi ancaman-ancaman ekonomi musuh dan titik-titik kelemahannya, dan kemudian mencari solusinya dan mencegah dampak-dampak sanksi terhadap masyarakat. Jika tujuan-tujuan ekonomi muqawama terealisasi, maka AS dan sekutunya akan memahami kesalahan besar mereka dalam menghukum Iran. Sebab, sanksi-sanksi itu akan berubah menjadi sebuah peluang berharga untuk kemajuan Republik Islam.

Negara-negara Barat senantiasa melancarkan permusuhan terhadap Iran pasca kemenangan Revolusi Islam. Betapa tidak, mereka kehilangan salah satu antek terbaiknya yang digulingkan oleh rakyat Iran. Sejak itu, Barat melancarkan berbagai aksi untuk menumbangkan Republik Islam Iran yang baru seumur jagung. Negara-negara Barat terutama AS tidak henti-hentinya melancarkan tekanan politik, ekonomi, militer dan propaganda media pasca kemenangan Revolusi Islam.

Negara-negara Barat yang mengklaim sebagai pengusung demokrasi menuding Republik Islam Iran sebagai pemerintahan yang tidak demokratis demi menjustifikasi permusuhannya terhadap bangsa Iran. Padahal selama 34 tahun Iran telah menggelar sebanyak 10 pemilu presiden dan sejumlah pemilu legislatif dengan partisipasi rakyat yang tinggi.

Pada saat yang sama, pemilu yang digelar di negara-negara Barat tidak mendapat sambutan meriah dari rakyatnya sendiri. Selain itu, pemilu presiden di negara-negara Barat semacam AS hanya melibatkan dua kubu, partai Republik dan Demokrat. Sebaliknya di Iran setiap orang berhak untuk mendaftarkan diri dengan antusiasme tinggi sebagai bakal calon presiden, dan hanya yang memenuhi syarat saja yang dinyatakan lolos.

Hingga kini Barat senantiasa memaksakan parameter demokrasi Liberal untuk menilai demokrasi di negara lain. Perbedaan model demokrasi di Iran dan Barat menjadikan alasan bagi mereka untuk menyebut pemerintahan Iran tidak demokratis. Padahal para pemikir Barat sendiri mengkritik model demokrasi Liberal dan mengungkap cacatnya. Kritik paling keras terhadap demokrasi Liberal di era modernisme dewasa ini adalah hilangnya kekuatan rakyat sebagai pemegang kendali. Sebab kekuatan utama kendali telah berpindah dari tangan rakyat ke tangan para Kapitalis melalui mesin industri, finansial dan media mereka. Ketiga faktor itulah yang mengendalikan laju demokrasi Barat.

Berbeda dengan model demokrasi Liberal, Iran menerapkan model demokrasi religius yang berpijak pada suara rakyat dan prinsip-prinsip agama. Di Iran, aspek kebangsaan dan religiusitas bukan hanya tidak bertabrakkan, bahkan saling melengkapi dan menyempurnakan.
Belum genap dua bulan pasca kemenangan Revolusi Islam, partisipasi rakyat kembali menunjukkan kekuatannya di Iran. Sebanyak 98 persen rakyat Iran memilih Republik Islam dalam referendum yang digelar secara demokratis. Gerakan rakyat ini merupakan yang pertama kali dan terbesar dalam sejarah Iran. Fakta itu menunjukkan bahwa rakyat Iran memainkan peran penentu sejak pertama kemenangan Revolusi Islam hingga kini. Jika dibandingkan dengan revolusi-revolusi lainnya, bahkan di Barat sendiri yang sering mengaku sebagai kampium demokrasi, referendum dengan tingkat partisipasi rakyat yang sangat tinggi seperti di Iran tidak terjadi.

Tampaknya penentangan Barat, terutama AS yang dilakukan dalam berbagai bentuk, dari tekanan sanksi hingga ancaman agresi militer terhadap Iran, karena Revolusi Islam mengancam kepentingan ilegal mereka di kawasan Timur Tengah. Ketika Barat menyebut keberadaan pemimpin agama di Iran sebagai kelemahan paling mendasar demokrasi di negara itu, sebenarnya mereka begitu khawatir terhadap pengaruh ulama yang sangat besar bukan hanya di ranah agama tapi masuk ke sektor sosial dan politik. Berkat persatuan nasional yang kokoh di bawah naungan pemimpin agama, Barat gagal membenamkan cakarnya di Iran. Tidak hanya itu, Republik Islam Iran kini menjadi kekuatan baru yang berhasil mengubah perimbangan kekuasaan di kawasan, yang sebelumnya berada dalam cengkeraman Barat.

Keutamaan revolusi Islam Iran dibandingkan revolusi lainnya tampak dari para pemimpinnya. Jika motif kebanyakan pemimpin gerakan revolusi berpijak dari kepentingan ambisi politik dan aspek material, namun Imam Khomeini memandang sebaliknya. Imam Khomeini memimpin revolusi dan memasuki dunia politik karena menjalankan kewajiban agamanya. Dengan demikian, bagi Imam Khomeini yang terpenting adalah menjalankan kewajiban, tidak ada bedanya antara orang memuji maupun menghina atau mengecamnya. Sikap politik Imam Khomeini berpijak dari keimanan yang kokoh dan pengetahuan agama yang dalam disertai keluasan wawasan sosial dan politiknya.

Imam Khomeini meyakini urusan politik tidak terpisah dari agama. Beliau membangun pemerintahan Islam di Iran dengan poros Wilayah al-Faqih. Marja Syiah ini menjadi tokoh ulama yang menyusun teori Wilayah al-Faqih sekaligus menerapkannnya dalam tindakan. Bagi Imam Khomeini, negara dan kekuasaan politik hanya alat untuk mereformasi kehidupan masyarakat. Dengan mengikutinya diharapkan akan terpenuhi kebutuhan material dan spiritual mereka.

Imam Khomeini berulangkali menegaskan legitimasi ilahi dan akseptabilitas rakyat terhadap revolusi Islam dalam Wilayah al-Faqih. Beliau memberikan perhatian khusus terhadap peran rakyat dalam pemerintahan dan bentuk pemilihan  para pemimpinnya. Imam Khomeini berkata, “Di sini (Iran) suara rakyat yang memerintah. Bangsalah yang memerintah. Mereka juga yang menentukan pemerintahan. Kita tidak diperbolehkan untuk berkhianat terhadap rakyat.”

Imam Khomeini merupakan pemimpin khusus dalam revolusi yang juga khusus. Seorang pembaharu dengan pemikiran yang mendunia. Beliau berbeda dengan kebanyakan pemimpin kharismatik lainnya yang terbatas di lingkaran kecil kelompok, suku, partai maupun kelas khusus saja.

Imam memiliki pengaruh yang luas dan dalam di tengah masyarakat Iran, dunia Islam serta bangsa-bangsa tertindas di dunia. Tom Fenton, seorang jurnalis AS sebelum kemenangan revolusi Islam Iran pernah mewawancarai Imam Khomeini di Prancis. Fenton menuturkan kesannya dalam pertemuan dengan Imam Khomeini, “Ketawadhuan, kesederhanaan dan karisma tinggi Imam Khomeini menjadikan beliau sebagai pemimpin paling transenden di abad 20. Tanpa diragukan lagi beliau adalah tokoh dan pemimpin paling berpengaruh sepanjang hidup saya sebagai jurnalis. Tokoh kharismatik dan berpengaruh merupakan karakteristik utama beliau,”. Pemikiran Imam Khomeini dalam sejarah tetap lestari dan abadi hingga kini.  Mungkin inilah yang dimaksud Ayatullah Sayid Ali Khamenei, “Imam Khomeini sebuah hakikat yang senantiasa hidup,”.

Kumano: Kemajuan Ilmu-Pengetahuan Iran Mengagumkan

Rabu, 2012 Oktober 03 16:23

Dubes Jepang untuk Iran menilai  kemajuan ilmu pengetahuan yang terjadi di Republik Islam beberapa tahun terakhir positif dan mengagumkan.
Kinichi Kumano dalam sebuah pertemuan di kampus Universitas Shiraz mengatakan, perkembangan ilmu-pengetahuan yang terjadi bersandar kepada SDM, industri, produksi dan lembaga-lembaga keilmuan, IRNA (2/10) melaporkan.
Menurutnya Iran memiliki sumber daya yang kaya dan masih asli di berbagai bidang, negara ini juga memiliki banyak kapasitas untuk pembangunan. Ia menyampaikan kesiapannya untuk berbagi pengalaman kesuksesan yang telah diraih negaranya dengan mahasiswa dan para peneliti Iran.
Mantan penasehat senior Jepang Yukio Okamoto juga menilai positif kondisi pendidikan dan SDM berpendidikan di Iran. Dengan perencanaan, kondisi ini dapat ditingkatkan, sambungnya.
Yukio menambahkan, mengingat kondisi Jepang pasca PD II, faktor-faktor penting pertumbuhan pesat negara ini di berbagai bidang keilmuan dan teknologi adalah investasi pada SDM, perhatian serius terhadap budaya menghargai waktu dan etika kerja.
Faktor lain pertumbuhan ekonomi dan industri Jepang adalah tidak menggeluti industri militer dan berkonsentrasi pada industri produk-produk umum seperti otomotif.
Bersandar pada industri tradisional adalah pengalaman Jepang dalam percepatan pertumbuhan ekonominya, tambahnya.

Juru Bicara  Kementerian Luar Negeri Iran

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran
29 March 2013 14:54



Sanksi Ekonomi Iran
Sanksi Barat Gagal Cegah Kemajuan Ilmu Pengetahuan Iran
.
Pernyataan itu diutarakan oleh Ramin Mehmanparast pada Kamis, 28/03/13, saat  mengadakan kunjungan ke Belarus, bahwa negaranya berada di peringkat baik di bidang nanoteknologi meskipun mendapat sanksi dari Barat.


Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, sanksi Barat terhadap Iran telah gagal untuk menghambat kemajuan Republik Islam dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Pernyataan itu diutarakan oleh Ramin Mehmanparast pada Kamis, 28/03/13, saat mengadakan kunjungan ke Belarus, bahwa negaranya berada di peringkat baik di bidang nanoteknologi meskipun mendapat sanksi dari Barat.

Pejabat Iran itu membuat pernyataan dalam pertemuan dengan para pejabat dan para mahasiswa di Universitas Ekonomi Belarus di Minsk, Belarus.

Menurutnya, negara-negara merdeka seperti Iran dan Belarus dapat membuat kemajuan di berbagai bidang dengan meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik, meski mendapat tekanan politik dari Barat.

Juru bicara itu juga bertemu dengan kepala delegasi media dan mengatakan, dunia saat ini dihadapkan dengan situasi kritis.

Amerika Serikat berusaha memberlakukan berbagai sanksi terhadap Iran dengan dalih isu-isu seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan energi nuklir, kata Mehmanparast.
Dia juga menyatakan, sanksi Barat yang dikenakan pada Iran didasarkan pada klaim tak berdasar bahwa Tehran membangun senjata nuklir dalam program energi nuklirnya.
Kegiatan energi nuklir Iran berada di bawah pengawasan Badan Energi Atom Intternasional (IAEA) dan tidak ada bukti penyimpangan yang ditemukan dari program tersebut, tambah Mehmanparast.

 

Rabu, 24 April 2013

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Iran Tercepat di Dunia

Jurnal Newscientist edisi Kamis (18/2) memuat hasil penelitian Science-Metrix, sebuah perusahaan di Motreal, Kanada yang melakukan evaluasi atas perkembangan dan produk ilmu pengetahuan serta teknologi di berbagai negara. Dalam laporan hasil penelitiannya, Science-Metrix menyebutkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di negara Iran sebelas kali lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
Perusahaan itu mengamati adanya “pergeseran geopolitis dalam bidang ilmu pengetahuan dan karya” yang dihasilkan negara-negara di dunia. Menurut Science-Metrix, banyaknya karya-karya ilmiah yang dimuat di Web of Science menunjukkan bahwa standar pertumbuhan karya ilmiah di Timur Tengah, khususnya di Iran dan Turki, nyaris mendekati angka empat kali lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan di dunia.
“Iran menunjukkan pertumbuhan yang paling cepat di dunia dalam bidang ilmu pengetahuan. Asia terus mengejar, bahkan lebih cepat dari yang kami pekirakan sebelumnya. Eropa mempertahankan posisinya lebih dari yang diharapkan, dan Timur Tengah adalah kawasan yang patut diperhatikan,” kata Eric Archambault yang menulis laporan Science-Metrix.
Ia mengatakan, publikasi karya-karya ilmiah dari Iran kebanyakan tentang kimia nuklir dan tentang fisika partikel. “Iran juga mengalami kemajuan pesat di bidang ilmu kedokteran dan pengembangan pertanian,” tukas Archambault.

Ia menambahkan, perkembangan teknologi di Iran pada tahun ini sangat cepat bahkan melampaui negara China yang oleh dunia diakui cemerlang dalam bidang sains .

Meski lebih dari 30 tahun diembargo Barat, Iran telah melakukan langkah besar di berbagai sektor, termasuk sektor ruang angkasa, nuklir, kedokteran, penelitian tentang sel dan kloning. Tanggal 2 Februari kemarin, Iran berhasil meluncurkan satelit yang diberi nama Kavoshgar 3 ke ruang angkasa. Satelit itu membawa berbagai organisma hidup seperti tikus, dua ekor kura-kura dan cacing untuk keperluan penelitian.

Sebelumnya, di bulan Januari, Iran menjadi negara pertama di Timur Tengah yang mampu mengembangbiakkan hewan ternak transgenik, seperti domba dan kambing. Iran juga tercatat sebagai salah satu negara dari sedikit negara yang berhasil mengembangkan teknologi dan perangkat untuk mengkloning hewan ternak yang bisa digunakan untuk keperluan penelitian di bidang kedokteran dan untuk memproduksi zat antibodi manusia untuk menangkal penyakit.

Anak domba bernama Royana dan dua sapi bernama Bonyana dan Tamina adalah hewa-hewan hasil kloning pertama di Iran.
Rudal Nour





———>>>
Jet tempur F-4E Phantom dipersenjatai rudal AGM-65 Mavericks



.
———>>>
senjata Iran untuk Akhiri Supremasi heli Apache produksi AS




———>>>
Rudal Shahab-3

Fars – Pejabat tinggi militer Republik Islam Iran menyatakan militer Iran berhasil memproduksi senjata khusus yang dapat menembak jatuh helikopter Apache
.
Beliau menambahkan Kementrian Pertahanan membuat kemajuan berati dalam merancang dan membuat pesawat nirawak yang dapat terbang tinggi, mempunyai kemampuan memantau, dan dilengkapi dengan berbagai macam sensor.

Persenjataan Militer Iran, yang mencengangkan dunia

IRAN, mungkin negara islam ini identik dengan “Pelayannya” yang sangat terkenal, dihormati, disegani kawan dan lawan tapi juga target propaganda AS dan Israel dan antek-anteknya yang seakan kebakaran jenggot dengan geliat negara ini, ya sosok “pelayan” itu adalah Mahmud Ahmadinejad.
Di bawah pemerintahannya, Iran seolah menjadi negara yang “ajaib” menurut pandangan pihak barat bahkan dunia, ajaib karena dengan embargo yang dikenakan oleh negara-negara barat, ilmu pengetahuan Iran tumbuh dengan pesatnya. Iran seolah memberikan gambaran kepada negara-negara lain yang notabene muslim khususnya dan negara di dunia umumnya bahwa cukuplah Allah yang menjadi penolong bagi kita
.
Berikut ini sekilas perkembangan ilmu pengetahuan iran khususnnya di dunia militer :
———>>>
Rudal Balistik Terbaru Bernama “Kautsar”



Kepala Staf Angkatan Udara Garda Revolusi Iran Marsekal Husein Salami menyatakan Pasukan Garda Republik (Pasdaran) Iran berhasil melakukan ujicoba atas rudal balistik terbarunya dalam latihan perang laut hari kedua dengan sandi “Rasulullah yang Mulia . Menurutnya, rudal balistik terbaru bernama “Kautsar” yang diproduksi di dalam negeri itu memiliki kemampuan untuk diarahkan menuju sejumlah sasaran dalam waktu yang bersamaan. Selain itu, rudal tersebut juga tidak akan terdeteksi radar.
———>>>
.
Hoot, Jenis Terpedo Bawah Laut Tercepat di Dunia
Republik Islam Iran berhasil melakukan ujicoba sebuah torpedo bawah permukaan air yang mampu melaju dengan kecepatan 100 meter perdetik. Demikian disampaikan Komandan Angkatan Laut Pasukan Garda Revolusi Laksamana Ali Fadavi, dalam wawancaranya dengan Saluran Berita IRIB. Menurut Fadavi, ujicoba itu berhasil dilakukan di hari ketiga latihan perang dengan Sandi Rasulullah yang Mulia, yang diadakan di perairan selatan Iran
.
Dikatakan oleh Fadavi bahwa rudal jenis baru ini adalah yang tercepat di dunia, karena selama ini, rudal yang paling cepat di dunia hanya mampu bergerak dengan kecepatan 25 meter perdetik. Menurutnya pula, rudal yang diberi nama Hoot ini mampu membawa hulu ledak berkekuatan besar. Dengan kekuatan besar dan kecepatan seperti itu, dipastikan tidak akan ada kapal induk atau kapal selam yang bisa menghindar dari tembakan rudal ini
.

Sambil menyebut hanya ada dua negara di dunia yang mampu memproduksi rudal bawah air tersebut, Fadavi juga menyatakankan spesifikasi lain rudal Hoot produksi Iran yang mampu lolos dari deteksi radar




rudal Shahab-3 yang memiliki jangkauan tembak lebih jauh yang dapat menjangkau Israel dan pangkalan Amerika Serikat di wilayah Teluk. Rudal ini memiliki jangkauan tembak sejauh 2.000km. Mampu membawa bahan peledak seberat 750 kilogram hingga 1.000 kilogram
.
Kolonel Nasser Arab-Beigi, kepala lembaga swasembada di Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), kemarin (2/2) mengatakan, senjata khusus itu juga dapat menghancurkan tank canggih
.
Ditekankannya, senjata baru ini akan mengakhiri supremasi helikopter made-in Amerika, Apache, di medan pertempuran.

“Musuh tidak bisa lagi beranggapan bahwa jika mereka menyerang Iran, helikopter Apache dapat berlaga memuaskan seperti sebelumnya di Irak dan Afghanistan,” tegas Arab-Beigi
.
Menurutnya, divisi swasembada IRGC memfokuskan penelitiannya pada ancaman musuh seraya menekankan bahwa pihaknya senantiasa mengamati berbagai kemampuan musuh dan meneropong beberapa yang dinilai sebagai ancaman bagi Iran.
———>>>
Meriam Hanud



Kementrian Pertahanan Iran telah membuat sistem anti rudal yang mampu melumat rudal jelajah dan obyek terbang lainnya pada ketinggian rendah, diungkapkan Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi pada kantor berita Fars, Minggu (02/05).

“Para ahli di Kementrian Pertahanan sukses dalam membuat sistem artileri udara jarak dekat yang mampu menembakan 4000 peluru per menit,” ungkap Vahidi
.
Sistem ini akan dioperasikan dalam waktu dekat
.
Vahidi menekankan Kementrian Pertahanan sedang merancang sistem pertahanan udara jarak dekat, sedang, dan jauh




Jet tempur F-4E Phantom dipersenjatai rudal AIM-9P Sidewinders, dilengkapi tanki bahan bakar ditengah 600 galon dan 2 tanki dibagian sayap masing-masing 370 galon. (Foto: FARS)
Itulah sebagian kecil persenjataan militer yang dimiliki oleh iran, dan sebagian besar adalah hasil karya mereka sendiri, jarang sekali negara yang bisa membangun persenjataan militernya sendiri dengan sedemikian pesatnya dalam kondisi diembargo mulai dari perencaaan, pembuatan, test dan review sampai akhirnya siap untuk digunakan. Kita lihat saja apakah As, israel dan sekutu-sekutunya berani menyerang iran?, hmmm sekarang saja mereka sudah dilanda ketakutan dengan kemajuan ilmu pengetahuan di iran termasuk kemajuan di bidang militernya yang notabene merupakan titik lemah yang sering dipakai As undtuk menekan negara-negara lain

Sanksi Bikin Iran Jadi Pusat Ilmu Pengetahuan

Minggu, 10 Maret 2013, 17:42 WIB
Fasilitas nuklir Iran
Fasilitas nuklir Iran
Duta besar Iran untuk Spanyol, dalam pertemuan dengan ketua parlemen Basque, mengatakan meskipun sanksi Barat terhadap Iran “menciptakan masalah buat kami, pemuda Iran mengubah negeri mereka menjadi pusat teknologi di dunia”.
Menurut laporan Kedutaan Besar Iran di Spanyol Morteza Saffari Natanzi, dalam satu pertemuan dengan Ketua Parlemen Basque Bakartxo Tejeria di Kota Victoria, Ibu Kota Basque, menjelaskan secara terperinci prestasi Iran dalam tiga dasawarsa terakhir di bidang politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan.
Saffari mengatakan sanksi yang dijatuhkan menciptakan kesulitan bagi Iran, tapi masalah itu dibandingkan dengan prestasi sangat besar Iran “bisa diterima”.
Ia menyatakan program nuklir Iran sepenuhnya damai dan berada di bawah pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), dan menambahkan Iran memiliki kerja sama baik dengan IAEA dan akan terus melanjutkannya.
Duta Besar Iran tersebut menggaris-bawahi hak negara Persia itu untuk memiliki akses ke energi nulir damai dan menyebut propaganda media Barat mengenai masalah tersebut sepenuhnya politis tanpa bukti hukum sama sekali, kata laporan IRNA –yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad sore.
Ia menjelaskan peran parlemen Iran dalam susunan politik negeri itu dan menyampaikan kesiapan Iran untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan parlementer dengan Negara Bagian Basque.
Sementara itu Bakartxo Tejeria menyampaikan dukungan bagi perluasan hukuman ekonomi antara Basque dan Iran dan menjelaskan kemampuan Basque serta keinginan pejabat setempat untuk mengembangkan hubungan dengan Iran.
Ia juga menyambut baik diperkokohnya hubungan parlementer antara Iran dan Negara Bagian Otonomi Basque. Saffari juga bertemu dengan pemimpin Pemerintah.

Robot Operasi Bedah Iran Segera Dipamerkan

Deputi Riset dan Teknologi Kementerian Kesehatan Republik Islam Iran, Doktor Mostafa Qaneii, mengkonfirmasikan pameran robot baru di bidang kedokteran pada Pekan Fajar Kemenangan Revolusi Islam.

Mehr melaporkan, menurut Qaneii, selain robot itu juga akan diperkenalkan tiga obat baru untuk penyakit pernafasan, anti-kanker, dan darah yang diteliti oleh para ilmuwan Iran.

Ditambahkannya, “Menyusul finalisasi produksi, maka pengenalan obat-obat tersebut akan dilakukan pada peringatan Pekan Fajar Kemenangan Revolusi Islam, dan kami optimis obat-obatan itu dapat diperkenalkan sesuai jadwal.”

Lebih lanjut Qaneii menjelaskan, Kementerian Kesehatan Iran akan memperkenalkan robot generasi baru yang akan membantu para dokter dalam operasi pembedahan. Dikatakannya bahwa robot tersebut sepenuhnya produksi dalam negeri

Iran Temukan Mikroskop Berkekuatan Atom
Kemajuan IPTEK Iran:
Iran Temukan Mikroskop Berkekuatan Atom
.
“Pusat-pusat penelitian farmasi dan bioteknologi sekarang dapat melihat-partikel nano, virus dan bakteri dengan menggunakan AFM. Selain itu, perangkat ini juga dapat digunakan dalam bidang industri, “tambahnya.


Para peneliti di Pardis Technology Park telah mengkomersilkan penemuan baru mereka, Mikroskop  

Berkekuatan Atom (Atomic Force Microscope=AFM).
Dr Abbas Shahmoradi, manajer proyek, mengatakan bahwa penelitian untuk desain dan produksi AFM telah dimulai sejak tahun 1999. Dan kini, AFM telah mencapai tahap komersialisasi.

“Pusat-pusat penelitian farmasi dan bioteknologi sekarang dapat melihat-partikel nano, virus dan bakteri dengan menggunakan AFM. Selain itu, perangkat ini juga dapat digunakan dalam bidang industri, “tambahnya.

Sambil menjelaskan bahwa AFM memiliki kegunaan praktis dalam proyek nano-teknologi, Shahmoradi mengatakan, “AFM dapat mengambil gambar dari partikel yang sangat halus dan menganalisis sifat material dalam skala nano.”

Shahmoradi menekankan, hanya 6 negara yang memiliki kemampuan teknis pembuatan AFM. Dan sekarang, Iran dapat bergabung dengan AS, Rusia, Jerman, Inggris, Denmark dan Swiss dalam kepemilikan teknologi ini
……………….
 Renaissans  Dunia  Islam Modern Terjadi  Di Iran !!! Kajian  Agama, Sains, Iptek, Filsafat  Terintegrasi  Menjadi  Satu  !!! Iran  PUSAT  KEBANGKiTAN  DUNiA  iSLAM  MODERN

Kebutuhan Serius Hauzah adalah Penyusunan Program Jangka Panjang
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzhma Sayyid Ali
Khamenei dalam pertemuannya dengan anggota Dewan Tinggi
Hauzah Ilmiah pada Selasa malam (26/10) menyebutkan urgennya
mempersiapkan sistem pendidikan komprehensif, riset dan tabligh
bagi hauzah. Rahbar menekankan, “Satu dari kebutuhan serius hauzah
adalah menyusun rencana jangka panjang dan program strategis.”

Menurut Kantor Berita ABNA, dalam kesempatan tersebut Rahbar menilai penyusunan program, penetapan tujuan dan penentuan prioritas ilmu-ilmu hauzah hanya mungkin dilakukan setelah adanya perspektif mengenai rencana jangka panjang. “Manajemen hauzah juga hendaknya lebih ramping dari apa yang ada saat ini,” ujar Rahbar.

Di sisi lain, Rahbar juga menilai pentingnya hubungan berkelanjutan antara Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Qom dengan para ulama marja sekaligus menekankan perlunya memanfaatkan pandangan dan ide-ide pelajar hauzah yang masih muda. Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengatakan, “Rahbar tidak akan mencampuri hasil-hasil rafitikasi Dewan Tinggi Hauzah Qom dan begitu juga segala keputusan yang diambil oleh manajemen hauzah ini.”

Rahbar dalam pembicaraannya menekankan agar jangan sampai ada pembatasan dalam metode pengajaran dan proses belajar di hauzah-hauzah ilmiah sembari menilai penting irfan praktis bagi para santri dan ulama. “Menjelaskan dan menyampaikan kembali biografi dan riwayat hidup para ulama besar yang berakhlak dan ahli dalam mensucikan dirinya serta surat dan nasihat moral mereka lebih berpengaruh ketimbang irfan teoritis.”

Dalam kesempatan itu,  Rahbar kembali mengingatkan pembicaraannya mengenai perlunya menciptakan reformasi di hauzah ilmiah dan menegaskan, “Masalah reformasi di hauzah ilmiah harus ditindaklanjuti dan diterapkan secara serius.”

Di bagian lain dari pembicaraannya, Rahbar tidak lupa mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaannya atas usaha dan kerja keras Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Qom.

Di awal pertemuan Ayatullah Yazdi, Ketua Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Qom menyampaikan laporan singkat tentang struktur baru Dewan dan Komisi yang ada, begitu juga mengenai sejumlah ratifikasi Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Qom. Ayatullah Yazdi mengatakan, “Sebagian dari ratifikasi yang dihasilkan oleh Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Qom terkait level keilmuan hauzah-hauzah ilmiah di seluruh negeri dan pengklasifikasian mereka, dibentuknya kantor yang mendata dan mengelola potensi-potensi hebat hauzah, menciptakan sistem koordinasi manajemen dan finansial di hauzah dan mempersiapkan anggaran dasar dana dukungan bagi para peneliti hauzah.”

Sementara Ayatullah Moqtadai, Direktur Hauzah Ilmiah Iran saat menyampaikan laporannya mengatakan, “Reformasi dan perubahan struktur hauzah telah disesuaikan dengan tugas yang diembannya, penyusunan rencana jangka panjang 20 tahun hauzah, pendirian Dewan Pembuat Kebijakan Tablig dan pengorganisasiannya, kemudahan urusan pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan menciptakan sistem terpadu informasi pendidikan merupakan bagian dari langkah-langkah yang telah diambil selama ini.”

Dalam pertemuan ini sebagian anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Qom menyampaikan sejumlah tema terkait pentingnya menciptakan mekanisme yang tepat untuk melindungi dan mendidik sumber daya manusia berpotensi di hauzah-hauzah ilmiah, memanfaatkan ide-ide para marja, pentingnya pelatihan bagi para ustad hauzah ilmiah yang berada di daerah-daerah dan penyusunan program jangka pendek dan panjang untuk menciptakan reformasi di hauzah.
 …………………………………………………………………………..
Memisahkan Politik dari Agama adalah Strategi Musuh Islam
Ayatullah Nuri Hamadani:
 Memisahkan Politik dari Agama adalah Strategi Musuh Islam
Syi’ah dan Iran tidak memisahkan Politik dari Agama karena kami mengikuti sunah Nabi SAW  dan Ahlulbaitnya, sehingga sains/iptek  maju pesat

Iran Pamerkan Jet Tempur Baru Qaher-313

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan memperoleh swasembada peralatan militer penting dan sistem pertahanan. Azarakhsh adalah pesawat jet tempur pertama Iran dalam negeri diproduksi.
“Memisahkan antara agama dan politik adalah diantara strategi musuh agar umat Islam lebih sibuk mengurusi kesalehan pribadinya.”

Ayatullah al uzhma Nuri Hamadani Ahad (3/1) di hadapan para petinggi militer Republik Islam Iran dan staffnya menyatakan, “Sebelum datangnya Islam umat manusia berada dalam kezaliman dan kejahiliyaan, sampai akhirnya Nabi Muhammad Saw datang membawa agama Ilahi yang memancarkan cahaya yang menyinari kegelapan di zamannya.

Kemudian secara bertahap Islam tersebar keseantero dunia yang membuat penguasa-penguasa dunia terpaksa bertekuk lutut dan mengakui kedigdayaan Islam. Sampai saat ini, musuh-musuh Islam terus berusaha keras untuk meruntuhkan dan merusak agama langit ini.”

“Rasulullah saw mengirim lebih dari 30 surat kepada para penguasa besar dan mengajak mereka untuk hanya menyembah kepada Allah SWT. Ini diantara metode Rasulullah dalam upayanya mendakwahkan Islam keseantero dunia. Beliau mengajak diantaranya penguasa Persia dan Romawi untuk mengenal kebenaran, namun keduanya secara angkuh menolak dakwah Rasulullah tersebut.” Lanjutnya.

Ulama yang juga merupakan guru besar Hauzah Ilmiyah Qom tersebut kemudian menyebutkan upaya gigih musuh Islam sepanjang sejarah untuk menghancurkan Islam dengan menggunakan berbagai cara. “Memisahkan antara agama dan politik adalah diantara strategi musuh agar umat Islam lebih sibuk mengurusi kesalehan pribadinya.” Jelasnya.

“Dikekinian kita turut menyaksikan persaingan dua kubu, komunisme di timur dan kapitalisme di Barat. Keduanya bersaing hendak menguasai dunia khususnya antas kaum muslimin. Untuk tujuannya itu mereka melakukan banyak kezaliman dan penjarahan.” Lanjutnya.

Ayatullah Nuri Hamadani selanjutnya menyinggung gerakan besar perlawanan rakyat Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini, “Setelah imam Khomeini dikeluarkan dari pelariannya di Irak, tidak satupun Negara Islam yang bersedia menerima Imam Khomeini. Karena semua Negara Islam saat itu dibawah kendali Barat ataupun Timur.”

“Imam Khomeini pun kemudian memutuskan untuk menetap di Paris Perancis. Dan ditempat itu Imam Khomeini secara leluasa memimpin jalannya arah revolusi. Keberadaan Imam di Paris pun dimanfaatkan untuk memperkenalkan kepada dunia khususnya Barat mengenai perjuangan dan cita-cita Islam.” Ungkap ulama marja taklid tersebut.

“Kewajiban paling utama kita saat ini adalah menjaga nilai-nilai Islam dan revolusi. Musuh Islam tidak sesaatpun berhenti dan menyerah untuk menaklukkan Islam. Apa yang terjadi saat ini di Suriah adalah bukti kegigihan mereka. Barat dan beberapa Negara Islam berupaya menjatuhkan kedaulatan Negara yang tidak mau didikte oleh mereka. Kegigihan mereka sampai Negara dan rakyat yang menolak mereka dihapus dari peta dunia.” Tutupnya.

Kebudayaan dan Peradaban Islam; Menuntut Ilmu Pengetahuan

Ilmu dan rasionalitas adalah di antara ajaran Islam yang menjadi perhatian luar biasa.  Bahkan bisa dikatakan, tidak ada agama seperti Islam yang sedemikian mendorong untuk menuntut ilmu. Dengan melihat sepintas apa yang disinggung dalam al-Quran dan Hadis, kita akan dapat memahami bahwa Allah Swt dan para wali-Nya, menyerukan untuk bersikap rasional dan logis.
Keimanan tanpa landasan rasional, sama sekali tidak dapat diterima. Akal adalah sarana untuk mengenal Allah Swt. Pada dasarnya, berpikir dan bersikap logis adalah salah satu jalan urgen untuk mengenal Allah Swt. Allah Swt dalam surat al-Anbiya ayat 65 menyebut keimanan kepada selain Allah Swt sebagai akibat jauhnya manusia dari akal.

Agama Islam mencela orang yang jahil atau bodoh.Pengertian jahil di sini bukan berarti tidak berpendidikan dan tidak mengenyam pendidikan akademik. Sebab, betapa banyak orang yang mempunyai ilmu tapi pada dasarnya jahil. Dengan ungkapan lain, mereka adalah orang yang mempunyai wawasan dunia luar. Akan tetapi otak mereka tidak lebih dari gudang informasi. Mereka sama sekali tidak berpikir akan berbagai masalah utama kehidupan. Mereka inilah yang disebut orang-orang jahil, yakni otak hanya berfungsi sebagai penampung informasi dan  tidak digunakan untuk berpikir.

Orang-orang yang menganggap agama dan ilmu sebagai dua hal yang kontradiksi, akan membisu saat memahami keagungan ilmu dan pengetahuan dalam pandangan Islam. Dalam sumber-sumber pemikiran Islam dan sejarah agama ilahi sama sekali tidak ditemukan indikasi kontradiksi antara ilmu dan agama. Ilmuwan dan pemikir-pemikir Islam seperti Jabir bin Hayyan, Muhammad bin Musa Kharazmi, Mohammad bin Zakaria Razi, Farabi, Ibn Haitsam, Ibn Rusyd dan lain-lain menunjukkan adanya perhatian besar Islam kepada ilmu dan pengetahuan.
Kemuliaan ilmu dan pengetahuan mendapat perhatian luar biasa. Bahkan surat pertama yang turun kepada Nabi Besar Muhammad Saw menekankan pentingnya ilmu dan pengetahun. Surat pertama yang turun itu adalah al-Alaq.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat-ayat itu turun di saat tidak ada penulis di sekitar Mekah dan Madinah. Bahkan disebutkan dalam sejarah, jumlah orang yang bisa membaca dan menulis di Mekah saat itu tidak lebih dari 20 orang. Padahal Mekah saat itu adalah pusat kegiatan religius, politik dan ekonomi. Sumpah pada penekanan membaca dan menulis menunjukkan urgensitas ilmu dan pengetahuan dalam Islam.

Di tengah kondisi seperti itu, Rasulullah Saw berupaya keras mengembangkan bidang pendidikan untuk mencerdaskan umat. Upaya pencerdasan umat merupakan misi utama beliau. Masyarakat harus menuntut ilmu. Bagi Rasulullah Saw,  kewajiban menuntut ilmu bukan hanya milik kalangan tertentu. Dengan demikian, umat akan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Dalam perang Badr, umat Islam berhasil menawan sejumlah prajurit musyrik, yang  kebetulan bisa membaca dan menulis. Rasulullah Saw mengumumkan akan membebaskan siapa saja yang bisa mengajarkan baca tulis kepada sepuluh orang muslim. Berkat langkah ini banyak muslim yang bisa membaca dan menulis. Zaid bin Tsabit adalah di antara sahabat Rasulullah Saw yang rajin mengajar cara membaca dan menulis kepada kaum Muslimin. Pembebasan tawanan dengan cara mengajar baca tulis kepada kaum Muslimin adalah langkah inovatif dan efektif dari Rasulullah untuk membentuk masyarakat Muslim yang ideal.

Tak diragukan lagi, jika para pemuka agama Islam tidak menekankan kemuliaan ilmu,  maka peradaban besar Islam tidak akan terbentuk. Sejarah membuktikan bahwa berbagai ilmu berkembang pesat di masa keemasan peradaban Islam. Banyak orang muslim yang tercatat sebagai bapak dan pencetus berbagai ilmu empiris. Di masa keemasan Islam banyak pusat-pusat ilmu dan perpustakaan besar yang didirikan.

Murtadha Muthahhari, cendekiawan dan ulama kontemporer asal Iran,  ketika membahas ilmu dan keimanan, menyinggung ajaran agama Kristen yang menilai ilmu dan iman sebagai dua hal yang kontradiktif. Dikatakannya, “Berdasarkan pandangan keliru Kristen ini, sejarah peradaban Eropa memisahkan ilmu dan keimanan. Akan tetapi menurut sejarah Islam baik di masa kemajuan maupun kemunduran, ilmu dan keimanan selalu dianggap sebagai dua hal yang selalu beriringan dan tak bisa dipisahkan.” Muthahhari juga menekankan, “Umat Islam tidak seharusnya mengadopsi pemikiran Kristen yang salah ini dan sebaliknya, harus mengganggap ilmu dan iman sebagai dua hal yang tak dapat dipisahkan.” Menurut Muthahhari, ilmu dan iman adalah dua hal yang saling melengkapi dan menyempurnakan.

Menurut Islam, ilmu dan agama sama sekali tidak dapat dipisahkan dan berhubungan erat. Al-Quran menyebutkan kata ilmu hingga 80 kali di berbagai ayat yang berbeda. Dengan demikian, tak diragukan lagi bahwa Islam punya perspektif khusus terhadap ilmu dan pengetahuan. Allah, bahkan memuliakan orang-orang yang berilmu dengan derajat yang luar biasa. Dalam surat Mujadilah ayat 11, Allah Swt berfirman:

…. Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Allah Swt mengajak orang-orang yang berpikir untuk merenungi eksistensi, alam semesta, langit, bintang, bulan dan matahari dan lain-lain. Sejumlah ayat al-Quran juga berperan penting dalam mendorong umat Islam untuk mendalami berbagai ilmu seperti ilmu perbintangan dan matematika. Allah Swt dalam surat Yunus ayat 5 berfirman:

Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui
.
Dalam berbagai ayat dan hadis ditekankan urgensitas ilmu dan kemuliaan orang-orang yang berilmu. Pada suatu hari, seorang sahabat datang kepada Nabi Muhammad Saw, dan mengatakan, “Wahai Rasulullah Saw, manakah di antara kedua kelompok ini yang lebih dicintai; mendatangi pemakaman jenazah atau menghadiri majlis seorang yang alim?”
Rasulullah Saw bersabda, “Jika sudah ada orang yang menghadiri pemakaman jenazah, maka menghadiri majlis seorang yang alim lebih mulia dari menghadiri seribu acara pemakaman jenazah, membesuk seribu orang sakit, melakukan seribu shalat malam, menunaikan seribu puasa dan memberikan seribu dirham sedekah kepada para fakir dan miskin, mengerjakan seribu haji dan melakukan seribu perang di jalan Allah. Dimanakah posisi mereka dan dimanakah posisi orang yang menghadiri majlis seorang alim?!! Bukankah kamu mengetahui bahwa Allah Swt hanya bisa disembah dengan ilmu. Kebaikan dunia dan akherat terletak pada ilmu, sedangkan keburukan dunia dan akherat terletak pada kejahilan.”

Di masa sejarah AhliBait as, Imam Shadiq as mendapat kesempatan untuk menyebarkan ilmu dan pengetahun. Di masa itu, ilmu berkembang pesat. Imam Shadiq berkesempatan mendorong murid-muridnya untuk menuntut ilmu. Beliau as berkata, “Seseorang yang melakukan pekerjaan tanpa ilmu dan kesadaran sama seperti pejalan yang keluar dari jalan utama. Semakin jauh berjalan maka orang itu akan kian tersesat di jalan yang salah.”

Seluruh ayat dan hadis menunjukkan bahwa Islam sama sekali tidak bertentangan dengan ilmu. Bahkan ilmu sudah menjadi hal yang terus mendampingi agama. Tanpa ilmu, agama tidak akan terealisasi.  Kinerja kecemerlangan peradaban Islam  membuktikan bahwa para ilmuwan dan ulama selalu menganggap menuntut ilmu sebagai ibadah. Syarifudin Khorasani dalam ensklopedia Islam menulis, “Abu Ali Ibnu Sina, seorang filosof dan dokter terkemuka, mengatakan bahwa setiap kali menemukan problema saat membaca buku-buku logika, ia segera bangkit menuju masjid dan mengerjakan shalat, kemudian meminta supaya Allah Swt membantunya menyelesaikan kesulitan yang dihadapinya.”

Tak dapat dipungkiri bahwa ada syarat-syarat dalam menuntut ilmu. Dalam Islam tidak ada kesenjangan antara ilmu, akhlak dan ibadah. Ketiga hal itu selalu berjalan berdampingan bahkan tak dapat dipisahkan. Pada dasarnya, ilmuwan muslim adalah sosok yang bertanggung jawab, sedangkan seorang alim tanpa akhlak malah akan merusak masyarakat. Inilah kemuliaan Islam yang tidak membedakan aspek ilmu dan moralitas yang terkandung dalam akhlak dan ibadah

AU Iran Siap Melawan Setiap Ancaman

Seorang komandan senior Iran mengatakan, Angkatan Udara Republik Islam Iran (IRIAF) mampu melawan setiap ancaman yang membahayakan keamanan negara.

Komandan IRIAF Brigadir Jenderal Hassan Shah-Safi mengatakan pada hari Kamis (7/2) bahwa angkatan udara benar-benar siap untuk membela wilayah udara negara. Press TV melaporkan.

“Angkatan udara mampu menetralkan ancaman yang membahayakan keamanan negara dengan memantau semua ancaman regional dan trans-regional,” tambah Shah-Safi.

“Kami telah berulang kali mengumumkan bahwa doktrin militer kita adalah defensif dan kami tidak berniat untuk menyerang negara manapun, dan tidak akan melakukannya,” tegasnya.

Meski demikian, lanjut Shah-Safi, angkatan bersenjata akan melawan dengan gigih setiap serangan terhadap Republik Islam.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada peralatan militer penting dan sistem pertahanan.
Iran meyakinkan negara-negara lain bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi pihak lain, dan menegaskan doktrin pertahanan Republik Islam sepenuhnya didasarkan pada pencegahan.
 
 Iran Pamerkan Jet Tempur Baru Qaher-313di hari ketiga Sepuluh Hari Kemenangan Fajar, jet tempur Qaher-313 produksi Departemen Pertahanan Republik Islam Iran dipamerkan dengan dihadiri Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

Menurut laporan Mehr News, Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahidi seraya mengucapkan selamat atas keberhasilan besar bangsa ini dalam merealisasikan instruksi Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, seluruh tahap pembuatan Qaher-313 mulai dari rencana hingga produksi ditangani oleh teknisi dan ilmuwan Badan Industri Udara Departemen Pertahanan.

Vahidi saat menjelaskan keunggulan jet temput Qaher-313 menambahkan, pesawat temput ini dalam bentuknya memiliki keistimewaan tersendiri. Pesawat ini juga memiliki kemampuan terbang rendah.

Sementara itu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang berbicara dalam upacara pembukaan, menegaskan bahwa pertahanan Iran tidak ditujukan untuk “ekspansi dan agresi terhadap negara lain.

Ahmadinejad juga menyatakan bahwa jet tempur telah benar-benar dirancang dan diproduksi oleh para ahli Iran. Qaher-313 dikatakan mirip dengan F/A-18 AS-built, meskipun penampilan mirip dengan F-5E / F Tiger II. Pembom satu kursi baru telah dibuat berdasarkan state-of-the-art teknologi dan prestasi pertahanan modern.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan memperoleh swasembada peralatan militer penting dan sistem pertahanan. Azarakhsh  adalah pesawat jet tempur pertama Iran dalam negeri diproduksi.

Saeqeh jet tempur adalah pesawat tindak lanjut, berasal dari Azarakhsh. Iran meluncurkan skuadron pertama dari pembom tempur Saeqeh dalam pertunjukan udara pada bulan September 2010.

Teheran telah berulang kali meyakinkan negara-negara lain, khususnya negara tetangga, bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, yang menyatakan bahwa doktrin pertahanan semata-mata didasarkan pada pencegahan.

Kaum Syi’ah di bahrain dibantai Tentara Saudi Arabia

PBB: Kondisi Bahrain Masih Mengkhawatirkan, Ratusan Orang Hilang
Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam kebijakan pemerintah Bahrain yang dinilai melanggar ketentuan internasional dengan menindak para aktivis dan staf medis.

Kantor berita Reuters (23/3) mengutip pernyataan juru bicara kantor tersebut, Rupert Colville, “Ini sangat penting bahwa pihak berwenang Bahrain harus mematuhi standar internasional. Warga tidak boleh ditangkap secara sewenang-wenang, mereka tidak boleh ditahan tanpa bukti yang jelas atas kejahatan mereka.”

Menurut keterangan kantor PBB itu, para aktivis dan staf medis Bahrain ditangkap menyusul lebih dari 100 orang telah dilaporkan hilang sejak aksi kekerasan aparat terhadap para demonstran anti-pemerintah pekan lalu.

Menurut Colville, “Situasi di Bahrain masih sangat mengkhawatirkan dengan banyaknya jumlah korban tewas dan laporan tentang orang hilang yang mencapai 50 hingga 100 kasus dalam seminggu terakhir.”

Ditambahkannya, “Dua di antara orang yang sebelumnya dinyatakan hilang ditemukan mati.”
Pejabat PBB itu lebih lanjut menjelaskan”Warga tidak boleh dipukuli atau dilecehkan secara fisik oleh aparat keamanan, korban cedera juga tidak seharusnya dicegat untuk mendapat perawatan medis, dan berdasarkan laporan hal ini masih terjadi di Bahrain.”

Sementara itu, seorang perempuan di Bahrain, meninggal setelah menderita luka tembak di kepala.

Colville juga menyinggung berbagai laporan terkait penahanan atau ancaman terhadap orang-orang yang berbicara kepada media.

“Mereka yang ditangkap termasuka di antaranya adalah para aktivis politik, aktivis HAM, dokter dan perawat dari rumah sakit Salmaniya,” ungkap Colville.

“Banyak dari mereka yang melaporkan situasi dalam negeri Bahrain kepada dunia luar, komunikasi mereka telah diputus dan dalam beberapa kasus bahkan ponsel anggota keluarga mereka juga telah diputus,” tegas Colville.

Colville menegaskan bahwa protes damai sama sekali bukan tindak kejahatan dan memberikan informasi kepada wartawan tidak bertentangan dengan logika, bukan kejahatan, atau bahkan pelanggaran hak asasi manusia.

Sedikitnya 20 orang tewas dan sekitar 1.000 lainnya cedera sejak protes anti-pemerintah mengguncang Bahrain pada pertengahan Februari lalu.

Di sisi lain, para demonstran menegaskan bahwa mereka tidak akan menghentikan demo sampai tuntutan mereka terpenuhi yaitu kebebasan dan pembentukan pemerintahan monarki konstitusional serta hak yang seimbang dalam pemerintahan. (IRIB/MZ/MF/23/3/2011)
Bahrain: Perjuangan di “Kota Dosa”

“Manama is one such beautiful city, where there is river of alcohol and fishes of pretty girls,” demikian promosi di sebuah situs traveling.

Bila Anda browsing di situs-situs traveling tentang tempat-tempat favorit untuk berpesiar, sangat mungkin Anda menemukan kategori “sin city” (kota dosa). Ada sepuluh kota ‘paling berdosa’ di dunia ini, tempat di mana kaum hedonis difasilitasi dalam melampiaskan nafsu bejat mereka, mulai dari minuman keras, judi, hingga mencari pelacur. Kota dosa urutan 10 adalah Berlin, urutan 9 adalah Macau, urutan pertama adalah Pattaya. Dan, Manama, ibu kota Bahrain yang berpenduduk mayoritas muslim itu, berada di urutan ke delapan! Sebuah situs traveling menulis, bahwa tiap akhir pekan, laki-laki dari Arab Saudi akan berbondong-bondong datang ke Bahrain, mengendarai mobil-mobil mewah, melewati jembatan King Fahad. Jembatan sepanjang 16 mil itu juga sering dijuluki jembatan “Johnny Walker”, merek minuman keras. Tak heran, karena laki-laki Saudi kebanyakan melewati jembatan itu dengan tujuan untuk berpesta pora menenggak minuman keras yang konon dibatasi di Arab Saudi. Masih menurut situs traveling itu, pelacur juga mudah didapat di Manama. Sungguh sebuah kota yang bergelimang dosa.

Dan, menurut Anda, bagaimana perasaan rakyat Bahrain? Bahrain adalah sebuah negara di Timur Tengah dengan budaya Islam yang sangat kental. Penduduknya adalah muslim, yang kebetulan 60%-nya bermazhab Syiah. Kaum muslim, apapun mazhabnya, bila hidup di tengah kebejatan dan kebobrokan yang dipertontonkan secara terang-terangan seperti yang terjadi di ‘kota dosa’ itu, pastilah akan merasa terhina. Ketika rasa terhina rakyat Bahrain mencapai puncaknya, mereka bangkit untuk menuntut pergantian rezim.

Ketika gelombang protes rakyat Bahrain semakin memuncak, para lelaki dari Arab Saudi juga datang berbondong-bondong melewati jembatan Johnny Walker itu. Namun, kali ini mereka datang dengan membawa senjata. Moncong senjata diarahkan kepada para demonstran yang bertangan kosong.

Tepat tanggal 14 Maret, sekitar 1000 tentara Saudi memasuki Manama dengan tujuan untuk membantu rezim Al Khalifa dalam membungkam demonstrasi rakyat Bahrain. Mereka menyerbu kampus Bahrain University, menembaki sekitar 350 pemuda muslim yang berdemo menuntut demokrasi, dengan gas air mata dan peluru karet. Mereka juga merangsek ke lapangan Pearl tempat berkumpulnya para demonstran dan kembali menyerang tanpa kenal ampun. Puluhan orang gugur dan ratusan lainnya terluka.
Serbuan pasukan dari Arab Saudi ini terjadi hanya dua hari setelah Menhan AS, Robert Gates, menemui Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa di Manama. Sebagian besar analisis politik yang saya baca menyebutkan bahwa dalam kunjungan ini keduanya memang saling bersepakat untuk mempertahankan rezim Al Khalifa di Bahrain dengan cara apapun, termasuk dengan membunuhi rakyat Bahrain. Tentu saja, AS tetap beretorika dan menyatakan ‘menyesalkan kekerasan yang terjadi di Manama.”

AS dan Uni Eropa telah memertontonkan kemunafikan paling dahsyat: mengirim pasukan ke Libya untuk ‘membebaskan’ rakyat Libya dari Qaddafi serta mendorong terjadinya demokratisasi di Libya; namun pada saat yang sama, membiarkan (dan bahkan mendukung) raja-raja Arab membungkam tuntutan demokrasi di Bahrain. Kemunafkan mereka sudah bukan rahasia lagi. Standar ganda Barat dalam menghadapi Bahrain dan Libya hanyalah pengulangan dari sekian banyak standar ganda yang mereka pertontonkan sepanjang sejarah.
Namun yang menyedihkan adalah sikap kaum muslimin: mengapa hanya karena kebetulan penduduk Bahrain mayoritasnya Syiah, lalu mereka dianggap tak patut dibela? Tidakkah sikap seperti ini setali tiga uang dengan sikap AS dan sekutunya?



Hamad bin Isa al-Khalifa
Gelombang kebangkitan rakyat menghantam rezim-rezim diktator di negara-negara Arab yang terbentang dari Afrika Utara hingga pesisir Teluk Persia. Imbasnya, pemimpin diktator Tunisia dan Mesir akhirnya tumbang dan terpaksa melepaskan jabatannya. Di Libya, Barat mengubah kebijakannya dari pendukung utama Gaddafi menjadi penyokong kubu revolusioner.Di Yaman, meski gelombang protes rakyat semakin membuncah menuntut turunnya Ali Abdullah Saleh dari jabatannya, namun presiden Yaman itu tetap tidak bersedia lengser. Di tengah kebuntuan ini, Dewan Kerjasama Teluk Persia (PGCC) menggulirkan prakarsa rekonsiliasi antara Pemerintah Saleh dan kubu oposisi. Dilaporkan kedua pihak akan mengirimkan utusan masing-masing dalam pertemuan Riyadh pekan mendatang untuk menandatangani kesepakatan. Dalam prakarsa itu disebutkan, Diktator Yaman Ali Abdullah Saleh akan mundur dan mengakhiri 30 tahun kekuasaannya dengan jaminan lepas dari jeratan hukum. Pada tahap selanjutnya akan dibentuk pemerintahan persatuan nasional.

Di Maroko, Yordania dan Aljazair, bola salju protes rakyat terus menggelinding kencang dan memicu pertumpahan darah antara pengunjuk rasa dan penguasa. Rezim-rezim tidak demokratis itu berupaya memadamkan protes rakyat dengan mengumbar janji-janji reformasi.

Berbeda dengan fenomena di negara-negara Arab yang bergolak, nasib perlawanan rakyat Bahrain lebih rumit karena keterlibatan Saudi dan Amerika di negara itu. Pasalnya, Amerika dan negara-negara Barat yang mengklaim sebagai kampium demokrasi hingga kini tidak mengubah kebijakannya mendukung Dinasti al-Khalifa, meski korban dari pihak rakyat Bahrain terus berguguran.

Sejak Maret lalu, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait mengerahkan pasukan ke Bahrain untuk memperkuat serangan bersenjata militer rezim Manama menumpas protes anti-pemerintah. Hingga kini lebih dari 3.000 orang cidera dalam aksi penumpasan brutal yang dilakukan penguasa Bahrain. Lebih dari 1.000 tentara Arab Saudi dan 500 polisi dari Uni Emirat Arab, yang didukung tank dan helikopter, membantu rezim Manama menumpas aksi protes rakyatnya sendiri yang menuntut keadilan.

Invasi militer Arab Saudi di Bahrain bisa dinilai dari berbagai aspek. Di satu sisi, intervensi tersebut dipandang sebagai peran Arab Saudi sebagai saudara tua bagi negara-negara Arab termasuk Bahrain. Namun di sisi lain relasi Arab Saudi dan Bahrain dalam beberapa dekade berubah menjadi sebuah hubungan tuan dan budak.

Rezim al-Khalifa berkuasa di negara yang mayoritas bermazhab Syiah atas dukungan Arab Saudi. Tidak mengherankan jika Dinasti Saudi memandang Bahrain sebagai “provinsi ke-14″. Tidak mengherankan jika Amir Bahrain, Sheikh Hamad bin Isa al-Khalifa menghadiri pertemuan khusus Raja Arab. Tidak hanya itu, dengan seluruh fasilitas mewah yang disediakan rezim al-Khalifa, para pangeran Saudi menghabiskan akhir pekannya di Bahrain yang dikenal sebagai tempat pelesiran terfavorit bagi orang-orang Arab.

Di sisi lain, Bahrain berbatasan dengan wilayah permukiman syiah Arab Saudi. Selama bertahun-tahun, muslim Syiah Saudi sebagaimana di Bahrain menjadi sasaran tekanan dan diskriminasi penguasa monarki Arab itu. Para pejabat teras Riyadh menyadari setiap gejolak sekecil apapun yang terjadi di Bahrain akan berimbas pada Arab Saudi. Untuk itu, Arab Saudi mati-matian membantu rezim Bahrain yang kewalahan menghadapi tuntutan damai rakyatnya sendiri.

Intervensi Arab Saudi di Bahrain bisa dilihat dari perspektif lain. Riyadh memainkan kebijakan luar negeri AS di kawasan Timur Tengah. Posisi Bahrain yang strategis di kawasan sangat penting bagi Washington untuk mengontrol Teluk Persia.

Amir Bahrain menandatangani nota kesepahaman militer dengan AS setahun pasca kemerdekan negara ini pada tahun 1971. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Bahrain menyediakan tanah seluas 40 kilometer persegi untuk kepentingan pangkalan militer AS. Kerjasama militer kedua negara semakin erat pasca penandatangan nota kesepahaman militer tahun 1977. Akhirnya angkatan bersenjata AS mendirikan pangkalan besar di Bandar Salman. Kehadiran militer AS di Teluk Persia semakin meningkat pasca serangan AS ke Irak yang menginvasi Kuwait pada tahun 1991.

Dua tahun kemudian, AS menempatkan komando angkatan laut Timur Tengah di Bahrain. Tidak hanya itu, Pada Juli 1995, Bahrain menjadi tuan rumah armada V AS. Armada besar ini, merupakan pangkalan pesawat tempur permanen AS di Teluk Persia yang dilengkapi kapal selam canggih dan persenjataan modern.

Armada militer AS ini bertugas untuk menjaga kepentingan ilegal AS di kawasan Teluk Persia, Laut Oman, Teluk Aden dan sejumlah bagian di Laut Merah. Saat ini, lebih dari 3000 tentara AS ditempatkan di Bahrain.

Sejatinya intervensi Arab Saudi di Bahrain selain mengkhawatirkan kebangkitan rakyat negara itu, sekaligus mewakili kepentingan Washington di Bahrain. Buktinya, tepat dua hari pasca lawatan mendadak Menteri Pertahanan AS, Robert Gates ke Manama, militer Arab Saudi segera mengirimkan pasukannya ke Bahrain guna membantu rezim Hamad menumpas aksi protes damai rakyat. Sikap bungkam pemerintah Washington menyikapi intervensi militer Saudi dan pembantaian rakyat Bahrain menunjukkan bahwa Arab Saudi menginvasi Bahrain dengan lampu hijau Gedung Putih.

Dimensi ketiga intervensi militer Arab Saudi di Bahrain yang menjadi sorotan sejumlah media adalah permusuhan rezim Riyadh terhadap Republik Islam Iran terkait krisis di Bahrain. Media massa Arab dan Barat, terutama corong media pemerintahan Arab Saudi dan AS, berupaya menjustifikasi invasi Arab Saudi di Bahrain dengan melempar tudingan palsu intervensi Iran di kawasan. Menyikapi tudingan ini, Jurubicara Departemen Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast menegaskan, pernyataan Dewan Kerjasama Teluk Persia (PGCC) bertujuan menyesatkan opini publik dan menciptakan krisis di sejumlah negara regional.

Jubir deplu Iran itu menilai, tudingan palsu anti-Iran yang termuat dalam pernyataan akhir PGCC merupakan klaim yang sama sekali tidak berdasar dan tidak bisa diterima. Ia menyebut tudingan itu sebagai upaya untuk menyesatkan opini masyarakat internasional terhadap aksi militeristik dan memancing krisis segelintir negara regional.

Tidak sulit membaca intervensi Saudi di Bahrain. Sejak dulu, Arab Saudi memainkan peran penting sebagai saudara tua bagi negara-negara Arab dalam agresi rezim Saddam ke Iran pada perang pertahanan suci yang berlangsung selama delapan tahun. Tidak hanya itu, Arab Saudi mengekor kebijakan Washington di Palestina dan Lebanon. Riyadh juga mendukung perdamaian Palestina-Israel demi melemahkan muqawama Islam di kawasan. Selain itu pemerintah Rezim Saudi adalah pendukung utama rezim diktator Mesir, Tunisia dan Yaman.
Masyarakat Bahrain kembali menggelar aksi demo, hari ini (Jumat, 25/3). Aksi demo hari ini disebut sebagai “Hari Kemarahan.”

Sebagaimana dilaporkan Kantor Beritar Reuters, berbagai kelompok dan aktivis di negara ini mengkoordinasi aksi demo hari Jumat dalam rangka menuntut pemerintah Bahrain supaya menerima tuntutan-tuntutan legal mereka. Menurut rencana, aksi demo akan digelar hari ini di seluruh penjuru Bahrain sebagai aksi protes atas rezim Bahrain yang tak menghiraukan tuntutan-tuntutan rakyat.

Sebelumnya , Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam kebijakan pemerintah Bahrain yang dinilai melanggar ketentuan internasional dengan menindak para aktivis dan staf medis. Juru bicara Kantor HAM PBB , Rupert Colville, mengatakan, “Ini sangat penting bahwa pihak berwenang Bahrain harus mematuhi standar internasional. Warga tidak boleh ditangkap secara sewenang-wenang, mereka tidak boleh ditahan tanpa bukti yang jelas atas kejahatan mereka.”

Setelah rezim Bahrain tak mampu mengendalikan para pendemo, Manama meminta bantuan rezim-rezim Arab supaya mengerahkan pasukannya ke Bahrain. Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) akhirnya mengerahkan pasukan mereka mendampingi pasukan Bahrain untuk membantai para pendemo pro demokrasi.

Belum lama ini, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, “Tuntutan masyarakat Bahrain hanyalah menggelar pemilu yang setiap satu suara sama dengan satu orang. Apakah ini tuntutan yang berlebihan?!! “

Mengenai intervensi Arab Saudi dan mitra-mitranya, Rahbar mengatakan, “Intervensi militer Arab Saudi terhadap Bahrain adalah langkah keliru. Langkah ini menyebabkan Arab Saudi dibenci masyarakat dunia.” Dikatakannya pula, “Jika AS dibenci masyarakat di kawasan, maka itu tidaklah terlalu penting karena jarak AS yang sangat jauh dengan kawasan. Akan tetapi jika Arab Saudi dibenci di masyarakat kawasan, maka itu adalah kerugian yang besar. Untuk itu, Arab Saudi telah melakukan kesalahan dan negara manapun yang melakukan langkah ini juga akan dihadapkan pada kekeliruan yang sama.” (IRIB/Farsnews/AR/25/3/2011)
Raja Abdullah: Tolong Jangan Panggil Saya Raja Arab Saudi!!


Raja Abdullah, Raja Arab Saudi meminta kepada rakyat dan para pejabat negara ini untuk tidak lagi menyebutnya dengan ungkapan “raja”.

Menurut laporan ISNA mengutip Kantor Berita Arab Saudi SPA, Raja Abdullah bin Abdul Aziz, Raja Arab Saudi dalam pertemuannya dengan Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Sheikh, Mufti Arab Saudi dan sejumlah ulama negara ini mengatakan, “Saya meminta kepada seluruh pejabat dan rakyat Arab Saudi agar tidak lagi memanggil dengan sebutan ‘raja’. Karena sebutan ‘raja’ hanya layak disandang oleh Allah Swt. Kita semua adalah hamba-Nya.”

“Saya berharap untuk tidak ada lagi yang menyebut saya dengan sebutan ini,” tegas Raja Abdullah.

Raja Abdullah pada September 2005 lalu telah meminta kepada warga negara ini agar tidak mencium tangannya dan keluarga kerajaan sebagai bentuk penghormatan.
Pertemuan Raja Abdullah dengan Mufti Arab Saudi juga dihadiri Abdulrahman al-Athiyah, Sekjen Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC) dan sejumlah menteri serta pejabat tinggi negara kaya minyak itu
Para demonstran Turki melihat, masuknya militer Arab Saudi ke Bahrain dan menyerang para demonstran penuntut keadilan tidak ubahnya dengan penyerangan militer Israel ke Palestina dengan membunuhi rakyat mazlum Palestina.
Menurut Kantor Berita ABNA, ratusan warga Turki berkumpul di depan kantor Konsulat Arab Saudi untuk Turki di Istanbul. Mereka mengecam campur tangan Arab Saudi atas konflik internal Bahrain dengan mengirimkan pasukan militer untuk menghentikan aksi unjuk rasa rakyat Bahrain.
Para demonstran Turki melihat, masuknya militer Arab Saudi ke Bahrain dan menyerang para demonstran penuntut keadilan tidak ubahnya dengan penyerangan militer Israel ke Palestina dengan membunuhi rakyat mazlum Palestina.
Tuntutan demonstran Turki, agar Saudi segera menarik pasukan militernya dari Bahrain, dan menuntut agar rezim Al Khalifah memenuhi tuntutan sah rakyatnya. Dengan menyuarakan, “Rakyat Bahrain adalah Saudara Kami”, dan kecaman terhadap rezim Al Khalifah dan Al Saud atas kezaliman dan kediktatoran mereka, para demonstran juga menuntut agar organisasi-organisasi Islam dan penegak HAM tidak berdiam diri saja dalam menyikapi tragedi kemanusiaan yang terjadi di Bahrain.
Dalam aksi tersebut, para demonstran menunjukkan kemarahannya dengan membakar bendera AS, Israel dan poster Malik Abdullah. Unjuk rasa aktivis HAM dan Kemanusiaan juga tengah berlangsung di Ankara, ibu kota Turki dengan tuntutan yang serupa. Mereka meminta agar Saudi segera menarik pasukan militernya dari kawasan Bahrain.

muslim Syiah yang dikenal dengan konsep imamah-nya meyakini bahwa setiap utusan Allah pasti memiliki pengganti atau penerus. Seluruh utusan dari Allah itu memiliki pengganti dan syariat sempurna yang dibawa Rasulullah saw. juga memiliki penjaga hanya saja kenabian telah berakhir.


PERINGATAN!
Tulisan di bawah ini mungkin akan memuat plot dan alur cerita utama dalam film, sehingga bisa merusak pengalaman Anda kalau mau nonton film ini. Tapi kalau mau dibaca apalagi komentar silakan… Terima kasih.

 

Film yang saya tonton pada Festival Sinema Perancis 2011 kali ini berjudul “Adhen: Dernier Maquis“. Setelah melihat film dan buka kamus, terjemahan judul film ini sepertinya “Azan: Perselisihan Terakhir” (halah… enggak enak amat). Film ini disutradarai oleh Rabah Ameur-Zaïmeche yang berperan sebagai Mao, seorang bos muslim yang memiliki usaha reparasi palet dan bengkel truk besar. Untuk menjaga ketenangan karyawannya yang kebanyakan imigran Aljazair, ia menyiapkan sebuah tempat sebagai masjid dan memilih imam tanpa berunding terlebih dahulu dengan karyawan lainnya. Hal inilah yang membuat perselisihan.

Mao memilih Haji sebagai imam masjid. Haji adalah orang yang dituakan dan bisa dibilang lebih mengerti tentang Islam. Dia juga orang yang dihormati bahkan oleh orang yang menentang pemilihannya, yaitu Titi. Titi adalah seorang mualaf yang banyak bertanya tentang Islam kepada Haji. Karena mualaf, banyak teman-teman yang ngeledek Titi sebagai muslim yang tidak taat sampai akhirnya ia memutuskan untuk… bagian yang ini bikin ngilu… mengkhitan dirinya sendiri agar dianggap sebagai muslim yang taat 8O Titi menganggap hal tersebut cukup baginya untuk diangkat sebagai imam. Padahal ia tidak tahu cara wudu apalagi salat.

Perselisihan masalah imam masjid yang dipimpin oleh Titi dan teman-temannya dari kelompok mekanik bertambah rumit karena kondisi usaha Mao di bidang bengkel tidak menghasilkan keuntungan. Karena ada tanda-tanda PHK terhadap para pekerja mekanik, terjadilah perlawanan terhadap Mao. Ending ceritanya sangat nggantung: pabrik Mao diblokir oleh pekerja mekanik. Tamat. Bingung apa hikmah dari film ini?

Film ini bisa dipandang dari berbagai sisi. Adegan awal film saat Haji mengecat palet dengan warna merah serta pemilihan nama Mao membuat film ini dianggap mempromosikan nilai sosialis. Penjelasan tentang Islam dan nilai-nilainya yang diucapkan oleh Haji pada awal film juga dapat mengurangi tekanan Perancis terhadap muslim di negara tersebut. Beberapa hari yang lalu di Perancis, dua orang wanita ditangkap hanya karena bercadar (CNN).

Tapi buat saya, film ini mengingatkan saya tentang awal perselisihan dalam Islam: pengganti rasul. Masalah dalam pengganti kepemimpinan seolah menjadi peristiwa yang terus berulang. Ada yang menyebutkan bahwa pertumpahan darah pertama antara Qabil dan Habil adalah perebutan wasi (penerima wasiat) Adam a.s. Permusuhan Yehuda putra Yakub kepada Yusuf saudaranya juga karena masalah pengganti kepemimpinan.

Sebagaimana kita tahu, muslim ahlusunah berkeyakinan bahwa Rasulullah saw. tidak memilih pelanjut bagi penjaga risalah Islam. Pengangkatan Abu Bakar ra. terjadi di Saqifah oleh segelintir orang dari kaum Muhajirin dan Ansar, sementara keluarga nabi dari Bani Hasyim tidak terlibat. Meski nabi dianggap tidak memilih pengganti, dalam sejarah kita tahu bahwa Abu Bakar ra. mengangkat penggantinya, Umar bin 

Khattab ra.
Sementara muslim Syiah yang dikenal dengan konsep imamah-nya meyakini bahwa setiap utusan Allah pasti memiliki pengganti atau penerus. Seluruh utusan dari Allah itu memiliki pengganti dan syariat sempurna yang dibawa Rasulullah saw. juga memiliki penjaga hanya saja kenabian telah berakhir. Nabi saw. berkata kepada Ali a.s.,”Tidakkah engkau rida bahwa engkau di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa hanya saja tidak ada nabi setelahku?” (HR. Bukhari)
Kalau kita melihat sejarah maka sebenarnya masalah penggantian kepemimpinan setelah nabi bukanlah hal yang baru. Seseorang yang diangkat sebagai imam oleh Allah bukanlah hal yang mengherankan. Allah Swt. berfirman kepada Nabi Ibrahim a.s.: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” (2: 124). Justru ketika beberapa umat ingin mengangkat seorang khalifah, barulah ini mengherankan, karena Allah jugalah yang memutuskan: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang 


khalifah di muka bumi.” (2: 30)
Ali Syariati, dalam Ummah dan Imamah, mengatakan, “Imamah tidak diperoleh melalui pemilihan, melainkan melalui pembuktian kemampuan seseorang… Mereka bukan menunjuknya sebagai imam, tetapi mengakui kelayakannya.” Karena kelayakan imam dan sifatnya itu merupakan kapasitasnya yang ada dalam diri seseorang, maka tidak peduli apakah ia tidak dipilih atau tidak berkuasa, ia tetaplah imam. Di tempat lain, Syariati juga berkata, “Syiah menolak musyawarah dan memegang wasiat, sedangkan ahlusunah sebaliknya. Padahal kedua prinsip tersebut tidak bertentangan satu sama lain dan tidak pula keduanya merupakan bidah dan tidak islami…”
Baiklah… jangan serius-serius banget, kan tadi lagi bicarain film… Buat Fadhilatul Muharam, ini review, bocorin atau “nyontek”? :D
Pos-pos yang lebih lama



2 komentar: