Jadi Menteri ESDM, Poltak Siap Hadapi Purnomo Cs
Poltak Sitanggang (Foto: Aktual.co/Junaidi Mahbub)
"Dalam bisnis saya sudah melawan Purnomo cs, kalau dikatakan berani atau tidak, malah saya sudah melakukannya," kata Poltak dalam acara diskusi energi bertajuk "Mafia Migas: Siapa dan Bagaimana Kerjanya" di Hotel Acacia Jakarta, Selasa (9/9).
Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum
Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia Poltak Sitanggang, mengatakan,
nama mafia Purnomo Yusgiantoro yang saat ini kian mencuat memiliki peran
dan andil yang sangat besar dalam kejahatan migas yang merugikan negara
ini. Purnomo sendiri memiliki peran sebagai grand design yang bermain
di sektor hulu dan mengalir ke sektor hilir. Purnomo yang membuat
skemanya dari hulu kemudian dia juga yang mengendalikan para pemain di
sektor hilir.
Poltak menegaskan, apabila ia menjadi Menteri ESDM, ia mengaku akan memerangi para mafia migas dan menerapkan strategi kedaulatan energi yang sesuai dengan konstitusi.
"Dalam bisnis saya sudah melawan Purnomo cs, kalau dikatakan berani atau tidak, malah saya sudah melakukannya," kata Poltak dalam acara diskusi energi bertajuk "Mafia Migas: Siapa dan Bagaimana Kerjanya" di Hotel Acacia Jakarta, Selasa (9/9).
Menurutnya, penting bagi Presiden terpilih Joko Widodo untuk menempatkan menteri-menteri yang tepat dan tidak bersinggungan dengan kepentingan mafia atau orang-orang yang sudah ada di masa lalu.
Sementara ketika ditanyai bagaimana bisa para mafia yang sudah lama bergelut merugikan negara bertahun-tahun itu bisa tidak tersentuh oleh lembaga hukum, ia menuturkan bahwa selain skema mafia yang sangat sistematis juga tidak adanya kemauan dari Pemerintah sejak dulu untuk melacak para mafia tersebut.
"Ada ga kemauan dari pemerintah sejak dulu untuk menyentuh mereka? kalau ada kemauan saya pikir para mafia bisa tersentuh. Saya harap di era jokowi nanti ini mereka bisa tersentuh dan bisa diberantas," tukasnya.
Poltak menegaskan, apabila ia menjadi Menteri ESDM, ia mengaku akan memerangi para mafia migas dan menerapkan strategi kedaulatan energi yang sesuai dengan konstitusi.
"Dalam bisnis saya sudah melawan Purnomo cs, kalau dikatakan berani atau tidak, malah saya sudah melakukannya," kata Poltak dalam acara diskusi energi bertajuk "Mafia Migas: Siapa dan Bagaimana Kerjanya" di Hotel Acacia Jakarta, Selasa (9/9).
Menurutnya, penting bagi Presiden terpilih Joko Widodo untuk menempatkan menteri-menteri yang tepat dan tidak bersinggungan dengan kepentingan mafia atau orang-orang yang sudah ada di masa lalu.
Sementara ketika ditanyai bagaimana bisa para mafia yang sudah lama bergelut merugikan negara bertahun-tahun itu bisa tidak tersentuh oleh lembaga hukum, ia menuturkan bahwa selain skema mafia yang sangat sistematis juga tidak adanya kemauan dari Pemerintah sejak dulu untuk melacak para mafia tersebut.
"Ada ga kemauan dari pemerintah sejak dulu untuk menyentuh mereka? kalau ada kemauan saya pikir para mafia bisa tersentuh. Saya harap di era jokowi nanti ini mereka bisa tersentuh dan bisa diberantas," tukasnya.
BOCORAN SEBUAH DOKUMEN
dari DUNIA LAIN
Siapa sih Mafia MIGAS itu ?
Mas Hendrajit,
https://www.facebook.com/notes/lowo-idjo-iblies/bocoran-sebuah-dokumen-dari-dunia-lain-siapa-sih-mafia-migas-itu-/647423811960999
BOCORAN SEBUAH DOKUMEN dari DUNIA LAIN
Siapa sih Mafia MIGAS itu ?
Siapa sih Mafia MIGAS itu ?
Mafia migas adalah merupakan mafia tertua di dunia. Mafia migas dalam cerita ini adalah perantara (trader) antara pemasok-pemasok minyak mentah untuk Pertamina melalui anak perusahaannya, Pertamina Energy Trading Limited (PETRAL). Bos dari perantara itu oleh kalangan bisnisSingapura disebut Gasoline Father, yaitu Mr. Mohammad Reza Chalid dari Global Energy Resources (GER).
Banyak kalangan menuding tendernya kurang transparan. Ada permainan fee sampai milyaran. ”Permainan tetap ada selagi Indonesia masih membelidengan harga spot, yg bisa dibeli sewaktu-waktu dalam jumlah besar” kata pakar manajemen Rhenald Kasali (Tabloid PRIORITAS Edisi 8 / 5 – 11 Maret 2012).
Sebenarnya DR. Rizal Ramli (RR) sudah lama mensinyalir adanya mafia tersebut. Dalam bukunya yang berjudul “Menentukan Jalan Baru Indoensia” (April 2009) menyebut MR. Teo Dollars yang pendapatan perharinya mencapai USD 600 ribu (Rp. 6 miliar) dan menyetor ke oknum-oknum tertentu di Pemerintahan RI. George Aditjondro lebih gamblang menulis beberapa anggota keluarga besar SBY yang dibantu oleh kroni-kroni mereka memiliki bisnis impor ekspor minyak mentah. Jika dulu Riza (Global Energy Resources) membayar premi kepada keluarga Cendana, maka sekarang ia membayar komisi ke kelompok Cikeas sebesar 50 sen dollar per barrel.
Jadi kalau ekspor kita 900 ribu barrel perhari, maka yang masuk ke keluarga SBY diperkirakan mencapai USD 450.000 perhari ditambah bonus boleh mengekspor minyak mentah sebesar 150 barrel setiap hari. Keberadaan sindikat Cikeas ini mendorong Karen Setiawan (Dirut Pertamina) mengancam untuk meletakkan jabatan karena tidak tahan menghadapi tekanan Cikeas. ( George Junus Aditjondro dalam buku ‘Cikeas Makin Menggurita’ hal 67-68).
DR. Rizal Ramli
Sebenarnya DR. Rizal Ramli (RR) sudah lama mensinyalir adanya mafia tersebut. Dalam bukunya yang berjudul “Menentukan Jalan Baru Indoensia” (April 2009) menyebut MR. Teo Dollars yang pendapatan perharinya mencapai USD 600 ribu (Rp. 6 miliar) dan menyetor ke oknum-oknum tertentu di Pemerintahan RI. George Aditjondro lebih gamblang menulis beberapa anggota keluarga besar SBY yang dibantu oleh kroni-kroni mereka memiliki bisnis impor ekspor minyak mentah. Jika dulu Riza (Global Energy Resources) membayar premi kepada keluarga Cendana, maka sekarang ia membayar komisi ke kelompok Cikeas sebesar 50 sen dollar per barrel.
Jadi kalau ekspor kita 900 ribu barrel perhari, maka yang masuk ke keluarga SBY diperkirakan mencapai USD 450.000 perhari ditambah bonus boleh mengekspor minyak mentah sebesar 150 barrel setiap hari. Keberadaan sindikat Cikeas ini mendorong Karen Setiawan (Dirut Pertamina) mengancam untuk meletakkan jabatan karena tidak tahan menghadapi tekanan Cikeas. ( George Junus Aditjondro dalam buku ‘Cikeas Makin Menggurita’ hal 67-68).
DR. Rizal Ramli
dalam sebuah pidato tgl 24 April 2008 menolak kenaikan harga BBM kecuali pemerintah berani membabat Mafia Migas tersebut.
Menteri BUMN,
Menteri BUMN,
Dahlan Iskan mengaku risih dengan sorotan publik atas PETRAL. ”Perlu ada perbaikan di tubuh anak perusahaan PERTAMINA itu supaya tak lagi dijadikan tempat korupsi dan sarang permainan para mafia minyak,” kata Dahlan Iskan. (Tabloid PRIORITAS, Edisi 8/05-11 Maret 2012 i).
Hubungan Mafia Minyak dengan Pertamina.
Hubungan Mafia Minyak dengan Pertamina.
Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan pemberitaan tentang PETRAL yang hendak dibubarkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, tapi ternyata batal dan bahkan sekarang semakin eksis. Dari dulu PETRAL disebut-sebut sebagai ‘sarang’ korupsi puluhan triliun mulai dari jaman Orba/Suharto sampai sekarang. Anehnya tidak pernah bisa disentuh.
PETRAL
PETRAL
atau Pertamina Trading Energy Ltd merupakan Perseroan Terbatas anak perusahan Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan minyak. Saham PETRAL 99.83% dimiliki oleh PT. Pertamina dan 0.17% dimiliki oleh Direktur Utama PETRAL, Nawazir sesuai UU / CO Hongkong
Tugas
Tugas
utama PETRAL adalah menjamin supply kebutuhan minyak yang dibutuhkan Pertamina / Indonesia dengan cara membeli minyak dari luar negeri. Saat ini PETRAL memiliki 55 perusahaan yang terdaftar sebagai mitra usaha terseleksi. Pengadaan minyak untuk PETRAL dilakukan secara tender terbuka. Namun PETRAL juga melakukan pengadaan minyak dengan pembelian langsung. Alasannya, ada jenis minyak tertentu yang tidak dijual bebas atau pembelian minyak secara langsung dapat lebih murah dibandingkan dengan mekanisme tender terbuka.
Tahun 2011 PETRAL membeli 266,42 juta barrel minyak. Terdiri dari 65,74 juta barrel minyak mentah dan 200,68 juta barrel berupa produk. Harga rata-rata pembelian minyak oleh PETRAL adalah USD 113,95 per barel untuk minyak mentah, USD 118,50 untuk premium, USD 123,70 untuk solar. Total pembelian minyak PETRAL adalah USD 7.4 milyar untuk minyak mentah dan USD 23.2 milyar untuk bensin/solar. Total US$ 30.6 milyar atau setara dengan Rp. 275.5 triliun per tahun. Itulah jumlah uang yg dikeluarkan Pertamina/negara untuk impor minyak. Sekali lagi, uang Pertamina/negara yang dikeluarkan untuk membeli minyak impor melalui PETRAL pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.275.5 triliun. Jumlah uang yang luar biasa besar dikeluarkan negara untuk membeli minyak impor melalui PETRAL. Hal ini tentu saja ‘tidak pernah luput dari mafia’.
Mafia minyak yang disebut-sebut menguasai dan mengendalikan PETRAL adalah Muhammad Riza Chalid. Riza diduga menguasai PETRAL selama puluhan tahun. Di samping Riza, dulu Tommy Suharto juga disebut-sebut sebagai salah satu mafia minyak. Perusahaan Tommy diduga melakukan mark up atau titip US$ 1-3/barel. Kita sudah tahu siapa Tomy Suharto, tetapi siapakah Muhammad Riza Chalid ?
Tahun 2011 PETRAL membeli 266,42 juta barrel minyak. Terdiri dari 65,74 juta barrel minyak mentah dan 200,68 juta barrel berupa produk. Harga rata-rata pembelian minyak oleh PETRAL adalah USD 113,95 per barel untuk minyak mentah, USD 118,50 untuk premium, USD 123,70 untuk solar. Total pembelian minyak PETRAL adalah USD 7.4 milyar untuk minyak mentah dan USD 23.2 milyar untuk bensin/solar. Total US$ 30.6 milyar atau setara dengan Rp. 275.5 triliun per tahun. Itulah jumlah uang yg dikeluarkan Pertamina/negara untuk impor minyak. Sekali lagi, uang Pertamina/negara yang dikeluarkan untuk membeli minyak impor melalui PETRAL pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.275.5 triliun. Jumlah uang yang luar biasa besar dikeluarkan negara untuk membeli minyak impor melalui PETRAL. Hal ini tentu saja ‘tidak pernah luput dari mafia’.
Mafia minyak yang disebut-sebut menguasai dan mengendalikan PETRAL adalah Muhammad Riza Chalid. Riza diduga menguasai PETRAL selama puluhan tahun. Di samping Riza, dulu Tommy Suharto juga disebut-sebut sebagai salah satu mafia minyak. Perusahaan Tommy diduga melakukan mark up atau titip US$ 1-3/barel. Kita sudah tahu siapa Tomy Suharto, tetapi siapakah Muhammad Riza Chalid ?
Dia adalah WNI keturunan Arab yang dulu dikenal dekat dengan Cendana (rumah keluarga Suharto). Riza, pria berusia 53 tahun ini disebut-sebut ssebagai ‘penguasa abadi’ dalam bisnis impor minyak RI. Dulu dia akrab dengan Suharto. Sekarang merapat dengan SBY.
Riza disebut-sebut sebagai sosok yang rendah hati, tapi siapapun pejabat Pertamina termasuk Dirut Pertamina akan gemetar dan tunduk jika ketemu dengan dia.
Riza disebut-sebut sebagai sosok yang rendah hati, tapi siapapun pejabat Pertamina termasuk Dirut Pertamina akan gemetar dan tunduk jika ketemu dengan dia.
Siapapun pejabat Pertamina yang melawan kehendak Riza akan lenyap alias terpental. Termasuk Ari Soemarno, Dirut Pertamina yang dicopot jabatannya. Ari Soemarno dulu terpental dari jabatan Dirut Pertamina gara-gara hendak memindahkan PETRAL dari Singapura ke Batam. Riza tidak setuju. Ari selanjutnya dipecat. Jika PETRAL berkedudukan di Batam/ Indonesia tentu pemerintah dan masyarakat luas lebih mudah mengawasi operasional PETRAL yang terkenal korup. Rencana Ari Soemarno ini tentu dianggap berbahaya. Bisa menganggu kenyamanan ‘Mafia Minyak’ yang sudah puluhan tahun menikmati legitnya bisnis minyak.
Para perusahaan minyak dan broker minyak internasional mengakui kehebatan Riza sebagai
Para perusahaan minyak dan broker minyak internasional mengakui kehebatan Riza sebagai
‘God Father’ bisnis impor minyak Indonesia. Di Singapura, Muh Riza Chalid dijuluki sebagai ‘Gasoline God Father’. Lebih separuh impor minyak RI dikuasai oleh Riza. Tidak ada yang berani melawannya. Beberapa waktu lalu Global Energy Resources, perusahaan milik Riza pernah diusut karena temuan penyimpangan laporan penawaran minyak impor ke Pertamina. Tapi kasus tersebut hilang tak berbekas dan para penyidiknya diam tak bersuara. Kasus ditutup. Padahal itu diduga hanya sebagian kecil saja.
Global Energy Resources milik Riza itu adalah induk dari 5 perusahan, yakni Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil dan Cosmic Petrolium yang berbasis di Spore & terdaftar di Virgin Island yang bebas pajak. Kelima perusahaan itu merupakan mitra utama Pertamina.
Kelompok Riza cs ini juga yang diduga selalu menghalangi pembangunan kilang pengolahan BBM dan perbaikan kilang minyak di Indonesia. Bahkan penyelesaian PT. TPPI yang menghebohkan karena telah merugikan negara, juga diduga tidak terlepas dari intervensi kelompok Riza cs. Riza cs mengatur sedemikian rupa agar negara RI tergantung oleh impor bensin dan solar. INGAT…! Impor bensin & solar kita 200 juta barel per tahun.
Riza cs ini sekarang berhasil mengalahkan Dahlan Iskan. Skor 3 : 0 untuk Mafia Minyak. Dahlan Iskan keok. Pertama Dahlan gagal bubarkan PETRAL.
Kedua gagal memindahkan PETRAL ke Indonesia dan ketiga gagal mencegah orang-orang yang menjadi boneka Riza cs menjjadi direksi di Pertamina.
Dahlan Iskan mengalah. Janji Dahlan Iskan untuk mengalahkan BUMN Malaysia, apalagi PETRONAS dalam 2 tahun itu menjadi hanya mimpi. DiPertamina saja Dahlan sudah takluk dengan Cikeas.
Siapa Riza cs itu ? Orang yang disebut-sebut berada di belakang Riza adalah Bambang Trihatmodjo, Rosano Barrack dst. Mereka adalah keluarga dan Genk Cendana. Sekarang Genk Cendana berhasil menundukkan Cikeas dan Dahlan Iskan. Semua Direksi Pertamina sekarang adalah Pro Mafia Minyak PETRAL.
Siapa Riza cs itu ? Orang yang disebut-sebut berada di belakang Riza adalah Bambang Trihatmodjo, Rosano Barrack dst. Mereka adalah keluarga dan Genk Cendana. Sekarang Genk Cendana berhasil menundukkan Cikeas dan Dahlan Iskan. Semua Direksi Pertamina sekarang adalah Pro Mafia Minyak PETRAL.
Bukan hanya PETRAL yang menjadi ‘boneka’ Riza cs, tetapi juga Pertamina.
Kenapa bisa terjadi seperti itu ? Ada informasi lebih yang ‘menyeramkan’. ‘Aksi jalan tol’ Dahlan Iskan beberapa hari lalu disebut oleh teman-teman saya sebagai kompensasi frustasi Dahlan menghadapi hegemoni Mafia Minyak. Sejak Dahlan Iskan meneriakkkan ‘Bubarkan PETRAL ‘, mafia minyak ini bergerak cepat. Lalu melakukan konsolidasi. Masuk ke Cikeas, Istana & Lap Banteng (Depkeu).
Bagaimana caranya Riza cs menusuk Istana, Cikeas dan Lapangan Banteng ? Sumber saya
Bagaimana caranya Riza cs menusuk Istana, Cikeas dan Lapangan Banteng ? Sumber saya
menyebutkan, Riza dekat dengan Purnomo Y dan Pramono Edhie Wibowo (adik Ny. Ani SBY) sejak Edhie masih di Kopassus. Purnomo yang Menteri ESDM & Edhie ssbagai pintu masuk Riza cs ke Cikeas. Riza cs ini sering berkunjung ke Cikeas untuk mengamankan praktek mafia di impor minyak Pertamina. Tentu saja tidak ada makan siang yang gratis. Selain di jajaran elit politik, Riza cs juga sangat dekat dengan Wakil Dirut Perusahaan hulu Migas dan Syamsu Alam yang General Managernya Purnomo Yusgiantoro sewaktu masih menjabat sebagai Menteri ESDM bertugas mengamankan kontrak-kontrak pembelian minyak impor dari mafia minyak ini. Dahlan Iskan yang meminta Pertamina membeli minyak secara langsung, justru ditantang oleh Direksi Pertamina,bahwa Pertamina harus membeli via broker. Dahlan Iskan ‘bengong’ tidak bisa berbicara mendengar ucapan Direksi Pertamina. Dia bertekad membenahi Pertamina ternyata mentok sampai di situ. Dahlan Iskan ternyata KO berhadapan dengan Mafia Minyak RI yang dikomandani Riza. Ini bisnis ratusan triliun per tahun. Dahlan iskan tidak kuat melawannya.
Kembali ke Riza. Nama Riza tidak tercantum dalam akte Global Energy Resources..Holding perusahaan broker minyak milik Riza itu. Dalam akte Global, yang tercatat adalah Iwan Prakoso (WNI), Wong Fok Choy dan Fernadez P. Charles. Tapi sesungguhnya Riza adalah pemiliknya. Untuk memperkuat posisi Riza cs di Pertamina, sebagian Direksi Pertamina yang kurang setuju dengan pembelian minyak via broker diganti kemarin. Sekarang semua Direksi Pertamina yang ada merupakan kelompok pendukung Riza (sang Mafia Minyak dengan dukungan penuh Istana, Cikeas dan Menko). Bukan hanya impor minyak saja Riza cs berkuasa. Dalam pembelian atau penampungan batu bara minyak dari Pertamina Riza juga berkuasa. Pembelian batu bara minyak dari Pertamina dilakukan oleh Orion Oil dan Paramount Petroleum milik Riza Cs. Riza betul-betul penguasa minyak RI.
Dulu ada broker besar lain ingin mendapatkan jatah impor minyak dari PETRAL/Pertamina. Dia bersama kakak tertua Ani SBY datang ke Spore. Dirut PETRAL menyambut kedatangan pengusaha itu. Intinya PETRAL siap berikan ‘jatah’ ke pengusaha itu. Tetapi kemudian Riza mendatangi Wiwiek. Riza disebut-sebut memberikan US$ 400,000 kepada wiwiek agar tidak perlu membantu pengusaha itu. Dan Wiwiek pun setuju. Apa yg menjadi motiv SBY sampai bisa dikoptasi oleh mafia minyak ? Apa dealnya ? Bagaimana modusnya ? Bagaimana langkah Dahlan Iskan menghadang mereka ?
Ini kisah panjang tentang mafia minyak yang selama ini tidak pernah tersentuh. Salah satu skenario mafia minyak yang berkolaborasi dengan SBY adalah melalui resufle kabinet tahun 2011 lalu. Ada titipan mafia minyak via tangan SBY. Purnomo Yusgiantoro yang sudah terlibat sejak sekian lama digeser menjadi Menhan. Jero wacik yang demokrat tulen loyalis SBY sebagai penggantinya.
Bahaya jika Purnomo Y tetap dipertahankan sebagai Menteri ESDM. Nanti info bisa bocor ke Mega, JK atau pihak lain. Konspirasi baru ini harus Top Secret. Meski sebenarnya Purnomo Y lah yang menjjadi biang dari semua permainan mafia minyak itu. Namun, sesuai sifat SBY, dia ingin menguasai semua. Dengan Jero Watjik sebagai Menteri ESDM, perampokan mafia minyak ini akan tertutup rapat. Hanya Cikeas, Menko Ekonomi, MenESDM, Pertamina & PETRAL. [Note: Padahal ... Purnomo itu.. konon adalah staf ahli kepercayaan SBY dan sangat membantu SBY dalam tugas2 sebagai menteri- sewaktu SBY menjadi Menteri ESDM.. dizaman Mega.. atau Gusdusr..?? maah.. kan aneh pendapat diatas itu.. apa benar demikian..??]..
Kembali ke Riza. Nama Riza tidak tercantum dalam akte Global Energy Resources..Holding perusahaan broker minyak milik Riza itu. Dalam akte Global, yang tercatat adalah Iwan Prakoso (WNI), Wong Fok Choy dan Fernadez P. Charles. Tapi sesungguhnya Riza adalah pemiliknya. Untuk memperkuat posisi Riza cs di Pertamina, sebagian Direksi Pertamina yang kurang setuju dengan pembelian minyak via broker diganti kemarin. Sekarang semua Direksi Pertamina yang ada merupakan kelompok pendukung Riza (sang Mafia Minyak dengan dukungan penuh Istana, Cikeas dan Menko). Bukan hanya impor minyak saja Riza cs berkuasa. Dalam pembelian atau penampungan batu bara minyak dari Pertamina Riza juga berkuasa. Pembelian batu bara minyak dari Pertamina dilakukan oleh Orion Oil dan Paramount Petroleum milik Riza Cs. Riza betul-betul penguasa minyak RI.
Dulu ada broker besar lain ingin mendapatkan jatah impor minyak dari PETRAL/Pertamina. Dia bersama kakak tertua Ani SBY datang ke Spore. Dirut PETRAL menyambut kedatangan pengusaha itu. Intinya PETRAL siap berikan ‘jatah’ ke pengusaha itu. Tetapi kemudian Riza mendatangi Wiwiek. Riza disebut-sebut memberikan US$ 400,000 kepada wiwiek agar tidak perlu membantu pengusaha itu. Dan Wiwiek pun setuju. Apa yg menjadi motiv SBY sampai bisa dikoptasi oleh mafia minyak ? Apa dealnya ? Bagaimana modusnya ? Bagaimana langkah Dahlan Iskan menghadang mereka ?
Ini kisah panjang tentang mafia minyak yang selama ini tidak pernah tersentuh. Salah satu skenario mafia minyak yang berkolaborasi dengan SBY adalah melalui resufle kabinet tahun 2011 lalu. Ada titipan mafia minyak via tangan SBY. Purnomo Yusgiantoro yang sudah terlibat sejak sekian lama digeser menjadi Menhan. Jero wacik yang demokrat tulen loyalis SBY sebagai penggantinya.
Bahaya jika Purnomo Y tetap dipertahankan sebagai Menteri ESDM. Nanti info bisa bocor ke Mega, JK atau pihak lain. Konspirasi baru ini harus Top Secret. Meski sebenarnya Purnomo Y lah yang menjjadi biang dari semua permainan mafia minyak itu. Namun, sesuai sifat SBY, dia ingin menguasai semua. Dengan Jero Watjik sebagai Menteri ESDM, perampokan mafia minyak ini akan tertutup rapat. Hanya Cikeas, Menko Ekonomi, MenESDM, Pertamina & PETRAL. [Note: Padahal ... Purnomo itu.. konon adalah staf ahli kepercayaan SBY dan sangat membantu SBY dalam tugas2 sebagai menteri- sewaktu SBY menjadi Menteri ESDM.. dizaman Mega.. atau Gusdusr..?? maah.. kan aneh pendapat diatas itu.. apa benar demikian..??]..
“Bermain” di minyak ini luar biasa enak. Korupsi uang APBN tidaklah seberapa. BUMN-BUMN ini jauh lebih merugikan negara, tetapi lebih aman & mudah. Uang korupsi minyak yang mencapai puluhan triliun ini tidak masuk ke Indonesia, melainkan ke rekening-rekening di Hongkong, Singapura & Swiss. Ditarik ke RI hanya jika diperlukan. Tentu saja uang ratusan juta itu utamanya dicairkan dan ditarik saat menjelang Pemilu dan Pilpres. Untuk membiayai kampanye dan money politic. Jadi tidak heran jika SBY bisa mempunya dana kampanye belasan triliun untuk memenangkan Pemilu dan Pilpres 2009 kemarin.
Pada jaman Orba setiap ekspor minyak (bukan impor lho), mafia minyak yang dibeking penguasa bisa “titip atau kutip” US$ 1- 3 / barel. Ketika RI mulai impor ( di jaman Orba juga) mafia minyak juga kutip dan titip sekian dollar juga. Ekspo & impor minyak ada titipan. Bahkan untuk biaya pengangkutan minyak dengan kapal tanker pun ada mark up yang merugikan negara puluhan juta dollar per tahun. Dari dahulu sampai sekarang, pengangkutan minyak Indonesia masih dikuasai oleh pemain lama, yaitu Humpuss Intermoda (Tommy Suharto) Cs.
Kembali ke PETRAL, jika pembelian minyak kita total 266 juta barel tahun 2011, asumsikan saja ada titipan USD 3/barel = US$ 798 juta/tahun. US$ 798 juta itu equivalen dengan Rp. 7.2 triliun uang negara yang dirampok oleh mafia minyak. Uang itu dibagi-bagikan oleh mafia itu kepada penguasa. Pada tahun 2009 saja pernah disebut-sebut ada setoran ratusan juta USD dari mafia minyak kepada SBY untuk membantu Pemilu dan Pilpres SBY. Korupsi dari impor minyak ini sangat luar biasa. Sudah terjadi sejak tahun 1969 dan terus dipertahankan oleh penguasa karena dijadikan sumber dana politik.
Pada jaman Orba setiap ekspor minyak (bukan impor lho), mafia minyak yang dibeking penguasa bisa “titip atau kutip” US$ 1- 3 / barel. Ketika RI mulai impor ( di jaman Orba juga) mafia minyak juga kutip dan titip sekian dollar juga. Ekspo & impor minyak ada titipan. Bahkan untuk biaya pengangkutan minyak dengan kapal tanker pun ada mark up yang merugikan negara puluhan juta dollar per tahun. Dari dahulu sampai sekarang, pengangkutan minyak Indonesia masih dikuasai oleh pemain lama, yaitu Humpuss Intermoda (Tommy Suharto) Cs.
Kembali ke PETRAL, jika pembelian minyak kita total 266 juta barel tahun 2011, asumsikan saja ada titipan USD 3/barel = US$ 798 juta/tahun. US$ 798 juta itu equivalen dengan Rp. 7.2 triliun uang negara yang dirampok oleh mafia minyak. Uang itu dibagi-bagikan oleh mafia itu kepada penguasa. Pada tahun 2009 saja pernah disebut-sebut ada setoran ratusan juta USD dari mafia minyak kepada SBY untuk membantu Pemilu dan Pilpres SBY. Korupsi dari impor minyak ini sangat luar biasa. Sudah terjadi sejak tahun 1969 dan terus dipertahankan oleh penguasa karena dijadikan sumber dana politik.
Di samping dijadikan dana politik tentu saja untuk mengisi kantong pejabat-pejabat tertinggi di negara ini. Ratusan turunan tidak akan habis, bahkan cenderung bertambah. Karena mafia minyak ini sangat dekat dengan kekuasaan, maka kita dapat melihat benang merahnya. Bahkan belakangan ini hubungan makin mesra antara mafia dengan Cikeas, Muhamad Riza Chalid, Bambang Trihatmodjo, Rosano Barack cs dengan SBY, Pramono Edhie, Cikeas, Hatta R, Karen cs. Sumber-sumber saya menyebutkan Riza dalam sebulan terakhir ini rajin mengikuti rapat di Cikeas, Istana dan kantor Menko Ekonomi. Apakah ada deal-deal khusus ?
Modus korupsi mafia minyak ini juga terjadi dengan ‘penipuan’ yang dilakukan oleh mafia minyak terhadap kualitas & jenis minyak yang diimpor Pertamina. Kilang minyak kita itu disetting hanya bisa mengolah minyak produksi Afrika dan Timur Tengah.
Pernah dengar kasus minyak ZATAPI yang diusut TEMPO ? Nah, mafia minyak ini seolah-olah impor minyak dari Afrika dan Timteng. Padahal minyak yang dibeli dari sana hanya sepertiga atau seperempatnya saja. Sisanya dua pertiga atau tiga perempat dibeli mafia minyak ini dari produsen / broker minyak yang lain. Transaksinya di tengah laut untuk memenuhi sisa kapasitas. Kualitas minyak yang dibeli ‘secara gelap’ di tengah laut itu tentu lebih rendah dibanding yang tercantum di BL atau dokumen-dokumen pengangkutan kapal. Contohnya, satu kapal tangker full capacity nilai minyak sebesar US$ 80-110 juta. Di BL tercantum nilai tersebut berikut kuantitas cargonya.
Dengan modus pengisian hanya sopertiga atau seperempat dari kapasitas, mafia minyak tersebut mencampur minyak dengan kualitas rendah dengan harga 20-30% lebih rendah. Berapa untung yang dikeruk oleh mafia minyak ini dgn modus pencampuran ? Mari kita hitung dengan cara sederhana. Asumsikan nilai impor minyak per kapal tanker USD 100 juta per shipment. Kapal dimuat dengan 25% minyak yang sesuai dengan BL impor.
Asumsikan saja harga minyak impor tersebut sesuai BL USD 100 / barel. Jika 75% minyak kualitas rendah yang dibeli di tengah laut itu = USD 70/barel. Maka keuntungan mafia minyak
Modus korupsi mafia minyak ini juga terjadi dengan ‘penipuan’ yang dilakukan oleh mafia minyak terhadap kualitas & jenis minyak yang diimpor Pertamina. Kilang minyak kita itu disetting hanya bisa mengolah minyak produksi Afrika dan Timur Tengah.
Pernah dengar kasus minyak ZATAPI yang diusut TEMPO ? Nah, mafia minyak ini seolah-olah impor minyak dari Afrika dan Timteng. Padahal minyak yang dibeli dari sana hanya sepertiga atau seperempatnya saja. Sisanya dua pertiga atau tiga perempat dibeli mafia minyak ini dari produsen / broker minyak yang lain. Transaksinya di tengah laut untuk memenuhi sisa kapasitas. Kualitas minyak yang dibeli ‘secara gelap’ di tengah laut itu tentu lebih rendah dibanding yang tercantum di BL atau dokumen-dokumen pengangkutan kapal. Contohnya, satu kapal tangker full capacity nilai minyak sebesar US$ 80-110 juta. Di BL tercantum nilai tersebut berikut kuantitas cargonya.
Dengan modus pengisian hanya sopertiga atau seperempat dari kapasitas, mafia minyak tersebut mencampur minyak dengan kualitas rendah dengan harga 20-30% lebih rendah. Berapa untung yang dikeruk oleh mafia minyak ini dgn modus pencampuran ? Mari kita hitung dengan cara sederhana. Asumsikan nilai impor minyak per kapal tanker USD 100 juta per shipment. Kapal dimuat dengan 25% minyak yang sesuai dengan BL impor.
Asumsikan saja harga minyak impor tersebut sesuai BL USD 100 / barel. Jika 75% minyak kualitas rendah yang dibeli di tengah laut itu = USD 70/barel. Maka keuntungan mafia minyak
USD 75 juta x 30% = USD. 22.5 juta atau Rp. 210 milyar per shipment. Inilah modus yang pernah terbongkar. Nah, sekarang silahkan rakyat sendiri yang menghitung kerugian negara akibat mafia minyak jika nilai impor minyak kita tahun 2011 = Rp. 275 Triliun. Ada berapa ratus
shipment /kapal tanker yang unloading minyak di RI setiap tahun ? Berapa puluh kapal yang melakukan proses pencampuran ini ?
Intinya banyak modus yang dipakai oleh Mafia Minyak tersebut. Mereka tahu bahwa perampokan ini perlu dibeking oleh penguasa tertinggi republik ini. Dan mafia minyak ini juga telah memasang kaki di mana-mana. Termasuk investasi politik kepada calon-calon presiden yang berpotensi maju di 2014 mendatang. Mafia minyak ini hanya bisa dibasmi dengan 2 cara, yakni revolusi rakyat terhadap regim SBY yang sekarang atau pilih presiden RI yang bebas kooptasi mafia.
Uang negara kita yang dipungut dari pajak rakyat & penjualan sumber daya kekayaan alam kita (yang makin menipis karena dirampok) dikorup oleh mafia. Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN tidak akan bisa berkutik melawan mafia minyak ini, jika rakyat tidak mendukungnya. Dia juga takut dipecat oleh SBY. Terbukti Dahlan Iskan terpaksa memberhentikan komisaris-komisaris dan direksi-direksi Pertamina yang anti mafia minyak. Sekarang Pertamina 100% menjadi hamba mafia. Dahlan sendiri hati nuraninya mungkin menjerit, tetapi apa daya kuasa tak ada. Rakyat juga menjerit, tetapi tak berdaya karena tidak menurunkan penguasa.
Demikian dulu kuliah tentang mafia minyak Indonesia yang berkuasa sejak Orba sampai sekarang dan bahkan makin menggila belakangan ini. Sekian. Terima kasih.
Intinya banyak modus yang dipakai oleh Mafia Minyak tersebut. Mereka tahu bahwa perampokan ini perlu dibeking oleh penguasa tertinggi republik ini. Dan mafia minyak ini juga telah memasang kaki di mana-mana. Termasuk investasi politik kepada calon-calon presiden yang berpotensi maju di 2014 mendatang. Mafia minyak ini hanya bisa dibasmi dengan 2 cara, yakni revolusi rakyat terhadap regim SBY yang sekarang atau pilih presiden RI yang bebas kooptasi mafia.
Uang negara kita yang dipungut dari pajak rakyat & penjualan sumber daya kekayaan alam kita (yang makin menipis karena dirampok) dikorup oleh mafia. Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN tidak akan bisa berkutik melawan mafia minyak ini, jika rakyat tidak mendukungnya. Dia juga takut dipecat oleh SBY. Terbukti Dahlan Iskan terpaksa memberhentikan komisaris-komisaris dan direksi-direksi Pertamina yang anti mafia minyak. Sekarang Pertamina 100% menjadi hamba mafia. Dahlan sendiri hati nuraninya mungkin menjerit, tetapi apa daya kuasa tak ada. Rakyat juga menjerit, tetapi tak berdaya karena tidak menurunkan penguasa.
Demikian dulu kuliah tentang mafia minyak Indonesia yang berkuasa sejak Orba sampai sekarang dan bahkan makin menggila belakangan ini. Sekian. Terima kasih.
Nasional
Sabtu 21 Juni 2014 15:29 WIB
Dibaca (160859)
Komentar (7)
Pencuri Dalam Selimut dan Pembodohan ala Menteri Penerangan
Keterkaitan antara Militer, Mafia Perminyakan,
dan Akun-Akun Penyebar Kebohongan
"Since Allah is the Truth of Life, seeking truth means seeking Allah."
-Team Hamba Allah
(estimasi waktu membaca: 10-15 menit)
KATA SAMBUTAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH
Tulisan ini sudah dishare lebih dari 48.000 orang di Facebook, JRX Superman is Dead, JFlow, Kill The DJ (Marzuki Mohamad), Adri Prakarsa "Nidji", Fadjroel Rachman, Ulin Yusron, M. Iqbal Lubekran (staf Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama), Ndorokakung (Wicaksono), Monstreza (Faizal Iskandar), Supermomo (Rama Baskoro), Badutromantis (Intan Anggita), Iman Brotoseno, Agus Noor, Rahung Nasution, Kemal Arsjad, Kristina "KD", Shafiq Pontoh, Anton DH Nugrahanto (Divisi Media Sosial Tim Pemenangan Nasional Joko Widodo-Jusuf Kalla), Nadine Alexandra Dewi Ames (Puteri Indonesia 2010, Miss Universe Indonesia 2011), dan masih banyak lagi di Twitter.
1. Tulisan ini sangat ditakutkan kubu Prahara, Muhammad Riza Chalid, Bambang Trihatmodjo, Anthony Salim, Tomy Winata, Aburizal Bakrie, Probosutedjo, Bob Hasan, Mafia
Berkeley pimpinan Pendiri Partai Soska/Sosialis-Kanan Indonesia Raden
Mas Soemitro Djojohadikoesoemo (priyayi yang dididik di Belanda), Yusril Ihza Mahendra, Fuad Bawazier, Ny Ani Yudhoyono, Nathaniel Rothschild "Zionis", dan Rob Allyn "George W. Bush" untuk diketahui orang banyak, khususnya yang tinggal di Sumatera Barat dan Jawa Barat.
2. Tulisan ini sangat membantu relawan Anies Baswedan-Dahlan Iskan-Joko Widodo-Tri Rismaharini-Billy Boen dalam memahami peta politik Indonesia yang "ujung-ujungnya duit" (/ “follow the money”) dan kami yakin suatu saat tulisan ini menyelamatkan Anda dan meningkatkan pahala Anda.
Akhir
kata, kami sadar bahwa tulisan ini tidak mungkin ada tanpa data dan
bantuan dari Forum Studi Islam FEUI, Persekutuan Oikumene FEUI, Keluarga
Umat Katolik Sivitas Akademika FEUI, Badan Otonom Economica FEUI,
PO UI, KMK UI, SALAM UI, Masyarakat Desa Tulung Rejo Pare
Kediri/"Kampung Inggris" (Smart, Elfast, Logico dan The Gravity), Team
Pengajar pro bono Masjid Terminal Depok Program SBMPTN, Indonesia
Mengajar, BTA Group (BTA 8 dan BTA 45), Open Government
Indonesia, dan Indonesia Mengglobal. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih dan tanpa mengulur waktu lebih banyak, kami ucapkan selamat menikmati.
TEASER (PENGGODA)
MILITER
"Indonesia constitutes the greatest prize in the Southeast Asian area.
Sebagaimana
yang kita ketahui bersama, usai Indonesia ditolak Amerika Serikat dalam
pembelian alutsista dan Ir. Soekarno (Pendiri Partai PNI) memutuskan
untuk membeli alutsista dari Uni Soviet ketika Perang Barat versus
Komunis, terjadi tiga peristiwa yang amat penting di Indonesia yakni "pemberian" Supersemar kepada Letnan Jenderal Soeharto,
pengeksekusian UU Penanaman Modal Asing oleh Pendiri PSI (Partai
Soska/Sosialis-Kanan Indonesia) Raden Mas Soemitro Djojohadikoesoemo
(priyayi yang dididik di Belanda), dan penguasaan Pertamina oleh militer.
Oleh karena itu, kami sangat yakin bahwa orang tua Anda masih mengingat
dengan baik siapa Direktur Utama Pertamina tahun 1968-1976. Iya benar.
Letnan Jenderal Ibnu Sutowo yang tinggal persis di samping Jalan
Cendana, Menteng.
Ia mulai aktif di dunia perminyakan sejak tahun 1956, resmi menjadi Direktur Utama Pertamina sejak tahun 1968, dan sudah memiliki simpanan pribadi sekurang-kurangnya 226,2 juta USD pada tahun 1970. Tahun 1976, beliau diganti karena marak diberitakan soal korupsi dalam jumlah yang sangat besar. Korupsi ini membuat Pertamina berutang sebesar 10,5 miliar USD atau 30% total output (PDB) Indonesia saat itu. Luar biasa bukan?
*Selingan:
Sejak tahun 1970, Ibnu Sutowo sering berpergian ke New York Amerika
Serikat, berpergian dengan jet pribadi Rolls Royce Silver Cloud miliknya
dan sering menyuruh Bob Tutupoly datang ke New York untuk membawa
rendang dan menyanyi di restoran termahal di New York yang di-booking secara penuh oleh Ibnu Sutowo.
*Selingan: Gaya hidup mewah Ibnu Sutowo dan keluarga yang lain dapat dilihat di internet. Salah satu contohnya ada di http://www.merdeka.com/peristiwa/gay...-keluarga.html
*Selingan: Ibnu Sutowo disebut Atmakusumah,
Redaktur Pelaksana Harian Indonesia Raya (surat kabar yang paling keras
menyoroti kebijakan-kebijakan Ibnu Sutowo saat itu), memegang kartu truf Letnan Jenderal Soeharto (besan the American's fair-haired boy.)
*Selingan: Entah dimana hati nurani Ibnu Sutowo. Saat itu, Indonesia masih dilanda bencana kelaparan yang sangat besar. Namun karena cadangan devisa (/simpanan mata uang asing oleh Bank Indonesia) tak cukup untuk mengimpor bahan pangan, negara-negara sahabat terpaksa memberi bantuan pangan kepada Indonesia. Tak heran, tinggi rata-rata penduduk Indonesia (baik pria maupun wanita) jauh lebih rendah daripada tinggi rata-rata penduduk Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan bahkan Kamboja.
Sayangnya, hingga detik ini ia tidak pernah diadili, keluarganya tetap tinggal di samping Keluarga Cendana dan masih saja kerap membuat ulah, seperti menipu Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dan menipu Bank Indonesia.
*Selingan: Anak Ibnu Sutowo, Adiguna Sutowo, mendirikan PT Mugi Rekso Abadi (MRA)
pada tahun 1993. MRA memiliki 35 anak perusahaan, antara lain: Hard
Rock Café di Bali dan di Jakarta, Zoom Bar & Lounge, BC Bar, Cafe
21, Radio Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Bali), i-Radio, majalah
Cosmopolitan, majalah FHM, Four Seasons Hotel dan Four Seasons
Apartement di Bali, dealership Ferrari, Maserati, Mercedes Benz, Harley
Davidson, Ducati, dan Bulgari.
*Selingan: Adiguna Sutowo dan istri gitaris Piyu "Padi" terlibat dalam penabrakan pagar rumah istri kedua Adiguna Sutowo.
*Selingan: Putra bungsu dari Adiguna Sutowo, Indraguna Sutowo (Pembalap), menikah dengan Dian Sastrowardoyo (lulusan Filsafat, mantan pacar anak pendiri Pemuda Pancasila) pada Mei 2010.
Titel
Direktur Utama Pertamina boleh saja tidak lagi dipegang Ibnu Sutowo,
namun kekuasaan militer pada sektor perminyakan tetap mendominasi hingga
hari ini. (Direktur Utama Pertamina selanjutnya adalah Mayor Jenderal
Piet Haryono, Mayor Jenderal Joedo Soembono, dan Mayor Jenderal Abdul
Rachman Ramly) Maka, bukan suatu pemandangan yang langka di Indonesia,
di samping kantor-kantor Pertamina terdapat markas-markas militer.
*Selingan: Usai reformasi 1998, KKN antara perminyakan dan militer tidak dapat dilenyapkan dan malah membantu militer berjaya kembali. Hal ini terwujud dengan penggunakan BIN dan TNI (termasuk di dalamnya Babinsa) untuk memenangkan Partai Demokrat di pemilu 2004, usai menantu Letnan Jenderal (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo, Susilo Bambang Yudhoyono, menjabat sebagai Menteri ESDM di tahun 1999-2000. Bukti nyatanya adalah kehadiran petinggi-petinggi militer dalam jajaran tim sukses Jend. (Purn) SBY tahun 2004. Di antaranya adalah Sudi Silalahi (Sesmenko Polhukam waktu itu), Azis Ahmadi (sekretaris pribadi Menko Polhukam), Kolonel
Kurdi Mustofa (Asisten Deputi Politik Dalam Negeri di Kemenko Polhukam,
Ketua Pengawas Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam), Mayor Jenderal
Muhammad Yasin, dan Mayor Jenderal Setia Purwaka.
*Selingan: Hal di atas termasuk dalam lima pertanyaan yang diajukan Megawati Soekarnoputri sejak tahun 2006 yang hingga kini belum dijawab oleh SBY.
Untuk
mengetahui seberapa seksinya perminyakan Indonesia, silakan cermati
perhitungan KPK atas pemasukan potensial negara dari sektor perminyakan
bila seluruh aktivitas mematuhi hukum (/tidak ada penyelundupan, penyuapan, gratifikasi, dan korupsi) Hasilnya adalah 20.000 triliun per tahun, 220% dari jumlah keseluruhan output (PDB) Indonesia per tahun 2013, atau 1.340% dari realisasi belanja negara tahun 2013.
*Fakta: Mahfud MD pernah menyebut Pertamina sebagai “sarang koruptor”.
*Fakta: Todung Mulya Lubis mengapresiasi keblak-blakan Jusuf Kalla yang mengangkat soal mafia migas untuk pertama kali di tataran nasional.
*Fakta: Dari tahun 2007 hingga tahun 2012, secara kasar terdapat kekurangan 654 triliun rupiah pada penerimaan negara bukan pajak (PNPB) migas di Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (Audited) bila PNPB migas dihitung sesuai Laporan Tahunan SKK Migas.
*Fakta: Karena perminyakan sangat-sangat menarik, tak heran kalau fokus KPK saat ini adalah membersihkan Kementerian ESDM dari koruptor-koruptor. Contoh-contohnya adalah memvonis
mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini (Alumni dan Guru Besar
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB), dengan hukuman 7
tahun penjara; menetapkan mantan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Waryono Karno, sebagai tersangka; menetapkan
Ketua Komisi VII (Energi Sumber Daya Mineral) DPR sekaligus Ketua DPP
Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, sebagai tersangka; mencegah staf Menteri ESDM, I Gusti Putu Ade Pranjaya, untuk ke luar negeri; mencegah Direktur Utama PT Rajawali Swiber Cakrawala, Deni Karmaina (teman Edhie Baskoro Yudhoyono), untuk ke luar negeri; menetapkan Menteri ESDM dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik (Alumni ITB) sebagai tersangka; dan sudah memanggil Triesnawati Wacik (istri Jero Wacik) dan Ayu Vibrasita (anak Jero Wacik.)
*Fakta:
Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 mewajibkan "Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.", bukan “...dipergunakan untuk
sebesar-besarnya beberapa dinasti yang tindakannya berkontradiksi dengan ucapannya”, seperti yang dirasakan oleh penduduk Sumbawa dan penduduk Rusia.
*Fakta: UU No. 22 Tahun 2001 mencabut hak Pertamina sebagai satu-satunya pemegang kuasa migas negara dan memposisikan Pertamina hanya menjadi kontraktor yang harus bersaing tanpa keistimewaan apapun
dengan kontraktor-kontraktor asing dan swasta yang sudah jauh lebih
besar. UU ini dimotori oleh Marsekal Madya (Purn.) Ginandjar
Kartasasmita (Lulusan ITB, Menteri ESDM zaman Soeharto, Tersangka Mark-Up Kilang Balongan, Wakil Ketua MPR tahun 1999-2004, Fraksi Golkar), Arifin Panigoro "Medco Energy" (Lulusan ITB, Anak Didik Kesayangan Ginandjar Kartasasmita, Partner Bisnis Hatta Rajasa, dan Sahabat Alumni ITB Laksamana Sukardi Tersangka kasus penjualan VLCC di bawah harga pasar), dan Fuad Bawazier (Dirjen Pajak dari tahun 1993 sampai tahun 1998, Menteri Keuangan tahun 1998, Penyalur uang Keluarga Cendana ke Poros Tengah dan Amien Rais, Anggota
MPR-RI dari PAN tahun 1999-2004, Anggota DPR-RI dari PAN tahun
2004-2009, dan Satu dari Dua Calon Ketua Umum PAN tahun 2005-2010.)
*Fakta: Menurut
Hadi Soebadio dalam Buku "Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Dasawarsa
Ke II tahun 1955-1965" yang diterbitkan pada tahun 2005,
Soekarno adalah penentang segala bentuk Nekolim (Neo Kolonialisme dan
Imperialisme) dan beliau memandang bahwa Uni Soviet lebih bisa dipercaya
ketimbang AS karena Uni Soviet belum pernah menjadi negara kolonial di
luar negeri, sebaliknya Inggris dan Perancis adalah bekas negara-negara
kolonial yang bersahabat dengan Amerika.
*Fakta: Menurut David Ransom, warga negara Amerika Serikat lulusan Harvard, dalam laporannya di Majalah Ramparts Oktober 1970 dan di Buku "The Trojan Horse: A Radical Look at Foreign Aid" tahun 1974,
pada awal tahun 1949, di School of Advanced International Studies di
Washington (sekolah yang didanai oleh Yayasan Ford), Raden Mas Soemitro
Djojohadikusumo menjelaskan bahwa Partai Soska/Sosialis-Kanan Indonesia
yang didirikannya bersama K.R.T. Soedjatmoko Mangoendiningrat
bermazhabkan sosialisme yang memperbolehkan "free access" kepada
sumberdaya alam Indonesia dan memberikan "sufficient incentives" untuk
investasi korporasi asing.
*Selingan: Laporan David Ransom kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Koalisi Anti Utang (KAU) pada tahun 2006.
*Fakta: Menurut rekaman Policy Planning Staff (PPS) RG 59, pada tanggal 17 Desember 1948,
Kennan (Direktur Divisi Policy Planning Staff-divisi think-tank
Kementerian Luar Negeri AS) mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS
(Jenderal Marshall) bahwa "persoalan paling penting dalam pergulatan
kita dengan Kremlin sekarang adalah masalah Indonesia."
*Fakta: Menurut profesor sejarah Universitas Amsterdam, Belanda (Prof. Frances Gouda),
sejak tahun 1946, Washington mendukung Belanda dan kepemilikannya atas
daerah-daerah jajahan melalui Marshall Plan, tidak mengakui
nasionalisasi aset yang dilakukan kaum nasionalis Indonesia, dan
diam-diam mengizinkan tentara Belanda untuk menggunakan peralatan
militer AS. Tak heran, Soekarno melayangkan protes kepada Washington, yang menyatakan bahwa Belanda menyalahgunakan senjata, amunisi, dan baju seragam Amerika.
MAFIA PERMINYAKAN
Foto:
Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather”,
Purnomo Yusgiantoro (Menteri
ESDM selama 9 tahun, Golkar, Alumni ITB),
dan Hatta Rajasa (Alumni
ITB)
pada acara pernikahan anak Muhammad Riza Chalid
Karena semua kalangan berpendidikan telah mengetahui mengenai Muhammad Riza Chalid (MRC) “Gasoline Godfather” di Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Hutomo Mandala Putra (Humpuss Intermoda Transportasi), Bambang Trihatmodjo (Bimantara Grup) (ipar-ipar salah satu capres), dan Hatta Rajasa dalam memaling uang rakyat dan hak rakyat di perminyakan, kami hanya akan memberikan sedikit generous clues for non engineering or economics graduates:
1. Fakta: Pada 9 Juni 2014, Koran “Jakarta Post”
membeberkan isi wawancaranya dengan Hatta Rajasa. Hatta Rajasa mengakui
bahwa ia telah bersahabat dengan Muhammad Riza Chalid (MRC) selama
beberapa dekade, mengatakan bahwa MRC mempunyai bisnis impor minyak, dan
mengatakan bahwa ia kenal MRC dan Haji Harris Efendi Thahir (Ketua Umum Majelis Dzikir SBY Nurussalam) dari Majelis Dzikir.
2. Fakta: Melihat sejarah Hatta Rajasa, ia dikenal sebagai salah satu pengusaha yang sejak tahun 1980 bergabung dengan Medco Energy milik Arifin Panigoro (Alumni ITB) di Singapura dan di Indonesia.
3. Fakta: Tabloid "Politic" Edisi 15 di Bulan Mei 2012 memaparkan bahwa Muhammad Riza Chalid mempunyai bisnis impor minyak, mempunyai Kidzania (di Pacific Place, SCBD Tomy Winata), mendirikan Al-Jabr Islamic International School yang diresmikan oleh Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan menempati rumah di Jalan Wijaya (di belakang Mabes Polri dan di kawasan SCBD Tomy Winata Bank Artha Graha).
4. Fakta: Pada
Rabu, 2 Juli 2014, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof. Dr. Emil
Salim, Ph.D (keponakan Haji Agus Salim, Pendiri Partai PAN)
menegaskan bahwa “R” adalah sahabat salah satu cawapres, R adalah
keturunan Pakistan, R sangat ingin subsidi BBM tetap ada dan membesar
karena akan semakin menguntungkan dirinya, dan terakhir kita membangun
kilang penyulingan minyak (refinery) adalah pada sekitar zaman Marsekal Madya (Purn.) Ginandjar Kartasasmita (Alumni ITB).
5. Fakta: Nama Riza Chalid makin ramai disebut-sebut sejak pemberitaan bahwa Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan hendak
membubarkan Petral karena disinyalir jadi sarang korupsi. Namun, belum
tuntas rencana Dahlan Iskan membubarkan Petral, ia keburu dipanggil dan
ditegur keras oleh Presiden Jenderal (Purn.) SBY dan Hatta Rajasa di
depan Karen Agustiawan (Alumni ITB). Isu pembubaran Petral pun kembali
menguap.
6. Fakta: Laporan Utama di Majalah GEO ENERGI Indonesia edisi Januari 2014:
"Ambisi Pertamina buat (Si)apa?" yang ditulis oleh Sri Widodo
Soetardjowijono, Ishak Pardosi, Amanda Puspita Sari, Faisal Ramadhan,
dan Indra Maliara menguraikan bagaimana 60 persen anggota kabinet SBY berasal dari rekomendasi Riza Chalid (dimasukkan melalui Hatta Rajasa-untuk mengamankan bisnis minyak Riza Chalid) dan bagaimana pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Siti Ruby Aliya Rajasa diyakini hampir seluruh elemen masyarakat Indonesia berfungsi untuk mempertebal dan mengembangkan dinasti Ny Ani Yudhoyono (anak Letjen Sarwo Edhie Wibowo) dan Hatta Rajasa di Indonesia.
7. Fakta: Dr. Theodorus M. Tuanakotta, S.E., M.B.A. (Mantan CEO Deloitte salah satu Big4 Kantor Akuntan Publik/Auditor Independen di dunia, MBA dari Harvard Business School, pendiri Ikatan Akuntan Indonesia – Seksi Akuntan Publik, Tenaga Ahli BPK dan KPK, penulis buku "Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif" dan "Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan" yang sangat populer, penerima Satyalancana Wira Karya, dan anggota staf pengajar dan peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) menuturkan bahwa Hatta Rajasa memiliki influence amat sangat besar di Indonesia karena ia terlibat dengan Muhammad Riza Chalid "Gasoline Godfather" Pertamina Energy Trading Limited (Petral) di Singapura. Menurut Pak Theodorus, Riza Chalid menghasilkan 3,153 juta USD per hari setara 37,845 miliar rupiah per hari (Kalkulasi:
Impor 850rb barrel/hari x 80% Petral x 41,67% Riza Chalid x 159
liter/barrel x 0,07 USD mark-up/liter x Rp12.000/USD), sementara
keluarga Ani Yudhoyono mendapat 0,5 USD per barrel dari minyak mentah dan minyak olahan baik yang diimpor maupun yang diekspor setara 8,522 miliar rupiah per hari (Kalkulasi: Minyak Mentah [Ekspor 13.017.000 ton/tahun + Impor 16.015.600 ton/tahun = 29.032.600 ton/tahun * 7,418 barrel/ton
= 215.363.826,8 barrel/tahun] + Minyak Olahan [Ekspor 5.914.700
ton/tahun + Impor 29.612.100 ton/tahun = 35.526.800 ton/tahun * 8,53 barrel/ton
= 303.043.604 barrel/tahun] = 518.407.430,8 barrel/tahun * 0,5
USD/barrel = 259.203.715,4 USD/tahun * Kurs Rp12.000/USD =
Rp3.110.444.584.800/tahun = Rp8.521.765.985,75/hari.) (Hal senada juga
dipublikasikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan di era Presiden Abdurrahman Wahid, Dr. Rizal Ramli, Ph.D.; Guru Besar Manajemen UI, Prof. Rhenald Kasali, S.E., M.Sc., Ph.D.; peneliti PPE FEB UMS, Dr. Daryono Soebagyo, M.Ec.; peneliti senior Indonesian Resources Studies, Ir. Samsul Hilal, M.S.E.; dan Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies, Erwin Usman.)
Wakil Ketua Tim
Pemenangan Prabowo-Hatta,
Letjen TNI (Purn) Burhanuddin di Rumah Polonia
Utama: Permainan antara Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather” di Petral dan Hatta Rajasa
*Fakta: Trend pendidikan S1 Direktur Utama Pertamina akhir-akhir ini (Martiono Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, dan Karen Agustiawan) adalah Teknik ITB dan Hatta Rajasa (besan Ani Yudhoyono) berasal dari S1 Teknik Perminyakan ITB.
*Fakta: Pada 11 Februari 2014, Wakil Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), M. Fanshurullah Asa,
kembali menegaskan fakta bahwa Indonesia mengimpor BBM dari Singapura,
negara yang tidak ada eksplorasi (pencarian) dan eksploitasi (produksi)
minyak.
*Fakta: Walaupun Singapura tidak memiliki sumur minyak, kapasitas penyulingan minyak (refinery) di Singapura adalah 1,4 juta barrel/hari, sedangkan kapasitas di Indonesia hanya 1,1 juta barrel/hari.
*Fakta: Majalah Intelijen edisi 5-18 November 2009 mengulas mengenai perusahaan induk Riza Chalid, Petral
dan Global Energy Resources, dan anak-anak perusahaannya Supreme
Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum di
British Virgin Island dan kongsi bisnisnya yang bersifat tidak
transparan dengan Pertamina.
*Fakta: Pada unjuk rasa di depan Gedung KPK pada Selasa, 3 Juni 2014 , Direktur Riset Badan Pemerhati (BP) Migas, Syafti Hidayat; Koordinator Jaringan Aksi Mahasiswa (JAM) Indonesia, Anyonk Latupono; dan Koordinator Lapangan Koalisi Mahasiswa Jakarta (KMJ), Saefullah Muhammad menuntut KPK memeriksa Hatta Rajasa atas perannya sebagai mafia migas.
*Fakta: Pada Senin 16 Juni 2014, Direktur Pengolahan Solidaritas Kerakyatan Khusus (SKK) Migas, Ferdinand Hutahayan, telah melaporkan Hatta Rajasa kepada KPK dan
menyampaikan bukti-bukti yang dimilikinya. Lebih jauh, Ferdinand
mengatakan mafia perminyakan meraup untung sedikitnya Rp 100 miliar per
hari atau Rp 36 triliun per tahun.
*Fakta: Pada Kamis 3 Juli 2014, ratusan massa Aliansi Zatapi SP3 mengadakan aksi teatrikal di Bundaran HI dan demo di depan Kantor Kemenko Perekonomian dan Kantor Kementerian BUMN menuntut pembubaran Petral karena melakukan mark-up paling sedikit 5 USD per barrel.
*Fakta: Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A.; Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat; tokoh NU Dr. (H.C.) K.H. Salahuddin Wahid; K.H. Hasyim Muzadi; Menteri Koordinator bidang Perekonomian pilihan Presiden Abdurrahman Wahid, Kwik Kian Gie; dan Rektor IBII, Anthony Budiawan mengatakan ada pemberian 85% pengelolaan (eksplorasi dan eksploitasi) migas Indonesia kepada asing secara transaksional dan Indoktrinasi & Brainwashing dalam pembelian BBM yang menggunakan harga NYMEX.
*Fakta:
Pada tahun 2012, secara kasar Pertamina lebih bayar 2,869 miliar USD
atau setara 34,4 triliun rupiah atas BBM impor. (Kalkulasi: [{Impor Hasil Minyak dan Lainnya USD 28.495.656.000 - Impor Gas Bumi USD 839.489.000}/Impor Produk Kilang dan Pembelian Domestik Pertamina 226.470.000 barrel = USD 122,12/barrel - Harga Rata-Rata Minyak OPEC pada Tahun 2012 USD 109,45/barrel
= Selisih USD 12,67/barrel] x Impor Produk Kilang dan Pembelian
Domestik 226.470.000 barrel.) Asumsi: Kuantitas yang diimpor tiap hari
sama sepanjang tahun dan kurs Rp12.000/USD). Ke depannya, kami sarankan audit working papers/audit files seluruh BUMN, seperti Pertamina, dapat dibaca oleh seluruh pembayar pajak/WNI.
*Fakta:
Silakan melihat laporan keuangan Pertamina bagian Opini Auditor
Independen PricewaterhouseCoopers, Petral di Singapura yang notabene
berperan sangat penting bagi kita, negara raksasa pengimpor minyak,
malahan tidak diaudit oleh PwC sendiri dengan
alasan aset lancar (kas, piutang, dsb) dan aset tetap (bangunan,
dsb)-nya kecil. Padahal dengan diauditnya Petral oleh PwC sendiri,
mungkin dapat mengungkap kecurigaan harga beli BBM yang sesungguhnya
yang selama ini memberatkan pos belanja negara sekali pakai
habis/mengikat (subsidi).
*Fakta: Banyak kegeraman warga di twitter, facebook, dan instagram yang intinya menceritakan ambisi menggebu-gebu Muhammad Riza Chalid agar Hatta Rajasa menjadi
orang nomor 1 di negeri ini. Dimulai dari Riza Chalid berusaha sangat
keras untuk mencomblangi Joko Widodo dengan Hatta Rajasa. Salah satunya
adalah dengan mendorong Amien Rais (sahabat karib Fuad Bawazier) untuk menyuarakan duet Joko Widodo-Hatta Rajasa dari jauh-jauh hari, membuat team desain untuk membuat gambar-gambar “JKW-HR” untuk di BBM, Twitter, Facebook, dan spanduk; dan bahkan, usai pileg, Riza Chalid dan Hatta Rajasa mendatangi Jokowi untuk mengajukan dana kampanye tidak terbatas sebagai ganti menjadikan Hatta Rajasa menjadi wakil Jokowi dan platform pengelolaan Sumber Daya Alam akan diatur oleh PAN.
Tentu saja, hal ini ditolak mentah-mentah oleh Jokowi
dan mereka pun terpaksa menciptakan duet dadakan Prabowo-Hatta dengan
mahar 10 triliun. (Berbanding terbalik dengan Jokowi, Prabowo yang megap-megap keuangannya menerima duet dan uang ini). Usai transaksi tersebut, Bos Petral yang merugikan negara 75 triliun per tahun ini kemudian membeli rumah Yurike Sanger, istri ketujuh Soekarno, untuk memberi kesan Sukarnois melalui Haji Harris Efendi Thahir (Ketua Umum Majelis Dzikir SBY Nurussalam). Dalam menjaga investasinya, Riza Chalid rutin mengunjungi Rumah Polonia, membiayai tabloid “Obor Rakyat” yang dipimpin Asisten Staf Khusus Presiden Setyardi Boediono (penulis
buku “Hanya Fitnah dan Cari Sensasi, George Revisi Buku” atau buku
tandingan "Membongkar Gurita Cikeas" pada tahun 2009) dan Muchlis Hasyim Jahya (CEO Inilah Group [http://www.inilah.com, http://www.inilahjabar.com dan Inilah Koran]), dan, bersama dengan Hatta Rajasa, menghalalkan segala cara untuk memenangi pilpres ini. Salah satu bentuk penghalalan segala cara yang dapat memicu Allah murka adalah menghilangkan makna suci “Perang Badar”, menggaet Pemuda Pancasila FPI FBR, mencuri start dengan memaparkan visi-misi di tvOne milik Aburizal Bakrie, membentuk laskar cyber bayaran yang memelintir berita buruk tentang Prabowo dan Hatta Rajasa menjadi baik dan melancarkan kampanye jahat kepada Jokowi, mencoba menipu segmen yang tidak mempunyai akses yang memadai (i.e. internet) dengan berbagai kampanye hitam, membuat surat palsu pemanggilan Jokowi terkait Bus TransJakarta yang dibuat oleh Edgar S. Jonathan (Ketua Tunas Indonesia Raya yang dekat dengan CameoProject saat membuat flashmob baju kotak-kotak untuk kampanye Basuki-Jokowi di tahun 2012), melalui
Progres 98 pimpinan Faizal Assegaf mencatut nama KPK untuk memfitnah
dengan isu transkrip palsu dan kepemilikan rekening di Bank Shangai (yang sudah dituntut oleh KPK, Jaksa Agung, dan Megawati), menggunakan politik uang, menyulut
emosi Pancasilais PDI-Perjuangan dengan mengatakan PDI-Perjuangan
adalah jiplakan PKI melalui tvOne milik Aburizal Bakrie (Update: tvOne
sudah minta maaf), mengganggu konsentrasi Jusuf Kalla sepanjang debat cawapres yang disiarkan di RCTI, Global TV dan MNC TV milik Hary Tanoesoedibjo dan Bambang Trihatmodjo yang ditonton oleh ratusan juta penduduk Indonesia, melarang
moderator debat keempat Dwikorita Karnawati (Wakil Rektor UGM) melihat
ke arah calon-calon menteri Prahara dan hadirin di belakang dirinya, dan Hatta Rajasa tidak dapat menahan senyum ketika menikmati hal ini. Tindakan-tindakan tidak beradab calon menteri-menteri Prahara (duduk di belakang Hatta Rajasa) dan hadirin (di belakang moderator) ini sungguh tidak pantas ada di depan mata Allah dan di negeri ini.
*Kabar belum terkonfirmasi: Simson Panjaitan yang berlatar belakang hukum dan minim pengalaman ditempatkan menjadi kepala keuangan (Head of Finance) di Petral.
*Kabar belum terkonfirmasi: Wijasih Cahyasari “Wiwiek”, kakak Ani Yudhoyono, pernah menerima 400 ribu USD dari Riza Chalid sebagai ganti Riza Chalid membatalkan pertemuan Wiwiek dan Dirut Petral Nawazier.
*Kabar belum terkonfirmasi: Ari Soemarno (Alumni
RWTH Aachen, Jerman) diberhentikan usai menjabat sebagai Direktur Utama
Pertamina tahun 2006-2009 karena berhasil membentuk Integrated Supply Chain (ISC)
untuk pembelian tender impor yang fair, ingin memindahkan Petral dari
Singapura ke Batam, dan dikhawatirkan dekat dengan Megawati seperti
adiknya, Rini Mariani Soemarno (Menperin tahun 2001-2004).
*Selingan:
Walaupun diberi jabatan Menteri Koodinator Bidang Perekonomian, Hatta
Rajasa dianggap sangat tidak mengerti ekonomi dan sering menjadi bahan
tertawaan oleh Chatib Basri, Faisal Basri, Darmin Nasution, Fauziah Zen,
Telisa Falianty, Lana Soelistianingsih, Mawar I. R. Napitupulu, dan
hampir seluruh dosen yang mengajar di FEUI. Satu dari sekian banyak
contoh yang mudah adalah ucapan Hatta Rajasa pada tahun 2010 yang
menargetkan PDB Nominal mencapai
angka Rp 10.000 triliun per tahun 2014. Pak Chatib Basri (sebelum
terpilih jadi menteri) mengatakan "Menko Ekuin kalian sekarang tol*l
banget tuh.. Masa' menggunakan PDB Nominal sebagai target.. Kalau saya
jadi dia sih, gampang saja, saya naikan saja inflasi dua kali lipat."
Hal ini sontak disambut tawa menggelegar satu kelas besar. Bagaimana
mungkin seorang menko ekuin tidak mengetahui perbedaan antara PDB
Nominal dan PDB Riil (yang sudah di-adjust dengan inflasi/kenaikan harga); sesuatu yang telah diajarkan di Pengantar Ekonomi 1.
Utama: Keburukan Setahun sebelum Pilpres
*Fakta: Pada Maret 2013, Hatta Rajasa, Wakil Menteri ESDM, dan Karen Agustiawan berangkat ke Irak untuk membeli ConocoPhillips Algeria Ltd dengan harga 1,75 miliar USD yang diklaim Pertamina menghasilkan 23.000 barrel per hari. Di lain sisi, Reuters mengatakan net carrying value ConocoPhillips Algeria Ltd hanyalah 850 juta USD dan rata-rata produksinya hanya 11.000 barrel per hari. Maka bila kita hitung, terdapat kelebihan bayar 900 juta USD atau setara 10,8 triliun rupiah (kurs Rp12.000/USD) dan selisih produksi 12.000 barrel per hari. Kemana larinya?
*Fakta: Pada Senin 9 Desember 2013, bersamaan dengan tragedi tabrakan KRL dan mobil tangki Pertamina di Bintaro, Pertamina melakukan ground breaking proyek pembangunan Pertamina Energy Tower setinggi 99 lantai dengan total biaya lebih dari 850 juta USD atau 10,2 triliun rupiah (kurs Rp12.000/USD). Dalihnya adalah untuk menyaingi gedung Petronas setinggi 88 lantai.
*Fakta:
Ari Soemarno (mantan Direktur Utama Pertamina, alumni RWTH Aachen
Jerman) sangat tidak setuju tindakan Pertamina untuk membangun gedung
yang menyaingi tinggi gedung Petronas bila 70 persen pendapatan Pertamina masih berasal dari penjualan BBM Bersubsidi. Lebih jauh, Direktur Eksekutif Indonesia Energi Monitoring, Zuli Hendriyanto, juga sependapat dan menyarankan agar Pertamina fokus memperbaiki kondisi internalnya terlebih dahulu. (Istilah BBM bersubsidi-adalah mengacaukan kebenaran...? Karena semua itu permainan politik..??... lihat komentar Kwik Kian Gie dan Anggito Abimanyu-sangat disadari bahwa istilah subsidi BBM adalah dusta ...??.. sebab tanpa subsidi pun Pertamina sudah untung... ?? ... Jadi masih perlu diklarifikasi.. kebenaran permainan bahasa politik yang mengacaukan.. dengan istilah BBM bersubsidi..?? sebenarnya.. permainan data APBN yang sebagian disembunyikan..??..)
*Fakta: Realisasi subsidi BBM tahun 2013 adalah 210 triliun rupiah (49% untuk mobil pribadi), sementara dividen Pertamina kepada Pemerintah Indonesia untuk tahun buku 2013 hanyalah 4,5%-nya (atau 9,5 triliun rupiah). Sedangkan, dividen Petronas kepada Pemerintah Malaysia untuk tahun buku 2013 adalah 101 triliun rupiah.
*Fakta: Kalangan akuntan publik/auditor independen tertawa
terpingkal-pingkal usai melihat iklan-iklan pembodohan masyarakat khas
Pertamina di Koran KOMPAS dan lain-lain atas "keberhasilan perusahaan"
masuk Fortune 500 (500 perusahaan terbesar dari segi pendapatan, bukan laba bersih yang sudah dikurangi beban operasi) kendati Pertamina masih mendapat bantuan subsidi dari pemerintah dan tidak seefisien Shell, Total, dan Petronas.
Utama: Permainan oleh Keluarga Ani Yudhoyono dan Partai Demokrat
*Fakta: Hatta Rajasa dan Marzuki Alie (Ketua DPR tahun 2009-sekarang, Wakil Ketua Umum Majelis Tinggi Partai Demokrat) lahir dan dibesarkan di Palembang.
*Fakta:
Usai Purnomo Yusgiantoro (Golkar, Alumni ITB) menjabat sebagai Menteri
ESDM selama 9 tahun, ia langsung digantikan dengan pendiri
dan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (Darwin Zahedy Saleh) selama
dua tahun dan, kemudian, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dan Alumni
ITB (Jero Wacik) sampai sekarang.
*Fakta: Menurut buku "Cikeas Kian Menggurita" yang ditulis George Junus Aditjondro dan diterbitkan Galang Press,
keluarga Ani Yudhoyono terlibat dalam sindikat mafia perminyakan guna
menambah kekayaan dan kekuasaan. Untuk memastikan ini, silakan Anda
mencari tahu alasan di balik grasi Schapelle Leigh Corby (Warga Negara Australia), usai santer diberitakan penyadapan Australia memperoleh bukti-bukti bahwa keluarga besar Ani Yudhoyono, khususnya Erwin Sudjono (kakak ipar Ani Yudhoyono), sangat aktif dalam mafia perminyakan.
(kakak ipar Ani Yudhoyono, suami Wiwiek)
(adik ipar Ani Yudhoyono)
Utama: Penistaan Rasa Keadilan oleh Keluarga Jend. Besar (Purn.) Soeharto dan Keluarga Ani Yudhoyono kepada Masyarakat Indonesia
*Fakta:
Selain kasus Ibnu Sutowo dan Rudi Rubiandini, sangat banyak sekali
kasus di Kementerian ESDM yang merobek-robek rasa keadilan masyarakat
Indonesia. Sedikit dari sekian banyak kasus yang dibiarkan pemerintah
Orba dan “Orba bungkus baru” adalah Production Sharing Contract sejak UU No. 8 Tahun 1971 berlaku, Triton (perusahaan Perancis) tahun 1989, Depo Balaraja sejak tahun 1996, Mark-Up di Kilang Balongan sejak tahun 1998 oleh Marsekal Madya (Purn.) Ginandjar Kartasasmita (Alumni ITB), Undang-Undang
No. 22 Tahun 2001 yang melepas hak Pertamina sebagai pemegang kuasa
pengelolaan migas negara dan memposisikan Pertamina tak jauh berbeda
dari kontraktor swasta, Petral dan Credit Suisse Singapura di tahun 2002, penjualan
VLCC di bawah harga pasar oleh Laksamana Sukardi (Alumni ITB, teman
Arifin Panigoro “Medco Energy”) di bulan Juni tahun 2004, perjanjian sewa tanker Humpuss Intermoda (perusahaan Tommy Soeharto) untuk tahun 1990-2009 dan 2009-2014, impor minyak Zatapi di tahun 2008, dan kelebihan Cost Recovery kepada Chevron di tahun 2012.
*Fakta: Dari tahun 2004 hingga tahun 2012, terdapat inkonsistensi data produksi minyak antara di SKK Migas dan di Kementerian ESDM.
*Fakta: Dari tahun 2002 hingga tahun 2012, trend jumlah lifting (produksi) minyak kita terus menurun namun trend cost recovery kita terus menanjak.
*Fakta:
Negara superpower Amerika Serikat yang terunggul dalam penyadapan pun
kewalahan dengan inkonsistensi data statistik perminyakan di negara
kita. Hal ini dinyatakan secara gamblang oleh US dalam pembukaan
laporan 2005-2006 dan pembukaan laporan 2007-2008.
*Fakta: Defisit (/produksi dikurang konsumsi) minyak terjadi sejak awal pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004.
Kala itu defisitnya 3,8 miliar dollar AS. Selama dua periode
pemerintahan Yudhoyono, defisitnya meroket lebih dari tujuh kali lipat.
*Fakta: Usai kedatangan Obama ke Indonesia pada 9-10 November 2010, suami Ani Yudhoyono menyerahkan Lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur yang memiliki kandungan minyak terbesar di dunia (produksi harian 30 ribu barrel, cadangan minyak 450 juta barrel)
kepada Mobil Cepu Ltd. (MCL), anak perusahaan Exxon Mobil Corporation.
Satu-satunya alasan yang masuk akal bagi kami adalah penyadapan Amerika
telah berhasil menemukan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
keluarga Ani Yudhoyono dan menggunakannya dalam tawar-menawar (bargaining).
*Fakta:
Sepanjang tahun 2013, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu
(FSPPB) dan Serikat Pekerja Pertamina PWK (SPP PWK) mendemo Menteri ESDM
Jero Wacik (Sekretaris Jenderal Majelis Tinggi Partai Demokrat, Alumni
ITB) dan Kepala SKK Migas Rubi Rudiandini (Alumni dan Guru Besar
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminya- kan ITB) yang terus-menerus
mengatakan Pertamina tidak mampu mengelola Blok Maha- kam, memprotes mengapa Pertamina hanya mengelola 15 persen sektor migas Indonesia dan selebihnya dikelola oleh asing, dan mengecam penyerahan KSO Pertamina kepada perusahaan China.
AKUN-AKUN PENYEBAR KEBOHONGAN DAN PEMBENTUK OPINI
1. FPI dibentuk oleh pensiunan militer sebagai attack dog yang memisahkan militer dan polisi dari tuduhan pelanggaran HAM. (Lihat dokumen-dokumen Wikileaks) Di samping itu, ingat saat tahun 1998, selain militer, ada unsur lain yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa dengan senjata-senjata yang tak lazim dengan pakaian-pakaian menyerupai santri-santri. Tak hanya sampai di situ, Pemuda Pancasila yang diboyong ke dalam tim kampanye Prabowo-Hatta untuk memikat korban trickle down effect Mafia Berkeley rupa-rupanya juga digunakan untuk mengingatkan bangsa Indonesia akan The Act of Killing, kebiadaban peristiwa kerusuhan 13-15 Mei 1998, dan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
*Japto Soerjosoemarno (Keturunan Yahudi, anak Mayor Jenderal (Purn.) Soetarjo Soerjosoemarno, Pendiri dan Ketua Umum Pemuda Pancasila, dan Ketua Geng 234SC);
*Yorrys Raweyai/Thung Hok Liong (Berasal dari Papua, Ketua Pemuda Pancasila, Politisi Golkar, Anggota 9 Naga, dan Anggota Komisi I DPR RI);
*Tomy Winata/Oe Suat Hong (Pemilik Bank Artha Graha, Mal Artha Gading, Mangga Dua Square, Hotel Borobudur dan Electronic City, Anggota 9 Naga, Pemilik tempat judi di ITC Mangga Dua, Pemilik Pulau Pantara, Pulau Sebaru, dan Pulau Matahari di Kepulauan Seribu, Pendiri Satelindo, Sahabat Tommy Soeharto, Agen Amerika Serikat dan Taiwan, Pemodal FPI, Pengguling Megawati Soekarnoputri dari kursi presiden, Penyedia tempat di tahun 2001 saat SBY pertama kali mengutarakan keinginannya untuk maju sebagai presiden, dan Pemberi dana kepada Partai Demokrat);
*Sugianto Kusuma/Aguan (Mengenalkan Tomy Winata kepada Yayasan Kartika Eka Paksi sewaktu dipimpin Jenderal Edi Sudradjat, Senior Tomy Winata, Komisaris Utama Bank Artha Graha, bersama TB Silalahi dan Tomy Winata menjabat sebagai Komisaris PT Jakarta International Hotel & Development, Tbk., Anggota 9 Naga, Agen Amerika Serikat dan Taiwan, Pemberi dana kepada Partai Demokrat, dan Pemilik Agung Sedayu Grup);
*Mayor Jenderal (Purn.) TB Silalahi/Tiopan Bernhard Silalahi (Pernah ditugaskan di Papua dan membantu Tomy Winata di Yayasan Kartika Eka Paksi, Bapak angkat Tomy Winata, Komisaris Bank Artha Graha, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 1993-1998, Penyalur uang Tommy Winata kepada Presiden SBY, Ketua Dewan Pengawas Partai Demokrat, Anggota Dewan Majelis Tinggi Partai Demokrat, dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden);
*Rudi Raja Mas (Pengelola kasino di Pulau Ayer Kepulauan Seribu, Pengelola berbagai tempat judi di Mangga Dua dan Glodok, Penggandeng FPI, dan Musuh Basuki Tjahaja Purnama karena menolak penutupan Diskotek Stadium);
*Abraham "Lulung" Lunggana (Preman Tanah Abang dan Pemilik Ratusan Kios di Tanah Abang, Pelindung Tomy Winata, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang kalah melawan Basuki Tjahaja Purnama, dan Ketua DPW PPP DKI Jakarta yang membawa Lamborghini);
*Eggi Sudjana (Sahabat Habib Rizieq, Ketua Tim Pengacara eks Kadishub DKI Udar Pristono yang tersangkut kasus korupsi bus TransJakarta, dan Ketua
Tim Advokasi Pemenangan Prabowo-Hatta yang disemprot Ketua DKPP Jimly
Asshiddique karena memanggilnya dengan sebutan "Abang"); dan
*Fuad Bawazier (Pendiri Al-Irsyad, Lulusan FEB UGM, Dirjen Pajak dari tahun 1993 sampai tahun 1998, Menteri Keuangan tahun 1998, Komisaris Utama Satelindo, Penyalur uang Keluarga Cendana ke Poros Tengah yang bersama Arifin Panigoro "Medco Energy" menjatuhkan Gus Dur, Sahabat karib Amien Rais, Anggota MPR-RI dari PAN tahun 1999-2004, Calon Ketua Umum PAN tahun 2005-2010, Anggota DPR-RI dari PAN tahun 2004-2009, dan Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Prabowo-Hatta)
2. Triomacan2000 (Syahganda Nainggolan [dulu Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa, sekarang Direktur Penggalangan Relawan Tim Sukses Prabowo-Hatta Rajasa], Abdul Rasyid [Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa], dan Raden Nuh) selalu melindungi dan memuja setinggi langit Hatta Rajasa, besan Ani Yudhoyono.
*Selingan: Putra sulung Hatta Rajasa, Ihsan Rajasa (pengusaha minyak), dicerai istrinya, Kusuma Anggraini "Ninik" (cucu kesayangan Mooryati Soedibyo) karena Ihsan tidak setia. Dikabarkan pula, Ihsan gemar show-off (pamer) berselingkuh di depan istrinya dan tak jarang melakukan KDRT usai mengonsumsi narkoba.
Lantas, apakah Anda sekeluarga tahan melihat dan mendengar keluarga Soeharto dan keluarga Ani Yudhoyono pura-pura berbelas kasihan; menginginkan mereka makin mencekik setiap sendi kehidupan; dan merindukan kegelisahan akan Hak Asasi Manusia Anda sekeluarga?
JAWABAN ATAS DOA KITA
"Setahun pertama kita selesaikan mafia perminyakan." tegas Jusuf Kalla pada Dialog KADIN, 20 Juni 2014.
"Selain Kementerian Pertanian, Kementerian ESDM juga harus dipimpin oleh orang yang memiliki leadership yang kuat. Karena di situ ada banyak mafia." kata Joko Widodo di Pasar Notoharjo, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (26 Juli 2014).
TESTIMONI
"Jokowi memang bagus menjadi Presiden. Saya doakan semoga terkabul keinginannya." ~Ridwan Kamil
"Tidak
banyak yang tahu kan kalau sebenarnya Jokowi itu lebih tegas dan keras
daripada saya. Dia kelihatan lembut di luar karena orang Jawa. Saya
kalau lagi diskusi sama dia tegas banget." ~Basuki Tjahaja Purnama
"Jokowi adalah
bagian dari sedikit pemimpin yang ingin membersihkan dan memperbaiki
keadaan. Yang sedikit ini menginspirasi saya. Menawarkan diri ingin
membersihkan dan memperbaiki keadaan. Fenomena Jokowi juga menunjukkan
bahwa tanpa modal yang kuat, juga bisa." ~Mahfud MD
"Pilihlah pemimpin yang bertindak dengan hati nurani bukan untuk kepentingan pribadi." ~Anies Baswedan
"Jokowi adalah arus besar kecintaan rakyat, dia tidak bisa dibendung adalah realitas politik saat ini." ~Dahlan Iskan
"Saya ingin tunjukan ke dunia bahwa indonesia masih memiliki orang baik seperti Pak Jokowi.” ~Iwan Fals
"Kalau mencalonkan diri, kita siap mendukung. Pak Jokowi layak didukung." ~Yenny Wahid usai istri (alm.) Abdurrahman Wahid memakaikan peci (alm.) suaminya kepada Joko Widodo
"Supaya seluruh rakyat Indonesia sejahtera dan kesenjangan pendapatan tidak makin melebar, kita harus memberhentikan dinasti penguasa “Orba bungkus baru” dan memberantas mafia perminyakan." ~Seorang sahabat
"Bagi kita, rakyat itu yang utama, rakyat umum yang mempunyai kedaulatan dan kekuasaan (souvereiniteit),
karena rakyat itu jantung hati bangsa, dan rakyat itulah yang menjadi
ukuran tinggi rendah derajat kita. Dengan rakyat kita akan naik dan
dengan rakyat pula kita akan turun. Hidup atau matinya Indonesia
Merdeka, semuanya itu bergantung kepada semangat rakyat.
Penganjur-penganjur dan golongan kaum terpelajar baru berarti kalau di
belakangnya ada rakyat yang sadar dan insyaf akan kedaulatan dirinya.” ~Drs. Mohammad Hatta dalam majalah "Daulat Ra'jat" tanggal 20 September 1931-ejaan disesuaikan dengan EYD
"Firman
Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi gitamu pula:
"Innallaaha laa yughayyiru maa biqawmin, hattaa yughayyiruu maa
bi-anfusihim" Tuhan tidak mengubah nasibnya sesuatu bangsa, sebelum
bangsa itu mengubah nasibnya." ~Ir. Soekarno (Bapak Pendiri Bangsa, Pemimpin Gerakan Non-Blok) pada Pidato HUT Proklamasi 17 Agustus 1964
"Ya Allah, janganlah mengangkat Penguasa kami orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak juga merahmati kami." ~M. Quraish Shihab
BONUS SELINGAN
Apakah para pencinta selingan setanah air mau dikasih selingan lagi?
Pertama,
tegakkan badan. Kedua, tarik napas secara mendalam. Ketiga,
senyum…..Iya, senyum. Seriusan. Karena ketenangan dan senyuman akan
menaikkan testosterone dan menurunkan cortisol yang baik untuk kesehatan dan kehidupan.
Oke kita balik lagi ke selingan ekonomi level SMP ya.
Anda masih ingat polemik PP Mobil Murah yang ditandatangani SBY pada 23 Mei 2013?
Saat itu, Indonesia telah mulai merasakan twin deficit [defisit di APBN & defisit di transaksi berjalan (current account), sehingga nilai tukar Rupiah ke USD sangat lemah dan rentan] dan pembenahan kemacetan Jakarta dan sekitarnya masih mengalami banyak sekali resistensi.
Ibarat azab kemurkaan Allah yang tidak ada hentinya,
pelaku pasar dan industri selain otomotif dibuat makin gemetar dengan
kabar bahwa besan Hatta Rajasa menandatangani PP Mobil Murah, sesuatu policy yang memicu meledaknya jumlah impor bahan baku otomotif dan BBM yang membuat nilai tukar makin runyam mencekam dan jumlah pos belanja negara sekali pakai habis/mengikat (subsidi). Dalih yang digunakan besan Hatta Rajasa, Hatta Rajasa, dan Menperin MS Hidayat (kader Golkar) saat itu tak lain dan tak bukan adalah mobil murah adalah angkutan untuk pedesaan yang akan menggunakan Pertamax, dan, karena telah menyematkan embel-embel "ramah lingkungan" pada mobil pribadi, mobil murah harus mendapat penghapusan PPn-BM.
Nyatanya, statistik/ fakta
lebih berjaya daripada pidato yang berkontradiksi dengan perbuatan.
Lantas, Pak Chatib Basri selaku Menteri Keuangan secara emosional menagih janji MS Hidayat. Namun, penagihan janji itu dijawab sendiri oleh suami Ani Yudhoyono secara tidak langsung dengan tindakan penunjukkan Muhammad Lutfi, Duta Besar Indonesia di Jepang (Dulu penyalur uang Tomy Winata Bank Artha Graha kepada Partai Demokrat), sebagai Menteri Perdagangan.
Keambrukan
pengurusan ekonomi negara dan ketamakan kebijakan pro-mobil pribadi
ternyata tak berhenti sampai di situ. Usai kader yang amat sangat
dibanggakan Gerindra, Basuki Tjahaja Purnama, dan Dewan Transportasi Kota Jakarta diserang oleh Hatta Rajasa dan Jero Wacik (Sekretaris Jenderal Majelis Tinggi Partai Demokrat) ketika
mengusulkan pencabutan subsidi BBM di DKI Jakarta untuk penguraian
kemacetan dan pengalokasian dana yang lebih tepat sasaran; Joko Widodo
yang merasa membanjirnya mobil murah membuat penguraian kemacetan makin
berat malahan ditolak dalam pengajuan penghapusan bea impor untuk bus dan
pemasangan pembatas jalan TransJakarta yang tangguh di jalan
Thamrin-Sudirman dan Gatot Subroto-Tomang, dan diganjal dalam penerbitan
PP Electronic Road Pricing.
*Selingan: Presiden Direktur Astra Daihatsu Motor, Sudirman, dengan bangga mengklaim bahwa 65-70 persen konsumen Ayla berada di wilayah Jabodetabek.
*Selingan:
Berbagai direktur institusi internasional seperti Asian Development
Bank dan World Bank; berbagai Chief Economist bank-bank terbesar di
dunia seperti Citibank dan HSBC; dan berbagai Chief Economist bank-bank
terbesar di regional seperti BII Maybank yang diundang ke FEUI pada
acara Economix menuturkan bahwa kebijakan Mobil Murah merupakan a misguided policy,
usai mereka memastikan tidak ada wartawan/jurnalis yang hadir. Lebih
jauh, mereka mengatakan sebaiknya masyarakat awam melakukan pengukuran
dampak policy pemerintahan negara-negara maju yang pro-transportasi publik dan dampak policy pemerintah Indonesia yang pro-mobil pribadi.
*Selingan: Walaupun digunakan oleh hampir seluruh rakyat menengah ke bawah, transportasi darat publik di Indonesia hanya diberi 3% dari total subsidi BBM, sementara mobil pribadi menikmati porsi terbesar yakni 49% dari total subsidi BBM.
*Selingan: Karena 68,3% rumah tangga golongan bawah tidak memiliki kendaraan, 93% subsidi BBM dinikmati oleh rumah tangga golongan atas dan rumah tangga golongan menengah. Atau dengan kata lain, rumah tangga golongan bawah cuma diberi 7% dari total subsidi BBM, sedangkan rumah tangga golongan menengah kecipratan 30% dari total subsidi BBM dan rumah tangga golongan atas, dengan senang hati dan riang gembira, mengeruk 63% dari total subsidi BBM.
*Selingan: Jumlah penduduk Indonesia yang berpenghasilan di bawah US$ 2 per hari (atau dapat dikategorikan Bank Dunia sebagai "miskin") berjumlah 103 juta orang.
*Selingan: Rumah tangga miskin hanya mengeluarkan 7% dari total pengeluarannya untuk transportasi, sementara yang terbesar bagi rumah tangga miskin (65% dari total pengeluaran) adalah makanan.
*Solusi Tidak Berbohong ("Tepat Sasaran"): Usai momentum konversi minyak ke gas dimanfaatkan; standar ketepatan waktu, kenyamanan, dan keamanan transportasi publik ditingkatkan; kelangkaan penyelidik dan penyidik di KPK ditangani; pelayan publik (khususnya TNI, Polri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian ESDM, Ditjen Pajak, dan Kementerian Pendidikan) direstrukturisasi dan hanya diisi oleh insan-insan yang berkualitas, memuaskan, dan jujur; manajemen pengawasan (monitoring) dan pengendalian (controlling) secara tegas mengacu pada best practice; dan angka ketergantungan impor hortikultura (khususnya kedelai) dan sapi ditekan tanpa rencana untuk dikorupsi; rumah tangga miskin dan rumah tangga rentan diberi BLT, Raskin, Jamkesmas, BSM Pendidikan, PNPM, dan KUR agar tak hanya mampu catch-up dengan kenaikan harga, tetapi juga melampaui daya beli sebelumnya (/kuantitas barang yang didapat menjadi lebih banyak.)
*Sambil Menyelam Minum Air: Tak hanya transportasi publik dan kesenjangan pendapatan yang terbenahi, infrastruktur (/belanja negara produktif) Indonesia yang saat ini di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam (atau berada pada peringkat keenam di ASEAN) pun mendapat pendanaan dan pembangunan yang serius sehingga biaya menurun (/deflasi, barang lebih murah) dan, sesuai visi-misi Joko Widodo-Jusuf Kalla yang berorientasi pada Sumber Daya Manusia, lima tantangan bangsa di bawah ini didanai dan diselesaikan:
1. Kesehatan dan Pendidikan Dasar Indonesia yang di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Vietnam (atau berada pada peringkat kelima di ASEAN);
2. Kemampuan membaca, matematika, dan sains Indonesia yang terendah di antara 40 negara paling berpengaruh di dunia;
3. Pendidikan Menengah, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Tinggi Indonesia yang di bawah Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia (atau berada pada peringkat keempat di ASEAN);
4. Transparansi dan komposisi jalur undangan dan jalur tes tertulis PTN semenjak periode kedua kabinet transaksional yang dengan drastis memburuk dan mengakibatkan UI, UGM, ITB, Unair, IPB, Unibraw, dan ITS terkubur di dasar pentas persaingan global; dan
5. Rata-rata pengangguran muda Indonesia yang saat ini sudah 5 kali lebih tinggi daripada rata-rata pengangguran nasional (FYI, rata-rata pengangguran muda Indonesia juga merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik.) Hal ini terjadi karena kurikulum dan mata ajar tidak disesuaikan dengan permintaan pemberi kerja (demand-driven curriculum) dan best practice.
*Selingan: Tidak hanya aspek operasional dan outputnya yang mengecewakan, aspek finansialnya juga sangat membuat geram. Kendati
anggaran pendidikan kita tiap tahun sekurang-kurangnya 20% dari APBN
dan Kementerian Pendidikan diisi oleh guru-guru/pendidik/suri teladan character building, Kementerian Pendidikan mendapat opini terburuk BPK yakni
TMP (/Tidak Memberikan Pendapat) pada tahun 2010 dan 2011 dan opini WDP
(/Wajar Dengan Pengecualian) pada tahun 2009 dan 2012.
Mantap tidak selingannya? All praise is to Allah.
LAMPIRAN 1: PROYEKSI REALISTIS
dan Besan Ani Yudhoyono "Sang Mafia Perminyakan"
#Pembodoh #MentalPencuri #AzabMenanti
Itu yg gambar dengan tema "tahukah anda" yg sebelah kiri atas adalah sofyan basir, bukan reza chalid. Tolong dikoreksi.
BalasHapusAgen Judi Bola Online
BalasHapusAgen Judi Casino Online
Agen Judi Sabung Ayam Online
Agen Bola Tangkas Online
- JURAGANQQ -
BalasHapusMENYEDIAKAN 7 PERMAINAN KARTU TERFAVORIT
BANDAR Q | DOMINO 99 | ADU Q | BANDAR POKER | POKER | CAPSA SUSUN | SAKONG
GABUNG SEKARANG
MEMBERIKAN BONUS TERBESAR !!
- CASHBACK 0.3%
- REFFERAL 15%
- JACKPOT !!
- MINIMAL DEPOSIT & WITHDRAW 20RB
- BEST SERVER FOR GAMBLING NO ROBOT !
- PLAYER VS PLAYER
- FAST PROSES !
- CS ONLINE 24 JAM
JuraganQQ