masalah nuklir, finansial keuangan negara, tata negara, politik internasional, perselisihan mazhab, persatuan umat islam, nasionalisme, pembangunan bangsa, ketahanan nasional, hutang negara, perang dunia, timur tengah, new world order
Rabu, 06 Agustus 2014
THANKS GAZA-PALESTINE... I PERSONALLY DO.. SO GREAT RESPECT TO YOU... OOHHHH.. PEOPLE OF GAZA.... OOOHH THE FIGHTERS OF GAZA.. PALESTINE.... !!! >> YOU ARE REALLY... THE REAL AND THE OBVIOUS GENTLEMEN .. AND HERO.. OF THE JUSTICE- THE DIGNITY OF WHOLE HUMAN BEING.. OF THE WORLD.. WHOM PROVEN... AND TAKING ACTION WITH ALL THE SACRIFICES.. AND THE BRAVE... AGAINST ... THE BRUTALISTS-CRIMINAL KILLERS AND THE EVIL REGIMES AND SO RUTHLESS....OF THE ISRAELS -EVIL FORCES AND VERY CRIMINAL REGIME....>> .... ALL THE DIGNIFIED NATIONS IN THE WORLD .. AND .. WHOLE MOSLEMS SO VERY GRATEFUL... AND RESPECT TO YOU ... OOOHH... THE PATRIOT OF THE AL QASSAM AND HAMAS... WHOM SO STRONG AND GREAT ... SO VALIANT.. .>> INSHA ALLAH .. ALL OF YOU... GAZA .AND WHOLE THE PALESTINE LAND...AND PEOPLES..ARE SO ... GREAT.. AND ..MAY... ALLAH BLESS YOU.. ALL... AND GIFT YOU THE GAZANS .. THE GREAT SUCCESS... AND THE TRIUMPH AND VICTORY... AAMEEN...>> ...... For 29 days, doctors in Gaza have been working amid blood and body parts. As hundreds of people suffering serious injuries continue to stream in, they are unfortunately forced to give priority only to those they can save. In the meantime, janitors working by their side have not stopped rinsing the blood away....>>> PBB-DUNIA ARAB-DUNIA ISLAM-PEMIMPIN2 DUNIA.... BUNGKAM SERIBU BAHASA.. ATAS PEMBANTAIAN BIADAB ISRAEL YANG DIBANTU NEGARA SUPER DAN ADI DAYA BARAT.. SERTA KELOMPOK ... PENJAJAH KRIMINAL GLOBAL... ATAS RAKYAT DAN MASYARAKAT GAZA PALESTINA YANG TERTINDAS.. DAN TERKURUNG.. DAN TERZHOLIMI... BERPULUH TAHUN.. DALAM PENJAJAHAN KRIMINAL DAN BIADAB... ISRAEL DAN AS-UK DKK...???>>> ADA APA ..... INI..... KOK.... SEMUA RAJA2 ARAB DAN JENDRAL2 MESIR... TURKI... DAN SELURUH PEMIMPIN DUNIA HANYA... DIAM ... !!!!!!....>>> MENGAPA PERS DAN MEDIA.. MAINSTREAM DUNIA DIAMMMM !!!!.... ???>> ADA APA... TERHADAP RAKYAT GAZA.. DAN PALESTINA YANG MERUPAKAN ANAK NEGERI ASLI PALESTINA DAN .. SEDANG.. DINISTA.. DAN DIBIARKAN DIBANTAI SECARA TIDAK ADIL...>> APAKAH DUNIA SUDAH BERTEKUK LUTUT DIBAWAH KAKI... PARA PENJAJAH KRIMINAL GLOBAL... YANG DIKOMANDANI AS-UK-ISRAEL... DKK...??>> MANA .. ULAMA2 DAN PENDEKAR2 ISLAM...!!!..>> MANA.. KAUM CERDIK DAN KAUM KEMANUSIAAN DAN JIWA2... SEHAT.. DAN AKAL2.. YANG CERDAS.. YANG HANYA .... MELIHAT.. KETIDAK ADILAN BERLAKU DIDEPAN MILYARAN PASANG MATA.. DAN... TERJADI PERLAKUAN... PEMBANTAIAN SISTIMATIS.. DENGAN BOM2 DEPLETED URANIUM... DAN SENJATA2 PEMUSNAH MASAL... DILAKUKAN DENGAN SE-MENA2...??>> MANA HUKUM INTERNASIONAL.... YANG KONON SANGAT GANAS DAN BENGIS JIKA TERJADI HAK2 KEMANUSIAAN DI KOTORI..?? MANA PEMBELA HAM...!!! .... >> MANA PENGADILAN DUNIA TERHADAPA KEJAHATAN PERANG DAN KEJAHATAN KEMANUSIAAN ... YANG DILAKUKAN ISRAEL DKK..??>> .... HAYYOOO... BANGKITLAH UMMAT ISLAM DAN UMMAT KEMANUSIAAN YANG SEJATI...???!! >> HAYYOOO.... JANGAN LAGI TAKUT ATAU BUNGKAMMMM...!!! >> BANGKITLAH WAHAI JIWA2 KESYATRIA SEJATI... >>> Kini masyarakat dunia di Gaza hanya diam menyaksikan perang dan pembantaian terhadap sebuah bangsa yang tidak memiliki senjata untuk membela diri kecuali air mata. Ini merupakan bukti bahwa perang di Gaza adalah perang yang tidak seimbang..>>> .. harian Yediot Aharonot zionis, Ahad (3/8) Landau menyatakan, militer Israel secara dramatis tak berdaya, selama 26 hari melakukan gempuran udara, darat dan laut tak mampu mengalahkan Hamas...>> ......Jalur Gaza masih menjadi ajang kebiadaban dan kegilaan rezim Zionis Israel. Perempuan, anak-anak dan warga sipil di Gaza terus menjadi korban arogansi dan mesin-mesin perang Israel. Departemen Kesehatan Palestina menyatakan, sejak dimulainya serangan sadis Israel ke Gaza, lebih dari 1700 warga Palestina gugur syahid dan 9000 lainnya cidera...>>> Pembantaian massal anak-anak yang tengah bermain di jalan-jalan, serangan ke sekolah dasar, universitas serta rumah sakit merupakan bukti nyata kejahatan perang yang terjadi di Gaza. Namun PBB dan Dewan Keamanan masih saja menutup mata mereka terhadap peristiwa dan sejarah pahit umat manusia ini...>>>Kini muncul pertanyaan, apakah masyarakat internasional tidak memiliki undang-undang dalam menyikapi terorisme terorganisir sebuah rezim penjajah yang memaksa sebuah bangsa menjadi pengungsi dan setelah lebih dari enam dekade pendudukan masih tetap melakukan pembantaian massal? Mungkin hukum internasional termutilasi oleh kepentingan politik Barat dan pengaruh lobi Zionis dunia....>>>Dukungan finansial dan senjata Barat terhadap Israel terus berlanjut di tengah-tengah protes opini publik dunia terhadap kejahatan rezim Tel Aviv di Gaza dan membuat Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu dengan berani mengatakan, "Agresi ke Jalur Gaza akan terus berlanjut." Sikap ini dapat dicermati sebagai hasil dari kebijakan dualisme masyarakat internasional terkait kejahatan kemanusiaan di Gaza serta ideologi radikal sejumlah Zionis garis keras terkait pembantaian massal bangsa Palestina...>>>. Yang paling menyedihkan adalah di sela-sela kejahatan anti kemanusiaan di kawasan kecil dan terisolir Gaza, pemerintah Barat masih tetap melanjutkan bantuan senjata kepada mesin-mesin perang Israel. Senjata inkonvensional yang ditembakkan ke Gaza selama 27 hari lalu seluruhnya buatan Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Barat lain...>>......dibalik kebungkaman pemerintah Arab yang juga dapat juga dikategorikan sebagai sikap dan dukungan mereka terhadap rezim Zionis Israel dan yang menyebabkan berlanjutnya kejahatan Tel Aviv di Gaza adalah sikap pasif masyarakat internasional. Sampai saat ini belum dirilis satu buah resolusi anti Zionis. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan hanya bungkam menyaksikan peristiwa berdarah di Gaza dan hal ini membuka peluang bagi rezim penjajah untuk melakukan kejahatan di wilayah terisolir ini...>>>...Di tangan Amerika Serikat dan Israel, Drone UAV sebagai pesawat tak berawak, telah berobah fungsi. Yang semula sekadar berfungsi intelijen sebagai pesawat pengintai dan pengawasan, tiba-tiba berkembang menjadi mesin pembunuh Warga Sipil di Afghanistan, Irak, Somalia, Palestina dan Lebanon. ...>>> ... . Dalam false flag operation ini, kelompok-kelompok Islam beranggapan bahwa mereka sedang menjalankan misi suci keagamaannya secara independen dan bertujuan menghadapi negara-negara adidaya yang mereka pandang anti Islam. Namun pada prakteknya, gerakan mereka sepenuhnya berada dalam kendali dan pengawasan dari agen-agen intelijen CIA-M6-MOSSAD. Sehingga gerakan kelompok-kelompok Islam radikal tersebut justru kontra produktif bagi citra dan kredibilitas kelompok-kelompok Islam yang bersangkutan, bahkan membawa citra buruk bagi umat Islam pada umumnya. >>> ....Yang krusial dari tren ini adalah, betapa para pemangku kepentingan di bidang politik dan keamanan nasional kita, akan masuk dalam ritme dan irama yang dimainkan oleh AS-Inggris-Israel melalui penerapan strategi Sarang Lebah untuk menjaring kelompok-kelompok Islam radikal agar berkumpul di satu tempat yang sama. Sehingga mudah dikendalikan dan dijinakkan melalui kerangka operasi intelijen yang dilancarkan ketiga negara tersebut yang kerap dikenal dengan sebutan FALSE FLAG OPERATION (OPERASI BENDERA PALSU)....>> ...Alhasil, jika para pemangku kepentingan nasional kita kemudian malah ikut membesar-besarkan keberadaan ISIS sebagai ancaman nasional, pada perkembangannya kita justru mematikan potensi-potensi keunggulan kelompok-kelompok Islam di tanah air, ketimbang mengasah dan memupuk bakat-bakat khusus mereka bagi kepentingan nasional kita kini dan kelak....>>>...Tak pelak lagi, bergulirnya isu keberadaan ISIS sejatinya merupakan reinkarnasi dari keberadaan kelompok teroris jadi-jadian kreasi CIA macam Al Qaeda seperti di era kepresidenan Bush 2000-2008. Yang pastinya dengan bergulirnya terus isu ISIS ini akan dimanfaatkan oleh berbagai kalangan yang berkepentingan baik di Kepolisian maupun Badan Nasional Pemberantasan Terorisme(BNPT) untuk meluncurkan sebuah tema baru: Perang terhadap Aksi Terorisme yang dimotori oleh kelompok-kelompok Islam radikal dengan menggunakan ISIS sebagai icon-nya...>> ...ISIS Mainan Baru AS Untuk Hidupkan Kembali Terorisme Jadi-Jadian? Nampaknya memang seperti itulah adanya. Baru-baru ini, mantan karyawan US National Security Agency (NSA), Edward Snowdeen mengungkapkan, intelijen Inggris, Amerika Serikat dan Israel (Mossad) bekerja sama membentuk gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). ...>>> Zionis radikal yang bertepuk tangan dan bersuit menyaksikan pembantaian anak-anak dan perempuan di Jalur Gaza merupakan peristiwa menyedihkan dan patut ditangisi matinya sifat manusiawi di dunia. Dominique de Villepin, mantan perdana menteri dan menteri luar negeri Perancis dalam sebuah artikelnya meminta Paris mengakui telah mendanai pembantaian massal di Gaza oleh Israel, juga menilai apa yang terjadi terhadap bangsa Palestina tak berbeda dengan terorisme terorganisir rezim Zionis Israel....>>> ... Setelah gagal memaksakan kehendaknya terkait gencatan senjata kepada Palestina, Israel baru menerima gencatan senjata sesuai dengan syarat yang diajukan kubu muqawama. Hal ini jelas dampak dari kekalahan rezim Zionis dalam perang melawan kubu muqawama Palestina. Dalam hal ini, petinggi Palestina menilai kemenangan muqawama di bidang militer sebagai pendahuluan bagi keberhasilan lebih besar muqawama di sektor politik serta memaksa rezim Zionis untuk tunduk pada tuntutan bangsa Palestina. Statemen ini mencerminkan keberhasilan besar muqawama di bidang militer dan politik menghadapi rezim Zionis Israel...>>> ...Gencatan Senjata di Gaza dan Kekalahan Israel Rabu, 2014 Agustus 06 Seperti yang banyak diprediksikan sebelumnya, kegagalan besar rezim Zionis Israel dalam perang terbarunya di Jalur Gaza akhirnya memaksa rezim ilegal ini menerima syarat yang diajukan oleh kubu Palestina untuk gencatan senjata. Sikap terpaksa rezim Zionis menerima gencatan senjat bersyarat yang diajukan oleh kubu muqawama ini dilakukan oleh Tel Aviv untuk menyelamatkan diri dari kehancuran. Sikap Tel Aviv ini sama halnya pengakuan kekalahan oleh rezim Zionis dan hal ini juga diakui oleh berbagai elit politik Israel....>>> .. Mencermati resistensi heroik bangsa Palestina dalam satu bulan lalu terbukti bahwa kemenangan Palestina hanya dapat diraih melalui muqawama dan perlawanan gigih bangsa ini. Dengan demikian kembali muqawama muncul sebagai permata berharga bagi bangsa Palestina. Transformasi Palestina menunjukkan bahwa bangsa ini akan mampu merealisasikan tuntutannya secara penuh termasuk pembentukan negara independen Palestina melalui muqawama...>> ALHAMDULILLAH... YAA RABB.. SEMUA BERKAT RAHMAT DAN PERTOLONGAN MU... AAMIIN...>>
Jalur
Gaza masih menjadi ajang kebiadaban dan kegilaan rezim Zionis Israel.
Perempuan, anak-anak dan warga sipil di Gaza terus menjadi korban
arogansi dan mesin-mesin perang Israel. Departemen Kesehatan Palestina
menyatakan, sejak dimulainya serangan sadis Israel ke Gaza, lebih dari
1700 warga Palestina gugur syahid dan 9000 lainnya cidera.
Timur Tengah
04-08-2014
Kejahatan di Jalur Gaza dan Kebungkaman Negara-negara Arab
UNICEF
mengumumkan bahwa korban di pihak anak-anak Gaza mencapai 296 orang.
Pembantaian warga tak berdosa di Gaza terjadi di saat negara-negara Arab
yang menganggap Palestina bagian dari Dunia Arab, memilih bungkam
menyaksikan kondisi kawasan terisolir ini.
Tak diragukan lagi bahwa sikap pasif para pemimpin dan raja
negara-negara Arab telah membuka peluang lebar-lebar bagi Israel untuk
melanjutkan brutalitasnya terhadap warga Palestina. Faisal al-Shaya,
salah satu anggota parlemen Kuwait dengan transparan mengisyaratkan
masalah ini dan mengatakan, pembantaian sadis di Jalur Gaza, perusakan
rumah warga Palestina dan pembantaian massal perempuan serta anak-anak
tak berdosa di Gaza akibat dari kebungkaman serta sikap pasif
negara-negara Arab saat ini.
Namun dibalik kebungkaman pemerintah Arab yang juga dapat juga
dikategorikan sebagai sikap dan dukungan mereka terhadap rezim Zionis
Israel dan yang menyebabkan berlanjutnya kejahatan Tel Aviv di Gaza
adalah sikap pasif masyarakat internasional. Sampai saat ini belum
dirilis satu buah resolusi anti Zionis. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
dan Dewan Keamanan hanya bungkam menyaksikan peristiwa berdarah di Gaza
dan hal ini membuka peluang bagi rezim penjajah untuk melakukan
kejahatan di wilayah terisolir ini.
Pembantaian massal anak-anak yang tengah bermain di jalan-jalan,
serangan ke sekolah dasar, universitas serta rumah sakit merupakan bukti
nyata kejahatan perang yang terjadi di Gaza. Namun PBB dan Dewan
Keamanan masih saja menutup mata mereka terhadap peristiwa dan sejarah
pahit umat manusia ini.
Yang paling menyedihkan adalah di sela-sela kejahatan anti kemanusiaan
di kawasan kecil dan terisolir Gaza, pemerintah Barat masih tetap
melanjutkan bantuan senjata kepada mesin-mesin perang Israel. Senjata
inkonvensional yang ditembakkan ke Gaza selama 27 hari lalu seluruhnya
buatan Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Barat lain.
Dukungan finansial dan senjata Barat terhadap Israel terus berlanjut di
tengah-tengah protes opini publik dunia terhadap kejahatan rezim Tel
Aviv di Gaza dan membuat Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu
dengan berani mengatakan, "Agresi ke Jalur Gaza akan terus berlanjut."
Sikap ini dapat dicermati sebagai hasil dari kebijakan dualisme
masyarakat internasional terkait kejahatan kemanusiaan di Gaza serta
ideologi radikal sejumlah Zionis garis keras terkait pembantaian massal
bangsa Palestina.
Zionis radikal yang bertepuk tangan dan bersuit menyaksikan pembantaian
anak-anak dan perempuan di Jalur Gaza merupakan peristiwa menyedihkan
dan patut ditangisi matinya sifat manusiawi di dunia. Dominique de
Villepin, mantan perdana menteri dan menteri luar negeri Perancis dalam
sebuah artikelnya meminta Paris mengakui telah mendanai pembantaian
massal di Gaza oleh Israel, juga menilai apa yang terjadi terhadap
bangsa Palestina tak berbeda dengan terorisme terorganisir rezim Zionis
Israel.
Kini muncul pertanyaan, apakah masyarakat internasional tidak memiliki
undang-undang dalam menyikapi terorisme terorganisir sebuah rezim
penjajah yang memaksa sebuah bangsa menjadi pengungsi dan setelah lebih
dari enam dekade pendudukan masih tetap melakukan pembantaian massal?
Mungkin hukum internasional termutilasi oleh kepentingan politik Barat
dan pengaruh lobi Zionis dunia.
Kini masyarakat dunia di Gaza hanya diam menyaksikan perang dan
pembantaian terhadap sebuah bangsa yang tidak memiliki senjata untuk
membela diri kecuali air mata. Ini merupakan bukti bahwa perang di Gaza
adalah perang yang tidak seimbang
Ada Timbunan Senjata AS di Israel
Internasional
6
16 Jul 2014 18:19
Gambar arsip 'bunker buster' dari NPR
Liputan6.com, Yerusalem Dengan begitu seringnya pertikaian
bersenjata antara Israel dengan tetangga-tetangganya, tidak terbayangkan
betapa banyak senjata dan amunisi yang terpakai untuk keperluan itu.
Ternyata, ada cadangan senjata dan amunisi dalam jumlah besar yang
tersedia di negeri zionis.
Seandainya Israel kehabisan amunisi, negeri itu dapat menggunakan
timbunan senjata Amerika bernilai hampir satu miliar dolar yang disimpan
di sana oleh Amerika Serikat untuk keadaan darurat. Sejauh ini, Israel
belum meminta akses ke timbunan itu -- meski sedang bertikai dengan
Hamas di Gaza.
Timbunan yang tidak terlalu diketahui orang banyak ini secara resmi
dikenal sebagai War Reserve Stockpile Ammunition-Israel (WRSA-I) dan
dijaga di Israel sejak tahun 1990-an oleh Komando Militer AS untuk Eropa
(United States European Command). Program penimbunan itu disetujui oleh
kongres dan cakupannya telah meluas dalam beberapa tahun belakangan
ini.
Tentu saja tempat penimbunan dan jenis serta jumlah amunisi yang
disimpan itu dirahasiakan. Namun demikian, laporan bulan April oleh
Congressional Research Service menyebutkan "Amerika Serikat menyimpan
rudal, kendaraan lapis baja dan amunisi artileri" dalam timbunan itu.
Demikianlah laporan yang dilansir Liputan6.com dari ABC News (15/07/2014).
Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa "program
ini mencakup timbunan amunisi yang dimiliki dan diatur oleh Amerika
Serikat di Israel untuk pemakaian oleh pasukan AS maupun Israel."
Walaupun senjata-senjata dalam timbunan ini milik AS, pada hakekatnya
senjata-senjata itu diperuntukkan bagi penggunaan oleh Israel kalau
diminta ketika Israel kehabisan amunisi tertentu dalam keadaan darurat.
Pejabat itu mengatakan bahwa Israel belum meminta penggunaan amunisi
yang disimpan dalam timbunan ini sebagaimana yang dilakukan Israel dalam
perang tahun 2006 melawan Hisbullah.
Ukuran dan cakupan persenjataan ini telah bertambah sejak pertama
kalinya diadakan pada tahun 1990-an. Pada awalnya, amunisi yang ada
hanya senilai US$100 juta, tapi pada tahun 2010 Kongres menyetujui
tambahan amunisi senilai US$800 juta. Pejabat pertahanan itu mengatakan
bahwa jumlah amunisi dalam timbunan itu sekarang bernilai US$1 miliar.
Akses Israel ke amunisi AS itu bisa dilakukan dalam waktu yang cukup singkat setelah ada persetujuan presiden.
"Jika presiden memberi wewenang pemberian kepada Israel, kasus
Penjualan pada Militer Asing (FMS) 'darurat' diproses oleh Departemen
Pertahanan (DoD) AS dan amunisi itu bsia dijual kepada Israel," kata
pejabat itu.
Penggunaan timbunan dalam hal keadaan darurat "didefinisikan dan
disetujui oleh presiden," kata pejabat itu. Pemindahan peluru ke dalam
kendali Israel "dapat berlangsung hanya dalam beberapa jam setelah
persetujuan presiden."
Laporan Congressional Research Service mengatakan bahwa "pemerintah
Israel menanggung hingga 90% biaya pengangkutan, penyimpanan dan
pemeliharaan yang berhubungan dengan program WRSA-I ini." (Ein)
- See more at:
http://news.liputan6.com/read/2078834/ada-timbunan-senjata-as-di-israel?utm_source=google&utm_medium=cpc&utm_campaign=%5BS%5BHotTopics_news_12915(170714)%3ATimbunanSenjataASDiIsrael#sthash.cZ0axAUN.dpuf
Liputan6.com,
Yerusalem Dengan begitu seringnya pertikaian
bersenjata antara Israel dengan tetangga-tetangganya, tidak terbayangkan betapa
banyak senjata dan amunisi yang terpakai untuk keperluan itu. Ternyata, ada
cadangan senjata dan amunisi dalam jumlah besar yang tersedia di negeri zionis.
Seandainya
Israel kehabisan amunisi, negeri itu dapat menggunakan timbunan senjata Amerika
bernilai hampir satu miliar dolar yang disimpan di sana oleh Amerika Serikat
untuk keadaan darurat. Sejauh ini, Israel belum meminta akses ke timbunan itu
-- meski sedang bertikai dengan Hamas di Gaza.
Timbunan
yang tidak terlalu diketahui orang banyak ini secara resmi dikenal sebagai War
Reserve Stockpile Ammunition-Israel (WRSA-I) dan dijaga di Israel sejak tahun
1990-an oleh Komando Militer AS untuk Eropa (United States European Command).
Program penimbunan itu disetujui oleh kongres dan cakupannya telah meluas dalam
beberapa tahun belakangan ini.
Tentu
saja tempat penimbunan dan jenis serta jumlah amunisi yang disimpan itu dirahasiakan.
Namun demikian, laporan bulan April oleh Congressional Research Service
menyebutkan "Amerika Serikat menyimpan rudal, kendaraan lapis baja dan
amunisi artileri" dalam timbunan itu. Demikianlah laporan yang dilansir Liputan6.com
dari ABC News (15/07/2014).
Ada Timbunan Senjata AS di Israel
Internasional
6
16 Jul 2014 18:19
Gambar arsip 'bunker buster' dari NPR
Liputan6.com, Yerusalem Dengan begitu seringnya pertikaian
bersenjata antara Israel dengan tetangga-tetangganya, tidak terbayangkan
betapa banyak senjata dan amunisi yang terpakai untuk keperluan itu.
Ternyata, ada cadangan senjata dan amunisi dalam jumlah besar yang
tersedia di negeri zionis.
Seandainya Israel kehabisan amunisi, negeri itu dapat menggunakan
timbunan senjata Amerika bernilai hampir satu miliar dolar yang disimpan
di sana oleh Amerika Serikat untuk keadaan darurat. Sejauh ini, Israel
belum meminta akses ke timbunan itu -- meski sedang bertikai dengan
Hamas di Gaza.
Timbunan yang tidak terlalu diketahui orang banyak ini secara resmi
dikenal sebagai War Reserve Stockpile Ammunition-Israel (WRSA-I) dan
dijaga di Israel sejak tahun 1990-an oleh Komando Militer AS untuk Eropa
(United States European Command). Program penimbunan itu disetujui oleh
kongres dan cakupannya telah meluas dalam beberapa tahun belakangan
ini.
Tentu saja tempat penimbunan dan jenis serta jumlah amunisi yang
disimpan itu dirahasiakan. Namun demikian, laporan bulan April oleh
Congressional Research Service menyebutkan "Amerika Serikat menyimpan
rudal, kendaraan lapis baja dan amunisi artileri" dalam timbunan itu.
Demikianlah laporan yang dilansir Liputan6.com dari ABC News (15/07/2014).
Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa "program
ini mencakup timbunan amunisi yang dimiliki dan diatur oleh Amerika
Serikat di Israel untuk pemakaian oleh pasukan AS maupun Israel."
Walaupun senjata-senjata dalam timbunan ini milik AS, pada hakekatnya
senjata-senjata itu diperuntukkan bagi penggunaan oleh Israel kalau
diminta ketika Israel kehabisan amunisi tertentu dalam keadaan darurat.
Pejabat itu mengatakan bahwa Israel belum meminta penggunaan amunisi
yang disimpan dalam timbunan ini sebagaimana yang dilakukan Israel dalam
perang tahun 2006 melawan Hisbullah.
Ukuran dan cakupan persenjataan ini telah bertambah sejak pertama
kalinya diadakan pada tahun 1990-an. Pada awalnya, amunisi yang ada
hanya senilai US$100 juta, tapi pada tahun 2010 Kongres menyetujui
tambahan amunisi senilai US$800 juta. Pejabat pertahanan itu mengatakan
bahwa jumlah amunisi dalam timbunan itu sekarang bernilai US$1 miliar.
Akses Israel ke amunisi AS itu bisa dilakukan dalam waktu yang cukup singkat setelah ada persetujuan presiden.
"Jika presiden memberi wewenang pemberian kepada Israel, kasus
Penjualan pada Militer Asing (FMS) 'darurat' diproses oleh Departemen
Pertahanan (DoD) AS dan amunisi itu bsia dijual kepada Israel," kata
pejabat itu.
Penggunaan timbunan dalam hal keadaan darurat "didefinisikan dan
disetujui oleh presiden," kata pejabat itu. Pemindahan peluru ke dalam
kendali Israel "dapat berlangsung hanya dalam beberapa jam setelah
persetujuan presiden."
Laporan Congressional Research Service mengatakan bahwa "pemerintah
Israel menanggung hingga 90% biaya pengangkutan, penyimpanan dan
pemeliharaan yang berhubungan dengan program WRSA-I ini." (Ein)
- See more at:
http://news.liputan6.com/read/2078834/ada-timbunan-senjata-as-di-israel?utm_source=google&utm_medium=cpc&utm_campaign=%5BS%5BHotTopics_news_12915(170714)%3ATimbunanSenjataASDiIsrael#sthash.cZ0axAUN.dpuf
Ada Timbunan Senjata AS di Israel
Internasional
6
16 Jul 2014 18:19
Gambar arsip 'bunker buster' dari NPR
Liputan6.com, Yerusalem Dengan begitu seringnya pertikaian
bersenjata antara Israel dengan tetangga-tetangganya, tidak terbayangkan
betapa banyak senjata dan amunisi yang terpakai untuk keperluan itu.
Ternyata, ada cadangan senjata dan amunisi dalam jumlah besar yang
tersedia di negeri zionis.
Seandainya Israel kehabisan amunisi, negeri itu dapat menggunakan
timbunan senjata Amerika bernilai hampir satu miliar dolar yang disimpan
di sana oleh Amerika Serikat untuk keadaan darurat. Sejauh ini, Israel
belum meminta akses ke timbunan itu -- meski sedang bertikai dengan
Hamas di Gaza.
Timbunan yang tidak terlalu diketahui orang banyak ini secara resmi
dikenal sebagai War Reserve Stockpile Ammunition-Israel (WRSA-I) dan
dijaga di Israel sejak tahun 1990-an oleh Komando Militer AS untuk Eropa
(United States European Command). Program penimbunan itu disetujui oleh
kongres dan cakupannya telah meluas dalam beberapa tahun belakangan
ini.
Tentu saja tempat penimbunan dan jenis serta jumlah amunisi yang
disimpan itu dirahasiakan. Namun demikian, laporan bulan April oleh
Congressional Research Service menyebutkan "Amerika Serikat menyimpan
rudal, kendaraan lapis baja dan amunisi artileri" dalam timbunan itu.
Demikianlah laporan yang dilansir Liputan6.com dari ABC News (15/07/2014).
Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa "program
ini mencakup timbunan amunisi yang dimiliki dan diatur oleh Amerika
Serikat di Israel untuk pemakaian oleh pasukan AS maupun Israel."
Walaupun senjata-senjata dalam timbunan ini milik AS, pada hakekatnya
senjata-senjata itu diperuntukkan bagi penggunaan oleh Israel kalau
diminta ketika Israel kehabisan amunisi tertentu dalam keadaan darurat.
Pejabat itu mengatakan bahwa Israel belum meminta penggunaan amunisi
yang disimpan dalam timbunan ini sebagaimana yang dilakukan Israel dalam
perang tahun 2006 melawan Hisbullah.
Ukuran dan cakupan persenjataan ini telah bertambah sejak pertama
kalinya diadakan pada tahun 1990-an. Pada awalnya, amunisi yang ada
hanya senilai US$100 juta, tapi pada tahun 2010 Kongres menyetujui
tambahan amunisi senilai US$800 juta. Pejabat pertahanan itu mengatakan
bahwa jumlah amunisi dalam timbunan itu sekarang bernilai US$1 miliar.
Akses Israel ke amunisi AS itu bisa dilakukan dalam waktu yang cukup singkat setelah ada persetujuan presiden.
"Jika presiden memberi wewenang pemberian kepada Israel, kasus
Penjualan pada Militer Asing (FMS) 'darurat' diproses oleh Departemen
Pertahanan (DoD) AS dan amunisi itu bsia dijual kepada Israel," kata
pejabat itu.
Penggunaan timbunan dalam hal keadaan darurat "didefinisikan dan
disetujui oleh presiden," kata pejabat itu. Pemindahan peluru ke dalam
kendali Israel "dapat berlangsung hanya dalam beberapa jam setelah
persetujuan presiden."
Laporan Congressional Research Service mengatakan bahwa "pemerintah
Israel menanggung hingga 90% biaya pengangkutan, penyimpanan dan
pemeliharaan yang berhubungan dengan program WRSA-I ini." (Ein)
- See more at:
http://news.liputan6.com/read/2078834/ada-timbunan-senjata-as-di-israel?utm_source=google&utm_medium=cpc&utm_campaign=%5BS%5BHotTopics_news_12915(170714)%3ATimbunanSenjataASDiIsrael#sthash.cZ0axAUN.dpuf
Menteri
Pariwisata zionis, Uzi Landau mengakui kegagalan militernya merealisir
tujuan agresi. Ia menyatakan, kami mengalami kerugian besar, dan
kekalahan strategi menghadapi pihak perlawanan di Gaza.
Seperti dirilis harian Yediot Aharonot zionis, Ahad (3/8) Landau
menyatakan, militer Israel secara dramatis tak berdaya, selama 26 hari
melakukan gempuran udara, darat dan laut tak mampu mengalahkan Hamas.
Ia menambahkan, Israel ragu dan menganggap enteng Hamas, hal ini
membawa dampak buruk bagi kekuatan militer Israel, karena itu Presiden
Amerika Barak Obama, harus mengevaluasi hasil ini, dan tak boleh
memberikan kesempatan untuk berunding dengan teroris, ungkapnya.
(qm/infopalestina.com)
Jalur Gaza, Kamp Konsentrasi Terbesar di Dunia
Syamil
•
Jalur Gaza, Beritaempat.com – http://www.beritaempat.com/internasional/jalur-gaza-kamp-konsentrasi-terbesar-di-dunia/
Warga Palestina di
Jalur Gaza dan wilayah lainnya di Kawasan Pendudukan telah hidup di
Kamp Konsentrasi Terbesar selama beberapa dekade. Setiap harapan untuk
berdamai dengan Israel langsung sirna karena pemerintah zionis yahudi
itu telah menguasai seninya menunda-nunda dan membuyarkan setiap upaya
untuk menegakkan arti perdamaian yang sesungguhnya.
Mengapa Israel harus berdamai? Mereka memiliki kekuasaan juga
kekuatan. Setiap detik secara ilegal negara laknatullah itu mencaplok
jengkal demi jengkal tanah Palestina dan berhasil lolos dengan tipu daya
mereka, dan jika ada sedikit saja indikasi perlawanan dari warga
Palestina, mereka langsung mengerahkan jet-jet tempurnya, membom mereka
dan menghapus para pembangkang dari wajah peta dunia.
Itulah gambaran tragedi di Jalur Gaza. Aksi pembantaian yang
dilakukan oleh pasukan zionis yahudi Israel dihadapan masyarakat dunia
justru hanya jadi tontonan, dan semua orang hanya bisa menyaksikan tanpa
daya, wanita dan anak-anak secara brutal dibunuh, dibantai, satu
genosida yang ditayangkan langsung di televisi, sementara para penonton
tv di Israel dan para pendukungnya mengelu-elukan pasukan pembunuh
massal itu.
Propaganda Israel adalah para pejuang Palestina menembakkan roket ke
wilayah warga sipil dan hingga kini belum ada pihak yang bisa
mendokumentasikan kefaktualannya. Roekt betul ditembakkan para pejuang
Palestina, namun sasarannya adalah pangkalan militer Israeli, markas
penyerangan pembantaian warga di Jalur Gaza.
Tetapi seperti kecap nomor satu, propaganda Israel itu laris dan
diterima pihak barat bahkan masyarakat dunia, mungkin untuk menyelimuti
mata mereka dari kengerian yang dihujankan pada warga sipil tak
bersalah, termasuk wanita dan anak-anak, yang merupakan korban terbanyak
diantara mereka yang tewas dibantai. Mungkin pemimpin laknatullah itu
mencari cara untuk meringankan hati nurani mereka bahwa betul adalah
satu keharusan untuk membunuh mereka warga Palestina yang tidak bersalah
dan tidak berdaya menggunakan berbagai cara dengan dalih menegakkan
‘perdamaian dunia’.
Cukup dimengerti, media barat seperti the New York Times, BBC dan CNN
antara lain mencari cara untuk menutupi kejahatan sesungguhnya yang
dilakukan pasukan zionis yahudi dalam invasi darat, yang nyata-nyata
menyasar warga sipil dengan menyamarkan agresi keji Israel itu sebagai
pertempuran kecil-kecilan yang dilaporkan sebagai tambahan dari berita
lainnya yang dianggap lebih penting.
Lembaga media tersebut sudah lama sebenarnya kehilangan rasa
netralitas bahkan etika jurnalistiknya setiap kali melaporkan agresi
Israel yang seimbang. Banyak diantara pejabat top atau staf media itu
merupakan simpatisan zionis yahudi, karena itu bisa diterima bahwa anda
tidak akan mendengar atau membacanya dengan betul apa yang mereka
laporkan.
Tetapi berapa banyak media yang berani menerbitkan bahwa Israel
dengan senjata lengkap yang diberikan pihak barat terutama Amerika
Serikat tekah menduduki secara militer Jalur Gaza sejak tahun 1967.
Selama 47 tahun yang panjang, pendudukan itu tetap menjadi yang
terpanjang, paling berdarah dan paling brutal dalam sejarah manusia,
bahkan dibandingkan yang katanya kekejaman Hitler sekali pun. Hingga
saat ini, dalam tujuh tahun terakhir pasukan zionis yahudi Israel telah
membunuh 2,500 warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Satu tim pencari fakta kembali dengan hasil yang mengerikan setelah
perjalanan mereka di wilayah Gaza tahun lalu. Mereka menyalahkan Israel
sebagai diktator paling brutal. Mereka mendakwa bahwa Israel, dengan
pendukung utama Amerika Serikat, telah melakukan “pengepungan brutal di
Jalur Gaza sejak tahun 2007. Zionis Israel itu telah menutup wilayah
udara, darat bahkan akses air dari Jalur Gaza. Tidak ada yang bisa
masuk, tidak ada yang bisa keluar. Sepanggal tanah di Jalur Gaza yang
merupakan rumah bagi sekitar 1.7 juta orang”. Karena dibuat seperti
kerangkeng, tim pencari fakta itu pun menggambarkan wilayah itu sebagai
penjara terbuka terbesar di dunia”.
Blokade selama tujuh tahun itu telah melumpuhkan ekonomi warga Gaza,
menghancurkan infrastruktur yang ada dan telah memutus akses bagi
sejumlah kebutuhan paling dasar yang diperlukan untuk hidup dengan layak
dan sehat. Tujuan zionis yahudi dengan pengepungan ini adalah
menggiring warga di Jalur Gaza ke posisi tanpa harapan, dan keputus
asaan dan mengelakkan mereka bahkan dari segala macam kebutuhan paling
dasar, yang tampaknya telah sukses dilakukan pasukan laknatullah
tersebut.
Namun apakah surat kabar paling bergengsi di dunia seperti the New
York Times melaporkan siksaan semacam itu yang dialami di bawah opresi
Israel ? Anda bisa mengatakan tentu saja tidak.
Tim pencari fakta itu juga menemukan bahwa “Angkatan Bersenjata
Israel secara rutin melancarkan penyerbuan ke Jalur Gaza untuk
menghancurkan lahan-lahan yang telah ditetapkan sebagai ‘zona
terlarang.’ Tank-tank Israel, bulldozer dan jeep-jeep militer mereka,
dikawal dengan helikopter dan drone, secara sistematis menghancurkan
kebun-kebun buah dan lahan pertanian milik warga Palestina di Jalur
Gaza. Infrastruktur warga sipil di wilayah ini juga tidak luput dibumi
hanguskan; termasuk ratusan rumah, sumur-sumur, peternakan ayam – masjid
dan sekolah juga masuk agenda penghancuran zionis Israel”. Apakah BBC
telah melaporkan pelanggaran hak azasi manusia itu secara terang-terangan ?
Pekan lalu, seorang tokoh akademisi terkemuka di Israel mengusulkan
agar pasukan Israel memperkosa semua wanita dan gadis-gadis Palestina
saat mereka masuk ke Jalur Gaza. Tujuannya ? Mematahkan tulang punggung
perlawanan! Apakah ide mengerikan seperti Nazi itu yang diusulkan Israel
tayang di berita utama CNN ? Ironisnya adalah tokoh-tokoh Israel juga
yang berusaha meyakinkan dunia akan ancaman nuklir Iran. Warga di Jalur
Gaza sudah memiliki pemikiran yang realistis dan menyadari siapa musuh
yang sebenarnya, dan itu bukan negara empat huruf.
Keunggulan militer Israel bisa jadi mencetak beberapa kemenangan di
medan perang menghadapi warga Gaza yang tak berdaya dan tak mempunyai
senjata. namun apakah upaya para zionis yahudi Israel itu akan
memberikan perdamaian dan bisa diterima ? Pastinya tidak, apalagi semaki
banyak yang berpaling karena aksi pembantaian dan kebrutalan mereka. Di lain pihak, api perlawanan tetap membara.(gn)
Gaza’s doctors: The other face of the Resistance
Blood-stained
gurneys are seen outside the morgue at the Kamal Adwan hospital in Beit
Lahia, as members of the Abu Nejim family gather to collect their
family members killed in an airstrike on their house in Jabalia in the
northern Gaza Strip on August 4, 2014. (Photo: AFP-Marco Longari)
For 29 days, doctors in Gaza have been working amid blood and
body parts. As hundreds of people suffering serious injuries continue to
stream in, they are unfortunately forced to give priority only to those
they can save. In the meantime, janitors working by their side have not
stopped rinsing the blood away.
Gaza – Dr. Nidal Ahmed has just finished operating on one of
the victims of Israel’s war on the Gaza Strip. Taking his gloves off, he
wiped the sweat dripping off of his forehead and took a deep breath. He
is exhausted. In half an hour, he is scheduled to re-enter the
operating room to perform a surgery on a patient who lost one of his
limbs.
For about 20 days, Dr. Ahmed – who is in his mid 30s –
has been working as a surgeon in the Kamal Adwan Hospital in northern
Gaza. What makes him persevere, he said, is “the humanitarian mission he
is performing, which is no less important than that of the fighters on
the battlefield.”
A large number of physicians, especially those affiliated with the
former Hamas government, have not been paid their salaries for four
months. Nevertheless, they are still doing their job just like the rest
of the doctors who have been paid by the national consensus government
b
Ahmed sipped a cup of coffee and held a cigarette in his hand as he
stood in front of a window overlooking the gate of the only hospital in
the area. He has not seen his family in more than 10 days and has not
slept in many hours. He decided to have coffee instead of food since he
lost his appetite because of the harrowing scenes of the martyrs and the
wounded arriving in droves.
Less than five minutes into his break, two ambulances arrived at the
Kamal Adwan Hospital carrying people who had been injured in the Abraj
al-Sheikh Zayed area north of the Jabalya refugee camp. With his
stethoscope dangling around his neck, he rushed forward to check on the
condition of the wounded.
Most of the doctors in Gaza have not been able to see their families
during the war that has lasted for more than 29 days, resulting in over
1,850 martyrs and close to 9,000 injured persons. Some of them even
exchanged their Eid al-Fitr wishes with their families over the phone.
The spokesperson for the Health Ministry in Gaza, Dr. Ashraf
al-Qudra, took advantage of the temporary truce announced on Friday
morning to rush from al-Shifa Hospital in central Gaza where he works to
Khan Younis in southern Gaza to check on his wife and four children.
Qudra, who holds a degree in alternative medicine from Pakistan, said
this was the second time he sees his family since the start of the war.
Nevertheless, he cut his visit short because Israel violated the truce
and resumed bombing in the southern province. Qudra, like many others,
rushed back to al-Shifa Hospital in his white coat. His phone did not
stop ringing as local and international media outlets were calling him
repeatedly to know the number of the martyrs and the wounded that fell
as a result of the bombing.
As the Health Ministry spokesperson, he talked about the immense
difficulties they are facing because most of the hospitals and emergency
centers in Gaza have been targeted. This has become a major concern for
physicians in general and the medical staff in al-Shifa Hospital
particularly. They cannot keep up with the number of the wounded who
keep arriving around the clock. It is more than they can handle.
Qudra said the doctors are suffering tremendously, “especially those
who lost loved ones and whose houses were destroyed while they were
working.” He pointed out that many physicians would break their fast
with a sip of water inside the operating room during Ramadan. “Some of
them did not have enough time to change their blood-soaked clothes
before sitting down to eat their meals,” he added. There are even
stories of doctors whose dead or injured relatives, sometimes their own
children, arrived at the hospitals where they work unbeknownst to them.
As to the question of dealing with thousands of cases that exceed the
capacity of medical centers, Qudra pointed out that there are huge
shortages in the number of hospital beds and a large number of wounded
people were being treated on hospital floors. He added: “Some patients
could not spend the needed duration of treatment inside a hospital. They
had to be discharged in order to accommodate hundreds of incoming
cases.”
Mohammed Abu Arab, a
Palestinian physician living in Norway, came to Gaza with a number of
other doctors to help after the war broke out. He said the priority in
treating the injured is given to those who can be saved. Abu Arab
explains: “We faced tough choices. We were forced sometimes not to treat
cases that could not be saved or were unlikely to survive in order to
save people who are more likely to make it.”
He told Al-Akhbar that doctors make their decisions based on
the kind of injury and how serious it is. “They spare no effort to treat
cases where the hope of recovery is high.”
He said the cases that affected him the most and caused him a great
deal of pain were those of children, “especially those with amputated
limbs.” He pointed out that a quarter of the martyrs in the Gaza Strip
are children “which contradicts Israeli claims of striking terrorist
forces.”
It should be noted that the war has claimed the lives of more than 10
medical workers in Gaza. Furthermore, about 13 hospitals were targeted
and nine ambulances destroyed. According to the Health Ministry’s
statistics, the Israeli war led to the closure of 27 medical centers in
different areas of the Gaza Strip while health facilities are
experiencing severe shortages in equipment and medications.
It is not an exaggeration to say that doctors cannot find even a
little bit of time to be interviewed. In a short visit to al-Shifa
Hospital, they appear hard at work as though in a beehive, especially in
the reception area where the injured are registered and transferred to
beds in order to be treated as physicians’ outfits get soaked with
blood.
Janitors too do not have a chance to take a breath. They work around
the clock to wash the blood off of hospital floors and sterilize
anything it is needed. They are having to spray air freshener in
mortuary refrigerators to get rid of the stench of decomposing bodies
pulled from under the rubble.
This article is an edited translation from the Arabic Edition.
Salah satu surat kabar Amerika Serikat menyebut Brigade al Qassam
sebagai pasukan paling profesional dan berbahaya di dunia, seperti
ditulis oleh wartawan militer dalam salah satu artikel berita di surat
kabar Washington Post.
Brigade Al-Qassam juga sukses memproduksi pesawat drone yang diberi
nama Ababil. Drone-drone Brigade Al-Qassam terdiri dari tiga tipe yang
mampu memerankan fungsi mata-mata, serangan bom dan serangan “bunuh
diri”
Seperti dikutip dari N Post dari sebuah artikel yang telah diterjemahkan
kedalam bahasa Arab menyatakan “ selain milisi Hizbullah Lebanon yang
memiliki kekuatan yang berbahaya di dunia ini, Hamas sebagai faksi
perjuangan terbesar di Jalur Gaza berkembang sangat cepat pasca
terjadinya agresi Israel (pertempuran Al-Furqan) pada tahun 2008 lalu.”
Dalam artikelnya, N Post menyebut bahwa Hamas memiliki persenjataan
yang sangat baik dan para pejuangnya memiliki tingkat profesional yang
tinggi dalam berbagai kondisi medan pertempuran dan mahir menggunakan
berbagai persenjataan.
Brigade Asy-Syahid Izzuddin Al-Qassam, sayap militer kelompok pejuang
Hamas, pada hari ke-28 pertempuran “daun-daun yang dimakan ulat”, Ahad
(3/8/2014) mengungkapkan salah satu kejutan produk industrinya. Senjata
sniper “Ghaul” produk para insinyur teknik Brigade Al-Qassam secara
resmi diungkap ke publik pada Ahad malam.
Dalam pernyataan militernya melalui situs resminya, Brigade Al-Qassam
menyatakan mujahidin mereka berhasil memproduksi senjata sniper kaliber
14,5 mm dengan efektifitas membunuh sampai jarak 2 kilometer.
Brigade Al-Qassam memberi nama “Ghaul” untuk senjata sniper mereka,
sebagai bentuk penghargaan terhadap salah seorang komandan Brigade
Al-Qassam dan insinyut tekniknya, Asy-Syahid Adnan Ghaul yang dibunuh
oleh penjajah “Israel” pada tahun 2004.
Di tengah embargo total sejak tujuh tahun terakhir dan di tengah
keterbatasan sarana, kemampuan Brigade Al-Qassam memproduksi senjata
sniper secara mandiri merupakan pukulan telak bagi penjajah “Israel”.
Sebelumnya Brigade Al-Qassam telah sukses memproduksi roket-roket
jarak jauh jenis J 80, R 160 dan M 75 yang mampu menjangkau kota-kota
“Israel” yang berjarak 140 kilometer utara Jalur Gaza.
Artikel tersebut menyatakan bahwa perang-perang seperti ini adalah
tempat pelatihan kelas pertama bagi para pejuang untuk mengembangkan
taktik secara praktis dan manuver mereka di daerah perkotaan, sama
seperti yang terjadi di Suriah.
Diakhir tulisannya, N Post menyebut bahwa apa yang terjadi di Gaza,
Suriah dan Irak merupakan peringatan bagi siapa saja yang menyerukan
kembalinya pasukan Amerika ke wilayah tersebut, ditengah berkembangnya
kemampuan para pejuang dan kelompok milisi di Timur Tengah. Dan Israel
tengah merasakannya saat ini. (Rassd/Ram)
Di
tangan Amerika Serikat dan Israel, Drone UAV sebagai pesawat tak
berawak, telah berobah fungsi. Yang semula sekadar berfungsi intelijen
sebagai pesawat pengintai dan pengawasan, tiba-tiba berkembang menjadi
mesin pembunuh Warga Sipil di Afghanistan, Irak, Somalia, Palestina dan
Lebanon.
Ketika
sedang hangat-hangatnya debat calon presiden tempo hari, khususnya
ketika membahas topik pertahanan nasional, tiba-tiba pesawat Drone
mencuat sebagai obyek perbincangan yang cukup hangat dalam masyarakat.
Terutama pemerhati dan pengkaji perkembangan teknologi kemiliteran.
Drone merupakan jenis pesawat udara tak berawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
Pesawat Drone ini merupakan mesin terbang yang berfungsi dengan
kendali jarak jauh oleh pilot, atau mampu mengendalikan dirinya sendiri
melalui hukum aerodinamika. Pesawat Drone ini sebagian besar
didayagunakan di bidang kemiliteran.
Fungsi
utama pesawat tanpa awak Drone digunakan untuk misi pengintaian dan
penyerangan. Walaupun banyak laporan mengatakan bahwa banyak serangan
pesawat tanpa awak yang berhasil tetapi pesawat tanpa awak mempunyai
reputasi untuk menyerang secara berlebihan atau menyerang target yang
salah, seperti warga masyarakat sipil.
Salah
satu kasus yang paling hangat adalah serangan membabi-buta tentara
Israel ke Gaza, yang telah menewaskan ribuan warga masyarakat sipil yang
tak bersenjata. Seperti terungkap melalui beberapa sumber pustaka,
Angkatan Bersenjata Israel sudah sejak lama menggunakan UAV untuk
operasi intelijen dalam perang melawan pejuang Palestina dan Hizbullah
yang mendapat dukungan penuh dari Iran. Israel juga memelopori
penggunaan drone bersenjata rudal untuk membunuh para pemimpin kunci
dari pejuang-pejuang itu. Yang tentunya kemudian berakibat juga
tewasnya ribuan warga sipil Palestina dan Lebanon.
Cerita
tentang sepak-terjang Israel dalam membunuh warga sipil Palestina dan
Lebanon, nampaknya tak bisa dilepaskan dari penggunaan pesawat Drone
UAV. Pada November 2002 misalnya, Israel membunuh warga sipil di Yaman
dengan menggunakan Drone UAV buatan Amerika Serikat seperti MQ-1 yang
dikenal sebagai Drone predator pembunuh yang pernah digunakan Amerika
untuk menumpas Al Qaeda di Afghanistan, karena dianggap sebagai pelaku
utama serangan aksi teror 11 September 2001 di Gedung WTC, Washington.
Israel
mulai merintis UAV pada 1970, dan negara Zionis inilah yang kali
pertama memfungsikan Drone UAV sebagai pesawat tempur. Sehingga pada
perkembangannya Drone UAV punya reputasi buruk sebagai pesawat pembantai
warga masyarakat sipil yang tak ada sangkut-pautnya dengan angkatan
bersenjata yang terlibat dalam pertempuran. Misalnya pada 1982, Drone
UAV digunakan Israel untuk menggempur warga sipil Lebanon dengan dalih
untuk menumpas pasukan perjuangan PLO.
Bahkan
Israel menggunakan Skuadron 200, unit UAV pertama, menggunakan scout
sebagai umpan untuk mengetahui lokasi rudal permukaan ke udara Suriah di
Lebanon. Kedigdayaan Drone UAV Israel ini memang terbukti, dengan
keberhasilannya menembak jatuh 85 pesawat tempur Suriah. Sementara
dengan menggunakan Drone UAV tersebut, Israel tidak mengalami kerugian
samasekali.
Karena
itu, ketika calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan pengadaan
pesawat Drone UAV untuk meningkatkan pertahanan nasional kita, logis
jika kita bertanya: Apakah Jokowi sadar berapa banyak wanita dan
anak-anak yang telah tewas akibat serangan udara Israel maupun Amerika
Serikat dengan menggunakan pesawat tak berawak Predator dan Reaper alias
Drone di Palestina, Lebanon dan Afghanistan?
Dari
sekelumit kisah sepak-terjang Amerika di Afghanistan, maupun Israel di
Palestina dan Lebanon, jelaslah sudah bahwa Drone UAV lebih banyak
digunakan sebagai pesawat tempur untuk membunuh warga sipil yang tak
berdosa, ketimbang sebagai pesawat pengintai atau patroli seperti yang
dibayangkan oleh calon presiden Jokowi.
Lebih
buruk daripada itu, pihak militer Amerika beberapa kali terbukti
menggunakan Drone UAV sebagai pesawat tempur dengan menembak sasaran
yang salah, sehingga menewaskan puluhan ribu warga sipil tak berdosa di
Irak, Afghanistan, dan Somalia.
Maka
tak heran ketika Oxford Analytica, sebuah perusahaan
strategis-konsultan independen yang menarik pada jaringan lebih dari
1,000 sarjana-ahli di Oxford dan lembaga-lembaga pendidikan terkemuka,
mengatakan pasar untuk sistem pesawat tak berawak "telah melonjak selama
dekade terakhir, didorong oleh keberhasilan operasional terbukti di
Irak dan Afghanistan dan penggunaan yang luas Israel.
Selain
itu, para pemangku kepentingan pertahanan Amerika beranggapan, pesawat
jenis ini sangat efektif karena dikendalikan dengan remote control
pesawat, dan cukup dipandu oleh komputer yang terletak di Markas CIA, di
Langley. Bahkan secara berlebihan mereka mengatakan Drone UAV sebagai
persenjataan “masa depan.”
Siemon Wezeman, seorang peneliti di Stockholm International Peace Research Institute
(SIPRI), mengatakan Drone UAV telah menjadi pasar dengan pertumbuhan
yang signifikan dalam satu dekade terakhir dan pertumbuhan yang secara
luas diperkirakan akan tetap berlangsung terus pada tahun-tahun
mendatang.
Ini
merupakan tren yang cukup mengkhawatirkan. Karena menurut Laporan PBB
yang dirilis pada 2010 lalu, daya tarik utama penggunaan UAV karena
dipandang cukup efektif sebagai mesin pembunuh yang ditujukan ke
wilayah yang dipersepsikan sebagai wilayah musuh. Selain dari itu,
pesawat jenis ini kecil risikonya, sehingga tidak perlu ada pasukan
militer yang tewas terbunuh atau tertangkap oleh musuh. Namun bisa
membawa kehancuran maksimal terhadap wilayah musuh yang jadi sasaran
serangan.
Pesan
utama dari artikel ini adalah, penggunaan Drone UAV yang semula hanya
dimaksdkan untuk fungsi-fungsi intelijen seperti pengawasan dan
pengintaian, pada perkembangannya secara sadar digunakan sebagai “Mesin
Pembunuh” yang terbukti telah memakan ribuan korban jiwa dari warga
masyarakat sipil yang tak berdosa di pelbagai belahan dunia.
Alih-alih
mengusulkan penggunaan Drone UAV seperti yang dilontarkan calon
presiden Jokowi, kiranya jauh lebih tepat untuk mempertimbangkan
melarang penggunaan Drone sebagai mesin perang di bawah payung hukum
kemanusiaan internasional. Mengingat semakin meningkatnya warga
masyarakat sipil sebagai korban jiwa menyusul serangan udara Amerika dan
Israel di beberapa negara seperti Afghanistan, Irak, Lebanon, Yaman,
Palestina dan Somalia.
Hankam
04-08-2014
Membaca “Strategi Sarang Lebah” ala CIA, MI-6 dan Mossad
Penulis : Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)
h
Dalam
skema Perang Asimetris yang dilancarkan AS di Indonesia, soal ISIS ini
sekadar tebar isu, untuk mengolah kembali perlunya melancarkan Perang
terhadap Terorisme di Indonesia, maupun di beberapa negara berpenduduk
mayoritas Islam lainnya.
Sekadar
informasi, yang dulu diuntungkan dengan adanya proyek ganyang terorisme
di Indonesia khususnya sejak 2002 lalu adalah Hendropriyono, yang kala
itu Ketua BIN, dan Dai Bachtiar, yang ketika itu Kapolri. Bahkan semasa
Dai menjabat Kapolri, dibentuklah Densus 88.
Berdasarkan
keterangan di Wikipedia, Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 adalah
satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk penanggulangan
teroris di Indonesia. Pasukan khusus berompi merah ini dilatih khusus
untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom. Beberapa
anggota juga merupakan anggota tim Gegana.
Densus
88 dibentuk dengan Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003,
untuk melaksanakan Undang-undang No. 15 Tahun 2003 tentang penetapan
Perpu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme,
yaitu dengan kewenangan melakukan penangkapan dengan bukti awal yang
dapat berasal dari laporan intelijen manapun, selama 7 x 24 jam (sesuai
pasal 26 & 28). Undang-undang tersebut populer di dunia sebagai "Anti-Terrorism Act".
Detasemen
88 dirancang sebagai unit antiteroris yang memiliki kemampuan mengatasi
gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Densus 88
di pusat (Mabes Polri) berkekuatan diperkirakan 400 personel ini terdiri
dari ahli investigasi, ahli bahan peledak (penjinak bom), dan unit
pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.
Selain
itu masing-masing kepolisian daerah juga memiliki unit antiteror yang
disebut Densus 88, beranggotakan 45-75 orang, namun dengan fasilitas dan
kemampuan yang lebih terbatas. Fungsi Densus 88 Polda adalah memeriksa
laporan aktivitas teror di daerah. Melakukan penangkapan kepada personel
atau seseorang atau sekelompok orang yang dipastikan merupakan anggota
jaringan teroris yang dapat membahayakan keutuhan dan keamanan negara
R.I.
Densus
88 adalah salah satu dari unit antiteror di Indonesia, di samping
Detasemen C Gegana Brimob, Detasemen Penanggulangan Teror (Dengultor)
TNI AD alias Grup 5 Anti Teror, Detasemen 81 Kopasus TNI AD (Kopasus
sendiri sebagai pasukan khusus juga memiliki kemampuan antiteror),
Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Korps Marinir TNI AL, Detasemen Bravo
90 (Denbravo) TNI AU, dan Satuan Antiteror BIN.
Densus 88 dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat melalui bagian Jasa Keamanan Diplomatik (Diplomatic Security Service) Departemen Luar Negeri AS (State Department) dan dilatih langsung oleh instruktur dari CIA, FBI, dan U.S. Secret Service.
Dana
AS yang mengalir kepada Polri untuk mendirikan unit khusus anti-teror
di Indonesia sangat besar, dan setiap tahunnya mengalami peningkatan.Tim
Advokasi Forum Umat Islam Munarman mengatakan, berdasarkan dokumen Human Right Watch
tentang Counter Terorism yang dilakukan AS, pembentukan Densus 88 di
Indonesia pada tahun 2002 didanai AS sebesar 16 juta dollar, dan
sebelumnya pada tahun 2001 Polri telah menerima dana untuk penanganan
terorisme sebesar 10 juta dollar.
Bahkan
dari data-data resmi Departemen Pertahanan, dana untuk penanggulangan
terorisme dunia yang dikeluarkan oleh pemerintah AS itu setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Pada 2007 dananya sebesar 93 milyar dollar, dan
untuk tahun 2008 sebesar 141 milyar dollar yang dialokasikan ke seluruh
dunia.
Dari
paparan faktual tersebut di atas jelaslah sudah bahwa keberadaan Densus
88 tak bisa dilepaskan dari gencarnya kampanye War on Terrorism yang
dilancarkan Presiden George W Bush sejak 2001, yang kemudian berdampak
pada Indonesia, menyusul terjadinya peristiwa Bom Bali I dan II.
ISIS Mainan Baru AS Untuk Hidupkan Kembali Terorisme Jadi-Jadian?
Nampaknya
memang seperti itulah adanya. Baru-baru ini, mantan karyawan US
National Security Agency (NSA), Edward Snowdeen mengungkapkan, intelijen
Inggris, Amerika Serikat dan Israel (Mossad) bekerja sama membentuk
gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dilansir
dari situs globalresearch.ca, Jumat (1/8), Snowdeen mengatakan badan
intelijen tiga negara menciptakan sebuah organisasi teroris yang mampu
menarik semua ekstrimis dunia ke satu tempat. Mereka menggunakan
strategi yang disebut "sarang lebah".
Dokumen
NSA menunjukan implementasi strategi sarang lebah untuk melindungi
entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan agama dan Islam.
Menurut
dokumen yang dirilis oleh Snowden, "Satu-satunya solusi untuk
melindungi negara Yahudi adalah untuk menciptakan musuh dekat
perbatasannya".
Data
tersebut juga mengungkapkan bahwa pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi
mengambil pelatihan militer intensif selama satu tahun di tangan Mossad,
selain program dalam teologi dan seni berbicara.
Tak
pelak lagi, bergulirnya isu keberadaan ISIS sejatinya merupakan
reinkarnasi dari keberadaan kelompok teroris jadi-jadian kreasi CIA
macam Al Qaeda seperti di era kepresidenan Bush 2000-2008. Yang pastinya
dengan bergulirnya terus isu ISIS ini akan dimanfaatkan oleh berbagai
kalangan yang berkepentingan baik di Kepolisian maupun Badan Nasional
Pemberantasan Terorisme(BNPT) untuk meluncurkan sebuah tema baru: Perang
terhadap Aksi Terorisme yang dimotori oleh kelompok-kelompok Islam
radikal dengan menggunakan ISIS sebagai icon-nya.
Yang
krusial dari tren ini adalah, betapa para pemangku kepentingan di
bidang politik dan keamanan nasional kita, akan masuk dalam ritme dan
irama yang dimainkan oleh AS-Inggris-Israel melalui penerapan strategi
Sarang Lebah untuk menjaring kelompok-kelompok Islam radikal agar
berkumpul di satu tempat yang sama. Sehingga mudah dikendalikan dan
dijinakkan melalui kerangka operasi intelijen yang dilancarkan ketiga
negara tersebut yang kerap dikenal dengan sebutan FALSE FLAG OPERATION (OPERASI BENDERA PALSU).
Dalam false flag operation
ini, kelompok-kelompok Islam beranggapan bahwa mereka sedang
menjalankan misi suci keagamaannya secara independen dan bertujuan
menghadapi negara-negara adidaya yang mereka pandang anti Islam. Namun
pada prakteknya, gerakan mereka sepenuhnya berada dalam kendali dan
pengawasan dari agen-agen intelijen CIA-M6-MOSSAD. Sehingga gerakan
kelompok-kelompok Islam radikal tersebut justru kontra produktif bagi
citra dan kredibilitas kelompok-kelompok Islam yang bersangkutan, bahkan
membawa citra buruk bagi umat Islam pada umumnya.
Alhasil,
jika para pemangku kepentingan nasional kita kemudian malah ikut
membesar-besarkan keberadaan ISIS sebagai ancaman nasional, pada
perkembangannya kita justru mematikan potensi-potensi keunggulan
kelompok-kelompok Islam di tanah air, ketimbang mengasah dan memupuk
bakat-bakat khusus mereka bagi kepentingan nasional kita kini dan kelak.
100.000 Lebih Demonstran di London Mengutuk Serangan Zionis ke Gaza
Sekitar 100.000 demonstran dari seluruh Inggris berkumpul di
London, memprotes serangan Israel ke Gaza. Mereka menuntut dihentikan
perang, ungkap juru bicara 'Koalisi Hentikan Perang Gaza, Sabtu,
19/7/2014.
Demonstran
berbagai etnis, ras, warna kulit dari seluruh Inggris termasuk
nenek-nenek, anak-anak, serta berbagai agama, berjalan menuju kantor
Perdana Menteri Inggris, Downing Street, Sabtu.
Para demonstran meneriakkan: "David Cameron, kami malu pada Anda!". Dan
"Free Palestine!". Saat mereka berjalan di bawah pengawasan polisi
berjajar di jalan-jalan dan helikopter mengkuti para demonstran di
ibukota Inggris itu. Aksi dimulai, dan ikut sekitar 10 anggota komunitas
Yahudi Hasidic London, berpose di bawah spanduk bertuliskan kata-kata
Nelson Mandela anti-apartheid yang revolusioner".
"Afrika Selatan tidak dapat merasa bebas sampai Palestina bebas", tukas
mereka. Penyelenggara 'Hentikan Perang' Lindsey German, mengatakan
kepada masyarakat luas, "Kami akan menunjukkan aksi ini sampai Gaza
bebas," saat ia beraksi di atas panggung, ia berada di depan kedutaan
besar Israel.
"Hentikan penjualan senjata kepada Zionis. Sedangkan, aktivis perdamaian
Kate Hudson bertanya kepada demonstran: "Siapa sebenarnya memiliki
senjata pemusnah massal?", cetusnya.
"Israel!", Orang banyak berteriak mengutuk, dan Anggota Parlemen Jeremy
Corbyn menyatakan: "Yang paling dapat dilakukan Inggris adalah
menghentikan penjualan senjata ke Israel."
Demonstran lain, Dominic 28 tahun, mengatakan kepada kantor berita Turki
Anadolu Agency, "Saya ingin Israel tahu bahwa membunuh anak-anak tidak
dapat diterima, dan bahwa kita akan melawan mereka setiap langkah dari
jalan kami."
Barikade polisi mencegah demonstran mencapai kedutaan Israel, di mana
seorang anak delapan tahun berpose di pinggir jalan dengan wajah dipulas
dalam darah palsu di samping poster yang menyatakan, "Kebebasan untuk
Palestina"
Media Inggris telah diserang, karena isi beritanya mendukung serangan
Israel di Gaza, diantaranya beberapa demonstrasi di luar kantor BBC, di
mana seluruh negeri selama seminggu terakhir, mengecam reportase penyiar
BBC yang mendukung Israel.
Crispian Balmer, kepala biro Reuters untuk Israel dan wilayah Palestina,
menulis di tweeter: "Protes Jauh lebih besar atas Gaza di London
daripada di di dunia Arab". Aksi demonstran di London, "Ini akan
mempermalukan negara-negara Arab", tulisnya.
Aktris London Michelle mengatakan: "Kita tidak bisa membiarkan hal ini
terus berlanjut, kita harus melawan penindasan, dan puluhan ribu orang
berpikir sama, karena hanya melihat dengan aksi besar-besaran yang bisa
menghentikan Zionis", cetusnya.
Pengamat
mengatakan demonstrasi akan memperkuat reputasi London sebagai pusat
aktivis pro-Palestina. Surat kabar Israel Haaretz mengatakan: "ibukota
Inggris memang menjadi pusat paling aktif kelompok-kelompok
pro-Palestina, terutama yang dari BDS (kelompok kampanye luas
pro-Palestina)". Semua demonstran memiliki satu pesan bagi Israel dan
pemerintah Inggris, "Free Palestine".
Akibat serangan Zionis, setidaknya 339 warga Palestina telah tewas dan
lebih dari 2.390 terluka, menurut pejabat kesehatan Palestina, sejak
Israel melancarkan ofensif pada 7 Juli dengan alasan menghentikan
serangan roket dari Hamas, di Gaza.
Gaza yang luasnya hanya 45 meter persegi, dan dihuni hampir 2 juta
penduduk, sekarang menjadi penjara besar bagi Muslim Palestina. Karena,
sejak tahun 2006, Zionis-Israel dan Mesir, memblokade Gaza, dan bahkan
Mesir dan Zionis-Israel menghancurkan ribuan terowongan yang digunakan
mensuplai kebutuhan pokok rakyat Gaza.
Zionis-Israel sudah tiga kali melakukan invasi ke Gaza, 2008/9, 2012,
dan 2014 sekarang ini. Tindakan biadab Zionis ini tidak pernah berhenti,
sejak negara Zionis-Israel berdiri di tahan jajahan Palestina tahun
l948. Mereka terus mengusir, menghancurkan, membumi hanguskan, dan
membunuhi rakyat Palestina, tanpa henti. Wallahu'alam.*voa-i
Ini Pernyataan Tegas Brigade
Al-Qassam Soal Perundingan di Kairo
Redaksi
Salam-Online – Jum'at, 11 Syawwal 1435 H / 8 Agustus 2014 06:49
Abu Ubaidah, Juru Bicara Brigade
Izzuddin Al Qassam (dok. mi’rajnews agency)
GAZA
(SALAM-ONLINE): Brigade Izzudin Al-Qassam, sayap
militer gerakan perlawanan Hamas, mempublikasikan pernyataannya pada Kamis
(7/8) malam pukul 21.15 waktu Gaza.
Dalam
pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara Al Qassam, Abu Ubaidah
ditegaskan, Al- Qassam siap kembali ke peperangan besar jika penjajah
Zionis tidak menyetujui segala tuntuan rakyat Palestina.
Ia
menegaskan, segala tuntutan rakyat Palestina tidak perlu dirundingkan karena
merupakan Hak asasi manusia. Ia juga menyatakan, agar juru runding Palestina di
Kairo segera manarik diri dari perundingan jika semua tuntutan tidak disetujui.
Untuk
mengetahui isi lengkap pernyataan militer Al Qassam tersebut, sebagaimana
dilansir mi’rajnews agency, Kamis (7/8), berikut pernyataan lengkap Abu Ubaidah
yang secara khusus diterjemahkan oleh Abu Muslim, Wartawan Kantor Berita Islam
Miraj dari Jalur Gaza:
Bismillahirrahmanirrahim
“Jika
ALLAH menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu,” (QS: Ali Imran:
160)
Wahai
bangsa kami dan umat Islam di dunia,
Para
petinggi musuh baik itu pimpinan militer dan politisi mereka meneruskan
ancamannya terhadap para pejuang Palestina, petinggi dan rakyatnya.
Mereka
yang telah melampaui batas dalam usaha pembunuhan dan penghancuran dan mengira
bahwa tentara mereka tidak terkalahkan dan mengira pesawat pesawat tempur, tank
tank dan pasukan militer mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan.
Para
pempimpin mereka mengira masih bisa melanjutkan tipu daya mereka di hadapan
para pejuang Palestina, meskipun banyak dari tentara mereka telah bunuh diri
dan meskipun para pemimpin tersebut telah melihat bagaimana para tentara mereka
telah terbunuh dan terluka, hingga akhirnya mereka menarik pasukannya .
Keputusan
apapun terkait operasi darat skala besar berarti kehancuran tentara Zionis
‘Israel’ baik itu terbunuh, terluka, tertawan, dan kendaraan lapis baja dan
senjata kalian akan menjadi bahan tertawaan dunia.
Ada
pun terkait para pimpinan politik kami, kami telah membuka kesempatan berunding
kepada mereka untuk mencapai syarat-syarat yang diajukan warga kami Palestina.
Maka
dari itu kami menegaskan beberapa hal berikut:
Kami tegaskan bahwa kami siap
kembali ke medan pertempuran dan akan kami bawa para penjajah Zionis ke
pertempuran besar. Kami akan lumpuhkan kehidupan masyarakat di kota-kota
besar yang diduduki Israel dan aktivitas Bandara Internasional Ben Guriyon
untuk berbulan-bulan yang panjang dan kami akan sebabkan kerugian besar
ekonomi mereka atau kami akan pancing mereka ke pertempuran darat berskala
besar yang akan menjadi akhir dari kehancuran tentara pecundang mereka dan
melahirkan kematian ribuan tentara mereka, ratusan tawanan dan kami akan
jadikan tank-tank Merkava yang melegenda sebagai bahan tertawaan dunia.
Dan para pejuang kami dengan dukungan rakyatnya siap membayar harga dan
mematahkan para tentara penjajah serta memulai fase pertempuran pembebasan
Palestina dengan izin Allah.
Kami tidak bisa menerima
berakhirnya peperangan ini tanpa dihentikannya serangan Zionis secara
total dengan segala bentuknya dan diangkatnya blokade atas Gaza terutama
dibukanya pelabuhan Gaza. Adapun selain hal hal tersebut maka semua adalah
tipu daya dan pengalih perhatian dari segala pengorbanan dan darah para
syuhada kami.
Kami meyakini bahwa segala
tuntutan yang kami ajukan sesungguhnya tidak perlu dirundingkan, karena
semua tuntutan tersebut merupakan bagian dari hak asasi manusia yang
sesuai dengan seluruh hukum dan adat internasional. Maka dari itu kami
minta kepada delegasi perunding Palestina agar tidak memperpanjang
gencatan senjata kecuali tercapainya kesepakatan syarat-syarat utama yang
diajukan oleh rakyat kita terutama pelabuhan. Maka apa bila kesepakatan
ini tercapai silakan perpanjang gencatan senjata, namun jika tidak, maka
segera tarik diri kalian dari permainan ini semua. Dan kami tegaskan bahwa
para pejuang Palestina dengan izin dan kekuatan Allah, mampu menerapkan
dan memaksa penjajah Zionis untuk melaksanakan syarat syarat yang diajukan
oleh rakyat Palestina.
Ini Pernyataan Tegas Brigade Al-Qassam Soal Perundingan di Kairo
Redaksi Salam-Online –
Abu Ubaidah, Juru Bicara Brigade Izzuddin Al Qassam (dok. mi’rajnews agency)
GAZA (SALAM-ONLINE): Brigade Izzudin Al-Qassam, sayap militer
gerakan perlawanan Hamas, mempublikasikan pernyataannya pada Kamis (7/8)
malam pukul 21.15 waktu Gaza.
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara Al Qassam, Abu
Ubaidah ditegaskan, Al- Qassam siap kembali ke peperangan besar jika
penjajah Zionis tidak menyetujui segala tuntuan rakyat Palestina.
Ia menegaskan, segala tuntutan rakyat Palestina tidak perlu
dirundingkan karena merupakan Hak asasi manusia. Ia juga menyatakan,
agar juru runding Palestina di Kairo segera manarik diri dari
perundingan jika semua tuntutan tidak disetujui.
Untuk mengetahui isi lengkap pernyataan militer Al Qassam tersebut,
sebagaimana dilansir mi’rajnews agency, Kamis (7/8), berikut pernyataan
lengkap Abu Ubaidah yang secara khusus diterjemahkan oleh Abu Muslim,
Wartawan Kantor Berita Islam Miraj dari Jalur Gaza:
Bismillahirrahmanirrahim “Jika ALLAH menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu,” (QS: Ali Imran: 160) Wahai bangsa kami dan umat Islam di dunia, Para petinggi musuh baik itu pimpinan militer dan politisi
mereka meneruskan ancamannya terhadap para pejuang Palestina, petinggi
dan rakyatnya. Mereka yang telah melampaui batas dalam usaha pembunuhan dan
penghancuran dan mengira bahwa tentara mereka tidak terkalahkan dan
mengira pesawat pesawat tempur, tank tank dan pasukan militer mereka
bisa melakukan apapun yang mereka inginkan. Para pempimpin mereka mengira masih bisa melanjutkan tipu daya
mereka di hadapan para pejuang Palestina, meskipun banyak dari tentara
mereka telah bunuh diri dan meskipun para pemimpin tersebut telah
melihat bagaimana para tentara mereka telah terbunuh dan terluka,
hingga akhirnya mereka menarik pasukannya . Keputusan apapun terkait operasi darat skala besar berarti
kehancuran tentara Zionis ‘Israel’ baik itu terbunuh, terluka, tertawan,
dan kendaraan lapis baja dan senjata kalian akan menjadi bahan
tertawaan dunia. Ada pun terkait para pimpinan politik kami, kami telah membuka
kesempatan berunding kepada mereka untuk mencapai syarat-syarat yang
diajukan warga kami Palestina. Maka dari itu kami menegaskan beberapa hal berikut:
Kami tegaskan bahwa kami siap kembali ke medan pertempuran dan
akan kami bawa para penjajah Zionis ke pertempuran besar. Kami akan
lumpuhkan kehidupan masyarakat di kota-kota besar yang diduduki Israel
dan aktivitas Bandara Internasional Ben Guriyon untuk berbulan-bulan
yang panjang dan kami akan sebabkan kerugian besar ekonomi mereka atau
kami akan pancing mereka ke pertempuran darat berskala besar yang akan
menjadi akhir dari kehancuran tentara pecundang mereka dan melahirkan
kematian ribuan tentara mereka, ratusan tawanan dan kami akan jadikan
tank-tank Merkava yang melegenda sebagai bahan tertawaan dunia. Dan para
pejuang kami dengan dukungan rakyatnya siap membayar harga dan
mematahkan para tentara penjajah serta memulai fase pertempuran
pembebasan Palestina dengan izin Allah.
Kami tidak bisa menerima berakhirnya peperangan ini tanpa
dihentikannya serangan Zionis secara total dengan segala bentuknya dan
diangkatnya blokade atas Gaza terutama dibukanya pelabuhan Gaza. Adapun
selain hal hal tersebut maka semua adalah tipu daya dan pengalih
perhatian dari segala pengorbanan dan darah para syuhada kami.
Kami meyakini bahwa segala tuntutan yang kami ajukan sesungguhnya
tidak perlu dirundingkan, karena semua tuntutan tersebut merupakan
bagian dari hak asasi manusia yang sesuai dengan seluruh hukum dan adat
internasional. Maka dari itu kami minta kepada delegasi perunding
Palestina agar tidak memperpanjang gencatan senjata kecuali tercapainya
kesepakatan syarat-syarat utama yang diajukan oleh rakyat kita terutama
pelabuhan. Maka apa bila kesepakatan ini tercapai silakan perpanjang
gencatan senjata, namun jika tidak, maka segera tarik diri kalian dari
permainan ini semua. Dan kami tegaskan bahwa para pejuang Palestina
dengan izin dan kekuatan Allah, mampu menerapkan dan memaksa penjajah
Zionis untuk melaksanakan syarat syarat yang diajukan oleh rakyat
Palestina.
ALLAHU AKBAR! Kemenangan untuk pejuang kami Inilah Jihad, menang atau syahid Brigade Al Syahid Izzuddin Al Qassam-Palestina Kamis, 11 Syawwal 1435 H / 7 Agustus 2014 M
(sumber: mi’rajnews agency)
- See more at:
http://salam-online.com/2014/08/ini-pernyataan-tegas-brigade-al-qassam-soal-perundingan-di-kairo.html#sthash.xdgaibp6.dpuf
Ini Pernyataan Tegas Brigade Al-Qassam Soal Perundingan di Kairo
Redaksi Salam-Online –
Abu Ubaidah, Juru Bicara Brigade Izzuddin Al Qassam (dok. mi’rajnews agency)
GAZA (SALAM-ONLINE): Brigade Izzudin Al-Qassam, sayap militer
gerakan perlawanan Hamas, mempublikasikan pernyataannya pada Kamis (7/8)
malam pukul 21.15 waktu Gaza.
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara Al Qassam, Abu
Ubaidah ditegaskan, Al- Qassam siap kembali ke peperangan besar jika
penjajah Zionis tidak menyetujui segala tuntuan rakyat Palestina.
Ia menegaskan, segala tuntutan rakyat Palestina tidak perlu
dirundingkan karena merupakan Hak asasi manusia. Ia juga menyatakan,
agar juru runding Palestina di Kairo segera manarik diri dari
perundingan jika semua tuntutan tidak disetujui.
Untuk mengetahui isi lengkap pernyataan militer Al Qassam tersebut,
sebagaimana dilansir mi’rajnews agency, Kamis (7/8), berikut pernyataan
lengkap Abu Ubaidah yang secara khusus diterjemahkan oleh Abu Muslim,
Wartawan Kantor Berita Islam Miraj dari Jalur Gaza:
Bismillahirrahmanirrahim “Jika ALLAH menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu,” (QS: Ali Imran: 160) Wahai bangsa kami dan umat Islam di dunia, Para petinggi musuh baik itu pimpinan militer dan politisi
mereka meneruskan ancamannya terhadap para pejuang Palestina, petinggi
dan rakyatnya. Mereka yang telah melampaui batas dalam usaha pembunuhan dan
penghancuran dan mengira bahwa tentara mereka tidak terkalahkan dan
mengira pesawat pesawat tempur, tank tank dan pasukan militer mereka
bisa melakukan apapun yang mereka inginkan. Para pempimpin mereka mengira masih bisa melanjutkan tipu daya
mereka di hadapan para pejuang Palestina, meskipun banyak dari tentara
mereka telah bunuh diri dan meskipun para pemimpin tersebut telah
melihat bagaimana para tentara mereka telah terbunuh dan terluka,
hingga akhirnya mereka menarik pasukannya . Keputusan apapun terkait operasi darat skala besar berarti
kehancuran tentara Zionis ‘Israel’ baik itu terbunuh, terluka, tertawan,
dan kendaraan lapis baja dan senjata kalian akan menjadi bahan
tertawaan dunia. Ada pun terkait para pimpinan politik kami, kami telah membuka
kesempatan berunding kepada mereka untuk mencapai syarat-syarat yang
diajukan warga kami Palestina. Maka dari itu kami menegaskan beberapa hal berikut:
Kami tegaskan bahwa kami siap kembali ke medan pertempuran dan
akan kami bawa para penjajah Zionis ke pertempuran besar. Kami akan
lumpuhkan kehidupan masyarakat di kota-kota besar yang diduduki Israel
dan aktivitas Bandara Internasional Ben Guriyon untuk berbulan-bulan
yang panjang dan kami akan sebabkan kerugian besar ekonomi mereka atau
kami akan pancing mereka ke pertempuran darat berskala besar yang akan
menjadi akhir dari kehancuran tentara pecundang mereka dan melahirkan
kematian ribuan tentara mereka, ratusan tawanan dan kami akan jadikan
tank-tank Merkava yang melegenda sebagai bahan tertawaan dunia. Dan para
pejuang kami dengan dukungan rakyatnya siap membayar harga dan
mematahkan para tentara penjajah serta memulai fase pertempuran
pembebasan Palestina dengan izin Allah.
Kami tidak bisa menerima berakhirnya peperangan ini tanpa
dihentikannya serangan Zionis secara total dengan segala bentuknya dan
diangkatnya blokade atas Gaza terutama dibukanya pelabuhan Gaza. Adapun
selain hal hal tersebut maka semua adalah tipu daya dan pengalih
perhatian dari segala pengorbanan dan darah para syuhada kami.
Kami meyakini bahwa segala tuntutan yang kami ajukan sesungguhnya
tidak perlu dirundingkan, karena semua tuntutan tersebut merupakan
bagian dari hak asasi manusia yang sesuai dengan seluruh hukum dan adat
internasional. Maka dari itu kami minta kepada delegasi perunding
Palestina agar tidak memperpanjang gencatan senjata kecuali tercapainya
kesepakatan syarat-syarat utama yang diajukan oleh rakyat kita terutama
pelabuhan. Maka apa bila kesepakatan ini tercapai silakan perpanjang
gencatan senjata, namun jika tidak, maka segera tarik diri kalian dari
permainan ini semua. Dan kami tegaskan bahwa para pejuang Palestina
dengan izin dan kekuatan Allah, mampu menerapkan dan memaksa penjajah
Zionis untuk melaksanakan syarat syarat yang diajukan oleh rakyat
Palestina.
ALLAHU AKBAR! Kemenangan untuk pejuang kami Inilah Jihad, menang atau syahid Brigade Al Syahid Izzuddin Al Qassam-Palestina Kamis, 11 Syawwal 1435 H / 7 Agustus 2014 M
(sumber: mi’rajnews agency)
- See more at:
http://salam-online.com/2014/08/ini-pernyataan-tegas-brigade-al-qassam-soal-perundingan-di-kairo.html#sthash.xdgaibp6.dpuf
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu (2/8),
bahwa meskipun pasukan Israel mundur dari daerah perkotaan Gaza,
serangan terhadap Jalur Gaza yang terisolir akan terus berlangsung. Netanyahu juga mengatakan, Hamas akan membayar mahal atas serangannya terhadap Israel.
Komentar itu muncul setelah laporan media Israel sebelumnya mengatakan
Sabtu bahwa pasukan Israel secara sepihak mundur dari pusat-pusat kota
Gaza dan kembali bertahan di dekat perbatasan Jalur Gaza.
Hamas merespon dengan mengatakan bahwa mereka siap untuk terus membela
Gaza, dan menekankan bahwa Israel akan membayar harga untuk kejahatan
dan kekejamannya membunuhi warga sipil dan menghancurkan rumah-rumah dan
fasilitas di Gaza. Surat kabar Israel, Haaretz sebelumnya pada Sabtu mengatakan bahwa
pasukan Israel mundur beberapa ratus meter dari perbatasan, yang
dikonfirmasi oleh Channel 2.
Ini adalah pertama kalinya pasukan Zionis Israel terlihat menarik
kembali pasukannya, sejak dimulainya operasi serangan di Jalur Gaza,
yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.660 warga Palestina dan
memaksa sampai seperempat penduduk wilayah itu mengungsi dan
meninggalkan rumah mereka.
Langkah itu muncul setelah seorang juru bicara militer Israel mengatakan
kepada AFP bahwa Israel “hampir menyelesaikan” penghancuran terowongan
yang digunakan oleh pejuang Palestina untuk menyusup ke Israel selatan.
Dalam beberapa hari terakhir, Israel mengatakan bahwa tujuan utama dari
operasi darat adalah menghancurkan terowongan pejuang Palestina.
Sebelumnya, juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan bahwa penarikan
sepihak Israel tidak akan mengubah niat kelompok pejuang Palestina, dan
mengatakan bahwa mereka siap untuk terus berjuang. Abu Zuhri juga mengatakan bahwa Israel harus mendapat hukuman atas tindakan-tindakannya.
Seorang juru bicara militer Israel, bagaimanapun, menolak berkomentar mengenai laporan itu. Israel membunuh sedikitnya 78 warga Palestina pada hari Sabtu, sehari
setelah serangan darat dan udara Israel yang menyebabkan jumlah korban
tewas paling banyak selama 26 hari pertempuran, yaitu berjumlah lebih
dari 150 warga Palestina meninggal dunia.
Serangan itu terjadi setelah kesepakatan gencatan senjata yang
dijadwalkan berlangsung selama 72 jam gagal, Israel telah meluncurkan
serangan udara besar-besaran terhadap Rafah setelah gencatan senjata
diumumkan, sehingga pejuang Palestina membalas serangan itu dan akhirnya
serangan Israel terus berlanjut.
Setelah itu Israel mengatakan akan menarik diri dari perundingan
gencatan senjata di Kairo dan pejabat Israel mengatakan bahwa keputusan
apapun akan batal secara sepihak. Hamas menawarkan gencatan senjata 10 tahun kepada Israel pada
pertengahan Juli dengan syarat bahwa blokade ekonomi selama delapan
tahun dibuka dari Jalur Gaza, blokade tersebut menyebabkan kehancuran
ekonomi dan kemanusiaan, namun tawaran itu ditolak oleh Zionis Israel.
Israel melancarkan serangan pada awal bulan Juli setelah melaksanakan
operasi di Tepi Barat pada bulan Juni dan awal Juli untuk menemukan tiga
remaja Israel yang, operasi di Tepi Barat menewaskan 10 warga
Palestina, dan lebih dari 130 terluka, dan 600 orang yang berafiliasi
dengan Hamas di penjara.
(wb/muqawamah.com)
KESEDIHAN DAN RASA MALU YANG BESAR...BAGI TENTARA ISRAEL
Gencatan Senjata di Gaza dan Kekalahan Israel Rabu, 2014 Agustus 06
Seperti yang banyak diprediksikan sebelumnya, kegagalan besar rezim Zionis Israel dalam perang
terbarunya di Jalur Gaza akhirnya memaksa rezim ilegal ini menerima
syarat yang diajukan oleh kubu Palestina untuk gencatan senjata. Sikap
terpaksa rezim Zionis menerima gencatan senjat bersyarat yang diajukan
oleh kubu muqawama ini dilakukan oleh Tel Aviv untuk menyelamatkan diri
dari kehancuran. Sikap Tel Aviv ini sama halnya pengakuan kekalahan oleh
rezim Zionis dan hal ini juga diakui oleh berbagai elit politik Israel.
Dalam hal ini, berbagai koran Israel termasuk Yediot Aharonot mencetak
artikel yang dengan transparan mengakui kekalahan Israel dan kemenangan
kubu muqawama Palestina. Di sisi lain, mayoritas petinggi Israel dalam
beberapa hari terakhir telah mengisyaratkan kekalahan tersebut.
Ketakutan dan kekhawatiran akibat kekalahan rezim Zionis dalam perang
Jalur Gaza dapat disaksikan dengan sikap tergesa-gesa petinggi Israel
dalam melaksanakan gencatan senjata 72 jam yang isinya disusun
berdasarkan tuntutan Palestina.
Hal terbukti dengan sikap Israel
yang langsung menarik militernya dari Jalur Gaza pasca gencatan senjata
72 jam. Penarikan ini merupakan salah satu syarat yang diajukan oleh
muqawama Palestina. Berbagai sumber juga mengkonfirmasikan kesepakatan
awal rezim Zionis dengan seluruh syarat yang diajukan kubu muqawama
Palestina termasuk pencabutan blokade Jalur Gaza dan pembebasan
sekelompok tawanan Palestina.
Disebutkan bahwa rezim Zionis
sebelum menerima gencatan 72 jam sesuai dengan syarat kubu muqawawa,
berupaya dengan beragam cara menerapkan gencatan senjata sesuai dengan
tolok ukurnya serta berdasarkan penekanan terhadap Pelestina untuk
memberi konsesi besar kepada rezim ini. Oleh karena itu, Israel tidak
pernah komitmen dengan gencatan senjata yang sebelumnya diterapkan dan
dengan demikian gencatan sejata tersebut tidak pernah berjalan efektif.
Setelah gagal memaksakan kehendaknya terkait gencatan senjata kepada
Palestina, Israel baru menerima gencatan senjata sesuai dengan syarat
yang diajukan kubu muqawama. Hal ini jelas dampak dari kekalahan rezim
Zionis dalam perang melawan kubu muqawama Palestina.
Dalam hal
ini, petinggi Palestina menilai kemenangan muqawama di bidang militer
sebagai pendahuluan bagi keberhasilan lebih besar muqawama di sektor
politik serta memaksa rezim Zionis untuk tunduk pada tuntutan bangsa
Palestina. Statemen ini mencerminkan keberhasilan besar muqawama di
bidang militer dan politik menghadapi rezim Zionis Israel.
Dalam
kondisi seperti ini, petinggi Palestina menjelaskan, secara pasti Israel
di bidang politik juga tidak akan mampu menutupi dan membalas kekalahan
militernya dalam menghadapi muqawama. Sikap tunduk Israel terhadap
tuntutan muqawama menguatkan kekalahan militer rezim ilegal tersebut.
Mengingat reaksi luas kekalahan Israel di sektor politik dan medis,
pengamat politik meyakini bahwa dampak kekalahan Tel Aviv di bidang
politik nantinya akan lebih parah dari operasi militer. Masih menurut
para pengamat, Israel kedepannya bakal dirundung krisis politik luas,
yang mereka istilahkan dengan "Tsunami Politik".
Mencermati
resistensi heroik bangsa Palestina dalam satu bulan lalu terbukti bahwa
kemenangan Palestina hanya dapat diraih melalui muqawama dan perlawanan
gigih bangsa ini. Dengan demikian kembali muqawama muncul sebagai
permata berharga bagi bangsa Palestina. Transformasi Palestina
menunjukkan bahwa bangsa ini akan mampu merealisasikan tuntutannya
secara penuh termasuk pembentukan negara independen Palestina melalui
muqawama. (IRIB Indonesia/MF/NA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar