Al Qassam Tewaskan 110 Tentara Zionis Israel
Wednesday, 30 July 2014, 15:14 WIB
Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/14/07/30/n9imw2-al-qassam-
tewaskan-110-tentara-zionis-israel
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap
militer gerakan perlawanan Hamas, menyatakan telah menewaskan setidaknya
110 perwira dan prajurit tentara penjajah Zionis Israel serta melukai
ratusan lainnya sejak dimulai perang darat.
Dalam pernyataan resminya dikeluarkan Senin (28/7) sebagaimana diterima Mi’raj Islamic News Agency, Al Qassam menegaskan telah memberikan kerugian besar terhadap Zionis Israel.
Selain perwira dari pasukan yang mereka sebut sebagai satuan elite, sejumlah tank dan pesawat tempur tanpa awak (drone) milik militer Zionis Israel juga berhasil dihancurkan.
Jumlah tentara Zionis tewas yang disebutkan merupakan hasil hitungan langsung Al-Qassam di lapangan saat terjadi baku tembak langsung dengan tentara penjajah Zionis Israel. Jumlah tersebut belum termasuk yang tewas di dalam tank yang berhasil dihancurkan oleh para pejuang Palestina.
Pada hari ke-22 agresi Zioni Israel ke Gaza, Al Qassam berhasil menewaskan setidaknya dalam satu hari itu sejumlah 19 tentara penjajah Zioniz Israel.
Dua aksi heroik ditunjukkan oleh Al-Qassam pada Senin (28/7) pukul 18.45 waktu Gaza berhasil menyusup ke pertahanan musuh dan menyerang sejumlah besar pasukan penjajah Zionis Israel dari batalion Nahal Oz.
Dalam pernyataan resminya dikeluarkan Senin (28/7) sebagaimana diterima Mi’raj Islamic News Agency, Al Qassam menegaskan telah memberikan kerugian besar terhadap Zionis Israel.
Selain perwira dari pasukan yang mereka sebut sebagai satuan elite, sejumlah tank dan pesawat tempur tanpa awak (drone) milik militer Zionis Israel juga berhasil dihancurkan.
Jumlah tentara Zionis tewas yang disebutkan merupakan hasil hitungan langsung Al-Qassam di lapangan saat terjadi baku tembak langsung dengan tentara penjajah Zionis Israel. Jumlah tersebut belum termasuk yang tewas di dalam tank yang berhasil dihancurkan oleh para pejuang Palestina.
Pada hari ke-22 agresi Zioni Israel ke Gaza, Al Qassam berhasil menewaskan setidaknya dalam satu hari itu sejumlah 19 tentara penjajah Zioniz Israel.
Dua aksi heroik ditunjukkan oleh Al-Qassam pada Senin (28/7) pukul 18.45 waktu Gaza berhasil menyusup ke pertahanan musuh dan menyerang sejumlah besar pasukan penjajah Zionis Israel dari batalion Nahal Oz.
Pasukan khusus Al-Qassam berusaha menangkap hidup-hidup salah seorang
prajurit penjajah Zionis Israel, namun karena kondisi di lapangan tidak
memungkinkan sehingga upaya itu belum berhasil.
Dalam operasi itu, Al-Qassam berhasil menewaskan 10 tentara Zionis Israel dan merampas sebuah senjata api dari jenis senapan serbu Tavor bernomor 438522900×95 yang biasa digunakan oleh pasukan elite Zionis Israel. Setelah melakukan aksi tersebut, sembilan pejuang Al-Qassam berhasil kembali dengan selamat.IB
Dalam operasi itu, Al-Qassam berhasil menewaskan 10 tentara Zionis Israel dan merampas sebuah senjata api dari jenis senapan serbu Tavor bernomor 438522900×95 yang biasa digunakan oleh pasukan elite Zionis Israel. Setelah melakukan aksi tersebut, sembilan pejuang Al-Qassam berhasil kembali dengan selamat.IB
Dalam konferensi pers dengan menteri pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Darat, Netanyahu mengakui bahwa negaranya telah kehilangan perwira dan prajurit terbaik dalam pertempuran dengan sayap militer Hamas, Al Qassam, di Jalur Gaza baru-baru ini.
“Kami tahu akan menghadapi hari-hari sulit kedepan dan sekarang adalah salah satu buktinya,” kata Netanyahu dalam konferensi pers bersama pada Senin malam.
Ia mengungkapkan penyesalannya atas kematian tentara Israel. Netanyahu mengakui bahwa tentaranya menghadapi pertempuran sengit di Gaza dan mengatakan tidak ada perang tanpa korban.
Netanyahu, sebagaimana yang diberitakan middleeastmonitor dan dikutip Mi’rajnews, Rabu menyerukan kepada pasukan Israel untuk mempersiapkan pertempuran panjang.
Sami mengatakan Netanyahu secara tidak langsung mengakui kekalahan Israel atas Palestina. Dia juga menegaskan apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina tidak akan membuat takut Hamas atau Palestina.
Dalam pernyataan tertulis yang dikutip oleh Anadolu pada Senin, Sami mengatakan bahwa pasukan pendudukan Israel akan membayar perlakuan Israel yang telah membunuh anak-anak dan warga sipil.
http://haimbresheeth.com/gaza/gaza-carnage-archive/gaza-cartoons/
http://haimbresheeth.com/gaza/gaza-carnage-archive/gaza-cartoons/
the efficacious cartoon for gaza war...... ??!!!
Palestina
Sekjen PBB Tuntut Hamas Bebaskan Tentara Israel yang Diculik
Sabtu 5 Syawal 1435 / 2 Agustus 2014 08:32
SEKRETARIS Jenderal PBB Ban Ki-moon Jumat kemarin (1/8/2014) menuntut
agar seorang tentara Israel yang ditangkap di Gaza segera dibebaskan dan
dirinya mengutuk penangkapan tersebut.
Ban menyerukan Israel dan Hamas untuk menahan diri dan kembali ke 72 jam gencatan senjata yang runtuh setelah dua tentara tewas dan yang ketiga dilaporkan ditangkap di dekat kota Rafah Gaza selatan.
“Sekjen menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat dari prajurit Israel yang ditangkap,” kata juru bicaranya dalam sebuah pernyataan.
Ban dilaporkan terkejut dan menyatakan kekecewaannya yang mendalam atas kekerasan terbaru dan memperingatkan bahwa jika laporan serangan terhadap tentara Israel dikonfirmasi maka ini akan merupakan pelanggaran berat terhadap gencatan senjata, pernyataan itu menambahkan.
“Langkah-langkah tersebut mempertanyakan kredibilitas jaminan Hamas ke PBB,” kata pernyataan Ban.
Tindakan Sekjen PBB ini mencerminkan ketidakadilan PBB dalam menilai konflik di Gaza. Berkali-kali Israel melanggar gencatan senjata, namun sekjen PBB tidak beraksi semurka ketika Hamas dituduh melakukan pelanggaran gencatan senjata.
Hamas sendiri membantah bertanggung jawab dan menyatakan bahwa insiden pembunuhan dua tentara Israel dan penculikan satu perwira Israel, terjadi sebelum gencatan senjata diberlakukan. Dan Hamas menuduh Israel mengangkat isu ini untuk menutupi kejahatan mereka di Gaza.[fq/islampos/afp]
Aksi solidaritas Gaza tewaskan warga Palestina
Terbaru 25 Juli 2014 - 09:05 WIB
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/07/140724_demo_tepibarat.shtml
Sedikitnya dua orang warga
Palestina terbunuh di Tepi Barat dalam protes menentang kampanye militer
Israel di Gaza, kata sejumlah pejabat.
Sekitar 200 orang demonstran terluka.
Sementara itu Klik angka kematian di Gaza meningkat dengan 800 orang warga Palestina dan 33 orang warga Israel sejak 8 Juli.Militer Israel memastikan bahwa pasukannya menggunakan "alat-alat untuk membubarkan huru hara" setelah para demonstran di Tepi Barat melemparkan batu dan menghadang jalan dengan ban yang dibakar.
Israel pertama kali melakukan serangan militer ke Gaza pada 8 Juli dengan tujuan menghentikan Hamas menembakkan roket ke Israel.
Klik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis ia menyesali setiap kematian warga Palestina, tetapi mengatakan mereka adalah "tanggung jawab Hamas."
'Hari amarah'
Aksi protes di Tepi Barat diserukan oleh gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Para pemimpin Palestina di Tepi Barat menyerukan hari Jumat sebagai hari amarah.
Protes juga dilaporkan terjadi di Yerusalem pada Kamis malam, setelah polisi Israel mencegah kaum pria dibawah usia 50 tahun mengunjungi masjid al-Aqsa.
Sedikitnya 20 orang demonstran ditangkap setelah mereka melempar batu ke arah polisi, kata polisi Israel.
Media Israel menyebut protes di Tepi Barat sebagai yang t erbesar sejak gerakan protes 2000-2005 Palestina, yang juga dikenal sebagai Intifadah Kedua.
Palestina
Langgar Perjanjian Gencatan Senjata, Hamas Kecam Pendudukan Israel
Sabtu 5 Syawal 1435 / 2 Agustus 2014 09:26
http://www.islampos.com/langgar-perjanjian-gencatan-senjata-hamas-kecam-pendudukan-israel-126124/
HAMAS mengecam pendudukan Israel karena telah
melanggar perjanjian gencatan senjata dan meningkatkan genosida di
Rafah. Hamas bersumpah hanya akan memberikan konsensus atas tawaran
gencatan senjata jika diamati oleh Israel.
Israel berulang kali melanggar gencatan senjata, Hamas dikenakan, menambahkan pelanggaran termasuk serangkaian serangan ke Rafah, selatan Jalur Gaza. Di mana pasukan pendudukan Israel menyerbu rumah warga sipil.
“Serangan Israel telah merampas kehidupan anak cucu kita di Jalur Gaza yang terkepung. Penembakan timur Rafah dan serangan dilakukan pada sekitar pukul 2:00 tidak hanya nyata pelanggaran gencatan senjata yang direncanakan oleh Israel, tetapi juga dari ketidakpedulian terhadap seluruh mediator regional dan internasional,” Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, menyatakan dalam sebuah pernyataan Jumat kemarin.
“Penerobosan itu tidak meninggalkan keraguan bahwa pelanggaran Israel atas tawaran gencatan senjata adalah konspirasi yang direncanakan dengan menargetkan tanah kami dan orang-orang yang tidak bersalah,” tambah Al-Qassam.
“Pejuang kami pada pukul 7:00 bentrok dengan tentara Israel di Rafah timur, yang menyebabkan sejumlah kematian dan luka di antara tentara pendudukan Israel,” kata pernyataan itu menyimpulkan. [rika/islampos/pic]
Petugas Medis Eropa: Dari Total Korban Wafat di Palestina 90% Warga Sipil
Sabtu 5 Syawal 1435 / 2 Agustus 2014 10:15
http://www.islampos.com/petugas-medis-eropa-dari-total-korban-wafat-di-palestina-90-warga-sipil-126127/
SELAMA kunjungan ke rumah sakit Gaza, petugas medis Eropa menemukan
dari total korban warga Palestina yang wafat dalam serangan Israel 90%
adalah warga sipil.
Para dokter mengatakan dalam pertemuan yang diadakan di Brussels Media Center pada hari Kamis lalu atas kejahatan perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, “Sampai dengan 90% dari korban adalah warga sipil Gaza, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak.”
“Rumah sakit, kendaraan, masjid, dan sekolah, di antara banyak tempat penampungan sipil lainnya dan kamp-kamp pengungsi, semuanya telah dikupas dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza,” delegasi medis Eropa lebih lanjut dilaporkan.
“Katakan padaku, demi Tuhan, bayi-bayi ini teroris yang sebenarnya?” Dokter Mads Gilbert Norwegia, relawan di rumah sakit al-Shifa di Gaza, bertanya-tanya saat ia mengambil gambar dari tubuh yang dimutilasi dari ratusan bayi yang dibunuh.
“Sepanjang hidup saya, saya belum pernah melihat sungai seperti darah,” tambahnya.
“Total korban anak-anak melaporkan 25% di antara korban tewas di Gaza, yang menduduki 1400 sejauh ini,” Gilbert menyatakan, memegang PBB, Obama, dan negara-negara Eropa sebagai bertanggung jawab atas genosida seperti PM Israel Benjamin Netanyahu. [rika/islampos/pic]
Negara di Amerika Latin Jatuhkan Sanksi Diplomatik ke Israel
Reuters
http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/14/08/02/n9nqe4-negara-di-amerika-latin-jatuhkan-sanksi-diplomatik-ke-israel
REPUBLIKA.CO.ID, Sikap agresif Israel terhadap Palestina telah
menjadi batu sandungan hubungan dilomatik negeri zionis tersebut dengan
negara-negara di dunia. Selain negara-negara jazirah Arab, negeri-negeri
Amerika Latin menjadi kelompok yang keras bersikap terhadap Israel.
Pada 2009, Venezuela dan Bolivia secara tegas memutus hubungan diplomatik dengan Israel setelah tiga pekan negara tersebut mengagresi Palestina. Ketika itu Venezuela dan Bolivia berang terhadap kebutralan tentara Israel yang telah merenggut nyawa banyak warga sipil Palestina, persis seperti saat ini.
Setahun setelah itu, Israel kembali berulah dengan melakukan penyerbuan terhadap 'kapal kemanusiaan' Mavi Marmara. 10 orang tewas, hingga membuat Nikaragua, stu lagi negara Amerika Latin, mengumumkan penaguhan hubungan diplomatik dengan Israel.
Terbaru, sejak awal Israel melakukan agresi bulan lalu, tercatat lima negara Amerika Latin menarik duta besar meraka. Negara-negara tersebut adalah Ekuador, Brazil, Peru, Chile, dan El Salvador.
Lebih dari itu, kali ini, Bolivia dengan berani menyebut Israel sebagai "negara teroris". Negeri pimpinan Evo Morales itu juga membatalkan kebijakan visa gratis bagi warga negara Israel.
Tak mau kalah, Chile juga menjatuhkan sanksi tambahan dengan menangguhkan negosiasi perdagangan bebas dengan Israel.
Seperti dilansir Aljazirah, Jumat (1/8), penarikan para diplomat oleh lima negara Amerika Latin tersebut berlangsung hanya dua bulan pasca-Pemerintah Israel mengumumkan rencana peningkatan hubungan ekonomi dengan negara-negara Amerika Latin. Meski Israel mengemukakan berbagai alasan, negara-negara Amerika Latin tetap bergeming dengan sanksi mereka.
Jauh sebelum aksi heroik sejumlah negara Amerika Latin tersebut, pada 1973, Kuba menjadi negara Amerika Latin pertama yang memutus hubungan diplomatik dengan Israel. Hal terebut dilakukan pemerintahan Fidel Castro waktu itu sebagai bentuk dukungan perjuangan rakyat Palestina meraih kedaulatan Tanah Airnya.
Pada 2009, Venezuela dan Bolivia secara tegas memutus hubungan diplomatik dengan Israel setelah tiga pekan negara tersebut mengagresi Palestina. Ketika itu Venezuela dan Bolivia berang terhadap kebutralan tentara Israel yang telah merenggut nyawa banyak warga sipil Palestina, persis seperti saat ini.
Setahun setelah itu, Israel kembali berulah dengan melakukan penyerbuan terhadap 'kapal kemanusiaan' Mavi Marmara. 10 orang tewas, hingga membuat Nikaragua, stu lagi negara Amerika Latin, mengumumkan penaguhan hubungan diplomatik dengan Israel.
Terbaru, sejak awal Israel melakukan agresi bulan lalu, tercatat lima negara Amerika Latin menarik duta besar meraka. Negara-negara tersebut adalah Ekuador, Brazil, Peru, Chile, dan El Salvador.
Lebih dari itu, kali ini, Bolivia dengan berani menyebut Israel sebagai "negara teroris". Negeri pimpinan Evo Morales itu juga membatalkan kebijakan visa gratis bagi warga negara Israel.
Tak mau kalah, Chile juga menjatuhkan sanksi tambahan dengan menangguhkan negosiasi perdagangan bebas dengan Israel.
Seperti dilansir Aljazirah, Jumat (1/8), penarikan para diplomat oleh lima negara Amerika Latin tersebut berlangsung hanya dua bulan pasca-Pemerintah Israel mengumumkan rencana peningkatan hubungan ekonomi dengan negara-negara Amerika Latin. Meski Israel mengemukakan berbagai alasan, negara-negara Amerika Latin tetap bergeming dengan sanksi mereka.
Jauh sebelum aksi heroik sejumlah negara Amerika Latin tersebut, pada 1973, Kuba menjadi negara Amerika Latin pertama yang memutus hubungan diplomatik dengan Israel. Hal terebut dilakukan pemerintahan Fidel Castro waktu itu sebagai bentuk dukungan perjuangan rakyat Palestina meraih kedaulatan Tanah Airnya.
Israel Bombardir Gedung SD di Gaza, Jubir PBB Menangis
Oleh Farid — Rubrik Berita / Timur Tengah — July 31, 2014
https://www.facebook.com/
Gaza, LiputanIslam.com–Juru Bicara Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Chris Gunness, tak mampu menahan tangisan saat diwawancarai oleh Al Jazeera terkait pengeboman sekolah PBB oleh Israel. Pada Rabu pagi (30/7), sekolah yang dibangun dan dikelola UNRWA di Gaza, yang kini menjadi tempat berlindung lebih dari 3.000 warga Palestina, dibombardir Israel.
Oleh Farid — Rubrik Berita / Timur Tengah — July 31, 2014
https://www.facebook.com/
Gaza, LiputanIslam.com–Juru Bicara Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Chris Gunness, tak mampu menahan tangisan saat diwawancarai oleh Al Jazeera terkait pengeboman sekolah PBB oleh Israel. Pada Rabu pagi (30/7), sekolah yang dibangun dan dikelola UNRWA di Gaza, yang kini menjadi tempat berlindung lebih dari 3.000 warga Palestina, dibombardir Israel.
“Hak-hak Palestina, dan
bahkan hak anak-anak, benar-benar telah diabaikan,” kata Gunness, lalu
ia menangis. (Video lihat di sini)
Komisaris Jenderal UNRWA, Pierre Kranhenbuhl, dalam pernyataan resminya menulis: “Anak-anak tewas saat mereka tertidur mereka. Ini merupakan penghinaan bagi kita semua; kejadian yang sangat memalukan dunia. Hari ini dunia tengah dipermalukan.”
Pierre Krahenbuhl telah mengunjungi tempat kejadian dan memeriksa berbagai kerusakan yang terjadi. Darah berceceran lantai dan kasur di dalam ruang kelas Sekolah Dasar Khusus Perempuan yang terletak di Jabalya, Bait Lahiya, Gaza itu. Para pengungsi yang selamat terlihat mengangkat potongan-potongan tubuh mayat di antara pecahan kaca dan puing-puing untuk kemudian dikuburkan.
“Saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil tindakan politik internasional untuk mengakhiri segera pembantaian ini,” kata Krahenbuhl.
Departemen Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 17 orang tewas dan 90 terluka serangan tersebut. Sementara Krahenbujl menyatakan, angka pasti jumlah korban belum bisa diberikan. “Tapi kita tahu bahwa ada warga sipil yang tewas dan luka-luka, termasuk perempuan dan anak-anak dan petugas UNRWA yang mencoba untuk melindungi sekolah ini,” kata Krahenbujl.
Tentara Israel telah membombardir kamp pengungsi Jabalya yang dihuni sekitar 120.000 orang sejak Selasa (29/1) bertepatan dengan Idul Fitri. Krahenbuhl mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada militer Israel sebanyak 17 kali, bahwa Sekolah Dasar Putri Jabalya adalah tempat perlindungan bagi ribuan pengungsi. Pemberitahuan terakhir bahkan diberikan hanya beberapa jam sebelum Israel mengebom sekolah itu.(dw/Reuters)
Komisaris Jenderal UNRWA, Pierre Kranhenbuhl, dalam pernyataan resminya menulis: “Anak-anak tewas saat mereka tertidur mereka. Ini merupakan penghinaan bagi kita semua; kejadian yang sangat memalukan dunia. Hari ini dunia tengah dipermalukan.”
Pierre Krahenbuhl telah mengunjungi tempat kejadian dan memeriksa berbagai kerusakan yang terjadi. Darah berceceran lantai dan kasur di dalam ruang kelas Sekolah Dasar Khusus Perempuan yang terletak di Jabalya, Bait Lahiya, Gaza itu. Para pengungsi yang selamat terlihat mengangkat potongan-potongan tubuh mayat di antara pecahan kaca dan puing-puing untuk kemudian dikuburkan.
“Saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil tindakan politik internasional untuk mengakhiri segera pembantaian ini,” kata Krahenbuhl.
Departemen Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 17 orang tewas dan 90 terluka serangan tersebut. Sementara Krahenbujl menyatakan, angka pasti jumlah korban belum bisa diberikan. “Tapi kita tahu bahwa ada warga sipil yang tewas dan luka-luka, termasuk perempuan dan anak-anak dan petugas UNRWA yang mencoba untuk melindungi sekolah ini,” kata Krahenbujl.
Tentara Israel telah membombardir kamp pengungsi Jabalya yang dihuni sekitar 120.000 orang sejak Selasa (29/1) bertepatan dengan Idul Fitri. Krahenbuhl mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada militer Israel sebanyak 17 kali, bahwa Sekolah Dasar Putri Jabalya adalah tempat perlindungan bagi ribuan pengungsi. Pemberitahuan terakhir bahkan diberikan hanya beberapa jam sebelum Israel mengebom sekolah itu.(dw/Reuters)
DIA TELAH KEHILANGAN KEDUA LENGANNYA DAN MENAGIS KESAKITAN......??!!!
KALAU AMERIKA DAN BARAT SELALU INGIN MELINDUNGI ISRAEL...YANG MENJAJAH PALESTINA ???!!!!
LALU SIAPA YANG MELINDUNGI PALESTINA DARI SERBUAN ISRAEL...YANG SEJAK AWAL (1946) SELALU MENINDAS DAN MENJAJAH PALESTINA...???!!!
BENARKAH REGIME.... ARAB SAUDI DAN MESIR.... MENGKHIANATI BANGSA PALESTINA..??!!!..
Pesawat Tempur Israel Bombardir Universitas di Gaza
Sabtu 5 Syawal 1435 / 2 Agustus 2014 19:00
http://www.islampos.com/pesawat-tempur-israel-bombardir-universitas-besar-di-gaza-126154/
PESAWAT-pesawat tempur Israel telah membombardir sebuah universitas besar di Jalur Gaza yang terkepung.
Jumlah kemungkinan korban dari serangan Israel pada hari Sabtu (02/08/2014) ini di universitas tersebut belum diketahui.
Namun, beberapa jam sebelum serangan terhadap daerah kantung terkepung tersisa dua lusin orang tewas.
Jumlah korban terbanyak terjadi di wilayah barat Rafah, di mana serangan Israel menewaskan sedikitnya 35 orang.
Pada hari Jumat, Rafah merupakan tempat serangan mematikan dari Israel.
Lebih dari 100 warga Palestina tewas di sana dalam pemboman berat oleh militer Israel.
Serangan itu diluncurkan setelah dilaporkan bahwa seorang prajurit
Israel telah ditangkap oleh pejuang. Hamas membantah bahwa mereka
memegang polisi Israel, dan mengatakan ia mungkin telah tewas dalam
bentrokan.
Eskalasi Jumat terjadi setelah Israel tiba-tiba mengakhiri gencatan
senjata kemanusiaan 72 jam dengan Hamas hanya beberapa jam setelah
dimulai.
Jumlah korban tewas Palestina dalam serangan Israel di Gaza kini
telah mencapai hampir 1.650, dengan 9.000 orang terluka. Sebagian besar
korban adalah warga sipil, termasuk sejumlah besar perempuan dan
anak-anak. [rika/islampos/presstv]
Israel: Gencatan Senjata tak Berlaku
Saturday, 02 August 2014, 04:15 WIB
EPA/Fredrik Persson
EPA/Fredrik Persson
http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/14/08/02/n9n4mi-israel-gencatan-senjata-tak-berlaku
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Israel menyatakan gencatan senjata tak
berlaku, Jumat, dengan menyebut pejuang Hamas melanggar gencatan
senjata itu segera setelah berlaku dan menangkap seorang perwira
Israel, sementara menewaskan dua serdadu lain.
Gempuran terkini oleh Israel membunuh lebih dari 50 warga Palestina
dan melukai 220 orang lain, kata pejabat. Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu memanggil para anggota kabinet untuk mengadakan
sidang khusus dan memperingatkan Hamas dan kelompok-kelompok militan
lainnya "mereka akan menanggung konsekuensi atas aksi-aksi mereka".
Gencatan senjata 72 jam yang diumuMkan Menlu Amerika Serikat John
Kerry dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon merupakan usaha yang
paling ambisius sejauh ini untuk mengakhiri lebih tiga pekan permusuhan
di Gaza dan menyusul kekhawatiran internasional atas jumlah kematian
warga sipil Palestina yang meningkat.
Gencatan senjata itu yang mulai berlaku pukul 08.00 waktu setempat
(pukul 12.00 WIB), telah membuat para keluarga Palestina kembali ke
tempat hunian mereka yang hancur berkeping-keping akibat gempuran
Israel. Bersamaan dengan itu, para wakil Palestina dan Israel diundang
berunding di Kairo untuk mencari penyelesaian berjangka panjang.
Para pejabat Mesir mengatakan undangan untuk negosiasi masih berlaku
tetapi sejumlah wakil Palestina meminta penundaan sempai Sabtu atau
Ahad untuk membiarkan gencatan senjata baru dicapai. Militer Israel
mengatakan bahwa 90 menit memasuki gencatan senjata, para militan
menyerang tentara yang mencari terowongan-terowongan di bagian selatan
Jalur Gaza yang digunakan para pejuang menyusup ke wilayah Israel.
"Melalui satu atau beberapa terowongan, para teroris muncul dari
tanah. Sedikitnya satu adalah teroris yang melakukan serangan bunuh
diri. Telah terjadi baku tembak," kata seorang juru bicara militer
Ltenan Kolonel Peter Lerner. Dua orang serdadu meninggal.
"Indikasi awal menunjukkan bahwa seorang tentara diculik oleh para
teroris dalam insiden tersebut," kata dia dalam jumpa pers. Mark Regev,
seorang juru bicara Netanyahu, mengatakan Hamas bertanggung jawab atas
serangan tersebut.
Ditanya apakah gencatan senjata itu tak berlaku lagi, Lerner
menjawab, "Ya. Kami meneruskan aktivitas kami di darat." Dia mengatakan
pasukan Israel melancarkan usaha ekstensif mencari serdadu yang
diculik itu.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest menghimbau Hamas supaya
membebaskan tentara itu yang bernama Letnan Dua Hadar Goldin, 23 tahun.
Belum segera ada kata
atau pernyataan dari kelompok-kelompok militan apakah di antara mereka
menahan tentara itu. Juru bicara Hamas di Gaza, Sami Abu Zuhri
mengatakan Israel mencoba mengarahkan dunia ke tujuan yang salah dan
menutup-nutupi pembantaian di Rafah.
Bentrokan Pecah
dalam Unjuk Rasa Solidaritas Gaza
di Tepi Barat
Sabtu 5 Syawal 1435 / 2 Agustus 2014 03:00
http://www.islampos.com/bentrokan-pecah-dalam-unjuk-rasa-solidaritas-gaza-di-tepi-barat-126055/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=bentrokan-pecah-dalam-unjuk-rasa-solidaritas-gaza-di-tepi-barat
BENTROKAN telah meletus di beberapa daerah di Tepi Barat antara tentara Israel dan warga Palestina pada hari Jumat (1/8/2014). Warga Palestina memprotes pembantaian yang sedang berlangsung oleh rezim Tel Aviv di Jalur Gaza.
Bentrokan terjadi di berbagai wilayah Tepi Barat yang diduduki termasuk kota al-Khalil (Hebron), Bethlehem, dan Beit Ummar. Tentara Israel menggunakan senjata api untuk menyerang pengunjuk rasa yang berdemonstrasi dalam solidaritas dengan warga Gaza. Sekitar 22 warga Palestina telah terluka selama bentrokan.
Warga Palestina melemparkan batu dan bom molotov sebagai pembalasan. Warga Tepi Barat Palestina mengatakan mereka keluar ke jalan-jalan untuk menunjukkan solidaritas dengan saudara-saudara mereka yang dibunuh di Gaza.
“Warga Palestina di Gaza adalah orang yang sama, darah yang sama, dan memiliki sejarah yang sama, dan karena itu [Palestina Tepi Barat] yang bentrok dengan pasukan Israel untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas tempat pembantaian di Jalur Gaza,” ujar saksi mata.
Pesawat-pesawat tempur Israel telah melakukan serangan udara terhadap Jalur Gaza yang diblokade sejak 8 Juli. Pada tanggal 17 Juli, ribuan tentara Israel melancarkan invasi darat ke dalam wilayah padat penduduk. Sekitar 1.500 warga Palestina telah meninggal dan lebih dari 8.000 terluka setelah 25 hari serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza. [ds/islampos/ptv]
Hamas Tangkap 1, Bunuh Dua Tentara Israel
IslamTimes. https://www.facebook.com/Sumber-sumber militer Israel telah mengkonfirmasi bahwa dua tentara mereka tewas dan satu ditangkap oleh pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Militer Israel mengatakan tentaranya tewas oleh pejuang Hamas yang
menyusup jauh ke dalam Israel. Beberapa tentara juga terluka dalam
pertempuran dan baku tembak berikutnya.
Militer Israel juga mengatakan seorang tentaranya ditangkap oleh pejuang Palestina di kota Rafah.
Para pejuang Palestina juga bentrok dengan tentara Israel di Rafah. aporan dari Tel Aviv mengatakan, beberapa tentara terluka, dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Tentara yang telah ditangkap oleh pejuang Palestina bernama Hadar Goldin, usia 23, dengan pangkat letnan dua.
Sebelumnya, militer Hamas, Brigade Qassam, mengatakan telah menangkap seorang tentara Israel. Seorang pejabat Hamas mengatakan tentara itu ditangkap sebelum gencatan senjata sementara dimulai berlaku pada hari Jumat (1/8/14).
Militer Israel mengatakan, sejauh ini telah kehilangan sekitar 61 tentara dalam bentrokan dengan pejuang perlawanan Palestina, namun, laporan dari militer Hamas mengatakan lebih dari 146 tentara Israel telah tewas dalam 24 hari terakhir.(IT/TGM)
Militer Israel juga mengatakan seorang tentaranya ditangkap oleh pejuang Palestina di kota Rafah.
Para pejuang Palestina juga bentrok dengan tentara Israel di Rafah. aporan dari Tel Aviv mengatakan, beberapa tentara terluka, dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Tentara yang telah ditangkap oleh pejuang Palestina bernama Hadar Goldin, usia 23, dengan pangkat letnan dua.
Sebelumnya, militer Hamas, Brigade Qassam, mengatakan telah menangkap seorang tentara Israel. Seorang pejabat Hamas mengatakan tentara itu ditangkap sebelum gencatan senjata sementara dimulai berlaku pada hari Jumat (1/8/14).
Militer Israel mengatakan, sejauh ini telah kehilangan sekitar 61 tentara dalam bentrokan dengan pejuang perlawanan Palestina, namun, laporan dari militer Hamas mengatakan lebih dari 146 tentara Israel telah tewas dalam 24 hari terakhir.(IT/TGM)
Israel-Gaza conflict: Soldier ‘captured in tunnel attack’ by militants could be British-Israeli
Heather Saul — The Independent August 1, 2014
A
soldier Israel suspects has been captured by militants as a three-day
ceasefire unravelled is a British-Israeli cousin of the defence minister
Moshe Ya’alon, it has been reported.
The Israeli Defence Forces named the
serviceman as Second Lieutenant Hadar Goldin, 23, from Kfar Saba.
Channel 4 News reports he is understood to be a second or third cousin
of the defence minister.
The Foreign Office has said it is aware of the reports and is “urgently looking them”.
The army said they believe the soldier
went missing in the Rafah area of Gaza when the Israeli military was
attacked during a continued operation to destroy tunnels they suspect
are used by militants to gain access into Israel.
“Out of a tunnel access point or
several, terrorists came out of the ground. At least one was a suicide
terrorist who detonated himself. There was an exchange of fire,” said
Lieutenant-Colonel Peter Lerner, a military spokesman.
He said two soldiers were killed during
the incident at 9.30am local time on Friday, bringing the total number
of Israeli soldiers who have died during the conflict to 63.
Hamas has not commented on claims it captured the soldier.
The White House warned the reported
attack would be a “barbaric” violation of the ceasefire. CNN reported
the US Secretary of State John Kerry has spoken with the Israeli Prime
Minister Benjamin Netanyahu.
Josh Earnest, the White House spokesman, also called for the release of the solider.
Officials in Gaza say 35 Palestinians were killed by Israeli shelling just hours after the ceasefire began this morning.
Gaza health official Ashraf al-Kidra
told The Associated Press that in addition to the dead some 200
Palestinians were wounded in shelling of the Rafah area in southern
Gaza.
Both sides have blamed each other for
the ceasefire collapsing. A spokesperson for Hamas was quoted by the BBC
as saying: “The Israelis are the ones who breached the ceasefire, and
the Palestinian resistance acted in a way that ensures its right of
self-defence.”
Meanwhile, the Israeli military said
eight rockets and mortar bombs were fired from Gaza, adding that one was
intercepted by the Iron Dome system and seven hit open areas.
The office of the Israeli Prime
Minister released a statement claiming the truce was broken by Hamas,
saying: “Once again, Hamas and the terror organisations in Gaza have
blatantly broken the ceasefire to which they committed, this time before
the American Secretary of State and the UN Secretary General.”
The ceasefire was announced earlier in a
joint statement by Mr Kerry and the UN Secretary-General Ban Ki-moon
amid a rapidly climbing death toll since hostilities began on 8 July.
Palestinian officials say more than
1,499 Palestinians have been killed and nearly 7,000 wounded. Israel
says that alongside the deaths of 63 of its soldiers, two civilians and a
Thai national have died and more than 400 have been injured.
A spokesperson for Mercy Corps, who are
delivering humanitarian assistance in Gaza, said administering aid was
becoming increasingly difficult.
Mr Kerry had warned ahead of the truce it was “a respite, not an end” to the conflict.
Hamas bantah culik tentara Israel
Terbaru 2 Agustus 2014 - 09:32 WIB
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/08/140802_hamas_gaza.shtml
Hamas mengatakan mereka tidak tahu keberadaan tentara Israel yang diduga ditangkap di Gaza.
"Kami percaya mereka (para pejuang) telah tewas karena pengeboman (yang dilakukan Israel)."
"Dengan asumsi bahwa mereka berhasil menangkap prajurit itu dalam pertempuran, kami menilai bahwa ia juga tewas dalam insiden," kata pernyataan dari Qassam.
Klik Dugaan penculikan dan aksi kekerasan yang terjadi setelahnya mengakhiri Klik gencatan senjata yang baru diterapkan selama beberapa jam.
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama menggambarkan krisis ini sebagai "memilukan" dan mengatakan akan berupaya untuk diadakannya gencatan senjata lain.
"Penduduk sipil tidak bersalah yang terperangkap di tengah konflik telah membebani hati nurani kita," katanya, namun dia menambahkan bahwa Hamas harus menunjukan niat serius untuk mengakhiri kekerasan.
Serangan udara Israel berlanjut sampai Sabtu (02/08) dini hari dan pejabat resmi Gaza mengatakan hampir 100 warga Palestina tewas dalam serangan terakhir itu.
Sejak 8 Juli, sekitar 1.600 warga Palestina, mayoritas sipil, telah tewas dan 8.400 luka-luka. Sementara 61 tentara dan tiga warga sipil di Israel juga meninggal dunia.
Hamas menuduh Israel Klik melanggar gencaran senjata terbaru ini, namun Israel mengatakan mereka melakukan serangan karena merespon roket yang ditembakan Hamas.
Berkhianat, Rudal Israel Hantam Gaza Pasca Gencatan Senjata
Oleh Farid — Rubrik Berita / Internasional / Timur Tengah
GazaCity, LiputanIslam.com —
Rudal Israel kembali menghantam di Jalur Gaza bagian selatan pasca diberlakukannya gencatan senjata selama 72 jam. Serangan itu, menewaskan delapan orang, tiga diantaranya adalah anak-anak.
Kementerian Kesehatan
Palestina di Jalur Gaza mengatakan, hantaman rudal Israel telah merengut
nyawa di Khan Yunis, dan juga melukai lebih dari 10 orang, seperti
dilansir Press TV, 1 Agustus 2014.
Tak lama berselang, tank-tank Israel kembali menembaki sebuah pusat perbelanjaan di kota selatan Rafah. Lebih dari 50 warga Palestina tewas dan sekitar 200 lainnya terluka dalam serangan itu.
Sebelumnya, gencatan senjata Palestina-Israel di Jalur Gaza yang dimulai sejak Jumat (1/8) pukul 08.00 waktu Palestina untuk jangka 72 jam ke depan. Saat itu, Israel dan Hamas setuju untuk menghentikan semua operasi militer. Tapi Menteri Luar Negeri AS John Kerry memperingatkan bahwa tidak ada jaminan bahwa gencatan senjata ini akan mengakhiri perang yang telah terjadi sejak 8 Juli 2014.
Akibat krisis yang menggila, PBB dan lembaga bantuan kemanusiaan lainnya telah mengajukan permohonan dana sebesar USD 370 juta untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza. “Kita perlu segera mengakhiri penderitaan orang-orang di Gaza, dan langkah pertama yang harus ditepuh adalah, biarkan para petugas kemanusiaan melakukan perjalanan dengan aman ke daerah konflik,” ucap Koordinator Kemanusiaan PBB, James Rawley.
Dari laporan TV-One, Jumat, 1 Agustus 2014, delapan orang staf PBB yang tengah bertugas di Gaza turut menjadi korban atas serangan Zionis Israel. (ba)
Tak lama berselang, tank-tank Israel kembali menembaki sebuah pusat perbelanjaan di kota selatan Rafah. Lebih dari 50 warga Palestina tewas dan sekitar 200 lainnya terluka dalam serangan itu.
Sebelumnya, gencatan senjata Palestina-Israel di Jalur Gaza yang dimulai sejak Jumat (1/8) pukul 08.00 waktu Palestina untuk jangka 72 jam ke depan. Saat itu, Israel dan Hamas setuju untuk menghentikan semua operasi militer. Tapi Menteri Luar Negeri AS John Kerry memperingatkan bahwa tidak ada jaminan bahwa gencatan senjata ini akan mengakhiri perang yang telah terjadi sejak 8 Juli 2014.
Akibat krisis yang menggila, PBB dan lembaga bantuan kemanusiaan lainnya telah mengajukan permohonan dana sebesar USD 370 juta untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza. “Kita perlu segera mengakhiri penderitaan orang-orang di Gaza, dan langkah pertama yang harus ditepuh adalah, biarkan para petugas kemanusiaan melakukan perjalanan dengan aman ke daerah konflik,” ucap Koordinator Kemanusiaan PBB, James Rawley.
Dari laporan TV-One, Jumat, 1 Agustus 2014, delapan orang staf PBB yang tengah bertugas di Gaza turut menjadi korban atas serangan Zionis Israel. (ba)
Israel dan Hamas kembali saling serang
Terbaru 2 Agustus 2014 - 14:59 WIB
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/08/140802_israel_serangan_baru.shtml
Israel melakukan serangan baru
di Gaza dan militan Hamas juga menembakkan lebih banyak roket ke Israel
selagi pencarian terhadap tentara Israel yang hilang berlanjut.
Sementara itu, media Israel mengatakan rangkaian roket ditembakkan ke Israel pada Sabtu (02/08) pagi, termasuk ke kota berpenduduk padat Tel Aviv.
Sayap militer Hamas, Brigade Qassam, yang mengontrol Gaza mengklaim telah menembakan roket ke Tel Aviv.
Media milih pemerintah Mesir, Mena, melaporkan bahwa perbatasan Rafah dibuka kembali untuk alasan kemanusiaan dan membantu korban.
Hingga kini, konflik telah menewaskan setidaknya 1.600 warga Palestina dan 63 warga Israel. Seorang pekerja asal Thailand juga ikut menjadi korban.
Pada Jumat (01/08), Klik gencatan senjata selama 72 jam telah disepakati dua belah pihak, namun langsung Klik batal beberapa jam kemudian.
Hamas menuduh Israel melanggar gencatan senjata, tetapi Israel mengatakan mereka terpaksa melakukan agresi untuk merespon tembakan roket.
Brigade Qassam, sementara itu, menklaim tidak memiliki informasi apapun tentang Klik nasib letnan Hadar Goldin, 23.
Adzab Ilahi? Tentara Israel Kena Batunya Saat Akan Menutup Terowongan Hamas
Angkatan Darat Israel pada Rabu mengatakan tiga tentaranya tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza.
“Tiga tentara meninggal hari ini di Jalur Gaza,” kata seorang juru bicara kepada AFP, Kamis (31/7).
Insiden itu terjadi ketika pasukan Tentara Israel sedang berupaya menutup terowongan buatan Hamas yang menghubungkan antara Gaza dan Israel.
Dalam upaya penutupan itu, Pasukan Hamas memberi perlawanan dan menyebabkan 3 tentara Israel tewas.
Serangan itu juga menyebabkan 15 tentara Israel cedera. Mereka yang cedera karena tertimpa bahan material terowongan. Serangan itu dikatakan pejabat militer Israel oleh Pasukan Hamas di bawah Brigade Izzudin Al Qassam.
Serangan itu dilakukan oleh Hamas dengan memasang bahan peledak di dalam terowongan. Saat diledekan material terowongan runtuh dan menimbulkan korban jiwa bagi pasukan Israel.
“Mereka terjebak dalam terowongan yang sudah dipasang bahan peledak oleh Hamas,” ucapnya.
Ulama Iran : Muslimin Dunia Harus Boikot Israel
IslamTimes. Seorang ulama senior Iran telah meminta negara-negara Muslim untuk memutuskan hubungan dengan Israel sebagai aksi protes atas kejahatan Tel Aviv di Jalur Gaza.
Ayatollah
Mohammad Ali Movahhedi Kermani kepada jamaah di Shalat Jumat (1/8/14) di
Teheran mengatakan bahwa negara-negara Muslim harus memutuskan hubungan
dengan Israel dan memboikot produk-produk buatan Israel, dan memutuskan
hubungan mereka dengan para pendukung Israel.
Ulama Iran menambahkan bahwa saatnya telah tiba bagi negara-negara Muslim dan masyarakat internasional untuk menemukan solusi untuk "membawa kriminal rezim Zionis bertekuk lutut."
Negara-negara Muslim diwajibkan untuk mendukung dan mempersenjatai warga Palestina agar Israel tidak bisa melakukan serangan terhadap warga Palestina, tambah Movahhedi Kermani menyatakan.
Ia mengatakan, tiga hari gencatan senjata yang mulai berlaku antara Israel dan gerakan perlawanan Palestina Hamas pada hari Jumat tidak akan tercapai kecuali gencatan senjata termasuk pencabutan pengepungan Gaza dilakukan.
Lebih dari 1.460 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas dan sekitar 8.400 orang telah terluka dalam serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza sejak 8 Juli.(IT/TGM)
Ulama Iran menambahkan bahwa saatnya telah tiba bagi negara-negara Muslim dan masyarakat internasional untuk menemukan solusi untuk "membawa kriminal rezim Zionis bertekuk lutut."
Negara-negara Muslim diwajibkan untuk mendukung dan mempersenjatai warga Palestina agar Israel tidak bisa melakukan serangan terhadap warga Palestina, tambah Movahhedi Kermani menyatakan.
Ia mengatakan, tiga hari gencatan senjata yang mulai berlaku antara Israel dan gerakan perlawanan Palestina Hamas pada hari Jumat tidak akan tercapai kecuali gencatan senjata termasuk pencabutan pengepungan Gaza dilakukan.
Lebih dari 1.460 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas dan sekitar 8.400 orang telah terluka dalam serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza sejak 8 Juli.(IT/TGM)
Hamas Semakin Kuat Ketika Israel Menggempur Gaza
http://www.suaranews.com/2014/08/hamas-semakin-kuat-ketika-israel.html
Agresi militer Israel di Jalur Gaza tidak akan memperlemah perlawanan pejuang-pejuang Hamas.
Jika gencatan senjata diberlakukan dan jalan diplomasi digelar antara Israel dan Palestina, Hamas diperkirakan semakin kuat dari sebelumnya.
Analis politik Timur Tengah dari Inggris, Naser al-Tamimi, berpendapat, kondisi lebih menguatnya Hamas ini tidak disukai banyak pihak, baik di Palestina, Mesir, maupun Israel.
Sebaliknya, jika jalan damai tidak digelar, Naser menegaskan warga Gaza akan terjerembab semakin dalam konflik politik berkepanjangan.
"Ada banyak cara agar perdamaian di Gaza bisa terwujud meski Hamas menjadi lebih kuat," kata Naser seperti dikutip Alarabiya, Jumat (1/8).
Pertama, kata dia, internasional dan PBB harus mendukung pemerintahan bersatu di bawah Otoritas Palestina pimpinan Mahmud Abbas. Tugas utama pemerintah bersatu ini membangun kembali Jalur Gaza yang porak poranda akibat gempuran militer Israel.
Pemerintahan bersatu Palestina juga harus segera menggelar pemilihan umum parlemen seperti yang sudah disepakati. Pemilu penting terwujud agar anggota parlemen dan presiden bisa terpilih.
Kedua, Naser mengungkapkan pencabutan blokade di Gaza harus dilakukan tanpa syarat. Terakhir, Palestina baik Hamas dan Abbas harus memperbaiki hubungan dengan Mesir.
"Memang, sebagai dampaknya, akan banyak pihak yang tidak suka atas jalan ini karena akan menjadikan Hamas jauh lebih kuat," kata Naser yang juga penulis buku tentang ekonomi politik global.
Sebaliknya, sambung dia, kondisi akan semakin parah jika Hamas tercerai berai dan muncul kelompok jihad baru di Palestina. Jadi, jalan damai dan rekonsiliasi semua pihak harus diambil agar korban warga sipil tidak terus berjatuhan.
Dunia
Dress the Gaza situation up all you like, but the truth hurts
Robert Fisk — The Independent July 31, 2014
There was a time when our politicians and media had one principal fear when covering Middle East wars: that no one should ever call them anti-Semitic. So corrosive, so vicious was this charge against any honest critic of Israel that merely to bleat the word “disproportionate” – as in any normal wartime exchange rate of Arab-to-Israeli deaths – was to provoke charges of Nazism by Israel’s would-be supporters. Sympathy for Palestinians would earn the sobriquet “pro-Palestinian”, which, of course, means “pro-terrorist”.
Or so it was until the latest bloodbath in Gaza, which is being so graphically covered by journalists that our masters and our media are suffering a new experience: not fear of being called anti-Semitic, but fear of their own television viewers and readers – ordinary folk so outraged by the war crimes committed against the women and children of Gaza that they are demanding to know why, even now, television moguls and politicians are refusing to treat their own people like moral, decent, intelligent human beings.
Yet still – every time another blood-soaked child appears on the screen – the news presenters talk about the “blame game”. BLAME GAME? Do they think this is a bloody football match? Or a bloody tragedy? It goes like this. Civilians are killed. Reporters call it “tank fire”. (Hamas has no tanks.) Israel says it is a misfired Hamas rocket. Hamas says it is Israel’s work. So it’s a “blame game”. No one can actually BE blamed – and thus we can shrug off the responsibility and shake our head at it all.
And we must forget we did the same when US bombs killed civilians in Tripoli in 1986 (a “misfired Libyan anti-aircraft missile”, I recall, was to blame) or when the Nato attack on the Shuala district of Baghdad killed civilians in 2003 (a “misfired Iraqi anti-aircraft missile” was to blame, of course). Several Americans have called me to point this out, adding that the US Senate vote of 100-0 in favour of Israel sounds a bit like the 98 per cent that Arab dictators claim for their presidency – except that the US vote, which does not represent them, really was the true figure! Now to the get-out clause of all of us. Yes, Hamas is corrupt, cynical, ruthless. Most of its “spokesmen” are so stupid, so incoherent, so prone to bawling abuse at the top of their voices, that they far outdo the ever-so-gentle Mark Regev in turning the world against Hamas. But the world is turning against Israel, as EU ministers repeatedly (though ever so gently) tell the Israelis. And it’s turning against our politicians and media masters who go on insulting them.
How many times does The New York Times expect its readers to tolerate editorials like last week’s pusillanimous effort? There had been “deadly attacks” in Gaza, readers were told. The total dead came to 750, “a vast majority being Palestinians”. And then the get-out: there were “competing charges” – Israel or Hamas or a Hamas ally – over the attack, and thus “what really matters now is that some way be found to stop this carnage”. So that’s OK, then. “Blame game” equals “no blame”.
France, there’s been derision at the way the government has reacted to Gaza’s calvary. François Hollande wanted Israel to “correct” its aim “a bit” (un peu)! He criticised Hamas’s aggression and Israel’s reprisals. But then an angry Benjamin Netanyahu came on the blower to the Elysée. Change of tune. Hollande uttered the usual mantra. “Israel has the right to take all measures to protect its people.” But then French Assembly members became so sickened by the “collective punishment” of the Palestinians that Hollande urged an end to the “escalation” in violence. Phew.
In Ireland, traditionally pro-Palestinian, The Irish Times, alas, has been playing the same tune as its New York namesake. On the day after Israel bombed a UN school, killing 19 civilians, it ran a front-page article which began with Israel’s declaration of a ceasefire, continued with a paragraph of the truce details, then ran a paragraph that Hamas had no reaction – and then told its readers about the 19 dead. A reader castigated the paper for “balancing” its letters page with correspondence designed to make the Palestinians look as guilty as the Israelis. “Such disinterest is really a kind of moral apathy,” he said. And said it rather well. The world can at least thank the journos in Gaza – even if their bosses are still on the run.
Source
UNICEF: Israel Sengaja Targetkan Anak-anak Palestina di Gaza
Sabtu 5 Syawal 1435 / 2 Agustus 2014 08:01
http://www.islampos.com/unicef-israel-sengaja-targetkan-anak-anak-palestina-di-gaza-126099/
JURU bicara dari UNICEF, Monica Awad mengutuk penargetan Israel terhadap
perempuan dan anak-anak dalam serangan yang sedang berlangsung di Jalur
Gaza.
Dalam wawancara dengan Al-Jazeera, Awad mengatakan pasukan Israel secara sengaja membunuh 264 anak-anak di Gaza, yang hal itu setara dengan 11 anak per hari, serta melukai lebih dari 2.000 lainnya.
“Di mana reaksi masyarakat internasional terhadap pembantaian anak-anak di Gaza? Dimana perjanjian hak asasi manusia internasional?” tanyanya.
Sebelumnya pada hari Jumat, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa gencatan senjata kemanusiaan 72-jam dengan faksi Palestina di Jalur Gaza telah runtuh.
Israel sendiri telah menggempur Jalur Gaza selama hampir empat minggu, yang menewaskan lebih dari 1.500 warga Palestina dan melukai lebih dari 8300 lainnya. Hampir sepertiga dari mereka yang tewas adalah anak-anak.
Israel mengklaim bahwa serangan mereka bertujuan untuk melemahkan kemampuan faksi pejuang Palestina untuk menembakkan roket ke kota-kota Israel.[fq/islampos/worldbulletin]
Sabtu, 6 Syawwal 1435 / 02 Agustus 2014
Sabtu, 6 Syawwal 1435 / 02 Agustus 2014
In Picture: Solidaritas Warga Paris untuk Palestina
Kamis, 24 Juli 2014, 14:50 WIB
Redaktur | : | Mohamad Amin Madani |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar