SEMOGA HUSNUL KHOTIMAH
FARID ADALAH SALAH SATU TEMAN SAYA.. DAN SEMPAT KENAL BAIK SEJAK LAMA..
SELAMA BERTEMAN KAMI MERASA NYAMAN2 SAJA.. SESUAI KARAKTER KAMI YANG TERBUKA.. DAN BEBAS BERPENDAPAT...
KADANG SEJALAN KADANG TIDAK... TETAPI HANYA SEKEDAR ARGUMENTASI DAN PANDANGAN DAN MUNGKIN ADA SISI.2.. YANG MANA MASING2 MERASA ITULAH YANG DIANGGAP PANTING...
AAHHH ....... SEMUA URUSAN DUNIA.. SEMUA RELATIF..
ASUMSI BISA DIBUAT APA SAJA.. TAPI KONDISI NYATA.. GK BISA DISELESAIKAN DENGAN MEMBALIK TANGAN..
KINI TEMAN-SAHABAT-DAN KAMI BIASA MERASA DEKAT.. DAN BEBAS.. SEPERTI SAUDARA KALAU SUDAH BER-OMONG2 DAN BERPENDAPAT.. DAN MASING2 MENCOBA MEMBERI.. GAMBARAN DARI SISI.. YANG KADANG BERBEDA..
PADAHAL SUDAH LAMA TIDAK BERJUMPA.. KAPAN TERAKHIR KAMI DUDUK SATU MOBIL.. DAN CERITA MACAM2.. ?? MUNGKIN SETAHUN.. YANG LALU.. ATAU MALAH .. BISA JADI LEBIH LAMA YAAH..
HIDUP INI SE AKAN HANYA BEBERAPA SAAT..
KITA SELALU DI INGATKAN.... BAHWA SEMUA DALAM HIDUP INI TITIPAN.. KAPAN2 YANG MAHA PEMILIK MEMINTA .. MAKA KITA HARUS MENGEMBALIKAN.. TERMASUK SELURUH BADAN DAN NYAWA INI...
SESUNGGUHNYA INI SEMUA KEPUNYAAN ALLAH DAN SESUNGGUHNYA KEPADANYA KITA AKAN KEMBALI...
SEMOGA MENJADI HIKMAH..
INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJIUN.....
Meninggal Dunia
Jum'at, 25 Syawwal 1435 H / 22
Agutus 2014 13:10 wib
http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/08/22/32394/innalillahi-farid-prawiranegara-putra-presiden-pdri-syafrudin-meninggal-dunia/#sthash.PWcMuDII.dpbs
Innalillahi... Farid Prawiranegara
Putra Presiden PDRI Syafrudin Prawiranegara Meninggal Dunia
Sahabat
Voa-Islam...
Kabar
duka bagi bangsa Indonesia...
Bang
Farid Prawiranegara, anak dari Presiden PDRI Syafrudin Prawiranegara meninggal
dunia sore tadi. Bakda maghrib, seorang sahabat memberitahu bahwa Bang Farid
meninggal. Ia juga mengajak saya untuk takziyah, sayang saya nggak bisa hadir.
Karena kepala saya pusing dan sangat ngantuk, karena seharian keliling Jakarta
pakai sepeda motor. (Semoga Allah menerima ‘udzur saya’ tidak bisa takziyah ke
rumah dukanya).
Bang
Farid memang tidak setenar dengan ayahnya, Syafrudin Prawiranegara yang sangat
masyhur. Syafrudin adalah Presiden Darurat Republik Indonesia, saat Soekarno
tidak dapat menjalankan tugasnya karena ‘ditawan’ Belanda. Syafrudin terkenal
sebagai ahli ekonomi yang masyhur di Indonesia. Kisahnya yang mengharukan
pernah ditulis oleh seorang wartawan Tempo. Ketika Pak Syaf –panggilan
Syafrudin- pergi berjuang di Sumatra, istrinya sempat berjualan ‘sukun goreng’.
Pak Syaf juga terkenal kesederhanaannya tidak mau hidup bermewah-mewah
memanfaatkan fasilitas negara. Ia hidup sederhana –sebagaimana tokoh-tokoh
Masyumi lainnya- dan di akhir senjanya dengan Natsir, Roem, Rasyidi dan
lain-lain aktif di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Adapun
anaknya yang meninggal dunia tadi sore (21 Agustus 2014) terkenal juga sebagai
ahli ekonomi atau tepatnya seorang akuntan. Ia dekat dengan Aburizal Bakrie dan
menjadi mitra bisnisnya. Ia juga dikenal dekat dengan Prabowo. Ketika Prabowo
‘difitnah’ sekitar tahun 1997-1998, ia banyak mendampingi Prabowo. Ia terkenal juga
murah hati. Seorang tokoh partai di Indonesia, pernah aktif disumbangnya,
sebelum kini ia kaya raya. Bila berbicara ekonomi, ia dapat menerangkan dengan
gamblang dan mudah dicerna orang awam. Ia mungkin termasuk tokoh Indonesia yang
awal mengkritik penggunaan dolar sebagai ‘tolok ukur mata uang’ di Indonesia
dan dunia. Ia juga sering mengkritik keras ekonomi Indonesia yang sebagian
besar dikuasai asing di media massa.
Saya
sendiri pernah dibantu ‘uang transport’ saat meliput seminar tentang Presiden
Abdurrahman Wahid di Bali (sekitar tahun 2000). Orangnya enak diajak bicara dan
mempuyai analisa yang cukup tajam bila bicara tentang ‘ekonomi politik’ di
Indonesia. Ibadahnya cukup rajin. Kini Bang Farid telah meninggalkan kita. Dan
kita pun nanti suatu saat akan menyusulnya. Semoga Allah SWT menerima semua
amal ibadah Bang Farid dan ia mendapat tempat yang terpuji di Jannah-Nya.
Selamat jalan Bang Farid, semoga akan lahir ekonom-ekonom Islam yang hebat
seperti Anda, sehingga negeri ini nanti menjadi adil dan makmur.
Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu wajalil jannata maswahu.
(Nuim
Hidayat)
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/08/22/32394/innalillahi-farid-prawiranegara-putra-presiden-pdri-syafrudin-meninggal-dunia/#sthash.PWcMuDII.dpuf
Tempat Peristiwa Perjuangan Arek Surabaya, Agustus-Nopember 1945
DAFTAR
GEDUNG ATAU TEMPAT YANG BERNILAI SEJARAH KARENA TERJADI PERISTIWA
PENTING DALAM PERGOLAKAN PERJUANGAN DI SURABAYA BULAN AGUSTUS-NOVEMBER
1945.
http://jawatimuran.wordpress.com/2012/06/20/tempat-peristiwa-perjuangan-arek-surabaya-agustus-nopember-1945/
- Darmo Barrack: Kamp untuk menawan para interniran Belanda pada jaman pendudukan Jepang.
- Kohara Butai di Gunungsari: Batalyon tentara Jepang yang banyak menyimpan senjata. Senjata tersebut kemudian jatuh ke tangan bangsa Indonesia, dan dijadikan modal perjuangan.
- Lapangan Gunungsari: sebagai tempat mendarat parasutis Mastiff Carbolic yang menyamar sebagai misi RAPWI pada tanggal 18 September 1945. Oleh fihak Jepang rombongan ditempatkan di Hotel Oranje. Di antaranya terdapat seorang Indonesia, Dokter Rubiono. Pagi harinya tanggal 19 September 1945 meletuslah insiden bendera di Hotel Oranje.
- Jembatan Wonokromo dan sekitar Kebun Binatang Surabaya: salah satu tempat pertempuran seru antara tentara Sekutu melawan para pejuang Indonesia dalam pertempuran tiga hari maupun pertempuran yang meletus setelah 10 November 1945. Sepanjang jalan dipenuhi dengan barikade.
- Rumah Sakit Darmo: tempat interniran Belanda yang menjadi pusat pertahanan pasukan Mallaby. Di depan gedung itulah insiden pertama meletus antara pasukan Mallaby dengan pejuang Indonesia, 27 Oktober 1945.
- Gedung Sekolah Menengah Tinggi Jalan Darmo Boulevard 49: tempat pembentukan BKR Pelajar di bawah pimpinan Mas Isman. Pada perkembangan selanjutnya BKR Pelajar menjadi TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar).
- Gedung Sekolah St. Louis Coen Boulevard 7 (sekarang Jt. Dr. Sutomo): Markas Polisi Istimewa di bawah pimpinan M. Yasin. Pada tanggal 20 Agustus 1945 di markas Polisi Istimewa ini telah terjadi penurunan bendera Jepang Hinomaru diganti dengan Merah Putih. Aksi tersebut diteruskan dengan pengambilalihan persenjataan oleh anggota Polisi Istimewa dari tangan dan gudang Jepang di belakang markas.
- Pos polisi, perempatan Darmo Boulevard dan Coen Boulevard: tempat ini yang ditunjuk oleh Mayor Jendral E.C. Mansergh dalam pamflet ultimatumnya di mana pejuang Indonesia harus menyerahkan senjatanya.
- Gedung sebelah bioskop Dana, antara Darmo Boulevard dan Tamarindelaan (Pandegiling): tempat pembentukan/berdirinya Hokodan (Barisan Kebaktian) SE. 21/24 pada tanggal 10 April 1945. Setelah Indonesia Merdeka Hokodan pimpinan M. Afandi menjadi PAL (Penataran Angkatan Laut), kaum pekerja yang menguasai daerah Ujung.
- Gedung Jalan Kayun 34: tempat perundingan resmi pertama kali antara Pemerintah R.I. Daerah Surabaya dengan fihak Sekutu, masing-masing diwakili oleh Drg. Mustopo dan Brigadir A.W.S. Mallaby pada tanggal 25 Oktober 1945. Bertindak sebagai juru bahasa Yetty Noor (mahasiswa).
- Gedung Jalan Kayun 72-74: sekarang Kantor Pusat IKIP Negeri Surabaya. Dulu sebagai gedung Konsulat Inggris di Surabaya. Ketika Huiyer ditangkap di Kertosono, dikembalikan ke Surabaya, pada tanggal 19 Oktober 1945, ditahan di gedung ini. Kemudian bersama-sama dengan tawanan APWI lainnya pada pertengahan Oktober 1945 dimasukkan ke Penjara Kalisosok.
- Rumah Jalan Biliton 7: tempat terbentuknya Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia Surabaya pimpinan Bung Tomo.
- Gedung Don Bosco di Princesselaan (Jalan Tidar): Gudang senjata Jepang terbesar di Surabaya. Diserbu dan direbut oleh rakyat Surabaya pada akhir September 1945. Senjata itu dibagi-bagikan kepada rakyat dan sebagian oleh Bung Tomo dikirim ke Jakarta. Cara pengambilalihan senjata di Don Bosco kemudian dijadikan model dalam pengambilalihan obyek kekuasaan Jepang lainnya di seluruh Jawa Timur. Gedung Don Bosco kemudian dijadikan Markas Genie Pelajar (TGP) di bawah pimpinan Hasanuddin Pasopati.
- Gedung di Kaliasin 121-125, sekarang Kantor PDAM: tempat Markas BKR Kota Surabaya di bawah pimpinan Sungkono. Kemudian pindah ke Jimertostraat 25 (sekarang Kantor Walikotamadya Surabaya), pindah lagi ke Kaliasin (Kantor DAMRI sekarang), dan terakhir pindah ke Pregolan 2-4. Dekat dengan Markas Pasukan Berani Mati di oowah pimpinan Jarot Subiyantoro.
- Gedung di Embong Malang, dulu pemancar NIROM (radio Belanda), kemudian menjadi pemancar Radio Surabaya. Studionya pada jaman Jepang ( Hosokyoku) berada di Simpangweg (gedung RRI Surabaya Jalan Pemuda sekarang). Ketika pada 29 Oktober 1945 studio Radio Surabaya hancur terbakar dalam perang dengan tentara Mallaby, siaran Radio Surabaya dilanjutkan di Embong Malang, di situlah Gubernur Jawa Timur RMTA Suryo mengucapkan pidato keramatnya menjawab ultimatum Mayor Jendral E.C. Mansergh pada tanggal 9 November 1945 malam hari (menjelang 10 November 1945).
- Gedung Radio Surabaya Simpangweg (Jalan Pemuda sekarang): dipergunakan rapat Pemuda Pelajar yang mencetuskan tekad meraka membela tanah air pada tanggal 1 Juli 1945. Di sini Bung Tomo untuk pertama kalinya mengucapkan pidato radio. Dalam pertempuran 28-29 Oktober gedung ini diduduki pasukan Mallaby dan menjatuhkan banyak kurban di fihak rakyat Surabaya. Akhirnya gedung ini dibakar oleh rakyat Surabaya dan pasukan Inggris yang berada di situ dihabisi nyawanya tak ada yang tersisa hidup.
- CBZ (Rumah Sakit Umum Simpang), sekarang berdiri bangunan Delta Plaza: tempat penampungan/perawatan para korban yang luka-luka. Juga fihak musuh yang luka dan tertawan dirawat di sini. Banyak yang tidak tertolong jiwanya dan dimakamkan secara massal di belakang Rumah Sakit.
- Balai Pemuda. Dulu Simpangsche Societeit. Menjadi Markas Besar PRI (Pemuda Republik Indonesia) Pusat. Organisasi pemuda ini sering bertindak ekstrim, dan banyak orang Indonesia atau Belanda dituduh mata-mata diinterogasi oleh Bagian Penyelidik PRI di gedung ini.
- Hotel Oranje, Yamato Hoteru, Hotel Majapahit Jalan Tunjungan: Menjadi pusat kegiatan orang-orang Eropa dan Belanda untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di Surabaya. Oleh Sekutu direncanakan sebagai Markas Besar mereka. Ketika orang-orang bekas interniran Belanda mengibarkan bendera Belanda pada tiang gapura hotel, maka terjadi insiden perobekan bendera itu oleh orang-orang Indonesia pada tanggal 19 September 1945. Bendera Belanda itu dirobek warna birunya sehingga tinggal warna merah dan putihnya, lalu bendera merah putih tadi dikibarkan kembali di puncak tiang.
- Jalan Mawar 10-12: tempat Radio Pemberontakan Rakyat Surabaya Bung Tomo. Karena Radio Surabaya Simpang dibakar, maka untuk menyerukan penghentian tembak-menembak tanggal 29 Oktober 1945 Brigadir Mallaby dan Presiden Sukarno menggunakan Radio Pemberontakan di Jalan Mawar itu.
- Embong Sawo 34-36: Markas BKR Karesidenan Surabaya di bawah pimpinan Yonosewoyo.
- Embong Wungu 2-4: Markas Besar AL Jepang di bawah komando Laksamana Shibata. Pada tanggal 3 Oktober 1945 diserbu oleh pemuda Indonesia.
- Jalan Tunjungan 100 – Embong Malang 2: Setelah Kantor Berita Jepang Domei ditutup, wartawan nasionalis Indonesia mendirikan Kantor Berita sendiri bertempat di sudut jalan Tunjungan dan Embong Malang, dengan nama Kantor Berita Indonesia. Setelah diintegrasikan dengan Kantor Berita Nasional Antara, namanya menjadi Kantor Berita Indonesia Antara. Dari Kantor Berita tersebut selebaran Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia disebarluaskan.
- GNI (Gedung Nasional Indonesia) Jalan Bubutan: Pusat Pergerakan Nasional sejak jaman Hindia Belanda. Tempat pembenetukan KN I dan BKR dari tanggal 25 27 Agustus 1945. Tempat mempersiapkan rapat raksasa di Lapangan Tambaksari tanggal 21 September 1945.
- Penjara Koblen: Tempat tawanan Jepang di samping penjara Kalisosok dan Jaarmark. Ketika didengar berita Jepang mengadakan pembantaian terhadap rakyat Indonesia di Semarang (Batalyon Kido), rakyat Surabaya menjadi panas hatinya dan mengadakan aksi pembalasan dengan menyembelih Jepang di Penjara Koblen ini. Korban kira-kira 150 orang Jepang.
- Lapangan Pasarturi (dulu letaknya di belakang Pasarturi dekat viaduct). Pada hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia genap satu bulan, diselenggarakan rapat umum di Lapangan Pasarturi pada tanggal 17 September 1945.
- Gedung di Julianalaan 9 (sekarang Jl. Mobes M. Duryat): Markas Pasukan Berani Mati di bawah pimpinan Jarot Subiyantoro.
- Gedung di Wilhelminalaan – Princesselaan (Jalan Widodaren – Tidar): Para pemuda eks AMI (Angkatan Muda Indonesia) mengadakan pertemuan, kemudian membentuk PRI (Pemuda Republik Indonesia) mempergunakan tempat itu sebagai markas besarnya. Jalan Wilhelminalaan diubah namanya jadi Jalan Merdeka. Kemudian Markas PRI pindah ke Simpangsche Societeit. Tahun 1950 setelah Surabaya kembali menjadi daerah Republik, Wilhelminalaan diubah jadi jalan Widodaren.
- Marine (Kaigun) Gubeng, Gubeng Pojok: salah satu Markas Kaigun (AL) Jepang yang terkuat. Diserbu dan direbut oleh pemuda Indonesia pada tanggal 3 Oktober 1945 setelah melalui pertempuran sengit dan melalui perundingan-perundingan.
- Lapangan Tambaksari, sekarang Gelora 10 November: tempat diselenggarakannya rapat samudra tanggal 21 September 1945, dua hari setelah rapat serupa gagal diselenggarakan di Jakarta akibat tekanan Inggris terhadap Jepang yang melarang rapat-rapat oleh bangsa Indonesia. Rapat raksasa di Tambaksari menyadarkan pemuda Indonesia akan arti kemerdekaan, persatuan dan juga perlunya memiliki senjata untuk mempertahankan kemerdekaan negara. Pekik Merdeka menggelegar di tengah berkibarnya Merah Putih di seluruh lapangan. Mulai dari rapat ini maka perebutan senjata dari tangan Jepang dilaksanakan.
- Rumah Sakit Karangmenjangan, sekarang R.S. Dr. Sutomo: rumah sakit tentara Jepang. Bersama-sama antara BKR, Polisi Istimewa dan Pemimpin RS Simpang berhasil mengambilalih rumah sakit itu pada akhir September 1945 beriringan dengan pengambilalihan Don Bosco.
- HBS, sekarang gedung SMA Jalan Wijayakusuma 48: Salah satu Markas BKR Surabaya di bawah pimpinan Suharyo. Kemudian diduduki oleh pasukan Mallaby.
- THR (Taman Hiburan Rakyat) Jalan Kusumabangsa, dulu Jaarmark Canalaan. Tempat interniran Belanda, kemudian tempat penawanan orang Jepang.
- Hotel Ngemplak, sudut Ambenganweg – Ngemplakweg: ditempati sebagai Markas BKR Laut, tempat pendaftaran masuk BKR Laut. Setelah pertempuran 10 November 1945 meletus dan tidak mungkin lagi dipertahankan markas kemudian dipindahkan ke Wonocolo dekat pemerahan susu.
- Thesinkstraat 30, sekarang Jalan Kecilung: Karena markas BKR Laut di Hotel Ngemplak (di sebelah utaranya) telah terlalu penuh, sebagian anggota BKR Laut yang ditarik dari Ujung dilimpahkan ke rumah-rumah sekitar Hotel Ngemplak, yaitu di Thesinkstraat. Sebagian pula dipindahkan ke Jalan Sulawesi 17 (Celebesstraat) dan Sidotopo.
- Gedung Gubernuran Jalan Pahlawan (Aloon-aloonstraat): sebagai pusat kegiatan pemerintahan sejak jaman Hindia Belanda, Jepang dan setelah Proklamasi. Tempat perundingan antara Presiden Sukarno dengan pasukan Sekutu untuk menghentikan pertempuran 3 hari yang nyaris membinasakan pasukan Inggris pimpinan Brigadir A.W.S. Mallaby.
- Bioskop King dan sekitar Alun-alun Contong: Markas PRI Tengah di bawah pimpinan Slamet Utomo.
- Jalan Tembok Dukuh 34 A: tempat Bung Tomo memberikan komando terakhir sebelum/menjelang pecahnya pertempuran 10 November 1945.
- Gedung Kenpeitai, Aloon-aloonstraat dan Viaduct. Pada jaman Belanda dipergunakan sebagai gedung pengadilan (Raad van Justitie). Sebagai simbul kekuasaan Jepang di Surabaya. Setelah melalui pertempuran sengit yang makan banyak korban di kedua belah fihak pada tanggal 2 Oktober 1945, maka pasukan Jepang menyerah kepada pejuang Indonesia. Sampai jebolnya pertahanan Indonesia di Viaduct pada tanggal 15 November 1945 gedung itu dipergunakan sebagai Markas BKR Karesidenan (kemudian dipindah ke Embong Sawo) dan PTKR (Polisi Tentara Keamanan Rakyat) di bawah pimpinan Hasanuddin Pasopati dan N. Suharyo. Dalam pertempuran merebut gedung Kenpeitai jatuh korban antara lain Abdul Wahab, Ketua BKR Karesidenan, tertembak kakinya. Dalam pertempuran 10 November 1945 gedung tersebut menjadi sasaran pertama pemboman pasukan Inggris dari laut dan udara. Sekarang tegak Tugu Pahlawan.
- Gedung Lindeteves, Jalan Pahlawan 120 (dulu Aloon-aloonstraat 32): tempat mereparasi berbagai senjata dan kendaraan perang antara lain tank. Terkenal dengan nama gedung Glinding Tipis. Pada akhir September 1945 gedung yang terkenal dengan nama Kitahama Butai direbut oleh pemuda Indonesia dengan perolehan banyak senjata dan kendaraan perang.
- Hoofd Bureau van Politie di Paradestraat, sekarang Taman Sikatan. Sebagai Markas Polisi Istimewa Kota Surabaya di bawah pimpinan Sucipto Danukusumo. Diketemukan pula nama Huiyer dalam daftar di Hoofd Bureau sehingga identitas Huiyer yang sejak akhir September telah berada di Surabaya dapat segera diketahui dan diawasi.
- Gedung HVA (Handels Vereeniging Amsterdam) Gomidiestraat, sekarang Gedung PTP XXII. Markas Besar Angkatan Darat Jepang di bawah Komando Jendral Iwabe. Berkat diplomasi Drg. Mustopo gedung HVA (markas dan senjatanya) berhasil diambil alih oleh bangsa Indonesia. Kemudian dijadikan Markas BKR Jawa Timur di bawah pimpinan Drg. Mustopo yang merangkap sebagai “Menteri Pertahanan, ad interim” RI sampai tanggal 30 Oktober 1945.
- Gedung Internatio, Willemplein (Taman Jayengrono), Herenstraat (Jalan Rajawali), Jembatan Merah dan sekitarnya. Sebagai gedung yang kokoh dan strategis digunakan oleh pasukan Mallaby yang mendarat di Surabaya tanggal 24 Oktober 1945. Dalam pertempuran tanggal 28-30 Oktober 1945 gedung Internatio dan lapangan Jembatan Merah termasuk daerah pertempuran yang paling seru. Meskipun telah diserukan gencatan senjata tembak-menembak belum berhenti juga. Ketika rombongan Kontak Biro antara lain Muhammad, Kundan, Ruslan Abdulgani, Dul Arnowo, Mallaby dan lain sebagainya berusaha menghentikan pertempuran di sekitar gedung tersebut, Mallaby tewas dan mobilnya terbakar di dekat Jembatan Merah.
- Penjara Kalisosok, Werfstraat. Tempat menawan tentara Jepang yang telah dilucuti. Huiyer, de Back dari Tim RAPWI juga ditawan di situ. Pada tanggal 27 Oktober 1945, pasukan khusus Inggris membebaskan Huiyer dengan menjebol dinding tembok bagian belakang gedung penjara.
- Jalan Jakarta 5 (Bataviaweg). Markas komando Mayor Jendral E.G. Mansergh. Gubernur Suryo menjelang tanggal 10 November 1945 dipanggil ke tempat ini. Katanya diajak berunding, tetapi justru diintimidasi bahwa fihak RI telah menduduki dan mengepung lapangan terbang Morokrembangan.
- Gitadelweg, Gedung Sekolah Al-Irsyat dan sekitarnya. Salah satu medan pertempuran sengit antara tentara Inggris dan pasukan PRI Utara di bawah pimpinan J. Rambe.
- Westerbuitenweg (Jalan Indrapura) di sekitar Masjid Kemayoran: tempat yang ditunjuk dalam pamflet ultimatum E.G. Mansergh bagi para pejuang Indonesia untuk menyerahkan senjatanya kepada Inggris.
- Pangkalan Ujung: pangkalan AL Jepang yang terbesar. Berhasil direbut oleh pemuda Indonesia pada tanggal 6 Oktober 1945. Dengan jatuhnya Ujung ke tangan Republik Indonesia berarti seluruh Surabaya telah berada dalam kekuasaan Republik Indonesia.
- Morokrembangan: sebagai pangkalan udara Belanda dan Jepang. Pada tanggal 29 Oktober 1945 pesawat yang ditumpangi Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta mendarat di tempat ini dalam hamburan hujan peluru. Di tempat inilah kabarnya mula-mula jenazah Brigadir Mallaby dimakamkan.
- Pulau Nyamukan: Lebih kurang 400 orang tentara Jepang bersenjata lengkap dengan perahu-perahunya di pulau ini pada tanggal 14 Oktober 1945 berhasil ditawan oleh BKR Laut dari Ujung. Mereka dibawa ke Ujung dan ditawan.
PEMBUKAAN UNDANG - UNDANG DASAR 1945
PEMBUKAAN UNDANG – UNDANG DASAR 1945Aturan yang baik dan benar, mendukung kehidupan yang baik dan benarBahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia, telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang – undang dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan, perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.(Ini adalah kutipan dari Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945.)Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, adalah ibarat jiwanya pasal – pasal Undang – Undang Dasar 1945, atau dengan kata lain, pasal – pasal dari Undang – Undang Dasar 1945, adalah petunjuk untuk merealisasikan atau mewujudkan maksud yang terkandung didalam Permbukaan Undang – Undang Dasar 1945.Sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Undang – Undang Dasar 1945, maka pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, harus dibuat penjelasan yang benar dan pasti dengan tatabahasa yang baik dan mudah dimengerti atas makna yang terkandung didalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, untuk difahami oleh seluruh rakyat Indonesia.Rakyat Indonesia sebagai pemegang kedaulatan atas Negara Kesatuan Republik Indonesia, harus memahami dengan baik dan benar Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, sehingga bisa ikut berperan secara aktif dalam kehidupan bangsa dan negara.Oleh sebab itu dibawah ini, saya akan mencoba menyampaikan pemikiran saya, tentang maksud dan tujuan yang terkandung didalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, dengan harapan pemikiran ini akan menimbulkan pemikiran – pemikiran lain untuk bisa membantu seluruh rakyat Indonesia, dalam memahami Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945.Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, adalah gambaran tentang bangsa Indonesia, yang mengandung maksud atau tujuan yang ingin dicapai, serta dasar falsafah kehidupan bangsa dan negara.Seluruh rakyat Indonesia dari generasai ke generasi, harus mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, karena masa depan bangsa dan negara, tergantung dari kemampuan menyelenggarakan kehidupan bangsa dan negara, yang sesuai dengan apa yang dikehendaki dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945.Didalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, diungkapkan keinginan bangsa Indonesia untuk bebas dari segala bentuk penjajahan, dan cita – cita yang ingin dicapai sebagai bangsa yang merdeka.Bangsa Indonesia, adalah bangsa yang cinta perdamaian, anti segala bentuk penjajahan. karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.Penjajahan yang dimaksud adalah segala bentuk penjajahan, yaitu penjajahan negara atas negara, penjajahan bangsa atas bangsa, penjajahan manusia atas manusia, penjajahan budaya, ekonomi dan politik, baik langsung maupun tidak langsung.Dengan kemerdekaan, bangsa Indonesia akan menentukan jalan hidupnya atau menentukan masa depannya.Setelah melalui penderitaan dan perjuangan, yang sangat panjang, dengan segala pengorbanan dan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka pada tanggal, 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya.Kemerdekaan ini diyakini sebagai rakhmat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena pada hari – hari menjelang kemerdekaan, terjadi peristiwa – peristiwa yang tidak terduga, yang saling terkait satu sama lain, yang mematangkan situasi dan kondisi bagi kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu :1. Bulan Maret 1945, Jepang menyetujui untuk membentuk Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan didukung sepenuhnya oleh Laksamana Maeda yang bertempat tinggal dirumah yang sekarang dikenal dengan alamat jalan Imam Bonjol no 1 – Jakarta.Sidang BPUPKI, tanggal, 29 Mei sampai dengan tanggal, 1 Juni 1945, menghasilkan Dasar Negara, yang sekarang kita kenal sebagai Panca – Sila.2. Tanggal, 6 dan 9 Agustrus 1945, kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom Atom.3. Tanggal, 7 Agustus BPUPKI, kemudian dirubah menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).4. Tanggal, 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Radjiman Wedyodiningrat, berangkat ke Vietnam menemui Marsekal Terauchi, yang menjanjikan akan melaksanakan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, pada tanggal, 24 Agustus 19455. Tanggal, 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Amerika (sekutu).Kejadian – kejadian penting yang terjadi beruntun dalam waktu yang sangat singkat, dimana Jepang sudah menyerah kepada Amerika (sekutu), maka kemerdekaan bangsa Indonesia, tidak perlu lagi menunggu keputusan Jepang.Kondisi dan situasi ini, mendorong Sutan Syahrir, Chaerul Saleh dan kawan – kawan,untuk mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, sebagai ketua PPKI, agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Akhirnya kemerdekaan bangsa Indonesia, diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, dirumah kediaman Soekarno, jalan Pegangsaan Timur no 56, murni sebagai hasil perjuangan bangsa Indonesia yang dirakhmati Allah Tuhan Yang Maha Esa, bukan sebagai hadiah dari Jepang.Apabila Jepang tidak menyerah kepada Amerika (sekutu) dan kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan pada tanggal, 24 Agustus 1945 sesuai pembicaraan antara Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta dengan Marsekal Terauchi, maka isi teks proklamasi dan bentuk negara Indonesia, akan sangat jauh berbeda.Bisa jadi, negara Indonesia merupakan bagian dari negara Jepang.Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia, yang didukung oleh peristiwa – peristiwa yang diluar kemampuan bangsa Indonesia untuk mengaturnya.Itulah sebabnya para pemimpin bangsa meyakini seyakin – yakinnya, bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia, adalah karena Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, memberkati perjuangan bangsa Indonesia, untuk membebaskan diri dari penjajahan.Keyakinan ini sejalan dengan dasar negara yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu : Ketuhanan Yang Maha Esa.Setelah bangsa Indonesia merdeka, maka dibentuklah suatu Pemerintahan negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa Indonesia, tanah tumpah darah Indonesia, dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.Negara Indonesia, berbentuk Republik yang menyatukan seluruh bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan, perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Dari alur pemikiran diatas, dapat disimpulkan bahwa :1. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang didirikan oleh rakyat, guna mencapai tujuan kemerdekaannya.2. Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah negara yang berkedaulatan rakyat, artinya kekuasaan tertinggi atas negara berada ditangan rakyat.3. Undang – Undang Dasar 1945 adalah aturan, petunjuk bagi penyelenggaraan negara untuk mencapai tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia.4. Negara memiliki lima dasar kehidupan bangsa dan negara, yang dikenal sebagai Panca Sila, yang harus dipahami dengan baik dan benar oleh penyelenggara negara beserta seluruh rakyat Indonesia.5. Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah negara demokrasi, yang berdasarkan Panca Sila.Dengan demikian maka penyelenggara negara berkewajiban, atau harus :1. Melindungi segenap bangsa Indonesia, termasuk semua yang dimilikinya dan haknya sebagai manusia.2. Melindungi dan menjaga seluruh wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.3. Memanfaatkan seluruh sumber daya alam yang terkandung didalamnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.4. Mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga bisa menjadi generasi penerus, yang akan membawa bangsa Indonesia, menjadi bangsa dan negara yang besar, berdasarkan tuntunan dan ajaran Tuhan Yang Maha Esa.5. Menyelenggarakan kehidupan bangsa dan negara untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, penyelenggara negara harus menyediakan sarana pendidikan yang baik dan cukup bagi rakyat, agar seluruh rakyat Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki ketrampilan, yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, lingkungannya, bangsa dan negaranya, dengan semangat nasionalis dan patriotis, berdasarkan tuntunan atau ajaran Tuhan Yang Maha Esa.Sumber daya manusia tanpa didasari dengan semangat nasionalisme dan patriotism, tidak ada manfaatnya bagi bangsa dan negara, malahan akan merugikan bangsa dan negara.Bangsa yang cerdas, adalah bangsa yang mampu, meningkatkan kesejahteraan umum, sehingga menjadi bangsa yang besar, yang disegani kawan dan ditakuti lawan.Kesejahteraan umum, hanya bisa dicapai dengan kecerdasan yang ditunjang oleh rasa nasionalisme dan patriotisme.Nasionalisme dan patriotisme, menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA.Agar supaya jelas apa yang dimaksud dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, ada baiknya terlebih dahulu ditelaah tentang makna dari kata – kata tersebut.Kehidupan adalah semua gerak, usaha, perbuatan, tingkah laku perkataan, atau segala sesuatu yang dilakukan untuk mencapai tujuan.Yang memberi kehidupan dengan segala kemampuan serta faktor pendukung untuk hidup, adalah Yang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa.Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, oleh sebab itu kehidupannya, harus mengikuti ketentuan dan ajaran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.Hidup yang baik adalah yang memiliki tujuan dan cara hidup yang berdasarkan tuntunan atau ajaran Tuhan Yang Maha Esa.Mecerdaskan artinya, meningkatkan kemampuan yang ditunjang dengan ilmu pengetahuan .Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari pengalaman, dan belajar dari semua yang ada dialam semesta ini, atau belajar melalui pendidikan lembaga – lembaga pendidikan.Oleh karenanya, disamping menyediakan lembaga – lembaga pendidikan, negara juga harus bisa menjaga lingkungan, alam sekitarnya, agar bisa mendukung keberhasilan proses pendidikan bangsa.Sebagai ilustrasi, lingkungan yang korup, mendidik manusia jadi koruptor.Mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah mendidik rakyat agar memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, lingkungannya, bangsa dan negaranya, dengan semangat nasionalisme dan patriotisme, berdasarkan tuntunan atau ajaran Tuhan Yang Maha Esa.Menumbuhkan dan memelihara semangat nasionalisme dan patriotisme, adalah sepenuhnya tugas dan tanggung jawab penyelenggara negara, dengan menciptakan iklim atau suasana yang dapat menghidupkan rasa nasionalis dan patriotis dalam dada rakyat Indonesia.Nasionalisme dan patriotisme, adalah ibarat sebuah mesin, yang harus selalu dipelihara, dan bahan bakar harus selalu ditambah, agar bisa berfungsi terus dengan baik.Mungkin kita harus belajar banyak dari Amerika Serikat, yang berasal dari bangsa – bangsa Eropa.Tetapi karena mereka memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, dan kebanggaan terhadap negaranya, mereka tidak lagi memiliki ikatan dengan negeri asalnya, akan tetapi sudah menjadi atau menjadi bangsa AmerikaKeberhasilan memelihara rasa nasionalisme dan patriotisme bangsa yang tinggi, menjadikan negara Amerika Serikat (USA), bisa menjadi negara besar, negara adi kuasa.Sekarang bangsa Indonesia sudah kehilangan semangat nasionalisme dan patriotismenya, dimana – mana terjadi tawuran atau bentrokan, antar sekolah, antar kampung, antar warga, antar etnis dan lain sebagainya.Bangsa / rakyat Indonesia tenang – tenang saja, dan menerima pulau Ligitan berpindah ketangan Malaysia.Bangsa / rakyat Indonesia juga tenang – tenang saja mengetahui betapa beberapa produk budaya kita diakui sebagai milik Malaysia.Bangsa / rakyat Indonesia, juga tenang – tenang saja, mengetahui banyak saudara kita yang bekerja diluar negeri mengalami penganiayaan, bahkan ada yang meninggal atau dijatuhi hukuman mati.Bangsa / rakyat Indonesia tenang – tenang saja melihat harta kekayaan negara dirampok, dijarah oleh bangsa sendiri dan bangsa asing.Apabila negara mampu dan berhasil mencerdaskan kehidupan bangsa, makaakan lahir pemimpin – pemimpin bangsa yang berkwalitas, yang akan membawa bangsa Indonesia, menjadi bangsa yang besar, disegani kawan dan ditakuti lawan.Semasa penjajahan, beberapa putra – putra bangsa mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan tinggi, bahkan ada yang berkesempatan bersekolah diluar negeri.Alam penjajahan, menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme yang hidup membara didalam dada rakyat Indonesia.Bangsa Indonesia tumbuh menjadi pejuang dengan pemimpin – pemimpin bangsa yang berhasil membawa bangsa Indonesia kepada kekemerdekaannya, serta mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Tidak peduli disiplin ilmu yang dikuasai / dipelajari, semuanya bersatu dalam perjuangan untuk merdeka dari penjajahan.Bangsa Indonesia pernah memiliki pemimpin besar yang mendapat pendidikan tinggi, antara lain Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Dr. Cipto Mangunkosumo, Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr Soepomo dan lain – lain.Akan tetapi ada juga pejuang atau pemimpin yang tumbuh tanpa melalui pendidikan tinggi, misalnya, Teuku Cik Ditiro, Teuku Umar Djohan Pahlawan, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung, Ngurah Rai, R.W. Mongonsidi, Pattimura serta seluruh rakyat Indonesia yang ikut dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaannya.Disini terbukti bahwa nasionalisme dan patriotisme adalah perekat persatuan bangsa, yang menjadi modal atau dasar utama bagi pembangunan bangsa dan negara.Setelah Indonesia merdeka, perjuangan mempertahankan kemerdekaan selesai, nasionalisme dan patriotism masih hidup karena Bung Karno mempunyai kemampuan untuk memelihara dan menghidupkan nasinalisme dan patriotisme didada rakyat Indonesia.Karena rasa nasionalisme dan patriotisme, tidak digunakan untuk mencapai tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia, maka Presiden Soekarno harus turun dari jabatannya sebagai Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dijaman sekarang, lembaga pendidikan bertaburan dimana – mana, tetapi mengapa tidak muncul pemimpin – pemimpin bangsa yang berkwalitas ?Jawabannya adalah, karena penyelenggara negara, tidak menyelenggarakan pendidikan yang mencerdaskan bangsa untuk mencetak generasi penerus yang akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar, bangsa yang berkeadilan sosial.Presiden Soekarno, sangat ahli menumbuhkan atau memompakan semangat nasionalis dan patriotis kedalam dada rakyat Indonesia.Apabila beliau berpidato, maka hampir seluruh rakyat Indonesia, berkumpul didepan radio, mendengarkan pidato beliau dari awal sampai akhir.Ibaratnya kalau sekarang seperti orang – orang menonton pertandingan sepak bola untuk memperebutkan gelar juara dunia.Dijaman Presiden Suharto, semangat nasionalis dan patriotis, mulai menurun, berangsur tergesar oleh semangat mencari kekayaan, menumpuk kekayaan, memupuk kekuasaan.Sekarang rasa nasionalis dan patriotis bangsa, sudah habis sama sekali, yang tinggal adalah semangat memupuk kekuasaan, untuk menumpuk kekayaan.Salah satu kesalahan terbesar penyelenggara negara selama ini adalah tidak menghargai dengan sepantas dan sepatutnya, putra - putra bangsa yang berprestasi.Akibatnya banyak putra – putra bangsa yang berprestasi, hijrah dan dimanfaatkan oleh negara atau bangsa lain.Penghargaan terhadap prestasi anak bangsa, adalah bagian dari usaha memelihara rasa nasionalisme dan patriotisme.Pemikiran tentang PANCA SILA, walaupun merupakan bagian dari Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, karena agak sedikit panjang, disajikan pada halaman lain.Demikianlah sekilas pemikiran atas Pembukaan Undang – Undang dasar 1945, yang merupakan tugas dan tanggung jawab penyelenggara negara untuk mewujudkannya.Karena ini adalah sebuah alur pemikiran, tentunya memiliki kekurangan dan kekeliruan.Pada kesempatan ini, diharapkan akan ada alur – alur pemikiran lain, yang kiranya dapat disatukan bagi kemajuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ghadaffi, Antara Cinta dan Cerca
http://cahyono-adi.blogspot.com/2014/02/ghadaffi-antara-cinta-dan-cerca.html#more
Ghadaffi telah berpulang. Pemerintahannya pun tumbang dan tinggallah kini Libya yang carut marut penuh luka. Kondisi perekonomian, keamanan, dan politik di Libya telah hancur lebur. Khilafah yang di idam– idamkan akan segera tegak dan memberi rahmat pada semesta alam setelah tumbangnya Ghadaffi hanya tinggal angan– angan. Satu persatu penyesalan pun datang, terutama bagi mereka yang pernah ikut mendukung penggulingan Ghadaffi.
Meskipun begitu, sosok Ghadaffi belum lepas dari pemberitaan media. Sosoknya yang nyentrik, disebut sebut diktator dan bertindak kejam kepada lawan politiknya. Dikecam juga karena menjadi penguasa Libya selama 42 tahun tanpa adanya ‘penyegaran’. Terlepas dari semua itu, ada fakta yang tidak terbantah selama Ghadaffi menjadi pemimpin Libya yaitu mampu membawa Libya menjadi negara yang maju dan rakyatnya sejahtera. Hanya saja, sebagian rakyat Libya pernah silau dengan yang namanya demokrasi ala Barat yang kebetulan tidak ada di Libya, dan kini, demokrasi yang mereka perjuangkan tersebut tidaklah memberi manfaat apapun.
Dan kini, nama Ghadaffi mulai santer lagi terdengar. Bukan lantaran penentangannya kepada Barat, bukan pula karena sumbangsihnya untuk Libya, namun karena ada sisi gelap Ghadaffi yang diekspos ke media. Dikabarkan, Ghadaffi semasa menjabat adalah seorang yang maniak seks dan seringkali memperkosa gadis muda yang dia suka. Setiap kali tertarik kepada seorang gadis, Ghadaffi hanya tinggal tunjuk dan kemudian pengawalnya yang akan menyelesaikan urusannya. Gadis yang ditunjuk akan dipaksa untuk melayani hasrat Ghadaffi setelah terlebih dahulu diperiksa dokter yang memang ditugaskan khusus untuk itu. Seorang gadis yang konon pernah diperkosa selama tujuh tahun lamanya angkat bicara mengenai tabiat Ghadaffi yang sangat buruk. Gadis itu, menurut pengakuannya berhasil lolos dari penjara bawah tanah Ghadaffi dan berkicau ke media. Selain memperkosa, Ghadaffi juga dituduh menyiapkan dokter yang akan mengaborsi gadis- gadis korbannya tersebut jika sampai hamil.
Ghadaffi sudah meninggal dunia, rasanya sulit untuk mengklarifikasi tuduhan tersebut apakah benar atau tidak. Bagaimanapun, melihat dari tanggapan yang muncul dari masyarakat tentang ‘kebiadaban’ Ghadaffi, maka akan tampak sah- sah saja jika kemudian dia digulingkan. Sah saja jika Ghadaffi kemudian diseret oleh tentara NATO di akhir hayatnya. Hukuman yang setimpal untuk seorang penjahat. Bahkan jika lebih dari itu pun akan sah-sah saja untuk seorang manusia sekejam itu jika hal itu benar. Namun, apakah hanya itu saja yang kita ketahui dari Ghadaffi?
Ghadaffi berhasil membawa Libya dalam kemakmuran dengan pengolahan gas yang merupakan kekayaan alam yang terbesar di Libya. Pekerjaan dengan gaji tinggi dan juga biaya hidup yang rendah tersedia bukan hanya bagi rakyat Libya, tapi juga pekerja asing dari Mesir, Tunisia, Bangladeh, Thailand, Filipina, bahkan Perancis, Jerman, dan AS. Libya termasuk satu negara termakmur di dunia mengalahkan Singapura, Selandia Baru, Spanyol, dimana listrik, sekolah dan biaya kesehatan semuanya gratis.
Untuk menjamin keberlangsungan pertanian bagi rakyatnya, Ghadaffi menghabiskan lebih dari USD 10 milyar untuk membangun sungai buatan manusia terbesar dan sepanjang 2800km agar rakyatnya bisa bertani. Ghadaffi berhasil menjadikan padang tandus Libya menjadi lahan hijau yang menghasilkan buah dan sayur – sayuran
Ada kesaksian dari Ustad Arifin Ilham, kesan beliau terhadap Ghadaffi yang dituliskan di status facebooknya.
“Alhamdulillah, sudah tiga kali ke Libya, dan dua kali shalat berjamaah di lapangan Moratania dan Lapangan Tripoli. Shalat berjamaah yang dihadiri 873 ulama seluruh dunia dan rakyat Libya, dengan Imam langsung Muammar Ghadaffi, bacaan panjang hampir 100 ayat Al Baqarah, sebagian besar jamaah menangis, sebelumnya diawali dengan syahadat 456 muallaf dari suku2 Afrika, dakwah beliau selalu mengingatkan tentang ancaman zionis dan blok Barat, pemimpin Arab boneka AS, dan selamatkan Palestina…”
Terlepas dari kemungkinan benar atau salah, yang pasti, kabar miring tentang almarhum berhembus kencang semenjak adanya perlawanan dari Green Resistence (kelompok yang pro Ghadaffi) atas pemerintahan boneka di Libya. Di Libya sebelah selatan pemberontakan itu meletus, dan menurut kabar terakhir kota Sabha telah dikuasai penuh oleh Green Resistence.
Libya mengalami kekacauan luar biasa. Masing masing kelompok saling berperang satu sama lain. Mereka berebut untuk menguasai daerah daerah kecil dan persimpangan jalan untuk menguasai sumur minyak. Green Resistance menargetkan beberapa titik penting untuk membebaskan tahanan, membasmi bandit – bandit pembunuh musuh rakyat, membasmi preman, pencuri, pemerkosa yang telah melakukan kejahatan serius terhadap rakyat Libya.
Banyak tentara bayaran NATO yang setelah berhasil menumbangkan Ghadaffi, lalu melanjutkan petualangan mereka di Suriah, dan akhirnya ditumpas oleh Tentara Arab Suriah. Tapi sayangnya, masih banyak tetap tinggal untuk menindas rakyat Libya. Mereka didukung dengan senjata dan logistik oleh NATO dan Qatar.
Akhirnya pada tanggal 28 Januari 2014, rakyat Sabha dan suku-suku bagian selatan Libya mengumumkan telah bangkitnya Perlawanan Rakyat Libya. Perlawanan rakyat ini terdiri dari suku-suku Libya dan patriot-patriot, yang bertujuan untuk mengambil kembali negara (selain dari tangan Pemerintahan Boneka NATO) juga dari tangan kelompok radikal (dukungan dan tentara bayaran NATO), yang kebanyakan bukan berasal dari Libya.
Kelompok radikal ini meliputi: Al-Qaeda, Ikhwanul Muslimin, Ansar Al-Syariah, LIFG dan banyak lainnya.
Rakyat Sabha, Tuareg dan semua suku selatan menyerukan kepada saudaranya untuk bergabung dalam pertempuran guna membersihkan negara dari kejahatan mereka. Perlawanan Rakyat Libya saat ini telah mengembalikan kontrol dan kedaulatan atas semua wilayah Selatan Libya.
Perkembangan terbaru Libya, di Sirte misalnya. Sebuah pesawat milik perusahaan minyak ditembak jatuh, bendera hijau dinaikkan di pengadilan tinggi Sirte dan sebuah pangkalan militer telah dibebaskan dari cengkraman NATO. Di beberapa wilayah Libya bentrokan sengit terus terjadi.
Namun, hiruk pikuk Konferensi Genewa II dan pertikaian antara kelompok jhadis di Suriah telah meredam adanya kebangkitan Green Resistance di Libya, (atau memang sengaja diredam?). Tidak banyak terdengar , padahal saat ini Libya tengah bergolak hebat. Kenapa media Barat bungkam dan sebaliknya malah mengekspos kepribadian Ghadaffi?
Keterangan: Tulisan asli ada di situs liputanislam.com tgl 31 Januari 2013.1 komentar:
-
konflik bersenjata di Libya "hanya" berlangsung 9 bulan dikarenakan dua
faktor penting: dikuasainya kota benghazi sebagai pangkalan militer dan
"menyerahnya" presiden rusia, dmitry medvedev karena tekanan barat
dengan menetapkan zona larangan terbang di atas langit libya. hasilnya,
pemimpin revolusioner libya, muammar qaddafi, tumbang.
kini lihat situasi di suriah, di mana belum ada tanda-tanda penyelesaian. korban jiwa telah menembus angka 100 ribu. setelah adanya kasus senjata kimia, kini sebuah rumah sakit di kota aleppo sengaja dihancurkan pemberontak. tekanan barat atas syria sudah mulai mengendur, namun turki dan saudi masih meningkatkan tekanan atas rezim assad. kubu pemberontak kini terpecah dua, yang pertama adalah prajurit fsa yang beraliran nasionalis didukung oleh ikhwan al muslimin, dan yang kedua adalah gembong-gembong militan dari luar syria, yang berafiliasi dengan al qaeda dan hizbut tahrir. mungkinkah presiden rusia, vladimir putin, menyerah atas segala tekanan asing dan membiarkan rezim bashar al assad jatuh?
prediksi saya: sebagai bangsa yang besar, tentu rusia kali ini tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
visit juga ya: catatan-si-boss.blogspot.com
-
konflik bersenjata di Libya "hanya" berlangsung 9 bulan dikarenakan dua
faktor penting: dikuasainya kota benghazi sebagai pangkalan militer dan
"menyerahnya" presiden rusia, dmitry medvedev karena tekanan barat
dengan menetapkan zona larangan terbang di atas langit libya. hasilnya,
pemimpin revolusioner libya, muammar qaddafi, tumbang.
Kebohongan Tragedi Pembunuhan 6 Juta Orang Yahudi di Jerman (Holocaust)
31 Desember 2011 oleh ariaj96http://percayalah7.wordpress.com/2011/12/31/kebohongan-tragedi-pembunuhan-6-juta-orang-yahudi-di-jerman-holocaust/
Kenangan akan sebuah lokasi di Polandia, bernama kamp Auschwitz, masih menyisakan trauma mendalam bagi bangsa Yahudi. Orang-orang Yahudi yang ditakuti Hitler dianggapnya akan memicu Revolusi Bolshevik sebagaimana yang terjadi di Rusia sehingga menghancurkan negeri para Tsar (gelar raja-raja Rusia dahulu) itu. Karenanya, Yahudi dijadikan Hitler sebagai musuh yang harus segera dibinasakan sebelum mereka sempat memupuk kekuatan. Ada juga teori yang mengatakan bahwa Hitler sangat khawatir dan kesal dengan propaganda The Protocol of Zion milik bangsa Yahudi yang bercita-cita menjadi pemimpin dunia.
Lambang Zionis YahudiKemudian, kebencian terhadap bangsa Yahudi yang melanda rakyat Jerman dipicu oleh sikap masyarakat Jerman keturunan Yahudi yang menentang keinginan Jerman untuk berperang. Ras Arya, yang merupakan mayoritas di Jerman, menganggap orang-orang Yahudi sebagai ‘parasit’, yakni, “Mau mendapatkan kemakmuran dari negara Jerman, tapi menolak membela negara untuk berperang.” Bahkan, Hitler menyebut orang-orang Yahudi Jerman sebagai sekumpulan imigran yang merugikan Jerman.Akhirnya, rakyat Jerman yang banyak menjadi buruh para juragan Yahudi, mendukung penuh sikap Hitler. Mereka menyebut diri mereka sebagai korban-korban penindasan ekonomi oleh orang-orang Yahudi di negara sendiri.
B. Desain Kematian Untuk Yahudi
Hitler yang dibantu bala terntaranya, mulai mengatur rencana dengan menggiring para tawanan Yahudi yang terdiri atas laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Di kamp-kamp konsentrasi milik Jerman, mereka dipaksa bekerja dan jarang diberi makanan serta obat-obatan. Sejarah pun mencatat ada sekitar 12.000 orang Yahudi setiap harinya dibakar dan dipaksa untuk menghirup gas sianida di ruangan-ruangan pengap hingga tewas. Era kelam ini disebut holocaust yang dalam istilah Yahudi berarti terbakar atau bencana.
Tekanan kepada orang-orang Yahudi bermula dari gerakan antisemit (antizionis) yang disuarakan pemerintah. Tentara dan masyarakat bahu-membahu memberantas bisnis-bisnis para imigran Yahudi pada 1933 hingga 1935. Puncaknya, pada September 1935 dilakukan sebuah gerakan yang disebut sebagai The Final Solution (solusi akhir) yang dicanangkan melalui sebuah konferensi di Nurenberg.
Orang-orang Hitler segera mendata asal usul kelahiran dan juga data-data mengenai perkawinan dan kematian penduduk Jerman keturunan Yahudi. Sinagog-sinagog (tempat ibadah orang Yahudi) diperiksa untuk mencari data-data. Razia pun dilakukan di perkampungan-perkampungan yang menjadi komunitas imigran Yahudi. Tidak ada perlakuan berbeda terhadap laki-laki, perempuan, maupun anak-anak. Mereka semua digiring masuk ke truk-truk serdadu dan dikirim ke lokasi penahanan di wilayah Auschwitz, Polandia. Dari sinilah awal ketakutan bermula.
Adolf Hitler dan Nazi
Mereka (para tawanan Yahudi) digiring dalam keadaan kurus kering, lapar, dan telanjang ke dalam kamar-kamar pengap yang sudah dipasang pipa-pipa. Mereka tak mengerti untuk apa pipa-pipa di atas kepada mereka. Setelah ditinggalkan di kamar tersebut, pipa-pipa itu mengeluarkan gas sianida. Saat mereka menghidup, racun sianida itu pun masuk dalam paru-paru dan meracuni sel-sel darah mereka.
Ada juga versi lain yang mengatakan bahwa tentara Jerman juga menyuntikkan zat kimia zyklon-B dengan dosis melebihi ambang batas sehingga sedikit demi sedikit mereka menjadi kurus kering dan membuncit (seperti malnutrisi). Zat tersebut mengambil asupan gizi dengan mempercepat reproduksi epidemi dan bakteri sehingga orang Yahudi mengidap malnutrisi.
Lalu, mereka yang sudah tak berdaya, diseret ke kamar gas dan sebagian lagi dibakar. Peristiwa ini dipropagandakan sebagai holocaust, sebuah tragedi genosida massal yang memakan enam juta orang korban dari bangsa Yahudi.
C. Ketika Gerakan Antisemit Mempertanyakan Kebenaran
Israel mengklaim bahwa lebih dari enam juta orang Yahudi tewas pada masa kekejaman Hitler dan pasukan Nazinya menguasai Eropa. Orang-orang Yahudi ditangkap dan dipenjarakan dalam kamp-kamp konsentrasi Jerman. Mereka dibiarkan kelaparan, disiksa, dan dijadikan kelinci percobaan senjata kimia buatan para ahli Jerman. Propaganda inilah yang menjadi keyakinan masyarakat dunia sejak lama. Hingga kemudian seorang Ahmadinejad (Presiden Iran) muncul dan berkata, “Holocaust itu sebuah kebohongan!”.
Presiden Iran – AhmadinejadTidak hanya pemimpin Iran itu yang yakin bahwa Israel telah merekayasa jumlah Yahudi yang menjadi korban Nazi, tetapi Presiden Venezuela juga membantah keras klaim 6 juta orang yang selama ini dipercaya. Keduanya yakin bahwa angka tersebut hanya bentuk propaganda Israel untuk mencari simpati dunia agar melupakan kekejaman dan penjajahan Israel sendiri terhadap negara-negara Islam di Timur Tengah, khususnya Palestina. Hal ini juga merupakan strategi Israel agar dunia merasa berhutang kepada bangsa Yahudi. Terbukti bahwa Israel merupakan negara penerima bantuan keuangan dan teknologi paling banyak dari para raksasa ekonomi dan teknologi internasional.
Wilayah Palestina menyusut sejak periode 1946-2000 dikarenakan kekejaman Zionis Israel
Para penentang holocaust biasanya disebut sebagai ‘revisionis’. Mereka aktif melakukan penyelidikan kebenaran peristiwa kelam holocaust, meskipun telah ada ancaman dari sepuluh negara Eropa bagi siapa saja yang meragukan kebenarannya. Mereka akan dituduh sebagai antisemit dan akan ditangkap serta dipenjarakan di sejumlah negara, termasuk Perancis, Polandia, Austria, Swiss, Belgia, Rumania, dan Jerman sendiri.
Presiden Palestina terpilih, Dr. Mahmoud Abbas, dalam disertasinya meragukan kebenaran keberadaan kamar gas yang digunakan untuk membunuh orang-orang Yahudi. Ia mengatakan bahwa angka korban Yahudi yang terbunuh tak lebih dari 1 juta orang, bukan 6 juta.
Presiden Palestina – Dr. Mahmoud Abbas
Tak hanya itu, dari kalangan ilmuan barat sendiri ada beberapa yang menyangkal kebenaran holocaust, seperti Roger Garaudy (pengarang asal Perancis), Prof. Robert Faurisson (ilmuan asal Inggris), Ernst Zundel (tokoh revisionis kelahiran Jerman), dan David Irving (ahli sejarah asal Inggris). Ironisnya, hampir semuanya dinyatakan bersalah dan dijebloskan ke dalam penjara. Contohnya pada peristiwa 2007 yang menimpa Ernst Zundel yang mengakibatkan dirinya di penjara selama 5 tahun.
Ernst Zundel
Herbert Schaller, pengacara yang mewakilinya mengatakan bahwa semua bukti tentang adanya holocaust hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya, bukan atas fakta-fakta yang jelas. Kemudian, pada 1964, Paul Rassinier, korban holocaust yang selamat, menerbitkan buku memoar berjudul The Drama of European Jews yang mempertanyakan apa yang di yakini dari holocaust selama ini. Ia mengklaim dalam bukunya bahwa tidak ada kebijakan pemusnahan massal oleh Nazi terhadap Yahudi, tak ada kamar gas, dan jumlah korban tidak sebesar itu.
Prof. Robert Faurisson
Di sisi lain, para revisionis mengklaim bahwa kamar gas itu berisi zat zyklon-B untuk pengasapan pakaian agar bakteri-bakteri di pakaian mati. Jadi, tidak mungkin digunakan untuk mengeksekusi manusia.
Keraguan-keraguan revisionis bersumber dari tidak adanya dokumen Jerman yang berisi tentang rencana pemusnahan massal orang Yahudi di Eropa, seperti dokumen tentang perintah, rencana, anggaran, dan rancangan senjata untuk pemusnahan Yahudi. Bahkan, seorang Winston Churchill, yang menulis 6 jilid karya monumentalnya, The Second World War, tidak sekalipun menyinggung adanya program Nazi untuk membantai orang Yahudi. Demikian pula Jenderal Eisenhower yang dalam tulisannya Crusade in Europe, juga tidak ada menyinggung mengenai kamar-kamar gas. Fakta yang ada hanyalah ucapan-ucapan petinggi Nazi yang menggambarkan kebencian terhadap Yahudi.
Winston ChurchillJadi, sungguh aneh, tidak ada jejak-jejak catatan tertinggal yang dapat membuktikan kebenaran adanya pemusnahan orang-orang Yahudi oleh Hitler dan tentaranya. Jika memang benar angka korban genosida sebombastis itu (6 juta orang), tentunya akan ada kecaman yang terdata dari Paus, Organisasi Palang Merah, atau pemimpin-pemimpin dunia ketika itu.
REVOLUSI INGGRIS YANG SESUNGGUHNYA
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/07/revolusi-inggris-yang-sesungguhnya.html#.U_lWMqP3tkg
Antara abad ke-11 hingga 13 para elit yahudi berhasil menancapkan
kekuasaan yang nyaris mutlak di seluruh Eropa dengan menggunakan satu
sekte agama bentukan mereka, Ksatria Templar. Dengan kekayaan yang
didapatkannya dari penjarahan di Jerussalem setelah mendompleng
ekspedisi Perang Salib, mereka berhasil mempengaruhi Sri Paus untuk
menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada mereka, yaitu hak kepemilikan
tanah di sebagian besar Eropa. Namun mereka belum menguasai sepenuhnya
kekuasaan para raja dan bangsawan. Maka ketika Raja Perancis merasa
bosan berada di bawah kekuasaan para Templar dan harus membayar pajak
tanah setiap tahun kepada mereka, ia pun memberontak. Aksinya mendapat
dukungan para raja dan bangsawan Eropa sehingga dengan relatif mudah
berhasil menumbangkan kekuasaan para Templar. Sebaliknya bagi para
Templar, mereka menjadi korban pembantaian dan yang selamat menjadi
buronan dimana-mana.
Maka untuk selanjutnya para elit yahudi itu, setelah menguasai sumber-sumber kekayaan, memusatkan perhatian pada pengambil-alihan kekuasaan secara sistematis dan menyeluruh yang selanjutnya disebut sebagai revolusi yang sekaligus menghancurkan 2 kekuatan penghalang mereka: raja-raja bangsawan dan gereja. Dan percobaan pertama yang ternyata sukses, adalah di Inggris. Terlepas dari itu, pilihan Inggris sebagai sasaran pertama adalah dendam karena raja Inggris telah mengusir orang-orang yahudi pada tahun 1290.
Revolusi Inggris (biasa disebut Perang Sipil Inggris) terjadi pada pertengahan abad 17 yang ditandai dengan satu peristiwa tragis, yaitu dihukum matinya Raja Charles I. Karena keberhasilannya, revolusi ini kemudian menjadi model dari beberapa revolusi sejenis yang melanda seluruh daratan Eropa dengan satu tujuan: menumbangkan kekuasaan raja-raja aristokrat dengan pemimpin-pemimpin tiran yang merupakan boneka para elit penguasa yahudi.
"Adalah sudah menjadi ketentuan takdir bahwa Inggris harus menjalani revolusi pertama dari berbagai revolusi yang belum selesai hingga saat ini.”
Itu adalah kalimat yang tertulis pada buku “Life of Charles I” tulisan Isaac Disraeli yang diterbitkan pertama kali tahun 1851. Isacc adalah ayah dari Benjamin Disraeli, anggota parlemen pertama dan perdana menteri pertama Inggris yang berdarah yahudi. Ia berhasil menulis karya yang sangat mengagumkan dengan detil yang sangat lengkap tentang satu peristiwa paling besar yang pernah terjadi di Inggris. Disraeli mengaku tulisannya berdasarkan bahan-bahan yang dikumpulkan oleh Melchior de Salom, duta besar Perancis untuk Inggris selama terjadinya revolusi.
Revolusi Inggris dibuka dengan gambaran tentang kerajaan Inggris sebagai negara kesatuan antara raja, gereja, negara, para bangsawan dan rakyat yang disatukan oleh tradisi kekristenan yang kuat. Di sisi lain mulai muncul gerakan baru bernama Calvinisme yang pertama kali dimunculkan oleh warga negara Swiss bernama Calvin (dalam bahasa Perancis dieja sebagai Cauin, kemungkinan berasal dari nama asli Cohen yang berarti juga orang yahudi).
Calvin adalah salah seorang tokoh satu gerakan yang oleh buku-buku sejarah disebut sebagai “Reformasi” (saya lebih suka menyebutnya sebagai gerakan “Destruksi” berdasarkan motif di belakangnya yang saya ketahui) yang bertujuan “memurnikan” ajaran Kristen. Dalam upayanya itu Calvin mengorganisir sejumlah besar orator yang bertugas menciptakan perselisihan di tengah-tengah masyarakat tentang berbagai isu agama, tidak terkecuali di negeri Inggris Raya yang mencakup juga Irlandia dan Skotlandia.
Isu perbedaan yang mereka ciptakan adalah kesucian hari Sabbath, hari suci kaum yahudi yang jatuh setiap hari Sabtu dimana kaum yahudi dilarang untuk melakukan aktifitas. Sebagian rakyat Inggris yang taat pada keyakinan Kristen (puritan) percaya dengan keyakinan yang juga tercantum dalam kita Injil itu. Namun sebagian lainnya yang “moderat” menolaknya. Maka rakyat Inggris-un terbelah secara tajam oleh satu isu yang sebelumnya tidak pernah menjadi persoalan, yaitu hari Sabbath. Kelompok pertama yang terdiri dari kaum puritan berdiri di belakang sebagian anggota parlemen yang dipimpin oleh Oliver Cromwell, sedang kelompok kedua berdiri di belakang para bangsawan yang dipimpin oleh Raja Charles I.
Perlemen yang tadinya selalu menuruti semua perintah raja sebagai pengemban kekuasaan tertinggi, mulai berani menentang kebijakan-kebijakan raja seperti pernikahannya dengan Henrietta Maria dari Perancis, pemungutan pajak untuk membiayai perang di daratan Eropa serta pengangkatan George Villiers sebagai panglima perang. Tidak berhenti di situ, pada tahun 1627 parlemen bahkan berani meng-impeach raja, satu preseden awal sepanjang sejarah.
Tokoh-tokoh penting pendukung raja yang disebut juga sebagai kaum “royalis” adalah Buckingham, Strafford dan Laud. Buckingham, adalah sahabat raja terdahulu James I, terbunuh oleh satu konspirasi misterius. Earl of Strafford, seorang bangsawan yang awalnya adalah pendukung oposisi akhirnya bergabung ke kubu pendukung raja setelah menyadari motif jahat di belakang kaum oposisi.
Dari waktu ke waktu permusuhan parlemen semakin kuat terhadap raja. Pada satu saat mereka bahkan menghukum mati Earl of Strafford dengan tuduhan peng¬khia¬natan. Raja pun menyebut mereka sebagai “musuh” dengan pimpinan yang dilihatnya adalah Earl of Bedford. Earl of Bedford adalah keturunan dari seorang yahudi pedagang anggur bernama Roussel.
Tidak menyadari konspirasi yang terjadi di balik itu semua, raja dan semua orang mengalami kebingungan, dan ketakutan. Tiba-tiba saja semua orang saling membenci dan bermusuhan. Orang-orang yang tadinya sangat menghormati raja dan pendeta, mulai berani menghujat mereka. Mereka tidak tahu siapa musuh dan siapa kawan yang sebenarnya, kepada siapa bisa mendapatkan dukungan dan pertolongan. Bahkan tokoh-tokoh besar dan orang-orang berpengaruh pun bisa tidak berdaya untuk menyelamatkan dirinya, termasuk Earld of Stafford dan Laud, sang Uskup Agung pendukung raja yang juga dihukum mati.
Pembunuhan Earl of Stafford menjadi salah satu drama politik terheboh di Inggris. Awalnya parlemen mengajukan petisi untuk mengadili Stafford dengan tuduhan pengkhianatan setelah kegagalannya menjalankan misi kenegaraan di Skotlandia. Untuk memperkuat dakwaan, anggota parlemen anti-raja dipimpin Pym mengajukan bukti berupa kesaksian putra anggota Dewan Penasihat Raja (King’s Privy Council) bernama Henry Vane the Elder. Henry Vane membantah kesaksian tersebut, namun putranya, Henry Vane the Younger yang telah disuap, mengkhianati ayahnya dan Earl of Stafford yang tidak lain adalah sahabat ayahnya, dengan menyerahkan kopi nota rahasia milik ayahnya yang menjadi bukti dakwaan.
Atas bukti tersebut anggota parlemen anti-raja mengajukan Bill of Attainder, yang menyatakan bahwa Stafford bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Berbeda dengan pengadilan umumnya Bill of Attainder tidak membutuhkan bukti-bukti, namun tetap mengharuskan persetujuan raja untuk diputuskan. Charles menolak, sementara para bangsawan anggota parlemen tinggi (House of Lord) juga keberatan dengan beratnya hukuman yang dijatuhkan. Di sisi lain tentara yang loyal pada raja juga mengadakan gerakan dukungan pada Stafford. Namun pada tgl 21 April parlemen tetap meloloskan hukuman itu dengan dukungan 204 suara melawan 59 yang menentang. Charles tetap menolak sehingga hukuman tetap tidak berlaku, namun karena khawatir dengan keselamatan keluarganya, ia akhirnya menyetujui. Maka pada tgl 10 Mei 1641 Earl of Stafford dihukum pancung.
Raja, para pendukung-pendukungnya dan seluruh rakyat Inggris sama sekali tidak menyangka bahwa semua kekacauan itu adalah pekerjaan konspirasi yahudi, karena semua orang yahudi sudah diusir dari Inggris pada tahun 1290 oleh raja Edward Longshanks akibat praktik-praktik ritual berdarah mereka.
Dengan pembunuhan atas Sir Stafford, para musuh raja yang sebelumnya beroperasi secara diam-diam, kini telah membuka kedoknya. Selanjutnya mereka memusatkan perhatian pada pengambil-alihan ibukota City of London. Dan tiba-tiba saja di London muncul gerombolan bersenjata yang menamakan diri sebagai kaum "operatives", padanan kata dari "workers" atau “buruh”.
Tentang gerakan “buruh” ini Disraeli menulis: "Mereka disebut-sebut berjumlah sekitar sepuluh ribu orang. Dengan senjata-senjata berat sebagaimana biasa digunakan dalam pertempuran, mereka adalah milisi pemberontak yang beroperasi sepanjang tahun, yang bisa diandalkan untuk melakukan penghancuran dengan biaya rendah”.
Harus diingat bahwa kala itu ide tentang pemberontakan rakyat atau revolusi tidak pernah terpikirkan oleh seluruh rakyat di Eropa dan belahan dunia lainnya yang selama ribuan tahun menganggap raja adalah wakil Tuhan di bumi. Peperangan-peperangan yang terjadi selalu antara para raja dan penguasa, tidak pernah melibatkan rakyat jelata. Maka ide seperti itu tentu hanya ada di pikiran orang-orang yang telah merencanakannya sejak lama, siapa lagi kalau bukan orang-orang yahudi yang memang tidak memiliki raja dan negara.
Gerombolan-gerombolan bersenjata mengintimidasi seluruh rakyat kota London, tak terkecuali parlemen dan istana kerajaan. Mereka inilah yang kemudian menjadi model pembentukan gerombolan "Sacred Bands" dan "Marseillais" dalam Revolusi Perancis tahun 1789, atau “red army” dalam Revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia.
Isaac Disraeli berulangkali mengaitkan Revolusi Inggris dengan Revolusi Perancis, terutama saat menyebut peran pers.
“Peredaran pamflet dan leaflet tidak lagi bisa ditahan. Antara tahun 1640 hingga 1660, sekitar 30.000 lembar telah dicetak.” Dan kemudian, “.. melimpah dalam jumlah dan kejam dalam nafsu.” Dan selanjutnya:
“Tangan-tangan di belakang layar telah memainkan perannya. Mengumumkan daftar orang-orang yang dicap sebagai 'Straffordians” atau “pengkhianat negara”.
Disraeli tidak menyebutkan pemilik tangan di balik layar itu meski ia sebenarnya tahu karena merupakan bagian dari mereka. Namun kini kita telah mengetahui siapa mereka. Beberapa buku Jewish Encyclopedia atau The Jews and Modern Capitalism karya Sombart dengan tepat menyebutkan siapa sebenarnya Olliver Cromwell. Ia diketahui menjalin hubungan dekat dengan para elit yahudi di Belanda. Ia mendapat banyak uang dari Manasseh Ben Israel. Sementara Fernandez Carvajal yang berjuluk "The Great Jew" merupakan kontraktor utama dari New Model Army, tentaranya Cromwell.
Dalam The Jews in England tertulis:
"Pada tahun 1643 sejumlah besar orang-orang yahudi mendarat di Inggris. Penampungan utama mereka adalah rumah dubes Portugis De Souza, seorang Marano (yahudi rahasia). Figur penting di antara mereka adalah Fernandez Carvajal, penyandang dana besar dan kontraktor tentara."
Pada bulan Januari 1642 kerusuhan pun meledak setelah raja berupaya menangkap 5 anggota parlemen yang dianggap sebagai provokator. Tentara misterius "Operatives" pun bergerak sementara ribuan pamflet mengecam raja ditebarkan dengan seruan: “ke tenda-tendamu, O Israel.” Ke lima anggota parlemen dengan perlindungan massa bersenjata kembali ke gedung parlemen, sementara Charles I dan keluarganya harus meninggalkan istana Palace of Whitehall karena kekhawatiran keamanan.
Setelah melalui beberapa pertempuran sengit antara New Model Army dengan pasukan pendukung raja, pada tahun 1647 para pendukung raja menjadi pihak yang terkalahkan dan raja secara efektif menjadi tahanan rumah di Holmby House.
Pada tgl 3 September 1921 Plain English, majalah mingguan yang diterbitkan North British Publishing Co. dengan editor Lord Alfred Douglas, mempublikasikan korespondensi surat yang ditulis antara bulan Juni dan Juli 1647 antara Oliver Cromwell dengan Ebenezer Pratt, pimpinan sinagog Mulheim, Belanda.
16th June, 1647
Dari O.C. (Oliver Cromwell), Kepada Ebenezer Pratt.
Sebagai imbalan atas bantuan keuangan, orang-orang yahudi akan dijinkan untuk kembali ke Inggris. Namun hal ini tidak akan pernah terwujud selama Charles masih hidup.
Charles tidak bisa dihukum mati tanpa pengadilan sementara alasan-alasan yang ada kurang mendukung (untuk mengadilinya). Untuk itu ada ide untuk membunuh Charles.
Sebagai balasannya adalah sbb:
12 Juli 1647
Kepada OC dari E. Pratt
Bantuan keuangan akan segera dikirimkan setelah Charles disingkirkan dan orang-orang yahudi diijinkan kembali. Pembunuhan terlalu berbahaya. Charles harus diberi kesempatan untuk melarikan diri. Penangkapannya kembali akan menjadi alasan kuat untuk mengadilinya dan menghukumnya mati.
Dengan informasi ini kini kita mengetahui dengan sejelas-jelasnya tentang konspirasi pembunuhan Raja Charles I, lengkap dengan pelaku serta motifnya. Salah satu kejahatan konspirasi terbesar dalam senjarah dunia.
Pada tgl 4 Juni 1647, Cornet Joyce memimpin 500 pasu¬kan revolusioner menyerbu Holmby House tempat kediaman raja dan menangkapnya. Menurut Disraeli aksi tersebut dilakukan atas perintah langsung Cromwell tanpa sepengetahuan pembantu-pembantu dekatnya sekalipun. Dalam bukunya Disrael menulis:
“Aksi tersebut dirancang secara rahasia pada tgl 30 Mei di rumah Cromwell, meski kemudian Cromwell berpura-pura tidak mengetahui rencana itu.”
Aksi tersebut bersamaan masanya dengan munculnya perkembangan baru yang terjadi di kalangan tentara New Model Army, yaitu gerakan 'Levelers" dan "Rationalists." Doktrin mereka sama dengan kaum revolusioner Revolusi Perancis 1,5 abad kemudian, pada dasarnya adalah seperti apa yang kita ketahui sebagai komunisme. Selama masa inilah para revolusioner Inggris 4 kali menyerbu parlemen, menahan dan mengintimidasi anggota-anggota parlemen pro-raja hingga di sana hanya tersisa 50 anggota parlemen revolusioner yang selanjutnya disebut Rump Parliament yang nantinya akan ditugasakan untuk menjatuhkan hukuman mati terhadap raja.
Selanjutnya, sesuai rencana, diskenariokan raja melarikan diri ke Pulau Wight pada tgl 12 November. Untuk peristiwa ini Disraeli menulis:
“Para sejarahwan kontemporer telah sepakat bahwa pelarian Raja Charles dari Holmby ke Pulau Wight, merupakan tipu daya Cromwell."
Kecuali langkah-langkah tentara pendukung raja yang membela raja, para bangsawan dan rakyat Inggris yang tidak mengetahui musuf mereka sebenarnya serta motif di balik semua kekacauan itu, membuat musuh-musuh raja leluasa menja¬lankan rencana-rencananya. Meski demikian raja masih sulit untuk dikalahkan. Dalam kondisi “tertawan” parlemen bahkan memutuskan untuk menyudahi permusuhan dengan raja. Pada tgl 5 December 1648, setelah berunding semalaman, parlemen menyatakan bahwa “Konsesi yang diberikan raja telah cukup untuk dilakuannya penyelesaian."
Namun kondisi seperti itu tentu tidak sesuai keinginan Cromwell yang menginginkan raja dihukum mati agar mendapatkan kucuran dana dari orang-orang yahudi internasional. Maka ia menyerang kembali. Pada tgl 6 December 1648 malam, atas perintah Cromwell, Kolonel Pryde dan anak buanya menyerang parlemen dalam apa yang kemudian dicatat dalam sejarah sebagai "Pryde's Purge" untuk menyingkirkan semua anggota parlemen tersisa yang masih bersimpati pada raja. Pada tgl 4 Januari 1649 sebanyak 50 anggota parlemen anti-raja yang disebut Rump Parliement mengangkat diri sebagai “otoritas tertinggi”. Pada tgl 9 Januari 1649 pengadilan terhadap Charles dimulai. Seorang anggota parlemen Algernon Sidney mengingatkan pada Cromwell:
"Pertama, Raja tidak bisa diadili oleh pengadilan manapun. Kedua, tidak ada orang yang bisa diadili oleh pengadilan ini."
Dalam bukunya Charles and Cromwell Hugh Ross Williamson menulis:
“Tidak ada dasar hukum yang bisa ditemukan untuk menjatuhkan tuduhan hingga akhirnya masalah ini diputuskan oleh orang asing (alien) bernama Isaac Dorislaus."
Isaac Dorislaus adalah orang yang sama dengan alien lainnya, Carvajal dan Manasseh Ben Israel serta orang-orang yahudi lainnya yang membayar Cromwell dan tentaranya.
Maka keputusanpun diambil. Raja Charles I dihukum pancung dengan tuduhan “tiran, pengkhianat, pembunuh dan musuh masyaraka”. Eksekusi dilakukan di depan gedung Banqueting House, Palace of Whitehall pada tgl 30 Januari 1649.
Setelah itu orang-orang yahudi pun diijinkan kembali untuk datang dan tinggal di Inggris. Namun undang-undang yang menetapkan hal itu, yang sekaligus juga menganulir undang-undang pengusiran yahudi yang ditetapkan Raja Edward, tidak pernah benar-benar disyahkan karena mendapat tantangan keras dari Dewan Negara yang menganggap orang-orang yahudi sebagai ancaman serius terhadap negara dan agama.
Pembunuhan Charles I menghentakkan seluruh Eropa dan tiba-tiba saja timbul penyesalan pada sebagian besar rakyat Inggris. Mereka merasa asing dengan kondisi baru dimana tidak ada lagi raja dan Cromwell dan pendukung-pendukungnya mengangkat diri sebagai pemimpin Inggris dengan gelar “Pelindung”. Mereka juga menyesali terjadinya perang saudara antara bangsa Inggris sendiri yang menewaskan ratusan ribu jiwa, sebagian menjadi korban tindakan barbar tentara Cromwell, para “operatives” yang terdiri dari kriminal yahudi yang didatangkan dari luar Inggris.
Rakyat Irlandia yang seluruhnya menjadi pendukung Charles misalnya, tidak akan pernah melupakan peristiwa Pembantaian Drogheda, dimana sebanyak 3.500 orang, termasuk pendeta-pendeta Katholik dan rakyat sipil, dibantai oleh pasukan Cromwell.
Maka ketika putra Charles I, Charles II, memberontak, rakyat Inggris pun mendukungnya. Pada tgl 23 Mei 1660 Charles II kembali dari pengasingan dan pada tgl 29 Mei 1660 rakyat Inggris mengangkatnya sebagai raja Inggris. Makam Cromwell dan pendukung-pendukung setianya dibongkar dan tulang belulangnya digantung kemudian dibakar. Namun orang-orang yahudi, yang sampai saat itu tidak diketahui raja dan rakyat Inggris sebagai konspirator revolusi, telah menancapkan jaring kekuasaannya, di antara anggota par¬le¬men, pendeta dan bangsawan korup.
Nasib Inggris berakhir dengan bangsawan Jerman yang tidak bisa berbahasa Inggris, George of Hannover, menduduki singasana Inggris tahun 1714. Ia masih menggunakan nama keluarganya yang lama: Saxe-Coburg-Gotha, hingga Perang Dunia I yang membuat sentimen anti-Jerman meningkat tinggi di kalangan rakyat Inggris. Nama keluarga pun diganti menjadi Windsor yang lebih ke-Inggris-Inggris-an. Raja dan ratu Inggris sekarang adalah keturunan mereka.
Pada tahun 1897 sebuah dokumen misterius terbongkar ke publik, disebut sebagai “The Protocols of the Elders of Zion”. Dalam dokumen tersebut tertulis pernyataan yang menghebohkan:
"Ingat dengan Revolusi Perancis, rahasia-rahasia dari perencanaannya diketahui betul oleh kita karena sesungguhnya itu adalah hasil kerja kita.”
Seharusnya kata-kata itu adalah:
"Ingat dengan Revolusi Inggris dan Perancis, rahasia-rahasia dari perencanaannya diketahui betul oleh kita karena sesungguhnya itu adalah hasil kerja kita.”
Sumber: “The Nameless War”
Maka untuk selanjutnya para elit yahudi itu, setelah menguasai sumber-sumber kekayaan, memusatkan perhatian pada pengambil-alihan kekuasaan secara sistematis dan menyeluruh yang selanjutnya disebut sebagai revolusi yang sekaligus menghancurkan 2 kekuatan penghalang mereka: raja-raja bangsawan dan gereja. Dan percobaan pertama yang ternyata sukses, adalah di Inggris. Terlepas dari itu, pilihan Inggris sebagai sasaran pertama adalah dendam karena raja Inggris telah mengusir orang-orang yahudi pada tahun 1290.
Revolusi Inggris (biasa disebut Perang Sipil Inggris) terjadi pada pertengahan abad 17 yang ditandai dengan satu peristiwa tragis, yaitu dihukum matinya Raja Charles I. Karena keberhasilannya, revolusi ini kemudian menjadi model dari beberapa revolusi sejenis yang melanda seluruh daratan Eropa dengan satu tujuan: menumbangkan kekuasaan raja-raja aristokrat dengan pemimpin-pemimpin tiran yang merupakan boneka para elit penguasa yahudi.
"Adalah sudah menjadi ketentuan takdir bahwa Inggris harus menjalani revolusi pertama dari berbagai revolusi yang belum selesai hingga saat ini.”
Itu adalah kalimat yang tertulis pada buku “Life of Charles I” tulisan Isaac Disraeli yang diterbitkan pertama kali tahun 1851. Isacc adalah ayah dari Benjamin Disraeli, anggota parlemen pertama dan perdana menteri pertama Inggris yang berdarah yahudi. Ia berhasil menulis karya yang sangat mengagumkan dengan detil yang sangat lengkap tentang satu peristiwa paling besar yang pernah terjadi di Inggris. Disraeli mengaku tulisannya berdasarkan bahan-bahan yang dikumpulkan oleh Melchior de Salom, duta besar Perancis untuk Inggris selama terjadinya revolusi.
Revolusi Inggris dibuka dengan gambaran tentang kerajaan Inggris sebagai negara kesatuan antara raja, gereja, negara, para bangsawan dan rakyat yang disatukan oleh tradisi kekristenan yang kuat. Di sisi lain mulai muncul gerakan baru bernama Calvinisme yang pertama kali dimunculkan oleh warga negara Swiss bernama Calvin (dalam bahasa Perancis dieja sebagai Cauin, kemungkinan berasal dari nama asli Cohen yang berarti juga orang yahudi).
Calvin adalah salah seorang tokoh satu gerakan yang oleh buku-buku sejarah disebut sebagai “Reformasi” (saya lebih suka menyebutnya sebagai gerakan “Destruksi” berdasarkan motif di belakangnya yang saya ketahui) yang bertujuan “memurnikan” ajaran Kristen. Dalam upayanya itu Calvin mengorganisir sejumlah besar orator yang bertugas menciptakan perselisihan di tengah-tengah masyarakat tentang berbagai isu agama, tidak terkecuali di negeri Inggris Raya yang mencakup juga Irlandia dan Skotlandia.
Isu perbedaan yang mereka ciptakan adalah kesucian hari Sabbath, hari suci kaum yahudi yang jatuh setiap hari Sabtu dimana kaum yahudi dilarang untuk melakukan aktifitas. Sebagian rakyat Inggris yang taat pada keyakinan Kristen (puritan) percaya dengan keyakinan yang juga tercantum dalam kita Injil itu. Namun sebagian lainnya yang “moderat” menolaknya. Maka rakyat Inggris-un terbelah secara tajam oleh satu isu yang sebelumnya tidak pernah menjadi persoalan, yaitu hari Sabbath. Kelompok pertama yang terdiri dari kaum puritan berdiri di belakang sebagian anggota parlemen yang dipimpin oleh Oliver Cromwell, sedang kelompok kedua berdiri di belakang para bangsawan yang dipimpin oleh Raja Charles I.
Perlemen yang tadinya selalu menuruti semua perintah raja sebagai pengemban kekuasaan tertinggi, mulai berani menentang kebijakan-kebijakan raja seperti pernikahannya dengan Henrietta Maria dari Perancis, pemungutan pajak untuk membiayai perang di daratan Eropa serta pengangkatan George Villiers sebagai panglima perang. Tidak berhenti di situ, pada tahun 1627 parlemen bahkan berani meng-impeach raja, satu preseden awal sepanjang sejarah.
Tokoh-tokoh penting pendukung raja yang disebut juga sebagai kaum “royalis” adalah Buckingham, Strafford dan Laud. Buckingham, adalah sahabat raja terdahulu James I, terbunuh oleh satu konspirasi misterius. Earl of Strafford, seorang bangsawan yang awalnya adalah pendukung oposisi akhirnya bergabung ke kubu pendukung raja setelah menyadari motif jahat di belakang kaum oposisi.
Dari waktu ke waktu permusuhan parlemen semakin kuat terhadap raja. Pada satu saat mereka bahkan menghukum mati Earl of Strafford dengan tuduhan peng¬khia¬natan. Raja pun menyebut mereka sebagai “musuh” dengan pimpinan yang dilihatnya adalah Earl of Bedford. Earl of Bedford adalah keturunan dari seorang yahudi pedagang anggur bernama Roussel.
Tidak menyadari konspirasi yang terjadi di balik itu semua, raja dan semua orang mengalami kebingungan, dan ketakutan. Tiba-tiba saja semua orang saling membenci dan bermusuhan. Orang-orang yang tadinya sangat menghormati raja dan pendeta, mulai berani menghujat mereka. Mereka tidak tahu siapa musuh dan siapa kawan yang sebenarnya, kepada siapa bisa mendapatkan dukungan dan pertolongan. Bahkan tokoh-tokoh besar dan orang-orang berpengaruh pun bisa tidak berdaya untuk menyelamatkan dirinya, termasuk Earld of Stafford dan Laud, sang Uskup Agung pendukung raja yang juga dihukum mati.
Pembunuhan Earl of Stafford menjadi salah satu drama politik terheboh di Inggris. Awalnya parlemen mengajukan petisi untuk mengadili Stafford dengan tuduhan pengkhianatan setelah kegagalannya menjalankan misi kenegaraan di Skotlandia. Untuk memperkuat dakwaan, anggota parlemen anti-raja dipimpin Pym mengajukan bukti berupa kesaksian putra anggota Dewan Penasihat Raja (King’s Privy Council) bernama Henry Vane the Elder. Henry Vane membantah kesaksian tersebut, namun putranya, Henry Vane the Younger yang telah disuap, mengkhianati ayahnya dan Earl of Stafford yang tidak lain adalah sahabat ayahnya, dengan menyerahkan kopi nota rahasia milik ayahnya yang menjadi bukti dakwaan.
Atas bukti tersebut anggota parlemen anti-raja mengajukan Bill of Attainder, yang menyatakan bahwa Stafford bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Berbeda dengan pengadilan umumnya Bill of Attainder tidak membutuhkan bukti-bukti, namun tetap mengharuskan persetujuan raja untuk diputuskan. Charles menolak, sementara para bangsawan anggota parlemen tinggi (House of Lord) juga keberatan dengan beratnya hukuman yang dijatuhkan. Di sisi lain tentara yang loyal pada raja juga mengadakan gerakan dukungan pada Stafford. Namun pada tgl 21 April parlemen tetap meloloskan hukuman itu dengan dukungan 204 suara melawan 59 yang menentang. Charles tetap menolak sehingga hukuman tetap tidak berlaku, namun karena khawatir dengan keselamatan keluarganya, ia akhirnya menyetujui. Maka pada tgl 10 Mei 1641 Earl of Stafford dihukum pancung.
Raja, para pendukung-pendukungnya dan seluruh rakyat Inggris sama sekali tidak menyangka bahwa semua kekacauan itu adalah pekerjaan konspirasi yahudi, karena semua orang yahudi sudah diusir dari Inggris pada tahun 1290 oleh raja Edward Longshanks akibat praktik-praktik ritual berdarah mereka.
Dengan pembunuhan atas Sir Stafford, para musuh raja yang sebelumnya beroperasi secara diam-diam, kini telah membuka kedoknya. Selanjutnya mereka memusatkan perhatian pada pengambil-alihan ibukota City of London. Dan tiba-tiba saja di London muncul gerombolan bersenjata yang menamakan diri sebagai kaum "operatives", padanan kata dari "workers" atau “buruh”.
Tentang gerakan “buruh” ini Disraeli menulis: "Mereka disebut-sebut berjumlah sekitar sepuluh ribu orang. Dengan senjata-senjata berat sebagaimana biasa digunakan dalam pertempuran, mereka adalah milisi pemberontak yang beroperasi sepanjang tahun, yang bisa diandalkan untuk melakukan penghancuran dengan biaya rendah”.
Harus diingat bahwa kala itu ide tentang pemberontakan rakyat atau revolusi tidak pernah terpikirkan oleh seluruh rakyat di Eropa dan belahan dunia lainnya yang selama ribuan tahun menganggap raja adalah wakil Tuhan di bumi. Peperangan-peperangan yang terjadi selalu antara para raja dan penguasa, tidak pernah melibatkan rakyat jelata. Maka ide seperti itu tentu hanya ada di pikiran orang-orang yang telah merencanakannya sejak lama, siapa lagi kalau bukan orang-orang yahudi yang memang tidak memiliki raja dan negara.
Gerombolan-gerombolan bersenjata mengintimidasi seluruh rakyat kota London, tak terkecuali parlemen dan istana kerajaan. Mereka inilah yang kemudian menjadi model pembentukan gerombolan "Sacred Bands" dan "Marseillais" dalam Revolusi Perancis tahun 1789, atau “red army” dalam Revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia.
Isaac Disraeli berulangkali mengaitkan Revolusi Inggris dengan Revolusi Perancis, terutama saat menyebut peran pers.
“Peredaran pamflet dan leaflet tidak lagi bisa ditahan. Antara tahun 1640 hingga 1660, sekitar 30.000 lembar telah dicetak.” Dan kemudian, “.. melimpah dalam jumlah dan kejam dalam nafsu.” Dan selanjutnya:
“Tangan-tangan di belakang layar telah memainkan perannya. Mengumumkan daftar orang-orang yang dicap sebagai 'Straffordians” atau “pengkhianat negara”.
Disraeli tidak menyebutkan pemilik tangan di balik layar itu meski ia sebenarnya tahu karena merupakan bagian dari mereka. Namun kini kita telah mengetahui siapa mereka. Beberapa buku Jewish Encyclopedia atau The Jews and Modern Capitalism karya Sombart dengan tepat menyebutkan siapa sebenarnya Olliver Cromwell. Ia diketahui menjalin hubungan dekat dengan para elit yahudi di Belanda. Ia mendapat banyak uang dari Manasseh Ben Israel. Sementara Fernandez Carvajal yang berjuluk "The Great Jew" merupakan kontraktor utama dari New Model Army, tentaranya Cromwell.
Dalam The Jews in England tertulis:
"Pada tahun 1643 sejumlah besar orang-orang yahudi mendarat di Inggris. Penampungan utama mereka adalah rumah dubes Portugis De Souza, seorang Marano (yahudi rahasia). Figur penting di antara mereka adalah Fernandez Carvajal, penyandang dana besar dan kontraktor tentara."
Pada bulan Januari 1642 kerusuhan pun meledak setelah raja berupaya menangkap 5 anggota parlemen yang dianggap sebagai provokator. Tentara misterius "Operatives" pun bergerak sementara ribuan pamflet mengecam raja ditebarkan dengan seruan: “ke tenda-tendamu, O Israel.” Ke lima anggota parlemen dengan perlindungan massa bersenjata kembali ke gedung parlemen, sementara Charles I dan keluarganya harus meninggalkan istana Palace of Whitehall karena kekhawatiran keamanan.
Setelah melalui beberapa pertempuran sengit antara New Model Army dengan pasukan pendukung raja, pada tahun 1647 para pendukung raja menjadi pihak yang terkalahkan dan raja secara efektif menjadi tahanan rumah di Holmby House.
Pada tgl 3 September 1921 Plain English, majalah mingguan yang diterbitkan North British Publishing Co. dengan editor Lord Alfred Douglas, mempublikasikan korespondensi surat yang ditulis antara bulan Juni dan Juli 1647 antara Oliver Cromwell dengan Ebenezer Pratt, pimpinan sinagog Mulheim, Belanda.
16th June, 1647
Dari O.C. (Oliver Cromwell), Kepada Ebenezer Pratt.
Sebagai imbalan atas bantuan keuangan, orang-orang yahudi akan dijinkan untuk kembali ke Inggris. Namun hal ini tidak akan pernah terwujud selama Charles masih hidup.
Charles tidak bisa dihukum mati tanpa pengadilan sementara alasan-alasan yang ada kurang mendukung (untuk mengadilinya). Untuk itu ada ide untuk membunuh Charles.
Sebagai balasannya adalah sbb:
12 Juli 1647
Kepada OC dari E. Pratt
Bantuan keuangan akan segera dikirimkan setelah Charles disingkirkan dan orang-orang yahudi diijinkan kembali. Pembunuhan terlalu berbahaya. Charles harus diberi kesempatan untuk melarikan diri. Penangkapannya kembali akan menjadi alasan kuat untuk mengadilinya dan menghukumnya mati.
Dengan informasi ini kini kita mengetahui dengan sejelas-jelasnya tentang konspirasi pembunuhan Raja Charles I, lengkap dengan pelaku serta motifnya. Salah satu kejahatan konspirasi terbesar dalam senjarah dunia.
Pada tgl 4 Juni 1647, Cornet Joyce memimpin 500 pasu¬kan revolusioner menyerbu Holmby House tempat kediaman raja dan menangkapnya. Menurut Disraeli aksi tersebut dilakukan atas perintah langsung Cromwell tanpa sepengetahuan pembantu-pembantu dekatnya sekalipun. Dalam bukunya Disrael menulis:
“Aksi tersebut dirancang secara rahasia pada tgl 30 Mei di rumah Cromwell, meski kemudian Cromwell berpura-pura tidak mengetahui rencana itu.”
Aksi tersebut bersamaan masanya dengan munculnya perkembangan baru yang terjadi di kalangan tentara New Model Army, yaitu gerakan 'Levelers" dan "Rationalists." Doktrin mereka sama dengan kaum revolusioner Revolusi Perancis 1,5 abad kemudian, pada dasarnya adalah seperti apa yang kita ketahui sebagai komunisme. Selama masa inilah para revolusioner Inggris 4 kali menyerbu parlemen, menahan dan mengintimidasi anggota-anggota parlemen pro-raja hingga di sana hanya tersisa 50 anggota parlemen revolusioner yang selanjutnya disebut Rump Parliament yang nantinya akan ditugasakan untuk menjatuhkan hukuman mati terhadap raja.
Selanjutnya, sesuai rencana, diskenariokan raja melarikan diri ke Pulau Wight pada tgl 12 November. Untuk peristiwa ini Disraeli menulis:
“Para sejarahwan kontemporer telah sepakat bahwa pelarian Raja Charles dari Holmby ke Pulau Wight, merupakan tipu daya Cromwell."
Kecuali langkah-langkah tentara pendukung raja yang membela raja, para bangsawan dan rakyat Inggris yang tidak mengetahui musuf mereka sebenarnya serta motif di balik semua kekacauan itu, membuat musuh-musuh raja leluasa menja¬lankan rencana-rencananya. Meski demikian raja masih sulit untuk dikalahkan. Dalam kondisi “tertawan” parlemen bahkan memutuskan untuk menyudahi permusuhan dengan raja. Pada tgl 5 December 1648, setelah berunding semalaman, parlemen menyatakan bahwa “Konsesi yang diberikan raja telah cukup untuk dilakuannya penyelesaian."
Namun kondisi seperti itu tentu tidak sesuai keinginan Cromwell yang menginginkan raja dihukum mati agar mendapatkan kucuran dana dari orang-orang yahudi internasional. Maka ia menyerang kembali. Pada tgl 6 December 1648 malam, atas perintah Cromwell, Kolonel Pryde dan anak buanya menyerang parlemen dalam apa yang kemudian dicatat dalam sejarah sebagai "Pryde's Purge" untuk menyingkirkan semua anggota parlemen tersisa yang masih bersimpati pada raja. Pada tgl 4 Januari 1649 sebanyak 50 anggota parlemen anti-raja yang disebut Rump Parliement mengangkat diri sebagai “otoritas tertinggi”. Pada tgl 9 Januari 1649 pengadilan terhadap Charles dimulai. Seorang anggota parlemen Algernon Sidney mengingatkan pada Cromwell:
"Pertama, Raja tidak bisa diadili oleh pengadilan manapun. Kedua, tidak ada orang yang bisa diadili oleh pengadilan ini."
Dalam bukunya Charles and Cromwell Hugh Ross Williamson menulis:
“Tidak ada dasar hukum yang bisa ditemukan untuk menjatuhkan tuduhan hingga akhirnya masalah ini diputuskan oleh orang asing (alien) bernama Isaac Dorislaus."
Isaac Dorislaus adalah orang yang sama dengan alien lainnya, Carvajal dan Manasseh Ben Israel serta orang-orang yahudi lainnya yang membayar Cromwell dan tentaranya.
Maka keputusanpun diambil. Raja Charles I dihukum pancung dengan tuduhan “tiran, pengkhianat, pembunuh dan musuh masyaraka”. Eksekusi dilakukan di depan gedung Banqueting House, Palace of Whitehall pada tgl 30 Januari 1649.
Setelah itu orang-orang yahudi pun diijinkan kembali untuk datang dan tinggal di Inggris. Namun undang-undang yang menetapkan hal itu, yang sekaligus juga menganulir undang-undang pengusiran yahudi yang ditetapkan Raja Edward, tidak pernah benar-benar disyahkan karena mendapat tantangan keras dari Dewan Negara yang menganggap orang-orang yahudi sebagai ancaman serius terhadap negara dan agama.
Pembunuhan Charles I menghentakkan seluruh Eropa dan tiba-tiba saja timbul penyesalan pada sebagian besar rakyat Inggris. Mereka merasa asing dengan kondisi baru dimana tidak ada lagi raja dan Cromwell dan pendukung-pendukungnya mengangkat diri sebagai pemimpin Inggris dengan gelar “Pelindung”. Mereka juga menyesali terjadinya perang saudara antara bangsa Inggris sendiri yang menewaskan ratusan ribu jiwa, sebagian menjadi korban tindakan barbar tentara Cromwell, para “operatives” yang terdiri dari kriminal yahudi yang didatangkan dari luar Inggris.
Rakyat Irlandia yang seluruhnya menjadi pendukung Charles misalnya, tidak akan pernah melupakan peristiwa Pembantaian Drogheda, dimana sebanyak 3.500 orang, termasuk pendeta-pendeta Katholik dan rakyat sipil, dibantai oleh pasukan Cromwell.
Maka ketika putra Charles I, Charles II, memberontak, rakyat Inggris pun mendukungnya. Pada tgl 23 Mei 1660 Charles II kembali dari pengasingan dan pada tgl 29 Mei 1660 rakyat Inggris mengangkatnya sebagai raja Inggris. Makam Cromwell dan pendukung-pendukung setianya dibongkar dan tulang belulangnya digantung kemudian dibakar. Namun orang-orang yahudi, yang sampai saat itu tidak diketahui raja dan rakyat Inggris sebagai konspirator revolusi, telah menancapkan jaring kekuasaannya, di antara anggota par¬le¬men, pendeta dan bangsawan korup.
Nasib Inggris berakhir dengan bangsawan Jerman yang tidak bisa berbahasa Inggris, George of Hannover, menduduki singasana Inggris tahun 1714. Ia masih menggunakan nama keluarganya yang lama: Saxe-Coburg-Gotha, hingga Perang Dunia I yang membuat sentimen anti-Jerman meningkat tinggi di kalangan rakyat Inggris. Nama keluarga pun diganti menjadi Windsor yang lebih ke-Inggris-Inggris-an. Raja dan ratu Inggris sekarang adalah keturunan mereka.
Pada tahun 1897 sebuah dokumen misterius terbongkar ke publik, disebut sebagai “The Protocols of the Elders of Zion”. Dalam dokumen tersebut tertulis pernyataan yang menghebohkan:
"Ingat dengan Revolusi Perancis, rahasia-rahasia dari perencanaannya diketahui betul oleh kita karena sesungguhnya itu adalah hasil kerja kita.”
Seharusnya kata-kata itu adalah:
"Ingat dengan Revolusi Inggris dan Perancis, rahasia-rahasia dari perencanaannya diketahui betul oleh kita karena sesungguhnya itu adalah hasil kerja kita.”
Sumber: “The Nameless War”
1 komentar:
- BANGSA INGGERIS ADALAH NENEK MOYANG BANGSA PENJAJAH DI DUNIA DAN ANAK TURUNANNYA ADALAH ISRAEL SI ZIONIST.
Jum'at, 25 Syawwal 1435 H / 22 Agutus 2014 13:10 wib
3.435 views
Innalillahi... Farid Prawiranegara Putra Presiden PDRI Syafrudin Prawiranegara Meninggal Dunia
Sahabat Voa-Islam...
Kabar duka bagi bangsa Indonesia...
Bang Farid Prawiranegara, anak dari
Presiden PDRI Syafrudin Prawiranegara meninggal dunia sore tadi. Bakda
maghrib, seorang sahabat memberitahu bahwa Bang Farid meninggal. Ia juga
mengajak saya untuk takziyah, sayang saya nggak bisa hadir. Karena
kepala saya pusing dan sangat ngantuk, karena seharian keliling Jakarta
pakai sepeda motor. (Semoga Allah menerima ‘udzur saya’ tidak bisa
takziyah ke rumah dukanya).
Bang Farid memang tidak setenar dengan
ayahnya, Syafrudin Prawiranegara yang sangat masyhur. Syafrudin adalah
Presiden Darurat Republik Indonesia, saat Soekarno tidak dapat
menjalankan tugasnya karena ‘ditawan’ Belanda. Syafrudin terkenal
sebagai ahli ekonomi yang masyhur di Indonesia. Kisahnya yang
mengharukan pernah ditulis oleh seorang wartawan Tempo. Ketika Pak Syaf
–panggilan Syafrudin- pergi berjuang di Sumatra, istrinya sempat
berjualan ‘sukun goreng’. Pak Syaf juga terkenal kesederhanaannya tidak
mau hidup bermewah-mewah memanfaatkan fasilitas negara. Ia hidup
sederhana –sebagaimana tokoh-tokoh Masyumi lainnya- dan di akhir
senjanya dengan Natsir, Roem, Rasyidi dan lain-lain aktif di Dewan
Dakwah Islamiyah Indonesia.
Adapun anaknya yang meninggal dunia tadi
sore (21 Agustus 2014) terkenal juga sebagai ahli ekonomi atau tepatnya
seorang akuntan. Ia dekat dengan Aburizal Bakrie dan menjadi mitra
bisnisnya. Ia juga dikenal dekat dengan Prabowo. Ketika Prabowo
‘difitnah’ sekitar tahun 1997-1998, ia banyak mendampingi Prabowo. Ia
terkenal juga murah hati. Seorang tokoh partai di Indonesia, pernah
aktif disumbangnya, sebelum kini ia kaya raya. Bila berbicara ekonomi,
ia dapat menerangkan dengan gamblang dan mudah dicerna orang awam. Ia
mungkin termasuk tokoh Indonesia yang awal mengkritik penggunaan dolar
sebagai ‘tolok ukur mata uang’ di Indonesia dan dunia. Ia juga sering
mengkritik keras ekonomi Indonesia yang sebagian besar dikuasai asing di
media massa.
Saya sendiri pernah dibantu ‘uang
transport’ saat meliput seminar tentang Presiden Abdurrahman Wahid di
Bali (sekitar tahun 2000). Orangnya enak diajak bicara dan mempuyai
analisa yang cukup tajam bila bicara tentang ‘ekonomi politik’ di
Indonesia. Ibadahnya cukup rajin. Kini Bang Farid telah meninggalkan
kita. Dan kita pun nanti suatu saat akan menyusulnya. Semoga Allah SWT
menerima semua amal ibadah Bang Farid dan ia mendapat tempat yang
terpuji di Jannah-Nya. Selamat jalan Bang Farid, semoga akan lahir
ekonom-ekonom Islam yang hebat seperti Anda, sehingga negeri ini nanti
menjadi adil dan makmur. Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu
wajalil jannata maswahu.
(Nuim Hidayat)