Penyelidikan MH370 ditingkatkan Menjadi "Criminal Investigation"
3 April 2014 | 3:40 am | Dilihat : 74
http://ramalanintelijen.net/?p=8245
Kepala Polisi Malaysia,Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu pada hari
Rabu (2/4/2014) menyatakan Penyelidikan hilangnya pesawat Malaysia
Airlines MH370 yang raib sejak 8 Maret 2014, sekarang penyelidikannya
diklasifikasikan sebagai investigasi kriminal (criminal investigation), mengutip The Wall Street Journal.
Investigasi kriminal difokuskan pada
empat area dugaan seperti yang selama ini disampaikan yaitu pembajakan,
sabotase, masalah personal atau psikologis mereka yang ada dalam
pesawat raib. Namun, Jenderal Khalid memperingatkan, investigasi mungkin
memakan waktu lama dan tidak pernah akan dapat menentukan penyebab
tragedi itu.
"Investigasi akan terus dan terus
dilakukan. Kita harus memperjelas segala sesuatu, sekecil apapun," kata
Khalid. "(Meski) di akhir investigas kita mungkin tak akan menemukan
penyebab insiden ini."
Selanjutnya Selanjutnya Khalid
mengatakan, pihak berwenang telah mencatat lebih dari 170 laporan dan
akan mewawancarai lebih banyak lagi orang untuk penyelidikan MH 370.
Dia memastikan tak satu pun dari 227 penumpang yang terlibat dalam
pembajakan, sabotase, atau memiliki masalah psikologis yang mungkin
menjadi penyebab hilangnya pesawat.
Ditambahkannya bahwa hard disc
simulator yang berada di rumah Capt Pilot Zaharie masih diperiksa, dan
masih menunggu hasil penelitian. Fokus penyelidikan masih diarahkan
kepada kedua pilot tersebut. penentuan investigasi kriminal didasarkan
dengan tindakan mematikan beberapa peralatan navigasi dan komunikasi
didalam pesawat oleh seseorang yang ahli.
Hingga hari ke-27 sejak hilangnya MH370,
demikian banyak negara yang ikut berpartisipasi ikut melakukan
pencarian ke wilayah yang diduga sebagai area jatuhnya pesawat, yaitu
sebelah Barat Perth di area seluas 120.000 km persegi. Pencarian
melibatkan 10 pesawat terbang dan 9 kapal laut, dan kini ditambah dengan
kapal selam Inggris HMS Tireless dan kapal survey HMS Echo. Pada hari
Jumat mendatang, kapal Perang AL Australia baru akan tiba di lokasi
dengan membawa "pinger locator," untuk mencari dan memonitor transmisi
dari kelengkapan black box.
Kini dengan ditetapkannya investigasi
masuk dalam ranah kriminal, dimana 227 penumpang dinyatakan bersih, maka
kedua pilot menjadi fokus sepenuhnya target penyelidikan oleh pihak
kepolisian dan intelijen. Memang ada pendapat bahwa motif bunuh diri
serta tindakan ekstrimis lebih melatar belakangi pelaku yang
menerbangkan pesawat tersebut.
Sejak awal penulis menyatakan bahwa
kemungkina besar pelaku pembajak itu adalah Kapten Pilot itu sendiri.
Langkah serta manuver yang dilakukannya tidak sederhana dan benar-benar
presisi, hanya mampu dikerjakan dengan sebuah perhitungan yang sangat
terencana, terstruktur dan matang. Manuver pesawat yang beberapa saat
diturunkan ke ketinggian 5.000 ft serta memanfaatkan keahliannya untuk
melakukan desepsi adalah sebuah manuver tempur. Simulator di rumah Capt
Hazarie memiliki program simulasi tempur serta emergency. Itulah residu
yang perlu didalami oleh para investigator.
Paling tidak, walaupun lambat, tetapi
ada langkah kemajuan dari para penyelidik baik kecelakaan penerbangan
maupun counter terrorism dalam mengolah penambahan fakta-fakta yang
berlaku.
Mencari penyebab dalam kasus ekstrim
penulis perkirakan akan lebih cepat mendapatkan hasil dengan meneliti
kebelakang, dan menjawab pertanyaan informasi intelijen "why." Mencari
pesawat di samudera luas yang belum dipetakan, dengan tidak adanya
kepastian area jatuhnya pesawat penulis perkirakan akan memakan waktu
lebih lama. Residu konspirasi hijacking dan terrorism setelah pernyataan
"criminal investigation" penulis perkirakan ada diantara jaringan
clandestine di Malaysia. Itulah fokusnya. Copy rencana yang terstruktur
akan lebih menjelaskan dimana pesawat bongsor itu pastinya menghilang.
Kira-kira begitulah.
Oleh : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Ilustrasi foto : Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu, Kepala Kepolisian Malaysia.
Artikel terkait :
-If the Mystery (MH370) Solvable, We will Solve it, http://ramalanintelijen.net/?p=8222
-Kasus MH370, Sebuah Pelajaran Berharga Bagi Indonesia, http://ramalanintelijen.net/?p=8208
-Simulator Capt Zaharie Bisa Menjadi Alat Merekrut Pembajak http://ramalanintelijen.net/?p=8199
-Perkembangan Pencarian MH370, Masih Adakah Harapan?, http://ramalanintelijen.net/?p=8186
-Gangguan Ramalan Intelijen, MH370, Metro TV dan TV One, http://ramalanintelijen.net/?p=8165
-Fadli Sadama Teroris Pelarian Tanjung Gusta ditangkap di Malaysia, http://ramalanintelijen.net/?p=7783
-Ayman al-Zawahiri Pengganti Osama Perintahkan Serang AS, http://ramalanintelijen.net/?p=7431
-Amerika Kembali Diancam Al-Qaeda, termasuk di Jakarta?, http://ramalanintelijen.net/?p=7184
-Ada Kemungkinan Boeing-777 Malaysia Airlines Korban Terorisme, http://ramalanintelijen.net/?p=8158
-Awas, Teroris Dilepas Di Malaysia, http://ramalanintelijen.net/?p=1560
ShareTeori Konspirasi di Balik Hilang (Ditemukannya) MH370
20 March 2014 | 11:56 am | Dilihat : 3367
http://ramalanintelijen.net/?p=8175
Masih
belum ditemukannya Boeing 777 MAS, MH370 yang lenyap sejak 8 Maret 2014
hingga kini merupakan sebuah kejadian sangat khusus, dimana sebetulnya
dengan teknologi maju, pergerakan sebuah pesawat canggih sekelas Boeing
777 tidak harus lenyap tanpa diketahui rimbanya.
Spekulasi demi spekulasi bermunculan,
ada yang dilengkapi data dan ada yang hanya sekedar membuat pernyataan.
Sebagai contoh sebuah media di Malaysia menyatakan ada konspirasi antara
Amerika Serikat dan Indonesia yang sengaja menyembunyikan MH370. Belum
lagi ada yang menyatakan bahwa pesawat didaratkan di kepulauan Diego
Garcia yang merupakan pangkalan militer AS dan Inggris.
Sementara penulis tetap berpendapat
bahwa ada penyebab ekstrim dalam kaitan menghilangnya MH370. Teori
pembajakan nampaknya menjadi prioritas yang seharusnya cepat di dalami.
Mencari hilangnya sebuah pesawat dalam penerbangan dibutuhkan kecepatan,
karena menyangkut keselamatan jiwa serta untuk mendapatkan segera data
yang menjadi penyebabnya. Terlebih apabila terindikasikan adanya aksi
pembajakan atau yang berbau teror, maka idealnya badan intelijen segera
menyampaikan prakiraan, agar para petugas SAR tidak terjerumus mencari
ke daerah atau wilayah yang salah.
Kini MH370 telah 12 hari raib.
Kekeliruan pemerintah Malaysia karena lambatnya menyampaikan informasi
yang sangat penting kepada negara-negara yang pada awalnya membantu
pencarian. Pada hari Minggu (9/3/2014), penulis melakukan pulbaket
(pengumpulan bahan ketrerangan) dari beberapa sumber terbuka. Pada hari
itu juga mendapat informasi penting dan berharga, Panglima Tentera Udara
Diraja Malaysia, Tan Sri Rodzali mengeluarkan pernyataan, bahwa MH370
setelah dinyatakan hilang melakukan belokan kearah Barat Malaysia.
Reuters menyampaikan kronologis
hilangnya MH370. Pada pukul 00.41 pesawat take off dari KL, pada pukul
01.07 pesawat mengirim transmisi ACARS (.Aircraft Communications
Addressing and Reporting System) tentang data engine dasn fuel ke MAS
(diketahui kemudian berubah ke off mode), saat itu terjadi perubahan
heading pesawat. Pukul 01.19, co pilot (Fariq Abdul Hamid) menyampaikan
kalimat terakhir "All right, good nite." kepada ATC. Pukul 01.21
transponder pesawat dimatikan pada saat MH370 akan memasuki wilayah
udara Vietnam. Transponder adalah alat pemancar di pesawat dapat
dioperasikan dari cockpit, dimana fungsinya mengirim signal kepada ATC
lewat data sekunder. Apabila posisi on, ATC bisa mengetahui flight
number pesawat bersangkutan. Dalam posisi off, jejak pesawat di layar
radar hanya berupa noktah.
Tidak ada kontak dengan ATC Vietnam.
Pesawat diketahui berbelok kearah Barat menuju ke Selat Malaka. pukul
02.15 radar militer Malaysia mampu melacak jejak pesawat (diperkirakan
MH370) di sebelah Selatan Phuket, Selat Malaka. Nampaknya radar militer
kemudian kehilangan jejak, setelah pesawat terus bergerak menjauh dari
daratan Malaysia. Pada umumnya baik radar early warning ataupun GCI
(Ground Control Interceptor) militer radiusnya hanya berkisar sekitar
500 km. Misteri apa yang terjadi di cockpit, merupakan sesuatu hal
khusus dan ekstrim. Apabila pesawat dalam keadaan bahaya, atau mengalami
kerusakan sistem, maka pilot akan mengirimkan distress call (message).
Ini tidak dilakukannya, dan hingga kini merupakan rahasia tersendiri.
Pada tahun 1977, pesawat Boeing 737-200
Malaysia Airlines MH 653 on route Subang-KL sekitar pukul 20.35 LT,
telah dibajak dan jatuh di Tanjung Kupang, Johor. Dalam peristiwa itu,
menewaskan 97 penumpang dan 7 crew di dalamnya, termasuk dua pejabat
penting Malaysia serta Dubes Cuba untuk Jepang. Data penumpang adalah
73 warga negara Malaysia, 3 (Australia), 5 (Inggris), 4 (Jerman), 1
(Afghanistan), 3 (India),1 (Thailand), 1 (Jepang) 1 (Singapura), 1
(Kanada), 3 (Indonesia), 1 (Amerika) dan lain-lain.Lokasi jatuhnya
pesawat di hutan bakau Tanjung Kupang, Johor. Tidak ada pengakuan dari
kelompok pembajak, diperkirakan pelaku adalah anggota teroris dari
Brigade Merah Jepang yang berafiliasi komunis.
Media di AS menyebutkan para ahli kontra
teror dan pengamat menyatakan bahwa beberapa dari perencanaan serangan
11 September 2001 di Amerika Serikat dilakukan di Malaysia, yang
diketahui memiliki kebijakan visa yang relatif longgar. Negara ini
adalah negara perdagangan utama dan tempat pertemuan alami untuk
berbagai kelompok yang terlibat dalam kegiatan ilegal. Diketahui masih
adanya jaringan terutup radikal anti AS dan sekutu, yang juga mengadakan
hubungan dengan teroris di Indonesia. Fadli Sadama, teroris yang
terlibat dalam perampokan CIMB Niaga dan kemudian berhasil melarikan
diri dari Lapas Tanjung Gusta, ternyata dua kali ditangkap di Malaysia
saat membeli senjata api.
Fakta yang gamblang adalah adanya dua
teroris asal Malaysia (DR Azhari dan Noordin M Top) yang melakukan
operasi teror di Indonesia selama 8 tahun, dimana keduanya terlibat
dalam beberapa aksi pengeboman di Bali, Hotel JW Marriott, Ritz Carlton
dan Kedubes Australia. Juga keduanya berhasil merekrut dan melatih
teroris Indonesia. Operasi kedua teroris Malaysia itu sasarannya adalah
Simbol Amerika Serikat beserta warga serta sekutunya.
Presiden Barack Obama kini menyatakan
bahwa pencarian pesawat Malaysia Airlines adalah prioritas utama dari
Amerika Serikat. Demikian pernyataannya pada hari Rabu (19/3/2014).
Obama menyatakan kepada stasiun televisi KDFW Dallas, "Kami menempatkan
setiap sumber daya yang kami miliki untuk proses pencarian." Demikian
dikutip AFP. AS mengerahkan FBI dan NTSB serta FAA.
Analisis
Dari beberapa fakta diatas, penulis
sejak satu hari setelah MH370 dinyatakan hilang menyusun analisis
terkait penyebab ekstrim dari hilangnya pesawat. Penyebab umum jelas
kecil kemungkinannya, seperti human error, masalah cuaca ataupun sistem.
Pesawat masih terbang hingga pukul 08.11 yang berarti tetap melakukan
pergerakan sekitar 7 jam tanpa melakukan komunikasi, mematikan
transponder dan mematikan ACARS.
Meninjau kasus dari kacamata intelijen,
dari beberapa fakta-fakta yang ada, malka kemungkinan pembajakan sangat
mungkin terjadi. Dalam mencari pesawat yang hilang, menurut penulis
keputusan pemerintah Malaysia sangat lambat paling tidak sebaiknya
memberikan kesimpulan pertama. Pada awalnya disimpulkan pesawat
kemungkinan jatuh di kawasan Laut China Selatan, yang kemudian disisir
oleh kapal terbang dan laut dari 12 negara. Ternyata setelah tujuh hari
hilang, pencarian dipindahkan ke kawasan Samudera Hindia. Mungkin
beberapa info yang dahulu tidak dipercaya kini sudah dimanfaatkan oleh
Malaysia.
Nah, dari sisi penyebab ekstrim, penulis
sejak hari Minggu (9/3/2014) menyampaikan analisis di blog Ramalan
Intelijen dan Kompasiana, memperkirakan (ada kemungkinan) hilangnya
MH370 sebagai korban terorisme. Apabila diyakini sementara adanya aksi
pembajakan, maka intelijen Malaysia semestinya meneliti latar belakang
para penumpang, dikhususnya dua orang pemegang paspor orang lain, dan
juga melakukan pemeriksaan latar belakang para air crew. Mereferensi
pernyataan PM Najib bahwa ada penguasaan pesawat oleh orang yang
memahami pegoperasian Boeing 777, maka tanpa toleransi sedikitpun, data
Captai dan Co Pilot sebaiknya diperdalam.
Kediaman Captain Pilot Zahari Ahmad Shah
dan Co Pilot Fariq Ab.Hamid, telah diperiksa oleh kepolisian Malaysia,
dan dari hasil pemeriksaan ditemukan simulator Boeing 777 di rumah
Captain Zahari. Beberapa pihak di Malaysia mencurigai adanya simulator
dan mengkaitkan hubungan Zahari dengan pemimpin Partai Oposisi Anwar
Ibrahim. Persoalan kemudian masuk ke ranah politik yang tidak sehat, dan
bisa justru mengaburkan dan menjauhkan dari analisis yang realistis.
Memang dapat dimaklumi kebingungan pemerintah Malaysia yang dituding
bertanggung jawab atas hilangnya MH370 dan belum dapat menemukannya.
Pencarian yang kini di fokuskan ke
Samudera Hindia jelas bukan masalah sederhana. Luas daerah pencarian
sekitar tujuh juta km persegi. Tidak terbayangkan berapa lama semua
daerah akan tersisir. Australia kini memegang tanggung jawab pencarian
di area seluas 600 ribu km persegi. Dari informasi terakhir pihak
Australia menyatakan mendeteksi dua benda yang diduga terkait dengan
MH370. PM Australia Tonny Abott menyatakan dimuka parleman Kamis
(20/3/2014), walau kepingan masih merupakan gambar satelit dan masih
belum diyakini milik MH370.
Misteri latar belakang penyebab
hilangnya MH370 jelas mengundang perhatian demikian banyak negara.
Selain berkepentingan masalah kemanusiaan, AS jelas sangat
berkepentingan apabila kasus ini dilatar belakangi oleh sebuah aksi
teror dari teroris internasional. Walau belum adanya pengakuan, simbol
serangan, pembajakan jelas akan dibaca oleh AS, yang mengkhawatirkan
terlibatnya al-Qaeda. Beberapa fakta yang penulis sampaikan apabila
memang nanti terbukti kepada ulah pembajakan kelompok teroris, yang
paling mendekati kesimpulannya adalah musuh bebuyutan AS.
Dari pernyataan Presiden Obama, kita
dapat melihat adanya upaya keinginan mencari latar belakang hilangnya
MH370. Semakin jelas AS lebih mencurigai teror dibelakang ini semua.
Pengerahan FBI dalam kasus ini untuk membantu menelisik kemungkinan
pembajakan dan aksi teror seperti yang penulis juga sampaikan. Semua
kini menunggu apakah pencarian akan segera berhasil, semoga demikian
harapan kita semua.
Dari sisi teori konspirasi, menurut
Wiki, yang menyebut juga teori persekongkolan (conspiracy theory)
menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian
peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah
suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh
sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau
berpengaruh.
Pembajakan bisa juga sebuah konspirasi
internasional, yang dalam kasus ini menurut penulis merupakan
implementasi tindak terorisme. Pada tataran tertingginya makin misterius
sebuah aksi teror, makin menakutkan bagi mereka yang dituju. Pengakuan
aksi tidak diperlukan, mereka pasti bisa membacanya. Intinya ini
hanyalah sebuah "pesan" yaitu pesan teroris kepada Amerika Serikat "Kami masih ada dan berbahaya." Kira-kira begitulah.
Oleh : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net.
Artikel Terkait :
-Fadli Sadama Teroris Pelarian Tanjung Gusta ditangkap di Malaysia, http://ramalanintelijen.net/?p=7783
-Ayman al-Zawahiri Pengganti Osama Perintahkan Serang AS, http://ramalanintelijen.net/?p=7431
-Amerika Kembali Diancam Al-Qaeda, termasuk di Jakarta?, http://ramalanintelijen.net/?p=7184
-Awas, Teroris Dilepas Di Malaysia, http://ramalanintelijen.net/?p=1560
-Al-Qaeda Di Indonesia (Dari Dokumen Noordin), http://ramalanintelijen.net/?p=1557
Share
Canberra, LiputanIslam.com —
Perdana Menteri Australia Tony Abbott
mengatakan pada Kamis (20/3), bahwa citra satelit telah menangkap dua
benda yang diduga serpihan pesawat Malaysia Airlines MH370.
“Sebuah informasi baru dan kredibel telah datang terkait pencarian
ini, di sekitar perairan Samudera Hindia bagian Selatan,” ucap Abbott
sesuai laporan Reuters.
Menurut Abbott, otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) telah
menerima informasi yang didasarkan pada informasi satelit mengenai
benda-benda yang kemungkinan terkait dengan pencarian.
“Lokasi tempat benda-benda ini ditemukan sangat sulit, mungkin juga tidak bisa terjangkau pesawat,” ucapnya.
Abbot mengatakan tim pengintai kini dalam perjalanan menuju tempat
serpihan ditemukan. Sebuah pesawat P-3 Orion Australia dijadwalkan tiba
dilokasi sekitar pukul 14:00 waktu setempat (03:00 WIB). Tiga pesawat
tambahan juga dikirimkan ke lokasi. Abbot sendiri telah memberitahukan
hal ini pada Perdana Menteri Najib Razak.
Kamis ini dilaporkan bahwa FBI telah menganalisis data simulator
penerbangan dari file di rumah pilot MH370, setelah pemerintah Malaysia
meminta bantuan untuk mengembalikan file yang berisi catatan simulasi
dengan menggunakan alat tersebut dimana menurut Departemen Pertahanan
Malaysia telah dihapus sang pilot pada 3 Februari lalu.
Pejabat pemerintah mengkonfirmasi data-data tersebut telah diberikan
kepada FBI dan mengutarakan kepada AP bahwa investigasi rahasia kini
tengah dilakukan.
Pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang, membawa 239 orang dari
Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret sekitar dua minggu yang lalu.
Pihak penyelidik Amerika Serikat mengatakan bahwa pesawat kemudian
diperkirakan mengubah arah melalui komputerisasi Sistem Manajemen
Penerbangan kokpit , bukan oleh kontrol manual. Pesawat Boeing 777 itu
menghilang secara misterius sekitar satu jam setelah lepas landas
.(lb/rt)
Skenario Terburuk MH370
2 April 2014 | 12:15 pm | Dilihat : 310
http://ramalanintelijen.net/?p=8238
Malaysia Airlines MH370 korban teroris?
Memang kesimpulan belum mengerucut pada solusi yang tepat dan
benar-benar dapat dipertanggung jawabkan, karena belum ada data faktual
yang menurut aturan harus ditemukan dahulu black box. Lantas bagaimana
kalau black box tidak ditemukan? Banyak yang meragukan dengan teori
penulis tentang konspirasi terkait jaringan terorisme internasional.
Bahkan yang ramai menjadi berita mengasyikkan adalah teori konspirasi
Diego Garcia yang katanya melibatkan Amerika Serikat.
Semua boleh saja membuat teori, hanya
waktu nanti yang akan menentukan, karena pesawat Air France (AF447) yang
jatuh di Samudera Atlantik tahun 2009 juga baru ditemukan setelah dua
tahun kemudian. Apakah juga ini semacam serangan seperti peristiwa 911?
Waktulah yang akan menjawab, unit CIA dari AS dan MI6 dari Inggris serta
juga Unit Intelijen Tiongkok kini sudah diterjunkan di Malaysia.
Penulis mempunyai pengalaman terkait
serangan teroris di Jakarta, Indonesia dan karena Allah belum
menghendaki, maka penulis diselamatkan melalui isteri tercinta dari
serangan bom bunuh diri di Hotel JW Marriott pada Tahun 2003. Penulis
membuat artikel dengan judul "Allah Menyelamatkan Penulis Dari Bom
Marriott", (http://ramalanintelijen.net/?p=1516).
Pagi ini Rabu (2/4/2014), artikel penulis terkait MH370 ditayangkan di media arus utama (Koran Sindo)
pada halaman Opini Nasional. Dengan segala keterbatasan yang ada, serta
minimnya fakta, penulis mencoba memberikan sumbang pikiran dari sisi
intelijen, yang mungkin bermanfaat dalam menemukan MH370. Inilah PDF
yang penulis salin dari Sindo.
Skenario Terburuk MH370
Oleh : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen
Sumber : Koran Sindo (2 Maret 2014)
Sudah 25 hari sejak Sabtu, 8 Maret 2014,
pesawat Boeing 777 milik perusahaan Malaysia Airlines (MAS) dengan
nomor penerbangan MH370 menghilang dalam penerbangannya dari Kuala
Lumpur ke Beijing, Tiongkok.
Hingga kini belum satu pun data solid
yang diutarakan sehingga bencana yang terjadi merupakan sebuah kegagalan
dari teknologi tinggi yang kadang tidak diperkirakan sebelumnya.
Demikian banyak para ahli dari pelbagai disiplin ilmu seperti ahli
penerbangan, pabrik, aparat keamanan, hingga dukun yang dikerahkan hanya
untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat hebat
tersebut. Maka muncullah bermacam ragam spekulasi.
Dari beberapa informasi kunci yang agak
dan dapat dipercaya serta masukan dari beberapa teman purnawirawan TNI
AU satu lichting di Akabri Udara 1970 (Purboyo), dengan bekal
pengetahuan keudaraan yang terdiri atas operasi penerbangan, intelijen,
navigasi udara serta tempur udara, disusun analisis berupa skenario
terburuk. Pemerintah Malaysia belum memastikan MH370 hilang disebabkan
aksi pembajakan, tetapi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak saat
konferensi pers di Malaysia, Sabtu (15/3/2014), menyatakan pesawat
Boeing 777-200ER milik maskapai MAS sengaja dibelokkan dan dimatikan
radar transpondernya.
Teknik Penerbangan dan Manuver Ekstrem
Dari pantauan Air Defence Radar TUDM,
MH370 setelah di posisi wpt IGARI (01:21) berbelok ke kiri terus terbang
ke arah Barat sampai wpt VAMPI, berbelok ke Timur Laut ke wpt GIVAL
(selatan Phuket) berbelok ke Barat Daya ke wpt IGREX terus masuk airways
P628 yang merupakan jalur Timur Tengah dan Eropa. Radar militer
kemudian kehilangan jejak. Menurut pendapat rekan penulis (Marsda Pur
Sribujono, mantan Navigator C-130), berarti ada orang yang menguasai
pesawat dan expertisedalam penerbangan.
Dia sangat paham sistem avionik dan
navigasi serta mengubah isian wpt dan tidak menimbulkan kecurigaan radar
militer Malaysia. Rute yang dilewati rata-rata mengikuti garis
batas-garis batas flight information region (FIR), membuat ragu ATC,
karena posisi tersebut membuat ragu siapa yang berhak mengontrol. Saat
pertama mematikan transponder di wpt IGARY merupakan peralihan FIR Kuala
Lumpur dan FIR Ho Chi Minh, kemudian wpt Vampi di FIR Malaysia dan
Indonesia, saat pesawat di wpt GIVAL dekat dengan Phuket Thailand dan
IGREX di wilayah Andaman Nicobar.
Manuver ini untuk mengesankan apabila
terpantau radar militer Indonesia (Kohanudnas), pesawat bukan merupakan
ancaman menjauh ke Timur Laut. Pilot paham akan ketegasan Indonesia
menangani black flight (Lasa X). Sesampai di IGREX pilot pesawat bisa
bebas menerbangkan pesawat karena tidak menghadapi kemungkinan terlacak
radar militer negara mana pun. Yang pasti MH370 menghindari India karena
National Guard-nya sangat ketat. Menurut BBC, Satelit Inmarsat yang
menangkap ”ping” yang dipetakan merupakan dua jalur alternatif ke arah
Selatan.
Pada perkiraan awal cruising speed 400
knots sehingga diperkirakan pesawat crash pada area sekitar 2.500 km di
sebelah Barat Perth. Ternyata ditemukan bahwa kecepatan konstan adalah
450 knot sehingga jatuhnya pesawat menjadi lebih dekat ke Perth (1.850
km). Dengan informasi ini, Pemerintah Malaysia mengumumkan pesawat
diketahui jatuh di daerah terpencil di barat Perth, tidak ada yang
selamat. Beberapa satelit menemukan benda-benda diarea pencarian, tapi
ternyata yang ditemukan adalah rumput laut dan sampah. Australian
Maritime Safety Authority( AMSA) dalam keterangan persnya, Jumat(28/3/
2014), menyatakan pencarian digeser lebih dekat ke Perth karena pesawat
terbang lebih cepat.
Penilaian dari Sisi Intelijen
Penulis sejak mengetahui terjadinya
pengalihan penerbangan, dimatikannya transponder dan ACARS, mencurigai
dan mengaitkan hilangnya pesawat dengan adanya tindakan ekstrem. Karena
pesawat terus diterbangkan dengan manuver presisi, kesimpulan sementara
yang terkuat adalah terjadinya pembajakan udara. Setelah transponder
dimatikan dan kemudian arahnya diubah, MH370 menjadi sebuah objek yang
disebut sebagai black flight. Saat itulah berlangsung
pembajakan. Dari fakta pesawat diterbangkan ke ketinggian 45.000 ft dan
jatuh secara dramatis ke ketinggian 23.000 ft, pesawat penulis
perkirakan mengalami high speed stall, jatuh setinggi 22.000 ft (sekitar 7 km).
Pada saat itu berlaku hukum G negative, yaitu bagi mereka yang on board,
darah akan secara cepat mengalir ke kepala, dan menimbulkan pendarahan
baik di hidung, mulut telinga maupun mata. Pembuluh darah di kepala bisa
pecah dan menyebabkan orang tewas. Apabila ini terjadi, mereka yang
berada di pesawat siapa pun dia akan langsung pingsan dan bukan tidak
mungkin tewas. Pilot (yang menerbangkan pesawat) selamat dan dia mampu
melakukan manuver recovery pada ketinggian 23.000 ft. Setelah PM Najib
mengumumkan penguasaan pesawat oleh seseorang, aparat keamanan Malaysia
melakukan pengumpulan data penumpang, semua dinyatakan bersih, tidak
terkait dengan teroris.
Berarti awak pesawat (khususnya pilot)
yang kemudian dicurigai membajak. Karena hanya dialah yang mampu
menerbangkan pesawat dengan manuvernya. Dari penelusuran ke rumah kapten
pilot Zahari Ahmad Shah WN Malaysia( total jam terbang 18.365 jam) yang
bergabung dengan MAS sejak 1981 dan kopilot Fariq Ab Hamid, WN Malaysia
(2.763 jam terbang), polisi menemukan sebuah simulator Boeing 777 yang
setelah diselidiki ada penghapusan data pada tanggal 3 Februari 2014.
Simulator diketahui mampu melakukan simulasi emergency serta tempur.
Penulis berpendapat, kapten pilot yang
sangat berpengalaman pernah melakukan latihan darurat stall dan
bagaimana melakukan manuver recovery. Tampaknya ini yang terjadi, dengan
demikian semua penumpang, termasuk kopilot dan kru mungkin mengalami G
negative dan bukan tidak mungkin langsung lumpuh atau bahkan meninggal.
Kasus stall MH370 tampaknya sama seperti kasus Air France AF447 yang
jatuh dalam rute Brasil ke Paris tahun 2009.
Pesawat jatuh di Samudera Atlantik,
menewaskan 228 penumpang dan kru. Setelah penyelidikan mahal selama dua
tahun, puing Airbus akhirnya ditemukan. Dari hasil pemeriksaan rekaman
suara dan data pesawat di black box, penyelidik Prancis menyebutkan
pilot gagal mengantisipasi dan memahami situasi stall sehingga tidak
melakukan manuver recovery, akibatnya pesawat jatuh. Perbedaannya, stall
MH370 disengaja, dan pilot mampu melakukan recovery.
Penilaian Sisi Terorisme
Penggunaan istilah terorisme dalam kasus
hilangnya MH370 tampaknya belum dapat diterima karena pada umumnya
semua menunggu ditemukannya black box yang dikatakan merupakan kunci
dari kasus. Dalam kasus ini Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa pesawat
diambil alih, artinya telah terjadi pembajakan. Pembajakan apabila
menjadi sebuah motif bisa terkait dengan kriminal, minta uang tebusan,
pembebasan seseorang yang ditahan, akan tetapi apabila terkait dengan
jaringan terorisme internasional artinya pembajakan untuk tujuan
menyerang dan melakukan bunuh diri.
Penulis berpendapat bahwa pembajakan
MH370 agak erat hubungannya dengan serangan Al-Qaeda. Di Malaysia
walaupun tidak diangkat ke permukaan terdapat jaringan radikal yang
berafiliasi dengan Al-Qaeda, hanya mereka tidak dapat bergerak karena
ketatnya Internal Security Act (ISA). Pada beberapa tahun lalu, dua
tokoh Al Qaeda yang beroperasi di Indonesia (Dr Azhari dan Noordin M
Top) adalah warga Malaysia yang melatih teroris Indonesia untuk
menyerang Amerika Serikat dengan bom bunuh diri. Yang mereka serang
adalah simbol AS dan sekutunya.
Fakta yang memperkuat, pada bulan
September 2013, saat peringatan ke 12 serangan 911, yang jatuh tanggal
11 September 2013, Ayman al-Zawahiri (pimpinan Al-Qaeda pengganti Osama
bin Laden) mengeluarkan fatwa agar kaum muslim menyerang AS. Konflik
antara AS-Al-Qaeda belumlah selesai, mereka masih ada dan akan menyerang
pada waktu, tempat, dan situasi yang tidak diperkirakan. Serangan 911
adalah pembajakan pesawat oleh 18 teroris yang sangat mengejutkan AS, di
luar perkiraan. Kini timbul pertanyaan, apabila terkait dengan teroris,
mengapa pesawat Malaysia yang dibajak dan apa kaitan dengan AS.
Sesuai dengan teori terorisme, mereka
melakukan aksi untuk melakukan misi sebagai instrumen pengadilan atau
menyampaikan pesan. Kasus MH370 nampaknya sebuah penyampaian pesan
kepada AS serta sekutu-sekutunya, mereka masih ada dan mampu berbuat
sesuatu yang mampu menaklukkan teknologi tinggi. Teroris menyerang
Boeing777, simbol AS. Sudah tiga pekan, 28 negara dengan teknologi
canggih, pengerahan kapal laut dan pesawat terbang serta satelit hebat,
belum juga mampu menemukan pesawat. Jadi ini sebuah serangan psikologis.
Kini AS menerjunkan CIA yang dikenal
sebagai organisasi peniadaan teroris, Inggris menerjunkan MI6, dan
Tiongkok menerjunkan agen-agen intelijennya. Tampaknya semakin disadari
bahwa benar ada teroris di belakang ini. Kini mereka mencari bukti atau
fakta. Kita jangan menafikan teori abu-abu, penyebab ekstrem harus
dijejaki kebelakang, kejahatan tidak selalu sempurna, pasti ada jejak
yang ditinggalkan. Simulator adalah salah satu jejaknya. Perlu
diperdalam, bukan tidak mungkin dan akan lebih menakutkan apabila
simulator pernah digunakan untuk melatih teroris lainnya untuk kembali
membajak Boeing 777.
Kesimpulannya, hilangnya MH370 dibajak
dan sengaja diarahkan ke kawasan terpencil dengan laut yang ganas dan
dalam. Tujuannya untuk menghilangkan black box agar kasus ini tetap
menjadi sebuah misteri. Ini semua membuktikan serangan demikian
terencana dan terstruktur. Yang jelas sebelum black box ditemukan, akan
banyak negara Barat dan para pengguna Boeing 777 akan gundah dan resah.
Kita mungkin tidak akan pernah tahu, ada sebuah skenario yang mengerikan
di balik ini semua. Hanya mereka belum mau memunculkan diri, itulah
terorisme. ●
New York, LiputanIslam.com
— http://liputanislam.com/berita/fbi-tak-ada-yang-aneh-dengan-simulator-pilot-mh370/
Atas permintaan Malaysia, Biro Investigasi Federal AS, FBI, telah
melakukan investigasi atas simulator penerbangan yang ditemukan di rumah
pilot Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370, Zaharie Ahmad Shah.
Hasilnya, FBI menyatakan “tidak ada yang mencurigakan sama sekali” dalam
alat itu.
Hasil investigasi FBI ini menjadi bentuk kebuntuan terbaru dalam
menyingkap misteri hilangnya MH370. Pesawat diumumkan jatuh di Samudera
Hindia, namun tak satupun petunjuk keberadaan pesawat ditemukan hingga
hari ini.
Simulator milik Zaharie menjadi bahan penyelidikan yang dianggap
penting ketika investigator Malaysia mulai mencurigai latar belakang kru
pesawat. Mereka menduga pilot mungkin telah mempraktekkan rute atau
manuver tertentu saat kecelakaan terjadi. Apalagi belakangan diketahui
beberapa file telah dihapus dari komputer simulator. Simulator itu
dikirim ke laboratorium FBI di Quantico, AS.
“Mereka (para analis FBI) telah selesai dengan penyelidikan
simulator. Tidak ada yang mencurigakan sedikitpun dari apa yang mereka
temukan,” kata seorang pejabat senior AS pada ABC News. “Tak ada bukti
sama sekali tindak pidana oleh awak pesawat jika dilihat dari simulator
itu.”
Sumber tersebut mengatakan akan lebih penting untuk menemukan kotak
hitam pesawat. Pemeriksaan latar belakang penumpang dan awak, katanya,
mengikuti kemudian.
Hingga hari ini, pencarian masih dilakukan di Samudera Hindia, dekat
Perth. Tiga peralatan deteksi laut dalam canggih digunakan dalam
pencarian ini, termasuk Phoenix TPL-25. Alat ini sebelumnya berhasil
menemukan kotak hitam Air France Flight 447 yang jatuh ratusan mil di
lepas pantai Brasil tahun 2009.(ca/tempo.co)
Perth, LiputanIslam.com
— http://liputanislam.com/berita/pencarian-mh370-dipindahkan-ke-area-baru/
Sebuah kapal perang dan pesawat pendeteksi kotak hitam bertolak dari
pelabuhan Australia, Ahad (30/3) untuk melanjutkan pencarian Malaysia
Airlines NH370 yang hilang sejak tiga minggu lalu. Area pencarian baru
telah ditentukan lebih dekat dengan Australia, sekira luas Polandia di
1850 kilometer dari Australia wilayah barat.
Australian Maritime Safety Authority (AMSA) yang memimpin pencarian
mengatakan pesawat-pesawat itu dilengkapi dengan alat pendeteksi kotak
hitam yaitu Towed Pinger Locator milik angkatan laut AS. Pencarian akan
membutuhkan waktu kurang lebih tiga hingga empat hari untuk menyisir
area baru.
Sebelumnya, Sabtu, kapal Cina dan Australia telah ditempatkan di
lokasi. “Tapi tidak ada apa-apa, hanya objek-objek yang biasa mengapung
di atas laut. Tidak ada yang berhubungan dengan MH370,” kata AMSA
dilansir dari AP.
Sementara, kantor berita XinHua menyatakan bahwa pesawat Cina
mendeteksi tiga objek baru di area baru yang diharapkan berasal dari
MH370. Tiga objek tersebut berwarna putih, merah dan jingga. Tapi Boeing
777 yang hilang itu berwarna merah, putih, biru dan abu-abu.
Mereka mengatakan 10 pesawat akan turut dalam pencarian hari ini.
Pesawat pertama yang tinggal landas meninggalkan pangkalan Perth adalah
kapal Cina, Ilyushin IL-76. AMSA memperkirakan cuaca akan sedikit terang
dan dilingkupi awan rendah, tapi hal tersebut tidak terlalu mengganggu.
Malaysia Menyerah, Bentuk Panel Internasional
Tiga pekan berlalu sejak pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370
menghilang pada 8 Maret lalu. Kementerian Transportasi Malaysia pun akan
membentuk komite internasional untuk menyelidiki hilangnya pesawat
Boeing 777-200ER tersebut. Pembentukan komite internasional tersebut
disampaikan Plt Menteri Transportasi Malaysia Datuk Seri Hishammuddin
Hussein seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/3).
Dikatakan Hishammuddin, badan-badan aviasi internasional dan
intelijen juga akan diminta untuk ikut serta dalam panel internasional
tersebut. Panel ini juga akan membahas pertanyaan-pertanyaan mengenai
industri aviasi, pertahanan dan keamanan Malaysia.
“Saya telah mengindikasikan bahwa bukan hanya Angkatan Udara Kerajaan
Malaysia (RMAF) yang melakukan penyelidikan, Kementerian Transportasi
juga punya panel internasional yang saat ini tengah dibentuk,” tutur
Hishammuddin.
“Saya yakin bahwa semua mitra kita dan negara-negara yang terlibat
dalam pencarian dan penyelamatan ingin melihat apa yang kita temukan.
Anda harus mengerti, kita punya Boeing, Rolls Royce, National
Transportation Safety Board (NTSB), Federal Aviation Administration
(FAA), badan-badan China dan Air Accidents Investigation Branch (AAIB)
dari Inggris,” papar pejabat tinggi negeri Jiran itu.(ca/republika.co.id/detiknews)
Aviation Systems International, Inc.
http://business.fau.edu/news-events/event-details/index.aspx?eid=2826#.UzFK2CO3PJs
“What happened to this aircraft, nobody
knows. My guess is based upon the stolen passports, and I believe Iran
was involved. They hijacked the aircraft and they landed it in a place
that nobody can see or find it.”
World seems transfixed by 777 disappearance. Maybe no crash but stolen, effectively hidden, perhaps in Northern Pakistan, like Bin Laden.
“My guess is based upon the stolen passports, and I believe Iran was
involved [in the disappearance of the plane],” Issac Yeffet, formerly a
global security expert for Israel’s national airline El Al told today’s
Times of Israel. “They hijacked the aircraft and they landed it in a
place that nobody can see or find it.”
Obama should call Chinese President
following today’s incident and say “we both have the problem of Muslim
terrorism. Can we work together?”
777 crash confirms jihadists turning to
make trouble for China. Chance for US to make common cause, befriend
China while Russia bullies.
World seems transfixed by 777
disappearance. Maybe no crash but stolen, effectively hidden, perhaps in
Northern Pakistan, like Bin Laden.
777. Still think this a reminder that US and China should be working more closely on Muslim extremist threat.
Missing jet, Iranian threats, prompt Israel to tighten air security
“Ex-El Al expert: Iran likely involved in MH 370″ by Debra Kamin, Times of Israel, March 16, 2014 www.timesofisrael.com/ex-el-al-expert-iran-likely-involved-in-mh-370/
“Missing jet, Iranian threats, prompt Israel to tighten air security” by Paul Alster, FoxNews.com, March 17, 2014 http://www.foxnews.com/world/2014/03/17/missing-jet-iranian-threats-prompt-israel-to-tighten-air-security/
Source
Updated: Are The Israelis Planning Another 9-11 Using the Missing Boeing 777?
Christopher Bollyn — bollyn.com March 19, 2014
Updated — March 26, 2014
http://www.thetruthseeker.co.uk/?p=93377
Why would Israel have a plane identical to the missing Malaysia Airlines plane in storage in Tel Aviv? The plane in this photo is Boeing 777 2H6(ER) – 28416/155, an identical twin of the missing plane, which has been in Israel since November 2013. What are the Israelis doing with this plane in a hanger in Tel Aviv? Could it be part of a false-flag terror plot in the making? Where is this plane today?
Source: www.planespotters.net/Production_List/Boeing/777/28416,N105GT-GA-Telesis-php
See more at: http://www.bollyn.com/home/#article_11686
See more at: http://www.bollyn.com/home/#article_11686
Update – According to reports from plane-spotters, Israel has an identical Malaysia Airlines Boeing 777-200 in storage in Tel Aviv since November 2013. The only visible difference between the missing plane and the one in Tel Aviv would be its serial number. What do the Israelis have planned with the twin Malaysia Airlines plane?
By using the twin aircraft they have in storage, the terror masterminds may have a sinister plan for the missing plane to seemingly reappear in a false-flag atrocity. Public awareness of the twin plane in Tel Aviv, therefore, could prevent the evil plot from going ahead.
For more on the identical Malaysia plane in Tel Aviv see the latest entry, dated March 26, 2014, on my Q&A and Comment page.
Note: The Malaysia Air 777 with Boeing serial number 28416 and registered as 9M-MRI was sold to GA Telesis, LLC of Fort Lauderdale, Florida, on October 21, 2013, and is now registered as N105GT. The aircraft was stored at Tarbes Lourdes Pyrenees on October 4, 2013, and then on November 4, 2013, it was re-registered as N105GT and stored at Tel Aviv.
See: www.planespotters.net/Production_List/Boeing/777/28416,N105GT-GA-Telesis-phpAbdol Moabery serves as the President and Chief Executive Officer of GA Telesis, LLC. Previously, Mr. Moabery served as Executive Vice President of Aviation Systems International, Inc., and as Director of Marketing and Sales at C-S Aviation Services, Inc. Both of Moabery’s former companies were owned by George Soros. Therefore it is not unlikely that Soros owns a good part of GA Telesis, too.
C-S Aviation Services:
https://www.mail-archive.com/osint@yahoogroups.com/msg64520.htmlAviation Systems International, Inc.
http://business.fau.edu/news-events/event-details/index.aspx?eid=2826#.UzFK2CO3PJs
This information is very important because it fits neatly into the terror scenario presented by Israeli El Al “security expert” Issac Yeffet shortly after the Malaysian plane went missing. Yeffet suggested the missing plane had been hijacked to Iran and was being prepared for a terror attack. For the Israelis to have an identical plane in a hanger in Tel Aviv reveals why Yeffet presented such a scenario. He appears to have been setting the stage for a false-flag attack like 9-11, perhaps in Israel. If such an attack were to occur in Israel all the evidence would be in the hands of Israeli intelligence giving them complete control of the interpretation or narrative of the terror event.
“I BELIEVE IRAN WAS INVOLVED”
“What happened to this aircraft, nobody
knows. My guess is based upon the stolen passports, and I believe Iran
was involved. They hijacked the aircraft and they landed it in a place
that nobody can see or find it.”
- Issac Yeffet, former El Al security expert to Times of Israel, March 17, 2014
World seems transfixed by 777 disappearance. Maybe no crash but stolen, effectively hidden, perhaps in Northern Pakistan, like Bin Laden.
- Rupert Murdoch on Twitter, March 15, 2014
With no trace of Beijing-bound flight MH370 after nine days, one of several theories that has emerged is that the plane was hijacked to Iran, where it could be turned into a massive and devastating weapon. Two Iranian passengers are known to have been aboard, travelling on false passports. While Israeli officials did not confirm any suspicions regarding Iran, experts said it is not a stretch to point the finger at Israel’s Middle East nemesis.
“My guess is based upon the stolen passports, and I believe Iran was
involved [in the disappearance of the plane],” Issac Yeffet, formerly a
global security expert for Israel’s national airline El Al told today’s
Times of Israel. “They hijacked the aircraft and they landed it in a
place that nobody can see or find it.”
- “Missing jet, Iranian threats, prompt Israel to tighten air security” by Paul Alster, March 17, 2014
The disappearance of the Malaysian Boeing 777 looks like something from a Batman movie plot – or a bad Israeli screenplay by Arnon Milchan and his business partner Rupert Murdoch. The missing plane is bound to turn up sooner or later. The hijackers – or Israeli computer hackers – didn’t pull a fast turn to the west and make professional moves with the plane in order to simply drop it in the Indian Ocean. Or maybe they did. In any case, all of the events going on with the missing Boeing and the Ukrainian crisis look like the making of a perfect storm – or perhaps another false-flag terror spectacle like 9-11.
An Israel-based reporter named Paul Alster has an article on Murdoch’s FoxNews.com giving an Israeli prognosis about the missing Malaysian Boeing 777. The article is important because it suggests that the Israelis may be setting the stage for a false-flag event using the missing plane as a flying bomb.
The article indicates that the Israelis may be projecting a planned terror scenario and are planting the idea in the public mind. The following article has comments from an Israeli El Al “security expert” that are very similar to comments tweeted by Rupert Murdoch the day before. Isn’t it interesting that Rupert Murdoch and an Israeli airline security expert imagine the exact same fate for the missing Boeing?
MURDOCH’S COMMENTS ON MISSING PLANE
Obama should call Chinese President
following today’s incident and say “we both have the problem of Muslim
terrorism. Can we work together?”
3:50 AM – 2 Mar 2014
777 crash confirms jihadists turning to
make trouble for China. Chance for US to make common cause, befriend
China while Russia bullies.
4:15 PM – 9 Mar 2014
World seems transfixed by 777
disappearance. Maybe no crash but stolen, effectively hidden, perhaps in
Northern Pakistan, like Bin Laden.
2:23 AM – 15 Mar 2014
777. Still think this a reminder that US and China should be working more closely on Muslim extremist threat.
2:26 AM – 15 Mar 2014
The Israeli comments in the article imagine a terror scenario like that described by Murdoch. It is important to note that the Israeli El Al “security expert” comes from the exact same groups (ICTS, El Al security, Menachem Atzmon, the Shin Bet and assorted Mossadniks), who projected the ideation of 9-11 (Murdoch’s “Lone Gunmen” pilot episode in 2000 and Arnon Milchan’s Medusa Touch film in 1978) – and who were involved in the false-flag attacks of 9-11.
This is exactly what the evidence I present in my Solving 9-11 books reveals about Israeli involvement in the false-flag terrorism of 9-11. The fact that the same people are now projecting the ideation that the Boeing 777 has been hijacked (perhaps by computer like in the “Lone Gunmen”) and will be used in a terror attack needs to be taken very seriously.
The game is on. We need to be aware of the very real possibility that the plane may resurface, used as a weapon of terror. If so, the attack would probably be designed to be a false-flag provocation that can be used to initiate aggression against a targeted foe – such as the Islamic Republic of Iran. If enough people understand the evil game of deception the Israelis are up to, they won’t be able to pull off another major terror spectacle – and get away with it.
Here is the article by Paul Alster from FoxNews.com
Missing jet, Iranian threats, prompt Israel to tighten air security
By Paul Alster, March 17, 2014
HAIFA, Israel – Top Israeli defense officials have hurriedly put in place a confidential list of secret security measures in light of the baffling disappearance of a Malaysia Airlines jumbo jet that experts fear could become a weapon of mass destruction if in the wrong hands.
With no trace of Beijing-bound flight MH370 after nine days, one of several theories that has emerged is that the plane was hijacked to Iran, where it could be turned into a massive and devastating weapon. Two Iranian passengers are known to have been aboard, travelling on false passports. While Israeli officials did not confirm any suspicions regarding Iran, experts said it is not a stretch to point the finger at Israel’s Middle East nemesis.
“My guess is based upon the stolen passports, and I believe Iran was involved [in the disappearance of the plane],” Issac Yeffet, formerly a global security expert for Israel’s national airline El Al told today’s Times of Israel. “They hijacked the aircraft and they landed it in a place that nobody can see or find it.”
As the search continued to widen fruitlessly, Israeli security officials and aviation authorities, who have long feared a 9/11-style attack, conducted a security assessment and rapidly implemented a series of security measures. The only one reported publicly is that Israeli air traffic controllers will demand that incoming aircraft identify themselves earlier than has so far been the case, sources told FoxNews.com.
IDF officials aim to ensure an unthinkable repetition of the Twin Towers attack doesn’t happen in Tel Aviv, where the skyscraping triple Azrieli Towers rise high above the city. There’s good reason to believe the three-tower commercial-residential-office complex is a coveted target of the Islamic Republic.
In a recent video simulation broadcast by Iranian state TV after the initial agreement with the international community on a reduction in Iran’s nuclear capability was signed, the Azrieli Towers were shown being blown up by Iranian missiles.
The Israeli media has speculated that if Iran played a part in the disappearance of the plane, it is all but certain the regime would not have been directly involved. It would likely instead act through a third party, using one of the many international terror organizations Iran sponsors and maintaining plausible deniability. Tehran would not want to jeopardize the easing of international sanctions and other gains made recently at the Geneva negotiations with the US and the P5+1.
The recent interception of a boatload of Iranian M-302 missiles headed for Israel’s enemies in the Gaza Strip or Sinai Peninsula has given rise to further speculation in Israel that Iran might be considering all manner of means to strike back after such an embarrassing and damaging loss.
“This would never have happened on an Israeli plane,” Yeffet said. “An El Al aircraft was hijacked for the first and last time in 1968. Since then, there has not been a single flight where security did not check every single name.”
Yeffet believes that the time consuming and often-criticized profiling of every passenger at Israeli airports would have picked up the Iranians travelling on false papers.
Most flights to and from Israel require check-in three hours before the advertised flight time and passengers are often faced with many questions (some personal) that some people take exception to. The fact remains though that the Israeli method seems to work and has, thus far, proved watertight.
“More security costs more money,” Menachem Yarden, a retired El Al pilot with more than 37 years experience told Fox News.com. “Few companies these days are making money because of increased costs and relatively low ticket prices. Especially in the U.S., spending more money on security and telling people to come 3 hours before the flight – even if their flight time is just one hour – it’s crazy. No-one would fly.”
Asked if air marshals – allegedly placed on every El Al plane – might have made a difference to flight MH370 if, as some believe, it has been hijacked, Yarden said, “As El Al pilots we didn’t know all the security measures [put in place]. Security is a separate matter [to piloting] and the fewer people that know about it, the more secure it is.”
Yarden said it is possible such a huge aircraft could have flown thousands of miles undetected.
“Yes. It is possible to fly as low as the pilot is able,” Yarden confirmed. “When you switch off the transponder no civil controller can see you. In 9/11 the pilots switched off the transponders and no one saw them. It is not like military radar which sends electromagnetic pulses that receives back the echo via antenna.”
“In this extraordinary case any theory might be the right theory,” Yarden concluded. “No one knows what’s happened.”
Sources:“Ex-El Al expert: Iran likely involved in MH 370″ by Debra Kamin, Times of Israel, March 16, 2014 www.timesofisrael.com/ex-el-al-expert-iran-likely-involved-in-mh-370/
“Missing jet, Iranian threats, prompt Israel to tighten air security” by Paul Alster, FoxNews.com, March 17, 2014 http://www.foxnews.com/world/2014/03/17/missing-jet-iranian-threats-prompt-israel-to-tighten-air-security/
Nat Rothschild’s bust-up with wealthy Bakrie family turns into Twitter storm
Introduction — March 27, 2014
This is the closest the corporate media gets to reporting on what the Rothschild banking dynasty are really up to. But then they could hardly avoid reporting on this very public spat involving Nat Rothschild as it was all over the social media.
So while the Independent provides readers with a verbatim transcript of his bitter bust-up with Indonesian businessman Aga Bakrie, it omits to mention any background on the Rothschild banking dynasty itself.
Like the family’s funding both Napoleon and the British during the Napoleonic Wars.
Or their support for Hitler and involvement in funding both the Nazis and the Russian communists.
Or their being behind the foundation of modern Israel. Or the family’s connection to President Kennedy’s assassination.
In fact the Rothschild’s have a long and nefarious history spanning centuries although you wouldn’t guess as much from the Independent’s reports below.
In its place we get the details of an acrimonious exchange; which amounts to little more than disinformation as it diverts attention from the family’s involvement in crimes of historic proportions and focuses on petty name-calling instead.
All of which makes the following a reflection of how disingenuously the corporate media is controlled.
Nat Rothschild’s bust-up with wealthy Bakrie family turns into Twitter storm
Ian Johnstone — The Independent Marsh 26, 2014
You
know a divorce is getting messy when one side descends to accusations
such as “your dad is an evil genius” and references to a “pile of turd”.
But when corporations split, titans of global industry are usually careful to wash their dirty linen in private.
So it was a surprise when the financier Nat Rothschild and a prominent Indonesian businessman, Aga Bakrie, engaged in a spectacular and very public bust-up on Twitter.
Yesterday saw the wealthy Bakrie family agree a deal to cut ties with London-based investors and buy back their stake in the mining firm Bumi.
Mr Rothschild, 42, who had helped to broker investments in the firm, then tweeted: “@agabakrie7 thanks for buying back a worthless pile of turd. I look forward to watching Bumi TBK trading to zero.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar