Urgensi dan Dampak Persatuan dalam al-Quran
Ketika
wahyu turun kepada Nabi Muhammad Saw, beliau menyampaikannya tanpa
kurang dan lebih kepada masyarakat. Ayat-ayat ilahi itu menjadi embun
yang menyejukkan hati, menenangkan pikiran dan menguatkan langkah, serta
merekatkan tali persaudaraan dan membimbing manusia menuju kesempurnaan
akhlak yang mulia. Pasca wafatnya Rasulullah Saw, umat Islam
tercerai-berai dan terpecah-belah menjadi beberapa kelompok.
Sejarah pasang surut Islam menunjukkan bahwa perpecahan antarmazhab dan
kelompok serta bangsa-bangsa Muslim menjadi persoalan pelik yang
dihadapi umat Islam sejak dahulu kala hingga kini. Betapa banyak
kerugian akibat perpecahan tersebut. Padahal, agama Islam sangat
menekankan untuk menjaga persatuan dan menjauhi perpecahan. Allah swt
dalam al-Quran surat al-Hujurat ayat 10 berfirman, "Sesungguhnya
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah bersaudara.
Sebab iman yang ada telah menyatukan hati mereka. Maka damaikanlah
antara kedua saudara kalian demi menjaga hubungan persaudaraan seiman.
Jagalah diri kalian dari azab Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya, dengan harapan Dia akan memberi kalian rahmat
berkat ketakwaan kalian."
Persatuan menjadi tali
yang mengikat dan menguatkan umat Islam. Jika tali ini putus, maka
keharmonisan pun sirna dan ketentraman umat pun lenyap. Menarik kiranya
untuk mengkaji dampak positif persatuan dalam pandangan al-Quran. Kitab
ilahi ini memandang terciptanya keamanan dan ketentraman sosial dan
politik sebagai dampak dari persatuan. Dalam surat Ali-Imran ayat 103,
Allah swt berfirman, "Berpegang teguhlah kepada agama Allah dan
tetaplah bersatu. Janganlah berbuat sesuatu yang mengarah kepada
perpecahan. Renungkanlah karunia Allah yang diturunkan kepada kalian
pada masa jahiliah, ketika kalian masih saling bermusuhan. Saat itu
Allah menyatukan hati kalian melalui Islam, sehingga kalian menjadi
saling mencintai. Saat itu kalian berada di jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kalian dengan Islam. Dengan penjelasan yang baik seperti
itulah, Allah selalu menerangkan berbagai jalan kebaikan untuk kalian
tempuh."
Berdasarkan ayat ini, perpecahan
merupakan sumbu pemicu perang dan pertumpahan darah. Di sisi lain,
al-Quran juga menjelaskan dampak kontruktif dari persatuan terhadap
penguatan pilar-pilar masyarakat dan terjaganya stabilitas sosial.
Ketika sengketa dan perselisihan di tengah masyarakat berhasil
diselesaikan, maka hati setiap orang semakin dekat dengan yang lain, dan
barisan umat pun semakin kuat. Sehingga tidak ada peluang bagi musuh
untuk membenamkan pengaruhnya di tengah masyarakat.Terkait hal ini,
Al-Quran surat al-Anfal ayat 46 menjelaskan, "Tinggalkanlah
perselisihan dan pertikaian yang membuat kalian tercerai berai dan
lemah. Bersabarlah dalam menghadapi segala kesulitan dan rintangan dalam
peperangan. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar dengan
memberi dukungan, peneguhan dan belaan yang baik.
Al-Quran memandang faktor penyebab kekacauan dalam masyarakat adalah
adanya perselisihan yang tidak bisa diredam dan diselesaikan
antaranggotanya. Salah satu faktor pemersatu dalam Islam adalah adanya
tujuan bersama. Untuk itulah, al-Quran menyerukan kepada kaum mulimin
supaya mengimani Islam secara total dan menjalankan kewajiban serta
meninggalkan larangannya. Dalam ajaran Islam, terdapat banyak persamaan
yang menyatukan pengikut mazhab yang berbeda-beda.Saat ini seluruh umat
Islam memiliki persamaan pandangan dalam banyak permasalahan, terutama
dalam pilar-pilar agama Islam seperti ketauhidan dan Kenabian Muhammad
Saw.
Rasulullah Saw memandang persatuan umat sebagai
sumber kebaikan, sebaliknya perpecahan adalah sumber
kesengsaraan.Terkait hal ini Rasulullah Saw bersabda, "Persatuan adalah
kebaikan dan perpecahan adalah siksaan". Nabi Muhammad Saw melarang
umatnya untuk saling bermusuhan dan memutuskan hubungan persaudaraan.
Bahkan beliau sangat mengecam orang yang memutuskan tali silaturahmi
antarsesama muslim lebih dari tiga hari. Ketika berada di masjid
al-Khaif, beliau mengajak umat Islam untuk menjaga persaudaraan. Islam
memandang sama seluruh manusia, apapun ras dan etnisnya. Rasulullah Saw
bersabda, "Sesunguhnya orang-orang mukmin bersaudara, darah (ras) mereka
setara, saling bahu-membahu (melengkapi) dan mereka adalah satu tangan
atas selain mereka".(Kulaini, Ushul Kafi, jilid 1, halaman.333)
Dalam kesempatan lain, Rasulullah Saw mengungkapkan perumpamaan umat
Islam dalam persaudaraan dan kasih sayang, bagaikan satu tubuh manusia,
dimana saat satu darinya merasa sakit, anggota yang lainnya pun akan
merasakan sakit pula. Di bagian lain, Nabi Muhammad Saw mengumpamakan
umat Islam bagaikan anak-anak (gigi) sisir yang rata dan setara. Beliau
berkata, "Kaum muslimin adalah setara seperti gigi-gigi sisir. (Majlisi,
Bihar Al-Anwar, jilid, 97, halaman.72.)
Dewasa ini
kehadiran lebih dari 1,5 milyar muslim yang tersebar di seluruh penjuru
dunia, terutama di negara-negara Islam, termasuk Iran menjadi lonceng
ancaman bagi kekuatan hegemonik global. Sejak kemunculan Islam lebih
dari seribu empat ratus tahun lalu, persatuan Islam senantiasa menjadi
benteng dalam menghadapi berbagai konspirasi musuh yang tidak pernah
surut menyerang umat Islam dengan berbagai cara sejak dahulu kala hingga
kini.
Salah satu yang dilancarkan musuh untuk memecah
belah persatuan Islam adalah menciptakan kelompok takfiri yang telah
menumpahkan darah Muslim tidak berdosa di berbagai negara seperti
Afghanistan, Pakistan, Irak, Suriah, Yaman, dan berbagai negara
lainnya. Diabaikannya prinsip Islam yang menekankan persatuan
sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran, fanatisme buta, bersandar pada
pandangan yang menolak logika dan argumentasi filosofis serta bertumpu
pada cara-cara kekerasan; merupakan sejumlah karakter kelompok takfiri
yang mendapat dukungan finansial dan militer sejumlah negara Arab serta
Barat untuk menciptakan perselisihan dan pertumpahan antar sesama umat
Islam.
Persatuan Muslim di seluruh dunia merupakan
cita-cita suci dan utama dalam Islam yang memiliki akar dalam al-Quran
dan Sunnah. Untuk mewujudkan tujuan agung tersebut, umat Islam dari
seluruh dunia harus kembali menggalang persatuan berdasarkan prinsip
agama, dengan mengedepankan persamaan antarberbagai mazhab dan bukan
mencari perbedaaannya yang kecil. Selain itu menghindari berbagai
perpecahan dan perselisihan dalam masalah-masalah cabang.
Bapak Republik Islam Iran, Imam Khomeini menegaskan perintah paling
jelas dalam al-Quran mengenai urgensi persatuan, "Islam memerintahkan,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّـهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا"
Semua
bersama-sama, seluruh lapisan bersatu dengan bersandar pada tali
(agama) Allah. Semua harus menunaikannya demi Allah yang Maha Besar,
pelanggaran terhadap aturan ilahi ini termasuk kejahatan dan dosa.
Aturan Islam menyatakan bahwa semua harus berpegang teguh terhadap tali
Allah... bangsa-bangsa dan negara-negara jika ingin mencapai kemenangan
dan mewujudkan tujuan Islam di segala bidang demi mencapai kebahagian
umat manusia, maka harus berpegang teguh dengan tali Allah, menghindari
perselisihan dan menaati perintah Allah swt".(IRIB Indonesia/PH)
Khamis, 22 Ogos 2013
Deklarasi Amman
http://amirul-89.blogspot.com/2013/08/deklarasi-amman.html
Berikut adalah terjemahan DEKLARASI AMMAN (AMMAN MESSAGE)atau disebut juga sebagai RISALAH AMMAN.
Risalah Amman dimulai sebagai deklarasi yang di terbitkan pada 27
Ramadhan 1425H bertepatan dengan 9 November 2004 oleh Duli Yang Maha
Mulia Raja Abdullah II bin al-Hussein di Amman, Jordan.
Risalah Amman bermula dari penyelesaian terhadap persoalan tentang
manakah yang “Islam” dan mana yang bukan (Islam), aksi mana yang
merepresentasikan Islam dan mana yang tidak (merepresentasikan Islam).
Tujuannya adalah untuk memberikan kejelasan kepada dunia moden tentang “ISLAM YANG BENAR” dan“KEBENARAN ISLAM”.
Untuk lebih menguatkan lagi asas otoriti keagamaan pada pernyataan ini,
Raja Abdullah II mengirim tiga pertanyaan berikut kepada 24 ulama senior
dari berbagai belahan dunia yang merepresentasikan seluruh Aliran dan
Mazhab dalam Islam :
1. Siapakah seorang Muslim ?2. Apakah boleh melakukan Takfir (menuduh Kafir) ?3. Siapakah yang memiliki haq untuk mengeluarkan fatwa ?
Dengan berlandaskan fatwa-fatwa ulama besar, termasuk diantaranya Syeikhul al-Azhar, Ayatullah Ali as-Sistani, Syeikh Dr. Yusuf al- Qardhawi,
maka pada Julai tahun 2005, Raja Abdullah II mengadakan sebuah
Persidangan Islam Antarabangsa yang mengundang 200 ulama terkemuka
dunia dari 50 negara. Di Amman, ulama-ulama tersebut mengeluarkan sebuah
panduan tentang tiga isu fundamental (yang kemudian dikenal dengan
sebutan“Tiga Poin Risalah Amman”.
PERNYATAAN SIKAP
PERSIDANGAN ISLAM ANTARABANGSA
PERSIDANGAN ISLAM ANTARABANGSA
Persidangan ini diadakan di Amman, Jordan, dengan tema “Islam Hakiki dan Peranannya dalam Masyarakat Moden” (27-29 Jumadil Ula 1426 Hijrah / 4-6 Julai 2005 Masehi)
Bismillahir-Rahmanir-Rahim
SALAM DAN SALAWAT KE ATAN JUNJUNGAN BESAR BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW DAN KELUARGANYA YANG SUCI
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa…” (Al-Nisa’; 4:1)
Sesuai dengan
fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Imam Besar Syeikh al-Azhar, Ayatollah
Sayyid Ali al-Sistani, Mufti Besar Mesir, para ulama Syiah yang
terhormat (baik dari kalangan Syiah Ja’fari mahupun Zaidi), Mufti Besar
Kesultanan Oman, Akademi Fiqih Islam Kerajaan Arab Saudi, Dewan Urusan
Agama Turki, Mufti Besar Kerajaan Jordan dan para Anggota Komiti Fatwa
Nasional Jordan, dan Syeikh Dr. Yusuf al-Qaradawi; Sesuai dengan
kandungan pidato Duli Yang Maha Mulia Raja Abdullah II bin al-Hussein,
Raja Jordan, pada acara pembukaan persidangan;
Sesuai dengan pengetahuan tulus ikhlas kita pada Allah SWT; Dan sesuai
dengan seluruh makalah penelitian dan kajian yang tersaji dalam
persidangan ini, serta seluruh diskusi yang timbul darinya; Kami, yang
bertandatangan di bawah ini, dengan ini menyetujui dan menegaskan
kebenaran butir-butir yang tertera di bawah ini:
(1) Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat
mazhab Ahlus Sunnah (Syafe’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab
Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. Tidak
diperbolehkan mengkafirkan salah seorang dari pengikut/penganut
mazhab-mazhab yang disebut di atas. Darah, kehormatan dan harta benda
salah seorang dari pengikut/penganut mazhab-mazhab yang disebut di atas
tidak boleh dihalalkan. Lebih lanjut, tidak diperbolehkan
mengkafirkan siapa saja yang mengikuti akidah aliran pemikiran Islam
Asy’ari atau siapa saja yang mengamalkan tasawuf (sufisme). Demikian
pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti
pemikiran Salafi yang sejati. Sejalan dengan itu, tidak diperbolehkan
mengkafirkan kelompok Muslim manapun yang percaya pada Allah,
mengagungkan dan mensucikan-Nya, meyakini Rasulullah (saw) dan
rukun-rukun iman, mengakui lima rukun Islam, serta tidak mengingkari
ajaran-ajaran yang sudah pasti dan disepakati dalam agama Islam.
(2) Ada jauh lebih banyak kesamaan dalam mazhab-mazhab Islam
dibandingkan dengan perbezaan-perbezaan di antara mereka. Para
pengikut/penganut kelapan-lapan mazhab Islam yang telah disebutkan di
atas semuanya sepakat dalam prinsip prinsip utama Islam (Usuluddin).
Semua mazhab yang disebut di atas percaya pada satu Allah yang Maha Esa
dan Maha Kuasa; percaya pada al-Qur’an sebagai wahyu Allah; dan bahwa
Baginda Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul untuk seluruh manusia. Semua
sepakat pada lima Rukun Islam: dua kalimat syahadah(syahadatayn);
kewajiban solat; zakat; puasa di bulan Ramadhan, dan Haji ke Baitullah
di Mekah. Semua percaya pada dasar-dasar akidah Islam: kepercayaan pada
Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir,
dan takdir baik dan buruk dari sisi Allah. Perbedaan di antara ulama
kelapan-lapan mazhab Islam tersebut hanya menyangkut masalah-masalah
cabang agama (furu’) dan tidak menyangkut prinsip-prinsip dasar (usul)
Islam.
Perbezaan pada masalah-masalah cabang agama tersebut adalah rahmat
Ilahi. Sejak dahulu dikatakan bahawa keragaman pendapat di antara ulama
adalah hal yang baik.
(3) Mengakui kelapan-lapan mazhab dalam Islam tersebut bererti bahwa
mengikuti suatu metodologi dasar dalam mengeluarkan fatwa: tidak ada
orang yang berhak mengeluarkan fatwa tanpa keahlihan pribadi khusus yang
telah ditentukan oleh masing-masing mazhab bagi para pengikutnya. Tidak
ada orang yang boleh mengeluarkan fatwa tanpa mengikuti metodologi yang
telah ditentukan oleh mazhab-mazhab Islam tersebut di atas. Tidak ada
orang yang boleh mengklaim untuk melakukan ijtihad mutlak dan
menciptakan mazhab baru atau mengeluarkan fatwa-fatwa yang tidak bisa
diterima hingga membawa umat Islam keluar dari prinsip-prinsip dan
kepastian-kepastian Syariah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh
masing-masing mazhab yang telah disebut di atas.
(4) Esensi Risalah Amman, yang ditetapkan pada Malam Lailatul Qadar
tahun 1425H dan dideklarasikan dengan suara lantang di Masjid
al-Hasyimiyyin, adalah kepatuhan dan ketaatan pada mazhab-mazhab Islam
dan metodologi utama yang telah ditetapkan oleh masing-masing mazhab
tersebut. Mengikuti tiap-tiap mazhab tersebut di atas dan meneguhkan
penyelenggaraan diskusi serta pertemuan di antara para penganutnya dapat
memastikan sikap adil, moderat, saling memaafkan, saling menyayangi,
dan mendorong dialog dengan umat-umat lain.
(5) Kami semua mengajak seluruh umat untuk membuang segenap perbedaan di
antara sesama Muslim dan menyatukan kata dan sikap mereka; menegaskan
kembali sikap saling menghargai; memperkuat sikap saling mendukung di
antara bangsa-bangsa dan negara-negara umat Islam; memperkukuh tali
persaudaraan yang menyatukan mereka dalam saling cinta di jalan Allah.
Dan kita mengajak seluruh Muslim untuk tidak membiarkan pertikaian di
antara sesama Muslim dan tidak membiarkan pihak-pihak asing mengganggu
hubungan di antara mereka.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara. Maka itu islahkan hubungan di antara saudara-saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah sehingga kalian mendapat rahmat-Nya. (Al-Hujurat; 49:10).
Amman, 27-29 Jumadil Ula 1426 H./ 4-6 Juli 2005 M.
“Tiga Poin Risalah Amman” ini kemudiannya diperakui pula oleh
kepemimpinan Islam seluruh dunia pada pertemuan Persidangan Negara
Islam (OIC) di Mekah pada Disember 2005. Dan setelah melewati satu
tahun iaitu dari Julai 2005 hingga Julai 2006, piagam ini juga
diperakui oleh enam Dewan Ulama Islam yang lain termasuk International
Islamic Fiqh Academy di Jeddah, pada Julai 2006. Secara keseluruhan,
lebih dari 500 ulama Islam terkemuka telah mendukung Risalah Amman dan
tiga poin pentingnya.
<http://id.wikipedia.org/wiki/Risalah_Amman>
Risalah Amman dibacakan di Amman sebagai sebuah khotbah bulan Ramadan oleh Hakim Agung Syeikh Izuddin Al-Tamimi di depan Raja Abdullah II dan beberapa ulama.[3]
Pada tahun berikutnya di bulan Juli 2005, sebuah konvensi Islam
menghimpun 200 ulama dari lebih 50 negara yang menghasilkan sebuah fatwa
dengan 3 pasal (selanjutnya dikenal sebagai '3 Pasal dalam Risalah
Amman').[2] Fatwa ini berfokus kepada:[4]
- Pengakuan 8 mazhab dan berbagai ilmu mengenai Islam lainnya yaitu:[5]
- Pelarangan menyebut kafir terhadap Muslim yang diakui ajarannya
- Peraturan ini dinyatakan sebagai syarat dasar terhadap penentuan fatwa lainnya, dimaksudkan untuk mencegah dikeluarkannya fatwa yang tidak sesuai
Dalam menjelaskan mengapa pesan ini dikeluarkan, Raja Abdullah
berkata: "Kami rasa pesan-pesan Islam mengenai toleransi sedang berada
sebagai subjek dalam sebuah serangan besar dan tidak benar dari beberapa
kalangan di Dunia Barat yang tidak mengerti esensi Islam, serta
pihak-pihak lain yang mengaku merupakan bagian dari Islam dan
bersembunyi di balik bendera Islam untuk melakukan perbuatan yang tak
bertanggung jawab."[6]
Konferensi dan Deklarasi
Berikut adalah konferensi dan deklarasi Risalah Amman:[7]
- Konferensi Islam Internasional: Islam Sejati dan Peranannya dalam Masyarakat Modern, (Amman, 27-29 Jumadil Akhir 1426 H / 4–6 Juli 2005)
- Forum Pemikir dan Ulama Muslim, (Mekkah, 5-7 Sya'ban 1426 H / 9–11 September 2005)
- Konferensi Islam Internasional I Mengenai Mazhab dan Tantangan Masa Kini Bagi Islam, (Universitas Alul-Bayt, 13-15 Syawal 1426 H / 15–17 November 2005)
- Sesi Luar Biasa III Organisasi Konferensi Islam, (5-6 Dzulqaidah 1426 H / 7–8 Desember 2005)
- Konferensi Internasional Majelis Falsafah dan Budaya Islam Moderat II, (25-27 Rabiul Awal 1427 H / 24–26 April 2006)
- Sesi ke-XVII Konferensi Perguruan Fiqih Islam Internasional, (Amman, 28 Jumadil Awal - 2 Jumadil Akhir 1427 H / 24–28 Juni 2006)
- Konferensi Muslim Eropa, (Istanbul, 1–2 Juli 2006)
- Sesi ke-IX dewan Konferensi Mentri Keagamaan dan Hubungan Islam, (Kuwait, 22–23 November 2005)
- Risalah Amman di Mata Dunia Luar: Dialog, Jalan Tengah, Kemanusiaan, (Universitas Hasyimiyah, 20–21 September 2006)
RISALAH AMMAN - FATWA KONFERENSI ULAMA ISLAM INTERNASIONAL
Written By Sya'roni As-Samfuriy on Senin, 05 Agustus 2013 | 10.01
RISALAH AMMAN - FATWA KONFERENSI ULAMA ISLAM
INTERNASIONAL
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2013/08/risalah-amman-fatwa-konferensi-ulama_2762.html
Konferensi ini diadakan di Amman,
Mamlakah Arabiyyah Yordania, dengan tema “Islam Hakiki dan Perannya dalam
Masyarakat Modern”. (27-29 Jumadil Ula. 1426 H. / 4-6 Juli 2005 M.)
Bismillahirrahmanirrahim.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada Baginda Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya yang suci. “Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa…” (QS. an-Nisa ayat 1).
Sesuai dengan fatwa-fatwa yang
dikeluarkan oleh yang terhormat:
1. Al-Imam al-Akbar Syaikh Mahmud
Syalthut, asy-Syaikh Ahmad Thanthowi, Dewan Rektorat Universitas al-Azhar,
Kairo, Mesir.
2. Ayatullah Sayyid Ali as-Sistani
Mufti Besar Syi’ah Iraq.
3. Ayatullah ‘Udzma Sayyid Ali Khamenei
al-Husaini Mufti Besar Syi’ah Iran.
4. Yang Terhormat Mufti Besar
Kesultanan Oman.
5. Akademi Fiqih Islam Kerajaan Saudi
Arabiyyah.
6. Dewan Urusan Agama Turki.
7. Mufti Akbar Kerajaan Yordania dan
Para Anggota Komite Fatwa Nasional Yordania.
8. Syaikh Dr. Yusuf al-Qaradawi Mufti
Besar Sunni Mesir.
Sesuai dengan kandungan pidato yang mulia Raja Abdullah II bin al-Hussein, Raja Yordania, pada acara pembukaan konferensi. Sesuai dengan pengetahuan tulus ikhlas kita pada Allah Swt., dan sesuai dengan seluruh makalah penelitian dan kajian yang tersaji dalam konferensi ini serta seluruh diskusi yang timbul darinya. Kami, yang bertandatangan di bawah ini, dengan ini menyetujui dan menegaskan kebenaran butir-butir yang tertera di bawah ini:
1) Siapa saja yang mengikuti dan
menganut salah satu dari empat madzhab Ahlussunnah (Hanafi, Syafi’i, Maliki,
Hanbali), dua madzhab Syi’ah Ja’fariyyah dan Zaidiyyah, madzhab Ibadhiyyah dan
madzhab Dzahiriyyah adalah Muslim.
Tidak diperbolehkan mengkafirkan salah seorang dari pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut di atas. Darah, kehormatan dan harta benda salah seorang dari pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut di atas tidak boleh dihalalkan.
Lebih lanjut, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti akidah Asy’ari atau siapa saja yang mengamalkan tasawuf (sufisme). Demikian pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti pemikiran Salafi yang sejati.
Sejalan dengan itu, tidak diperbolehkan mengkafirkan kelompok Muslim manapun yang percaya pada Allah, mengagungkan dan mensucikanNya, meyakini Rasulullah (Saw.) dan rukun-rukun iman, mengakui lima rukun Islam, serta tidak mengingkari ajaran-ajaran yang sudah pasti dan disepakati dalam agama Islam.
Tidak diperbolehkan mengkafirkan salah seorang dari pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut di atas. Darah, kehormatan dan harta benda salah seorang dari pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut di atas tidak boleh dihalalkan.
Lebih lanjut, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti akidah Asy’ari atau siapa saja yang mengamalkan tasawuf (sufisme). Demikian pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti pemikiran Salafi yang sejati.
Sejalan dengan itu, tidak diperbolehkan mengkafirkan kelompok Muslim manapun yang percaya pada Allah, mengagungkan dan mensucikanNya, meyakini Rasulullah (Saw.) dan rukun-rukun iman, mengakui lima rukun Islam, serta tidak mengingkari ajaran-ajaran yang sudah pasti dan disepakati dalam agama Islam.
2) Ada jauh lebih banyak kesamaan dalam
madzhab-madzhab Islam dibandingkan dengan perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Para pengikut/penganut kedelapan madzhab Islam yang telah disebutkan di atas
semuanya sepakat dalam prinsip-prinsip utama Islam (ushuluddin). Semua madzhab
yang disebut di atas percaya pada satu Allah Yang Maha Esa dan Makakuasa;
percaya pada al-Quran sebagai wahyu Allah; dan bahwa Baginda Muhammad Saw. adalah
Nabi dan Rasul untuk seluruh manusia. Semua sepakat pada lima rukun Islam: dua
kalimat syahadat (syahadatain), kewajiban shalat, zakat, puasa di bulan
Ramadhan, dan Haji ke Baitullah di Mekkah. Semua percaya pada dasar-dasar
akidah Islam: kepercayaan pada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para
rasulNya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk dari sisi Allah. Perbedaan di
antara ulama kedelapan madzhab Islam tersebut hanya menyangkut masalah-masalah
cabang agama (furu’) dan tidak
menyangkut prinsip-prinsip dasar (ushul)
Islam. Perbedaan pada masalah-masalah cabang agama tersebut adalah rahmat
Ilahi. Sejak dahulu dikatakan bahwa keragaman pendapat di antara ulama adalah
hal yang baik.
3) Mengakui kedelapan madzhab dalam
Islam tersebut berarti bahwa mengikuti suatu metodologi dasar dalam
mengeluarkan fatwa: tidak ada orang yang berhak mengeluarkan fatwa tanpa
keahlihan pribadi khusus yang telah ditentukan oleh masing-masing madzhab bagi
para pengikutnya. Tidak ada orang yang boleh mengeluarkan fatwa tanpa mengikuti
metodologi yang telah ditentukan oleh madzhab-madzhab Islam tersebut di atas.
Tidak ada orang yang boleh mengklaim untuk melakukan ijtihad mutlak dan
menciptakan madzhab baru atau mengeluarkan fatwa-fatwa yang tidak bisa diterima
hingga membawa umat Islam keluar dari prinsip-prinsip dan kepastian-kepastian syariah
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh masing-masing madzhab yang telah disebut
di atas.
4) Esensi Risalah Amman, yang
ditetapkan pada malam Lailatul Qadar tahun 1425 H dan dideklarasikan dengan
suara lantang di Masjid al-Hasyimiyyin, adalah kepatuhan dan ketaatan pada madzhab-madzhab
Islam dan metodologi utama yang telah ditetapkan oleh masing-masing madzhab
tersebut. Mengikuti tiap-tiap madzhab tersebut di atas dan meneguhkan penyelenggaraan
diskusi serta pertemuan di antara para penganutnya dapat memastikan sikap adil,
moderat, saling memaafkan, saling menyayangi, dan mendorong dialog dengan
umat-umat lain.
5) Kami semua mengajak seluruh umat
untuk membuang segenap perbedaan di antara sesama Muslim dan menyatukan kata
dan sikap mereka, menegaskan kembali sikap saling menghargai, memperkuat sikap
saling mendukung di antara bangsa-bangsa dan negara-negara umat Islam.
Memperkukuh tali persaudaraan yang menyatukan mereka dalam saling cinta di
jalan Allah. Dan kita mengajak seluruh Muslim untuk tidak membiarkan pertikaian
di antara sesama Muslim dan tidak membiarkan pihak-pihak asing mengganggu
hubungan di antara mereka. Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya orang-orang
beriman adalah bersaudara. Maka itu islahkan hubungan di antara saudara-saudara
kalian dan bertakwalah kepada Allah sehingga kalian mendapat rahmatNya.” (QS.
al-Hujurat ayat 10).
Amman, Mamlakah Arabiyyah Yordania, 27-29 Jumadil Ula
1426 H/4-6 Juli 2005 M.
Dewan Penandatangan Fatwa Konferensi Ulama Islam
Internasional:
1. Afghanistan
·
Yth. Nusair
Ahmad Nour Dubes Afghanistan untuk Qatar
2. Aljazair
·
Yth. Lakhdar
Ibrahimi Utusan Khusus Sekjen PBB; Mantan Menlu Aljazair
·
Prof. Dr.
Abdullah bin al-Hajj Muhammad al-Ghulamullah Menteri Agama
·
Dr. Mustafa
Syarif Menteri Pendidikan
·
Dr. Sa’id Syaiban
Mantan Menteri Agama
·
Prof. Dr.
Ammar ath-Thalibi Departemen Filsafat, University of Algeria
·
Mr. Abu Jara
as-Sulthani Ketua LSM Algerian Peace Society Movement
3. Austria
·
Prof. Anas ash-Shaqfa
Ketua Komisi Islam
·
Mr. Tarafa
Baghajati Ketua LSM Initiative of Austrian Muslims
4. Australia
·
Syaikh Salim
‘Ulwan al-Hassani Sekjen, Darulfatwa, Dewan Tinggi Islam
5. Azerbaijan
·
Syaikh al-Islam
Allahusysyakur bin Hemmat Bashazada Ketua Muslim Administration of the Caucasus
6. Bahrain
·
Syaikh Dr.
Muhammad Ali as-Sutri Menteri Kehakiman
·
Dr. Farid
bin Ya’qub al-Miftah Sekretaris Kementerian Agama
7. Bangladesh
·
Prof. Dr.
Abu al-Hasan Shadiq Rektor Asian University of Bangladesh
8. Bosnia dan Herzegovina
·
Prof. Dr.
Syaikh Mustafa Ceric Ketua Majlis Ulama dan Mufti Besar Bosnia dan Herzegovina
·
Prof. Hasan
Makic Mufti Bihac
·
Prof. Anes
Lj evakovic Peneliti dan Pengajar, Islamic Studies College
9. Brazil
·
Syaikh Ali
Muhmmad Abduni Perwakilan International Islamic Youth Club di Amerika Latin
10. Kanada
·
Syaikh Faraz
Rabbani Guru, Hanafijurisprudence,
11. Republik Chad
·
Syaikh Dr.
Hussein Hasan Abkar Presiden, Higher Council for Islamic Affair; Imam Muslim,
Chad
12. Mesir
·
Prof. Dr. Mahmud
Hamdi Zaqzuq Menteri Agama
·
Prof. Dr. Ali
Jum’ah Mufti Besar Mesir
·
Prof. Dr.
Ahmad Muhammad ath-Thayyib Rektor Universitas al-Azhar University
·
Prof. Dr.
Kamal Abu al-Majd Pemikir Islam; Mantan Menteri Informasi
· Dr. Muhammad
al-Ahmadi Abu an-Nur Mantan Menteri Agama Mesir; Profesor Fakultas Syariah,
Yarmouk University, Jordan
·
Prof. Dr.
Fauzi az-Zifzaf Ketua Masyayikh al-Azhar; Anggota the Academy of Islamic
Research
·
Prof. Dr.
Hasan Hanafi Peneliti dan Cendekiawan Muslim, Departemen Filsafat, Cairo
University
·
Prof. Dr.
Muhammad Muhammad al-Kahlawi Sekjen Perserikatan Arkeolog Islam;
Dekan Fakultas Studi Kesejarahan Kuno, Cairo University
Dekan Fakultas Studi Kesejarahan Kuno, Cairo University
·
Prof. Dr.
Aiman Fuad Sayyid Mantan Sekjen, Dar al-Kutub al-Mishriyyah
·
Syaikh Dr.
Zaghlul Najjar Anggota Dewan Tinggi Urusan Islam, Mesir
·
Syaikh Muis
Mas’ud Dai Islam
·
Dr. Raqid as-Sirjani
·
Dr. Muhammad
Hidaya
13. Perancis
·
Syaikh Prof.
Dalil Abu Bakr Ketua Dewan Tinggi Urusan Agama Islam dan Dekan Masjid Paris
·
Dr. Husain
Rais Direktur Urusan Budaya, Masjid Jami’ Paris
14. Jerman
·
Prof. Dr.
Murad Hofmann Mantan Dubes Jerman untuk Maroko
·
Syaikh Shalahuddin
al-Ja’farawi Asisten Sekjen World Council for Islamic Propagation
15. India
·
H.E. Maulana
Mahmud Madani Anggota Parlemen Sekjen Jamiat Ulama Hindia
·
Ja’far ash-Shadiq
Mufadhdhal Saifudin Cendikiawan Muslim
·
Thaha Saifudin
Cendikiawan Muslim
·
Prof. Dr.
Sayyid Aushaf Ali Rektor Hamdard University
·
Prof. Dr.
Akhtar al-Wasi Dekan College of Humanities and Languages
16. Indonesia
·
Dr. Tutty
Alawiyah Rektor Universitas Islam asy-Syafi’iyah
·
Rabhan Abdul
Wahhab Dubes RI untuk Yordania
·
KH. Ahmad
Hasyim Muzadi Mantan Ketua Umum PBNU
·
Rozy Munir Mantan
Wakil Ketua PBNU
·
Muhamad
Iqbal Sullam International Conference of Islamic Scholars, Indonesia
17. Italia
·
Mr. Yahya
Sergio Pallavicini Wakil Ketua, Islamic Religious Community of Italy (CO.RE.IS.)
18. Maladewa
·
Dr. Mahmud asy-Syauqi
Menteri Pendidikan
19. Republik Islam Iran
·
Ayatullah Syaikh
Muhammad Ali at-Taskhiri Sekjen Majma’ Taqrib bainal Madzahib al-Islamiyyah.
· Ayatullah
Muhammad Waez-zadeh al-Khorasani Mantan Sekjen Majma’ Taqrib bainal Madzahib al-Islamiyyah
· Prof. Dr.
Musthafa Mohaghegh Damad Direktur the Academy of Sciences; Jaksa; Irjen
Kementerian Kehakiman
·
Dr. Mahmud Muhammadi
Iraqi Ketua LSM Cultural League and Islamic Relations in the Islamic Republic
of Iran
·
Dr. Mahmud
Mar’ashi an-Najafi Kepala Perpustakaan Nasional Ayatollah Mar’ashi an-Najafi
·
Dr. Muhammad
Ali Adharshah Sekjen Masyarakat Persahabatan Arab-Iran
·
Syaikh Abbas
Ali Sulaimani Wakil Pemimpin Spiritual Iran di wilayah Timur Iran
20. Iraq
·
Grand Ayatullah
Syaikh Husain al-Muayyad Pengelola Knowledge Forum
·
Ayatullah
Ahmad al-Bahadili Dai Islam
·
Dr. Ahmad
Abdul Ghaffur as-Samara’i Ketua Diwan Waqaf Sunni
21. Yordania
·
Prof. Dr.
Ghazi bin Muhammad Utusan Khusus Raja Abdullah II bin al-Hussein
·
Syaikh Izzudin
al-Khatib at-Tamimi Jaksa Agung
·
Prof. Dr.
Abdussalam al-Abbadi Mantan Menteri Agama
·
Prof. Dr.
Syaikh Ahmad Hlayyel Penasehat Khusus Raja Abdullah dan Imam Istana Raja
·
Syaikh Said al-Hijjawi
Mufti Besar Yordania
·
Akel Bultaji
Penasehat Raja
·
Prof. Dr.
Khalid Touqan Menteri Pendidikan dan Riset
·
Syaikh Salim
Falahat Ketua Umum Ikhwanul Muslimin Yordania
·
Syaikh Dr.
Abdul Aziz Khayyat Mantan Menteri Agama
·
Syaikh Nuh al-Quda
Mantan Mufti Angkatan Bersenjata Yordania
·
Prof. Dr.
Ishaq al-Farhan Mantan Menteri Pendidikan
.... Dr. Abdul Lathif
Arabiyyat Mantan Ketua DPR Yordania;
..... Syaikh Abdul Karim Salim Sulaiman al-Khasawneh
Mufti Besar Angkatan Bersenjata Yordania
·
Prof. Dr.
Adel at-Tuwaisi Menteri Kebudayaan
·
Mr. Bilal
at-Tall Pemimpin Redaksi Koran Liwa’
·
Dr. Rahid
Sa’id Shahwan Fakultas Ushuluddin, Balqa Applied University
22. Kuwait
·
Prof. Dr.
Abdullah Yusuf al-Ghoneim Kepala Pusat Riset dan Studi Agama
·
Dr. Adel
Abdullah al-Fallah Wakil Menteri Agama
23. Lebanon
·
Prof. Dr.
Hisyam Nashabih Ketua Badan Pendidikan Tinggi
·
Prof. Dr.
Sayyid Hani Fahs Anggota Dewan Tinggi Syiah
·
Syaikh
Abdullah al-Harari Ketua Tarekat Habasyi
·
Mr. Husam
Mustafa Qaraqi Anggota Tarekat Habasyi
·
Prof. Dr.
Ridhwan as-Sayyid Fakultas Humaniora, Lebanese University; Pemred Majalah al-Ijtihad
·
Syaikh
Khalil al-Mais Mufti Zahleh and Beqa’ bagian Barat
24. Libya
·
Prof.
Ibrahim ar-Rabu Sekretaris Dewan Dakwah Internasional
·
Dr. al-Ujaili
Farhat al-Miri Pengurus International Islamic Popular Leadership
25. Malaysia
·
Dato’ Dr.
Abdul Hamid Utsman Menteri Sekretariat Negara
·
Anwar
Ibrahim Mantan Perdana Menteri
·
Prof. Dr.
Muhammad Hasyim Kamaly Dekan International Institute of Islamic Thought and
Civilisation
·
Mr. Syahidan
Kasem Menteri Negara Bagian Perlis, Malaysia
·
Mr. Khairi
Jamaludin Wakil Ketua Bidang Kepemudaan UMNO
26. Maroko
·
Prof. Dr.
Abbas al-Jarari Penasehat Raja
·
Prof. Dr. Muhammad
Farouk an-Nabhan Mantan Kepala Dar al-Hadits al-Hasaniyyah
·
Prof. Dr.
Ahmad Syauqi Benbin Direktur Perpustakaan Hasaniyyah
·
Prof. Dr.
Najat al-Marini Departemen Bahasa Arab, Mohammed V University
27. Nigeria
·
H.H. Prince
Haji Ado Bayero Amir Kano
·
Mr. Sulaiman
Osho Sekjen Konferensi Islam Afrika
28. Mamlakah Oman
·
Syaikh Ahmad
bin Hamad al-Khalili Mufti Besar Kesultanan Oman
·
Syaikh Ahmad
bin Sa’ud as-Siyabi Sekjen Kantor Mufti Besar
29. Pakistan
·
Prof. Dr. Dzafar
Ishaq Ansari Direktur Umum, Pusat Riset Islam, Islamabad
·
Dr. Reza
Shah-Kazemi Cendikiawan Muslim
·
Arif Kamal
Dubes Pakistan untuk Yordania
·
Prof. Dr.
Mahmud Ahmad Ghazi Rektor Islamic University, Islamabad; Mantan Menteri Agama
Pakistan
30. Palestina
·
Syaikh Dr.
Ikrimah Sabri Mufti Besar al-Quds dan Imam Besar Masjid al-Aqsha
·
Syaikh
Taisir Rajab at-Tamimi Hakim Agung Palestina
31. Portugal
·
Mr. Abdul Majid
Wakil Ketua LSM Banco Efisa
·
Mr. Sohail
Nakhooda Pemred Islamica Magazine
32. Qatar
·
Prof. Dr. Syaikh
Yusuf al-Qaradawi Ketua Persatuan Internasional Ulama Islam
·
Prof. Dr.
Aisya al-Mana’i Dekan Fakultas Hukum Islam, University of Qatar
33. Rusia
·
Syaikh Rawi ‘Ainudin
Ketua Urusan Muslim
·
Prof. Dr.
Said Hibatullah Kamilev Direktur, Moscow Institute of Islamic Civilisation
·
Dr. Murad
Murtazein Rektor, Islamic University, Moskow
34. Arab Saudi
· Dr. Abdul Aziz
bin Utsman at-Touaijiri Direktur Umum, The Islamic Educational, Scientific and
Cultural Organization (ISESCO)
·
Sayyid
al-Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf
35. Senegal
·
Al-Hajj Musthafa
Sisi Penasehat Khusus Presiden Senegal
36. Singapura
·
Dr. Ya’qub
Ibrahim Menteri Lingkuhan Hidup dan Urusan Muslim
37. Afrika Selatan
·
Syaikh
Ibrahim Gabriels Ketua Majlis Ulama Afrika Utara South African Ulama
38. Sudan
·
AbdurRahman
Sawar adz-Dzahab Mantan Presiden Sudan
·
Dr. Isham
Ahmad al-Bashir Menteri Agama SWISS
·
Prof. Tariq
Ramadan Cendikiawan Muslim
39. Syria (Suriah)
·
Dr. Muhammad
Sa’id Ramadhan al-Buti Dai, Pemikir dan Penulis Islam
·
Prof. Dr.
Syaikh Wahbah Musthafa az-Zuhaili Ketua Departemen Fiqih, Damascus University
·
Syaikh Dr.
Ahmad Badr Hasoun Mufti Besar Syria
40. Thailand
·
Mr. Wan
Muhammad Nur Matha Penasehat Perdana Menteri
·
Wiboon
Khusakul Dubes Thailand untuk Irak
41. Tunisia
·
Prof. Dr. al-Hadi
al-Bakkoush Mantan Perdana Menteri Tunisia
·
Dr. Abu Bakar
al-Akhzuri Menteri Agama
42. Turki
·
Prof. Dr. Akmaluddin
Ilisanoghi Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI)
·
Prof. Dr.
Mualla Saljuq Dekan Fakultas Hukum, University of Ankara
·
Prof. Dr.
Musthafa Qagnci Mufti Besar Istanbul
·
Prof.
Ibrahim Kafi Donmez Profesor Fiqih University of Marmara
43. Ukraina
·
Syaykh Dr.
Ahmad Tamim Mufti Ukraina
44. Uni Emirat Arab
·
Mr. Ali bin as-Sayyid
Abdurahman al-Hasyim Penasehat Menteri Agama
·
Syaikh
Muhammad al-Banani Hakim Pengadilan Tinggi
·
Dr. Abdusalam
Muhammad Darwish al-Marzuqi Hakim Pengadilan Dubai
45. Inggris
·
Syaikh Abdul
Hakim Murad/Tim Winter Dosen, University of Cambridge
·
Syaikh Yusuf
Islam/Cat Steven Dai Islam dan mantan penyanyi
·
Dr. Fuad Nahdi
Pemimpin Redaksi Q-News International
·
SamiYusuf
Penyanyi Lagu-lagu Islam
46. Amerika Serikat
·
Prof. Dr. Sayyid
Hussain Nasr Penulis dan profesor Studi-studi Islam, George Washington
University
·
Syaikh Hamza
Yusuf Ketua Zaytuna Institute
·
Syaikh
Faisal Abdur Rauf Imam Masjid Jami’ Kota New York
· Prof. Dr.
Ingrid Mattson Profesor Studi-studi Islam, Hartford Seminary; Ketua Masyarakat
Islam Amerika Utara (ISNA)
47. Uzbekistan
·
Syaikh
Muhammad ash-Shadiq Muhammad Yusuf Mufti Besar
48. Yaman
·
Al-Habib Umar
bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Ketua I Madrasah Dar al-Mustafa, Tarim
Al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Jufriy Ketua II Madrasah Dar al-Mustafa, Tarim
Persatuan Umat Islam dalam Pandangan Imam Khomeini
http://www.erfan.ir/53979.html
Persatuan, adalah hal yang mudah difahami
namun selalu saja ada halangan dan kendala bagi umat Islam untuk
mewujudkannya; entah kendalanya karena memang mereka tidak mampu
mewujudkan persatuan tersebut, atau karena mereka tidak mau. Salah satu
bukti nyatanya adalah: sudah 150 tahun lamanya tokoh-tokoh Islam dunia
berbicara tentang persatuan, namun sampai saat ini juga Muslimin tetap
berpecah belah di hadapan musuh-musuh mereka dan problema terbesar
umat masih saja masalah perpecahan.
Yang jelas maksud kami dari kata
Muslimin adalah adalah umat Islam secara umumnya, mencakup para
cendikiawan, politikus, ulama, dan seterusnya sampai masyarakat awam
yang hidup bersama dalam satu komunitas dan setiap orang dari mereka
adalah anggota keutuhan ini.
Tentunya dalam setiap lapisan masyarakat
pasti ada orang-orang yang benar-benar memahami pentingnya persatuan
dan mereka pun berusaha keras untuk mewujudkannya; namun jika kita
perhatikan satu per satu, hasil upaya mereka masih jauh berada di bawah
tingkat ideal.
Oleh karena itu, saat ini di satu sisi musibah terbesar yang menimpa umat Islam adalah perpecahan, dan di sisi yang lin musuh-musuh Islam memanfaatkan fenomena perpecahan ini untuk menghantamkan pukulan keras ke dada Muslimin lalu melancarkan aksi-aksinya, seperti mengeruk kekayaan materi dan spiritual negara-negara Islami, menjajah, setiap saat berusaha melunturkan budaya-budaya Islami, dan mengkontrol gerak gerik-politik negara-negara yang telah dikuasainya.
Kalau kita menengok perkataan-perkataan Imam Khumaini, sikap-sikap politik dan sosialnya, kita akan mendapati bahwa dalam persepsinya persatuan bukan hanya sekedar saran yang hanya perlu didengarkan saja, bahkan perlu diwujudkan dan merupakan solusi terbesar bagi umat Islam untuk mengumpulkan kekuatan guna menghadapi musuh-musuh mereka yang zalim. Karena itu juga musuh-musuh Islam selama ratusan tahun menjadikan perpecahan Muslimin sebagai solusi terbaik untuk menguasai dan memperpanjang umur kekuasaan mereka di negara-negara Islami. Dengan jalan ini juga mereka mencapai tujuan-tujuan penjajahan dan permusuhannya.
Sungguh menakjubkan selama ratusan tahun Muslimin tidak mampu menyelesaikan permasalahan ini dan Muslimin tetap berpecah belah di depan semua ancaman-ancaman musuh mereka. Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa musuh-musuh kita lebih berhasil dalam menjalankan misi-misinya daripada kita. Bukti nyata yang paling jelas saat ini juga adalah berkuasanya musuh-musuh atas negara-negara Islam sedang Muslimin tetap dalam perpecahannya. Singkatnya, perpecahan kita sama dengan kemenangan musuh. Selama kita tetap dalam perpecahan ini, selama itu juga musuh menang. Kita dapat berbangga diri ketika kita bersatu dan musuh kalah karena persatuan ini.
Terkadang keberhasilan musuh dalam mewujudkan perpecahan, tidak hanya terlihat melalu adanya ikhtilaf antar satu umat Islam yang berada dalam satu negara saja, bahkan antara satu negara Islam dengan negara lainnya! Inilah hasil kerja keras musuh-musuh kita yang ditujang denga pasokan dana luar biasa hanya karena mereka tidak mau kita umat Islam memperoleh kembali kekuatan dan kejayaan yang pernah diraih sebelumnya. Kita tidak bisa hanya diam berharap mereka berhenti menjalankan siasat perpecahan umat Islam ini; karena semua keuntungan mereka benar-benar bergantung pada perpecahan kita. Kita juga tidak bisa diam saja dengan berharap kaki tangan mereka yang kini menyamar sebagai “musuh dalam selimut” berhenti menjalankan misinya; karena keuntungan-keuntungan duniawi mereka bergantung penuh pada pekerjaan ini. Mereka akan tetap mengulang-ulang perkataan musuh-musuh kita, mewujudkan impian-impian mereka, menyamarkan siapakah musuh yang sebenarnya, dan memprovokasi perpecahan dalam satu kaum dan umat Islam. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali “musuh dalam selimut” di negara kita yang bekerja untuk mereka; mereka adalah pengkhianat yang menjual tanah air dan budaya bangsa sendiri untuk kepentingan-kepentingan duniawi. Mereka adalah orang-orang munafik yang mengenakan pakaian pejabat, cendikiawan, ulama, mufti, dan lain sebagainya; dengan cara ini mereka dapat beraksi dengan mudah dari dalam tubuh sebuah bangsa. Kita juga tidak bisa mengharap negara-negara yang benar-benar telah tunduk pada musuh kita untuk mewujudkan persatuan umat Islam ini.
Oleh karena itu, yang dapat kita harapkan untuk diajak bekerjasama mewujudkan impian ini adalah mereka yang benar-benar menyadari siapa musuh dan tidak bergantung sama sekali kepada mereka. Mereka adalah segenap umat Islam yang bebas dan tidak bergantung kepada musuh-musuh Islam; dengan syarat mereka harus benar-benar memahami arti persatuan ini, dan kedua mereka juga harus memiliki jiwa yang tulus dan ikhlas di jalan ini. Karena setiap orang yang menyadari kebenaran sesuatu, maka ia pasti membenarkannya dan melakukan segala usaha untuk menegakkannya. Yang terpenting adalah ketulusan dan kesucian jiwa. Orang yang jiwanya tulus, ikhlas dan suci, senantiasa terlepaskan dari belenggu keinginan-keinginan duniawi dan pribadi; orang-orang seperti ini yang dapat mewujudkan persatuan dan mengabaikan provokasi perpecahan; orang seperti ini yang mampu membedakan antara bisikan-bisikan rahmani (bisikan kebaikan) dengan bisikan-bisikan syaitani (bisikan setan).
Imam Khumaini berkeyakinan bahwa kepemilikan ma’rifat dan jiwa yang tulus adalah kunci keselamatan hidup di tengah-tengah provokator perpecahan. Ia berkata:
Oleh karena itu, saat ini di satu sisi musibah terbesar yang menimpa umat Islam adalah perpecahan, dan di sisi yang lin musuh-musuh Islam memanfaatkan fenomena perpecahan ini untuk menghantamkan pukulan keras ke dada Muslimin lalu melancarkan aksi-aksinya, seperti mengeruk kekayaan materi dan spiritual negara-negara Islami, menjajah, setiap saat berusaha melunturkan budaya-budaya Islami, dan mengkontrol gerak gerik-politik negara-negara yang telah dikuasainya.
Kalau kita menengok perkataan-perkataan Imam Khumaini, sikap-sikap politik dan sosialnya, kita akan mendapati bahwa dalam persepsinya persatuan bukan hanya sekedar saran yang hanya perlu didengarkan saja, bahkan perlu diwujudkan dan merupakan solusi terbesar bagi umat Islam untuk mengumpulkan kekuatan guna menghadapi musuh-musuh mereka yang zalim. Karena itu juga musuh-musuh Islam selama ratusan tahun menjadikan perpecahan Muslimin sebagai solusi terbaik untuk menguasai dan memperpanjang umur kekuasaan mereka di negara-negara Islami. Dengan jalan ini juga mereka mencapai tujuan-tujuan penjajahan dan permusuhannya.
Sungguh menakjubkan selama ratusan tahun Muslimin tidak mampu menyelesaikan permasalahan ini dan Muslimin tetap berpecah belah di depan semua ancaman-ancaman musuh mereka. Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa musuh-musuh kita lebih berhasil dalam menjalankan misi-misinya daripada kita. Bukti nyata yang paling jelas saat ini juga adalah berkuasanya musuh-musuh atas negara-negara Islam sedang Muslimin tetap dalam perpecahannya. Singkatnya, perpecahan kita sama dengan kemenangan musuh. Selama kita tetap dalam perpecahan ini, selama itu juga musuh menang. Kita dapat berbangga diri ketika kita bersatu dan musuh kalah karena persatuan ini.
Terkadang keberhasilan musuh dalam mewujudkan perpecahan, tidak hanya terlihat melalu adanya ikhtilaf antar satu umat Islam yang berada dalam satu negara saja, bahkan antara satu negara Islam dengan negara lainnya! Inilah hasil kerja keras musuh-musuh kita yang ditujang denga pasokan dana luar biasa hanya karena mereka tidak mau kita umat Islam memperoleh kembali kekuatan dan kejayaan yang pernah diraih sebelumnya. Kita tidak bisa hanya diam berharap mereka berhenti menjalankan siasat perpecahan umat Islam ini; karena semua keuntungan mereka benar-benar bergantung pada perpecahan kita. Kita juga tidak bisa diam saja dengan berharap kaki tangan mereka yang kini menyamar sebagai “musuh dalam selimut” berhenti menjalankan misinya; karena keuntungan-keuntungan duniawi mereka bergantung penuh pada pekerjaan ini. Mereka akan tetap mengulang-ulang perkataan musuh-musuh kita, mewujudkan impian-impian mereka, menyamarkan siapakah musuh yang sebenarnya, dan memprovokasi perpecahan dalam satu kaum dan umat Islam. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali “musuh dalam selimut” di negara kita yang bekerja untuk mereka; mereka adalah pengkhianat yang menjual tanah air dan budaya bangsa sendiri untuk kepentingan-kepentingan duniawi. Mereka adalah orang-orang munafik yang mengenakan pakaian pejabat, cendikiawan, ulama, mufti, dan lain sebagainya; dengan cara ini mereka dapat beraksi dengan mudah dari dalam tubuh sebuah bangsa. Kita juga tidak bisa mengharap negara-negara yang benar-benar telah tunduk pada musuh kita untuk mewujudkan persatuan umat Islam ini.
Oleh karena itu, yang dapat kita harapkan untuk diajak bekerjasama mewujudkan impian ini adalah mereka yang benar-benar menyadari siapa musuh dan tidak bergantung sama sekali kepada mereka. Mereka adalah segenap umat Islam yang bebas dan tidak bergantung kepada musuh-musuh Islam; dengan syarat mereka harus benar-benar memahami arti persatuan ini, dan kedua mereka juga harus memiliki jiwa yang tulus dan ikhlas di jalan ini. Karena setiap orang yang menyadari kebenaran sesuatu, maka ia pasti membenarkannya dan melakukan segala usaha untuk menegakkannya. Yang terpenting adalah ketulusan dan kesucian jiwa. Orang yang jiwanya tulus, ikhlas dan suci, senantiasa terlepaskan dari belenggu keinginan-keinginan duniawi dan pribadi; orang-orang seperti ini yang dapat mewujudkan persatuan dan mengabaikan provokasi perpecahan; orang seperti ini yang mampu membedakan antara bisikan-bisikan rahmani (bisikan kebaikan) dengan bisikan-bisikan syaitani (bisikan setan).
Imam Khumaini berkeyakinan bahwa kepemilikan ma’rifat dan jiwa yang tulus adalah kunci keselamatan hidup di tengah-tengah provokator perpecahan. Ia berkata:
Kita harus mengejar
kekuatan dan persatuan kita. Pemerintah dan masyarakat tidak boleh
menganggap ini adalah pemerintah dan ini adalah masyarakat
(memisah-misahkan keduanya), karena kita semua adalah sekumpulan
rombongan yang berjalan bersama menuju alam akhirat; kita harus menaati
Tuhan dan kita harus selalu bersama-sama. Jika kita seperti itu, maka
kemenangan adalah milik kita, dan kemenangan itu adalah hadiah Ilahi dan
pertolongan-Nya untuk kita.
Namun jika tidak demikian, jika kemenangan
itu adalah hasil dari kekerasan dan paksaan, maka itu bukan kemenangan
dan hakikatnya adalah kekalahan besar. Oleh karena itu kita harus
bersama-sama. Kita harus menaati Tuhan dengan cara tidak berikhtilaf dan
selalu menjaga persatuan. Kita harus menggalang persatuan umat ini,
dan jika memang kita telah bersatu, maka kita harus menjaganya dengan
baik. Kita harus melanjutkan perjalanan ini dan kita tidak boleh
mendengarkan ucapan pihak-pihak yang ingin memecah belah tubuh umat
ini… jika kita bersatu, tidak ada satu pun yang bisa mengusik kita;
kita harus bersatu dalam menaati Allah. (Shahife e Emam, jilid 19,
halaman 206 – 207)
Ia juga berkata: Kita harus memiliki kesatuan dan kita harus menjaganya. Kita tidak boleh mendengar omongan orang-orang yang menginginkan perpecahan di antara kita. Mereka yang bertentangan dengan persatuan adalah orang-orang yang membuat kerusakan. Jadi kita tidak boleh mendengarkan ucapan orang-orang yang berbuat kerusakan seperti mereka. Jika kalian tidak ingin terpengaruh dengan ucapan-ucapan mereka, maka kalian harus memiliki makrifat, maknawiah dan jiwa yang tulus nan ikhlas. Ucapan-ucapan mereka hanya berpengaruh pada hati orang-orang yang lemah makrifat dan jiwanya.
Ucapan beliau yang lainnya: Sekitar sejak 150 tahun yang lalu tokoh-tokoh dunia Islam berbicara tentang persatuan Islami di hadapan bahaya para penjajah-penjajah Barat dan menyatakan bahwa perpecahan adalah problema umat Islam yang terbesar; namun problema ini sampai sekarang juga tetap berada di tempatnya. Ini menunjukkan bahwa umat Islam belum menempuh jalan yang seharusnya ditempuh untuk mewujudkan persatuan ini. Sedangkan musuh-musuh Islam yang menganggap perpecahan umat ini sebagai solusi untuk meraih kepentingan-kepentingan mereka, dengan baik mereka menjalankan usaha-usahanya hingga saat ini.
Beliau juga berkata: Perpecahan di dunia Islam adalah jaminan keberhasilan musuh-musuh Islam dalam menguasai kita. Selama kita tidak merubah kenyataan ini, dunia Islam tidak akan bisa keluar dari kekuasaan musuh. Oleh karena itu seharusnya umat Islam memikirkan cara terbaik untuk keluar dari lingkaran ini daripada sibuk berselisih.
Dan juga beliau berkata: Banyak sekali kaki tangan musuh kita yang menyelinap di dalam tubuh umat Islam, mereka menyamar sebagai cendikiawan, politikus, ulama yang fanatik, mufti, dan lain sebagainya; dan kita tidak bisa mengharapkan mereka untuk mewujudkan persatuan umat. Karena mereka semua bekerja untuk kepentingan musuh-musuh dan para penjajah. Oleh karenanya hanya Muslimin sejati yang harus memikirkan jalan menuju persatuan tanpa mendengarkan kata-kata kaum munafik yang ingin memecah belah umat.
Ia juga berkata: Kita harus memiliki kesatuan dan kita harus menjaganya. Kita tidak boleh mendengar omongan orang-orang yang menginginkan perpecahan di antara kita. Mereka yang bertentangan dengan persatuan adalah orang-orang yang membuat kerusakan. Jadi kita tidak boleh mendengarkan ucapan orang-orang yang berbuat kerusakan seperti mereka. Jika kalian tidak ingin terpengaruh dengan ucapan-ucapan mereka, maka kalian harus memiliki makrifat, maknawiah dan jiwa yang tulus nan ikhlas. Ucapan-ucapan mereka hanya berpengaruh pada hati orang-orang yang lemah makrifat dan jiwanya.
Ucapan beliau yang lainnya: Sekitar sejak 150 tahun yang lalu tokoh-tokoh dunia Islam berbicara tentang persatuan Islami di hadapan bahaya para penjajah-penjajah Barat dan menyatakan bahwa perpecahan adalah problema umat Islam yang terbesar; namun problema ini sampai sekarang juga tetap berada di tempatnya. Ini menunjukkan bahwa umat Islam belum menempuh jalan yang seharusnya ditempuh untuk mewujudkan persatuan ini. Sedangkan musuh-musuh Islam yang menganggap perpecahan umat ini sebagai solusi untuk meraih kepentingan-kepentingan mereka, dengan baik mereka menjalankan usaha-usahanya hingga saat ini.
Beliau juga berkata: Perpecahan di dunia Islam adalah jaminan keberhasilan musuh-musuh Islam dalam menguasai kita. Selama kita tidak merubah kenyataan ini, dunia Islam tidak akan bisa keluar dari kekuasaan musuh. Oleh karena itu seharusnya umat Islam memikirkan cara terbaik untuk keluar dari lingkaran ini daripada sibuk berselisih.
Dan juga beliau berkata: Banyak sekali kaki tangan musuh kita yang menyelinap di dalam tubuh umat Islam, mereka menyamar sebagai cendikiawan, politikus, ulama yang fanatik, mufti, dan lain sebagainya; dan kita tidak bisa mengharapkan mereka untuk mewujudkan persatuan umat. Karena mereka semua bekerja untuk kepentingan musuh-musuh dan para penjajah. Oleh karenanya hanya Muslimin sejati yang harus memikirkan jalan menuju persatuan tanpa mendengarkan kata-kata kaum munafik yang ingin memecah belah umat.
AWASLAH.. DAN WASPADALAH... JARINGAN BIZ INTERNASIONAL..YANG DIBELAKANGNYA ADALAH PARA PEMAIN YANG MENG-OBOK2 NEGARA DAN MERAMPAS ASET NEGARA REPUBLIK INDONESIA... YAKNI... PARA PENJAHAT BLBI YANG KABUR KELUAR NEGERI... DAN ... KINI UANG DAN MODAL KEJAHATAN MEREKA DIPAKAI MEMERAS ANAK NEGERI DAN MENJAJAH BANGSA INI....??
AWAS DAN WASPADALAH DENGAN HASIL KAJIAN LSM2 BAYARAN DAN INSTITUSI SURVEY..YANG DIBAYAR DAN MENDUSTAI PUBLIK DAN MEMAINKAN ARAHAN2 BERNUANSA POLITIK.. UNTUK MENJARAH KEKAYAAN BANGSA DAN ANAK2 RAKYAT DAN GENERASI BANGSA INI...??
MEREKA BERKOLABORASI DENGAN PARA ANTEK PENJAHAT DAN OPORTUNIS POLITIK DAN KAUM HEDON YANG SERAKAH DAN MEMAINKAN MEDIA-JURNALIS.. DAN PARA PRVOKATOR INTELEKTUAL.. DI PERGURUAN TINGGI YAKNI PROFESOR2 DAN MAHASISWA .. BINAAN YANG SUDAH DIBAYAR DAN DENGAN JANJI2 DUSTA... SEBAGAI PENGKHIANAT NEGARA DAN BANGSA...?
WASPADALAH BANYAK APARAT DAN AHLI2 HUKUM BAYARAN.. YANG SELALU MEMAINKAN KEKUASAAN... DAN MENJADI ALAT AGENDA2 PARA PENJAJAH DAN PENJARAH KEKAYAAN ANAK NEGERI DAN MILIK BANGSA DAN GENERASI ANAK2 BANGSA DAN NEGARA...?? MEREKA MEMPERMAINKAN ATURAN DAN UNDANG2.. DENGAN BAYARAN2 ..MURAH.. KARENA MEREKA BERMENTAL SERAKAH DAN JAHAT.. TERHADAP NKRI ..DAN BERKHIANAT DAN MEROBEK-ROBEK ... JIWA DAN MAKNA ... UUD 1945 YANG ASLI DAN SEMANGAT SERTA CITA2 PROKLAMASI 1945....??? WASPADALAH...!!! DAN ELING...!!!
Bank Indonesia (BI): Utang Indonesia Rp 3107,4 Triliun
Islam
Times- http://www.islamtimes.org/vdcauynem49n001.h8k4.html.....
Singapura sebetulnya hanya broker atau kepanjangan tangan
investor dari negara Eropa. Maka dari itu, mereka memegang kendali
supply utang.
Indonesia negara kaya raya
Situs resmi Bank Indonesia (BI) mengeluarkan data terbaru mengenai utang luar negeri Indonesia yang tiap bulan terus mengalami kenaikan. Per Februari 2014 saja, utang luar negeri Indonesia tembus USD 272,1 miliar atau setara dengan Rp 3107,4 triliun.
Menurut sumber BI, pemberi utang luar negeri terdiri dari tiga sumber yaitu negara lain dengan total utang mencapai USD 198,4 miliar, organisasi internasional dengan total utang mencapai USD 27 miliar dan dari sumber lain mencapai USD 46,9 miliar.
Negara kecil Singapura merupakan pemberi utang terbesar ke Indonesia dengan total utang mencapai USD 51,1 miliar atau setara dengan Rp 582,4 triliun. Disusul Amerika dengan total USD 42,5 miliar kemudian Jepang dengan total utang USD 34,8 miliar. Tercatat Negara Belanda, China, Hongkong, Inggris, Korea Selatan, Jerman dan beberapa negara lainnya juga merupakan pemberi utang.
Sumber utang luar negeri dari organisasi internasional diantara IBRD, ADB, IMF serta beberapa organisasi internasional lainnya.
Sementara itu, menurut Dani Setiawan dari Koalisi Anti Utang (KAU), hutang Indonesia kepada asing terlebih lagi yang terbesar pada Singapura, akan sangat membahayakan nasib bangsa ini kedepan. Kalau terjadi konflik, Negara kecil banyak tingkah itu akan dengan mudah mempermainkan Indonesia.
Menurutnya, Singapura sebetulnya hanya broker atau kepanjangan tangan investor dari negara Eropa. Maka dari itu, mereka memegang kendali supply utang.
"Dalam skenarionya seperti itu, di mana Singapura selama ini menjadi posisi tuan rumah lembaga investasi keuangan," ujarnya, Jumat, 18/04/14, menukil laporan Merdeka.com. (IT/sa)
Gurita Korporasi Multinasional
Oleh: Purkon Hidayat
Kesejahteraan ekonomi bagi pengusung Trickle Down Effect ibarat tetesan air dari atas ke bawah. Para pengusungnya meyakini bahwa kemakmuran akan tercapai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tanpa perlu memperhitungkan pemerataan ekonomi. Dalam pandangan teori ini, ekspansi ekonomi, termasuk peningkatan jumlah orang kaya, akan berdampak pada multiplier effect terhadap pelaku ekonomi di bawahnya, sehingga akan berimbas terhadap kemakmuran. Tidak heran, jika kalangan ini begitu bangga dengan prestasi pertumbuhan jumlah orang kaya di Indonesia yang dinobatkan termasuk tertinggi di Asia.
November lalu, Forbes Asia merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2013. Beberapa milyarder justru menambah pundi-pundinya yang semakin membengkak ketika perekonomian Indonesia cenderung bergejolak. Meski laju pertumbuhan ekonomi masih bertengger di atas lima persen, tapi nilai tukar rupiah terhadap valuta uang asing jeblok hingga 19 persen dibandingkan tahun lalu.
Harian Kompas (22/11/2013) melaporkan, jumlah harta 50 orang terkaya di Indonesia mencapai $95 miliar atau Rp.1.111,5 triliun, dengan asumsi kurs ketika itu sebesar Rp.11.700 perdolar. Nilai ini setara dengan setengah dari utang pemerintah Indonesia pada akhir Oktober 2013 sebesar Rp.2.273 triliun. Jumlah tersebut naik 1,1 persen dibandingkan tahun lalu.
Selain itu, pertumbuhan orang kaya Indonesia juga dilihat dari pemilik aset di atas $1 juta yang mencapai 25 persen per tahun. Staf Ahli Asosiasi Perusahan Ritel Indonesia (Aprindo) Yongki Susilo Kamis (16/1/2014) mengungkapkan bahwa peningkatan ini menempatkan Indonesia di deretan negara yang paling besar pertumbuhan orang kayanya di Asia. Meski demikian, jumlahnya masih lebih kecil dibandingkan Cina. (Metrotv,16/1/2014).
Tentu saja, deretan angka fantastis tersebut memberikan kontribusi terhadap data rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen di tahun 2013. Produk domestik bruto (PDB) per kapita atas dasar harga berlaku di tahun 2013 mencapai Rp.36,5 juta, atau senilai $3.499,9, yang meningkat 8,88 persen dibandingkan PDB per kapita tahun 2012.
Tapi, di tengah gebyar naiknya jumlah orang kaya Indonesia di tahun 2013, awal Januari lalu, BPS merilis data tingkat kemiskinan Indonesia yang mengkhawatirkan. Kepala BPS Suryamin Kamis (2/1/2014) mengungkapkan jumlah orang miskin di bulan September 2013 sebesar 28,55 juta atau berkisar 11,47 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah tersebut bertambah sebanyak 0,48 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2013 sebanyak 28,07 juta orang, atau 11,37 persen.
Lebih parah lagi, laporan BPS juga mengungkapkan bahwa indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index) Maret-September 2013, terjadi kenaikan dari 1,75 persen menjadi 1,89 persen. Tidak hanya itu, indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index) juga naik dari 0,43 persen menjadi 0,48 persen. Laporan BPS tersebut menunjukan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia semakin parah bukan hanya dari jumlah dan prosentase saja. Tapi, tingkat kedalaman dan keparahan pun kian mengkhawatirkan.
Kedua indeks tersebut menunjukkan semakin tingginya tekanan hidup yang dihadapi penduduk miskin. Melambungnya harga kebutuhan pokok akibat kenaikan harga BBM menyebabkan daya beli penduduk miskin semakin menurun, tapi di sisi lain tingkat pendapatan mereka tidak mengalami peningkatan. Akibatnya kehidupan mereka semakin jauh dari sejahtera. Data tersebut belum termasuk penduduk "hampir miskin" yang jumlahnya semakin meningkat melebihi jumlah penduduk miskin. Tampaknya, data BPS tersebut masih fenomena gunung es yang tidak mencerminkan realitas kemiskinan sebenarnya di luar deretan angka. Belum lagi banyak pihak yang keberatan dengan standar kemiskinan yang ditetapkan BPS sekitar Rp 211 ribu per kapita per bulan, bahkan standar ini berbeda dengan ukuran Bank Dunia.
Potret kontras yang menampilkan realitas kesenjangan sosial meningkatnya jumlah orang kaya yang segelintir dengan aset begitu besar, dan jumlah penduduk miskin yang semakin membengkak di tanah air memicu pertanyaan besar; ketimpangan.
Indonesia mendapat pujian dari berbagai kalangan karena mampu menampilkan indikator makro ekonomi yang berkilau, seperti laju pertumbuhan ekonomi yang bertengger rata-rata 5,85 persen dalam kurun waktu 2008-2013. Tapi, di sisi lain tingkat ketimpangan juga semakin mengkhawatirkan. Data Indeks Gini Indonesia dari tahun 2004 hingga tahun 2013 memperlihatkan tren yang meningkat, bahkan pada tahun 2013 menunjukkan angka 0,413.
Dari kepingan laporan ekonomi Indonesia tersebut ada beberapa hal yang bisa dicermati lebih jauh.
Pertama, berbagai data ini menunjukan ketidakadilan distribusi pendapat yang bertumpuk di kalangan tertentu saja. Perekonomian Indonesia, terutama sumber produksinya ternyata dikendalikan oleh segelintir orang yang menguasai hajat hidup orang banyak. Dewasa ini hampir seluruh kebutuhan pokok masyarakat dikendalikan oleh korporasi raksasa, dengan menguasai begitu banyak sektor strategis, dari bahan bakar, jalan tol hingga air minum. Besarnya pengaruh korporasi raksasa terhadap kehidupan masyarakat menyebabkan mereka mampu mendiktekan kepentingan ekonominya terhadap masyarakat bahkan negara. Akibatnya segelintir konglomerat terus "menggemukkan" pundi-pundi hartanya, sedangkan jutaan rakyat yang miskin dan hampir miskin semakin jauh dari sejahtera.
Kedua, populasi penduduk Indonesia yang besar menjadi pasar potensial bagi perusahaan raksasa termasuk incaran korporasi multinasional. Laporan BPS menunjukkan bahwa struktur PDB tahun 2013 masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh 55,82 persen. Hingga kini berbagai korporasi asing beroperasi di Indonesia dengan mendulang emas dari besarnya jumlah penduduk yang dijadikannya sebagai pasar konsumtif.
Ketiga, meskipun amanat UUD 1945 Pasal 33 menyatakan, "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat", tapi realisasinya masih jauh panggang dari api. Hal tersebut ditegaskan hasil survei yang dilakukan Indo Survey dan Strategy yang menunjukkan bahwa sebanyak 53,3 persen masyarakat tidak percaya terhadap pelaksanaan Pasal 33 UUD 1945 tersebut. (Kompas,20/10/2013).
Bertebarannya korporasi multinasional di Indonesia mengeruk kekayaan bangsa ini dan hanya sedikit saja kontribusinya bagi negara kita, ternyata bukan hanya fenomena yang menimpa Tanah Air saja. Di tingkat global, segelintir korporasi multinasional menguasai hajat hidup publik dunia, bahkan kebutuhan pokok seperti pangan dunia pun berada dalam kendalinya.
Khudori (2011) mengutip laporan South Center (2005) menunjukkan bahwa sekitar 85-90 persen perdagangan pangan dunia dikontrol hanya lima korporasi multinasional. Sekitar 75 persen perdagangan serelia dikuasai oleh dua korporasi multinasional. Dua korporasi raksasa menguasai 50 persen perdagangan dan produksi pisang. Tiga korporasi multinasional menguasai 83 persen perdagangan kakao. Tiga korporasi menguasai 85 persen perdagangan teh. Lima korporasi mengendalikan 70 persen produksi tembakau. Tujuh korporasi menguasai 83 persen produksi dan perdagangan gula. Empat persen mengendalikan hampir dua pertiga pasar pestisida. Sedangkan empat korporasi raksasa menguasai seperempat bibit (termasuk paten) dan hampir seratus persen pasar global bibit transgenik.
Keserakahan korporasi menyebabkan dunia timpang, karena mereka menguasai pasar seluruh kebutuhan pokok masyarakat dunia. Tampaknya, Noreena Hertz benar, "Pasar yang tidak diatur, keserakahan korporasi, dan lebih lagi lembaga keuangan akan memiliki konsekuensi global yang serius terutama berdampak buruk bagi warga biasa".
Cengkeraman korporasi multinasional di dunia memanfaatkan kelemahan demokrasi Liberal yang dipaksakan penerapannya di berbagai negara dunia, tanpa memerdulikan kearifan lokal. Korporasi raksasa multinasional juga memanfaatkan lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia untuk menekan kebijakan pemerintah sasaran pasar, termasuk Indonesia agar memuluskan jalan bagi mereka untuk mendulang pundi-pundi kekayaan di seluruh dunia. Model "Democracy without Adjectives" yang berkembang dewasa ini tidak lain dari cara korporasi multinasional membenamkan cakarnya di seluruh dunia tanpa mengenal batas dan rambu-rambu, bahkan aturan negara. Saking mengguritanya korporasi multinasional di dunia, Hertz (1999) menyebut korporasi multinasional menjelma menjadi institusi dominan yang mengalahkan negara dari sisi kekuasaan dan pengaruhnya di dunia.
Hertz sejalan dengan tesis Leftwich (1993), Gibson (1993), Hadenius dan Uggla (1990) yang menunjukkan model baru demokrasi yang diadopsi saat ini sebagai cara baru korporasi multinasional mengintervensi negara-negara dunia. Inilah kemasan paling ampuh Kapitalisme global untuk memasukkan agenda tersembunyi ke negara tujuan dengan menggusur peran negara dan menggantikannya dengan pasar.
Dalam banyak kasus di Indonesia, buah getir dari agenda tersembunyi itu memasuki berbagai sektor, termasuk proses pembuatan undang-undang di DPR. Badan Intelejen Negara (BIN) melaporkan bahwa proses pembuatan 79 undang-undang di DPR dikonsep oleh konsultan asing (beritasatu,2001). Menurut anggota DPR, Eva Sundari, kebanyakan undang-undang yang menjadi sasaran intervensi asing di sektor migas, energi dan pertanian. Mungkin inilah yang disebut Noreena Hertz sebagai "Silent Takeover". Kekayaan bangsa-bangsa dunia, termasuk sumber daya alam negara kita yang kaya raya, diambilalih diam-diam oleh korporasi multinasional itu. Tapi, kita acapkali tidak menyadarinya!(IRIB Indonesia/Liputan Islam)
Perilaku
politik para politisi setelah diketahuinya perolehan suara versi hitung
cepat pemilu legislatif (pileg) 9 April sangat menyedot perhatian
masyarakat Indonesia. Berbagai stasiun televisi berlomba-lomba
mewawancarai para petinggi partai politik terkait apa yang akan mereka
lakukan setelah diketahuinya perolehan suara masing-masing partai.
Berbagai pertanyaan mengerucut pada probabilitas koalisi partai
tersebut dalam menghadapi pemilihan presiden. Semua yang ditanya
memberikan jawaban yang menggantung: semua koalisi mungkin saja terjadi,
dan sekarang masing-masing partai sedang menggodok model koalisi yang
akan dibuat. Faktor-faktor koalisi seperti magnet ketokohan dan
elektabilitas seseorang, kesamaan ideologi, kesejarahan, hingga faktor
rasionalitas politik (kata lain dari “kepepet”), semuanya bisa dibuka.
Atas nama kepentingan koalisi, semua sekat bisa saja terbuka. Perbedaan
ideologi partai atau masalah kesejarahan yang pernah tidak harmonis bisa
dibuang jauh-jauh.
Rakyat mungkin akan dibuat bingung. Partai-partai yang selama masa kampanye beberapa hari lalu saling sindir dan saling kecam, kini malah saling menebar senyum dan memuji. Berbagai kekurangan dan dosa politik yang melekat pada partai atau tokoh partai dilihat dengan cara yang berbeda. Saat kampanye, semuanya dibuka dan diumbar seakan dosa yang tak terampuni. Kini, semua dosa tersebut seakan lenyap ditelan waktu.
Fenomena ini sebenarnya hanya perulangan sejarah. Kita masih ingat, pada pemilu 2004 lalu, ada lima pasang capres/cawapres yang maju dalam pemilu. Saat kampanye, masing-masing partai pendukung pasangan tersebut umumnya melakukan negative campaign bahkan black campaign terhadap calon lainnya. Tapi, ketika pilpres dilanjutkan ke putaran kedua (karena tidak ada pasangan yang meraih suara di atas 50%), partai yang kandidatnya gugur lalu berkoalisi dengan salah satu dari dua pasang kandidat yang lolos ke putaran kedua itu. Karena berkoalisi, otomatis partai-partai itu memuji-muji pasangan yang mereka dukung. Nada suara berubah drastis. Kecaman jadi pujian.
Ini adalah fakta sejarah, dan kini sedang berulang. Sayangnya, sebagian di antara kita tidak juga menyadari hal ini. Mereka saling serang di panggung kampanye. Kita yang berada di bawah terbawa-bawa ikut-ikutan terfragmentasi dan saling menghujat, bahkan tega memfitnah. Hujatan bahkan tidak hanya ditujukan kepada partai atau aktor politik, melainkan juga kepada para pendukung pihak lawan. Silaturahim antarteman pun bahkan terputus hanya gara-gara beda jagoan. Terjadilah konflik horizontal yang absurd.
Lalu, kini, para aktor politik itu saling melempar senyum. Bahkan, sangat mungkin saling lempar senyum itu sudah berlangsung di balik layar, saat mereka di atas panggung sedang saling serang. Mereka yang bersandiwara dalam bertengkar, tapi kita yang menghabiskan energi untuk bertengkar dengan sesama orang bawah. Ironis kan? (Editorial/LiputanIslam.com)
Rakyat mungkin akan dibuat bingung. Partai-partai yang selama masa kampanye beberapa hari lalu saling sindir dan saling kecam, kini malah saling menebar senyum dan memuji. Berbagai kekurangan dan dosa politik yang melekat pada partai atau tokoh partai dilihat dengan cara yang berbeda. Saat kampanye, semuanya dibuka dan diumbar seakan dosa yang tak terampuni. Kini, semua dosa tersebut seakan lenyap ditelan waktu.
Fenomena ini sebenarnya hanya perulangan sejarah. Kita masih ingat, pada pemilu 2004 lalu, ada lima pasang capres/cawapres yang maju dalam pemilu. Saat kampanye, masing-masing partai pendukung pasangan tersebut umumnya melakukan negative campaign bahkan black campaign terhadap calon lainnya. Tapi, ketika pilpres dilanjutkan ke putaran kedua (karena tidak ada pasangan yang meraih suara di atas 50%), partai yang kandidatnya gugur lalu berkoalisi dengan salah satu dari dua pasang kandidat yang lolos ke putaran kedua itu. Karena berkoalisi, otomatis partai-partai itu memuji-muji pasangan yang mereka dukung. Nada suara berubah drastis. Kecaman jadi pujian.
Ini adalah fakta sejarah, dan kini sedang berulang. Sayangnya, sebagian di antara kita tidak juga menyadari hal ini. Mereka saling serang di panggung kampanye. Kita yang berada di bawah terbawa-bawa ikut-ikutan terfragmentasi dan saling menghujat, bahkan tega memfitnah. Hujatan bahkan tidak hanya ditujukan kepada partai atau aktor politik, melainkan juga kepada para pendukung pihak lawan. Silaturahim antarteman pun bahkan terputus hanya gara-gara beda jagoan. Terjadilah konflik horizontal yang absurd.
Lalu, kini, para aktor politik itu saling melempar senyum. Bahkan, sangat mungkin saling lempar senyum itu sudah berlangsung di balik layar, saat mereka di atas panggung sedang saling serang. Mereka yang bersandiwara dalam bertengkar, tapi kita yang menghabiskan energi untuk bertengkar dengan sesama orang bawah. Ironis kan? (Editorial/LiputanIslam.com)
Guruh Kacaukan Capres PDIP
Sabtu, 26 Oktober 2013 00:01
Jakarta
(BM) – http://www.beritametro.co.id/politik/guruh-kacaukan-capres-pdip
Suhu politik di internal DPP PDI Perjuangan tiba-tiba memanas.
Tak main-main, meningkatnya tensi antarelite di DPP melibatkan Dinasti
Soekarno yang membidani lahirnya partai banteng moncong putih. Kritikan
Guruh Soekarnoputra, adik kandung Ketua Umum PDIP, Megawati
Soekarnoputri, mulanya menyasar Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap tak
layak menduduki kursi capres 2014. Belakangan, kritik yang dilontarkan
Guruh semakin menjalar hingga menyasar Megawati dan putrinya, Puan
Maharani. Keduanya juga dinilai tak pantas menjadi capres 2014.
Tak ada isu apapun yang melatarinya, Guruh secara tiba-tiba mengeluarkan komentar pedas yang menyudutkan elite PDIP. Caleg PDIP nomor urut 1 di Dapil Jatim I ini terang-terangan menyebut Megawati dan Puan tidak pantas diusung sebagai capres karena faktor usia. Mega dianggap tak layak karena sudah terlalu uzur, sementara putrinya, Puan, masih terlalu muda untuk bertarung di pilpres 2014.
"Tidak ada (yang layak). Puan pun menurut saya belum cocok untuk jadi capres. Masih banyak yang harus dia pelajari," kata adik kandung Megawati itu, di gedung DPR, Jumat (25/10).
Guruh menilai, saat ini sudah bukan zamannya lagi Megawati maju menjadi capres. Presiden ke-5 itu, kata Guruh, sudah harus memikirkan bagaimana membentuk kader-kader internal partai untuk menjadi pemimpin masa depan. "Saya ini kan yang paling mengerti Ibu Mega," katanya.
Sehingga, lanjutnya, saat ini bukan lagi bicara mengenai ideologi. Tetapi bagaimana cara memperbaiki calon-calon pemimpin itu. "Ideologinya sudah benar Pancasila. Tapi pelaksanaan oleh orang-orangnya yang belum benar," ujar dia.
"Itu juga tugas kamu sebagai jurnalis memberikan pendidikan di tulisan kamu," kata Guruh kepada wartawan.
Adapun untuk Puan, Guruh menganggap masih terlalu muda dan belum memiliki modal dan pengalaman yang cukup. "Kalau menurut saya, Puan masih terlalu muda. Belum banyak makan asam garam. Kami enggak punya calon," ujarnya.
Guruh bahkan menyebut tidak ada kandidat dari PDIP yang layak menjadi capres. Bagaimana dengan putra Megawati, Prananda Prabowo? Guruh mengaku belum mendengar adanya rencana PDI Perjuangan mengusung Prananda di 2014.
"Kalau dari PDIP saat ini masih belum ada nama lah. Jangankan di PDIP, di Indonesia menurut saya enggak ada. Yang saya lihat capres-capres yang muncul itu ideologinya, aduh.... Karena pada masa orde baru itu kan materialistik sekali ideologinya," tuturnya.
Menurut Guruh, sistem pendidikan saat ini juga telah menggeser nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Tentang Presiden Soekarno juga, hanya sebagai presiden pertama saja diajarkannya, sebagai proklamator. Tetapi tidak diajarkan bahwa dia itu penggali Pancasila. Apalagi soal Marhaenisme, pasti tidak diajarkan itu," kata anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini.
Kritik keras Guruh ini melengkapi penilaian dia sebelumnya tentang figur Jokowi yang juga dinilia belum layak. Menurutnya, Jokowi masih harus banyak belajar dan menyelesaikan tugasnya sebagai pemimpin Ibu Kota."Tapi itu murni pendapat saya pribadi. Jangan dibuat seolah-olah ada yang mengendalikan saya. Tidak ada satu partai pun atau organisasi atau pihak mana pun yang bisa mengendalikan saya," kata putra bungsu Presiden RI pertama, Soekarno itu.
Ia mengungkapkan, untuk menjadi presiden, seseorang harus memiliki wawasan luas. Tak sebatas permasalahan di dalam negeri, tetapi juga permasalahan internasional. Dalam hal ini, menurut Guruh, Jokowi belum menguasainya.Saat diminta tanggapan mengenai tingginya elektabilitas Jokowi sebagai kandidat calon presiden, Guruh mengatakan, hal itu lebih karena dipengaruhi oleh pemberitaan mengenai Jokowi yang masif di media massa. Masyarakat dianggapnya belum cerdas secara politik sehingga dengan mudah menjatuhkan pilihan pada figur yang muncul di media massa.Menanggapi pernyataan liar Guruh ini, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani tak begitu ambil pusing. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Guruh bukan merupakan keputusan dari PDI Perjuangan. Pasalnya, PDI Perjuangan belum menetukan sikapnya di pilpres 2014. "Itu kan pernyataan pribadi. Sampai sekarang PDIP belum memtuskan siapa yang akan menjadi capres," ujar Puan di gedung DPR, Senayan, Jumat (25/10).Puan mengatakan, semua nama yang muncul ke permukaan sebagai capres yang beredar di internal PDI Perjuangan masih merupakan wacana, sebab belum ada keputusan resmi dari Megawati. "Semua nama yang muncul diwacanakan sebagai capres atau cawapres selama itu belum keputusan Ketum ya itu nama-nama yang akan kami cermati pada pemilu 2014. Itu semua pernyataan pribadi," tegasnya. (kc/vns/in/arw)
Tak ada isu apapun yang melatarinya, Guruh secara tiba-tiba mengeluarkan komentar pedas yang menyudutkan elite PDIP. Caleg PDIP nomor urut 1 di Dapil Jatim I ini terang-terangan menyebut Megawati dan Puan tidak pantas diusung sebagai capres karena faktor usia. Mega dianggap tak layak karena sudah terlalu uzur, sementara putrinya, Puan, masih terlalu muda untuk bertarung di pilpres 2014.
"Tidak ada (yang layak). Puan pun menurut saya belum cocok untuk jadi capres. Masih banyak yang harus dia pelajari," kata adik kandung Megawati itu, di gedung DPR, Jumat (25/10).
Guruh menilai, saat ini sudah bukan zamannya lagi Megawati maju menjadi capres. Presiden ke-5 itu, kata Guruh, sudah harus memikirkan bagaimana membentuk kader-kader internal partai untuk menjadi pemimpin masa depan. "Saya ini kan yang paling mengerti Ibu Mega," katanya.
Sehingga, lanjutnya, saat ini bukan lagi bicara mengenai ideologi. Tetapi bagaimana cara memperbaiki calon-calon pemimpin itu. "Ideologinya sudah benar Pancasila. Tapi pelaksanaan oleh orang-orangnya yang belum benar," ujar dia.
"Itu juga tugas kamu sebagai jurnalis memberikan pendidikan di tulisan kamu," kata Guruh kepada wartawan.
Adapun untuk Puan, Guruh menganggap masih terlalu muda dan belum memiliki modal dan pengalaman yang cukup. "Kalau menurut saya, Puan masih terlalu muda. Belum banyak makan asam garam. Kami enggak punya calon," ujarnya.
Guruh bahkan menyebut tidak ada kandidat dari PDIP yang layak menjadi capres. Bagaimana dengan putra Megawati, Prananda Prabowo? Guruh mengaku belum mendengar adanya rencana PDI Perjuangan mengusung Prananda di 2014.
"Kalau dari PDIP saat ini masih belum ada nama lah. Jangankan di PDIP, di Indonesia menurut saya enggak ada. Yang saya lihat capres-capres yang muncul itu ideologinya, aduh.... Karena pada masa orde baru itu kan materialistik sekali ideologinya," tuturnya.
Menurut Guruh, sistem pendidikan saat ini juga telah menggeser nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Tentang Presiden Soekarno juga, hanya sebagai presiden pertama saja diajarkannya, sebagai proklamator. Tetapi tidak diajarkan bahwa dia itu penggali Pancasila. Apalagi soal Marhaenisme, pasti tidak diajarkan itu," kata anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini.
Kritik keras Guruh ini melengkapi penilaian dia sebelumnya tentang figur Jokowi yang juga dinilia belum layak. Menurutnya, Jokowi masih harus banyak belajar dan menyelesaikan tugasnya sebagai pemimpin Ibu Kota."Tapi itu murni pendapat saya pribadi. Jangan dibuat seolah-olah ada yang mengendalikan saya. Tidak ada satu partai pun atau organisasi atau pihak mana pun yang bisa mengendalikan saya," kata putra bungsu Presiden RI pertama, Soekarno itu.
Ia mengungkapkan, untuk menjadi presiden, seseorang harus memiliki wawasan luas. Tak sebatas permasalahan di dalam negeri, tetapi juga permasalahan internasional. Dalam hal ini, menurut Guruh, Jokowi belum menguasainya.Saat diminta tanggapan mengenai tingginya elektabilitas Jokowi sebagai kandidat calon presiden, Guruh mengatakan, hal itu lebih karena dipengaruhi oleh pemberitaan mengenai Jokowi yang masif di media massa. Masyarakat dianggapnya belum cerdas secara politik sehingga dengan mudah menjatuhkan pilihan pada figur yang muncul di media massa.Menanggapi pernyataan liar Guruh ini, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani tak begitu ambil pusing. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Guruh bukan merupakan keputusan dari PDI Perjuangan. Pasalnya, PDI Perjuangan belum menetukan sikapnya di pilpres 2014. "Itu kan pernyataan pribadi. Sampai sekarang PDIP belum memtuskan siapa yang akan menjadi capres," ujar Puan di gedung DPR, Senayan, Jumat (25/10).Puan mengatakan, semua nama yang muncul ke permukaan sebagai capres yang beredar di internal PDI Perjuangan masih merupakan wacana, sebab belum ada keputusan resmi dari Megawati. "Semua nama yang muncul diwacanakan sebagai capres atau cawapres selama itu belum keputusan Ketum ya itu nama-nama yang akan kami cermati pada pemilu 2014. Itu semua pernyataan pribadi," tegasnya. (kc/vns/in/arw)
Prabowo dan Freeport ...
Perkenalan Hashim Djoyohadikusumo
dengan Nathaniel Rothschild ( Nat) diawali karena masalah lahan tambang Bumi
resource di Kalimantan yang bersinggungan dengan lahan tambang Prabowo. Memang
posisi tambang Bumi sangat tergantung jalur logistic nya dengan lokasi tambang
milik Prabowo. Disamping itu Nat sedang bermasalah dengan group Bakrie soal
kepemilikan saham pada Bumi Resource PLC. Nampaknya Nat tahu précis bagaimana
menjadi pemenang dalam pertarungan hegemony pada Bumi Resource PLC dengan
menjadikan Bakrie sebagai minoritas. Apabila Hashim mendukung maka Nat akan
punya bargain position mendapatkan dukungan lebih dari mitra strategisnya untuk
menggalang dana pengambil alihan saham milik Bakrie di Bumi Resource PLC. Sudah
dipastikan apabila Hashim bergabung maka group strategis yang berada dalam
jaringan kekuatan global Yahudi yang selama ini diuntungkan lewat penguasaan
SDA di Indonesia, akan ikut bergabung dengan kekuatan penuh. Mereka semua
adalah penguasa financial resource yang bersumber dari business Mining, Gas and
Oil. Disaat dunia dilanda krisis, perusahaan perusahaan ini terus belanja investasi
dimana mana. Seakan krisis dunia adaah timing yang tepat bagi mereka untuk
menguasai business strategis diseluruh dunia.
Dalam pertemuan
yang diadakan di pinggiran
kota London, Hashim tidak menegaskan bahwa dia dalam posisi setuju atas
tawaran
dari Nat untuk bergabung dalam Bumi Resouce Plc namun dia akan
membicarakan
dengan Prabowo. Teman saya di Dubai mengirim email kesaya dengan nada
satire menyikapi
news dari Bloomberg atas rencana Nat menarik Hashim dalam jajaran
direksi Bumi
Resource Plc. Menurutnya bahwa tidak ada musuh abadi yang ada hanyalah
kepentingan. Mengapa ? karena Nat bersama groupnya dulu berada
dibelakang Ical yang mendukung kampanye Pilpres 2004 menjadikan SBY
sebagai Presiden. 2009 Group Nat berhasil meloby elite politik AS untuk
menghadang laju Prabowo sebagai Wapres berpasangan dengan Megawati.
Ketika itu mereka melakukan lack campaign yang berkaitan dengan issue pelanggaran HAM oleh Prabowo dimasa lalu sebagai DanJen Kopassus. Ditambah lagi latar belakang
Soemitro ( ayah Prabowo ) yang sosialis diyakinkan membawa pengaruh terhadap Prabowo yang tentu akan
menjadi ganjalan terhadap kepetingan bisnis yahudi di
Indonesia. Dukungan Lobi Nat bersama group nya sangat efektif membuat elite politik AS restriction terhadap Prabowo dan menguntungkan posisi SBY. Hashim paham betul akan itu Itu sebabnya usulan dari Nat itu tidak langsung ditanggapi positive oleh
Hashim. Namun proses berjalan terus untuk menaklukan Hashim ( prabowo). They
will do anything demi hegemony.
Nat memang tidak main main untuk
menguasai Bumi Resource PLc dan sekaligus mendepak keluarga Bakrie. Ini
pertarungan serius, all out. Mengapa? Teman
yang berkerja sebagai analis perdagangan emas di Hong Kong mengatakan bahwa nampaknya
ada invisible war antara keluarga Bakrie dengan keluarga Rotchild berkaitan
dengan penguasaan saham Bumi Resouce pada Pt. Freeport Indonesia. Jadi bukan
hanya soal tambang batu bara tapi lebih daripada itu adalah emas dan tembaga. Walau
saham Bumi Resource tidak significant pada PT Freeport Indonesia namun bila
Ical jadi president maka saham Bumi di Freeport akan sangat mudah menjadi
mayoritas. Lantas apa jadinya bila Rotchild tetap sebagai minoritas di Bumi Plc
atau kalah dalam pertarungan dengan keluarga Bakrie ? Itulah sebabnya Nat rela mundur
sebagai CEO dari Barrick Gold yang merupakan perusahaan tambang terbesar
didunia hanya untuk focus di Bumi Resorce Plc. Benarlah, setelah itu group raksasa
seperti Abu Dhabi Investment Council, Schroders Investment Management Limited,
Standard Life Investments, Taube Hodson Stonex LLP, Artemis Investment
Management LLP, dan Robert Friedland sudah standby dibelakang Nat dengan
financial resource tak terbatas dan network loby politik di White house yang
kuat.
Yang membingungkan adalah mengapa
Nat bersama groupnya lebih merasa nyaman beraliansi dengan Hashim dibandingkan dengan Bakrie
yang notabene adalah teman lama di Freeport Indonesia. Maklum Bakrie memiliki
saham di Freeport melalui Pt. Bumi Resource sejak era Soeharto berkuasa. Hal
ini dijawab oleh teman saya bahwa resiko lebih besar bila seorang teman yang
akhirnya jadi presiden dinegara yang akan dianeksasi secara bisnis. Bukankah
akan lebih baik bila teman jadi President. Tentu akan lebih mudah mengembangkan
bisnis. Kata saya. Menurutnya selalu pada akhirnya pengusaha yang kelak menjadi
president akan lebih mengutamakan kepentingan pribadinya daripada kepentingan
temannya. Bagaimana dengan keberadaan Hashim ? Nat tahu bahwa Hashim hanya
peduli pada uang dan tidak peduli pada kekuasaan. Karena itu diyakinkan akan
lebih mudah mengelola Hashim untuk menjadikan Prabowo sebagai pendukung setia
kepentingan business mereka di Indonesia
, khususnya atas penguasaan resource Mining , gas and Oil. Apalagi mereka tahu
bahwa sebagian besar dana operasional Garindra berasal dari donasi Hashim.
Bagi Prabowo keberadaan Group
Rotchild sangat strategis menghapus ban politik Senat AS terkait masa lalunya
terhadap pelanggaran HAM, menghapus data cases yang outstanding di ICC (International
Criminal Court). Kedua hal tersebut batu
krikil menuju RI1. Dan saat kini ia butuh dana lebih untuk biaya menuju RI1. Tentu Rotchild melalui Hashim menawarkan uang tidak sedikit untuk mendapatkan kekuasaan itu. Akhirnya teman saya menyimpukan bahwa seharusnya Ical
mendukung Prabowo menjadi presiden daripada mencalonkan diri sendiri sebagai Presiden.
Ya setidaknya tetaplah berlaku sebagai settlor untuk kepentingan mereka , seperti
dulu Ical menjadi settlor mendukung SBY sebagai Presiden RI. Itu
lebih baik bagi kepentingan bisnis Bakrie karena tidak ada kekuatan (
Private maupun government ) yang bisa mengalahkan group Rotchild.
Benarkah kini
Hashim sudah berada didalam genggaman Yahudi? Saya tidak tahu namun News
Bloomberg dua hari lalu menyebutkan bahwa Prabowo membela keberadaan Freeport di Papua dan
akan terus mendukung konsesi itu untuk kepentingan Indonesia…Apakah ini ada kaitannya ??? Entahlah.
Posted 19th July 2013 by Erizeli Bandaro.
http://culas.blogspot.com/2013/07/prabowo-dan-freeport.html
Deklarasi Ekonomi | |
Mengingat (Kembali) Pemikiran “Deklarasi Ekonomi” Bung Karno | |
Penulis : Uman Puteramaja | |
Menarik
untuk disimak kembali isi pidato Soekarno, Presiden Republik Indonesia
Pertama, di Istana Negara Jakarta pada 28 Maret 1963. Pidato sarat
dengan ide-ide pemikiran ekonomi yang dikenal dengan Deklarasi Ekonomi
(DEKON).
| |
Walau
pidatonya telah berusia 51 tahun yang lalu. Namun melalui Dekon ini,
Bung Karno ingin meletakkan kedudukan rakyat sebagai sumber daya sosial
bagi pembangunan. Ia yakin bahwa rakyat akan menjadi sumber daya ekonomi
yang optimal bagi pembangunan bila aktivitas dan kreatifitasnya
dikembangkan. Bahkan, Bung Karno tanpa tedeng aling-aling mengecam keras
cara-cara text-book thinking. Mengambil begitu saja pemikiran-pemikiran para ahli ekonomi Barat, tanpa memperhatikan kondisi di Indonesia.
Dalam kaitan kerjasama ekonomi dengan negara-negara imperialis, ucapan Bung Karno yang sangat terkenal adalah : “Go to hell with your aid.”
Seringkali ucapannya ini ditafsirkan sebagai sikapnya yang usang
terhadap bantuan asing, modal asing, bahkan segala yang berbau asing.
Ucapannya
ini menjadi kekuatiran dirinya akan sesuatu yang berbau asing. Dan
agaknya kekuatiran Bung Karno kini terjadi. Sudah berapa jumlah utang
Indonesia hingga kini?
Sebagai
catatan, hingga Oktober 2013, utang luar negeri pemerintah dan swasta
tembus USD 262,4 miliar atau setara dengan Rp 3.204 triliun. Total utang
ini terus membengkak, dimana pada bulan sebelumnya atau September 2013
hanya USD 259,9 miliar.
Kembali
pada pemikiran ekonominya Bung Karno. Agaknya, Dekon yang didengungkan
Bung Karno tidak terlepas dari pemikiran Bung Karno lainnya.
Dalam
pidato 17 Agustus 1964, Bung Karno mengemukakan prinsip Trisakti Tavip
(Tahun Vivere Pericoloso). Di sini ia menjelaskan tiga prinsip
berdikari. Yakni, berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang
ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Menurut
Bung karno, ketiga prinsip berdikari ini tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Bung Karno mengatakan, tidak mungkin akan ada kedaulatan
dalam politik dan berkepribadian dalam kebudayaan, bila tidak
berdirikari dalam ekonomi. Demikian pula sebaiknya.
Ya
itulah yang diinginkan Bung Karno. Menurut Bung Karno, Indonesia perlu
melepaskan ketergantungan pada pihak asing dan menjadi bangsa yang
mandiri dan berdikari (berdiri di kaki sendiri).
Kemudian, politik berdikari menjadi populer setelah Bung Karno memberi judul pidatonya 17 Agustus 1965: ‘Tahun Berdikari’.
Berdikari
dalam ekonomi yang disampaikan oleh Bung Karno berarti Indonesia harus
bersandar pada dana dan tenaga yang memang sudah ada di tangan kita dan
menggunakannya semaksimal-maksimalnya. Tidak boleh lagi terjadi ‘ayam
mati dilumbung’, karena tanah air Indonesia kaya raya.
Sebagai pelengkap catatan kecil ini, simak isi pidato “Deklarasi Ekonomi” Bung Karno:
Menurut
strategi dasar ekonomi Indonesia, maka dalam tahap pertama kita harus
menciptakan susunan ekonomi yang bersifat nasional dan demokratis, yang
bersih dari sisa-sisa imperialisme dan bersih dari sisa-sisa feodalisme.
Tahap
pertama adalah persiapan untuk tahap kedua, yaitu tahap ekonomi
sosialis Indonesia, ekonomi tanpa penghisapan manusia atas manusia,
tanpa exploitation de l’homme par l’homme. Dalam masyarakat
sosialis Indonesia, tiap-tiap orang akan dijamin dengan pekerjaan,
sandang pangan, perumahan serta kehidupan kulturil dan spirituil yang
layak. Susunan ekonomi yang demikianlah yang harus menjadi tujuan
segenap kegiatan ekonomi kita, yang harus menjadi tujuan tiap-tiap putra
Indonesia.
Kita
sekarang sedang berada dalam tahap pertama revolusi kita. Kewajiban
kita di bidang ekonomi dalam tahap pertama ini ialah mengikis habis
sisa-sisa imperialisme dan sisa-sisa feodalisme di bidang ekonomi,
menggerakkan semua potensi nasional untuk meletakkan dasar dan
mempertumbuhkan suatu ekonomi nasional yang bebas dari imperialisme dan
feodalisme sebagai landasan menuju masyarakat Sosialis Indonesia.
Dalam
perjuangan untuk menyelesaikan tahap nasional dan demokratis ini, maka
sudah tibalah waktunya untuk mengerahkan segenap potensi, baik potensi
pemerintah maupun koperasi dan swasta (nasional dan demokratis) dalam
kegiatan ekonomi dan pembangunan untuk meningkatkan produksi dan
menambah penghasilan negara.
Karena
itu yang harus diselenggarakan sekarang ialah memperbesar produksi
berdasarkan kekayaan alam yang berlimpah-limpah dan meletakkan
dasar-dasar untuk industrialisasi. Dalam tingkatan sekarang ini harus
disadari bahwa modal terpenting dari pembangunan nasional ialah menggali
dan mengolah kekayaan alam kita itu.
Ini
berarti bahwa kita harus mengutamakan pertanian dan perkebunan; kita
harus mementingkan pertambangan, yang tentunya hanya dapat memberikan
hasil sebesar-besarnya jika dikerjakan atas dasar kegotong-royongan
antara massa rakyat dan pemerintah, sebagai syarat untuk menimbulkan dan
menyalurkan daya kerja dan daya kreatif rakyat secara maksimal.
Untuk
mencapai kegotong-royongan itu saya ingatkan bahwa di masa lampau
potensi kekuatan rakyat merupakan tulang-punggung dari alat perjuangan
dan alat revolusi Indonesia.
Dalam
melaksanakan revolusi di bidang sosial dan ekonomi selanjutnya,
maka–sesuai dengan hukum Revolusi–kita harus mempergunakan sepenuhnya
semua alat revolusi yang sudah kita miliki itu, dengan selalu
melandaskan perjuangan kita pada potensi dan kekuatan rakyat.
Dalam
menghadapi masalah ekonomi, kami sadar bahwa sisa-sisa kolonial dan
sisa-sisa feodal dan demikian pula sifat-sifat hubungan ekonomi dan
perdagangan dengan luar negeri masih juga memberikan rintangan dalam
pertumbuhan ke arah Sosialisme Indonesia. Khususnya blok-blok ekonomi
menimbulkan diskriminasi di lapangan perdagangan antara negara, dan
dengan demikian memperkuat dominasi dari the old esthabilished forces.
Berhubung dengan itu maka pemerintah berusaha untuk menghilangkan
diskriminasi itu, yang tidak hanya menghambat kelancaran perdagangan
internasional, akan tetapi yang disamping itu terlebih-lebih menekan
perkembangan pembangunan ekonomi di negara-negara yang baru saja
memasuki alam kemerdekaan.
Dalam
melanjutkan pertumbuhan-pertumbuhan di bidang sosial dan ekonomi, maka
kita harus bertitik pangkal pada modal yang sudah kita miliki yaitu:
Pertama,
aktivitas ekonomi Indonesia dewasa ini kurang lebih 80% sudah berada di
tangan bangsa Indonesia. Dalam tahun 1950 boleh dikatakan aktivitat
ekonomi Indonesia sebagian terbesar masih dikuasai oleh bangsa asing,
sehingga baik pemerintah maupun rakyat, tidak dapat mengadakan
perencanaan secara pokok bagi pertumbuhan ekonomi secara revolusioner.
Kedua,
pada waktu-waktu belakangan ini pemerintah mulai dapat secara aktif
menyusup aktivitas ekonominya dalam arti konsepsionil, organisatoris,
dan strukturil.
Ketiga,
meskipun demikian kita belum bisa berkembang secara mendalam oleh
karena perhatian pemerintah dan kekuatan rakyat masih dititik-beratkan
pada penyusunan alat-alat Revolusi, yang baru pada waktu sekarang ini
baru dikatakan lengkap.
Oleh
karena itu boleh dikatakan bahwa baru sekarang ini kita dapat
menggerakan segala usaha dan perhatian rakyat dan pemerintah untuk
menanggulangi persoalan ekonomi secara konsepsionil, organisatoris dan
strukturil dalam arti keseluruhannya.
Usaha-usaha pemerintah dan rakyat yang sudah ditempuh secara konsepsionil, organisatoris, dan strukturil ialah, misalnya:
Satu, Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana tahapan pertama yang disahkan oleh MPRS.
Dua, Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Undang Perjanjian Bagi Hasil.
Tiga, peranan pemerintah dalam industrialisasi dan perdagangan internasional; dan
Empat, Penyusunan PN (Perusahaan Negara), PDN, BPU, Dewan Perusahaan, OPS, koperasi, dan sebagainya.
Semua
ini merupakan modal bagi kita untuk menanggulangi persoalan ekonomi
secara integral. Dengan modal itu maka baru sekaranglah kita dapat
menggerakkan segala potensi dan kekuatan rakyat.
Setelah membacakan Deklarasi Ekonomi, Presiden Soekarno memberikan penjelasan, antara lain, sebagai berikut:
“Maka
demikian pula di bidang ekonomi, saudara-saudara, telah saya katakan,
janganlah rakyat menganggap pemerintah itu sebagai Sinterklaas,
janganlah rakyat menganggap pemerintah harus memberi. Tidak! Sudah
sering saya ucapkan bahwa susunan ekonomi tahap sekarang, yaitu susunan
ekonomi nasional dan demokratis tanpa sisa-sisa imperialisme dan
feodalisme, susunan ekonomi yang sekarang ini adalah hasil, dan haruslah
hasil, dan hanya bisa terlaksana sebagai hasil daripada perjuangan
selanjutnya rakyat Indonesia dibawah pimpinan pemerintah.
Maka
demikian pula tujuan yang selanjutnya. Sosialisme Indonesia bukan
sesuatu hasil hanya dari pemerintah saja… Sosialisme harus
diselenggarakan oleh seluruh rakyat. Sosialisme, sebagaimana kukatakan
beberapa hari yang lalu, tidaklah jatuh dari langit sebagai air embun di
waktu malam, sosialisme adalah hasil daripada keringat, sosialisme
adalah hasil dari pembantingan tulang, sosialisme adalah hasil dari
penguluran tenaga.
Maka
saya meminta kepada segenap rakyat Indonesia untuk ikut serta di dalam
perjuangan kita untuk menanggulangi ekonomi kita ini di atas dasar-dasar
basic strategy yang sudah saya uraikan.”
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar