Senin, 04 Februari 2013

MENGAPA HARGA DAGING DI INDONESIA TERMAHAL DIDUNIA???....>>> BENARKAH HARGA DAGING SAPI DI INDONESIA ADALAH TERMAHAL DIDUNIA...??? KALAU BENAR MENGAPA...??? >> ADA APA...?? KOK BER-TAHUN2 PEMERINTAHAN DAN SWASTA INDONESIA TIDAK MAMPU MENJADI BANGSA YANG BISA MANDIRI... DALAM HAL PERTANIAN-PETERNAKAN-PERIKANAN-SAYUR-SAYURAN-BUAH2AN....DAN PRODUKSI MAKANAN YANG SEGAR-SEHAT-BAIK DAN MURAH..??? MENGAPA TIDAK MAMPU MENJADI TUAN DINEGERI SENDIRI...??? MENGAPA TIDAK MAMPU MENJADI PRODUSEN YANG MENGEKSPOR HASIL PERTANIAN-PETERNAKAN-PERIKANAN DAN SAYURAN DAN BUAH2AN...?? >> MENGAPA..TIDAK MAMPU DAN TERUS TIDAK MAMPU..?? TANAH DAN IKLMNYA TIDAK COCOK...?? RAKYATNYA MALAS DAN BODOH..?? PEMERINTAHAN YANG DUNGU..DAN TOLOL..??? PEDAGANG DAN AHLI2 NYA TIDAK ADA...?? TIDAK ADA PENDIDIKAN...YANG LAYAK DAN BERKWALITAS..DI INDONESIA...?? OOOHHHH INDONESIA MASIH TERJAJAH DAN JIWANYA DITINDAS OLEH BANGSA LAIN..?? ATAU MENGAPA MENGAPA...??? TIDAK ADA PENDUDUK INDONESIA YANG BISA BERTANI-BERKEBUN-BERTERNAK-DAN MENJADI NELAYAN2....??? >>> LALU MENGAPA...KOK TOLOL DAN BODOH BETUL...DAN BERKELANJUTAN..???>>> OHHH.. INDONESIA ITU BANGSANYA KAUM OLO2....YANG KEBELINGER ... DAN BILA DIPUJI...SANGAT SENANG HINGGA LUPA DIRI..?? SUKANYA FOYA2...DAN SENANG2.. DAN TIDAK SUKA KERJA..CAPE... SEMUANYA PEMALAS2.... SUKANYA DI-PUJI2...DAN MARAH KALAU DIKRITIK ATAU DIPERMALUKAN KARENA KETOLOLANNYA..?? BENARKAH INDONESIA ADALAH BANGSA DUNGU DAN OLO2...???>> APAKAH MEREKA PUNYA JENDRAL..?? APAKAH INDONESIA PUNYA POLISI PROFESIONAL...?? TENTARA TERDIDIK..?? ATAU MAHASISWA-KAUM TERPELAJAR-PROFESOR...??? ATAU SEMUANYA HANYA OLO2..??? YAH ENTAHLAH... KENYATAANNYA SEJAK MERDEKA YANG DIPROKLAMASIKAN 17.8 1945...YANG KONON ADALAH HASIL REVOLUSI ITU...DAN BERJUANG DENGAN DARAH DAN AIRMATA...DAN BAHKAN KORBAN JIWA DAN HARTA..ADALAH PEJUANG2 SEJATI..?? TETAPI KENAPA GENERASINYA ADALAH OLO2..??? SIAPAKAH YANG MENJADIKAN MEREKA OLO2..?? KAUM PEDAGANG ASING..?? KAUM PEDAGANG LOKAL..?? MENGAPA MEREKA KEBELINGER DALAM MEMBANGUN NEGARANYA..?? >>> KEMANA SAJA KAUM TERPEJAR DAN KAUM PEJUANGNYA..?? >>... ANEH... KOK BANGSA INDONESIA ITU KONON RAKYATNYA BANYAK...TERKENAL PEKERJA KERAS... BENARKAH..?? >> MENGAPA PEMERINTAHANNYA KOK BUNGKAM...DAN LEMBEK SEPERTI UBUR2..??? DAN HANYA MEMBUAT SUSAH DAN BISA GATAL2...??>> INIKAH BANGSA YANG PEMIMPINNYA ADALAH KELOMPOK KAUM OLO2...??? BANGSA YANG SANGAT BANGGA DENGAN PUJIAN2 WALAUPUN MENJERUMUSKAN RAKYAT DAN BANGSANYA... ???>> PEMIMPIN YANG KEBELINGER...SUKA FOYA2...DAN TIDAK JUJUR..???>>> ANAK2 DAN KELUARGANYA MENJADI OLO2..???.. KARENA BANYAK PERMINTAAN DAN TIDAK SUKA BEKERJA KERAS... MUMPUNG BANYAK YANG MAU MENJADI PELAYAN2 DAN PENDUSTA2..?? >>> AWASLAH BANGSA OLO2...YANG MENJERUMUSKAN..???...ENTAHLAH... KENYATAANNYA SEPERTI ITU... SEMOGA CAHAYA HIDAYAH SEGERA TERPANCAR DAN BANGKIT MEMBANGUN NEGERI DENGAN LURUS DAN UTUH SERTA KOMPREHENSIF...UNTUK SEMUA RAKYAT DAN SELURUH TANAH AIR INDONESIA RAYA...>> BANGKITLAH BANGSAKU...PEMUDA2 DAN KAUM TERPELAJAR...HAYYOOO BEKERJA BANGUN DAN SIAPKAN NEGERIMU MENJADI NEGERI YANG AMAN-MAKMUR-ADIL SEJAHTERA PARAMA ARTA...>>> MERDEKA....!!!.

Ternyata, harga daging sapi di Indonesia termahal di dunia. Di negara lain, harga daging sapi hanya sekitar Rp 40.000,-. Sementara di Indonesia mencapai Rp 90.000,- per kilogram. Pemerintah harus segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.


daging sapi 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, harga daging pada minggu ke-4 bulan Januari 2013 mencapai angka Rp 90.000 per kilogram. Harga tersebut tak beranjak turun sejak pekan pertama Desember 2012.
Berikut adalah daftar harga daging sapi bulan Desember 2012 menurut data Bank Dunia di berbagai negara:

1. Indonesia mencapai 9,76 dollar AS, = IDR 94,470.94
2. Malaysia hanya 4,3 dollar AS,         = IDR 41,621.42
3. Thailand 4,2 dollar AS,                    = IDR 40,653.48
 4. Australia 4,2 dollar AS,                   = IDR 40,653.48
5. Jepang 3,9 dollar AS,                       = IDR 37,749.66
6. Jerman 4,3 dollar AS,                      = IDR 41,621.42
7. India 7,4 dollar AS.                         = IDR 71,627.56

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi pekan lalu di Jakarta mengatakan bahwa pasokan yang tersendat menyebabkan tingginya harga.

“Saya tidak mau menggugat hasil survei yang menyebutkan pasokan sapi kita cukup, tetapi faktanya sudah tiga bulan ini harga daging tak kunjung turun. Jika ini terus dibiarkan, maka mendekati puasa dan Lebaran harga daging bisa menyentuh level Rp 120.000 per kilogram. Itu sudah melampaui daya beli masyarakat,” paparnya.

Fluktuasi Harga Daging Murni Ulah Kartel
Senin, 04/02/2013 | 11:40 WIB
 
ANTARA/Widodo S. Jusuf
Sudah tiga bulan ini harga daging sapi tak kunjung turun, ada di kisaran Rp90 ribu per kilogram dan bisa menyentuh level Rp 120.000 per kilogram bila mendekati puasa dan Lebaran, yang artinya sudah me










Pemerintah perlu mendorong para peternak untuk lebih giat berproduksi

JAKARTA- http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=49806b56de511f70635c269d406a85f5&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c
Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati menyebutkan, berfluktuasinya pasokan serta harga daging sapi belakangan murni permainan kartel di dalam negeri.

"Jelas permainan kartel. Mau dibilang pasokan lokal banyak tapi ada campur tangan kartel, price maker-nya sudah menentukan harga serta pasokannya," katanya, di Jakarta Minggu (3/1).

Enny memperkirakan ada permainan kulakan besar yang turut campur tangan atas fluktuasi harga daging sapi saat ini. Bahkan, sejumlah importir nakal juga turut ambil bagian akan hal itu. Akibatnya, supply-demand bukan menjadi acuan kalkulasi harga, melainkan intervensi permaianan kartel.

"Soal importir saya sendiri paham bahwa itu pun telah dibatasi oleh pemerintah. Tentunya langkah pemerintah membatasi lantaran domestik sendiri memiliki potensi untuk memenuhi pasokan. Namun jika kartel yang sudah bermain maka potensi ini dirasa percuma. Pasti harga mereka yang tentukan," katanya.

Untuk itu, Enny menyaranakan sinergi bersama Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait perlu ditingkatkan menyusul adanya indikasi praktek kecurangan di pasar komoditas ini. Di samping itu pemerintah juga perlu mendorong para peternak untuk lebih giat berproduksi. Asalkan sejumlah insentif dimasifkan juga oleh pemerintah.

"Di samping ada sinergi antara K/L, pemerintah perlu membantu para peternak. Bisa dengan bibit atau pun pakan. Tata niaga dan penetapan harga harus diperhatikan pemerintah. Jangan sampai jika peternak panen, ternyata harga di pasar anjlok," katanya dilansir inilah.

Kasus dugaan suap yang dilakukan PT Indoguna Utama untuk mendapatkan tambahan kuota impor daging sapi membuat masyarakat bertanya-tanya berapa keuntungan yang didapat sebuah perusahaan dari impor sapi?

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, mencoba menjelaskannya. "Untungnya besar sebab harga daging sapi di Indonesia mahal sekali," ujarnya Jumat (1/2).  Pertama, ada tiga negara asal daging sapi yang diimpor Indonesia. Ketiganya adalah Australia (sekitar 75 persen), Selandia Baru (20 persen), dan Amerika Serikat (5 persen). Bank Dunia mencatat, harga daging sapi di ketiga negara itu hampir sama yakni sekitar Rp 37.800 (4,2 dollar AS) per kilogram.

Khudori lalu menyebut bahwa biaya transportasi, asuransi hingga bongkar muat untuk memasukkan daging ke Indonesia sekitar 25 persen dari harga beli. Semisal harga daging di luar negeri itu dibulatkan jadi Rp 40 ribu per kilogram, ditambah Rp 10 ribu untuk angkutan, maka hanya dengan modal Rp 50 ribu importir bisa bawa satu kilogram daging itu ke Indonesia. "Padahal kita tahu harga daging di sini sekarang antara Rp 90-95 ribu per kilogram," tuturnya.

Dengan berbaik sangka bahwa pengurusan izin impor gratis seperti yang disebutkan oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, kata Khudori, pengusaha bisa mendapat keuntungan antara Rp 40-45 ribu per kilogram daging yang diimpornya. "Itu kan hampir 100 persen," kata Khudori.

Tahun ini, Kementerian Perdagangan menyebut PT Indoguna Utama mendapat jatah kuota impor daging sapi sebanyak 2.995 ton. Maka, keuntungan minimal yang bisa mereka raup adalah Rp 119,8 miliar. "Ya saya kira wajar kalau mereka menyuap sampai Rp 40 miliar," kata Khudori.

Benar kata Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Thomas Sembiring yang menyatakan bahwa kalau bisnis ini tidak menggiurkan, tentu tidak akan berebut orang untuk mendapatkan kuota impor.

Thomas menjelaskan, kebijakan pemerintah melarang daging impor dijual kepada masyarakat atau kuota impor dibatasi bertujuan untuk memproteksi peternak sapi lokal. Dengan demikian, pangsa pasar daging impor adalah kalangan industri perhotelan, restoran, dan katering (horeka) dan pengolahan makanan. inc,tmp,viv

Nilai  Impor Daging 5 Tahun
2008     91,6 ribu ton daging     198,8 juta dollar AS (Rp 1,8 triliun)
2009     110,2 ribu ton              266,6 juta dollar AS (Rp 2,5 triliun)
2010     140 ribu ton                   395 juta dollar AS (Rp 3,7 triliun)
2011     102,9 ribu ton             321,4 juta dollar AS Rp 3,05 triliun)
2012     40,3 ribu ton               156,1 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun)
Data : Badan Pusat Statistik (BPS)

Ternyata, Harga Daging Sapi Hanya Rp 50.000/Kg
 

Sabtu, 02/02/2013 | 12:16 WIB
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=a71d949fc4626b571f3e647277228d86&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c 
Jakarta- Kasus dugaan suap yang dilakukan PT Indoguna Utama sedang jadi sorotan karena melibatkan beberapa oknum di Kementerian Pertanian dan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Nilai suap untuk mendapat jatah kuota impor daging sapi itu konon mencapai Rp 40 miliar. Wajar, menurut hitungan laba importir super tinggi karena bisa menjual daging di Indonesia dua kali lipat dari harga sebenarnya.

Dalam waktu dekat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun bakal memanggil dua menteri di Kabinet Indonesia Jilid II. Menteri Pertanian, Suswono, dan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan diduga tahu persis arus impor sapi ini.

"Tidak tertutup kemungkinan apabila diperlukan, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan akan diminta keterangan oleh penyidik," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi SP, Sabtu (2/2).
Sebenarnya berapa keuntungan yang didapat sebuah perusahaan bila mengimpor daging sapi sampai berani menyuap sebesar itu? Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, mencoba menjelaskannya. "Untungnya besar sebab harga daging sapi di Indonesia mahal sekali," ujarnya Sabtu (2/1).
Pertama, ada tiga negara asal daging sapi yang diimpor Indonesia. Ketiganya adalah Australia (sekitar 75%), Selandia Baru (2%), dan Amerika Serikat (5%). Bank Dunia mencatat, harga daging sapi di ketiga negara itu hampir sama yakni sekitar Rp 37.800 (4,2 dollar) per kilogram.

Khudori lalu menyebut bahwa biaya transportasi, asuransi hingga bongkar muat untuk memasukkan daging ke Indonesia sekitar 25% dari harga beli. Semisal harga daging di luar negeri itu dibulatkan jadi Rp 40 ribu per kilogram, ditambah Rp 10 ribu untuk angkutan, maka hanya dengan modal Rp 50 ribu importir bisa bawa satu kilogram daging itu ke Indonesia. "Padahal kita tahu harga daging di sini sekarang antara Rp 90-95 ribu per kilogram," tuturnya.

Dengan berbaik sangka bahwa pengurusan izin impor gratis seperti yang disebutkan oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, kata Khudori, pengusaha bisa mendapat keuntungan antara Rp 40-45 ribu per kilogram daging yang diimpornya. "Itu kan hampir 100 persen," kata Khudori.

Tahun ini, Kementerian Perdagangan menyebut PT Indoguna Utama mendapat jatah kuota impor daging sapi sebanyak 2.995 ton. Maka, keuntungan minimal yang bisa mereka raup adalah Rp 119,8 miliar. "Ya saya kira wajar kalau mereka menyuap sampai Rp 40 miliar," kata Khudori.
Izin Tak Dicabut
Anehnya, meski sudah terbukti terlibat suap PT Indoguna Utama tak dicabut iziznnya. Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro menyebut PT Indoguna Utama mendapat jatah 15% atau sebanyak 2.995 ton dari kuota daging dari dalam negeri. Indoguna adalah salah satu importir sapi yang dituduh menyuap anggota DPR,

"Indoguna tahun ini mendapat 2.995 ton atau 15 persen dari total untuk daging Horeka 452 ton atau tiga persen dari total kebutuhan," ujar Syukur Irwantoro,. 

Syukur juga menjelaskan, ada 67 perusahaan mendapat jatah kuota daging sapi dalam negeri. 67 perusahaan daging sapi tersebut tentu memenuhi syarat Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pertanian untuk mendapatkan jatah daging sapi.

"67 pembagian kuota itu ditetapkan tiga kementerian dengan enam kriteria yang saya sebutkan," tambahnya.
Sementara, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan kasus ini tidak akan sampai mendistorsi pasar karena segmentasi yang berbeda.

Kasus suap yang diduga melibatkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berkaitan dengan daging sapi beku yang distribusinya terbatas dan tidak boleh diperdagangkan di pasar tradisional.

Kalaupun saat ini harga daging di pasar tradisional masih tinggi hingga Rp100.000 per kg, menurut Asnawi, itu terjadi karena pasokan sapi siap potong yang kurang.

Sapi bakalan impor yang direalisasi Januari kemungkinan baru siap dipotong pada April.

 "Sebelum kasus ini terkuak, harga karkas sudah naik Rp2.000 per kg sejak awal Januari. Harga karkas sekarang Rp70.500-Rp72.500 per kg," katanya.

Sebelumnya, Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) menyebutkan stok sapi di feedloter di DKI Jakarta, Jabar dan Banten hingga medio Januari hanya 42.000 ekor, yang terdiri atas 18.000 ekor sapi impor dan 24.000 ekor sapi lokal.

Dari jumlah itu, hanya 28.000 ekor yang siap potong, terdiri atas 18.000 ekor sapi impor dan 10.000 ekor sapi lokal.

Jumlah tersebut diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan Jabodetabek hingga akhir Januari, dengan asumsi kebutuhan 3.500 ekor per hari.

Saat ini empat orang telah ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap impor daging sapi. Mereka adalah dua Direktur PT Indoguna Utama, Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi, asisten pribadi Luthfie Hassan, Ahmad Fathanah, dan mantan Presiden PKS, Luthfi Hassan Ishaq.

Arya dan Juard sebagai pemberi suap diduga melanggar pasal 5 ayat 1 atau pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Sementara Ahmad dan Luthfie diduga melanggar pasal 12 a atau b, atau pasal 5 ayat 2, atau pasal 11 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. ins,tmp

DEMI SAPI INDONESIA!!!!!!! MANDIRI ATAU MATI......


Memandirikan Protein Hewani

PENDAHULUAN
“Indonesia adalah Negara Agraris”
Peningkatan kualitas kehidupan manusia terus berlangsung dan salah satunya adalah terpenuhinya nutrisi yang terdapat pada bahan pangan. Salah satu jenis nutrisi yang berperan dalam pembentukan jaringan baru, perkembangan daya pikir, pergantian jaringan yang usang/rusak dan pembentukan formasi tubuh manusia adalah Protein. Protein dapat berasal dari tumbuhan, yang dikenal sebagai Protein Nabati dan protein yang berasal dari hewan, dikenal dengan nama Protein Hewani. Salah satu sumber protein hewani adalah daging. Masyarakat Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa menyebabkan terjadinya lonjakan permintaan yang cukup signifikan akan daging dan ternak sapi merupakan penyedia protein hewani asal daging yang cukup potensial. Ternak sapi bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi kegiatan yang mendarah daging dan membumi, kultur yang mengakar, benda yang memiliki banyak hikmah. Mulai dari penghasil daging dan susu, sumber tenaga kerja untuk membajak sawah atau menggiling bahan pangan, sumber tenaga angkut pedati atau angkutan barang, sarana ritual, tabungan hidup dan nilai kekayaan yang bernilai gengsi. Perkembangan selanjutnya, ternak sapi banyak menjadi sumber kehidupan bagi sebagian rakyat Indonesia yang memilih profesi sebagai peternak.
Model usaha peternakan juga bermacam-macam, mulai dari tingkatan konvensional sampai tingkatan modern. Peternakan rakyat, perusahaan peternakan, akademisi bidang peternakan dan kedokteran hewan, rumah sakit hewan dan seluruh komponen kesehatan hewan (termasuk pabrik obat-obatan ternak besar), perusahaan pakan ternak, institusi pembibitan ternak, koperasi, pabrik pengolahan hasil ternak, jagal (pemotong) ternak, asosiasi/perkumpulan peternakan sapi Indonesia dan pemerintah merupakan stake holder yang berperan bagi pengembangan persapian Indonesia. Indonesia yang kaya raya ini menyediakan sarana produksi yang cukup berlimpah untuk usaha pengembangan peternakan. Sumber pakan, sumber daya manusia, potensi pasar, pengembangan teknologi tepat guna, penelitian-penelitian yang berhubungan dalam pengembangan peternakan merupakan potensi yang dapat dijadikan sebagai stimulus dalam pengembangan peternakan. Gerakan kembali ke alam (back to nature) telah mengalami pelembagaan secara internasional yang diwujudkan melalui regulasi perdagangan global yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus mempunyai atribut aman dikonsumsi, nilai gizi tinggi dan ramah lingkungan. Hal ini mengandung makna bahwa pangan yang tersedia harus benar-benar sehat, yang diproduksi dengan menghindari penggunaan bahan kimia dan sintetis. Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia tersebut ternyata juga ikut menyadarkan para petani di seluruh dunia, tidak terkecuali petani Indonesia, untuk menyediakan atau menghasilkan bahan pangan yang aman dikonsumsi, bernilai gizi tinggi dan diproduksi secara ramah lingkungan. Pemberdayaan petani Indonesia untuk dapat menghasilkan produk pertanian, perkebunan dan peternakan yang berkualitas dan kontinyu serta halal tentunya memerlukan proses manajerial yang baik. Melembagakan usaha tani/ternak merupakan satu keharusan untuk dilaksanakan secara terus menerus mengiringi keteguhan dalam menjalankan visi dan misi dalam mewujudkan kemandirian protein hewani asal ternak sapi.
TERNAK SAPI POTONG
Usaha ternak sapi potong yang dikembangkan di indonesia memiliki beberapa keuntungan, yaitu : Pemenuhan sumber protein hewani asal daging sapi, Pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lokasi usaha, peningkatan nilai penggunaan lahan-lahan pertanian marjinal sehingga memberi nilai guna pada lahan secara positif peningkatan kualitas lahan seiring dengan introdusir penggunaan kompos (by product usaha peternakan), sumber energi terbarukan melalui aplikasi kotoran ternak sapi menjadi biogas, peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang mengikuti peningkatan income pengusaha atas peternakan yang diusahakan
BANGSA TERNAK SAPI
Bangsa sapi yang ada didunia saat ini sebenarnya merupakan produk domestikasi (penjinakan) sapi mulai jaman primitif. Kemudian digolongkan menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama, Bos Indicus. Kelompok sapi ini berkembang baik di India yang kemudian berkembang ke daratan Asia Tenggara (salah satunya, Indonesia), Afrika, Amerika dan Australia. Disebut juga sapi ‘Zebu’ (berponok), dengan salah satu keturunannya di Indonesia kita kenal dengan nama Peranakan Ongole dan Brahman, di Amerika dikenal dengan sebutan American Brahman.
Kelompok kedua, Bos Taurus Menurunkan kelompok sapi perang dan potong di daratan Eropa, belakangan menyebar ke Amerika, Australia dan Selandia Baru. Indonesia juga turut mencoba mengembangkannya. Jenis-jenisnya antara lain : Aberdeen Angus, Hereford, Shorthorn, Charolais, Simmental dan Limousine.
Kelompok ketiga, Bos Sondaicus (Bos Bibos). Merupakan kelompok yang berkembang di Indonesia, yang merupakan keturunan banteng. Jenisnya antara lain : Sapi Jawa, Sapi Sumatera, Sapi Bali dan sapi-sapi lokal lainnya. Sapi Bali Sapi Madura
SAPI BALI
Sapi Bali merupakan plasma nutfah Indonesia yang memiliki karakter yang baik. Ciri-ciri ternak sapi Bali antara lain : warna bulu pada waktu pedet berwarna sawo matang dan kemerahan, sedang pada sapi betina tidak berubah warnanya dan jantan dewasa menjadi berwarna hitam; bertanduk ;mempunyai bercak putih pada pantat (bentuk setengah lingkaran); bibir bawah tepi dan bagian dalam telinga serta keempat kakinya mulai dari tarsus dan carpus ke bawah sampai kuku berwarna putih dan pada pinggiran punggung terdapat garis hitam (Murtidjo, 1992). Sapi Bali juga memiliki kualitas daging yang baik, taste dan flavor yang istimewa sehingga harga jual ternak juga cukup tinggi. Ternak ini memiliki kemampuan yang baik dalam beradaptasi dengan iklim tropis, tahan terhadap serangan penyakit, memiliki kemampuan reproduksi yang baik serta tidak terlalu memilih jenis pakan.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI membeberkan roadmap Swasembada Daging Sapi
Tantangan menuju Swasembada Daging 2014
Persapian Indonesia sebenarnya tetap terkungkung pada permasalahan klasik yang sebenarnya selalu menjadi ‘pekerjaan rumah’ seluruh stake holder persapian Indonesia dan hal ini harus diselesaikan untuk dapat memandirikan persapian nasional.
1. Tataniaga 
Distribusi dan penjualan ternak sapi potong merupakan hal penting terkait dengan penyediaan dan distribusi ternak. Undang-undang no 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan secara jelas disebutkan dalam pasal 36 ayat 1 dan 2 menyatakan tentang kewajiban pemerintah dalam menyelenggarakan dan memfasilitasi pemasaran produk peternakan. Perlu strategi jitu dalam menjalankan sistem penyediaan ternak dan model distribusi yang kontinyu, seimbang dan menguntungkan seluruh komponen tataniaga yang terlibat. Pasar hewan, RPH, jalur distribusi, penanganan karkas, penanganan breeding ternak sebagai penyedia bakalan ternak sapi potong dan pendataan mutasi ternak
2. Egosektoral. 
Membuat sebuah kolaborasi yang manis melalui penyatuan misi dan visi dalam merealisasikan kemandirian persapian nasional antar institusi terkait, misalnya : impor ternak dan produk ikutan yang merupakan kerjasama anatara Direktorat Jenderal Peternakan – Kementerian Pertanian RI dengan Kementerian Perdagangan RI
3. Penegakan Aturan. 
Penegakan aturan adalah jiwa pelaksaaan seluruh aktifitas yang menentukan perkembangan persapian nasional. Pemotongan ternak betina produktif, sapi glonggongan, daging-jerohan illegal merupakan bentuk pelanggaran yang dapat diredam melalui penegakan aturan hukum yang baik. Undang-undang nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Peraturan Menteri Pertanian nomor 54/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Sapi Potong Yang Baik (Good Breeding Practice) merupakan perangkat hukum yang dapat dijadikan acuan pengembangan persapian nasional
4. Program Pemerintah yang Terencana.  
Sarjana Membangun Desa (SMD), Lembaga Mandiri Mengakar pada Masyarakat (LM3) merupakan program pemerintah yang perlu dilaksanakan secara maksimal dan diharapkan dapat menjadikan perkembangan persapian nasional yang mantap
5. Penyediaan pakan ternak. 
Pakan adalah komponen yang penting dalam pengembangan usaha ternak sapi potong, menciptakan integrasi yang kuat antara pertanian – perkebunan dan peternakan akan membuat sebuah pola pertanian terpadu yang tangguh dan saling mengisi
6. Pendampingan dan bimbingan. 
Pelaku usaha ternak (terutama ditingkat pedesaan) memerlukan pendampingan dan bimbingan dalam melaksanakan usaha pemeliharaan ternak sehingga mampu memberikan kualitas pakan, pembibitan dan manajemen usaha yang baik dalam mewujudkan kemandirian persapian Indonesia
Tapak Menuju Swasembada
1. Pemetaan Ternak.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan – Kementerian Pertanian RI sudah melakukan sensus ternak sapi dan kerbau bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
2. Pemetaan Kebutuhan Daging Sapi. 
Pemetaan yang sudah dilaksanakan
3. Perbaikan Tataniaga. 
Pengaturan harga produk asal daging sesuai dengan besaran permintaan dan penawaran perlu dikawal secara ketat sehingga harga penawaran yang diberikan peternak/penjual dapat bersanding ideal dengan harga permintaan dari konsumen, termasuk didalamnya adalah model rantai distribusi produk. Rantai pemasaran produk asal sapi diatur sedemikian rupa sehingga stabilitas ketersediaan barang dan fluktuasi harga dapat dijaga kestabilannya. Blantik, jagal pasar, pedagang daging, KUD adalah mata rantai yang dibangun untuk mendukung ekonomi kerakyatan.
4. Bijak dalam Impor Ternak dan Daging/Jerohan 
Sapi
Upaya pengembangan peternakan lokal akan membuat perhitungan kita akan impor ternak dan daging/jerohan sapi dari luar negeri dapat dihitung dengan bijaksana sehingga perkembangan iklim peternakan semakin sehat dan pelan tapi pasti, kemandirian persapian dalam mendukung ketahanan pangan dapat direalisasi.
5. Penegakan Aturan
Berupa larangan pemotongan betina produktif, penangana kesejahteraan hewan di Rumah Potong Hewan, pemeriksaan daging dan jerohan ternak sapi sebagai rangkaian upaya Kesehatan Masyarakat Veteriner, pelaksanaan Inseminasi Buatan untuk reproduksi ternak yang baik, pemberdayan petani/peternak melalui program Coorporate Social Responsibility, SMD, LM3 serta bimbingan dan pendampingan petani/peternak.
6. Rangsangan dan Stimulus
a. Revitalisasi dan sosialisasi Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Pertanian yang dapat memajukan usaha ternak sapi potong, seperti Balai Besar Inseminasi Buatan, Balai Embrio Transfer, Balai Penelitian Ternak, Balai Penelitian Veteriner, Balai Besar Penelitian Ternak Unggul dan institusi lain yang berkenaan dengan penelitian dan pengembangan usaha peternakan sapi potong
b. Peningkatan peran Dinas Peternakan di masing-masing wilayah Indonesia agar dapat menjembatani setiap keputusan yang sudah dibuat oleh Direktorat Jenderal Peternakan – Kementerian Pertanian RI sebagai sebuah program nasional.
c. Prioritas khusus berupa fasilitas transportasi temak di pelabuhan, kereta api, kapal laut dan bebas antri di pelabuhan antar pulau serta pengurangan biaya retribusi, pemeriksaan hewan di karantina dan pembebasan pajak hasil ternak
d. Pengadaan Indukan Ternak Sapi Potong melalui sistem kredit lunak untuk pengembangan populasi ternak nasional
e. Proteksi wilayah yang sudah berswasembada dari distribusi ternak dan daging/jerohan impor
f. Fasilitas pemeriksaan teknis di negara asal ternak dan daging/jerohan impor oleh pihak ketiga yang independen
g. Pemberian fasilitas pembiayaan yang murah melalui pendampingan yang ketat dan terarah demi kemajuan peternakan sapi nasional
7. Pola Pertanian Terpadu
Pola integrasi antar komponen yang ada pada sebuah usaha peternakan sehingga menghasilkan produktifitas, efisiensi dan efektifitas tinggi dan memberi nilai ekonomis serta berorientasi ekologis merupakan satu keterpaduan yang akan memberi nilai kesejahteraan. Salah satu manfaat yang dapat diambil adalah ketersediaan pakan bagi ternak, pupuk organik, ketersediaan energi terbarukan, ramah lingkungan (meminimalkan limbah), bernilai edukasi – wisata dan inspiratif. Pemerintah harus merangsang dan melaksanakan program integrasi peternakan dengan pertanian, perkebunan secara sinergi dan berkesinambungan. Pakan merupakan hal penting dalam pengembangan usaha ternak sapi potong sehingga, melalui pola pertanian terpadu akan diperoleh sumber pakan berkualitas dari hasil samping usaha pertanian – perkebunan.
Kelembagaan Peternakan
Melembagakan usaha tani/ternak sebenarnya sudah lama dilaksanakan di Indonesia. Sejarah mencatat berjamurnya koperasi tani/ternak dan usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kelembagaan serta hasilnya, dimana sebagian besar kelembagaan akhirnya menjadi hegemoni terbatas sebuah pola kapitalisme dalam kerangka ekonomi kerakyatan. Hanya sebagian kecil koperasi/lembaga tani/ternak yang benar-benar menjadi sebuah potret keberhasilan. Namun, bukan berarti pemakluman atas kejadian ini menjadi alasan untuk berhenti melembagakan usaha tani/ternak, justru momen ini adalah saat yang tepat untuk mengembangkan usaha menjadi sebuah aktifitas ekonomi kerakyatan yang mampu menjadi salah satu soko guru perekonomian nusantara. Bila kita berkaca pada sebuah konsep kelembagaan yang dijalankan, maka kita akan bertemu dengan lima pilar utama yang akan menjadi kunci pengembangan kelembagaan usaha tani/ternak.
1. Manajemen.  
Tidak pelak lagi, konsep manajerial dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani/ternak adalah kendala utama yang tidak dititiskan kepada kebanyakan pelaku ekonomi usaha tani/ternak di Indonesia. Selama ini, petani/peternak lebih senang menggunakan paket manajemen dari luar dan sedikit yang berusaha meniru dan mengembangkan paket manajerial itu secara mandiri. Akibatnya, ketergantungan manajerial menjadi salah satu kendala berkembangnya usaha ani/ternak Indonesia. Pertanian/peternakan rakyat merupakan sektor usaha bidang pertanian yang jarang mengimplementasikan kegiatan manajemen yang baik. Faktor ini termasuk bidang pengembangan Sumber Daya Manusia
2. Keuangan dan Administrasi.  
Pengelolaan ‘darah’ usaha tani/ternak boleh jadi akan menjadi salah satu indikator keberhasilan usaha. Pengelolaan keuangan yang baik, ditambah dengan sistem akuntansi dan administrasi yang rapi dan terdokumentasi baik, akan menjadi salah satu pilar yang dapat digunakan sebagai : referensi program, evaluasi pelaksanaan kegiatan, parameter keberhasilan usaha dan kelayakan usaha serta titik penilaian yang sangat mungkin diperhatikan
3. Produksi dan Nutrisi. 
Setiap usaha tani/ternak selalu berhubungan dengan aspek teknis pelaksanaan dilapangan. Produksi merupakan salah satu kunci yang penting dalam menggulirkan roda pelaksanaan aktifitas usaha tani. Dalam usaha tani/ternak, termasuk didalamnya adalah : tatalaksana usaha, pemupukan, pengamatan perkembangan dan pakan ternak
4. Kesehatan dan Reproduksi 
Tanaman/ternak yang sehat akan terjamin seluruh fungsi kehidupannya dan lebih mudah dalam melaksanakan perkembangan dan pertumbuhan untuk menjamin produktifitas. Sementara itu, pengawalan pada pembibitan ternak akan memudahkan kita dalam pengembangan populasi. Program pengamatan kesehatan, reproduksi, penanganan tanaman bibit, pertolongan kelahiran, penanganan bibit tanaman dan pencatatan kesehatan dan reproduksi adalah salah satu aktifitas yang penting untuk dilakukan
5. Marketing dan Tataniaga
Hasil produksi pertanian/peternakan (terutama peternakan/pertanian rakyat) kebanyakan hanya terbatas pada penjualan produk mentah, peningkatan kualitas produksi serta model marketing produk yang inovatif dan memiliki nilai jual yang semakin bertambah, sangat diperlukan sehingga peningkatan pendapatan peternak/petani dapat diraih. Tataniaga produk pertanian/peternakan sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga produk yang ditawarkan kepada masyarakat sudah merupakan produk jadi (Integrated Agriculture Industrialized System)
PENUTUP
Mengembangkan usaha peternakan sapi potong dalam mendukung Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014 harus dilaksanakan secara integral dan menyeluruh dengan melibatkan seluruh stake holder. Pengembangan peternakan sapi potong rakyat juga merupakan satu hal penting dalam meletakkan sendi-sendi ekonomi kerakyatan. Penataan kelembagaan, sistem usaha serta kebijakan dan penegakan aturan merupakan hal yang penting juga untuk dilaksanakan.


1 komentar:

  1. kalau memang konsumsi daging di Indonesia paling sedikit dari negara tetangga, kenapa ya pasokannya masih juga di INPOR??

    BalasHapus