Jumat, 17 Juni 2011

Bank sentral Libanon memprakarsai upaya bersama oleh Securities and Investment Institute dan Beirut's Ecole Superieure des Affaires untuk menciptakan kualifikasi keuangan Islam, kata Martin. Sertifikasi, yang dimulai tahun 2007, sekarang ditawarkan oleh lebih dari 30 sekolah bisnis di negara-negara termasuk Kuwait, Pakistan, Arab Saudi dan Inggris, katanya.>>>Universitas di negara-negara Muslim, khususnya Malaysia, telah menambahkan dan mengembangkan program-program keuangan Islam dalam beberapa tahun terakhir. Di luar dunia Muslim, Inggris telah berupaya untuk memposisikan dirinya sendiri sebagai pusat utama untuk pekerjaan seperti itu, dengan sedikitnya 22 bank Inggris menyediakan produk-produk keuangan Islam dan 55 institusi pendidikan, termasuk sekolah bisnis dan pelatih pribadi, yang menawarkan program studi di lapangan, kata Ruth Martin, direktur pengolahan dari Securities and Investment Institute, badan profesional yang berbasis di London.>>> "Jilbab bukanlah sebuah simbol penindasan,"Fatima Fareed, seorang mahasiswa baru di jurusan pendidikan sekolah dasar, mengatakan. "Sebagai seorang wanita, saya merasa terbebaskan ketika mengenakan jilbab, dan tidak ada kontradiksi. Ini adalah sebuah tanda kesopanan dan rasa hormat dan saya merasa diberdayakan untuk melakukan demikian.">>> "Saya tidak pernah malu menjadi seorang Muslim," Sameen Mujtaba, seorang junior di jurusan kimia pewarna polimer mengatakan ketika menceritakan narasinya tentang kapan ia mulai mengenakan jilbab. "Ketika saya masih lebih muda dulu, saya dulunya mengenakan celana Capri namun suatu hari saya bertemu seorang gadis yang berpindah agama masuk Islam mengenakan jilbab. Hal tersebut membuat kesan yang mendalam pada saya."..>>>Iqra Chhotani, seorang senior dari jurusan ilmu biologi, adalah seorang keturunan Pakistan dan duduk dalam diskusi panel tersebut sebagai seorang yang tidak mengenakan jilbab. Walaupun ia menceritakan konflik pribadi dan perdebatan diri tentang peranannya sebagai seorang Muslim, ia mengatakan bahwa ia pada akhirnya akan mengenakan jilbab.....Ketika saya merasa seperti saya dapat melihat diri saya sendiri di depan cermin dan mengatakan, 'Wow, saya dapat membawa nama menjadi seorang Muslim,' dan menjadi bangga karenanya lebih dari saya sekarang, itulah saat di mana saya dapat mengenakannya."...


Sekolah Bisnis Dunia Berlomba Memeluk Syariah Islam

http://www.suaramedia.com/berita-dunia/dunia-islam/12446-sekolah-bisnis-dunia-berlomba-memeluk-syariah-islam.html
Suasana belajar mengajar di Cass Business School. Sekolah bisnis tersebut merupakan salah satu sekolah yang mulai melirik sistem keuangan syariah karena metode yang digunakan begitu jujur dan adil. (Berita SuaraMedia)
LONDON (Berita SuaraMedia) - Sementara keuangan Islam tumbuh pada sektor yang semakin berkembang dan menguntungkan, sekolah bisnis di seluruh dunia sekarang menambahkan kursus, konsentrasi dan gelar khusus untuk melatih siswa dalam penataan investasi yang sesuai dengan hukum Al-Quran.
Kekayaan yang luas dari dunia Muslim, yang didukung oleh harga minyak yang tinggi, dan populasi Muslim yang semakin tertarik untuk menginvestasikan uang mereka dengan dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama telah mendorong ledakan pada dasawarsa ini di bidang produk-produk keuangan syariah.
Ketika sektor tumbuh begitu cepat, "hal pertama yang terjadi adalah bahwa adanya kekurangan tenaga ahli," kata John Board, direktur keuangan pusat studi ICMA di University of Reading's Henley Business School di Inggris, yang telah mendaftarkan sekitar 10 siswa di tahun pertama dari program masternya dalam investasi perbankan dan keuangan Islam.
Baik di negara Muslim dan non-Muslim, para ahli di bidangnya mengatakan, ada permintaan besar bagi para praktisi terlatih untuk berurusan dengan produk-produk yang rumit yang kadang-kadang diperlukan untuk menghasilkan keuntungan sementara mematuhi striktur seperti larangan bunga. Sekolah bisnis mengatakan ledakan itu begitu besar sehingga mereka bahkan sudah kesulitan menemukan fakultas dengan keahlian yang diperlukan baik dalam praktek keuangan maupun prinsip-prinsip hukum Syariah.
Kedua, bank-bank internasional besar dengan divisi keuangan Islam dan lembaga-lembaga Islam khusus sedang berusaha berbisnis dengan negara-negara penghasil minyak dan individu Muslim kaya untuk bantuan dana. Sekolah-sekolah bersemangat untuk melatih calon karyawan pada program pendidikan master dan kursus pendidikan eksekutif.
Universitas di negara-negara Muslim, khususnya Malaysia, telah menambahkan dan mengembangkan program-program keuangan Islam dalam beberapa tahun terakhir. Di luar dunia Muslim, Inggris telah berupaya untuk memposisikan dirinya sendiri sebagai pusat utama untuk pekerjaan seperti itu, dengan sedikitnya 22 bank Inggris menyediakan produk-produk keuangan Islam dan 55 institusi pendidikan, termasuk sekolah bisnis dan pelatih pribadi, yang menawarkan program studi di lapangan, kata Ruth  Martin, direktur pengolahan dari Securities and Investment Institute, badan profesional yang berbasis di London.
Bank sentral Libanon memprakarsai upaya bersama oleh Securities and Investment Institute dan Beirut's Ecole Superieure des Affaires untuk menciptakan kualifikasi keuangan Islam, kata Martin. Sertifikasi, yang dimulai tahun 2007, sekarang ditawarkan oleh lebih dari 30 sekolah bisnis di negara-negara termasuk Kuwait, Pakistan, Arab Saudi dan Inggris, katanya.
Bank Negara Malaysia, bank sentral Malaysia, memulai universitas keuangan Islam INCEIF pada tahun 2006 untuk membantu melatih para praktisi.
"Kami menemukan sejumlah orang Malaysia yang bekerja di daerah ini disambar seperti kacang goreng oleh negara-negara Timur Tengah," kata Datuk Dr Syed Othman Alhabshi, dekan sekolah.
Di Arab Saudi, gelombang siswa yang pertama memulai studi di bulan Maret di universitas perempuan Effat dalam sebuah program gelar eksekutif Islam baru dalam pengelolaan keuangan yang dikelola oleh Ecole Superieure des Affaires dan Erasmus University's Rotterdam School of Management di Belanda.
Cass Business School adalah di antara banyak lembaga Inggris dengan program-program baru di bidang tersebut. MBA eksekutif yang ditawarkan di Dubai telah memberikan pilihan kepada siswa sejak 2007 dari spesialisasi di bidang keuangan Islam, dan juga klien perusahaan mengirim staf untuk pengamatan lapangan dalam jangka yang lebih pendek, kata Zaher Barakat, yang mengajar pada program ini.
Salah satu prinsip utama keuangan Islam adalah larangan pembayaran bunga, yang telah mengilhami berbagai alternatif untuk hipotek dan pinjaman lainnya, serta cara-cara kreatif untuk membantu mereka yang memperoleh modal kembali.
Teknik seperti leasing, berbagi ekuitas dan berbagi laba-rugi menawarkan kendaraan di mana seorang investor dapat, misalnya, membiayai pabrik baru dan kemudian menyewakan ke produsen, bukan meminjamkan uang untuk membelinya.
Hukum syariah juga membutuhkan kejelasan dan keterbukaan dalam semua transaksi, yang melibatkan audit terperinci sehingga semua pihak memiliki informasi lengkap tentang sumber dana yang terlibat. Utang tidak dapat digolongkan sebagai aset untuk dijual kepada pihak ketiga, dan investasi di bidang seperti alkohol, perjudian dan senjata itu dilarang. Obligasi dan asuransi syariah mengikuti set aturan mereka sendiri yang ketat.
Pendukung mengetahui bahwa larangan atas bunga dan penjualan utang melindungi sektor dari paparan kredit perumahan dan beberapa kompleksitas instrumen yang didukung utang di tengah-tengah krisis keuangan.
Dan sementara konservatisme yang terkandung di dalamnya berarti di masa lalu bahwa potensi keuntungan lebih rendah pada keuangan Islam, banyak yang mengatakan bahwa sudah mulai berubah. Investasi sadar lingkungan sekarang mendapatkan portfolio yang sebanyak portofolio konvensional, kata Board dari University of Reading.
Keuangan bukan satu-satunya sektor di mana sekolah bisnis memiliki kesempatan di dunia Muslim.
Di Oxford's Saïd Business School, Paul Temporal sedang melakukan riset pemasaran dan branding pada konsumen Muslim. Hampir tidak ada penelitian yang telah dilakukan terhadap perilaku konsumen dan pengambilan keputusan di dunia Muslim.
"Ini (Muslim) seperempat dari populasi dunia dan mewakili kesempatan besar, tapi bagaimana kita bisa sampai ke mereka dan bagaimana mereka berperilaku?" ia bertanya.
Berdasarkan hasil penelitian Temporal, Saïd berencana untuk menawarkan pendidikan eksekutif untuk perusahaan yang berbasis di dunia Muslim dan memerlukan keahlian branding. Ia juga berharap untuk menjangkau perusahaan-perusahaan internasional besar yang ingin menjual di negara-negara Muslim tetapi tidak memiliki pemahaman budaya ke pasar secara efektif. (iw/wsj)www.suaramedia.com

JUMAT, 17 JUNI 2011 04:10
http://www.suaramedia.com/berita-dunia/dunia-islam/41386-mahasiswi-muslim-as-ungkap-misteri-di-balik-jilbab.html

Mahasiswi Muslim AS Ungkap Misteri di Balik Jilbab

CAROLINA UTARA (Berita SuaraMedia) – Mengenakan sebuah jilbab berwarna-warni yang melingkari lehernya, Kate Watkins, seorang mahasiswa baru di studi internasional Universitas Negeri Carolina Utara, berjalan masuk ke dalam kelas yoganya dan dengan cepat menarik perhatian para teman-temannya. Sebagai seorang partisipan acara Behind the Veil (Di Balik Jilbab), sebuah acara pendidikan yang disponsori oleh Asosiasi Mahasiswa Muslim, Watkins dan para mahasiswa non-Muslim lainnya mengenakan jilbab untuk sehari saja.
"Saya pikir merupakan hal yang penting untuk memahami orang-orang yang berbeda dari saya dengan berjalan menggunakan sepatu mereka sebelum saya membuat penilaian apapun," Watkins mengatakan.
Pertukaran kebudayaan dengan mengenakan jilbab membentangkan ke masa lalu tentang bidang pakaian dan penutupan aspek dari jilbab sebagai sebuah pilihan gaya hidup. Sebagai sebuah peraturan bagi para wanita di dalam Al-Qur'an, jilbab membawa sebuah kepentingan spiritual bagi banyak wanita muda.
Sebuah awan mendung kontroversi telah mengelilingi jenis pakaian Muslim tersebut dan penyelenggara acara tersebut mengatakan bahwa mereka memilih untuk melakukan pertukaran tersebut untuk menunjukkan arti sebenarnya dari jilbab dan untuk memperjelas "misteri" yang sudah umum ada.
"Jilbab bukanlah sebuah simbol penindasan,"Fatima Fareed, seorang mahasiswa baru di jurusan pendidikan sekolah dasar, mengatakan. "Sebagai seorang wanita, saya merasa terbebaskan ketika mengenakan jilbab, dan tidak ada kontradiksi. Ini adalah sebuah tanda kesopanan dan rasa hormat dan saya merasa diberdayakan untuk melakukan demikian."
Acara tersebut termasuk sebauh diskusi panel dengan tiga wanita Muslim – dua diantaranya memilih mengenakan jilbab dan salah satu wanita yang memilih untuk tidak mengenakan jilbab, setidaknya belum mengenakan jilbab.
"Saya tidak pernah malu menjadi seorang Muslim," Sameen Mujtaba, seorang junior di jurusan  kimia pewarna polimer mengatakan ketika menceritakan narasinya tentang kapan ia mulai mengenakan jilbab. "Ketika saya masih lebih muda dulu, saya dulunya mengenakan celana Capri namun suatu hari saya bertemu seorang gadis yang berpindah agama masuk Islam mengenakan jilbab. Hal tersebut membuat kesan yang mendalam pada saya."
Ada sebuah usia yang direkomendasikan di dalam Islam, sekitar usia pubertas, itulah waktu yang pas mengenakan jilbab, yang hanya saja, jilbab tidak dibingungkan dengan burqa, yang adalah sebuah penutup seluruh tubuh. Bagaimanapun juga, banyak para wanita muda terdorong untuk meluangkan waktu mereka ketika mempertimbangkan kapan untuk mengenakan jilbab.
"Tentu saja, pilihan tersebut terserah Anda, Anda tidak akan memahami pentingnya dan pemaksaan adalah kontraproduktif," Doaa Dorgham, seorang junior di jurusan psikologi, mengatakan. Sebagai penyelenggara acara dan rekan-rekannya yang mengenakan jilbab, Dorgham mengatakan bahwa para wanita Muslim seharusnya hanya mengenakan jilbab ketika mereka merasa sangat nyaman melakukan demikian. "Tidaklah berharga jika hanya melalui gerakan saja. Islam tidak hanya mempertimbangkan tindakan, namun juga niatan Anda."
Tema kesopanan muncul kembali melalui diskusi panel, dan para panelis menggambarkan perspektif kesopanan mereka tidak hanya menyangkut penampilan fisik, namun juga sikap sederhana.
"Ketika saya memikirkan tentang kesopanan," Mujtaba mengatakan, "Saya pikir bahwa seseorang yang tidak modis adalah seseorang yang juga berusaha terlalu keras untuk menarik perhatian orang-orang. Begitu banyak pikiran seperti itu yang saya cenderung lakukan kemungkinan lebih cocok untuk membuat orang terkesan, dan saya merasa bersalah akan hal tersebut. Namun mengenakan jilbab mengingatkan saya untuk menjadi tulus dan menjadi diri saya sendiri."
Dorgham mengatakan bahwa jilbab tidak menggambarkan dirinya, namun ia lebih menggambarkan dirinya dan gaya hidup jilbabnya.
"Saya membuatnya seperti jilbab adalah bagian dari diri saya sendiri," Dorgham mengatakan di antara memediasi panel tersebut. "Jika seseorang mengenakan jilbab tidak berarti bahwa mereka lebih baik dari mereka yang tidak mengenakan jilbab."
Iqra Chhotani, seorang senior dari jurusan ilmu biologi, adalah seorang keturunan Pakistan dan duduk dalam diskusi panel tersebut sebagai seorang yang tidak mengenakan jilbab. Walaupun ia menceritakan konflik pribadi dan perdebatan diri tentang peranannya sebagai seorang Muslim, ia mengatakan bahwa ia pada akhirnya akan mengenakan jilbab.
"Saya tidak merasa bahwa saya sudah siap," Chhotani mengatakan. "Datang ke kampus, dan di samping menjadi seorang senior, saya tidak mengetahui apapun siapa diri saya atau ingin menjadi seperti apa saya. Saya mengambil langkah untuk menjadi sebuah pribadi yang lebih baik dan seorang Muslim. Ketika saya merasa seperti saya dapat melihat diri saya sendiri di depan cermin dan mengatakan, 'Wow, saya dapat membawa nama menjadi seorang Muslim,' dan menjadi bangga karenanya lebih dari saya sekarang, itulah saat di mana saya dapat mengenakannya."
Percakapan tentang pentingnya jilbab berlanjut hanya hampir dua jam. Akhir dari pembahasan terbuka pada pertanyaan yang lebih luas tidak hanya menyangkut jilbab namun praktik-praktik Muslim dan kebudayannya juga. Para wanita non-Muslim yang memilih untuk ambil bagian dalam eksperimen sosial menceritakan pengalamannya dan Watkins mengatakan bahwa pandangannya tentang jilbab dan Islam berubah.
"Saya pikir bahwa banyak orang yang tidak dapat bergerak di satu sisi pendapat," Watkins mengatakan. "Ini adalah sebuah ekspresi yang sangat cantik tentang agama dan saya telah mempelajari pelajaran bahwa saya dapat menerapkannya pada kepercayaan Kristen saya." (ppt/iv)www.suaramedia.com

1 komentar:

  1. PINJAMAN CEPAT PENAWARAN ONLINE DI RAHMAT MORGAN PINJAMAN PERUSAHAAN ... Rahmat Morgan Pinjaman Perusahaan adalah penyedia terkemuka pinjaman Seluruh Dunia Tidak peduli apa kondisi keuangan Anda, kami dapat membantu mendapatkan cash.We Anda sendiri memberikan pinjaman untuk konsolidasi utang, perbaikan rumah, tanpa jaminan pinjaman, pinjaman kredit buruk, pinjaman bisnis, pinjaman pribadi, pinjaman mahasiswa, pinjaman Auto, mengurangi Kartu Kredit hutang, Real Estate dan hipotik pada tingkat bunga 2%. Menawarkan pinjaman online kami mudah dan cepat untuk apply.it adalah 100% Dijamin dan safe.do hubungi kami sekarang untuk lebih jelasnya AT Gracemorganloancompany@gmail.com

    BalasHapus