Pasca beritakan agen BIN Yahya Assegaf, Munarman diteror premanisme bergaya jadul
M. Fachry
Jum'at, 9 September 2011 10:30:41
Hits: 1235
JAKARTA (Arrahmah.com) –
Ini berita terbaru dari Munarman, SH., ketua dewan pengurus pusat Front Pembela Islam (FPI). Pasca memberitakan dan membongkar keterlibatan agen BIN Yahya Assegaf dalam bocoran Wikileaks yang memfitnah FPI, Selasa (6/09/2011), dirinya diteror oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai orang suruhan Yahya Assegaf, Rabu (7/09/2011). Uniknya, para preman tersebut menteror Munarman dengan gaya jadul. Seperti apa persisnya?
Teror bak film tahun 80-an
Ini kabar terbaru dari Munarman, SH., ketua dewan pengurus pusat FPI, pasca dirinya membeberkan keterlibatan agen BIN, Yahya Assegaf dalam pemberitaan Wikeleaks yang menyudutkan FPI, Selasa (6/09/2011). Munurut Munarman, dirinya diteror oleh sekelompok orang, rata-rata berpenampilan preman, yang datang ke rumahnya, hari Rabu (7/09/2011), tepatnya sore hari.
Para preman yang mencoba menteror Munarman, sebenarnya sudah dilarang masuk oleh para penjaga perumahan Munarman, namun tetap memaksa masuk dan mengatakan hanya ingin silaturahim dengan Munarman. Akhirnya, pihak keamanan komplek mengantarkan rombongan preman yang berjumlah sekitar 6 orang itu menuju rumah Munarman. Anehnya, sesampainya di rumah Munarman, dua orang langsung turun dan langsung menyampaikan pesan ke istri Munarman yang keluar menyambut mereka, bahwa ada pesan dari pak Yahya Assegaf untuk Munarman! Hanya itu, dan lalu mereka langsung pergi meninggalkan lokasi.
Hal inilah yang oleh Munarman dianggap teror jadul (jaman dulu), sebagaimana disampaikan oleh beliau kemarin, Kamis (8/09/2011). Munarman menyatakan dirinya teringat film di tahun 80-an, khususnya yang dimainkan oleh Rana Karno, di saat para preman dan penjahat di film tersebut mengancam dengan jenis yang sama, yakni ada pesan dari bapak. Cara dan gaya teror premanisme jadul seperti ini ternyata masih ada dan muncul kembali.
Peneror juga satroni markas FPI
Menurut Munarman, selain menyatroni rumahnya, beberapa orang suruhan Yahya Assegaf juga mendatangi kantornya di bilangan Tanah Abang, dan juga ke kantor FPI di Petamburan. Di kantornya ada beberapa orang yang datang dan melihat-lihat, juga dengan tampilan preman, walau tidak meninggalkan pesan apapun.
Di kantor FPI, menurut Munarman yang datang adalah anak Yahya Assegaf, yakni Hani Yahya Assegaf, yang juga memiliki nama samara Han Sagov, dan merupakan pendiri IIPAC, LSM kaki tangan zionis yahudi Israel di Indonesia. Di kantor FPI, masih menurut Munarman, Hani Assegaf menyampaikan bahwa urusan ini adalah urusan pribadi antara dirinya dan Munarman, dan tidak ada kaitannya dengan FPI, yang mana menurut Munarman juga merupakan bentuk teror kepada dirinya. Menurut Munarman, dirinya siap dengan seluruh konsekuensi dan akan hadapi seluruh bentuk teror kepada dirinya tersebut, Insya Allah. Allahu Akbar!
(M Fachry/arrahmah.com)
Wikileaks, agen BIN, & konspirasi zionisme Israel hancurkan gerakan Islam
M. Fachry
Kamis, 8 September 2011 14:32:30
Hits: 2106
Mencuatnya bocoran Wikileaks yang memfitnah FPI menguak keterlibatan agen BIN Yahya Assegaf dan menyeret pula nama anaknya, Hani Yahya Assegaf. Hani dengan nama alias Han Sagov bersama Benyamin Ketang terlibat mendirikan Indonesia Israel Public Affairs Comitte (IIPAC), sebuah LSM yang menjadi agen zionisme yahudi Israel dunia di Indonesia. Sebuah konspirasi untuk hancurkan gerakan Islam?
IIPAC, LSM kaki tangan zionis yahudi Israel di Indonesia!
Sudah menjadi rahasia umum jika zionisme yahudi Israel berusaha masuk ke Indonesia- negeri dengan komunitas Muslim terbesar di dunia-dengan menghalalkan segala macam cara. Setelah terbongkarnya kedatangan rahasia Amira Arnon-Duta Besar Israel untuk Singapura-ke Jakarta pada tanggal 20-27 Maret lalu, kini tersebar sebuah dokumen yang memperlihatkan nama Hani Yahya Assegaf-anak dari agen BIN Yahya Assegaf-menjadi pendiri LSM Indonesia Israel Public Affairs Comitte (IIPAC), bersama Benyamin Ketang, selaku Direktur IIPAC.
Di dokumen Akta Pendirian IIPAC yang didaftarkan melalui Notaris Nirmawati Marcia SH di Jakarta tertanggal 21 Januari 2002, tercatat nama-nama pendiri IIPAC, yakni sebanyak 5 orang, yaitu :
- Benyamin Ketang
- Mr. Sakata Barus
- Mr. Poppe Alexander Z
- Mr. Hani Yahya Assegaf alias Han Sagov
- Mr. Y. Gatot Prihandono, SSI
Di Pasal 2 Akta Pendirian tersebut dijelaskan tujuan IIPAC, yakni untuk menyelenggarakan kerjasama dengan lembaga-lembaga Israel, Yahudi Internasional, dan melindungi hak-hak warga Yahudi dan keturunan Yahudi di Indonesia serta memajukan kerjasama bisnis, investasi, IT, dan pendidikan tinggi dengan universitas di seluruh dunia.
Dalam artikel yang ditulis oleh Artawijaya berjudul “Waspada, Hubungan Gelap Penguasa dan Pengusaha Israel” dijelaskan bagaimana Direktur IIPAC, Benyamin Ketang, begitu bernafsu untuk bisa membuka hubungan dengan zionis yahudi Israel.
Benjamin Ketang mengatakan,”Saya rasa dampak ekspansi Israel di Indonesia tidak perlu 10 tahun dari sekarang. Tiga tahun saja kalau ada komando dari Israel, maka mereka akan beramai-ramai datang ke Indonesia,” ujarnya. Pria asal Jember, Jawa Timur, yang merupakan alumnus Hebrew University ini kemudian menegaskan, “Tradisi orang Yahudi itu kalau komunikasi selalu dengan high level, levelnya pasti presiden atau menteri…” Ketang yang membidani lahirnya lembaga lobi Yahudi di Indonesia ini menyatakan, investor Israel saat ini melirik sektor teknologi informasi dan pertanian. Dua sektor ini tentu sangat strategis dan penting, karena berkaitan denga hajat hidup orang banyak.
Sementara itu Munarman menjelaskan kaitan Hani Yahya Assegaf, sebagai pendiri ke-3 dari IIPAC dengan Benyamin Ketang, dan agenda zionisme yahudi internasional.
“Kalau kita perhatikan tujuan IIPAC dalam pasal dua jelas, yakni untuk menyelenggarakan kerjasama dengan lembaga-lembaga Israel, Yahudi Internasional. Yahudi Internasional ini jangan lupa, sebagaimana dalam buku “International Jews” karya Henry Ford, itu jelas sekali bagaimana kejahatan-kejahatan International Jews ini. Nah, dia bekerjasama dengan lembaga-lembaga internasional yahudi tersebut, dan melindungi hak-hak warga Negara Yahudi dan keturunan Yahudi di Indonesia. Jadi jelas sekali agendanya apa. Serta memajukan kerjasama bisnis, investasi, IT, dan pendidikan tinggi dengan universitas di seluruh dunia. Saya kira agendanya sangat jelas sekali. Benyamin Ketang sendiri kalau kita lihat di dokumennya, adalah lulusan Hebrew University. Jadi dia memang dididik di Yerusalem, dia lulus tahun 2006, dengan gelar Master of Arts. Jadi, kaitannya jelas sekali antara Hani Assegaf, Benyamin Ketang, dan Yahya Assegaf. Clearly!”
Dalam sebuah dokumen, nampak ijazah Benyamin Ketang, lelaki kelahiran 22 September 1972, asal Dusun Krajan RT 03/04 Desa Taman Sari Wuluhan, Jember, Jawa Timur, lulusan The Hebrew University of Jerusalem, Rothberg International School. Kelulusannya dalam ijazah tersebut ditanda tangani oleh Prof. Steven Kaplan, tertanggal 28 Juli, 2006.
Menurut Artawijaya, Benjamin Ketang adalah kader muda NU binaan Gus Dur yang berhasil menyelesaikan studi masternya di Hebrew University, Jerussalem. Benjamin Ketang yang bernama asli Nur Hamid adalah kader muda NU yang diplot untuk membangun sebuah jejaring politik dan bisnis Yahudi di Indonesia. IIPAC yang diketuai Ketang beraliansi ke AIPAC dan Australia Jewish Comitte.
Menurut Benjamin Ketang sendiri, kemunculan IIPAC berawal dari kegagalan upaya Menteri Luar Negeri Alwi Shihab (1999-2001) atas sokongan Presiden Abdurrahman Wahid untuk membuka hubungan dagang dengan Israel. Tak lama setelah kegagalan rencana Wahid dan Alwi itulah, terbentuk sebuah lembaga berbasis di Jakarta yang bercita-cita mengarahkan opini publik dan elit Indonesia agar pro-Israel. Lembaga yang dikendalikan delapan orang itu bernama Indonesia-Israel Public Affairs Committee, disingkat IIPAC. Logonya Bintang Daud bersegi selusin tapi warna dasarnya merah dan putih.
Benyamin Ketang, Unggun Dahana, dan komunitas yahudi di Indonesia yang dibangunnya pernah merencanakan untuk merayakan kemerdekaan Israel, Sabtu 14 Mei 2011 lalu. Selain itu, mereka bersama dengan aktivis yahudi isreal lainnya, pernah mengadakan seminar akhir zaman “Persiapan Pembangunan Bait Allah” di Kelapa Gading Trade Center Hypermart Lt.2, Sabtu (25/06/2011).
Dalam sebuah semiloka bertajuk “Mengungkap Jaringan Yahudi di Indonesia, Ahad (31/1/2010), Munarman, SH mengatakan bahwa jaringan yahudi menjalankan operasinya di Indonesia dengan menggunakan cover atau samaran. Salah satunya adalah kegiatan dagang.
“Cara yang paling ampuh dalam mengelabuhi masyarakat adalah dengan informasi. Alatnya adalah media massa untuk melakukan propaganda. Propaganda itu dilakukan dengan menampilkan citra diri baik, menyembunyikan keburukan dirinya, dan membongkar kejelekan pihak lawan. Itulah yg dilakukan oleh media massa zionis Israel“.
Wikileaks : Anti Islam, pro Israel!
Kini menjadi lebih jelas mengapa Wikileaks membocorkan dokumen yang memfitnah FPI dan kaitannya dengan Yahya Assegaf, agen BIN, dan anaknya Hani Assegaf, yang merupakan pendiri IIPAC. Wikileaks, yang awalnya mendapat simpati seluruh dunia karena menjadi organisasi internasional pembocor dokumen Negara melalui situsnya, sejak November 2010, ternyata tidak lain hanya merupakan antek Zionism yahudi internasional. Hal ini semakin diperkuat dengan tidak adanya dan tidak beraninya Wikileaks membocorkan kawat diplomatik kedubes Amerika yang ada di Tel Aviv, Israel.
Hingga saat ini, belum penah ada rilis bahwa Wikileaks membocorkan dokumen kawat diplomatik kedutaan besar Amerika yang ada di Tel Aviv, Israel, yang mengungkapkan kebobrokan ataupun adanya skandal politik di negeri zionis tersebut. Bahkan, kalau kita telusuri ke halaman penyimpanan dokumen Wikileaks, kita hanya menemukan 3 buah artikel tentang Israel, yang itupun belum dipublikasikan.
Sebenarnya, keberadaan organisasi Wikileaks dan para pendirinya juga cukup misterius. Hingga saat ini, hanya Julian Assange yang diketahui identitasnya oleh publik. Assange juga menjabat sebagai direktur dan anggota dari Dewan Penasihat Wikileaks. Sebelum mendirikan Wikileaks, Assange yang berasal dari Australia merupakan seorang penerbit dan jurnalis. Julian Assange dipilih untuk mewakili Wikileaks di publik karena keadaan dirinya yang tidak memiliki rumah ataupun keluarga sehingga dianggap merupakan sosok yang tepat. Sementara itu, pendiri Wikileaks yang lainnya memilih untuk tidak mengungkapkan identitasnya.
Sayangnya, bocoran dari Wikileaks terlanjur dipercaya publik. Padahal, tidak sedikit informasi dari Wikileaks justru menyesatkan dan merugikan umat Islam, contohnya dalam kasus fitnah terhadap FPI.
Munarman SH, berpendapat bahwa bocoran-bocoran Wikileaks itu penuh dengan rekayasa dan keganjilan. Karenanya, Munarman menyayangkan ketidakkritisan media dalam mengutip bocoran Wikileaks. Semestinya, media mengungkapkan fakta-fakta ganjil dan pola kerja Wikileaks yang hanya bersumber pada kawat diplomatik Amerika kepada Washington, ungkapnya dalam sebuah wawancara, Senin (5/09/2011).
“Kalau kita lihat pola yang ada di Wikileaks maka mereka selalu mengambil sumbernya dari kawat diplomatik kedutaan Amerika di seluruh dunia, baik itu Indonesia, Malaysia, hampir semua Negara pernah dibocorkan oleh Wikileaks dan itu sumber satu-satunya adalah kawat diplomatik yang merupakan laporan diplomat-diplomat Amerika kepada Washington. Namun kita harus melihat dengan jernih, belum pernah ada bocoran kawat diplomatik oleh kedutaan Amerika di Tel Aviv, Israel. Jadi tidak pernah ada penilaian oleh diplomat Amerika terhadap kondisi Israel yang dibocorkan oleh Wikileaks. Ini adalah sebuah fakta yang harus menjadi perhatian. Dari sini sebetulnya kita bisa melihat sebetulnya fungsi dari Wikileaks adalah membuat destabilisasi di rezim-rezim dimana Negara yang rezimnya sudah tidak disukai Amerika, untuk menggoyang.”
Beliau menambahkan bahwa modus yang ditempuh Wikileaks penuh rekayasa dan menghalalkan segala cara. Salah satunya adalah dengan metode viktimisasi yang mengesankan pendiri Wikileaks sebagai sosok tertindas dan paling diburu Amerika. Padahal faktanya sampai sekarang pendiri Wikileaks masih aman-aman saja.
“Jadi mereka mau mengesankan kepada publik terlebih dahulu bahwa Jullian Assange diblame, dicap sebagai orang yang ditindas karena membocorkan informasi, agar Jullian Assange dan Wikileaks tidak lagi dicurigai informasinya tidak akurat. Dengan dia diburu oleh pemerintah Swedia dan kemudian Amerika pura-pura ikut. Tapi sampai sekarang tidak pernah ditindak, bahwa Amerika akan melakukan tuntutan hukum kepada Jullian Assange tidak pernah ketahuan sampai sekarang, gertak sambal itu. Dengan memposisikan sebagai korban tanpa reserve terlebih dahulu nantinya orang akan mendukung, ini yang terjadi dengan Wikileaks sekarang. Apa pun yang dikeluarkan oleh Wikileaks orang sudah tidak mempertanyakan lagi, karena menganggap Wikileaks ini bertentangan dengan Amerika, bertentangan dengan negara-negara barat tapi tidak ada satu pun informasi yang keluar mengenai Israel,” pungkasnya.
Kini, jelaslah sudah hubungan dan kaitan antara Wikileaks, agen BIN, dan konspirasi zionisme Israel untuk menghancurkan gerakan Islam. Waspadalah, Waspadalah…!
(M Fachry/arrahmah.com)
Polri: "Data Wikileaks tidak akurat karena hanya bersumber dari omongan orang"
Rasul Arasy
Senin, 5 September 2011 07:43:32
Hits: 1201
JAKARTA (Arrahmah.com) –
Kepolisian RI membantah pernyataan situs pembocor kawat diplomatik yang dirilis Wikileaks yang mengungkapkan ‘hubungan dekat’ antara Polri dan Front Pembela Islam (FPI).
“Data Wikileaks tidak benar dan tidak akurat serta tidak didapatkan melalui fakta,” kata Kabag Penum Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar ketika dihubungi, Minggu (4/9/2011).
Boy mengatakan informasi dari Wikileaks tidak dapat dipercaya karena hanya bersumber dari omongan orang. “Analisis mereka sangat sumir belum layak dipercaya,” katanya.
Boy mengungkapkan bahwa Polri telah meminimalisir meningkatnya kasus-kasus kekerasan yang berkaitan dengan FPI, selain itu penanganan kasus yang dilakukan oleh Polri selama ini sudah sesuai dengan penegakan hukum yang berlaku.
“Masyarakat sudah cerdas. FPI merupakan ormas yang berkembang di masyarakat. Polri institusi Negara, hubungannya sebagai mitra yang sifatnya positif untuk kepentingan bangsa,” ujarnya.
“Hubungan Polri dengan FPI adalah hubungan penegak hukum dengan kelompok masyarakat. Polri melayani masyarakat tentu mereka adalah mitra kami dalam hal menegakkan nilai hukum,” tambahnya.
Boy menyatakan selama ini bila oknum masyarakat yang melanggar hukum secara personal dan kelompok akan diadili dengan proses hukum yang berlaku.
“Silakan lihat sendiri apa yang pernah ada. Kalau ada yang keliru dari orang-orang yang melakukan pelanggaran, penegakkan hukum tetap berjalan,” kata dia.
Boy menambahkan tidak melakukan tebang pilih dalam melakukan penegakan hukum. Dengan mengatakan, “Baik pribadi ataupun kelompok kami proses hukum, kita tidak ada tebang pilih. Coba diingat-ingat lagi, apakah Polri pernah tidak melakukan proses hukum terhadap oknum-oknum yang melanggar hukum,”.
Seperti diketahui, telegram rahasia yang dirilis wikileaks mengungkapkan bahwa mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto, adalah tokoh yang telah mendanai FPI.
“Yahya Asagaf, seorang pejabat senior BIN mengatakan, Sutanto yang saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai ‘attack dog’,” ungkap telegram rahasia yang dipublikasikan oleh Wikileaks itu.
Belakangan menanggapi hal tersebut, FPI melalui Munarman mengungkapkan bahwa Yahya Assegaf adalah penghianat Negara, Karena telah menjual informasi Negara ke kedutaan Negara lain. Selain itu Munarman juga mempertanyakan Wikileaks yang tak pernah mempublikasikan dokumen terkait Israel.
“Sampai saat ini, tidak pernah ada bocoran kawat diplomatik tentang Israel, ada apa dengan pola Wikileaks ini,” tanya Munarman. (dbs/arrahmah.com)
Munarman: Yahya Assegaf antek Amerika
Althaf
Ahad, 4 September 2011 19:06:45
Hits: 3834
JAKARTA (Arrahmah.com) – Front Pembela Islam tak membantah kalau disebut tangan kanan polisi seperti yang diungkap kawat diplomatik kedutaan besar Amerika Serikat dalam Wikileaks.
“Kalau pun FPI dikatakan oleh Yahya Assegaf digunakan oleh polisi, itu artinya digunakan untuk kemanfaatan masyarakat,” kata Ketua Dewan Pengurus Pusat Front Pembela Islam, Munarman, dalam pesan singkat yang diterima Tempo, Minggu (4/9/2011).
Wikileaks mengungkapkan, kawat diplomatik tertanggal 19 Februari 2006, menyebut anggota Badan Intelijen Negara Yahya Assegaf dekat dengan FPI. Yahya pulalah yang memberi peringatan kepada kedutaan Amerika Serikat atas aksi protes FPI terhadap kartun Nabi Muhammad. Yahya juga menyatakan FPI adalah “attack dog” bagi kepolisian.
Menurut Munarman, apa yang disampaikan Yahya ke kedutaan sama saja menjual informasi negara. Apalagi Yahya melalui anaknya Hani Y Assegaf ternyata mendirikan Indonesia Israel Public Affair Committe (IIPAC). Komite tersebut sempat membuat heboh dengan perayaan kemerdekaan Israel. “Lha antek Amerika dan antek Zionis Israel memang suka menebar fitnah dan issue demi uang,” kata Munarman.
Maka ia pun mempertanyakan patriotisme dan nasionalisme Yahya. Soalnya karena Yahya telah menyampaikan informasi ke kedutaan, maka sama saja pengkhianat negara. “Pengkhianat kepada negara harusnya dihukum,” ujar Munarman.
FPI, kata Munarman, juga mempertanyakan tentang bocoran WIkileaks. “Sampai saat ini, tidak pernah ada bocoran kawat diplomatik tentang Israel, ada apa dengan pola Wikileaks ini,” tanya Munarman. (tpi/arrahmah.com)
Wikileaks: "FPI dianggap monster" (?)
Rasul Arasy
Ahad, 4 September 2011 08:08:25
Hits: 4208
JAKARTA (Arrahmah.com) –
Setelah beberapa waktu lalu membocorkan dokumen terkait menteri-menteri SBY, Wikileaks kembali membocorkan sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait dengan Indonesia. Dalam bocoran kali ini, Wikileaks memaparkan tentang ‘hubungan’ antara polisi dengan ormas Front Pembela Islam (FPI).
Dokumen tersebut mengklaim bahwa FPI pada awalnya berniat dijadikan ‘attack dog’ Polri. “Yahya Asagaf, seorang pejabat senior BIN mengatakan, Sutanto yang saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai ‘attack dog’,” ungkap telegram rahasia yang dipublikasikan oleh Wikileaks itu.
Ketika pejabat kedutaan AS menanyakan ‘pemanfaatan’ FPI yang dianggap memainkan peran ‘attack dog’ tersebut Polri beralasan bahwa meskipun polisi sudah cukup menakutkan bagi masyarakat, Yahya menjelaskan bahwa FPI digunakan sebagai ‘alat’ agar polisi tidak menerima kritik terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Disebutkan juga bahwa mendanai FPI sudah menjadi ‘tradisi’ di lingkungan Polri dan BIN. Salah satu donatur dari lembaga Polri adalah mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto sebagai salah satu tokoh yang pernah menjadi donatur FPI.
Masih dari dokumen yang sama diungkapkan bahwa pendanaan dari Sutanto tersebut diberikan sebelum serangan yang dilakukan FPI ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Februari 2006 silam.
Terkait serangan ke Kedutaan Besar Amerika, seorang pejabat senior di Badan Intelijen Negara (BIN), Yahya Asagaf, memiliki “kedekatan yang cukup” dengan sejumlah tokoh di FPI. Karena itulah ia kemudian bisa memberi peringatakan kepada pejabat Kedubes AS di Jakarta, bahwa Kedubes AS akan diserang oleh FPI pada 19 Februari 2006 silam, dikarenakan pemuatan kartun Nabi Muhammad di sebuah media di AS.
Setelah serangan terjadi Sutanto menghentikan aliran dananya setelah serangan terjadi. Kawat diplomatik yang dipublikasikan Wikileaks juga mengatakan bahwa FPI mendapatkan sebagian besar dananya dari pejabat Polri lainnya, tetapi para donatur kemudian memotong dana setelah serangan dilakukan.
Bocoran Wikileaks juga menglaim bahwa mantan Kapolda Metro Jaya, Komjen (purn) Nugroho Djajusman mempunyai ‘kedekatan’ dengan FPI. Nugroho telah mengakui hal tersebut kepada pejabat Kedubes AS.
“Tapi Nugroho membela diri dengan mengatakan bahwa suatu hal yang lumrah ia memiliki kontak dengan semua organisasi, termasuk FPI, karena posisinya saat itu sebagai Kapolda Metro Jaya,” ungkap Wikileaks.
Telegram ini kemudian membeberkan bagaimana Nugroho menggambarkan ‘kedekatan’ tersebut, dengan mengklaim bahwa Jenderal Sutanto saat menjadi Kapolri, kekurangan koneksi yang diperlukan dengan FPI. Dan saat terjadi demonstrasi disertai aksi kekerasan oleh massa FPI, Sutanto terpaksa harus menelepon dan meminta bantuan Nugroho sebagai tokoh yang dihormati di lingkungan FPI.
“Nugroho kemudian mengatakan kepada pejabat Kedutaan AS bahwa dia kemudian menelepon Ketua FPI, Habib Rizieq, dan mengatur penyerahan diri tiga orang anggota FPI, yang mengatur kekerasan di depan Kedubes AS,” ungkap bocoran kawat diplomatik tersebut.
Sementara itu pada telegram terbaru di akhir 2006 yang dibocorkan oleh Wikileaks, disebutkan bahwa Yenny Wahid, putri mantan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur), mengatakan bahwa para pensiunan jenderal yang selama ini membantu dan mendanai FPI, termasuk mantan Kapolda Metro Jaya Nugroho Djajusman, tak mampu mengontrol kelompok tersebut.
Dokumen tersebut mengklaim bahwa para donatur FPI itu telah “menciptakan monster” lantaran ormas yang mereka danai ternyata menjadi independen dan tidak merasa terikat dan tidak bisa seenaknya disetir oleh para donatur mereka.
“Walaupun siapa saja yang memiliki uang dapat menyewa FPI untuk kepentingan politik, namun tidak ada seorang pun di luar FPI bisa mengontrol Habib Rizieq yang kini menjadi bos bagi dirinya sendiri,” klaim bocoran telegram rahasia tersebut.
Jika benar pemberitaan dokumen tersebut, sepertinya, niat awal menjadikan FPI sebagai Attack Dog sepertinya telah gagal total! Pasalnya sumbangan-sumbangan yang dialirkan ke FPI tak mampu membuat FPI tunduk dan nurut pada sang donatur. FPI dinilai independen dan tak tergiur dengan iming-iming uang sumbangan dalam menjalankan kegiatan dan operasi mereka. Hal ini sudah cukup menjadi bukti bahwa FPI bukanlah salah satu organisasi yang bisa dibeli. Tetapi ormas yang menjadikan Islam sebagai standar kegiatan organisasi bukan uang!
Tapi apapun itu, terlepas dari benar atau tidaknya dokumen tersebut sebagai kaum Muslim kita harus tetap mewaspadai setiap berita yang datangnya dari orang kafir. Karena bisa jadi pemberitaan tersebut hanya merupakan ‘serangan opini’ bagi FPI yang dikenal tegas dalam mengamalkan amar ma’ruf nahi mungkar. Wallohua’lam. (tbn/arrahmah.com)
Hayyoo.. Umat Islam lakukanlah konsolidasi Total... dengan semua jajaran dan lapisan kemasyarakatan.. dan warga negara Indonesia seutuhnya.....>>> Bersatulah dalam satu Tujuan.. Yang Mulia.... Tegakan Syariah Islam dibumi Nusantara Raya... seutuhnya... dan kaffah dan lurus kepada Allah SWT... Tegakan pancasila yang murni.. sesuai dengan konsep BPUPKI tanggal 22 Juni 1945...... >>> Bangkitlah Umat Islam dalam satu tujuan murni... dengan mengharap Ridha dan Rahmat serta Barakah Allah SWT Maha Pengasih Maha Penyayang untuk kejayaan Republik Indonesia yang Merdeka-Berdaulat-Bersatu-Berkah-Adil-Makmur-Aman-Sejahtera-Kuat dan Jaya-untuk Kemuliaan dan keberkahan martabat Bangsa dan Rakyat Indonesia Semesta....tanpa ada pilih kasih..utuh menyeluruh dalam rahmat dan ridhaMu-dan tegaknya kebenaran syariahMu...yang benar2 kaffah-lurus-menyeluruh..serta hidayah-inayah-maunah-ma'rifahMu Ya Allah Ya halim-Ya rahman-Ya rahim-Ya 'alim-ya kariem-ya 'azhim- ya salim- ya hakim-ya quwatil-matin.... Ya rabbana Allahumma Baldatun-Thayyibatun-Wabarakatun-Wassalamun-Warabbun-ghafurun fieddunya walakhirah... Amin... Amin.....Amin.. Yaa Rabb Ya Jabbar... Ya Qahar... Ya Malikul-mulk Ya ázizul-akbar.. Ya Quwatil-Matien... Amin....
BalasHapusAllahumma a'izal-islama wal-muslimin.... wa alif baina qulubihim... wa ashlih dzata bainihim... wawahid shufufalmuslimina ajma'ina kaffah khushushan fiel Indonesie wafil Falishthin wal Iraq wafil Afghanistan.. wafie kulli makan...birahmatika yaa arhamarrahimin....
Allahumma ya rabbana innana wa amanna waghfirlana zdunubana waqina azdabannaar... Washallahu ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad...washahbihi ajmain... Amin... Walhamdulillahi rabbil'alamin..