Jimmy Carter Minta AS Tidak Memveto Upaya Kenegaraan Palestina di PBB
Mantan Presiden AS Jimmy Carter meminta pemerintah Amerika saat ini untuk tidak memveto Dewan Keamanan PBB dalam mendukung negara Palestina yang diharapkan berlangsung minggu depan.
"Jika saya presiden, saya akan sangat senang melihat Palestina memiliki negara yang diakui oleh PBB," kata Carter dalam wawancara hari Minggu kemarin (18/9) dengan National Public Radio (NPR) yang berbasis di AS.
Carter menekankan bahwa "tidak ada kerugian untuk melakuan hal itu."
Mantan presiden Amerika tersebut mengakui bahwa jika Presiden Barack Obama menolak tekanan Tel Aviv dan tidak memveto tawaran negara Palestina di PBB, lobi Israel yang kuat di AS akan menghukum Obama.
"Tapi saya pikir itu harga yang layak dibayar," ia menggarisbawahi.
Carter mengatakan bahwa saat ini, negara Palestina seharusnya menjadi komitmen moral dasar untuk Amerika Serikat.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dalam suasana pemecahan perundingan perdamaian yangdimediasi AS, pengaruh Amerika di antara warga Palestina dan di dalam Israel berada pada titik terendah dalam 60 tahun terakhir.
Permohonan Carter ini datang pada saat kepala Otoritas Palestina (PA) Mahmud Abbas ke New York untuk mengajukan tawaran formal untuk keanggotaan PBB bagi negara Palestina yang didasarkan pada pra-perbatasan tahun 1967 pada pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB, yang dimulai pada tanggal 20 September mendatang.
PA mengatakan bahwa lebih dari 130 negara akan mengakui negara Palestina.
Namun, Palestina pertama harus mengajukan permohonan kepada Dewan Keamanan PBB, yang diperlukan untuk mendapat persetujuan keanggotaan penuh, meskipun ancaman AS untuk melakukan hak veto. Kemudian mereka akan mencari pengakuan singkat dari status anggota di Majelis Umum.(fq/prtv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar