Terus merugi, AS ciptakan mobil perang tuk hadapi bom ranjau Mujahidin
Hanin Mazaya
Selasa, 20 September 2011 08:48:54
Hits: 409
WASHINGTON (Arrahmah.com) – Saat ini, kondisi keuangan negara teroris AS tengah carut-marut. Banyak pihak telah menuntut pemerintah agar mengganti kebijakan luar negerinya (terutama kebijakan perang-red) agar tidak terus-menerus mengeruk anggaran negara.
Mobil perang Humvee yang legendaris hampir dipastikan tidak akan terpakai lagi oleh militer salibis Amerika Serikat untuk mendukung nafsu perangnya. Perusahaan pembuat diklaim mengalami kebangkrutan. Kini militer AS tengah mencari pengganti Humvee dan L-ATV adalah salah satu calon penerusnya.
Sebuah perusahaan bernama Oshkosh Defense yang berbasis di Wisconsin, Amerika Serikat baru-baru ini memperlihatkan sebuah mobil militer anyar bernama Light Combat Tactical All-Terrain Vehicle alias L-ATV.
Mobil ini disetting sebagai pengganti Humvee dan ditawarkan ke militer Amerika Serikat.
Untuk mobil ini, Oshkosh Defense mengatakan kalau L-ATV memiliki segudang keunggulan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan militer.
Lapisan baja anti peluru dan bom yang melindungi lapisan luar tubuhnya diklaim mampu dikonfigurasi dengan berbagai situasi. Sementara kapsul yang berada di dalamnya di desain agar bisa digunakan militer dan miliki kompabillitas ketika militer ingin meng-up grade teknologi kendaraannya.
Sementara kaki-kakinya ditunjang suspensi independen TAK-4i yang memiliki per 20 inchi, lebih panjang 25 persen dibanding yang digunakan mobil militer AS saat ini dan membuat mobil ini mampu melahap medan ganas sekalipun.
Dan yang paling menarik dari mobil ini adalah dapur pacunya. Dahulu, mobil-mobil militer AS yang menggunaka Humvee selalu saja dikenal sebagai sebuah mobil yang buas, yang rakus bahan bakar. Namun citra itu akan berubah bila militer AS menggunakan mobil ini.
Seperti diketahui, militer salibis AS telah mengalami kekalahan telak di Afghanistan. Selain ribuan tentara mereka telah berjatuhan, secara keuangan mereka pun dihantam oleh Mujahidin Afghanistan. Amerika Serikat telah dibuat merugi sedemikian rupa.
Militer AS terus-menerus mencari inovasi baru untuk menghadapi serangan Mujahidin Afghanistan. Mobil perang L-ATV ini sejatinya diciptakan untuk menghadapi serangan bom ranjau yang terkenal merupakan pembunuh nomor satu di Afghanistan bagi tentara salibis yang bercokol di sana. (dtk/haninmazaya/arrahmah.com)
NATO tingkatkan serangan malam di Afghanistan
Althaf
Senin, 19 September 2011 21:58:33
Hits: 712
KABUL (Arrahmah.com) – Sebuah survei memperlihatkan peningkatan tajam dalam serangan militer tengah malam yang dilakukan oleh pasukan salibis pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan, meskipun para pejabat Afghan menentangnya.
Open Society Foundation yang berbasis di New York menyatakan bahwa laporan terakhirnya yang dipublikasikan pada Senin (19/9/2011) bahwa pasukan pimpinan AS melakukan rata-rata 19 serangan dalam satu malam antara Desember 2010 dan Februari 2011.
Pejabat Afghan, termasuk Presiden Hamid Karzai, telah mengkritik operasi tengah malam dengan mengatakan bahwa operasi semacam ini sangat mengganggu privasi warga sipil Afghanistan dan memperbesar kemarahan warga terhadap pasukan asing.
Para peneliti Open Sociaty juga mewawancara salah seorang pejabat NATO pada bulan April ketika sebanyak 40 operasi dilakukan setiap malam di Afghanistan.
Laporan itu pun menjelaskan bahwa serangan malam ini merupakan taktik pengecut yang hanya akan meningkatkan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan warga dan pemerintah Afghan.
Temuan ini tentu saja berpotensi mengganggu ‘ketentraman’ NATO yang kejahatan dan kebengisannya kian hari kian terkuak. Pasukan salibis NATO tak jarang menganiaya perempuan Afghan atau menodai kesucian Al Quran.
“Meningkatnya operasi tengah malam ini seolah telah menyeret perang hingga ke rumah-rumah sehingga hal ini memicu reaksi besar di antara penduduk Afghanistan,” kata laporan itu.
“Keluhan akibat serangan malam ini telah merusak hubungan Afghanistan dengan mitra internasional, khususnya Amerika Serikat.”
Korban sipil yang disebabkan oleh serangan NATO telah menjadi sumber utama ketegangan antara pemerintah Karzai dan aliansi pimpinan AS.
AS menyerbu Afghanistan dengan dalih membatasi gerak Taliban dan membawa perdamaian serta stabilitas di kawasan tersebut. Namun, setelah sekitar satu dekade, wilayah ini tetap tidak stabil dan justru perlawanan rakyat Afghan dan mujahidin semakin besar. (althaf/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar