Palestina Ingin Menjadi Anggota PBB, Israel Mengancam
Yerusalem - (ita/nrl) Pemerintah Palestina terus mengupayakan untuk menjadi anggota resmi badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun pejabat pemerintah Israel mengancam akan ada konsekuensi keras dan berat jika Palestina terus melakukan kampanye untuk menjadi anggota PBB.Blair: Palestina Punya Hak Merdeka
SENIN, 19 SEPTEMBER 2011 | 14:06 WIB
Tony Blair. REUTERS| Bob Strong
Berita terkait
TEMPO Interaktif, London -Bekas Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, yang juga pimpinan utusan khusus Timur Tengah, menyatakan bahwa Palestina memiliki hak merdeka dan berdaulat penuh sebagai sebuah negara. Namun, perundingan dengan Israel tetaplah sebuah keharusan.
Penyataan tersebut disampaikan kuartet diplomat yang dipimpin Blair sehubungan dengan rencana Palestina mengajukan proposal sebagai anggota tetap dan negara merdeka kepada PBB. Proposal ini rencananya akan dibahas pada Sidang Umum Dewan Keamanan PBB, Jumat, 23 September 2011, besok.
Blair kepada wartawan Al Jazeera, Abderrahim Foukara, Ahad, 18 September 2011, mengatakan Palestina memiliki hak untuk hadir dalam Sidang Umum PBB. Namun, "Apa yang terjadi di sana, mari kita temukan keseimbangan jalan yang bisa kita mulai dari perundingan (dengan Israel)," katanya.
Dalam sebuah wawancara secara terpisah dengan televisi BBC, Blair menjelaskan, "Apa yang akan kita cari dalam beberapa hari ini adalah sebuah jalan untuk meletakkan tuntutan dan aspirasi bagi sebuah negara merdeka dan berdaulat. Namun, demi berdirinya sebuah negara, perlu ada perundingan secara langsung antardua negara."
Bekas perdana menteri ini mewakili empat utusan dari Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB bertugas ke Timur Tengah untuk menyelesaikan perselisihan dan tuntutan Palestina merdeka dari cengkraman Israel.
Tuntutan Palestina mendapatkan dukungan penuh dari Rusia, Cina, dan negara-negara Arab. Sebaliknya, Amerika Serikat dan Israel menentang keinginan Palestina merdeka. Bahkan, Negara Abang Sam mengancam akan menveto keputusan Dewan Keamanan bila memutuskan Palestina merdeka. Padahal, 12 bulan silam, Presiden Barack Obama pernah menyampaikan keinginannya melihat Palestina merdeka di bawah panji-panji PBB.
Blair menolak laporan yang menyebutkan posisi kuartet alias juru runding Timur Tengah mendapatkan tekanan agar mendukung sikap Israel yang menolak kemerdekaan Palestina.
"Saya tidak dalam posisi menawar waktu seseorang. Apa yang sedang kami lakukan selama tiga tahun ini adalah untuk mendukung berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat penuh," ujarnya kepada Al Jazeera.
Penyataan tersebut disampaikan kuartet diplomat yang dipimpin Blair sehubungan dengan rencana Palestina mengajukan proposal sebagai anggota tetap dan negara merdeka kepada PBB. Proposal ini rencananya akan dibahas pada Sidang Umum Dewan Keamanan PBB, Jumat, 23 September 2011, besok.
Blair kepada wartawan Al Jazeera, Abderrahim Foukara, Ahad, 18 September 2011, mengatakan Palestina memiliki hak untuk hadir dalam Sidang Umum PBB. Namun, "Apa yang terjadi di sana, mari kita temukan keseimbangan jalan yang bisa kita mulai dari perundingan (dengan Israel)," katanya.
Dalam sebuah wawancara secara terpisah dengan televisi BBC, Blair menjelaskan, "Apa yang akan kita cari dalam beberapa hari ini adalah sebuah jalan untuk meletakkan tuntutan dan aspirasi bagi sebuah negara merdeka dan berdaulat. Namun, demi berdirinya sebuah negara, perlu ada perundingan secara langsung antardua negara."
Bekas perdana menteri ini mewakili empat utusan dari Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB bertugas ke Timur Tengah untuk menyelesaikan perselisihan dan tuntutan Palestina merdeka dari cengkraman Israel.
Tuntutan Palestina mendapatkan dukungan penuh dari Rusia, Cina, dan negara-negara Arab. Sebaliknya, Amerika Serikat dan Israel menentang keinginan Palestina merdeka. Bahkan, Negara Abang Sam mengancam akan menveto keputusan Dewan Keamanan bila memutuskan Palestina merdeka. Padahal, 12 bulan silam, Presiden Barack Obama pernah menyampaikan keinginannya melihat Palestina merdeka di bawah panji-panji PBB.
Blair menolak laporan yang menyebutkan posisi kuartet alias juru runding Timur Tengah mendapatkan tekanan agar mendukung sikap Israel yang menolak kemerdekaan Palestina.
"Saya tidak dalam posisi menawar waktu seseorang. Apa yang sedang kami lakukan selama tiga tahun ini adalah untuk mendukung berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat penuh," ujarnya kepada Al Jazeera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar