Diwarnai Isak Tangis, Muslim Ambon Shalat Jum'at di Reruntuhan Masjid
AMBON (voa-islam.com) – Ratusan korban kerusuhan Ambon menggelar shalat Jum’at dalam suasana haru, sedih dan pilu.
Umat Islam warga kampung Waringin Ambon melaksanakan shalat Jum’at pertama kali (16/9/2011), pasca insiden berdarah, Ahad (9/11/2011). Dalam insiden ini, ratusan rumah warga Muslim hangus luluh lantak tinggal puing-puing karena diserbu perusuh Kristen.
Sejak azan bekumandang, terdengar nafas berat dan isak tangis para jamaah yang hadir di Masjid Al-Mukhlisin kampung Waringin. Duaratusan warga Kampung Waringin dan sekitarnya. Jama’ah yang terdiri dari para lansia, dewasa, remaja dan anak-anak dan beberapa orang aparat keamanan.
Suasana terasa sangat mengharukan, karena ibadah di gelar di masjid yang beberapa bagiannya menjadi puing-puing dibakar perusuh Kristen.
Sebagian warga meyakini ada keajaiban dan penjagaan Allah di masjid ini. Pasalnya, sejak kerusuhan pertama, meski bangunan di samping kiri, kanan, bagian depan dan belakang luluhlantak dimakan jago merah, tapi ruang utama masjid yang biasa dipakai shalat dan taklim tidak mengalami kerusakan.
Dalam khotbahnya, Ustadz Tawil, tokoh Muslim Kampung Waringin, memotivasi warga agar tetap optimis, dengan menekankan pentingnya iman, takwa, tawakkal dan kesabaran.
“Meski dalam kondisi yang memprihatinkan, umat Islam harus tetap memiliki keimanan dan ketakwaan sehingga bisa berbakti kepada Allah SWT dengan melaksanakan kewajiban yang diperintahkan,” paparnya.
Ustadz Tawil sangat memahami kepiluan warga, karena rumahnya juga rusak parah jadi sasaran keberingasan perusuh Kristen.
Mengutip Al-Qur'an surat Al-Insan ayat 1, Ustadz Tawil menekankan pentingnya tawakkal dalam menghadapi ujian hidup. “Segala sesuatu adalah milik Allah SWT dan hanya sementara berada dalam gengaman kita,” jelasnya.
Ustadz Tawil mengajak umat Islam agar menghadapi musibah insiden 9/11 dengan sikap positive thinking, dengan menyitir Al-Qur'an surat Al-Ankabut ayat 2: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan ditinggalkan saja dianggap beriman setelah mereka mengatakan kami beriman padahal mereka belum diuji?”
“Apa yang menimpa kita umat Islam ini adalah merupakan ujian keimanan, yang akan menaikkan derajat kita jika kita tetap beriman,” tandasnya.
....Apa yang menimpa umat Islam ini adalah ujian keimanan yang akan menaikkan derajat jika kita tetap beriman...
Karenanya, Ustadz Tawil mengajak semua jamaah untuk tahan uji dalam menghadapi setiap cobaan ketabahan. “Kita harus meyakini bahwa apa yang menimpa kita adalah sebuah ujian yang akan diganti Allah dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih banyak jika kita bersabar,”
Dalam penutup khutbahnya, Ustadz Tawil menggarisbawahi pentingnya ukhuwah Islamiyah. Ia menyerukan umat Islam agar terus memperkuat persatuan dan menghindari perpecahan.
“Tidak ada kemenangan tanpa kekuatan, tidak ada kekuatan tanpa persatuan, tidak ada persatuan tanpa keutamaan, dan tidak ada keutamaan tanpa kesucian jiwa. Dan kesucian jiwa inilah yang harus umat Islam miliki,” tutupnya. [taz, UP]
Dua Wartawan Televisi Bersitegang dalam Berita Ketegangan Ambon
AMBON (voa-islam.com) – Ketegangan dalam bentrokan 9/11 di Ambon ternyata tak hanya dialami warga Ambon. Bahkan para kuli kamera yang mencari berita Ambon pun hanyut dalam ketegangan sesama jurnalis.
Alul, warga jalan baru Ambon menyaksikan kejadian memalukan yang dilakukan insan pers. “Dua wartawan berseragam dari televisi swasta baku pukul karena beda berita kerusuhan Ambon,” jelasnya pada voa-islam.com, Sabtu (17/9/2011).
Kejadian bermula ketika dua orang wartawan TV One dan Metro TV sama-sama online di warnet Gorila Jalan Sultan Babulah, Ambon, pada Selasa (13/9/2011) sekitar pukul 10 pagi waktu setempat. Karena berbeda pemberitaan dalam kerusuhan Ambon 9/11, kedua wartawan yang masih memakai seragam ini terlibat cekcok memperdebatkan asal-muasal insiden Ambon.
Tak tahan emosi, tiba-tiba wartawan TV One memukulkan tas ke wajah wartawan Metro TV, sambil memarahi wartawan metro yang memberitakan kondisi Ambon masih tegang dan belum kondusif.
Suasana warnet pun berubah menjadi kegaduhan. Tak mau ambil pusing, usai melakukan pemukulan, wartawan TV One segera kabur menghindari keributan. Seharusnya, sesama wartawan dilarang saling mendahului, ikuti kode etik jurnalistik, suarakan fakta dan kebenaran. [ahana/ahmed widad]
Jum'at, 16 Sep 2011
adalah-musuh-bersama/
Kapolres Metro Bekasi: Perusuh Ambon adalah Musuh Bersama
BEKASI (voa-islam.com) – Aparat kepolisian mengecam para oknum dan aktor intelektual kerusuhan Ambon 9/11. Para perusuh itu adalah musuh bersama umat Islam dan aparat kepolisian.
Hal itu diungkapkan Kapolres Metro Bekasi, Komisaris Besar Polisi Priyo Widiyanto di hadapan ratusan massa aksi damai Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya.
"Saya rasa itu menjadi keprihatinan kita semua. Keprihatinan seluruh kelompok. Tidak ada satu manusia pun, tidak ada satu kelompok pun yang tidak ingin menikmati rasa aman. Oleh karena itu kita yakini dan kita percayai bahwa itu (kerusuhan Ambon, red.) adalah ulah segelintir orang yang tidak menginginkan Ambon atau Maluku aman,” tegasnya dalam orasi di halaman Masjid Agung Al-Barkah, Jum’at sore (16/9/2011) “Oleh karena itu, mereka adalah musuh kita semua!” tandasnya.
Priyo juga meminta masyarakat agar menghargai upaya-upaya aparat keamanan dalam memulihkan situasi Ambon. Menurutnya, aparat keamanan sudah melakukan upaya pengungkapan terhadap para perusuh Ambon. Saat ini, tambahnya, situasi kondusif Ambon sudah relatif aman, ditandai dengan toko-toko yang sudah buka, warga sudah mulai bekerja, dan anak-anak juga sudah bersekolah.
Dalam paparannya tentang situasi Ambon yang dinyatakan kondusif, Priyo sama sekali tidak menyinggung kondisi umat Islam pasca penyerangan 9/11.
Menurut data voa-islam.com di lokasi, pasca penyerangan massa perusuh dari pihak Kristen di Kampung Waringin, Masjid Jamik dan 198 unit rumah warga Muslim yang dirusak dan dibakar perusuh. Akibatnya, 376 KK penghuni rumah ini harus mengungsi di tempat yang kurang kondusif. Sebanyak 1.382 orang itu tidak bisa menempati rumah tinggalnya, dan harus mengungsi di SD 29, SD 30 dan SD 68 Silale.
Sementara itu, dalam orasinya Ketua Umum FPI Bekasi Raya KH Murhali Barda meminta Kadiv Humas Mabes Polri untuk meralat pernyataan yang mengklaim kerusuhan Ambon dipicu tewasnya tukang ojek Darmin Saiman akibat kecelakaan motor di Gunung Nona.
Menurut Murhali, Darmin bukan tewas kecelakaan motor, tapi dibunuh di kampung Kristen, terbukti dengan adanya bekas tusukan pisau di punggungnya, bekas bacokan di pundak dan kepalanya pecah tapi helmnya utuh.
Murhali juga mengultimatum kepada aparat keamanan dan pemerintah agar segera menuntaskan kasus kerusuhan berdarah di Ambon. Jika sebulan belum tuntas, maka FPI Bekasi akan berangkatkan laskar untuk berjihad menuntaskan kasus kerusuhan di Ambon.
Penuntasan kasus kerusuhan Ambon yang dimaksud Murhali adalah menangkap para pelaku pembantaian warga Muslim di Gunung Nona, dan renovasi ratusan rumah warga Kampung Waringin yang luluh lantak diserang para perusuh Kristen. [taz]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar