Dajjal WAR ZONE IN THE LAND ARAB COUNTRIES AND ARAB LEAGUE ..?? WHAT Karbala ..?? WHAT ... THERE WITH ARABS ...?? ..... >> WHAT'S WITH THE ARAB LEAGUE been said CONSIST OF 22 COUNTRIES AROUND THE ARAB REGION TO EVEN TO THE NORTH-EAST AFRICA AND THE MIDDLE ....??? . WHERE TO THEM WITH ARABIC LANGUAGE OR EQUAL BASIS AND WITH THE SAME RELIGION AND LANDS INCLUDING AREA been said and inseparable BY THE SEA AREA ..?? >>CAN THEY REALLY UNITED ARAB LEAGUE AND BUILDING SOCIETY AND THE ISLAMIC SOCIETY WITH FULL harmonious friendship FAVOR AND DO .. AND DISCUSSION OF ISSUES WITH THEIR INTERNAL AND EXTERNAL AND DISCUSSION BETWEEN THEM fully and completely SOULS WITH CONGRESS AND MUTUAL RESPECT .. AND RESPECT ... ALL IDEAS AND INTERESTS WITH ... IN A COMPREHENSIVE AND BLEND ...?? >>>... DILEMMA-Karbala-PALESTINIAN-ARAB LEAGUE AND SUNNY & Shiite sect ... ???... WHY THEIR INTERESTS AND THE INTERNAL PROBLEMS OF THE FELLOW OF THE ARAB LEAGUE become a ball that can even PLAY POLITICAL TOOL MADE BY NATION WEST AND ISRAEL ...?? .... WHAT IS IT... >>> WHY ARAB LEAGUE AS A NATION UNITY ... CAN NOT AND NOT ABLE deliberation and consensus ACCORDING TO THE TEACHINGS OF ISLAM AND IN LINE WITH THE BROTHERHOOD SPIRIT ... AND BUILD THE ISLAM SPIRIT AND THE ARABS SELF AS UNITED .. harmony AND MUTUAL RESPECT ONE TO EACH OTHERS AMONGST THEM >>.... AND NOT cleave to FOREIGN PARTIES .. SUCH AS SO RELY ON TO THE UNITED STATES-EUROPE-ETC ..?? WHY ARABS AS A NATION ARE SO STUPID AND foolish ...?? BECAUSE WHAT LEADERS AND KINGS have been fed THEIR MIND ..BY the imperialists and colonialists power... WITH treats and the lure of lust and sweet WORLD POWERS AND WORLD TREASURES ... ??? SO bear and unfeeling Ummah AS A NATION AND AS A UNITED WANT AND ARE WELL friendship .... PEOPLE ONE NATION AND THE RELIGION ... >>WHERE OTHERWISE .. ..... In fact, they ARE envy and KILL EACH OTHER .. FELLOW ARABS AND FELLOW MUSLIMS ....??? Or did >> SOULS BECAUSE THEY WERE ENSLAVED ... accursed Shaytan .... FORM temptation and lust teased WORLD AND GREED .. AND SOULS THAT ARE jealous .. ONE ANOTHER FELLOW BROTHERS AS countrymen and co-religionists ... Muslim should ARTICLE AND WHOLE LIFE ....??? PEOPLE WHEN THEY GENERALLY ONE LANGUAGE AND ONE NATION .. AND ONE clumps CULTURE ..?? EVEN ONE RELIGION ..? >>THERE STUPIDITY AND SOULS THAT THE CAUSE FOR THE Jahilieh KINGS AND THOSE scholars gnarly .. AND egotistical .. ADORE THE WORLD-PROPERTY-AND STATUS AND POWERS OF A VERY GREEDY lust ... NO LIMITS ... Or because KINGS OF DEVIL AND Shaytan had penetrated TO CONDUCT AND GOVERNANCE AND LEADERS clerics .. THEY ARE VERY VULNERABLE .. AND FRAGILE WORLD BY temptation tempted. &. Arbitrariness and absurdity ABSOLUTELY ..? OR BECAUSE IT HAS BECOME SLAVES OF THE SLAVE-Dajjal ..? HOPEFULLY SOON >> created and realized UNITY AND BROTHERHOOD AND MUTUAL friendship FELLOW MUSLIM LEADERS AND THEIR FELLOW scholars MUSLIM, EVEN IF DIFFERENT .. SUNNY and Shia sects .. >>
Dilema Arab dan Skenario Zionis Israel
Republika/Daan
http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/13/03/03/mj36yf-dilema-arab-dan-skenario-zionis-israel
REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Ikhwanul Kiram Mashuri
Kesamaan bahasa tampaknya masih belum mampu mempersatukan 22 negara yang tergabung dalam keluarga besar Liga Arab. Juga kesamaan agama. Tidak percaya? Mari kita tengok dunia Arab kini.
Arab menjadi bahasa resmi dan bahasa sehari-hari negara-negara Arab. Meskipun berbeda lahjah atau logat di masing-masing negara, secara penulisan maupun gramatika bahasa mereka selalu merujuk pada Alquran. Begitu pula dengan agama.
Islam merupakan agama resmi negara-negara Arab. Bahkan, di negara-negara Teluk--Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Oman, dan Bahrain--hampir seratus persen warga aslinya beragama Islam. Di negara-negara Arab tidak ada yang namanya pluralitas pemeluk agama, kecuali di beberapa negara seperti Lebanon dan Mesir. Karena itu, Anda tidak akan menemukan yang namanya gereja, wihara, atau sinagog di sejumlah negara Arab.
Namun, apakah dengan kesamaan bahasa dan agama tersebut lantas menjadikan mereka bersatu dalam sikap maupun tindakan?
Dalam masalah bangsa Palestina, misalnya. Hingga sekarang--dan sudah berlangsung puluhan tahun--sebagian besar wilayah Palestina masih dijajah oleh Zionis Israel. Ada negara-negara Arab yang menghendaki cara penyelesaian dengan perundingan langsung maupun tidak langsung dengan Zionis Israel. Ada pula yang menginginkan bahwa untuk memerdekakan Palestina dan Madinatul Quds (Yerusalem) tidak ada cara lain kecuali dengan perang. Atau, minimal dengan gerakan intifadah (perlawanan rakyat) seperti yang pernah dilakukan beberapa kali oleh rakyat Palestina.
Atau istilahnya, merujuk pada pendapat yang terakhir tadi, tidak ada tempat buat kaum Zionis Israel di kawasan Timur Tengah. Atau, dengan kata lain, ‘‘Lempar saja Zionis Israel ke laut (irmi ilal bahri)," sebuah perkataan yang seringkali diucapkan para pejuang Palestina.
Cara pertama--lewat perundingan--sudah sering dilakukan, baik secara langsung lewat juru runding Palestina maupun melalui perantara/negara ketiga. Intifadah juga sudah beberapa kali dijalankan yang hasilnya sangat dahsyat dan sempat membuat ciut Israel. Namun, seiring perjalanan waktu, intifadah dan bahkan perang ternyata hingga kini juga tidak berhasil memerdekakan Palestina.
Perbedaan cara pandang mengenai penyelesaian bangsa Palestina seringkali menimbulkan gesekan atau bahkan perselisihan di antara negara-negara Arab sendiri. Dari KTT Liga Arab ke KTT berikutnya tidak pernah ada kesepakatan bulat. Yang muncul justru ‘perang kata-kata’ antarpemimpin Arab.
Belum usai masalah Palestina, muncul masalah baru: gejolak rakyat Suriah. Tidak seperti negara-negara Arab lain yang dihantam ar Robi’ul Araby--di mana revolusi rakyat telah berhasil menggulingkan rezim diktator-otoriter seperti di Tunisia, Mesir, Yaman, dan Libia--Presiden Suriah Bashar Assad hingga kini masing tegak berkuasa. Korban tewas maupun luka-luka jumlahnya sudah puluhan ribu. Belum lagi jutaan rakyat yang kini mengungsi di beberapa negara tetangga Suriah.
Negara-negara Teluk pada umumnya, plus sejumlah negara Arab lain seperti Mesir, menginginkan agar Presiden Assad turun dari kekuasaannya. Mereka mendukung tokoh-tokoh oposisi. Sedangkan yang lain, seperti negara-negara Arab yang menjadi sekutu Iran, tetap membela kekuasaan Presiden Assad. Masing-masing pihak didukung kekuatan besar dunia. Penolak Presiden Assad didukung Barat, sementara di belakang pembelanya ada Cina dan Rusia. Belum diketahui bagaimana akhir dari gejolak yang terjadi di Suriah sekarang ini.
Hal lain yang tidak kalah peliknya selain bangsa Palestina dan gejolak di Suriah adalah problematika nuklir Iran. Bukan rahasia lagi, dunia Arab terpecah dua dalam memandang program nuklir Iran. Sejumlah negara Arab, terutama negara-negara Teluk, menentang program nuklir yang dikembangkan Republik Islam Iran itu, meskipun yang terakhir ini berkali-kali menyatakan program nuklirnya adalah untuk perdamaian (energi listrik).
Di balik program nuklir tersebut sebenarnya ada yang mereka sangat khawatirkan, yaitu semakin meluasnya pengaruh Syiah Iran di kawasan Timur Tengah. Dan, pada gilirannya akan dapat mengganggu stabilitas kawasan yang mayoritas rakyatnya menganut Sunni. Kekhawatiran ini pula yang pernah disampaikan oleh Grand Sheikh Al Azhar, Dr Ahmad Thayyib, ketika Presiden Iran Ahmadinejad berkunjung ke Kairo beberapa pekan lalu.
Masalah Sunni-Syiah ini sebenarnya sudah menjadi persoalan lama di dunia Arab. Di Bahrain, misalnya, penguasanya Sunni, sementara mayoritas rakyatnya Syiah. Di Suriah, Presiden Assad adalah Syiah Alawiyah, sedangkan sebagian besar rakyatnya Sunni. Saddam Husein ketika memerintah Irak adalah Sunni, tapi mayoritas rakyatnya Syiah. Di Lebanon, rakyatnya sangat plural. Ada Katolik, Kristen Maronit, Druze, Sunni, Syiah, dan lain-lain. Namun, pengaruh Syiah di Lebanon semakin berkembang seiring dengan menguatnya peran politik kelompok Hizbullah.
Tidak bisa dimungkiri persoalan-persoalan di atas--yang kemudian menyebabkan perselisihan dan bahkan konflik--telah memperlemah negara-negara Arab. Apalagi, sejumlah negara Arab yang baru saja dihantam ar Robi’ul Araby kini juga menghadapi masalah pelik di dalam negeri masing-masing. Ini belum lagi mengenai tingkat ekonomi negara-negara Arab yang sangat timpang. Negara-negara Teluk sangat kaya dan yang lainnya sangat miskin.
Karena itu, meskipun negara-negara Arab mempunyai kesamaan bahasa dan agama, kedua hal tersebut tampaknya belum mampu mempersatukan mereka. Tiadanya persatuan inilah yang telah lama melemahkan posisi Liga Arab terhadap dominasi negara kecil Zionis Israel. Atau boleh jadi, kelemahan bangsa Arab ini karena mereka mengikuti skenario Zionis Israel dan sekutunya. Wallahu 'alam.
Kesamaan bahasa tampaknya masih belum mampu mempersatukan 22 negara yang tergabung dalam keluarga besar Liga Arab. Juga kesamaan agama. Tidak percaya? Mari kita tengok dunia Arab kini.
Arab menjadi bahasa resmi dan bahasa sehari-hari negara-negara Arab. Meskipun berbeda lahjah atau logat di masing-masing negara, secara penulisan maupun gramatika bahasa mereka selalu merujuk pada Alquran. Begitu pula dengan agama.
Islam merupakan agama resmi negara-negara Arab. Bahkan, di negara-negara Teluk--Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Oman, dan Bahrain--hampir seratus persen warga aslinya beragama Islam. Di negara-negara Arab tidak ada yang namanya pluralitas pemeluk agama, kecuali di beberapa negara seperti Lebanon dan Mesir. Karena itu, Anda tidak akan menemukan yang namanya gereja, wihara, atau sinagog di sejumlah negara Arab.
Namun, apakah dengan kesamaan bahasa dan agama tersebut lantas menjadikan mereka bersatu dalam sikap maupun tindakan?
Dalam masalah bangsa Palestina, misalnya. Hingga sekarang--dan sudah berlangsung puluhan tahun--sebagian besar wilayah Palestina masih dijajah oleh Zionis Israel. Ada negara-negara Arab yang menghendaki cara penyelesaian dengan perundingan langsung maupun tidak langsung dengan Zionis Israel. Ada pula yang menginginkan bahwa untuk memerdekakan Palestina dan Madinatul Quds (Yerusalem) tidak ada cara lain kecuali dengan perang. Atau, minimal dengan gerakan intifadah (perlawanan rakyat) seperti yang pernah dilakukan beberapa kali oleh rakyat Palestina.
Atau istilahnya, merujuk pada pendapat yang terakhir tadi, tidak ada tempat buat kaum Zionis Israel di kawasan Timur Tengah. Atau, dengan kata lain, ‘‘Lempar saja Zionis Israel ke laut (irmi ilal bahri)," sebuah perkataan yang seringkali diucapkan para pejuang Palestina.
Cara pertama--lewat perundingan--sudah sering dilakukan, baik secara langsung lewat juru runding Palestina maupun melalui perantara/negara ketiga. Intifadah juga sudah beberapa kali dijalankan yang hasilnya sangat dahsyat dan sempat membuat ciut Israel. Namun, seiring perjalanan waktu, intifadah dan bahkan perang ternyata hingga kini juga tidak berhasil memerdekakan Palestina.
Perbedaan cara pandang mengenai penyelesaian bangsa Palestina seringkali menimbulkan gesekan atau bahkan perselisihan di antara negara-negara Arab sendiri. Dari KTT Liga Arab ke KTT berikutnya tidak pernah ada kesepakatan bulat. Yang muncul justru ‘perang kata-kata’ antarpemimpin Arab.
Belum usai masalah Palestina, muncul masalah baru: gejolak rakyat Suriah. Tidak seperti negara-negara Arab lain yang dihantam ar Robi’ul Araby--di mana revolusi rakyat telah berhasil menggulingkan rezim diktator-otoriter seperti di Tunisia, Mesir, Yaman, dan Libia--Presiden Suriah Bashar Assad hingga kini masing tegak berkuasa. Korban tewas maupun luka-luka jumlahnya sudah puluhan ribu. Belum lagi jutaan rakyat yang kini mengungsi di beberapa negara tetangga Suriah.
Negara-negara Teluk pada umumnya, plus sejumlah negara Arab lain seperti Mesir, menginginkan agar Presiden Assad turun dari kekuasaannya. Mereka mendukung tokoh-tokoh oposisi. Sedangkan yang lain, seperti negara-negara Arab yang menjadi sekutu Iran, tetap membela kekuasaan Presiden Assad. Masing-masing pihak didukung kekuatan besar dunia. Penolak Presiden Assad didukung Barat, sementara di belakang pembelanya ada Cina dan Rusia. Belum diketahui bagaimana akhir dari gejolak yang terjadi di Suriah sekarang ini.
Hal lain yang tidak kalah peliknya selain bangsa Palestina dan gejolak di Suriah adalah problematika nuklir Iran. Bukan rahasia lagi, dunia Arab terpecah dua dalam memandang program nuklir Iran. Sejumlah negara Arab, terutama negara-negara Teluk, menentang program nuklir yang dikembangkan Republik Islam Iran itu, meskipun yang terakhir ini berkali-kali menyatakan program nuklirnya adalah untuk perdamaian (energi listrik).
Di balik program nuklir tersebut sebenarnya ada yang mereka sangat khawatirkan, yaitu semakin meluasnya pengaruh Syiah Iran di kawasan Timur Tengah. Dan, pada gilirannya akan dapat mengganggu stabilitas kawasan yang mayoritas rakyatnya menganut Sunni. Kekhawatiran ini pula yang pernah disampaikan oleh Grand Sheikh Al Azhar, Dr Ahmad Thayyib, ketika Presiden Iran Ahmadinejad berkunjung ke Kairo beberapa pekan lalu.
Masalah Sunni-Syiah ini sebenarnya sudah menjadi persoalan lama di dunia Arab. Di Bahrain, misalnya, penguasanya Sunni, sementara mayoritas rakyatnya Syiah. Di Suriah, Presiden Assad adalah Syiah Alawiyah, sedangkan sebagian besar rakyatnya Sunni. Saddam Husein ketika memerintah Irak adalah Sunni, tapi mayoritas rakyatnya Syiah. Di Lebanon, rakyatnya sangat plural. Ada Katolik, Kristen Maronit, Druze, Sunni, Syiah, dan lain-lain. Namun, pengaruh Syiah di Lebanon semakin berkembang seiring dengan menguatnya peran politik kelompok Hizbullah.
Tidak bisa dimungkiri persoalan-persoalan di atas--yang kemudian menyebabkan perselisihan dan bahkan konflik--telah memperlemah negara-negara Arab. Apalagi, sejumlah negara Arab yang baru saja dihantam ar Robi’ul Araby kini juga menghadapi masalah pelik di dalam negeri masing-masing. Ini belum lagi mengenai tingkat ekonomi negara-negara Arab yang sangat timpang. Negara-negara Teluk sangat kaya dan yang lainnya sangat miskin.
Karena itu, meskipun negara-negara Arab mempunyai kesamaan bahasa dan agama, kedua hal tersebut tampaknya belum mampu mempersatukan mereka. Tiadanya persatuan inilah yang telah lama melemahkan posisi Liga Arab terhadap dominasi negara kecil Zionis Israel. Atau boleh jadi, kelemahan bangsa Arab ini karena mereka mengikuti skenario Zionis Israel dan sekutunya. Wallahu 'alam.
Redaktur : M Irwan Ariefyanto http://www.scribd.com/doc/86782064/Anggota-Liga-Arab |
Anggota Liga Arab
Middle east
Nama |Kemerdekaan |Bentuk Pemerintahan_______
1 ] Arab Saudi|23 September 1932 |Monarki
6
] Turki |29 Oktober 1923 |Demokrasi Parlementer
Afr ica
Nama |Kemerdekaan |Bentuk Pemerintahan_______
9 ] Aljazair |5 Juli 1962 |Republik
10 ] Djibouti|27 Juni 1977 |Republik
11] Komoro|6 Juli 1975 |Republik
12] Libya|24 Desember 1951 |Transisi Pemerintahan
13]
Maroko|2 Maret 1956 |Monarki
Konstitusional
14] Mauritania|28 November 1960 |Republik
Islam
17]
Sudan|1 Januari 1956
|Republik Federal
18] Tunisia|20 Maret 1956 |Republik
Fertile
Crescent
Nama |Kemerdekaan |Bentuk Pemerintahan_______
19] Irak |3 Oktober 1932 |Demokrasi Parlementer
20] Lebanon|22 November 1943 |Republik
21] Palestina| Sudah diakui PBB 21 Nopember 2012-dalam majelis umum PBB
22] |Syria|17 April 1946 |Republik
23] Yordania|25 Mei 1946 |Monarki
Konstitusional
Bom Guncang Kota Karbala
Reuters/Jaafer Abed
REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/04/mj3z13-bom-guncang-kota-karbala
Aksi bom bunuh diri mengguncang kota
Karbala, Irak, Minggu waktu setempat. Ledakan bom mencederai 10 orang,
sementara serangan-serangan lain menewaskan lima orang.
Jamal al-Din Shahristani, seorang pejabat di Kota Karbala, mengatakan
seorang teknisi yang bekerja di sebuah proyek di sana meledakkan
dirinya. Insiden menimbulkan sejumlah korban.
Seorang kolonel polisi dan seorang pegawai rumah sakit Karbala
mengatakan 10 orang cedera dalam aksi pemboman di kota sebelah selatan
Baghdad itu. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas
serangan itu.
Sementara, sejumlah orang bersenjata juga menyerang pos pemeriksaan
sebelah barat kota Mosul, Irak utara, Ahad. ''Serangan menewaskan dua
prajurit,'' kata seorang perwira angkatan darat dan seorang dokter.
Kekerasan itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan
serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri
al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya. Aksi protes marak selama
beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.
''Sepanjang Februari, sebanyak 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak,'' sebut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan
orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari Irak pada 18
Desember 2011.SYRIA TOLAK MENTAH-MENTAH INTERVENSI ARAB
Tidak
ada organisasi yang begitu munafik sebagaimana organisasinya
orang-orang Arab, Liga Arab. Mereka diam membisu saat negara-negara
Arab, Palestina dan Lebanon terus menerus dilecehkan dan dianiaya
Israel. Mereka juga diam membisu meski wilayah-wilayah Palestina,
Lebanon dan Syria masih diduduki Israel. Dan kini ketika Syria tengah
dilanda krisis politik karena intervensi Amerika dan sekutu-sekutunya,
Liga Arab berinisiatif mengirimkan tentaranya ke Syria. Tentu saja hal
ini mengundang kemarahan Syria.
http://cahyono-adi.blogspot.com/2012_01_01_archive.html#.UTP0BlIxVkg
"Syria menolak pernyataan pejabat Qatar mengenai pengiriman pasukan Arab yang akan membuat krisis semakin memburuk... dan merintis jalan bagi terjadinya intervensi asing," kata menlu Syria, Selasa (17/1), menanggapi usulan pemimpin (sama sekali tak demokratis dan tak bermutu) Qatar, Emir Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani tentang pengiriman tentara Arab ke Syria. "Rakyat Syria sepenuhnya menolak setiap bentuk intervensi asing. Mereka akan menentang semua upaya untuk melecehkan kedaulatan Syria dan integritas wilayahnya. Sangat menyedihkan jika darah rakyat Arab harus tumpah di Syria demi melayani kepentingan negara tertentu (Amerika)," tambah menlu Syria. Dalam pernyataan tersebut menlu Syria juga meminta Liga Arab untuk menghentikan kampanye negatif melalui media massa mengenai Syria serta membantu Syria menghentikan penyusupan teroris dan senjata ke wilayah Syria. Proposal pengiriman tentara ke Syria disampaikan pemimpin tak demokratis dan tak bermutu Emir Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani hari Sabtu (14/1) yang langsung mendapat respons positif dari Sekjen Liga Arab (juga manusia tak bermutu lainnya) Amir Moussa. Moussa, salah satu kandidat presiden Mesir mendatang, hari Minggu (15/1), menyatakan akan mendiskusikan usulan kontroversi tersebut. Namun hampir pasti usulan ini tidak akan benar-benar diwujudkan jika para pemimpin Arab masih mempunyai wajah, karena jika benar perang saudara sesama bangsa Arab akan terjadi di Syria demi kepentingan musuh bangsa Arab sendiri, yaitu Amerika dan Israel. Usulan ini sendiri juga telah mendapat penolakan keras dari sekutu Syria, Rusia, yang kini telah menempatkan satu armada lautnya di Syria. SYRIA MENGHALANGI RENCANA AMERIKA-ISRAEL Anggota parlemen Lebanon dari Hizbollah, Mohammad Raad, hari Sabtu (21/1), menyatakan dengan tegas bahwa negara-negara yang menuntut "demokrasi" terhadap Syria sebenarnya berniat untuk menyingkirkan peran Syria yang tegas menentang dominasi kepentingan Amerika-Israel di kawasan Timur Tengah. "Mereka yang menaruhkan harapan pada perubahan kekuasaan melalui intervensi militer asing di Syria telah dipermainkan oleh negara-negara asing yang ingin menjerat mereka dalam proyek kepentingan asing. Mereka tenggelam dalam harapan palsu dan ambisi yang menjadikan mereka tetap sebagai boneka yang diperalat kepentingan asing," kata Raad di Sidon, Lebanon, Sabtu (21/1). Raad juga dengan tegas menolak berbagai upaya melemahkan (gerakan/kelompok) "Perlawanan" (terhadap Israel. Di Lebanon frasa "perlawanan" telah menjadi identitas bagi gerakan atau organisasi-organisasi perlawanan terhadap Israel). "Tenggorokan Israel telah berada di tangan kami. Kami tidak ingin perang meletus, tapi jika terpaksa kami siap menghadapinya," kata Raad. "Melalui pengalaman pertempuran-pertempuran melawan Israel kami sadar bahwa jika mereka yakin akan berhasil melakukan aksi militer, tidak ada kekuatan di dunia yang bisa mencegah mereka melakukannya. Tapi kini tampak jelas bahwa mereka ketakutan untuk melakukan serangan, karena mereka sadar bahwa tindakan semacam itu hanya akan menjadikan bencana bagi mereka," tambahnya. DUKUNGAN UNTUK REGIM SYRIA Selain negara-negara Iran, Lebanon, Rusia dan Cina, pemerintahan Syria masih mendapatkan dukungan kuat dari masyarakat Shiah, Kristen dan Druze baik di Syria maupun di Lebanon. Dan tentu saja kelompok Alawite yang banyak terdapat di Syria dan Turki. Satu kelompok politik Turki baru-baru ini juga menyatakan dukunganya kepada regim Presiden Bashar al Assad. Pendek kata semua orang menyadari bahwa krisis politik di Syria disebabkan konspirasi zionisme internasional untuk menyingkirkan regim Bashar al Assad karena kegigihannya melawan kepentingan zionis. Baru-baru ini presiden Bashar al Assad bahkan mendapat penghargaan dari asosiasi penulis Rusia karena konsistensi sikap politiknya itu. Dukungan juga diberikan oleh masyarakat intelektual Arab yang tergabung dalam "Arab Popular Initiative for Opposing Foreign Intervention". Mereka terdiri dari para aktifis organisasi civil society Arab National Conference, Arab-International Forum for the Support of the Resistance, Arab Parties Congress, National Islamic Conference, Popular Mobilization Organization, Arab Center for Communication and Solidarity, serta Pan-Arab Forum. Pada hari Kamis lalu (19/1) mereka menemui Bashar al Assad untuk memberikan dukungan kepadanya. Dalam pernyataannya, delegasi "Arab Popular Initiative for Opposing Foreign Intervention" menyatakan dukungan penuhnya kepada pemerintah dan rakyat Syria dalam melawan intervensi dan konspirasi asing (zionisme). Delegasi selanjutnya menyatakan bahwa "Syria bukan hanya bagi rakyat Syria sendiri, melainkan juga untuk seluruh bangsa Arab berdasar sejarahnya dalam gerakan Arabisme dan perlawanan melawan zionisme". Selanjutnya ditambahkan delegasi bahwa, "melukai Syria berartu juga melukai seluruh bangsa Arab dan seluruh gerakan perlawanan. ... Menjadi kewajiban seluruh rakyat Arab untuk menghadapi apa yang tengan dihadapi rakyat Syria." Menanggapi dukungan itu, Bashar al Assad mengatakan, dukungan tersebut akan menyatukan seluruh kekuatan dan kepercayaan diri rakyat Syria. Bashar juga menyindir negara-negara Arab badui gurun (Saudi Wahabiah, Qatar dll) yang menuntut Syria untuk demokratis. Menyebut parlemen Syria telah terbentuk sejak tahun 1930-an, Bashar berkata, "Di mana mereka saat itu?" Sumber:almanar.com.lb Karbala:Mengingati 10 Muharam
MUHARAM
mempunyai tradisi panjang sebagai bulan suci dalam Islam. Misalnya,
pada 16 Muharam, kiblat dialihkan dari Jerusalem (Baitulmaqdis) ke
Mekah. Daripada kalangan penganut Syiah, bulan Muharam mempunyai makna
khusus sebagai bulan ketika Imam Hussain ibnu Ali, cucu Nabi Muhammad
s.a.w. syahid.
Pada
81H/680M,
di tempat yang disebut Karbala di pinggir Sungai Eufrat,
pasukan Yazid ibnu Muawiyah di bawah komando ibnu Ziyad mengepung Imam
Hussain dan rombongannya.
Seluruh laki-laki dalam keluarga Hussain
kecuali puteranya yang masih kecil, Zainal Abidin, terbunuh. Hussain
dipenggal dan tubuhnya dipotong-potong. Kemudian kepala Hussain dibawa
kepada Yazid bin Muawiyah. Yazid menangis di atas kejadian tersebut.
Dia kemudian berkata, "Sebenarnya saya sudah berasa puas terhadap
ketaatan kamu tanpa harus membunuh Hussain, semoga Allah melaknati ibnu
Sumaiyah (Ibnu Ziyad), demi Allah seandainya saya menyertainya pasti
saya akan memaafkannya dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada
Hussain."
Ini merupakan fitnah dan
tragedi besar yang menyayat hati pernah berlaku dalam sejarah Islam.
Peristiwa ini telah melebarkan pintu perpecahan sesama umat Islam.
Walaupun penganut fahaman Sunni dan Syiah sama-sama mengakui tragedi
pengorbanan Hussain, bagi Syiah, peristiwa ini mempunyai erti khusus
sebagai saat kritis dalam sejarah Islam ketika rejim rasmi Islam
membunuh satu-satunya cucu Nabi Muhammad yang masih hidup.
Dalam
memperingati kesyahidan Hussain ini, sepuluh hari pertama bulan
Muharam merupakan saat kesedihan yang amat mendalam bagi penganut
ajaran Syiah. Bagi memperingatinya, penganut Syiah mengadakan majlis
ratapan, perarakan umum, dan kegiatan-kegiatan lain. Kemuncak
peringatan ini ialah bermula pada tanggal 10 Muharam di mana Hussain
terbunuh yang dikenali pula sebagai hari Asyura.
Tujuan
kegiatan ini adalah untuk mengingatkan peristiwa Karbala secara
eksistensi dan dramatis bagi merangsang mengalir keluarnya air mata
kesedihan para penganutnya. Air mata ini sebagai tanda kesedihan dan
ratapan atas kesyahidan Imam Hussain.
Di
seluruh dunia Islam, terdapat berbagai-bagai acara yang dihubungkan
dengan kedukaan penganut Syiah pada 10 Muharam ini. Di Iran, pada malam
kesepuluh bulan Muharam atau lebih dikenali malam Asyura, hampir
seluruh masyarakat kota Teheran, turun ke jalan untuk mengadakan
perarakan mengingati tragedi Karbala, Mereka membaca syair-syair
tentang Imam Hussain dengan diiringi paluan gendang sebagai tanda
kesedihan.
Pada
1 hingga 10 Muharam hampir semua penduduk di kota Teheran berpakaian
hitam tanda dukacita. Walaupun mereka masih melakukan aktiviti kerja.
Bukan hanya pakaian mereka sahaja, tetapi kota-kota besar di Iran
kebanyakannya dihiasi dengan sepanduk-sepanduk berwarna hitam dengan
tulisan "Hussain bithatu minni waman idha'aha laqod adhani", "al-Hassan
wal al-Hussain syababun Ahlil jannah," "Anal Hussain As misbahulda wa
safinatunnajah." (Hussain adalah darah dagingku barang siapa yang
menyakiti bererti menyakitiku, Hassan dan Hussain adalah penghulu para
pemuda syurga, Hussain adalah pelita penerang dan perahu penyelamat.)
Sepuluh
Muhharam dalam bahasa Arab disebut 'Asyura'. Tradisi memperingati hari
Asyura ini juga dilakukan di beberapa daerah di Nusantara seperti di
Sumatera Barat, Bingkulu, Sulawesi Selatan, dan Jawa. Ada sedikit
persamaan antara masyarakat Jawa di Indonesia dengan negara kita di
mana sempena memperingati hari Asyura masyarakat Islam mempersiapkan
makanan khusus yang disebut sebagai bubur suro.
Tradisi
ini wujud di Indonesia walaupun dikatakan masuk dan berkembangnya
ajaran Syiah di negara tersebut daripada perspektif sejarah memang
masih kontroversi dan menimbulkan polemik.
Tidak
ada fakta jelas mengenai asal-usul upacara itu. Para ulama apabila
ditanya hanya menjelaskan tentang disunatkan puasa pada hari Asyura
itu. Mengapa? Kerana hari itu adalah hari pertolongan Allah kepada para
Nabi dalam menghadapi orang-orang yang zalim. Pada hari Asyura, Nabi
Ibrahim lepas daripada api Namruz, Nabi Yunus keluar dari perut ikan,
Nabi Musa bebas daripada kerajaan Firaun, dan Nabi Muhammad selamat
daripada diracuni oleh orang Yahudi. Bagi umat Islam yang soleh mereka
melaksanakan puasa Asyura sebagai ungkapan syukur atas kemenangan para
nabi.
Kini
sejauh manakah dikatakan tragedi Karbala yang terjadi pada zaman
Hussain telah berulang kembali dalam sejarah kehidupan manusia? Dari
segi realiti, ia berlaku dalam waktu dan bentuk yang berbeza.
Kesamaannya
ia adalah satu tragedi yang telah merosak dan menghancurkan
sendi-sendi keadilan dan kemanusiaan antara sesama manusia. Ia telah
membunuh sifat-sifat rohani manusia, yang seharusnya dapat membawa
manusia kepada jalan kebenaran.
Hari
ini kita dapat menyaksikan peristiwa Karbala dalam bentuk yang lain.
Sejarah mencatat bagaimana berlaku peristiwa pembunuhan beramai-ramai
ke atas umat Islam seperti yang berlaku di Bosnia, Ambon, Indonesia,
Palestin, Iraq dan selatan Thailand, selatan Filipina, Kashmir, India
dan Chechnya. Dalam hal ini umat Islam seolah-olah sudah kehilangan
maruah dan harga diri. Mereka terpaksa lari dari tanah air mereka
sendiri kerana indentiti keislaman mereka. Walhal bumi Allah ini adalah
sama. Sesiapa pun berhak tinggal di mana sahaja. Allah tidak memandang
wilayah di mana pun untuk tempat tinggal seseorang Muslim.
Kekuasaan
dan keserakahan nafsu jahat telah menghantui dan menjadi orientasi
golongan yang melakukan pembunuhan tersebut. Betapa tidak bagaimana
seorang ayah dibunuh di depan keluarganya, seorang anak kecil ditembak
sewenang-wenangnya. Malah umat Islam yang sedang bersujud kepada Ilahi
juga dihujani dengan peluru daripada umat Islam sendiri. Apa pun
alasannya, atas nama adat atau pembelaan, jelas ini merupakan tragedi
kemanusiaan yang paling menyayat hati.
Dengan
cara ini manusia telah turun darjatnya melebihi binatang. Kerana
binatang membunuh, hanyalah untuk memenuhi kelangsungan hidupnya,
manusia membunuh untuk kepentingan syahwat kekuasaan dan keserakahan.
Lalu apa yang sedang terjadi dengan manusia sekarang ini, ketika
manusia dengan begitu mudahnya melimpahkan darah sesamanya? Apakah
mereka sudah kehilangan nilai kemanusiaan? Mereka dengan begitu mudah
menindas sesama manusia. Imam Hussain telah mengorbankan dirinya untuk
suatu nilai yang agung, yakni nilai kebenaran yang diredai Allah.
Ketika manusia berbunuh-bunuhan dengan begitu mudahnya apakah ini
sebagai petanda manusia sekarang ini kembali menjadi primitif?
Sesungguhnya
Islam hadir sebagai suatu agama pembebasan. Agama yang membebaskan
manusia daripada segala bentuk penindasan sesama manusia. Suatu agama
yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Dalam hal ini tidak ada
manusia yang lebih tinggi antara manusia lain kerana identiti kesukuan
dan peradaban ekonomi. Islam hadir memberi persamaan hak-hak
kemanusiaan. Tidak ada suku yang lebih mulia, tidak ada orang yang
lebih mulia kerana etnik dan kekayaan. Kemajmukan bukanlah untuk saling
bersengketa tetapi untuk saling mengenali antara satu sama lain.
Peristiwa
Karbala adalah perjuangan untuk menegakkan cita-cita ajaran Islam
bersama kemanusiaan sejagat. Imam Hussain telah mengingatkan kita
bahawa menegakkan yang hak itu bukanlah dengan menunggu kehadiran Imam
Mahdi. Tetapi kita sebagai kaum Muslim, diingatkan untuk merebut hak
kebenaran itu. Kebenaran tidak akan mengalahkan kebatilan, jika
kebenaran itu tidak diperjuangkan.
Dari sekarang umat Islam harus memperjuangkan kebenaran dan hak-hak kaum Muslim di seluruh muka bumi Allah ini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar