Kontras: Densus 88 bisa diadili ke Mahkamah Internasional
Selasa, 23 Rabiul Akhir 1434 H / 5
Maret 2013 17:07
http://www.arrahmah.com/news/2013/03/05/kontras-densus-88-bisa-diadili-ke-mahkamah-internasional.html
JAKARTA
(Arrahmah.com) – Koordinator
Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar
menyatakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dapat dilaporkan
ke Mahkamah Internasional yang berkantor di Den Haag, Belanda.
Laporan tersebut, menurutnya, akan membuat
institusi itu diselidiki secara independen.
”Kami menilai tindakan yang dilakukan Densus 88
Polri bisa dibawa ke Mahkamah Internasional HAM,” kata Haris seperti dilansir Republika,
Senin (4/3/2013).
Haris menambahkan, yang terpenting
faktor-faktor persyaratannya terpenuhi dengan bukti-bukti yang ada. ”Asalkan
faktor-faktor prasyaratnya terpenuhi. Karena Densus 88 ini representasi aparat
negara, maka kejahatan terhadap rakyatnya sendiri bisa diselidiki,” terang
Haris.
Haris berpendapat, jika laporan dugaan
pelanggaran Densus 88 dibawa ke PBB, maka akan ada penyelidikan secara
independen. Tim tersebut akan melakukan verifikasinya sebelum memutuskan apakah
kejahatan HAM itu sistematis oleh negara atau orang per orang.
Haris menegaskan, penembakan terhadap terduga
teroris yang belum diketahui derajat kesalahannya bisa masuk dalam kaidah ekstra
judicial killing. ”Jika pembunuhan atau penembakan itu direncanakan, maka
ada pertanggungjawaban komando,” tegas Haris. (bilal/arrahmah.com)
-
See more at:
-
http://www.arrahmah.com/news/2013/03/05/kontras-densus-88-bisa-diadili-ke-mahkamah-internasional.html#sthash.6QNsIV4l.dpuf
Kezaliman Densus 88: Polri apriori dan mengabaikan kritik Tokoh Umat
Selasa,
23 Rabiul Akhir 1434 H / 5 Maret 2013 20:17
JAKARTA
(Arrahmah.com) –
http://www.arrahmah.com/news/2013/03/05/kezaliman-densus-88-polri-apriori-dan-mengabaikan-kritik-tokoh-umat.html
Dengan beredarnya video kedzaliman densus dan
beredar luas di tengah masyarakat menurut saya bisa memberikan double efek
(efek ganda).
Demikian itu diungkapkan Direktur The Community
of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya kepada arrahmah.com,
Selasa, (5/3/2013) Jakarta.
”Tapi, semua perlu di konfrontir dengan fakta
dilapangan terkait efek tersebut,”ungkapnya.
Pertama, menurut Haris, pandangan bahwa video
tersebut melahirkan keresahan ditengah masyarakat. Bahkan muncul anggapan akan
memprovokasi kelompok bawah tanah melakukan balas dendam terhadap aparat Densus
88 atau aparat kepolisian. Menurutnya terlalu hiperbola.
“Pandangan itu menurut saya agak
berlebihan,”jelas Haris.
Menurut Haris, di Papua dulu juga pernah terjadi
kasus serupa seorang yang bernama Wayan Yaweni anggota OPM yang disiksa aparat
kepolisian beredar luas via dunia maya. Namun, tidak menimbulkan dampak buruk
yang luas.
“Tapi, apakah kemudian melahirkan perlawanan
massif juga tidak, dan keresahan itu juga terbatas. Justru ketika video
kekerasan Densus di klaim melahirkan keresahan yang luar biasa, ini cenderung
provokatif membangun opini dengan motif tertentu,” tegasnya.
Kedua,kata Haris, efeknya justru membuat pihak
Densus 88 dan BNPT meradang, karena dianggap bisa mengancam eksistensinya dalam
menjaga kontinuitas proyek kontra-terorisme. Di titik inilah, menurutnya tidak
ketahui bahwa Densus dan BNPT juga bisa melakukan serangan balik baik dengan
cara-cara soft (lunak) seperti meminta tokoh-tokoh Ormas tertentu menjadi
speaker kepentingan BNPT dan Densus.
“Atau melobi politisi tertentu untuk bersuara
sumbang membelas eksistensi Densus ditengah keterpojokannya. Atau bahkan bisa
muncul accident berupa chaos atau “bom” yg akan memaksa kehadiran Densus dan
melegitimisasi keberadaannya, yang berakhir pada kesimpulan Densus 88 masih
diperlukan,” paparnya.
Lanjut Haris,
untuk efek pertama, ia rasa tidak akan melahirkan kontraksi sosial (chaos) di
teritorial tertentu seperti di Poso. Karena, masyarakat sudah cukup dewasa
menyikapi, sedangkan untuk kalau ancaman kelompok bawah tanah, ia menduga
tidak akan muncul mengingat kekuatan mereka tidak signifikan. Apalagi saat ini,
operasi Maleo 2 juga masih berjalan untuk pulihkan keamanan bahkan untuk
memburu 24 DPO versi Densus 88.
Sambung Haris, hal yang paling penting
menurutnya, munculnya video di dunia maya dan diputarnya video yang sama
dihadapan Kapolri oleh MUI itu sebagai sebuah early warning atas kegelisahan
dan keresahan masyarakat yang selama ini terpendam terkait kinerja Densus dalam
kasus terorisme.
“Justru kalau ini
tidak diapresiasi dengan baik dan Polri tetap apriori dan membisu dengan
sikapnya, saya kawatir ini akan melahirkan efek/dampak yang jauh lebih serius
bagi kehidupan sosial politik,” tutupnya.
(bilal/arrahmah.com)
-
See more at:
-
http://www.arrahmah.com/news/2013/03/05/kezaliman-densus-88-polri-apriori-dan-mengabaikan-kritik-tokoh-umat.html#sthash.A4CYLhm6.dpuf
Polri berkilah dan enggan bubarkan Densus 88
Selasa, 23 Rabiul Akhir 1434 H / 5
Maret 2013 13:00
JAKARTA (Arrahmah.com) – Kepolisian
Republik Indonesia (Polri) menolak untuk membuabarkan Detasemen Khusus
(Densus) 88 Anti Teror yang sedang diterpa dugaan pelanggaran HAM.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Polisi, Boy Rafli Amar beralasan, sesuai visinya, Densus dibentuk untuk menciptakan kondisi Indonesia yang bebas teror, termasuk memberantas aksi teroris.
“Jadi kalau Densus 88 anti teror dibubarkan, terus siapa yang akan menghadapi ancaman teroris, siapa?” kata Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Senin (4/3/ 2013).
Boy juga belum mengakui bahwa rekaman video yang menunjukan kekerasan orang berseragam itu adalah Densus 88, menurutnya belum diketahui secara pasti apakah pelakunya merupakan anggota Densus 88. “Belum tentu personil Densus. Bisa jadi bukan Densus malah,” ungkapnya.
Boy menilai, saat ini keberadaan Densus 88 Anti Teror cukup dibutuhkan. Menurutnya beberapa aksi teror, baik pelaku bom atau pelaku perakitan bom telah banyak yang digagalkan oleh Densus 88.
“Sudah puluhan bom yang diamanakan dan diungkap densus dan tidak meledak. Artinya sudah berapa orang yang diselamatkan Densus? Bayangkan kalau bom itu meledak. Kalau Densus dibubarkkan yang melindungi Indonesia ini siapa,” ujar Boy.
Menurutnya, Densus dibangun dalam suasana bangsa Indonesia sedang menghadapi ancaman setelah bom bali 1 yang menewaskan 200 orang lebih. “Apakah kita bubarkan? Perlu dipikirkan masak-masak karena Densus diperlukan untuk mengawal bangsa bebas dari ancaman terorisme.”
Sebagaimana diberitakan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendatangi Mabes Polri untuk mengkritisi tindakan Densus 88 yang dinilainya cenderung represif dalam memberantas terorisme.
Bahkan, Din mengatakan aksi penanganan terorisme oleh Densus 88 Antiteror menghina agama Islam. “Ada tindakan yang dilakukan Densus 88 menangani tersangka terorisme menyinggung kepada agama Islam,” kata Din usai bertemu Kapolri, Kamis (28/1/2013).
Pihaknya, khususnya ulama dan tokoh Islam meminta kepolisian memberikan kontrol terhadap kinerja Densus 88. “Kepada Polri, agar Densus 88 dalam melaksanakan tugasnya jangan melanggar HAM, dan jangan menyentuh simbol serta lambang negara. Ini menjadi kontraproduktif,” ungkapnya. (bilal/arrahmah.com)
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Polisi, Boy Rafli Amar beralasan, sesuai visinya, Densus dibentuk untuk menciptakan kondisi Indonesia yang bebas teror, termasuk memberantas aksi teroris.
“Jadi kalau Densus 88 anti teror dibubarkan, terus siapa yang akan menghadapi ancaman teroris, siapa?” kata Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Senin (4/3/ 2013).
Boy juga belum mengakui bahwa rekaman video yang menunjukan kekerasan orang berseragam itu adalah Densus 88, menurutnya belum diketahui secara pasti apakah pelakunya merupakan anggota Densus 88. “Belum tentu personil Densus. Bisa jadi bukan Densus malah,” ungkapnya.
Boy menilai, saat ini keberadaan Densus 88 Anti Teror cukup dibutuhkan. Menurutnya beberapa aksi teror, baik pelaku bom atau pelaku perakitan bom telah banyak yang digagalkan oleh Densus 88.
“Sudah puluhan bom yang diamanakan dan diungkap densus dan tidak meledak. Artinya sudah berapa orang yang diselamatkan Densus? Bayangkan kalau bom itu meledak. Kalau Densus dibubarkkan yang melindungi Indonesia ini siapa,” ujar Boy.
Menurutnya, Densus dibangun dalam suasana bangsa Indonesia sedang menghadapi ancaman setelah bom bali 1 yang menewaskan 200 orang lebih. “Apakah kita bubarkan? Perlu dipikirkan masak-masak karena Densus diperlukan untuk mengawal bangsa bebas dari ancaman terorisme.”
Sebagaimana diberitakan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendatangi Mabes Polri untuk mengkritisi tindakan Densus 88 yang dinilainya cenderung represif dalam memberantas terorisme.
Bahkan, Din mengatakan aksi penanganan terorisme oleh Densus 88 Antiteror menghina agama Islam. “Ada tindakan yang dilakukan Densus 88 menangani tersangka terorisme menyinggung kepada agama Islam,” kata Din usai bertemu Kapolri, Kamis (28/1/2013).
Pihaknya, khususnya ulama dan tokoh Islam meminta kepolisian memberikan kontrol terhadap kinerja Densus 88. “Kepada Polri, agar Densus 88 dalam melaksanakan tugasnya jangan melanggar HAM, dan jangan menyentuh simbol serta lambang negara. Ini menjadi kontraproduktif,” ungkapnya. (bilal/arrahmah.com)
Baca Juga
- Ketua DPR: Jika Densus 88 langgar protap, beri sanksi berat
- Komnas HAM minta LPSK lindungi saksi kunci dugaan pelanggaran HAM Densus 88
- Polisi diiming-imingi hadiah motor, bila berhasil tangkap DPO Poso
- Satpol PP Bekasi rencanakan segel Gereja HKBP Setu
- Taruna Muslim: Hukum mati Densus 88 yang lakukan penyiksaan
- 20:39 Tiga tentara NATO tewas dan 2 tank hancur dalam pertempuran dengan Mujahidin IIA di Paktia
- 20:17 Kezaliman Densus 88: Polri apriori dan mengabaikan kritik Tokoh Umat
- 20:09 Uighurs chafe under religious restrictions
- 19:47 Kementrian dalam negeri Arab Saudi usulkan berlakukan larangan 'pernikahan dini'
- 19:42 42 tentara Suriah tewas dalam operasi penyergapan mujahidin Irak di perbatasan Suriah
- 19:30 اللجنة العسكرية لتنظيم قاعدة الجهاد في جزيرة العرب / تعلن عن إيقاف التواصل بـ( قوافل الشهداء )
- 18:00 Al-Qaeda Semenanjung Arab kuatkan pernyataan para ulama Yaman tentang persetujuan gencatan senjata
- 17:07 Kontras: Densus 88 bisa diadili ke Mahkamah Internasional
- 16:00 Mujahidin menyerang posko militer rezim Suriah di Hamah dengan tembakan mortar
- 15:44 Hadirilah Kajian Ilmiah: "Konflik Suriah menuju Revolusi Islam dunia"
- 15:14 12 milisi bayaran pro-rezim tewas dalam operasi syahid di Abyan
- 15:00 ARSYI gelar pelatihan ruqyah syar'iyyah
- 14:31 Sembilan anak meninggal dunia dalam kebakaran yang melahap sekolah Islam di Senegal
- 13:00 Polri berkilah dan enggan bubarkan Densus 88
- 12:00 Mujahidin tembakkan roket ke posko militer Suriah di kota Thaibah Al-Imam
Support Kami
Alhamdulillah arrahmah.com tetap eksis dan terus berkembang dengan adanya dukungan dari kaum Muslimin.
Anda bisa memberikan dukungan kepada kami dengan menyebarkan seluas-luasnya informasi yang ada di website ini, menyumbangkan tulisan untuk dimuat, dan juga sumbangan dana untuk biaya operasional.
Informasi donasi: Klik di sini...
Anda bisa memberikan dukungan kepada kami dengan menyebarkan seluas-luasnya informasi yang ada di website ini, menyumbangkan tulisan untuk dimuat, dan juga sumbangan dana untuk biaya operasional.
Informasi donasi: Klik di sini...
JAKARTA
(Arrahmah.com) –
http://www.arrahmah.com/news/2013/03/05/polri-berkilah-dan-enggan-bubarkan-densus-88.html
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menolak untuk
membubarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror yang sedang diterpa dugaan
pelanggaran HAM.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri,
Brigjen Polisi, Boy Rafli Amar beralasan, sesuai visinya, Densus dibentuk untuk
menciptakan kondisi Indonesia yang bebas teror, termasuk memberantas aksi
teroris.
“Jadi kalau Densus 88 anti teror dibubarkan,
terus siapa yang akan menghadapi ancaman teroris, siapa?” kata Boy Rafli Amar
di Mabes Polri, Senin (4/3/ 2013).
Boy juga belum mengakui bahwa rekaman video yang
menunjukan kekerasan orang berseragam itu adalah Densus 88, menurutnya belum
diketahui secara pasti apakah pelakunya merupakan anggota Densus 88. “Belum
tentu personil Densus. Bisa jadi bukan Densus malah,” ungkapnya.
Boy menilai, saat ini keberadaan Densus 88 Anti
Teror cukup dibutuhkan. Menurutnya beberapa aksi teror, baik pelaku bom atau
pelaku perakitan bom telah banyak yang digagalkan oleh Densus 88.
“Sudah puluhan bom yang diamanakan dan diungkap
densus dan tidak meledak. Artinya sudah berapa orang yang diselamatkan Densus?
Bayangkan kalau bom itu meledak. Kalau Densus dibubarkkan yang melindungi Indonesia ini
siapa,” ujar Boy.
Menurutnya, Densus dibangun dalam suasana bangsa Indonesia
sedang menghadapi ancaman setelah bom bali 1 yang menewaskan 200 orang lebih.
“Apakah kita bubarkan? Perlu dipikirkan masak-masak karena Densus diperlukan
untuk mengawal bangsa bebas dari ancaman terorisme.”
Sebagaimana diberitakan, Ketua Umum PP Muhammadiyah
Din Syamsuddin mendatangi Mabes Polri untuk mengkritisi tindakan Densus 88 yang
dinilainya cenderung represif dalam memberantas terorisme.
Bahkan, Din mengatakan aksi penanganan terorisme
oleh Densus 88 Antiteror menghina agama Islam. “Ada tindakan yang dilakukan Densus 88
menangani tersangka terorisme menyinggung kepada agama Islam,” kata Din usai
bertemu Kapolri, Kamis (28/1/2013).
Pihaknya, khususnya ulama dan tokoh Islam meminta
kepolisian memberikan kontrol terhadap kinerja Densus 88. “Kepada Polri, agar
Densus 88 dalam melaksanakan tugasnya jangan melanggar HAM, dan jangan
menyentuh simbol serta lambang negara. Ini menjadi kontraproduktif,” ungkapnya.
(bilal/arrahmah.com)
- See more at:
http://www.arrahmah.com/news/2013/03/05/polri-berkilah-dan-enggan-bubarkan-densus-88.html#sthash.Ol0MXDX0.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar