Benarkah Al Quran Kehilangan 127 Ayat ?
http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/benarkah-al-quran-kehilangan-127-ayat.htm#.UTCE_VIxVkg
Redaksi – Jumat, 1 Maret 2013 16:00 WIB
Salah
satu rujukan misionaris untuk menyatakan Al-Qur’an palsu adalah buku
The Origins of the Koran, Classic Essays on Islam’s Holy Book karya Ibn
Warraq (nama samaran). Setelah keluar dari Islam, murtadin asal Pakistan
yang pernah menjadi kurir Salman Rushdie ini mendirikan Institute for
the Secularisation of Islamic Society (ISIS), yang memfokuskan diri pada
kritik Al-Qur’an.
Di antara amunisi Ibn Warraq untuk menggugurkan otentisitas Al-Qur’an
adalah tudingan bahwa surat Al-Ahzab yang dimiliki umat Islam ini sudah
tidak asli, karena menyusut 127 ayat dari Al-Qur’an asli yang diajarkan
Rasulullah SAW. Berikut kutipannya:
“Variant Versions: Verses Missing, Verses Added. Almost without
exceptions Muslims consider that the Quran we now possess goes back in
its text and in the number and order of the chapters to the work of the
commission that ‘Uthman appointed. Muslim orthodoxy holds further that
‘Uthman’s Quran contains all of the revelation delivered to the
community faithfully preserved without change or variation of any kind
and that the acceptance of the ‘Uthmanic Quran was all but universal
from the day of its distribution. The orthodox position is motivated by
dogmatic factors; it cannot be supported by the historical evidence.
–Charles Adams–
While modern Muslims may be committed to an impossibly conservative
position, Muslim scholars of the early years of Islam were far more
flexible, realizing that parts of the Koran were lost, perverted, and
that there were many thousand variants which made it impossible to talk
of the Koran. For example, As-Suyuti (died 1505), one of the most famous
and revered of the commentators of the Koran, quotes Ibn ‘Umar al
Khattab as saying: “Let no one of you say that he has acquired the
entire Quran, for how does he know that it is all? Much of the Quran has
been lost, thus let him say, ‘I have acquired of it what is available’”
(As-Suyuti, Itqan, part 3, page 72). Aisha, the favorite wife of the
Prophet, says, also according to a tradition recounted by as-Suyuti,
“During the time of the Prophet, the chapter of the Parties used to be
two hundred verses when read. When ‘Uthman edited the copies of the
Quran, only the current (verses) were recorded” (73)” (The Origins of
the Koran, Classic Essays on Islam’s Holy Book, editor Ibn Warraq, p.
5-6)
[Bermacam Versi: Ayat yang Hilang dan Ayat yang Ditambahkan. Tanpa
kecuali, setiap orang Islam mengatakan bahwa Quran yang kita miliki
sekarang sama persis baik dalam teks, nomor dan urutan bab dengan
Al-Qur'an yang disusun oleh komisi yang ditunjuk khalifah Usman. Malah
Muslim konservatif mengatakan bahwa Qurannya Usman berisi semua wahyu
yang disampaikan pada masyarakat dan dijaga dengan teliti tanpa
mengalami satu perubahan atau variasi macam apapun. Dikatakan pula bahwa
Qurannya Usman memang universal dari hari pertama disebarkan. Tapi
sikap ortodoks ini dimotivasi oleh faktor dogma yang tidak didukung
bukti sejarah. (Charles Adams).
Sementara kaum cendekiawan Muslim dari tahun-tahun awal Islam jauh
lebih fleksibel daripada Muslim sekarang. Mereka menyadari bahwa ada
bagian-bagian Al-Qur'an yang hilang, menyimpang, dan ada banyak ribu
variasi. Misalnya, As-Suyuti (wafat 1505), salah seorang pakar Al-Qur'an
yang paling terkenal dan dihormati, mengutip pernyataan Ibnu Umar
Al-Khatthab: "Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan bahwa ia
telah mendapatkan seluruh Quran, karena bagaimana dia tahu bahwa itu
memang keseluruhannya? Banyak dari Quran telah hilang. Oleh karena itu
kalian harus mengatakan, "Aku telah mendapatkan bagian Al-Qur'an yang
ada" (As-Suyuti, Itqan, jilid III, halaman 72). As-Suyuti juga
menceritakan, Aisyah istri tersayang nabi mengatakan, “Pada masa Nabi,
surat Al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Tapi setelah Usman melakukan
kodifikasi, jumlahnya menyusut menjadi seperti sekarang (yakni 73
ayat)”]
Tuduhan bahwa Al-Qur’an kehilangan 127 ayat itu, sampai sekarang
menjadi rujukan para misionaris Kristen maupun untuk memurtadkan umat
Islam. Misionaris lain yang mengungkapkan tudingan itu adalah Robert
Morey dalam bukunya The Islamic Invasion.
Secara sederhana, validitas khabar yang dikutip Ibn Warraq itu patut
dipertanyakan, karena tidak mencamtumkan sanad yang shahih sampai kepada
shahabat Aisyah RA.
Secara ilmiah, ulama hadits Syaikh Muhammad Thahir Ibnu ‘Asyur
menyimpulkan bahwa riwayat tersebut tidak bisa dipercaya. Penulis kitab
tafsir At-Tahrir Wat-Tanwir –yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu
Asyur– ini menyebut riwayat yang mencatut nama Aisyah Ummul Mukminin
itu sebagai “sanad yang paling lemah” (Tafsir At-Tahrir Wat-Tanwir
X/246).
Ulama lainnya, Syaikh Muhammad Izzah Daruzah yang telah melakukan
penelitian terhadap khabar itu, menyebutnya sebagai khabar yang tidak
dipercaya (dhaif) dan tidak terdapat dalam kitab hadits yang shahih.
Maka tawaquf (abstain) dari khabar tersebut lebih afdhal.
Selain itu, dalam mushaf Utsman RA dinukil dari mushaf yang telah
disusun pada masa Abu Bakar RA, tidak mungkin terjadi penghapusan satu
ayat pun, apalagi sampai ratusan ayat seperti yang dituduhkan itu.
Apalagi Aisyah RA adalah wanita yang kuat hafalan baik terhadap
ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits nabi. Sehingga sangat tidak masuk akal
jika Aisyah hanya berdiam diri saat menjumpai ada ratusan ayat yang
dihapus. Kalaupun pengurangan ayat itu terjadi tidak masuk akal pula
kalau dirinya tidak membantah” (At-tafsir Al-Hadits; Tafsir Suwar
Murattabah Hasba Nuzul, VIII/238-239).
Secara logika, penyusutan ayat dari 200 menjadi 73, artinya hilang
127 ayat. Ini bukan suatu jumlah yang sedikit. Seandainya Utsman RA
mengorupsi 127 ayat Al-Qur’an pada proses pembukuan, bisa dipastikan
umat Islam akan heboh pada waktu itu, bahkan bisa terjadi konflik
berdarah yang akan menggagalkan proses pembukuan Al-Qur’an. Jika berani
mengorupsi ayat Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat, pastilah Utsman
akan menuai komplain dari para shahabat lainnya, karena jumlah shahabat
yang hafal Al-Qur’an sangat banyak.
Riwayat dhaif tentang komplain Aisyah terhadap mushaf Al-Qur’an,
semakin terbantah dengan adanya ijma’ (consensus) umat Islam terhadap
mushaf Al-Qur’an pada waktu itu. Setelah mushaf Al-Qur’an pada masa
Utsman selesai dibukukan, naskah tersebut diverifikasi dan dicek dengan
mushaf dari Hafshah, lalu dibacakan kepada para shahabat di depan
Utsman. Ternyata tak satupun shahabat penghafal Al-Qur’an yang
memprotes (komplain).
Jelaslah bahwa tak satu ayat pun hilang dari Al-Qur’an. Sebaliknya,
jika diteliti secara objektif, justru Bibel kehilangan banyak kisah
tentang masa remaja Yesus.
Bibel hanya mencatat masa kecil Yesus dari lahir hingga masa remaja
berumur 12 tahun dalam Injil Lukas 1:1 sampai dengan 2:42. Selanjutnya
Bibel tidak menceritakan masa remaja Yesus, tiba-tiba Injil Lukas 3:23
menceritakan masa dewasa Yesus pada usia 30 tahun. Lalu di manakah
cerita perjalanan hidup Yesus dari usia 12 hingga 30 tahun? Raib!
Dengan tidak adanya kisah perjalanan hidup Yesus selama 18 tahun, berarti umat kristiani kehilangan banyak ayat, karena mereka mengimani Yesus sebagai Firman Tuhan yang hidup. (- DZ-KeajaibanIslam-)
Fitnah Besar Pada Kalangan Ummat Muslim, Bahwa Qur’an Kehilangan Ayat Sedang Yang Sesungguhnya Alkitablah (Bibel) Kehilangan 18.666 Ayat
http://tausyah.wordpress.com/tag/fitnah-besar/
Posted: 4 September 2010 in Kristologi
Kaitkata:18.666 Ayat, Alkitablah (Bibel), Bahwa, Fitnah Besar, Kehilangan, Kehilangan Ayat, Pada Kalangan, Qur'an, Sedang, Ummat Muslim, Yang Sesungguhnya
Kaitkata:18.666 Ayat, Alkitablah (Bibel), Bahwa, Fitnah Besar, Kehilangan, Kehilangan Ayat, Pada Kalangan, Qur'an, Sedang, Ummat Muslim, Yang Sesungguhnya
Robert Morey, seorang orientalis barat, memuntahkan ekspresi antiislamnya dalam buku The Islamic Invasion: Confronting the World?s Fastest Growing Religion. Buku 221 halaman ini sarat dengan tuduhan, hujatan, adu-domba, fitnah, dan sumpah serapah terhadap islam, Allah SWT, Nabi Muhammad SAW,
Al-Qur’an, dan hadits Nabi. Drs. H Amidhan, Ketua majelis ulama
Indonesia (MUI) menyebutkan The Islamic Invasion sebagai buku yang
lebih kejam dari buku Ayat-ayat setan tulisan Salman Rushdie.
Ironisnya, buku yang sangat berbahaya ini menjadi lahan bisnis oleh
oknum penerbit Muslim. The Islamic Invasion diterjemahkan utuh lalu
diterbitkan dengan tambahan ?catatan pinggir? (142 halaman) tentang
teologi Kristen. Catatan pinggir ini sama sekali tidak membantah
berbagai hujatan Robert terhadap Islam. Seharusnya, jika penerbit
berorientasi dakwah, seharusnya mereka menerbitkan catatan pinggir itu
saja, tanpa menerbitkan terjemahan utuh The Islamic Invasion karya
orientalis.
Seandainya terjemah buku The Islamic Invasion ini diterbitkan oleh pihak Kristen, maka bisa dipastikan akan muncul reaksi keras
dari ormas islam. Tetapi, karena terjemah The Islamic Invasion ini
diterbitkan oleh penerbit muslim, maka tidak ada reaksi protes dari
ormas islam. Terlebih, buku ini diberi kata pengantar oleh Rektor IAIN
Jakarta.
Nazri Adlani, Ketua MUI Pusat, turut prihatin dengan beredarnya buku terjemah ini. Dengan arif, ia berkomentar ?beredarnya
terjemah buku The Islamic Invasion tulisannya Robert Morey di
Indonesia adalah ciri-ciri keteledoran kita semua. Karena, buku yang
isinya menjelek-jelekkan islam, Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an, jika
dibaca oleh umat islam yang jauh dari kegiatan pengajian, mereka akan
terpengaruh oleh berbagai fitnah dan image yang keliru tentang islam.?
Walhasil, pihak walan tandho bertepuk tangan kegirangan.
Mereka tidak usah repot-repot mengeluarkan dana untuik melancarkan
hujatan kepada Al-Qur’an. Untuk mengedarkan buku hujatan terhadap
islam, mereka tidak usah pusing kepala berhadapan dengan pendemo FPI,
atau berurusan dengan polisi karena pasal ?Penodaan Agama.?
Sekarang, siapapun bisa belajar merancukan islam dengan membeli buku terjemahan The Islamic Invasion ini di toko buku islam.
Untungnya, masih ada mujahid islam yang peduli. Salah satunya adalah Abujamin Roham.
Untuk menetralisir buku berbahaya tersebut, pakar kristologi yang juga
pengurus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini menulis buku Abujamin Rohan Menggugat Islamic Invasion (382 halaman).
Salah satu senjata Robert Morey untuk mendangkalkan akidah umat adalah tuduhan bahwa Al-Qur’an kehilangan 73 ayat dalam proses pembukuannya. Robert menulis:
?Some verses missing. According to Professor
Guillamume in his book, Islam, (p.191 ff), some of the original verses
of the Quran were lost. For example, one Sura originally had 200
verses in the days of Ayesha. But by the time Utsman standardized the
text of the Quran, it had only 73 verses! A total of 127 verses had
been lost, and they have never been recovered.? (The Islamic Invasion:
Confronting the World?s Fastest Growing Religion, Harvest House
Publisher, Eugene Oregon, p.121).
(Beberapa ayat hlang, menurut Professor Guillamume dalam bukunya
yang berjudul, Islam, pada halaman 191 ff disebutkan bahwa beberapa ayat Al-Qur’an yang asli
telah hilang. Contohnya adalah salah satu surat yang aslinya terdiri
dari 200 ayat pada zaman Aisyah. Akan tetapi anehnya sesaat sebelum
Utsman membukukan teks Al-Qur?an, jumlah ayatnya tersisa hingga 73
ayat! Sedangkan 127 ayat lainnya telah hilang begitu saja dan tidak
pernah ditemukan lagi hingga sekarang).
Umat islam tidak akan pernah terpengaruh oleh gugatan orientalis
terhadap otentitas Al-Qur’an. Karena Allah sudah menjamin akan
melakukan penjagaan terhadap Al-Qur’an. Allah berfirman: ?sesungguhnya
Kami lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya? (Qs. Al-Hijr 9).
Dalam sejarah pembukuan Al-Qur’an,
tidak pernah terjadi ayat yang yang hilang, karena sejak zaman Nabi,
Al-Qur’an sudah dihafal oleh para sahabat. Ketika hendak dibukukan,
pernah terselip ayat (ingat: bukan ayat hilang). Misalnya, surat
Al-Ahzab 33 belum ditemukan catatannya, sementara ayat tersebut sudah
dihafal di luar kepala oleh para sahabat. Maka ayat yang dimaksud
dicari-cari terus, hingga akhirnya diketemukan pada catatan sahabat Abu
Khuzaimah bin Aus Al-Anshary. Demikian pula yang diketemukan di
kediaman sahabat Khuzaimah bin Tsabit.
Tidak pernah ada perbedaan naskah Al-Qur’an milik Aisyah dengan
naskah Al-Qur’an yang dibukukan oleh panitia Zaid bin Tsabit. Tudingan
Robert bahwa ada perbedaan naskah milik Aisyah dengan Al-Qur’an yang
beredar sekarang ini adalah isapan jempol. Terbukti, dia tidak bisa
menunjukkan ayat yang dikatakan telah hilang.
Tidak ada ayat Al-Qur’an yang hilang, karena ayat-ayat itu langsung dihafal oleh para sahabat setelah diwahyukan kepada Nabi SAW.
Selain itu, ayat-ayat tersebut juga ditulis oleh para sahabat di atas
kulit binatang, batu tulis yang tipis, pelepah korma, tulang binatang,
dsb.
Umat islam sedunia tidak akan guncang imannya terhadap otentisitas Al-Qur’an. Karena sejak zaman Nabi sampai kapan pun,
Al-Qur’an sedunia tetap serupa dan sama tak ada beda satu titik-koma
pun. Dimanapun berada, Al-Qur’an tetap satu, dalam bahasa Arab yang
sudah dihafal oleh jutaan huffadz.
Hal inilah yang membedakan otentisitas Al-Qur?an dengan Alkitab (bibel). Keaslian Alkitab tidak bisa terjaga
karena di samping naskahnya telah hilang, bahasa yang digunakan juga
bukan bahasa asli ketika ayat tersebut diwahyukan. Selain itu, Bibel
tidak pernah dihafal oleh satu orang pun sepanjang sejarah. Akibatnya,
berbagai penyisipan dan pengurangan ayat tidak bias dihindari oleh
Bibel.
Alkitab Reader Digest terbit lebih tipis dan ringkas dari Alkitab
standar umum. Dalam Alkitab ini, kitab perjanjian Baru diringkas 50
persen, sedangkan dan perjanjian Lama diringkas 25 persen.
Bahkan dalam Alkitab terbitan Jerman ?Die Gute Nachricht Altes und
Neues Testament?, jumlah ayatnya berkurang belasan ribu ayat dibanding Alkitab standar Protestan
(Revised Standard Version, King James Version, New International
Version, Tyndale Bible, Zonderfan Bible) maupun standar Katolik
(Revised Standard Version Catholic Edition, New American Bible, dan New
Jerusalem Bible).
Dalam Alkitab yang diterbitkan oleh Deutsche Biblestifung Stuttgart,
Germany tahun 1978 ini, terdapat lebih kurang 18.666 ayat dari ratusan
pasal yang hilang. Jumlah ini cukup mencengangkan, karena berarti tiga
kali lipat jumlah ayat kitab suci Al-Qur’an.
Bagian 2
Dalam Alkitab terbitan Jerman ?Die Gute Nachricht Altes und Neues Testament? terbitan deutsche Bibelstifung Stuttgart, Germany tahun 1978, jumlah ayat dalam Perjanjian Lama (PL) berkurang 18.666 ayat. Jumlah ini diperoleh dari perbandingan dengan Alkitab standar Protestan maupun standar Katolik.
Dalam Alkitab terbitan Jerman ?Die Gute Nachricht Altes und Neues Testament? terbitan deutsche Bibelstifung Stuttgart, Germany tahun 1978, jumlah ayat dalam Perjanjian Lama (PL) berkurang 18.666 ayat. Jumlah ini diperoleh dari perbandingan dengan Alkitab standar Protestan maupun standar Katolik.
Menurut Ev Jansen Litik, Alkitab Perjanjian Lama terdiri dari 22.465
ayat. (Tanya jawab Dogmatika Kristologi, hlm.18). Dengan demikian
berarti Alkitab PL kehilangan sekitas 83 persen. Bila dibuka dengan
cermat, dari lembaran pertama sudah terlihat mencolok adanya ayat-ayat
yang raib itu. Bermula dari kitab Kejadian (Das Erste Buch Mose), terdapat 8 pasal 5, pasal 10, pasal 20, pasal 23, pasal 26, pasal 31, pasal 34, dan pasal 36.
Dari seluruh kitab Perjanjian Lama (PL), yang paling banyak
kehilangan ayat adalah kitab Mazmur (Das Buch Psalmen). Umumnya, kiotab
ini terdiri dari 150 pasal. Tetapi dalam Alkitab terbitan Jerman ini
hanya terdapat 41 pasal saja. Sedangkan 109 pasal lainnya tidak dimuat
sama seklai. Di samping itu, bebrapa bagian di antaranya kehilangan
searoh pasal. Jika dihitung, jumlah seluruh ayat yang hilang dari
kitabMazmur berjumlah 1.830 ayat.
Nasib yang sama juga dialami oleh kitab Tawarikh yang terdiri dari
Tawarikh I dan Tawarikh II. Kitab Tawarikh I umumnya terdiri dari 29
pasal dan 891 ayat, sedangkan kitab Tawarikh II terdiri dari 36 pasal
dan 822 ayat. Kedua kitab ini sama sekali disunat dari Alkitab. Jika dikalkulasi, terdapat 1.713 ayat yang tidak dimuat dalam kitab Tawarikh.
Selain Tawarikh, kitab lain yang dipangkas habis tanpa menyisakan
satu ayat pun adalah Kitab Ester, Ratapan(nudub Yeremia), Obaja, Nahum,
Habakuk, Zefanya, Tobit, Tambahan Ester, Kebijakan Alomo, Sirakh,
Barukh, dan Tambahan Kitab Daniel. Total jumlah ayat dari kitab-kitab
yang hilang ini adalah 3.006 ayat.
Kitab Yehezkiel (Der Prophet Ezechiel) hilang 30 pasal, antara lain:
pasal 6-7, pasal 12-15, pasal 17, pasal 19-30, pasal 32, pasal 35,
pasal 38-42, pasal 44-46, dan pasal 48. Selain itu, ada bebrapa bagian
yang hilang separoh pasal, sehingga total ayat yang hilang berjumlah
871 ayat.
Kitab Yesaya (das Buch Jesaya)
yang seyogianya berjumlah 66pasal, kini tinggal 37 pasal saja,lantaran
kehilangan 29 pasal. Dari 37 pasal yang tersisa itu pun sebagian
hilang separoh pasal. Jumlah seluruh ayat yang hilang dari kitabYesaya
adalah 687 ayat.
Kitab Bilangan (Das vierte Buch Mose) hanya ada 10 pasal, setelah
kehilangan 26 pasal, antara lain: pasal 1-2, pasal 4-5, pasal 7-9,
pasal 11-12, pasal 15-19, dan pasal 25-36. Jumlah ayat yang hilang
dalam kitab Bilangan adalah 1.057 ayat.
Demikian pula yang dialami oleh Kitab Yeremia (Der Prophet Jeremia).
Kitab ini hanya memiliki 25 pasal setelah kehilangan 27 pasal. Jumlah
ayat yang hilang dalam kitab Bilangan adalah 869 ayat.
Dalam Dua Halaman raib Ribuan Ayat:
Menurut urutan yang baku, seharusnya setelah kitab Tibit adalah kitab Yudit (339 ayat), Tambahan Ester (91 ayat), Kebijakan Salomo (435 ayat), Sirakh (1.401 ayat), barukh (213 ayat), dan Tambahan KItab Daniel (196 ayat). Tetapi, enam kitab yang terdiri dari 2.675 ayat ini hilang semua. Setelah kitab Tobit, langsung loncat ke kitab Makabe.
Menurut urutan yang baku, seharusnya setelah kitab Tibit adalah kitab Yudit (339 ayat), Tambahan Ester (91 ayat), Kebijakan Salomo (435 ayat), Sirakh (1.401 ayat), barukh (213 ayat), dan Tambahan KItab Daniel (196 ayat). Tetapi, enam kitab yang terdiri dari 2.675 ayat ini hilang semua. Setelah kitab Tobit, langsung loncat ke kitab Makabe.
DAFTAR AYAT-AYAT YANG HILANG DARI ALKITAB
No Nama Kitab Jumlah
01. Kitab Kejadian (Das Erste Buch Mose) 391
02. Kitab Keluaran (Das Zweite Buch Mose) 539
03. Kitab Imamat (Das Dritte Buch Mose) 764
04. Kitab Bilangan (Das Vierte Buch Mose) 1,057
05. Kitab Ulangan (Das Funfte Buch Mose) 698
06. Kitab Yosua (Das Buch Josua) 528
07. Kitab Hakim-hakim (Das Buch Von Den Richtern) 386
08. Kitab l Samuel (Das Erste Buch Samuel) 304
09. Kitab ll Samuel (Das Zweite Buch Samuel) 363
10. I Raja-raja (Das Ersste Buch von den Konigen) 375
11. II Raja-raja (Das Zweite Buch von den Konigen) 343
12. Kitab Tawarikh I 891
13. Kitab Tawarikh II 822
14. Kitab Ezra (Das Buch Esra) 125
15. Kitab Nehemia (Das Buch Nehemia) 289
16. Kitab Ester 167
17. Kitab Ayub (Das Buch Ijob) 672
18. Kitab Mazmur (Das Buch Psalmen) 1,830
19. Kitab Amsal (Das Buch Sprichworter) 704
20 Kitab Pengkhotbah (Das Buch Koholet) 100
21. Kitab Kidung Agung (Das Hohelied) 31
22. Kitab Yesaya (Das Buch Yesaya) 687
23. Kitab Yeremia (Der Prophet Jeremia) 869
24. Kitab Ratapan 154
25. Kitab Yehezkiel (Der Prophet Ezechiel) 871
26. Kitab Daniel (Das Buch Daniel) 219
27. Kitab Hosea (Der Prophet Hosea) 128
28. Kitab Yoel (Der Prophet Joel) 16
29. Kitab Amos (Der Prophet amos) 14
30. Kitab Obaja 21
31. Kitab Mikha (Der Prophet Micha) 46
32. Kitab Nahum 47
33. Kitab Habakuk 56
34. Kitab Zefanya 53
35. Kitab Hagai (Der Prophet Haggai) 14
36. Kitab Zakharia (Der Prophet Sacharja) 115
37. Kitab Maleakhi (Der Prophet Maliachi) 36
38. Kitab Tobit (Das Buch Tobit) 85
39. Kitab Yudit 339
40. Tambahan Ester 91
41. Kebijakan Salomo 435
42. Kitab Sirakh 1,401
43. Barukh 213
44. Tambahan Kitab Daniel 196
45. I Makabe (Das Erste Buch von Den Makkabaer) 757
46. II Makabe (Das Zweite Buch von Den Makkabaer) 424
Jumlah ayat yang hilang 18,666 ayat
Kitab Imamat (Das Dritte Buch Mose) dalam Alkitab Jerman hanya
memuat pasal 9,16 dan 19 yang semuanya terdiri dari 95 ayta saja.
Padahal, standarnya kitab Imamat terdiri dari 27 pasal (859 ayat).
Selebihnya, 24 pasal (764 ayat) disapu bersih. Jadi,kitab Imamat ini
kehilangan ayat sebanyak 89 persen.
Kitab-kitab PL lainnya
yang banyak kehilangan ayat antara lain: kitab Amsal (Das Buch
Sprichworter) hilang 23 pasal (704 ayat); kitab Ayub (Das Buch Ijob)
hilang 23 pasal (672 ayat); kitab Mazmur (Das Buch Psalmen) hilang 109
pasal (1.830 ayat); kitabYosua (Das Buch Josua) hilang 17 pasal (528
ayat); kitab Ulangan (Das Funfte Buch Mose/Deuteronomium) hilang 16
pasal (698 ayat); kitabYesaya (Das Buch Jesaya) hilang 29 pasal (687
ayat), dll.
Data-data pengurangan dan perubahan tata letak ayat-ayat di atas, secara otomatis menggugurkan doktrin otoritas Alkitab (Bibel)
sebagai murni firman Tuhan. Sebab Bibel telah dikotori oleh
tangan-tangan manusia. Umat Islam tidak heran terhadap fenomena ini,
karena Allah SWT telah mengabarkan dalam Al-Qur?an:
?Mereka (Ahli Kitab) suka mengubah kalimat-kalimat Allah daripada tempat-tempatnya??(Qs. Al-Ma?idah 13).
Dengan demkian, tuduhanRobert Morey dalam buku The Islamic Invasion
bahwa Al-Qur?an kehilangan 73 ayat dalamproses pembukuannya, sangat
keliru dan tidak berdasar sama sekali. Sebab fakta sejarah telah menyanggah tuduhan ini (lihat Majalah tabligh edisi sebelumnya).
Selain itu,tuduhan kehilangan ayat dalam kitab suci itu, jelas salah
alamat bila ditujukan unutk Al-Qur?an. Sebaiknya, Morey mengalamatkan
tudingan ini kepada Alkitab (Bibel), yang terbukti telah kehilangan
18.666 ayat (sekitar 83 persen).
Molyadi Samuel am
sumber : majalah tabligh
edisi : Mei/Juni 2007
edisi : Mei/Juni 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar