Benarkah Nama Malaikat Pencabut Nyawa Adalah 'Izrail?
Pertanyaan:http://www.voa-islam.com/islamia/konsultasi-agama/2010/11/04/11588/benarkah-nama-malaikat-pencabut-nyawa-adalah-izrail/
Adakah dalil yang menyebutkan bahwa nama malaikat maut (malaikat pencabut nyawa) adalah ‘Izrail?
Jawab:
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Sudah
masyhur bahwa nama malaikat maut adalah ‘Izrail. Hanya saja, penamaan
ini tidak didapatkan keterangan yang jelas dalam Al-Qur’an al-Karim dan
tidak pula dalam sunnah nabi yang shahih. Keterangan tersebut didapatkan
dalam sebagian atsar yang terindikasikan bagian dari riwayat-riwayat
Israiliyat.
Atas
dasar ini, tidak diperbolehkan untuk menafikan dan menetapkan secara
pasti. Karenanya, kita tidak boleh menetapkan dan meyakini dengan pasti
bahwa nama malaikat maut (pencabut nyawa) adalah ‘Izrail. Kita juga
tidak boleh meniadakan (atau mengingkari)-nya dengan penuh kepastian.
Tapi kita serahkan hakikatnya kepada Allah Ta’ala, lalu kita
menamakannya dengan nama yang telah Allah sandangkan untuknya, yaitu
“malakul maut.”
Allah Ta’ala berfirman,
يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
“Katakanlah:
"Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan
kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Sajdah: 11)
Imam Ibnu katsir rahimahullaah berkata dalam al-Bidayah wa al-Nihayah (1/49),
“Adapun malaikat maut, tidak didapatkan keterangan jelas tentang
namanya di dalam Al-Qur’an, tidak pula dalam hadits shahih. Penamaannya
terdapat dalam sebagian atsar yang disebut dengan 'Izrail, wallahu
a’lam.”
Allah Ta’ala telah berfirman, “Katakanlah:
"Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan
kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Sajdah: 11)
Imam al-sindi berkata, “Tidak ada hadit marfu’ yang menyebutkan namanya.”
Al-Munawi dalam al-Faidh al-Qadir (3/32)
setelah menyebutkan bahwa malaikat maut yang namanya masyhur dengan
'Izrail berkata, “Aku tidak mendapatkan penamaan itu dalam khabar
((hadits).”
Syaikh
al-Albani dalam ta’liqnya terhadap perkataan Imam al-Thahawi, “Dan kita
mengimani malaikat maut yang ditugaskan untuk mencabut nyawa alam
semesta,” beliau rahimahullaah, “Aku katakana: ini adalah
namanya (yang disebutkan) dalam Al-Qur’an. Sedangkan menamakannya dengan
'Izrail, sebagaimana yang tersebut di tengah-tengah manusia, tidak
memiliki landasan (dasar). Sesungguhnya penamaan tersebut berasal dari
riwayat-riwayat Israiliyat.”
Syaikh
Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Malakul maut (malaikat pencabut nyawa) telah
masyhur namanya dangan 'Izrail, tapi itu tidak benar. Sesungguhnya nama
ini disebutkan dalam riwayat-riwayat israiliyat yang tidak mengharuskan
kita untuk mengimani nama ini. karenanya kita menamakan malaikat yang
ditugaskan mencabut nyawa dengan “malakul maut”, sebagaimana yang Allah 'Azza wa Jalla telah menamakannya dalam firman-Nya,
“Katakanlah:
"Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan
kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (Fatawa Ibnu al-Utsaimin: 3/161) wallahu a’lam.
Sumber: Al-Islam Sual wa Jawab, dalam situs www.Islamqa.com.
Detik-detik Sakaratul Maut Rasulullah SAW
http://www.forum-indoflasher.com/vbb/showthread.php?t=324285
Inilah bukti cinta yang sebenar-benarnya tentang cinta,
yang telah dicontohkan Allah SWT melalui kehidupan Rasul-Nya.
Pagi itu, meski langit mulai menguning di ufuk timur, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya. Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.
“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.
“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.
Fatimah menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.
Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.
Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.
Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.
Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
Pagi itu, meski langit mulai menguning di ufuk timur, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya. Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.
“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.
“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.
Fatimah menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.
Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.
Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.
Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.
Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak
lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun
segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya. Seperti Allah dan Rasul mencintai kita semua.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya. Seperti Allah dan Rasul mencintai kita semua.
sumber : http://ais.blogsome.com/2007/05/15/deti
Wujud Malaikat Izrail, Sang Malaikat Pencabut Nyawa
Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa
dengan malaikat Mikail baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya
dan sayapnya. Semuanya tidak kurang dan tidak lebih.
Ilustrasi |
Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di
muka, satu wajah di kepala, satu dipunggung dan satu lagi di telapak
kakinya. Dia mengambil nyawa para nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang
mukmin dengan wajah mukanya, nyawa orang kafir dengan wajah punggung
dan nyawa seluruh jin dengan wajah tapak kakinya.
Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za'faran dan di setiap bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000 kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan yang memisahkan Surga dan Neraka.
Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, niscaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah.
Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za'faran dan di setiap bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000 kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan yang memisahkan Surga dan Neraka.
Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, niscaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah.
Kematian
Disebutkan,
ketika Allah SWT mencipta Al-Maut (kematian) dan menyerahkan kepada
malaikat Izrail, maka berkata malaikat Izrail: "Wahai Tuhanku, apakah Al-Maut itu?".
Maka Allah SWT menyingkap rahasia Al-Maut itu dan memerintah seluruh malaikat menyaksikannya.
Setelah seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut itu, maka tersungkurlah semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun.
Setelah para malaikat sadar kembali, bertanyalah mereka: "Ya Tuhan kami, adakah makhluk yang lebih besar dari ini?" Kemudian Allah SWT berfirman: "Akulah yang menciptakannya dan Aku-lah yang lebih Agung dari padanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu".
Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah menyerahkan kepadanya. Walau bagaimanapun, Malaikat Izrail khawatir jika tidak terdaya untuk mengambilnya sedangkan Al- Maut lebih agung daripadanya. Kemudian Allah SWT memberikannya kekuatan, sehinggalah Al-Maut itu menetap di tangannya.
Disebutkan pula, setelah seluruh makhluk hidup sudah dicabut nyawanya pada hari kiamat kelak dan yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu Allah SWT menyuruhnya untuk mencabut nyawanya sendiri, demi melihat dahsyatnya sakarataul maut yang sedang terjadi terhadap dirinya, beliau mengatakan "Ya Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali sakaratul maut ini, tidak akan tega saya mencabut nyawa seorang mukmin".
Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.
Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat 'Azab. Sedangkan untuk mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya itu adalah tugas dari Malaikat Arham.
Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara Malaikat yang sering turun ke bumi untuk bertemu dengan para nabi antaranya ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s.
Maka Allah SWT menyingkap rahasia Al-Maut itu dan memerintah seluruh malaikat menyaksikannya.
Setelah seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut itu, maka tersungkurlah semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun.
Setelah para malaikat sadar kembali, bertanyalah mereka: "Ya Tuhan kami, adakah makhluk yang lebih besar dari ini?" Kemudian Allah SWT berfirman: "Akulah yang menciptakannya dan Aku-lah yang lebih Agung dari padanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu".
Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah menyerahkan kepadanya. Walau bagaimanapun, Malaikat Izrail khawatir jika tidak terdaya untuk mengambilnya sedangkan Al- Maut lebih agung daripadanya. Kemudian Allah SWT memberikannya kekuatan, sehinggalah Al-Maut itu menetap di tangannya.
Disebutkan pula, setelah seluruh makhluk hidup sudah dicabut nyawanya pada hari kiamat kelak dan yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu Allah SWT menyuruhnya untuk mencabut nyawanya sendiri, demi melihat dahsyatnya sakarataul maut yang sedang terjadi terhadap dirinya, beliau mengatakan "Ya Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali sakaratul maut ini, tidak akan tega saya mencabut nyawa seorang mukmin".
Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.
Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat 'Azab. Sedangkan untuk mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya itu adalah tugas dari Malaikat Arham.
Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara Malaikat yang sering turun ke bumi untuk bertemu dengan para nabi antaranya ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s.
Sakaratul Maut dan Kematian Mukmin
Sesungguhnya
seorang hamba mukmin apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat,
turun kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah putih seakan
wajah mereka ibarat matahari.
Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon mayat sejauh mata memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datanglah Malaikat maut Alaihis Salam dan duduklah di samping kepala calon mayat seraya berkata: "Wahai jiwa yang baik, wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah".
Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir tempat air. Malaikat maut-pun mengambilnya, setelah Malaikat mengambil ruh itu maka segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang sangat wangi seperti bau parfum yang paling wangi di muka bumi ini.
Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat diantara langit dan bumi menshalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit, semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.
Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit, dan tiap-tiap melalui rombongan Malaikat mereka selalu bertanya: "Ruh siapa yang wangi ini???" Para Malaikat yang membawanya menjawab: "Ini ruhnya Fulan bin Fulan", sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia.
Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di dunia, Kebaikan-
kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam
semesta. Tatkala telah sampai di langit dunia para Malaikat meminta dibukakan pintunya.
Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu, kemudian semua Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah berfirman: "Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu? (Yaitu)kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)" (QS. Al-Muthaffifiin: 19-20).
Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan: "Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain". Roh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya.
Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon mayat sejauh mata memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datanglah Malaikat maut Alaihis Salam dan duduklah di samping kepala calon mayat seraya berkata: "Wahai jiwa yang baik, wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah".
Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir tempat air. Malaikat maut-pun mengambilnya, setelah Malaikat mengambil ruh itu maka segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang sangat wangi seperti bau parfum yang paling wangi di muka bumi ini.
Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat diantara langit dan bumi menshalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit, semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.
Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit, dan tiap-tiap melalui rombongan Malaikat mereka selalu bertanya: "Ruh siapa yang wangi ini???" Para Malaikat yang membawanya menjawab: "Ini ruhnya Fulan bin Fulan", sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia.
Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di dunia, Kebaikan-
kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam
semesta. Tatkala telah sampai di langit dunia para Malaikat meminta dibukakan pintunya.
Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu, kemudian semua Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah berfirman: "Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu? (Yaitu)kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)" (QS. Al-Muthaffifiin: 19-20).
Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan: "Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain". Roh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya.
Sakaratul Maut dan Kematian Kafir atau Fajir
Sesungguhnya
seorang hamba yang kafir atau fajir (banyak dosa), apabila hendak
meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para Malaikat dari
langit yang sangat keras lagi berwajah hitam sambil membawa kain yang
kasar dari neraka. Para malaikat itu duduk disamping calon mayit sejauh
mata memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datang Malaikat maut Alaihis Salam dan duduk di samping kepalanya seraya berkata: "Wahai jiwa yang busuk keluarlah menuju murka dan kebencian dari Allah". Roh itupun terkejut...Lalu Malaikat mencabutnya seperti mencabut alat pemanggang yang banyak cabangnya dari kain yang basah sehingga terputuslah urat-urat dan ototnya.
Malaikat itupun mengambil rohnya dan langsung memasukkannya kedalam kain kasar (yang dari neraka itu). Keluar dari ruh itu bau yang sangat busuk seperti bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi ini.
Para Malaikat lalu membawa roh itu naik, tiadalah melalui rombongan Malaikat melainkan mereka selalu bertanya: "Roh siapa yang busuk ini?"...Para Malaikat yang membawanya menjawab: "Ini rohnya Fulan bin Fulan", dengan menyebut panggilan-panggilan buruknya ketika di dunia...Malaikat yang membawanya menyebutkan keburukan-keburukanya selama di dunia...Keburukan-keburukannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam semesta.
Semua malaikat diantara langit dan bumi melaknatinya (mengutuknya), juga semua malaikat yang di langit. Ditutup untuknya pintu-pintu langit. Masing-masing penjaga pintu berdoa kepada Allah agar ruh itu tidak lewat melalui pintunya.
Tatkala telah sampai di langit dunia mereka meminta agar dibuka pintunya dan ternyata tidak dibukakan. Kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa ala alihi wa sallam membacakan: "Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum." (QS.Al-A?raaf: 40).
Lantas Allah berfirman: "Tulislah catatan amalnya di sijjiin, dibumi yang paling bawah", Kemudian dikatakan: "Kembalikan hambaKu ke bumi karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta mengeluarkan mereka darinya pula pada kali yang lain".
Lalu rohnya dilempar dari langit sehingga terjatuh ke bumi, kemudian Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam membacakan ayat: "Dan barangsiapa menyekutukan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (QS. Al- Hajj: 31).
Perintah mencabut nyawa dari 'Arsy Malaikat Maut tidak mengetahui kapan tiap-tiap makhluk yang akan mati, sampai ada daun dari pohon (Sidrat al-Muntaha) yang terletak di bawah 'Arsy gugur.
Didaun tersebut tertulis nama makhluk yang akan di cabut nyawanya, lalu dia akan mencabut nyawa makhluk tersebut tepat setelah 40 hari. Jumlah daun di pohon tersebut sama banyaknya dengan bilangan makhluk yang Allah ciptakan.
Kemudian akan jatuh dua titisan dari arah 'Arsy pada daun tersebut, titisan hijau ataupun putih. Hijau menandakan bakal si mayat akan mendapat kecelakaan sementara putih mengambarkan dia akan mendapat kebahagiaan.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datang Malaikat maut Alaihis Salam dan duduk di samping kepalanya seraya berkata: "Wahai jiwa yang busuk keluarlah menuju murka dan kebencian dari Allah". Roh itupun terkejut...Lalu Malaikat mencabutnya seperti mencabut alat pemanggang yang banyak cabangnya dari kain yang basah sehingga terputuslah urat-urat dan ototnya.
Malaikat itupun mengambil rohnya dan langsung memasukkannya kedalam kain kasar (yang dari neraka itu). Keluar dari ruh itu bau yang sangat busuk seperti bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi ini.
Para Malaikat lalu membawa roh itu naik, tiadalah melalui rombongan Malaikat melainkan mereka selalu bertanya: "Roh siapa yang busuk ini?"...Para Malaikat yang membawanya menjawab: "Ini rohnya Fulan bin Fulan", dengan menyebut panggilan-panggilan buruknya ketika di dunia...Malaikat yang membawanya menyebutkan keburukan-keburukanya selama di dunia...Keburukan-keburukannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam semesta.
Semua malaikat diantara langit dan bumi melaknatinya (mengutuknya), juga semua malaikat yang di langit. Ditutup untuknya pintu-pintu langit. Masing-masing penjaga pintu berdoa kepada Allah agar ruh itu tidak lewat melalui pintunya.
Tatkala telah sampai di langit dunia mereka meminta agar dibuka pintunya dan ternyata tidak dibukakan. Kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa ala alihi wa sallam membacakan: "Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum." (QS.Al-A?raaf: 40).
Lantas Allah berfirman: "Tulislah catatan amalnya di sijjiin, dibumi yang paling bawah", Kemudian dikatakan: "Kembalikan hambaKu ke bumi karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta mengeluarkan mereka darinya pula pada kali yang lain".
Lalu rohnya dilempar dari langit sehingga terjatuh ke bumi, kemudian Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam membacakan ayat: "Dan barangsiapa menyekutukan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (QS. Al- Hajj: 31).
Perintah mencabut nyawa dari 'Arsy Malaikat Maut tidak mengetahui kapan tiap-tiap makhluk yang akan mati, sampai ada daun dari pohon (Sidrat al-Muntaha) yang terletak di bawah 'Arsy gugur.
Didaun tersebut tertulis nama makhluk yang akan di cabut nyawanya, lalu dia akan mencabut nyawa makhluk tersebut tepat setelah 40 hari. Jumlah daun di pohon tersebut sama banyaknya dengan bilangan makhluk yang Allah ciptakan.
Kemudian akan jatuh dua titisan dari arah 'Arsy pada daun tersebut, titisan hijau ataupun putih. Hijau menandakan bakal si mayat akan mendapat kecelakaan sementara putih mengambarkan dia akan mendapat kebahagiaan.
Sakaratul Maut
http://yunita-tresa.blogspot.com/2012/05/sakaratul-maut.html
·
Menurut Medis
Sakaratul
maut (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian,
yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Atau Sakaratul
maut merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki
berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian
merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta
hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya
aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap.
Sakartul maut dan kematian merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan,
serta merupakan suatu fenomena tersendiri. kematian lebih kearah suatu proses,
sedangkan sakaratul maut merupakan akhir dari hidup.
·
Menurut islam
Maksud
sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan
himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya.
Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara akhirat, sehingga manusia
sadar, yakin dan mengetahuinya. Ada yang berpendapat al haq adalah hakikat
keimanan sehingga maknanya menjadi telah tiba sakaratul maut dengan kematian.
Seperti dalam ayat:
كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ
{26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ
بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
{30}
"Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan". Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau". [Al Qiyamah: 26-30]
"Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan". Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau". [Al Qiyamah: 26-30]
2.2
Ciri-ciri Orang yang Akan Meninggal
Orang yang menghadapi sakaratul maut
akan memperlihatkan tingkah laku yang khas, antara lain :
1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang
dimulai pada anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan,
ujung hidung yang terasa dingin dan lembabz
2. Kulit
nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat
3. Nadi
mulai tak teratur, lemah dan pucat
4.
Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene stokes
5. Menurunnya
tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada
biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap
individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan
cemas nampak lebih pasrah menerima.
2.3 Proses Sakaratul Maut
Dalam Medis
·
>7 – 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati.
Penghubung ke otak mulai mati.
·
>1 – 4 Jam
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku n rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku n rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
·
>4 – 6 Jam
Rigor Mortis terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
Rigor Mortis terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
·
>6 Jam
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
·
>8 Jam
Suhu tubuh langsung menurun drastis.
Suhu tubuh langsung menurun drastis.
·
>24 – 72 Jam
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
·
>36 – 48 Jam
Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.
Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.
·
>3 – 5 Hari
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
·
>8 – 10 Hari
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
·
>Beberapa Minggu
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.
·
>Satu Bulan
Kulit Anda mulai mencair.
Kulit Anda mulai mencair.
·
>Satu Tahun
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.
·
Mengingat mati bukan utk menakut-nakuti tp utk
dijadikan pelajaran spy kita menjadi insan yg lebih baik lagi & Takut pada
Tuhan.
Manusia tidak perlu sombong, tiap2 yg hidup pasti mati
Manusia tidak perlu sombong, tiap2 yg hidup pasti mati
Dalam Islam
Proses
sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak
dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita
menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk,
bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara
bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul
maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti
dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit
sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa
sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang
selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul
maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak.
Demikianlah rencana Allah. Wallahu a'lam bis shawab.
Sakaratul
Maut Orang-orang Zhalim
Imam Ghozali
mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk
melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun
memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar
berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan
satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari
mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak
sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang
wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk
menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh
lebih dahsyat dari itu.
Kisah ini
menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi
ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh
kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta
dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar
serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari
timah keras.
Itulah wajah
Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh
kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka
kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang
sisa hidup kita.
Alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada)
dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan
tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu
dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan
terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An'am 6:93)
(Yaitu)
orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim
kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata);
"Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat
menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu
kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di
dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.
(QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir
sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat
Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, "Semoga
Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa
hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir
menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu.
Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! " Ketika itulah orang
yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Ketika sakaratul
maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap
keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan
padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tak
seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah
diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau
di neraka".
Dan inilah
ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka,
"Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan
siksa neraka". Naudzu bila min dzalik!
Sebaliknya Imam
Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut
sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat
harum.
Dan dikatakan
kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan".
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan
sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat
bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya,
mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala
apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang
yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para
malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah
kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS,
An-Nahl, 16 : 30-31-32)
Dan saat
terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan
menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, "Bergembiaralah,
wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa
menunggumu".
2.4 Peran Perawat Disaat Mendampingi Pasien yang
Sedang Mengalami Sakaratul Maut
1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada
Allah SWT.
Pada
sakaratul maut perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada Allah
sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslem. Jangan sampai seorang
dari kamu mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah, selanjutnya
Allah berfirman dalam hadist qudsi, Aku ada pada sangka-sangka hambaku, oleh
karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang baik . Selanjutnya Ibnu
Abas berkata, Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut, hiburlah dia
supaya bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa dengan Tuhannya itu.
Selanjutnya Ibnu Mas´ud berkata : Demi Allah yang tak ada Tuhan selain Dia,
seseorang yang berbaik sangka kepada Allah maka Allah berikan sesuai dengan
persangkaannya itu. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan apapun jua berada
ditangannya.
2. Membasahi kerongkongan orang yang sedang
sakaratul maut
Disunnahkan
bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang sedang
sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga
untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja
kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk
berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat
meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga
hal itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat.
(Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)
3. Mengajarkannya atau
mengingatkannya untuk mengucapkan kalimat syahadat yaitu La ilaha illallah
Muhammad Rasulullah.
Perawat
muslim dalam mengajarkan atau mengingatkanya kalimah laaillallah dapat dilakukan
pada pasien terminal menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan
nafasnya yang terakhir.
Dalam keadaan
yang seperti itu peran perawat disamping memenuhi kebutuhan fisiknya juga harus
memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar diupayakan meninggal dalam
keadaan Husnul Khatimah. Perawat membimbing pasien dengan mentalkinkan
(membimbing dengan melafalkan secara berulang-ulang), sebagaimana Rasulullah
mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim.
“Talkinkanlah
olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena
sesungguhnya seseoranng yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya
maka itulah bekalnya sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan
itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju surga”.
Selanjutnya
Umar Bin Ktahab berkata Hindarilah orang yang mati diantara kami dan
dzikirkanlah mereka dengan ucapan Laailahaillahllah, maka sesungguhnya mereka
(orang yang meninggal) melihat apa yang tidak bisa, kamu lihat .
4. Menghadapkannya ke arah kiblat.caranya
jika ia berbaring,maka lambung kanannya diarahkan ke lantai.
Disunnahkan
untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah kiblat. Sebenarnya
ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw. Hanya
saja dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus shalih
melakukan hal tersebut
. Para Ulama sendiri telah menyebutkan dua cara
bagaimana menghadap kiblat:
a. Berbaring
terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya dihadapkan
kearah kiblat. Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar ia
menghadap kearah kiblat.
b.
Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap ke
kiblat. Dan Imam Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara yang
paling benar. Seandainya posisi ini menimbulkan sakit atau sesak, maka
biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang membuatnya selesai.
5.
Mendo’akannya agar dosanya diampunin dan dimudahkan keluarnya ruh .Wallahu
A’lam.
Di samping
berusaha memberikan sentuhan perawat muslim perlu berkomunikasi terapeutik,
antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda:
Bila kamu datang
mengunjungi orang sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik
karena sesungguhnya malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan.
Selanjutnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah Rasulullah bersabda apabila kamu
menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka tutuplah matanya
karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan
kata-kata yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan.
Jumlah Malaikat
17 Juni 2007
http://mardee19.wordpress.com/2007/06/17/jumlah-malaikat/
Masih kita
temukan, seorang guru agama atau TPA yang bertanya kepada anak didiknya,
“Ada berapa jumlah malaikat?” Kemudian anak didiknya pun menjawab
serentak dengan yakin, “Sepuluh….!” Dan sang guru dengan tenangnya
manggut-manggut membenarkan. Jika ada yang menjawab “nggak tahu”, maka
malah inilah yang benar. Jumlah malaikat seluruhnya hanya Allahlah yang
mengetahuinya, dan tidak ada dalil yang menyebutkan hal itu. Sepuluh
malaikat yang sering disebutkan itu hanyalah malaikat yang diketahui
namanya dan tugasnya secara spesifik berdasarkan dalil-dalil dari
Al-Quran dan Hadits.
Bagaimana anda bisa yakin bahwa jumlah malaikat itu ada 10 jika malaikat penjaga neraka Saqor saja ada 19?
“Taukah
kamu apa neraka Saqor itu? Saqor itu tidak meninggalkan dan tidak pula
membiarkan. Saqor adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada 19
(malaikat penjaga). Dan tiada kami jadikan penjaga itu melainkan seorang
malaikat.” (Al-Mudatsir: 28)
Lagian, ketika perang badar Allah menurunkan 1000 malaikat.
“Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kalian 1000 malaikat yang dating berturut-turut.” (Al-Anfal:9)
Malahan
Rasulullah Saw memberitakan bahwa di langit ada Al-Baitul Ma’mur yang
setiap harinya dimasuki 70 ribu malaikat, setelah mereka keluar darinya,
tidak kembali lagi. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Al-Baitul Ma’mur
(Rumah di langit ke tujuh yang dikelilingi malaikat) dalam setiap hari
dimasuki tujuh puluh ribu malaikat dan mereka tidak keluar daripadanya.”
(HR Bukhari dan Muslim). Nah, malah lebih banyak
kan?
kan?
Jika
pertanyaan di atas diganti menjadi “Ada berapa jumlah malaikat yang
kita ketahui jumlah dan tugasnya?” maka jawaban “Sepuluh..!” bisa
menjadi benar. Namun untuk jumlah seluruh malaikat di alam semesta ini
hanya Allah-lah yang mengetahuinya.
Nama malaikat pencabut nyawa
Sekedar
tambahan, hampir semua muslim jika ditanya “Siapakah nama malaikat
pencabut nyawa?” mereka akan menjawab dengan serentak “Izrail!!!” dan
yang bertanya pun biasanya membenarkan saja.
Sayangnya
nama Izrail sebagai malaikat pencabut nyawa itu tidak pernah disebutkan
dalam Al-Quran dan Hadits yang shahih. Malaikat pencabut nyawa dalam
Al-Quran dan Hadits diberi nama Malaikat Maut. Allah Ta’ala berfirman:
“Katakanlah, malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) kalian akan mematikan kalian.” (As-Sajdah: 11)
Lho,
lalu darimana nama Izrail itu dicomot untuk identitas malaikat pencabut
nyawa? Syaikh Al-Albani seorang ulama hadits, mengatakan bahwa nama
Izrail berasal dari hadits-hasits Israiliyat (hadits yang berasal dari
ahli kitab yang diragukan kebenarannya).
Begitulah
kenyataan dan kebenarannya. Kanyataan yang adalah masih baynak kaum
muslimin yang belum betul dalam beriman kepad malaikat Allah Ta’ala.
Sedangkan apa yang mereka yakini jauh dari kebenaran yang terdapat dalam
Al-Quran dan As-Sunnah.
Wallahu a’lam bishshawab………
Jeritan Iblis Saat Sakaratul Maut
Kisah Islamiah hadir kembali dengan kisah Jin, dengan
Iblis sebagai pokok pembicaraan. Saat kiamat nanti, semua yang hidup
akan mati, tidak terkecuali iblis dan anak keturunannya. Disebutkan
bahwa Iblis sangat sengsara pada saat naza' atau proses pencabutan nyawa.
BERIKUT KISAHNYA.
Dalam kitab karya Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy diceritakan bahwa saat sangkakala kematian ditiup, maka terkejutlah semua penghuni langit dan bumi. Gunung-gunung berjalan, langit terbalik dan bumi bergoncang, orang yang hamil akan melahirkan bayinya, orang yang menyusui lupa pada anak yang disusuinya, anak-anak jadi ubanan, matahari mengalami gerhanan, manusia lupa diri dan setan pun bingung.
Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya goncangan pada hari kiamat adalah goncangan yang sangat besar (dahsyat)."
(QS. Al-Hajj: 1).
TIUPAN SANGKA KALA.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Apakah kalian mengetahui tentang hari tersebut?"
Merka menjawab,
"Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu."
BERIKUT KISAHNYA.
Dalam kitab karya Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy diceritakan bahwa saat sangkakala kematian ditiup, maka terkejutlah semua penghuni langit dan bumi. Gunung-gunung berjalan, langit terbalik dan bumi bergoncang, orang yang hamil akan melahirkan bayinya, orang yang menyusui lupa pada anak yang disusuinya, anak-anak jadi ubanan, matahari mengalami gerhanan, manusia lupa diri dan setan pun bingung.
Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya goncangan pada hari kiamat adalah goncangan yang sangat besar (dahsyat)."
(QS. Al-Hajj: 1).
TIUPAN SANGKA KALA.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Apakah kalian mengetahui tentang hari tersebut?"
Merka menjawab,
"Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu."
Nabi Muhammada SAW bersabda,
"Pada hari itu Allah berfirman kepada Adam a.s,
"Bangunlah dan pilihlah dari anak cucumu yang memilih neraka. 'Berpaa orang dari tiap 1000 orang?'
Allah SWT berfirman,
Dari setiap 1000 orang, ada 999 orang di neraka dan satu orang di surga."
Maka sangatlah berat keadaan kaum pada saat itu, kebanyakan mereka menangis dan bersusah hati.
Lalu Rasulullah SAW,
"Sesungguhnya aku mengharapkan 2/3 diantara kalian adalah ahli surga."
Nabi bersabda lagi,
"Bergembiralah kalian, sesungguhnya kalian adalah bagian dari beberapa umat, seperti rambut pada lambung unta, sesungguhnya kalian adalah satu bagian dari seribu bagian umat."
Kemudian Allah SWT memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala dengan tiupan yang mematikan, maka ditiup sangkakala dan malaikat israfil berkata,
"Wahai para ruh yang telanjang, keluarlah kalian atas perintah Allah SWT."
Maka binasa dan matilah seluruh penghuni langit dan bumi kecuali orang yang dikehendaki Allah, maka sesungguhnya mereka hidup di sisi-Nya.
Maka binasa dan matilah seluruh penghuni langit dan bumi kecuali orang yang dikehendaki Allah, maka sesungguhnya mereka hidup di sisi-Nya.
Allah SWT berfirman,
"Hai malaikat maut, sesungguhnya Aku menciptakan bagimu sebanyak bilangan orang-orang yang pertama sampai yang terakhir sebagai pemabantu, dan Aku menjadikan untukmu kekuatan langit dan bumi, dan sesungguhnya hari ini Aku memberimu pakaian kemurkaan, maka turunlah dengan kemurkaan-Ku dan cambuk-Ku pada iblis yang terlaknat, maka timpakanlah kematian kepadanya dan bawalah padanya pahitnya kematian orang-orang dari yang pertama sampai yang terkahir dari manusia dan jin dengan berkali-kali lipat.
Dan bawalah besertamu 70.000 malaikat zabaniyah, beserta setiap malaikat sebuah rantai dari neraka Lazha."
IBLIS MENANGIS.
Lalu malaikat maut memanggil para malaikat untuk membuka pintu-pintu neraka, maka turunlah malaikat maut dengan rupa yang sangat menakutkan. Setelah sampai di hadapan iblis, malaikat maut menangkapnya hingga pingsan, iblis menjerit dengan jeritan yang seandainya seluruh penghuni langit dan bumi mendengarnya, maka pingsanlah mereka sebab jeritan iblis tersebut.
Malaikat maut berkata,
"Hai iblis, rasakanlah olehmu kematian pada hari ini, berapakah umur yang telah engkau habiskan dan berapakah lamanya engkau telah menyesatkan (manusia)."
Maka larilah iblis ini ke arah timur dan ketika sampai di timur, malaikat maut sudah berada di sana. Iblis pun berlari ke arah barat dan malikat maut pun sudah berada di sana, kemanapun iblis lari, malaikat maut selalu ditemuinya.
Iblis berkata,
"Hai malaikat maut, dengan gelas apa engkau memberiku minum?"
Malaikat maut menjawab,
"Dengan gelas dari neraka Lazha dan neraka Sa'ir."
Iblis pun terjatuh ke bumi berkali-kali, sehingga ia berada di tempat yang sangat hina dan dilaknati. Lalu malaikat zabaniyah menurunkan gantolan, menarik dan menikamnya dengan tombak, maka iblis itu mengalami naza' (proses pencabutan nayawa) dan sakaratul maut yang teramat menyakitkan.
I’m Malakul
Maut
It was early
in the morning at four,
When death
knocked upon a bedroom door.
Who is there? The sleeping one
cried.
I’m Malakul Maut, let me inside.
I’m Malakul Maut, let me inside.
At once, the man began to
shiver,
As one sweating in deadly fever,
As one sweating in deadly fever,
He shouted to his sleeping
wife,
Don’t let him take away my life.
Don’t let him take away my life.
Please go away, O Angel of
Death!
Leave me alone; I’m not ready yet.
Leave me alone; I’m not ready yet.
My parents and family depends
on me,
Give me a chance, O please!
Give me a chance, O please!
The angel knocked again and
again,
Friend! I’ll take your life without a pain,
Friend! I’ll take your life without a pain,
It is your soul that Allah
requires,
I come not with my own desires..
I come not with my own desires..
Bewildered, the man began to
cry,
O Angel I’m afraid to die,
O Angel I’m afraid to die,
I’ll give you gold and be your
slave,
Don’t send me to the unlit grave.
Don’t send me to the unlit grave.
Let me in, O Friend! The Angel
said,
Open the door; get up from your bed,
Open the door; get up from your bed,
If you do not allow me in,
I will walk through it, like a Jinn.
I will walk through it, like a Jinn.
The man held a gun in his hand,
Ready to defy the Angel’s stand..
Ready to defy the Angel’s stand..
I’ll point my gun, towards your
head,
You dare come in; I’ll shoot you dead.
You dare come in; I’ll shoot you dead.
By now the Angel was in the
room,
Saying, O Friend! Prepare for your doom.
Saying, O Friend! Prepare for your doom.
Foolish man, Angels never die,
Put down your gun and do not sigh.
Put down your gun and do not sigh.
Why are you afraid! Tell me O man,
To die according to Allah’s plan?
Come smile at me, do not be grim,
Be Happy, to return to Him.
O Angel! I bow my head in
shame;
I had no time to take Allah’s Name.
I had no time to take Allah’s Name.
From morning till dusk, I made
my wealth,
Not even caring for my own health.
Not even caring for my own health.
Allah’s command I never obeyed,
Nor five times a day I ever prayed.
Nor five times a day I ever prayed.
Ramadan came and a Ramadan
went,
But I had no time to repent.
But I had no time to repent.
The Hajj was already FARDH on
me,
But I would not part with my money.
But I would not part with my money.
All charities I did ignore,
Taking usury more and more.
Taking usury more and more.
Sometimes I sipped my favorite
wine,
With flirting women I sat to dine…
With flirting women I sat to dine…
O Angel! I appeal to you,
Spare my life for a year or two.
Spare my life for a year or two.
The Laws of Qur’an I will obey,
I’ll begin my SALAT this very day.
I’ll begin my SALAT this very day.
My Fast and Hajj, I will
complete,
And keep away from self-conceit.
And keep away from self-conceit.
I will refrain from usury,
And give all my wealth to charity,
And give all my wealth to charity,
Wine and wenches I will detest,
Allah’s oneness I will attest.
Allah’s oneness I will attest.
We Angels do what Allah
demands,
We cannot go against His commands..
We cannot go against His commands..
Death is ordained for everyone,
Father, mother, daughter or son.
Father, mother, daughter or son.
I’m afraid this moment is your
last,
Now be reminded, of your past,
Now be reminded, of your past,
do understand your dreadful
fears,
But it is now too late for your tears.
But it is now too late for your tears.
You lived in this world, two
score and more,
Never did to you, your people adore.
Never did to you, your people adore.
Your parents, you did not obey,
Hungry beggars, you turned away.
Hungry beggars, you turned away.
Your two ill-gotten, female
offspring,
In nightclubs, for livelihood they sing.
In nightclubs, for livelihood they sing.
Instead of making many more
Muslims,
You made your children more non-Muslims?
You made your children more non-Muslims?
You did ignore the Mua’dhin
Adhaan,
Nor did you read the Holy Qur’an.
Nor did you read the Holy Qur’an.
Breaking promises all your
life,
Backbiting friends, and causing strife !
Backbiting friends, and causing strife !
From hoarded goods, great
profits you made,
And for your poor workers, you always underpaid.
And for your poor workers, you always underpaid.
Horses and fancy cars were your
leisure,
Moneymaking was only your pleasure.
Moneymaking was only your pleasure.
You ate vitamins and grew more
fat,
With the very sick, you never sat.
With the very sick, you never sat.
A pint of blood you never gave,
Which could a little baby save?
Which could a little baby save?
O Human, you have done enough
wrong,
You bought good properties for a song.
You bought good properties for a song.
When the farmers appealed to
you,
You did not have mercy, it is true.
You did not have mercy, it is true.
Paradise
for you? I cannot tell,
Undoubtedly you will dwell in hell.
Undoubtedly you will dwell in hell.
There is no time for you to
repent,
I’ll take your soul for which I am sent.
I’ll take your soul for which I am sent.
The ending however, is very
sad,
Eventually the man became mad
Eventually the man became mad
With a cry, he jumped out of
bed,
And suddenly, he fell down dead.
And suddenly, he fell down dead.
O my Brother! Take moral from
here,
You never know, your end may be near
You never know, your end may be near
Change your living and make
amends
For heaven, on your deeds depends.
For heaven, on your deeds depends.
if this poem inspires you,
It can help someone too.
It can help someone too.
At least take some time, and
do not ban
And send it to as many people as you can.
This
poem may change many lives,And send it to as many people as you can.
And Allah may have for you a great surprise