Inilah Fakta Seram Program Nuklir Israel
Selasa, 12 Juni 2012, 06:01 WIB. http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/06/12/m5h6m1-inilah-fakta-seram-program-nuklir-israel
Reaktor nuklir Israel
REPUBLIKA.CO.ID, Ketika AS dan Barat sibuk menuding Iran soal fasilitas nuklirnya untuk tujuan pertahanan, tak banyak tudingan yang mengarah pada Israel. Padahal, Israel senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan nuklirnya dengan tujuan militer.
Bahkan, proyek nuklir Israel sejak awal pendiriannya bertujuan militer. Pada tahun 1952, rezim Zionis mendirikan Komisi Energi Nuklir. Lima tahun kemudian komisi tersebut mencapai kesepakatan dengan Prancis mengenai pembangunan reaktor riset Dimona, Negev.
Reaktor riset berkekuatan 24 megawat air berat itu dioperasikan pada tahun 1964. Di reaktor ini pula Prancis melakukan pengolahan bahan bakar nuklir, sekaligus menyiapkan plutonium untuk memenuhi kepentingan militer Israel.
Sejak itu Israel semakin agresif meningkatkan kemampuan nuklir militernya. Pada tahun 1964, CIA melaporkan bahwa Israel berhasil memproduksi bom atom plutonium.
Hingga dekade 1990-an, rezim Zionis meningkatkan jumlah hulu ledak nuklirnya dari 75 hingga 130 buah. Pada tahun 2006, dengan dukungan AS dan negara Barat lainnya, Israel terang-terangan mengumumkan program nuklir militernya. Bulletin of The Atomis Scientist mengumumkan bahwa jumlah hulu ledak nuklir Israel menempati urutan kelima di dunia.
Sejatinya, senjata nuklir merupakan bagian dari doktrin militer Israel. Berbeda dengan Iran yang bersikap transparan terhadap IAEA, Israel justru menolak kedatangan inspektur IAEA untuk meninjau program nuklir yang jelas-jelas bertujuan militer, dan mengancam kawasan dan dunia itu. Tel Aviv juga menolak untuk menandatangani traktat NPT. Namun mengapa Israel yang malah mendesak publik dunia supaya menekan Teheran untuk menghentikan program nuklir sipilnya. Redaktur: Endah Hapsari. Sumber: Irib/Irna
Rencana Penggulingan Suriah oleh AS untuk Lindungi Israel
Sunday, 10 June 2012, 00:44 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
Seorang bocah lelaki memegang sarung guling replika jasad mati saat menggela demonstrasi menentang Presiden Suriah, Bashar al-Assad di Binsh, Idlib, pada Sabtu (1/6)
Seorang komandan senior Iran mengatakan Amerika Serikat (AS) berusaha untuk mengacaukan Suriah dalam upaya untuk menjaga kepentingan Israel di Timur Tengah.
"Dengan menggunakan bantuan dari beberapa negara-negara regional dan salah satu tetangga Muslim Suriah dan pengiriman tentara bayaran bersenjata dan teroris, mereka (Amerika) berniat untuk meletakkan Wahhabi berkuasa di Suriah," kata komandan senior Iran Hassan Firouzabadi, Sabtu (9/6).
"Dengan cara ini, AS dan rezim Zionis berusaha untuk membawa harapan baru bagi keberadaan Zionis," tambahnya.
Firouzabadi mengatakan bahwa bangsa Suriah tidak akan tertipu oleh AS dan tidak akan menyerahkan negaranya ke Israel.
Pada akhir Mei, sebuah laporan media mengungkapkan bahwa pimpinan negara-negara Barat dan boneka Arab mereka sedang merencanakan penggulingan Suriah dengan menggunakan Lebanon.
Laporan lainnya mengatakan AS bertujuan untuk menciptakan kawasan kecil yang dilindungi Lebanon dan menggunakannya sebagai kamp pelatihan militer untuk digunakan Alqaidah dan oposisi Suriah.
Juga sumber-sumber informasi lainnya mengungkapkan bahwa pada akhir Mei, penguasa Yordania Raja Abdullah II mengizinkan pasukan AS untuk melatih ratusan freedom fighter Suriah bersama dengan pasukan Yordania untuk mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi dalam latihan militer internasional di negara tersebut.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret 2011 dan banyak orang, termasuk ratusan aparat keamanan, tewas dalam kerusuhan tersebut. Redaktur: Djibril Muhammad Sumber: IslamTimes
Israel akan Serang Suriah dari Tiga Arah
Selasa, 12 Juni 2012, 05:50 WIB
Roket Israel
REPUBLIKA.CO.ID,
Dr. Ismail Salami, pengamat politik mengungkapkan, rezim Zionis Israel menerapkan strategi tiga arah untuk meruntuhkan pemerintahan Bashar al-Assad serta menghancurkan Suriah. Ismail Salami di sebuah artikelnya yang dimuatGlobal Research menulis, sebuah gelombang politik keliru telah mengancam Suriah, sehingga Damaskus mendapat serangan dari berbagai arah dari Rezim Zionis Israel. Konspirasi ini telah keluar dari kontrol.
Haim Saban, orang berpengaruh di media AS dan Israel menjelaskan bagaimana Tel Aviv dan kroninya berupaya keras menggulingkan Bashar al-Assad.
Ia menambahkan, menurut keterangan Haim Saban, Israel melancarkan serangan dari tiga arah untuk menggulingkan Assad dan menghancurkan Suriah.
Pertama, memberikan bantuan finansial kepada kubu politik termasuk kepada kelompok bersenjata dan teroris Wahabi di Suriah.
Kedua, membentuk pusat-pusat pengendali dan komando seperti di Washington dan Doha serta menyusun strategi.
Ketiga mengontrol media untuk mencegah laporan netral dan sesuai dengan realita di media Barat dan Arab terkait Suriah.
Terkait peran Saban, Ismail Salami menyatakan, di tahun 2002 warga zionis ini dengan memanfaatkan pengaruhnya mendirikan Pusat Riset Timur Tengah Saban di lembaga Brookings di Washington.
Dr. Ismail Salami, pengamat politik mengungkapkan, rezim Zionis Israel menerapkan strategi tiga arah untuk meruntuhkan pemerintahan Bashar al-Assad serta menghancurkan Suriah. Ismail Salami di sebuah artikelnya yang dimuatGlobal Research menulis, sebuah gelombang politik keliru telah mengancam Suriah, sehingga Damaskus mendapat serangan dari berbagai arah dari Rezim Zionis Israel. Konspirasi ini telah keluar dari kontrol.
Haim Saban, orang berpengaruh di media AS dan Israel menjelaskan bagaimana Tel Aviv dan kroninya berupaya keras menggulingkan Bashar al-Assad.
Ia menambahkan, menurut keterangan Haim Saban, Israel melancarkan serangan dari tiga arah untuk menggulingkan Assad dan menghancurkan Suriah.
Pertama, memberikan bantuan finansial kepada kubu politik termasuk kepada kelompok bersenjata dan teroris Wahabi di Suriah.
Kedua, membentuk pusat-pusat pengendali dan komando seperti di Washington dan Doha serta menyusun strategi.
Ketiga mengontrol media untuk mencegah laporan netral dan sesuai dengan realita di media Barat dan Arab terkait Suriah.
Terkait peran Saban, Ismail Salami menyatakan, di tahun 2002 warga zionis ini dengan memanfaatkan pengaruhnya mendirikan Pusat Riset Timur Tengah Saban di lembaga Brookings di Washington.
.
Lembaga ini masih di bawah lobi kuat Zionis di AS, AIPAC.
Menurut Salami di sebuah konferensi pers di Palestina menandaskan, tiga kanal untuk menyukseskan pengaruh kebijakan luar negeri AS adalah mengucurkan bantuan finansial kepada partai politik, membentuk pusat komando dan mengontrol media massa.
Redaktur: Endah Hapsari. Sumber: Irib/Irna
Redaktur: Endah Hapsari. Sumber: Irib/Irna
Pohon Penghalang Dibakar, Gerilyawan Suriah Cari Rute Baru ke Turki
Senin, 11 Juni 2012, 20:29 WIB. http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/06/11/m5gg5k-pohon-penghalang-dibakar-gerilyawan-suriah-cari-rute-baru-ke-turki
Bangunan rusak dan hancur akibat diserang militer Suriah
REPUBLIKA.CO.ID, YAYLADAGI, TURKI -
Gerilyawan Suriah kini harus mencari jalur baru yang lebih sulit untuk menyelundupkan pengungsi, petempur serta warga sipil yang cedera ke Turki. Situasi diakibatkan ulah pasukan pemerintah mulai membakari berpohonan di sepanjang perbatasan pada Juni.
Kebakaran yang disengaja tersebut tampaknya merupakan taktik baru tentara yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad guna mengusir gerilyawan yang bersembunyi dan menghentikan warga sipil melarikan diri. Militer Suriah juga mulai memasang ranjau di sepanjang perbatasan yang sama sebelumnya.
Sebagian orang yang cedera meninggal sebelum mereka dapat mencapai tempat perawatan medis di Turki sebab sekarang diperlukan sampai tiga kali lebih lama untuk menyeberangi perbatasan, kata gerilyawan di Turki.
"Bashar berusaha menghalangi semua jalur kami. Mereka mulai membakar semuanya di sepanjang perbatasan," kata Abu Ahmad Lahlu. Ia adalah salah seorang gerilyawan yang membantu menyelundupkan keluarga Suriah ke Turki, sebagaimana dikutip Reuters.
Salah satu tempat penyeberangan utama berjarak beberapa kilometer, di wilayah berbukit di sekitar Desa Guvecci, Turki. Namun kini rute itu tidak lagi jadi pilihan akibat kebakaran.
Tentara Suriah ditempatkan di dua menara pengawas yang mengarah ke lereng di seberang Guvecci. Mereka memiliki daya pandang jauh lebih jelas mengenai siapa saja yang menyeberang melalui pepohonan yang pernah diserang gerilyawan.
Hingga 5 Juni, ada hampir 27.000 pengungsi Suriah yang tinggal di beberapa kamp di Turki, kata organisasi penanganan keadaan darurat dan bencana di Turki. Sebanyak 2.700 di antara mereka menyelamatkan diri selama lima hari pertama Juni. Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari. Sumber: Antara.
Oposisi Iran : Iran dan pasukan Al-Quds Iran terlibat dalam mendukung rezim Bashar Assad
Siraaj
Rabu, 13 Juni 2012 13:00:05
IRAN (Arrahmah.com) - Oposisi Iran telah mengungkapkan adanya dukungan Iran untuk pimpinan rezim Suriah Bashar Al-Assad, dan pemerintah Iran dikatakan mendukung kejahatan yang dilakukan oleh pasukan dan milisi-milisi pro Assad. Dalam sebuah pernyataan gabungan yang ditandatangani oleh 16 gerakan politik, oposisi Iran mengutuk 'kerjasama penuh' antara Teheran dan Assad, dan menunjukkan dukungan bagi para revolusioner Suriah serta tuntutan rakyat Suriah untuk kemerdekaan dan penggulingan rezim Assad, seperti dilansir Sunni News pada Selasa (12/6/2012).
Salah satu aktivis politik oposisi Iran, Nurul Din Husseini mengatakan kepada koran Arab Asharq al-Awsat, "kami, sebagai orang Iran, tidak ingin menjadi partner dalam kejahatan rezim itu."
Pernyataan gabungan itu ditandatangani oleh para aktivis politik oposisi Iran, termasuk Gerakan Hijau (Green Movement), juga sejumlah kelompok oposisi asing seperti Gerakan Hijau Vancouver (Green Movement of Vancouver) , Austin for Iran, dan 22 Khordad Group Hamburg.
Pernyataan itu ditujukan kepada orang-orang berani Suriah dan mengutuk tragedi yang terjadi di Homs, Dara' dan Hama. "Kami terkejut oleh pembantaian lebih dari sepuluh ribu warga Suriah oleh rezim brutal al-Assad, dan kami salut pada kalian dan perlawanan kalian."
Oposisi Iran menekankan, "apa yang membuat tragedi Suriah, bahkan yang lebih menyakitkan adalah kerjasama penuh dari Republik Islam Iran dengan rezim Bashar Al-Assad. Kesamaan dari metode pelacakan, teknik penindasan, taktik operasi identik yang digunakan terhadap para demonstran sipil oleh milisi Shabihah pro-pemerintahan di Suriah dan oleh milisi Basij di Iran, hanyalah sedikit dari sejumlah tanda yang memperingatkan kami akan keterlibatan rezim Iran dengan rezim Al-Assad."
Pernyataan itu menambahkan, "baru-baru ini para pejabat militer dan keamanan Iran secara terbuka membual tentang keberadaan dan keterlibatan pasukan Quds (cabang khusus Corp Garda Revolusioner Iran) di Suriah dalam mendukung pemerintah Suriah."
Oposisi Iran juga menyeru masyarakat internasional untu mengambil langkah untuk menggulingkan rezim Bashar Assad, mengatakan, "ini adalah bukti bahwa selama rezim Assad tetap berkuasa, kebrutalan akan intensif dan pemulihan kedamaian akan tetap tidak menentu. Kami menyeru semua rakyat Iran dan masyarakat internasional untuk tidak tinggal diam dan untuk berdiri melawan kejahatan rezim Al-Assad."
"Diam kita adalah sebuah lisensi untuk membunuh," tambahnya.
Oposisi Iran berharap bahwa setelah jatuhnya rezim Assad di Suriah tidak akan ada lagi diskriminasi etnis atau agama.
Grup oposisi Iran itu menyampaikan dukungan kepada rakyat Suriah yang melakukan perlawanan terhadap rezim mereka, "kami salut atas perlawanan kalian dan kami mendukung kalian dan perjuangan kalian hingga akhir."
Media oposisi di Iran telah terfokus sangat kuat pada situasi Suriah sejak revolusi meletus di negeri Syam itu. Mengungkap keterlibatan Iran mendukung rezim Assad. Salah satunya adalah situs Greeen Voice of Freedom, yang berafiliasi kepada gerakan oposisi reformis Iran, mempublikasikan sebuah laporan belum lama ini yang menyatakan rincian pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan pro-rezim Assad dan milisi Syi'ah Shabihah di kota-kota Suriah sejak meletusnya revolusi rakyat Suriah.
Nurul Din Husseini, aktivis oposisi Iran yang berafiliasi kepada Green Voice of Freedom, menginformasikan melalui Asharq Al-Awsat bahwa "seluruh anggota oposisi Gerakan Hijau (Green Movement) dengan keras menentang pemerintah Iran mendukung Bashar Al-Assad, kami yakin bahwa Al-Assad sedang menginjak-injak nasib rakyat Suriah, melakukan kejahatan melawan kemanusiaan terhadap rakyatnya sendiri," menambahkan bahwa "setiap orang yang mendukung Bashar Assad berarti kaki tangan bagi kejahatannya."
Husseini juga menekankan bahwa "oposisi Iran telah mengklarifikasi solidaritasnya dengan rakyat Suriah dan penolakannya terhadap dukungan Iran bagi Al-Assad." Juga membantah bahwa tidak ada komunikasi rahasia yang terjadi antara oposisi Iran dan rakyat Suriah. (siraaj/arrahmah.com).
Ratusan komando Rusia berada di Suriah untuk membantu melindungi rezim Assad
Siraaj
Selasa, 12 Juni 2012 09:06:16
DAMASKUS (Arrahmah.com) -
DAMASKUS (Arrahmah.com) -
Sumber keamanan di ibukota Suriah, Damaskus mengungkapkan keberadaan ratusan komando Rusia untuk melindungi rezim Bashar Assad dari kudeta militer yang terjadi, seperti dilansir Islammemo, Selasa (12/6/2012).
Mengutip sumber-sumber oposisi Suriah, mengatakan bahwa ratusan elemen komando Rusia yang melindungi sistem kepemimpinan Bashar Assad, berusaha memblokir kudeta dari dalam yang melawan Assad, dan bahwa pasukan tersebut dilengkapi dengan persenjataaan, yang tiba di Suriah beberapa bulan lalu dengan melalui udara, sementara lainnya tiba bersama persenjataan mereka melalui pelabuhan Tartus dengan menggunakan kapal Rusia.
Sumber itu menunjukkan bahwa ada kehadiran 3 stasiun terutama pasukan Rusia dan Iran, dan dioperasikan oleh militer mereka, di dekat Damaskus, dan bahwa pasukan Rusia menggunakan salah satu stasiun itu untuk memata-matai pasukan AS yang baru-baru ini mengambil bagian latihan militer di Yordania.
Salah satu bukti keberadaan pasukan Rusia di Suriah adalah, pada hari Sabtu (9/6) sebuah bis yang membawa tentara Rusia diserang. Serangan tersebut diakui oleh pihak Rusia sendiri dan mengakui bahwa serangan itu bukanlah yang pertama kalinya yang menargetkan pasukan Rusia di Suriah.
Rusia terus mendukung rezim Assad dengan kuat, dan membantah kejahatan yang dilakukan oleh pasukan dan milis-milisi pro-Assad terhadap rakyatnya. (siraaj/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar