Prof Dadang Hawari: Pemimpin Aliran Sesat Alami Gangguan Jiwa
JAKARTA (VoA-Islam) – Menarik, psikiater Prof. Dr.dr. H. Dadang Hawari bicara aliran sesat ditinjau dari segi kesehatan jiwa dan agama. Menurutnya, kasus-kasus aliran sesat termasuk bidang agama dan kesehatan jiwa. Oleh karena itu, penanganannya seyogianya melibatkan tokoh agama dan psikiater.
“Untuk menghadapi permasalah tersebut, psikiater diharapkan, memiliki pengetahuan agama agar dapat membedakan keyakinan agama seseorang yang benar dengan keyakinan agama yang patalogis. Dengan pemahaman terhadap dinamika psikoreligius pasien, diharapkan pula psikiater dapat mengobati psikopatologi keyakinan pasien ke jalan yang benar.”
Demikian dikatakan Prof. Dadang kepada Voa-Islam usai mengisi kajian Majelis Taqarub Ilallah di Masjid Baiturrahman di Jl. Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Prof Dadang mencatat, The American Psychiatric Association(APA) Committee On Religion and Psychiatry, pernah mengadakan penelitian mengenai aliran sesat keagamaan.APA Committee On Religion and Psychiatry telah bekerja selama tiga tahun meneliti gerakan pemujaan/ kultus individu dalam 20 tahun terakhir. Tidak kurang, dari 20 juta warga Amerika Serikat terlibat dalam dalam aliran sesat yang bercorak spiritual itu. Permasalahan psikososial religius ini mencapai klimaksnya secara nasional dalam tahun 1980-an.
Aliran yang dikenal dengan nama New Religion Movement (NRM) itu menebar ajaran-ajaran yang menyimpang dari mainstream atau standar baku agama induknya. Kalangan agamawan menyebutkan NRM sebagai agama sesat atau agama setan.
Gerakan Pemujaan atau NRM ini telah menimbulkan reaksi masyarakat berupa kecemasan dan ketakutan social serta protes terhadap gerakan pemujaan tersebut. Saking berbahayanya, NRM disebut-sebut FBI sebagai gerakan subversif.
Salah satu hasil dari penelitian tadi menyebutkan, NRM adalah gerakan spiritual (pseudo agama) yang ada pada para pemimpin dan pengikutnya terdapat kelainan kejiwaan (psikopatologi) dalam pemahaman dan pengamalan keyakinannya itu.
Seperti diketahui, pada awal 1970, masyarakat Amerika merasakan kebutuhan spiritual dan kerohanian dalam kehidupannya. Sejak saat itu mulai bermunculan aliran spiritual atau pseudo agama yang cukup laris merasuk masyarakat Amerika. Munculnya NRM dikarenakan ketidakpuasan masyarakat terhadap agama yang sudah ada serta ketidakpuasan mereka pada tatanan social yang berlaku.
Aliran Sesat di Indonesia
Di Indonesia, lanjut Dadang, juga terdapat banyak aliran sesat yang muncul silih berganti. Meskipun belum ada penelitian dari profesi Ilmu Kedokteran Jiwa terhadap aliran sesat, namun diperoleh kesan adanya psikopatologi dari pimpinan aliran sesat tersebut. Misalnya, pengakuan bahwa dirinya seorang Nabi, orang suci. Orang yang mendapatkan wahyu, orang yang diutus Tuhan, Imam Mahdi dan sebagainya.
Dikatakan Dadang, terdapat kelainan jiwa, salah satunya ditandai dengan adanya waham kebesaran dan keagamaan. Waham atau delusi adalah keyakinan yang tidak benar. Meskipun terdapat bukti-bukti tentang ketidakbenaran tersebut, yang bersangkutan tetap meyakininya.
“Suatu aliran dikatakan sesat, apabila aliran itu menyimpang dari maenstrem agama induknya. Misalnya saja, ayat-ayat Al Qur’an ditafsirkan semaunya, tidak percaya pada hadits, mengkafirkan sesama muslim dan seterusnya ,” kata Dadang.
Pemimpin aliran sesat pandai memutar-balikkan ayat-ayat dengan logika palsu (pseudo-logika) dalam rangka meyakinkan para pengikutnya. Para pengikutnya adalah mereka yang sedang mengalami “kekosongan spiritual”, tidak faham tentang pokok-pokok ajaran Islam. Tetapi ada juga tokoh-tokoih intelektual Islam yang terpengaruh ajaran sesat. Benar mereka intelektual Islam, tetapi kurang memahami keislamannya.
Sambil menunjukkan buku yang ditulisnya “Aliran Sesat Ditinjau dari Kesehatan Jiwa dan Agama” (Diterbitkan Badan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). Dadang menyebut beberapa aliran sesat di Indonesia, diantaranya: Aliran Inkar Sunnah, Isa Bugis, Darul Arqam, Lembaga Kerasulan, NII-Ma’had Al Zaytun, LDII, Lia Aminuddin, Millah Ibrahim, dan Syiah yang suka mencela sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman. Desastian
Selasa, 24 Jan 2012
Tabrak Imam Masjid Sepulang Shalat, Mahasiswa Kristen Dikeroyok Massa
POKA, AMBON (voa-islam.com) -
Peristiwa tabrakan maut di halte Tugu Tani Jakarta, yang menyebabkan 9 nyawa melayang akibat pengemudi yang tengah dibawah pengaruh narkoba membawa mobil secara ugal-ugalan dan menabrak pejalan kaki serta orang-orang yang sedang menunggu di halte, cukup menghebohkan pemberitaan di Indonesia dalam 3 hari terakhir ini.
Namun, peristiwa tabrakan lalu lintas yang terjadi di desa Poka Ambon, Maluku tadi malam, meski dengan skala yang lebih kecil dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, bisa mengakibatkan tragedi yang juga dapat menjadi pemberitaan tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia.
Hal ini tidak mengherankan jika kita melihat kondisi Ambon yang dalam beberapa bulan terakhir ini berulang kali dilanda konflik antara kaum Muslimin dan kaum salibis. Konflik yang telah menyebabkan kerugian harta benda dan jiwa dari kedua belah pihak.
Tidak jarang konflik terjadi dikarenakan peristiwa yang wajar namun tidak diselesaikan secara benar dan cepat oleh aparat penegak hukum, yang pada akhirnya hal tersebut menjadi pemicu kerusuhan karena adanya akumulasi rasa ketidak adilan dari salah satu pihak.
Dan untuk kesekian kalinya di Ambon, kejadian kecelakaan lalu lintas dimana pelaku dan korban ada di dua pihak yang berbeda yakni Muslim dan Kristen, hampir saja mengakibatkan bentrokkan luas antara massa kedua belah pihak. Sebagaimana kecelakaan lalu lintas yang terjadi tadi malam di desa Poka, Ambon.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun oleh voa islam dari tempat kejadian, diperoleh kabar bahwa telah terjadi kecelakaan lalu lintas pada tanggal 23 Januari 2012 pukul 20.10 WIT tadi malam.
Peristiwa yang terjadi di Jalan Ir.Putuhena depan Masjid Nurul Ashar desa Poka berawal ketika pengendara sepeda motor suzuki shogun 125 warna biru hitam dengan nomor polisi DE 4321 AL, Stenil Wussi (25 tahun) seorang yang mahasiswa Kristen Protestan di Poltek Universitas Pattimura menabrak pejalan kaki bernama Haji Saleh (101 tahun) seorang ustadz dan imam masjid di Masjid Nurul ashar desa Poka RT 004/RW 02.
..Dan untuk kesekian kalinya di Ambon, kejadian kecelakaan lalu lintas dimana pelaku dan korban ada di dua pihak yang berbeda yakni Muslim dan Kristen, hampir saja mengakibatkan bentrokkan luas antara massa kedua belah pihak..
Bapak Haji Saleh yang ketika itu keluar dari masjid Nurul Ashar setelah selesai melaksanakan sholat Isya dan hendak pulang ke rumahnya ditengah jalan ditabrak oleh sepeda motor yang dikendarai oleh stenil yang melintas dengan kecepatan cukup tinggi dari arah Ambon menuju Laha.
Stenil yang kaget ketika melihat Haji Saleh sedang menyeberang jalan, tidak bisa menghindar dan dan langsung menabrak Haji Saleh.
Melihat Haji Saleh ditabrak sepeda motor, spontan masyarakat yang ada di tempat kejadian langsung memukuli dan mengeroyok Stenil dan membakar sepeda motornya.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat beranggapan bahwa Stenil telah mengendarai sepeda motor dengan ugal-ugalan sehingga menabrak pejalan kaki.
Akibat kejadian tersebut Haji Saleh mengalami luka yang cukup parah pada bagian wajah, bibir hancur,luka pada bagian kaki dan mengalami patah tangan sehingga langsung dilarikan ke Rumah sakit Otoquik Ambon untuk mendapatkan perawatan.
Sedangkan Stenil langsung diamankan ke Polsek Teluk Ambon Baguala dan langsung dibawa ke rumah sakit Otoquik untuk menjalani perawatan medis karena mengalami luka robek pada bagian bibir dan lebam pada bagian kepala belakang.
Sepeda motor milik Stenil sendiri hangus dibakar massa dan diamankan di Polsek Teluak Ambon Baguala untuk dijadikan barang bukti.
..Kejadian tabrakan dan pengeroyokan yang melibatkan dua komunistas berbeda tersebut sempat mengakibatkan terjadinya konsentrasi massa di desa Poka..
Konsentrasi massa
Kejadian tabrakan dan pengeroyokan yang melibatkan dua komunistas berbeda tersebut sempat mengakibatkan terjadinya konsentrasi massa di desa Poka, tepatnya di Jalan Ir Putuhena.
Demi meminimalisir dan menghindari terjadinya bentrokkan massa, aparat segera melakukan pengamanan sebab desa Poka dihuni oleh komunitas Islam dan Kristen. Pengamanan di tempak kejadian melibatkan Personil Polisi dari Polsek Teluk Ambon Baguala, Satgas Yonif 301 Kodam III Siliwangi dan Koramil 1504-01 Baguala. Bahkan Danramil 1504-01 Baguala Kapten (Inf) Beni Hantoro, Kapolsek Teluk Ambon Baguala AKP Sarah Lessi dan Komandan Kompi Satgas 301 Kapten (Inf) Astiar Hatta juga turun langsung ke tempat kejadian untuk turut serta melakukan pengamanan.
Jika dilihat dari pengamanan di tempat kejadian, untuk sebuah kecelakaan lalu lintas yang tidak menyebabkan kematian dan pengeroyokan terhadap pelaku yang penabrak, yang juga merupakan hal yang biasa, bisa dikatakan berlebihan, jika kejadian tersebut terjadi di tempat lain.
Tapi inilah Ambon, kejadian sekecil apapun yang melibatkan komunitas Muslim dan Kristen bisa menjadi pemicu terjadinya kerusuhan.
Ini menunjukkan rasa dendam dan permusuhan antara dua komunitas tersebut masih tertanam kuat. Potensi terjadinya konflik masih subur di tengah masyarakat dan bisa dipicu oleh masalah sekecil dan apapun bentuknya.
Jika demikian keadaannya maka betulkah Ambon sudah aman dan kondusif?. (AF)
Muhammadiyah Kecam Pelarangan Jilbab Geeta International School
JAKARTA (voa-islam.com) - Kebijakan sekolah Geeta International School yang melarang siswanya menggunakan Jilbab dikecam keras Muhammadiyah. "Muhammadiyah mengecam keras kebijakan yang sewenang-wenang ini," ujar Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag seperti dilansir Republika, Selasa (24/1).
Yunahar yang juga menjabat sebagai ketua MUI Pusat mengatakan, kebijakan pelarangan jilbab sudah tidak tren lagi. Bahkan di dunia internasional sekalipun. Banyak negara Eropa dan Amerika yang terkenal dengan paham liberal dan sekuler telah membolehkan siswanya menggunakan jilbab."Lha kok ini di Indonesia yang mayoritas Islam mau melarang jilbab," tuturnya.
Karena itu, alumnus universitas Imam Muhammad Ibnu Su’ud, Riyadh, Arab Saudi ini meminta pihak sekolah mengubah kebijakan aneh tersebut. Atau akan menjadi polemik panjang di masyarakat. Dan akan merugikan nama baik sekolah juga.
Kalaupun memang pihak sekolah memang berorientasi pada agama tertentu. Kenapa masih menerima siswi muslim. Begitu pula orang tua, ada baiknya lebih memikirkan aspek spiritual daripada sisi akademis semata.
Untuk diketahui, seperti pemberitaan sebelumnya sekolah Geeta International School di Cirebon melarang para siswinya mengenakan jilbab. Sontak orang tua murid pada waktu itu langsung melakukan protes kepada sekolah dan melaporkannya ke DPRD kota Cirebon. (Rep/Widad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar