Obama Sahkan Batas Utang Baru
Ekonomi - / Rabu, 3 Agustus 2011 10:26 WIB
Metrotvnews.com, Washington: Presiden Amerika Serikat Barack Obama mensahkan batas maksimum utang baru, Selasa (2/8) waktu Washington. Pengesahan dilakukan tepat tenggat waktu pembayaran utang pemerintah pada kreditur. Pengesahan dilakukan setelah proposal Obama didukung Kongres, baik di DPR maupun Senat.
Melalui perundingan alot selama berminggu-minggu, keputusan ini sudah didukung DPR dan Senat melalui pemungutan suara pada awal pekan ini. "Kita harus melakukan segalanya dengan seluruh kekuatan untuk menumbuhkan perekonomian dan membuat Amerika (Serikat) kembali bekerja," ujar Obama. Persetujuan ini memungkinkan AS terhindar dari status gagal bayar utang (default).
Penandatanganan dilakukan Obama di Ruang Oval, kurang dari dua jam setelah Senat menyetujui rancangan penghematan tersebut dengan suara 74-26. Rancangan penghematan tersebut akan menaikkan plafon utang AS mencapai 2.4 triliun dollar AS dan memotong pengeluaran negara sebesar 917 miliar dollar AS.
Kongres mendukung proposal pemerintah AS untuk menaikkan batas atas utang negara, dari 14,3 triliun dollar AS menjadi maksimal 16,7 triliun dollar AS. Menaikkan batas maksimum utang itu sangat krusial bagi AS demi mendukung pembiayaan rutin negara dan program-program pemerintah, yang biayanya kian besar. Menurut proyeksi, utang AS pada 2011 saja mencapai 15,5 triliun dollar AS.
Namun, sesuai desakan Partai Republik yang menguasai DPR, pemerintah harus menghemat pengeluaran anggaran sedikitnya 2,1 triliun dollar AS untuk jangka waktu sepuluh tahun. Pos-pos mana saja yang harus dihemat akan dibahas oleh suatu komisi khusus, yang akan memberi rekomendasi akhir tahun ini.
Dua lembaga pemeringkat, Fitch Ratings dan Moody's Investor Service, kembali menyampaikan kekuatirannya terhadap penandatanganan tersebut. Akan tetapi, kedua lembaga masih menyatakan peringkat uang AS sebagai AAA.
Debat panas tentunya akan terjadi setelah rancangan penghematan tersebut disetujui. Terutama bagaimana membayar utang-utang baru serta cara mengetatkan anggaran, seperti yang disyaratkan Kongres. Obama berharap kubu oposisi mau berkompromi dengan bersedia menaikkan pajak, seperti yang diusulkan pemerintah, untuk membayar utang dan mengatasi defisit anggaran.(Wall Street/Daily mail/**)
Melalui perundingan alot selama berminggu-minggu, keputusan ini sudah didukung DPR dan Senat melalui pemungutan suara pada awal pekan ini. "Kita harus melakukan segalanya dengan seluruh kekuatan untuk menumbuhkan perekonomian dan membuat Amerika (Serikat) kembali bekerja," ujar Obama. Persetujuan ini memungkinkan AS terhindar dari status gagal bayar utang (default).
Penandatanganan dilakukan Obama di Ruang Oval, kurang dari dua jam setelah Senat menyetujui rancangan penghematan tersebut dengan suara 74-26. Rancangan penghematan tersebut akan menaikkan plafon utang AS mencapai 2.4 triliun dollar AS dan memotong pengeluaran negara sebesar 917 miliar dollar AS.
Kongres mendukung proposal pemerintah AS untuk menaikkan batas atas utang negara, dari 14,3 triliun dollar AS menjadi maksimal 16,7 triliun dollar AS. Menaikkan batas maksimum utang itu sangat krusial bagi AS demi mendukung pembiayaan rutin negara dan program-program pemerintah, yang biayanya kian besar. Menurut proyeksi, utang AS pada 2011 saja mencapai 15,5 triliun dollar AS.
Namun, sesuai desakan Partai Republik yang menguasai DPR, pemerintah harus menghemat pengeluaran anggaran sedikitnya 2,1 triliun dollar AS untuk jangka waktu sepuluh tahun. Pos-pos mana saja yang harus dihemat akan dibahas oleh suatu komisi khusus, yang akan memberi rekomendasi akhir tahun ini.
Dua lembaga pemeringkat, Fitch Ratings dan Moody's Investor Service, kembali menyampaikan kekuatirannya terhadap penandatanganan tersebut. Akan tetapi, kedua lembaga masih menyatakan peringkat uang AS sebagai AAA.
Debat panas tentunya akan terjadi setelah rancangan penghematan tersebut disetujui. Terutama bagaimana membayar utang-utang baru serta cara mengetatkan anggaran, seperti yang disyaratkan Kongres. Obama berharap kubu oposisi mau berkompromi dengan bersedia menaikkan pajak, seperti yang diusulkan pemerintah, untuk membayar utang dan mengatasi defisit anggaran.(Wall Street/Daily mail/**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar