Kini tak ada seorang pun yang dapat menyangkal bahwa tentara NATO yang menyerbu Tripoli
Hanin Mazaya
Jum'at, 26 Agustus 2011 08:56:28
Hits: 961
TRIPOLI (Arrahmah.com) – Pasukan khusus Inggris memainkan peran utama dalam serangan di Tripoli, tegas Kementrian Pertahanan Inggris. “Kini para tentara mencari Muammar Gaddafi,” ujar militer Inggris.
Pertama, peejabat NATO dan kini Kementrian Pertahanan Inggris yang telah secara terbuka mengakui apa yang telah lama dikatakan oleh pengamat militer mengenai partisipasi tentara salibis NATO dalam operasi darat di Libya.
Saluran televisi Rusia, NTV, dengan mengacu pada sumber-sumber Barat melaporkan bahwa tentara dari Resimen 22 yang disebut dengan “Special Air Service”, satuan pasukan elit Inggris telah pergi ke pemberontak Libya, mengenakan pakaian tradisionel Arab dan menggunakan persenjataan yang sama dengan yang digunakan oleh pejuang oposisi.
Kemarin, sejumlah harian Inggris melaporkan bahwa serangan terhadap sebuah kompleks pemerintah di Tripoli dihadiri oleh tentara pasukan khusus dari Qatar dan Uni Emirat Arab. Juga ada laporan bahwa pasukan khusus dari Perancis dan Eropa Timur telah beroperasi di Libya.
Para pemberontak secara resmi mengakui bahwa operasi saat ini untuk merebut Tripoli telah dikembangkan oleh NATO.
Menurut mereka, operasi yang dijuluki dengan “Mermaid Dawn”, dilancarkan sejak Mei. Tujuannya adalah untuk membentuk sel tempur menghadapi tentara yang berpengalaman dan transfer rahasia mereka ke Tripoli.
Pada dasarnya mereka datang ke ibukota melalui laut di bawah kedok nelayan dan menjalani kehidupan normal sebagai warga Libya, menunggu sinyal. Kelompok serupa telah disebar di kota-kota lain di sekitar ibukota. Salah satu pemimpin Dewan Transisi Nasional mengatakan bahwa oposisi juga berhasil melakukan persetujuan dengan komando tingkat menengah angkatan bersenjata Gaddafi.
Sementara itu media Barat menyebarkan berita bahwa pemimpin diktator Libya, Moammar Gaddafi, bermaksud menjual 25 ton emas melalui perantara asing untuk membayar perlindungan dan dukungan dari suku Libya.
Pernyataan ini khususnya, dilaporkan dalam surat kabar Corriere della Sera, oleh mantan kepala Bank Sentral Libya, Farhat Bengdar yang bergabung dengan pihak oposisi.
Menurut Bengdar, “Gaddafi sedang mencoba untuk menyuap beberapa suku dan milisi mereka untuk terus melampiaskan malapetakan di Libya”. (haninmazaya/arrahmah.com)
Pertempuran sporadis guncang Tripoli
Hanin Mazaya
Kamis, 25 Agustus 2011 07:28:50
Hits: 1179
TRIPOLI (Arrahmah.com) – Tentara yang loyal kepada diktator Gaddafi sedang membangun perlawanan di beberapa pemukiman di Tripoli melawan pejuang oposisi yang berusaha untuk memperkuat cengkeraman mereka di ibukota sehari setelah mereka merebut kamp yang dijaga sangat ketat yang diyakini sebagai tempat persembunyian Gaddafi, Bab al-Aziziya.
Loyalis Gaddafi pada Rabu (24/8/2011) bersembunyi di beberapa pemukiman di Tripoli termasuk di distrik Abu Selim, dari sana mereka masih melancarkan pertempuran melawan pemberontak.
Saksi mata mengatakan hutan di sekitar ibukota penuh dengan penembak jitu Gaddafi.
Penembak jitu telah mengelilingi kebun binatang Tripoli dan pendukung Gaddafi melepaskan tembakan ke arah pemberontak.
Al Jazeera melaporkan bahwa penembak jitu Gaddafi menjadi ancaman bagi pejuang oposisi, ledakan dan serangan roket masih terus terdengar hingga Rabu pagi.
“Kami hanya meninggalkan Bab al-Aziziya setelah sedikitnya tiga roket mendarat di sana. Mereka semakin dekat. Dua tembakan pertama mendarat agak jauh ke belakang dan yang ketiga mendarat di halaman rumput yang luas,” ujar koresponden Al Jazeera melaporkan.
Pencarian terhadap Gaddafi
Lokasi Gaddafi hingga saat ini masih belum diketahui dan pemberontak mengatakan mereka akan menawarkan sejumlah hadiah dan amnesti bagi siapa saja yang berhasil membunuh atau menangkap diktator Libya yang telah berkuasa selama puluhan tahun tersebut.
Di Benghazi, Dewan Transisi Nasional (NTC) mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada Rabu bahwa pengusaha Libya telah berkontribusi untuk memberikan 1,7 juta USD bagi siapa saja yang bisa membunuh Gaddafi atau menangkapnya.
Dalam sebuah pesan audio yang dipublikasikan oleh saluran televisi al-Rai, Gaddafi menyerukan warga Tripoli untuk mengusir pemberontak.
“Semua rakyat Libya harus hadir di Tripoli, pemuda, anggota suku dna perempuan harus menyapu Tripoli untuk menyisir pengkhianat,” ujarnya. “Saya telah keluar sedikit dari Tripoli secara diam-diam dan tanpa terlihat oleh orang-orang dan saya tidak merasa bahwa Tripoli dalam bahaya,” ujar Gaddafi.
Al-Rai mengutip Gaddafi mengatakan bahwa ia telah mundur dari kamp di Tripolis “sebagai taktik” setelah menyalahkan NATO untuk 64 serangan udara yang menjadi kamp tersebut menjadi puing-puing.
“Geng ini berusaha untuk menghancurkan Tripoli,” ujar Gaddafi mengacu kepada pejuang oposisi. “Mereka adalah jelmaan setan dan kita harus melawan mereka.”
Mustafa Abdel-Jalil yang mengepalai NTC dan seorang mantan menteri dalam pemerintahan Gaddafi, memperingatkan bahwa terlalu dini untuk mengatakan pertempuran di Tripoli telah berakhir. Hal tersebut, menurutnya akan terus berlangsung sampai Gaddafi dan anak-anaknya ditangkap.
Sempat beredar laporan bahwa putra Gaddafi, Saif al-Islam telah ditangkap oleh pejuang oposisi namun ia tampil dihadapan publik pada Selasa (23/8) untuk menentang laporan tersebut. Keberadaan lima anak Gaddafi lainnya belum diketahui. (haninmazaya/arrahmah.com)
Putra sulung Gaddafi melarikan diri dari tahanan
Hanin Mazaya
Selasa, 23 Agustus 2011 08:37:55
Hits: 1667
TRIPOLI (Arrahmah.com) – Putra sulung diktator Libya, Moammar Gaddafi, Muhammad telah lari dari tahanan pejuang oposisi dengan bantuan loyalis Gaddafi.
Pasukan pro-Gaddafi menyerbu rumah tempat Muhammad ditahan di Tripoli pada Senin (22/8/2011) dan membebaskannya setelah bentrok dengan para penjaga, lapor Al Jazeera.
Dia ditangkap dirumahnya selama wawancara dengan Al Jazeera pada Minggu (21/8). Saudara Muhammad, Saif al-Islam juga ditangkap pada Minggu dan saudara ketiganya, Saadi Gaddafi, ditangkap oleh pasukan revolusioner pada Senin sore.
Pejuang revolusioner menyapu jantung kota Tripoli pada Senin dan menguasai sebagian besar kota tanpa menghadapi perlawanan yang signifikan dari pasukan Gaddafi.
Pejuang oposisi mengklaim bahwa mereka telah menguasai lebih dari 80 persen dari ibukota, termasuk markas besar jaringan televisi negara, Jamahiriyah dan berusaha untuk mengamankan wilayah yang telah dikuasai. Namun mereka belum berhasil menemukan Gaddafi dan belum mengetahui keberadaan pastinya.
Ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa ia melarikan diri dari Libya, tetapi laporan lain mengatakan bahwa ia meninggalkan ibukota setelah pejuang oposisi menguasai hampir semua kota dan bersembunyi di sebuah bunker di luar Tripoli. (haninmazaya/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar