AS dituduh merampok uang minyak Irak
Hanin Mazaya
Senin, 20 Juni 2011 11:30:03
Hits: 1512
BAGHDAD (Arrahmah.com) - Dalam sebuah surat kepada PBB, seorang anggota parlemen Irak menuduh institusi AS telah mencuri sekitar 17 miliar dollar dana minyak Irak setelah invasi pada tahun 2003 di negara tersebut.
Dalam sebuah surat resmi ke kantor PBB di Baghdad pada bulan lalu, Komite Integritas Parlemen Irak meminta badan tersebut untuk menemukan harta yang hilang, yang diambil dari Dana Pembangunan Irak (DFI) dalam hiruk-pikuk serangan AS ke negara kaya minyak itu.
“Semua indikasi menunjukkan bahwa lembaga-lembaga Amerika Serikat melakukan korupsi keuangan dengan mencuri uang rakyat Irak yang seharusnya dialokasikan untuk mengembangkan Irak dan bahwa itu sekitar 17 miliar USD,” ujar surat tersebut seperti yang dilansir Reuters.
Sebelumnya pada bulan Juni, auditor AS memperingatkan sebanyak 6,6 miliar USD dana rekonstruksi Irak mungkin telah dicuri dalam “pencurian terbesar dalam sejarah nasional”. Audit, oleh Jenderal Inspektur Khusus untuk Rekonstruksi, Stuart Bowen, menyalahkan Pentagon karena tidak melacak dana, antiwar.com melaporkan.
Tuduhan pencurian uang yang telah dijelaskan oleh komite parlemen sebagai “kejahatan finansial”, jatuh pada kecurigaan terhadap AS.
Hal ini datang ketika pihak berwenang Irak tidak membuat tuntutan terhadap Amerika Serikat sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.
DFI didirikan pada tahun 2003 atas perintah Otoritas Koalisi Sementara (CPA) untuk mendanai proyek-proyek rekonstruksi dan membayar gaji pegawai pemerintah Irak. CPA dipimpin oleh Paul Bremer yang telah dipercayakan oleh pemerintah Bush dengan tugas mengawasi rekonstruksi negara itu.
“Tidak ada satu pun pihak di Irak yang mengontrol kekayaan Paul Bremer saat itu. Jadi saya berpikir, pemerintah AS perlu memberikan jawaban untuk dimana dan bagaimana uang tersebut digunakan,” ujar juru bicara pemerintah Irak Ali al-Davvagh seperti yang dilaporkan Reuters pada Minggu (19/6/2011).
“Kami tidak bisa menuntur Amerika. Hukum tidak memungkinkan kami melakukan itu, yang kami inginkan adalah untuk membawa isu ini ke PBB,” ujar kepala Komite Integritas Parlemen Irak, Bahaa al-Araji.
“Jika berhasil, maka akan membuka jalan bagi Irak untuk mengembalikan uang curian tersebut,” harapnya.
Mungkin saja uang tersebut benar-benar telah dirampok AS dan digunakan untuk membiayai perang di Irak, mana mungkin AS ingin mengalami kerugian besar dan tidak mendapatkan apa-apa atas invasinya di Irak. Kasus ini hanyalah salah satu kasus yang terungkap ke permukaan, bagaimana dengan kasus lainnya yang mungkin jumlah nominalnya jauh lebih banyak?wallahu’alam. (haninmazaya/arrahmah.com)
Pejabat militer Irak tewas di Baghdad
Hanin Mazaya
Senin, 20 Juni 2011 11:10:20
Hits: 540
BAGHDAD (Arrahmah.com) - Seorang pejabat militer Irak, yang berada dalam peringkat brigadir telah dibunuh oleh pria bersenjata tak dikenal pada Sabtu (18/6/2011), ujar sumber polisi seperti yang dilansir Aswat al-Iraq.
“Sekelompok pria bersenjata tak dikenal membunuh Brigadir Ther Ibrahim Ahmed, menggunakan senjata dengan peredam saat tengah mengemudikan mobil di Baghdad timur, Palestine Street,” ujar sumber.
Tidak jelas siapa yang berada di balik pembunuhan. Namun sejumlah pihak menyalahkan serangan seperti ini kepada Mujahidin Irak yang selalu menargetkan tentara keamanan dan tentara AS yang berada di Irak. (haninmazaya/arrahmah.com)
Walikota AS serukan Kongres untuk akhiri perang
Hanin Mazaya
Senin, 20 Juni 2011 09:13:40
Hits: 934
WASHINGTON (Arrahmah.com) - Beberapa walikota AS telah mendesak Kongres untuk mengakhiri perang mahal di Afghanistan dan Irak, dan seharusnya mengarahkan uang yang dihabiskan di sana untuk kebutuhan domestik.
Walikota berkumpul pada Jumat (17/6/2011) di Baltimore untuk Konferensi Tahunan pertemuan walikota AS dan membahas sebuah resolusi untuk mengakhiri dengan cepat belanja militer AS diluar negeri dengan alasan kebutuhan dalam negeri yang harus diprioritaskan, lapor AP.
Konferensi ini adalah sebuah organisasi non-partisan resmi untuk 1.200 kota dengan populasi 30.000. Walikota juga menarik perhatian terhadap biaya nyawa manusia dalam dua perang tersebut.
“Konferensi Walikota AS menyeru Kongres AS untuk membawa dollar-dollar tersebut ke rumah (AS) untuk kebutuhan vital kemanusiaan, mempromosikan penciptaan lapangan kerja, membangun kembali infrastruktur, bantuan pemerintah kota dan negara dan mengembangkan ekonomi baru berdasarkan keterbaruan dan energi berkelanjutan,” ujar resolusi tersebut.
Selain itu, resolusi tersebut menyatakan biaya perang telah mencapai 126 milliar USD per tahun dan bahwa lebih dari 6.000 tentara AS telah tewas sejauh ini. Elena Temple, juru bicara konferensi mencatat bahwa sejak perang Vietnam, belum ada resolusi yang menyerukan untuk mengakhiri perang dan mengarahkan uang untuk kebutuhan dalam negeri. (haninmazaya/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar