Temukan Black Box, Anggota Kopassus Rela "Tidur Kalong"
Rabu, 16 Mei 2012, 00:08 WIB
Sejumlah anggota TNI Kopassus membawa alat "emergency located transmitter" atau semacam alat komunikasi darurat dari pesawat Sukhoi Superjet 100 usai di Cipelang, Cijeruk, Kabupaten Bogor, Senin (14/5).
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --
Enam orang prajurit dari Satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berhasil menemukan Black Box (kotak hitam) pesawat Sukhoi Super Jet 100, Selasa (16/5). Pasukan itu dipimpin Lettu Inf Taufik Akbar.
Kepala Penerangan Kopassus, Letkol Inf Taufiq Shabri mengatakan, tim berhasil menemukan kotak itu sekitar pukul 10.00 WIB setelah sejak Selasa pagi turun kembali ke lokasi ekor pesawat tersebut. Posisi temuan itu berada di kedalaman 100 meter atau di atas bangkai ekor pesawat tersebut.
"Keadaannya dalam terbakar, warnanya sudah menghitam," katanya.
Temuan itu kemudian dibawa turun melalui Jalur Cimelati, Sukabumi yang waktu tempuhnya lebih pendek menuju Puncak 1 Gunung Salak.
Di bawah pimpinan Lettu Inf Taufik Akbar juga menemukan sejumlah alat komunikasi yang berada di seputaran ekor pesawat pada Senin (14/5), berupa Emergency Locator Transmitter (ELT) atau alat pelempar sinyal dan Global Position System (GPS).
Sebelumnya, 13 prajurit Kopassus rela "tidur kalong" ---tidur di atas pohon--- di tebing lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor untuk mencapai ekor pesawat yang berada di kedalaman sekitar 500 meter.
"Kita menggunakan 'sling' (tali tubuh) untuk mengikat tubuh ke pohon yang ada tebing itu," kata Taufiq.
Dalam waktu semalaman, tubuh mereka menggantung di tebing yang kemiringan sekitar 80 derajat itu, demi kemanusiaan menolong korban pesawat Sukhoi yang berpenumpang 45 orang itu. Bahkan prajurit korps pasukan khusus itu juga, makan dan minum sambil menggantung di atas pohon itu.
"Kita harus menghemat makanan dan minuman juga," katanya.
Sebelum mencapai lokasi tidur kalong itu, mereka harus melakukan teknik rappeling ---menuruni tebing dengan menggunakan tali---.
Akhirnya, mereka mencapai lokasi ekor pesawat yang dalamnya sekitar 500 meter dari Puncak 1 gunung tersebut. "Sampai ke dasar jurang itu, kira-kira dalamnya sekitar seribu meter lagi," katanya.
Untuk mencapai ekor pesawat itu, tali untuk rappeling harus beberapa kali disambung. "Untuk menyambung tali itu, memang memerlukan ketrampilan khusus," kata Kepala Penerangan Kopassus, Letkol Infantri Taufiq Shobri. Redaktur: Hazliansyah. Sumber: Antara
Black Box: Misi Tujuh Jam Prajurit Baret Merah
Wednesday, 16 May 2012, 07:41 WIB. http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/16/m43b9q-black-box-misi-tujuh-jam-prajurit-baret-merah
Ketua Tim SAR Gabungan Danrem 061 Surya Kencana Kolonel Infantri AM Putranto (kanan), menerima kotak hitam (Black Box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 dari Kepala Penerangan Kopassus, Letkol Taufik Shobri (kiri) di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Selasa (15/5).
REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Akhirnya black box Sukhoi Superjet 100 ditemukan pada Selasa pagi di punggungan Gunung Salak, Jawa Barat. Pengumuman resmi penemuan black box oleh satu tim Kopassus TNI-AD itu dilakukan malam hari karena proses pengangkutannya memerlukan waktu hingga lebih tujuh jam naik-turun gunung.
"Medannya terjal sekali. Selasa pagi kami turun ke titik dengan teknik rappeling dari helikopter TNI-AU. Kami bergerak turun sejauh 500 meter ke bawah, masih turun lagi 300 meter ke tempat kami menemukan ekor pesawat terbang yang ada alat komunikasinya, tempo hari," kata Kepala Dinas Penerangan Kopassus TNI-AD, Letnan Kolonel Infantri Taufik Shabri, dari Pasir Bogor, Jawa Barat, Selasa malam.
Tim yang menemukan, katanya, ternyata harus naik lagi 100 meter di tebing yang kemiringannya bisa sekitar 85 derajad itu. "Di atas itulah kami menemukan benda yang diduga black box itu. Kami sebelumnya mendapat gambaran, seperti apa kira-kira black box itu dari pihak yang berwenang," kata Shabri.
Setelah meyakini bahwa itu black box, katanya, tim langsung membungkus secara seksama benda itu dan membawa secara simultan dari lokasi persis penemuan. Medan yang sangat terjal memberi tantangan tersendiri bagi tim untuk membawa ke Salak 1, helipad tempat benda-benda temuan dan kantung jenasah ditempatkan sebelum dibawa ke Jakarta.
"Perlu waktu lebih dari tujuh jam tanpa henti untuk mereka bisa membawa black box itu. Naik-turun gunung berjalan kaki dan memakai teknik memanjat tebing agar misi bisa berjalan baik," kata Shabri. Itulah sebabnya maka pengumuman resmi penemuan black box itu baru dilaksanakan pada Selasa malam.
Sebagai gambaran, waktu tujuh jam lebih itu setara dengan waktu yang diperlukan pendaki untuk mencapai puncak Gunung Rinjani di Provinsi NTB dari pos awal pendakian.
Kolonel Infantri AM Putranto sebagai ketua Tim SAR Gabungan di sana mengumumkan hal itu kepada pers yang telah menunggu di Salak 1. Kotak hitam itu tidak lagi berwarna asal --oranye-- melainkan sudah gosong walau kondisinya masih lengkap.
Untuk selanjutnya black box itu akan diterbangkan ke Jakarta untuk kepentingan penyelidikan sebab-musabab kecelakaan Sukhoi Superjet 100 pada Rabu siang lalu (9/5), yang menyebabkan 45 peserta penerbangan itu berakhir tragis.
Black box terdiri dari dua instrumen utama: cockpit voice recorder yang merekam pembicaraan di dalam kokpit dan antar awak pesawat terbang, dan flight data recorder yang merekam performansi ratusan instrumen secara bersamaan di dalam pesawat terbang.
Paduan hasil pembacaan kedua instrumen itu menyumbang secara signifikan dalam rekonstruksi dan penentuan penyebab kecelakaan. Di Indonesia, KNKT adalah satu-satunya pihak yang berwenang membaca dan mengolah hasil pembacaan black box itu. Redaktur: Taufik Rachman. Sumber: antara
Terbakar, Kotak Hitam Sukhoi Masih Bagus
Rabu, 16 Mei 2012, 05:53 WIB
Ketua Tim SAR Gabungan Danrem 061 Surya Kencana Kolonel Infantri AM Putranto (kanan), menerima kotak hitam (Black Box) pesawat Sukhoi dari komandan tim Kopassus Lettu Taufik (kir) yang menemukan kotak hitam (Black Box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Desa
REPUBLIKA.CO.ID, CIPELANG --
Kotak hitam atau black box Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan Kopassus di Gunung Salak memang sempat terbakar. Namun, api ternyata hanya membakar bagian luar dari kotak hitam tersebut.
Sedangkan bagian depan kotak berisi rekaman kegiatan pesawat sebelum menabrak Gunung Salak itu ternyata masih dalam kondisi baik. "Saya yakin bahwa kotak hitam itu tidak rusak. Memang sempat terbakar, tapi hanya di luar," ujar investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kapten Khairudin.
Menurutnya, di sejumlah kecelakaan pesawat, kotak hitam memang sering kali tebakar. Namun, dari sejumlah kejadian itu hanya sedikit berpotensi merusak isi dari kotak yang sejatinya berwarna oranye.
Kotak hitam Sukhoi sendiri saat dibawa ke posko utama sudah berwarna kehitaman dan tidak lagi menampilkan identitas warnanya yang memiliki corak oranye. KNKT yang hadir langsung ke posko sudah memastikan bahwa barang yang dibawa Kopassus itu adalah kotak hitam. "Betul. Positif itu adalah kotak hitam. Kami akan mengikuti mekanisme penyerahannya terlebih dahulun baru kemudian bisa dibawa untuk ditelaah," ujarnya. Redaktur: Endah Hapsari. Reporter: Abdullah Sammy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar