Amerika Serikat Mempersiapkan Perang Total Melawan Dunia Islam
Seperti dilansir oleh BBC, Jum'at lalu, akhirnya tokoh-tokoh militer Amerika Serikat membuka kedoknya sendiri. Di Akademi militer Sekolah Staf Gabungan Angkatan Bersenjata di Norfolk, Virginia, mereka sedang mempersiapkan pemimpin masa depan. Jenis pemimpin masa depan Amerika Serikat itu, yang akan melakukan perang total melawan 1,4 miliar Muslim diseluruh dunia.
Para pemimpin militer Amerika Serikat itu, tidak ada lagi terminologi dalam benak mereka yang disebut Islam moderat. Semua penganut Islam, dipandang oleh mereka sebagai ancaman bagi Amerika Serikat. Inilah pandangan para pemimpin militer dan politik di masa depan Amerika Serikat, yang sekarang ini dipersiapkan di Akademi Militer - Sekolah Staf Gabungan Angkatan Bersenjata di Norfolk, Virginia.
Ancaman masa depan bagi keamanan Amerika Serikat, bukan lagi kelompok-kelompok bersenjata, teroris, jihadis, dan kaum ekstrimis. Tetapi semua penganut atau pemeluk Islam dipandang sebagai ancaman, yang sangat membahayakan keamanan Amerika Serikat. Menghadapi ancaman ini, para pemimpin masa depan Amerika Serikat itu, bahkan dibolehkan meninggalkan konvensi Jenewa, di mana dibolehkan menyerang sasaran sipil. Tidak lagi dipedulikan.
Letnan Kolonel Mattew Dooley, salah satu tokoh militer, yang mengajar di Sekolah Staf Gabungan Angkatan Bersenjata di Norfolk itu, menggambarkan perang total, bahkan para pemimpin baru Amerika yang sedang dididik di Norfolk itu, disuguhi sebuah opsi menggunakan bom atom, yang akan digunakan memusnahkan kota-kota di negeri-negeri Muslim di seluruh dunia.
Mattew Dooley, tak kurang-kurang, begitu sangat luar biasa ketakutannya terhadap dunia Muslim, serta harus memusnahkan kota Maakkah dan Madinah, yang dipandang sebagai ‘episentrum’ (pusat) ancaman terhadap Amerika Serikat.
Makkah dan Madinah yang setiap tahun dikunjungi jutaan orang berkumpul, dan melaksanakan ibadah haji itu, harus direduksi (dihancurkan), agar tidak lagi menjadi tempat berkumpulnya Muslimin di seluruh dunia. Bahkan, Amerika Serikat akan menggunakan bom atom, seperti ketika Amerika Serikat menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II.
Betapapun, Saudi Arabia, pemerintahannya sudah tunduk dibawah pengaruh Amerika Serikat, tetapi para pemimpin militer Amerika Serikat, masih menempatkan posisi Arab Saudi, tetap menjadi sumber ancaman keamanan nasional Amerika. Arab Saudi yang disebut sebagai sumber lahirnya faham ‘Wahabi’ itu, dalam persepsi para pemimpin Amerika adalah ancaman yang sangat menakutkan.
Tidak ada pilihan lain, dibenak para pemimpin Amerika Serikat, yang sekarang sedang dipersiapkan di Sekolah Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika itu, kecuali menghancurkan secara total. Menghancurkan dengan menggunakan kekuatan nuklir. Inilah sebuah skenario masa depan yang sedang dipersiapkan terhadap dunia Islam oleh Amerika Serikat.
Para pemimpin masa depan Amerika Serikat itu, hanya melihat satu pilihan, yaitu menggunakan kekuatan militer, menghadapi kekuatan 1,4 miliar Muslim, yang menyebar di seluruh dunia. Amerika Serikat akan menggunakan kekuatan militer yang dimilikinya, mereduksi atau mengeliminasi (menghapus) ancaman secara total dari Muslim di seluruh dunia, yang dipandang sebagai ancaman masa depan Amerika Serikat.
Pandangan ini sudah lama, dan dimulai ketika Presiden George Bush, mendeklarasikan perang ‘war on terror’, usai peristiwa 11 September 2001, yang dimaksudkan permakluman perang terhadap dunia Islam. Kemudian, Amerika Serikat melakukan invasi (pendudukan) militer ke Afghanistan dan Irak. Perang dengan segala implikasinya yang melibatkan sekutu-kutunya.
Para pemimpin Amerika Serikat, banyak dipengaruhi kelompok ‘Neo-kon’ (Neo-konservatif), gabungan antara kelompok ‘hawk’ (elang), yang merupakan kumpulan tokoh garis keras dari Yahudi dan Kristen, yang telah mengumandangkan perang dingin sejak zamannya Soviet. Mereka inilah yang mendorong Bush melakukan invasi militer ke Afghanistan dan Irak.
Usai perang dingin menghadapi Soviet, mereka sekarang mengarahkan ancaman itu kepada dunia Islam. Islam dipandang sebagai ancaman baru bagi Amerika Serikat. Eskalasi perang terus berlangsung di seluruh dunia Islam. Di Asia, Timur Tengah, dan Afrika, yang melibatkan operasi milirter besar-besaran Amerika, hingga hari ini. Inilah warisan kelompok 'Neo-kon' yang terus berlangsung, dan terus mengemundangkan perang terhadap dunia Islam.
Generasi baru yang merupakan pembawa misi kelompok ‘Neo-kon’ itu, terus melanjutkan misi mereka. Mereka melakukan regenerasi, terutama ditubuh militer Amerika Serikat. Tokoh-tokoh baru dikalangan militer Amerika Serikat ini,diharapkan akan mewarisi kepemimpin masa depan Amerika Serikat, yang akan menghadapi ancaman masa depan, khususnya dari dunia Islam.
Letnan kolonel Mettaw Dooley telah mempersiapkan kepemimpinan baru di lingkungan militer Amerika Serikat yang akan membawa misi penyelamatan bagi masa depan Amerika Serikat dengan mengobarkan perang total melawan 1,4 miliar Muslim di seluruh dunia.
Nampaknya, para pemimpin militer Amerika Serikat tidak memiliki pilihan, kecuali harus melakukan perang total terhadap dunia Islam. Dalam persepsi para pemimpin Amerika Serikat, Islam dan Muslim tetap menjadi ancaman keamanan mereka. Mereka tidak ada lagi terminologi Islam moderat atau fundemantalis, semua Muslim dipandang sebagai ancaman.
Sikap dan persepsi para pemimpin baru Amerika Serikat ini, justru akan menciptakan situasi ketidakstabilan terhadap keamanan dunia. Amerika Serikat menciptakan perang dingin baru, persis seperti ketika Amerika Serikat menghadapi Soviet, yang dipandang menjadi ancaman keamanan global bagi Amerika Serikat.
Bersiap-siaplah kaum wahai Muslimin menghadapi ancaman baru para pemimpin militer Amerika Serikat, yang membuat skanerio perang global itu.
Inilah kesempatan meraih pahala sebesar-besarnya dari Allah Azza Wa Jalla, yaitu kemuliaan disisi-Nya, dan surga-Nya. Tak ada jalan lain, menghadapi ancaman Amerika Serikat itu, kecuali dihadapi dengan memohon pertolongan dari Allah Rabbul Alamin. Wallahu’alam
Kursus militer Pentagon melatih tentara AS untuk menghancurkan Makah dan Madinah
Muhib Al-Majdi
Sabtu, 12 Mei 2012 09:03:44
(Arrahmah.com) -
Associated Press melaporkan bahwa dalam salah satu kursus militer yang dilakukan oleh Pentagon, para perwira pasukan AS diajari bahwa musuh AS adalah umat Islam secara keseluruhan dan AS memiliki kemungkinan melakukan serangan besar untuk tempat-tempat suci umat Islam di Makah dan Madinah, tanpa mempedulikan warga sipil muslim yang akan jatuh sebagai korban.
Kantor berita Amerika, Associated Press dan media massa terkemuka Inggris, The Guardian melaporkan pada Jum’at (11/5/2012) bahwa kursus militer untuk para perwira militer AS itu akhirnya dihentikan oleh Pentagon pada akhir April 2012.
Penghentian kursus perwira militer itu diawali oleh protes seorang perwira peserta. Materi kursus itu dinilai bertentangan dengan pernyataan para pemimpin AS pada tahun sebelumnya yang menyatakan AS memerangi kelompok fundamentalis Islam, bukan memerangi Islam itu sendiri, tulis AP.
Pentagon memerintahkan penyidikan atas materi kursus militer tersebut dan memberhentikan instruktur kursus, letnan kolonel Matthew Dooley. Kepada para perwira kursus militer di Joint Forcess Staff College di Norfolk, Virginia, Doley mengajarkan bahwa kaum muslimin membenci segala hal yang dibela oleh AS. Sekolah untuk anggota militer profesional ini mengajar para perwira menengah militer dan pemerintah sipil.
Dooley mengajarkan bahwa Konvensi Jenewa tentang tawanan perang dan perlakuan terhadap warga sipil kini tidak lagi relevan untuk diterapkan. Hal itu memberi peluang kepada AS untuk melakukan serangan yang menargetkan penduduk sipil tempat-tempat suci kaum muslimin di Makah dan Madinah, jika diperlukan, seperti yang telah dilakukan oleh militer AS di Nagasaki dan Hirosima pada Perang Dunia II.
Pelatihan militer bagi para perwira AS yang menargetkan warga sipil muslim bukanlah kali pertama ini. Tahun lalu, FBI juga menghentikan kursus militer serupa, tulis AP dan The Guardian. Meski Pentagon dan Gedung Putih berusaha menutup-nutupi niat jahatnya, realita membuktikan kepada masyarakat dunia bahwa perang melawan terorisme yang dikampanyekan oleh AS dan sekutunya sejatinya adalah perang terhadap kaum muslimin yang ingin hidup di bawah naungan syariat Islam dan menolak sistem hidup yang dipaksakan oleh AS.
(muhib almajdi/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar