Wikileaks
Inilah Isi Dokumen Rahasia Amerika Serikat yang Dibocorkan Wikileaks
Selasa, 30 November 2010 01:09 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Wikileaks beraksi lagi. Kali ini situs pembocor dokumen rahasia itu mengungkap 250 ribu kawat diplomatik dan catatan diplomatik lainya milik Amerika Serikat. Berikut adalah poin-poin penting yang terkuak dari dokumen Wikileaks.
Dari dokumen-dokumen yang dibocorkan itu terungkap sepak terjang diplomasi AS dimana diplomat memerintahkan agar sekutu maupun musuh dimata-matai. Fakta menarik lain yang terungkap adalah Raja Saudi Arabia, Abdullah, mendorong Washington untuk segera membom Iran.
Yang jelas, kebocoran kali ini mengungkap lebih detail soal isi perut strategi politik dan militer AS. Bocornya informasi ini langsung ditangkap oleh harian The New York Times, Guardian, dan beberapa media lainnya. Kawat diplomatik yang dibocorkan paling baru tercatat pada bulan Februari 2010.
Pada kawat diplomatik yang masuk kategori rahasia tersebut, terungkap bahwa pemimpin Arab secara pribadi mendesak agar AS melakukan serangan udara terhadap Iran. Para pejabat AS telah diperintahkan untuk memata-matai kepemimpinan PBB. Evaluasi bulanan yang dilakukan Washington atas isu-isu internasional paling sensitif juga terungkap disini.
Misalnya pergeseran dalam hubungan antara Cina dan Korea Utara, tingginya tingkat kekhawatiran atas ketidakstabilan Pakistan. AS dan Inggris mengkhawatirkan atas keamanan program senjata nuklir Pakistan, dengan para pejabat negara tersebut juga memperingatkan bahwa negara itu menghadapi keruntuhan ekonomi dan pegawai pemerintah bisa menyelundupkan keluar bahan nuklir yang cukup untuk teroris untuk membangun bom nuklir. Adapula rincian upaya AS untuk memerangi Alqaidah di Yaman.
Selain itu, gerahnya AS atas korupsi di Afghanistan, satu kawat mengungkap wakil presiden Zia Massoud membawa uang 52 juta dolar secara tunai. Hal ini terungkap saat ia dihentikan dalam perjalanan ke Uni Emirat Arab. Massoud membantah mengambil uang tersebut dari Afghanistan.
Dugaan bahwa Rusia dan badan-badan intelijen memanfaatkan bos mafia untuk melakukan operasi kriminal, dengan satu kawat yang menyebutkan bahwa Rusia telah menjadi 'negara mafia virtual'.
Hubungan yang sangat erat antara Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, yang menyebabkan kecurigaan AS. Sebuah dokumen juga mengungkap sebuah hadiah bahwa Italia mendapatkan kontrak energi yang menguntungkan.
Pemerintah AS pun sontak khawatir bahwa publikasi terbaru dari Wikileaks membahayakan keselamatan para diplomat AS di luar negeri. Tidak cuma itu As juga mengkhawatirkan keselamatan intelijennya di luar negeri. "Serta orang-orang dari penjuru dunia yang datang ke AS tuntuk memperjuangkan demokrasi dan pemerintahan terbuka," demikian pernyataan Gedung Putih.
Namun pengelola Wikileaks, Julian Assange, menganggap enteng kekhawatiran itu. Ia menilai pemerintah AS takut untuk dimintai pertanggungjawaban atas sepak terjangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar