Ada 7 Luka Tembak di Jenazah Bendahara Ponpes Umar bin Khattab
Tim Pengacara Muslim, Achmad Michdan menyebut bahwa Ustadz Firdaus bendahara Pondok Pesantren (Ponpes) Umar bin Khattab (UBK), Bima, NTB, yang menjadi korban tewas pada Senin sore, (11/7/2011), tersebut, mengalami tujuh luka tembak di tubuhnya.
Sebelumnya banyak pemberitaan yang menyebut telah terjadi ledakan di dalam Ponpes Umar bin Khattab. Menanggapi hal tersebut Michdan menyebut sumber TPM yang ada di lokasi tidak menemukan kerusakan ataupun tanda-tanda bekas ledakan yang luar biasa.
"Faktanya Ustadz Firdaus mengalami tujuh luka tembak di tubuhnya." Ujar Michdan kepada SI Online.
Saat akan dimakamkan pada Selasa (12/7/2011), rombongan pengantar jenazah Firdaus dihadang puluhan polisi bersenjata lengkap. Jenazah tersebut akhirnya berhasil direbut polisi dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima untuk diotopsi.
Menurut beberapa sumber, pihak kepolisian tampaknya menggunakan ledakan tersebut sebagai dalih memasuki Ponpes Umar bin Khattab untuk menangkap seorang santri Ponpes, Sa’ban Arrahman (18) yang menjadi tersangka pembunuhan Brigadir Polisi Rokhmad Saipuddin (30), di Mapolsek Bolo, pada 30 Juni.
Sebelumnya, Komjen Fajar Prihantoro, Irwasum Polri, menyatakan polisi masih melihat kasus pembunuhan tersebut sebagai kriminal murni.
Polisi juga menduga salah seorang terduga teroris kelompok Aceh Mujahidul Haq alias Uqbah sebagai pengajar di Ponpes Bima.
Buntut dari pengambilan jenazah itu, petugas pun menahan tiga belas orang yang mengantarkan jenazah. Mereka akan didakwa atas penyerangan terhadap petugas kepolisian. (pz/SI)
JAT: Densus Sangat Brutal, Ini Sudah Masuk Extra Judicial Killing
Sabtu, 14/05/2011 13:17 WIB | Versi Cetak
Aksi Densus 88 yang menewaskan Sigit Qordowi dan Hendra di Sukoharjo tadi malam, mendapat respon keras dari Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Son Hadi, selaku Direktur JAT Media Centre menyatakan perilaku Densus sudah masuk kategori brutal dan tidak bisa lagi dibiarkan.
“Tindakan Densus sudah brutal. Ini sudah masuk Extra Judicial killing, pembunuhan di luar cara-cara yang dibenarkan hukum,” ucapnya saat dihubungi Eramuslim.com.
Son Hadi juga sangat menyesalkan permainan asal tembak Densus kepada para korban yang diduga teroris.
“Itu kan baru dugaan saja, kenapa langsung dibunuh? Ini ada apa?” tanyanya.
Selain itu, Son Hadi juga menaruh curiga terhadap kronologi penembakan yang menewaskan kedua orang tersebut.
“Enggak mungkin lah, masa tembak-tembakkan lagi naik motor. Kejadian ini sudah berulang kali dilakukan Densus, kita masih ingat dulu ada Ibrohim dan lain sebagainya. Kita curiga kenapa para otaknya dihabisi.” tambahnya
Dengan serentetan kejadian ini, Son Hadi menghimbau kepada seluruh umat muslim untuk memperhatikan Densus.
“Umat Islam harus memperhatikan kinerja Densus, kalau perlu kita Laporkan ke Komnas HAM.”
Son Hadi sendiri mengaku tidak mengenal Sigit maupun Hendra, namun siapapun dia wajib diberi perlindungan.
“Saya secara pribadi tidak mengenal mereka, namun siapun dia wajib mendapat perlindungan sebagai warga Negara.” pungkasnya. (pz)
SQ dan H Tewas Saat Ingin Menunaikan Shalat Shubuh
Sabtu, 14/05/2011 12:16 WIB | Versi Cetak
Kejadian baku tembak semalam sempat membuat masyarakat kaget. Dikabarkan satu orang warga juga turut menjadi korban aksi baku tembak di Sukoharjo.
SQ, H, dan tim Detasemen Khusus 88 antiteror Polri terlibat baku tembak pada pukul 02.30 WIB, saat SQ dan H tengah berjalan menuju masjid untuk ibadah sholat subuh.
Kedua tersangka yang merasa dibuntuti petugas langsung memuntahkan tembakan secara membabi buta, sehingga tim Densus mengambil tindakan dalam penyergapan ini. Kedua tersangka dan seorang saksi mata tewas dalam peristiwa ini.
Seperti diberitakan, kepolisian menembak dua orang yang diisukan terkait terorisme di pertigaan Jalan Palagan Tentara Pelajar Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dini hari tadi. Aparat Detaseman Khusus 88 Polri melumpuhkan dua orang di lokasi tersebut. Dalam baku tembak itu, seorang penjual wedangan, Nuriman, tewas. Ia diduga terkena peluru nyasar. (pz/met/inl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar