Sunni dan Syi'ah, mau di adu domba oleh Wahabi pro Zionis
di Sampang, Madura -Jawa Timur- Indonesia
Source: Banjarku Umai Bungasnya: Sunni dan Syi'ah, mau di adu domba oleh Wahabi pro Zionis di Sampang, Madura -Jawa Timur- Indonesia http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2011/12/sunni-dan-syiah-mau-di-adu-domba-oleh.html#ixzz1l7Y9mmAD
Under Creative Commons License: Attribution
team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com-
Ummat Islam Indonesia kembali "terluka", mereka yang mempunyai "kavling surga" yaitu Wahabi pro Zionis kembali mengacak-acak bumi Pertiwi kita Indonesia, mereka kembali berbuat anarkis dengan isu yang sangat sentral yaitu "Konflik Sunni dan Syi'ah", padahal warga Madura Sampang yang santun dan agamis terkenal sangat baik dan rukun dalam hidup bertetangga baik Sunni maupun Syi'ah serta Wahabi yang tidak pro Zionis mereka hidup "dalam kedamaian", tanpa saling mengusik dan saling bertoleransi.
Tanpa bermaksud menggurui, kalau seseorang "Mencopet" namun kebetulan bersuku "A", apakah seluruh suku "A" Pencopet???.. tentu tidak bukan. Begitu juga ketika orang yang mengaku Sunni atau Wahabi atau Syi'ah yang melakukan perbuatan "biadab" semisal "pembakaran" , apakah seluruh orang Sunni atau seluruh orang Wahabi atau bahkan seluruh orang Syi'ah yang "Membakar", tentu tidak bukan?????. Jadi sebenarnya "Pelakunya lah" sebagai biang provokator layak dan semestinya di sebut kaki tangan Zionis atau boleh disebut "Zionis" itu sendiri.
Anda bisa bayangkan kalau penganut Syiah 12 Imam yang dianut sebagian warga Sampang Madura (yang rumah dan pesantrennya dibakar di penghujung Desember 2011 ini) yang merupakan warga negara Indonesia adalah "sesat", maka anda terjebak serta otomatis dan sadar ataupun tidak telah juga menyebut negara IRAN yang menyebut negara Islam Iran yang merupakan penganut Syi'ah 12 Imam terbesar didunia adalah "sesat". Bukankah sekarang negara Islam Iran menjadi simbol " perlawanan" rakyat Timur Tengah yang baru-baru ini terjadi, hanya negara Islam Iran yang berhasil maju disemua bidang baik kesehatan, ekonomi , tekhnologi dan lainnya, yang berani menyebut Amerika dan pengikutnya yang pro Zionis Israel adalah "Setan Besar".
Negara Islam Iran inilah yang selalu diisukan oleh propaganda Zionis dari Barat dan Timur Tengah sendiri sebagai "Iranphobia", mereka para Zionis menghembuskan adanya konflik Syi'ah dan Sunni, bahkan ketika terjadi pembakaran kitab Al-Qur'an, mereka para Zionis menghendaki konflik antara Islam dan Kristen. Namun berkat kepemimpinan Rahbar Sayid 'Ali Khamene'i, yang mengatakan bahwa konflik antara Syi'ah dan Sunni bukan antar Mazhabnya, tetapi "oknum"nya yang mengaku Sunni atau mengaku Syi'ah bahkan atau mengaku Wahabi. Begitu pula ketika Qur'an di bakar menurut Rahbar Sayid 'Ali Khamene'i, ini bukan konflik antara Islam dan Kristen, tetapi murni karena kesalahan "oknumnya".
Jadi wahai saudara sebangsa dan senegara serta seagama, konflik dan pernyataan negatif tentang Syi'ah dan Sunni itu tidak bisa bersatu adalah pernyataan para "Anti Persatuan Islam", mereka secara sadar atau tidak telah menjadi "Kaki Tangan" Zionis yang selalu memecah-belah persatuan.
Semoga kejadian ini membuat aparat yang berwenang dan negara Indonesia serta para pemimpin kekuasaan "bisa bercermin", untuk tidak selalu mendiamkan suatu masalah dan baru bertindak setelah masalah tersebut tidak bisa bahkan "semakin bermasalah"...
InsyaAllah....Hidup Persatuan......Hidup Persatuan Islam...Hidup Sunni...Hidup Syi'ah..Hidup Wahabi....Hidup Indonesia...jangan biarkan Zionis menggerogoti otak kami dan akhirnya membuat kami "bertengkar" sesama "saudara", sesama warga negara Indonesia, semoga kedamaian Persatuan kepada kebenaran Illahi selalu menyertai kami...Amin ya rabbal 'allamin.
Source: Banjarku Umai Bungasnya: Sunni dan Syi'ah, mau di adu domba oleh Wahabi pro Zionis di Sampang, Madura -Jawa Timur- Indonesia http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2011/12/sunni-dan-syiah-mau-di-adu-domba-oleh.html#ixzz1l7XYkSJ5
Under Creative Commons License: Attribution
Pesantren Syiah Madura Dibakar, Kebhinekaan Dinodai,
Awas ......dan hati2lah serta.... Waspadalah Umat Islam Indonesia dengan cara2- dan
pola2 ... Adu Domba yang dikendalikan oleh Antek2 Penjajah Kriminal Internasional
yang di pimpin AS-NATO -Israel Zionis...serta Antek2 nya....
Cara2 inilah yang diterapkan di Timur Tengah... dan Dunia Arab... oleh para aktor2 dan
mastermind Penjajah Kriminal Intsernasional di Dunia Arab- Timur Tengah..
Kebhinekaan di Tanah Air kembali dinodai. Kekerasan atas nama agama kembali terjadi. Menjelang pergantian tahun, Kamis, 29 Desember sekitar pukul 9.15, pesantren milik warga Syiah di Nangkernang, Sampang, Madura, dibakar massa.
Tajul Muluk, pembina pesantren itu mengatakan, tiba-tiba massa menyerang dan membakar pesanten. "Semua habis dibakar. Rata dengan tanah," kata Tajul saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis 29 Desember 2011.
Meski tidak menimbulkan korban, aksi ini menghanguskan tiga rumah, dan satu musala.
Saat ini, sejumlah warga Syiah sudah diungsikan, termasuk ratusan santri yang berasal dari kalangan tidak mampu. "Mereka sudah dikembalikan ke rumah masing-masing," katanya.
Penodaan terhadap kebebasan beragama itu memicu kecaman dari berbagai kalangan. Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, sangat prihatin atas terjadinya insiden tersebut.Tokoh asal Madura ini berharap aparat bertindak tegas atas kejadian tersebut.
"Aparat harus bertindak tegas. Tindakan intoleran seperti di Sampang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Pasalnya, berdirinya negera ini untuk melindungi perbedaan-perbedaan," kata Mahfud usai menjadi pembicara Halaqah Dan Bahtsul Masail Kiai Muda di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Kamis (29/12).
Soal perbedaan berkeyakinan, Mahfud menjelaskan, hal itu selayaknya diselesaikan secara hukum. Pasalnya, MK sudah menyatakan bahwa UU No 1 Tahun 1960 tentang penodaan agama adalah undang-undang yang benar. Sehingga, perbedaan berkeyakinan tidak boleh diadili secara sendiri-sendiri.
"Jadi jika ada perbedaan keyakinan harus diselesaikan secara hukum, tidak boleh tindakan sendiri-sendiri. Termasuk konflik antara Sunni dan Syiah," katanya.
Sementara itu, tokoh agama dari Muhamadiyah, Ahmad Syafi'i Maarif mengutuk pelaku kekerasan atas nama agama. "Apa pun tindakannya, ini tidak benar," kata dia kepada VIVAnews.com, Kamis.
Menurut dia, saat ini umat Islam telah tertular budaya kalap yang tidak bisa menerima perbedaan. "Mereka pendek akal, makanya mereka (menyelesaikan masalah) dengan kekerasan."
Tak cuma pada Syiah, kejadian pengusiran terhadap aliran yang sepaham juga kerap terjadi. Contoh saja, kejadian Ahmadiyah beberapa waktu lalu.
Kondisi ini diperparah oleh lambannya penegakan hukum. Bila setiap pelaku kekerasan tidak diproses, pastinya dengan mudah orang bisa mengulangi lagi. "Aparat seharusnya juga bisa mengantisipasi kerusuhan semacam ini."
Anggota Komisi VIII Bidang Agama DPR, Abdul Hakim mengecam pembakaran pesantren milik warga Syiah di Nangkernang, Sampang, Madura. Aksi brutal ini harus diselesaikan dengan proses hukum. "Indonesia negara hukum, kalau ada perbedaan pandangan ya seharusnya bisa diselesaikan dengan musyawarah," kata Abdul Hakim saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis.
Menurut Hakim, peristiwa pembakaran itu termasuk tindakan brutal. Seharusnya, kata dia, setiap warga menghargai adanya perbedaan pandangan tentang agama. "Saya mengecam tindakan anarkisme seperti itu. Perbedaan pandangan agama harus dihargai," kata Hakim yang juga Sekretaris Fraksi PKS ini. Hakim mengatakan, perbedaan pandangan agama itu termasuk dalam hak asasi manusia.
Sementara itu, LSM Setara Institute menilai pembakaran terhadap permukiman warga Syiah di Dusun Nangkernang Kabupaten Sampang, Jatim sebagai bukti meluasnya intoleransi.
Peneliti Setara Institute Ismail Hasani mengatakan lembaganya mencatat kasus intoleransi terhadap keyakinan yang berbeda cenderung marak di Jawa Timur akhir-akhir ini. Ismail menilai kasus intoleransi di Sampang sudah berlangsung cukup lama.
"Ya ini, kan sebenarnya penolakan terhadap kelompok ini, kan, sudah lama terjadi. Dan terakhir kawan peneliti kita ke lokasi juga diusir dan ditangkap. Jadi artinya perilaku intoleran dari masyarakat memang sudah muncul, sudah ada." ungkap Ismail mengutip situs KBR68H.
Ismail Hasani mendesak kepolisian untuk mengusut kasus pembakaran permukiman warga Syiah di Dusun Nangkernang. Pagi tadi permukiman jemaat aliran Syiah di Dusun Nangkernang, Sampang, Madura dibakar sekelompok massa. Kini, 130 keluarga di kampung itu khawatir pembakaran mengancam keselamatan jiwa mereka. Ini merupakan kali kedua daerah itu dibakar massa. Sebelumnya, rumah seorang penganut Syiah di sana juga dibakar massa pada 18 Desember lalu.
Kecaman juga datang Nahdlatul Ulama. Pengurus cabang NU Solo mengecam pembakaran pesantren milik warga Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, pada Kamis 29 Desember 2011. Tindakan tersebut dianggap sangat bertolak belakang dengan semangat toleransi.
"Kita mengecam semua tindakan anarki, baik yang dilakukan perseorangan maupun ormas. Pembakaran pesantren tersebut sangat anarkis," kata Ketua PCNU Solo, Akhmad Helmy Sakdillah kepada VIVAnews.com di Solo.
Menurut dia, kasus tersebut telah mencoreng semangat toleransi yang telah lama dikembangkan di Indonesia. "Kalau permasalahannya mengenai ajaran tidak sesuai, kenapa kok baru sekarang muncul? Kan semuanya bisa diselesaikan dengan musyawarah," ujarnya.
Sayap Pemuda NU, GP Ansor akan mengirimkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) ke Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Tindakan itu untuk membantu kepolisian dalam pengamanan desa itu pasca pembakaran rumah, Madrasah, dan Surau Islam Syiah pagi tadi. Kepastian itu diungkapkan Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, di Jombang. Ia mengecam keras aksi kekerasan yang diduga dilakukan ratusan orang dari Islam Sunni pimpinan Rois itu.
Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid berharap aparat dapat menindak tegas siapapun pelaku maupun dalang aksi kerusuhan tersebut. Pagi tadi ratusan orang, diduga dari kelompok Islam Sunni yang dipimpin Rois, membakar rumah, sekolah dan musholla milik tokoh Islam Syiah, Tajul Muluk di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Aksi dipicu adanya konflik keberadaan Islam Syiah di desa tersebut.
Tak Ada Penyimpangan
Warga Syiah berada di Dusun Nangkernang sejak 1980-an. Pada 2004, mereka secara terbuka membangun pesantren. Meski demikian, tak ada tentangan dari warga sekitar. Semua beribadah dengan damai.
Masalah baru muncul sejak beberapa tokoh agama fanatik pada 2006. "Mereka mulai memprovokasi dan memfitnah kami," kata Milal.
Ketegangan itu membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sampang mengadakan pertemuan sejumlah tokoh agama, yang dihadiri aparat kepolisian dan TNI pada 2009. Dalam pertemuan itu, MUI menyatakan bahwa Syiah bukan aliran sesat, karena tidak ada penyimpangan. Sejak saat itu, perlindungan terhadap warga Syiah pun sudah dijamin MUI dan aparat keamanan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta aparat kepolisian melakukan pendekatan persuasif dalam menangani konflik Sunni dan Syiah di Sampang, Madura. "Pendekatan persuasif merupakan langkah paling bijak. Meski tak bisa diredam dalam waktu dekat, tapi inilah yang membuat konflik bisa berakhir," ujar Soekarwo, Kamis 29 Desember 2011.
Soekarwo mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim. Pemprov Jatim juga akan bertemu dengan tokoh-tokoh agama di beberapa daerah sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi konflik serupa.
Menurut Gubernur, konflik dua kelompok itu berawal dari masalah keluarga, dan sudah berlangsung lama. Majelis Ulama Indonesia dan Pemerintah Sampang, sudah berusaha mendamaikan kedua kelompok tersebut. "Dulu sudah kami lakukan pendekatan. Itu kakak beradik terlibat konflik yang tak kunjung
terselesaikan. Hingga akhirnya merembet ke persoalan agama," kata Soekarwo menambahkan.
Sebelumnya, MUI Jatim menyarankan warga Syiah di wilayah itu direlokasi ke tempat lebih aman. "Konflik itu akan terus terjadi, jalan keluarnya kelompok itu harus dipindah," kata Ketua MUI Jatim Abdussomad Buchori.
Perbedaan Sunni dan Syiah Sangat Kecil
Quraish Syihab dalam bukunya "Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan, Mungkinkah?" menyatakan bahwa perbedaan Sunni dan Syiah sangat kecil bila dibandingkan persamaannya. Menurut dia, perbedaan yang paling menonjol adalah menyangkut imam, yaitu siapa yang memimpin Islam setelah Nabi Muhammad SAW meninggal.
Kaum Sunni, Ahlus-Sunnah wal Jama'ah atau lebih sering disingkat Ahlul-Sunnah, dianut sekitar 80-90 persen umat Muslim sedunia. Sedangkan sisanya adalah Syiah.
Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia Jalaluddin Rahmat menyatakan letak perbedaan Sunni dan Syiah adalah penggunaan hadits. Jika hadits Sunni paling besar berasal dari para sahabat nabi, seperti Abu Hurairah, maka hadits Syiah berasal dari Ahlul Bait. "Jadi bukan berarti ajaran Sunni itu salah, dan Syiah sebaliknya," ujarnya, beberapa waktu lalu.(IRIB Indonesia/vivanews/KBR68H/PH)
Pesantren Syiah Dibakar Massa ???!!!
Posted by KabarNet pada 29/12/2011
Inilah bukti nyata kebodohan dan kelemahan Iman dan ilmu.. beberapa pimpinan Umat Islam Indonesia yang kena provokasi.... dan ideologi dan propaganda.... penganut.. ..Snouck Hurgronje..dan Van der Plas- dan "Lawren of Arabia"... dan para Orientalis2 Jahat... dan para penyusup ulama Suu' dari para Jaringan dan Media mainstream Penjajah Kriminal Internasional.. dengan komandannya adalah AS-NATO-Israel-Zionis PBB-UN [Security Council] ...dan dikikuti dengan patuh dan taat ..serta setia oleh Antek2nya.. yang selalu memusuhi Persatuan Umat Islam dan Persatuan Bangsa Indonesia...
Sasaran antara.. adalah Negara Republik Islam Iran... yang selalu diancam dan di blokade oleh mereka2 Para Penjajah Kriminal Internasional dan didukung Antek2nya.. itu...
Tujuan Akhir adalah menghancurkan Persatuan Umat Islam seluruh Dunia.. dan menghancurkan ajaran2 Islam yang Benar dan Utuh.. sebagai Syariah bagi Umat Manusia... seluruhnya.. sebagai tuntunan Allah dan Rasulullah SAW... bagi Umat Islam khususnya.. dan rahmatan lil'alamien secara umumnya..
Karena Syiah dan Sunny harus Bersatu dan Besaudara.. serta saling menguatkan satu dengan lainnya...
Awas jangan mau di adu domba.. oleh siapapun....!!! Bersatulah Sdr2 ku...
Sampang – KabarNet: Sekitar pukul 10.00, Kamis pagi tadi (29/12/2011), ratusan massa dari berbagai desa di Kecamatan Omben dan Karang Penang menyerbu Kompleks Pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura. Sambil mengumandangkan takbir, massa dari berbagai kelompok itu membakar mushala, madrasah, asrama dan rumah pemimpin Syiah Sampang, Ustad Tajul Muluk.
Dua kompi aparat Kepolisian Resor Sampang dikerahkan untuk mengamankan lokasi. Namun mereka tertahan tidak bisa masuk ke lokasi karena jalan menuju Nangkernang diblokir massa yang melengkapi diri dengan berbagai senjata tajam. Aparat Komando Rayon Militer Omben dikabarkan sempat diserang massa karena mencoba masuk ke lokasi. “Orang dari luar desa dan tidak dikenal warga diancam akan dihabisi,” kata Muhammad Alim, warga Karang Gayam. Sejauh ini, amuk massa itu belum dilaporkan menimbulkan korban jiwa.
Kepala Bagioan Operasional Polres Sampang, Komisaris Zainuri, mengatakan karena kalah jumlah, polisi belum bisa masuk ke lokasi. Polisi masih menunggu bantuan dari Kepolisian Daerah Jawa Timur dan dan Kepolisian Resor Pamekasan, kabupaten di sebelah timur Sampang. “Situasi tidak memungkinkan kami ke lokasi,” ungkapnya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Rachmat Mulyana, menyatakan, kerusuhan yang terjadi di Sampang sempat meluas karena saat kejadian polisi tak bisa masuk ke dalam lokasi. Apalagi, kawasan sekitar kerusuhan diblokir ratusan orang bersenjata tajam sehingga membuat polisi kewalahan dan tidak bisa masuk ke sekitar lokasi. Untuk menyiasati hal ini, Polres Sampang sudah berkoordinasi dengan Komando Distrik Militer Sampang.
Hingga siang tadi sekitar pukul 15.30 WIB, ratusan personel kepolisian dari Polda Jatim dan Polres Sampang, sebanyak 4 truk yang mengangkut ratusan personel Brimob Polda Jatim dan Polres Sampang dikerahkan ke lokasi untuk memulihkan situasi lokasi pembakaran pondok Syiah tersebut.
Dalam waktu hampir bersamaan dengan datangnya ratusan polisi, kediaman milik Ustadz Iklil Salah satu pimpinan Pesantren Syiah yang hanya terpisah dengan sungai, terbakar dan muncul asap. Sebagian aparat kepolisian pun meluncur ke rumah milik Ustadz Iklil.
Iklil Al Milal, mengatakan meski kompleks pesantrennya hangus rata dengan tanah, tidak ada korban jiwa yang jatuh dalam aksi perusakan yang dilakukan sekelompok masyarakat tersebut. “Pengrusakan berlangsung cepat. Kami memang sengaja tidak melawan,” katanya, Kamis, 29 Desember 2011.
Menurut Iklil yang juga kakak Pimpinan Islam Syiah Sampang Ustad Tajul Muluk, saat massa merusak pesantrennya, jemaah Syiah tidak mengungsi. “Banyak jamaah kami yang emosi, mau membalas, tapi berhasil kami redam agar tidak ada korban jiwa,” ujarnya.
Dia menegaskan tidak akan membalas amuk massa itu selama yang diamuk sebatas bangunan. Kendati begitu, dia meminta aparat kepolisian tetap mengusut siapa otak di balik penyerangan pesantren Syiah itu. “Kami tetap utamakan jalur musyawarah. Negara ini negara hukum. Semua ada aturannya,” tegasnya.
Soal terlambatnya aparat keamanan melakukan pencegahan, Iklil memaklumi karena lokasi Dusun Nangkernang memang terpencil dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Sementar itu, Organisasi syiah, Ahlil Bait, menuding kepolisian membiarkan penyerangan maupun pembakaran kompleks Pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Madura. Polisi dianggap mengetahui rencana penyerangan kelompok massa yang memporak-porandakan sekolah agama mereka. “Polisi sudah tahu, tapi kok tidak ada antisipasi. Ini ada skenario tertentu,” kata Andullah Djufriono, Koordinator Hukum dan Hak Asasi Manusia Ahlil Bait, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis, 29 Desember.
Abdullah menduga penyerangan itu dilatarbelakangi perintah dari oknum tertentu yang menginginkan pertentangan antara penganut agama Islam. Namun ia menolak menyebutkan oknum yang dia curigai. “Kami juga masih menyelidikinya,” ujar dia.
Menurut Abdul, organisasinya sudah lama mendapatkan tekanan dari berbagai pihak agar pimpinannya, Tajuk Muluk, diusir dari Madura. Tekanan dari berbagai massa yang mengaku antisyiah itu membuat organisasinya melaporkan masalah ini kepada kepolisian. “Kami juga dijembatani bupati dan Komnas Ham,” kata dia.
Hasilnya, kata dia, tekanan-tekanan itu berangsur hilang. Namun ia tak menyangka masalah ini berbuah penyerangan dan pembakaran sekolah agamanya. Ia pun menuding polisi adalah pihak yang paling bertanggung jawab. “Karena polisi yang seharusnya bisa meredam masalah ini,” ujar dia. [KbrNet/TMPO/DTC]
Nur Wahid: Pembakaran Pesantren Syiah PR PBNU
Perbedaan keyakinan tidak boleh dijadikan alasan untuk melakukan tindakan kekerasan.
VIVAnews -
Anggota Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid menyesalkan aksi pembakaran pesantren Syiah oleh warga di Sampang, Madura. Menurutnya, dialog Syiah-Sunni jadi pekerjaan rumah Ketua PBNU.
"Ini pertama kali, terjadi di Indonesia terjadi di Madura yang masyarakatnya demikian fanatik soal agama," kata Hidayat di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat 30 Desember 2011.
Karena Jawa Timur --termasuk Madura-- merupakan basis warga NU, Hidayat menilai PBNU mesti memfasilitasi proses dialog antar warga tersebut agar tidak lagi terulang kejadian serupa lantaran perbedaan yang ada. "Ini jadi PR bagi Said Aqil (Ketua Umum PBNU) bagaimana meyakinkan warganya ketika terjadi perbedaan pendapat," kata Hidayat.
Sebab, lanjut Hidayat, NU sebagai ormas Islam penganut faham Sunni terbesar di Indonesia harus mengkaji kenapa bisa sampai terjadi tindakan kekerasan warganya terhadap pesantren Syiah tersebut.
"Ahlu sunnah wal jamaah sendiri merupakan pihak yang menghormati prinsip kesunahan, hak yang baik, komunitas yang kuat dan besar. Ternyata sampai seperti itu, penting juga untuk diteliti apa masalahnya. Apakah memang masalah Sunni-Syiah atau konflik antar warga. Itu yang perlu diteliti dengan maksimal," kata Hidayat.
Lebih jauh, menurut Hidayat, mestinya perbedaan keyakinan tidak boleh dijadikan alasan untuk melakukan tindakan kekerasan. "Semua yang ada di Indonesia harusnya menghormati akidah yang ada," kata Hidayat.
Maka dalam hal ini juga, menurut Hidayat, menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menjelaskan kepada masyarakat demi kepentingan menjaga kerukunan diantara sesama warga.
"Tugas pemerintah dan para ulama untuk membimbing warganya untuk menjelaskan dengan baik apa makna sunnah, apa makna berjamaah, apa makna berislam dengan baik dan menghadirkan masyarakat yang baik," kata Hidayat.
Sebelumnya, pesantren milik warga Syiah di Nangkernang, Sampang, Madura dibakar massa, Kamis 29 Desember 2011, sekitar pukul 9.15 WIB.
Tajul Muluk, pembina pesantren itu mengatakan, tiba-tiba massa menyerang dan membakar pesanten. "Semua habis dibakar. Rata dengan tanah," kata Tajul saat dihubungi VIVAnews.com. (umi)
Pembakaran Madrasah di Sampang
Mahfud MD: Aparat Harus Bersikap Tegas
inilah.com
INILAH.COM, Jombang - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, sangat prihatin terjadi pembakaran rumah, madrasah, dan surau Islam Syiah di Desa Karang Gayam Kecamatan Omben Kabupaten Sampang. Untuk itu, tokoh asal Madura ini berharap aparat bertindak tegas atas kejadian tersebut.
"Aparat harus bertindak tegas. Tindakan intoleran seperti di Sampang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Pasalnya, berdirinya negera ini untuk melindungi perbedaan-perbedaan," kata Mahfud usai menjadi pembicara Halaqah Dan Bahtsul Masail Kiai Muda di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Kamis (29/12/2011).
Soal perbedaan berkeyakinan, Mahfud menjelaskan, hal itu selayaknya diselesaikan secara hukum. Pasalnya, MK sudah menyatakan bahwa UU No 1 Tahun 1960 tentang penodaan agama adalah undang-undang yang benar. Sehingga, perbedaan berkeyakinan tidak boleh diadili secara sendiri-sendiri.
"Jadi jika ada perbedaan keyakinan harus diselesaikan secara hukum, tidak boleh tindakan sendiri-sendiri. Termasuk konflik antara Sunni dan Syiah," katanya.
Sekadar diketahui, konflik keberadaan Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben (sebelumnya disebut Karang Penang), Sampang, memanas. Ratusan orang dari Islam Sunni yang dipimpin KH Rois, membakar rumah, sekolah dan musala milik tokoh Islam Syiah, KH Tajul Muluk, Kamis (29/12/2011). [beritajatim.com]
Under Creative Commons License: Attribution
15 Orang Terkait Konflik Sunni-Syiah di Sampang Diperiksa Polisi
REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG - Polres Sampang, Madura, Jawa Timur, memeriksa sebanyak 15 orang kasus kerusuhan bernuansa SARA antara kelompok Sunni dan Syiah di wilayah itu.
"Ke-15 orang yang kami periksa untuk dimintai keterangan itu, semuanya merupakan saksi yang melihat secara langsung kasus pembakaran madrasah kelompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam," kata Kapolres Sampang AKBP Solehan kepada pers, Kamis (29/12) malam.
Ia menjelaskan, polisi terus melakukan penyelidikan kasus ini dan belum menetapkan tersangkanya. Ke-15 orang saksi yang diperiksa itu dari kedua belah pihak, yakni dari kelompok Islam Sunni dan Islam Syiah. "Sebagian dari yang 15 orang ini, kami periksa di Mapolres Sampang," katanya menjelaskan.
Kasus pembakaran madrasah kalompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Sampang, Madura itu terjadi Kamis sekitar pukul 09.30 WIB.
Selain membakar madrasah, mushala dan dua unit rumah milik pimpinan dan penasihat Syiah, massa dari kelompok Islam Sunni ini juga mengancam akan membunuh semua pengikut Islam Syiah karena ajaran kelompok ini dianggap sesat.
Namun kelompok Syiah tidak melakukan perlawanan dan mereka memilih untuk menyelamatkan diri. Menurut penasihat Syiah Iklil Almilal, selain jumlah pengikut warga Syiah lebih sedikit, pihaknya menganjurkan kepada pengikutnya untuk tidak melawan.
"Kami meminta mereka agar menyelamatkan diri, terutama kaum perempuan dan anak-anak," katanya menjelaskan.
Saat ini para kelompok aliran Islam Syiah ditampung di kantor kecamatan terdekat dari Desa Karang Gayam, yakni di Kecamatan Ombem dan dijaga ketat petugas gabungan dari Polres dan TNI Kodim 0828 Sampang dan Brimob Polda Jatim.
Aksi pembakaran yang menimpa kelompok aliran Islam Syiah di Sampang, Kamis (29/12) pagi itu merupakan kali kedua selama Desember 2011. Sebelumnya pada Sabtu (17/12) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari sebuah rumah pengikut aliran Islam Syiah juga dibakar massa.
Rumah pengikut aliran Islam Syiah dibakar karena perbedaan paham itu adalah milik Moh Siri (56) warga Dusun Gaddhing Laok, Desa Bluuran, Kecamatan Karangpenang, Sampang, saat yang bersangkutan sedang tidur.
Ketika itu, rumah Moh Siri dibakar di bagian depan dan belakang dengan menggunakan bensin dan tempat tidur korban. Sedangkan pintu rumahnya ditutup dari luar oleh pelaku.
Kasus Syiah dan Sunni di Kabupaten Sampang, Madura ini terjadi sejak beberapa tahun 2006 lalu, dan pada awal 2011 ini, pimpinan Syiah Sampang sempat diusir massa dengan alasan karena ajaran Syiah dinilai sesat.
Sementara situasi keamanan di sekitar Desa Karang Gayam, hingga kini masih mencekam bahkan petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang kembali mendatangkan pasukan bantuan untuk mengantisipasi aksi susulan oleh kelompok Islam Sunni terhadap kelompok Islam Syiah.
Umat Islam NKRI.. harus benar2 WASPADA dan HATI2... Politik adu domba dan Devide et Impera.... ala Mafia2 Politik Penjajah Kriminal Internasional....dan para politikus oportunis.. yang berkpribadian serakah dan haus kekuasaan-buas dan keji dan antek2nya.dan para pendukungnya baik langsung ataupun dengan media2.. yang telah diarahkan.. oleh tangan2 jahi... dan kejam.... Mereka yang memprovokasi dan mendorong-dorong perpecahan Umat Islam Indonesia dengan memakai corong2 seperti di Timur Tengah dan politik adu domba ala Van der Plas- Snouck Hurgronje- Lawrence of Arabia- dan Isue Holocaust- dan Isue2 911 WTC- dan issue Teroris... Islam Liberal.dll yang dikendalikan oleh Kelompok dan Jaringan Kriminal Internasional dan politik orientalis2 jahat. Ingatlah semboyan para penjajahan dahulu.. yi 3G [God-Gold-Glory=dengan menyebarkan ajaran Kresten dgn segala tipu daya-dan ajaran2 Islam pemecah belah dgn mengebiri ayat2 dan konsep cerita2 jahat-dan ajaran2 melemahkan konsep Islam yang benar-murni-sejati-utuh-bersatu-dan menyeluruh.] yang kini dipimpin para Penjajah Jahat-AS-NATO-Israel Zionis -PBB [UN-Security Coincil] dan Antek2nya.. dan Raja2 dan Emir2 Super Kaya dan Borjuasi Super Kaya Anti Islam.. dengan segala cara jahat yang antara lain dengan mengadu-domba para madzhab2 dan aliran2 dalam Islam.. antara lain memprovokasi permusuhan Syiah dan Sunny dan sebaliknya.. [Ajaran Islam yang luas dan tinggi itu tdk sepenuhnya dikuasai oleh hanya satu atau bbbrp aliran saja, mk perlu bersatu dan saling belajar dan melengkapinya serta memilih dan memilahnya utk kemashlahat Umat dan Persatuan Umat yang utuh.. dengan keaneka ragaman yang sempurna..]
BalasHapusUmat Islam NKRI Bersatulah.. membangun silaturahim-persaudaraan-solidaritas-dan pendalaman ajaran agama dengan berbudi luhur dan akhlak mulia..
Jaga ucapan2 para tokoh2 agama. dalam penyampaian ilmunya.. agar umat awam tidak terprovokasi.. oleh ajaran2 yang memecah belah persatuan Umat Islam dan Bangsa Indonesia.. seutuhnya seluruhnya..
Hati2 dengan dana2 dari LN, khususnya dg program2 tertentu yang menimbulkan pembodohan dan pembatasan2 dan exclusivisme serta provokasi2 yang mendangkalkan pemikiran dan ajaran Islam seutuhnya.
Yakinlah bahwa Umat Islam telah dipersiapkan untuk melaksanakan hidup dengan ajaran dasar2 yang lengkap-utuh-menyeluruh.. Kita thaat dan ikhlas melaksanakan syariah secara utuh dan komprehensif dan totalitas.. Insya Allah berkah dan kemuliaan dari Allah akan tercurah dan berlimpah.. Aamiin.. Semoga masyarakat adil makmur berdasarkan UU yang benar dan adil serta perilaku akhlak mulia berdasarkan referensi ajaran Kebenaran Allah SWT... dan dijauhkan dari tafsir2 kaum munafik dan jahat.. serta serakah..
Tegakan Kebenaran Allah-- Kebenaran Syariah yang Benar dan menyeluruh... Insya Allah kita jaya-sukses... dan mulia dunia akhirat.. Aamiin...