Jakarta - “Bahaya.. bahaya sekali!” Kata-kata ini meluncur dari mulut Dahlan Iskan ketika ditanya soal pencalonan dirinya sebagai presiden. Menteri BUMN itu selalu mengelak menanggapi wacana pencapresan dirinya oleh Partai Demokrat (PD). Katanya, implikasinya bisa macam-macam.
"Pertama saya akan dianggap kerja keras karena punya keinginan politik tertentu. Bahaya kedua, hal itu akan mengganggu saya untuk bekerja keras di Kementerian BUMN. Ini bisa mengganggu keikhlasan saya dalam menjalankan tugas," jelas Dahlan saat ditemui majalah detik di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Wacana pencapresan Dahlan mengemuka menyusul pernyataan Ketua DPP PD Bidang Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP PD, Ulil Abshar Abdalla. Menurut Ulil, Dahlan berpotensi dan punya kapasitas maju pada Pilpres 2014. Tentu saja, Dahlan butuh dukungan partai besar. Itu sebabnya, dalam akun twitternya, Ulil berjanji akan mengusulkan nama Dahlan ke internal PD.
Entah sengaja atau tidak, wacana yang dikembangkan Ulil itu seakan mendapat sokongan Presiden SBY. Senin 2 Januari 2012, di hadapan pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI), SBY memberikan pujian kepada Dahlan.
"Saya kenal Dahlan Iskan, mungkin saudara tidak. Tapi dengan saya intens sekali. Ketika saya minta tugas selesai minggu depan, ternyata selesai hanya dalam tiga hari. Cepat, bukan 3 minggu," kata SBY yang disambut tepuk tangan hadirin.
SBY dan Dahlan memang sudah saling mengenal sejak 2004, ketika SBY baru memperkenalkan Partai Demokrat untuk menghadapi Pemilu 2004. Dahlan merupakan salah satu tokoh media yang ditemui SBY saat itu.
Usai pemilu legislatif, salah seorang kepercayaan Dahlan di Grup Jawa Pos, yakni Alwi Hamu, membentuk sebuah tim pemenangan SBY-JK yang diberi nama Tim Lembang Sembilan. Alwi Hamu, Komisaris Utama Fajar Grup, kelompok media di bawah Grup Jawa Pos, saat itu bertugas membangun pencitraan melalui media.
Soal dukungannya kepada SBY dan PD, Dahlan mengakui. "Waktu itu saya memang membantu. Tapi itu hanya karena simpati saya saja terhadap Demokrat," ujarnya.
Dahlan berharap PD menjadi partai tengah yang akan menjaga stabilitas nasional. Soalnya, salah satu partai tengah yang saat itu ada, yakni Partai Golkar, dianggap punya cacat masa lalu sehingga kurang kuat. "Tapi saya hanya bersimpati saja. Tidak lebih. Dan saya juga tidak masuk tim sukses.”
Kedekatan Dahlan dengan SBY dibuktikan, ketika pria kelahiran Magetan, Jawa Timur itu ditunjuk menjadi Dirut PLN pada akhir 2009. Dengan gaya kepemimpinan yang berbeda dari pimpinan PLN sebelumnya, Dahlan berhasil meningkatkan kinerja PLN. Dahlan kemudian diangkat menjadi Menteri BUMN pada 17 Oktober 2011.
Dalam hitungan pekan, sepak terjang Dahlan sebagai menteri mendapat banyak apresiasi. Bukan saja oleh lakunya yang antiprotokoler atau kedekatannya dengan bawahan atau para pengguna jasa BUMN yang dipimpinnya, tetapi juga oleh konsep manajemen BUMN yang hendak dikembangkannya. Nama Dahlan pun moncer: populis, cerdas, jujur, dan bersih.
Wajar bila banyak kalangan yang mendambakan republik ini dipimpin orang seperti dia. Bagi kalangan PD yang sedang membutuhkan figur baru, nama Dahlan pun dipuja-puji. Paling tidak, SBY sangat tepat memilih orang ini. Oleh karena itu, ketika Ulil berkicau di internet hendak mencapreskan Dahlan, sambutan berdatangan.
Banyak yang merespons positif, seperti disampaikan Ramadhan Pohan, “Kita memang butuh figur yang seperti beliau.” Menurut Wasekjen PD Saat Mustofa, Dahlan punya rekam jejak baik di setiap posisi yang diembanya. Oleh karena itu, Saan mengaku sangat senang jika nantinya Dahlan maju sebagai capres PD.
Namun fungsionaris DPP PD yang lain, memilih berhati-hati. "Bagaimana mendukung, sedang mekanisme pemilihan capres saja baru akan dibahas Maret ini. Belum ada pembicaraan majunya Dahlan sebagai capres PD. Itu hanya wacana Ulil di twitter saja," uja Kastorius Sinaga
Sedang pendiri PD, TB Silalahi, menilai wacana mencapreskan Dahlan merupakan ulah pahlawan kesiangan. Mereka memunculkan nama Dahlan sekadar untuk mengambil hati. Mereka mencuri start, tujuanya mancing-mancing reaksi publik. "Pak Dahlan harus waspada agar tidak terpancing. Beliau masih menjabat menteri, nanti bisa terganggu kinerjanya." (DIKS)
***
Edisi terbaru Majalah Detik mengupas tuntas tema 'Para Jenderal di Wisma Bakrie', juga ikuti artikel lainnya yang tidak kalah menarik seperti rubrik nasional membahas 'Rosa Diancam Mati 3 Lelaki', rubrik ekonomi bisnis 'Pajak Parkir Bocor Sampai Jauh', dan rubrik seni dan hiburan yaitu teater Capgomeh: 'Kisah Jadul yang Tak Berdebu' dan film 5 Days of War: Perang 5 Hari Pedih Tak Terperi.
Untuk aplikasinya bisa di-download di apps.detik.com dan versi pdf bisa di-download di www.majalahdetik.com. Selamat menikmati!
(iy/iy)
KANDIDAT CAPRES: Inikah 26 Orang Yang Disebut SBY? (1)
Selasa, 14 Februari 2012 | 21:41 WIB
JAKARTA: Tiba-tiba, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbicara tentang kandidat calon presiden yang kemungkinan maju pada Pemilihan Presiden 2014. Menurut pemantauannya, ada 26 orang yang mulai dielus-elus—baik secara terang-terangan maupun diam ataupun malu-malu.
“Saya mengikuti banyak tokoh yang siap berkompetisi. Kalau saya hitung-hitung ada 26 yang saya ikuti. Mereka ada yang sudah deklarasi, ada yang membuat statement dan ada yang gerak geriknya beliau ingin jadi presiden. Silahkan," begitu kata SBY saat menjawab pertanyaan wartawan dalam acara silaturahim di Istana Negara, Senin 13 Februari.
Tidak jelas, siapa 26 orang yang dimaksud oleh SBY itu. Mungkin juga angka tersebut sekadar lemparan SBY untuk melihat respons masyarakat.
Berikut ini ada beberapa nama yang mulai dikait-kaitkan dengan Pilpres 2014 terutama oleh media massa.
Meski belum dinyatakan secara resmi, hampir pasti Ketua Umum Partai Golkar ini menjadi capres dari partai berlambang beringin. Mantan pengusaha dan bos Group Bakrie yang kerap dipanggil Ical sejak beberapa bulan terakhir gencar berkeliling daerah mengampanyekan program pemberdayaan ekonomi Partai Golkar.
Kepastian apakah Ical dicapreskan oleh Partai Golkar akan ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional yang, menurut rencana, digelar pada Oktober 2012.
2. Prabowo Subianto: Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini sudah 99% pasti maju sebagai kandidat calon presiden dari partai yang dibentuknya sendiri. Prabowo pada pemilihan presiden 2009 maju sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden.
Purnawirawan jenderal berbintang tiga ini mulai sering muncul di media massa paling tidak untuk mengucapkan selamat pada perayaan hari-hari raya keagamaan dan hari besar.
3. Ani Yudhoyono: Nama Ibu Negara ini pertama kali disebut oleh politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Kabarnya, suara di dalam partai berkuasa itu yang ingin istri SBY itu maju cukup kuat.
Meski begitu, SBY sempat menyatakan bahwa keluarga dekatnya tidak akan maju dalam Pemilihan Presiden 2014. “Nama saya SBY. Jabatan saya Presiden RI keenam hasil Pemilu 2004 dan 2009. Saya bukan capres 2014. Istri dan anak-anak saya juga tidak akan mencalonkan jadi Presiden 2014,” kata Yudhoyono, 6 Juni 2012.
4. Hatta Rajasa: Sosok Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu menjadi salah satu nama yang paling sering disebut sebagai kandidat capres selain Prabowo dan Aburizal.
Hubungan kekeluargaannya dengan SBY setelah anaknya, Aliya Hatta Rajasa, menikah dengan Edhie ‘Ibas’ Baskoro Yudhoyono, putra SBY, dinilai sebagai nilai tambah buat Hatta untuk maju sebagai capres.
“Setelah memperhatikan sungguh-sungguh usulan dan saran melalui pandangan umum DPW [Dewan Pimpinan Wilayah] dengan mencatat aspirasi daerah, seluruh peserta Rakernas mengusulkan Hatta Rajasa menjadi calon presiden 2014-2019,” kata Sekjen PAN Taufik Kurniawan di sidang rapat Pleno II Rakernas PAN, di Jakarta, Minggu (11 Desember 2011).
5. Pramono Edhie Prabowo: Nama jenderal berbintang empat yang kini menjadi orang nomor satu di TNI AD juga muncul dari Partai Demokrat. Adik dari Ani SBY ini juga diincar oleh beberapa partai politik besar untuk mengisi calon wapres.
6. Djoko Suyanto: Salah satu orang kepercayaan SBY ini sebenarnya tidak aktif di partai politik. Meski begitu, nama mantan Panglima TNI ini sudah dielus-elus oleh Partai Demokrat untuk maju dalam bersaing pada 2014.
Partai politik lain juga sudah menyebut nama Djoko. Dia juga sudah digadang-gadang untuk cawapres untuk disandingkan dengan calon dari partai bersangkutan.
7. Jusuf Kalla: Nama mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba-tiba muncul lagi dalam bursa calon presiden 2014. Pada 2009, JK, panggilan akrab Jusuf Kalla, maju sebagai capres bersama Wiranto sebagai calon wapres. Namun, pasangan itu berada urutan buncit di bawah pasangan SBY-Boediono dan Megawati-Prabowo.
“Kita lihat saja perkembangannya, itu masih lama", kata Jusuf Kalla seusai menghadiri peluncuran buku karya Buya Syafii Maarif yang berjudul Gilad Atzmon: Catatan Kritikal tentang Palestina dan Masa Depan Zionisme di Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah.
8. Megawati Soekarnoputri: Kalau tidak ada ‘sesuatu’ yang berarti, Presiden Indonesia kelima ini akan kembali menjadi calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Meski begitu, sudah muncul pendapat dari kalangan dalam PDIP yang menyatakan Megawati sudah terlalu tua atau bahkan nilai jualnya tidak tinggi lagi. Bahkan, suami Mega, Taufik Kiemas, lah menjadi sosok utama yang menginginkan PDI Perjuangan tidak lagi mencalonkan anak dari Soekarno itu.
9. Mahfud M. D.: Ketua Mahkamah Konstitusi ini sangat santer disebut sebagai orang yang berpeluang maju dalam Pilpres 2014. Salah satu poin plus bagi sosok ini adalah lelaki Madura ini dipandang memiliki ketegasan dalam bersikap.
Kiprahnya di dunia perpolitikan antara lain di Partai Kebangkitan Bangsa sebelum menjadi orang nomor satu di MK menjadi modal penting bagi Mahfud andai dia memang ingin bersaing di Pilpres 2014.
10. Dahlan Iskan: Menteri BUMN ini mulai menjadi sorotan publik ketika dia ditunjuk menjadi Direktur Utama PT PLN. Namanya semakin berkilau saat Presiden SBY menjatuhkan pilihan menempatkan Dahlan ke kursi Menteri BUMN.
Kerja cepat Dahlan membenahi PLN dan sekarang Kementerian BUMN sampai saat ini dipandang positif oleh publik. Tak heran kalau nama pemilik Grup Jawa Pos masuk keranjang calon presiden yang disiapkan Partai Demokrat.
11. Sri Mulyani Indrawati: Salah satu perempuan paling berpengaruh di Indonesia ketika masih menjabat Menteri Keuangan sudah diusung oleh partai Serikat Rakyat Independen (SRI) sebagai capres. Sayangnya, SRI tidak lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehingga tidak bisa tampil dalam Pemilu 2014.
Meski begitu, pendukung fanatik Sri Mulyani, kini Direktur Bank Dunia, terus mengampanyekan SMI for President terutama di dunia maya. Penggagasnya adalah para profesional dan aktivis yang didukung oleh media massa tertentu.
12. Anis Baswedan: Tidak banyak tokoh muda yang masih ‘terjaga’ namanya seperti Rektor Universitas Paramadina ini. Berangkat dari pengalamannya sebagai mahasiswa ketika menjelang reformasi dan pendidikannya doktoralnya tentang politik, Anis tentulah paham betul dunia perpolitikan domestik.
Partai Persatuan Pembangunan sudah menyebut-nyebut nama cendikiawan muda sebagai bakal calon presiden pada 2014.
13. Sultan Hamengku Buwono X: Pada Pilpres 2009, nama Sultan sempat digadang-gadang menjadi capres dari Partai Golkar. Namun dinamika yang terjadi pada partai itu membuat Raja Yogya ini terpental dari bursa capres beringin.
Sultan sempat aktif di organisasi massa Nasional Demokrat (Nasdem), namun akhirnya memutuskan hengkang. Dari sisi elektabilitas, menurut beberapa lembaga survei, Sultan termasuk tokoh yang memiliki tingkat keterpelihan yang cukup.
14. Anas Urbaningrum: Kasus wisma atlet dan gonjang-ganjing di Partai Demokrat membuat nama Anas amat meredup.. Padahal, ketika dia berhasil menunju kursi nomor satu di partai itu, banyak pengamat yang memandang anak muda inilah yang akan menjadi rising star pada 2014.
Mantan Ketua Umum HMI ini, mau tidak mau, harus mampu menyelesaikan segala urusannya sekarang terutama terkait tudingan M. Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, untuk tetap memiliki peluang maju di 2014. (ea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar