Habib Rizieq: Pelaku Percobaan Pembunuhan Ustadz FPI itu Preman Rasis Fasis Anarkis
JAKARTA (voa-islam.com) – http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/02/15/17756/habib-rizieq-pelaku-percobaan-pembunuhan-ustadz-fpi-itu-preman-rasis-fasis-anarkis/
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menengarai para pelaku percobaan pembunuhan terhadap empat ustadz dari DPP FPI sebagai gerombolan preman. Ribuan massa itu adalah preman rasis, fasis dan anarkis yang didukung Gubernur Kalteng, Kapolda Kalteng, bandar narkoba dan koruptor.
Gerombolan preman ini, jelas Habib, mendapat dukungan dari empat oknum, yaitu Gubernur Kalteng, Kapolda Kalteng, bandar narkoba dan terpidana kasus korupsi.
“Pelaku upaya pembunuhan para delegasi Pimpinan FPI Pusat di Palangkaraya adalah gerombolan preman rasis fasis anarkis. Mereka adalah binaan Gubernur Kalteng Teras Narang yang diback-up Kapolda Kalteng Damianus Zacky, melalui operator Yansen Binti dan Lukas Tingkes,” ujar Habib dalam pesan singkatnya kepada voa-islam.com, Rabu (15/2/2012). “Yansen Binti, diduga sebagai Bandar Narkoba, sedangkan Lukas Tingkes adalah terpidana korupsi dengan Putusan PK pada bulan Desember 2011 yang sudah inkrah tapi Kejaksaan takut mengeksekusi,” tambahnya.
Habib menengarai, percobaan pembunuhan terhadap empat pengurus DPP FPI itu dilakukan untuk menghalangi kehadiran FPI di Kalteng. Motifnya, masih menurut Habib, adalah untuk menutupi kebobrokan penguasa setempat, seperti kasus tragedi Mesuji. “Mereka semua ketakutan dibongkar kebobrokannya oleh FPI, karena FPI sedang membela Dayak Seruyan yang dizalimi penguasa dan pengusaha serta preman di Kabupaten Seruyan Kalteng. Ini seperti kasus Mesuji di Lampung,” jelasnya. [taz, wid]
Hizbut tahrir Indonesia tolak pembubaran FPI
Bilal
Kamis, 16 Februari 2012 13:16:57
JAKARTA (Arrahmah.com) – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyatakan menolak upaya pembubaran Front Pembela Islam (FPI) yang sedang diopinikan oleh sekelompok kecil masyarakat.
“Hizbut Tahrir pada satu sisi memang tidak setuju dengan kekerasan, tapi kalau FPI dibubarkan dengan alasan kekerasan kami tidak setuju,” ujar Ketua Umum HTI, Ustadz Muhammad Rahmat Kurnia di Jakarta, Rabu (15/2).
Dan menurutnya Isu pembubaran tersebut harus segera di hentikan, karena hanya upaya pihak tertentu untuk menggunakan momentum peristiwa di Kalimantan untuk memperjuangkan kepentingan kelompok tertentu.
” Harus direm itu, hentikan isu pembubaran. Karena ini hanya momentum kasus Kalimantan. Ini momentum yang diangkat untuk membubarkan ormas, karena ini sudah dari dulu. Kalau tidak, ini saya lihat eskalasinya akan meningkat. Kenapa? Pasti nanti akan ada perlawanan dari internal FPI.
Tidak sekedar itu, Menurutnya, ada sejumlah hal yang membuat HTI tak sependapat dengan desakan pembubaran FPI. Pertama, Rahmat mempertanyakan kelompok yang menolak FPI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 11 Februari 2012. “Kan penggeraknya gembong narkoba itu,” ujar dia.
Lanjutnya, aksi kekerasan tidak menjadi monopoli FPI saja. Organisasi lain, kata dia, juga sering melakukan kekerasan, serta organisasi-organisasi massa yang berafiliasi ke partai politik
”Termasuk underbouw dari partai-partai politik, banyak melakukan tindak kekerasan tapi dibiarkan,” katanya.
Apalagi, tambah Ustadz Rahmat, FPI hanya melakukan kekerasan terhadap kemaksiatan. Itu pun setelah berkoordinasi dengan polisi dengan memberikan surat hingga tiga kali yang sering tidak ditanggapi, sehingga FPI turun menutup tempat maksiat tersebut.
“ Ini yang dilakukan karena tidak adanya respon dari pihak yang berwajib atau keamanan,” ujar dia.
“Jadi, menurut saya, desakan pembubaran itu sangat tidak bisa diterima. Itu lebih kepada upaya untuk melegalkan kemaksiatan.”
FPI, jelas Ustadz Rahmat, juga sudah banyak berubah daripada tahun-tahun sebelumnya. O
Ustadz Arifin Ilham dukung FPI: FPI laksana tangan dalam tubuh Umat Islam Indonesia
Siraaj
Kamis, 16 Februari 2012 11:53:49
JAKARTA (Arrahmah.com) – KH. Muhammad Arifin Ilham, seorang Ustadz lembut pemimpin Majelis Dzikir Az-Zikra, menegaskan dukungannya terhadap Front Pembela Islam (FPI), dengan menulis pernyataan di halaman akun Facebook beliau pada hari ini, Kamis (16/2/2012) yang berisi pernyataan dukungan terhadap FPI dan kritikan terhadap oknum pejabat dan media sekuler yang mendukung kemaksiatan dan menyebarkan berita fitnah seakan FPI anarkis.
” FPI dalam tubuh umat Islam Indonesia laksana TANGAN,” tegas Ustadz.
Selain itu, Ustadz juga mengecam kelompok yang ingin membubarkan FPI dan membiarkan kemaksiatan merajalela, ”siapa yg ingin membubarkan FPI?…kebebasan macam apa yg dinginkan? Ingat!, kalau ma’siyat & kemungkaran dibiarkan merajalela ‘fahaaqqo alaihal qoul’ adzab ALLAH akan turun sbgm minimpa kaum Aad, Tsamud, kaum homo dsb (QS 17 : 16,17), apa terus dibiarkan saat hukum sudah bisa “beli” hancurlah negeri ini,” ujar Ustadz.
Berikut ini adalah pernyataan Ustadz Arifin selengkapnya yang dikutip dari status akun Facebookbeliau:
“Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wabarkaatuhi. Front Pembela Islam yg dipimpin ayahanda Habib Rizq Syihab, semoga ALLAH selalu menjaga beliau…aamiin. Rasulullah bersabda “Al Mu’min kaljasadi wahidi” org beriman itu bagaikan SATU TUBUH, bila satu anggota tubuhnya disakiti maka anggota tubuh lainnyapun merasakan sakit”.FPI dalam tubuh umat Islam Indonesia laksana TANGAN, inilah dakwah termulia, sbgm Rasulullah mengajarkan, Bila kalian melihat kemungkaran maka perbaikilah dg tangan kalian, kalau tdk mampu maka dg lisan kalian, kalau tdk mampu maka dg hati kalian, itulah selemah2nya iman”.Tentu FPI dg cara hikmah melalui musyawarah, izin, 3 kali peringatan, dg atribut pakaian & organisasi yg jelas terdaptar legal. Baru melakukan tindakan sesudah semua ikhtiar, sungguh sudah rahisia umum di negeri ini tempat2 ma’siyat & program kemungkaran seperti pornografi, perizinan minuman keras, judi dsb selalu dibekingi preman, oknum pejabat & media sekuler. Sehingga beritapun tdk seimbang seakan FPI anarkis, apalagi rentan dg masuknya provakator dg atribut yg sama…lihatlah di media, siapa yg ingin membubarkan FPI?…kebebasan macam apa yg dinginkan? Ingat!, kalau ma’siyat & kemungkaran dibiarkan merajalela “fahaaqqo alaihal qoul” adzab ALLAH akan turun sbgm minimpa kaum Aad, Tsamud, kaum homo dsb (QS 17 : 16,17), apa terus dibiarkan saat hukum sudah bisa “beli” hancurlah negeri ini. TIDAK sahabatku, siapa yg CINTA ALLAH & NEGERI INI tdk boleh diam harus dakwah & jihad dg segala resikonya, & kalian jangan diam, hidup ini pilihan yg konsekwensi di akhirat nanti, ALLAH mengumpulkan kelompok mns jin di akhirat nanti bersama SIAPA YG MEREKA CINTAI!, apakah kalian ingin berkumpul dg mrk para Pendukung ma’siyat & kemungkaran itu dg dailh hak asasi mns yg sebenarnya mrklah yg menghancurkan HAQ MORAL GENERASI BANGSA INI, NO WAY!Saya Muhammad arifin ilham mencintai Habib Rizq Syihab dg segala konsekwensi…teruslah duhai habib yg Mulia Berdakwah & Berjihad, “Ya ALLAH kumpulkanlah kami bersama hamba2 yg mencintai MU & Yg berjuang dijalanMU…aamiin. ALLAHU AKBAR. “
Sebelumnya pada (6/2), Ustadz Arifin juga pernah mengatakan bahwa seseorang pantang menilai seseorang hanya dari media atau hanya “katanya katanya”, ketika beliau ditanya bagaimana Habib Rizieq di mata beliau. Beliau mengatakan dalam status akunnya, “cukup orang dikatakan Fasiq bila menelan bulat2 berita tanpa TABAYYUN (kroscek) “Bila datang berita kpd kalian dari orang fasiq (benci ALLAH & RasulNYA) maka telitilah lebih dahulu krn byk sebelum kalian menyesal krn telah termakan berita dari org2 fasiq itu” (QS 49:6). & sungguh org2 fasiq itu suka berdusta, gosip (sekarang sudah menjadi mata pencaharian mrk, bisnis media gosip), penyebar fitnah terhadap pejuang2 ISLAM. (QS 9:48).” (siraaj/arrahmah.com)
Pemberitaan Media Tidak Adil Terhadap FPI
Ketua Divisi Dakwah DPP FPI, Ustadz Muchsin Alatas, menilai pemberitaan media selama ini tidak adil. FPI seakan-seakan didentikkan sebagai ormas paling jahat di dunia, padahal banyak rekam jejak FPI terlibat dalam aksi sosial.
“Kita membantu korban Tsunami di Aceh, Gempa di Jogja, korban kekerasan Mesuji di Lampung, tapi tidak pernah dimediakan sama sekali. Itu namanya merem sebelah,” tegasnya dalam dialog dengan salah satu Televisi Nasional, Rabu malam (15/2).
Beliau juga mengaku heran dengan logika media selama ini. Padahal dalam kasus Kalteng kemarin, FPI telah diperlakukan dengan kasar, namun malah FPI yang disalahkan. “Mestinya kan tidak begitu, FPI disalahkan yang masa lalu, tapi sekelompok masyarakat di Palangkaraya yang menyerang FPI juga disalahkan, “ tandasnya.
Pemberitaan seperti itulah yang adil dalam melihat FPI. “Tapi ini kan enggak. Kita yang menjadi korban, tapi kita juga yang disalahkan,” imbuhnya. (Pz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar