Provokator Salibis Biang Kerusuhan Antar Kampung di Ambon Tertangkap!
AMBON (voa-islam.com) – Dua
kampung Islam dan Kristen di Ambon bersitegang dua bulan terakhir,
karena kerapnya terjadi insiden pelemparan batu ke rumah warga.
Ternyata, pelakunya adalah pemuda Kristen yang sengaja mengadudomba dan
memprovokasi dua kampung Islam dan Kristen.
Pasca pecahnya insiden penyerangan massa
Kristen terhadap Kampung Muslim Waringin pada tanggal 11 September
lalu, terjadi ketegangan antara kampung Muslim dan kampung Kristen di
Ambon. Salah satunya adalah Perumnas Waiheru kecamatan Teluk Ambon
Baguala.
Ketegangan itu dipicu oleh pelemparan
batu yang kerap diarahkan terhadap rumah warga di RT 017 RW 07 yang
mayoritas muslim dan RT 03 RW 02 yang mayoritas Nasrani. Hubungan dua
komunitas yang dipisahkan oleh sebuah sungai yang lebarnya 5 meter itu
pun memanas karena adanya sikap saling curiga.
Di pemukiman Muslim, rumah yang kerap
menjadi sasaran pelemparan adalah rumah milik Yusuf Tuny dan Jatmiko,
keduanya adalah anggota TNI yang berdinas di Koramil 1504-01 Baguala.
Sedangkan di pihak Kristen, rumah yang selalu menjadi sasaran pelemparan
adalah rumah milik Kris Manusiwa, ketua RT 03 RW 02 dan rumah milik
Richard. Aksi pelemparan batu itu, biasanya terjadi malam hari antara
pukul 12.00 WIT, pukul 02. 00 sampai pukul 06. 00 WIT.
Selama ini, warga Muslim yang bermukim
di RT 017 RW 07 selalu dicurigai sebagai pelakunya. Tudingan ini semakin
diperkeruh ketika ibu S, warga pemukiman Kristen terang-terangan
menuduh umat Islam sebagai pelaku pelemparan batu. Padahal, menurut
Husni Marasabessy, Ketua RW 07, warga RT 017 RW 07 setiap malam selalu
berjaga akibat ulah provokator yang melempari permukiman mereka.
Berbagai upaya dilakukan oleh warga
bersama anggota TNI dari Batalyon 733 Pattimura dan Polsek Teluk Ambon
Baguala untuk mengungkap siapa pelaku pelemparan batu yang mengadu domba
dua komunitas tersebut.
Dan pelaku pelemparan tergolong nekad
dalam menjalankan aksinya, pasalnya ketika suatu malam Kapolres Ambon
bersama Danramil 1504-01 meninjau lokasi yang biasa terjadi pelemparan
pelaku tanpa rasa takut melempar rombongan Kapolres dan Dan Ramil
tersebut. Tentu saja hal tersebut membuat jengkel dan heran rombongan
yang sedang melakukan investigasi lapangan tersebut.
Senin (7/11/2011), keresahan yang selama
ini menghantui warga Muslim di Perumnas Waiheru kecamatan Teluk Ambon
Baguala terjawab sudah.
Upaya warga dan aparat keamanan selama
hampir dua bulan akhirnya membuahkan hasil. Aparat keamanan dari Koramil
1504-01 yang melakukan pemantauan dari sore hari di tempat biasanya
terjadi pelemparan. Sekitar pukul 01. 10 WIT keluarlah seorang pemuda
warga RT 03 RW 02 dari rumahnya sepertinya hendak buang air kecil. Dalam
posisi berdiri seperti hendak kencing, pemuda tersebut menengok ke
kanan dan ke kiri seperti memantau situasi. Kemudian dia memungut batu
dan melemparnya dengan sekuat tenaga ke arah rumah warga, aksi
pelemparan tersebut diulangi lagi untuk kedua kalinya dengan memungut
sebuah batu kurang lebih sebesar kepalan orang dewasa kemudian ia
melempar lagi dengan kuat ke arah rumah warga lainnya. Ia melakukan aksi
pelemparan secara bergantian ke arah permukiman Muslim dan Kristen.
Namun naas ketika ia memungut batu yang
ketiga hendak melempar lagi datanglah petugas TNI dari Koramil 1504-01
Baguala memergoki aksinya kemudian menangkapnya. Ternyata, pelakunya
bernama Rony Kontor Mole yang berprofesi sebagai buruh bangunan. Pria
Kristen berusia 25 tahun ini pun digelandang ke pos keamanan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dengan tertangkapnya Rony Kontor Mole
terungkaplah siapakah sebenarnya provokator yang selama ini melakukan
pelemparan kearah perumahan warga dua komunitas di Waiheru. Tuduhan
bahwa pelaku pelemparan adalah dari pihak muslim ternyata tidak benar
karena ternyata pelaku berasal dari komunitas Kristen.
Warga semakin heran setelah terungkap
bahwa pelakunya memiliki hubungan keluarga dekat dengan Kris Manusiwa,
Ketua RT 03 RW 02 yang juga pengurus Gereja. Pasalnya, selama ini rumah
Kris juga selalu menjadi sasaran pelemparan batu oleh Rony. Hal tersebut
menjadi pertanyaan besar bagi sebagian warga tentang motif dan tujuan
pelaku dalam aksinya tersebut.
Husni Marasabessy, Ketua RW yang juga
dosen pada salah satu perguruan Tinggi Islam di Ambon menyatakan
syukurnya atas penangkapan tersebut. Ia juga berharap agar pihak
Kepolisian bisa mengungkap kasus ini dengan tuntas sampai ke
akar-akarnya. Sebab ia meyakini bahwa dalam menjalankan aksinya Roni
tidak bekerja sendirian akan tetapi ada tim dan aktor intelektual di
belakang aksinya.
Meskipun provokator pelaku pelemparan
telah tertangkap namun warga Muslim tetap melakukan jaga malam seperti
hari-hari sebelumnya. Sebab mereka meyakini ada pelaku lain di belakang
Roni sebab aksi pelemparan tersebut berjalan hampir dua bulan. Warga
juga meyakini ada yang mendalangi dan mendanai dari aksi pelemparan yang
dilakukan oleh Roni.
Karena itu tugas dari aparat keamanan
belum selesai hanya dengan menangkap Roni seorang, namun harus bisa
mengungkap tujuan, motif, aktor intelektual dan para pelaku lainnya?
Mudah-mudahan bekerja secara profesional, tidak membonsai kasus dan
tidak mengecewakan warga muslim seperti yang terjadi selama ini. [taz,
af]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar