Bena, Kampung Adat dalam Pelukan Gunung Inerie, Bajawa, Flores
Senin, 05 Januari 2015
Di kampung Bena serasa kembali ke jaman batu sejenak dan lupa akan hiruk pikuk kota metropolitan.
Sekali lagi, kontributor Skyscanner, Sutiknyo, berbagi cerita dan pengalaman travelnya - kali ini di Kampung Bena, sebuah kampung adat tidak jauh dari kota Bajawa, Flores. Masyarakatnya masih aktif berinteraksi dengan para leluhurnya dan memegang teguh budaya yang diwariskan leluhur mereka. Terinspirasi untuk melakukan lebih banyak wisata budaya di tanah air, why not?
Tentang Adat dan Budaya Kampung Bena
Rumah adat yang beratapkan ijuk berjajar rapi seperti umpak-umpak
tersusun ketika Anda memasuki beranda depan kampung di sisi utara.
Posisi kampung sendiri memanjang dari sisi utara ke selatan. Namun hanya
di bagian utaralah kita bisa melewati pintu masuknya karena di bagian
selatan kampung yang merupakan daerah tertinggi merupakan tebing terjal
yang tidak bisa dilalui. Ada hal unik yan bisa kita lihat jika
memperhatikan simbol di atas rumah warga ini: patung pria di atas rumah
yang memegang parang dan lembing adalah Sakabolo, ini adalah rumah inti
keluarga laki-laki.
Yang tak kalah menarik adalah ketika memasuki teras rumah warga
kampung Anda akan menjumpai banyak sekali tanduk kerbau, rahang dan
taring babi dipajang menggantung berderet di depan rumah sebagai lambang
status sosial orang Bena. Tanduk, rahang dan taring babi yang digantung
itu biasanya berasal dari hewan-hewan yang dikorbankan saat upacara
adat oleh masing-masing suku yang ada di kampung.
Nga’du dan bhaga adalah dua simbol leluhur kampung yang berada di halaman, kisanatapat, tempat
upacara adat digelar untuk berkomunikasi dengan leluhur mereka. Nga’du
berarti simbol nenek moyang laki-laki dan bentuknya menyerupai sebuah
payung. Sedangkan bhaga berati symbol nenek moyang perempuan yang
bentuknya menyerupai bentuk miniatur rumah.
Lain halnya dengan batu nabe. Di bawah susunan batu nabe
terdapat makam leluhur mereka. Biasanya dipakai oleh tetua adat kampung
untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi di kampung Bena. Selain
dipakai untuk sarana berkomunikasi dengan leluhur, batu nabe juga tempat
untuk menaruh sesaji buat para leluhur mereka.
Gunung Inerie yang terkenal di Flores
Kampung Bena berada dalam pelukan gunung Inerie (2.245 mdpl).
Penduduk setempat percaya bahwa di puncak gunung Inerie bersemayam dewa
Zeta yang melindungi kampung mereka. Itu sebabnya mereka selalu
menghormati gunung ini. Letak kampung Bena yang tidak terlalu jauh dari
kota Bajawa membuat kampung ini cukup dikenal terutama di kalangan
wisatawan mancanegara.
Karena letaknya di lereng gunung, maka udara di kampung ini cukup sejuk sehingga sekedar uduk santai di teras rumah adat yang berjajar rapi pun menjadi aktivitas menyenangkan untuk dilakukan di kampung ini. Bercengkrama dengan ombrolan hangat dengan warga kampung membuat siapapun lupa waktu, apalagi dengan suguhan moke nan nikmat. Kalau lagi beruntung menu rebusan singkong dan sambel teri patut di coba, menu ini biasanya ketika upacara adat tiba.
Sembilan Suku di Kampung Bena
Di Bena terdapat sembilan suku yang menghuni 45 rumah. Kesembilan
suku itu adalah suku Dizi, suku Dizi Azi, suku Wahto, suku Deru
Lalulewa, suku Deru Solamae, suku Ngada, suku Khopa, dan suku Ago. Yang
membedakan satu suku dengan suku lainnya adalah tingkatannya sebanyak 9
tingkat. Tiap suku berada di satu tingkatan, suku Bena sendiri berada di
tengah dan dianggap suku paling tua dan pendiri kampung dan karena
itulah nama kampung ini kampung Bena.
Jika akan ada acara adat biasanya para tetua adat dari suku-suku yang
mendiami kampung akan bermusyawarah terlebih dahulu. Kesembilan suku
yang hidup di kampung ini begitu harmonis dan saling menghargai. Bentuk
kebersamaan mereka semakin terlihat ketika terdapat pembangunan rumah
adat. Semua bergotong royong mengerahkan tenaganya untuk membangun atau
pun merenovasi sebuah rumah adat.
Berada di kampung bena ini kita akan disuguhi sebuah pertunjukan
megah zaman megalithikum. Hamparan bebatuan Megalith tertata apik untuk
sarana upacara adat. Sejak dulu warga Bena selalu percaya bahwa gunung,
batu dan hewan-hewan harus dihormati sebagai bagian dari kehidupan.
Cara Menuju Bena: Penerbangan ke Kupang atau Labuan Bajo
Pilihan pertama adalah dari Jakarta cari penerbangan ke Labuan Bajo
(biasanya) transit di Bali dan dari Labuan Bajo naik travel menuju
Bajawa. Dari Bajawa Anda dapat menyewa mobil atau naik ojek untuk menuju
ke kampung Bena.
Rute kedua adalah penerbangan ke Kupang
dan dari Kupang naik pesawat lagi menuju Ende. Lalu dari Ende Anda
dapat naik travel atau bis umum menuju Bawaja dan setelah sampai Bajawa
Anda dapat memilih sewa mobil atau ojek.
Namun ada juga wisatwan yang menyewa mobil langusng dari Labuan Bajo ataupun Ende. Jarak kampung Bena dari ibukota kabupaten hanya sekitar 18 kilometer. Pilihan di tangan Anda.
Tips dan Rekomendasi Tempat Wisata di Bena
Datanglah dengan Pemandu lokal karena mereka akan menceritakan segala
hal tentang kampung ini. Biasanya pemandu-pemandu ini adalah warga
kampung Bena itu sendiri yang sudah dibina menjadi pemandu wisata. Adapun beberapa lokasi wisata yang seru untuk dikunjungi sekitar Bajawa antara lain:
1. Desa Bela: sebuah desa adat yang tidak jauh lokasinya dari Bena
2. Air Panas SOA:
pemandian air panas yang letaknya tidak jauh dari kota Bajawa. Cara
yang menyenangkan untuk menghilangkan rasa lelah dengan berendam di air
panas yang memancar dari perut bumi dan membentuk sebuah kolam kecil di
daerah SOA.
Skyscanner adalah situs pencarian travel yang membantu mencari dan membandingkan harga tiket pesawat, hotel dan sewa mobil di mana saja di dunia. Selain situs web www.skyscanner.co.id, Skycanner juga menyediakan aplikasi mobile yang mudah digunakan.
Kontributor artikel dan foto: Sutiknyo, pemilik blog travel LostPacker. Follow Sutiknyo di Twitter @Lostpacker
http://www.skyscanner.co.id/berita/bena-kampung-adat-dalam-pelukan-gunung-inerie-bajawa-flores?utm_source=facebook&utm_medium=social&utm_content=ID-sa-pd-bena+village+flores-46+65-DNF&utm_campaign=id-article&ksh_id=74bca72a-61c0-0368-8b29-00004269e48c&AssociateID=SOC_FCB_00065_00142
Siapakah Yang Dikorbankan Ibrahim, Ismail Atau Ishaq menurut Al-Qur'an dan Alkitab?
|http://www.muslimsays.com/2013/12/siapakah-yang-dikurbankan-ismail-atau-ishaq-menurut-al-quran-alkitab.html
Bismillahirrohmanirrohim...
Ismail as adalah putra pertama dari
nabi Ibrahim as dengan Hajar, Ishaq as adalah anak kedua dari Ibrahim
as dengan Sarah. Sarah adalah istri pertama Ibrahim, namun hingga
umurnya yang telah mencapai seumur nenek-nenek belum juga dikarunia
anak, maka Sarah memutuskan agar nabi Ibrahim mengawini budaknya yaitu
Hajar. Maka Ibrahimpun mempunyai anak dengan Hajar yang diberi nama
Ismail. Sarah cemburu hingga mengusir Hajar agar keluar dari rumahnya,
Ibrahimpun membawa Hajar serta Ismail ke Mekah dan meninggalkannya di
Mekah.
Menurut keimanan Kristen dan Yahudi putra yang
dikorbankan oleh Ibrahim adalah Ishaq, tetapi menurut keimanan Islam
putra yang dikorbankan adalah Ismail. Perbedaan dua keimanan ini tidak
mungkin benar kedua-duanya, pasti salah-satunya saja yang benar, karena
Memang
dalam masalah siapakah yang dikorbankan bukanlah masalah akidah, namun
kebenaran siapakah yang dikorbankan membawa konsekuensi yang teramat
besar, terutama bagi orang-orang Kristen dan Yahudi, pasalnya kebenaran
ini berhubungan langsung dengan keakuratan kitab suci dalam
mengisahkan kejadian yang sesungguhnya.
Alqur'an
menyatakan secara tidak langsung bahwa putra nabi Ibrahim as yang
dikorbankan adalah Ismail, sementara menurut Talmud dan Bible yaitu
kitab agama Yahudi dan Kristen, menyebutkan secara langsung dan tegas
bahwa putra nabi Ibrahim yang dikorbankan adalah Ishaq.
Kajian
secara teliti dan jujur, baik berdasarkan Alqur’an, Bible dan Talmud
akan diperoleh kesimpulan yang sama bahwa putra nabi Ibrahim yang
dikorbankan adalah Ismail as bukan Ishaq as seperti yang diaku-aku oleh
orang-orang Yahudi dan Kristen selama ini. Penyebutan nama Ishaq dalam
Bible dan Talmud secara tata bahasa berkualitas sebagai sisipan para
penulis kitab karena kedengkiannya, mari kita kaji secara ilmiah dan
obyektif.
MENURUT AL-QUR’AN
Mari kita perhatikan ayat 100-113 Surat Ash-Shaffat
- 100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
- 101. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
- 102. Maka tatkala anak itu sampai ( pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku me-nyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapat mu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada-mu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
- 103. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya),(nyatalah kesabaran keduanya)
- 104. Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
- 105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
- 106. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
- 107. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
- 108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian
- 109. (yaitu) " Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
- 110. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
- 111. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba kami yang beriman.
- 112. Dan kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
- 113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.
Ayat ini tidak mencantumkan nama anak yang dikorbankan Ibrahim as. namun bukan berarti tidak bisa diketahui siapa anak tersebut.
Inilah ketinggian sastra Alqur'an, walaupun nama tak disebut, namun makna yang hakiki tetap bisa diketahui.
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, karena inilah kalimat kunci agar
kita bisa mengetahui bahwa anak Nabi Ibrahim adalah Nabi Ismail :
1. Pada ayat ke 112 Allah berfirman :
Di dalam ayat ini terdapat huruf و (wauw) ‘Athf litartibi wa litisholi, maknanya,
huruf wauw yang menghubungkan dua peristiwa yang berbeda, secara
berurutan sesuai tertib/urutan waktunya, yaitu peristiwa pertama tentang
penyembelihan anak Nabi Ibrahim as yang telah dewasa yaitu Nabi Ismail
as dan dilanjutkan dengan peristiwa kedua, yaitu kelahiran Ishaq as.
2. Dasar yang menetapkan bahwa anak itu Ismail as. adalah kalimat عليه di ayat 113
kata عليه di sini adalah milik Nabi Ismail dan bukan Nabi Ibrahim, mengapa demikian, karena pada kelanjutan ayat Allah berfirman : Dzurriyati hima
dhamir هِـمَا adalah
milik Ismail dan Ishaq, karena mereka adalah saudara seayah, sehingga
anak cucu mereka yang disebut Allah, bukan anak cucu Ibrahim dan Ishaq,
karena keduanya adalah bapak beranak, jadi yang tepat adalah anak cucu
Ibrahim dari putra beliau Ismail dan Ishaq.
Coba perhatikan jawaban anak Nabi Ibrahim yang hendak dikorbankan itu pada ayat 102:
Ia menjawab: “Wahai ayah, lakukanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, Insya Allah ayah akan mendapatiku sebagai anak yang sabar ( من الصبرين )
Di dalam Alquran, nabi yang memiliki predikat khusus sebagai (الصبرين) hanya 3 orang, yaitu :
- Nabi Ismail
- Nabi Idris
- Nabi Dzulkifli
"Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka termasuk orang-orang yang sabar." (Al -Anbiya’ :85)
Jadi
jelaslah, bahwa Alquran telah menunjukkan hujjah yang terang, bahwa
anak Nabi Ibrahim as yang hampir disembelih adalah Nabi Ismail as.
Dalam
ayat-ayat selanjutnya mengisahkan dialog antara nabi Ibrahim dengan
Ismail tentang perintah penyembelihan Ismail, dan beliau berdua berhasil
melalui ujian yang nyata tersebut dengan amat sabar, dan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala mengganti Ismail dengan seekor sembelihan yang besar
.
Setelah al-Qur’an mengisahkan kisah antara nabi
Ibrahim dengan putranya Ismail, dalam ayat selanjutnya yaitu QS.
As-Shaffat:112 Al-Qur’an mengisahkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala
memberikan kabar baik akan datangnya seorang anak lagi yang bernama
Ishaq :
“Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. As-Shaffat:112)
Ayat
tersebut memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa kabar gembira
akan lahirnya Ishaq adalah setelah kisah kabar gembira akan lahirnya
Ismail dan kisah perintah penyembelihannya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa al-Qur’an menyatakan Ismail-lah yang akan disembelih bukan Ishaq.
MENURUT BIBLE
Nabi
Ibrahim dan Istrinya Sarah adalah dari bangsa yang sama, Sarah
mempunyai budak bernama Hajar dari Mesir. Dalam pernikahannya dengan
Sarah nabi Ibrahim belum dikaruniai anak padahal umur mereka sudah
mencapai sekitar 80 tahun.
Akhirnya Sarah memutuskan agar Ibrahim menikahi budaknya yaitu Hajar.
"Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
Berkatalah
Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan
anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku
dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
Jadi
Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hamba-nya, orang Mesir itu, —
yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan –, lalu
memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isteri-nya." (Kejadian 16:1-3)
Bersama Hajar nabi Ibrahim mempunyai anak yang kemudian dinamainya Ismail, ketika itu nabi Ibrahim berumur 86 tahun :
Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya. (Kejadian 16:16)
Dan ketika nabi Ibrahim berumur 99 tahun, Allah SWT menjanjikan seorang anak lagi namun dari pihak Sarah :
“Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram” ( Kejadian 17:1)
Aku
akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu
seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia
menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari
padanya.”(Kejadian 17:16)
Dan setahun kemudian
lahirlah anak dari Sarah yang diberi nama Ishaq, dua tahun ke-mudian
nabi Ibrahim mengadakan perjamuan besar untuk menyapih Ishak, sehingga
ketika Ishaq berumur 2 tahun Ismail berumur 16 tahun, namun Sarab
berubah pikiran setelah mempunyai anak, ia menyuruh nabi Ibrahim untuk
mengusir Hajar dan Ismail dari rumah-nya, maka Hajar dan Ismail
meninggalkan rumah Sarah.
Setelah itu Allah berfirman kepada nabi Ibrahim :
Firman-Nya:
“Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq,
pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban
bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Kejadian 22:2)
Dalam
ayat tersebut dikisahkan secara jelas dan gamblang bahwa Bible
mengisahkan Ishaqlah yang dikorbankan untuk disembelih bukan Ismail.
BENARKAH KISAH BIBLE
Satu-satunya
dasar bagi orang-orang Yahudi dan Kristen mengimani Ishaq yang
dikorbankan adalah penyebutan nama Ishaq dalam kitab mereka yaitu dalam
Kejadian 22:2.
“Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq” . (Kejadian 22:2)
Setelah dikaji, kalimat “ yakni Ishaq” dalam ayat tersebut mempunyai kejanggalan yang teramat serius, alasannya :
Pertama : kalimat “yakni Ishaq” pada susunan tersebut adalah mubazir, karena kalimat tersebut telah sempurna justru bila tanpa “yakni Ishaq” :
Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,
Dengan
susunan tersebut tentu nabi Ibrahim sudah paham siapa yang disebut
sebagai anak tunggal yang dikasihinya. Apa mungkin seorang ayah tidak
tahu siapa anak tunggalnya?
Kedua : Kalimat “yakni Ishaq” kontradiksi dengan kalimat sebelumnya yang menyatakan :
Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi
Karena
ketika itu, Ismail telah lebih dahulu lahir sebagai anak nabi Ibrahim,
penyebutan Ishaq sebagai anak tunggal dalam ayat tersebut tidak sesuai
dengan sejarah dan itu berarti mengingkari Ismail sebagai anak sah
Ibrahim.
"Inilah keturunan Ismael, anak Abraham, yang telah dilahirkan baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu." (Kejadian 25:12)
Tentu
saja menyebut Ishaq sebagai anak tunggal berarti mengingkari Ismail
sebagai anak Ibrahim, mengingkari Ismail sebagai anak Ibrahim berarti
mengingkari ayat-ayat dalam Bible itu sendiri.
ISHAQ ANAK TUNGGAL ?
Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi” (Kejadian 22:2)
Siapakah anak tunggal yang dimaksud dalam ayat tersebut bila bukan Ishaq ?
Ibrahim
hanya mempunyai dua orang anak, yaitu Ismail dan Ishaq, Ishaq bisa
disebut sebagai anak tunggal bila Ismail sebagai anak per-tama telah
meninggal, tetapi kenyataannya Is-mail belum meninggal. Ismail bisa
disebut se-bagai anak tunggal bila Ishaq belum lahir, keadaan yang kedua
inilah yang paling mungkin.
Al-Qur’an mengisyaratkan
bahwa peristiwa perintah penyembelihan terhadap Ismail adalah sebelum
Allah memberikan kabar gembira yang kedua kalinya kepada nabi Ibrahim
akan lahirnya seorang anak lagi yaitu Ishaq, seperti disebutkan dalam
QS. 37:101-11.
Al-Qur’an menyatakan bahwa :
“Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, , Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu” (QS.As-Shaffat:102)
Yang
dimaksud pada umur sanggup adalah ketika seseorang sudah bisa untuk
mencari kayu bakar, mengembala kambing, mencari air dan lain-lain, dan
ketika Ismail mencapai pada umur sanggup Ishaq belumlah lahir, jadi
ketika itu Ismail adalah anak tunggal nabi Ibrahim.
Penyebutan “yakni Ishaq”
dalam kejadian 22:2 membuat fakta-fakta yang ada menjadi berantakan,
ayat-ayat dalam Bible yang berhubungan dengan Ismail dan Ishaq menjadi
banyak yang kontradiksi, Ishaq yang bukan anak tunggal disebut sebagai
anak tunggal, Ismail yang anak sah nabi Ibrahim harus diingkari. Untuk
mengingkari Ismail sebagai anak sah nabi Ibrahim, harus diingkari pula
bahwa Hajar bukan istri sahnya, seperti ayat berikut ini :
“Berkatalah
Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya,
sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan
anakku Ishak.” (Kejadian 21:10)
Bukankah ayat itu menyangkal Hajar dan Ismail sebagi istri dan anak nabi Ibrahim ?
MENGAPA HARUS ISHAQ
Orang-orang
Israel sangat bangga atas kesukuannya, sangat mengagung-agungkan nenek
moyangnya, mereka menjunjung tinggi nabi Ishaq tetapi merendahkan nabi
Ismail, karena Ishaq adalah nenek moyang mereka yang berderajat tinggi
dan berdarah murni sebagai keturunan nabi Ibrahim dengan Sarah yang
berasal dari satu bangsa dan sebagai seorang majikan, sementara Is-mail
adalah nenek moyang bangsa Arab dari keturunan nabi Ibrahim dengan
Hajar yang berdarah koptik (campuran) antara Israil dengan Mesir dan
Hajar adalah budak dari Sarah. Menurut mereka bangsa Israel adalah
bangsa yang lebih tinggi derajatnya daripada bangsa Arab.
Orang-orang
Israel iri hati setelah Allah menjadikan Ismail sebagai korban yang
akan disembelih, orang-orang Israel tidak mau orang-orang Arab
mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT, mereka menginginkan segala
kemuliaan dan berkah hanya untuk orang Israel, menurut mereka
semestinya Ishaqlah yang dipilih sebagai korban sembelihan, karena
kesombongan tersebut dan perasaan lebih tinggi dari bangsa Arab, mereka
berani mengadakan kedustaan dengan mengubah-ubah ayat-ayat Allah,
salah satunya dengan menambah kalimat :
Yakni Ishaq
Ke dalam kalimat
anakmu yang tunggal itu
Mereka
sebenarnya mengetahui bahwa Ishaq bukanlah anak tunggal nabi Ibrahim,
dan mereka mengetahui bahwa Ismail per-nah menjadi anak tunggal nabi
Ibrahim yaitu ketika Ishaq belum lahir, mereka tidak peduli bila
penambahan tersebut akan mengakibatkan kontradiksi yang serius dalam
kitab mereka, Allah SWT telah menyatakan dalam al-Qur’an :
“segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui” (QS.Al-Baqarah:75)
Begitu
besar kebencian orang-orang Yahudi kepada orang-orang Arab sampai
berani mengubah fakta bahwa Ishaq yang bukan anak tunggal ditulisnya
sebagai anak tunggal dalam kitab mereka sebagai anak tunggal demi
menghilangkan kemuliaan Ismail.
Kebencian orang-orang Yahudi dan
Israel kepada bangsa Arab tidak hanya pada masa nabi Ishaq dan nabi
Ismail hidup, tetapi kebencian mereka berlanjut hingga pada masa
diutusnya nabi Muhammad saw sebagai Rasul bahkan hingga sekarang ini.
Ketika
Yesus/nabi Isa as menyampaikan kabar kepada orang-orang Israel tentang
akan datangnya seorang nabi terakhir dari keturunan Ismail, mereka
langsung marah dan gusar yang akhirnya pada rencana pembunuhan nabi Isa
as.
Makanya setelah orang-orang Israel/ Yahudi mengetahui
bahwa nabi terakhir dari bangsa Arab dan jaman akan diutusnya seorang
nabi sudah dekat, mereka banyak yang pergi ke Madinah untuk menunggu
datangnya nabi tersebut dengan maksud akan membunuhnya, bukan untuk
mengimaninya, dan mereka mengancam masyarakat Madinah :
Sekarang
ini sudah hampir zaman seorang nabi yang diutus. Kami akan membunuh
kalian bersamanya. Nasib kalian akan seperti kaum ‘Ad dari penduduk Iram
Sirah Ibnu Hisyam dengan sanad Hasan
Namun Alhamdulillah
karena ancaman yang sekaligus memberikan kabar tentang ramalan akan
datangnya seorang nabi di Madinah tersebut, orang-orang Madinah mudah
beriman kepada nabi Muhammad saw ketika nabi Muhammad saw hijrah ke
Madinah padahal mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.
Wallahu'alam bishshowab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar