Sabtu, 01 Mei 2021

Presiden Lincoln sendiri telah mengetahui masalah ini, sehingga ia pernah mengucapkan kata- kata yang populer : "Tidak mungkin suatu bangsa akan bertahan hidup, kalau setengah dari jumlah warganya terdiri dari warga yang berstatus merdeka, sedang setengah lainnya hidup dalam ikatan perbudakan." >>> Tujuan Nathan Rothschild yang paling utama adalah menguras kas pemerintah Amerika, akibat biaya perang yang dibutuhkan, sehingga tidak ada jalan lain kecuali mencari dana dari pinjaman luar negeri. Sedang tumbal manusia dan kehancuran akibat perang bukanlah harus dipikul oleh Nathan Rothschild. Program ini benar-benar terlaksana, dan akhirnya kongres mengesahkan perpanjangan wewenang Bank Amerika itu tahun 1816. >>> .....Berikut ini adalah beberapa kalimat yang ditulis oleh Jefferson kepada Adams : "Saya yakin sepenuhnya, bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya bagi kemerdekaan kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu juga telah melahirkan sekelompok aristokrat kaya yang kekuatannya mengancam pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak mata uang bagi lembaga keuangan ini, dan mengembalikan wewenang itu kepada rakyat Amerika sebagai pihak yang paling berhak." .....>> .......Maka, pada malam 14 April 1865, presiden Lincoln dibunuh oleh seorang Yahudi bernama John Dickles Booth. Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu pula catatan sejarah tidak mengupas peristiwa pembunuhan tersebut secara jelas. Hanya para penyelidik yang mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya hubungan nyata si pembunuh, John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, yang telah kita singgung sebelumnya, bahwa ia adalah agen Rothschild di Amerika. Namun para pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap berada di balik layar dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus menghadapi hukuman setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya Lincoln, berarti jalan untuk menguasai perekonomian Amerika terbuka seluruhnya bagi para pemilik modal Yahudi internasional.Maka, pada malam 14 April 1865, presiden Lincoln dibunuh oleh seorang Yahudi bernama John Dickles Booth. Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu pula catatan sejarah tidak mengupas peristiwa pembunuhan tersebut secara jelas. Hanya para penyelidik yang mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya hubungan nyata si pembunuh, John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, yang telah kita singgung sebelumnya, bahwa ia adalah agen Rothschild di Amerika. Namun para pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap berada di balik layar dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus menghadapi hukuman setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya Lincoln, berarti jalan untuk menguasai perekonomian Amerika terbuka seluruhnya bagi para pemilik modal Yahudi internasional.Maka, pada malam 14 April 1865, presiden Lincoln dibunuh oleh seorang Yahudi bernama John Dickles Booth. Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu pula catatan sejarah tidak mengupas peristiwa pembunuhan tersebut secara jelas. Hanya para penyelidik yang mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya hubungan nyata si pembunuh, John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, yang telah kita singgung sebelumnya, bahwa ia adalah agen Rothschild di Amerika. Namun para pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap berada di balik layar dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus menghadapi hukuman setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya Lincoln, berarti jalan untuk menguasai perekonomian Amerika terbuka seluruhnya bagi para pemilik modal Yahudi internasional.Maka, pada malam 14 April 1865, presiden Lincoln dibunuh oleh seorang Yahudi bernama John Dickles Booth. Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu pula catatan sejarah tidak mengupas peristiwa pembunuhan tersebut secara jelas. Hanya para penyelidik yang mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya hubungan nyata si pembunuh, John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, yang telah kita singgung sebelumnya, bahwa ia adalah agen Rothschild di Amerika. Namun para pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap berada di balik layar dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus menghadapi hukuman setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya Lincoln, berarti jalan untuk menguasai perekonomian Amerika terbuka seluruhnya bagi para pemilik modal Yahudi internasional.Maka, pada malam 14 April 1865, presiden Lincoln dibunuh oleh seorang Yahudi bernama John Dickles Booth. Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu pula catatan sejarah tidak mengupas peristiwa pembunuhan tersebut secara jelas. Hanya para penyelidik yang mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya hubungan nyata si pembunuh, John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, yang telah kita singgung sebelumnya, bahwa ia adalah agen Rothschild di Amerika. Namun para pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap berada di balik layar dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus menghadapi hukuman setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya Lincoln, berarti jalan untuk menguasai perekonomian Amerika terbuka seluruhnya bagi para pemilik modal Yahudi internasional.....>>> ...Peringatan Lincoln itu disampaikan menjelang habis masa jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat. Akan tetapi, dalam pemilihan berikutnya ia terpilih sebagai presiden untuk kedua kalinya. Kali ini ia bertekad akan memperjuangkan sebuah undang-undang yang bisa menyingkirkan cengkeraman kuku Konspirasi dari Amerika. Hal inilah yang membuat mereka segera mempersiapkan diri untuk mencegah datangnya bahaya dari Lincoln....>>> ...Renoult memberikan komentar, seandainya Robespierre tidak mengucapkan kata-katanya di atas, nasib yang dialami akan lain. Ia telah mengucapkan kata- kata melewati batas yang dibolehkan. Kata-kata pedas meluncur dari mulutnya, sehingga hari berikutnya ia digiring ke tempat hukuman mati. Demikianlah nasib seorang Free Mason yang telah diberi kesempatan untuk mengetahui gerakan Free Masonry lebih dari apa yang seharusnya. Hanya sedikit orang yang tahu, bahwa Robespierre, Danton dan tokoh-tokoh revolusi Perancis lainnya yang muncul pada periode pemerintahan teror merupakan alat yang digenggam oleh komplotan 13 Sesepuh Yahudi. Setelah boneka- boneka yang diperalat oleh Konspirasi satu per satu lenyap dari bumi, mereka mulai dengan tahap baru lagi dalam persekongkolan internasional selanjutnya. Esleim Mayer Rothschild mengirimkan putranya Nathan Mayer ke Inggris untuk membuka cabang perusahaan raksasa milik mereka di kota London. Tujuannya untuk mempermudah hubungan antar-sesepuh Yahudi Internasional di seluruh kota Eropa, dan untuk menancapkan kuku mereka dalam bidang politik dan ekonomi lebih dalam lagi. Tujuannya yang lebih khusus lagi ialah, agar mereka bisa mengadakan hubungan lebih mudah antar konglomerat yang menguasai bank Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman. Untuk itu, Rothschild telah mempersiapkan Nathan selama 26 tahun, yang sekaligus ini menunjukkan kehebatan Rothschild dalam pembinaan kader Konspirasi, sejak Nathan masih belia....>>> ............ Ketika keduanya kembali ke Amerika, kelompok Rothschild mengangkat Morgan sebagai agennya yang bergerak untuk mengurusi kepentingannya di Amerika Serikat. Hasil dari pertemuan di atas, selain yang telah disebut, juga terbentuk sebuah Monopoli Internasional, terdiri dari lembaga keuangan sebagai berikut : 1) Perusahaan JB Morgan and Company di New York. 2) Perusahaan Dicksile and Company di negara bagian Philadelphia, Amerika Serikat. 3) Perusahaan Hargiss and Company di Paris. 4) Lembaga MM Warburg di Jerman dan Belanda. Monopoli itu bekerja di bawah kelompok Rothschild. Setelah itu, mereka melangkah dengan merekrut urat nadi perekonomian Amerika. Pada tahun 1901 mereka berhasil secara gemilang. Perusahaan gabungan Morgan-Dicksile bisa membeli saham perusahaan Hains-Morris, yang memiliki sejumlah bank, perkapalan, beberapa industri besi baja dan lain- lain. Semua itu jatuh berpindah ke tangan Morgan-Dicksile. Ini artinya, sendi- sendi perekonomian Amerika telah berada di tangan mereka. Dengan kata lain, mereka telah bisa ikut mencampuri urusan pemilihan umum. Maka dengan mudah calon presiden yang didukung oleh mereka ketika itu, yaitu Theodore Roosevelt menaiki kursi kepresidenan Amerika Serikat. ......>>>

YAHUDI MENGGENGGAM DUNIA

(BAGIAN II)

WILLIAM G. CARR 


III. RAHASIA DI BALIK REVOLUSI PERANCIS


Telah kita soroti berbagai peristiwa, bagaimana sekelompok kecil pemilik

modal asing bisa menguasai perekonomian Inggris lewat kaki tangan mereka,

sehingga mereka bisa menguasai kerajaan itu hanya dengan modal £ 1.250.000

saja. Mereka tetap mampu bertahan sebagai kelompok terselubung. Selanjutnya

kita akan menyoroti masalah keterlibatan mereka secara langsung dalam

Revolusi Perancis yang menggemparkan dunia pada tahun 1781, dengan taktik

dan strategi sama seperti pada Revolusi Inggris sebelumnya. Kita juga akan

mengungkap keterlibatan mereka dalam revolusi internasional, peperangan

dan pergolakan, yang dirasakan oleh ummat manusia sejak tahun 1789, dan

mengungkap hakikat kekuatan terselubung yang memasang perangkap dari

balik layar.

A. Rothschild dan Konglomerat Yahudi

The Jewish Encyclopedia memuat sejarah keluarga Rothschild sebagai jutawan

semenjak keluarga ini muncul, dan memainkan peran penting dalam sejarah

dunia terselubung modern. Pendiri keluarga ini adalah Amschel Moshe Pour,

seorang pemilik modal Yahudi kenamaan. Ia pada mulanya hidup mondar-

mandir antar-kota besar di Eropa Timur dalam urusan bisnis. Kemudian ia

menetap di Frankfurt Jerman. Nama Rothschild berasal dari bahasa Jerman.

Roth artinya red (merah) dalam bahasa Inggris. Schild artinya shield (tameng)

dalam bahasa Inggris. Jadi Rothschild artinya 'tameng merah', atau dalam

bahasa Inggris Red-shield. Ketika Amschel pertama kali membuka usahanya di

jalan Bonden Strous Frankfurt, ia memasang semacam lambang berupa tameng

berwarna merah di tokonya, sehingga nama Rothschild sejak itu diambil

sebagai nama keluarga berketurunan.

Sepeninggal Amschel, putra bungsunya bernama Mayer Amschel meneruskan

usaha ayahnya. Sebelumnya sang ayah telah bercita-cita, agar anaknya ini kelak

meneruskan usaha ayahnya dalam dunia bisnis, meskipun sang anak bercita-

cita menjadi pendeta Yahudi. Mayer rupanya berganti haluan sepeninggal

ayahnya. Ia bekerja pada Bank Oppenheimer, milik seorang Yahudi. Tidak

lama kemudian ia banyak memahami seluk-beluk perbankan, sehingga pemilik

Bank akhirnya berminat untuk menjadikannya sebagai mitra usahanya. Setelah

beberapa lama, kemudian ia kembali ke Frankfurt untuk meneruskan usaha

mendiang ayahnya. Simbol Rothschild makin terkenal, dan nama Mayer pun

mulai dikenal sebagai Rothschild I.

Mayer hidup tahun 1743-1812. Kelima anaknya dididik dengan keras untuk

menjadi pengusaha atau bankir yang tangguh, agar suatu saat kelak muncul

sebagai konglomerat. Di antara anaknya yang paling berbakat adalah anak

bungsunya Nathan, sehingga keluarga Rothschild mengirimnya ke Inggris

sejak masih belia, agar kelak bisa menjadi salah seorang pemeran penting


28


dalam bank Inggris. Sedang tujuannya lebih jauh adalah untuk mendirikan

lembaga keuangan raksasa bersama dengan ayah dan keempat saudaranya

yang tersebar di seluruh Eropa.

Sejak Nathan berada di Inggris sebagai kader konglomerat Yahudi, kelompok

pemilik modal internasional melangkah ke babak baru. Mayer yang pada tahun

1773 berusia 30 tahun mengundang tokoh pemilik modal Yahudi ke Frankfurt

untuk membicarakan masalah Monopoli Internasional. Dalam pertemuan itu

Mayer yang bergelar Rothschild I mengemukakan tentang peran yang

dimainkan oleh para pemilik modal Yahudi Internasional dalam Revolusi

Inggris. Ia mengemukakan beberapa kesalahan yang telah dilakukan oleh

mereka sebagai berikut :

1) Mereka lamban dalam melaksanakan program yang telah ditetapkan.

Akibatnya tidak bisa menghasilkan apa yang telah ditargetkan, yaitu

menguasai Inggris secara menyeluruh.

2) Masih ada beberapa golongan berpengaruh di Inggris yang masih

mampu bertahan menghadapi Konspirasi Internasional. Rothschild

mengajukan pandangannya tentang langkah-langkah yang masih belum

terlaksana, yaitu :

a) Mempercepat pelaksanaan program yang belum terlaksana, dan

menyingkirkan golongan oposisi dengan segala cara yang bisa

ditempuh.

b) Menguasai sepenuhnya segenap lapisan masyarakat Inggris, dan

menentukan nasib mereka lewat jalan kekerasan dan teror mental

dan fisik.

Meskipun ada kesalahan yang diamati oleh Mayer, namun itu tidak berarti

tujuan Konspirasi Internasional secara umum telah gagal. Tujuan mereka

menguasai perekonomian Inggris telah tercapai, dan mereka berhasil pula

menarik Inggris ke dalam ketidakstabilan dan kancah peperangan yang

berkepanjangan, agar jeratan yang mencekik leher menjadi makin kuat.

Rothschild membeberkan kepada para pemilik modal Yahudi Internasional itu,

bahwa keberhasilan mereka atas Inggris bukanlah sesuatu yang besar,

dibanding dengan arti Revolusi Perancis yang segera akan berkobar. Para

peserta pertemuan merasa puas dengan uraian Rothschild yang realistis itu,

sehingga mereka sepakat memperkokoh suatu tujuan dalam merancang

Revolusi Perancis dengan rencana matang. Sejak itu mereka sepakat

mengumpulkan dana besar-besaran sebagai persiapan untuk membiayai

rencana tersebut. Dengan modal keuangan besar-besaran, mereka berharap bisa

menciptakan situasi perekonomian Eropa yang menggoncangkan. Khususnya

di Perancis, pengangguran melonjak dahsyat, dan bencana kelaparan

mendekati ambang pintu. Sementara itu, terompet slogan muluk-muluk

ditiupkan dari balik layar oleh kekuatan Konspirasi Yahudi Internasional,

sehingga raja Perancis beserta para pejabat dan pihak gereja menjadi sasaran


29


kebencian rakyat yang makin memuncak dari hari ke hari, dengan melontarkan

tuduhan keji tanpa landasan rasional terhadap kalangan penguasa. Kehancuran

dan kerusuhan pun makin menjadi-jadi.

Setelah Rothschild membeberkan pikirannya secara umum, ia mengeluarkan

dokumen tertulis dari beberapa tokoh Yahudi dan membacakannya. Isinya

sesuai dengan yang ditemukan oleh penulis buku ini, yaitu :

1) Rothschild menyatakan, suatu kenyataan yang riil adalah, bahwa

manusia itu lebih banyak cenderung kepada kejahatan daripada kepada

kebaikan. Konsekuensi logisnya, Konspirasi harus bisa mewujudkan

cita-citanya, apabila sistem pemerintahan suatu negara berdasarkan

pada kekerasan, teror dan petualangan serta pelanggaran hak asasi

manusia. Kalau suatu pemerintahan berdasarkan pada sistem

musyawarah, hukum, peraturan, dan undang-undang, maka akan

merupakan penghalang bagi cita-cita kekuatan Konspirasi dalam

mewujudkannya. Manusia pada zaman dulu tunduk kepada penguasa,

tanpa adanya kritik atau membantah. Kemudian kekuasaan itu

berkembang secara bertahap, sampai pada tahap yang disebut undang-

undang. Dengan kata lain, undang-undang menurut Rothschild

merupakan kekuatan pemuas belaka.

Maka dengan demikian, untuk berfilsafat, bahwa undang-undang alam

mengajarkan kebenaran adalah kekuatan, atau standar kebenaran hanya

bisa diukur dengan kekuatan.

2) Rothschild mengemukakan, yang disebut kebebasan politik (political

freedom) pada hakikatnya hanyalah idealisme atau angan-angan yang

tidak akan pernah terwujud dalam alam nyata. Setiap langkah

kekuasaan politik, jalan yang terbaik adalah memperalat seseorang atau

pergerakan, yang secara diam-diam setia kepada Konspirasi untuk

mempropagandakan kebebasan politik di tengah-tengah masyarakat

umum. Kalau idealisme ini telah termakan oleh publik, mereka akan

mudah melepaskan hak-hak dan fasilitas yang diberikan oleh

pemerintah yang sah kepada mereka, demi memperjuangkan idealisme

itu. Pada saat itulah pihak Konspirasi bisa segera merebut hak dan

fasilitas itu. Tidak ada pengaruh idealisme mengenai kebebasan politik

itu bagi Konspirasi selain hal itu hanya merupakan idealisme tanpa

kenyataan.

3) Rothschild menandaskan, kekuatan uang selalu bisa mengalahkan

kekuatan pemerintah merdeka. Agama merupakan faktor yang bisa

menguasai masyarakat pada masa tertentu. Kemudian ikatan agama

pada masa-masa berikutnya mulai digulung di berbagai wilayah bumi

ini, karena alasan kebebasan. Akan tetapi, orang tidak mengerti

bagaimana mereka harus berbuat dengan idealisme kebebasan itu. Yang

demikian itu adalah fakta logis bagi kekuatan Konspirasi untuk

memperalat idealisme kebebasan, agar menimbulkan perpecahan dalam


30


suatu masyarakat. Bagi kekuatan tidak penting, apakah yang

menumbangkan sebuah pemerintah yang sah itu kekuatan dari dalam

sendiri atau pun dari luar. Bagaimana pun proses penumbangan itu,

yang dibutuhkan adalah uang.

4) Rothschild menambahkan, demi tujuan, segala cara boleh dilakukan.

Kalau penguasa memerintah dengan undang-undang dan nilai moral,

berarti ia bukanlah seorang politikus cerdik dalam bermanuver, karena

ia merasa terikat oleh norma dan tidak akan bisa mengelabui rakyat, dan

tidak bisa sembarangan menindak musuh-musuhnya, kecuali kalau

mereka berbuat jahat. Siapa pun yang berminat untuk berkuasa, ia harus

bisa yakin meraih kekuasaan itu dengan tipu daya licik, pemerasan dan

pemutarbalikan fakta. Sebab, keluhuran budi dalam etika pergaulan

masyarakat, seperti jujur, teguh pendirian, komitmen terhadap nilai-nilai

moral merupakan kejahatan atau keburukan dalam dunia politik.

5) Rothschild berfilsafat lebih lanjut, bahwa kebenaran baginya adalah

kekuatan Konspirasi. Kata "kebenaran" baginya adalah ungkapan yang

bersifat fiktif belaka, tanpa memiliki makna sedikit pun. Ia telah

menemukan arti kebenaran yang sebenarnya, yaitu bahwa kebenaran itu

adalah menyerang dengan kekuatan senjata untuk merobek-robek

konsep keadilan dan hukum hingga berkeping-keping. Kemudian orang

harus meletakkan lembaga hukum dan norma-norma susila menurut

kehendaknya. Maka, orang akan segera menjadi penguasa atas segenap

lapisan masyarakat, yang mereka sendiri akan memberikan hak

kekuasaan kepada penguasa itu. Hal semacam inilah yang perlu

dilakukan di Perancis dengan slogan kebebasan palsu.

6) Rothschild memperingatkan segenap peserta pertemuan, "Suatu

keharusan bagi kekuatan kita yang bertujuan menguasai dunia secara

ekonomis, harus tetap terjaga kerahasiaannya dari dunia luar. Pada

suatu saat kekuatan kita akan sampai pada tingkat, yang tidak ada suatu

kekuatan pun yang berani mencoba menghancurkannya". Rothschild

selanjutnya memperingatkan lagi, agar para peserta tetap konsisten

dengan program Konspirasi. Setiap penyelewengan atau pembocoran

dari garis program yang disusun oleh putra-putra Yahudi berabad-abad

lamanya akan berakhir fatal, dan bisa membinasakan orang Yahudi

sendiri.

7) Rothschild menandaskan keharusan bagi Konspirasi untuk mengambil

simpati khalayak umum, agar mereka bisa dimanfaatkan untuk

kepentingan Konspirasi. Masyarakat umum adalah kalangan buta dan

tidak berpikir panjang, dan mudah terpengaruh. Mereka senantiasa bisa

digerakkan atau digiring atau dituntun oleh pihak lain. Kemudian

Rothschild berkata, "Seorang penguasa tidak bisa menguasai massa,

atau menggiring mereka menurut kemauannya. Kecuali penguasa itu

memerintah sebagai diktator yang sifatnya mutlak. Inilah satu-satunya


31


jalan yang terbuka untuk membangun kebudayaan yang diinginkannya.

Kalau massa diberikan kebebasan mendapat peluang, maka peluang itu

akan segera disalahgunakan untuk menimbulkan kerusuhan."

8) Rothschild menyinggung masalah sarana, bahwa mencapai tujuan harus

mengandalkan beberapa hal berikut :

a) Minuman keras.

b) Obat-obat terlarang, kebejatan moral dan seks.

c) Suap dan mencampakkan hati nurani kemanusiaan.

Hal-hal itu dalam segala bentuknya harus dikaji secara serius untuk

menghancurkan norma-norma susila masyarakat yang telah dimasuki

oleh perkumpulan Konspirasi. Setiap gerakan Konspirasi mengharuskan

adanya program training khusus bagi muda-mudi, untuk dicetak

menjadi tenaga akademik, pelayan, pendidik dan profesi lainnya untuk

kepentingan Konspirasi. Juga diperlukan wanita-wanita untuk dijadikan

pelayan istimewa di tempat-tempat maksiat, pusat hiburan bagi

kalangan non-Yahudi (Gentiles). Mereka ini adalah wanita-wanita yang

bersedia melacurkan diri dengan bekerja sama dengan wanita lain.

Konsep yang harus dipakai tidak terbatas hanya pada suap-menyuap,

pengkhianatan dan bentuk skandal tertentu, demi kepentingan tujuan

terakhir.

9) Pada tahap prinsip politik, Rothschild mengatakan, "Konspirasi punya

hak untuk merampas kekayaan siapa saja, kalau hal itu akan berarti

memperkokoh kekuasaan atau pun cengkeraman atas orang yang

dimaksud. Konspirasi akan menyelusup untuk menyalakan api

peperangan yang terselubung. Taktik ini akan membawa hasil lebih

besar, lebih aman dan lebih efisien, sehingga rakyat umum akan berada

dalam kecemasan, yang akhirnya akan dikuasai oleh kekuasaan

Konspirasi secara mutlak".

10) Pembicaraan Rothschild berakhir pada masalah slogan yang harus

digemborkan, dengan mengatakan, "Di dunia ini tidak ada tempat bagi

yang namanya kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Slogan-slogan itu tidak

lebih dari ucapan kosong, yang diperkenalkan oleh kita sendiri, lalu kita letakkan

di bibir masyarakat umum agar mereka menggunakan berulang-ulang, persis

burung beo. Sesungguhnya sistem pemerintahan yang sekarang di Perancis

adalah berdasarkan aristokrasi keturunan. Kita akan menghancurkan semua itu

dengan slogan kosong tersebut di atas. Setelah itu baru kita bangun sebuah

pemerintahan di atas puing-puing pemerintahan lama, dengan prinsip

aristokrasi baru. Semua di tangan kita."

11) Rothschild mengalihkan pembicaraan tentang pandangannya mengenai

perang. Yang pertama harus dilakukan adalah konsep menyulut api

peperangan tertentu, setelah lebih dulu mengadakan studi khusus secara

konsepsional. Kemudian mengatur bagaimana jalan perundingan damai


32


yang bakal dilakukan. Adapun perang itu sendiri harus menyeret negara

tetangga, sehingga bisa ikut terperangkap ke dalam krisis hutang, yang

pada akhirnya Konspirasi akan merupakan pihak yang paling

beruntung.

12) Rothschild tidak lupa berbicara tentang pemerintahan suatu negara. Ia

menjelaskan mengenai keharusan menguasai pemilihan umum dan

aturan permainan kementerian, dan jalan yang menuju ke sana dengan

menggunakan jaringan para kaki tangan Konspirasi, dan slogan-slogan

besar tentang idealisme kebebasan untuk menimbulkan kekacauan dan

pembangkangan atas dukungan dana dari Konspirasi Internasional.

Lebih lanjut Rothschild menerangkan peran yang bakal dimainkan oleh

tokoh-tokoh yang berhasil menduduki posisi penting atas dukungan

Konspirasi. Ia mengatakan, "Mereka akan mengabdi untuk kepentingan

kita dan menuruti instruksi kita. Dengan kata lain, mereka akan selalu

siap berperan sebagai pion-pion di kotak catur. Sedang tangan

penggeraknya adalah kita".

13) Rothschild bersama forum membicarakan propaganda, setelah ia lebih

dulu berhasil mengemukakan pandangannya mengenai hal ini, dan

memperingatkan adanya keharusan untuk menguasai media massa, agar

mereka bisa mengelabui khalayak umum, di samping sebagai sarana

efektif untuk menimbulkan gejolak massa. Rothschild berkata, "Kita

akan menggunakan senjata emas untuk menguasai media massa. Kalau

kita mengandalkan selain senjata uang, tidak jarang kita harus

menyeberangi lautan darah dan air mata para mangsa untuk menuju

cita-cita. Perlu diingat, bahwa satu orang Yahudi yang menjadi mangsa

sama dengan 1000 gentiles sebagai balasannya."

14) Rothschild melanjutkan pembicaraannya lagi, dan kali ini mengenai

organisasi yang berada di bawah Konspirasi. Organisasi itu perlu

ditampilkan secara terbuka, setelah kondisi rakyat hancur sampai

tingkat terendah, yaitu ketika kecemasan, ketakutan dan kekacauan

menguasai fenomena kehidupan mereka. Setelah tiba saatnya untuk

mengembalikan sebuah regim yang bisa meyakinkan rakyat, bahwa

pihak yang bertanggungjawab atas malapetaka yang menimpa mereka

adalah sekelompok penjahat dan pengacau yang tidak

bertanggungjawab. Kemudian dimulai langkah baru bagi regim itu

untuk menindak apa yang disebut kaum pengacau dan pengkhianat

tadi, untuk lebih meyakinkan rakyat, bahwa regim baru itu bertindak

sebagai pelindung undang-undang atau pahlawan di mata rakyat.

Padahal, yang kita tuju sebenarnya adalah kekuasaan mutlak, lewat para

pahlawan sulapan tersebut untuk membalas dendam kepada gentiles.

15) Pembicaraan Rothschild beralih pada masalah lainnya dengan

mengatakan, "Krisis ekonomi dan masalah kecemasan umum, yang

diakibatkan oleh rancangan Konspirasi akan melahirkan hak baru, yaitu


33


hak pemilik modal dalam kekuasaan, dan kekuasaan itu akan menjadi

warisan berketurunan." Seterusnya Rothschild menerangkan,

bagaimana kekuatan Konspirasi menguasai dan menggerakan massa,

yang pada akhirnya mampu mengatasi pihak yang berani menghalangi

kekuatan Konspirasi yang tersembunyi di balik mereka sendiri

mendongkel mangsa yang telah diincarnya.

16) Konspirasi melakukan penyusupan ke dalam jantung Free Masonry

yang ada di Eropa, agar bisa memantau sejauh mana efektivitas

organisasi tersebut dalam perannya sebagai pengabdi kekuatan

Konspirasi. Rothschild menyinggung perlunya Konspirasi mendirikan

organisasi sejenis Free Masonry lain The Grand Eastern Lodges yang

dikelola langsung oleh Konspirasi, yang kemudian diberi nama The Blue

Masonry. Rothschild selanjutnya menyinggung anggota yang tergabung

dalam The Blue Masonry akan ditatar dan dididik secara khusus, agar


mereka bisa berperan sebagai propagandis atheis materialistis di tengah-

tengah masyarakat Gentiles.


17) Rothschild makin bersemangat untuk terus berbicara, mengungkapkan

pikiran-pikirannya. Ia mengetengahkan masalah penting dari rancangan

Konspirasi, yaitu tentang kegagalan rakyat Gentiles terus-menerus. Hal

ini memerlukan ungkapan halus dan slogan yang menggiurkan untuk

mengelabui massa. Kemudian dilanjutkan dengan kata-katanya, "Kita

memiliki kepastian untuk mengingkari janji dan slogan yang indah itu,

sehingga berubah menjadi sekedar kata-kata indah yang tak berarti. Kita

akan membakar semangat publik umum hingga tingkat histeris, dengan

menggunakan janji-janji kosong dan taktik pemutarbalikan fakta . Saat

itu kita akan menggiring publik Gentiles itu agar berbuat nekad

menghancurkan segala sesuatu, sampai pun aturan hukum dan agama.

Dengan demikian, kita mudah menghapus nama Tuhan dan tata susila

dari kehidupan."

18) Ditandaskan oleh Rothschild tentang rancangan pembangkangan

bersenjata, dan pentingnya perang jalanan. Ia menekankan perlunya

tindak kekerasan yang akan menimbulkan kepanikan publik, sehingga

terbuka jalan bagi Konspirasi untuk mengail ikan di air keruh.

19) Dalam bidang diplomasi Rothschild mengemukakan, bahwa setelah

perang usai dibutuhkan kegiatan diplomatik diam-diam. Sebab, kegiatan

ini merupakan peluang emas bagi agen-agen Konspirasi untuk menguak

informasi penting mengenai politik, ekonomi dan keuangan, dengan

kedok sebagai penasehat yang tampak pada arena nasional maupun

internasional, sehingga memungkinkan Konspirasi menancapkan kuku

kekuasaannya dari balik tabir, tanpa ada ancaman yang membahayakan

dari pandangan umum.

20) Untuk bisa menundukkan dunia, lebih dulu diperlukan adanya

monopoli kegiatan ekonomi raksasa dengan seluruh modal yang


34


dimiliki oleh Konspirasi, sampai tidak ada kekuatan nasional Gentiles

mana pun yang menandinginya. Kalau monopoli Konspirasi itu

digunakan untuk memukul suatu pemerintahan, pasti akan timbul krisis

ekonomi dan politik , dan kas nasional negara itu akan tergulung ke

dalam lipatan monopoli Konspirasi. Rothschild lebih lanjut berkata,

"Kita semua adalah pakar ekonomi dan keuangan. Maka kita akan tahu

hasil apa yang akan kita capai, kalau konsep itu kita laksanakan."

21) Strategi perang yang dirancang untuk menguasai kekayaan alam

Gentiles telah disepakati oleh forum. Mereka merumuskan strategi lewat

pengenaan pajak tinggi melalui organisasi atau regim yang berkuasa.

Maka akan lahirlah kondisi yang menimbulkan persaingan ketat dalam

bidang ekonomi nasional. Akibatnya kehidupan ekonomi Gentiles akan

mengalami kepincangan, dan perkembangan ekonomi serta investasi

nasional akan menurun drastis. Adapun dalam arena internasional,

Konspirasi akan mencekik leher negara-negara yang diincar sedikit demi

sedikit, sehingga akhirnya akan terkucil dari pasaran internasional.

Kemudian Konspirasi akan menguasai kebutuhan pokok rakyatnya

untuk menuju jalan terbukanya kekacauan di kalangan pekerja dan

rakyat kelas bawah.

22) Forum selanjutnya menyepakati gagasan tentang keharusan menyalakan

api peperangan antar-bangsa Gentiles, dengan menggunakan senjata

paling mematikan yang bisa diproduksi, sehingga bagi bangsa-bangsa

itu yang tertinggal hanya kaum fakir miskin yang tidak berdaya

menghadapi kekuatan Konspirasi.

23) Suatu pemerintahan terselubung akan muncul, setelah Konspirasi

berhasil melaksanakan program yang telah ditetapkan.

24) Untuk menguasai unsur pemuda, Konspirasi harus menyelusup ke

dalam setiap lapisan masyarakat, termasuk kalangan pemerintah.

Konspirasi harus tetap memegang program dan rancangan yang telah

digariskan untuk memperdaya kaum muda di berbagai tempat, dan

merusak mereka secara sistematis dengan menyebarluaskan dekadensi

moral dan faham yang menyesatkan, serta memerangi ajaran agama.

25) Dan terakhir mengenai undang-undang. Dalam hal ini Konspirasi tidak

akan mengganggu undang-undang yang ada di suatu negara, tapi

berusaha untuk menyalahgunakan, sehingga pada akhirnya akan

menghancurkan kebudayaan kaum Gentiles itu sendiri.

Sampai pada butir 25 itu, dokumen yang ada pada penulis secara umum

menjelaskan tentang program asli bagi Konspirasi Internasional. Dokumen

tersebut juga menjelaskan tempat dilakukannya pertemuan, yaitu jalan Bonden

Strous, Frankfurt Jerman. Dokumen-dokumen penting serupa itu pernah jatuh

ke tangan profesor Niloss dari Rusia tahun 1901, yang kemudian dibukukan

dan diterbitkan pada tahun 1905 dengan judul Bahaya Yahudi. Setelah


35


diadakan perbandingan antara dokumen yang ada di tangan penulis dan

dokumen yang ada di tangan profesor Niloss itu, ternyata keduanya sama.

Bedanya hanya sedikit, yaitu bahwa dokumen yang ada di tangan Niloss

punya lampiran tentang informasi tambahan mengenai penyusupan Konspirasi

lewat faham atau teori baru, seperti teori Darwinisme (Biological Evolution), dan

ideologi atheis materialisme, seperti Marxisme. Tambahan ini memang wajar,

selaras dengan perkembangan zaman.

Program terpenting yang terkandung dalam dokumen yang ada pada profesor

Niloss adalah sebuah informasi yang membuka kedok dan senjata baru bagi

Konspirasi modern, yang disebut ZIONISME. Zionisme ini relatif masih berusia

muda, dan belum sampai pada tingkatan matang, karena Zionisme baru lahir

pada tahun 1897.

Peringatan profesor Niloss tentang bahaya Yahudi pada mulanya tidak banyak

menarik perhatian, kecuali setelah beberapa tahun kemudian, yaitu ketika

terbongkarnya skandal rahasia di Inggris, yang mengakibatkan raja Inggris

Edward terpaksa turun tahta. Buku Bahaya Yahudi telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Inggris oleh Victor Marsedan pada tahun 1921 dengan judul

Protocols of Learned Elderly of Zion. Dan arti kata Protocol sendiri adalah

keputusan atau prinsip atau berarti landasan. Demikian populernya, buku itu

kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia.

Baik dokumen yang ada pada penulis buku ini, ataupun yang ada pada

profesor Niloss, dan ada pada buku Protocols of Zion menunjukkan adanya

kesamaan secara umum. Perbedaannya hanya terletak pada masalah informasi

tambahan, seperti telah kita sebut terdahulu. Hal itu terjadi karena adanya

perkembangan yang terjadi pada masa-masa berikutnya. Perbedaan kedua

terletak pada judul yang diberikan oleh Victor Marsedan. Istilah 'Protocols'

sebenarnya sudah muncul ketika Rothschild mengadakan pertemuan rahasia,

yang menghasilkan rancangan program Konspirasi, seperti telah kita beberkan

di muka.

B. Persiapan Revolusi Perancis

Rangkaian peristiwa yang mengantar meletusnya Revolusi Perancis adalah

persis seperti telah dirancang dalam Protocol Konspirasi, yang prinsipnya

tersimpul sebagai berikut :

1) Langkah pertama adalah menciptakan timbulnya semangat

pembangkangan di kalangan masyarakat luas terhadap penguasa

kerajaan di Perancis. Semangat benci harus memasuki perasaan dan

pikiran rakyat luas. Cara yang praktis ialah, agar rakyat melakukan

langkah-langkah brutal, seperti telah dirancang oleh pihak Konspirasi.


36


2) Para tokoh Konspirasi menyelusup ke dalam perkumpulan Free

Masonry yang ada di Perancis, terutama Free Masonry yang baru

didirikan, sehingga mereka bisa memasang jaringan-jaringan maut,

sebagai perangkap untuk menyebarluaskan semangat pembangkangan,

faham materialistis dan atheisme.

Rothschild mengakhiri pesan-pesannya seperti tersebut dalam dokumen

dengan sebuah peringatan, agar semua peserta bersikap berhati-hati dalam

melaksanakan program besar itu. Dengan demikian, keterlibatan Konspirasi

dalam Revolusi Perancis tetap merupakan rahasia selamanya.

Mungkin dari kita akan timbul pertanyaan, misalnya, Apakah ada bukti yang

menguatkan tentang pertemuan Rothschild dengan undangan yang telah kita

sebutkan? Bagaimana kita bisa tahu tentang apa yang dibicarakan? Sejauh

mana kebenaran dokumen yang telah kita sebutkan? Dan pertanyaan seperti

itu bisa terus berkelanjutan.

Untuk menjawab pertanyaan seperti itu sebenarnya tidak sulit. Misalnya, kita

telah menyaksikan seorang penunggang kuda yang tewas disambar petir

dalam perjalanannya antara Frankfurt dan Paris. Setelah diselidiki identitasnya,

ternyata ia adalah seorang utusan pembawa dokumen yang ada hubungannya

dengan Konspirasi Internasional. Di dalamnya ada pesan yang ada

hubungannya dengan masalah Jerman dengan pemimpin The Grand Eastern

Lodge di Perancis, yaitu Duke Durlian yang terkenal itu. Pada saat itu Free

Masonry yang ada di Perancis telah lama sepenuhnya berada di tangan

sesepuh Yahudi, sesuai dengan rencana dalam dokumen itu. Duke Durlian

telah mengubah Free Masonry tersebut sebagai pusat jaringan dan organisasi

rahasia untuk mengatur jalannya ledakan revolusi, yaitu setelah tahap

permulaan selesai, ketika ia mengadakan hubungan dengan para tokoh Yahudi

Jerman lewat tokoh lainnya Comte De Mirabeau. Peristiwa terbunuhnya utusan

itu di daerah Datesbon, termasuk wilayah kerajaan Bavaria, menyebabkan

dokumen itu jatuh ke pihak pemerintah Bavaria, seperti telah kita bicarakan

pada bab sebelumnya.

C. Tahap Pelaksanaan Sebuah Rancangan Terselubung

Kaum Yahudi yakin, bahwa hanya para sesepuh Yahudi yang punya otoritas

untuk menginterpretasi apa yang tersebut dalam kitab-kitab suci. Rahasia

maknanya tidak akan terungkap, kecuali lewat sesepuh yang mendapat ilham

dari Tuhan. Klaim mereka ini memang tidak ada artinya. Tapi kalau mereka

membentuk perkumpulan di bawah kekuasaan para sesepuh Yahudi itu,

masalahnya menjadi lain. Sebab, orientasi dan langkah mereka

mengatasnamakan Wahyu Tuhan. Apa yang kita rasakan dalam sejarah

lampau hingga kini, perkumpulan yang diprakarsai dan dikuasai oleh mereka

masih tetap bekerja keras dalam sarang-sarang perkumpulan, yang disebut

perkumpulan kaum Nurani atau nama lainnya. Dalam mitos Yahudi, kata


37


"Nurani" berarti 'cahaya'. Sedang ungkapan yang lebih tepat berarti "Lucifer",

yang dalam Kitab Injil berarti 'Lurah Setan' pembawa cahaya api.

Secara ringkas, Nurani menurut orang Yahudi adalah orang yang mendapat

ilham atau wahyu, atau orang yang mendapat ilham di luar hukum alam.

Tugas kaum Nurani atau sesepuh Yahudi adalah melaksanakan tugas

kegerejaan Yahudi tertinggi. Tugas itu dianggap sebagai wasiat suci yang

dipikul oleh 13 anggota Majelis Tertinggi Yahudi yang disebut "Majelis 13".

Pengambilan 13 anggota sebagai jumlah atau angka keramat bukanlah

merupakan tindakan tanpa maksud, tapi punya sejarah dan tujuan tersendiri.

Majelis Yahudi tersebut punya tujuan menghancurkan agama Kristen, yaitu

agama Nabi Isa dan kaum Khawarie (muridnya) yang berjumlah 12 (13 dengan

Nabi Isa). Kecuali itu ada sebab lain, yaitu bahwa jumlah puak Bani Israel yang

13 itu mungkin merupakan lambang sebagai wakil dari perkumpulan Nurani.

Kaum Nurani punya aturan tersendiri, yang bisa menjadi kerahasiaannya, dan

menindak setiap pengkhianat untuk menghindari terjadinya pengkhianatan,

seperti dilakukan oleh Yahuda terhadap Nabi Isa. Aturan ini menjamin setiap

anggota Majelis untuk tunduk secara mutlak kepada pimpinan 'Majelis 33'.

Aturan ini menimbulkan dugaan kuat, dan membuat tanda tanya besar dalam

benak kita, mengapa para penganut komunisme di setiap penjuru bumi tidak

pernah merasa terikat oleh rakyatnya sendiri, tapi selalu komitmen kepada

komunisme tertinggi sebagai panutannya.

Kaum Nurani memusatkan kegiatan The Great Eastern Lodge dari kota Angold

Stadt Jerman, untuk kemudian menyebarkan anggotanya ke dalam

perkumpulan Free Masonry yang tersebar di seluruh Eropa. Kegiatannya

dipusatkan di Perancis dengan memakai kedok sebagai kegiatan kemanusiaan,

atau lainnya yang bisa memberi kesan positif. Setelah itu, kaum Nurani

melangkah kepada rancangan berikutnya yang bertujuan bisa mengadakan

hubungan dengan para tokoh Gentiles yang berpengaruh dalam pemerintahan

atau dalam lingkungan gereja. Selanjutnya para tokoh itu ditundukkan ke

dalam pelukan Nurani, baik dengan jalan memberi uang atau pemerasan lewat

skandal, atau cara lain yang bisa ditempuh. Dan langkah berikutnya ialah

menjatuhkan pilihan pada Comte De Mirabeau sebagai sosok pemimpin yang

paling tepat untuk melaksanakannya. Hal ini mengingat pengaruh dan

kelebihan yang dimiliki oleh Mirabeau di tengah-tengah masyarakat Perancis.

Mirabeau adalah tokoh berdarah bangsawan yang sangat berpengaruh di istana

kerajaan. Dan lagi, dia adalah kawan dekat Duke Durlian, seorang tokoh

terbesar Free Mason. Alasan utama mengapa pimpinan gereja tertinggi Yahudi

memilih Mirabeau sebagai tokoh yang kelak akan memimpin Revolusi Perancis

adalah, karena ia seorang berdarah dingin dan tidak mengenal nilai-nilai susila,

dan ia punya kelebihan sebagai orator berbakat yang bisa mempengaruhi

publik umum. Banyak pengagum yang terpikat oleh gaya pidatonya.


38


Sementara itu, gaya hidup Mirabeau yang mewah telah mengantar dia ke

dalam jeratan hutang dalam jumlah yang besar. Situasi itu menyebabkan ia

mudah menerima uluran bantuan keuangan dari pihak Nurani, meskipun

bantuan itu pada hakikatnya adalah hutang yang berbunga tinggi. Di lain

kesempatan seorang jutawan Yahudi bernama Moshe Mondelhen menemui

Mirabeau dengan menawarkan uang dalam jumlah besar. Bahkan Mirabeau

diperkenalkan dengan seorang wanita rupawan Yahudi bernama Madam

Horse, yang dikenal sebagai wanita Permissive dan jet-set kota Paris kala itu.

Tidak lama kemudian, wanita itu telah jatuh bersama Mirabeau dalam dunia

asmara.

Posisi Mirabeau kini telah berada dalam cengkeraman keuangan Yahudi, yaitu

Moshe Mondelhen dari satu sisi, dan di sisi lain dicengkeram asmara wanita

Yahudi. Dengan demikian, jerat-jerat kaum Nurani Yahudi telah berhasil

menangkap mangsanya, dan bisa memasukkan kehendaknya. Kemudian

Mirabeau ditarik memasuki dunia terselubung, dan memperkenalkan lika-liku

dunia itu, setelah terlebih dulu disumpah dengan nyawa sebagai taruhannya.

Sejak itu Mirabeau berubah sikap dengan menjauhkan diri dari lingkungan

kelas elite Perancis, karena jeratan yang melilit lehernya terasa makin kuat.

Akibatnya, kalangan istana menjadi berang kepadanya. Mirabeau pun makin

benci kepada istana, sehingga ia menjadi makin gigih untuk meletuskan

Revolusi Perancis itu. Mirabeau melangkah lebih jauh dengan membujuk Duke

Durlian, anak paman Raja Perancis yang telah lama punya hubungan erat

dengan kaum Nurani, untuk mengatur dan memberi perlindungan kepada

kaum revolusioner Perancis. Mirabeau dan Duke Durlian hanya diberitahu oleh

pihak kaum Nurani, bahwa tujuan Revolusi adalah menggulingkan Raja Louis

XVI, kemudian Durlian akan menduduki singgasana kerajaan setelah itu,

sebagai raja yang dipilih secara demokratis. Demikianlah dua orang yang

ditokohkan itu tidak mengetahui secara pasti tujuan dan maksud penggerak

dan perancang revolusi yang sebenarnya, yaitu menyingkirkan raja dan

golongan aristokrat yang berkuasa di Perancis, untuk kemudian digantikan

oleh golongan aristokrat yang berdasarkan uang dan emas. Di samping Durlian

adalah anak paman raja, ada sebab lain mengapa ia dipilih oleh gereja Nurani,

karena Durlian adalah tokoh besar dalam gerakan Free Masonry Perancis.

Sebelumnya, Perkumpulan Nurani Tertinggi telah menyerahkan kepada Adam

Weiz Howight untuk menyusun aturan permainan dan simbol-simbol gereja

Nurani, agar ada keserasian dengan aturan yang ada di The Grand Eastern

Lodge. Maka, Mirabeau pergi ke Frankfurt, tempat Adam Weiz Howight

melakukan kegiatan disertai oleh Duke Durlian dan seorang pemuda yang

kelak akan menjadi tokoh penting dalam sejarah Perancis, bernama Talleyrand.

Kemudian Mirabeau mempertemukan mereka berdua dengan Adam Weiz

Howight. Sejak 1773, Duke Durlian mulai memasukkan aturan baru dalam Free

Masonry Perancis, dan mengubah aturan yang lama. Hingga tahun 1788,

jumlah Free Masonry telah mencapai lebih dari 100.000 orang pria dan wanita.

Demikianlah, kaum Nurani Yahudi telah berhasil menancapkan kuku


39


pengaruhnya lewat Moshe Mondelhen ke dalam Free Masonry Eropa, sesuai

dengan aturan dan garis rancangan yang telah diletakkan oleh Weiz Howight.

Kemudian datang tahap berikutnya, yaitu pembentukan komite rahasia dalam

Free Masonry untuk meletakkan revolusi, dengan menyebarkan penggerak

revolusi dan tokoh-tokohnya ke seluruh wilayah Perancis.

D. Mirabeau dan Duke Durlian

Mirabeau telah berhasil membawa Duke Durlian ke dalam Free Masonry

Nasional Perancis yang dikenal dengan sebutan The Blue Masonry. Kurang lebih

empat tahun kemudian, Duke Durlian terkuras kekayaannya, dan dia sendiri

memikul beban hutang dalam jumlah besar. Tidak ada jalan lain baginya untuk

membayar hutang-hutangnya kembali, kecuali harus menempuh jalan hidup

yang bisa melepaskan bebannya. Kemudian dia mengambil jalan pintas dengan

melakukan kegiatan penyelundupan dan perdagangan barang-barang

terlarang, dengan maksud untuk bisa membayar hutang-hutangnya. Akan

tetapi, petualangan bisnisnya justru membuat Durlian lebih dalam terjerumus

dalam lembah hutang. Pada tahun 1780 hutangnya telah mencapai 800.000

Franc. Angka itu merupakan jumlah yang sangat besar menurut ukuran masa

itu. Setelah itu, para sesepuh Yahudi melihat saatnya telah tiba untuk menjerat

mangsanya lebih kuat, berkat kecerdasan Mirabeau.

Para pemilik modal Yahudi mendekati Durlian dengan bujuk rayu

menggiurkan, sehingga Durlian terperdaya menggadaikan harta miliknya,

tanahnya, bahkan istananya 'Palais Royal' yaitu istana kerajaan khusus

untuknya atas pemberian raja. Istana itu dijadikan jaminan hutang-hutangnya

kepada para pemilik modal Yahudi itu. Durlian tidak menyadari, bahwa

tindakannya itu akan menjerumuskan dia ke dalam perangkap setan. Kekuatan

yang terselubung telah mengutus seorang Yahudi asal Spanyol untuk

menjalankan aksi mengawasi harta kekayaan Durlian, berikut Palais Royalnya.

Utusan itu adalah Coderlos De Lalco, yang dikenal sebagai penulis buku cerita

'Hubungan Berbahaya' dan karya percintaan lainnya yang bernafas cinta dan

seks. Ia juga dikenal sebagai penulis karya permissivisme moral dan kebebasan

seks. Antara karya-karya itu dan pembahasan ini tidak ada kaitannya apa-apa.

Akan tetapi, karena karya itu telah menjadikan istana Palais Royal sebagai

tempat mesum paling populer, maka hasil karyanya sering disebut-sebut

orang.

Demikianlah sebuah istana kerajaan telah dijadikan sarang kemaksiatan. Para

pengunjungnya yang rata-rata kelas elit bisa menyaksikan berbagai jenis

pertunjukan seks dan gambar-gambar porno, yang sulit diungkapkan dalam

bentuk kata-kata. Bukan hanya itu. Fasilitas lengkap tersedia juga untuk

mempermudah setiap pengunjung melakukan keinginannya, tanpa ada

kesulitan apa pun. Dalam menjalankan tugasnya, Coderlos tidak hanya

sendirian. Ia berkawan dengan orang bernama Callistro, seorang Yahudi asal

Italia yang nama aslinya Joseph Palsemo. Dialah yang menjadikan villa-villa


40


Durlian tidak terkena hukum Perancis, sebagai pusat penerbitan selebaran-

selebaran untuk memanaskan suasana revolusi, di samping menyebar hasutan


tajam dan terus menerus. Selain itu, Callistro juga mengatur pertemuan-

pertemuan akbar, berbagai pertunjukan, ceramah umum dan diskusi, dengan


tujuan untuk menggalakkan gejolak dan semangat publik. Jaringan mata-mata

juga dipasang di mana-mana untuk mengetahui perkembangan dan skandal

yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang diincar oleh Kekuatan terselubung.

Setelah itu dilakukan operasi gosip terencana, agar mangsanya jatuh di mata

umum. Oleh sebab itu, banyak pria dan wanita terpandang menjadi gelisah,

khawatir menjadi tumbal mafia yang dipimpin oleh De Lalco dan Palsemo itu.

Tidak sedikit diantara mereka terpaksa tunduk kepada kehendak mafia itu.

Dengan demikian harta kekayaan Duke Durlian telah berubah menjadi pusat

latihan aktivis revolusi, yang menyelusup ke berbagai kegiatan sosial budaya,

bahkan sampai masuk ke dalam perkumpulan olah raga. Dengan aneka ragam

kedok inilah mereka bisa memasukkan kegiatan yang merusak, mulai dari seks,

minuman keras dan berbagai macam kemaksiatan lainnya, hingga fenomena

seperti ini meluas dan menjamur ke seluruh negeri. Kaki tangan Konspirasi

menarik tokoh-tokoh revolusi ke dalam dunia gelap itu dengan bujuk rayu

yang menggiurkan, sehingga mereka jatuh ke dalam pelukan setan. Kegiatan

ini diatur dan diarahkan dari markas Mirabeau dan Durlian, dan dari istana

Palais Royal. Sejarawan Inggris Scoder dalam bukunya Prince of Blood

mengatakan tentang Palais Royal ini, bahwa masalah Palais Royal saja

membuat polisi lebih sibuk daripada menangani masalah Paris secara

keseluruhan.

Rakyat Perancis pada umumnya tidak tahu apa yang berjalan dalam istana

Palais Royal, karena mereka mengira itu adalah kediaman resmi Duke Durlian,

putra paman raja Perancis. Hanya sebagian kecil tertentu saja yang tahu, bahwa

Palais Royal telah jatuh ke tangan para pemilik modal Yahudi untuk dijadikan

sarang persekongkolan, yang akan melampiaskan dendam kesumat Yahudi

terhadap kaum Gentiles.

Sebenarnya penguasa kerajaan Perancis bukannya tidak tahu apa yang sedang

terjadi. Sebelumnya mereka sudah mendapat peringatan yang cukup, bahwa

pemerintah Bavaria menemukan dokumen-dokumen rahasia Konspirasi setelah

kematian utusan yang membawa dokumen itu, dan bagaimana pasukan

keamanan Bavaria menyerbu pusat sarang Konspirasi yang ada di negerinya,

sehingga ditemukannya dokumen yang lain. Maka raja Bavaria merasa perlu

menyampaikan peringatan adanya bahaya yang mengancam para penguasa di

seluruh Eropa, termasuk Pemerintah Perancis, Inggris, Polandia, Jerman,

Austria dan Rusia. Akan tetapi, peringatan itu tidak ditanggapi dengan

sepenuhnya, karena pengaruh kekuatan Konspirasi di negara-negara itu telah

sedemikian besarnya, sehingga peringatan seperti itu tidak cukup membuat

mereka tergugah untuk mengambil tindakan yang pasti.


41


Pada uraian berikutnya akan kita ketengahkan gambaran yang jelas mengenai

Pada uraian berikutnya akan kita ketengahkan gambaran yang jelas mengenai

peristiwa revolusi Perancis, dan bagaimana berbagai peringatan itu tidak

mendapat tanggapan, untuk membangkitkan hati khalayak umum dari

kelengahan atas bahaya Konspirasi Internasional itu.

E. Revolusi Perancis dan Marie Antoinette

Negara-negara yang diberi peringatan tentang adanya ancaman bahaya

Konspirasi ternyata tidak menanggapi sepenuhnya, dan tidak mengambil

langkah apa-apa untuk menanggulangi. Maka pemerintah Bavaria beberapa

kali menulis surat kepada ratu Perancis, Marie Antoinette, yang isinya

mengingatkan ratu tentang adanya bahaya Konspirasi yang telah membuat

rancangan khusus untuk menguasai Perancis lewat Perkumpulan Free

Masonry Perancis. Akan tetapi, ratu Marie Antoinette, putri Raja Francois I dari

kerajaan Austria itu tidak bisa mempercayai peringatan itu. Karena peringatan

itu terus datang bertubi-tubi, maka ratu Marie Antoinette kemudian membalas

surat-surat yang datang dari pemerintah Bavaria itu. Dengan panjang lebar ratu

membantah peringatan itu, yang diantaranya ia mengatakan, "Tentang masalah


yang berhubungan dengan Perancis, keprihatinan Anda terlalu dibesar-

besarkan mengenai kegiatan Free Masonry itu. Aku percaya, gerakan itu di


Perancis merupakan gerakan yang terkecil diantara yang ada di seluruh Eropa."

Dalam lembaran sejarah terdapat bukti-bukti yang menunjukkan kesalahan

besar yang telah dilakukan oleh ratu Marie Antoinette. Kesalahan ini

mengakibatkan ia sendiri dan suaminya Raja Louis XVI mengakhiri riwayatnya

di atas tiang maut Guilotin, dan mayoritas sejarawan sepakat menyatakan,

bahwa Marie Antoinette adalah seorang ratu yang bergaya hidup mewah dan

boros, serta mempengaruhi gaya hidup seluruh kerabat sentana istana kerajaan


Perancis. Selain itu, Marie Antoinette juga dicatat dalam sejarah sebagai play-

girl kelas elit, yang mengkhianati suaminya bersama teman-teman karibnya .....


dan seterusnya.

Padahal deskripsi busuk seperti itu tidak lain adalah hasil gosip Palsemo dan

para Propagandis revolusi dalam rangka mengangkat tuduhan palsu ke atas

permukaan publik, sehingga mereka akan bertambah benci kepada ratu.

Dengan demikian, tangan-tangan tersembunyi akan mudah menuntut keluarga

kerajaan di depan pengadilan.

--------

Beberapa sejarawan menulis betapa tabah ratu Marie Antoinette dan suaminya

menghadapi maut di atas pisau alat pembunuh sadis Guilotin. Isu gosip

populer yang pernah tercatat dalam sejarah ratu Marie Antoinette adalah

tentang skandal 'Kalung Permata Ratu', yang dijadikan alat untuk mencoreng

wajah sang ratu. Adam Weiz Howight dan Mondelhen pernah merancang

suatu sketsa gagasan seperti berikut :


42


"Masalah isu krisis ekonomi telah menjadi buah bibir masyarakat luas. Pada

saat kas kerajaan Perancis kosong, dan pemerintah terpaksa pinjam dari para

pemilik modal Yahudi Internasional, maka terbukalah kesempatan untuk

membuat gosip yang menggemparkan Tangan Terselubung. pihak Konspirasi

membuat surat palsu atas nama ratu, untuk memerintahkan seorang perajin

membuat kalung dari batu mulia kelas wahid, mirip permata dalam dongeng.

Batu permata itu seharga seperempat juta Franc, suatu harga yang amat tinggi

saat itu."

Setelah perajin permata itu selesai mengerjakan instruksi palsu itu, ia

membawanya ke istana kerajaan. Alangkah terkejutnya baginda ratu dan

menolak mentah-mentah surat palsu atas nama ratu itu. Di luar kepalsuan itu,

berita tentang kalung permata tersebut telah menjadi berita populer di seluruh

Perancis, karena Palsemo telah menyebarluaskan secara besar-besaran. Tidak

pelak lagi, Marie Antoinette telah menjadi tumbal gosip, dan nama sang ratu

jatuh sedemikian parahnya akibat tuduhan pemborosan, kebejatan dan

tuduhan busuk lain yang ditujukan kepadanya. Ketika ketegangan gosip telah

mencapai titik runcing, Palsemo bermaksud membuat pukulan yang

mematikan terhadap Marie Antoinette. Palsemo mencetak selebaran dalam

jumlah yang besar, yang isinya menghasut dan memperuncing kebencian

terhadap sang ratu. Dikatakan, bahwa sang ratu telah diberi hadiah berupa

kalung itu dari seorang pacar gelapnya, sebagai tanda mata setelah keduanya

dengan diam-diam terlibat dalam skandal seks. Bukan hanya itu. Nama baik

Marie Antoinette dilucuti habis-habisan di mata umum, dengan munculnya

surat palsu lagi atas nama ratu, yang ditujukan kepada seorang bangsawan

Perancis, yaitu seorang Kardinal bernama De Rohand. Dalam surat itu

disebutkan, bahwa ratu minta agar sang Kardinal menemuinya pada tengah

malam di sebuah tempat peristirahatan di taman Palais Royal, untuk

membicarakan masalah isu kalung permata di atas. Sementara itu, seorang

dayang kerajaan yang telah dipersiapkan oleh Konspirasi menemui Kardinal di

tempat yang telah ditentukan itu dengan berpakaian menyamar seperti ratu

layaknya di tengah malam itu. Ketika itulah fitnah berbau gosip itu

disebarluaskan untuk menjatuhkan nama baik sekaligus juga mencemarkan

nama baik tokoh gereja. Sejarah telah mengungkap, bagaimana kalung permata

hasil fitnahan itu dipindah dan disembunyikan di London. Diduga permata

mahal yang terdapat pada kalung itu disimpan oleh jutawan Yahudi di London

bernama Elyason.


Di London masih terdapat bukti-bukti yang menguatkan keterlibatan tokoh-

tokoh Yahudi Inggris dengan persekongkolan yang merancang meletusnya


Revolusi Perancis. Bukti-bukti itu merupakan rahasia selama beberapa tahun

lamanya, dan terbongkar oleh Lady Queensburgh, permaisuri Lord

Queensburgh. Dalam bukunya yang berjudul 'Pemerintahan Gereja

Terselubung', Lady Queensburgh mencatat bukti-bukti yang pernah ditemukan

dalam sebuah manuskrip lama yang berjudul 'Permusuhan terhadap Unsur

Semitik', ditulis oleh seorang Yahudi Benjamin Gold Smidt pada tahun 1849.


43


Berkat wawasannya yang luas, Lady Queensburgh berhasil mempelajari


manuskrip tersebut dan menganalisanya, yang pada akhirnya mendapat bukti-

bukti kuat yang menunjukkan, bahwa Benjamin Gold Smidt dan saudaranya


Abraham Gold Smidt serta kawannya Sir Moshe Montifor, yang ketiganya

adalah pemilik modal keuangan di Inggris, merupakan anggota jaringan

Konspirasi Yahudi di seluruh Eropa yang telah merancang revolusi Perancis

itu. Juga terdapat bukti lain yang menguatkan pernyataan Lady Queensburgh

di atas manuskrip yang lama, yaitu seorang konglomerat Yahudi berasal dari

kota Berlin Jerman, bernama David Erend Lander dan seorang konglomerat

Yahudi lainnya bernama Henzegerber adalah anggota jaringan Konspirasi yang

bekerja di bawah pimpinan langsung Rothschild.

Demikianlah tabir-tabir itu terungkap oleh kita, sehingga para tokoh di balik

tabir itu tampak dengan jelas. Dan itulah para anggota kekuatan Konspirasi.

Kita tidak banyak membicarakan masalah sarana yang dipakai oleh para tokoh

Yahudi itu dalam kegiatan mereka untuk menjatuhkan ekonomi pemerintah

kerajaan Perancis. Kita bisa melihat data-data sejarah, lalu menganalisanya

untuk mengambil kesimpulan dari sarana-sarana yang dipakai oleh kekuatan

Konspirasi, seperti yang terjadi di Rusia, Spanyol dan Amerika. Tentang sarana

yang dipakai Konspirasi berkenaan dengan situasi revolusi Perancis, seorang

sejarawan Inggris bernama Sir Walter Scott mengatakan,

"Para pemilik modal itu memperlakukan pemerintah kerajaan Perancis seperti

rentenir yang siap mewarisi harta kekayaan milik yang berhutang dengan

boros dan mewah. Mereka mengulurkan hutang besar-besaran dengan satu

tangan, dan tangan lainnya menerima bunga hutang tersebut yang berlipat

ganda jumlahnya. Maka tidak mengherankan kalau kas negara menjadi kosong

dalam waktu singkat. Sebagai akibatnya, para pemberi hutang itu mendapat

fasilitas dan hak-hak istimewa di negeri itu, sebagai jaminan timbal balik atas

hutang-hutang tersebut. Dengan begitu lengkaplah jeratan yang mengikat leher

pemerintah Perancis."

Setelah Perancis mengalami krisis ekonomi yang parah, yang mendorong

pemerintah terus mencari pinjaman dengan bunga sangat tinggi untuk

membiayai perang dan pergolakan, para pemilik modal dengan senang hati

mengulurkan pinjaman yang dibutuhkan itu, dengan syarat mereka diberi

wewenang mencetak mata uang Perancis dengan leluasa. Syarat itu pada

awalnya tidak terasa begitu berat. Namun pada hakikatnya itu tidak berbeda

dengan peribahasa Perancis yang mengatakan 'Memasukkan seekor ular

berbisa ke dalam kamar'. Maksudnya adalah memasukkan wakil pihak pemilik

modal dalam keuangan rumah tangga kerajaan Perancis. pihak pemberi

pinjaman itu tidak lain adalah Jacques Necker, yang kemudian dipilih oleh raja

sebagai menteri keuangan Perancis. Setelah para pemilik modal berhasil

mengorbitkan Necker, mereka memujinya lewat berbagai sarana propaganda

yang mereka kuasai, bahwa Necker adalah seorang pakar ekonomi kelas kakap,

dan satu-satunya orang yang mampu menyelamatkan perekonomian Perancis


44


dari krisis yang sedang berjalan. Padahal, setelah 4 tahun Necker berkuasa

memegang kementerian keuangan, kondisi perekonomian Perancis makin

bertambah buruk, sejajar dengan naiknya hutang-hutang yang dibuatnya.

Seorang sejarawan Inggris Captain A. Romsey melukiskan kondisi ekonomi

Perancis kala itu dalam bukunya yang berjudul 'Sebuah Perang Tanpa Nama'

(A War Without a Name) sebagai berikut :

"Revolusi Perancis merupakan pukulan maut bagi orang yang sedang sakit,

karena kuku-kuku hutang yang menancap, disusul dengan dikuasainya media

massa dan kegiatan politik oleh para tokoh Yahudi. Tidak luput pula para

tokoh lapisan masyarakat bawah juga mereka kuasai. Panggung massal telah

siap menyajikan pertunjukan drama revolusi. Dengan segala cara para

perancang Konspirasi menggerakan revolusi, dan dengan cengkeraman

kukunya yang kuat mereka membuat raja tidak berdaya."

Waktu itu Palsemo menghujani dengan selebaran-selebaran gelap. Sambil

melaknat tokoh-tokoh istana dan gereja, para kaki tangan Konspirasi terus

mengatur langkah dan strategi, dan melatih kader-kader yang kelak dijadikan

pemimpin setelah sistem kerajaan runtuh. Di antara tokoh yang berhasil

dipersiapkan oleh Konspirasi adalah Robespierre, Danton dan lain-lain. Ada

pula yang secara khusus dipilih orang-orang yang bertugas menyerbu penjara

Bastilles dengan maksud membebaskan para narapidana, agar narapidana ini

melampiaskan kebenciannya kepada istana, sehingga seluruh kota Paris

diliputi oleh iklim pergolakan. Di antara pusat penataran itu adalah biara Saint

Yacob di Paris. Jadi, rancangan berdarah itu disusun dari balik tembok tempat

suci untuk beribadah. Di biara Saint Yacob itu pula dicatat daftar nama

bangsawan dan pendukung kerajaan yang bakal dienyahkan dari muka bumi

oleh para aktivis revolusi. Mereka ini juga memperalat orang-orang yang sakit

jiwa dan para pejabat agar melakukan tindakan kriminal, sehingga situasi akan

makin kacau.

Tujuan kekuatan Konspirasi di balik revolusi Perancis adalah untuk menguasai

Perancis dari balik layar, dan dari sini melangkah lagi untuk menguasai dunia

secara keseluruhan. Peristiwa demi peristiwa terjadi berturut-turut seperti telah

kita ketengahkan sebelumnya. Konspirasi telah memperalat Duke Durlian

sebagai kuda tunggangan. Mereka minta agar Durlian menghukum mati anak

pamannya sendiri, raja Louis XVI, dan dia pula yang mengemban

tanggungjawab atas kematian raja dan permaisurinya. Sesungguhnya pihak

Konspirasi lah yang bertanggungjawab atas semua peristiwa itu tapi para

tokohnya bersembunyi dari balik kegelapan. Instruksi dari konspirasi kepada

kalangan revolusioner untuk membunuh beberapa orang istana ternyata

terulang kembali. Kali ini yang harus dibunuh adalah Durlian sendiri. Tokoh

tunggangan ini difitnah melalui media massa, seperti pernah dialami oleh

Marie Antoinette sebelumnya. Dalam waktu sekejap tuduhan keji dari publik

Perancis dilontarkan kepada Durlian, yang akhirnya mengalami nasib sama

seperti Marie Antoinette. Durlian digiring ke Guilotin. Sementara itu terdengar


45


pula cemoohan dari para hadirin yang menyaksikan pertunjukan yang

mengerikan itu. Ini merupakan cemoohan ulang seperti pernah terjadi pada

kematian Antoniette dan raja Louis XVI.

Adapun Mirabeau, setelah merasa dirinya terancam oleh bahaya, dan

menyadari dijadikan alat permainan oleh kelompok Konspirasi dari balik layar,

segera menyadari adanya kebejatan moral yang digerakkan oleh para

penggerak revolusi. Sebenarnya Mirabeau menentang perlakuan sadis terhadap

raja Louis XVI. Dia tahu pula, bahwa mendiang raja sebenarnya orang yang

lugu, baik hati dan berkemauan lemah, sehingga kurang waspada menanggapi

kejadian di sekitarnya. Mirabeau hanya menghendaki untuk menyingkirkan

kekuasaan mutlak yang ada pada raja, untuk digantikan dengan raja yang

memerintah berdasarkan konstitusi. Kemudian Mirabeau sendiri akan tampil

sebagai penasihat raja. Oleh karena itu, ketika ia menyaksikan kekuatan

Konspirasi bermaksud membunuh raja Louis XVI, Mirabeau berusaha untuk

melarikan raja dari penjara Paris, dan memindahkan ke markas pasukan yang

masih setia kepada raja. Usaha Mirabeau ini gagal dan bahkan akan dibunuh

oleh kekuatan Konspirasi. Berbagai fitnah dilancarkan untuk mencari alasan

bisa menuntut Mirabeau ke pengadilan. Akhirnya pihak Konspirasi memakai

cara dengan meracun Mirabeau, dengan kesan seolah-olah Mirabeau mati

bunuh diri.

Setelah peristiwa demi peristiwa mengantar meletusnya revolusi Perancis,

tibalah saatnya sebuah periode dikenal dalam sejarah Perancis dengan sebutan

"Pemerintahan Teror". Pada masa itu, para mangsa pergolakan digiring ke

tempat pembantaian dalam jumlah ribuan setiap hari seperti ternak. Sebagai

algojo telah ditunjuk Robespierre (1758-1794) dan Danton (1759-1794). Setelah

kedua algojo ini menyelesaikan tugasnya, mereka berdua juga dibantai dalam

usia yang relatif muda.

Seorang sejarawan Inggris Walter Scott mengetahui dengan pasti peran yang

dimainkan oleh kekuatan terselubung, yang mendalangi peristiwa yang terjadi

di Perancis. Dalam karya tulisnya berjudul 'Kehidupan Napoleon' kita bisa

menemukan data-data yang cukup tentang keterlibatan Konspirasi Yahudi

dalam revolusi Perancis itu, dan peristiwa besar lainnya di Eropa. Walter Scott

memaparkan bukti-bukti yang bisa menimbulkan tanda tanya dengan

mengungkapkan, bahwa kebanyakan wajah yang tampil dalam revolusi

Perancis tampak asing bagi alam Perancis. Lebih lanjut ia mengungkapkan

secara khas, bagaimana seorang majhul bernama Manuelle muncul seketika di

permukaan umum, dan seketika itu pula bisa menempati posisi sebagai jaksa

Agung di Paris. Padahal Manuelle adalah orang yang bertanggung jawab atas


penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dikirim ke tempat-

tempat hukuman mati di seluruh Perancis pada bulan September 1792. Dalam


penjara Paris saja ditemukan 7.000 orang menemui ajalnya.


46


Manuelle didampingi oleh seorang Yahudi lainnya bernama David, seorang

eksekutif Komite Keamanan Nasional di Paris, yang dikenal sebagai penjagal

maut selama perjalanan revolusi berlangsung. David pula yang memasukkan

faham Naturalisme ke dalam pemerintahan pada masa pasca revolusi, untuk

menggantikan agama Kristen.

Karya besar Sir Walter Scott The Life of Napoleon sebanyak 9 jilid sudah lama

tidak beredar. Diduga kuat karena pihak Konspirasi telah mengupayakan, agar

buku itu lenyap dari peredaran umum. Perlu juga kita simak sebuah karya lain

yang ditulis oleh Renoult dengan judul 'Kehidupan Robespierre' (The Life of


Robespierre). Buku ini menampilkan fakta-fakta penting, antara lain ucapan-

ucapan Robespierre, ketika revolusi sedang panas-panasnya. Pemerintahan

Teror mencapai puncaknya antara tanggal 27 April-27 Juli 1794. Pada saat itu

Robespierre berbicara panjang lebar di depan Majelis Nasional. Ia menyerang

sengit apa yang dinamakan dengan kelompok teroris ekstrimis. Dia menuduh

adanya suatu pihak yang berada di belakang tindakan teror itu. Namun dia

tidak menyebutkan siapa pihak yang dimaksud. Kata-kata asli yang diucapkan

Robespierre adalah : "Aku tidak berani menyebut nama mereka di tempat ini

dan di saat ini pula. Aku juga tidak bisa membuka tirai yang menutupi

kelompok ini sejak awal peristiwa revolusi. Akan tetapi, aku bisa meyakinkan

Anda sekalian, dan aku percaya sepenuhnya, bahwa di antara penggerak

revolusi ini terdapat kaki tangan yang diperalat dan melakukan kegiatan

amoral dan penyuapan besar-besaran. Kedua sarana itu merupakan taktik yang

paling efektif untuk memporak-porandakan negeri ini."

Renoult memberikan komentar, seandainya Robespierre tidak mengucapkan

kata-katanya di atas, nasib yang dialami akan lain. Ia telah mengucapkan kata-

kata melewati batas yang dibolehkan. Kata-kata pedas meluncur dari

mulutnya, sehingga hari berikutnya ia digiring ke tempat hukuman mati.

Demikianlah nasib seorang Free Mason yang telah diberi kesempatan untuk

mengetahui gerakan Free Masonry lebih dari apa yang seharusnya. Hanya

sedikit orang yang tahu, bahwa Robespierre, Danton dan tokoh-tokoh revolusi

Perancis lainnya yang muncul pada periode pemerintahan teror merupakan

alat yang digenggam oleh komplotan 13 Sesepuh Yahudi. Setelah boneka-

boneka yang diperalat oleh Konspirasi satu per satu lenyap dari bumi, mereka

mulai dengan tahap baru lagi dalam persekongkolan internasional selanjutnya.

Esleim Mayer Rothschild mengirimkan putranya Nathan Mayer ke Inggris

untuk membuka cabang perusahaan raksasa milik mereka di kota London.

Tujuannya untuk mempermudah hubungan antar-sesepuh Yahudi

Internasional di seluruh kota Eropa, dan untuk menancapkan kuku mereka

dalam bidang politik dan ekonomi lebih dalam lagi. Tujuannya yang lebih

khusus lagi ialah, agar mereka bisa mengadakan hubungan lebih mudah antar

konglomerat yang menguasai bank Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman.

Untuk itu, Rothschild telah mempersiapkan Nathan selama 26 tahun, yang

sekaligus ini menunjukkan kehebatan Rothschild dalam pembinaan kader

Konspirasi, sejak Nathan masih belia.


47

F. Kekuatan Konspirasi dan Napoleon

Setelah tahap di atas selesai, kekuatan Konspirasi mengincar seorang yang

sedang naik daun, yaitu Napoleon Bonaparte. Mulailah sejak itu kekuatan

Konspirasi mengulurkan dana besar-besaran kepada Napoleon untuk

membiayai perang yang kondang itu, dengan tujuan untuk menyingkirkan

sistem kerajaan di seluruh negara Eropa. Napoleon mengerahkan pasukannya

besar-besaran ke berbagai negara Eropa. Puncak pengerahan pasukan itu

terjadi pada tahun 1804, ketika ia mengangkat dirinya sebagai Kaisar Perancis,

dan mengangkat saudara-saudaranya menjadi raja di negara-negara Eropa

yang ditaklukkan. Joseph dijadikan raja Napoli, Louis raja Belanda, dan Jerume

raja Lostvalia (salah satu wilayah Jerman ketika itu). Nathan Rothschild juga

dengan diam-diam mengangkat keempat saudaranya menjadi raja uang di

keempat kerajaan Eropa itu. Dengan demikian, merekalah penguasa yang

sebenarnya di balik tahta kerajaan keluarga Napoleon.

Selanjutnya, pihak Konspirasi memilih negara Swiss sebagai pusat lembaga

keuangan yang aman. Mereka berusaha menyelamatkan negara ini dari perang

dan pertikaian umum. Dengan kata lain, Swiss akan dijadikan negara netral

untuk selamanya. Setelah itu, kekuatan Konspirasi melangkah lagi kepada

bisnis baru yang banyak memberi keuntungan, yaitu perdagangan 'perang'.

Untuk mencapai tujuan ini mereka harus menguasai pabrik-pabrik senjata,

amunisi dan kapal perang, dan menguasai industri-industri baja, besi, kimia

dan pabrik yang memproduksi alat perang lainnya. Dengan strategi ini,

kekuatan Konspirasi mempersiapkan dana besar-besaran yang membanjiri

berbagai proyek itu, yang kemudian produknya dialirkan kepada pihak yang

bersengketa tanpa kecuali. Akan tetapi muncul kendala bagi mereka, yang

datang dari Napoleon sendiri. Awal mulanya Napoleon merasa puas terhadap

para sesepuh Yahudi yang mengulurkan pinjaman uang besar-besaran

kepadanya, untuk membiayai perlengkapan pasukannya sebesar itu. Akan

tetapi, lama-kelamaan Napoleon menyadari, bahwa dibalik itu ada kekuatan

terselubung yang menggerakan tangannya. Napoleon mengambil langkah lebih

hati-hati dan waspada, di samping berusaha untuk memukul kekuatan

terselubung itu, apabila telah cukup bukti-bukti dan saat yang tepat telah tiba.

Namun sebelum Napoleon bisa melaksanakan niatnya karena ia dan

pasukannya masih mati-matian berperang melawan Rusia, kekuatan

Konspirasi telah memergoki gelagat yang tidak menyenangkan dari Napoleon.

Di sela-sela kesibukan Napoleon itulah pihak Konspirasi melihat adanya

kesempatan yang tepat untuk memukul Napoleon, sehingga pasukan

Napoleon menjadi kacau dan dipukul roboh oleh pasukan Rusia. Dalam

lembaran sejarah pada umumnya disebutkan, bahwa kekalahan Napoleon oleh

Rusia disebabkan oleh adanya kesulitan cuaca dingin dan salju tebal yang

menghalangi laju pasukannya. Padahal, penyebab yang sebenarnya adalah

karena jalur penghubung yang menuju pasukan Napoleon diputus oleh

tangan-tangan terselubung, sehingga senjata dan amunisi yang dikirim untuk

pasukannya tidak bisa sampai. Sementara itu, amunisi pasukan Rusia terus


48


mengalir dengan deras. Langkah kekuatan Konspirasi yang dilakukan untuk

menghancurkan pasukan Napoleon kemudian memaksa Napoleon turun tahta.

Langkah ini oleh Konspirasi Internasional dijadikan tradisi untuk melangkah

dan mengadakan kegiatan di masa-masa selanjutnya. pihak Konspirasi dalam

melakukan taktik itu menggunakan kaki tangan orang-orang Serbia untuk

menyelusup ke jajaran penting dalam industri, transportasi, logistik dan posisi

rawan lainnya. Ketika itulah negara-negara yang telah dimasuki oleh mereka

jatuh di bawah pengaruh kekuatan terselubung. Posisi kunci yang dikendalikan

mereka memungkinkan mereka melaksanakan kegiatan yang bisa

menimbulkan kekacauan dalam suplai pasukan yang sedang bertempur di

medan laga. Taktik Konspirasi yang dipakai untuk menghancurkan pasukan

Napoleon dipakai lagi di kemudian hari untuk menghancurkan pasukan Czar

Rusia pada tahun 1904 dalam menghadapi pasukan Jepang.

Sejarah telah mencatat, bagaimana peristiwa berikutnya terjadi setelah

kekalahan Napoleon, disusul dengan peristiwa penurunan Napoleon dari tahta

dan dibuang ke pulau Elba. Ketika Napoleon melarikan diri sebagai usaha

untuk kembali, segera ditangkap kembali oleh jaringan yang telah dipasang

oleh Konspirasi. Pertempuran Waterloo merupakan perang terakhir bagi

Napoleon. Adapun Nathan Rothschild, nasibnya justru sebaliknya. Ia telah

berhasil menguasai keuangan di seluruh Eropa, setelah berakhirnya masa

kejayaan Napoleon. Rothschild pada waktu itu telah membangun istana yang

letaknya menghadap langsung dengan istana raja Louis XVIII, pewaris tahta

kerajaan Perancis. Dari lokasi di seputar istana raja, Nathan bisa memantau

gerak-gerik yang ada di sana dari jendela istananya sendiri itu. Para mata-mata

Konspirasi dalam istana raja Louis lebih mudah mengadakan hubungan

dengan Nathan, khususnya mengenai perkembangan perang Waterloo yang

hampir berakhir. Pada waktu yang sama, Nathan mengadakan jaringan lain

untuk menguak informasi tentang perang tersebut, untuk kemudian dikirim ke

Inggris. Pada saat datangnya berita mengenai keunggulan pasukan Wellington

(panglima pasukan Inggris) atas Napoleon, dan dipastikan Wellington akan

tampil sebagai pemenang perang, Nathan mengirimkan berita kebalikannya ke

Inggris lewat utusannya. Dikatakan, bahwa Napoleon lah yang menang atas

Wellington. Tak ayal lagi, berita itu membuat rakyat Inggris cemas, dan harga

bursa uang anjlok seketika. Kemudian Nathan berangkat secepatnya ke Inggris

dengan kapal khusus. Begitu Nathan menginjakkan kakinya ke London, segera

saja ia memerintahkan anak buahnya untuk memborong seluruh penjualan

modal, saham, uang dan apa saja yang bisa dibeli. Peristiwa ini sangat

mengejutkan semua pihak, setelah pada hari berikutnya tersiar berita yang

sebenarnya, yaitu kemenangan Wellington atas Napoleon. Setelah pasar modal

kembali normal, para pemilik modal Yahudi, khususnya Nathan telah

memboyong keuntungan yang sangat besar. Tidak seorang pun membicarakan

bagaimana Rothschild membungkam kemarahan pemerintah Inggris dan

rakyatnya, akibat kerugian jutaan poundsterling dalam pasar modal London itu

dalam waktu hanya satu hari. Dan jelas pula tercatat dalam sejarah, bahwa


49


Rothschild setelah itu mengeluarkan bantuan kepada Inggris uang sebesar £ 18

juta, dan kepada Rusia £ 5 juta, karena negeri ini telah berjasa membantu

Konspirasi menghancurkan Napoleon. Ketika Nathan meninggal dunia tahun

1836, Bank Inggris benar-benar telah berada di tangannya. Dan hutang nasional

Inggris kala itu telah mencapai £ 885 juta, akibat penjagalan ekonomi besar-

besaran dalam pasar modal. Sedikit sekali orang yang bisa menemukan tokoh

Free Mason Eropa yang bisa menyingkap, bagaimana The Grand Free Mason

Lodge bisa menyusup ke posisi penting di negara-negara Eropa. Paus Paulus

Pius IX termasuk orang yang mengetahui gerakan yang dilakukan oleh Free

Masonry itu, sehingga dia mengharamkan umat Kristen Katolik memasuki

perkumpulan itu.

Kalau masih ada orang yang meragukan peran Konspirasi dalam peristiwa

revolusi Perancis, bisa ditunjukkan bukti-bukti yang lebih jelas, yaitu ketika

terjadi diskusi dalam Majelis Nasional Perancis yang diadakan pada tahun

1904. Kita bisa mengutip sebuah ucapan yang dilontarkan oleh De Rosanbe,

seorang wakil anggota Majelis. Dia mengatakan

"Kita telah yakin benar tentang masalah ini, yaitu bahwa Free Masonry adalah

satu-satunya pihak yang merancang timbulnya revolusi Perancis. Dan

sambutan serta tanggapan yang kita dengarkan dalam Majelis ini

menunjukkan, bahwa sebagian kita tahu seperti yang saya ketahui."

Kemudian seorang anggota lain bernama Gommel, yang juga termasuk

anggota perkumpulan The Grand Eastern Lodge Perancis berdiri mengatakan :

"Kita bukan hanya mengetahui hal itu, melainkan kita akan mengumumkan

kepada khalayak ramai."

Pada acara makan malam besar-besaran yang diadakan di Paris pada tahun

1923, yang dihadiri oleh para politisi dan wakil-wakil dari Liga Bangsa-Bangsa

(Nations-League) yang kelak menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United

Nations), seorang tokoh The Grand Eastern Lodge bangkit seraya mengatakan

dengan penuh kebanggaan :

"Perancang Pemerintahan Perancis adalah putra Free Masonry Nasional

Perancis. Dan perancang Republik Dunia besok adalah putri Free Masonry

Internasional."

Demikian kita melihat kekuatan Konspirasi yang sampai tahun 1923 telah

berani berbangga-bangga di tengah-tengah Pemerintahan Republik Perancis

sebagai ayah Revolusi Perancis, yang diberi sebutan akbar itu. Dan mereka

berani pula mengumumkan niatnya tentang program yang akan dilaksanakan

di masa mendatang, seperti mendirikan Republik Dunia, yang dikatakannya

sebagai anak putri kandung Free Masonry Internasional. Fenomena ini tidak

perlu mengherankan, sebagai akibat keberhasilan mereka dalam perjanjian

Versailles dan dalam perang dunia I. Sebelum itu mereka telah berhasil

menghancurkan sistem kerajaan Perancis, dan peristiwa yang terjadi pada abad

ke 19 atas ulah tangan-tangan tersembunyi mereka.


50


Setelah tahun 1923, Kekuatan Konspirasi telah bisa mempersiapkan kaki-

tangannya untuk menduduki posisi penting dalam pemerintahan Perancis.

Monseour Edouard Herriot adalah seorang antek Konspirasi yang pertama kali

bisa menduduki kursi Perdana Menteri Perancis pada tahun 1924. Sejak itu

pula pengaruh Konspirasi sangat menentukan untuk mempersiapkan orang-

orang yang akan menduduki jabatan penting. Herriot telah berhasil

memelopori gerakan sekulerisasi total di Perancis, menggantikan agama

Kristen yang telah menjadi agama negara sejak berabad-abad lamanya.

Seorang anggota kawakan dari The Grand Eastern Lodge bernama Leon Bluem

adalah seorang Yahudi, dan seorang politikus Perancis terkemuka yang

memainkan peran penting dalam kebijakan politik Perancis sampai setelah

perang dunia II. Ia berkali-kali menduduki jabatan menteri dan wakil perdana

menteri. Tahun 1936 ia menjadi perdana menteri. Setelah itu, ia menjadi utusan

Perancis untuk Liga Bangsa-Bangsa (Nations League) pada masa antara perang

dunia I dan perang dunia II, yang bermarkas di Jerman. Sampai sekarang

Konspirasi juga ingin menguasai Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations),

dengan memanfaatkan keluguan negara-negara anggota yang berkumpul

dalam satu badan internasional itu. Dengan demikian, negara-negara itu akan

mudah menjadi mangsa bagi Konspirasi. Setelah Liga Bangsa-Bangsa

dibubarkan, Konspirasi Yahudi Internasional berusaha menyelusup ke dalam

Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ada bukti nyata yang tidak boleh kita abaikan

tentang usaha itu, yaitu ketika Badan Internasional itu menyetujui berdirinya

negara Israel, dan memberikan negeri Palestina kepada Zionisme Politik.

Amerika dan Uni Sovyet ikut mendukung berdirinya negara Israel itu. Kedua

negara adidaya itu telah lama dipengaruhi oleh lobi Yahudi. Dengan demikian,

tercapailah salah satu cita-cita Konspirasi, yang lebih dari setengah abad

lamanya diperjuangkan.

Jelaslah bagi kita, sejauh mana perjalanan yang telah ditempuh oleh kekuatan

Konspirasi, setelah jatuhnya Napoleon Bonaparte.


51


IV. KONSPIRASI BERCOKOL DI AMERIKA


A. Menancapkan kuku sedikit demi sedikit

Kalau kita menyimak sejarah Amerika modern, kita akan mengetahui asal-usul

masuknya Yahudi, berawal sejak sejarah Amerika itu sendiri. Bahkan orang-

orang Yahudi telah berusaha mengembangkan sayap pengaruhnya di bumi itu

sebelum Amerika Serikat lahir sebagai negara, yaitu ketika Amerika masih

terdiri dari 13 wilayah koloni Inggris. Mata para pemilik modal mulai

mengincar koloni Inggris di Amerika setelah Benjamin Franklin, seorang tokoh

Amerika terbesar tiba di London ia disambut oleh para pemilik modal Yahudi

yang telah menguasai perekonomian Inggris, seperti telah kita jelaskan

sebelumnya.

Dalam dokumen Senat Amerika halaman 98 butir 33 terdapat laporan yang

ditulis oleh Robert L.Owen, mantan kepala komisi bank dan keuangan dalam

Kongres Amerika tentang pertemuan antara wakil-wakil perusahaan

Rothschild dan Benjamin Franklin. Disebutkan antara lain, bagaimana para

utusan Rothschild minta keterangan tentang sebab yang menurut hematnya

bisa membuat perekonomian di koloni Amerika maju. Franklin menjawab

pertanyaan itu dengan kata-kata sebagai berikut :

"Masalah itu tidak sulit. Kita akan mencetak mata uang kita sendiri, sesuai

dengan kebutuhan yang dihajatkan oleh industri yang kita miliki."

Menurut pengamatan Robert L. Owen, jawaban Franklin itu langsung

membuat kelompok Rothschild tertarik untuk memanfaatkan kesempatan itu,

untuk memetik keuntungan besar. Itulah yang tampak pada awal mulanya,

bahwa mencetak mata uang sendiri bagi koloni Inggris di Amerika merupakan

larangan hukum, agar koloni itu tetap menggantungkan sistem keuangannya

pada bank Inggris.

Sementara itu, Amschel Mayer Rothschild masih tinggal di Jerman mengurusi

perusahaannya. Ia merekrut tentara profesional sewaan di Jerman, dan

mengirimnya kepada Pemerintah Inggris dengan imbalan sebesar $ 8 untuk

setiap orang. Pengaruh Rothschild dan kondisi Pemerintah Inggris telah

memungkinkan untuk meluluskan tuntutan koloni Amerika mencetak mata

uangnya sendiri. Undang-undang itu lahir, dan Pemerintah Inggris di Amerika

segera melaksanakan undang-undang itu. Pemerintah Inggris menyerahkan

kembali seluruh aset milik Amerika yang disimpan di bank Inggris, sebagai

pengembalian deposito sekaligus dengan bunganya yang segera akan dibayar

dengan mata uang baru. Apa akibat dari langkah tersebut? Kita serahkan

jawabnya kepada Benjamin Franklin sendiri, yang sampai sekarang masih

tersimpan dalam dokumen Kongres nomor 23, berbunyi sebagai berikut :


52


"Perkembangan situasi berbalik 100% dalam jangka waktu hanya satu tahun,

setelah disahkannya undang-undang itu. Masa-masa makmur telah berakhir,

dan berubah menjadi krisis ekonomi yang parah, sehingga jalan-jalan di koloni

itu penuh dengan gangguan. Bank Inggris telah menolak menerima pembayaran

lebih dari 50% dari nilai mata uang Amerika, seperti yang berlaku sesuai

dengan undang-undang baru. Dengan kata lain, mata uang Amerika anjlok

sampai 50% nilainya."

Para analis sejarah sepakat mengambil kesimpulan, bahwa sebab timbulnya

revolusi Amerika untuk menentang Pemerintah Inggris adalah menyangkut

masalah 'Pajak Teh' yang terkenal itu. Sedang Benjamin Franklin adalah salah

satu figur terkemuka dalam revolusi Amerika. Para analis memberikan

komentar mengenai sebab-sebab itu sebagai berikut :

"Sesungguhnya Amerika Serikat bersedia sepenuhnya untuk menerima beban

pajak tambahan itu, atau yang sejenisnya, seandainya Inggris tidak mencabut

undang-undang tentang hak untuk mencetak mata uang bagi koloni Inggris di

Amerika, yang menyebabkan timbulnya pengangguran dan resesi ekonomi

seluruh koloni. Orang tidak tahu, bahwa sebenarnya lahirnya beban pajak baru

yang mengeruhkan ekonomi Amerika oleh Inggris disebabkan oleh adanya

pemeras internasional yang mencekik perekonomian Inggris. Sedang revolusi

pada waktu itu belum pecah. Perlawanan bersenjata yang pertama antara

pasukan revolusi melawan pasukan Inggris baru dimulai pada 19 April 1775.

Kemudian timbul peristiwa lain yang tidak perlu kita ceritakan di sini, hingga

terpilihnya George Washington sebagai panglima pasukan revolusi. Kongres

mengeluarkan deklarasi kemerdekaan pada tahun 1776."

Setelah usai perang revolusi, para pemilik modal internasional tetap berusaha

lewat perwakilan mereka, untuk memperjuangkan lahirnya undang-undang

tentang hak mencetak mata uang. Para tokoh kemerdekaan Amerika

menyadari bahaya yang mengancam, dan bersikap waspada terhadap

persekongkolan para pemilik modal itu. Masalah ini bisa diketahui dari

dokumen mengenai suasana pertemuan yang diadakan di kota Philadelphia

tahun 1787, yang dikenal dengan "Pertemuan para bapak pendiri Amerika

Serikat". Teks ke 5 bagian ke 8 pada butir pertama undang-undang Amerika

berbunyi :

"Kongres adalah satu-satunya lembaga yang punya wewenang mencetak mata

uang, dan mengeluarkan undang-undang yang bertalian dengan peraturan

mengenai nilainya."

Langkah yang diandalkan oleh para pemilik modal internasional adalah taktik

konservatif mereka, yaitu menggunakan perusahaan terselubung. Para direktur

Bank Inggris telah memilih wakil mereka di Amerika pada tahun 1780, yaitu

seorang tokoh penting bernama Alexander Hamilton, yang muncul berkat

propaganda Yahudi, sehingga namanya bisa mengorbit sebagai salah satu

pejuang kemerdekaan. Ia mengusulkan gagasan untuk mendirikan Bank

terpadu yang punya wewenang untuk mencetak mata uang, dan sekaligus


53


berwenang mengawasi itu, sebagai ganti wewenang pemerintah. Di samping

masalah bank itu, ia juga mengajukan usul, agar lembaga dikelola oleh swasta.

Untuk modal bank itu dibutuhkan uang sebesar 12 juta US Dolar, 10 juta dolar

di antaranya akan diambilkan dari bank Inggris, sedang sisanya ditawarkan

kepada para investor Amerika sendiri.

Menjelang akhir tahun 1783 Hamilton dan partnernya Robert Morris berhasil

mendirikan Bank Amerika yang dimaksud. Morris, seorang analis keuangan

dalam Kongres Amerika telah berhasil mengawasi keuangan dan perbelanjaan

pemerintah Amerika, sehingga membuat kas negara jatuh dalam keadaan krisis

keuangan yang parah pada saat perang kemerdekaan usai. Masalah ini

membuktikan dengan jelas, bahwa taktik yang dipakai oleh kekuatan

terselubung adalah dengan memanfaatkan perang dan kaki-tangan. Morris

melangkah lebih jauh lagi. Ia mengeluarkan uang kas negara yang masih tersisa

sebanyak $ 250 ribu untuk didepositokan dalam Bank Amerika, karena para


direktur Bank Amerika merupakan orang-orang wakil Bank Inggris yang kon-

sekuensi logisnya adalah, bahwa kelompok pemilik modal Yahudi yang telah


menguasai Bank Inggris berarti juga menguasai Bank Amerika.

Melihat adanya bahaya kelompok Konspirasi Yahudi terhadap Amerika, para

tokoh revolusi kemerdekaan, terutama Benjamin Franklin sendiri terpanggil

untuk ikut campur dalam Kongres, dan mereka berhasil membatalkan

wewenang Bank Amerika untuk mencetak mata uang. Bank Inggris yang telah

menguasai Bank Amerika adalah pihak yang telah menyebabkan timbulnya

krisis keuangan di bawah pengawasan Robert Morris itu.

Para pemilik modal tidak putus-asa atas kegagalan sementara ini. Bahkan

mereka mengeluarkan instruksi kepada kaki-tangan mereka agar melipat-

gandakan usaha dengan menunggu saat yang tepat. Mereka akhirnya berhasil

mengorbitkan Alexander Hamilton sampai pada kedudukan Menteri Keuangan

Amerika. Kedudukan itu memungkinkan Hamilton mendapatkan persetujuan

Pemerintah Amerika untuk memberikan wewenang mencetak mata uang

berdasarkan jumlah nilai pinjaman negara dan swasta. Hamilton

mengungkapkan alasan kepada pemerintah, bahwa mata uang yang

dikeluarkan oleh kongres dan nota jaminan pinjaman nasional tidak akan ada

harganya di luar negeri. Sedang nota jaminan pinjaman nasional dan swasta

yang dikeluarkan oleh bank bisa dipergunakan dalam berbagai bentuk

transaksi dengan pihak luar negeri. Modal baru telah ditetapkan bagi bank

sebesar $ 35 juta, dengan catatan yang $ 28 juta diambil dari investor Eropa.

Padahal, keuangan Eropa berada di tangan kelompok Rothschild.

Kini tiba saatnya Hamilton memetik buah sebagai balasan setimpal atas ulah

dan perbuatannya. Ibarat domba yang dipelihara, dan setelah gemuk dipotong.

Menurut dugaan, Hamilton telah mengetahui lika-liku Konspirasi lebih banyak

daripada yang dikehendaki mereka. Terjadilah persaingan keras antara

Hamilton dan seorang Yahudi profesional bernama Aron Pour, sehingga

Hamilton mendapat giliran yang menyedihkan.


54

B. Merebut Perekonomian

Manuver untuk bisa mengontrol pencetakan mata uang Amerika mengakhiri

satu tahap kegiatan Konspirasi di Amerika. Langkah berikutnya yang

ditempuh oleh para pemilik modal internasional adalah bagaimana menguasai

perekonomian Amerika. Tahap ini dimulai dengan gerakan manuver amat

meluas, yang dilakukan oleh kelompok Rothschild dengan mengeluarkan

instruksi kepada agen-agen mereka di Amerika, agar mereka menggalakkan

propaganda besar-besaran mengenai kemakmuran dan kesejahteraan bagi

prospek bangsa Amerika. Instruksi itu juga ditujukan kepada para direktur

Bank Amerika untuk memberikan pinjaman lunak, agar bangsa Amerika

tergiur untuk memanfaatkan tawaran itu. Tidak ayal lagi, bangsa Amerika

segera memanfaatkan pinjaman itu untuk membiayai proyek-proyek baru yang

tumbuh seperti jamur di musim hujan. Setelah perkembangan mencapai titik

tertentu, kelompok Rothschild mengeluarkan instruksi rahasia, agar tawaran

pinjaman itu segera dihentikan, dan agar jumlah uang yang beredar di pasaran

dibatasi. Tentu saja ini menyebabkan krisis ekonomi yang parah, dan

mengakibatkan lumpuhnya perekonomian Amerika. Proyek yang dibangun

atas biaya pinjaman dari bank itu. Peristiwa ini bukan tidak mendapat

tantangan dari rakyat Amerika. Tiga tokoh Amerika, yaitu John Adams,

Thomas Jefferson dan Andrew Jackson, yang kelak menjadi presiden Amerika

merupakan tokoh-tokoh terkemuka yang mempermasalahkan krisis ekonomi

tadi. Berikut ini adalah beberapa kalimat yang ditulis oleh Jefferson kepada

Adams :

"Saya yakin sepenuhnya, bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya

bagi kemerdekaan kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu

juga telah melahirkan sekelompok aristokrat kaya yang kekuatannya mengancam

pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak mata uang

bagi lembaga keuangan ini, dan mengembalikan wewenang itu kepada rakyat

Amerika sebagai pihak yang paling berhak."

Kritik terbuka seperti itu membuat para pemilik modal menjadi barang, dan

mengingatkan kepada mereka tentang masa suram yang akan segera datang,

berkenan dengan masa perpanjangan wewenang Bank Amerika pada tahun

1811, apabila hal itu dibatalkan. Nathan Rothschild kemudian segera

mengambil sikap dengan mengancam presiden Amerika secara pribadi, yang

ketika itu dipegang oleh Andrew Jackson, yang isinya sebagai berikut :

"Hanya ada dua pilihan, yaitu memperpanjang wewenang atau menolak. Dan

ketika itu Anda akan melihat Amerika Serikat terperosok ke dalam kancah

peperangan yang dahsyat."

Kekuatan Konspirasi telah lama menggunakan taktik busuk dengan

meniupkan api perang untuk menghancurkan para pemimpin dan kepala

negara yang menentang para pemilik modal yang menghadang perjalanan

Konspirasi. Akan tetapi Presiden Jackson tidak memperdulikan gerakan


55


tersebut bahkan berganti menentang utusan itu. Kemudian utusan itu kembali

dengan jawaban :

"Anda sekalian tidak lain adalah kawanan perampok dan ular. Kami akan

menghancurkan kalian, dan bersumpah akan menghancurkan kalian."

Rupanya para pemilik modal benar-benar akan melaksanakan ancaman

mereka. Tidak lama kemudian mereka mendesak pemerintah Inggris dengan

menekan lewat Bank Inggris untuk menyerbu Amerika pada tahun 1812.

Tujuan Nathan Rothschild yang paling utama adalah menguras kas

pemerintah Amerika, akibat biaya perang yang dibutuhkan, sehingga tidak ada

jalan lain kecuali mencari dana dari pinjaman luar negeri. Sedang tumbal

manusia dan kehancuran akibat perang bukanlah harus dipikul oleh Nathan

Rothschild. Program ini benar-benar terlaksana, dan akhirnya kongres

mengesahkan perpanjangan wewenang Bank Amerika itu tahun 1816.

C. Peperangan Sipil Amerika (1861-1866) dan Terbunuhnya

Abraham Lincoln

Perang sipil Amerika merupakan peristiwa sejarah terpenting bagi negara itu.

Kita tidak akan membahas deskripsi mengenai perang yang terkenal itu. Buku

sejarah sudah banyak mengungkapnya. Hanya saja, dalam peristiwa itu ada

hal-hal yang tersembunyi bagi pandangan umum, yaitu perang yang

dimainkan oleh para pemilik modal internasional, dan akibat yang ditimbulkan

oleh perang itu.

Pada tahun 1857 di London, Princess Leonara, putri direktur perusahaan

Rothschild and Brothers cabang Inggris punya hajad mengawinkan anak

putrinya bernama Louica Rothschild dengan seorang pria kerabat dekat dari

Perancis bernama Alfonso Rothschild. Sejumlah pemilik modal dari berbagai

negeri berkumpul dalam upacara pernikahan itu, di samping beberapa politisi,

antara lain Benjamin Disraeli, seorang politikus jempolan Yahudi, yang kelak

menjadi perdana menteri Inggris sampai beberapa kali. Dalam upacara itu

Disraeli menyampaikan sambutan, antara lain :

"Saat ini para pemuka keluarga besar Rothschild yang ketenarannya meluas di

seluruh Eropa dan di setiap ujung dunia berkumpul di tempat ini." Kemudian

ia melanjutkan kata-katanya yang ditujukan kepada keluarga Rothschild

cabang Paris dan London : "Kalau Anda berdua berminat, kita akan membagi

Amerika Serikat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk James (pimpinan

cabang Perancis) dan bagian lainnya untuk Leonnel (cabang Inggris). Adapun

Napoleon .... adapun Napoleon III, Kaisar Perancis, kita akan memberikan

wilayah yang akan kita tentukan kemudian. Mengenai Bismarck, Kanselir

Jerman, jatah nasibnya adalah yang telah kita sediakan untuknya, yaitu sebesar

pijakan kaki, yang kita akan mengenyahkannya."


56


Sejarah telah menjelaskan kepada kita, bagaimana keluarga Rothschild

memilih Yahuda Benjamin, seorang kerabat Rothschild sendiri, sebagai

pimpinan yang mewakili perusahaan keluarga itu di Amerika. Bagaimana

peristiwa demi peristiwa terjadi kemudian, hingga pecahnya perang sipil

Amerika bisa meletus? Para pemilik modal melaksanakan program yang telah

disinggung oleh Disraeli tadi. Ia mendesak Napoleon III untuk menduduki

Meksiko, lalu mencaplok negeri itu ke dalam kekuasaan imperiumnya.

Pemerintah Britania Raya kembali menduduki Amerika Utara. Dalam perang

ini, para tokoh pemilik modal Yahudi punya dua ujung tombak sasaran, yaitu

pertama menciptakan kesempatan emas yang bisa dieksploitasi untuk

mengeluarkan pinjaman dan penjualan senjata kepada Napoleon III, untuk

mempersenjatai diri di Meksiko, di samping untuk mengulurkan persenjataan

di Amerika Selatan yang masih muda itu. Sedang sasaran kedua adalah, bahwa

wilayah ini akan jatah ke tangan para pemilik modal internasional secara

langsung. Lebih dari itu, mereka akan menghalangi presiden besar Abraham

Lincoln dengan perang ini, agar dia tidak membebaskan perbudakan di

Amerika. Mereka menyadari, bahwa perbudakan yang berkelanjutan tentu

akan menyebabkan kehancuran bangsa Amerika itu sendiri. Presiden Lincoln

sendiri telah mengetahui masalah ini, sehingga ia pernah mengucapkan kata-

kata yang populer : "Tidak mungkin suatu bangsa akan bertahan hidup, kalau

setengah dari jumlah warganya terdiri dari warga yang berstatus merdeka,

sedang setengah lainnya hidup dalam ikatan perbudakan."

Perang itu tidak sejalan dengan harapan para pemilik modal internasional.

Setelah perang berjalan 2 tahun, pasukan Selatan tampak mengalami

kemunduran dan membutuhkan bantuan. Para pemilik modal menoleh kepada

Napoleon III, dan mendesaknya agar tetap maju perang. Mereka menyanggupi

memberi tambahan bantuan materi kepada Napoleon dengan target, bahwa

mereka kelak akan bisa menguasai Louisiana dan Texas. Czar Rusia mendengar

berita ini, dan menjadi marah karenanya. Czar kemudian mengancam Inggris

dan Perancis, bahwa penyerbuan dalam bentuk apa pun terhadap Amerika

Serikat berarti menyerbu wilayah Rusia sendiri. Ancaman itu bukan hanya

gertak sambal. Czar mengirim pasukan angkatan lautnya menuju sepanjang

pantai kota New York dan San Francisco, dan menyerahkan komando pasukan

laut ini kepada presiden Abraham Lincoln sendiri.

Manuver keras para pemilik modal untuk merebut perekonomian Amerika

Serikat mengalami kendala besar, karena adanya tantangan gigih dari presiden

Lincoln. Abraham Lincoln bekerja keras untuk melepaskan rantai yang

mengikat erat leher Amerika dalam sektor perekonomian. Untuk mencapai

perjuangan, Lincoln berpegang pada undang-undang Amerika teks ke 5 bagian

ke 8 butir 1, yang isinya memberikan wewenang kepada Kongres untuk

mengeluarkan mata uang di samping hak untuk mengeluarkan nota Bank

senilai 450 juta dolar yang jumlah hutang nasional akan dijadikan penutupnya.


57


Para pemilik modal Yahudi Internasional ketika itu mengerahkan segala

kekuatannya untuk menghadapi Lincoln yang mengancam kedudukan mereka.

Mereka mulai mengadakan manuver dan kegiatan terselubung, dengan tujuan

menjatuhkan Lincoln. Manuver pertama bisa mereka capai melalui Kongres

agar Kongres mengesahkan undang-undang baru yang bisa mencegah

pembatasan bunga pinjaman nasional atas harga barang-barang impor dengan

mata uang tersebut. Di samping itu, mereka juga mengumumkan perang

kepada mata uang baru itu di pasaran internasional dan bank-bank asing,

sehingga nilainya turun sampai tingkat rendah, yaitu sepertiga dari nilai

normal. Setelah itu mereka memborong mata uang tersebut yang masih

beredar, untuk membeli nota bank simpan-pinjam negara dengan harga penuh

menurut nilai dolar. Dengan demikian, para pemilik modal telah berhasil

melempar batu dan sekaligus mendapat dua ekor burung, yang mengakibatkan

anjloknya nilai mata uang negara dari satu sisi, dan mereka mengeruk

keuntungan besar-besaran di sisi lain. Berikut ini petikan beberapa kalimat dari

surat instruksi para pemilik modal di Eropa kepada lembaga keuangan di

Amerika Serikat :

"Kami tidak bisa menerima beredarnya mata uang baru Amerika, kecuali kalau

itu berpindah di bawah kekuasaan kami. Kami bisa mencapai tujuan ini lewat

nota bank pinjaman nasional, yang pada akhirnya bisa menguasai mata uang

pemerintah."

Para pemilik modal telah berhasil menanamkan pengaruh mereka di kalangan

sejumlah anggota Kongres dan Senat. Dengan mudah mereka bisa

menundukkan Kongres dan membungkam suaranya, untuk mendukung

disahkannya undang-undang keuangan pada tahun 1863, yang

menguntungkan para pemilik modal itu, meskipun ditentang oleh presiden

Lincoln. Dengan demikian, tertancaplah kuku baru Yahudi dalam

memperebutkan perekonomian Amerika Serikat. Berikut ini kutipan sebuah

surat dari Konglomerat Rothschild kepada sebuah lembaga keuangan raksasa

di London yang terletak di Wall Street, yang kondang sampai sekarang, yaitu

lembaga keuangan Eickhaimer, Morton dan Van der Gold. Surat itu tertanggal

25 Juni 1863, berbunyi :

"Mr. John Shirman menulis surat kepada kami dari negara bagian Ohio Amerika

Serikat, untuk memberikan informasi mengenai spekulasi keuntungan besar yang akan

bisa diperoleh, setelah undang-undang baru yang disahkan oleh Kongres mengenai

perbankan. Mr. Shirman mengatakan, bahwa ini merupakan kesempatan yang belum

pernah ditemukan oleh para pemilik modal internasional selama ini untuk mengeruk

keuntungan besar. Tampaknya undang-undang ini akan menjamin Bank Amerika

untuk menguasai perekonomian Amerika.

"Rothschild berbicara panjang lebar dalam suratnya itu, yang pada akhirnya ia

mengemukakan pandangannya sebagai berikut :


58


"Hanya beberapa orang yang tahu hakikat undang-undang baru mengenai keuangan.

Mereka akan menghadapi dua pilihan, dan tidak ada lainnya, yaitu apakah mereka akan

mengikuti di belakang kita untuk mendapat beberapa keuntungan, ataukah akan

menentang kita, sedang mereka telah terikat oleh undang-undang itu. Oleh karena itu,

sikap oposisi yang menentang undang-undang itu akan sia-sia. Kebanyakan orang

Amerika adalah golongan yang tidak bisa berfikir tentang keuntungan apa yang

diperoleh oleh para pemilik modal internasional dari undang-undang ini. Mereka tidak

akan berfikir, bahwa undang-undang ini sebenarnya merupakan musuh bagi

kepentingan mereka sendiri."

Hormat kami

ttd.

(Rothschild & Brothers)


Di bawah ini adalah kutipan surat balasan yang dikirim oleh perusahaan-

perusahaan Eickhaimer, Morton dan Van der Gold kepada Rothschild

bersaudara :

"Tuan-tuan yang mulia, kami telah menerima surat tuan. Tampaknya Mr. John

Shirman adalah seorang yang memiliki sifat kecerdikan, seperti yang dimiliki oleh

seorang konglomerat berbakat dan bisa mengantisipasi perkembangan yang akan

mendatangkan keuntungan besar. Padahal umurnya masih sangat muda. Di samping

itu, ia mengidamkan untuk bisa menduduki kursi kepresidenan Amerika Serikat.

Sekarang ia anggota Kongres. Fikiran sehat telah membuatnya sadar, bahwa untuk

memperoleh keuntungan besar adalah dengan mengadakan persahabatan dengan tokoh-

tokoh dan lembaga-lembaga yang memiliki sumber dana keuangan besar, yang menurut

dia bukan saja menggunakan uang sebagai alat untuk mencari dukungan pemerintah,

melainkan juga untuk memukul pihak yang menentang kepentingan mereka."

Selanjutnya butir undang-undang tentang keuangan yang baru itu disebut

berulang-ulang oleh Rothschild, dan menyinggung keuntungan yang bakal

diperoleh dari upaya itu. Setelah itu, baru kata-kata berikut ini mengakhiri

surat di atas :

"pihak Bank telah mendapat wewenang bukan untuk mengurangi atau menambah mata

uang yang beredar, sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu, bank juga mendapat

wewenang hukum untuk memberi pinjaman atau menariknya kembali bila dianggap

perlu. Mengingat bahwa bank adalah lembaga paling penting dalam suatu negara,

maka pihaknya bisa bekerja dalam lingkup satu strategi, dan menentukan pasaran

uang, sebagaimana yang dikehendaki. Kalau mau misalnya, mengurangi seluruh jenis

produksi nasional dalam satu minggu, atau bahkan satu hari pun, hal itu akan bisa

terlaksana. Oleh karenanya, lembaga-lembaga keuangan mendapat eksepsi hukum dari

kewajiban membayar pajak atas pinjamannya, sahamnya, depositonya dan seluruh

asetnya. Kami yakin, bahwa surat ini akan tuan anggap sebagai catatan istimewa."

Hormat kami

ttd

(Eickhaimer, Morton dan Van der Gold)


59


Surat di atas tidak memerlukan komentar lagi. Hanya sebagai tambahan saja

perlu ditandaskan di sini, bahwa dengan adanya undang-undang baru

tersebut, para pemilik modal internasional berhasil menguasai perekonomian

Amerika Serikat, dan bukan pemerintah yang menguasainya. Bank-bank itu

pada hakikatnya adalah lembaga keuangan Yahudi, khususnya ketika modal

nasional dalam keadaan lemah. Sedang pemerintah menggantungkan pada

income besar dan tetap. Negara terpaksa akan bergantung pada para pemilik

modal internasional tersebut, yang menguasai kebanyakan lembaga keuangan

dan bank-bank internasional.

Dalam menghadapi persekongkolan seperti itu, tidak ada jalan lain bagi

Abraham Lincoln, kecuali mengingatkan seluruh rakyat Amerika secara

terbuka. Kali ini bangsa Amerika akan mendengarkan suara akal dan

peringatan dari presiden mereka. Lincoln tidak segan-segan lagi menyerang

secara terbuka para pemilik modal internasional dengan ucapan provokatif,

antara lain :

"Saya melihat dengan jelas sebuah ancaman krisis sedang datang mendekati kita sedikit

demi sedikit, yaitu sebuah krisis yang membuat bulu-kudukku berdiri, karena cemas apa

yang bakal menimpa negeri ini. Siasat suap-menyuap telah menjadi cara yang selalu

dijadikan pegangan. Pada gilirannya, kelak akan terjadi kerusuhan dan kehancuran

besar-besaran, sebagaimana seluruh kekayaan negara pada akhirnya akan jatuh ke

tangan sekelompok kecil orang yang tidak segan-segan lagi menelan dan sekaligus

menghancurkan bangsa ini."

Peringatan Lincoln itu disampaikan menjelang habis masa jabatannya sebagai

presiden Amerika Serikat. Akan tetapi, dalam pemilihan berikutnya ia terpilih

sebagai presiden untuk kedua kalinya. Kali ini ia bertekad akan

memperjuangkan sebuah undang-undang yang bisa menyingkirkan

cengkeraman kuku Konspirasi dari Amerika. Hal inilah yang membuat mereka

segera mempersiapkan diri untuk mencegah datangnya bahaya dari Lincoln.

Maka, pada malam 14 April 1865, presiden Lincoln dibunuh oleh seorang

Yahudi bernama John Dickles Booth. Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu

sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu pula catatan sejarah tidak mengupas

peristiwa pembunuhan tersebut secara jelas. Hanya para penyelidik yang

mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya hubungan nyata si pembunuh,

John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, yang telah kita singgung

sebelumnya, bahwa ia adalah agen Rothschild di Amerika. Namun para

pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap berada di balik layar

dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus menghadapi hukuman

setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya Lincoln, berarti jalan untuk

menguasai perekonomian Amerika terbuka seluruhnya bagi para pemilik

modal Yahudi internasional.


D. Manuver Kekayaan

Dengan kematian Lincoln, kendala politis dan keuangan telah tersingkir.

Namun di sana timbul kendala yang lain lagi bagi para pemilik modal

internasional, yaitu kendala sistem mata uang itu sendiri. Sistem keuangan dan

perekonomian Amerika Serikat berdasarkan ukuran nilai logam perak. Lain

dengan sistem keuangan Eropa yang memakai ukuran nilai emas, khususnya

sistem keuangan Inggris. Faktor penyebab buat Amerika ialah, karena negeri

itu memiliki kekayaan sumber tambang perak yang melimpah-ruah. Sedang

kekayaan sumber tambang emas relatif kecil. Kendala ini tidak mudah bagi

para pemilik modal. Ini menyebabkan Amerika Serikat tetap terjaga

kemandiriannya dalam sistem keuangan, tanpa banyak dipengaruhi oleh

pergolakan naik-turunnya sistem keuangan Eropa dan dunia internasional. 0leh

karena itu, para pemilik modal internasional mendapatkan kesulitan untuk bisa

menguasai keuangan Amerika, tanpa lebih dulu menyingkirkan rintangan

seperti itu. Untuk menghadapi hal itu, para pemilik modal internasional

langsung melakukan langkah yang akan bisa mengubahnya. Mereka mengutus

salah seorang agen mereka bernama Ernest Syde dengan dibekali uang

sebanyak 500 ribu dolar Amerika, untuk keperluan kegiatan penyuapan yang

rencananya akan diberikan kepada sejumlah tokoh berpengaruh di Amerika, di

samping untuk pembiayaan proyek yang telah direncanakan. Mulailah

kegiatan mempengaruhi hati nurani dan perusakannya sekaligus, sehingga

para pemilik modal berhasil mengajukan sebuah proposal undang-undang

kepada Kongres. Orang yang mengajukan adalah senator John Shirman sendiri.

Undang-undang ini disahkan tahun 1873 dengan sebutan innocent, yaitu"

Undang-undang Perbaikan Sistem Mata Uang Logam". Dari butir-butir

undang-undang itu tampak pada mulanya tidak menarik perhatian, seolah

hanya merupakan tujuan perbaikan terbatas. Namun ternyata di sela-sela

undang-undang terkandung racun mematikan. Dari undang-undang itu, pihak

pemilik modal dari sisi lain telah bekerja keras, sehingga mereka berhasil

mengorbitkan Ernest Syde menjadi penasihat keuangan dalam komite

keuangan Amerika Serikat. Sudah barang tentu Ernest Syde bekerja sesuai

dengan kepentingan kelompok Rothschild. Ia mulai melakukan penarikan

mata uang perak dari peredaran dengan memanfaatkan perlindungan hukum

dan kapasitasnya sebagai inspektur konsultan dalam komite keuangan, yang

menyebabkan krisis ekonomi lebih parah lagi. Hal itu memaksa Kongres pada

tahun 1879 untuk mencetak mata uang perak lebih banyak lagi sebagai usaha

untuk menanggulangi krisis tersebut dalam waktu terbatas. Namun bank-bank

yang ada segera mendapat instruksi baru dari konglomerat Rothschild di

Eropa. Instruksi Rothschild itu ditujukan kepada asosiasi bank Amerika,

menekankan keharusan untuk mengeluarkan nota pinjaman baru, berdasarkan

ukuran nilai harga emas, mencapai jumlah satu milyar dolar. Setiap pinjaman

harus berdasarkan nota tersebut. Pada saat yang sama persatuan Bank Amerika

menarik mata uang negara, yang berdasarkan nilai mata uang perak dari


61


pasaran, di samping menarik semua nota bank yang juga berdasarkan nilai

harga perak.

Para pakar ekonomi Rothschild telah memperkirakan, bahwa langkah tersebut

di atas akan mengakibatkan dampak besar terhadap perekonomian Amerika.

Tidak ada lagi mata uang yang berharga di pasaran umum, kecuali mata uang

yang dikeluarkan oleh pihak bank yang berdasarkan nilai harga emas itu.

Goncangan ekonomi diperkirakan benar-benar terjadi dengan disertai serangan

propaganda besar-besaran secara sistematis, yang dipersiapkan oleh para

pemilik modal internasional lewat agen-agen mereka di Amerika di satu sisi,

dan dari sisi lain lewat media massa. Mereka bisa membentuk publik opini

bangsa Amerika, bahwa dalam krisis ekonomi tersebut pihak yang memikul

tanggung jawab adalah pemerintah. Sementara itu, pihak pemilik modal

Yahudi internasional tetap tersembunyi dari balik layar.

Setelah langkah tersebut berhasil, para pemilik modal Yahudi melangkah lebih

jauh, setelah mereka berhasil menyingkirkan kendala besar yang menghalangi

perjalanan mereka. Pada tahun 1899 para bankir internasional mengadakan

pertemuan di London, dihadiri antara lain oleh JB Morgan, Anthony-Dicksile,

yang keduanya mewakili Bank Amerika. Ketika keduanya kembali ke Amerika,

kelompok Rothschild mengangkat Morgan sebagai agennya yang bergerak

untuk mengurusi kepentingannya di Amerika Serikat. Hasil dari pertemuan di

atas, selain yang telah disebut, juga terbentuk sebuah Monopoli Internasional,

terdiri dari lembaga keuangan sebagai berikut :

1) Perusahaan JB Morgan and Company di New York.

2) Perusahaan Dicksile and Company di negara bagian Philadelphia,

Amerika Serikat.

3) Perusahaan Hargiss and Company di Paris.

4) Lembaga MM Warburg di Jerman dan Belanda.

Monopoli itu bekerja di bawah kelompok Rothschild.

Setelah itu, mereka melangkah dengan merekrut urat nadi perekonomian

Amerika. Pada tahun 1901 mereka berhasil secara gemilang. Perusahaan

gabungan Morgan-Dicksile bisa membeli saham perusahaan Hains-Morris,

yang memiliki sejumlah bank, perkapalan, beberapa industri besi baja dan lain-

lain. Semua itu jatuh berpindah ke tangan Morgan-Dicksile. Ini artinya, sendi-

sendi perekonomian Amerika telah berada di tangan mereka. Dengan kata lain,

mereka telah bisa ikut mencampuri urusan pemilihan umum. Maka dengan

mudah calon presiden yang didukung oleh mereka ketika itu, yaitu Theodore

Roosevelt menaiki kursi kepresidenan Amerika Serikat.

Tujuan monopoli bukan hanya mempromosikan Roosevelt ke jenjang

kepresidenan Amerika Serikat. Ada tujuan lain, yaitu untuk membentengi

pimpinan Monopoli dari mahkamah Amerika yang telah bergerak dan mulai

mengadakan penyelidikan mengenai konglomerasi ilegal, sehubungan dengan

kasus perusahaan Hains-Morris yang bangkrut, dan cara-cara yang kotor yang


62


dipakai oleh Morgan-Dicksile untuk menjatuhkan saingannya di pasaran.

Dalam kedudukan sebagai presiden, Roosevelt kemudian memilih senator

Nelson Aldrick yang kelak diketahui sebagai agen rahasia Monopoli tembakau

dan karet, yang merupakan anak cabang perusahaan raksasa Morgan-Dicksile.

Pada tahun 1902 seorang utusan dari perusahaan Warburg tiba di Amerika.

Utusan itu adalah Boegsel Warburg, yang membawa hasil kajian mendalam

mengenai situasi perekonomian Eropa dan Amerika. Tidak lama kemudian ia

bergabung pada lembaga keuangan raksasa Cohen-Lobe. Setelah beberapa saat,

seorang pengusaha kondang bergabung pula dengan mereka, yaitu Yacob

Steve. Ia adalah figur yang sangat dikenal di kalangan agen rahasia

internasional. Ia adalah orang yang mengulurkan dana kepada gerakan teroris

dan pengacau di Eropa Timur dan Rusia, sejak tahun 1883 hingga masa

revolusi Rusia tahun 1917. Dan seorang agen lagi dari Rothschild juga telah

bergabung dengan mereka.

E. Monopoli Terbesar dan Konferensi tahun 1910

Pada malam 22 November 1910, sebuah kereta istimewa telah siap menunggu

di stasiun Howkin, New Jersey. Orang yang pertama kali naik adalah senator

Aldrick disertai oleh seorang ahli keuangan pada Kementerian Keuangan

Amerika bernama A. Byatt. Belum pernah terjadi pertemuan sebesar kali ini,

karena pada dasarnya para partisipan adalah para pialang ekonomi seluruh

Amerika. Dalam konferensi itu terdapat Frank Van der Pilt, direktur Bank

International di New York, yaitu bank yang menangani perusahaan-

perusahaan milik Rockefeller. Selain itu juga terdapat wakil dari konglomerat

Cohen-Lobe, yang bergerak khusus dalam bidang perkereta-apian, dan

memiliki beberapa pabrik gula. Dari perusahaan Morgan datang utusannya

Davidson. Bank International milik Morgan diwakili oleh direkturnya Charles

Torton. Kemudian Paul Warburg, yang saat itu dikenal sebagai salah seorang

terkaya di dunia juga hadir. Dan yang terakhir adalah Benjamin Strong, salah

satu bankir kenamaan di Wall Street, yaitu pusat lembaga keuangan terbesar di

dunia yang terletak di London. Dari Wall Street itu pula perusahaan Monopoli

Morgan pernah membuat goncangan besar dalam keuangan pada tahun 1907,

di mana para pemilik modal dunia berhasil mengeruk keuntungan sangat

besar.

Pertemuan itu menarik perhatian kalangan pers dan para ahli ekonomi dunia.

Mereka ingin mendapat informasi mengenai hasil pertemuan itu, yang

beritanya dimuat dalam koran-koran besar. Akan tetapi, mereka tidak bisa

mengetahui satu pernyataan pun yang dikeluarkan oleh para peserta

konferensi. Yang mereka ketahui kemudian adalah, bahwa kereta khusus yang

mengangkut para peserta berjalan menuju arah sebuah pulau terpencil di

negara bagian Georgia, milik Morgan sebagai lokasi yang jauh dari mata

umum. Pertemuan itu diikuti oleh para pakar ekonomi dan keuangan,

transportasi, industri berat, dan dilaksanakan dengan penuh kerahasiaan


63


mengenai masalah yang mereka bahas. Namun hasil dari pertemuan itu

menunjukkan, bahwa sebuah Monopoli Terselubung yang menguasai urat nadi

perekonomian Amerika Serikat telah didirikan oleh para peserta. Monopoli ini

mengadakan perang terhadap lembaga keuangan nasional Amerika. Sebuah

klub khusus juga telah mereka bentuk dengan mengambil nama 'Klub Nama

Pertama' (First Name Club), yang anggotanya hanya terdiri dari mereka sendiri.

Klub ini dimaksudkan untuk bisa menjamin keamanan setiap kegiatan yang

datang dari pihak luar.

Aldrick setelah pertemuan itu mengadukan proposal mengenai sebuah

rancangan undang-undang Cadangan Keuangan Amerika kepada Kongres,

dan dia sendiri adalah anggota lembaga eksekutifnya, di samping juga sebagai

kepala komisi keuangan Amerika Serikat. Akan tetapi, ia sebenarnya punya

tugas terselubung yang lebih besar daripada jabatan di pemerintahan Amerika.

Ia telah ditempatkan oleh para pemilik modal Amerika dan Eropa dalam pos

yang memungkinkan mereka memberi dana dan menyulut peperangan Dunia

Pertama, yang pada saat itu belum pecah.

Kita tidak perlu membicarakan panjang lebar mengenai sebab-sebab yang

mendorong para pemilik modal internasional merencanakan Perang Dunia I

dan II. Kita cukup memaparkan secara singkat mengenai keuntungan materi

yang mereka peroleh dalam kedua peristiwa yang membinasakan itu. Pada

tahun 1914, yaitu ketika Undang-Undang Cadangan Keuangan Amerika

disahkan, jumlah nota pinjaman Amerika, sesuai dengan undang-undang itu,

dibagikan kepada 12 Bank yang nilainya mencapai 134 juta dolar Amerika.

Keuntungan yang diperoleh dari nota pinjaman itu, menurut hasil sensus

Kongres nomor 8896 tanggal 29 Mei 1939, telah berlipat jumlahnya menjadi

senilai 23.141.197.457 US dolar. Adapun dalam perang dunia II, jumlah uang

cadangan pada tahun 1940 sebanyak 5 milyar US dolar. Tahun 1945 jumlah itu

berlipat menjadi 45 milyar US dolar. Ini adalah angka yang diumumkan.

Dengan kata lain, para pemilik modal dalam peristiwa perang ini telah bisa

mengeruk keuntungan sebanyak 40 milyar US dolar. Sementara hal itu terjadi,

rakyat Amerika yang telah dikuasai oleh kekuatan Monopoli Yahudi itu

mengira, bahwa undang-undang mengenai cadangan itu akan menjamin

kepentingan rakyat biasa yang menyimpan uang di bank. Mereka

berkeyakinan, bahwa undang-undang itu menjamin bahwa bank-bank itu tidak

akan bangkrut dan keuntungannya akan masuk ke dalam kas negara. Mereka

tidak tahu, bahwa keuntungan itu masuk kantong para pemilik modal

Monopoli yang terselubung.


64


V. KONSPIRASI DAN MASYARAKAT RUSIA


A. Rahasia Sebelum Revolusi

Serbuan Napoleon terhadap Rusia tahun 1812 mengakibatkan timbulnya

goncangan hebat, dengan meninggalkan korban besar, dan sejumlah lainnya

mengalami luka parah.

Czar Rusia Alexander I kemudian segera membenahi negerinya. Ia

mengeluarkan undang-undang baru, yang berhubungan dengan langkah untuk

mempersatukan lapisan masyarakat yang porak-poranda akibat perang itu. Di

antara undang-undang baru itu adalah dihapuskannya hukuman pembuangan,

yang sebelumnya dikenakan terhadap orang-orang Yahudi sejak 1772, yaitu

suatu hukuman pengasingan berupa pembatasan tempat tinggal di suatu

tempat tertentu. Czar Alexander bermaksud, agar orang Yahudi mau bekerja di

ladang-ladang, serta mendorong mereka untuk berasimilasi dengan penduduk

asli Rusia.

Pada tahun 1825 Nicholay I naik tahta sebagai Czar Rusia. Kebijakannya yang

ditempuh berbeda dari kebijakan Czar Alexander. Nicholay melihat orientasi

berfikir orang Yahudi hanya tertuju pada masalah ekonomi. Ia merasa cemas

melihat kegiatan yang mereka lakukan dalam berbagai lapangan pekerjaan dan

perekonomian Rusia. Mereka juga merupakan golongan masyarakat yang tidak

mau membaur dengan masyarakat Rusia. Mereka senantiasa mempertahankan

bahasa, budaya, pakaian dan adat istiadat sendiri. Melihat fenomena seperti itu

Nicholay tergugah untuk mengambil kebijakan yang paling tepat baginya,

dengan cara yang bisa ditempuh agar mereka bisa membaur. Ia mengeluarkan

peraturan yang memaksa mereka memasukkan anak-anak mereka ke sekolah

umum, agar kelak tumbuh dewasa seperti orang Rusia lainnya. Namun sayang,

harapan Nicholay justru menjadi senjata makan tuan. Wajib belajar bagi anak

Yahudi pada sekolah umum justru telah mencetak mereka menjadi golongan

masyarakat terpelajar yang kelak akan menduduki posisi penting dalam

pemerintahan pada masa Alexander II. Sementara itu, identitas keyahudiannya

tetap mereka pertahankan dalam semua aspek kehidupan mereka. Jumlah anak

Rusia sendiri yang belajar tidak lebih banyak dari anak Yahudi.

Tahun 1855 Alexander II menaiki tahta kerajaan Rusia. Ia seorang Czar Rusia

yang kelak oleh Disraeli dijuluki sebagai "Czar Terbesar Bagi Rusia", karena ia

telah bekerja untuk memperbaiki nasib rakyat kelas bawah, golongan tertindas

dan kaum tani. Di antara golongan yang dimaksud oleh Disraeli adalah

golongan Yahudi. Inilah yang mendorong Disraeli memuji Alexander. Pada

masa sebelumnya, orang Yahudi terpelajar mengeluh karena mereka

menemukan beberapa kesulitan untuk mendapat pekerjaan dalam pemerintah,

dengan alasan agama yang mereka anut. Kemudian Alexander mengeluarkan

instruksi kepada seluruh pejabat di Rusia untuk membuka pintu lebar-lebar


65


pada seluruh instansi pemerintah bagi orang Yahudi, seperti hak yang

diberikan kepada warga Rusia lainnya.

Kebijakan Czar Alexander II sebenarnya mengandung niat baik terhadap

kelompok Yahudi, yang seharusnya disambut dengan sikap terima kasih. Akan

tetapi, kenyataannya justru sebaliknya. Para sesepuh Yahudi ekstrimis yang

punya hubungan dengan Konspirasi Internasional mengkhawatirkan, bahwa

langkah politik Alexander akan mengakibatkan pembauran Yahudi ke dalam

masyarakat Rusia, dan hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap identitas

mereka. Ini akan menyulitkan Konspirasi memancing kerusuhan dan kebencian

di negeri yang sangat luas, yang pada saat itu dikenal sebagai bangsa yang taat

beragama. Dengan demikian, Czar Alexander dianggap penghalang yang harus

disingkirkan bagi Konspirasi. Langkah reformasi dan sikap toleransinya telah

menyebabkan kesulitan bagi kaki-tangan Konspirasi untuk memancing

terjadinya kerusuhan.

Bukan satu hal yang mengherankan, kalau di sana terdapat makar untuk

membunuh Czar Alexander. Pada tahun 1866 terjadi percobaan pembunuhan,

tapi gagal. Usaha pembunuhan yang kedua kali terjadi pada tahun 1879. pihak

Konspirasi tidak kehilangan akal. Alexander terperdaya oleh siasat mereka, dan

terperangkap di sebuah rumah seorang wanita Yahudi kaya bernama Hessia

Helgman. Di rumah itulah Alexander menemui ajalnya dalam keadaan

misterius pada tahun 1881.

Program yang dirancang oleh Konspirasi menyebabkan timbulnya perang

antara dua kerajaan besar, yaitu Rusia dan Inggris. Sasaran yang dimaksud

oleh Konspirasi adalah :

Dampak umum dari perang itu akan berupa kehancuran fisik, psikologis,

ekonomi, demoralisasi dan kehancuran sosial di kedua kerajaan yang

berperang itu.

Mengeruk keuntungan besar-besaran dari penjualan senjata dan alat-alat

perang kepada kedua belah pihak. Pada saat yang sama Konspirasi

mengulurkan pinjaman berbunga kepada mereka.

Berikut dikutipkan tulisan Profesor Golden Smidt, guru besar ilmu sejarah

modern pada Universitas Oxford, yang dimuat dalam majalah milik

Universitas itu, edisi bulan Oktober 1881 :

"Kita sekarang berada di ambang pintu perang melawan Rusia. Perang ini kalau benar-

benar terjadi akan melibatkan seluruh rakyat kedua negara itu. Lembaga keuangan

Yahudi di Eropa berusaha sekuat tenaga untuk mendorong agar perang ini terjadi.

Terompet Yahudi yang paling besar perannya adalah mass-media mereka yang berpusat

di Wina, ibukota kerajaan Austria."

Pembunuhan atas diri Alexander menimbulkan gelombang kekerasan di

seluruh Rusia, yang mengakibatkan tindak kekerasan dan pembunuhan di

mana-mana, sebagai ungkapan rasa dendam terhadap orang Yahudi. Untuk


66


menanggulangi hal ini, pemerintah Rusia mengambil kebijakan baru dengan

mengubah politiknya yang berkenaan dengan hak-hak orang Yahudi.

Kebijakan ini dituangkan dalam undang-undang baru yang dikenal dengan

Peraturan Mei, karena peraturan ini dikeluarkan pada bulan Mei. Dalam

peraturan ini terdapat larangan keras terhadap perkumpulan dan organisasi

Yahudi. Para pendukung peraturan ini punya alasan kuat untuk membelanya.

Dalihnya, kalau Czar Alexander II dengan segala sikap toleransi dan

kebijakannya tidak bisa membuat orang Yahudi puas dan berterima kasih,

maka berarti mereka tidak akan puas dengan budi baik apa pun yang diberikan

oleh Czar, kecuali jika negeri Rusia ini telah benar-benar tunduk di bawah

kehendak mereka.

Sejarah kepedihan Yahudi kali ini terulang kembali. Mata kebencian dan rasa

muak tertuju kepada mereka di Rusia, meskipun yang bertanggungjawab atas

nasib itu sebenarnya adalah para pemimpin mereka sendiri. Seorang utusan

Yahudi bernama Baron Gainsburg, seorang agen resmi dari kelompok

Rothschild di Rusia bersama rekannya datang menghadap Czar baru,

Alexander III pada tahun 1882. Utusan itu mengajukan protes resmi terhadap

peraturan baru tersebut. Kemudian Czar berjanji untuk mengadakan

penyelidikan mengenai faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap

orang Yahudi yang menyebabkan jatuhnya sejumlah tumbal manusia. Pada

tanggal 3 September 1882 itu juga, penguasa Rusia mengeluarkan pernyataan

resmi mengenai hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebagai berikut :

"Pemerintahan Rusia telah mencurahkan segala perhatian selama beberapa tahun

kepada orang Yahudi, dan masalah yang dihadapi oleh mereka, serta hubungan mereka

dengan rakyat Rusia lainnya. Akan tetapi, pemerintah melihat para pemeluk agama

Kristen sangat menyedihkan, disebabkan oleh tingkah laku orang-orang Yahudi dalam

semua lapangan pekerjaan dan perekonomian. Semua itu terjadi karena ulah tangan

mereka selama 20 tahun. Mereka bukan saja memonopoli perdagangan dan hampir

seluruh lapangan kerja secara sistematis dan terencana, tapi lebih dari itu, mereka

melakukan hal yang sama dalam bidang sewa-menyewa dan pemilikan tanah.

Pemerintah telah mengadakan pengamatan, bahwa kelompok Yahudi bekerja dalam

bentuk organisasi rapi, dengan tujuan menguasai dan memonopoli sumber kekayaan

negeri ini, dan akan melucuti bangsa Rusia dari kekayaan yang dimiliki oleh negeri

mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat tingkah orang Yahudi

adalah masyarakat kelas bawah. Akibatnya, mereka bangkit melakukan tindak kekerasan

melawan kelompok Yahudi. Maka pemerintah mengambil kebijakan, di satu sisi

melindungi orang Yahudi dari tindak kekerasan, dan di sisi lain bertanggungjawab

menegakkan keadilan dan kemaslahatan umum, untuk mencegah orang Yahudi

menindas dan mengganggu orang Rusia, yang semua itu hanya akan merugikan

negara."

Dari hasil penyelidikan di atas jelas tampak, bahwa sebab-sebab lahirnya

undang-undang Mei bukan saja sebagai ungkapan rasa dendam atas

terbunuhnya Czar Alexander II, melainkan karena adanya peringatan dari para

ahli ekonomi Rusia yang tahu persis adanya niat jahat dari orang-orang


67


Yahudi. Karena itu, pemerintah merasa perlu menyelamatkan perekonomian

dan kehidupan sosialnya secara tuntas dari ulah para pedagang dan rentenir

Yahudi. Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh pemerintah Rusia terhadap

orang Yahudi itu membuat utusan Rothschild panas hati, mengadakan

kegagalan misinya. Tak ayal lagi, para sesepuh Yahudi internasional lalu

bertekad mencari strategi baru untuk menghadapi Czar Rusia. Senjata yang

paling diandalkan oleh para sesepuh Yahudi adalah ekonomi dan keuangan

yang mereka miliki. Dengan senjata ini mereka memerangi perdagangan Rusia

di seluruh dunia, dengan menggunakan pengaruh keuangan yang mereka

miliki di seluruh Eropa. Mereka memasang blokade terhadap seluruh produksi

dan pemasaran barang-barang dari Rusia. Negara ini akhirnya jatuh dalam

krisis ekonomi yang parah, dan kas negara makin habis terkuras, yang

mencapai puncaknya pada tahun 1905. Pada saat yang sama terjadi kerusuhan

dan kekacauan di seluruh wilayah Rusia dengan dukungan dana dari

Konspirasi internasional. Kecemburuan sosial melanda segenap lapisan

masyarakat yang merasa terkena jepitan ekonomi. Fenomena ini terus

berkembang dan meluas ke seluruh kerajaan Rusia.

Kondisi menyedihkan itu dimanfaatkan oleh unsur revolusioner yang tumbuh

dari golongan terpelajar, golongan pekerja dan golongan lain yang merasakan

pahit getirnya krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ditambah lagi dengan

ketidakpuasan terhadap sistem kerajaan yang bersifat menindas. Unsur-unsur

revolusioner makin sering mengadakan kegiatan yang kelak bisa menyebar

benih-benih partai Komunis Rusia. pihak Konspirasi Internasional mendapat

peluang emas untuk mengail ikan di air keruh, ketika pada tahun 1905 krisis itu

mencapai puncaknya, dengan meletusnya perang antara Jepang dan Rusia.

Perang merupakan pukulan paling telak dalam sejarah Rusia, sehingga

kerajaan Rusia tidak bisa lagi berdiri dengan kedua kakinya.

Pada masa pemerintahan Czar Alexander III, pemerintah dan rakyat Rusia

mengetahui secara global, bahwa sumber kekacauan dan kesulitan ekonomi

yang dialami adalah akibat ulah tangan-tangan Yahudi yang terselubung.

Gejala ini menimbulkan sikap benci terhadap unsur Yahudi sedemikian

besarnya, seperti sikap orang Jerman dalam membenci unsur Yahudi, setelah

faham Karl Reiter tersebar luas di seluruh Jerman. Di pihak lain, orang Yahudi

Eropa terus mengatur dan memberi dana kepada gerakan kerusuhan yang

dirancang dari sarang perkumpulan Free Masonry di Perancis dan Inggris dan

negara Eropa lainnya. Mereka sudah lama memimpikan sebuah negara

nasional bangsa Yahudi. Dengan demikian, kalau terjadi tindak kekerasan

sebagai balas dendam terhadap mereka dari bangsa Eropa, bagi mereka

tersedia tempat berlindung yang sekaligus bisa dijadikan pusat kegiatan yang

bersifat internasional yang aman bagi Konspirasi internasional. Gerakan ini

dipimpin oleh seorang Yahudi Jerman bernama Theodore Herzl, yang kelak

berhasil mendirikan sebuah negara Zionis Israel.


68


Kelompok perusuh dari satu pihak dan kelompok revolusioner di pihak lain di

Rusia mengadakan sejumlah pembunuhan politik dengan tujuan yang berbeda.

Kelompok teroris berhasil membunuh Bogoliev, Menteri Pendidikan Rusia

tahun 1901, karena dendam akibat disahkannya peraturan mengenai

pendidikan yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang membatasi jumlah

anak Yahudi yang bisa diterima di sekolah umum Rusia. Kemudian menyusul

pembunuhan atas diri Despiagin, Menteri Dalam Negeri, juga karena adanya

beberapa kata yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang

memperbolehkan orang Yahudi hidup dengan bebas hanya terbatas dalam

ghetto-ghetto khusus bagi mereka. Berikutnya menyusul lagi pembunuhan

terhadap Yogdanovich, gubernur Uka pada tahun 1903. Kemudian

pembunuhan terhadap Vichiliev, Perdana Menteri Rusia tahun 1904, dan

pembunuhan terhadap Prince Sergey, paman Czar sendiri. Pemberontakan

1905 kemudian berhasil ditumpas oleh jenderal Durbachiev, karena Konspirasi

tidak mampu menghadapinya secara terbuka. Lalu mereka mencari jalan lain

untuk membunuh dari belakang pada tahun berikutnya. Pembunuhan yang

terjadi beruntun, dan kekacauan yang berkepanjangan itu membuat Czar

Alexander III marah besar. Ia mengeluarkan pernyataan dengan menunjuk

hidung pihak Yahudi sebagai biang kerok kerusuhan, krisis ekonomi dan

pembunuhan politik tersebut. Akan tetapi, golongan Komunis yang telah

berhasil mendapat dukungan luas, dengan memakai nama partai Sosialis

Revolusioner merancang untuk membunuh Czar dengan membentuk

kelompok teroris yang dipimpin oleh seorang pembunuh Yahudi berdarah

dingin bernama Gishuin dan seorang lagi bernama Iveno Aziev. Kemudian dua

orang ini mendapatkan satu orang lagi bernama Alexander Olianov untuk

bekerja sama dalam rencana pembunuhan atas diri Czar Alexander III. Akan

tetapi, rencana jahat ini bisa digagalkan, dan Olianov ditangkap oleh pasukan

keamanan, lalu diadili dan dihukum mati. Hal ini menyebabkan adik Olianov

bernama Vladimir Olianov menjadi dendam. Ia lalu bergabung pada partai

Sosialis Revolusioner. Vladimir inilah yang beberapa tahun kemudian dikenal

dengan nama Lenin.

Revolusi Komunis tumbuh mekar pada saat situasi pemerintahan Czar sedang

tenggelam dalam perang melawan pemberontakan dalam negeri, yaitu

melawan gerakan kerusuhan yang diatur oleh orang Yahudi, dan juga perang

melawan krisis sosial dan ekonomi, serta kekacauan yang juga ditimbulkan

oleh tangan Yahudi Internasional. Pada saat mereka meniupkan perang antara

Rusia dan Jepang dengan tujuan untuk menghancurkan Rusia, mereka telah

membuat program kerja. Secara diam-diam perusahaan Cohen-Lobe di

Amerika mengirimkan dana besar-besaran kepada pemerintah Jepang.

Pengiriman dana besar-besaran kepada Rusia sesuai dengan program

Konspirasi dihentikan seketika oleh lembaga keuangan Rothschild. Pada saat

yang sama kelompok sabotase yang bekerja di bawah naungan kelompok

Rothschild, khususnya para teknisi dalam jajaran militer yang tersebar di

seluruh tempat strategis melakukan aksinya dengan memutuskan jalur


69


perbekalan militer dan logistik, khususnya jalur kereta api yang mengangkut

perbekalan Rusia menuju Timur jauh. Akibatnya, pasukan Rusia porak-

poranda. Rencana ini benar-benar dilaksanakan dengan sempurna. Kali ini

dunia terkejut untuk kesekian kalinya atas kekalahan sebuah kerajaan besar

Rusia di hadapan pasukan Jepang yang kecil itu. Sejarah masih tetap bertanya-

tanya kebingungan mengenai sebab-sebab kekalahan yang tidak masuk akal

itu.

Kemudian diadakan pembicaraan damai di kota Portsmouth Amerika Serikat

tahun 1905. Utusan khusus telah menghubungi konglomerat Yahudi kelas

internasional bernama Yacob Sheiff yang mewakili kelompok perusahaan

Cohen-Lobe, yaitu yang mendukung dana kepada Jepang dalam perang

melawan Rusia. Maksudnya ialah untuk minta penjelasan mengenai sebab-

sebab yang mendorong lembaga keuangan raksasa ini memihak Jepang dalam

perangnya melawan Rusia. Pertanyaan itu dijawab dengan surat yang isinya

sebagai berikut :

"Anda tahu dan Anda adalah seorang ahli ekonomi dan politik. Tidak mungkin Anda

akan mengharapkan, demi kepentingan dan pengaruh orang Yahudi Amerika, kecuali

berbuat sesuatu untuk menentang pemerintah Rusia yang telah memerangi

kepentingan keuangan orang Yahudi, dan tidak meluluskan tuntutan mereka, serta

tidak menjamin hak mereka."

Kecaman Yacob Sheiff terhadap pemerintah Rusia tampak jelas sekali dalam

jawabannya itu. Ia sendiri adalah orang yang bertanggungjawab mengenai

dukungan dana kepada gerakan revolusioner dan kekacauan yang melanda

Rusia sejak tahun 1887. Bantuan seperti itu terus mengalir hingga pecah

revolusi Bolshevik tahun 1917. Peristiwa ini diungkap oleh berbagai mass

media internasional secara terbuka. Dan harian Figareau di Perancis memuat

kasus itu dalam edisi 20 Februari 1932.

B. Pembantaian Januari dan Revolusi Manshevik

Pada tahun 1903 para tokoh Komunis Rusia, Eropa, Eropa Timur dan Jerman

merencanakan mengadakan konferensi di kota Brussels, ibu kota Belgia, tapi

ditolak oleh pemerintah Belgia. Akhirnya konferensi diadakan di London.

Dalam konferensi itu sendiri terjadi perpecahan tajam antara kelompok yang

berpihak kepada tokoh Yahudi Martov yang disebut Manshevik. Situasi di

Rusia makin memburuk akibat meletusnya peristiwa demi peristiwa. Struktur

kerajaan Czar makin bertambah rapuh. Kemudian datang sebuah pukulan

mematikan dari Jepang dalam sebuah perang yang terjadi tahun 1905, yaitu

sebuah negara yang dipandang oleh Rusia sebagai negara kecil tak berdaya.

Belakangan pemerintah berusaha menjelaskan kepada rakyatnya tentang sebab

yang menimbulkan bangsa Rusia menderita, akibat situasi perekonomian Rusia

yang porak-poranda. Pemerintah kemudian memberi kebebasan kepada para

buruh untuk membentuk serikat buruh. Pemerintah tidak menyadari bahaya

yang timbul akibat dari penyusupan ke dalam serikat buruh itu oleh gerakan


70


revolusioner dan kelompok perusuh. Dari serikat buruh itu muncul seorang

pemimpin aktivis berpengaruh, yaitu pendeta Kristen Ortodoks bernama

Father Gabon yang menjadi panutan sekaligus juru bicara mereka. Hal ini

membuat para tokoh di balik layar menjadi iri. Apalagi ia makin dihormati oleh

istana dan para menterinya. Tidak mengherankan kalau Father Gabon sering

diundang untuk dimintai pertimbangannya oleh Czar dalam berbagai masalah.

Ketika terbetik berita mengenai kekalahan Rusia melawan Jepang dan akibat

dari kekalahan itu, tersiar di Rusia timbulnya kerusuhan besar di kalangan

buruh untuk menuntut diadakannya perbaikan. Father Gabon sendiri juga

merencanakan mengadakan sebuah demonstrasi besar-besaran secara damai

menuju istana Czar pada tanggal 22 Januari 1905. Gabon akan mengajukan

surat permohonan mengenai perbaikan secara damai. Sementara itu, pihak

kelompok ekstrimis akan mengajukan beberapa tuntutan dengan

menggunakan kekerasan.

Sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan, demonstrasi besar-besaran

diadakan pada tanggal tersebut di atas, diikuti oleh berbagai kelompok serikat

buruh, disertai oleh anak dan istri mereka. Demonstrasi berjalan teratur menuju

istana Czar di ibukota Rusia dan Petersburg, yaitu kota Leningrad sekarang.

Sampai di sini demonstrasi masih berjalan damai dan mengisyaratkan

kepatuhan mereka terhadap Czar. Namun ketika mereka sampai di depan

pintu istana, tiba-tiba terjadi pembantaian besar-besaran yang dikenal dalam

sejarah Rusia dengan sebutan "pembantaian minggu berdarah". Tembakan

senapan mesin membabi-buta menghujani mereka, sehingga ribuan korban

jatuh berserakan menutupi halaman istana dengan darah mereka. Sedang

sejumlah besar lainnya mengalami luka parah. Siapakah sebenarnya orang

yang berada di balik pembantaian itu? Czar Nicholey II saat itu sedang berada

di luar kota San Petersburg. Hasil penyelidikan selanjutnya menunjukkan,

bahwa perintah penembakan itu datang dari seorang perwira pengawal istana

Czar, dan ia adalah pelaksana dari rancangan besar yang dibuat oleh

Konspirasi Internasional.

Pembantaian kejam tersebut menyulut api kebencian umum terhadap Czar dan

pemerintahnya. Untuk menurunkan suhu politik yang makin memanas, Czar

mengeluarkan sebuah instruksi untuk membentuk komite khusus guna

menyelidiki peristiwa-peristiwa berdarah tersebut, beberapa hari ini setelah

kejadian. Czar juga mengadakan perubahan sistem, dari sistem kerajaan

absolut menjadi sistem elektif dengan mengeluarkan instruksi untuk

membentuk badan legislatif yang dikenal dengan sebutan Duma. Czar

memberi amnesti kepada para tawanan politik. Di antara tawanan yang

mendapat amnesti adalah Lenin, Martov dan tokoh-tokoh Bolshevik dan

Manshevik lainnya. Akan tetapi, kebebasan mereka justru membuat suhu

kekacauan dan pembangkangan lebih panas.

Program yang dirancang oleh Konspirasi internasional atau sering disebut

dengan perkumpulan Sesepuh Zionis bukanlah untuk menyalakan api revolusi


71


pada saat itu, melainkan mereka masih menginginkan sistem kerajaan Rusia

berlangsung dulu, hingga pecah perang dunia I, yang saat itu masih dalam

rancangan. Akan tetapi, perkembangan situasi Rusia menyebabkan kelompok

Bolshevik menyalahi instruksi dari kekuatan terselubung. Menurut

perhitungan mereka, saat pecahnya revolusi telah tiba. Mereka tidak bisa

disalahkan kalau punya perhitungan seperti itu, karena kondisi kerajaan Rusia

pada saat itu telah jatuh porak-poranda, disebabkan oleh banyaknya masalah

yang dihadapi. Dengan sekali pukul, kerajaan itu akan lenyap seketika.

Pemogokan umum dimulai tanggal 20 Oktober 1905 di seluruh kota penting di

Rusia. Kemudian disusul dengan didudukinya ibukota San Petersburg

(Leningrad sekarang) pada tanggal 27 Oktober tahun yang sama. Lalu

menyusul lahirnya deklarasi sebuah pemerintahan baru. Kemudian Trotsky,

seorang tokoh Yahudi Komunis kenamaan mengumumkan diri sebagai

pimpinan revolusi Manshevik. Akan tetapi, terhadap kekuatan yang

menentang revolusi ini, Czar sendiri tidak mampu mengatasinya. Dana yang

selama ini diberikan kepada gerakan revolusioner dan kelompok teroris

dihentikan sama sekali oleh kekuatan terselubung itu. Bahkan juga diperangi,

sehingga pasukan pemerintah berhasil menduduki kembali San Petersburg

dengan mudah, tanpa ada perlawanan yang berarti pada tanggal 16 Desember

1905. Kemudian Trotsky bersama 30 orang tokoh revolusi mendapat giliran

menjadi buron. Dan kerusuhan timbul kembali di bawah pimpinan seorang

Yahudi bernama Yarifos. Pasukan Czar yang berhasil menumpas gerakan

perusuh itu sekaligus mengembalikan sistem kerajaan lagi.

C. Lenin dan Revolusi Merah

Lenin yang nama aslinya Vladimir Olianov dilahirkan tahun 1870 di kota

Smirsk, terletak di pinggir sungai Volga. Ayahnya seorang konsultan eksekutif

dalam bidang pendidikan, di samping direktur sebuah lembaga pendidikan

pemerintah, sehingga memungkinkan anaknya menyelesaikan sekolah

menengah dan perguruan tinggi. Dengan latar belakang pendidikan yang

cukup pada masa itu, Lenin dengan mudah bergaul dengan kalangan terpelajar

Rusia. Pada masa mudanya, Lenin pernah mengalami stres berat akibat

saudara kandungnya, Alexander Olianov dihukum mati, setelah mengadakan

usaha pembunuhan terhadap Czar. Dengan dendam yang membara, Lenin

segera bergabung pada gerakan revolusioner bersama kawan-kawan Yahudi

seperguruan tingginya.

Vladimir memiliki kelebihan lainnya, yaitu keberaniannya untuk melarikan diri

demi cita-citanya yang besar. Sejak masa mudanya Vladimir banyak bergaul

dengan kawan-kawannya, dan banyak berkecimpung dalam gerakan

revolusioner atheis. Hubungannya dengan para aktivis Yahudi telah banyak

menambah pengalamannya, yang akhirnya ia mempersunting seorang gadis

jelita Yahudi.


72


Vladimir mempelajari secara mendalam dan analitis tentang peristiwa yang

terjadi, hingga meletusnya revolusi besar di Perancis. Ia tahu benar, bahwa para

pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak perancang dan pendukung

dana Revolusi Perancis itu. Ini membuat Vladimir berfikir untuk menghubung-

hubungkan peristiwa sejarah dengan kenyataan terselubung, yaitu berlanjutnya

persekongkolan internasional dalam gerakan revolusioner sepanjang sejarah,

dalam lingkup rancangan kekuatan terselubung di bawah petunjuk dan

instruksi para pemilik modal Yahudi internasional. Pada saat itulah Vladimir

berniat mengumpulkan data sebanyak mungkin dari para tokoh revolusioner

internasional, untuk kemudian mengambil pelajaran dari langkah-langkah

mereka. Catatan mengenai peristiwa sejarah menunjukkan, bahwa

perkumpulan Sesepuh Yahudi menemukan pada diri Lenin, sebagai orang

yang dicari-cari dan sangat dibutuhkan oleh mereka. Sejak itu ia terpilih

sebagai agen utama dalam revolusi Komunis di Rusia.

Pada masa itu, Swiss merupakan tempat perlindungan bagi para aktivis

revolusi dan gerakan perlawanan di Eropa Timur. Swiss adalah pusat yang

penting bagi para pemilik modal Yahudi internasional. Vladimir melarikan diri

ke Swiss pada tahun 1895 dalam usia 25 tahun, setelah saudaranya dihukum

mati oleh Czar. Di sanalah ia bertemu dengan tokoh-tokoh Komunis dalam

pengasingan. Dalam sekejap Vladimir segera dikenal oleh mereka, karena

kecerdasan dan wawasannya yang luas. Di samping itu Lenin bergabung

dengan para tokoh Komunis di Swiss atas nasihat dan bimbingan para Sesepuh

Yahudi. Di sana ia bertemu dengan Bilichanov, seorang penganut Kristen satu-

satunya di antara mereka kecuali Lenin, dan dari tokoh Yahudi seperti Leoduch

Kslarud, Yulius Rayoum dan wanita Yahudi Feroza Solich dan lain-lain.

Mereka lalu mendirikan perkumpulan proletar berhaluan Marxisme dengan

nama Kelompok Pembebasan Kaum Pekerja. Yulius Rayoum ketika itu masih

berusia sangat muda seperti Lenin. Akan tetapi, ia sudah dikenal sebagai

anggota teroris yang sadis dan berdarah dingin, ketika masih hidup dalam

ghetto. Kelak ia menjadi pemimpin Manshevik, dengan mengambil sebuah

nama julukan untuk dirinya, yaitu Martov seperti juga Vladimir Olianov

menjuluki dirinya dengan sebutan revolusioner, Lenin.

Lenin kembali dari Swiss setelah membekali diri dengan berbagai pengalaman

baru mengenai gerakan revolusioner yang diberikan oleh para tokoh Yahudi. Ia

bekerja sama dengan Martov dan para tokoh revolusioner lainnya dalam

mempersiapkan sebuah revolusi, yang akan dimulai dari San Petersburg.

Mereka mengatur pemogokan umum, demonstrasi dan kerusuhan dengan

menyebarkan propaganda faham Komunisme Atheis, disamping melakukan

penyusupan orang penting tertentu untuk diperalat. Namun akhirnya Lenin

dan kawan-kawannya ditangkap dan diadili. Lenin dipenjarakan sampai tahun

1897, kemudian dibuang ke Siberia bersama Martov dan kawan-kawan. Ia

diperbolehkan membawa serta istri dan anaknya yang masih kecil. Lenin hidup

dalam pembuangan sampai tahun 1900, yaitu ketika Czar memberikan amnesti

umum bagi para tahanan politik. Kemudian Lenin dan Martov bersama kawan-


73


kawannya pergi meninggalkan Rusia menuju Swiss. Di Swiss mereka bertemu

lagi dengan banyak kawan dan guru lama serta para agen Sesepuh Yahudi.

Mereka sepakat menerbitkan sebuah harian, akan menyuarakan gerakan

Komunisme internasional. Tanggungjawab penerbitan ini diserahkan kepada

tiga tokoh senior yaitu, Bilichanov, Kslarud dan Yutorisov. Sedang istri Lenin

sendiri bertindak sebagai sekretaris redaksinya. Tidak lama kemudian Trotsky

bergabung ke dalam dewan redaksi. Koran itu diberi nama bahasa Jerman

ESKIRE, yang berarti "menyala". Harian ini pada mulanya diterbitkan dari

Munchen Jerman, lalu dipindahkan ke Jenewa Swiss tahun 1903. Untuk

distribusinya, koran ini diselundupkan ke Rusia oleh agen-agen The Grand

Eastern Lodge dan perkumpulan yang berada di bawah naungannya, sesuai

dengan cara yang selalu ditempuh oleh para Sesepuh Yahudi.

Eskire pernah memuat ajakan untuk mengadakan pertemuan umum bagi

gerakan Komunis yang menurut rencana akan diadakan di kota Brussels

ibukota Belgia. Akan tetapi, pemerintah Belgia menolak untuk mengizinkan

pertemuan itu diadakan di buminya. Kemudian pertemuan itu diadakan di

kota London, seperti telah kita singgung terdahulu. Orang tahu, bahwa Inggris

itu adalah negara kapitalis. Banyak pihak bertanya-tanya, mengapa pertemuan

seperti itu boleh diselenggarakan di Inggris. Ini merupakan bukti kuat tentang

adanya hubungan terselubung yang bisa mendesak pemerintah Inggris untuk

menyetujui permohonan bagi diadakannya pertemuan itu. Siapakah gerangan

pihak terselubung yang telah mampu mendesak pemerintah Inggris sebagai

negara adidaya pada saat itu? Siapa lagi kalau bukan kelompok pemilik modal

internasional. Pertemuan itu diadakan di London tahun 1903, yang

menyebabkan timbulnya perpecahan, seperti juga telah kita ulas terdahulu,

yaitu kelompok Manshevik di bawah pimpinan Martov, dan kelompok

Bolsevick di bawah pimpinan Lenin.

Setelah mengalami kegagalan di atas, partai Komunis menjadwalkan sebuah

pertemuan lagi untuk membahas masalah revolusi dan hasil yang telah mereka

capai. Pertemuan ini diadakan di London lagi tahun 1907, dihadiri oleh 91

utusan dari kelompok Bolshevik dan 89 utusan dari kelompok Manshevik. Di

samping itu hadir pula utusan dari gerakan Komunis Polandia di bawah

pimpinan seorang wanita Yahudi bernama Roza Luxemburg, dan utusan partai

Komunis Jerman di bawah pimpinan seorang Yahudi bernama Rafael

Ivahamovich. Maka jumlah peserta pertemuan mencapai 312 orang. Lenin kali

ini diserang habis-habisan oleh para tokoh Manshevik dengan tuduhan telah

menyalahgunakan dana dalam jumlah besar, tanpa menjelaskan dari mana

diperoleh. Dalam pertemuan itu muncul seorang tokoh muda selain Lenin,

bernama Stalin. Di antara keputusan yang diambil dalam pertemuan itu adalah

keharusan untuk bekerja keras dan maju terus, di bawah satu komando yang

ditopang dengan propaganda mass media secara luas dan terorganisir.


74


Pada tahun 1908 kelompok Bolshevik menerbitkan harian lain dengan nama

PROLETARIA. Harian ini juga dimaksudkan untuk menyebarluaskan faham

Komunis, dan sekaligus sebagai penyambung lidah mereka. Lenin sendiri

duduk sebagai pimpinan redaksinya, dibantu oleh Zenoviev dan Dovirovinsky.

Sedang pihak kelompok Manshevik menerbitkan harian mereka sendiri dengan

nama GOLOS SOSIAL DEMOKRATIS, yang pimpinan redaksinya dipegang

oleh Bilichanov, Kslarud, Martov dan Martonov.

Satu hal yang perlu diingat di sini adalah bahwa seluruh pimpinan redaksi

kedua harian Komunis itu dipegang oleh para tokoh Yahudi Komunis senior,

selain Lenin dan Bilichanov. Adapun Trotsky, yaitu seorang Yahudi Komunis

kenamaan telah memisahkan diri dengan jalan fikirannya sendiri pula. Ia

menerbitkan sebuah harian yang diberi nama PRAVDA. Pada tahun 1909 dua

tokoh Yahudi di antara pimpinan redaksi surat kabar Proletaria bergabung

dengan Lenin, yaitu Zenoviev dan Dovirovinsky, untuk kemudian membentuk

kelompok tiga serangkai yang kelak memerintah Rusia, sampai saat Lenin

meninggal dunia tahun 1924.

D. Peran Rasputin dan Revolusi Merah

Situasi di Rusia dari luar tampak tenang, setelah revolusi Manshevik bisa

ditumpas. Czar menyadari kesalahan yang selama ini membuatnya dimusuhi

oleh banyak pihak. Ia lalu mengadakan reformasi dalam pemerintahannya, dan

membenahi istana serta memerangi demoralisasi yang telah merusak kalangan

tertentu. Undang-undang pemilihan umum diterapkan, dan Duma sebagai

majelis legislatif difungsikan. Kemudian Stolibin seorang tokoh pembaharu

dipilih untuk menjadi Perdana Menteri Rusia. Stolibin mulai melangkah

dengan perbaikan mendasar pada semua sektor. Ia memperbaiki ekonomi dan

mengeluarkan undang-undang baru yang dikenal dengan sebutan undang-

undang Stolibin, untuk melindungi hak-hak sipil kaum petani, dan mengatur

undang-undang tentang land-reform berdasarkan bantuan dana yang diberikan

kepada para petani untuk membeli tanah milik negara yang mereka garap.

Namun sayangnya, reformasi ini justru membuat para aktivis revolusioner

lebih tidak senang kepada pemerintah, baik dari golongan Bolshevik maupun

dari golongan Manshevik, yang telah mendapat instruksi penting dari

kekuatan terselubung. Mereka tidak senang melihat stabilitas pulih kembali di

Rusia. Untuk itu, mereka sepakat mengadakan rencana untuk menghabisi

hidup Stolibin, yang bagi rakyat Rusia merupakan Perdana Menteri terbesar

dalam sejarah negeri itu. Beberapa kali usaha pembunuhan terhadap dirinya

selalu gagal. Akhirnya Stolibin ditembak mati oleh seorang Yahudi bernama

Morday Yogovov di sebuah auditorium kota Kiev tahun 1911.

Sepeninggal Stolibin, pemerintah Rusia berusaha meneruskan langkah

perbaikan Stolibin. pihak kekuatan terselubung juga tidak berhenti

mengadakan persekongkolan untuk menimbulkan kerusuhan dan

ketidakstabilan. Maka muncullah perang propaganda besar-besaran, seperti


75


pernah dialami oleh Perancis sebelum revolusi. Propaganda gosip tentang

skandal sosial, moral dan seksual diarahkan kepada orang-orang penting istana

dan istri tokoh masyarakat, para pejabat pemerintah dan lain-lain. Fenomena

suap-menyuap muncul dengan tiba-tiba. Demoralisasi segera menyebar di

seluruh lapisan masyarakat. Kehidupan mewah ala jet-set mewarnai keluarga

Czar. Pesta-pora gila-gilaan, yang digemari oleh kalangan istana dan para

pejabat menjadi lahan subur untuk dijadikan bahan gosip. Demikianlah

fenomena yang dideskripsikan oleh kekuatan terselubung lewat mass-media

dan alat propaganda lainnya. Meskipun gosip itu tidak seluruhnya merupakan

isapan jempol, namun di situ terdapat seorang tokoh penting yang dijadikan

sumber jaringan propaganda demoralisasi. Tidak lain tokoh ini adalah setan

berjubah pastor, Rasputin sendiri, yaitu tokoh yang sengaja dipasang untuk

mempersiapkan pecahnya revolusi Rusia, persis seperti peran yang dimainkan

oleh Coderlos De Lalco dalam revolusi Perancis. Kesamaan yang aneh telah

terjadi lagi dalam sejarah, karena merupakan hasil dari perancang yang sama.

Rasputin yang memiliki kharisma besar dan teguh pendirian itu telah bisa

menguasai istana dengan jalan mendekati permaisuri Czar yang putranya

sakit-sakitan, karena ia bisa meyakinkan sang permaisuri, bahwa ia bisa

menyembuhkan putranya. Faktor 'kebetulan' juga ikut berperan, sehingga

Rasputin bisa masuk ke istana, karena Czar Nicholey II memiliki kepribadian

lemah dan lugu. Jika saja Czar Nicholey memiliki kepribadian kuat, bermoral

dan berpendirian tegas, nasib Rusia dan rakyatnya mungkin akan berbeda dan

terhindar dari pembantaian Minggu itu.

Lama-kelamaan Rasputin bukan saja menguasai Czar Nicholey II, melainkan

sebagian besar kaum muda Rusia juga sudah banyak termakan gosip dan

faham atheis permissive yang disebarluaskan oleh kelompok revolusioner.

Rasputin sendiri adalah orang yang bejat moralnya, dan punya filsafat hidup

permissive, sebagaimana terlihat dari ucapannya, 'Hidup adalah untuk

mencapai kenikmatan lahir-batin sepuas-puasnya. Setelah itu lalu

membersihkan batin kembali dan menyelamatkannya'. Rasputin mendapat

banyak pengikut berkat kedudukannya sebagai pendeta, dan persahabatannya

dengan Czar. Jalan pemikirannya benar-benar menimbulkan arus demoralisasi

besar-besaran, terutama setelah ia dengan isyarat dari kekuatan terselubung di

balik layar berhasil menciptakan suasana permisif dalam istana, yang belum

pernah terjadi di Rusia selama itu, persis seperti suasana Royal Palais di

Perancis menjelang pecahnya revolusi.

Suhu situasi di Rusia akhirnya mencapai titik siap bagi meletusnya revolusi

yang ditunggu-tunggu. Kemudian disusul terjadinya peristiwa di Eropa

sebagai permulaan meletusnya Perang Dunia I, yang akan kita bicarakan.

Dalam Perang Dunia I, Rusia berperang melawan Jerman. Berkat propaganda

Bolshevik dan Manshevik, patriotisme bangsa Rusia menurun di kalangan

rakyat dan angkatan bersenjata. Demikian pula kaki-tangan Konspirasi masih

menempati posisi penting pada pos-pos perhubungan, logistik dan transportasi

sejak Rusia perang melawan Jepang. Kekalahan Rusia dari Jepang dijadikan


76


bahan propaganda kelompok revolusioner untuk menyebarkan sikap ragu dan

cemas di dalam negeri. Kekacauan makin memuncak, dan keruntuhan makin

dekat, ibarat lumpur yang bertambah becek. Rasputin ternyata kelak diketahui

sebagai seorang agen rahasia Jerman. Tak diragukan lagi, bahwa di belakang

Rasputin ada kekuatan Konspirasi internasional yang telah mengatur semua

itu. Apalagi markas operasi Rasputin berada di dekat istana Czar, sehingga

lebih mudah ia mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari kalangan

istana.

Sedang Lenin dan Martov beserta para tokoh Komunis lainnya pada saat itu

masih berada di Swiss untuk menikmati kehidupan mewah di negara netral,

dan jauh dari kebisingan perang yang sedang berkecamuk di negerinya, sambil

menunggu instruksi khusus. Trotsky saat itu masih berada di New York untuk

merekrut kelompok teroris Yahudi profesional, yang kemudian dikirim ke

Rusia. Setelah saat yang tepat tiba, mereka akan mengadakan perang jalanan di

kota-kota besar Rusia. Akhirnya kerusuhan pun tidak bisa dihindarkan sejak

awal tahun 1917, yaitu sejak kelompok bawah tanah Yahudi menghentikan

supply kebutuhan pokok ke ibukota San Petersburg. Bahaya kelaparan mulai

dirasakan penduduk. Sementara itu, para tokoh revolusi yang mayoritas terdiri

dari orang Yahudi terus menghasut massa agar melakukan kerusakan dan

perampokan di mana-mana. Mereka membagi-bagikan uang kepada para

perusuh disertai dengan pengarahan yang disampaikan oleh kekuatan

terselubung itu. Maka lautan demonstran memenuhi jalan-jalan besar. pihak

pemerintah telah mengambil pelajaran dari pemberontakan Januari 1905,

sehingga untuk menembakkan sebutir peluru pun mereka harus berfikir

panjang dalam situasi seperti itu. Hal itu bukan berarti, bahwa demonstrasi

terus berjalan tertib. Para tokoh di balik layar telah mengatur taktik untuk

memancing kekerasan. Mulailah terdengar suara tembakan senjata api yang

diarahkan kepada para demonstran dari tempat tersembunyi yang telah diatur.

Tembakan itu seolah datang dari pasukan pemerintah. Tumbal berjatuhan dan

ratusan lainnya menderita luka-luka. Kekacauan berkembang menjadi

kekerasan dan kebrutalan. Apalagi setelah para demonstran dengan berapi-api

berhasil membongkar penjara, dan melepaskan narapidana yang segera

menyebar ke mana-mana dengan membakar gedung-gedung dan mengadakan

perampokan di jalan-jalan. Saat itu Czar sedang keluar untuk mengunjungi

pasukan Rusia di medan tempur. Majelis Duma menyampaikan kepada Czar

tentang perkembangan situasi terakhir yang sangat berbahaya, agar Czar

segera mengambil langkah-langkah drastis yang perlu untuk mengatasinya.

Akan tetapi, berita yang disampaikan melalui telegram itu berhasil disita oleh

kaki-tangan Konspirasi yang bercokol di The Grand Eastern Lodge, sehingga

berita itu tidak sampai kepada Czar.

Peran Free Masonry bukan hanya sampai di situ. Banyak peran penting lainnya

yang sangat berbahaya. Di satu sisi, Free Masonry mengawasi dan mengatur

gerakan dan jaringan terselubung. Di sisi lain, Free Masonry memberikan dana

besar-besaran kepada kaki-tangan yang menyelusup ke dalam instansi


77


pemerintah, angkatan bersenjata, kalangan buruh dan berbagai perkumpulan.

Ditambah lagi, Konspirasi Yahudi melakukan sejumlah operasi rahasia untuk

menggoyahkan pasukan Rusia di medan tempur. Contoh operasi terselubung

seperti itu adalah sebuah instruksi palsu yang diberikan oleh seorang

komandan kaki-tangan Konspirasi kepada pasukannya untuk mengadakan

serbuan terhadap musuh. Pada saat yang sama, pasukan pelindung yang di

garis belakang mendapat instruksi untuk segera mundur. Akibatnya, pasukan

Rusia ketika itu mendapat pukulan hebat dengan korban jiwa dan sejumlah

lainnya menjadi tawanan musuh. Lebih parah lagi, di sana terjadi

pembangkangan dan desersi dalam barisan angkatan bersenjata, karena tidak

puas terhadap komandan yang mengecewakan bawahannya itu. The Grand

Eastern Lodge juga memakai taktik suap-menyuap kepada para perwira tinggi

dan menengah, untuk merebut simpati pasukan pengawal kerajaan di San

Petersburg. Di samping itu, taktik propaganda atheisme dan teori Marxisme

juga dipakai, sehingga pada saat menjelang pecahnya revolusi pada tanggal 12

Maret 1917 terjadi desersi atau pembelotan besar-besaran dalam pasukan

pengawal kerajaan di San Petersburg, sampai terjadi baku hantam antara

mereka sendiri. Menyusul kemudian, terjadinya suatu peristiwa di luar

dugaan, yaitu dua barak militer menyerahkan diri dan bergabung kepada

pemberontak revolusioner. Maka jatuhlah ibukota San Petersburg ke tangan

mereka. Kemudian diumumkan berakhirnya sistem kerajaan Czar Rusia oleh

pihak pemberontak revolusioner.

Seusai revolusi, secara umum kekuasaan belum jatuh ke tangan Komunis atau

Bolshevik, seperti yang diduga. Bahkan sebuah komite telah berdiri dengan

jumlah anggota sebanyak 12 orang dari majelis Duma, untuk membentuk

pemerintahan sementara di bawah pimpinan Krinsky, segera setelah terjadi

Revolusi Merah itu. Sementara itu, kelompok Manshevik juga membentuk

Majelis Sovyet atau juga disebut Majelis Buruh, untuk mengambil kendali

pemerintahan San Petersburg, sampai Lenin membubarkannya pada tanggal 19

0ktober 1917. Pada saat revolusi meletus, Lenin masih berada di Swiss.

Kemudian para sesepuh Yahudi Internasional mengatur perjalanannya kembali

ke Rusia, setelah terlebih dulu mengatur pertemuan antara Lenin dan

pemerintah Jerman. Dalam pertemuan itu disepakati, bahwa pemerintah

Jerman akan membantu kepulangan Lenin dan pembubaran pemerintahan

sementara. Pemerintahan itu telah bertekad untuk meneruskan perang, dengan

imbalan Lenin kelak akan menarik pasukan Rusia dari medan tempur. Lenin,

Martov dan para tokoh Komunis Yahudi kembali ke Rusia dengan menumpang

kereta khusus yang disediakan oleh pemerintah kerajaan Jerman, setelah

sebelumnya pemerintahan sementara mengumumkan amnesti umum bagi

semua tahanan politik, dan memberi izin kepada semua pelarian untuk kembali

ke Rusia.

Peristiwa yang terjadi kemudian menunjukkan, bahwa pemerintah sementara

tidak melakukan kesalahan besar dengan menandatangani keputusan ini, yang

pada hakikatnya merupakan penyerahan kekuasaan kepada pihak Bolshevik.


78


Rusia dibanjiri lebih dari 90.000 anggota revolusioner dan kelompok teroris

yang kembali ke Rusia. Trotsky juga memanfaatkan keputusan amnesti

pemerintah itu, untuk kembali ke Rusia beserta orang-orang Yahudi yang telah

ia rekrut dan dilatih di New York. Sebagian besar dari mereka kemudian

bergabung dengan partai Bolshevik, yang makin besar dan ganas. Tidak lama

kemudian Lenin dan Trotsky mulai menyerang pemerintahan sementara.

Setelah itu, terjadilah peristiwa demi peristiwa, yang akhirnya Lenin dan para

pendukungnya berhasil menumbangkan pemerintahan sementara di bawah

Krinsky. Kemudian ia membentuk pemerintahan baru, berdasarkan

Komunisme. Sejak itulah berawal pemerintahan diktatorisme Lenin di Rusia.

Para tokoh yang tidak sependapat dengan Lenin mendapat perlakuan keji dari

Lenin. Mereka ini pada umumnya adalah pihak yang lebih berjasa dalam

perjuangan untuk melahirkan revolusi Komunis itu, termasuk di dalamnya

kelompok Trotsky dan kelompok Yahudinya. Akan tetapi, pemerintahan atheis

baru menganggap adanya bahaya yang datang dari pihak yang sebelumnya

merupakan pendukungnya yang lebih gigih. Nasib yang mereka terima

kebanyakan berakhir di atas tiang gantungan, atau dibuang ke Siberia atau

dipenjarakan. Nasib para tokoh Yahudi pada masa berikutnya, yaitu pada masa

pemerintahan Stalin juga tidak jauh berbeda. Sebagian digantung atau dibuang

ke Siberia, dan sebagian lagi dipenjarakan, seperti nasib Trotsky sendiri,

Zenoviev, Kaminiev, Martinov, Yarfos, Kslarud, Martov dan tokoh Yahudi

lainnya. Dengan kata lain, nasib buruk yang mereka terima justru datang dari

seorang yang paling setia kepada ideologi yang mereka anut,...... Stalin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar