Minggu, 02 Mei 2021

PERANG DUNIA II DEKLARASI BALFOUR N PRSEKONGKOLAN JAHAT INGGRIS N U.S.A N KELOMPOK YAHUDI ZIONIS MENNGARONG PALESTINA ....>>> Mayoritas bangsa Jerman tahu, bahwa angkatan bersenjatanya belum kalah perang. Jerman belum menyerah, bahkan bisa dikatakan lebih mendekati kemenangan. Jerman lah yang melakukan penyerbuan dari segala penjuru tahun 1918, yaitu pada akhir Perang Dunia I. Dengan kata lain, Jerman pada masa akhir perang itu masih tetap merupakan pihak yang mengambil prakarsa. Akan tetapi, Jerman ditikam dari belakang oleh kelompok Yahudi, yang membuat onar dan kekacauan dalam jajaran angkatan bersenjata Jerman, dan bergabungnya Amerika ke dalam barisan sekutu dari faktor luar. .......>>> Perjanjian Versailles muncul pada saat kondisi psikologis, politik dan sosial dalam keadaan tidak menentu, penuh dengan dendam kesumat yang dieksploitasi oleh para pemilik modal internasional, yang akhirnya semua itu dapat terungkap. Semangat anti Yahudi tumbuh subur mewarnai aspirasi nasional bangsa Jerman secara menyeluruh. .......>>>> ...Mereka menyadari adanya jurang yang membuat Jerman terperosok kedalamnya, setelah para pemilik modal internasional menguasai perekonomian negara itu, sehingga Jerman secara ekonomi menggantungkan diri kepada kredit luar negeri, yang ada hubungannya secara langsung dengan lembaga keuangan internasional lewat bank negara-negara besar. ......>>>> Muncullah Hitler dengan Nazismenya yang menyerukan kebangkitan Jerman dalam segala aspek kehidupan termasuk membebaskan diri dari ikatan pihak asing, dan mencetak mata uang sendiri, tanpa bergantung pada kredit. Ia segera mendapat dukungan penuh dari bangsa Jerman. ...........>>>> .....Langkah pertama yang dilakukan adalah mengatur income nasional, sumber daya alam Jerman, industri, pertanian dan kekayaan alam untuk kepentingan bangsa, demi terwujudnya self-reliance atau berdikari. .....>>>> Hitler telah keluar sebagai kekuatan yang membuat bulu Roma negara-negara besar berdiri. Sementara itu, para pemilik modal Yahudi internasional terus membukakan peluang bagi Hitler, dan mengeluarkan dana besar-besaran secara terselubung, serta merancang pembunuhan terhadap sejumlah besar putra-putra Yahudi dengan meminjam tangan Hitler sebagai kambing tebusan (scape goat). ....>>>> . Baru kemudian Hitler membangun angkatan bersenjatanya yang bisa diandalkan. Ia terpaksa membuka hubungan dengan golongan aristokrat militer Jerman golongan Arya', yang dikenal oleh dunia dengan sebutan Junkers. .......>>>> Tindakan Hitler yang sangat berani adalah menutup The Grand Eastern Lodge di Jerman, yang merupakan sarang Free Masonry, mirip dengan The Grand Eastern Lodge yang terdapat di kota besar Eropa lainnya yang dikuasai oleh para pemilik modal internasional. >>>> bapak pembangunan Jerman. Bagi kelompok ekstrem, Hitler adalah seorang Fuhrer bagi Jerman, dan seorang pimpinan bangsa Arya. Sedang Hitler sendiri berusaha menjauhkan diri dari pelukan golongan aristokrat militer Aryan, yang bagi Hitler sendiri tidak dibutuhkan, karena ia mampu membangun militer Jerman tanpa harus minta bantuan mereka. Hitler yakin, bahwa satu-satunya jalan untuk mewujudkan perdamaian, dan memberikan pukulan mematikan kepada para pemilik modal Yahudi internasional itu adalah mengadakan persekutuan dengan negara super power di Eropa pada saat itu, yaitu Inggris. ...>>>> Hitler kurang jeli, bahwa usaha untuk mencapai keinginan seperti itu terhalang oleh dua kendala besar, yaitu : 1) Para pemilik modal internasional tahu, bahwa dukungan bagi kebangkitan dan militerisasi Jerman yang digalakan oleh Hitler akan membuka jalan bagi pecahnya perang yang mereka rancang sebelumnya >>>> 2) Golongan aristokrat militer Aryan di Jerman, yang dari para sejarawan mendapat julukan "Para Pialang Perang Nazi" ....>>>> Setelah mengadakan kajian dan analisa mendalam selama beberapa tahun, akhirnya kami sampai pada kesimpulan yang meyakinkan, bahwa dokumen Niloss, atau yang dikenal dengan Protocols of learned elderly of Zion tidak lain adalah ucapan asli yang disampaikan dalam Kongres yang diadakan oleh Amschel Rothschild tahun 1773 di Frankfurt, yang telah kami kutipkan selengkapnya pada bab terdahulu. Perlu kami tambahkan di sini, bahwa kekuatan setan itu sejak lama telah membentuk organisasi yang memiliki jaringan internasional, dengan tujuan menghancurkan masyarakat dunia. >>> Organisasi ini tidak lain adalah faham Zionisme dan Komunisme sebagai kedok yang membungkus gurita busuk. Para pemilik modal internasional tidak bisa memukul Marsedan secara terbuka. Banyak kawan Marsedan justru akan membuka rahasia lebih luas lagi. Marsedan tetap bekerja pada harian The Morning Post sampai tahun 1927. Saat itu, golongan yang berpengaruh di Inggris yang menyadari bahaya Yahudi internasional bisa membujuk pemerintah Inggris untuk mengangkat Marsedan sebagai orang kepercayaan putra mahkota Inggris, Duke of Wales >>>> Marsedan diminta untuk mendampingi sang pangeran. Sepulang dari lawatan itu, sang pangeran tidak lagi bergaya hidup mewah dan boros, tapi berubah menjadi orang yang berpandangan jauh. Selama dalam perjalanan, Marsedan sengaja menunjukkan semua dokumen dan bukti yang ada padanya tentang seluk-beluk Konspirasi internasional, dan peran yang dimainkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional dari balik layar. Setelah beberapa saat pulang dari lawatannya berkeliling bersama sang pangeran, Marsedan meninggal dunia secara mengejutkan. Ini jelas bukan peristiwa kebetulan. >>>> Sang pangeran telah meninggalkan adat kebiasaan turun temurun, yang melarang seorang pangeran campur tangan dalam masalah umum. Ia menentang setiap langkah politik yang telah ia ketahui berasal dari prakarsa para pemilik modal Yahudi. Jelaslah kiranya, pangeran telah masuk ke dalam pertikaian melawan kekuatan terselubung yang sedang memerintah Inggris. Hal ini benar-benar terjadi ketika ia menaiki tahta kerajaan Inggris bulan Mei 1936 dengan gelar Raja Edward VIII. >>>>> Admiral Dumvell dan Ramsey keduanya merupakan orang terdepan dalam barisan pasukan yang mengetahui hakikat bahaya yang datang dan para tokoh Yahudi internasional, yang bergabung pada kelompok pemilik modal internasional. Masalah ini menjadi perhatian khusus bagi mereka berdua sejak tahun 1938. >>>> Setelah mempelajari catatan Dumvell dan Ramsey yang berhubungan dengan masalah Yahudi sejak tahun 1939 sampai tahun 1950, kami meyakini semua itu, khususnya tentang kenyataan yang mengerikan, dan hakikat apa yang disebut dengan penindasan terhadap Yahudi. Semua itu memberikan image secara jelas mengenai propaganda beracun yang menelanjangi mereka sendiri dari sifat kemanusiaan. Setiap orang Yahudi dan para korban propaganda Komunisme dan atheisme wajib menelaah ulasan berikut dengan pikiran jernih, agar selamat dan marabahaya. >>>> Sejarah telah berbicara sendiri, bahwa Jerman pada masa Nazi memang memusuhi Yahudi, atau anti semitisme menurut istilah orang Yahudi. Akan tetapi, permusuhan itu belum sampai di luar batas Jerman. Memang benar mereka diperlakukan kejam oleh Hitler dan para tokoh Nazi. Akan tetapi, orang Yahudi di luar perbatasan Jerman tidak mendapat perlakuan keji dari Nazi. Bahkan orang Yahudi di Eropa masih tetap bisa hidup dengan aman. Hanya sebagian kecil orang Yahudi yang melarikan diri dari Jerman. Serbuan Hitler bersama pasukan Nazinya ke wilayah Polandia terjadi pada bulan September 1939, disusul dengan pecahnya Perang Dunia II. Keadaan orang-orang Yahudi berbalik sama sekali. Perang tersebut membuat seluruh Eropa dalam cengkeraman Jerman Hitler. Kebencian bangsa Jerman ditumpahkan kepada orang Yahudi di Polandia, Belgia, Perancis, Belanda dan negara Eropa lainnya, yang sebelum pecah perang mereka hidup aman. Perang itu sendiri direncanakan oleh para tokoh Yahudi sejak berakhirnya Perang Dunia I. Sikap anti Yahudi bangsa Jerman sebelum pecah Perang Dunia II sudah tampak dan terungkap dalam bentuk kebencian, pemenjaraan dan pembuangan pada saat-saat tertentu. >>>

 YAHUDI MENGGENGGAM DUNIA

(BAGIAN IV)

WILLIAM G. CARR 


VIII. HITLER DAN PERISTIWA YANG

MENYEBABKAN PECAHNYA PERANG 

DUNIA II


Kita sampai pada tahap baru dalam sejarah umat manusia yang punya anti

tersendiri bagi generasi sekarang. Tahap ini merupakan lembaran dunia baru

dari akibat yang langsung kita rasakan. Yaitu tahapan yang dimulai sejak pra

Perang Dunia I sampai Perang Dunia II.

Pada bab terdahulu sudah kita bicarakan tentang kondisi dunia dan tentang sisi

gelap politik Eropa. Telah diketengahkan, bagaimana para pemilik modal

internasional mengembalikan kekuatan militer dan industri Jerman, tanpa ada

reaksi dari Stalin dan dunia Barat di tengah-tengah bahaya yang terus

meningkat. Kita jelaskan pula sebab dan latar belakang yang membuat Stalin

mengambil kebijakan untuk melatih dan mempersenjatai para perwira

angkatan bersenjata Jerman mendatang. Data-data itu telah lama diketahui oleh

agen-agen rahasia di seluruh dunia. Juga kegiatan lembaga keuangan besar di

Eropa dan Amerika yang telah memberikan kredit besar-besaran kepada

industri Jerman yang Sedang bangkit itu, untuk membuka jalan bagi lahirnya

militerisme Jerman di bawah pimpinan Hitler. Namun kita harus tahu, bahwa

faktor yang sebenarnya menaikkan bintang Hitler dan suhu kondisi Eropa

adalah sisi gelap dari kondisi politik yang ada antara tahun 1924-1934.

Bangsa Jerman keluar dari perang penuh dengan kepahitan, dan perjanjian

Versailles menjerat Jerman dengan rantai berupa kewajiban negara yang kalah

perang dan kekacauan sosial melanda negara itu, serta sistem pemerintahannya

runtuh berkeping-keping, betapa pun bangsa Jerman dikenal sebagai bangsa

yang ulet dan rajin bekerja. Kepedihan itu makin bertambah dengan

meningkatnya kekacauan dan penghinaan yang dilontarkan oleh negara-

negara sekutu yang Jerman tidak mampu membalasnya. Marah dan dendam

terus ditahan, sambil melihat dengan berat kenyataan yang ada di hadapannya.

Mayoritas bangsa Jerman tahu, bahwa angkatan bersenjatanya belum kalah

perang. Jerman belum menyerah, bahkan bisa dikatakan lebih mendekati

kemenangan. Jerman lah yang melakukan penyerbuan dari segala penjuru

tahun 1918, yaitu pada akhir Perang Dunia I. Dengan kata lain, Jerman pada

masa akhir perang itu masih tetap merupakan pihak yang mengambil prakarsa.

Akan tetapi, Jerman ditikam dari belakang oleh kelompok Yahudi, yang

membuat onar dan kekacauan dalam jajaran angkatan bersenjata Jerman, dan

bergabungnya Amerika ke dalam barisan sekutu dari faktor luar.

Kepemimpinan Roza Luxemburg beserta para pendukung Yahudinya dari

partai Komunis Jerman, peran kaum Komunis yang membuat kekacauan di

Jerman, disusul dengan pemberontakan Komunis, semua itu merupakan

kenangan abadi yang pahit bagi Jerman, bahwa orang Yahudi di mata mereka

adalah sekutu musuh Jerman.


109


Perjanjian Versailles muncul pada saat kondisi psikologis, politik dan sosial

dalam keadaan tidak menentu, penuh dengan dendam kesumat yang

dieksploitasi oleh para pemilik modal internasional, yang akhirnya semua itu

dapat terungkap. Semangat anti Yahudi tumbuh subur mewarnai aspirasi

nasional bangsa Jerman secara menyeluruh.

A. Faktor Ekonomi

Bukan hanya rakyat jelata Jerman yang mengalami perasaan seperti itu. Para

cendekiawan khususnya di kalangan pemerintahan, dan para ahli ekonomi itu

juga merasakan hal itu. Akan tetapi, perhatian mereka dicurahkan ke masalah

vital lainnya, yaitu masalah ekonomi. Mereka menyadari adanya jurang yang

membuat Jerman terperosok kedalamnya, setelah para pemilik modal

internasional menguasai perekonomian negara itu, sehingga Jerman secara

ekonomi menggantungkan diri kepada kredit luar negeri, yang ada

hubungannya secara langsung dengan lembaga keuangan internasional lewat

bank negara-negara besar. Para cendekiawan dan politisi Jerman bukan tidak

tahu adanya bahaya hutang-piutang semacam itu yang mencekik leher, ibarat

tangan ikan gurita yang melilit mangsanya sedikit demi sedikit yang akhirnya

bisa mematikan itu. Bunga kredit itu, dan bunga dari bunganya senantiasa

bertambah terus menerus, yang akhirnya berkembang menjadi berlipat ganda

dari kredit semula. Untuk membayar kredit itu pemerintah terpaksa menaikkan

pajak yang dikenakan pada rakyatnya dari hasil pertanian, industri,

perdagangan dan income nasional. Dengan kata lain, arti kredit itu tidak lain

adalah perbudakan nasional bagi seluruh rakyat.

Melihat kenyataan seperti itu, para cendekiawan dan politisi Jerman menyadari

bahaya cekikan perekonomian negara. Mereka segera mengadakan

kesepakatan untuk mencari jalan keluar, yang bisa menyelamatkan Jerman dari

ancaman bahaya di atas. Dengan demikian, iklim pembebasan krisis ekonomi

telah lahir untuk menyambut setiap langkah yang bisa menyelamatkan Jerman

bersama rakyatnya. Muncullah Hitler dengan Nazismenya yang menyerukan

kebangkitan Jerman dalam segala aspek kehidupan termasuk membebaskan

diri dari ikatan pihak asing, dan mencetak mata uang sendiri, tanpa bergantung

pada kredit. Ia segera mendapat dukungan penuh dari bangsa Jerman. Langkah

pertama yang dilakukan adalah mengatur income nasional, sumber daya alam

Jerman, industri, pertanian dan kekayaan alam untuk kepentingan bangsa,

demi terwujudnya self-reliance atau berdikari.

Langkah ini pada dasarnya merupakan ungkapan nyata yang mewakili aspirasi

bangsa Jerman, dan tuntutan mereka. Oleh sebab itu, sambutan mereka ibarat

api yang menyambut bensin. Nazisme naik pada tingkat kekuatan politik

paling atas yang terorganisir dengan baik. Pendukungnya terdiri dari unsur

pemuda, para tokoh intelektual dan para politisi, yang secara serentak

menghendaki Jerman muncul kembali sebagai kekuatan dunia yang harus

diperhitungkan. Kehadiran Adolf Hitler di atas pentas percaturan politik


110


Jerman merupakan tokoh penuh dinamika, yang mampu merebut simpati

segenap lapisan masyarakat Jerman. Ditambah dengan keberhasilan Mussolini

dan Fasismenya di Italia yang terus berjaya menunjukkan kekuatannya, dan

munculnya beberapa tokoh diktator di Eropa merupakan faktor yang

mendorong Hitler dan Nazismenya bangkit dan menguasai Eropa.

Melihat perkembangan di Jerman, para pemilik modal internasional mengatur

siasat setan. Meskipun sasaran Hitler ditujukan kepada orang Yahudi, namun

para pemilik modal internasional justru mendorong seruan nasionalisme

ekstrem Nazi dan pembangunan ekonomi, yang digalakan oleh Hitler. Dan

lagi, setelah Hitler naik daun, para pemilik modal internasional bersedia

menarik beban kredit yang memberatkan Jerman, dan merelakan hutang

pampasan perang yang ditolak oleh Hitler. Bahkan mereka memberikan

pinjaman lunak kepada Hitler untuk proyek industri dan perdagangan Jerman.

Mereka kemudian mendesak Stalin dan dunia Barat untuk tutup mulut atas

kebangkitan militer Jerman secara besar-besaran dari waktu ke waktu. Dalam

masalah ini, banyak pengamat sejarah dunia belum menemukan jawaban,

mengapa Stalin dan dunia Barat tinggal diam di hadapan Fuhrer Adolf Hitler,

yang pada awal perjalanannya masih sangat lemah, yang bisa di hancurkan

cukup hanya dengan kekuatan militer Perancis atau Inggris sendiri.

Kegelapan politik saat itu, kenapa para analis, para sejarawan dan para penulis

tidak mempersoalkan perjalanan sejarah, yang membuat Eropa tidak

mengambil tindakan terhadap langkah agresif Hitler, mulai dari pembatalan

perjanjian Versailles, penolakan untuk membayar pampasan perang,

membangun kembali militer Jerman, pendudukan atas wilayah Ruhr untuk

dijadikan kawasan industri persenjataan Jerman, pendudukan Swedia,

penyerbuan terhadap Czekoslovakia, aneksasi Austria ke dalam wilayah

Jerman, dan seterusnya? Keberanian Hitler telah menaikkan namanya dan

Nazisme, baik di dalam maupun di luar Jerman. Hitler telah keluar sebagai

kekuatan yang membuat bulu Roma negara-negara besar berdiri. Sementara

itu, para pemilik modal Yahudi internasional terus membukakan peluang bagi

Hitler, dan mengeluarkan dana besar-besaran secara terselubung, serta

merancang pembunuhan terhadap sejumlah besar putra-putra Yahudi dengan

meminjam tangan Hitler sebagai kambing tebusan (scape goat). Peristiwa ini

kelak dijadikan propaganda untuk menuntut ganti rugi atas kematian mereka.

Ini adalah bagian dari program jangka panjang, untuk membuka jalan bagi

pecahnya Perang Dunia II.

Hitler mendapat kenangan gemilang pada saat Jerman sebenarnya masih

dalam keadaan lemah, belum memiliki kekuatan militer yang memadai. Baru

kemudian Hitler membangun angkatan bersenjatanya yang bisa diandalkan. Ia

terpaksa membuka hubungan dengan golongan aristokrat militer Jerman

golongan Arya', yang dikenal oleh dunia dengan sebutan Junkers. Mereka

inilah golongan yang memegang kendali kekuatan militer Jerman sejak

beberapa generasi yang lalu. Maka timbullah Perselisihan intern di kalangan


111


Nazi sendiri, antara golongan moderat yang ingin membangun Jerman dengan

memperkuat sendi-sendinya, dan golongan ekstrim yang punya hubungan

dengan golongan aristokrat militer, penganut faham Karl Reiter yang ingin

mendirikan negara Jerman Tulen yang berdasarkan faham supremasi ras Arya,

untuk menguasai seluruh Eropa dengan kekuatan tangan besi.

Banyak analis sejarah yang membahas masalah pertikaian intern dalam tubuh

Nazi. Begitu pula media massa dan pergerakan politik sering

membicarakannya, namun mereka tidak menyinggung sebab-sebab mendasar

yang melatarbelakangi pertikaian ini. Hitler sendiri sebenarnya tidak memihak

kepada golongan ekstrim, seperti sering disebut oleh beberapa penulis. Ia tetap

bersikap netral tanpa memihak kepada golongan ekstrem, seperti sering

disebut oleh beberapa penulis. Ia tetap bersikap netral tanpa memihak kepada

salah satu pihak yang berselisih sampai tahun 1936, ketika peristiwa demi

peristiwa yang terjadi akhirnya menempatkan Hitler menganut garis moderat.

Ini terlihat jelas dari usaha yang dilakukan untuk mencoba mengadakan

persahabatan dengan Inggris, dan berusaha menjauhi benturan dengan pihak

gereja dan para penganut Kristen secara umum. Tindakan Hitler yang sangat

berani adalah menutup The Grand Eastern Lodge di Jerman, yang merupakan

sarang Free Masonry, mirip dengan The Grand Eastern Lodge yang terdapat di

kota besar Eropa lainnya yang dikuasai oleh para pemilik modal internasional.

Meskipun perkumpulan The Grand Eastern Lodge di Jerman melarang orang

Yahudi menjadi anggotanya, namun faham atheisme yang terdapat dalam

perkumpulan itu bukan tidak lebih berbahaya daripada prinsip para pemilik

modal Yahudi internasional. Nazisme merupakan salah satu bentuk atheisme

yang mentuhankan negara Jerman. Seluruh dunia harus tunduk kepada Jerman

dengan kekuatan, dan membangun kebudayaan supremasi ras Arya Jerman.

Di tengah-tengah perselisihan antar-kelompok dalam Nazi, pribadi Hitler bagi

kelompok moderat merupakan sosok pimpinan baru dan bapak pembangunan

Jerman. Bagi kelompok ekstrem, Hitler adalah seorang Fuhrer bagi Jerman, dan

seorang pimpinan bangsa Arya. Sedang Hitler sendiri berusaha menjauhkan

diri dari pelukan golongan aristokrat militer Aryan, yang bagi Hitler sendiri

tidak dibutuhkan, karena ia mampu membangun militer Jerman tanpa harus

minta bantuan mereka. Hitler yakin, bahwa satu-satunya jalan untuk

mewujudkan perdamaian, dan memberikan pukulan mematikan kepada para

pemilik modal Yahudi internasional itu adalah mengadakan persekutuan

dengan negara super power di Eropa pada saat itu, yaitu Inggris. Maka, arah

politik Hitler ditujukan kepada persekutuan sejenis itu. Antara tahun 1933-1936

Hitler selalu berusaha mengadakan hubungan dengan Inggris, agar bisa

membentuk persekutuan bersama. la mempunyai tekad seperti itu sejak masih

dalam bukunya yang diberi judul Perjuanganku. Katanya, "Seandainya aku

diminta untuk membela kerajaan Inggris dengan kekuatan, pastilah permintaan

itu akan kukabulkan dengan senang hati". Hitler kurang jeli, bahwa usaha

untuk mencapai keinginan seperti itu terhalang oleh dua kendala besar, yaitu :


112


1) Para pemilik modal internasional tahu, bahwa dukungan bagi

kebangkitan dan militerisasi Jerman yang digalakan oleh Hitler akan

membuka jalan bagi pecahnya perang yang mereka rancang

sebelumnya. Di lain pihak, Hitler punya beberapa sasaran utama yang

akan dituju dalam persekutuannya dengan Inggris, di antaranya

mengenyahkan orang-orang Yahudi sampai ke akar-akarnya.

2) Golongan aristokrat militer Aryan di Jerman, yang dari para sejarawan

mendapat julukan "Para Pialang Perang Nazi", tidak mau berkompromi,

kecuali demi kekuasaan Jerman atas seluruh Eropa, dan membangun

kebudayaan yang berpijak pada supremasi bangsa Arya Jerman.

Dengan demikian, kedua kekuatan itu telah sepakat dalam satu hal, yaitu

mencegah Hitler untuk mengadakan perjanjian persekutuan dengan Inggris,

dan mencegah Jerman dari setiap upaya untuk tidak terlibat dalam perang

yang akan datang. Oleh karena itu, usaha Hitler untuk mengadakan hubungan

dengan Inggris berkali-kali mengalami kegagalan. Pihak golongan Nazi

ekstrem menjadi jengkel melihat Hitler selalu berusaha berjalan melawan arus

yang ditempuh oleh golongan aristokrat militer Jerman. Akhirnya sebuah

persekongkolan berusaha untuk membunuh Hitler, tetapi gagal. Usaha

pembunuhan kedua terjadi tahun 1936, karena Hitler berusaha lagi

mengadakan perjanjian persekutuan dengan Inggris. Tujuannya untuk

menghadapi kekuatan para pemilik modal Yahudi internasional, bahaya

Komunisme di Eropa dan untuk menghindari perang yang sudah terasa segera

akan pecah. Usaha Hitler untuk mengadakan perjanjian persahabatan dengan

Inggris yang terakhir dilakukan bulan Januari 1936 di Berlin, ibukota Jerman.

Inggris diwakili oleh Lord Lowend, sedang Jerman oleh Hitler sendiri dan

tangan kanannya Goering dan menteri luar negerinya Von Reintrop. Kita perlu

mengetahui masalah ini lebih luas, karena ini merupakan titik perubahan sikap

Hitler yang menyentuh perkembangan kondisi Jerman secara keseluruhan.

Untuk itu, kita perlu menelaah buku karya Lord Lowend yang diberi judul Kita

dan Jerman (We are and Germany), dan menengok kembali artikel yang dimuat

oleh harian The Evening Standard berbahasa Inggris edisi 23 April 1936.

Hitler membeberkan kepada Lord Lowend tentang sikap Jerman terhadap

masalah internasional yang dihadapi oleh dunia, khususnya tentang bahaya

Komunisme dan bahaya organisasi para pemilik kapital besar. Hitler

menjelaskan sebab-sebab yang melatarbelakangi sikap kerasnya terhadap

kelompok Yahudi internasional, dan keprihatinan Jerman atas penyusupan

organisasi Zionisme yang masuk ke Eropa dan Amerika Serikat. Hitler

berpendapat, bahwa untuk menghindari bahaya itu harus lebih dulu

menyingkirkan kelompok pemilik modal Yahudi internasional sampai ke akar-

akarnya, dengan mengingatkan kembali apa yang diucapkan oleh Disraeli,

perdana menteri Inggris kenamaan berdarah Yahudi akhir abad ke 19 dalam

catatan diarynya, "Sesungguhnya yang memerintah dunia adalah segelintir orang

yang jauh berbeda dari apa yang dibayangkan oleh orang yang tidak mengerti apa yang


113


sebenarnya terjadi di balik layar". Reintrop menandaskan kata-kata Hitler. Lord

Lowend kemudian menyebutkan laporan komite kerajaan Inggris yang diberi

tugas menyelidiki skandal percukaian Kanada di bawah pimpinan Mr. Stevens

pada tahun 1927-1928. Von Reintrop sendiri saat itu berada di Kanada. Dalam

laporan itu dijelaskan, bahwa sindikat penyelundupan yang punya hubungan

dengan para pemilik modal Yahudi internasional bisa mengeruk uang setiap

tahunnya lebih dari 100 juta dolar Amerika. Jumlah itu sangat besar waktu itu,

yang diperoleh lewat sogokan, pemerasan dan sebagainya, sehingga timbul-

goncangan kehidupan sosial dan politik di Kanada. Untuk memperkuat

laporan pemerintah Inggris itu, Von Reintrop menambahkan, bahwa

kebobrokan seperti itu, lebih dulu harus disingkirkan sumbernya, yaitu

kelompok pemilik modal internasional. Pembicaraan itu berakhir setelah Von

Reintrop dan Goering memaparkan pemikiran dan pandangan profesor Karl

Reiter dan para ideolog Nazi kepada Lord Lowend. Hitler menutup pertemuan

itu dengan meminta, agar menteri Inggris itu menyampaikan kepada

pemerintahnya tentang sikap dan pandangan Hitler, dan menawarkan untuk

mempertimbangkan kemungkinan terbentuknya persekutuan bersama antara

Jerman dan Inggris. Setelah tiba di Inggris, Lord Lowend menyampaikan

gagasan dan pandangan Hitler kepada pemerintah Inggris, tetapi ditolak

mentah-mentah. Lord Lowend diberi tugas kembali untuk menjelaskan

penolakan tersebut. Pada tanggal 21 Februari 1936 Lord Lowend kirim surat

kepada Von Reintrop yang berisi penolakan pemerintah Inggris atas gagasan

dan tawaran Hitler, dan menerangkan faktor-faktor penyebabnya. Hitler

kemudian sepenuhnya berpaling kepada golongan aristokrat militer Jerman,

dengan mengambil prinsip dan rancangan mereka. Sejak itu Hitler

berkeyakinan, bahwa satu-satunya jalan untuk mewujudkan cita-cita bangsa

Jerman dan membinasakan musuh-musuhnya adalah perang.

Sejak tahun 1936 tahap kedua masa pemerintahan Hitler dimulai. Prinsip

Nazisme berhaluan keras telah mewarnai sepak-terjangnya untuk

mempersiapkan diri menghadapi perang. Sementara itu, apa yang terjadi di

Italia mirip dengan apa yang terjadi di Jerman. Akibatnya yang wajar, Hitler

tertarik untuk mendekati Mussolini, yang akhirnya keduanya membentuk

poros Berlin-Roma. Spanyol merupakan medan percobaan bagi kekuatan yang

bertikai di Eropa, yaitu Hitler dan Mussolini berpihak kepada kaum nasionalis.

Perang saudara tersebut berakhir pada bulan Juli 1936 dengan kemenangan di

pihak jenderal Franco kemudian tampil sebagai pemimpin baru di Spanyol.

B. Pertikaian antara Nazisme dan Kristen

Kaum nasionalis di Spanyol yang didukung oleh Hitler dan golongan Kristen

tidak bisa mengelakkan permusuhan antara Hitler dan gereja Katolik, sejak

Hitler memihak dan bergandengan tangan dengan golongan aristokrasi militer

Jerman. Kasta ini berpegang pada faham atheisme dalam sepak terjangnya,

yaitu menjadikan negara Jerman dan prinsip supremasi ras Arya sebagai

Tuhan. Para tokoh Protestan bergabung dengan gereja Katolik untuk


114


menghadapi langkah-langkah Hitler. Gabungan ini terjadi karena terpanggil

untuk menentang faham atheisme yang dijadikan pegangan oleh golongan

Nazi ekstrem itu. Pertentangan antara Hitler dan gereja makin tampak jelas

menjelang akhir tahun 1936, dan mencapai puncaknya ketika Paus Pius XI

menulis surat kepausannya kepada gereja di seluruh dunia tanggal 14 Maret

1937. Isinya, Sri Paus menyerang Nazisme secara terbuka, khususnya

sehubungan dengan prinsip ketuhanan nasional bagi suatu bangsa dengan

menjelaskan, bahwa Allah adalah Tuhan bagi semesta alam, bukan hanya bagi

makhluk atau ras tertentu.

Tanggal 19 Agustus 1938 para tokoh gereja Protestan Jerman mengedarkan

surat berisi kecaman keras terhadap prinsip atheisme yang dianut oleh Nazi.

Disebutkan tentang sikap para tokoh Nazi di Jerman terhadap agama Kristen

secara terbuka, disertai dengan pernyataan fuehrer tentang nasionalisme Aryan

Jerman yang di-Tuhan-kan itu. Gereja Protestan bersama Katolik mengambil

sikap melawan dan menentang Hitler dan Nazismenya. Berikut ini adalah

cuplikan isi surat tersebut :

"Tujuan para tokoh Nazi bukan saja menghancurkan gereja Katolik atau gereja

Protestan, melainkan juga ingin menghancurkan ajaran Kristen yang berlandaskan

Tuhan semesta alam, untuk diganti secara praktis dengan Tuhan Ras Jerman. Apakah

yang dimaksud dengan Tuhan Ras Jerman itu ? Apakah ada bedanya dari Tuhan

bangsa lain? Kalau demikian, setiap bangsa punya Tuhan sendiri, yang berarti tidak

ada Tuhan' sama sekali".

Para tokoh Nazi menanggapi sikap gereja itu dengan sikap keras. Suhu politik

di Jerman hampir mirip dengan situasi perang sipil yang disebabkan oleh

pertikaian kepercayaan agama. Untuk menghadapi perkembangan situasi

dalam negeri, Hitler mengeluarkan undang-undang tegas dengan sangsi

hukuman yang berat bagi setiap ancaman terhadap kekuasaan politik mutlak

negara Nazi. Sejak itu situasi tegang yang terjadi di Jerman tampak mereda.

Akan tetapi, pertengkaran mendasar antara Nazi dan gereja tetap tidak bisa

berkurang.

Perkembangan situasi di Italia tidak jauh berbeda secara umum dari situasi di

Jerman. Akan tetapi, pertikaian yang ada di Italia berasal dari persengketaan

tentang perebutan tanah jajahan antara Italia di satu pihak serta Inggris dan

Perancis di pihak lain. Kesamaan Mussolini di Italia dengan Hitler di Jerman

merupakan sekutu alami dalam menghadapi setiap tantangan musuh.

Persekutuan poros Nazi-Fasisme terungkap dengan jelas ketika Italia dan

Jerman terlibat dalam perang saudara di Spanyol, yang keduanya memihak

jenderal Franco, yang akhirnya Francolah yang menang. Demikianlah awal

wajah poros Berlin-Roma. Pada mulanya Hitler dan Mussolini mengira, bahwa

jenderal Franco segera akan bergabung ke dalam persekutuan mereka setelah

menang perang itu. Namun pandangan politik Franco yang lebih banyak

dipengaruhi oleh keyakinan ajaran agama Kristen yang dianutnya, telah

menjadi penghalang untuk bergabung bersama. Franco tetap bersikap seperti


115


ini, meskipun berkali-kali mendapat tekanan dari Hitler dan Mussolini. Dengan

demikian, kepercayaan yang dipegang teguh telah menjauhkan negerinya dari

kancah perang yang menghancurkan.

Kemudian poros Berlin-Roma mengalihkan perhatiannya ke Timur Jauh. Di

sini mereka mendapatkan sekutu ketika tanpa kesulitan, karena perang

ekonomi yang telah mencapai puncaknya antara Jepang dan Dunia Barat.

Barang-barang produksi Jepang sudah dikenal oleh seluruh dunia dengan

ragam dan modelnya serta harganya yang murah. Hal ini merupakan ancaman

bagi barang-barang produksi Eropa. Pihak Barat mengumumkan perang

terhadap perdagangan dan industri Jepang yang akan menghancurkan

perekonomiannya. Maka wajarlah kalau Jepang mencari kawan yang bisa

dijadikan sekutu, dan menyambut baik pendekatan yang dilakukan oleh poros

Berlin-Roma, yang juga memusuhi Dunia Barat. Dengan demikian,

terbentuklah poros Berlin-Roma-Tokyo. terbukalah sekarang jalan bagi

program para pemilik modal Yahudi internasional. Mereka mengantar dunia

menuju perang yang tidak bisa di hindarkan lagi. Mereka segera bersiap siap

untuk menyambut kedatangan perang itu.

Tokoh yang dipersiapkan untuk memimpin perang dari Inggris adalah

Winston Churchill. Dari Amerika tampil Franklin Roosevelt, yang punya

hubungan dekat dengan Baruch, seorang kapitalis kelas dunia. Lebih

berbahaya lagi, karena ia adalah salah seorang tokoh yang menggerakan

organisasi Zionisme internasional dan Kongres Yahudi internasional selama

hampir setengah abad. Selama hidupnya ia melakukan pengkhianatan

terhadap bangsa Amerika Serikat. Hubungan gelapnya dengan Churchill

bukan merupakan rahasia lagi. Keduanya sering mengadakan pertemuan dan

kunjungan secara teratur sejak beberapa tahun lamanya. Dan yang paling

menonjol adalah, kunjungan Churchill kepada Baruch pada tahun 1954, ketika

Churchill menyampaikan terus terang hubungannya dengan organisasi

Zionisme, yang telah terjalin sejak lama. Namun ini tidak berarti, bahwa para

pemilik modal Yahudi internasional menemukan jalan mulus untuk mencapai

cita-citanya di Inggris, meskipun Churchill telah membantu proyek yang

dicanangkan.

Di Inggris sendiri terdapat benturan keras dengan sebuah tantangan

terorganisasi yang digerakkan oleh kalangan intelektual kelas atas. Kalangan

ini telah lama menyadari bahaya yang mengancam Inggris yang datang dari

Kongres Yahudi dan para pemilik modal Yahudi internasional.

Orang yang mengingatkan kalangan intelektual tentang bahaya yang

mengancam inggris dari balik layar adalah seorang wartawan bernama Victor

Marsedan , yang bertugas di Rusia untuk harian The Morning Past berbahasa

Inggris yang terbit di London. la menyaksikan berbagai peristiwa yang terjadi

di Rusia ketika itu. Ia juga mendapatkan satu eksemplar buku yang ditulis oleh

Sergay Niloss berjudul "Bahaya Yahudi" yang terbit tahun 1905. Dalam buku

itu profesor Niloss memuat dokumen rahasia yang ia peroleh dari seorang


116


wanita kaya di Paris yang berhasil mencuri dari kekasihnya, seorang kapitalis

Yahudi terkemuka pada saat itu, yang baru saja kembali dari pertemuan

rahasia yang diadakan oleh para tokoh The Grand Eastern Lodge Perancis.

Setelah mengkaji dan menganalisa buku profesor Niloss itu, Victor Marsedan

segera berniat mengingatkan bangsanya tentang bahaya yang sedang

mengancam negerinya. Sebenarnya ia sudah berniat segera kembali ke London,

tapi situasi dan peristiwa besar yang terjadi di Rusia memaksa ia untuk

menangguhkan kepulangannya hingga tahun 1921. Setelah tiba di Inggris,

Marsedan segera menerjemahkan buku itu ke dalam bahasa Inggris, dan

mengedarkannya dengan judul The Protocols of Learned Elderly of Zion.

Marsedan menyadari, bahwa dengan menerjemahkan dan mengedarkan buku

itu berarti is meletakkan diri dalam posisi berbahaya. Namun ia tetap tidak

mau mundur dari tekadnya. Setelah buku itu beredar, terjadilah goncangan

besar di Inggris, yang kemudian menjalar ke seluruh dunia. Para pemilik modal

Yahudi segera melangkah mengadakan propaganda besar-besaran dengan

melemparkan tuduhan klasik, seperti biasa mereka lakukan, bahwa dokumen

yang terdapat dalam buku Niloss itu palsu, yang bertujuan hendak meniupkan

gelombang anti semitik.

Kami (penulis) menjadikan buku Niloss ini sebagai rujukan utama. Setelah

mengadakan kajian dan analisa mendalam selama beberapa tahun, akhirnya

kami sampai pada kesimpulan yang meyakinkan, bahwa dokumen Niloss, atau

yang dikenal dengan Protocols of learned elderly of Zion tidak lain adalah

ucapan asli yang disampaikan dalam Kongres yang diadakan oleh Amschel

Rothschild tahun 1773 di Frankfurt, yang telah kami kutipkan selengkapnya

pada bab terdahulu. Perlu kami tambahkan di sini, bahwa kekuatan setan itu

sejak lama telah membentuk organisasi yang memiliki jaringan internasional,

dengan tujuan menghancurkan masyarakat dunia. Organisasi ini tidak lain

adalah faham Zionisme dan Komunisme sebagai kedok yang membungkus

gurita busuk. Para pemilik modal internasional tidak bisa memukul Marsedan

secara terbuka. Banyak kawan Marsedan justru akan membuka rahasia lebih

luas lagi. Marsedan tetap bekerja pada harian The Morning Post sampai tahun

1927. Saat itu, golongan yang berpengaruh di Inggris yang menyadari bahaya

Yahudi internasional bisa membujuk pemerintah Inggris untuk mengangkat

Marsedan sebagai orang kepercayaan putra mahkota Inggris, Duke of Wales.

Waktu putra mahkota akan mengadakan lawatan panjang keliling wilayah

kerajaan Inggris, Marsedan diminta untuk mendampingi sang pangeran.

Sepulang dari lawatan itu, sang pangeran tidak lagi bergaya hidup mewah dan

boros, tapi berubah menjadi orang yang berpandangan jauh. Selama dalam

perjalanan, Marsedan sengaja menunjukkan semua dokumen dan bukti yang

ada padanya tentang seluk-beluk Konspirasi internasional, dan peran yang

dimainkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional dari balik layar.

Setelah beberapa saat pulang dari lawatannya berkeliling bersama sang

pangeran, Marsedan meninggal dunia secara mengejutkan. Ini jelas bukan

peristiwa kebetulan.


117


Di sisi lain, Setelah kembali dari perjalanannya, sang pangeran mengalihkan

pola hidupnya dari hidup pesta-pora dan bersenang-senang kepada hidup

serius untuk memanfaatkan peluang baik dalam memikirkan politik dan

ekonomi. Ia suka membaur dengan berbagai kalangan rakyat. Sang pangeran

telah meninggalkan adat kebiasaan turun temurun, yang melarang seorang

pangeran campur tangan dalam masalah umum. Ia menentang setiap langkah

politik yang telah ia ketahui berasal dari prakarsa para pemilik modal Yahudi.

Jelaslah kiranya, pangeran telah masuk ke dalam pertikaian melawan kekuatan

terselubung yang sedang memerintah Inggris. Hal ini benar-benar terjadi ketika

ia menaiki tahta kerajaan Inggris bulan Mei 1936 dengan gelar Raja Edward

VIII.

Para pemilik modal Yahudi internasional segera tahu, bahwa pertikaiannya

melawan raja baru Inggris itu adalah perang yang menentukan. Mereka tidak

mau membuang-buang kesempatan dalam penyerangannya kepada Raja

Edward VIII, sejak raja naik tahta. Mereka amat berpengalaman sejak berabad-

abad lamanya dalam menghadapi masalah seperti ini, dan banyak belajar

untuk mempersiapkan segalanya dalam rangka operasinya. Mereka mulai

menyerbu dengan propaganda gosip yang terkenal itu. Ini ternyata tidak

mudah. Sebab, Raja Edward diketahui hidup bersih sejak ia kembali dari

lawatannya itu. Namun mereka tidak kehilangan akal. Mereka segera

menemukan sasaran yang dicari pada diri wanita terkenal bernama Willy

Simpson. Ia adalah seorang janda jelita berkebangsaan Amerika, yang hendak

dikawin oleh Edward. Segeralah mesin propaganda besar-besaran diarahkan

kepada masalah ini untuk membentuk opini umum di Inggris menentang

wanita itu. Masalah ini menjadi isu paling hangat di Inggris, dan memaksa

Edward memilih salah satu alternatif, turun tahta atau kawin dengan Willy

Simpson. Edward diperingatkan oleh perdana menteri Inggris Mr. Boldwin

agar menentukan sikap. Akhirnya Edward memilih turun tahta, dan

melanjutkan pernikahannya dengan Willy Simpson.

Inggris mengalami masa peralihan baru sejak Edward VIII turun tahta.

Pertikaian terjadi antara para pemilik modal Yahudi internasional melawan

para pendukung mantan Raja Edward yang masih bertahan merintangi gerak-

gerik mereka. Para pemilik modal Yahudi internasional bertekad akan

mengalahkan para pendukung Edward, berapa pun harga yang harus dibayar,

demi menaikkan seorang pendukung Zionisme kawakan Winston Churchill ke

tampuk kekuasaan sebagai perdana menteri.

Kami pribadi (penulis) bertanya-tanya tentang sebab munculnya dokumen ini,

yaitu The Protocols of Learned Elderly of Zion, ketika ditemukan oleh profesor

Niloss setelah berapa di alam rahasia sejak tahun 1773, yaitu lebih dari satu

seperempat abad lamanya. Jawaban ini kemudian terungkap dalam analisa

kami mengenai periode itu yang punya arti lebih penting daripada yang

pernah mereka alami dalam sejarah mereka. Dunia telah dipersiapkan untuk

menerjuni Perang Dunia I, setelah semua jalan yang menuju perang itu terbuka


118


lebar. Mereka dituntut mengadakan pertemuan penting dalam rangka

menjajaki masalah perang itu dan rancangannya. Bukan hanya ini saja

keistimewaan periode tersebut. Di sana terdapat peristiwa demi peristiwa

berbahaya yang telah dipersiapkan oleh pihak Konspirasi secara serentak

terhadap umat manusia. Peristiwa itu belum pernah disaksikan dalam sejarah

dunia, yang menyebabkan para tokoh Konspirasi sendiri terpaksa berbondong-

bondong membanjiri kota London pada tahun 1893 dengan membawa serta

dokumen-dokumen, berbagai program dan hasil kajian penting mereka.

Berbagai pertemuan rahasia yang mereka adakan terus berlangsung di London

saat itu. Sebagian dokumen rahasia itu disimpan oleh para tokoh Konspirasi

yang berdiam di London, sampai mereka meninggal dunia dan setelah itu.

Pada waktu para tokoh The Grand Eastern Lodge mengadakan pertemuan di

Paris tahun 1901, salah seorang peserta kapitalis Yahudi membawa dokumen

itu ke London, langsung setelah pertemuan itu usai. Pada saat ia menginap di

rumah seorang wanita kaya kekasihnya, dokumen itu lenyap.

Peristiwa yang membuat kekuatan Konspirasi terpaksa mengadakan berbagai

pertemuan dimulai tahun 1896, ketika terjadi perang Boer yang berkobar di

Afrika Selatan. Para pemilik modal internasional berhasil menguasai tambang

emas di sana. Lalu disusul dengan sejumlah peristiwa pembunuhan terkenal

yang telah kita bicarakan terlebih dahulu. Di samping itu, di belahan bumi lain

terjadi pula perang antara Spanyol dan Amerika tahun 1896. Ada indikasi kuat,

bahwa Winston Churchill muncul pertama kali ketika terjadi perang Boer itu.

Saat itu ia bekerja sebagai koresponden perang di Afrika Selatan. Hubungannya

dengan Zionisme telah terjalin sejak masa mudanya, seperti diakuinya sendiri

pada tahun 1954. Churchill sangat bangga sebagai tokoh Zionis, dan bekerja

sesuai dengan program terselubung berjangka panjang, yang diawasi oleh

Zionisme internasional, yang bertujuan menguasai dunia.


119


IX. RAHASIA DI BALIK PERANG DUNIA II


(Sebuah Tinjauan Analitis Sejarah)

Setiap peristiwa yang terjadi di Inggris meninggalkan tanda tanya besar bagi

sekelompok kalangan dalam masyarakat Inggris, karena telah lama menyadari

bahaya yang mengancam negeri itu sesuai Perang Dunia I. Media massa yang

kebanyakan dikuasai oleh para pemilik modal internasional mampu menguasai

pendapat umum, dan jalan pemikiran, serta perasaan kelas menengah dan

bawah di Inggris. Lain halnya dengan kalangan intelektual dan golongan atas

lainnya. Mereka ini tidak mudah terpengaruh oleh propaganda media massa.

Para pemuka Inggris yang berpikiran jernih makin merasakan adanya kekuatan

terselubung. Mereka ini mengatur dan mengendalikan peristiwa dari balik

layar, menciptakan tokoh-tokoh yang bisa dijadikan kaki-tangan, sesuai dengan

program teratur dan terarah, dan berjangka panjang. Peristiwa turunnya

Edward dari singgasana kerajaan Inggris, dan peristiwa yang melatarbelakangi

punya akibat tertentu, sesuai dengan rancangan yang telah digariskan. Para

tokoh terkemuka Inggris menyadari bahaya itu, dan tahu pula dari mana

datangnya bahaya itu. Mereka tahu secara pasti, bahwa para pemilik modal

Yahudi internasional adalah pihak yang membentuk kekuatan terselubung itu,

atau setidaknya yang mewakilinya. Jadi, merekalah yang bertanggungjawab

atas perjalanan sejarah yang terjadi di Eropa, atau bahkan di dunia pada

umumnya. Diyakini pula, bahwa Zionisme bukanlah sebuah organisasi politik

yang punya tujuan dan sasaran biasa. Zionisme adalah organisasi utama yang

melaksanakan program Konspirasi internasional secara umum.

Tokoh Inggris yang mengetahui hakikat dan seluk-beluk Konspirasi adalah

admiral Sir Barry Dumvell, seorang perwira yang pernah memegang jabatan

tinggi berkali-kali pada angkatan laut kerajaan Inggris selama 40 tahun

berturut-turut. la dikenal dengan kedahsyatannya dalam pasukan meriam

angkatan laut Inggris pada Perang Dunia I, dan juga seorang direktur Akademi

Angkatan Laut Kerajaan (Royal Navy Academy). Kemudian ia menjabat

sebagai kepala badan inteligen angkatan laut selama beberapa tahun. Tidak

diragukan lagi, data-data berbahaya yang ia peroleh selama melaksanakan

tugas inteligen itulah yang membuat ia mengetahui secara detail tentang apa

yang terjadi di balik layar. Apalagi ia sering mewakili pemerintahnya dalam

berbagai kesempatan, terutama dalam konferensi yang ada hubungannya

dengan keamanan laut. Adapun kolonel Ramsey adalah tokoh kedua yang

mengetahui seluk-beluk Konspirasi, setelah Sir Barry Dumvell. Ia seorang

alumnus Akademi Militer Saint Horse (Saint Horse Military Academy), dan

pernah mengabdi sebagai pasukan pengawal kerajaan Inggris (The Royal

British Guard) selama masa Perang Dunia I. Kemudian ia berpindah tugas

sebagai komandan angkatan laut kerajaan Inggris. Setelah terjun ke dunia

politik, ia terpilih sebagai anggota Majelis Umum (House of Common) pada


120


tahun 1931. Ia duduk dalam parlemen itu sampai tahun 1940, ketika ia

meninggalkan kehidupan politik.

Admiral Dumvell dan Ramsey keduanya merupakan orang terdepan dalam

barisan pasukan yang mengetahui hakikat bahaya yang datang dan para tokoh

Yahudi internasional, yang bergabung pada kelompok pemilik modal

internasional. Masalah ini menjadi perhatian khusus bagi mereka berdua sejak

tahun 1938. Mereka berdua menyampaikan peringatan kepada pemerintah

Inggris tentang hakikat bahaya itu. Keduanya mengetahui tujuan langsung

yang dijadikan sasaran pada waktu itu, yaitu menyalakan api perang yang

akan menyeret bangsa lain untuk saling menghantam. Seusai perang pasti akan

muncul kondisi baru yang penuh kecemasan dan kelelahan, yang

memungkinkan Konspirasi melangkah ke tahap berikutnya, yaitu mendirikan

negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Dari tempat inilah kegiatan

Konspirasi selanjutnya akan diatur untuk mengejar mimpi-mimpi gila mereka.

Kami pribadi (penulis) sampai tahun 1937-1938 belum merasa yakin tentang

tujuan akhir Konspirasi dan sejauh mana pengaruh mereka yang menyelusup

masuk ke dalam bangsa-bangsa di dunia. Setelah mempelajari catatan Dumvell

dan Ramsey yang berhubungan dengan masalah Yahudi sejak tahun 1939

sampai tahun 1950, kami meyakini semua itu, khususnya tentang kenyataan

yang mengerikan, dan hakikat apa yang disebut dengan penindasan terhadap

Yahudi. Semua itu memberikan image secara jelas mengenai propaganda

beracun yang menelanjangi mereka sendiri dari sifat kemanusiaan. Setiap

orang Yahudi dan para korban propaganda Komunisme dan atheisme wajib

menelaah ulasan berikut dengan pikiran jernih, agar selamat dan marabahaya.

Stalin mengadakan langkah pembersihan umum secara besar-besaran pada

tahun 1939 terhadap unsur-unsur Yahudi yang didalangi oleh jaringan

revolusioner terselubung. Setelah beberapa waktu berlalu diketahui, bahwa

mereka itu ternyata hanya menjadi kuda tunggangan belaka. Para tokoh

Konspirasi Yahudi internasional tidak memperdulikan untuk menjerumuskan

saudara-saudaranya sebangsa Yahudi sebagai tumbal. Bahkan mereka

memberikan bantuan besar-besaran kepada Stalin selama dalam perang. Dan

kami (penulis) adalah salah seorang yang memimpin pengawasan pengiriman

bantuan itu dari Eropa dan Amerika ke Rusia melewati teluk Arab. Mengenai

perang itu sendiri, para pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak yang

mendalangi dan membiayainya. Para tokoh Yahudi mengklaim, bahwa mereka

meniupkan api perang itu untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari

kekejaman Nazisme. Demikian pula yang diklaim oleh sekutu mereka dalam

perang tersebut, termasuk di dalamnya Winston Churchill dan Roosevelt, serta

tokoh-tokoh dunia lainnya. Dengan demikian, pendapat yang beredar dan

yang terus diungkit-ungkit hingga kini adalah, bahwa Jerman di bawah Hitler

telah bertekad untuk memusnahkan orang Yahudi. Dan Perang Dunia II telah

menyelamatkan nasib mereka dari penderitaan yang mereka alami selama ini.

Akibatnya, orang Yahudi yang pada umumnya menganut faham Zionisme


121


bekerja untuk mencari dukungan dari bangsa Eropa dan Amerika terhadap

penindasan Hitler di masa lalu.

Siapakah gerangan orang-orang Yahudi yang tertindas itu?

Apa sebenarnya hakikat penindasan Hitler itu?

Dan apa hakikat Zionisme itu?

Kita perlu berhenti sejenak untuk meninjau secara analitis, sehingga kita akan

sampai pada titik yang bisa memberikan gambaran jelas. Sejarah telah berbicara

sendiri, bahwa Jerman pada masa Nazi memang memusuhi Yahudi, atau anti

semitisme menurut istilah orang Yahudi. Akan tetapi, permusuhan itu belum

sampai di luar batas Jerman. Memang benar mereka diperlakukan kejam oleh

Hitler dan para tokoh Nazi. Akan tetapi, orang Yahudi di luar perbatasan

Jerman tidak mendapat perlakuan keji dari Nazi. Bahkan orang Yahudi di

Eropa masih tetap bisa hidup dengan aman. Hanya sebagian kecil orang

Yahudi yang melarikan diri dari Jerman. Serbuan Hitler bersama pasukan

Nazinya ke wilayah Polandia terjadi pada bulan September 1939, disusul

dengan pecahnya Perang Dunia II. Keadaan orang-orang Yahudi berbalik sama

sekali. Perang tersebut membuat seluruh Eropa dalam cengkeraman Jerman

Hitler. Kebencian bangsa Jerman ditumpahkan kepada orang Yahudi di

Polandia, Belgia, Perancis, Belanda dan negara Eropa lainnya, yang sebelum

pecah perang mereka hidup aman. Perang itu sendiri direncanakan oleh para

tokoh Yahudi sejak berakhirnya Perang Dunia I. Sikap anti Yahudi bangsa

Jerman sebelum pecah Perang Dunia II sudah tampak dan terungkap dalam

bentuk kebencian, pemenjaraan dan pembuangan pada saat-saat tertentu.

Setelah pecah perang, sikap orang Yahudi di seluruh dunia menentang Jerman,

sedang kebencian bangsa Jerman terhadap Yahudi berubah menjadi tindakan

kejam. Jerman menganggap orang Yahudi sudah memihak kepada sekutu

musuh Jerman. Wajarlah kalau Jerman juga memerangi Yahudi, sehingga

tumbal perang bertambah banyak.

Bagi kita masalahnya bertambah jelas, bahwa para tokoh Yahudi internasional

lah yang mengatur kondisi buruk seperti itu. Contoh yang jelas adalah kondisi

di Polandia, yang karena perjanjian Versailles telah menimbulkan perselisihan

tajam antara Jerman dan Polandia tentang pemisahan Prusia Timur sebagai

wilayah Jerman yang dipersengketakan oleh Polandia. Prusia Timur dengan

Jerman dibatasi oleh terusan yang memanjang sampai di kota Danzig, sesuai

dengan perjanjian Versailles sebagai kota internasional. Propaganda yang

dilancarkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional menghujani berita

palsu yang membentuk opini umum, bahwa Hitler telah bertekad

menyelesaikan kota Danzig dan terusan Polandia dengan jalan kekerasan.

Padahal masalahnya tidaklah demikian. Nota Hitler yang dikirim kepada

pemerintah Polandia bulan Maret 1939 menjelaskan, agar masalah itu bisa

diselesaikan dengan jalan damai. Usaha damai ini sudah berulang kali

ditempuh, namun tidak membawa hasil. Nota Hitler yang terakhir itu tidak

mendapat jawaban selama berbulan-bulan. Pemerintah Polandia berlagak tidak


122


tahu-menahu, yang membuat Hitler kehabisan kesabaran. Propaganda Yahudi

sendirilah yang mengipas-kipas untuk mendorong Hitler mengambil tindakan

militer terhadap Polandia. Dan terjadilah serbuan Nazi ke Polandia, September

1939.

Masalah yang menyebabkan Polandia bersikap tidak tahu-menahu tentang

nota Hitler itu ialah, karena adanya jaminan dari Inggris untuk membela

Polandia bila diserang oleh Jerman. Untuk ini, Polandia menandatangani

sebuah perjanjian dengan Inggris. Jaminan Inggris ini disahkan oleh

pemerintah Inggris atas desakan dan prakarsa para pemilik modal Yahudi

internasional dan kakitangannya. Mungkin ada anggapan, bahwa Inggris

sudah melaksanakan janjinya itu, ketika Inggris mengumumkan perang

terhadap Jerman, setelah Jerman menyerbu Polandia. Akan tetapi,

kenyataannya Inggris sendiri sangat lemah. Pemerintah Inggris sendiri

menyadari ketidakmampuannya untuk mengulurkan bantuan, baik dari laut,

udara atau pun darat. Jaminan Inggris kepada Polandia menyulitkan posisi

pemerintah Inggris sendiri. Di sisi lain, para pemilik modal Yahudi

internasional telah mengetahui lika-liku sebelumnya tentang apa yang akan

terjadi, dan mendesak Inggris untuk mengeluarkan jaminan, dan sekaligus juga

mendesak Polandia untuk memegang jaminan itu. Mereka juga mendorong

orang-orang Yahudi Polandia untuk mengadakan perlawanan sengit kepada

pasukan Jerman. Ketika Polandia dikejutkan oleh serbuan Nazi, dan ternyata

Inggris tidak mengulurkan bantuan apa pun, rakyat Polandia mengalami nasib

buruk. Jelaslah bagi kita akibat dari semua peristiwa itu. Para tokoh Yahudi

internasional telah merancang dan menyebabkan nasib bangsa mereka sendiri

di Polandia kepada pasukan Nazi. Mereka sebelumnya berhasil memaksa

Hitler membanting haluan untuk berpihak kepada Nazi ekstrem. Dan

kebencian Nazi ekstrem yang telah mendarah daging terhadap bangsa Yahudi

justru menambah keruh suasana di Jerman setelah Perang Dunia I. Ini satu

bukti lagi, bahwa para tokoh Yahudi internasional adalah dalang setiap

kejahatan internasional dengan program setan, yang bertujuan menguasai

dunia demi kepentingan mereka sendiri. Setiap orang Yahudi patut menyadari,

bahwa para tokoh mereka adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas

setiap peristiwa yang menimpa mereka dan bangsa lain di dunia. Para tokoh

Yahudi atau para sesepuh Zion (The Learned Elderly of Zion) atau kaum Nurani

tidak pernah menganut ajaran suatu agama mana pun, sampai kini. Mereka

tidak punya aqidah tertentu, kecuali 'aqidah' tamak dan gila turun-menurun,

yang selalu membuat onar dan bencana dalam mewujudkan impiannya.

Seandainya mereka benar-benar hendak membela orang Yahudi Polandia

seperti yang mereka klaim, niscaya mereka tidak akan menjerumuskan negara

itu ke dalam perang. Perang itu berarti orang Yahudi sendiri yang mendapat

perlakuan kejam dari pasukan Nazi.

Mengapa orang Yahudi yang konon tertindas, lewat organisasi Zionisme dan

jaringan-jaringannya berhasil masuk ke Amerika, Eropa dan Palestina? Orang

Yahudi kelas bawah sebenarnya hanya melaksanakan perintah dan program


123


para tokoh mereka sendiri. Mereka terkejut oleh perang yang berkecamuk,

karena mereka sebelumnya tidak menyangka. Para tokoh Yahudi, para agen

mereka, dan kaki-tangan mereka adalah orang-orang yang mengatur jaringan

Konspirasi di mana-mana dan mempersiapkan perang. Mereka inilah yang

sebenarnya menyelusup ke Eropa, Amerika dan Palestina. Mereka ini pula

yang datang kepada bangsa Barat dengan mengenakan 'pakaian hamil' dengan

mengaku menjadi mangsa perkosaan Hitler dan Nazismenya. Padahal, mereka

sendirilah yang sengaja merancang dan mengatur perkosaan itu. Mereka

datang atas nama Zionisme untuk membela apa yang dinamakan dengan

bangsa Yahudi. Kalau bangsa di dunia hendak membela orang Yahudi,

mestinya para sesepuh Yahudilah yang harus dibinasakan, untuk

menyelamatkan mereka dari kejahatan setan.


124


X. SISI GELAP POLITIK PERANG DUNIA II


Sudah kita bahas terdahulu, bahwa sekelompok tokoh terkemuka Inggris,

terutama Dumvell dan kolonel Ramsey menyampaikan peringatan kepada

pemerintah Inggris tentang bahaya Yahudi internasional. Ketika Chamberlain

menjadi perdana menteri Inggris, Dumvell dan Ramsey menjelaskan adanya

bahaya Yahudi, dan bahwa para pemilik modal Yahudi internasional adalah

pihak yang akan menyalakan api perang antara Inggris dan Jerman. Tujuan

yang hendak dicapai di balik perang itu juga dijelaskan. Mereka berdua

mencari bukti-bukti yang kuat untuk mendesak, agar Chamberlain mengambil

langkah yang tepat. Chamberlain akhirnya yakin akan adanya bahaya itu.

Pemerintahnya segera mengambil langkah dan sikap hati-hati dan waspada

dalam masalah internasional, dengan mengabaikan isyarat yang digerakkan

oleh para pemilik modal Yahudi internasional. Chamberlain tahu tentang

kebusukan perjanjian Versailles yang menjerat leher Jerman. Maka, ia akan

menyelesaikan masalah internasional yang timbul oleh adanya perjanjian

tersebut. Akibatnya, pihak kelompok pemilik modal internasional mulai

memandang Chamberlain dengan mata permusuhan dari hari ke hari. Mereka

bertekad untuk menyingkirkan Chamberlain dari kedudukannya.

Waktu krisis Swedia mencapai puncaknya karena invasi pasukan Nazi ke

negeri itu, yang sebelumnya Swedia telah digabungkan dengan Czekoslovakia

sesuai dengan perjanjian Versailles, Chamberlain enggan mengumumkan

perang terhadap Jerman. la lebih mengutamakan langkah damai dengan

mengusulkan diadakannya konferensi untuk membicarakan penyelesaian

damai mengenai krisis tersebut. Lebih-lebih setelah Dumvell dan Ramsey

membeberkan seluk-beluk kekuatan terselubung itu, ia lebih waspada

menghadapi para tokoh Yahudi. pihak Jerman sendiri setelah melihat isyarat

baik dari Inggris, Hitler melihat secercah harapan untuk menjalin hubungan

persahabatan dengan Inggris. Hitler masih tetap menuntut, agar semua beban

ketidakadilan perjanjian Versailles terhadap Jerman segera dicabut. Seluruh

akibat yang ditimbulkan oleh isi perjanjian itu harus diganti rugi. Pertemuan

yang diprakarsai Chamberlain ini diadakan di kota Munich (Munchen) Jerman.

Kemudian Chamberlain kembali ke Inggris dengan membawa berita besar

tentang perdamaian. Para pemilik modal Yahudi internasional melihat gelagat

yang tidak menyenangkan, yang akan menghalangi mereka disebabkan oleh

sikap Chamberlain. Mereka tidak akan berhasil menyalakan api Perang Dunia

II, kecuali apabila mereka bisa menyingkirkan jalan yang menuju perang itu.

Mereka juga menyadari, bahwa Chamberlain sedikit demi sedikit berbalik

memusuhi mereka. Untuk menghadapi Chamberlain, para pemilik modal

Yahudi internasional mengandalkan taktik efektif, seperti yang biasanya

mereka pakai dalam memukul musuhnya. Mereka memakai senjata media

massa dan propaganda besar-besaran yang mereka kuasai, termasuk surat

kabar, majalah dan siaran. Semuanya itu memusatkan serangan terhadap


125


Chamberlain, dengan melemparkan tuduhan sebagai antek dan kaki tangan

Hitler. Bahkan Chamberlain sempat dituduh sebagai agen Fasisme. Tuduhan

itu disebarluaskan sampai ke seluruh Eropa. Nama Chamberlain menjadi

identik dengan Fasisme. Sampai sekarang literatur internasional yang

membahas pembicaraan Chamberlain dan Hitler di Munich melukiskannya

sebagai tidak membawa hasil positif. Padahal, pertemuan itulah yang

mencegah pecahnya perang, dan menjaga perdamaian internasional.

Dalam rangka mengumpulkan bukti-bukti, Dumvell dan Ramsey menemukan

seorang yang bisa memberikan bantuan dalam melakukan usaha menghindari

perang, yaitu Tailor Kant, seorang perwira dari Amerika yang bertugas

menerima dan mengirim teleks kepada jaringan badan inteligen di kedutaan

Amerika di London. Tailor Kant dibantu oleh seorang wanita bernama Anna

Woofkov. Keduanya telah lama mengetahui data-data berbahaya yang terdapat

dalam dokumen rahasia yang sampai kepada kedutaan besar Amerika itu.

Mereka pun tahu, bahwa perang sudah sampai di ambang pintu, tanpa ada

yang menyadari. Akhirnya lubuk hati kedua orang itu berontak, ketika

mengetahui bahwa di belakang perang itu terdapat perancang dan pengatur

yang akan mendapat keuntungan sendiri. Mereka merupakan komplotan

internasional terselubung yang punya hubungan langsung dengan kalangan

pemilik modal Yahudi internasional. Mereka berdua mulai berpikir dalam-

dalam untuk menemukan cara yang bisa mencegah terjadinya perang itu.

Mereka mempelajari isi dokumen pertukaran informasi lewat antara Churchill

dan Presiden Roosevelt, yang jelas-jelas membuka kedok para tokoh Yahudi

internasional yang sebenarnya memegang kendali pemerintah Inggris dan

Amerika dari punggung Churchill dan Roosevelt sendiri.

Tailor Kant tahu, bahwa admiral Dumvell dan kolonel Ramsey sedang

berusaha memerangi tokoh-tokoh Yahudi internasional, serta menghindari

pecahnya perang. Akhirnya Taylor menemui kolonel Ramsey di rumahnya di

Gloster Square 47 London, dan minta agar Ramsey sudi menunjukkan

dokumen asli kepadanya. Setelah diperlihatkan, Taylor terkejut sekaligus lebih

yakin dan bisa lebih banyak membantu usaha pencegahan perang dengan

memperlihatkan dokumen itu kepada Chamberlain.

Sementara itu, di Jerman terjadi pertikaian intern antara Hitler dan para tokoh

Nazi berhaluan ekstrem, yang mewakili kalangan elit Jerman. Meskipun Hitler

telah berganti haluan dan memihak mereka sejak tahun 1936, namun dalam

benak Hitler masih terdapat keyakinan mengenai keharusan adanya

persahabatan dan perdamaian dengan Inggris dan Eropa. Hitler berharap agar

tuntutan Jerman berkenaan dengan perjanjian Versailles bisa dipenuhi,

khususnya pencabutan konsekuensi tersebut. Sedang para tokoh Nazi

berhaluan keras bertekad untuk mewujudkan supremasi ras Jerman dengan

menguasai Eropa dan dunia pada umumnya dengan kekuatan militer. Di sisi

lain, Hitler telah merasa puas setelah bertemu Chamberlain. Sebab perdana

menteri Inggris ini tahu benar seluk-beluk bahaya laten Yahudi internasional,


126


dan bertekad untuk tidak tunduk pada ketamakan para pemilik modal Yahudi

internasional. Itulah sebabnya, Hitler berusaha menghindari benturan dengan

Inggris, namun ternyata tidak mampu mencegah pecahnya perang. Ketegangan

politik terus meningkat oleh propaganda dan desas-desus santer yang tersebar

luas di Eropa, yaitu suatu taktik untuk membakar suasana. Di samping itu,

tekanan kelompok Nazi berhaluan keras di Jerman terhadap Hitler

menyebabkan meletusnya perang pada awal September 1939, ketika Jerman

menyerbu Polandia.

Hitler adalah tipe orang yang punya sifat tidak mundur dari pendiriannya,

kalau hal itu telah terlanjur diucapkan. Ketika mengumumkan perang kepada

Inggris dan sekutu, ia memandang bahwa satu-satunya penyelesaian adalah

dengan perang, meskipun ia masih ingin berdamai dengan Inggris. Namun ia

ingin mengenyahkan para pemilik modal internasional dengan satu pukulan

yang mematikan. Para tokoh Yahudi internasional menyadari, bahwa mereka

sedang mempertaruhkan nasib dalam sebuah permainan konspirasi terbesar

yang pernah mereka lakukan sepanjang sejarah. Untuk itu, mereka bertekad

menyalakan api perang lebih besar lagi, dengan menjadikan Nazisme sebagai

kekuatan yang mampu membakar api perang global, yang dalam perang itu

pasukan Nazi muncul sebagai salah satu super power. Sementara itu, mereka

mendapatkan Chamberlain sebagai batu penghalang di tengah jalan yang

mengganggu, sampai perang berkobar. Chamberlain diketahui punya niat

untuk secepatnya mengakhiri perang, dan mengadakan perdamaian, atau

menerima syarat yang diajukan oleh Hitler sebelumnya.

Pasukan Jerman menyerbu bagaikan angin topan dan menduduki Polandia,

lalu melalap Perancis dan Eropa Barat. Pasukan lapis baja Jerman yang

dilengkapi dengan tank jenis panser yang terkenal itu, mampu menumbangkan

pasukan Inggris, atau memaksa mereka menyerah dalam sekejap mata. Namun

saat itu tiba-tiba Hitler mengeluarkan perintah tertanggal 22 Mei 1940, agar

pasukannya berhenti menyerang. Perintah yang ditujukan kepada komandan

pasukan lapis baja Jerman, jenderal Von Klaist itu berbunyi sebagai berikut,

"Seluruh divisi lapis baja supaya menghentikan operasinya dengan mengambil

jarak yang cukup dari battery meriam kota Dankert, yang memungkinkan bisa

melakukan gerakan defensif atau berjaga-jaga". Sudah tentu, jenderal Von

Klaist sangat terkejut adanya perintah itu. Sebab, pasukannya ketika itu

mampu menghancurkan pasukan Inggris sama sekali kalau dikehendaki. Ia

lebih terkejut lagi ketika mendapat perintah yang kedua yang lebih

membingungkan lagi. Hitler memberi instruksi untuk menarik mundur

pasukannya ke belakang garis front pertempuran di dekat kota itu, setelah

pasukan lapis baja Jerman berhasil menyeberang masuk melewati garis

tersebut. Pasukan Jerman itu terpaksa berhenti selama tiga hari dalam keadaan

tidak menentu.


127


Dalam bukunya berjudul "Ujung Lembah yang Lain" (Another End of the Plain),

seorang kapten dalam pasukan Von Klaist bernama Liddle Hart menulis,

bahwa dua perwira tinggi jenderal Ronchidt dan Von Klaist menghadap Hitler

untuk menyampaikan protes atas instruksi Hitler yang membingungkan.

Namun kedua perwira itu lebih terkejut lagi setelah mendengar jawaban sang

Fuhrer yang menjelaskan, bahwa perintahnya itu bermaksud memberikan

kesempatan pasukan Inggris untuk menarik mundur pasukannya, tanpa

memerlukan jatuhnya korban, dan untuk menjaga wibawa angkatan bersenjata

Inggris yang telah dikenal oleh dunia itu. Hitler punya keyakinan, bahwa

kelestarian kerajaan Inggris masih sangat diperlukan. Di samping itu, Hitler

mengharapkan agar terbuka kesempatan untuk mengadakan pembicaraan

damai dengan Inggris, yang berarti akan mengakhiri perang melawan Inggris,

dengan syarat Inggris harus memenuhi tuntutan Jerman.

Ada bukti lain, bahwa angkatan udara Jerman menolak untuk melakukan

serangan udara selama bulan-bulan pertama perang itu, yaitu selama

Chamberlain masih menduduki tampuk kepemimpinan pemerintah Inggris.

Pasukan Inggris jugs menolak untuk menyerang kota-kota Jerman yang akan

membawa korban penduduk sipil. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang

dikeluarkan oleh Chamberlain tanggal 2 September 1939, tepatnya pada hari

pecahnya perang. Chamberlain berkata, bahwa pasukannya hanya akan

menyerang sasaran militer. Perang itu berlangsung hingga pasukan Inggris

ditarik mundur dalam kondisi lebih mirip damai daripada perang yang

sebenarnya, dari kota Dankert. Pasukan Jerman tidak mengadakan serbuan

lebih jauh masuk ke wilayah Inggris, kecuali melakukan manuver militer kecil-

kecilan. Situasi ini ditentang keras oleh tokoh-tokoh Nazi di Jerman, dan para

pemilik modal Yahudi internasional di Inggris. Setelah itu, seperti biasanya

media massa di Inggris menyerang Chamberlain dengan gencar, dibarengi

dengan tekanan berat terhadap pemerintahnya. Chamberlain terpaksa

meletakkan jabatan dalam kondisi seperti dialami oleh Asquith dan

pemerintahnya dalam Perang Dunia I. Kemudian digantikan oleh wajah yang

sama pernah menggantikan Lord Asquith sendiri, yaitu Winston Churchill

menduduki kursi perdana menteri tanggal 11 Mei 1940, langsung ia

mengeluarkan perintah kepada angkatan udara Inggris untuk mengadakan

serangan udara terhadap sasaran di kota-kota Jerman untuk pertama kalinya.

Inilah awal pengeboman atas kota-kota penduduk sipil di seluruh dunia.

Perkembangan seperti itulah yang ditunggu-tunggu oleh para tokoh Nazi

berhaluan keras. Ini berarti, mereka telah melihat saat yang tepat untuk

mengadakan penyerbuan besar-besaran ke arah Timur dan Barat. Lebih-lebih

setelah diketahui ternyata pasukan Nazi dengan mudah bisa merebut beberapa

kemenangan sebelumnya. Mereka segera mengadakan pertemuan puncak yang

dihadiri oleh eselon satu tokoh-tokoh Nazi untuk membahas perkembangan

yang terjadi. Mereka sepakat memanfaatkan politik Hitler yang condong

kepada Inggris untuk membentengi jalannya perang. Dengan segera mereka

mengutus orang kepercayaannya yang mewakili mereka ke Inggris untuk


128


mendesak, agar Inggris bersedia mengadakan perjanjian damai dengan Jerman.

Dengan demikian, kekuatan pasukan Jerman bisa difokuskan ke Uni Sovyet

dan menghancurkan Komunisme, kalau Inggris bersikap netral. Utusan yang

dikirim itu adalah Rudolf Heiss, yang saat itu dipandang sebagai tangan kanan

Hitler. Seluruh dunia dikejutkan oleh berita tentang pembelotan Rudolf Heiss

yang melarikan diri, dan minta suaka politik di Inggris. la melarikan diri

dengan pesawat tempur terbang ke London. Di antara orang yang paling

terkejut adalah Hitler sendiri. Ia tidak habis berfikir, kenapa orang

kepercayaannya sampai melarikan diri. Di Inggris, Rudolf Heiss mengadakan

pembicaraan penting dengan Churchill dan Lord Hamilton. Heiss

membeberkan gagasan dari sejumlah perwira tinggi Jerman yang ingin

mengadakan perdamaian dengan Inggris. Setelah itu, Hitler akan memutuskan

perhatian militernya untuk memerangi komunisme di Uni Sovyet. Churchill

ternyata menolak. Gejala ini juga menunjukkan, bahwa Hitler dan Heiss

sebenarnya menentang kelompok Nazi yang berhaluan keras. Dan benar juga,

kelompok Nazi berhaluan keras mendesak Hitler untuk segera menyerbu

Rusia, tanpa memperhitungkan terbukanya wilayah Jerman dari perlindungan

militer, apabila pasukan Jerman dikerahkan ke arah Rusia. Tidak ada jalan lain

bagi Hitler selain menyerah kepada kehendak mereka. Tepat tanggal 22 Juni

1941 pasukan Jerman menyerbu Rusia secara besar-besaran.

Perang global menjadi kenyataan setelah Presiden Amerika Roosevelt

mengumumkan perang kepada Jerman. Churchill muncul menjadi tokoh

sekutu terkemuka dan pemimpin kuat di Inggris. Langkah pertamanya ialah

mengadakan penangkapan terhadap semua lawan politiknya, dan

menjebloskan mereka ke penjara sampai batas yang tidak ditentukan tanpa

diadili. Sebagian tetap meringkuk dalam penjara, meskipun perang telah

selesai. Hal ini bertentangan dengan kebiasaan yang dikenal dalam sejarah

Inggris. Bagi Churchill, orang yang memusuhi Yahudi internasional atau

Zionisme, dan orang yang mencoba menghalangi berlanjutnya perang adalah

musuhnya. Di antara orang yang ditahan adalah Dumvell dan kolonel Ramsey

beserta istri mereka, serta kawan-kawan dan para pendukung mereka. Faktor

yang menyebabkan bangsa Inggris tutup mulut adalah propaganda yang

tersebar luas, yang dikuasai oleh para pemilik modal Yahudi internasional.

Berita ini mengatakan, bahwa di Inggris terdapat perkumpulan terbesar kelima

yang berkolaborasi dengan Hitler, yang para anggotanya harus segera

diamankan. Kebohongan propaganda itu dibuktikan oleh hasil penyelidikan

mahkamah dan agen rahasia Inggris, bahwa tuduhan yang dilontarkan kepada

para tahanan mengenai kolaborasi mereka dengan Hitler adalah tidak benar.

Kekuatan terselubung juga mencoba melontarkan tuduhan yang sama kepada

Lady Nicholson, istri admiral Nicholson. Namun pengadilan Inggris kemudian

membebaskannya, setelah terbukti ia tidak bersalah. Churchill mengambil

tindakan lain dengan menahannya tanpa diajukan ke pengadilan, hanya karena

ia pernah menentang keterlibatan Inggris dalam perang. Semua perintah

penangkapan itu dikeluarkan oleh menteri dalam negeri pemerintah Churchill,


129


Herbert Morrison. Morrison ini tampil kembali dengan wajah aslinya pada

tahun 1954 di Kanada, ketika ia melakukan kegiatan pengumpulan dana

bantuan untuk gerakan Zionisme internasional. Dengan demikian, hubungan

Churchill dengan kelompok Yahudi internasional tampak makin jelas.

Ternyata, penjara bukanlah penghalang bagi suara lantang admiral Dumvell. Ia

terus tetap berusaha membeberkan seluk-beluk kekuatan terselubung itu.

Beberapa saat setelah keluar dari penjara, karya tulisnya segera beredar dengan

judul From Admiral to Young Marine (Dari Admiral menjadi Marinir Muda).

Dalam buku itu ia membuka rahasia peristiwa yang menyebabkan timbulnya

Perang Dunia II, dan mengingatkan bangsa Inggris akan adanya ancaman

bahaya Zionisme. Kolonel Ramsey juga tidak ketinggalan. la menulis buku

berjudul War without Name (Perang tanpa Nama). Anehnya kedua buku itu

segera lenyap dari peredaran. Diduga keras, kedua buku itu diborong oleh

kelompok Yahudi untuk dimusnahkan. Namun demikian, mata sebagian

bangsa Inggris dan Eropa sempat pula terbuka tentang hal-ikhwal rahasia

Zionisme.

Sedang mantan perdana menteri Inggris Chamberlain sangat terenyuh melihat

negerinya diseret ke pembantaian global, demi membela kepentingan

kelompok pemilik modal Yahudi internasional. Kepedihan Chamberlain

bertambah pahit oleh adanya propaganda yang memusatkan sasarannya

kepada dirinya, sampai akhir hayatnya. Bahkan dalam buku sejarah hingga kini

masih tertulis, bahwa Chamberlain adalah kaki tangan Hitler. Sementara itu,

Churchill ditulis sebagai pahlawan terbesar penuh dengan jasa bagi

kemanusiaan dan bintang kehormatan. Ia dianggap berjasa, karena telah

menghindarkan umat manusia dari malapetaka Nazisme. Sejarah telah menjadi

kumpulan kebohongan yang dibukukan.


130

Xl. DUNIA MASA KINI


Kita telah melemparkan jejak langkah Konspirasi internasional dalam sejarah

berabad-abad lamanya, sampai periode Perang Dunia II, yang lebih ganas

daripada Perang Dunia I. Kita masih bisa menyaksikan reruntuhan puing-

puing peninggalan perang tersebut. Atau minimal kita masih ingat kekacauan

dan kehancuran yang ditimbulkan. Saksi hidup masih banyak jumlahnya.

Perang itu selayaknya menjadi pelajaran bagi umat manusia. Segala

kemampuan perlu dihimpun untuk menghindari malapetaka yang timbul dari

perang yang tidak perlu terulang lagi. Jalan terbaik adalah bersikap waspada

terhadap setiap kekuatan setan, yang suka menimbulkan gejala kekacauan

dunia dari balik layar. Setiap krisis perekonomian dan kekacauan yang timbul

perlu diwaspadai siapa biang keladinya. Terulangnya sejarah pahit perlu

dicegah.

Sukar orang mengetahui ke mana dunia kita ini sedang berjalan. Kita hanya

bisa membandingkan antara masa lalu dengan fenomena masa kini, dengan

berpijak pada apa yang telah kita ketahui mengenai program-program besar

yang dicanangkan oleh konferensi Malta tahun 1943, dan 1946 oleh tiga tokoh

berpengaruh dunia, yaitu Churchill, Roosevelt dan Stalin. Peran Roosevelt

kemudian digantikan oleh Truman. Tidak banyak pihak yang tahu tentang

hakikat yang berhubungan dengan kesepakatan tinggi tokoh tersebut, kecuali

beberapa orang dalam kalangan atas saja, pihak umum sukar hendak

mengetahui, kecuali hanya melihat indikatornya lewat peristiwa yang terjadi

kemudian. Mereka merancang perjalanan yang sedang kita alami sekarang ini,

sebagaimana pengakuan Stalin dan Truman atas berdirinya negara Zionis di

tanah Palestina, sebelum negara lain mana pun memberikan pengakuannya.

Ketiga tokoh di atas sebenarnya bukan merupakan satu kesatuan. Stalin sendiri

telah berbalik kepada pihak pemilik modal internasional sejak sebelum perang,

dan memperkokoh kedudukan dengan langkah pembersihan terhadap lawan

politiknya, terutama para tokoh Komunis senior. Berbaliknya Stalin karena ada

tekanan berat dari para pemilik modal internasional, untuk bersama-sama

menghadapi musuh, yaitu Nazisme golongan aristokrat militer rasialis Jerman.


131


XII. SISI GELAP JATUHNYA BOM ATOM DI

HIROSHIMA DAN NAGASAKI


Para pemilik modal Yahudi internasional melihat tanda-tanda akan

berakhirnya Perang Dunia II. Negara yang terlibat di dalamnya telah lumpuh,

dan Stalin bertekad untuk mengadakan serbuan besar-besaran ke Eropa Barat

sendiri, dan akan menyerbu Amerika untuk menghancurkan musuh dan

memperluas sayap pengaruh Komunisme ke seluruh dunia. Para tokoh militer

dan sipil Amerika dan Eropa menyadari ancaman bahaya ini. Mereka

memandang, bahwa untuk menghalangi jejak langkah Stalin, pertama-tama

perang dengan Jepang harus di akhiri. Hal ini harus dibicarakan secara terbuka

dengan Stalin. Akan tetapi, penyelesaian seperti itu dikhawatirkan akan

merugikan pihak Konspirasi internasional. Akhirnya kekuatan terselubung ini

mengambil jalan pintas, untuk menunjukkan kekuatan Barat yang mengerikan

kepada Stalin, agar Stalin tidak berani mengadakan serbuan kepada Dunia

Barat. Pilihan mereka jatuh pada Jepang untuk dijadikan kambing tebusan atau

medan percobaan, tanpa memperhitungkan akibat dari senjata membinasakan

yang baru pertama kali akan muncul saat itu, yaitu bom atom.

Protes beberapa perwira tinggi Amerika tentang penyelesaian masalah dengan

cara barbar seperti itu untuk mencegah malapetaka tidak mendapat perhatian

sama sekali. Bernard Baruch dan para pemilik modal Yahudi internasional

telah berhasil menekan Presiden Roosevelt untuk menggunakan bom atom,

meskipun jenderal Mac Arthur dan para tokoh nasional lainnya menentang

penggunaan senjata itu. Maka tidak bisa dihindari lagi senjata jahanam itu

jatuh yang pertama kali di kota Hiroshima, dan bom kedua jatuh di kota

Nagasaki. Jepang segera menyerah kepada sekutu beberapa hari setelah

jatuhnya bom atom itu. Setelah itu, propaganda besar-besaran segera beredar

untuk memberikan justifikasi atas peristiwa biadab tersebut. Kekalahan Jepang

sebenarnya sudah tercium sebelum bom atom itu dijatuhkan Ini dikemukakan

oleh jenderal Mac Arthur sendiri, sebagai panglima tertinggi pasukan Amerika

Serikat di Timur Jauh. Hal yang sama juga diucapkan oleh para perwira tinggi

Amerika lainnya. Sumber inteligen yang lain menunjukkan adanya gejala,

bahwa Jepang sudah mencoba berkali-kali untuk menyerah, dan bersedia

memasuki meja perundingan damai, tetapi ditolak oleh pihak yang berniat

menjatuhkan bom atom tersebut.

Jatuhnya bom atom telah mengakhiri Perang Dunia II. Dunia terbelah menjadi

dua blok, yaitu Stalin dan dunia Barat, sesuai dengan perjanjian Teheran, Malta

dan Potsdam. Dalam perjanjian itu, dunia dibagi menjadi wilayah pengaruh

yang saling berhadapan, seperti yang terjadi akibat dari perjanjian Versailles.

Namun masalahnya tidak hanya berhenti di sini. Di samping itu ada

pembicaraan rahasia antara para wakil pemilik modal internasional dan Stalin

untuk mengungkapkan kondisi masing-masing pihak. Stalin saat itu sedang

berada pada akhir masa kekuasaannya. Kekuatan atheisme yang diwakili oleh


132


Komunisme belum tentu akan bisa terus berperan sebagai alat, setelah Stalin

meninggal dunia. Di sisi lain, sendi-sendi yang telah dimasuki oleh agen-agen

kekuatan terselubung bisa menjadi jalan mudah untuk menguasai negara itu

beserta satelit-satelitnya. Ada pun bahaya yang mungkin datang dari Stalin

sendiri terbatas pada masa usia Stalin yang telah lanjut tersebut. Maka harus

dihindari jangan sampai Stalin melangkah ke kebinasaannya sendiri, sekaligus

membinasakan harapan para pemilik modal internasional, di samping

kehancuran global.

Stalin menganggap Komunisme Cina yang dipimpin oleh Mao Tse Tung

sebagai sahabat alaminya, yang bisa membantu untuk mewujudkan ketamakan

hegemoni internasionalnya. Apa lagi Cina punya potensi sangat besar dengan

memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Demikianlah kepentingan kedua

belah pihak antara Stalin dan para pemilik modal internasional telah

bersekongkol terhadap musuh bersama mereka, yaitu pemerintahan nasional

Chiang Kai Sek yang berusaha membangun kembali negeri Cina, dan

membendung musuh yang datang dari dalam dan luar. Dengan terompet

propaganda internasional yang ditiup oleh Konspirasi terhadap pemerintah

Chiang Kai Sek, disertai dengan penyusupan kaki tangan asing ke dalam

jaringan politik, pemerintah berhasil menyingkirkan tokoh nasional tersebut.

Presiden Amerika sendiri, Truman telah bersikap membiarkan Cina jatuh ke

tangan Komunis. Pada saat yang sama Stalin memberikan dukungan dan dana

besar-besaran untuk kemenangan revolusi Komunis Cina.

Masalahnya berbeda dari situasi di mana-mana sebelumnya. Kesadaran

bangsa-bangsa tentang bahaya kekuatan terselubung makin meningkat di

berbagai negeri. Para tokoh internasional mulai memikirkan dan menyusun

barisan untuk membendung laju tipu daya Konspirasi internasional. Dengan

demikian, Konspirasi internasional akan mendapatkan kesulitan untuk

melakukan langkah provokatif dan agitatif seperti terhadap bangsa, lalu, yang

tidak berdaya menghadapinya. Maka berdirilah Perserikatan Bangsa-Bangsa

(United Nations) sebagai lembaga internasional untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi oleh dunia secara damai, dengan prinsip moral yang bisa

diterima. Sayangnya, kekuatan terselubung juga bisa menyelusup ke dalamnya,

sebagaimana yang biasa dilakukan di masa-masa sebelumnya. Sejak berdirinya,

PBB sering mengecewakan. Ini bisa dilihat dengan jelas tentang resolusi yang

dikeluarkan, yang justru sering mendapat tantangan dari negara anggotanya

sendiri, atau sering tidak mampu melaksanakan resolusi yang telah diputuskan

secara adil.

Masyarakat internasional seharusnya menyadari apa yang sedang berjalan di

PBB, dan segera berusaha menghentikan ulah kekuatan terselubung itu.

Sulitnya ialah, bahwa PBB itu bukanlah segalanya bagi Konspirasi

internasional. Timur Tengah, Timur Jauh, Amerika Latin dan negara-negara

blok Barat dan Timur telah menjadi kancah pertikaian regional, dan

dihadapkan kepada berbagai krisis yang tak terpecahkan. Untuk itu,


133


propaganda yang serba menyesatkan diarahkan kepada mereka, agar pola pikir

mereka dilayani oleh informasi yang keliru. Dunia kita saat ini sedang

menyaksikan perkembangan mendasar dan menyeluruh di seluruh dunia, yang

belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Gelombang kedzaliman dan

atheisme telah meluas sampai ke negara kecil mana pun di belahan bumi ini.

Kekuatan Konspirasi terus bermain dalam usahanya mengeksploitasi

kemiskinan dan pengalaman bangsa-bangsa kecil itu, yang akhirnya akan di

kuasai, baik secara langsung atau pun tidak langsung.

Perubahan mendasar secara mencolok telah terjadi di Rusia sejak wafatnya

Stalin. Negara-negara bagian berusaha keras untuk melepaskan diri dari

cengkeraman Komunisme, setelah rahasia politik dan taktik kotor yang dipakai

Stalin terungkap oleh bangsa Rusia sendiri. Di Amerika pun terjadi

perkembangan untuk memahami masalah yang dihadapi oleh bangsa sedunia,

yaitu menghindari perang, memperbaiki kondisi politik Amerika, mencari jalan

penyelesaian tentang diskriminasi rasial, dan meningkatkan kewaspadaan

umum tentang bahaya Konspirasi internasional. Perkembangan itu masih terus

berlanjut dalam kehidupan bangsa Amerika.

Tidak diragukan lagi, dunia tengah bertanya-tanpa mengenai peran Konspirasi

dalam perkembangan yang bakal terjadi di masa mendatang. Kita pun yakin,

bahwa nasib hari esok bukanlah berada di tangan makhluk tertentu, melainkan

milik Tuhan sendiri. Kita perlu membandingkan masa lalu dan sekarang, lalu

menarik kesimpulan umum berdasarkan studi sejarah. Mungkin pada tahun-

tahun mendatang akan terungkap hakikat Konspirasi lewat berbagai peristiwa

yang terjadi. Kemungkinan besar berbagai peristiwa itu akan bisa mengalihkan

orientasi dunia yang sekarang sedang kita hadapi, dan hakikat Konspirasi tidak

lagi merupakan realitas asing bagi setiap orang, dan akan menunjukkan

sebagai kekuatan yang punya tujuan menghancurkan bangsa-bangsa, baik dari

dalam maupun dari luar. Kita harus berusaha menguasai mereka sedikit demi

sedikit secara ideologis, sosial dan ekonomis. Saat itu kekuatan Konspirasi akan

terang-terangan menghantam keyakinan agama samawi, di samping

menghancurkan para tokoh agama dan pembela moral yang berdiri tegak

menghadang jejak langkah Konspirasi.

Mudah-mudahan sajian buku ini menjadi peringatan tentang bahaya

Konspirasi Zionisme internasional yang tanpa henti melakukan

persekongkolan terhadap umat manusia di balik kedok yang bermacam-

macam. Informasi dan bukti-bukti yang disajikan buku ini telah membuka

rahasia tentang propaganda atheisme materialis atau faham yang sejalan

dengannya, di samping juga membeberkan para tokoh dan kaki tangan yang

dipakai untuk mengeruhkan situasi, dan merusak serta memerangi ajaran

agama samawi. Dunia harus menyadari, bahwa kekuatan terselubung sedang

mempersiapkan diri untuk menyalakan api Perang Dunia III. Perang ini

seandainya benar-benar terjadi akan merupakan malapetaka yang paling

dahsyat bagi umat manusia sepanjang sejarah, dan merupakan akhir tujuan


134


Konspirasi. Maka tidak ada kekuatan lagi yang berani melawannya, kecuali

kekuatan yang berlandaskan aqidah yang membaja.

Bangsa sedunia wajib memusatkan perhatian kepada bahaya yang mengancam.

Kita harus mewaspadai setiap gejala yang bisa menyeret dunia menuju

meletusnya Perang Dunia III. Kita harus punya sikap konsisten untuk

menentang siapa saja yang menimbulkan perang dan pergolakan.

Penyebarluasan propaganda atheisme harus dicegah dan ditangkal secara

frontal. Umat manusia harus ingat, bahwa kehancuran dan malapetaka adalah

akibat benturan-benturan yang menyulut perang dan pergolakan. Sedang

sejarah telah berbicara, bahwa satu-satunya pihak yang bertanggung jawab

adalah para pialang perang atau dengan kata lain, para tokoh Yahudi

internasional.

Penyunting

Khairullah Al-Thalfah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar