La ilaha illallah muhammad rasulullah
la ilaha illallah muhammadur rasulullah
Yesus Tidak Diremukkan Tulang Kakinya
http://la-ilaha-illallah-muhammad-rasulullah.blogspot.com/feeds/posts/default
March 29, 2013, 6:15 PM
“YESUS TIDAK MATI DIBUNUH, TIDAK DISALIB”, artikel ini adalah penegasan atas firman ALLAH SWT dalam Alquran surah An-Nisaa ayat 157. Adapun mungkin yang masih membingungkan bagi penanya adalah masalah “diserupakan”.
Perlu diketahui, pertama, dalam Alquran dan tafsirnya tidak pernah disebutkan nama Yudas Iskariot. Alquran menyatakan, “diserupakan bagi mereka”. Kedua, Alquran juga tidak menyebut tentang adanya orang lain sebagai pengganti Nabi Isa as. Lalu, “diserupakan” yang bagaimana?
Ada dua pendapat berbeda di kalangan umat Islam dalam memaknai masalah “diserupakan”, tetapi perlu kami ingatkan di sini. Umat Islam tidak memiliki kepentingan atas wafat atau tidaknya Yesus. Yang berkeras mempertahankan doktrin “Yesus mati kayu salib” adalah pihak Kristen, karena berkaitan dengan kebangkitan dan penyelamatan, penebusan dosa manusia.
Berikut pengakuan Iman Rasuli atau bahasa latinnya Symbolum Apostolorum kadang disebut Kredo Para Rasul atau SYAHADAT PARA RASUL. Demikian isinya:
1. Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi.
2. Dan kepada Yesus Kristus AnakNya Yang Tunggal, Tuhan Kita.
3. Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
4. Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan mati dan dikuburkan turun ke dalam kerajaan maut.
5. Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati.
6. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa.
7. Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
8. Aku percaya kepada Roh Kudus.
9. Gereja yang Kudus dan Am, persekutuan Orang Kudus
10. Pengampunan Dosa.
11. Kebangkitan Tubuh.
12. dan Hidup Yang Kekal.
Bagi umat Islam, Nabi Isa as sudah wafat sebagaimana nabi-nabi yang lain, tidaklah masalah. Termasuk semua nabi memiliki istri-istri dan keturunan termasuk Nabi Isa as. Tapi hal ini yang membuat terpukul umat Kristen, bagaimana mungkin Tuhannya memiliki istri? Bahkan anak-anak? Lalu bagaimana cucu-cucu tuhan? Tinggal di mana mereka sekarang?
Dua pendapat yang berbeda tersebut adalah: pertama, Nabi Isa as diserupakan sebagai orang lain yakni Yudas Iskariot. Pendapat kedua, “diserupakan bagi mereka” bermakna penglihatan mereka lah yang tertipu. Seolah-olah melihat Nabi Isa sudah wafat di kayu palang, tapi ternyata belum, hanya diserupakan seperti orang meninggal. Perbedaan ini kita terima. Yang paling penting, janganlah karena perbedaan ini, kemudian umat Islam saling mengkafirkan satu dengan yang lain.
Metode Penyaliban
Dan yang perlu dipahami di sini adalah tentang metoda penyaliban. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan saat menjelang kematian.
Terhukum akan dipaku kedua tangannya di tiang salib, dikarenakan berat tubuhnya maka si terhukum akan mengalami kesulitan nafas karena terhimpit paru-parunya hingga akhirnya hal ini akan mempercepat kematian. Namun untuk menambah penderitaan (memperlama proses kematian) maka pada telapak kaki diberikan sandaran papan dan kakinya dipakukan kepada papan tersebut. Penyaliban merupakan prosesi hukuman mati yang perlahan-lahan, dan biasanya memakan waktu sampai dengan tiga hari hingga ajalnya tiba. Umumnya kematian di tiang salib terjadi karena dua hal: pertama, oleh infeksi. Kedua, kematian disalib terjadi karena kelaparan dan dahaga.
Hakikat Hukuman Salib
Hakikat hukuman salib adalah kejamnya penyiksaan yang dirasakan oleh terhukum, bukan pada kematiannya. Sehingga untuk mempercepat kematian, terhukum akan dipatahkan kedua tulang kakinya sehingga terhukum tidak punya tempat untuk menyanggah bobot tubuhnya.
Dipatahkannya tulang-tulang kaki (shalb-salib/patahkan tulang mengeluarkan sumsum) merupakan salah satu prosesi yang harus dilakukan kepada terhukum. Tanpa pematahan tulang dan sumsum maka tidak bisa dikatakan telah di hukum salib, serta belum dapat dikatakan telah menjalani hukuman penyaliban.
Dokumen-dokumen Gereja pun membuktikan bahwa prosesi penyaliban yang dilakukan oleh Romawi pada masa lalu tidak selalu menggunakan kayu berpalang, tapi ada juga kayu tonggak lurus tanpa palang yang disebut juga sebagai penyaliban.
Jadi intinya, eksekusi penyaliban sebagaimana yang disebut dalam Alquran, tidak membahas tentang bentuk kayu yang digunakan. Tapi ‘penyaliban’ adalah sebuah proses ‘peremukan tulang’.
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Nabi Isa tidak terbunuh akibat makar Yahudi sebagaimana mereka mengklaim bahwa Nabi Isa telah mereka bunuh. Nabi Isa as pun tidak mengalami peremukan tulang (penyaliban) yang menyebabkan kematian.
Demikianlah bagian akhir dari kisah Penyaliban Yesus ini.
Enggak Deh Kalau Nikah Campuran
March 3, 2013, 10:57 PM
Kalau sudah cinta orang pasti gelap mata, adanya tuh baik saja yang ada didepannya.
Trus bagaimana kalau yang mau kita nikahi / menikahi kita beda aliran kepercayaan ?
Islam jelas jelas melarang pernikahan dengan yang berbeda keyakinan semua itu dikarenakan untuk melindungi keimanan seorang perempuan. Alasannya kenapa ? Karena
1. Didalam Agama Katolik : Pernikahan adalah Sakramen. Dan itu akan mempengaruhi terhadap pendidikan anak, karena akan ada penyimpang siuran ajaran dan praktek beragama. Sehingga diwajibkan untuk berpindah agama / ditasbis / perjanjian oleh ulama Katolik
2. Didalam Agama Kristenpun juga sama, dalam KORINTUS 7:12-14 :
12. Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.
13. Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
14. Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.
Kata dikuduskan (konsekrasi) yang berarti meninggalkan keyakinan lama, untuk menjadi masuk keagama yang baru.
Cukup gamblang bukan. Sudah deh cari saja yang sama keyakinannya.
KITAB DAN SUHUF PARA NABI ALLAH SERTA POSISINYA DALAM DAKWAH PRA KENABIAN MUHAMMAD SAW
February 19, 2013, 9:48 PM
Assalaamu'alaykum ya Ikhwanul Muslimin Raahimakumullah
KITAB DAN SUHUF PARA NABI ALLAH SERTA POSISINYA DALAM DAKWAH PRA KENABIAN MUHAMMAD SAW
Kesempurnaan Al-Islam, ditandai oleh turunnya Al-Maidah, ayat 3, yang diturunkan ketika haji wada.[1]
Dalam khutbahnya, Rasulullah Saw bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya syaitan telah putus asa (berharap banyak) dapat disembah di negerimu ini (Mekkah)”.[2]
Peristiwa ini menandakan bahwa proses penancapan dasar Tauhid oleh para nabi sejak risalah pertama oleh Nabi Nuh hingga Isa a.s, dan Nabi Muhammad telah sempurna.[3]
Hal ini menandakan bahwa wahyu, atau penyampaian kehendak Allah kepada manusia, memiliki sejarah panjang, dan memiliki beragam bentuk. Wahyu, atau dalam bahasa Ismail Al-Faruqi disebut sebagai, data revelata dilestarikan melalui hafalan.[4]
Bentuk-bentuk itu, dikenalkan dalam Al-Quran sendiri, dengan sebutan beragam:
|Zabur
|Taurat
|Injil dan
|Suhuf.
Kitab Zabur disebut sebanyak 2 kali dalam bentuk zâbûr dan 2 kali dalam bentuk zubur. Taurat disebutkan secara bergandengan dengan Injil sebanyak 7, disandingkan dengan Al-Quran sebanyak 1 kali, disandingkan dengan injil dan hikmah sekaligus sebanyak 2 kali. Sedangkan Taurat yang disebutkan secara mandiri sebanyak 7. Sedangkan injil yang disebut secara mandiri sebanyak 3.
Sedangkan suhuf disebutkan tiga kali, namun dalam surat Abasa , ayat 13, suhuf disebutkan –sebagaimana menurut tafsir mu’tabar, merujuk pada Al-Qur'an.
Namun bagaimana isi dari data revelata itu? Sebab jika merujuk kepada Al-Quran, tidak ada gambaran detail mengenai isi dari kitab dan suhuf. Namun yang paling jelas dan meyakinkan adalah bahwa Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, merupakan pembenar (mushaddiq) terhadap kitab-kitab terdahulu dan mengimaninya merupakan sebuah kewajiban.
Peran Al-Quran sebagai mushaddiq sekaligus penyempurna hukum-hukum sebelumnya sekaligus membatalkan sebagian hukum-hukum Taurat yang secara khusus di-taklif-kan kepada Bani Israil, menandakan bahwa dalam proses pewahyuan ada sebuah perubahan (change) dan kesinambungan (continuity). Kepentingan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hukum yang tertuang dalam kitab dan suhuf para nabi terdahulu sehingga dengan segera dapat tergambar apa yang menjadi ushul al-dakwah para nabi itu. Namun harapan atas kesulitan-kesulitan di atas seolah muncul setelah kita mengetahui secara historis bahwa Nabi Ibrahim –salah satu nabi yang menerima suhuf, hidup pada zaman patriarkal -2000-1400 SM- ada kemungkinan bahwa beliau bisa menulis dan membaca serta memandang hormat teks pesan Ilahi seperti orang-orang sezamannya, Hammurabi, yaitu orang-orang senegri dengan Ibrahim. Kendati arkeolog belum menemukan bukti fisik keberadaanya, beralasanlah untuk mengharap keberadaan mereka.[5]
Harapan itu menjadi lebih terang terlebih setelah penemuan arkeolog yang mengejutkan banyak ahli filologi abad ini, yaitu ditemukannya naskah-naskah kitab suci yang memiliki rahasia kuno yang tersembunyi di padang Yudea selama kurang lebih 2000 tahun. Namun setelah empat dekade sejak penemuannya, banyak rahasia gulungan itu disembunyikan oleh kelompok kecil sarjana yang memegang hak eksklusif atas dokumen tersebut. Barulah pada September 1991, gulungan itu difoto secara diam-diam (dicuri) kemudian disebar melalui pos ke seluruh wilayah negeri itu.
Suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, beberapa naskah gulungan Qumran yang berbahasa Ibrani berbeda jauh dengan naskah Masoret –kitab perjanjian lama yang paling tua yang ditulis sekitar tahun 1005 M. Hal ini mengundang pertanyaan besar, apakah para Masoret yang terkenal teliti itu kurang teliti, ataukah teks Qumran menunjukkan sebagai versi Bible Ibrani lain yang berbeda dengan bible yang dipakai sekarang?
Selain itu, naskah Qumran ini menunjukkan kepada kita fakta bahwa Yudaisme abad pertama memiliki persamaan dengan Kristen awal. Sementara itu tidak ada satu kitab pun dari Perjanjian Baru versi konsili Nicaea pada 325 M, yang tertulis dalam naskah Qumran.[6]
Selain merujuk pada data-data sejarah di atas, penulis akan mencoba melihat bagaimana pendapat berbagai macam mufassir mengenai ayat-ayat yang berkenaan dengan kitab dan suhuf terdahulu. Selain itu, penulis akan mencoba melihat riwayat dan hadits-hadits dengan bantuan program Al-Maktab Al-Syamilah versi.2.
Kitab dan Suhuf dalam Hadits dan Al-Quran
Dalam shahîh Ibnu Hibbân, Rasulullah ditanya tentang shuhuf yang diturunkan kepada suhuf Nabi Allah Musa a.s. Rasulullah s.a.w berkata :
“Sebahagian daripada kandungan suhuf Nabi Musa a.s adalah:
1). Aku heran pada orang yang telah meyakinkan akan datangnya kematian (yakin dirinya akan mati dan ditanya tentang amalannya), tetapi mengapa mereka merasa bahagia dan gembira di dunia (tidak membuat persediaan).
(2). Aku heran kepada orang yang yakin akan neraka, tapi mereka malah banyak tertawa,
(3) Aku heran kepada orang yang telah meyakini akan adanya qadar (ketentuan) Allah, tetapi mengapa mereka marah-marah (bila sesuatu musibah menimpa dirinya).
(4) Aku heran dengan orang yang melihat dunia dengan cara yang berlebihan dan bergaul dengan ahlinya,
(5) Aku heran pada orang yang telah meyakini akan adanya hisab (hari pengiraan amal baik dan buruk), tetapi mengapa mereka tidak berbuat kebaikan?”.[7]
Dari satu-satunya hadits yang penulis temukan mengenai suhuf Musa di atas, dapat kita identifikasi hal-hal berikut:
Pertama, bahwa budaya masyarakat ketika Nabi Musa berdakwah penuh dengan hipokritas yang sudah memuncak. Di satu sisi masyarakat Yahudi ketika itu benar-benar meyakini akan datangnya kematian, namun di sisi lain, pengetahuannya hanya tinggal sebatas pengetahuan. Hal ini diperkuat oleh beberapa Ayat Al-Quran. (lihat, Al-Baqarah, 44; Al-Jumu’ah, 5).
Hipokritas ini relevan dengan sikap mereka terhadap hari akhir yang dengan pengetahuan yang mereka miliki tentang tanda-tanda hari akhir, namun tidak memiliki konsekwensi moral dalam perilaku keseharian mereka. Kedua, pengetahuan-pengetahuan tentang akhirat, qadar, hisab, dan kesementaraan dunia merupakan materi yang sinergi dengan kandungan Al-Quran. Hal ini menjadi bukti bahwa suhuf Musa a.s. merupakan penjelas dari wahyu Allah.
Sedangkan dalam surat Al-Najm, 53. Allah SWT berfirman :
“Apakah tidak pernah diberitakan apa yang ada dalam suhuf Musa dan Ibrahim yang telah ditunaikan?”.
Dan surat Al-‘Alâ, 19., “Suhuf Ibrahim dan Musa”.
Dalam Tafsir Jalalain, ‘suhuf Musa’ diartikan sebagai lembaran-lembaran Taurat atau lembaran-lembaran yang berisi ajaran para nabi sebelumnya. Sedangkan dalam tafsir Al-Thabari, suhuf Musa berisi tentang ancaman Allah di akhirat. Sedangkan suhuf Ibrahim, adalah risalah yang telah disampaikan oleh Ibrahim dan telah tertunaikan.[8]
Sedangkan Ibnu ‘Âsyûr mengatakan bahwa suhuf musa itu adalah Taurat. Sebagaimana juga suhuf Musa, inti dari suhuf Ibrahim adalah apa yang ada dalam surat Al-‘Ala.[9]
Sedangkan dalam Ibnu Katsir, beliau mengetengahkan sebuah hadits dari Ibnu Hatim tentang pernyataan Rasulullah tentang kenapa Nabi Ibrahim disebut orang ‘yang telah menunaikan’? Rasul menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim selalu berdakwah setiap pagi dan sore, “Bertasbihlah kepada Allah di waktu sore hari dan shubuh” (QS. Al-Rum, 17).[10]
Dalam footnote Al-Quran terjemah Depag, disebutkan bahwa yang dimaksud bertasbih adalah, ‘Shalat’.[11]
Dalam Aisar Al-Tafasir, ditambahkan bahwa suhuf Ibrahim itu terdiri dari 10 buah.[12]
Sedangkan dalam tafsir Al-Zamakhsyary, disebutkan bahwa suhuf Nabi Ibrahim terdiri dari 30 buah suhuf, sepuluh pokok tentang pertaubatan, sepuluh pokok tentang ciri-ciri mukmin, dan sepuluh pokok lainnya tentang konsekwensi keimanan.[13]
Mengenai surat Al-‘Alâ terdapat berbagai macam pendapat, diantaranya Tafsir Al-Tabari mengutip berbagai macam ta’wil mengenai ayat terakhir surat Al-‘Alâ. Pendapat Ikrimah bahwa ‘suhuf Musa dan Ibrahim’ adalah maksudnya ayat-ayat yang ada dalam surat ini. Sedangkan Abu Al-‘Aliyah mengenai ‘suhuf Musa dan Ibrahim’ mengatakan bahwa kisah mengenai kandungan surat Al’Alâ terdapat dalam suhuf-suhuf terdahulu. Sedangkan Qatadah mengatakan bahwa yang ada dalam suhuf Musa dan Ibrahim hanya ayat, “Dan sungguh bahwa akhirat itu lebih baik dan kekal”. Dan setelah mengungkap beragam pendapat di atas, Imam Al-Thabari mengatakan bahwa, “Pendapat yang paling tepat adalah, bahwa ayat 14-17 lah yang benar-benar ada dalam suhuf Musa dan Ibrahim. Sebab ayat sebelumnya ditujukan kepada Nabi Muhammad”.[14]
Sedangkan mengenai istilah kitab, hadits panjang dari Abu Hurairah bercerita tentang ucapan Rasulullah mengenai keistimewaan hari jum’at, “Hari jum’at adalah sebaik-baiknya hari di mana matahari diterbitkan, yaitu karena pada hari itu Adam diciptakan, kemudian di keluarkan dari surga, pada hari itu juga ia bertaubat, dan hari itu juga ia meninggal. Hari jum’at adalah ditetapkannya hari kiamat” Kemudian Ka’ab membuka Taurat kemudian membenarkan ucapan Rasulullah karena bersesuaian dengan Taurat.[15]
Hadits dari Ibnu Umar menjelaskan tentang ucapan Nabi terhadap dua orang Yahudi yang berzinah, dengan merujuk pada Taurat nabi bertanya, “Apakah kalian mengetahui bahwa pezina mendapatkan rajam dalam Taurat?”. Mereka menjawab, “Tidak baginda, kami hanya menemukan dalam taurat mengenai hukum jilid”, Rasul bersabda, “Kalian telah berbohong, sesungguhnya dalam taurat ada hukum rajam”, mereka menjawab, “Engkau benar-benar jujur wahai Rasul, dalam Taurat terdapat ayat tentang rajam”. Kemudian para pezina itu mendapat hukum rajam.[16]
Dalam Sahih Bukhari, riwayat Amr bin Ash menerangkan bahwa dalam Taurat sudah dijelaskan sifat-sifat Nabi Akhir Zaman.[17] Dalam Sahih Bukhari, riwayat dari Abu Hurairah menjelaskan bahwa, Taurat itu berbahasa Ibrani.[18]
Sedangkan injil, diceritakan ada namus atau tanda-tanda –seperti juga dalam Taurat, tentang kenabian Muhammad SAW.[19]
Salah satu surat dalam Al-Quran yang tidak diturunkan dalam Zabur, Taurat, dan Injil adalah surat Al-Fâtihah.[20]
Secara etomologi, Ibnu Hajar mendefinisikan zabur sebagai kitab. Bahkan Rasulullah menyebut zabur sebagai bacaan dalam riwayat Al-Kusymihanni. Disebut zabur karena ia mazbûr atau maktûb atau tertulis. Dan berarti zabur juga karena berupa kumpulan tulisan tertentu. Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan zabur adalah taurat itu sendiri. Qatadah berkata, bahwa zabur terdiri dari 150 surat keseluruhannya berisi wejangan dan sanjungan terhadap Allah SWT. Di dalamnya tidak ada halal, haram, kewajiban (faraid) ataupun hudûd (hukum publik). Akan tetapi, untuk kebutuhan hal tersebut merujuk kepada taurât. Riwayat ini dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim dan lain-lainnya. Imam Nawawi berkata, “Orang sholeh di zaman Daud mengkhatamkan zabur empat kali di waktu malam, dan empat kali di waktu siang”.[21]
Suhuf dan Kitab dalam Penemuan Sejarah dan Arkeologi
Perjalanan panjang kitab Taurat berawal dari wafatnya Nabi Sulaiman tahun 992 SM. Kerajaan beliau selanjutnya terpecah menjadi dua, di utara dinamakan Kerajaan Israel dengan ibukota Samaria, dan di selatan dinamakan Kerajaan Yehuda dengan ibukota Yerusalem. Yerusalem dipercaya sebagai tempat penyimpanan naskah asli Taurat sehingga warga Israel sering beribadah di Yerusalem (Kamal, Asal-usul Kitab Suci:16). Dalam perjalanan selanjutnya, bangsa Israil kembali menyembah berhala, sedangkan bangsa Yehuda mulai melanggar banyak hukum taurat sehingga Allah menghancurkan mereka melalui raja Babylonia dan Nebukanedzar. Setelah semuanya tidak ada yang tertinggal bahkan bahasa Ibraninya sendiri, Nabi Uzair a.s pernah mencoba menulis ulang kitab Taurat Musa dalam bahasa Aram yang kemudian disebut Naskah Septuaginta. Sayangnya kedua naskah tersebut raib pada abad 2 SM.[22]
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa kitab Taurat nabi Musa as sudah lenyap sejak abad ke-3 SM. Begitu pula salinan Nabi Uzair dan naskah Septuaginta. Namun sekitar tahun 70-an, muncullah injil penggenap yang disebut Injil Perjanjian Baru dalam tradisi Aquila (130 M), Theodotion (abad ke-2 M) dan Symmakus (abad ke-3 M) yang dilakukan oleh revisionis Septuaginta ortodoks seperti Origenes (232-254), Uskup Mesir Hesikhius, dan Tua-tua Lukian di Anthonia (311).[23]
Oleh karena itu, satu-satunya bukti arkeologis mengenai lembaran-lembaran kitab kuno adalah apa yang ditemukan di Qumran, Yudea. Naskah tersebut dikenal sebagai naskah ‘Gulungan Laut Mati’ atau The Dead Sea Schroll. Sedangkan suhuf Musa, penulis mendapatkan salinan terjemahnya dari blog Aby Yusuf’s Site. Namun karena sumbernya tidak disebutkan, penulis tidak akan cantumkan di sini. Sedangkan seluruh kitab yang terangkum dalam Perjanjian Baru merupakan hasil kesepakatan konsili Neceae pada 325 M, maka orisinalitasnya perlu dipertanyakan. Kitab baru ini berisikan karangan Matius, Markus, Lukas, dan Yohannes, 13 surat yang ditulis Paulus, 3 surat Yohannes, 1 surat Yakobus, 1 surat Yudas, 2 surat Petrus, 1 surat Lukas kepada orang Ibrani, dan Wahyu kepada Yohannes. Semua surat yang ditulis Paulus, Yakobus, Yohannes, Yudas, Petrus, dan lain-lain jelas bukan firman Tuhan dan biasanya dalam beberapa versi, tulisan yang terakhir ini tidak berwarna merah seperti tulisan empat kitab lainnya.
A. Tricot, seperti dikutip Bucaille, menerangkan bahwa Injil Matius, Markus dan Lukas telah disusun setelah 70 M. Kecuali Markus, ketiga Injil tersebut sebenarnya tidak ditulis sebelum tahun itu dan tidak diriwayatkan dalam bentuk tertulis. Oleh karenanya, lagi-lagi orisinalitasnya sangat rendah dan membuka kemungkinan pemalsuan-pemalsuan karena ditulis hampir 50 tahun setelah Yesus diangkat oleh Allah. Bagaimana dengan Markus?
Seperti disebutkan di atas, ia sebenarnya bukan sahabat (rasul dalam tradisi Kristen), tapi adalah anak sahabat Yesus, yaitu Zebedeus. Artinya, Kitab Markus sebagai kitab tertua yang ditulis pada tahun sebelum 70, ternyata tidak ditulis oleh murid Yesus sendiri. Hal ini mengakibatkan sebuah kenyataan bahwa, baik Matius, Lukas atau Yahya tidak tahu bagian mana yang merupakan Injil Markus dan mana yang bersumber dari Zebedeus. Dengan begitu, menurut R.P. Kannengiesser, “Orang akan mendapatkan suatu ide yang kongkrit tentang kebebasan para pengarang dalam membentuk susunan literer hikayat-hikayat Bibel sampai permulaan abad ke-2”.[24]
Oleh karena itu peninggalan sejarah yang masih membuka peluang untuk digali isi kebenarannya adalah naskah Qumran. Sayang sampai saat ini masih tidak bisa dikonsumsi oleh publik. Namun menurut Ataur Rahim, penulis Misteri Yesus dalam Sejarah, mengatakan bahwa dokumen-dokumen yang masih memiliki tingkat keaslian lebih baik dari Perjanjian Baru adalah Injil Barnabas dan Injil Hermas. Injil Barnabas ditulis langsung oleh sahabat Yesus. Sebuah keberuntungan, bahwa sebelum konsili Nicaea pada 325 M, Injil Barnabas sempat menjadi injil induk (canonical) dan dengan begini dapat menggambarkan bagaimana tradisi kristen awal. Barnabas yang seorang Yahudi adalah sahabat Yesus yang sepeninggal beliau, mempertahankan ajaran murni Yesus dari setiap bid’ah, terutama upaya-upaya yang dilakukan oleh Paulus dari Tarsus.
Fungsi Kitab dan Suhuf dalam Ushul Dakwah Para Nabi
Dari uraian di atas kita dapat menganalisa bagaimana posisi kitab dan suhuf sebagai Ushul Al-Dakwah para nabi Allah pra Nabi Muhammad SAW. Dalam literatur pelajaran agama Islam untuk tingkat SD, SMP, dan SMA, selalu ditekankan bahwa Kitab yang wajib diimani ada 4, yaitu: Taurat, Zabur, Injil, dan Quran. Tentu saja ini merupakan poin penting dalam pengajaran Islam. Bahkan ke depan perlu juga dibicarakan mengenai penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Yahudi dan Nashrani, khususnya berkaitan dengan kitab Taurat dan Injil.
Namun sedikit sekali diantara kita yang mengetahui bahwa kitab yang berisi tentang syari’at hanya ada tiga, yaitu Taurat, Injil dan Quran[25]. Adapun zabur, seperti dikutip oleh Qatadah ia berkata, bahwa zabur terdiri dari 150 surat keseluruhannya berisi wejangan dan sanjungan terhadap Allah SWT. Di dalamnya tidak ada halal, haram, kewajiban (faraid) ataupun hudûd (hukum publik). Akan tetapi, untuk kebutuhan hal tersebut merujuk kepada taurât. Sedangkan Injil berisi tentang pelurusan-pelurusan yang dilakukan oleh Ahl Al-Kitab mengenai proses penciptaan alam semesta, keesaan Allah, dan tanda-tanda (namus) tentang kenabian Muhammad.
Tidak banyak riwayat mengenai kitab dan suhuf nabi pasca Musa dan sebelum Isa a.s., kecuali keterangan mengenai zabur. Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa kitab dan suhuf yang dijadikan ushul dakwah oleh Nabi Musa dan nabi setelahnya adalah Taurat. Bahkan satu-satunya keterangan yang kita dapatkan dari naskah masoret dikatakan bahwa Nabi Uzair pernah menulis ulang Taurat yang sudah disimpangsiurkan oleh Yahudi.
Lalu bagaimana dengan suhuf Ibrahim?
Tentu saja, karena suhuf Ibrahim diwahyukan sebelum Taurat, maka satu-satunya keterangan adalah apa yang ada dalam surat Al-’Alâ, yaitu tentang tazkiyyah al-nufs, dzikir dan shalat, serta peringatan tentang kesementaraan dunia dan kekekalan akhirat. Hal ini dapat kita lihat dari kesimpulan Imam Al-Thabari dalam tafsirnya mengenai surat Al-’Alâ seperti disinggung sebelumnya. Keterangan lain yang penulis dapatkan adalah dalam Aisar Al-Tafasir, ditambahkan bahwa suhuf Ibrahim itu terdiri dari 10 buah. Sedangkan dalam tafsir Al-Zamakhsyary, disebutkan bahwa suhuf Nabi Ibrahim terdiri dari 30 buah suhuf, sepuluh pokok tentang pertaubatan, sepuluh pokok tentang ciri-ciri mukmin, dan sepuluh pokok lainnya tentang konsekwensi keimanan.
Kesimpulan :
Ushul dakwah –dalam pengertian materi-materi yang didakwahkan, dapat kita simpulkan dalam Taurat, Zabur, Injil dan Suhuf adalah sebagai berikut:
| Semua kitab dan suhuf berisi ajaran Tauhid, pengesaan Allah, dan peniadaan makhluk yang serupa, kemustahilan Allah untuk beranak dan diperanakkan.
| Kitab yang berisi syari’at adalah suhuf ibrahim (yang tanpa nama), Taurat, Injil, dan Al-Quran. Syari’at yang termaktub dalam suhuf Ibrahim, belum mengatur tata masyarakat dan memberikan tahap awal ajaran Tauhid yang diperlukan oleh tata masyarakat. Sedangkan Taurat, selain berisikan tentang ajaran Tauhid, berisi juga tentang hukum rajam, mencuri, makanan yang halal dan haram, tentang proses penciptaan alam (kesaksian Al-Quran dan Injil Barnaba), dan pengkhianatan Yahudi terhadap kematian para nabi sebelum Isa (kesaksian Al-quran dan Injil sheperd of Hermas). Suhuf Musa, dalam sebuah riwayat tidak disebutkan jumlah ashfar-nya. Sedangkan shuhuf Ibrahim seperti dalam tafsir Al-Zamakhsyary, disebutkan terdiri dari 30 buah suhuf, sepuluh pokok tentang pertaubatan, sepuluh pokok tentang ciri-ciri mukmin, dan sepuluh pokok lainnya tentang konsekwensi keimanan.
| Kitab Zabur terdiri dari 150 surat keseluruhannya berisi wejangan dan sanjungan terhadap Allah SWT. Suhuf Musa yang tidak disebutkan ashfar-nya itu merupakan penjelas dari Taurat.
| Kitab Injil berisi pelurusan-pelurusan Taurat yang telah disimpangsiurkan oleh Yahudi. Selain itu, Injil juga berbicara tentang penguatan hukum-hukum syari’at yang ada dalam Taurat. Namun Injil tidak memuat syari’at baru, selain syari’at yang telah ditetapkan Allah dalam Taurat. Sebagai mana taurat, Injil ditulis dalam bahasa Ibrani.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Thabary, Tafsir Al-Thabary, Maktab Al-Syamilah, Ishdar Al-Tsani.
Aisar Al-Tafâsir, Maktab Al-Syamilah, Ishdar Al-Tsani.
Al-Bayanun, Madkhol ilâ ilm al-dakwah.
Al-Faruqi, et.al, 2000. Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khasanah Peradaban Gemilang, Mizan: Bandung,
Al-Quran Al-Karim, Terjemah Depag, hal. 643.
Al-Zamakhsyary, Tafsir Al-Zamakhsary, Maktab Al-Syamilah, Ishdar Al-Tsani
Bukhari, Shahîh Al-Bukhari, Maktab Al-Syamilah, Ishdar Al-Tsani
Ibnu ’Âsyûr, Tafsir Li Ibn Asyur, Maktab Al-Syamilah, Ishdar Al-Tsani.
Ibnu Hajar Al-‘Asyqolani, Fathul Bâri, Bab Firman Allah, “Dan Kami berikan Daud Zabur”, Maktab Al-Syamilah, Ishdar Al-Tsani.
Ibnu Hibban, Sahîh Ibn Hibban, Maktab Al-Syamilah, Ishdar Al-Tsani
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-’Adhim, Maktab Al-Syamilah, Ishdar Al-Tsani
Imam Malik, Muwattha, Maktab Al-Syamilah, Ishdar Al-Tsani
Bucaille, Maurice, Dr., 1991. Bibble, Quran, dan Sains Modern, Pustaka Pelajar, Jakarta.
Rahim, Muhammad Ataur .1994. Misteri Yesus dalam Sejarah, Pustaka Da’i: Jakarta
http://www.wikipedia.org/
, Perjanjian Lama: 1
[1] Tafsir Ibn Âsyûr, Al-Maidah ayat 3, hal. 107.
[2] Ibid. Kelihatanya Al-Thabari mengambil hadits bil makna dari Musnad Ahmad, dengan redaksi yang sedikit berbeda, pada juz 35, hal. 4, hadits No. 16517.
[3] Al-Bayanun, Madkhol ilâ ilm al-dakwah, hal. 54.
[4] Al-Faruqi, et.al, Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khasanah Peradaban Gemilang, Mizan: Bandung, 2000, hal. 131.
[5] Bright, The History of Israel, dalam Al-Faruqi, ibid.
[6] Sheller, et.al., Rahasia Bible (Al-Kitab) yang Terakhir, dalam Muhammad Ataur Rahim, Misteri Yesus dalam Sejarah, Pustaka Da’i: Jakarta, 1994, hal. VII-XX.
[7] Ibnu Hibban, Sahîh Ibn Hibban, Bab Tentang Ta’at dan Balasannya, Juz 2, hal. 213, No. 5726.
[8] Thabari, Tafsir Surat Al-Najm, 36. hal. 527.
[9] Ibnu ’Âsyûr, Tafsir Surat Al-Najm, 36.
[10] Ibnu Katsir, Tafsir Surat Al-Najm, 36.
[11] Al-Quran Al-Karim, Terjemah Depag, hal. 643.
[12] Aisar Al-Tafâsir, Tafsir Surat Al-Najm, 36.
[13] Al-Zamakhsyary, Tafsir Surat Al-Najm, 36.
[14] Thabari, Tafsir Surat Al-‘Ala, ayat 19.
[15] Imam Malik, Muwattha, Bab Riwayat Mengenai Kiamat, Juz 1, hal. 327. Hadits No. 222.
[16] Imam Malik, Muwattha, Bab Riwayat Mengenai Hukum Rajam, Juz 5, hal. 175. Hadits No. 1288. Shahih Al-Bukhari, Bab Tafsir Ayat ‘Ya’rifuna Kama Ya’rifuna Abna-akum’, Juz 11, Hal. 465, Hadits No. 3363.
[17] Bukhari, Shahîh Al-Bukhari, hadits No. 1981.
[18] Bukhari, Shahîh Al-Bukhari, hadits No.4125.
[19] Bukhari, Shahîh Al-Bukhari, hadits No.3141
[20] Bukhari, Shahîh Al-Bukhari, hadits No.905
[21] Ibnu Hajar Al-‘Asyqolani, Fathul Bâri, Bab Firman Allah, “Dan Kami berikan Daud Zabur”, Juz 13, Hal. 214, Hadist No. 3164.
[22] Ridenour, Dapatkah Al-Kitab Dipercaya?: 85
[23] http://www.wikipedia.org/
, Perjanjian Lama: 1
[24] Kannengiesser dalam Bucaille, Bibble, Quran, dan Sains Modern: hal. 120.
[25] Lihat hadits riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, “KaumTaurat diberi Taurat, kemudia mereka mengamalkannya. Kaum Injil diberi injil, kemudian mereka mengamalkannya. Dan kalian diberi Al-Quran, kemudian kalian mengamalkannya. Shahih Bukhari, Bab Firman Allah, “Datangkanlah Taurat dan kemudian bacalah”. Juz 23, hal. 63, Hadits. No. 6979..
Penindasan Penguasa Kristen Terhadap Umat Islam di Andalusia Pasca Jatuhnya Granada
December 8, 2012, 2:17 PM
Jatuhnya Granada ke tangan Raja Ferdinand II dari Aragon dan Ratu Isabella I dari Castilla pada tanggal 2 Rabi'ul Awal tahun 897 H (2 Januari 1492 M) merupakan akhir dari kekuasaan Islam di wilayah Andalusia di Iberia. Sejak hari itu pula, umat Islam yang masih tinggal di wilayah Andalusia ditindas dan ditekan. (baca: Jatuhnya Granada & Awal Mula Penindasan Kristen Terhadap Umat Islam di Andalusia)
Enam puluh tujuh (67) pasal dalam Perjanjian Granada yang diantaranya meliputi jaminan keselamatan jiwa, agama, dan harta benda, jaminan untuk kehormatan, pemikiran, dan kebebasan, serta jaminan-jaminan lain yang intinya adalah jaminan untuk menjalankan keyakinan dan agama Islam ternyata tak lama ditaati oleh kaum Kristen. Atas pengaruh gereja, penguasa Andalusia segera mengingkari perjanjian damai tak lama setelah menguasai negeri itu. Orang-orang Yahudi kemudian diusir keluar dari Spanyol. Kaum Muslimin dipaksa masuk Kristen, atau terpaksa hijrah keluar dari Spanyol. Mereka memberontak, tapi pada akhirnya dikalahkan. Banyak dari orang-orang Islam ini akhirnya setuju untuk dibaptis.
Sekira 10 tahun setelah Perjanjian Granada, penguasa Kristen di Andalusia (Ferdinand dan Isabella) mengeluarkan beberapa Dekrit yang menekan umat Islam. Diantara beberapa dekrit itu antara lain:
Pada hari Selasa, tanggal 20 Juli 1501 M (4 Muharram 907 H), Raja mengeluarkan Dekrit yang isinya melarang umat Islam berada di wilayah kerajaan Granada. Perintah dua Raja (Ferdinand II dan Isabella I) itu atas perintah tuhannya untuk mebersihkan daerah itu dari orang-orang 'kafir'. Dengan catatan bahwa mereka yang mau merubah agamanya boleh menetap. Dan yang sudah Kristen dilarang melakukan hubungan apapun lagi dengan Islam. Bagi mereka yang menentang peraturan ini akan diganjar hukuman mati dan seluruh harta bendanya dirampas.
Pada hari Selasa, tanggal 12 Februari 1502 M (13 Ramadhan 908 H), Raja mengeluarkan peraturan bagi setiap muslim pria, minimal berusia 15 tahun dan wanita usia 12 tahun, untuk meninggalkan Granada sebelum awal Mei tahun itu juga. Bagi yang ingin keluar dari wilayah ini diizinkan bila dengan beaya sendiri. Asal tidak menuju Afrika Utara karena saat itu Afrika Utara masih terlibat perang dengan Spanyol. Barangsiapa yang menentang peraturan ini diganjar hukuman mati, penjara, atau dijadikan budak belian dengan dirantai kakinya. Keluarnya peraturan ini dimanfaatkan oleh kaum muslimin. Mereka, orang-orang yang pura-pura memeluk Kristen, menjual hartanya lalu melarikan diri ke Afrika. Melihat gejala ini, maka kemudian penguasa Kristen pun mengeluarkan peraturan baru, yaitu:
Pada tanggal 12 September 1502 M (19 Rabiul Awal 909 H), Raja mengeluarkan peraturan yang isinya melarang kaum muslimin menjual harta bendanya sebelum dua tahun. Mereka hanya diperbolehkan meninggalkan Castilla dan mengungsi ke Aragon atau Portugis.
Merasa masih belum cukup dengan dekrit-dekrit yang dibuat, penguasa Kristen kemudian mendirikan mahkamah-mahkamah di banyak tempat. Mahkamah-mahkamah ini memiliki wewenang yang sangat kejam. Diantara kewenangannya, mahkamah berhak merampas seluruh harta, menghancurkan kehormatan, dan menghina umat Islam. Dengan sewenang-wenang, mahkamah-mahkamah itu menjatuhkan vonis dengan memasukkan sejumlah kaum muslimin ke penjara bawah tanah yang di dalamnya dilangsungkan penyiksaan yang sangat kejam.
Untuk menegakkan aturan-aturan itu, dibentuklah semacam polisi khusus yang bertugas mencari-cari orang-orang yang bukan Katholik. Diantara contoh-contoh tindakan mereka antara lain:
Kardinal Kamnis atau Don Alfonso Manrique menasranikan secara paksa puluhan ribu umat Islam dan Yahudi. Setidaknya, lebih dari lima puluh ribu kaum muslimin berhasil dipaksanya untuk menjadi Katolik dalam sektenya. Kardinal itu menangkapi kaum muslimin (dan Yahudi) dan memasukkannya ke dalam mahkamah pengadilan yang selalu siap dengan siksaan-siksaan.
Karir keuskupan Alfonso Manrique dimulai saat ia menjadi Uskup Badajoz mulai September 1499 sampai sebelum 1516. Kemudian ia diangkat menjadi Uskup Cordoba mulai Agustus 1516-1523, dan selanjutnya menjadi Uskup Agung Sevilla (Agustus 1523). Pada tahun itu juga ia ditunjuk sebagai salah satu orang yang duduk dalam Dewan Inkuisisi. Kematian Alfonso Manrique berakhir dengan cara yang terhina. Ia meninggal pada tanggal 28 September 1538 di Sevilla akibat terjatuh dari kuda.
Bagi Alfonso, yang dimaksud orang-orang kafir adalah orang-orang yang tidak memeluk Katolik yaitu: umat Islam, Yahudi, Kristen aliran Marthin Luther, pemikir-pemikir bebas, dan lain-lain. Mereka inilah yag terus menerus dikejar-kejar, disiksa, dan dibakar.
Setiap muslim yang sudah menjadi Katolik tidak boleh lagi memuji agama Muhammad SAW. Mereka tidak boleh menyebut Isa al Masih adalah utusan Allah. Tidak boleh menyebut bahwa Isa bukan Tuhan. Mahkamah juga mewajibkan tiap pemeluk Katolik itu untuk menyampaikan keberatan mereka terhadap semua adat istiadat Islam. Mereka harus menegur orang-orang Islam yang telah memeluk Katolik secara paksa itu untuk tidak lagi memakai tradisi Islam. Secara tegas, tidak boleh lagi memakai pakaian terbaiknya pada hari Jumat. Dilarang menghadap ke Timur (ke Ka'bah) untuk shalat. Diharamkan membaca atau mengucap bismillahirrahmanirrahim. Begitu pula tidak boleh mengucapkan basmalah ketika menyembelih ternak.
Orang-orang yang menolak makan daging yang tidak disembelih, akan diintai. Mereka harus makan mau makan daging sembelihan tangan wanita. Mengkhitankan anak juga tergolong sebagai pelanggaran berat. Intinya, semua pola hidup Islami tak boleh sedikitpun dipraktekkan lagi.
Akibatnya, orang-orang Islam yang secara dzahir beragama Katolik itu berusaha semaksimalnya untuk sangat berhati-hati dalam menjalankan ritual-ritual Islam mereka. Mereka sangat hati-hati dalam berwudhu dan menunaikan shalat. Ketika datang bulan Ramadhan, mereka juga tidak bisa menjalankan puasa kecuali beberapa hari saja karena mereka takut ketahuan mahkamah dan para Polisi Khusus. Bahkan sekedar melafalkan kalimat-kalimat tayyibah saja mereka berusaha dengan sangat untuk tidak mengatakannya kecuali di tempat yang sembunyi.
Anak-anak kecil yang lelaki maupun perempuan diasramakan di sekolah-sekolah Katolik dan gereja. Tujuannya agar anak-anak tersebut jauh dan asing dari keislaman dan bahasa Arab.
Selanjutnya, Paus mencabut perjanjian yang semula isinya tidak boleh mengganggu umat Islam dan pada tanggal 12 Maret 1524 M, Paus mengeluarkan aturan yang isinya menghimbau Dewan Inkuisisi untuk memaksa umat Islam memeluk Katolik secara total. Bagi yang menolak akan dijadikan budak belian. Paus juga memerintahkan agar semua masjid dijadikan gereja.
Singkat kata, kaum muslimin di Andalusia saat itu benar-benar dipaksa hidup di bawah penindasan dan ancaman. Identitas keislaman dan ke-Arab-an mereka dihapus secara sistematis sampai benar-benar hilang tiada sisa. [mzf/md]
Disusun oleh Tim Redaktur Muslimdaily.net
Jatuhnya Granada & Awal Mula Penindasan Kristen Terhadap Umat Islam di Andalusia
December 8, 2012, 2:13 PM
Andalusia setelah berhasil dikuasai kembali oleh kaum Kristen. Kita juga akan membaca beberapa fakta sejarah kelam kekejaman kaum Kristen terhadap umat Islam di Andalusia pascaReconquista (Penaklukan oleh kaum Kristen Katolik). Dan semua kegelapan umat Islam Andalusia itu dimulai pada saat jatuhnya Granada oleh kekuatan kaum Kristen Katolik di bawah Raja Ferdinand II dari Aragon dan Ratu Isabella I dari Castilla.
Benteng terakhir kekuasaan Islam di Andalusia (Spanyol) setelah seluruh wilayah jatuh ke tangan kaum Kristen Katolik berada di Granada. Pada akhir kekuasaan Islam di Andalusia, Granada berada di bawah kuasa Bani Ahmar (referensi lain menyebut Bani Nashri). Penguasa Granada saat itu berada di bawah kepemimpinan Sultan Abu Abdullah bin Abil Hasan (atau disebut dengan Boabdil dalam aksen Eropa). Ia juga disebut dengan Sultan Muhammad XII.
Kondisi umat Islam pada saat itu benar-benar sangat memilukan. Hampir seluruh umat Islam di Andalusia mengungsi ke wilayah Granada karena di sini lah satu-satunya wilayah yang masih berada dalam kekuasaan Islam.
Pada mulanya, dengan kekuatan umat Islam yang cukup besar di wilayah Granada, umat Islam bisa mempertahankan wilayah ini dari serangan kaum Kristen Katolik. Namun kekuatan umat Islam pada akhirnya melemah saat terjadi perselisihan -yang seharusnya tidak perlu terjadi- antara penguasa Granada Abu Abdullah bin Abil Hasan dengan pamannya, Azzaghel. Keduanya berselisih di saat umat Islam tengah dikepung oleh kekuatan kaum Kristen Katolik yang sudah sangat siap menyerang Granada. Dalam posisi itu, umat Islam pada saat itu berikhtiar dengan mengajukan solusi kepada kedua pemimpin yang berselisih itu dengan saran agar membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Saran itu dimaksudkan agar kekuatan musuh tidak dapat mengambil peluang mengadakan serangan.
Namun ternyata kekuatan Kristen Katolik di bawah Raja Ferdinand II dari Aragon dan Isabella I dari Castilla lebih cerdas melihat peluang itu. Kekuatan Kristen Katolik memanfaatkan perselisihan itu dengan terus menghembuskan isu dan fitnah untuk mengadu domba dua sisa kekuatan umat Islam di Spanyol itu. Pada saat itu, Azzaghel mengusasi lembah Aash, sedangkan Abu Abdullah Muhammad berada di Granada. Strategi Kristen Katolik mulai menuai hasil. Azzaghel tewas dibunuh oleh salah seorang pengkhianat dari Bani Ahmar yang bernama Yahya. Pada akhirnya, Yahya kemudian murtad dari Islam menjadi Nasrani dan hidup di Sevilla.
Yahya tak segan-segan menyerahkan Lembah Aash (yang sebelumnya dikuasai Azzaghel) kepada kekuasaan Raja Ferdinand II dari Aragon dan Isabella I dari Castilla. Atas penyerahan daerah penting ini, ia memperoleh imbalan yang demikian melimpah berupa harta benda. Ia juga diperkenankan pergi ke Maghrib (Maroko). Tetapi sesampainya Yahya di Fez, ia ditangkap oleh penguasa muslim setempat. Ia secara nyata telah melakukan pengkhianatan dengan membantu pasukan Salibis, maka pantaslah bila harta bendanya dirampas kemudian dipenjara hingga mati. (Muhammd Quthub, 1993: 38)
Selanjutnya, Abu Abdullah Muhammad masih terus berusaha mempertahankan Granada sampai kemudian ia menyerah damai. Ia menerima perjanjian damai yang berarti kekalahan baginya. Pada tanggal 2 Rabi'ul Awal tahun 897 H (2 Januari 1492 M), Abu Abdullah Muhammad, penguasa Islam terakhir di Granada dan Andalusia menyerahkan kunci Granada kepada Raja Ferdinand. Inilah hari berakhirnya kekuasaan Islam di Andalusia. Hari keruntuhan kekuasaan Islam setelah selama delapan abad Islam berkuasa sejak tahun 92 H. Saat meninggalkan istananya, Abu Abdullah menangis. Tentang ini ibunya berkomentar, “Kamu menangis seperti perempuan untuk sesuatu yang tak pernah kamu pertahankan selaiknya laki-laki!”
Setelah penyerahan itu, Abu Abdullah diasingkan ke Alpujarras. Ia lalu pindah ke Maghrib (Maroko) dan berdiam di Fez. Ia menjalani sisa hidup di sana sebagai rakyat biasa hingga wafat pada tahun 1037 H / 1533 M. Sedangkan keturunannya hidup hingga tahun 1037 H. Mereka bekerja sebagai petugas amil di Lembaga Wakaf Islam yang mengurusi kaum fakir miskin.
Perjanjian untuk penyerahan Granada terdiri dari 67 Pasal. Pasal ini meliputi jaminan keselamatan jiwa, agama, dan harta benda. Jaminan untuk kehormatan, pemikiran, dan kebebasan. Pasal-pasal lain juga menjamin untuk tiap muslim bebas melakukan ritualnya; menghormati rumah peribadatannya, membebaskan para tawanan, memberi kebebasan seluas-luasnya bagi mereka yang ingin hijrah ke Maghrib (Maroko), bebas dari upeti dan pajak untuk beberapa tahun.
Namun kenyataannya, semua butir-butir perjanjian itu tak satupun dipatuhi setelah kaum Salibis berkuasa sepenuhnya. Bahkan mereka secara resmi membatalkannya secara sepihak dengan dasar keputusan demi kesucian Al Masih.
Selanjutnya, mereka menindas kaum muslimin dengan berbagai cara. Mereka memiliki kelompok-kelompok atau semacam pasukan untuk menekan kaum muslimin. Kelompok itu berada di bawah naungan gereja. Diantara organisasi-organisasi yang bertindak kejam dalam naungan gereja itu antara lain adalah:
Pahlawan Rangka
Benteng Angin
Mary Jacoba
Mary George
Wanita Kampak
Selain itu, kaum Kristen juga mengeluarkan selebaran anti kaum muslimin yang berasal dari para tokoh utama Katolik. Terutama setelah Turki Utsmani berhasil menguasai Konstantinopel (Istambul) pada tahun 857 H.
Ketika kelompok Bayyan 'seorang tokoh sejarah muslim Granada' memberontak, mereka berhasil membunuh beberapa penguasa. Mereka berontak atas kehormatannya yang diinjak-injak. Pemberontakan ini mendapat balasan dengan sangat kejamnya.
Pada tahun 1563 M, Faraj bin Faraj dari keturunan Bani Sarraj juga pernah memberontak. Mereka menyebar di pegunungan yang kemudian diikuti oleh kelompok-kelompok muslimin di Granada, diantaranya adalah Hadonando Duflur, keturunan dari Khalifah Cordova. Ia lalu diangkat sebagai pemimpin dengan nama baru Muhammad bin Umayah. Pemberontakan pun kian meluas di daerah-daerah pegunungan. Lamanya hingga dua tahun. Korban banyak berjatuhan dari kedua pihak.
Namun dalam perkembangan berikutnya, Muhammad bin Umayah dicopot dari kepemimpinan oleh kaum muslimlin. Dia dinilai sangat lamban. Pimpinan yang baru diserahkan kepada Abdullah bin Abihi, seorang tokoh yang terkenal kegigihannya.
Kaum muslimin meneruskan pemberontakannya secara ksatria. Sementara tekanan Salibis semakin kejam. Akhirnya Abdullah, pemimpin mereka gugur. Dan oleh Salibis, kepala pemimpin Islam ini digantung di salah satu pintu gerbang Cordova selama tiga puluh tahun. Salibis Spanyol semakin melipatgandakan tindakan tiraninya. Kaum muslimin terus menerus diteror. Padahal mereka adalah orang-orang sipil.
Menurut pendataan para sejarawan, sebanyak kurang lebih tiga juta kaum muslimin dibantai, dibakar hidup-hidup, disiksa secara kejam, setelah jatuhnya Granada. Kaum muslimin menjadi berantakan. Akibatnya, pertanian, perindustrian, dan perdagangan pun hancur lebur karena ditinggal para ahlinya.
Sebagian kaum muslimin berupaya hijrah keluar dari Andalusia menuju negeri-negeri Islam terdekat. Kebanyakan menuju Maghrib. Namun sebagian diantara umat Islam juga banyak yang tidak mampu mengungsi ke negeri-negeri Islam. Mereka tidak memiliki pilihan kecuali menetap hidup di tanah Andalusia di bawah tekanan penguasa Kristen Katolik dengan syarat-syarat yang sangat ketat. Mereka bersifat pasif. Walaupun mereka sudah bersikap pasif, golongan Salibis masih tetap memperlakukan secara tidak manusiawi. Kelompok ini biasa disebut sebagai kaum Mudejaris. Kata Mudejar berasal dari kosakata Arab Mudajjan yang dikorupsi dalam lidah Spanyol. Mudajjan sendiri memiliki arti 'dijinakkan'.
Kaum muslim Mudejaris dikenal sebagai orang-orang yang ahli dalam berbagai bidang khususnya arsitek dan seni. Karena keahlian mereka, kaum Mudejaris dipaksa mengukir patung-patung Yesus dan membangun gereja-geraja dengan indah. Hasil karya-karya mereka sampai sekarang masih dapat dilihat dan disaksikan. Diantaranya adalah gereja Santa Maria di Calatayud, Istana La Mota di Valladolid, Katedral Teruel dll.
Jika kaum muslimin yang tetap berusaha mempertahankan keyakinan agamanya disebut kaumMudejaris, maka kaum muslim yang dipaksa pindah agama Kristen Katolik dijuluki kaum Mouresque atauMoriscos, artinya orang-orang dari Maghrib. Hidup mereka membaur dengan orang-orang Portugis dan Spanyol. Walau begitu mereka masih tetap menjaga bahasa Arab. Bahasa Arab dilatinkannya dan disebut Khimyada. Banyak buku yang ditulis dengan huruf latin tetapi sebenarnya masih berbahasa Arab. Lahirlah bahasa baru campuran seperti huruf Mesir kuno ketika ditulis dalam huruf Griek. Kaum Moriscosini, meskipun secara dzahir mereka beragama Kristen, tetapi mereka tetap menjalankan ritual agama Islam sebisa mungkin yang dapat mereka kerjakan dengan cara diam-diam dan sembunyi-sembunyi. [mzf]
Disusun oleh Tim Redaktur Muslimdaily.net
Tabut Yahudi & Haikal Sulaiman
December 3, 2012, 11:36 PM
Firman Allah swt :
وَقَالَ لَهُمْ نِبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ أَن يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَى وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلآئِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya : “dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.” (QS. Al Baqoroh : 248)
Al Qurthubi mengatakan bahwa tabut diturunkan Allah swt kepada Adam as dan ia terus bersamanya hingga sampai kepada Ya’qub as. Dan pada masa itu Bani Israil berhasil mengalahkan orang-orang yang memerangi mereka yang kemudian bermaksiat hingga dikalahkan oleh Jalut dan pasukannya dan tabut tersebut dirampas oleh musuh mereka.
An Nahas mengatakan bahwa ketika mereka mulai melihat tanda-tanda kebinasaan kaum, para laki-lakinya banyak yang pergi, sebagian mereka menyendiri. Hal demikian terus menjadi buah bibir sehingga para pemimpin kaum mengumpulkan mereka dan mengatakan kepada Nabi mereka pada saat itu,”Utuslah kepada kami seorang raja.’ Dan ketika Nabi itu mengatakan kepada mereka,’Raja kalian adalah Thalut.’.. (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an juz III hal 210)
Ath Thobari mengatakan makna "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu” adalah sesungguhnya tanda-tanda Thalut menjadi raja—yang kalian minta kepadaku adalah bukti akan kebenaran perkataanku.
Sesungguhnya Allah telah mengutus seorang raja kepada kalian walaupun bukan dari keturunan raja—adalah “dikembalikannya tabut yang didalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu.”. ia adalah tabut yang selalu dibawa oleh Bani israil saat bertemu dengan musuh, bergerak bersamanya sehingga musuh tidak mampu menghadapi mereka dan tidak bisa mengalahkan mereka. Namun kemudian mereka mengabaikan perintah Allah swt, banyak berselisih dengan para nabi mereka, sehingga Allah swt melepaskan tabut itu dari tangan mereka kemudian dikembalikan lagi dan dirampas lagi pada waktu yang lain dan tidak dikembalikan lagi bahkan tidak akan sekali-kali dikembalikan kepada mereka selana-lamanya.
Para ahli ta’wil berbeda pendapat tentang sebab kembalinya tabut yang Allah jadikan sebagai tanda kebenaran nabi mereka Samuel dengan perkataannya,
”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja.” Apakah Bani Israil merampasnya sebelum itu yang kemudian dikembalikan Allah kepada mereka dan pengembaliannya dijadikan sebagai tanda ataukah mereka tidak pernah merampasnya sebelum itu akan tetapi Allah yang memulainya ?
Sebagian mereka mengatakan bahwa tabut itu adalah warisan sejak masa Musa, Harun sehingga dirampas oleh para raja dari kaum kafir kemudian Allah mengembalikannya kepada mereka sebagai tanda Thalut menjadi raja.
Ath Thobari juga menyebutkan riwayat dari Wahab bin Munbih berkata,”Samuel berkata kepada Bani Israil ketika mereka berkata kepadanya,’Bagaimana dia memerintahkan kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberikan kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata,’Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.’ Dan "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja” ialah kembalinya tabut kepadamu’ yang didalamnya terdapat ketenangan dan sisa peninggalan keluarga Musa dan Harun. Tabut itulah yang menjadikan kalian dikalahkan musuh dan kalian dimenangkan atasnya. Mereka mengatakan,’Apabila tabut itu datang kepada kami maka kami rela dan menerimanya !
Musuh yang memegang tabut saat itu tinggal dibawah bukit Ilya. Mereka adalah para penyembah berhala, orang-orang kuat yang bengis, kasar dalam berperang yang sudah dikenal masyarakat. Tabut ketika dipegang mereka pernah disimpan disuatu kampung Palestina yang bernama ‘Azdud” mereka menyimpan tabut di suatu gereja yang didalamnya penuh dengan berhala mereka…. Diantara janji kepada Bani Israil bahwa tabut itu akan kembali kepada mereka—tabut itu menjadikan berhala-berhala mereka di gereja itu terjungkil balik kepala-kepalanya. Allah mengirimkan pula kepada penduduk kampung itu tikus-tikus yang membunuh kaum laki-laki dimalam hari dan memakan perut mereka yang diawali dengan memakan duburnya.
Mereka mengatakan,”Tahukah kalian demi Allah, sesungguhnya musibah yang menimpa kalian ini belum pernah menimpa umat-umat sebelum kalian. Kita tidak mengetahui apa yang menimpa kecuali sejak adanya tabut ini ditengah-tengah kita !! kalian telah melihat berhala-berhala kalian terjungkil-balik. Tak ada sesuatu pun yang melakukannya kecuali tabut ini! kemudian mereka mengeluarkan tabut itu.
Al Qurthubi juga menyebutkan pendapat yang mengatakan bahwa mereka meletakkan tabut itu di suatu tempat peribadatan mereka yang didalamnya terdapat berhala-berhala dan ternyata berhala-berhala itu menjadi terbalik semua. Ada yang mengatakan bahwa mereka meletakkannya di suatu rumah berhala-berhala, dibawah suatu berhala yang besar namun tiba-tiba didapati tabut itu berpindah diatas kepala berhala tersebut. Lalu mereka mengambil dan mengikatnya di kedua kaki berhala lagi-lagi mereka mendapati kedua tangan dan kaki berhala itu putus dan berada dibawah tabut. Lalu mereka mengambil tabut itu dan menyimpannya di suatu kampung dan seluruh penduduk kampung itu terserang penyakit di leher-leher mereka.
Ada yang mengatakan bahwa mereka meletakkannya di tempat buang air besar kaum namun tiba-tiba mereka ditimpa musibah dengan penyakit wasir dan ketika musibah ini semakin berat maka mereka mengatakan,”ini tidak akan terjadi kecuali dikarenakan tabut ini!”
Ath Thobari mengatakan bahwa mereka mengambil gerobak untuk diletakkan tabut itu diatasnya kemudian mereka membawanya. Mereka mengikatkan gerobak itu kepada dua ekor sapi dan memukul bagian sisi tubuhnya. Kemudian datang malaikat yang menggiring kedua sapi itu. Dan tidaklah satu tempat di bumi yang dilintasi kedua sapi itu kecuali tempat itu akan suci. Kedua sapi yang membawa gerobak berisi tabut itu pun berhenti dihadapan orang-orang Bani Israil, mereka pun bertakbir dan memuji Allah dan bersemangat untuk memerangi musuh dan meminta agar Thalut menuntun mereka.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Juraih berkata,” Ibnu Abbas berkata,’Ketika Nabi mereka mengatakan kepada mereka,’Tahukah akan kembali kepadamu tabut yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang dibawa oleh malaikat !!—dan Musa ketika melempar luh-luh (kepingan dari kayu yang tertulis padanya isi taurat, pen—maka luh-luh itupun pecah kemudian Musa mengambilnya lagi menyatukan apa-apa yang tersisa darinya dan meletakkannya di dalam tabut.
Ibnu Juraih berkata,”Ya’la bin Muslim telah mengabarkan kepadaku dari Said bin Jubeir dari Ibnu Abbas bahwasanya tidaklah yang tersisa dari luh-luh itu kecuali hanya seperenamnya. Al Amaliqah yang merampas tabut itu—al amaliqah adalah suatu kelompok yang memusuhi mereka dan berada di Ariha—kemudian malaikat membawa tabut itu antara langit dan bumi dan mereka melihat kearahnya sehingga tabut itu diletakkan dihadapan Thalut. Ketika mereka menyaksikan hal itu maka berkata,”Ya” Mereka pun menerima Thalut dan menjadikannya raja. Ibnu Abbas mengatakan,”Nabi-nabi dahulu ketika berperang maka membawa tabut ke hadapan mereka.”.. dan ada riwayat yang sampai kepadaku bahwa tabut serta tongkat Musa berada di danau Thobariyah, dan keduanya akan dikeluarkan sebelum hari kiamat.
Sebagian yang lain mengatakan bahwa tabut itu berada di daratan. Musa as memberikannya kepada Yusa’ yang kemudian dibawa malaikat dan diletakkannya di rumah Thalut.
Abu Ja’far mengatakan bahwa pendapat pertamalah yang benar, yaitu yang dikatakan Ibnu Abbas dan Wabah bin Munbih bahwa tabut itu berada di tangan musuh Bani Israil yang telah merampasnya. Yang demikian itu adalah sebagaimana disebutkan Allah swt ketika menginformasikannya kepada nabi-Nya pada waktu itu dengan perkataanya kepada kaumnya : "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu” Alif dan Laam, keduanya tidaklah ada pada kata benda kecuali ia adalah yang telah dikenal oleh orang-orang yang menjadi lawan bicaranya. Artinya Yang menginformasikan dan yang mendapat informasi sudah sama-sama mengenalnya (benda itu). Dan telah diketahui bahwa arti perkataan "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu” adalah tabut yang sudah kalian kenal, yang kalian meminta pertolongan dengannya, yang didalamnya terdapat ketenangan dari Tuhan kalian.
Adapun bentuk tabut itu adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Muhammad bin Askar dan al Husein bin Yahya, keduanya berkata,”Abdur razaq telah menginformasikan kepada kami dengan berkata,’ Bakar bin Abdullah telah menginformasikan kami dan berkata,’Kami telah bertanya kepada Wahab bin Munbih tentang tabut Musa : sebesar apa? Dia menjawab,’Kira-kira 3 X 2 hasta.”
Abu Ja’far mengatakan—setelah memaparkan beberapa pendapat—tentang makna “ketenangan” bahwa ia adalah seperti yang dikatakan Atho bin Abi Rabah, yaitu sesuatu yang menenangkan jiwa berupa ayat-ayat yang kalian ketahui dan kata “as sakinah” adalah perkataan orang arab seperti “al faiilah”, dari perkataan seorang yang mengatakan,’Sakana fulan ilaa kadza wa kadza’—ia merasa tenang dengannya dan jiwanya merasa tentram disisinya. (Tafsir Ath Thobari juz V hal 316 – 336)
Sulaiman bin Daud—di masa pemerintahannya—memulai pembangunan Baitul Maqdis. Dia mengatakan,”Sesungguhnya Allah swt telah memerintahkan ayahku, Daud agar membangun sebuah rumah (masjid) namun Daud terlalu disibukkan oleh berbagai peperangan. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya,”Agar anakmu Sulaiman yang membangun rumah dengan nama-Ku.”
Kemudian Sulaiman mengirim kayu dari pohon cemara dan cypress dan membangun Baitul Maqdis dengan batu dan mengokohkannya. Bagian interiornya menggunakan kayu yang diukir dan membuat haikal (altar) dari emas dengan berbagai peralatan didalamnya juga dari emas. Setelah itu Sulaiman menaikkan tabut yang berisi ketenangan itu dan meletakkannya di dalam haikal. (Tarikhul Ya’qubi hal 21)
Ibnu Khaldun mengatakan bahwa tabut itu diletakkan di haikal hingga waktu yang hanya Allah saja yang mengetahuinya kemudian Baitul Maqdis dihancurkan oleh Bukhtanshar setelah 300 tahun pembangunannya. Dia membakar taurat dan tongkat Musa serta meruntuhkan haikal serta menghamburkan batu-batunya.
Dan tatkala Raja-raja Parsia mengembalikan mereka lalu Uzair—seorang Nabi Bani Israil—membangunnya kembali pada masanya dengan dibantu oleh Bahman, raja Parsia, seorang kelahiran Bani Israil dari keturunan Bukhtanshar. (Muqoddimah Ibnu Khaldun, juz I hal 197)
Setelah haikal dihancurkan oleh Bukhtanshar, raja Babilonia, Iraq maka hingga sekarang tabut tersebut tidak ditemukan. Orang-orang Yahudi sekarang tengah mencari tabut ini yang mereka anggap sebagai mu’jizat orang-orang Yahudi dan kiblat mereka yang hilang. Mereka meyakini apabila tabut itu berhasil ditemukan maka keagungan dan kejayaan mereka akan kembali dan dapat menguasai dunia lagi.
Wallahu A’lam
Haikal Sulaiman
Tentang Haekal ini telah saya singgung dalam pembahasan sebelumnya yang berjudul Tabut Yahudi yang menurut Ibnu Khaldun bahwa di situlah disimpan Tabut Yahudi hingga waktu yang hanya Allah saja yang mengetahui.
Pada abad 17 SM orang-orang Bani Israel ditimpa kelaparan dan kekeringan sehingga mereka bersama dengan Ya’qub berhijrah dari Palestina ke Mesir menemui Yusuf as yang saat itu menjadi mentri di pemerintahan Fir’aun.
Pada abad 14 – 13 SM Allah swt mengutus Musa as kepada mereka dan sedikit dari mereka yang tidak mengimaninya dan di sinilah dimulai agama Yahudi sehingga menjadikan mereka bertentangan dengan Fir’aun dan kaumnya. Peretentangan itu mejadikan orang-orang Bani Israel keluar dari Mesir, sebagaimana firman Allah swt :
وَإِذْ نَجَّيْنَاكُم مِّنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوَءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءكُمْ وَفِي ذَلِكُم بَلاء مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌ ﴿٤٩﴾
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ ﴿٥٠﴾
Artinya : “Dan (Ingatlah) ketika kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.” (QS. Al Baqoroh : 49 – 50)
Hijrah tersebut terjadi pada abad 1280 SM pada masa pemerintahan Ramses II. Setelah itu mereka (orang-orang Yahudi) berada dibawah pimpinan Yusa’ yang menggantikan Musa as dan menetap di Kan’an (Palestina)
Daud as berhasil mendirikan pemerintahannya di Yerusalem pada tahun 990 SM dan disinilah Daud mendapatkan perintah untuk membangun Baitul Maqdis akan tetapi dikarenakan kesibukannya berperang maka itu semua tidak sempat dilakukannya sehingga Allah swt mewahyukan kepadanya agar memerintahkan anaknya yang bernama Sulaiman as untuk membangun Baitul Maqdis dan ditengah pembangunannya itu beliau as membangun Haekal sebagai tempat peribadahan lengkap dengan altar penyembelihan kurbannya.
Setelah Sulaiman as wafat pada tahun 922 SM, pemerintahan Daud terpecah menjadi dua : kerajaan Isarel di sebelah utara dan kerajaan Yahudza di sebelah selatan. Diantara keduany sering terlibat peperangan panjang hingga masa mereka dihancurkan oleh Bukhtanshar Raja Babilonia pada tahun 587 SM. Pada penyerangan ini terjadi penghancuran terhadap Yerusalem termasuk terhadap Haekal Sulaiman.
Mereka berhasil menawan dan membawa banyak orang-orang Yahudi ke Babilonia dan menetap di sana selama 50 tahun yang dikenal dalam sejarah Yahudi dengan Para Tawanan Orang-orang Babilonia.
Ketika Babilonia berhasil ditaklukan oleh Kirusy Raja Parsia pada tahun 538 SM maka para tawanan tersebut dibebaskan dan dikembalikan ke Palestina akan tetapi mereka tidak memiliki Negara namun tetap berada dibawah kekuasaan Parsia.
Didalam Majallah at Tarikh al Arabi disebutkan bahwa setelah orang-orang Bani Israel dipulangkan kembali ke kampung halamannya di Palestina maka mereka membangun kembali tempat peribadahan mereka yang telah dihancurka oleh Bukhtanshar.
Ketika gemintang Parsia telah redup maka kekuasaan mereka pun jatuh ketangan Aleksander Al Maqduni sehingga orang-orang Yahudi menampakkan loayalitas, ketundukan dan penyambutan mereka kepada Aleksander al Maqduni tatkala menguasai Yerusalem tahun 332 SM. Dan sejak saati itu mereka berada dibawah kekuasaan Yunani.
Setelah Aleksander al Maqduni wafat maka kekuasaannya terpecah diantara mereka, Mesir berada di tangan Ptolomeus sedangkan Negara-negara utara diserahkan ketangan Selecus. Namun pada tahun 199 SM terjadi peperangan antara Ptolomeus dan Selecus yang kemudian dimenangkan Ptolomeus..
Pada tahun 198 SM Yerusalem jatuh ketangan Raja Suria yang bernama Antiochus dan sejak saat itu terjadi berbagai fitnah, pemberontakan dan peperangan berdarah di Yeusalem hingga masa kedatangan pemimpin Romawi yang bernama Pompy tahun 63 SM yang kemudian berhasil menguasai Yerusalem.
Sejak saat itu Yerusalem berada ditangan kekuasaan orang-orang Romawi dan menjadikannya sebagai Negara Romawi. Pada saat inilah Isa bin Maryam dilahirkan di kota Betlehem di akhir pemerintahan Herodes pada tahun 37 – 40 M.
Dan sejak saat itu Yerusalem menjadi tempat yang memberikan kabar gembira tentang da’wah tauhid dan menjadi kota suci bagi orang-orang Nasrani.
Ketika orang-orang Yahudi melakukan pembangkangan dan pemberontakan terhadap pemerintahan Romawi di Yerusalem maka Penguasa Romawi, Fasbasyan mengutus anaknya yang bernama Titus untuk menghentikan pemberontakan tersebut. Titus pun melakukan penyerangan terhadap Yerusalem pada tahun 70 M dan berhasil membunuh banyak orang-orang Yahudi sehingga menyisakan Yerusalem menjadi kota yang hancur lebur dan porak poranda untuk waktu yang sangat panjang bahkan tidak dihuni kecuali oleh para penjaga dari para tentara Romawi.
Kemudian orang-orang Yahudi mengadakan pemberontakan untuk yang kedua kalinya di Yerusalem antara tahun 132 M dan 135 M yang dikenal dengan “Pemberontakan Barkukhi” akan tetapi penguasa Romawi berhasil memadamkan pemberontakan tersebut dan menghapus Eksistensi Yerusalem dan membangun diatasmya sebuah kota baru yang dinamakan dengan Aeilia Capitolina. Bahkan mereka tidak mengidzinkan orang-orang Yahudi untuk menginjakkan kakinya di mota Aeilia sejak tahun 135 M.
Ketika Pemerintahan Romawi terpecah menjadi dua dan Palestina masuk dalam kekuasaan Romawi Timur (Bizantyum) maka Aeilia berada dibawah kekuasaan Bizantyum sejak abad 4 M hingga tahun 614 M tatkala dikuasai oleh Sasani (Kisra Eberwiz) hingga kembali dikuasai oleh Penguasa Bizantyum yang bernama Heraklius tahun 627 M.
Kekuasaan Heraklius ini tidaklah berlangsung lama sehingga kaum muslimin berhasil membebaskan kota Aeilia pada tahun 15 H / 636 M pada zaman Umar bin Khottob dan sejak saat itu kaum muslimin memperbolehkan orang-orang Yahudi untuk kembali ke al Quds. (Majallah at Tarikh al Arabi juz I hal 5114 – 5126)
Dari penuturan diatas tampaklah bahwa Haekal tersebut didirikan pada masa Sulaiman as. Dan setelah sempurna pembangunan Haekal tersebut oleh Sulaiman as, ia mengalami kehancuran sebanyak tiga kali. yaitu ketika penyerbuan pasukan Bukhtanshar Raja Babilonia pada tahun 587 SM lalu berhasil dibangun kembali oleh orang-orang Yahudi setelah mereka dibebaskan oleh Kirusy Raja Parsia.
Haekal kembali dihancurkan untuk kedua kalinya oleh Antiochus Raja Suria tatkala upayanya memadamkan fitnah yang dilakukan orang-orang Yahudi pada tahun 198 SM. Lalu kembali direnovasi untuk ketiga kalinya oleh Herodeus pada tahun 40 M.
Lagi-lagi Haekal dihancurkan oleh Titus pemimpin Romawi tatkala menyerang Yerusalem dan menjadikan kota itu hancur lebur bahkan tidak didiami kecuali oleh para penjaganya dari tentara-tentara Romawi.
Adapun tentang letak Haekal itu sendiri, sesungguhnya tidaklah terdapat dalil yang menunjukkan tempat didirikannya bangunan itu. Beberapa sumber menyebutkan bahwa bangunan itu terletak diluar pekarangan Masjidil Aqsha smentara yang lainnya menyebutkan bahwa tempatnya adalah dibawa Kubah Kuning. Sementara itu orang-orang Yahudi dan Nasrani berkeyakinan bahwa tempat Haekal Sulaiman itu berada di Puncak al Haekal atau al Haram asy Syarif atau berada di bawah Baitul Maqdis. Karena itulah orang-orang Yahudi sejak beberapa tahun terakhir ini berusaha merobohkan Masjidil Aqsha untuk mencari Haekal Sulaiman dibawahnya. (http://ar.wikipedia.org)
Akan tetapi itu semua hanyalah akal-akalan yang dicari-cari oleh orang-oang Yahudi saja untuk menghancurkan al Quds dengan mengatakan bahwa mereka akan mengembalikan Haekal Sulaiman kepangkuan mereka.
Sebagaimana disebutkan didalam berbagai sejarah kota Yerusalem maka sebetulnya Haekal tersebut sudah betul-betul hancur dan porak poranda tak berbekas saat terjadi penyerangan yang dilakukan oleh Pasukan Romawi dibawah pimpinan Titus pada tahun 70 M. sebelum pada akhirnya Yerusalem berhasil dibebaskan oleh kaum muslimin pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khottob pada tahun 15 H / 636 M.
Wallahu A’lam
Hadits Hadits Palsu ala FFI
November 3, 2012, 1:54 AM
Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 713:
Dikisahkan oleh Aisha:
Pada waktu sakitnya sebelum dia mati, sang Nabi sering mengatakan, “Wahai Aisha! Aku masih merasa kesakitan karena daging yang kumakan di Khaybar, dan sekarang aku merasa urat nadiku dipotong oleh racun itu.”
yang diatas itu Hadits Palsu. Ini Hadits yang benar :
44.427/4081. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basyar Telah menceritakan kepada kami Gundar Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sa’ad dari Urwah dari Aisyah dia berkata; Aku pernah mendengar bahwa seorang nabi tidak akan meninggal hingga dia di suruh memilih antara dunia dan akhirat. Aisyah berkata; Kemudian ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sakit yang menyebabkan kematiannya, aku mendengar beliau menuturkan dengan terputus-putus, beliau bersabda: Bersama orang-orang yang telah Allah beri nikmat kepada mereka, baik dari para nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih dan mereka itulah sebaik-baik teman. Aisyah berkata; Aku mengira pada waktu itulah beliau diberi pilihan.(HR. Bukhari)
45.107/4220. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin Hausyab Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’ad dari Bapaknya dari ‘Urwah dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tidaklah seorang nabi sakit kecuali akan diberi pilihan antara dunia dan akhirat. Aisyah berkata; Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sakit yang menyebabkan kematiannya, aku mendengar beliau menuturkan dengan terputus-putus, beliau bersabda: Bersama orang-orang yang telah Allah beri nikmat kepada mereka, baik dari para nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih dan mereka itulah sebaik-baik teman. Maka aku tahu bahwa waktu itu beliau sedang diberi pilihan.(HR. Bukhari)
-------------------------------------------------------
Sahih Bukhari Volume 8, Buku 73, Nomer 151
Dinyatakan ‘Aisha:
Aku biasa bermain dengan boneka2 di depan sang Nabi, dan kawan2 perempuanku juga biasa bermain bersamaku. Kalau Rasul Allah biasanya masuk ke dalam (tempat tinggalku) mereka lalu bersembunyi, tapi sang Nabi lalu memanggil mereka untuk bergabung dan bermain bersamaku. (Bermain dengan boneka2 atau bentuk2 yang serupa itu dilarang, tapi dalam kasus ini diizinkan sebab Aisha saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas) (Fateh-al-Bari halaman 143, Vol.13)
Hadits Palsu yang diatas. Yang Shahih adalah Hadits yang dibawah ini :
58.153/5665. Telah menceritakan kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami Abu Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah radliallahu ‘anha dia berkata; Aku pernah bermain bersama anak-anak perempuan di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan aku juga mempunyai teman-teman yang biasa bermain denganku, apabila Rasulullah shallaallahu’alaihi wa sallam masuk, mereka bersembunyi dari beliau. Sehingga beliau memanggil mereka supaya bermain bersamaku.(HR. Bukhari)
---------------------------------------------------------
Muhammad itu memang benar telah disunat :
Hadits tentang sunat nya Muhammad.
Rasulullah SAW bersabda : Diantara kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan, karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku. (HR. al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir) (diriwayatkan dari Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Abu Hurairah. menurut Diya al Maqdisi,
hadits ini shahih. Al Hakim selain menilai shahih, juga mengatakan mutawatir. Lihat al Khasa is al kubra, Jlid.1, hal. 90-91)
-------------------------------------------------------
Mutiara Hadits 2002 jilid III no.152
Muhammad Berkata; Nafsihi bi yadihi Isabnu Maryama artinya NAFASKU ADA DI TANGAN ISA PUTERA MARYAM
yang diatas itu Hadits Palsu. Ini Hadits yang benar :
Dari Annas ra bahwasanya ada seorang yang datang kepada Rasulullah saw dan berkata :
Wahai Rasulullah, apakah aku tidak bisa masuk surga karena mukaku yang jelek dan hitam ini? “tanya seseorang.
Laa walladzi nafsi bi yadhi, maa aiganta bi rabbika wa aamanta bimaa jaa’a bihi rasuluhu.
Tidak!! Demi ALLAH yang jiwaku dalam kekuasaan Nya, selama kau yakin pada Tuhanmu dan percaya pada ajaran Rasul Nya.” jawab Rasulullah saw.
--------------------------------------------------------
Muhamad diracun orang yahudi dan mati = Hadist Sahih Al-Bukhari Volume 5, Book 59, Number 713.
Hadits Palsu yang diatas. Ini Hadits Sahih nya :
33. 47/2424. Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits telah menceritakan kepada kami Su'bah dari Hisyam bin Zaid dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa, ada seorang wanita Yahudi yang datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa seekor kambing yang telah diracun lalu Beliau memakannya. Kemudian wanita itu diringkus dengan bukti daging tersebut dan dikatakan; Tidak sebaiknyakah kita bunuh saja? Beliau menjawab: Jangan. Sejak itu aku senantiasa aku melihat bekas racun tersebut pada anak lidah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.(HR. Bukhari)
40. 11/2933. Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah bercerita kepada kami Al Laits berkata telah bercerita kepadaku Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqbariy dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Ketika Khaibar ditaklukan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberi hadiah seekor kambing yang didalamnya ditaruh racun. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Kumpulkan di hadapanku orang-orang yang ada disini dari kalangan Yahudi. Maka mereka berkumpul di hadapan Beliau lalu Beliau berkata: Aku bertanya satu hal kepada kalian, apakah kalian akan membenarkan aku tentang suatu masalah?. Mereka menjawab; Ya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka: Siapa orang tua kalian. Mereka menjawab; Si fulan. Beliau berkata: Kalian berdusta. Yang sebenarnya orang tua kalian adalah si anu. Mereka berkata; Anda benar. Lalu Beliau bertanya lagi: Apakah kalian akan membenarkan aku tentang suatu masalah yang akan aku tanyakan?. Mereka menjawab; Ya, wahai Abu Al Qasim. Seandainya kami berdusta, Anda pasti mengetahui kedustaan kami sebagaimana Anda mengetahui orangtua kami. Beliau bertanya: Siapakah yang menjadi penduduk neraka?. Mereka menjawab; Kami akan berada di dalamnya sebentar lalu kalian (kaum Muslimin) akan mengiringi masuk ke dalamnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Tinggallah kalian dengan hina di dalamnya. Demi Allah, sungguh kami tidak akan mengikuti kalian ke dalamnya selama-lamanya. Kemudian Beliau bertanya lagi: Apakah kalian akan membenarkan aku tentang suatu masalah yang akan aku tanyakan?. Mereka menjawab; Ya, wahai Abu Al Qasim. Beliau bertanya: Apakah kalian telah memasukkan racun ke dalam kambing ini?. Mereka menjawab; Ya. Beliau bertanya lagi: Apa yang mendorong lkalian berbuat begitu?. Mereka menjawab; Kami hanya ingin menguji Seandainya anda berdusta (mengaku sebagai Nabi) kami dapat beristirahat dari anda. Dan seandainya anda benar seorang Nabi maka racun itu tidak akan dapat mendatangkan bahaya buat anda.(HR. Bukhari)
56. 87/5332. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Sa'id bin Abu Sa'id dari Abu Haurairah Bahwa ketika Khaibar ditaklukkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi hadiah seekor kambing beracun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung bersabda: 'Tolong kumpulkanlah orang-orang Yahudi yang ada di sini.' Maka mereka dikumpulkanlah di hadapan beliau. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Saya akan bertanya kepada kalian tentang sesuatu, apakah kalian akan menjawab dengan jujur? ', mereka menjawab; 'Ya, wahai Abu Qasim (Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam).' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Siapakah ayah kalian? ' Mereka menjawab; 'Ayah kami si fulan.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kalian bohong!, tetapi ayah kalian adalah si fulan.' Mereka menjawab; 'Baginda benar.' Lalu beliau bersabda kepada mereka: 'Apakah kalian akan jujur jika saya tanya tentang sesuatu? ' Mereka menjawab; 'Ya, dan jika kami berbohong niscaya baginda mengetahuinya, sebagaimana baginda mengetahui ayah-ayah kami.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka: 'Siapakah penghuni neraka? ' Mereka menjawab; 'Kami berada di dalamnya sebentar dan kemudian baginda menggantikan kami di dalamnya.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada mereka: Terhinalah kalian di dalamnya, demi Allah subhanahu wata'ala kami tidak akan menggantikan kalian di dalamnya selamanya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka: Apakah kalian akan berkata jujur terhadap pertanyaan yang akan kutanyakan kepada kalian?, mereka menjawab; Ya. Beliau bersabda: Apakah kalian membubuhi racun pada (daging) kambing tersebut? Mereka menjawab; Ya, beliau bertanya: Apa yang menyebabkan kalian berbuat demikian? Mereka menjawab; Kami ingin terbebas jika baginda seorang pembohong dan jika baginda benar seorang Nabi maka (racun itu) tidak bakalan mencelakai baginda.(HR. Bukhari)
------------------------------------------------------------
Sahih Bukhari. 62. no. 17.
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah: Ketika saya menikah, Rasulullah berkata kepada saya, “Wanita tipe seperti apa yang kamu nikahi?” Saya menjawab. “Saya telah menikahi seorang ibu muda”. Dia (Rasulullah) berkata, “Kenapa? Apakah kamu tidak menyukai perawan-perawan cilik sehingga bisa meraba-raba mereka? Jabir juga berkata: Rasullulah berkata, “Kenapa kamu tidak menikahi seorang gadis belia sehingga kamu bisa bermain2 dengan dia dan dia bermain2 dengan kamu?”
Hadits yang sengaja dirubah diatas. Ini yang asli :
18.50/1955. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah dari Wahab bin Kaisan dari Jabir bin ‘Abdullah radliallahu ‘anhu berkata: Aku pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam suatu peperangan lalu untaku berjalan lambat hingga aku kelelahan. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menemuiku. Jabir berkata: Aku katakan kepada Beliau (setelah bertanya kepadaku): Iya. Beliau bertanya: Apa sebabnya? Aku katakan: Untaku berjalan sangat lambat hingga aku kelelahan dan tertinggal. Kemudian Beliau berhenti turun dan memukul untaku dengan tongkat Beliau lalu berkata: Kendarailah. Maka aku mengendarainya. Sungguh aku melihat unta itu mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bertanya kepadaku: Apakah kamu sudah menikah? Aku jawab: Sudah. Beliau bertanya lagi: Dengan seorang gadis atau janda? Aku jawab: Janda. Beliau berkata: Mengapa tidak dengan seorang gadis sehingga kamu dapat bersenda gurau dengannya dan dia bisa bersenda gurau denganmu. Aku katakan: Sesungguhnya aku punya saudara-saudara perempuan. Aku ingin jika aku menikahi seorang wanita dia adalah orang yang akan tetap dapat menyatukan saudara-saudara perempuanku itu, menyisir dan membimbing mereka. Beliau berkata: Sungguh kamu sudah terlambat maka jika kamu bisa mendahului maka kamu akan menjadi orang yang hebat. Kemudian Beliau berkata: Apakah kamu akan menjual untamu? Aku jawab: Ya. Maka Beliau membeli untaku dengan satu ‘uqiyah, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba sebelum aku tiba, aku tiba setelah tengah hari. Lalu kami datang ke masjid dan aku dapati Beliau di pintu masjid, lalu Beliau berkata: Baru sekarang kamu tiba? Aku jawab: Ya. Maka beliau berkata: Biarkanlah untamu itu. Maka Beliau masuk ke dalam masjid lalu shalat dua raka’at, dan akupun masuk ke masjid lalu shalat. Kemudian Beliau memerintahkan Bilal untuk menimbang baginya satu ‘uqiyah. Lalu Bilal menimbang satu ‘uqiyah untukku dengan timbangan yang akurat. Kemudian aku pergi hingga berpaling meninggalkan Beliau. Kemudian Beliau berkata: Panggilah Jabir untuk menemuiku. Aku katakan: Sekarang Beliau mengembalikan unta itu kepadaku padahal tidak ada yang lebih aku benci kecuali unta itu. Beliau berkata: Ambillah untamu dan harga jualnya tetap buatmu.(HR. Bukhari)
---------------------------------------------------------------
MUHAMMAD SERING MEMAKAI PAKAIAN WANITA
Sahih Muslim, number 4415
4415 صحيح مسلم
صحيح البخاري .. كتاب الهبة و فضلها و التحريض عليها .. باب من أهدى إلى صاحبه و تحرى بعض نسائه دون بعض
فدار إليها فكلمته فقال لها لا تؤذيني في عائشة فإن الوحي لم يأتني وأنا في ثوب امرأة إلا عائشة
“so he turned to her so she talked to him so he said: do not hurt me in Aisha, because the revelation did not come to me when I am in the dress of any other woman except with I am in the dress of Aisha.”
Hadis ini panjang, tapi diambil yang substansi-nya saja:
“Lalu dia (Muhammad) berpaling pada Aisha agar aisha berbicara padanya, lalu dia berkata: Jangan sakiti aku Aisha, karena wahyu tidak datang padaku ketika AKU MEMAKAI PAKAIAN WANITA lain kecuali memakai pakaianmu Aisha.”
APAKAH MUNGKIN MUHAMMAD MENGIDAP KELAINAN TRANSVESTITE?
Hadits palsu diatas . Yang dibawah Hadits Shahih
43. 262/3491. Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah bercerita kepada kami Hammad telah bercerita kepada kami Hisyam dari bapaknya berkata; Orang-orang biasa memilih memberikan hadiah mereka (kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) saat beliau giliran di rumah 'Aisyah radliallahu 'anha. 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Maka shahabat-shahabatku (para istri Nabi yang lain) berkumpul pada Ummu Salamah dan berkata; Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya orang-orang memberikan hadiah kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau giliran di rumah 'Aisyah. Dan kami menghendaki kebaikan sebagaimana yang juga 'Aisyah radliallahu 'anha kehendaki. Maka itu mintalah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau memerintahkan orang-orang apabila hendak memberi hadiah kepada beliau agar memberikanya kepada beliau saat beliau berada dimana saja dari giliran belau (di rumah istri-istrinya) . 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Maka Ummu Salamah menyampaikan hal ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ummu Salamah berkata; Beliau menolak berbicara denganku. Dan ketika beliau datang kembali kepadaku, aku sampaikan lagi hal itu namun beliau tetap menolak berbicara. Ketika untuk yang ketiga kalinya aku sampaikan, beliau berkata kepadaku: Wahai Ummu Salamah, janganlah kamu sakiti aku dalam masalah 'Aisyah. Karena demi Allah, tidak ada wahyu yang turun kepadaku saat aku dalam selimut seorang istri diantara kalian kecuali dia ('Aisyah) .(HR. Bukhari)
--------------------------------------------------------------
Sahih Bukhari 43, Nomer 648:
Sang Nabi tidak mengunjungi istri2nya karena Hafsa membocorkan rahasia kepada Aisha, dan sang Nabi berkata bahwa dia tidak akan mengunjungi para istrinya selama sebulan karena dia marah pada mereka ketika Allah membatalkan sumpahnya untuk tidak menyentuh Maria lagi.
Hadits palsu ala FFI diatas. Yang dibawah Hadits Shahih
8.30/365. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdurrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun berkata, telah mengabarkan kepada kami Humaid Ath Thawil dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah terjatuh dari kudanya hingga mengakibatkan betisnya atau bahunya terluka. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjauhi isteri-isterinya selama sebulan. Beliau lalu duduk di ruangan yang agak tinggi yang tangganya terbuat dari kayu. Para sahabatnya lalu mengunjunginya, Beliau lalu shalat mengimami mereka dengan duduk sedangkan para sahabatnya shalat dengan berdiri. Setelah salam, beliau bersabda: Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diikuti. Jika imam bertakbir maka takbirlah kalian, jika rukuk maka rukuklah kalian, jika sujud maka sujudlah kalian, dan jika ia shalat dengan berdiri maka shalatlah kalian dengan berdiri. Kemudian Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam turun kembali setelah dua puluh sembilan hari. Mereka pun berkata, Wahai Rasulullah, bukankan engkau mengasingkan diri selama satu bulan? Beliau menjawab: Satu bulan itu dua puluh sembilan hari.(HR. Bukhari)
---------------------------------------------------------------
Diriwayatkan dari Ibnu Abi ‘Ashim, Nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya ‘Arsy sebelumnya berada di atas air. Setelah Allah menciptakan langit (ke-7), ‘Arsy itu ditempatkan di langit yg ke-7. Dia jadikan awan sebagai saringan untuk hujan. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu bumi akan tenggelam terendam air.”
yang diatas Hadits palsu. ini yang hadits shahih :
45.203/4316. Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Telah mengabarkan kepada kami Syu’aib Telah menceritakan kepada kami Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman: ‘Berinfaklah, maka aku akan berinfak kepadamu.’ Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya tangan Allah terisi penuh, pemberian-Nya siang maupun malam tidak pernah menguranginya. Juga beliau bersabda: Tidakkah kalian melihat bagaimana Allah telah memberikan nafkah (rezeki) semenjak Dia mencipta langit dan bumi. Sesungguhnya Allah tidak pernah berkurang apa yang ada pada tangan kanan-Nya. Beliau bersabda: Dan ‘Arsy-Nya ada di atas air, di tangan-Nya yang lain terdapat neraca, Dia merendahkan dan meninggikan.(HR. Bukhari)
77.47/6869. Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Hammam telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tangan kanan Allah selalu penuh dan sama sekali tidak pernah kurang karena berderma (infak), Dia sangat dermawan baik malam maupun siang, tidakkah kalian tahu apa yang telah diinfakan-Nya semenjak Ia mencipta langit dan bumi dan itu semua tidak mengurangi apa yang berada di tangan kanan-Nya? Dan arsy-Nya berada diatas air, dan ditangan-Nya yang lain urusan menjulurkan atau menahan, karenanya Dia meninggikan atau merendahkan.”(HR. Bukhari)
----------------------------------------------------------------
Sahih Bukhari 18:167
Diceritakan oleh Abu Musa: Saat terjadi gerhana Matahari, Rasulullah terperanjat ketakutan. Ia mengira kalau kalau saat itu Hari Kiamat.
hadits diatas telah pelintir oleh Kristen. Hadits Palsu.
ini hadits yang benar :
11.173/999. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Ala berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid bin ‘Abdullah dari Abu Burdah dari Abu Musa berkata, “Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dengan tergesa-gesa seolah akan terjadi hari kiamat. Beliau lantas mendatangi masjid dan shalat dengan berdiri, rukuk dan sujud yang paling panjang, yang pernah aku lihat dari yang beliau pernah lakukan. Kemudian beliau bersabda: “Inilah dua tanda-tanda yang Allah kirimkan, ia tidak terjadi karena hidup atau matinya seseorang, tetapi ‘(Dia, Allah mempertakuti hamba-hambaNya dengannya) ‘ (Qs. Az ZUmar: 16). Maka jika kalian melihat sesuatu padanya (gerhana), maka segeralah untuk mengingat Allah, berdoa dan minta ampunan.”(HR. Bukhari)
-------------------------------------------------------------------
Sahih Bukhari V.5 B.59 N.512
Dinarasikan oleh ‘Abdul ‘Aziz: “Kata Anas, ketika nabi menyerbu Khaibar orang2 di kota berseru “Muhamad dan pasukannya datang”. Kami mengalahkan mereka semua, menjadikan mereka tawanan dan harta rampokan dikumpulkan. Nabi membunuh para pria yang melawan, membantai anak-anak keturunan mereka dan mengumpulkan para wanita menjadi tawanan”
yang diatas Hadits palsu. ini yang hadits shahih :
8.23/358. Telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Ima’il bin ‘Ulayyah berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Abdul ‘Aziz bin Shuhaib dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berperang di Khaibar. Maka kami melaksanakan shalat shubuh di sana di hari yang masih sangat gelap, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan Abu Thalhah mengendarai tunggangannya, sementara aku memboncenmg Abu Thalhah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu melewati jalan sempit di Khaibar dan saat itu sungguh lututku menyentuh paha Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu beliau menyingkap sarung dari pahanya hingga aku dapat melihat paha Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang putih. Ketika memasuki desa beliau bersabda: Allahu Akbar, binasalah Khaibar dan penduduknya! Sungguh, jika kami mendatangi halaman suatu Kaum, maka (amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu) ‘ (Qs. Asf Shaffaat: 177). Beliau mengucapkan kalimat ayat ini tiga kali. Anas bin Malik melanjutkan, (Saat itu) orang-orang keluar untuk bekerja, mereka lantas berkata, ‘Muhammad datang! ‘ ‘Abdul ‘Aziz berkata, Sebagian sahabat kami menyebutkan, Pasukan (datang)! ‘ Maka kami pun menaklukan mereka, para tawanan lantas dikumpukan. Kemudian datanglah Dihyah Al Kalbi seraya berkata, Wahai Nabi Allah, berikan aku seorang wanita dari tawanan itu! Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, Pergi dan bawalah seorang tawanan wanita. Dihyah lantas mengambil Shafiyah binti Huyai. Tiba-tiba datang seseorang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, Wahai Nabi Allah, Tuan telah memberikan Shafiyah binti Huyai kepada Dihyah! Padahal dia adalah wanita yang terhormat dari suku Quraizhoh dan suku Nadlit. Dia tidak layak kecuali untuk Tuan. Beliau lalu bersabda: Panggillah Dihyah dan wanita itu. Maka Dihyah datang dengan membawa Shafiah. Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melihat Shafiah, beliau berkata, Ambillah wanita tawanan yang lain selain dia. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerdekakan wanita tersebut dan menikahinya. Tsabit berkata kepada Anas bin Malik, Apa yang menjadi maharnya? Anas menjawab, Maharnya adalah kemerdekaan wanita itu, beliau memerdekakan dan menikahinya. Saat berada diperjalanan, Ummu Sulaim merias Shafiah lalu menyerahkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat malam tiba, sehingga jadilah beliau pengantin. Beliau lalu bersabda: Siapa saja dari kalian yang memeliki sesuatu hendaklah ia bawa kemari. Beliau lantas menggelar hamparan terbuat dari kulit, lalu berdatanganlah orang-orang dengan membawa apa yang mereka miliki. Ada yang membawa kurma dan ada yang membawa keju/lemak. Anas mengatakan, Aku kira ia juga menyebutkan sawiq (makanan yang dibuat dari biji gandung dan adonan tepung gandum). Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mencampur makanan-makanan tersebut. Maka itulah walimahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.(HR. Bukhari)
11.69/895. Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari ‘Abdul ‘Aziz bin Shuhaib dan Tsabit Al Banani dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat Shubuh dalam keadaan masih gelap, kemudian beliau mengendarai tunggangannya seraya bersabda: Allahu Akbar, hancurlah Khaibar! Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut) (Qs. Ash Shaaffaat: 177). Orang-orang Khaibar keluar seraya berkata, Muhammad dan Al Khamis! Tabit berkata, Al Khamis artinya pasukan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengalahkan mereka, membunuh pasukan dan menawan tawanan. Maka Shafiah menjadi bagian Dihyah Al Kalbi, kemudian ia menjadi milik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau kemudian menikahinya, dan maharnya adalah pembebasannya. ‘Abdul ‘Azizi berkata kepada Tsabit, Wahai Abu Muhammad, apakah kamu bertanya kepada Anas bin Malik, apa yang Beliau jadikan mahar untuk wanita tersebut? Tsabit menjawab, ‘Maharnya adalah pembebasannya.’ Ia pun tersenyum.(HR.Bukhari)
44.225/3879. Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu berkata; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat Shubuh dekat Khaibar ketika hari masih gelap, kemudian bersabda: Allahu Akbar, hancurlah Khoibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut). QS Ash Shaffat; 177. Ketika penduduk Khaibar keluar dan berjalan dalam kegelapan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membunuh para pasukan mereka dan menawan anak-anak mereka. Dan diantara tawanan tersebut terdapat seorang wanita bernama Shafiyah, semula ia tawanan milik Dihyah Al Kalbi lalu diberikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian beliau menikahinya dan menjadikan pembebasannya sebagai mahar pernikahannya. Abdul ‘Aziz berkata kepada Tsabit: Wahai Abu Muhammad, apakah kamu pernah bertanya kepada Anas, Apa yang beliau jadikan maharnya?. Maka Tsabit menganggukkan kepalanya tanda membenarkan.(HR. Bukhari)
-----------------------------------------------------------------
“Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya telah dekat masanya ISA ANAK MARYAM akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil.” (Hadits Shahih Muslim 127)
Hadits diatas telah dikurangi ayat nya.dibawah ini Hadits yang lengkap.
18.165/2070. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Ibnu Syihab dari Ibnu Al Musayyab bahwa dia mendengar Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Demi Dzat yang jiwaku dalam genggamanNya, sungguh tiada lama lagi akan segera turun Ibnu Maryam (Isa Alaihissalam) yang akan menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan jizyah dan harta benda melimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya.(HR. Bukhari)
2.212/220. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Laits. (dalam jalur lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh telah mengabarkan kepada kami al-Laits dari Ibnu Syihab dari Ibnu al-Musayyab bahwa dia mendengar Abu Hurairah mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Sungguh, kedatangan Isa bin Mariam kepada kalian untuk menjadi hakim secara adil akan segera tiba. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi serta menghapuskan jizyah (dari orang kafir). Harta akan melimpah ruah, sehingga tidak ada seorang pun yang ingin menerimanya. Dan telah menceritakannya kepada kami Abdul A'la bin Hammad dan Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakannya kepadaku tentangnya Harmalah bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab dia berkata, telah menceritakan kepadaku Yunus. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Hasan al-Hulwani dan 'Abd bin Humaid dari Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'id telah menceritakan kepada kami ayahku dari Shalih seluruhnya dari Az-Zuhri dengan isnad ini. Dan dalam riwayat Ibnu Uyainah disebutkan, Sebagai imam yang adil dan hakim yang adil. Sedangkan dalam riwayat Yunus, Sebagai hakim yang adil, dan tidak menyebutkan, imam yang adil. Sedangkan dalam riwayat Shalih, Hakim yang adil. Sebagaimana dikatakan al-Laits, dan dalam haditsnya terdapat tambahan, hingga satu sujud lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kemudian Abu Hurairah berkata, Bacalah jika kalian berkehendak: '(Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya) ' (Qs. an-Nisaa': 159).(HR. Muslim)
-------------------------------------------------------------
Muhammad berkata: “Jibril membawakanku makanan satu periuk. Kumakan makanan itu dan kekuatan seks-ku bertambah menjadi sama dengan empatpuluh orang.” (Tabaqat Vol 8, Page 200).
Hadits Palsu yang diatas. Yang dibawah ini Hadits Shahih.
13.18/1325. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Alaa’ telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa radliallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Pasti akan datang pada manusia suatu zaman yang ketika seseorang berkeliling membawa shadaqah emas, lalu ia tidak mendapati seseorang yang mau menerimanya lagi. Lalu akan terlihat satu orang laki-laki akan diikuti oleh empat puluh orang wanita, yang mereka mencari kepuasan dengannya karena sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya wanita.”(HR. Bukhari)
-------------------------------------------------------------
Hadits Shahih Bukhari 1574
Doa Nabi Muhammad SAW sebelum beliau wafat:
Ya Allah! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi
yang diatas adalah Hadits Palsu. ini Hadits yang benar :
44.450/4104. Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Abdullah, Yunus berkata; Az Zuhri berkata; Telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Al Musayyab -di antara orang-orang yang berilmu-, bahwa Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata; Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada dalam keadaan sehat wal afiat, beliau pernah bersabda: ‘Sesungguhnya seorang nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga lalu ia dipersilahkan untuk memilih.’ Aisyah berkata; Ketika malaikat pencabut nyawa datang kepada Rasulullah, sementara kepala beliau berada di pangkuan saya, maka Rasulullah pingsan beberapa saat. Tak lama kemudian ia sadar kembali. Setelah itu, beliau menatap pandangannya ke atas sambil mengucapkan: Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Allah Yang Maha Tinggi! ‘ Aisyah berkata; Dengan demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memilih untuk hidup Iebih lama lagi bersama kami. Aisyah pernah berkata; Saya teringat ucapan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat; Itulah kata-kata terakhir yang pernah beliau ucapkan, yaitu: ‘Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi.’(HR. Bukhari)
60.44/5872. Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin ‘Ufair dia berkata; telah menceritakan kepadaku Al Laits dia berkata; telah menceritakan kepadaku ‘Uqail dari Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Musayyab dan ‘Urwah bin Zubair – ia termasuk kalangan ahli ilmu- bahwa Aisyah radliallahu ‘anha berkata; Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam masih dalam keadaan sehat wal afiat, beliau bersabda: ‘Sesungguhnya seorang nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga lalu ia dipersilahkan untuk memilih.’ Ketika (malaikat pencabut nyawa) datang kepada beliau, sementara kepala beliau berada di pangkuan saya, maka Rasulullah pingsan beberapa saat. Tak lama kemudian ia sadar kembali. Setelah itu, beliau menatap pandangannya ke atas sambil mengucapkan: Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Allah Yang Maha Tinggi! ‘ Aku berkata; Dengan demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memilih untuk hidup lebih lama lagi bersama kami dan saya tahu bahwa itu adalah ucapan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat. Aisyah mengatakan; Itulah kata-kata terakhir yang pernah beliau ucapkan, yaitu: ‘Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi.’(HR. Bukhari)
44.430/4084. Telah menceritakan kepada kami Muhammad Telah menceritakan kepada kami Affan dari Shakhr bin Juwairiyah dari Abdurrahman bin Al Qasim dari Bapaknya dari Aisyah bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersandar di dadaku, Abdurrahman bin Abu Bakr masuk ke rumah sambil membawa kayu siwak yang biasa dia pakai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun melihat kepadanya. Aku berkata kepadanya; ‘Berikan siwak itu kepadaku wahai Abdurrahman! ‘ Lalu dia memberikannya kepadaku. Kemudian aku bersihkan, dan aku kunyah setelah itu aku berikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun bersiwak dengannya. Aku tidak pernah melihat sebelumnya beliau bersiwak sebaik itu. Setelah selesai, beliau mengangkat tangannya, atau jarinya seraya berkata; ‘Arrafiiqul A’laa, Arrafiiqul A’laa (Ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi) sebanyak tiga kali. Lalu beliau wafat. Aisyah berkata; ‘Beliau wafat di antara dagu dan tenggorokanku.’(HR. Bukhari)
------------------------------------------------------------------
Sahih Bukhari 7.72.786
Diriwayatkan Abu Huraira: Sang Nabi berkata, “Yahudi dan Kristen tidak mengecat rambut mereka jadi kau harus melakukan kebalikan dari yang mereka lakukan.”
Hadits diatas Palsu. yang dibawah Hadits Shahih
57.108/5444. Telah menceritakan kepada kami Mu’alla bin Asad telah menceritakan kepada kami Wuhaib dari Ayyub dari Muhammad bin Sirin dia berkata; saya bertanya kepada Anas Apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyemir rambutnya? dia menjawab; Beliau tidak menyemir rambut karena ubannya kecuali hanya sedikit.(HR. Bukhari)
------------------------------------------------------------------
Sahih Muslim no. 3388:
Jabir melaporkan: Kami dulu mempraktekkan azl semasa hidup Rasulullah. Berita ini (praktek azl) terdengar oleh Rasulullah , dan ia tidak melarang kami.
Hadits Palsu kristen kafir yang diatas. Ini Hadits Shahih nya dibawah :
62.9/6113. Telah menceritakan kepada kami Hibban bin Musa telah memberitakan kepada kami Abdullah, telah memberitakan kepada kami Yunus dari Az Zuhri menuturkan; telah memberitakan kepadaku Abdullah bin Muhairiz Al Jumahi bahsawanya Abu Said Al Khudzri memberitakan kepada dia, bahwa ketika ia duduk-duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ada seorang laki-laki anshar dan berujar; ‘Wahai Rasulullah, kami memperoleh tawanan wanita namun kami juga menyukai harta, bagaimana tanggapan anda mengenai ‘azl? ‘ Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: apa kalian mengerjakan itu dengan anggapan tidak akan mendatangkan anak? Hendaklah tidak usah kalian lakukan, sebab tidaklah sebuah jiwa yang telah Allah tetapkan untuk muncul selain musti akan terjadi.(HR. Bukhari)
17.115/2599. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa'id dan 'Ali bin Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far telah mengabarkan kepadaku Rabi'ah dari Muhammad bin Yahya bin Hibban dari Ibnu Muhairiz bahwa dia berkata; Saya bersama Abu Shirmah menemui Abu Sa'id Al Khudri, lantas Abu Shirmah bertanya; Wahai Abu Sa'id, apakah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang azl (mengeluarkan air mani di luar kemaluan istri? Dia menjawab; Ya, kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerangi Bani Mushtaliq, dan kami berhasil menawan wanita-wanita arab yang cantik. Saat itu kami sudah lama kesepian, sedangkan kami menginginkan tebusan dari tawanan-tawanan tersebut, oleh karena itu, kami bermaksud bersenang-senang dengan tawanan wanita tersebut tapi dengan cara 'azl, maka kami sama berkata; Apakah kita melakukan hal ini tanpa menanyakan terlebih dahulu, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di tengah-tengah kita? Lantas kami menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau menjawab: Tidak ada mudharat jika kalian tidak melakukan hal itu, sebab sesuatu yang telah di tetapkan oleh Allah Azza wa Jalla harus tercipta, maka ia akan tetap ada hingga Hari Kiamat. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Farj budak bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Az Zabriqan telah menceritakan kepada kami Musa bin Uqbah dari Muhammad bin Yahya bin Habban dengan isnad ini, sesuai dengan makna hadits Rabi'ah, namun (dalam haditsnya) dia menyebutkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Sesungguhnya Allah telah menetapkan apa yang diciptakannya hingga hari Kiamat.(HR. Muslim)
------------------------------------------------------------
Sahih Bukhari 59, no 637:
Dikisahkan oleh Buraida: Nabi mengirim Ali ke Khalid untuk membawa Khumus (barang rampasan) dan aku membenci Ali, dan Ali yang yang telah mandi (setelah melakukan hubungan seksual dengan seorang tawanan wanita). Aku berkata kepada Khalid, ” Apakah kau tidak melihatnya (yang dilakukan Ali)?” Ketika kami bertemu Nabi aku menyebutkan peristiwa itu kepadanya. Ia berkata, ” O Buraida! Apakah kamu membenci Ali?” Aku berkata, ” Ya.” Ia berkata, ” Apakah kamu benci dia, karena ia mendapat lebih banyak dari khumus (rampasan) tersebut.”
Hadits Palsu kristen kafir yang diatas. Ini Hadits Shahih nya dibawah :
44.349/4003. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basysyar Telah menceritakan kepada kami Rauh bin ‘Ubadah Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Suaid bin Manjuf dari ‘Abdullah bin Buraidah dari Bapaknya dia berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam mengutus ‘Ali untuk menemui Khalid bin Al Walid agar mengambil seperlima harta rampasan perang. Aku adalah orang yang membenci Ali yang pada waktu itu dia sudah mandi. Lalu aku berkata kepada Khalid; ‘Apa kau tidak melihat apa yang dilakukannya? Tatkala aku menemui Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam aku sampaikan kepada beliau perihal Ali maka beliau bersabda: Wahai Buraidah! Apakah kau membenci ‘Ali? aku Buraidah menjawab: ‘Ya.’ Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: Jangan membencinya karena ia berhak mendapatkan yang lebih dari itu dari harta rampasan perang.(HR. Bukhari)
-----------------------------------------------------------------
Sahih Muslim no. 3373:
Abu Sa’id al-Khudri melaporkan: Kami menangkap tawanan2 wanita dan kami ingin melakukan ‘azl/coitus interruptus dengan mereka
Azl / coitus interruptus = penyemburan sperma diluar vagina.
Hadits Palsu kristen kafir yang diatas. Dikurangi ayat nya.
Ini Hadits Shahih nya dibawah :
77.38/6860. Telah menceritakan kepada kami Ishaq telah menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Musa -yaitu Ibn Uqbah- telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Yahya bin Hibban dari Ibn Muhairiz dari Abu Sa’id Al Khudri saat perang bani Musthaliq, bahwa para sahabat mendapatkan para tawanan wanita, dan mereka ingin menikmatinya (jimak) namun tidak menginginkan para tawanan wanita itu hamil. Maka mereka bertanya kepada nabi tentang ‘azl (mengeluarkan sperma di luar kenaluan wanita), maka Nabi bertanya: ‘Bukan sebaiknyakah kalian tidak melakukannya, sebab Allah telah menetapkan siapa saja yang hidup hingga hari kiamat tiba? ‘ Sedang Mujahid berkata dari Qaza’ah aku mendengar Abu Sa’id berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Tidaklah manusia yang dicipta melainkan Allah lah yang menciptanya.”(HR. Bukhari)
17.117/2601. Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Anas bin Sirin dari Ma'bad bin Sirin dari Abu Sa'id Al Khudri dia (Anas) berkata; Saya bertanya kepadanya (Ma'bad), apakah kamu mendengarnya dari Abu Sa'id, dia menjawab, ya, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam beliau bersabda: Tidak ada mudharat jika kalian tidak melakukan Azl, karena itu berkenaan dengan takdir Allah. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib telah menceritakan kepada kami Khalid yaitu Ibnu Al Harits. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dan Bahz mereka semua berkata; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Anas bin Sirin dengan isnad seperti ini, namun dalam hadits riwayat mereka disebutkan; dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda mengenai Azl: Tidak ada mudharat jika kalian tidak melakukan hal itu, karena itu berkenaan dengan takdir Allah. Dan dalam riwayat Bahz, Syu'bah berkata; Saya bertanya kepadanya; Apakah dari Abu Sa'id? Dia menjawab; Ya.(HR. Muslim)
------------------------------------------------------------------
KONSILI NICEA, ARIAN, DAN ORTODOKSI
October 17, 2012, 9:03 PM
KONSILI NICEA
Konsili di Nicea diadakan dua kali, yaitu pada tahun 325 dan 787. Konsili Nicea-I diadakan oleh Kaisar Constantinus untuk menyelesaikan pertikaian tentang Trinitas (Arianisme). Konsili direncanakan semula diadakan di Ancyra namun kemudian dipindahkan ke Nicea dan dibuka pada 20 Mei 325. Konsili dibuka oleh kaisar, Constantinus.
Tujuan utama Constantinus adalah untuk menjamin adanya kesatuan dan kestabilan politik dalam kerajaannya jika dibandingkan dengan perumusan keputusan teologis tentang Trinitas. Sesudah pidato pembukaan oleh kaisar, pimpinan konsili dialihkan kepada Hosius, uskup Cordoba yang telah menemani Constantinus dari Barat, meskipun ada beberapa pandangan yang menginginkan agar Eusthathius, uskup Antiokia, yang menjadi pemimpin konsili.
Golongan Arian mempersembahkan Pengakuan Iman Arianisme yang disusun oleh Eusebius dari Nikomedia, namun konsili segera menolaknya. Kemudian Eusebius dari Kaesarea mempersembahkan Pengakuan Iman baptisan yang berlaku dalam jemaatnya di Palestina. Pengakuan iman ini diterima oleh konsili sebagai pengakuan iman yang sah setelah ditambahkan kata homoousios di dalamnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengakuan Iman (Syahadat) Nicea berbunyi: "Aku percaya kepada satu Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah yang diperanakkan dari Bapa, yang dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, Terang dari Terang. Allah sejati dari Allah sejati, yang diperanakkan, bukan dijadikan, sehakikat (homoousios) dengan Bapa, yang oleh-Nya segala sesuatu ada, yaitu apa yang di surga dan yang di bumi. Yang demi kita manusia dan demi keselamatan kita, turun dan menjadi daging, menjelma menjadi manusia, menderita sengsara dan bangkit pula pada hari yang ketiga, naik ke surga, dan akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Dan kepada Roh Kudus."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Konsili memutuskan empat anathema anti Arianisme. Pengakuan ini ditandatangani oleh semua uskup yang hadir kecuali dua orang uskup, yaitu Theonas dari Marmanika dan Sekondus, uskup Ptolemais. Keduanya dipecat dan diusir oleh konsili.
Jumlah uskup yang hadir dalam konsili ini sulit ditetapkan. Pada umumnya dianggap jumlah peserta adalah 318 uskup. Data ini didasarkan pada tulisan Athanasius. Tampaknya angka ini hanyalah perelambang dari jumlah hamba Abram dalam Kejadian 14:14. Jumlah peserta mungkin 220 hingga 250 orang. Itulah sebabnya konsili ini dikenal juga dengan sebutan Sinode 318 Bapa Gereja. Konsili Nicea I ini disebut juga sebagai konsili oikumenis yang pertama.
Konsili Nicea-II (787) diadakan oleh Ratu Irene atas permintaan Tarasius, patriarkh Constantinopel untuk menyelesaikan pertikaian Ikonoklastik. Paus Hadrianus-I menerima undangan Ratu Irene dan ia mengirim dua orang wakilnya dengan syarat: Sinode Ikonoklasik di Hiera pada tahun 753 harus dikutuk. Patriarkh Antiokia, Aleksandria dan Yerusalem tidak dapat menghadiri konsili karena wilayah mereka berada dalam kekuasaan Islam. Mereka masing-masing diwakili oleh dua biarawan.
Konsili dibuka pada 17 Agustus 786 namun konsili dibubarkan oleh tentara Ikonoklastik sehingga tidak bersidang hingga 24 September 787. Konsili menyatakan bahwa ikon hanya mendapat penghormatan (proskunesis) seperti penjelasan Paus dalam suratnya kepada konsili. Namun konsili menambahkan bahwa mereka menghormati ikon dengan kasih yang relatif (schtikoi pothoi) karena pemujaan (latreia) hanya ditujukan kepada Tuhan Allah saja.
Keputusan konsili ditandatangani oleh semua yang hadir dan juga oleh kaisar serta anaknya Constantinus. Konsili menghasilkan 22 kanon yang berhubungan dengan masalah disiplin gereja seperti membatalkan pemilihan uskup, imam dan diakon oleh pemerintah, simoni dikutuk, imam dilarang meninggalkan diosis-nya tanpa seizin uskup, wanita dilarang tinggal di rumah uskup dan dalam biara laki-laki, dan kesederhanaan para klerus dipertegaskan lagi.
ARIAN VS ORTODOKSI
Secara teritorial, pada tahun 284 M. kaisar Diocletian menghasilkan keputusan strategis untuk membagi kekaisaran Romawi dalam dua teritori dengan penguasanya sendiri-sendiri, untuk alasan keamanan dan kemudahan administrasi. Penyatuan kekaisaran dilakukan kembali oleh Konstantin setelah ia mengalahkan penguasa Romawi Timur, tetapi kemudian terbagi lagi pada tahun 392 M. saat Theodosius-I membagi kembali teritori kekuasaan Kekaisaran kepada dua anaknya yang masih kecil, wilayah timur untuk anaknya Arcadius yang masih berumur 18 tahun, dan bagian barat kepada Honorius yang masih berumur 10 tahun. Tindakan ini menandakan awal kehancuran kekaisaran Romawi. Gereja Barat dikepung dan oleh bangsa barbar, sedangkan Gereja Timur akan menghadapi tekanan dari Kerajaan Persia dan Muslim.
Kembali pada masa kekuasaan Konstantin, Pada masa awal pertumbuhan kekristenan, paska digelarnya konsili Nicea, polarisasi antara gereja wilayah Romawi barat dan timur mulai meruncing. Pada dasarnya perbedaan utama kedua gereja tersebut terletak pada kecenderungan mereka terhadap penerimaan baik paham Arian maupun Athanasius. Gereja barat yang dimotori kekaisaran dapat menerima sepenuhnya kredo Nicea yang dipengaruhi pemikiran Tertullian dan Athanasius. Sedangkan di pihak lain, gereja Timur lebih dipengaruhi Arian dan pemikiran Origen bahwa anak (Yesus) lebih rendah dari Bapak. Pendukung doktrin Arian terutama adalah Kaisar Konstantin dan anak-anaknya. Nantinya, Gereja Timur akan berpusat di Konstantinopel, Byzantium, kota yang didirikan oleh Konstantin tahun 330 M. dan menjadi Ibu Kota Romawi guna menggantikan teritori barat yang semakin terancam bangsa barbar.
Konsili Nicea tidak berhasil meredam kekisruhan antar pengikut Kristen, hal ini sangat dirisaukan Konstantin. Konsensus tidak berhasil ditemukan dan Konstantin mendesak agar Athanasius mau berunding kembali, sayangnya pendirian Athanasius terlalu kuat untuk menerima tawaran tersebut. Hal ini membuat sang kaisar putus asa. Ia dan penerusnya menganggap Athanasius sebagai pembuat masalah. Pada tahun 330, sang Kaisar memanggil kembali Arius dan kawan-kawan yang telah diasingkan oleh keputusan Nicea. Ia ingin mengembalikan nama Baik Arius dan pendukungnya. Usaha Konstantin ini didukung oleh Eusebius dari Nicomedia dan Origen, pendukung setia faksi Arius, yang juga haus akan balas dendam terhadap pendukung doktrin Nicea, khususnya Athanasius.
Tindakan paling nekat mereka adalah menyerang Athanasius yang saat itu menjabat sebagai uskup Alexandria menggantikan Alexander. Ia dikeluarkan dari kantornya berdasarkan keputusan Konsili Tyre di tahun 335 M. Dan kemudian dibuang ke Gaul. Tetapi Athanasius adalah orang yang keras kepala dan selalu berusaha untuk pulang kembali ke Alexandria. Bahkan pengusiran Athanasius dari Alexandria sempat dilakukan oleh 6 kaisar yang berbeda. Kebebalan Athanaius sangat dikenal saat itu hIngga sempat muncul frase “Athanasius contra mundum” atau Athanasius melawan dunia. Di tahun yang sama, Arius dan kerabatnya diijinkan untuk mendapat komuni Gereja di konsili Yerusalem. Tetapi semua ini tetap tidak dapat meyakinkan para penatua di Alexandria untuk menerima Arius sepenuhnya. Konstantin selajutnya memanggil Arius ke Konstantinople pada 336 M., dan memerintahkan Alexander, uskup kota tersebut untuk mengijinkan Arius memasuki gereja kota tersebut. Tetapi sebelum hal itu tewujud, Arius keburu tewas akibat penyebab yang misterius, beberapa mencurigai kalau ia diracuni. Beberapa pihak mencurigai bahwa rival Arius berada di balik kematian ini. Konstantin menyusul kematian Arius tidak lama setelahnya.
Walaupun doktrin Arian mungkin akan dirasakan asing oleh umat Kristen awal-generasi Yakobus. Ia mungkin masih memiliki beberapa kesamaan dalam memandang posisi Yesus yang lebih rendah dari Bapa. Bertentangan dengan pandangan kebanyakan, yang menganggap Gereja Barat dengan pusatnya Roma sebagai asal mula penyebaran Kristen, Gereja Timur ternyata memiliki konsep-konsep kekristenan yang lebih tua. Perlu diingat bahwa Penyebaran Kristen awal dimulai di Jerusallem oleh dewan rasul, bukan di Roma. Konsep Kristen Gereja Barat lebih terpengaruh oleh pemikiran Paulus dan pagan Romawi.
Kematian Konstantin mengantar salah satu anaknya, Konstantius, kaisar romawi Timur beserta kalangan terdekatnya untuk tetap mendukung perkembangan doktrin Arius. Saudaranya, Constans yang menguasai gereja barat mendapat dukungan dari faksi konsili Nicea. Kemudian terjadilah berbagai intrik dan pesaingan untuk memperebutkan kekuasaan. Berbagai konsili berbau politik diadakan oleh kedua belah pihak untuk menyerang satu sama lain. Constans meninggal di tahun 350 M., dan dua tahun kemudian sebagian besar daerah kekuasaanya dikuasai oelh saudaranya, Konstantinus. Peristiwa ini merupakan pukulan telah bagi faksi Nicea. Sang Kaisar merupakan pendukung Arianisme sejati, dan memperlakukan pendukung faksi Nicea dengan penuh kekejaman untuk memasukan mereka ke dalam paham Arian. Sejarah Kristen dalam era Konstantinus dikenal sebagai periode yang kelam. Kaum Arian akhirnya memiliki kesempatan untuk membalas segala perlakuan yang merek dapat paska doktrin Nicea diberlakukan.
Kematian Konstantinus di tahun 362 M. Menandakan berakhirnya masa keemasan Arianisme. Penggantinya, Julianus tidak memiliki pendirian di antara baik paham Arian maupun Ortodoksi Nicean. Julianus adalah seorang Pagan sejati. Selanjutnya Jovian mendukung sentimen ortodox dan menentang Arianisme, akibatnya seluruh bagian Barat mengikuti pandangannya dan kembali mempercayai doktrin Nicea. Tetapi keandaanya mulai berubah saat dua bersaudara Valentinian dan Valens, memasuki kekuasaan tahun 364 M.. Valentinian mendukung keputusan Nicea dan menghabisi seluruh gereja Arian di barat. Bersebrangan dengannya, Valens mengambil posisi Arianisme dan menyerang penyebaran ortodksi di bagian Timur.
Sayangnya sang Kaisar terburu menghadapi perang dengan bangsa Goth di tahun 378 M., Gratian, yang menggantikan Valentinian di Barat, di tahun 376, menjadi penguasa seluruh kekaisaran di tahun 378 - mengembalikan posisi ortodoks ke atas angin. Selanjutnya Theodosius Agung, dengan melarang penyebaran Arianisme di gereja-gereja dan mengeluarkan peraturan yang membatasi gerak Arianisme, menghasilkan kejayaan Doktrin Nicea di mana-mana. Tidak ada yang berani mengexpresikan pandangan Arianisme kecuali Bangsa Barbar seperti Goth, Vandal, dan Burgundy. Tampaknya sejarah persaingan antar faksi yang penuh kekerasan ini belum bisa berakhir, dengan tidak ada pihak yang bisa dipersalahkan atas kesalahan terbesar. Tahun 382 Konsili Konstantinopel digelar oleh pendukung Athanasius dan berhasil menguatkan posisi ortodoks. Sayangnya kemenangan ini tidak sempat disaksikan Athanasius.
Kaum Arian akan memiliki posisi yang lebih kuat seandainya mereka tidak saling bertikai di dalam faksi mereka sendiri. Sebagaimana diketahui, setelah putusan Nicea diberlakukan, kaum Arian terbagi atas berbagai sekte yang masing-masing darinya mengklaim kebenaran. Beberapa bahkan sudah melenceng jauh dari pemikiran Arius yang sebenarnya. Kaum Arian yang berusaha menafsirkan sendiri pemikiran Arius cenderung memasuki kesalahan yang sama. Terdapat tiga faksi utama dalam tubuh Arianisme, yang pertama adalah Anomeans, yang menekankan perbedaan antara Bapa dan Anak; Homeans, yang menyiratkan kesamaan antara anak dan Bapa “berdasarkan kesesuaian kitab suci”, dan Semi-Arians, yang menekankan istilah homoiousion, yang mengexpresikan baik kesamaan dan perbedan antara Bapa dan Anak.
Di abad kelima, kaum Arian yang semakin tertekan oleh perlakukan Kekaisaran, mengungsi kepada bangsa-bangsa Barbar yang lambat laun mulai menguasai Romawi barat. Mereka menemukan tempat di antara kaum Goth, Heruli, Suevi, Vandals, dan Burgundy. Setelah merasa aman, mereka kemudian memperlakukan kaum ortodoks dengan kekejaman yang hampir sama dengan yang pernah mereka dapatkan. Kaum Vandal, yang menancapkan kekuasaan di Afrika, turut memberlakukan kebijakan yang sama terhadap pendukung Nicea. Awalnya Ginseric, raja mereka, dan kemudian Huneric, anaknya, menghancurkan gereja-gereja dan membuang uskup-uskupnya ke pengasingan, dengan dasar perlakukan tersebut serupa dengan yang pernah dilakukan Kaisar terhadap kaum Donatik, Arian, dan lainnya yang dianggap menyimpang dari ajaran ortodoks.
Dio awal abad keenam, kaum Arian berjaya di sebagian Asia, Eropa, dan Afrika. Banyak dari uskup Asia yang mendukung Arianisme. Kaum Vandal di Afrika, Goth di Italia, kaum Gaul, babgsa Suevi, Burgundy, dan Spaniard dengan terbuka menyokong kepercayaan Arianisme mereka. Kaum Yunani yang sempat mendukung doktrin Nicea turut memperoleh kekerasan dimanapun mereka berada. Dalam periode yang disebut sebagai abad kegelapan di Eropa ini, kekerasan antara Arian dan Ortodoks terjadi seakan tidak pernah berhenti dan selalu berulang. Hingga kemudian Justinian berkuasa dan merestorasi keadaan. Ia berhasil mengusir kaum Vandal dari Afrika dan Goth dari Italia. Akhirnya beberapa raja penganut Arian, seperti Sigismund, raja Burgundy, Theodimir-Raja Suevi di Lusitania, dan Receared, raja Spanyol, tanpa penumpahan darah mengakui pelepasan meeka dari doktrin Arian. Entah ada alasan apa di balik peristiwa tersebut, tetapi efeknya sejak itu, Kaum Arian mulai sedikit demi sedikit melemah dan tidak pernah memperoleh kekuatan yang sama lagi.
Dalam hal penggunaan kitab Suci, Saat gereja barat tengah menuju persetujuan dalam penentuan canon Perjanjian Baru, Gereja timur masih belum sepenuhnya sepakat dalam hal tersebut. Penyebabnya antara lain, Gereja timur mencakup wilayah yang lebih heterogen, mulai dari Syria, Turki (Byzantium) hingga Mesir. Sebelumnya gereja di wilayah-wilayah tersebut sudah memiliki pilihan canon kitab suci masing-masing. Gereja Syria contohnya, walaupun sempat menggunakan canon Tatian selama beberapa waktu, pada abad keempat seluruh naskah Diatessaron dimusnahkan oleh perintah Uskup Theodoretus dari Cyrrhus dan Rabbula dari Edessa. Mereka menggantikannya dengan empat Injil yang terpisah. Pada abad kelima, gereja Syria menggunakan Pesshita yang berisi seluruh kitab Perjanjian Baru kecuali surat II dan III Johannes, II Petrus, Yudas, dan kitab Wahyu. Beberapa aliran gereja timur masih menggunakan canon tersebut hingga saat ini. Tetapi secara keseluruhan, konsep kristianitas versi Paulus yang menyebar pesat di barat mengelami penerimaan yang lebih lambat di kawasan ini.
Selanjutnya sebagai pengingat, ada pula gereja Afrika (Koptik) yang berpusat di Alexandria. Dalam hal penggunaan kitab suci, gereja ini sangat dipengaruhi pemikiran Clement dari Alexandria. Contohnya gereja ini mengakui dua surat Clement sebagai bagian dari kitab suci. Gereja aliran lain yang berpusat di Ethiopia bahkan menggunakan kitab-kitab tak dikenal seperti Sinodos (kumpulan doa yang dianggap sebagai karya Clement dari Roma), Octateuch (dianggap ditulis Petrus kepada Clement dari Roma), Kitab Perjanjian (berisikan instruksi Yesus sebelum peristiwa kenaikan), dan Didascalia (lebih seperti Didache yang berisikan peraturan-peraturan gereja). Naskah tertua yang pernah ditemukan saat ini merupakan naskah yang berasal dari keluarga Alexandria, tidak lain adalah codex Sinaiticus yang turut memuat kitab Hermas dan surat Barnabas. Membuktikan bahwa pada abad keempat masih ada gereja yang tidak menggunakan canon resmi.
Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa gereja barat lebih sepakat dalam menentukan canon, hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan politik dan sosial pasca-Nicea. Contohnya saat Athanasius melarikan diri dari tekanan gereja timur (yang masih menganut Arianisme), ia malah mendapatkan tanggapan yang baik di gereja barat. Sinode Carthage merupakan penentu akhir kontroversi canonisasi, dan setelah itu hampir-hampir tidak ada revisi terhadap Perjanjian Baru. Gereja Katolik tidak segera meresmikan susunan Bible hingga tanggal 8 April 1546, di mana konsili Trent terpaksa diadakan akibat tekanan politik. Gereja Katolik akhirnya mengakui Bible yang berisi 73 kitab sebagai bacaan utama mereka. Keputusan ini mengakibatkan perbedaan dengan aliran Protestan yang hanya menggunakan Bible yang berisi 66 kitab.
Pihak Protestan menyebut 7 kitab tambahan yang digunakan Katolik sebagai apokrip, sedangkan Martin Luther walaupun tidak secara terbuka menolak keotentikan beberapa surat dalam Perjanjian Baru, kadang ia menempatkan beberapa surat dalam derajat yang rendah dibandingkan dengan surat lainnya. Seperti Marcion, ia menempatkan surat–surat Paulus dalam derajat utama dan harus dianggap sebagai sumber keterangan utama mengenai ajaran Kristen. Surat lainnya seperti Yudas, Yakobus, dan Petrus (Catholic Epistles) ia tempatkan pada derajat yang lebih rendah karena menyiratkan pertentangan terhadap ajaran Paulus.
Hingga kini dapat kita simpulkan bahwa canonisasi Perjanjian Baru tidak pernah didasarkan atas pertimbangan literal atau historis, melainkan lebih atas dasar konsensus di antara gereja-gereja masa lampau. Akibatnya seperti yang bisa ditemukan saat ini, berupa banyaknya kontradiksi ditemukan di antara kita-kitab Perjanjian Baru. Martin Luther yang menyadari adanya pertentangan ajaran Paulus dalam beberapa surat akhirnya harus menempatkan beberapa surat dalam derajat yang berbeda. Belum lagi dengan ditemukannya berbagai keraguan atas keotentikan kitab-kitab tertentu di abad pasca-pencerahan yang menambah keraguan terhadap kredibilitas para Bapak Gereja awal dalam memproses canonisasi Perjanjian Baru.
Beberapa naskah kuno yang selama ini diungkap bahkan seakan membuka mata kita bahwa selama ini terdapat berbagai bacaan lain di luar Perjanjian Baru yang dianggap sebagai tulisan suci oleh gereja-gereja di abad awal. Masalah hilangnya beberapa bacaan tersebut dari sejarah, kita dapat menyalahkannya pada tindakan-tindakan gereja pada masa sesudahnya yang sangat protektif.
The Seven Sleepers
June 8, 2012, 1:27 PM
Dikisahkan dalam bahasa Yunani oleh Metaphrastes Simeon dalam "Kehidupan para Orang Suci" untuk bulan Juli. Gregorius dari Tours melakukannya ke dalam bahasa Latin. Ada versi Syria oleh James dari Sarug (wafat 521), dan dari Syria kisah itu dilakukan ke dalam bahasa Timur lainnya. Ada juga puisi Anglo-Norman, terjadi "Li set dormanz", ditulis oleh seorang Chardry tertentu, dan lagi dalam "Legenda Emas" Jacobus de Voragines itu (Legenda aurea) dan dalam fragmen-Old Norse.
Dari semua versi ini dan kembali edisi tampaknya bentuk Yunani dari cerita, yang merupakan dasar dari Metaphrastes Simeon, adalah sumber. Cerita ini adalah: Decius (249-251) pernah datang ke Efesus untuk menegakkan hukum-Nya terhadap umat Kristen
- deskripsi mengerikan dari kengerian yang membuat mereka menderita berikut
- di sini dia menemukan tujuh pemuda yang mulia, bernama Maximillian, Jamblichos, Martin, John , Dionysios, Exakostodianos, dan Antoninos (jadi Metaphrastes; nama bervariasi; Gregorius dari Tours memiliki Achillides, Diomedes, Diogenus, Probatus, Stephanus, Sambatus, dan Quiriacus), yang notabene Kristen.
Kaisar mencoba mereka dan kemudian memberi mereka waktu yang singkat untuk dipertimbangkan, sampai ia kembali lagi ke Efesus. Mereka memberi harta mereka kepada orang miskin, mengambil beberapa koin hanya dengan mereka dan pergi ke sebuah gua di Gunung Anchilos untuk berdoa dan mempersiapkan kematian. Decius kembali setelah perjalanan dan menanyakan tujuh pria.
Mereka mendengar kedatangannya dan kemudian, saat mereka mengucapkan doa terakhir mereka di gua sebelum memberikan diri mereka, tertidur. Kaisar mengatakan kepada prajuritnya untuk menemukan mereka, dan ketika ditemukan tertidur di gua itu ia memerintahkan untuk ditutup dengan batu besar dan disegel, sehingga mereka terkubur hidup-hidup. Namun seorang Kristen datang dan menulis di luar nama-nama para martir dan kisah mereka.
Tahun berlalu, kekaisaran menjadi Kristen, dan Theodosius [baik Agung (379-395) atau (408-450) yang lebih muda, Koch, op.cit. infra, hal. 12], memerintah. Dalam waktu beberapa bidat menyangkal kebangkitan tubuh. Sementara kontroversi ini berlangsung, seorang tuan tanah kaya bernama Adolios punya gua Sleepers 'dibuka, untuk menggunakannya sebagai sebuah kios ternak. Lalu mereka terjaga, berpikir mereka hanya tidur satu malam, dan mengirim salah seorang dari mereka (Diomedes) ke kota untuk membeli makanan, supaya mereka makan sebelum mereka menyerahkan diri.
Diomedes datang ke Efesus dan untuk croscek keadaan, tujuannya adalah berikut.
Dia kagum melihat lihat ada gereja, dan orang-orang tidak bisa mengerti dari mana ia mendapatkan uang itu diciptakan oleh Decius. Tentu saja akhirnya datang bahwa hal terakhir yang dia tahu adalah pemerintahan Decius itu; akhirnya uskup dan prefek pergi ke gua dengan dia, di mana mereka menemukan enam orang lain dan prasasti. Theodosius dikirim untuk, dan orang-orang kudus menceritakan kisah mereka. Setiap orang bergembira pada bukti kebangkitan tubuh. Para tidur, setelah diperbaiki kesempatan itu dengan wacana panjang, kemudian mati memuji Tuhan.
Kaisar ingin membangun makam emas bagi mereka, tetapi mereka tampaknya dia dalam mimpi dan meminta untuk dikuburkan di bumi dalam gua mereka. Gua ini dihiasi dengan batu mulia, sebuah gereja besar dibangun di atasnya, dan setiap tahun pada hari raya Tujuh Sleepers disimpan.Koch (op. cit.) Telah memeriksa pertumbuhan ini cerita dan penyebaran legenda ajaib tidur panjang.
Aristoteles (Phys., IV, xi) mengacu pada kisah yang sama tentang tidur di Sardes, ada banyak lagi contoh dari berbagai negara (Koch, hal 24-40, mengutip Jerman, Inggris, Slavia, India, Yahudi, Cina, dan Arab versi). Frederick Barbarossa dan Rip Van Winkle terkenal contoh kemudian.
Kisah Efesus diceritakan dalam Al Quran Al Kahfi (QS 18), dan telah memiliki sejarah panjang dan perkembangan lebih lanjut dalam Islam (Koch, 123-152), juga di Kristen abad pertengahan (ib., 153-183).
Baronius adalah orang pertama yang meragukannya (Ann. Pengk di SS Acta, Juli, 386, 48..), Yang kemudian didiskreditkan sampai studi modern.
Tujuh Sleepers memiliki perayaan dalam kalender Bizantium pada tanggal 4 Agustus dan 22 Oktober; di Martirologi Romawi mereka diperingati sebagai St. Maximianus, Malkhus, Martinianus, Dionysius, Joannes, Serapion, dan Constantinus pada 27 Juli.
Sedikit mengutip dalam Al Quran
QS 18: 16. Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.
QS 18: 18. Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
Sebenarnya ada banyak ilmu yang mungkin bisa ambil dari kisah ini. Allah tentunya maha segalanya dalam segala urusan. Suatu contoh penyediaan makanan dari syurga kepada Maryam ibunda Nabi Isa.
Mungkin situasi pada saat itu cuaca membeku yang mengakibatkan manusia menjadi mati suri, ataupun mungkin juga mereka telah memakan sesuatu yang mengakitkan mereka tidur dan lain sebagainya.
Dalam hal makanan QS 18:19. Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
Makanan Ilmuwan : Cairan kombinasi es dan garam yang disuntikkan dalam tubuh agar suhu darah menurun. Lumayan drop dari 37°C s/d 10°C. Apabila suhu darah sudah drop tentu saja metabolisme tubuh pun ikut turun. Cara ini sudah diuji coba pada seekor babi dan berhasil. Namun ini hanya berhasil dalam beberapa jam saja.
Menurut para ahli dari University of California & Safar Centre for Resuscitation Research at the University of Pittsburgh, tempo bisa diperpanjang hingga hitungan hari, minggu bahkan bulan dengan catatan tubuh harus diberi makan dalam bentuk tetes yang dialirkan ke pembuluh darah.
Hanya saja konsekuensi hibernasi : rambut & kuku akan tetap tumbuh. Umur pun tetap bertambah.
Ashabul Kahfi : Tidak ada asupan makanan apalagi minuman karena para pemuda itu tidur non-stop selama 300 tahun. Yang luar biasa umur tak bertambah sedikitpun.
Kotoran / TinjaIlmuwan : Sampai saat ini para peneliti masih kesulitan mengatasi urusan yang satu ini. Di antara binatang yang mengadopsi sistem hibernasi pun hanya beruang saja yang tidak punya masalah buang air besar.
Ashabul Kahfi : Mereka tidak memiliki masalah ini. Apa dalilnya? Apakah anda punya argumentasi yang dapat menjelaskan seseorang yang tidak pernah mendapat asupan makanan dan minuman sama sekali tapi masih bisa mengeluarkan kotoran? Bisa-bisa dehidrasi, dong? Jadi no input, no output!
Cahaya Ilmuwan : Para ahli nampaknya belum melirik faktor yang satu ini untuk mempertahankan kondisi tubuh. Yang diyakini saat ini baru menggunakan sistem “drowning in icy water” alias tubuh direndam dalam air es. Metode ini terbukti mampu mengobati tubuh yang terluka atau menyelamatkan pasien serangan jantung setelah “mati” dalam beberapa jam.
Ashabul Kahfi : Dalam medis pun sinar matahari dianggap penting untuk pembersihan, penguatan tulang dan kulit dan manfaat lainnya. Dalam tafsir Al-Qurthubi mengatakan, "bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri", maksudnya adalah bagian kiri matahari mengenai mereka karena sengatannya.
Sinar matahari memperbaiki tubuh mereka. Ayat itu dalam hal ini menegaskan bahwa Allah SWT menempatkan mereka di gua yang karakteristiknya unik. Mungkin jika arsitektur gua yang berbeda hasil akhirnya bisa jadi berbeda. Malah, bisa-bisa tubuh terpanggang gara-gara matahari siang!
Mitsutaka Uchikoshi, hilang selama 24 hari di tengah gunung bersalju7 Oktober 2006, sebuah musibah menimpa seorang pengusaha muda Jepang berusia 35 tahun, Mitsutaka Uchikoshi. Ia terjatuh & mengalami cedera kepala ketika sedang berlibur di gunung Rokko, Jepang. Ia dinyatakan hilang. Seorang pendaki gunung akhirnya berhasil menemukan 24 hari kemudian dalam hipotermia.
Saat ditemukan korban dalam kondisi patah tulang panggul, denyut nadinya tak terdeteksi, suhu badan drop hingga 22°C, organ-organ vital tidak menunjukkan aktivitas dan ditambah pula dengan kehilangan darah cukup banyak.
Anda bisa bayangkan apa yang terjadi terhadap seseorang yang hilang selama 24 hari di tengah gunung bersalju, tewas? Tentu itu dugaan banyak orang. Tetapi Tuhan berkehendak sebaliknya.
Setelah melampaui masa kritisnya, Uchikosi kembali pulih 100% seperti sediakala.
“Ia (Uchikosi) masuk ke dalam kondisi yang serupa dengan hibernasi. Fungsi organnya melambat, tetapi otaknya terlindung & dalam kondisi baik. Saya yakin kemampuan otaknya bisa pulih 100%” ujar Dr Shinichi Sato.
Vatikan Pernah Terlibat Pesta Seks dan Pembunuhan Gadis
June 5, 2012, 10:08 AM
Kantor Berita Rusia RT melaporkan pada Kamis 23/05, mengenai pesta seks oleh Gereja Vatikan yang melibatkan sejumlah penculikan wanita muda.
Seorang gadis remaja pernah diculik untuk pesta seks di Vatikan yang melibatkan geng dan polisi Vatikan serta para diplomat asing sekitar 30 tahun lalu. Informasi ini disampaikan oleh seorang pastur yang terkenal sebagai 'pengusir setan' dan pernah menyatakan bahwa novel Harry Potter adalah 'karya iblis'.
Bapa Gabriele Amorth yang pernah ditunjuk oleh mendiang Paulus Johanes ke II sebagai Kepala Pengusir Setan dan mengklaim telah melakukan 70.000 pengusiran setan mengatakan, bahwa Vatikan membunuh gadis 15 tahun bernama Emanuela Orlandi dan mayatnya dibuang.
Pastur yang kini 'vokal' (banyak bicara_red) ini mengatakan bahwa gadis yang masih bersekolah itu diculik dari jalanan di pusat Roma pada musim panas tahun 1983 dan dipaksa untuk mengikuti sebuah pesta seks.
"Ini adalah kejahatan dengan motif seksual. Pesta seks ini diselenggarakan dan polisi Vatikan bertindak sebagai 'perekrut' para perempuan," kata Pastor Amorth yang kini berusia 85 tahun mengatakan kepada koran La Stampa.
"Jaringan ini melibatkan para diplomat dari kedutaan asing untuk Tahta Suci. Saya yakin Emanuela berakhir sebagai korban dari jaringan ini." tambahnya.
Pendeta itu juga menambahkan bahwa Monsignor Simeone Duca sebagai pemegang arsip Vatikan "adalah yang meminta untuk merekrut para gadis dengan bantuan polisi Vatikan," ia menegaskan para gadis itu diculik untuk pesta pora yang meriah.
Pernyataan Bapa Amorth ini muncul di saat polisi Italia dan para ahli forensik menemukan makam seorang anggota gangster pekan lalu di Sant'Apollinare, Basilika Roma.
Makam tersebut adalah milik Pedis De Enrico, seorang mafia yang tewas dibunuh pada tahun 1990 oleh anggotanya sendiri. Makam ini diketahui setelah polisi mendapat telepon dari seseorang yang tidak ingin diketahui identitasnya dan mengatakan bahwa gadis itu dikubur bersama anggota gangster tersebut.
Tulang-tulang lain memang ditemukan di dekat sisa-sisa mayat anggota gangster itu, namun belum positif diindentifikasi sebagai tulang Emanuela.
Tetapi pastur tadi tidak ragu menuduh Tahta Suci (Vatikan_red) terlibat dalam kejahatan yang mengerikan ini. "Saya tidak pernah percaya pada teori internasional. Saya memiliki motif untuk percaya bahwa ini hanya kasus ekploitasi seksual."
"Teori Internasional" mengatakan, gadis itu diculik untuk digunakan sebagai tawar menawar untuk pembebasan dari penjara Mehmet Ali Agca, seorang pria bersenjata asal Turki yang mencoba membunuh Paus Yohanes Paulis ke II di St Peter Square pada tahun 1981. Versi teori internasional ini belum pernah dikonfirmasi balik.
Pastur Amorth yang meyakini adanya pesta seks kalangan Vatikan ini adalah pastur yang 'vokal' dan soso yang berwarna-warni. Ia makin terkenal setelah mengklaim bahwa Yoga adalah Setan karena meditasi itu mengarah ke pemujaan Hindu.
Pendeta Amorth juga menyatakan novel Harry Potter sebagai "Karya Iblis" dengan mengatakan bahwa novel itu mendorong anak-anak percaya pada ilmu hitam dan sihir. [muslimdaily.net]
The Lost Bibble
June 3, 2012, 8:05 PM
18666 ayat bible disunat
Keaslian Alkitab tidak bisa terjaga karena di samping naskahnya telah hilang, bahasa yang digunakan juga bukan bahasa asli ketika ayat tersebut diwahyukan. Selain itu, Bibel tidak pernah dihafal oleh satu orang pun sepanjang sejarah. Akibatnya, berbagai penyisipan dan pengurangan ayat tidak bias dihindari oleh Bibel.
Alkitab Reader Digest terbit lebih tipis dan ringkas dari Alkitab standar umum. Dalam Alkitab ini, kitab perjanjian Baru diringkas 50 persen, sedangkan dan perjanjian Lama diringkas 25 persen.
Bahkan dalam Alkitab terbitan Jerman ?Die Gute Nachricht Altes und Neues Testament?, jumlah ayatnya berkurang belasan ribu ayat dibanding Alkitab standar Protestan (Revised Standard Version, King James Version, New International Version, Tyndale Bible, Zonderfan Bible) maupun standar Katolik (Revised Standard Version Catholic Edition, New American Bible, dan New Jerusalem Bible).
Dalam Alkitab yang diterbitkan oleh Deutsche Biblestifung Stuttgart, Germany tahun 1978 ini, terdapat lebih kurang 18.666 ayat dari ratusan pasal yang hilang. Jumlah ini cukup mencengangkan, karena berarti tiga kali lipat jumlah ayat kitab suci Al-Qur?an.
Bagian 2
Dalam Alkitab terbitan Jerman ?Die Gute Nachricht Altes und Neues Testament? terbitan deutsche Bibelstifung Stuttgart, Germany tahun 1978, jumlah ayat dalam Perjanjian Lama (PL) berkurang 18.666 ayat. Jumlah ini diperoleh dari perbandingan dengan Alkitab standar Protestan maupun standar Katolik.
Menurut Ev Jansen Litik, Alkitab Perjanjian Lama terdiri dari 22.465 ayat. (Tanya jawab Dogmatika Kristologi, hlm.18). Dengan demikian berarti Alkitab PL kehilangan sekitas 83 persen. Bila dibuka dengan cermat, dari lembaran pertama sudah terlihat mencolok adanya ayat-ayat yang raib itu. Bermula dari kitab Kejadian (Das Erste Buch Mose), terdapat 8 pasal 5, pasal 10, pasal 20, pasal 23, pasal 26, pasal 31, pasal 34, dan pasal 36.
Dari seluruh kitab Perjanjian Lama (PL), yang paling banyak kehilangan ayat adalah kitab Mazmur (Das Buch Psalmen). Umumnya, kiotab ini terdiri dari 150 pasal. Tetapi dalam Alkitab terbitan Jerman ini hanya terdapat 41 pasal saja. Sedangkan 109 pasal lainnya tidak dimuat sama seklai. Di samping itu, bebrapa bagian di antaranya kehilangan searoh pasal. Jika dihitung, jumlah seluruh ayat yang hilang dari kitabMazmur berjumlah 1.830 ayat.
Nasib yang sama juga dialami oleh kitab Tawarikh yang terdiri dari Tawarikh I dan Tawarikh II. Kitab Tawarikh I umumnya terdiri dari 29 pasal dan 891 ayat, sedangkan kitab Tawarikh II terdiri dari 36 pasal dan 822 ayat. Kedua kitab ini sama sekali disunat dari Alkitab. Jika dikalkulasi, terdapat 1.713 ayat yang tidak dimuat dalam kitab Tawarikh.
Selain Tawarikh, kitab lain yang dipangkas habis tanpa menyisakan satu ayat pun adalah Kitab Ester, Ratapan(nudub Yeremia), Obaja, Nahum, Habakuk, Zefanya, Tobit, Tambahan Ester, Kebijakan Alomo, Sirakh, Barukh, dan Tambahan Kitab Daniel. Total jumlah ayat dari kitab-kitab yang hilang ini adalah 3.006 ayat.
Kitab Yehezkiel (Der Prophet Ezechiel) hilang 30 pasal, antara lain: pasal 6-7, pasal 12-15, pasal 17, pasal 19-30, pasal 32, pasal 35, pasal 38-42, pasal 44-46, dan pasal 48. Selain itu, ada bebrapa bagian yang hilang separoh pasal, sehingga total ayat yang hilang berjumlah 871 ayat.
Kitab Yesaya (das Buch Jesaya) yang seyogianya berjumlah 66pasal, kini tinggal 37 pasal saja,lantaran kehilangan 29 pasal. Dari 37 pasal yang tersisa itu pun sebagian hilang separoh pasal. Jumlah seluruh ayat yang hilang dari kitabYesaya adalah 687 ayat.
Kitab Bilangan (Das vierte Buch Mose) hanya ada 10 pasal, setelah kehilangan 26 pasal, antara lain: pasal 1-2, pasal 4-5, pasal 7-9, pasal 11-12, pasal 15-19, dan pasal 25-36. Jumlah ayat yang hilang dalam kitab Bilangan adalah 1.057 ayat.
Demikian pula yang dialami oleh Kitab Yeremia (Der Prophet Jeremia). Kitab ini hanya memiliki 25 pasal setelah kehilangan 27 pasal. Jumlah ayat yang hilang dalam kitab Bilangan adalah 869 ayat.
Dalam Dua Halaman raib Ribuan Ayat:
Menurut urutan yang baku, seharusnya setelah kitab Tibit adalah kitab Yudit (339 ayat), Tambahan Ester (91 ayat), Kebijakan Salomo (435 ayat), Sirakh (1.401 ayat), barukh (213 ayat), dan Tambahan KItab Daniel (196 ayat). Tetapi, enam kitab yang terdiri dari 2.675 ayat ini hilang semua. Setelah kitab Tobit, langsung loncat ke kitab Makabe.
DAFTAR AYAT-AYAT YANG HILANG DARI ALKITAB
No Nama Kitab Jumlah
01. Kitab Kejadian (Das Erste Buch Mose) 391
02. Kitab Keluaran (Das Zweite Buch Mose) 539
03. Kitab Imamat (Das Dritte Buch Mose) 764
04. Kitab Bilangan (Das Vierte Buch Mose) 1,057
05. Kitab Ulangan (Das Funfte Buch Mose) 698
06. Kitab Yosua (Das Buch Josua) 528
07. Kitab Hakim-hakim (Das Buch Von Den Richtern) 386
08. Kitab l Samuel (Das Erste Buch Samuel) 304
09. Kitab ll Samuel (Das Zweite Buch Samuel) 363
10. I Raja-raja (Das Ersste Buch von den Konigen) 375
11. II Raja-raja (Das Zweite Buch von den Konigen) 343
12. Kitab Tawarikh I 891
13. Kitab Tawarikh II 822
14. Kitab Ezra (Das Buch Esra) 125
15. Kitab Nehemia (Das Buch Nehemia) 289
16. Kitab Ester 167
17. Kitab Ayub (Das Buch Ijob) 672
18. Kitab Mazmur (Das Buch Psalmen) 1,830
19. Kitab Amsal (Das Buch Sprichworter) 704
20 Kitab Pengkhotbah (Das Buch Koholet) 100
21. Kitab Kidung Agung (Das Hohelied) 31
22. Kitab Yesaya (Das Buch Yesaya) 687
23. Kitab Yeremia (Der Prophet Jeremia) 869
24. Kitab Ratapan 154
25. Kitab Yehezkiel (Der Prophet Ezechiel) 871
26. Kitab Daniel (Das Buch Daniel) 219
27. Kitab Hosea (Der Prophet Hosea) 128
28. Kitab Yoel (Der Prophet Joel) 16
29. Kitab Amos (Der Prophet amos) 14
30. Kitab Obaja 21
31. Kitab Mikha (Der Prophet Micha) 46
32. Kitab Nahum 47
33. Kitab Habakuk 56
34. Kitab Zefanya 53
35. Kitab Hagai (Der Prophet Haggai) 14
36. Kitab Zakharia (Der Prophet Sacharja) 115
37. Kitab Maleakhi (Der Prophet Maliachi) 36
38. Kitab Tobit (Das Buch Tobit) 85
39. Kitab Yudit 339
40. Tambahan Ester 91
41. Kebijakan Salomo 435
42. Kitab Sirakh 1,401
43. Barukh 213
44. Tambahan Kitab Daniel 196
45. I Makabe (Das Erste Buch von Den Makkabaer) 757
46. II Makabe (Das Zweite Buch von Den Makkabaer) 424
Jumlah ayat yang hilang 18,666 ayat
Kitab Imamat (Das Dritte Buch Mose) dalam Alkitab Jerman hanya memuat pasal 9,16 dan 19 yang semuanya terdiri dari 95 ayta saja. Padahal, standarnya kitab Imamat terdiri dari 27 pasal (859 ayat). Selebihnya, 24 pasal (764 ayat) disapu bersih. Jadi,kitab Imamat ini kehilangan ayat sebanyak 89 persen.
Kitab-kitab PL lainnya yang banyak kehilangan ayat antara lain: kitab Amsal (Das Buch Sprichworter) hilang 23 pasal (704 ayat); kitab Ayub (Das Buch Ijob) hilang 23 pasal (672 ayat); kitab Mazmur (Das Buch Psalmen) hilang 109 pasal (1.830 ayat); kitabYosua (Das Buch Josua) hilang 17 pasal (528 ayat); kitab Ulangan (Das Funfte Buch Mose/Deuteronomium) hilang 16 pasal (698 ayat); kitabYesaya (Das Buch Jesaya) hilang 29 pasal (687 ayat), dll.
Data-data pengurangan dan perubahan tata letak ayat-ayat di atas, secara otomatis menggugurkan doktrin otoritas Alkitab (Bibel) sebagai murni firman Tuhan. Sebab Bibel telah dikotori oleh tangan-tangan manusia. Umat Islam tidak heran terhadap fenomena ini, karena Allah SWT telah mengabarkan dalam Al-Qur?an:
?Mereka (Ahli Kitab) suka mengubah kalimat-kalimat Allah daripada tempat-tempatnya??(Qs. Al-Ma?idah 13).
Dengan demkian, tuduhanRobert Morey dalam buku The Islamic Invasion bahwa Al-Qur?an kehilangan 73 ayat dalamproses pembukuannya, sanagt keliru dan tidak berdasar sama sekali. Sebab fakta sejarah telah menyanggah tuduhan ini (lihat Majalah tabligh edisi sebelumnya).
Selain itu,tuduhan kehilangan ayat dalam kitab suci itu, jelas salah alamat bila ditujukan unutk Al-Qur?an. Sebaiknya, Morey mengalamatkan tudingan ini kepada Alkitab (Bibel), yang terbukti telah kehilangan 18.666 ayat (sekitar 83 persen).
Di dalam Alkitab, ada beberapa nomor ayat namun isi ayatnya tidak ada, artinya ada sebagian ayat-ayat dalam Alkitab yang telah disunat, namun karena tidak diketahui orang yang telah menyunatnya, maka lebih tepat jika dikatakan Alkitab telah tersunat.
Alkitab tersunat, tentu akan menjadikan Alkitab tidak lagi sempurna. Alkitab yang tersunat juga menunjukkan bahwa Alkitab bukanlah firman Allah yang terjaga keutuhannya dan bukan pula sebagai tulisan manusia yang terinspirasikan oleh roh suci seperti klaim selama ini, karena jika Alkitab diklaim sebagai tulisan manusia yang terinspirasikan oleh roh suci sementara ada ayat yang hilang, maka sama halnya mengatakan roh suci tersebut telah tidak sempurna dalam menginspirasikan.
Dengan kondisi Alkitab seperti tersebut, menjadikan sebagian orang Kristen berpendapat bahwa Alkitab hanyalah kitab sejarah yang berisikan sebagiannya firman-firman Allah, sebagiannya lagi ajaran-ajaran dari para nabi dan orang-orang suci dan sebagiannya lagi adalah tafsiran penulis Alkitab itu sendiri, pendapat mereka tersebut didukung oleh adanya susunan Alkitab yang mirip-mirip dengan buku otobiografi yaitu adanya urutan kisah dari awal hingga akhir dan adanya kata-kata penulis sendiri yang masuk dalam Alkitab, contoh, Matius telah menulis Injilnya tentang Yesus sejak pra kelahiran Yesus, masa dakwahnya hingga masa pasca eksistensinya di bumi dan dalam Injilnya banyak sekali kata-kata pribadi ?tasiran- Matius yang masuk dalam Injilnya.
Oleh karena Alkitab hanya sebuah kitab sejarah tulisan manusia dan karena manusia tidak akan lepas dari kesalahan dan kealpaan, maka yang berpendapat demikian akan mendapatkan kewajaran bila kemudian Alkitab menjadi tidak sempurna yang dikarenakan Alkitab telah tersunat. Namun bagi yang ber-pendapat Alkitab sebagai tulisan manusia yang terinspirasikan oleh roh suci harus menerima ketidakwajaran bila kemudian ditemukan Alkitab telah tersunat sebagian ayat-ayatnya. Pertanyaannya, apa benar Alkitab telah tersunat?.
Injil Karangan Matius
Dalam Injil Matius versi Todays English Version (TEV) penginjil secara jujur menunjukkan bahwa ayat Matius 18:11 telah hilang, ditulis sebagai berikut pada versi Injil tersebut :
Matthew 18:11 [NOT IN TEV]
Artinya, isi ayat tersebut tidak ada dalam Injil Today English Version -Not In TEV-.
Rupanya, hilangnya ayat tersebut sangat mengusik para penginjil di seluruh dunia, sehingga mereka dengan keberanian penuh, menambah-nambah ayat yang bukan wewenangnya, contoh dalam Injil Matius Terjemahan Baru oleh LAI ada penambahan ayat seperti berikut :
Matius 18:11 [Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang.]"
Isi ayat tersebut adalah totalitas sebagai tambahan oleh para penginjil, yang didapatkan dari menebak-nebak ajaran Yesus.
Tanda kurung [ ] adalah untuk menunjukkan bahwa ayat yang berada di dalamnya adalah tambahan belaka. LAI bahkan pernah secara lebih berani menambah ayat tersebut tanpa memberikan tanda [ ] seperti yang dilakukannya pada Terjemahan Lama, hasilnya seperti berikut ini :
Matius 18:11 Karena Anak manusia datang menyelamatkan yang sesat.
Tidak adanya simbol [ ] untuk menunjukkan ayat buatan manusia/penginjil, sengaja ataupun tidak, akan menyesatkan pembacanya bahwa tidak ada ayat palsu dalam Alkitab dan akan menyebabkan pembacanya mengira bahwa kitab mereka adalah kitab yang sempurna sebagai hasil tulisan manusia yang terinspirsikan oleh roh suci.
Tapi, bisa jadi tidak adanya tanda [ ] memang sebagai kesengajaan agar para pembaca Alkitab tetap meyakini bahwa Alkitab adalah tulisan manusia yang terinspirasikan oleh roh suci, mengetahui Alkitab ada tambahan ayat palsu dapat menghilangkan makna inspirasi roh suci.
Karena roh suci tidak akan mungkin akan kehilangan ayat, makanya di atas telah disinggung, orang Kristen yang berpendapat bahwa Alkitab adalah kitab sejarah tulisan manusia adalah lebih mudah menerima hilangnya ayat tersebut dan tidak perlu memalsukan ayat, tetapi walaupun demikian keimanan meraka akan terbentur juga, karena bagaimana mungkin keimanan disandarkan pada kitab sejarah.
Berikut beberapa contoh ayat-ayat hilang lainnya dari Injil Matius :
Matthew 17:21 [NOT IN TEV]
Matthew 21:44 [NOT IN TEV]
Matthew 23:14 [NOT IN TEV]
Dan ayat-ayat yang hilang tersebut telah diganti oleh ayat-ayat palsu buatan penginjil untuk menyembunyikan Alkitab telah tersunat atau Alkitab tidak sempurna :
Matius 17:21 [ Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa. ]
Matius 21:44 [ Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk. ]
Matius 23:14 [ Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. ]
Injil Karangan Markus
Berikut ayat-ayat yang hilang dalam Injil karangan Markus :
Mark 7:16 [NOT IN TEV]
Mark 9:44 [NOT IN TEV]
Mark 9:46 [NOT IN TEV]
Mark 11:26 [NOT IN TEV]
Mark 15:28 [NOT IN TEV]
Dan berikut ayat-ayat palsu untuk menggantikan ayat-ayat yang hilang tersebut agar Alkitab tetap nampak sempurna dan tetap diyakini sebagai yang terinspirasikan oleh roh suci :
Markus 7:16 [Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!]
Markus 9:44 [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan - apinya tidak akan padam.]
Markus 9:46 [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.]
Markus 11:26 [Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengam-puni kesalahan-kesalahanmu.]
Markus 15:28 [Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka."]
Injil Karangan Lukas
Inilah ayat-ayat yang hilang dari Injil karangan Lukas :
Luke 17:36 [NOT IN TEV]
Luke 23:17 [NOT IN TEV]
Dan berikut ayat-ayat palsu sebagai pengganti dari ayat-ayat yang hilang tersebut :
Lukas 17:36 [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
Lukas 23:17 [Sebab ia wajib melepaskan seorang bagi mereka pada hari raya itu.]
Injil Karangan Yohanes
Dalam Injil karangan Yohanes ada sebuah ayat yang hilag yaitu Yohanes 5:4, hal ini dapat kita lihat pada versi Todays English Vesion :
John 5:4 [NOT IN TEV]
Dalam Injil karangan Yohanes Versi LAI Terjemahan Lama dan Terjemahan Baru tidak nampak adanya ayat palsu, karena pada ayat tersebut tidak ada tanda [ ] untuk menunjukkan ayat buatan penginjil, mari kita lihat kutipan ayat tersebut versi LAI Terjemahan Baru :
Yohanes 5:4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barang-siapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.
Namun, biar bagaimanapun menyembunyikan ayat palsu akan terendus juga dan membahayakan kridebilitas Alkitab itu sendiri, sehingga dalam Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2 dan Alkitab dalam berbagai bahasa daerah ayat tersebut telah diberi tanda [ ] untuk menunjukkan bahwa ayat tersebut adalah ayat palsu buatan penginjil, bahkan kalimat dalam ayat sebelumnya juga sebagian palsu.
LAI Terjemahan Baru Edisi 2 :
Yohanes 5:3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh. [ Mereka menantikan guncangan air kolam itu.
Yohanes 5:4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan mengguncangkan air itu; siapa saja yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah guncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun penyakitnya. ]
Kisah Para Rasul
Berikut ayat-ayat yang hilang dalam Kitab Kisah Para Rasul yang ditulis oleh Lukas :
Act 8:37 [NOT IN TEV]
Act 15:34 [NOT IN TEV]
Act 24:7 [NOT IN TEV]
Act 28:29 [NOT IN TEV]
Dan ayat-ayat yang hilang tersebut telah diganti dengan ayat palsu buatan manusia seperti berikut ini :
Kisah Para Raul 8:37 [Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."]
Kisah Para Raul 15:34 [Tetapi Silas memutuskan untuk tinggal di situ.]
Kisah Para Raul 24:7 Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami,
Kisah Para Raul 28:29 [Dan setelah Paulus berkata demikian, pergilah orang-orang Yahudi itu dengan banyak perbedaan paham antara mereka.]
Roma
Dalam kitab Roma atau surat-surat Paulus ke-pada Jemaat Kristen non Yahudi di Roma di Roma, juga terdapat ayat yang hilang yaitu :
Rome 16:24 [NOT IN TEV]
Dan telah diganti dengan ayat palsu sebagai berikut :
Roma 16:24 [Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita menyertai kamu sekalian! Amin.]
KLAIM KOSONG
Dalam kajian yang lalu telah kita bahas, bahwa tidak mungkin Alkitab dapat dikatakan sebagai tulisan manusia yang terinspirasikan oleh roh suci, karena adanya modifikasi ayat yang menyebabkan berubahnya esensi ayat tersebut, menunjukkan bahwa ayat terebut tidak sempurna, pada-hal tidak mungkin roh suci menginspirasikan hal yang tidak sempurna.
Juga pernah kita bahas sebelumnya, tidak mungkin Alkitab sebagai tulisan yang terinspirasikan oleh roh suci kalau ajaran Yesus tentang keselamatan satu-satunya hanya ditulis oleh seorang penulis Injil saja sementara ketiga penuis lainnya bungkam. Di sisi yang lain, keempat penulis Injil justru menulis kisah Yesus naik keledai yang nilai ajarannya jauh di bawah ajaran Yesus tentang keselamatan di atas.
Juga tidak mungkin untuk mengatakan Alkitab sebagai tulisan yang terinspirasikan oleh roh suci karena penulis sendiri tidak pernah mengatakan bahwa tulisannya atas dasar bimbingan roh suci, bahkan Lukas seorang penulis Injil menyatakan bahwa Injil karangannya adalah atas dasar pengamatan dari kisah yang beredar di tengah-tengah masyarakat.
Dan kajian kita sekarang ini, yang membuktikan adanya banyak ayat dalam Alkitab yang telah hilang tanpa dapat ditemukan lagi, menunjukkan bahwa tidak mungkin Alkitab ditulis terinspirasi oleh roh suci, karena jika roh kudus telah menginspirasi tulisan Alkitab tentu juga akan menjaganya.
Menyatakan Alkitab sebagai tulisan yang terinspirasi oleh roh suci, nampaknya akan kesulitan membuktikannya, karena tidak ada satu faktapun yang mendukung klaim tersebut, fakta-fakta yang ada justru mendukung pendapat yang menyatakan bahwa Alkitab hanyalah berupa kitab sejarah.
Diakui, Alkitab memang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia di dunia, tetapi hal itu juga bisa didapatkan dari kitab-kitab sejarah lainnya atau dongeng-dongeng lainnya bahkan dari ajaran komunis sekalipun.
Namun, kitab yang dapat bermanfaat bagi kehidupan dunia sekaligus bermanfaat untuk mencapai kerajaan sorga yang suci, tentulah harus berupa kitab yang suci pula, yaitu kitab yang datangnya dari Yang Maha Suci yaitu Allah, artinya, untuk mencapai sorga tidaklah mungkin dapat dicapai dengan kitab sejarah yang telah ternoda kesuciaannya, Alkitab tidak dapat dikatakan se-bagai kitab suci karena telah bercampur dengan karya yang berasal dari manusia yang tidak suci, campuran itu berupa adanya modifikasi dan sisipan ayat palsu.
Dalam Injil Matius 7:21 Yesus pernah mengajarkan, bahwa tidak setiap orang yang menyeru Tuhan..Tuhan akan dapat masuk ke dalam kerajaan sorga, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah-lah yang dapat memasukinya, dan salah satu kehendak Allah yang harus dipatuhi adalah seperti yang terdapat dalam ayat berikut ini :
Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya. Ulangan 12:32.
Kalau kitab yang digunakan untuk mencapai sorga telah mendapat penambahan dan pengurangan tentulah mustahil untuk dapat digunakan untuk mencapai kerajaan sorga.
Al-Qur?an mempertegas hal tersebut :
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri,?. QS. 2:79
Maka, tidak berlebihan bila untaian kata-kata berikut untuk mereka, bermata tapi tak melihat, bertelinga tapi tak mendengar, berakal tapi tak berpikir, berhati tapi tak merasakan, hanya hidayah Allah-lah yang dapat menembusnya.
Beda Islam & Kristen: Perang, Penjarahan,Perbudakan & Pembunuhan
January 6, 2012, 8:10 AM
Jawaban untuk Pendeta Antonius Richmon Bawengan Hoax
Tanpa menyebutkan fakta dan dasar apapun, Pendeta Antonius Richmon Bawengan mengumpat Islam sebagai agama sadis yang menghalalkan peperangan, pembunuhan, penjarahan dan perbudakan. Mari kita buktikan, ajaran Islam ataukah Kristen yang mengajarkan perangai sadistis itu. Peperangan dalam Al-Qur 'an dan Bibel Al-Qur `an memang membolehkan peperangan sebagai alat pertahanan diri bila diserang oleh
musuh:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Qs. Al-Baqarah 190) .
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (Qs. Al-Hajj 39).
Meski membolehkan perang bila terlebih dahulu diperangi musuh, namun Islam tetap mengedepankan nilai kemanusiaan, sehingga tidak boleh kelewat batas dalam perang.
Beberapa batasan perang yang tidak boleh dilanggar menurut hadits Nabi antara lain:
dilarang membunuh wanita dan anak-anak, tidak boleh membakar, merusak pepohonan,menyiksa dan memotong- motong anggota tubuh, dll.
Masalah perang bukan hal yang tabu dalam Bibel, sehingga dalam Perjanjian Lama tertuang ayat khusus dengan perikop “Hukum Perang” dalam Ulangan 20:1 -20 , yang mengatur tentang tawaran damai, penyerangan, pengepungan, pembasmian musuh hingga harta jarahan perang.
.... Aturan perang dalam Bibel pun berbeda dengan aturan Islam. Dalam Perjanjian Lama, Bibel memerintahkan agar seluruh laki- laki dan perempuan harus ditumpas habis... .
Aturan perang dalam Bibel pun berbeda dengan aturan Islam. Dalam Perjanjian Lama, Bibel memerintahkan agar seluruh laki- laki dan perempuan harus ditumpas habis, kecuali wanita perawan. Wanita yang belum pernah bersetubuh ini boleh diambil bagi mereka. “Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki- laki haruslah kamu bunuh. Tetapi semua orang muda di antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki- laki haruslah
kamu biarkan hidup bagimu ” (Bilangan 31:17- 18).
Islam menghapus perbudakan, Paulus dan Yesus abstain
Salah satu misi Islam adalah menghapus perbudakan secara bertahap, karena perbudakan sudah mengakar jauh sebelum Islam diturunkan. Cara Islam menghapus perdudakan, antara lain:
Pertama, mewajibkan pembebasan budak sebagai sanksi bagi tindak pidana pembunuhan.
"Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada Keluarganya (si terbunuh itu). .." (Qs . An-Nisa 92).
Kedua, menjadikan pembebasan budak sebagai sanksi zhihar terhadap istri:
"Orang- orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur... " (Qs Al-Mujadilah 3) .
Ketiga, menjadikan pembebasan budak sebagai Kafarat (denda) pelanggaran sumpah.
"... Maka kafarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak…" (Qs Al-Ma 'idah 89) .
Keempat, Membebaskan. (memerdekakan) budak dengan (Qs At-Taubah 60) .
Kelima, dalam banyak kesempatan Rasulullah SAW memerintahkan untuk membebaskan budak.
Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan untuk membebaskan budak selama gerhana matahari dan gerhana bulan. Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda:
"Siapapun orang muslim yang memerdekakan seorang budak muslim, niscaya Allah akan menyelamatkan setiap anggota tubuhnya dari api neraka dengan setiap anggota tubuh budak tersebut" (Muttafaq Alaihi dari Abu Hurairah RA).
"Setiap orang muslim yang memerdekakan dua orang budak muslimah, maka keduanya akan
menjadi penyelamatnya dari api neraka. " (HR Tirmidzi dari Abu Umamah RA).
Semua fakta ini menunjukkan bahwa Islam memiliki misi menghapus perbudakan.
Selain itu, Islam tidak membedakan status sosial orang merdeka dan budak dalam hal perkawinan.
Sebagai sesama keturunan Adam, baik budak maupun orang merdeka sama-sama memiliki hak untuk dinikahi (Qs An-Nisa 25). Dalam hal ini faktor keimanan jauh lebih prioritas ketimbang status sosial. Terbukti, Allah sangat memuliakan budak yang beriman, jauh melebihi orang merdeka yang tak punya iman.
Al-Qur 'an surat Al-Baqarah 221 menegaskan bahwa budak mukmin/mukminah lebih baik dan halal dinikahi daripada orang musyrik yang merdeka dan lebih menarik hati.
.... Islam memiliki misi menghapus perbudakan, sementara dalam Bibel, Yesus maupun Paulus sama sekali tidak mengemukakan solusi untuk menghapus perbudakan.. ...
Dalam surat An-Nisa ' 36 Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada budak (hamba sahaya), satu paket dengan berbuat baik kedua orang tua, karib- kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga, teman sejawat, dan ibnu sabil.
Semua fakta ini menunjukkan bahwa Islammemiliki misi menghapus perbudakan. Sementara dalam Bibel, Yesus maupun Paulus yang sering diklaim sangat menekankan ajaran kasih, sama sekali tidak mengemukakan solusi untuk menghapus perbudakan.
Paulus dalam suratnya hanya menekankan agar para budak takut, gentar patuh dan taat tuannya.
"Hai hamba- hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus" (Efesus 6:5 ).
"Orang- orang Kristen yang menjadi hamba, harus menganggap bahwa tuan mereka patut dihormati, supaya orang tidak dapat memburukkan nama Allah atau pengajaran kita.
Hamba-hamba yang tuannya orang Kristen, tidak boleh meremehkan tuannya karena mereka sama-sama orang Kristen. Malah mereka seharusnya melayani tuan mereka itu
dengan lebih baik lagi, sebab tuan yang dilayani dengan baik itu adalah sama- sama orang percaya yang dikasihi. Semuanya ini haruslah engkau ajarkan dan nasihatka" (1 Timotius 6: 1- 2, BIS).
Islam Melarang Penjarahan, Bibel Menganjurkan Penjarahan
Tudingan Richmon bahwa Islam membolehkan penjarahan, adalah fitnah dan bualan di siang bolong. Karena tak satu ayat pun dalam Al- Qur'an maupun Hadits Nabi yang menghalalkan penjarahan. Justru Allah SWT melarang hamba- hamba- Nya untuk memakan harta sesama manusia dengan cara yang batil:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil.. ." (Qs An-Nisa 29).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa cara-cara batil yang dilarang itu meliputi segala jenis penghasilan yang tidak syar’i, seperti berbagai jenis transaksi riba, judi, mencuri, penipuan dan kezaliman.
.... Tak ada ajaran penjarahan dalam Islam, justru Bibel yang mengajarkan penjarahan dalam perang... .
Tak ada ajaran penjarahan dalam Islam, justru Bibellah yang mengajarkan penjarahan dalam perang:
“Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kau rampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, boleh kaupergunakan.. .. Demikianlah harus
kaulakukan terhadap segala kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk kota- kota bangsa-bangsa di sini. Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang bernafas" (Ulangan 20:14 -16 ).
Pembunuhan sadis dalam Bibel
Omong kosong dan bohong besar tudingan Richmon bahwa Islam menghalalkan pembunuhan. Justru Islam sangat menghormati nyawa manusia, bahkan nilai nyawa satu orang sama dengan nyawa semua manusia di muka bumi (Qs . Al-Ma 'idah 32), sehingga pembunuhan tanpa alasan yang dibenarkan adalah dosa besar yang diancam dengan neraka Jahanam (An- Nisa 93).
Untuk mencegah tindak pidana pembunuhan, Allah mensyariatkan qishas (Qs Al-Ma 'idah 45).
.... Tuhan dalam Bibel pernah memerintahkan pembunuhan secara sadis tanpa belas kasihan untuk membalas dendam....
Ayat-ayat lebih dari cukup untuk menangkis tudingan Richmon bahwa Islam adalah agama yang menghalalkan pembunuhan.
Tudingan Richmon itu salah alamat, seharusnya diarahkan kepada Bibel. Karena Tuhan dalam Bibel pernah memerintahkan pembunuhan secara sadis tanpa belas kasihan untuk membalas dendam:
“Beginilah firman Tuhan semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki- laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai” (1 Samuel 15:2 -3 ).
Jika Pendeta Richmon gampang menuduh tuhan sebagai penipu, beranikah ia menuding Tuhan dalam Bibel sebagai Tuhan yang penipu karena memerintahkan pembunuhan secara sadis, padahal di ayat lain (Keluaran 20:13 , Ulangan 5: 17, Imamat 24: 17)Tuhan melarang pembunuhan?
Dengan fakta- fakta tersebut, jelaslah bahwa tuduhan Pendeta Richmon sama sekali mengada- ada.
[ahmad hizbullah mag/ suaraislam]
PROTOKOL ZIONIS
December 19, 2011, 4:29 PM
1901
Protokol Zionis secara ringkas dan beberapa tajuk penting yang menjurus kepada apa yang sedang berlaku di sekeling kita agar mudah difahami.
Artikel penuh mengenai Protokol ini disiarkan selepasnya dalam bahasa Inggeris.
disertakan juga satu rencana pendek untuk menerangkan kandungan 24 protokol yahudi ini.
Sedikit Tentang Protokol Zionis
Bilakah protokol-protokol ini diwujudkan? Tidak ada maklumat yang jelas. Namun ia nampak berkaitan dengan Muktamar Bale 1897 di Switzerland. Dalam muktamar tersebut, para pemuka Yahudi membincangkan cara-cara untuk menzalimi umat-umat selain Yahudi. Protokol-protokol ini disimpan secara rahsia.
Suatu hari, berlaku pertemuan rahsia antara seorang wanita Kristian dari Peranchis dengan seorang pemimpin besar Zionis di Paris. Secara tidak sengaja wanita itu telah melihat sebahagian daripada isi kandungan protokol lalu dicurinya sebahagian. Kejadian ini berlaku pada tahun 1901.
Wanita Peranchis ini khuatir akan keselamatan dirinya lalu menyerahkannya kepada seorang Ketua Perisik Rusia. Perisik ini pula menyerahkannya kepada Professor Sergay Niloss. Setahun kemudian si professor menyiarkan isi protokol itu dalam bahasa Rusia.
Sebaik-baik sahaja ia disiarkan, serta-merta penganjur Muktamar Bale iaitu Teodor Herzl mengisytiharkan kehilangannya. Penyebaran bahan-bahan itu boleh mendatangkan bahaya kepada kaum Yahudi.
Orang-orang Yahudi marah dengan kejadian ini tetapi menafikan kaitan mereka dengan dokumen-dokumen itu. Menurut mereka, ada pihak yang sengaja memfitnah kaum Yahudi. Malangnya usaha mereka tidak berhasil kerana apa yang sedang berlaku di dunia memang sepadan dengan isi kandungannnya. Mustahil semua itu satu kebetulan saja.
Setiap kali buku tentang protokol ini diterbitkan, dengan begitu pantas pula ia hilang dari pasaran. Dipercayai kaum Yahudi mengumpulkan buku-buku ini secara rahsia lalu menghilangkannya dari pasaran. Ia pernah diterbitkan pada tahun 1905, 1911 dan 1917 tetapi hilang dari pasaran dengan cara yang ajaib.
Protokol-protokol yang sampai ke tangan kita berjumlah 24 protokol. Secara keseluruhannya ia bermatlamatkan penguasaan bangsa Yahudi ke atas seluruh dunia.
Antara isi terpenting Protokol 1:
Sebaik-baik cara untu menguasai dunia ialah dengan merampas kekuasaan dan ancaman, bukan dengan perundingan ilmiah.
Isi penting Protokol 2:
Sebenarnya kejayaan Darwin, Marx dan Nietche sudah lama kira merancangnya...
Media akhbar adalah satu-satunya kekuatan besar yang membolehkan kita menguasai manusia.
Kini persuratkhabaran telah berada dalam tangan kita, dan melaluinya kita telah mendapat pengaruh, emas bertimbun tanpa kita memperlihatkan (muslihat ini) kepada umum.
Isi penting Protokol 8:
...menganjurkan agar jawatan-jawatan terpenting diserahkan kepada orang-orang yang mempunyai rekod yang tidak baik serta rosak akhlaknya...
Kita akan memilih presiden (pemimpin-pemimpin negara) antara orang yang bijak pandai, yang kita bentuk (asuh) ataupun dari konco-konco kita.
Isi penting Protokol 12:
Kita akan cuba melalaikan orang ramai dengan pelbagai corak hiburan dan permainan-permainan (sukan terutamanya) bagi memenuhi masa lapang mereka...
...kita akan menjemput orang ramai supaya menyertai pelbagai perlumbaan (pertandingan) dalam segala lapangan seperti kesenian, sukan dan sebagainya.
Isi penting Protokol 16:
Kita akan menguba semua universiti lalu membangunkannya semula mengikut rancangan-rancangan kita yang khusus...
Isi penting Protokol 17:
Kita akan cuba mencacatkan kehormatan ahli-ahli agama kaum asing (selain Yahudi) supaya kita berjaya menimpakan keburukan ke atas perutusannya, dan masanya tidak lama lagi, hanya beberapa tahun sahaja agama Kristian akan merosot ke peringkat yang paling rendah....
...dan Raja Israel akan menjadi "Pope" kepada dunia.
Isi penting Protokol 19:
... semua pemberontakan (penentangan) terhadap kita hendaklah diumpamakan seperti gonggongan anjing terhadap gajah. ...hendalah gajah (Yahudi) menunjukkan kekuasaannya dengan satu cara yang boleh membinasakan supaya anjing-anjing itu berhenti daripada menggonggong...
sumber: Abu Zulfiqar "Alexanderwathern"
PROTOCOLS of the
LEARNED ELDERS
Of ZION
The Zionists—the Jesuits are the Great Zionists. They control all of the historical High Zionists—Theodor Herzl, David Ben-Gurion, Golda Meir. Zionism is a Masonic term, coined by the Jesuits. They are the rulers; they are the Protocols; they are the Elders of Zion. So the Zionists are, indeed, evil and wicked; but they are controlled by Rome. The Jews are not all Zionists.
PREFACE
(Translated by Victor E. Marsden)
The author of this translation of the famous Protocols was himself a victim of the Revolution. He had lived for many years in Russia and was married to a Russian lady. Among his other activities in Russia he had been for a number of years a Russian Correspondent of the MORNING POST, a position which he occupied when the Revolution broke out, and his vivid descriptions of events in Russia will still be in the recollection of many of the readers of that Journal. Naturally he was singled out for the anger of the Soviet. On the day that Captain Cromie was murdered by Jews, Victor Marsden was arrested and thrown into the Peter-Paul Prison, expecting every day to have his name called out for execution. This, however, he escaped, and eventually he was allowed to return to England very much of a wreck in bodily health. However, he recovered under treatment and the devoted care of his wife and friends. One of the first things he undertook, as soon as he was able, was this translation of the Protocols. Mr. Marsden was eminently well qualified for the work. His intimate acquaintance with Russia, Russian life and the Russian language on the one hand, and his mastery of a terse literary English style on the other, placed him in a position of advantage which few others could claim. The consequence is that we have in his version an eminently readable work, and though the subject-matter is somewhat formless, Mr. Marsden's literary touch reveals the thread running through the twenty-four Protocols.
It may be said with truth that this work was carried out at the cost of Mr. Marsden's own life's blood. He told the writer of this Preface that he could not stand more than an hour at a time of his work on it in the British Museum, as the diabolical spirit of the matter which he was obliged to turn into English made him positively ill.
Mr. Marsden's connection with the MORNING POST was not severed by his return to England, and he was well enough to accept the post of special correspondent of that journal in the suite of H.R.H., the Prince of Wales on his Empire tour. From this he returned with the Prince, apparently in much better health, but within a few days of his landing he was taken suddenly ill, and died after a very brief illness.
May this work be his crowning monument! In it he has performed an immense service to the English-speaking world, and there can be little doubt that it will take its place in the first rank of the English versions of "THE PROTOCOLS of the Meetings of the LEARNED ELDERS OF ZION."
INTRODUCTION
Of the Protocols themselves little need be said in the way of introduction. The book in which they are embodied was published by Sergyei Nilus in Russia in 1905. A copy of this is in the British Museum bearing the date of its reception, August 10, 1906. All copies that were known to exist in Russia were destroyed in the Kerensky regime, and under his successors the possession of a copy by anyone in Soviet land was a crime sufficient to ensure the owner's of being shot on sight. The fact is in itself sufficient proof of the genuineness of the Protocols. The Jewish journals, of course, say that they are a forgery, leaving it to be understood that Professor Nilus, who embodied them in a work of his own, had concocted them for his own purposes.
Mr. Henry Ford, in an interview published in the New York WORLD, February 17th, 1921, put the case for Nilus tersely and convincingly thus:
"The only statement I care to make about the PROTOCOLS is that they fit in with what is going on. They are sixteen years old, and they have fitted the world situation up to this time. THEY FIT IT NOW."
The word "Protocol" signifies a précis gummed on to the front of a document, a draft of a document, minutes of proceedings. In this instance, "Protocol" means minutes of the proceedings of the Meetings of the Learned Elders of Zion. These Protocols give the substance of addresses delivered to the innermost circle of the Rulers of Zion. They reveal the converted plan of action of the Jewish Nation developed through the ages and edited by the Elders themselves up to date. Parts and summaries of the plan have been published from time to time during the centuries as the secrets of the Elders have leaked out. The claim of the Jews that the Protocols are forgeries is in itself an admission of their genuineness, for they NEVER ATTEMPT TO ANSWER THE FACTS corresponding to the THREATS which the Protocols contain, and, indeed, the correspondence between prophecy and fulfillment is too glaring to be set aside or obscured. This the Jews well know and therefore evade.
The presumption is strong that the Protocols were issued, or reissued, at the First Zionist Congress held at Basle in 1897 under the presidency of the Father of Modern Zionism, the late Theodore Herzl.
There has been recently published a volume of Herzl's "Diaries," a translation of some passages which appeared in the JEWISH CHRONICLE of July 14, 1922. Herzl gives an account of his first visit to England in 1895, and his conversation with Colonel Goldsmid, a Jew brought up as a Christian, an officer in the English Army, and at heart a Jew Nationalist all the time. Goldsmid suggested to Herzl that the best way of expropriating the English aristocracy, and so destroying their power to protect the people of England against Jew domination, was to put excessive taxes on the land. Herzl thought this an excellent idea, and it is now to be found definitely embodied in Protocol VI!
The above extract from Herzl's DIARY is an extremely significant bit of evidence bearing on the existence of the Jew World Plot and authenticity of the Protocols, but any reader of intelligence will be able from his own knowledge of recent history and from his own experience to confirm the genuineness of every line of them, and it is in the light of this LIVING comment that all readers are invited to study Mr. Marsden's translation of this terribly inhuman document.
And here is another very significant circumstance. The present successor of Herzl, as leader of the Zionist movement, Dr. Weizmann, quoted one of these sayings at the send-off banquet given to Chief Rabbi Hertz on October 6, 1920. The Chief Rabbi was on the point of leaving for HIS Empire tour of H.R.H., the Prince of Wales. And this is the "saying" of the Sages which Dr. Weizmann quoted: "A beneficent protection which God has instituted in the life of the Jew is that He has dispersed him all over the world." (JEWISH GUARDIAN, Oct. 8, 1920.)
Now compare this with the last clause of but one of Protocol XI.
"God has granted to us, His Chosen People, the gift of dispersion, and from this, which appears to all eyes to be our weakness, has come forth all our strength, which has now brought us to the threshold of sovereignty over all the world."
The remarkable correspondence between these passages proves several things. It proves that the Learned Elders exist. It proves that Dr. Weizmann knows all about them. It proves that the desire for a "National Home" in Palestine is only camouflage and an infinitesimal part of the Jew's real object. It proves that the Jews of the world have no intention of settling in Palestine or any separate country, and that their annual prayer that they may all meet "Next Year in Jerusalem" is merely a piece of their characteristic make-believe. It also demonstrates that the Jews are now a world menace, and that the Aryan races will have to domicile them permanently out of Europe..
WHO ARE THE ELDERS?
This is a secret which has not been revealed. They are the Hidden hand. They are not the "Board of Deputies" (the Jewish Parliament in England) or the "Universal Israelite Alliance" which sits in Paris. But the late Walter Rathenau of the Allgemeiner Electricitaets Gesellschaft has thrown a little light on the subject and doubtless he was in possession of their names, being, in all likelihood, one of the chief leaders himself. Writing in the WIENER FREIE PRESSE, December 24, 1912, he said:
"Three hundred men, each of whom knows all the others, govern the fate of the European continent, and they elect their successors from their entourage."
In the year 1844, on the eve of the Jewish Revolution of 1848, Benjamin Disraeli, whose real name was Israel, and who was a "damped," or baptized Jew, published his novel, CONINGSBY, in which occurs this ominous passage:
"The world is governed by very different personages from what is imagined by those who are not behind the scenes."
And he went on to show that these personages were all Jews.
Now that Providence has brought to the light of day these secret Protocols all men may clearly see the hidden personages specified by Disraeli at work "behind the scenes" of all the Governments. This revelation entails on all white peoples the grave responsibility of examining and revising AU FOND their attitude towards the Race and Nation which boasts of its survival over all Empires.
Notes I. - "Agentur" and "The Political."
There are two words in this translation which are unusual, the word "AGENTUR" and "political" used as a substantive, AGENTUR appears to be a word adopted from the original and it means the whole body of agents and agencies made use of by the Elders, whether members of the tribe or their Gentile tools.
By "the Political" Mr. Marsden means, not exactly the "body politic" but the entire machinery of politics.
Notes II - The Symbolic Snake of Judaism.
Protocol III opens with a reference to the Symbolic Snake of Judaism. In his Epilogue to the 1905 Edition of the Protocols, Nilus gives the following interesting account of this symbol:
"According to the records of secret Jewish Zionism, Solomon and other Jewish learned men already, in 929 B.C., thought out a scheme in theory for a peaceful conquest of the whole universe by Zion. As history developed, this scheme was worked out in detail and completed by men who were subsequently initiated in this question. These learned men decided by peaceful means to conquer the world for Zion with the slyness of the Symbolic Snake, whose head was to represent those who have been initiated into the plans of the Jewish administration, and the body of the Snake to represent the Jewish people - the administration was always kept secret, EVEN FROM THE JEWISH NATION ITSELF. As this Snake penetrated into the hearts of the nations which it encountered it undermined and devoured all the non-Jewish power of these States. It is foretold that the Snake has still to finish its work, strictly adhering to the designed plan, until the course which it has to run is closed by the return of its head to Zion and until, by this means, the Snake has completed its round of Europe and has encircled it - and until, by dint of enchaining Europe, it has encompassed the whole world. This it is to accomplish by using every endeavor to subdue the other countries by an ECONOMICAL CONQUEST. The return of the head of the Snake to Zion can only be accomplished after the power of all the Sovereign of Europe has been laid low, that is to say, when by means of economic crises and wholesale destruction effected everywhere, there shall have been brought about a spiritual demoralization and a moral corruption, chiefly with the assistance of Jewish women masquerading as French, Italians, etc.. These are the surest spreaders of licentiousness into the lives of the leading men at the heads of nations. A map of the course of the Symbolic Snake is shown as follows: - Its first stage in Europe was in 429 B.C. in Greece, where, about the time of Pericles, the Snake first started eating into the power of that country. The second stage was in Rome in the time of Augustus, about 69 B.C.. The third in Madrid in the time of Charles V, in A.D. 1552. The fourth in Paris about 1790, in the time of Louis XVI. The fifth in London from 1814 onwards (after the downfall of Napoleon). The sixth in Berlin in 1871 after the Franco-Prussian war. The seventh in St. Petersburg, over which is drawn the head of the Snake under the date of 1881. [This "Snake" is now being drawn through the Americas and in the United States of America, it is been partially identified as the "Council on Foreign Relations" (C.F.R.) and the "Tri-Lateral Commission"]. All these States which the Snake traversed have had the foundations of their constitutions shaken, Germany, with its apparent power, forming no exception to the rule. In economic conditions, England and Germany are spared, but only till the conquest of Russia is accomplished by the Snake, on which at present [i.e., 1905] all its efforts are concentrated. The further course of the Snake is not shown on this map, but arrows indicate its next movement towards Moscow, Kieft and Odessa. It is now well known to us to what extent the latter cities form the centuries of the militant Jewish race. Constantinople is shown as the last stage of the Snake's course before it reaches Jerusalem. (This map was drawn years before the occurrence of the "Young Turk" - i.e., Jewish - Revolution in Turkey). den.
Notes III. - The term "Goyim," meaning Gentile or non-Jews, is used throughout the Protocols and is retained by Mr. Mars.
PROTOCOLS OF THE MEETINGS
OF THE LEARNED ELDERS OF ZION
PROTOCOL No. 1
1. ....Putting aside fine phrases we shall speak of the significance of each thought: by comparisons and deductions we shall throw light upon surrounding facts.
2. What I am about to set forth, then, is our system from the two points of view, that of ourselves and that of the GOYIM [i.e., non- Jews].
3. It must be noted that men with bad instincts are more in number than the good, and therefore the best results in governing them are attained by violence and terrorization, and not by academic discussions. Every man aims at power, everyone would like to become a dictator if only he could, and rare indeed are the men who would not be willing to sacrifice the welfare of all for the sake of securing their own welfare.
4. What has restrained the beasts of prey who are called men? What has served for their guidance hitherto?
5. In the beginnings of the structure of society, they were subjected to brutal and blind force; after words - to Law, which is the same force, only disguised. I draw the conclusion that by the law of nature right lies in force.
6. Political freedom is an idea but not a fact. This idea one must know how to apply whenever it appears necessary with this bait of an idea to attract the masses of the people to one's party for the purpose of crushing another who is in authority. This task is rendered easier of the opponent has himself been infected with the idea of freedom, SO-CALLED LIBERALISM, and, for the sake of an idea, is willing to yield some of his power. It is precisely here that the triumph of our theory appears; the slackened reins of government are immediately, by the law of life, caught up and gathered together by a new hand, because the blind might of the nation cannot for one single day exist without guidance, and the new authority merely fits into the place of the old already weakened by liberalism.
GOLD
7. In our day the power which has replaced that of the rulers who were liberal is the power of Gold. Time was when Faith ruled. The idea of freedom is impossible of realization because no one knows how to use it with moderation. It is enough to hand over a people to self-government for a certain length of time for that people to be turned into a disorganized mob. From that moment on we get internecine strife which soon develops into battles between classes, in the midst of which States burn down and their importance is reduced to that of a heap of ashes.
8. Whether a State exhausts itself in its own convulsions, whether its internal discord brings it under the power of external foes - in any case it can be accounted irretrievable lost: IT IS IN OUR POWER. The despotism of Capital, which is entirely in our hands, reaches out to it a straw that the State, willy-nilly, must take hold of: if not - it goes to the bottom.
9. Should anyone of a liberal mind say that such reflections as the above are immoral, I would put the following questions: If every State has two foes and if in regard to the external foe it is allowed and not considered immoral to use every manner and art of conflict, as for example to keep the enemy in ignorance of plans of attack and defense, to attack him by night or in superior numbers, then in what way can the same means in regard to a worse foe, the destroyer of the structure of society and the commonweal, be called immoral and not permissible?
10. Is it possible for any sound logical mind to hope with any success to guide crowds by the aid of reasonable counsels and arguments, when any objection or contradiction, senseless though it may be, can be made and when such objection may find more favor with the people, whose powers of reasoning are superficial? Men in masses and the men of the masses, being guided solely by petty passions, paltry beliefs, traditions and sentimental theorems, fall a prey to party dissension, which hinders any kind of agreement even on the basis of a perfectly reasonable argument. Every resolution of a crowd depends upon a chance or packed majority, which, in its ignorance of political secrets, puts forth some ridiculous resolution that lays in the administration a seed of anarchy.
11. The political has nothing in common with the moral. The ruler who is governed by the moral is not a skilled politician, and is therefore unstable on his throne. He who wishes to rule must have recourse both to cunning and to make-believe. Great national qualities, like frankness and honesty, are vices in politics, for they bring down rulers from their thrones more effectively and more certainly than the most powerful enemy. Such qualities must be the attributes of the kingdoms of the GOYIM, but we must in no wise be guided by them.
RIGHT IS MIGHT
12. Our right lies in force. The word "right" is an abstract thought and proved by nothing. The word means no more than: Give me what I want in order that thereby I may have a proof that I am stronger than you.
13. Where does right begin? Where does it end?
14. In any State in which there is a bad organization of authority, an impersonality of laws and of the rulers who have lost their personality amid the flood of rights ever multiplying out of liberalism, I find a new right - to attack by the right of the strong, and to scatter to the winds all existing forces of order and regulation, to reconstruct all institutions and to become the sovereign lord of those who have left to us the rights of their power by laying them down voluntarily in their liberalism.
15. Our power in the present tottering condition of all forms of power will be more invincible than any other, because it will remain invisible until the moment when it has gained such strength that no cunning can any longer undermine it.
16. Out of the temporary evil we are now compelled to commit will emerge the good of an unshakable rule, which will restore the regular course of the machinery of the national life, brought to naught by liberalism. The result justifies the means. Let us, however, in our plans, direct our attention not so much to what is good and moral as to what is necessary and useful.
17. Before us is a plan in which is laid down strategically the line from which we cannot deviate without running the risk of seeing the labor of many centuries brought to naught.
18. In order to elaborate satisfactory forms of action it is necessary to have regard to the rascality, the slackness, the instability of the mob, its lack of capacity to understand and respect the conditions of its own life, or its own welfare. It must be understood that the might of a mob is blind, senseless and un- reasoning force ever at the mercy of a suggestion from any side. The blind cannot lead the blind without bringing them into the abyss; consequently, members of the mob, upstarts from the people even though they should be as a genius for wisdom, yet having no understanding of the political, cannot come forward as leaders of the mob without bringing the whole nation to ruin.
19. Only one trained from childhood for independent rule can have understanding of the words that can be made up of the political alphabet.
20. A people left to itself, i.e., to upstarts from its midst, brings itself to ruin by party dissensions excited by the pursuit of power and honors and the disorders arising there from. Is it possible for the masses of the people calmly and without petty jealousies to form judgment, to deal with the affairs of the country, which cannot be mixed up with personal interest? Can they defend themselves from an external foe? It is unthinkable; for a plan broken up into as many parts as there are heads in the mob, loses all homogeneity, and thereby becomes unintelligible and impossible of execution.
WE ARE DESPOTS
21. It is only with a despotic ruler that plans can be elaborated extensively and clearly in such a way as to distribute the whole properly among the several parts of the machinery of the State: from this the conclusion is inevitable that a satisfactory form of government for any country is one that concentrates in the hands of one responsible person. Without an absolute despotism there can be no existence for civilization which is carried on not by the masses but by their guide, whosoever that person may be. The mob is savage, and displays its savagery at every opportunity. The moment the mob seizes freedom in its hands it quickly turns to anarchy, which in itself is the highest degree of savagery.
22. Behold the alcoholic animals, bemused with drink, the right to an immoderate use of which comes along with freedom. It is not for us and ours to walk that road. The peoples of the GOYIM are bemused with alcoholic liquors; their youth has grown stupid on classicism and from early immorality, into which it has been inducted by our special agents - by tutors, lackeys, governesses in the houses of the wealthy, by clerks and others, by our women in the places of dissipation frequented by the GOYIM. In the number of these last I count also the so-called "society ladies," voluntary followers of the others in corruption and luxury.
23. Our countersign is - Force and Make-believe. Only force conquers in political affairs, especially if it be concealed in the talents essential to statesmen. Violence must be the principle, and cunning and make-believe the rule for governments which do not want to lay down their crowns at the feet of agents of some new power. This evil is the one and only means to attain the end, the good. Therefore we must not stop at bribery, deceit and treachery when they should serve towards the attainment of our end. In politics one must know how to seize the property of others without hesitation if by it we secure submission and sovereignty.
24. Our State, marching along the path of peaceful conquest, has the right to replace the horrors of war by less noticeable and more satisfactory sentences of death, necessary to maintain the terror which tends to produce blind submission. Just but merciless severity is the greatest factor of strength in the State: not only for the sake of gain but also in the name of duty, for the sake of victory, we must keep to the programme of violence and make-believe. The doctrine of squaring accounts is precisely as strong as the means of which it makes use. Therefore it is not so much by the means themselves as by the doctrine of severity that we shall triumph and bring all governments into subjection to our super-government. It is enough for them to know that we are too merciless for all disobedience to cease.
WE SHALL END LIBERTY
25. Far back in ancient times we were the first to cry among the masses of the people the words "Liberty, Equality, Fraternity," words many times repeated since these days by stupid poll- parrots who, from all sides around, flew down upon these baits and with them carried away the well-being of the world, true freedom of the individual, formerly so well guarded against the pressure of the mob. The would-be wise men of the GOYIM, the intellectuals, could not make anything out of the uttered words in their abstractedness; did not see that in nature there is no equality, cannot be freedom: that Nature herself has established inequality of minds, of characters, and capacities, just as immutably as she has established subordination to her laws: never stopped to think that the mob is a blind thing, that upstarts elected from among it to bear rule are, in regard to the political, the same blind men as the mob itself, that the adept, though he be a fool, can yet rule, whereas the non-adept, even if he were a genius, understands nothing in the political - to all those things the GOYIM paid no regard; yet all the time it was based upon these things that dynastic rule rested: the father passed on to the son a knowledge of the course of political affairs in such wise that none should know it but members of the dynasty and none could betray it to the governed. As time went on, the meaning of the dynastic transference of the true position of affairs in the political was lost, and this aided the success of our cause.
26. In all corners of the earth the words "Liberty, Equality, Fraternity," brought to our ranks, thanks to our blind agents, whole legions who bore our banners with enthusiasm. And all the time these words were canker-worms at work boring into the well-being of the GOYIM, putting an end everywhere to peace, quiet, solidarity and destroying all the foundations of the GOYA States. As you will see later, this helped us to our triumph: it gave us the possibility, among other things, of getting into our hands the master card - the destruction of the privileges, or in other words of the very existence of the aristocracy of the GOYIM, that class which was the only defense peoples and countries had against us. On the ruins of the eternal and genealogical aristocracy of the GOYIM we have set up the aristocracy of our educated class headed by the aristocracy of money. The qualifications for this aristocracy we have established in wealth, which is dependent upon us, and in knowledge, for which our learned elders provide the motive force.
27. Our triumph has been rendered easier by the fact that in our relations with the men, whom we wanted, we have always worked upon the most sensitive chords of the human mind, upon the cash account, upon the cupidity, upon the insatiability for material needs of man; and each one of these human weaknesses, taken alone, is sufficient to paralyze initiative, for it hands over the will of men to the disposition of him who has bought their activities.
28. The abstraction of freedom has enabled us to persuade the mob in all countries that their government is nothing but the steward of the people who are the owners of the country, and that the steward may be replaced like a worn-out glove.
29. It is this possibility of replacing the representatives of the people which has placed at our disposal, and, as it were, given us the power of appointment.
PROTOCOL No. 2
1. It is indispensable for our purpose that wars, so far as possible, should not result in territorial gains: war will thus be brought on to the economic ground, where the nations will not fail to perceive in the assistance we give the strength of our predominance, and this state of things will put both sides at the mercy of our international AGENTUR; which possesses millions of eyes ever on the watch and unhampered by any limitations whatsoever. Our international rights will then wipe out national rights, in the proper sense of right, and will rule the nations precisely as the civil law of States rules the relations of their subjects among themselves.
2. The administrators, whom we shall choose from among the public, with strict regard to their capacities for servile obedience, will not be persons trained in the arts of government, and will therefore easily become pawns in our game in the hands of men of learning and genius who will be their advisers, specialists bred and reared from early childhood to rule the affairs of the whole world. As is well known to you, these specialists of ours have been drawing to fit them for rule the information they need from our political plans from the lessons of history, from observations made of the events of every moment as it passes. The GOYIM are not guided by practical use of unprejudiced historical observation, but by theoretical routine without any critical regard for consequent results. We need not, therefore, take any account of them - let them amuse themselves until the hour strikes, or live on hopes of new forms of enterprising pastime, or on the memories of all they have enjoyed. For them let that play the principal part which we have persuaded them to accept as the dictates of science (theory). It is with this object in view that we are constantly, by means of our press, arousing a blind confidence in these theories. The intellectuals of the GOYIM will puff themselves up with their knowledge's and without any logical verification of them will put into effect all the information available from science, which our AGENTUR specialists have cunningly pieced together for the purpose of educating their minds in the direction we want.
DESTRUCTIVE EDUCATION
3. Do not suppose for a moment that these statements are empty words: think carefully of the successes we arranged for Darwinism, Marxism, Nietzsche-ism. To us Jews, at any rate, it should be plain to see what a disintegrating importance these directives have had upon the minds of the GOYIM.
4. It is indispensable for us to take account of the thoughts, characters, tendencies of the nations in order to avoid making slips in the political and in the direction of administrative affairs. The triumph of our system of which the component parts of the machinery may be variously disposed according to the temperament of the peoples met on our way, will fail of success if the practical application of it be not based upon a summing up of the lessons of the past in the light of the present.
5. In the hands of the States of to-day there is a great force that creates the movement of thought in the people, and that is the Press. The part played by the Press is to keep pointing our requirements supposed to be indispensable, to give voice to the complaints of the people, to express and to create discontent. It is in the Press that the triumph of freedom of speech finds its incarnation. But the GOYIM States have not known how to make use of this force; and it has fallen into our hands. Through the Press we have gained the power to influence while remaining ourselves in the shade; thanks to the Press we have got the GOLD in our hands, notwithstanding that we have had to gather it out of the oceans of blood and tears. But it has paid us, though we have sacrificed many of our people. Each victim on our side is worth in the sight of God a thousand GOYIM.
PROTOCOL No. 3
1. To-day I may tell you that our goal is now only a few steps off. There remains a small space to cross and the whole long path we have trodden is ready now to close its cycle of the Symbolic Snake, by which we symbolize our people. When this ring closes, all the States of Europe will be locked in its coil as in a powerful vice.
2. The constitution scales of these days will shortly break down, for we have established them with a certain lack of accurate balance in order that they may oscillate incessantly until they wear through the pivot on which they turn. The GOYIM are under the impression that they have welded them sufficiently strong and they have all along kept on expecting that the scales would come into equilibrium. But the pivots - the kings on their thrones - are hemmed in by their representatives, who play the fool, distraught with their own uncontrolled and irresponsible power. This power they owe to the terror which has been breathed into the palaces. As they have no means of getting at their people, into their very midst, the kings on their thrones are no longer able to come to terms with them and so strengthen themselves against seekers after power. We have made a gulf between the far-seeing Sovereign Power and the blind force of the people so that both have lost all meaning, for like the blind man and his stick, both are powerless apart.
3. In order to incite seekers after power to a misuse of power we have set all forces in opposition one to another, breaking up their liberal tendencies towards independence. To this end we have stirred up every form of enterprise, we have armed all parties, we have set up authority as a target for every ambition. Of States we have made gladiatorial arenas where a lot of confused issues contend .... A little more, and disorders and bankruptcy will be universal ....
4. Babblers, inexhaustible, have turned into oratorical contests the sittings of Parliament and Administrative Boards. Bold journalists and unscrupulous pamphleteers daily fall upon executive officials. Abuses of power will put the final touch in preparing all institutions for their overthrow and everything will fly skyward under the blows of the maddened mob.
POVERTY OUR WEAPON
5. All people are chained down to heavy toil by poverty more firmly than ever. They were chained by slavery and serfdom; from these, one way and another, they might free themselves. These could be settled with, but from want they will never get away. We have included in the constitution such rights as to the masses appear fictitious and not actual rights. All these so-called "Peoples Rights" can exist only in idea, an idea which can never be realized in practical life. What is it to the proletariat laborer, bowed double over his heavy toil, crushed by his lot in life, if talkers get the right to babble, if journalists get the right to scribble any nonsense side by side with good stuff, once the proletariat has no other profit out of the constitution save only those pitiful crumbs which we fling them from our table in return for their voting in favor of what we dictate, in favor of the men we place in power, the servants of our AGENTUR ... Republican rights for a poor man are no more than a bitter piece of irony, for the necessity he is under of toiling almost all day gives him no present use of them, but the other hand robs him of all guarantee of regular and certain earnings by making him dependent on strikes by his comrades or lockouts by his masters.
WE SUPPORT COMMUNISM
6. The people, under our guidance, have annihilated the aristocracy, who were their one and only defense and foster- mother for the sake of their own advantage which is inseparably bound up with the well-being of the people. Nowadays, with the destruction of the aristocracy, the people have fallen into the grips of merciless money-grinding scoundrels who have laid a pitiless and cruel yoke upon the necks of the workers.
7. We appear on the scene as alleged saviors of the worker from this oppression when we propose to him to enter the ranks of our fighting forces - Socialists, Anarchists, Communists - to whom we always give support in accordance with an alleged brotherly rule (of the solidarity of all humanity) of our SOCIAL MASONRY. The aristocracy, which enjoyed by law the labor of the workers, was interested in seeing that the workers were well fed, healthy, and strong. We are interested in just the opposite - in the diminution, the KILLING OUT OF THE GOYIM. Our power is in the chronic shortness of food and physical weakness of the worker because by all that this implies he is made the slave of our will, and he will not find in his own authorities either strength or energy to set against our will. Hunger creates the right of capital to rule the worker more surely than it was given to the aristocracy by the legal authority of kings.
8. By want and the envy and hatred which it engenders we shall move the mobs and with their hands we shall wipe out all those who hinder us on our way.
9. WHEN THE HOUR STRIKES FOR OUR SOVEREIGN LORD OF ALL THE WORLD TO BE CROWNED IT IS THESE SAME HANDS WHICH WILL SWEEP AWAY EVERYTHING THAT MIGHT BE A HINDRANCE THERETO. (The Biblical "Anti-Christ?")
10. The GOYIM have lost the habit of thinking unless prompted by the suggestions of our specialists. Therefore they do not see the urgent necessity of what we, when our kingdom comes, shall adopt at once, namely this, that IT IS ESSENTIAL TO TEACH IN NATIONAL SCHOOLS ONE SIMPLE, TRUE PIECE OF KNOWLEDGE, THE BASIS OF ALL KNOWLEDGE - THE KNOWLEDGE OF THE STRUCTURE OF HUMAN LIFE, OF SOCIAL EXISTENCE, WHICH REQUIRES DIVISION OF LABOR, AND, CONSEQUENTLY, THE DIVISION OF MEN INTO CLASSES AND CONDITIONS. It is essential for all to know that OWING TO DIFFERENCE IN THE OBJECTS OF HUMAN ACTIVITY THERE CANNOT BE ANY EQUALITY, that he, who by any act of his compromises a whole class, cannot be equally responsible before the law with him who affects no one but only his own honor. The true knowledge of the structure of society, into the secrets of which we do not admit the GOYIM, would demonstrate to all men that the positions and work must be kept within a certain circle, that they may not become a source of human suffering, arising from an education which does not correspond with the work which individuals are called upon to do. After a thorough study of this knowledge, the peoples will voluntarily submit to authority and accept such position as is appointed them in the State. In the present state of knowledge and the direction we have given to its development of the people, blindly believing things in print - cherishes - thanks to promptings intended to mislead and to its own ignorance - a blind hatred towards all conditions which it considers above itself, for it has no understanding of the meaning of class and condition.
JEWS WILL BE SAFE
11. THIS HATRED WILL BE STILL FURTHER MAGNIFIED BY THE EFFECTS of an ECONOMIC CRISES, which will stop dealing on the exchanges and bring industry to a standstill. We shall create by all the secret subterranean methods open to us and with the aid of gold, which is all in our hands, A UNIVERSAL ECONOMIC CRISES WHEREBY WE SHALL THROW UPON THE STREETS WHOLE MOBS OF WORKERS SIMULTANEOUSLY IN ALL THE COUNTRIES OF EUROPE. These mobs will rush delightedly to shed the blood of those whom, in the simplicity of their ignorance, they have envied from their cradles, and whose property they will then be able to loot.
12 "OURS" THEY WILL NOT TOUCH, BECAUSE THE MOMENT OF ATTACK WILL BE KNOWN TO US AND WE SHALL TAKE MEASURES TO PROTECT OUR OWN.
13. We have demonstrated that progress will bring all the GOYIM to the sovereignty of reason. Our despotism will be precisely that; for it will know how, by wise severities, to pacificate all unrest, to cauterize liberalism out of all institutions.
14. When the populace has seen that all sorts of concessions and indulgences are yielded it, in the same name of freedom it has imagined itself to be sovereign lord and has stormed its way to power, but, naturally like every other blind man, it has come upon a host of stumbling blocks. IT HAS RUSHED TO FIND A GUIDE, IT HAS NEVER HAD THE SENSE TO RETURN TO THE FORMER STATE and it has laid down its plenipotentiary powers at OUR feet. Remember the French Revolution, to which it was we who gave the name of "Great": the secrets of its preparations are well known to us for it was wholly the work of our hands.
15 Ever since that time we have been leading the peoples from one disenchantment to another, so that in the end they should turn also from us in favor of that KING-DESPOT OF THE BLOOD OF ZION, WHOM WE ARE PREPARING FOR THE WORLD.
16. At the present day we are, as an international force, invincible, because if attacked by some we are supported by other States. It is the bottomless rascality of the GOYIM peoples, who crawl on their bellies to force, but are merciless towards weakness, unsparing to faults and indulgent to crimes, unwilling to bear the contradictions of a free social system but patient unto martyrdom under the violence of a bold despotism - it is those qualities which are aiding us to independence. From the premier- dictators of the present day, the GOYIM peoples suffer patiently and bear such abuses as for the least of them they would have beheaded twenty kings.
17. What is the explanation of this phenomenon, this curious inconsequence of the masses of the peoples in their attitude towards what would appear to be events of the same order?
18. It is explained by the fact that these dictators whisper to the peoples through their agents that through these abuses they are inflicting injury on the States with the highest purpose - to secure the welfare of the peoples, the international brotherhood of them all, their solidarity and equality of rights. Naturally they do not tell the peoples that this unification must be accomplished only under our sovereign rule.
19. And thus the people condemn the upright and acquit the guilty, persuaded ever more and more that it can do whatsoever it wishes. Thanks to this state of things, the people are destroying every kind of stability and creating disorders at every step.
20. The word "freedom" brings out the communities of men to fight against every kind of force, against every kind of authority even against God and the laws of nature. For this reason we, when we come into our kingdom, shall have to erase this word from the lexicon of life as implying a principle of brute force which turns mobs into bloodthirsty beasts.
21. These beasts, it is true, fall asleep again every time when they have drunk their fill of blood, and at such time can easily be riveted into their chains. But if they be not given blood they will not sleep and continue to struggle.
PROTOCOL No. 4
1. Every republic passes through several stages. The first of these is comprised in the early days of mad raging by the blind mob, tossed hither and thither, right and left: the second is demagogy from which is born anarchy, and that leads inevitably to despotism - not any longer legal and overt, and therefore responsible despotism, but to unseen and secretly hidden, yet nevertheless sensibly felt despotism in the hands of some secret organization or other, whose acts are the more unscrupulous inasmuch as it works behind a screen, behind the backs of all sorts of agents, the changing of whom not only does not injuriously affect but actually aids the secret force by saving it, thanks to continual changes, from the necessity of expanding its resources on the rewarding of long services.
2. Who and what is in a position to overthrow an invisible force? And this is precisely what our force is. GENTILE masonry blindly serves as a screen for us and our objects, but the plan of action of our force, even its very abiding-place, remains for the whole people an unknown mystery.
WE SHALL DESTROY GOD
3. But even freedom might be harmless and have its place in the State economy without injury to the well-being of the peoples if it rested upon the foundation of faith in God, upon the brotherhood of humanity, unconnected with the conception of equality, which is negatived by the very laws of creation, for they have established subordination. With such a faith as this a people might be governed by a wardship of parishes, and would walk contentedly and humbly under the guiding hand of its spiritual pastor submitting to the dispositions of God upon earth. This is the reason why IT IS INDISPENSABLE FOR US TO UNDERMINE ALL FAITH, TO TEAR OUT OF THE MIND OF THE "GOYIM" THE VERY PRINCIPLE OF GOD-HEAD AND THE SPIRIT, AND TO PUT IN ITS PLACE ARITHMETICAL CALCULATIONS AND MATERIAL NEEDS.
4. In order to give the GOYIM no time to think and take note, their minds must be diverted towards industry and trade. Thus, all the nations will be swallowed up in the pursuit of gain and in the race for it will not take note of their common foe. But again, in order that freedom may once for all disintegrate and ruin the communities of the GOYIM, we must put industry on a speculative basis: the result of this will be that what is withdrawn from the land by industry will slip through the hands and pass into speculation, that is, to our classes.
5. The intensified struggle for superiority and shocks delivered to economic life will create, nay, have already created, disenchanted, cold and heartless communities. Such communities will foster a strong aversion towards the higher political and towards religion. Their only guide is gain, that is Gold, which they will erect into a veritable cult, for the sake of those material delights which it can give. Then will the hour strike when, not for the sake of attaining the good, not even to win wealth, but solely out of hatred towards the privileged, the lower classes of the GOYIM will follow our lead against our rivals for power, the intellectuals of the GOYIM.
PROTOCOL No. 5
1. What form of administrative rule can be given to communities in which corruption has penetrated everywhere, communities where riches are attained only by the clever surprise tactics of semi-swindling tricks; where looseness reigns: where morality is maintained by penal measures and harsh laws but not by voluntarily accepted principles: where the feelings towards faith and country are obligated by cosmopolitan convictions? What form of rule is to be given to these communities if not that despotism which I shall describe to you later? We shall create an intensified centralization of government in order to grip in our hands all the forces of the community. We shall regulate mechanically all the actions of the political life of our subjects by new laws. These laws will withdraw one by one all the indulgences and liberties which have been permitted by the GOYIM, and our kingdom will be distinguished by a despotism of such magnificent proportions as to be at any moment and in every place in a position to wipe out any GOYIM who oppose us by deed or word.
2. We shall be told that such a despotism as I speak of is not consistent with the progress of these days, but I will prove to you that is is.
3. In the times when the peoples looked upon kings on their thrones as on a pure manifestation of the will of God, they submitted without a murmur to the despotic power of kings: but from the day when we insinuated into their minds the conception of their own rights they began to regard the occupants of thrones as mere ordinary mortals. The holy unction of the Lord's Anointed has fallen from the heads of kings in the eyes of the people, and when we also robbed them of their faith in God the might of power was flung upon the streets into the place of public proprietorship and was seized by us.
MASSES LED BY LIES
4. Moreover, the art of directing masses and individuals by means of cleverly manipulated theory and verbiage, by regulations of life in common and all sorts of other quirks, in all which the GOYIM understand nothing, belongs likewise to the specialists of our administrative brain. Reared on analysis, observation, on delicacies of fine calculation, in this species of skill we have no rivals, any more than we have either in the drawing up of plans of political actions and solidarity. In this respect the Jesuits alone might have compared with us, but we have contrived to discredit them in the eyes of the unthinking mob as an overt organization, while we ourselves all the while have kept our secret organization in the shade. However, it is probably all the same to the world who is its sovereign lord, whether the head of Catholicism or our despot of the blood of Zion! But to us, the Chosen People, it is very far from being a matter of indifference.
5. FOR A TIME PERHAPS WE MIGHT BE SUCCESSFULLY DEALT WITH BY A COALITION OF THE "GOYIM" OF ALL THE WORLD: but from this danger we are secured by the discord existing among them whose roots are so deeply seated that they can never now be plucked up. We have set one against another the personal and national reckonings of the GOYIM, religious and race hatreds, which we have fostered into a huge growth in the course of the past twenty centuries. This is the reason why there is not one State which would anywhere receive support if it were to raise its arm, for every one of them must bear in mind that any agreement against us would be unprofitable to itself. We are too strong - there is no evading our power. THE NATIONS CANNOT COME TO EVEN AN INCONSIDERABLE PRIVATE AGREEMENT WITHOUT OUR SECRETLY HAVING A HAND IN IT.
6. PER ME REGES REGNANT. "It is through me that Kings reign." And it was said by the prophets that we were chosen by God Himself to rule over the whole earth. God has endowed us with genius that we may be equal to our task. Were genius in the opposite camp it would still struggle against us, but even so, a newcomer is no match for the old-established settler: the struggle would be merciless between us, such a fight as the world has never seen. Aye, and the genius on their side would have arrived too late. All the wheels of the machinery of all States go by the force of the engine, which is in our hands, and that engine of the machinery of States is - Gold. The science of political economy invented by our learned elders has for long past been giving royal prestige to capital.
MONOPOLY CAPITAL
7. Capital, if it is to co-operate untrammeled, must be free to establish a monopoly of industry and trade: this is already being put in execution by an unseen hand in all quarters of the world. This freedom will give political force to those engaged in industry, and that will help to oppress the people. Nowadays it is more important to disarm the peoples than to lead them into war: more important to use for our advantage the passions which have burst into flames than to quench their fire: more important to eradicate them. THE PRINCIPLE OBJECT OF OUR DIRECTORATE CONSISTS IN THIS: TO DEBILITATE THE PUBLIC MIND BY CRITICISM; TO LEAD IT AWAY FROM SERIOUS REFLECTIONS CALCULATED TO AROUSE RESISTANCE; TO DISTRACT THE FORCES OF THE MIND TOWARDS A SHAM FIGHT OF EMPTY CLOQUENCE.
8. In all ages the people of the world, equally with individuals, have accepted words for deeds, for THEY ARE CONTENT WITH A SHOW and rarely pause to note, in the public arena, whether promises are followed by performance. Therefore we shall establish show institutions which will give eloquent proof of their benefit to progress.
9. We shall assume to ourselves the liberal physiognomy of all parties, of all directions, and we shall give that physiognomy a VOICE IN ORATORS WHO WILL SPEAK SO MUCH THAT THEY WILL EXHAUST THE PATIENCE OF THEIR HEARERS AND PRODUCE AN ABHORRENCE OF ORATORY.
10. IN ORDER TO PUT PUBLIC OPINION INTO OUR HANDS WE MUST BRING IT INTO A STATE OF BEWILDERMENT BY GIVING EXPRESSION FROM ALL SIDES TO SO MANY CONTRADICTORY OPINIONS AND FOR SUCH LENGTH OF TIME AS WILL SUFFICE TO MAKE THE "GOYIM" LOSE THEIR HEADS IN THE LABYRINTH AND COME TO SEE THAT THE BEST THING IS TO HAVE NO OPINION OF ANY KIND IN MATTERS POLITICAL, which it is not given to the public to understand, because they are understood only by him who guides the public. This is the first secret.
11. The second secret requisite for the success of our government is comprised in the following: To multiply to such an extent national failings, habits, passions, conditions of civil life, that it will be impossible for anyone to know where he is in the resulting chaos, so that the people in consequence will fail to understand one another. This measure will also serve us in another way, namely, to sow discord in all parties, to dislocate all collective forces which are still unwilling to submit to us, and to discourage any kind of personal initiative which might in any degree hinder our affair. THERE IS NOTHING MORE DANGEROUS THAN PERSONAL INITIATIVE: if it has genius behind it, such initiative can do more than can be done by millions of people among whom we have sown discord. We must so direct the education of the GOYIM communities that whenever they come upon a matter requiring initiative they may drop their hands in despairing impotence. The strain which results from freedom of actions saps the forces when it meets with the freedom of another. From this collision arise grave moral shocks, disenchantments, failures. BY ALL THESE MEANS WE SHALL SO WEAR DOWN THE "GOYIM" THAT THEY WILL BE COMPELLED TO OFFER US INTERNATIONAL POWER OF A NATURE THAT BY ITS POSITION WILL ENABLE US WITHOUT ANY VIOLENCE GRADUALLY TO ABSORB ALL THE STATE FORCES OF THE WORLD AND TO FORM A SUPER-GOVERNMENT (European Common Market?). In place of the rulers of to-day we shall set up a bogey which will be called the Super-Government Administration. Its hands will reach out in all directions like nippers and its organization will be of such colossal dimensions that it cannot fail to subdue all the nations of the world.
PROTOCOL No. 6
1. We shall soon begin to establish huge monopolies, reservoirs of colossal riches, upon which even, large fortunes of the GOYIM will depend to such an extent that they will go to the bottom together with the credit of the States on the day after the political smash ...
2. You gentlemen here present who are economists, just strike an estimate of the significance of this combination! ...
3. In every possible way we must develop the significance of our Super-Government by representing it as the Protector and Benefactor of all those who voluntarily submit to us.
4. The aristocracy of the GOYIM as a political force, is dead - We need not take it into account; but as landed proprietors they can still be harmful to us from the fact that they are self-sufficing in the resources upon which they live. It is essential therefore for us at whatever cost to deprive them of their land. This object will be best attained by increasing the burdens upon landed property - in loading lands with debts. These measures will check land- holding and keep it in a state of humble and un-conditional submission.
5. The aristocrats of the GOYIM, being hereditarily incapable of contenting themselves with little, will rapidly burn up and fizzle out.
WE SHALL ENSLAVE GENTILES
6. At the same time we must intensively patronize trade and industry, but, first and foremost, speculation, the part played by which is to provide a counterpoise to industry: the absence of speculative industry will multiply capital in private hands and will serve to restore agriculture by freeing the land from indebtedness to the land banks. What we want is that industry should drain off from the land both labor and capital and by means of speculation transfer into our hands all the money of the world, and thereby throw all the GOYIM into the ranks of the proletariat. Then the GOYIM will bow down before us, if for no other reason but to get the right to exist.
7. To complete the ruin of the industry of the GOYIM we shall bring to the assistance of speculation the luxury which we have developed among the GOYIM, that greedy demand for luxury which is swallowing up everything. WE SHALL RAISE THE RATE OF WAGES WHICH, HOWEVER, WILL NOT BRING ANY ADVANTAGE TO THE WORKERS, FOR, AT THE SAME TIME, WE SHALL PRODUCE A RISE IN PRICES OF THE FIRST NECESSARIES OF LIFE, ALLEGING THAT IT ARISES FROM THE DECLINE OF AGRICULTURE AND CATTLE-BREEDING: WE SHALL FURTHER UNDERMINE ARTFULLY AND DEEPLY SOURCES OF PRODUCTION, BY ACCUSTOMING THE WORKERS TO ANARCHY AND TO DRUNKENNESS AND SIDE BY SIDE THEREWITH TAKING ALL MEASURE TO EXTIRPATE FROM THE FACE OF THE EARTH ALL THE EDUCATED FORCES OF THE "GOYIM."
8. IN ORDER THAT THE TRUE MEANING OF THINGS MAY NOT STRIKE THE "GOYIM" BEFORE THE PROPER TIME WE SHALL MASK IT UNDER AN ALLEGED ARDENT DESIRE TO SERVE THE WORKING CLASSES AND THE GREAT PRINCIPLES OF POLITICAL ECONOMY ABOUT WHICH OUR ECONOMIC THEORIES ARE CARRYING ON AN ENERGETIC PROPAGANDA.
PROTOCOL No. 7
1. The intensification of armaments, the increase of police forces - are all essential for the completion of the aforementioned plans. What we have to get at is that there should be in all the States of the world, besides ourselves, only the masses of the proletariat, a few millionaires devoted to our interests, police and soldiers.
2. Throughout all Europe, and by means of relations with Europe, in other continents also, we must create ferments, discords and hostility. Therein we gain a double advantage. In the first place we keep in check all countries, for they will know that we have the power whenever we like to create disorders or to restore order. All these countries are accustomed to see in us an indispensable force of coercion. In the second place, by our intrigues we shall tangle up all the threads which we have stretched into the cabinets of all States by means of the political, by economic treaties, or loan obligations. In order to succeed in this we must use great cunning and penetration during negotiations and agreements, but, as regards what is called the "official language," we shall keep to the opposite tactics and assume the mask of honesty and complacency. In this way the peoples and governments of the GOYIM, whom we have taught to look only at the outside whatever we present to their notice, will still continue to accept us as the benefactors and saviours of the human race.
UNIVERSAL WAR
3. We must be in a position to respond to every act of opposition by war with the neighbors of that country which dares to oppose us: but if these neighbors should also venture to stand collectively together against us, then we must offer resistance by a universal war.
4. The principal factor of success in the political is the secrecy of its undertakings: the word should not agree with the deeds of the diplomat.
5. We must compel the governments of the GOYIM to take action in the direction favored by our widely conceived plan, already approaching the desired consummation, by what we shall represent as public opinion, secretly promoted by us through the means of that so-called "Great Power" - THE PRESS, WHICH, WITH A FEW EXCEPTIONS THAT MAY BE DISREGARDED, IS ALREADY ENTIRELY IN OUR HANDS.
PROTOCOL No. 8
1. We must arm ourselves with all the weapons which our opponents might employ against us. We must search out in the very finest shades of expression and the knotty points of the lexicon of law justification for those cases where we shall have to pronounce judgments that might appear abnormally audacious and unjust, for it is important that these resolutions should be set forth in expressions that shall seem to be the most exalted moral principles cast into legal form. Our directorate must surround itself with all these forces of civilization among which it will have to work. It will surround itself with publicists, practical jurists, administrators, diplomats and, finally, with persons prepared by a special super-educational training IN OUR SPECIAL SCHOOLS (Rhode Scholars?). These persons will have consonance of all the secrets of the social structure, they will know all the languages that can be made up by political alphabets and words; they will be made acquainted with the whole underside of human nature, with all its sensitive chords on which they will have to play. These chords are the cast of mind of the GOYIM, their tendencies, short-comings, vices and qualities, the particularities of classes and conditions. Needless to say that the talented assistants of authority, of whom I speak, will be taken not from among the GOYIM, who are accustomed to perform their administrative work without giving themselves the trouble to think what its aim is, and never consider what it is needed for. The administrators of the GOYIM sign papers without reading them, and they serve either for mercenary reasons or from ambition.
2. We shall surround our government with a whole world of economists. That is the reason why economic sciences form the principal subject of the teaching given to the Jews. Around us again will be a whole constellation of bankers, industrialists, capitalists and - THE MAIN THING - MILLIONAIRES, BECAUSE IN SUBSTANCE EVERYTHING WILL BE SETTLED BY THE QUESTION OF FIGURES.
3. For a time, until there will no longer be any risk in entrusting responsible posts in our State to our brother-Jews, we shall put them in the hands of persons whose past and reputation are such that between them and the people lies an abyss, persons who, in case of disobedience to our instructions, must face criminal charges or disappear - this in order to make them defend our interests to their last gasp.
PROTOCOL No. 9
1. In applying our principles let attention be paid to the character of the people in whose country you live and act; a general, identical application of them, until such time as the people shall have been re-educated to our pattern, cannot have success. But by approaching their application cautiously you will see that not a decade will pass before the most stubborn character will change and we shall add a new people to the ranks of those already subdued by us.
2. The words of the liberal, which are in effect the words of our Masonic watchword, namely, "Liberty, Equality, Fraternity," will, when we come into our kingdom, be changed by us into words no longer of a watchword, but only an expression of idealism, namely, into "The right of liberty, the duty of equality, the ideal of brotherhood." That is how we shall put it, - and so we shall catch the bull by the horns ... DE FACTO we have already wiped out every kind of rule except our own, although DE JURE there still remain a good many of them. Nowadays, if any States raise a protest against us it is only PRO FORMA at our discretion and by our direction, for THEIR ANTI-SEMITISM IS INDISPENSABLE TO US FOR THE MANAGEMENT OF OUR LESSER BRETHREN. I will not enter into further explanations, for this matter has formed the subject of repeated discussions amongst us.
JEWISH SUPER-STATE
3. For us there are not checks to limit the range of our activity. Our Super-Government subsists in extra-legal conditions which are described in the accepted terminology by the energetic and forcible word - Dictatorship. I am in a position to tell you with a clear conscience that at the proper time we, the law-givers, shall execute judgment and sentence, we shall slay and we shall spare, we, as head of all our troops, are mounted on the steed of the leader. We rule by force of will, because in our hands are the fragments of a once powerful party, now vanquished by us. AND THE WEAPONS IN OUR HANDS ARE LIMITLESS AMBITIONS, BURNING GREEDINESS, MERCILESS VENGEANCE, HATREDS AND MALICE.
4. IT IS FROM US THAT THE ALL-ENGULFING TERROR PROCEEDS. WE HAVE IN OUR SERVICE PERSONS OF ALL OPINIONS, OF ALL DOCTRINES, RESTORATING MONARCHISTS, DEMAGOGUES, SOCIALISTS, COMMUNISTS, AND UTOPIAN DREAMERS OF EVERY KIND. We have harnessed them all to the task: EACH ONE OF THEM ON HIS OWN ACCOUNT IS BORING AWAY AT THE LAST REMNANTS OF AUTHORITY, IS STRIVING TO OVERTHROW ALL ESTABLISHED FORM OF ORDER. By these acts all States are in torture; they exhort to tranquility, are ready to sacrifice everything for peace: BUT WE WILL NOT GIVE THEM PEACE UNTIL THEY OPENLY ACKNOWLEDGE OUR INTERNATIONAL SUPER-GOVERNMENT, AND WITH SUBMISSIVENESS (European Common Market??).
5. The people have raised a howl about the necessity of settling the question of Socialism by way of an international agreement. DIVISION INTO FRACTIONAL PARTIES HAS GIVEN THEM INTO OUR HANDS, FOR, IN ORDER TO CARRY ON A CONTESTED STRUGGLE ONE MUST HAVE MONEY, AND THE MONEY IS ALL IN OUR HANDS.
6. We might have reason to apprehend a union between the "clear-sighted" force of the GOY kings on their thrones and the "blind" force of the GOY mobs, but we have taken all the needful measure against any such possibility: between the one and the other force we have erected a bulwark in the shape of a mutual terror between them. In this way the blind force of the people remains our support and we, and we only, shall provide them with a leader and, of course, direct them along the road that leads to our goal.
7. In order that the hand of the blind mob may not free itself from our guiding hand, we must every now and then enter into close communion with it, if not actually in person, at any rate through some of the most trusty of our brethren. When we are acknowledged as the only authority we shall discuss with the people personally on the market, places, and we shall instruct them on questing's of the political in such wise as may turn them in the direction that suits us.
8. Who is going to verify what is taught in the village schools? But what an envoy of the government or a king on his throne himself may say cannot but become immediately known to the whole State, for it will be spread abroad by the voice of the people.
9. In order to annihilate the institutions of the GOYIM before it is time we have touched them with craft and delicacy, and have taken hold of the ends of the springs which move their mechanism. These springs lay in a strict but just sense of order; we have replaced them by the chaotic license of liberalism. We have got our hands into the administration of the law, into the conduct of elections, into the press, into liberty of the person, BUT PRINCIPALLY INTO EDUCATION AND TRAINING AS BEING THE CORNERSTONES OF A FREE EXISTENCE.
CHRISTIAN YOUTH DESTROYED
10. WE HAVE FOOLED, BEMUSED AND CORRUPTED THE YOUTH OF THE "GOYIM" BY REARING THEM IN PRINCIPLES AND THEORIES WHICH ARE KNOWN TO US TO BE FALSE ALTHOUGH IT IS THAT THEY HAVE BEEN INCULCATED.
11. Above the existing laws without substantially altering them, and by merely twisting them into contradictions of interpretations, we have erected something grandiose in the way of results. These results found expression in the fact that the INTERPRETATIONS MASKED THE LAW: afterwards they entirely hid them from the eyes of the governments owing to the impossibility of making anything out of the tangled web of legislation.
12. This is the origin of the theory of course of arbitration.
13. You may say that the GOYIM will rise upon us, arms in hand, if they guess what is going on before the time comes; but in the West we have against this a maneuver of such appalling terror that the very stoutest hearts quail - the undergrounds, metropolitans, those subterranean corridors which, before the time comes, will be driven under all the capitals and from whence those capitals will be blown into the air with all their organizations and archives.
PROTOCOL No. 10
1. To-day I begin with a repetition of what I said before, and I BEG YOU TO BEAR IN MIND THAT GOVERNMENTS AND PEOPLE ARE CONTENT IN THE POLITICAL WITH OUTSIDE APPEARANCES. And how, indeed, are the GOYIM to perceive the underlying meaning of things when their representatives give the best of their energies to enjoying themselves? For our policy it is of the greatest importance to take cognizance of this detail; it will be of assistance to us when we come to consider the division of authority of property, of the dwelling, of taxation (the idea of concealed taxes), of the reflex force of the laws. All these questions are such as ought not to be touched upon directly and openly before the people. In cases where it is indispensable to touch upon them they must not be categorically named, it must merely be declared without detailed exposition that the principles of contemporary law are acknowledged by us. The reason of keeping silence in this respect is that by not naming a principle we leave ourselves freedom of action, to drop this or that out of it without attracting notice; if they were all categorically named they would all appear to have been already given.
2. The mob cherishes a special affection and respect for the geniuses of political power and accepts all their deeds of violence with the admiring response: "rascally, well, yes, it is rascally, but it's clever! ... a trick, if you like, but how craftily played, how magnificently done, what impudent audacity!" ...
OUR GOAL - WORLD POWER
3. We count upon attracting all nations to the task of erecting the new fundamental structure, the project for which has been drawn up by us. This is why, before everything, it is indispensable for us to arm ourselves and to store up in ourselves that absolutely reckless audacity and irresistible might of the spirit which in the person of our active workers will break down all hindrances on our way.
4. WHEN WE HAVE ACCOMPLISHED OUR COUP D'ETAT WE SHALL SAY THEN TO THE VARIOUS PEOPLES: "EVERYTHING HAS GONE TERRIBLY BADLY, ALL HAVE BEEN WORN OUT WITH SUFFERING. WE ARE DESTROYING THE CAUSES OF YOUR TORMENT - NATIONALITIES, FRONTIERS, DIFFERENCES OF COINAGES. YOU ARE AT LIBERTY, OF COURSE, TO PRONOUNCE SENTENCE UPON US, BUT CAN IT POSSIBLY BE A JUST ONE IF IT IS CONFIRMED BY YOU BEFORE YOU MAKE ANY TRIAL OF WHAT WE ARE OFFERING YOU." ... THEN WILL THE MOB EXALT US AND BEAR US UP IN THEIR HANDS IN A UNANIMOUS TRIUMPH OF HOPES AND EXPECTATIONS. VOTING, WHICH WE HAVE MADE THE INSTRUMENT WHICH WILL SET US ON THE THRONE OF THE WORLD BY TEACHING EVEN THE VERY SMALLEST UNITS OF MEMBERS OF THE HUMAN RACE TO VOTE BY MEANS OF MEETINGS AND AGREEMENTS BY GROUPS, WILL THEN HAVE SERVED ITS PURPOSES AND WILL PLAY ITS PART THEN FOR THE LAST TIME BY A UNANIMITY OF DESIRE TO MAKE CLOSE ACQUAINTANCE WITH US BEFORE CONDEMNING US.
5. TO SECURE THIS WE MUST HAVE EVERYBODY VOTE WITHOUT DISTINCTION OF CLASSES AND QUALIFICATIONS, in order to establish an absolute majority, which cannot be got from the educated propertied classes. In this way, by inculcating in all a sense of self-importance, we shall destroy among the GOYIM the importance of the family and its educational value and remove the possibility of individual minds splitting off, for the mob, handled by us, will not let them come to the front nor even give them a hearing; it is accustomed to listen to us only who pay it for obedience and attention. In this way we shall create a blind, mighty force which will never be in a position to move in any direction without the guidance of our agents set at its head by us as leaders of the mob. The people will submit to this regime because it will know that upon these leaders will depend its earnings, gratifications and the receipt of all kinds of benefits.
6. A scheme of government should come ready made from one brain, because it will never be clinched firmly if it is allowed to be split into fractional parts in the minds of many. It is allowable, therefore, for us to have cognizance of the scheme of action but not to discuss it lest we disturb its artfulness, the interdependence of its component parts, the practical force of the secret meaning of each clause. To discuss and make alterations in a labor of this kind by means of numerous voting's is to impress upon it the stamp of all ratiocinations and misunderstandings which have failed to penetrate the depth and nexus of its plotting's. We want our schemes to be forcible and suitably concocted. Therefore WE OUGHT NOT TO FLING THE WORK OF GENIUS OF OUR GUIDE to the fangs of the mob or even of a select company.
7. These schemes will not turn existing institutions upside down just yet. They will only effect changes in their economy and consequently in the whole combined movement of their progress, which will thus be directed along the paths laid down in our schemes.
POISON OF LIBERALISM
8. Under various names there exists in all countries approximately one and the same thing. Representation, Ministry, Senate, State Council, Legislative and Executive Corps. I need not explain to you the mechanism of the relation of these institutions to one another, because you are aware of all that; only take note of the fact that each of the above-named institutions corresponds to some important function of the State, and I would beg you to remark that the word "important" I apply not to the institution but to the function, consequently it is not the institutions which are important but their functions. These institutions have divided up among themselves all the functions of government - administrative, legislative, executive, wherefore they have come to operate as do the organs in the human body. If we injure one part in the machinery of State, the State falls sick, like a human body, and ... will die.
9. When we introduced into the State organism the poison of Liberalism its whole political complexion underwent a change. States have been seized with a mortal illness - blood poisoning. All that remains is to await the end of their death agony.
10. Liberalism produced Constitutional States, which took the place of what was the only safeguard of the GOYIM, namely, Despotism; and A CONSTITUTION, AS YOU WELL KNOW, IS NOTHING ELSE BUT A SCHOOL OF DISCORDS, misunderstandings, quarrels, disagreements, fruitless party agitations, party whims - in a word, a school of everything that serves to destroy the personality of State activity. THE TRIBUNE OF THE "TALKERICS" HAS, NO LESS EFFECTIVELY THAN THE PRESS, CONDEMNED THE RULERS TO INACTIVITY AND IMPOTENCE, and thereby rendered them useless and superfluous, for which reason indeed they have been in many countries deposed. THEN IT WAS THAT THE ERA OF REPUBLICS BECOME POSSIBLE OF REALIZATION; AND THEN IT WAS THAT WE REPLACED THE RULER BY A CARICATURE OF A GOVERNMENT - BY A PRESIDENT, TAKEN FROM THE MOB, FROM THE MIDST OF OUR PUPPET CREATURES, OR SLAVES. This was the foundation of the mine which we have laid under the GOY people, I should rather say, under the GOY peoples.
WE NAME PRESIDENTS
11. In the near future we shall establish the responsibility of presidents.
12. By that time we shall be in a position to disregard forms in carrying through matters for which our impersonal puppet will be responsible. What do we care if the ranks of those striving for power should be thinned, if there should arise a deadlock from the impossibility of finding presidents, a deadlock which will finally disorganize the country? ...
13. In order that our scheme may produce this result we shall arrange elections in favor of such presidents as have in their past some dark, undiscovered stain, some "Panama" or other - then they will be trustworthy agents for the accomplishment of our plans out of fear of revelations and from the natural desire of everyone who has attained power, namely, the retention of the privileges, advantages and honor connected with the office of president. The chamber of deputies will provide cover for, will protect, will elect presidents, but we shall take from it the right to propose new, or make changes in existing laws, for this right will be given by us to the responsible president, a puppet in our hands. Naturally, the authority of the presidents will then become a target for every possible form of attack, but we shall provide him with a means of self-defense in the right of an appeal to the people, for the decision of the people over the heads of their representatives, that is to say, an appeal to that some blind slave of ours - the majority of the mob. Independently of this we shall invest the president with the right of declaring a state of war. We shall justify this last right on the ground that the president as chief of the whole army of the country must have it at his disposal, in case of need for the defense of the new republican constitution, the right to defend which will belong to him as the responsible representative of this constitution.
14. It is easy to understand them in these conditions the key of the shrine will lie in our hands, and no one outside ourselves will any longer direct the force of legislation.
15. Besides this we shall, with the introduction of the new republican constitution, take from the Chamber the right of interpolation on government measures, on the pretext of preserving political secrecy, and, further, we shall by the new constitution reduce the number of representatives to a minimum, thereby proportionately reducing political passions and the passion for politics. If, however, they should, which is hardly to be expected, burst into flame, even in this minimum, we shall nullify them by a stirring appeal and a reference to the majority of the whole people ... Upon the president will depend the appointment of presidents and vice-presidents of the Chamber and the Senate. Instead of constant sessions of Parliaments we shall reduce their sittings to a few months. Moreover, the president, as chief of the executive power, will have the right to summon and dissolve Parliament, and, in the latter case, to prolong the time for the appointment of a new parliamentary assembly. But in order that the consequences of all these acts which in substance are illegal, should not, prematurely for our plans, upon the responsibility established by use of the president, WE SHALL INSTIGATE MINISTERS AND OTHER OFFICIALS OF THE HIGHER ADMINISTRATION ABOUT THE PRESIDENT TO EVADE HIS DISPOSITIONS BY TAKING MEASURES OF THEIR OWN, for doing which they will be made the scapegoats in his place ... This part we especially recommend to be given to be played by the Senate, the Council of State, or the Council of Ministers, but not to an individual official.
16. The president will, at our discretion, interpret the sense of such of the existing laws as admit of various interpretation; he will further annul them when we indicate to him the necessity to do so, besides this, he will have the right to propose temporary laws, and even new departures in the government constitutional working, the pretext both for the one and the other being the requirements for the supreme welfare of the State.
WE SHALL DESTROY
17. By such measure we shall obtain the power of destroying little by little, step by step, all that at the outset when we enter on our rights, we are compelled to introduce into the constitutions of States to prepare for the transition to an imperceptible abolition of every kind of constitution, and then the time is come to turn every form of government into OUR DESPOTISM.
18. The recognition of our despot may also come before the destruction of the constitution; the moment for this recognition will come when the peoples, utterly wearied by the irregularities and incompetence - a matter which we shall arrange for - of their rulers, will clamor: "Away with them and give us one king over all the earth who will unite us and annihilate the causes of disorders - frontiers, nationalities, religions, State debts - who will give us peace and quiet which we cannot find under our rulers and representatives."
19. But you yourselves perfectly well know that TO PRODUCE THE POSSIBILITY OF THE EXPRESSION OF SUCH WISHES BY ALL THE NATIONS IT IS INDISPENSABLE TO TROUBLE IN ALL COUNTRIES THE PEOPLE'S RELATIONS WITH THEIR GOVERNMENTS SO AS TO UTTERLY EXHAUST HUMANITY WITH DISSENSION, HATRED, STRUGGLE, ENVY AND EVEN BY THE USE OF TORTURE, BY STARVATION, BY THE INOCULATION OF DISEASES, BY WANT, SO THAT THE "GOYIM" SEE NO OTHER ISSUE THAN TO TAKE REFUGE IN OUR COMPLETE SOVEREIGNTY IN MONEY AND IN ALL ELSE.
20. But if we give the nations of the world a breathing space the moment we long for is hardly likely ever to arrive.
PROTOCOL No. 11
1. The State Council has been, as it were, the emphatic expression of the authority of the ruler: it will be, as the "show" part of the Legislative Corps, what may be called the editorial committee of the laws and decrees of the ruler.
2. This, then, is the program of the new constitution. We shall make Law, Right and Justice (1) in the guise of proposals to the Legislative Corps, (2) by decrees of the president under the guise of general regulations, of orders of the Senate and of resolutions of the State Council in the guise of ministerial orders, (3) and in case a suitable occasion should arise - in the form of a revolution in the State.
3. Having established approximately the MODUS AGENDI we will occupy ourselves with details of those combinations by which we have still to complete the revolution in the course of the machinery of State in the direction already indicated. By these combinations I mean the freedom of the Press, the right of association, freedom of conscience, the voting principle, and many another that must disappear for ever from the memory of man, or undergo a radical alteration the day after the promulgation of the new constitution. It is only at the moment that we shall be able at once to announce all our orders, for, afterwards, every noticeable alteration will be dangerous, for the following reasons: if this alteration be brought in with harsh severity and in a sense of severity and limitations, it may lead to a feeling of despair caused by fear of new alterations in the same direction; if, on the other hand, it be brought in a sense of further indulgences it will be said that we have recognized our own wrong-doing and this will destroy the prestige of the infallibility of our authority, or else it will be said that we have become alarmed and are compelled to show a yielding disposition, for which we shall get no thanks because it will be supposed to be compulsory ... Both the one and the other are injurious to the prestige of the new constitution. What we want is that from the first moment of its promulgation, while the peoples of the world are still stunned by the accomplished fact of the revolution, still in a condition of terror and uncertainty, they should recognize once for all that we are so strong, so inexpugnable, so super-abundantly filled with power, that in no case shall we take any account of them, and so far from paying any attention to their opinions or wishes, we are ready and able to crush with irresistible power all expression or manifestation thereof at every moment and in every place, that we have seized at once everything we wanted and shall in no case divide our power with them ... Then in fear and trembling they will close their eyes to everything, and be content to await what will be the end of it all.
WE ARE WOLVES
4. The GOYIM are a flock of sheep, and we are their wolves. And you know what happens when the wolves get hold of the flock? ....
5. There is another reason also why they will close their eyes: for we shall keep promising them to give back all the liberties we have taken away as soon as we have quelled the enemies of peace and tamed all parties ....
6. It is not worth to say anything about how long a time they will be kept waiting for this return of their liberties ....
7. For what purpose then have we invented this whole policy and insinuated it into the minds of the GOY without giving them any chance to examine its underlying meaning? For what, indeed, if not in order to obtain in a roundabout way what is for our scattered tribe unattainable by the direct road? It is this which has served as the basis for our organization of SECRET MASONRY WHICH IS NOT KNOWN TO, AND AIMS WHICH ARE NOT EVEN SO MUCH AS SUSPECTED BY, THESE "GOY" CATTLE, ATTRACTED BY US INTO THE "SHOW" ARMY OF MASONIC LODGES IN ORDER TO THROW DUST IN THE EYES OF THEIR FELLOWS.
8. God has granted to us, His Chosen People, the gift of the dispersion, and in this which appears in all eyes to be our weakness, has come forth all our strength, which has now brought us to the threshold of sovereignty over all the world.
9. There now remains not much more for us to build up upon the foundation we have laid.
PROTOCOL No. 12
1. The word "freedom," which can be interpreted in various ways, is defined by us as follows
2. Freedom is the right to do what which the law allows. This interpretation of the word will at the proper time be of service to us, because all freedom will thus be in our hands, since the laws will abolish or create only that which is desirable for us according to the aforesaid program.
3. We shall deal with the press in the following way: what is the part played by the press to-day? It serves to excite and inflame those passions which are needed for our purpose or else it serves selfish ends of parties. It is often vapid, unjust, mendacious, and the majority of the public have not the slightest idea what ends the press really serves. We shall saddle and bridle it with a tight curb: we shall do the same also with all productions of the printing press, for where would be the sense of getting rid of the attacks of the press if we remain targets for pamphlets and books? The produce of publicity, which nowadays is a source of heavy expense owing to the necessity of censoring it, will be turned by us into a very lucrative source of income to our State: we shall law on it a special stamp tax and require deposits of caution-money before permitting the establishment of any organ of the press or of printing offices; these will then have to guarantee our government against any kind of attack on the part of the press. For any attempt to attack us, if such still be possible, we shall inflict fines without mercy. Such measures as stamp tax, deposit of caution-money and fines secured by these deposits, will bring in a huge income to the government. It is true that party organs might not spare money for the sake of publicity, but these we shall shut up at the second attack upon us. No one shall with impunity lay a finger on the aureole of our government infallibility. The pretext for stopping any publication will be the alleged plea that it is agitating the public mind without occasion or justification. I BEG YOU TO NOTE THAT AMONG THOSE MAKING ATTACKS UPON US WILL ALSO BE ORGANS ESTABLISHED BY US, BUT THEY WILL ATTACK EXCLUSIVELY POINTS THAT WE HAVE PRE-DETERMINED TO ALTER.
WE CONTROL THE PRESS
4. NOT A SINGLE ANNOUNCEMENT WILL REACH THE PUBLIC WITHOUT OUR CONTROL. Even now this is already being attained by us inasmuch as all news items are received by a few agencies, in whose offices they are focused from all parts of the world. These agencies will then be already entirely ours and will give publicity only to what we dictate to them.
5. If already now we have contrived to possess ourselves of the minds of the GOY communities to such an extent the they all come near looking upon the events of the world through the colored glasses of those spectacles we are setting astride their noses; if already now there is not a single State where there exist for us any barriers to admittance into what GOY stupidity calls State secrets: what will our positions be then, when we shall be acknowledged supreme lords of the world in the person of our king of all the world ....
6. Let us turn again to the FUTURE OF THE PRINTING PRESS. Every one desirous of being a publisher, librarian, or printer, will be obliged to provide himself with the diploma instituted therefore, which, in case of any fault, will be immediately impounded. With such measures THE INSTRUMENT OF THOUGHT WILL BECOME AN EDUCATIVE MEANS ON THE HANDS OF OUR GOVERNMENT, WHICH WILL NO LONGER ALLOW THE MASS OF THE NATION TO BE LED ASTRAY IN BY-WAYS AND FANTASIES ABOUT THE BLESSINGS OF PROGRESS. Is there any one of us who does not know that these phantom blessings are the direct roads to foolish imaginings which give birth to anarchical relations of men among themselves and towards authority, because progress, or rather the idea of progress, has introduced the conception of every kind of emancipation, but has failed to establish its limits .... All the so-called liberals are anarchists, if not in fact, at any rate in thought. Every one of them in hunting after phantoms of freedom, and falling exclusively into license, that is, into the anarchy of protest for the sake of protest ....
FREE PRESS DESTROYED
7. We turn to the periodical press. We shall impose on it, as on all printed matter, stamp taxes per sheet and deposits of caution- money, and books of less than 30 sheets will pay double. We shall reckon them as pamphlets in order, on the one hand, to reduce the number of magazines, which are the worst form of printed poison, and, on the other, in order that this measure may force writers into such lengthy productions that they will be little read, especially as they will be costly. At the same time what we shall publish ourselves to influence mental development in the direction laid down for our profit will be cheap and will be read voraciously. The tax will bring vapid literary ambitions within bounds and the liability to penalties will make literary men dependent upon us. And if there should be any found who are desirous of writing against us, they will not find any person eager to print their productions in print the publisher or printer will have to apply to the authorities for permission to do so. Thus we shall know beforehand of all tricks preparing against us and shall nullify them by getting ahead with explanations on the subject treated of.
8. Literature and journalism are two of the most important educative forces, and therefore our government will become proprietor of the majority of the journals. This will neutralize the injurious influence of the privately-owned press and will put us in possession of a tremendous influence upon the public mind .... If we give permits for ten journals, we shall ourselves found thirty, and so on in the same proportion. This, however, must in no wise be suspected by the public. For which reason all journals published by us will be of the most opposite, in appearance, tendencies and opinions, thereby creating confidence in us and bringing over to us quite unsuspicious opponents, who will thus fall into our trap and be rendered harmless.
9. In the front rank will stand organs of an official character. They will always stand guard over our interests, and therefore their influence will be comparatively insignificant.
10. In the second rank will be the semi-official organs, whose part it will be to attack the tepid and indifferent.
11. In the third rank we shall set up our own, to all appearance, off position, which, in at least one of its organs, will present what looks like the very antipodes to us. Our real opponents at heart will accept this simulated opposition as their own and will show us their cards.
12. All our newspapers will be of all possible complexions - aristocratic, republican, revolutionary, even anarchical - for so long, of course, as the constitution exists .... Like the Indian idol "Vishnu" they will have a hundred hands, and every one of them will have a finger on any one of the public opinions as required. When a pulse quickens these hands will lead opinion in the direction of our aims, for an excited patient loses all power of judgment and easily yields to suggestion. Those fools who will think they are repeating the opinion of a newspaper of their own camp will be repeating our opinion or any opinion that seems desirable for us. In the vain belief that they are following the organ of their party they will, in fact, follow the flag which we hang out for them.
13. In order to direct our newspaper militia in this sense we must take special and minute care in organizing this matter. Under the title of central department of the press we shall institute literary gatherings at which our agents will without attracting attention issue the orders and watchwords of the day. By discussing and controverting, but always superficially, without touching the essence of the matter, our organs will carry on a sham fight fusillade with the official newspapers solely for the purpose of giving occasion for us to express ourselves more fully than could well be done from the outset in official announcements, whenever, of course, that is to our advantage.
14. THESE ATTACKS UPON US WILL ALSO SERVE ANOTHER PURPOSE, NAMELY, THAT OUR SUBJECTS WILL BE CONVINCED TO THE EXISTENCE OF FULL FREEDOM OF SPEECH AND SO GIVE OUR AGENTS AN OCCASION TO AFFIRM THAT ALL ORGANS WHICH OPPOSE US ARE EMPTY BABBLERS, since they are incapable of finding any substantial objections to our orders.
ONLY LIES PRINTED
15. Methods of organization like these, imperceptible to the public eye but absolutely sure, are the best calculated to succeed in bringing the attention and the confidence of the public to the side of our government. Thanks to such methods we shall be in a position as from time to time may be required, to excite or to tranquillize the public mind on political questions, to persuade or to confuse, printing now truth, now lies, facts or their contradictions, according as they may be well or ill received, always very cautiously feeling our ground before stepping upon it .... WE SHALL HAVE A SURE TRIUMPH OVER OUR OPPONENTS SINCE THEY WILL NOT HAVE AT THEIR DISPOSITION ORGANS OF THE PRESS IN WHICH THEY CAN GIVE FULL AND FINAL EXPRESSION TO THEIR VIEWS owing to the aforesaid methods of dealing with the press. We shall not even need to refute them except very superficially.
16. Trial shots like these, fired by us in the third rank of our press, in case of need, will be energetically refuted by us in our semi-official organs.
17. Even nowadays, already, to take only the French press, there are forms which reveal Masonic solidarity in acting on the watchword: all organs of the press are bound together by professional secrecy; like the augurs of old, not one of their numbers will give away the secret of his sources of information unless it be resolved to make announcement of them. Not one journalist will venture to betray this secret, for not one of them is ever admitted to practice literature unless his whole past has some disgraceful sore or other .... These sores would be immediately revealed. So long as they remain the secret of a few the prestige of the journalist attacks the majority of the country - the mob follow after him with enthusiasm.
18. Our calculations are especially extended to the provinces. It is indispensable for us to inflame there those hopes and impulses with which we could at any moment fall upon the capital, and we shall represent to the capitals that these expressions are the independent hopes and impulses of the provinces. Naturally, the source of them will be always one and the same - ours. WHAT WE NEED IS THAT, UNTIL SUCH TIME AS WE ARE IN THE PLENITUDE POWER, THE CAPITALS SHOULD FIND THEMSELVES STIFLED BY THE PROVINCIAL OPINION OF THE NATIONS, I.E., OF A MAJORITY ARRANGED BY OUR AGENTUR. What we need is that at the psychological moment the capitals should not be in a position to discuss an accomplished fact for the simple reason, if for no other, that it has been accepted by the public opinion of a majority in the provinces.
19. WHEN WE ARE IN THE PERIOD OF THE NEW REGIME TRANSITIONAL TO THAT OF OUR ASSUMPTION OF FULL SOVEREIGNTY WE MUST NOT ADMIT ANY REVELATION BY THE PRESS OF ANY FORM OF PUBLIC DISHONESTY; IT IS NECESSARY THAT THE NEW REGIME SHOULD BE THOUGHT TO HAVE SO PERFECTLY CONTENDED EVERYBODY THAT EVEN CRIMINALITY HAS DISAPPEARED ... Cases of the manifestation of criminality should remain known only to their victims and to chance witnesses - no more.
PROTOCOL No. 13
1. The need for daily forces the GOYIM to keep silence and be our humble servants. Agents taken on to our press from among the GOYIM will at our orders discuss anything which it is inconvenient for us to issue directly in official documents, and we meanwhile, quietly amid the din of the discussion so raised, shall simply take and carry through such measures as we wish and then offer them to the public as an accomplished fact. No one will dare to demand the abrogation of a matter once settled, all the more so as it will be represented as an improvement ... And immediately the press will distract the current of thought towards, new questions, (have we not trained people always to be seeking something new?). Into the discussions of these new questions will throw themselves those of the brainless dispensers of fortunes who are not able even now to understand that they have not the remotest conception about the matters which they undertake to discuss. Questions of the political are unattainable for any save those who have guided it already for many ages, the creators.
2. From all this you will see that in seeming the opinion of the mob we are only facilitating the working of our machinery, and you may remark that it is not for actions but for words issued by us on this or that question that we seem to seek approval. We are constantly making public declaration that we are guided in all our undertakings by the hoope, joined to the conviction, that we are serving the common weal.
WE DECEIVE WORKERS
3. In order to distract people who may be too troublesome from discussions of questions of the political we are now putting forward what we allege to be new questions of the political, namely, questions of industry. In this sphere let them discuss themselves silly! The masses are agreed to remain inactive, to take a rest from what they suppose to be political (which we trained them to in order to use them as a means of combating the GOY governments) only on condition of being found new employments, in which we are prescribing them something that looks like the same political object. In order that the masses themselves may not guess what they are about WE FURTHER DISTRACT THEM WITH AMUSEMENTS, GAMES, PASTIMES, PASSIONS, PEOPLE'S PALACES .... SOON WE SHALL BEGIN THROUGH THE PRESS TO PROPOSE COMPETITIONS IN ART, IN SPORT IN ALL KINDS: these interests will finally distract their minds from questions in which we should find ourselves compelled to oppose them. Growing more and more dis-accustomed to reflect and form any opinions of their own, people will begin to talk in the same tone as we because we alone shall be offering them new directions for thought ... of course through such persons as will not be suspected of solidarity with us.
4. The part played by the liberals, utopian dreamers, will be finally played out when our government is acknowledged. Till such time they will continue to do us good service. Therefore we shall continue to direct their minds to all sorts of vain conceptions of fantastic theories, new and apparently progressive: for have we not with complete success turned the brainless heads of the GOYIM with progress, till there is not among the GOYIM one mind able to perceive that under this word lies a departure from truth in all cases where it is not a question of material inventions, like a fallacious idea, serves to obscure truth so that none may know it except us, the Chosen of God, its guardians.
5. When, we come into our kingdom our orators will expound great problems which have turned humanity upside down in order to bring it at the end under our beneficent rule.
6. Who will ever suspect then that ALL THESE PEOPLES WERE STAGE-MANAGED BY US ACCORDING TO A POLITICAL PLAN WHICH NO ONE HAS SO MUCH AS GUESSED AT IN THE COURSE OF MANY CENTURIES?
PROTOCOL No. 14
1. When we come into our kingdom it will be undesirable for us that there should exist any other religion than ours of the One God with whom our destiny is bound up by our position as the Chosen People and through whom our same destiny is united with the destinies of the world. We must therefore sweep away all other forms of belief. If this gives birth to the atheists whom we see to-day, it will not, being only a transitional stage, interfere with our views, but will serve as a warning for those generations which will hearken to our preaching of the religion of Moses, that, by its stable and thoroughly elaborated system has brought all the peoples of the world into subjection to us. Therein we shall emphasize its mystical right, on which, as we shall say, all its educative power is based .... Then at every possible opportunity we shall publish articles in which we shall make comparisons between our beneficent rule and those of past ages. The blessing of tranquility, though it be a tranquility forcibly brought about by centuries of agitation, will throw into higher relief the benefits to which we shall point. The errors of the GOYIM governments will be depicted by us in the most vivid hues. We shall implant such an abhorrence of them that the peoples will prefer tranquility in a state of serfdom to those rights of vaunted freedom which have tortured humanity and exhausted the very sources of human existence, sources which have been exploited by a mob of rascally adventurers who know not what they do .... USELESS CHANGES OF FORMS OF GOVERNMENT TO WHICH WE INSTIGATED THE "GOYIM" WHEN WE WERE UNDERMINING THEIR STATE STRUCTURES, WILL HAVE SO WEARIED THE PEOPLES BY THAT TIME THAT THEY WILL PREFER TO SUFFER ANYTHING UNDER US RATHER THAN RUN THE RISK OF ENDURING AGAIN ALL THE AGITATIONS AND MISERIES THEY HAVE GONE THROUGH.
WE SHALL FORBID CHRIST
2. At the same time we shall not omit to emphasize the historical mistakes of the GOY governments which have tormented humanity for so many centuries by their lack of understanding of everything that constitutes the true good of humanity in their chase after fantastic schemes of social blessings, and have never noticed that these schemes kept on producing a worse and never a better state of the universal relations which are the basis of human life ....
3. The whole force of our principles and methods will lie in the fact that we shall present them and expound them as a splendid contrast to the dead and decomposed old order of things in social life.
4. Our philosophers will discuss all the shortcomings of the various beliefs of the "GOYIM," BUT NO ONE WILL EVER BRING UNDER DISCUSSION OUR FAITH FROM ITS TRUE POINT OF VIEW SINCE THIS WILL BE FULLY LEARNED BY NONE SAVE OURS WHO WILL NEVER DARE TO BETRAY ITS SECRETS.
5. IN COUNTRIES KNOWN AS PROGRESSIVE AND ENLIGHTENED WE HAVE CREATED A SENSELESS, FILTHY, ABOMINABLE LITERATURE. For some time after our entrance to power we shall continue to encourage its existence in order to provide a telling relief by contrast to the speeches, party program, which will be distributed from exalted quarters of ours .... Our wise men, trained to become leaders of the GOYIM, will compose speeches, projects, memoirs, articles, which will be used by us to influence the minds of the GOYIM, directing them towards such understanding and forms of knowledge as have been determined by us.
PROTOCOL No. 15
1. When we at last definitely come into our kingdom by the aid of COUPS D'ETAT prepared everywhere for one and the same day, after definitely acknowledged (and not a little time will pass before that comes about, perhaps even a whole century) we shall make it our task to see that against us such things as plots shall no longer exist. With this purpose we shall slay without mercy all who take arms (in hand) to oppose our coming into our kingdom. Every kind of new institution of anything like a secret society will also be punished with death; those of them which are now in existence, are known to us, serve us and have served us, we shall disband and send into exile to continents far removed from Europe. IN THIS WAY WE SHALL PROCEED WITH THOSE "GOY" MASONS WHO KNOW TOO MUCH; such of these as we may for some reason spare will be kept in constant fear of exile. We shall promulgate a law making all former members of secret societies liable to exile from Europe as the center of rule.
2. Resolutions of our government will be final, without appeal.
3. In the GOY societies, in which we have planted and deeply rooted discord and protestantism, the only possible way of restoring order is to employ merciless measures that prove the direct force of authority: no regard must be paid to the victims who fall, they suffer for the well-being of the future. The attainment of that well-being, even at the expense of sacrifices, is the duty of any kind of government that acknowledges as justification for its existence not only its privileges but its obligations. The principal guarantee of stability of rule is to confirm the aureole of power, and this aureole is attained only by such a majestic inflexibility of might as shall carry on its face the emblems of inviolability from mystical causes - from the choice of God. SUCH WAS, UNTIL RECENT TIMES, THE RUSSIAN AUTOCRACY, THE ONE AND ONLY SERIOUS FOE WE HAD IN THE WORLD, WITHOUT COUNTING THE PAPACY. Bear in mind the example when Italy, drenched with blood, never touched a hair of the head of Sulla who had poured forth that blood: Sulla enjoyed an apotheosis for his might in him, but his intrepid return to Italy ringed him round with inviolability. The people do not lay a finger on him who hypnotizes them by his daring and strength of mind.
SECRET SOCIETIES
4. Meantime, however, until we come into our kingdom, we shall act in the contrary way: we shall create and multiply free masonic lodges in all the countries of the world, absorb into them all who may become or who are prominent in public activity, for these lodges we shall find our principal intelligence office and means of influence. All these lodges we shall bring under one central administration, known to us alone and to all others absolutely unknown, which will be composed of our learned elders. The lodges will have their representatives who will serve to screen the above-mentioned administration of MASONRY and from whom will issue the watchword and program. In these lodges we shall tie together the knot which binds together all revolutionary and liberal elements. Their composition will be made up of all strata of society. The most secret political plots will be known to us and fall under our guiding hands on the very day of their conception. AMONG THE MEMBERS OF THESE LODGES WILL BE ALMOST ALL THE AGENTS OF INTERNATIONAL AND NATIONAL POLICE since their service is for us irreplaceable in the respect that the police is in a position not only to use its own particular measures with the insubordinate, but also to screen our activities and provide pretexts for discontents, ET CETERA.
5. The class of people who most willingly enter into secret societies are those who live by their wits, careerists, and in general people, mostly light-minded, with whom we shall have no difficulty in dealing and in using to wind up the mechanism of the machine devised by us. If this world grows agitated the meaning of that will be that we have had to stir up in order to break up its too great solidarity. BUT IF THERE SHOULD ARISE IN ITS MIDST A PLOT, THEN AT THE HEAD OF THAT PLOT WILL BE NO OTHER THAN ONE OF OUR MOST TRUSTED SERVANTS. It is natural that we and no other should lead MASONIC activities, for we know whither we are leading, we know the final goal of every form of activity whereas the GOYIM have knowledge of nothing, not even of the immediate effect of action; they put before themselves, usually, the momentary reckoning of the satisfaction of their self- opinion in the accomplishment of their thought without even remarking that the very conception never belonged to their initiative but to our instigation of their thought ....
GENTILES ARE STUPID
6. The GOYIM enter the lodges out of curiosity or in the hope by their means to get a nibble at the public pie, and some of them in order to obtain a hearing before the public for their impracticable and groundless fantasies: they thirst for the emotion of success and applause, of which we are remarkably generous. And the reason why we give them this success is to make use of the nigh conceit of themselves to which it gives birth, for that insensibly disposes them to assimulate our suggestions without being on their guard against them in the fullness of their confidence that it is their own infallibility which is giving utterance to their own thoughts and that it is impossible for them to borrow those of others .... You cannot imagine to what extent the wisest of the GOYIM can be brought to a state of unconscious naivete in the presence of this condition of high conceit of themselves, and at the same time how easy it is to take the heart out of them by the slightest ill-success, though it be nothing more than the stoppage of the applause they had, and to reduce them to a slavish submission for the sake of winning a renewal of success .... BY SO MUCH AS OURS DISREGARD SUCCESS IF ONLY THEY CAN CARRY THROUGH THEIR PLANS, BY SO MUCH THE "GOYIM" ARE WILLING TO SACRIFICE ANY PLANS ONLY TO HAVE SUCCESS. This psychology of theirs materially facilitates for us the task of setting them in the required direction. These tigers in appearance have the souls of sheep and the wind blows freely through their heads. We have set them on the hobby-horse of an idea about the absorption of individuality by the symbolic unit of COLLECTIVISM .... They have never yet and they never will have the sense to reflect that this hobby-horse is a manifest violation of the most important law of nature, which has established from the very creation of the world one unit unlike another and precisely for the purpose of instituting individuality ....
7. If we have been able to bring them to such a pitch of stupid blindness is it not a proof, and an amazingly clear proof, of the degree to which the mind of the GOYIM is undeveloped in comparison with our mind? This it is, mainly, which guarantees our success.
GENTILES ARE CATTLE
8. And how far-seeing were our learned elders in ancient times when they said that to attain a serious end it behooves not to stop at any means or to count the victims sacrificed for the sake of that end .... We have not counted the victims of the seed of the GOY cattle, though we have sacrificed many of our own, but for that we have now already given them such a position on the earth as they could not even have dreamed of. The comparatively small numbers of the victims from the number of ours have preserved our nationality from destruction.
9. Death is the inevitable end for all. It is better to bring that end nearer to those who hinder our affairs than to ourselves, to the founders of this affair. WE EXECUTE MASONS IN SUCH WISE THAT NONE SAVE THE BROTHERHOOD CAN EVER HAVE A SUSPICION OF IT, NOT EVEN THE VICTIMS THEMSELVES OF OUR DEATH SENTENCE, THEY ALL DIE WHEN REQUIRED AS IF FROM A NORMAL KIND OF ILLNESS ..... Knowing this, even the brotherhood in its turn dare not protest. By such methods we have plucked out of the midst of MASONRY the very root of protest against our disposition. While preaching liberalism to the GOY we at the same time keep our own people and our agents in a state of unquestioningly submission.
10. Under our influence the execution of the laws of the GOYIM has been reduced to a minimum. The prestige of the law has been exploded by the liberal interpretations introduced into this sphere. In the most important and fundamental affairs and questions, JUDGES DECIDE AS WE DICTATE TO THEM, see matters in the light wherewith we enfold them for the administration of the GOYIM, of course, through persons who are our tools though we do not appear to have anything in common with them - by newspaper opinion or by other means .... Even senators and the higher administration accept our counsels. The purely brute mind of the GOYIM is incapable of use for analysis and observation, and still more for the foreseeing whither a certain manner of setting a question may tend.
11. In this difference in capacity for thought between the GOYIM and ourselves may be clearly discerned the seal of our position as the Chosen People and of our higher quality of humanness, in contradistinction to the brute mind of the GOYIM. Their eyes are open, but see nothing before them and do not invent (unless perhaps, material things). From this it is plain that nature herself has destined us to guide and rule the world.
WE DEMAND SUBMISSION
12. When comes the time of our overt rule, the time to manifest its blessing, we shall remake all legislatures, all our laws will be brief, plain, stable, without any kind of interpretations, so that anyone will be in a position to know them perfectly. The main feature which will run right through them is submission to orders, and this principle will be carried to a grandiose height. Every abuse will then disappear in consequence of the responsibility of all down to the lowest unit before the higher authority of the representative of power. Abuses of power subordinate to this last instance will be so mercilessly punished that none will be found anxious to try experiments with their own powers. We shall follow up jealously every action of the administration on which depends the smooth running of the machinery of the State, for slackness in this produces slackness everywhere; not a single case of illegality or abuse of power will be left without exemplary punishment.
13. Concealment of guilt, connivance between those in the service of the administration - all this kind of evil will disappear after the very first examples of severe punishment. The aureole of our power demands suitable, that is, cruel, punishments for the slightest infringement, for the sake of gain, of its supreme prestige. The sufferer, though his punishment may exceed his fault, will count as a soldier falling on the administrative field of battle in the interest of authority, principle and law, which do not permit that any of those who hold the reins of the public coach should turn aside from the public highway to their own private paths. FOR EXAMPLES OUR JUDGES WILL KNOW THAT WHENEVER THEY FEEL DISPOSED TO PLUME THEMSELVES ON FOOLISH CLEMENCY THEY ARE VIOLATING THE LAW OF JUSTICE WHICH IS INSTITUTED FOR THE EXEMPLARY EDIFICATION OF MEN BY PENALTIES FOR LAPSES AND NOT FOR DISPLAY OF THE SPIRITUAL QUALITIES OF THE JUDGES .... Such qualities it is proper to show in private life, but not in a public square which is the educationally basis of human life. (Is it not a coincidence that the Jewish created "Bar Associations" has declared that "May 1st" to be "Law Day;" the same date that the Jews created the "Illuminati" under the guidance of Adam Wiesthaust in 1776? Is it also a coincidence that the Jewish created "Communist Nations" celebrate "May 1st" as a National holiday?).
14. Our legal staff will serve not beyond the age of 55, firstly because old men more obstinately hold to prejudiced opinions, and are less capable of submitting to new directions, and secondly because this will give us the possibility by this measure of securing elasticity in the changing of staff, which will thus the more easily bend under our pressure: he who wishes to keep his place will have to give blind obedience to deserve it. In general, our judges will be elected by us only from among those who thoroughly understand that the part they have to play is to punish and apply laws and not to dream about the manifestations of liberalism at the expense of the educational scheme of the State, as the GOYIM in these days imagine it to be .... This method of shuffling the staff will serve also to explode any collective solidarity of those in the same service and will bind all to the interests of the government upon which their fate will depend. The young generation of judges will be trained in certain views regarding the inadmissibility of any abuses that might disturb the established order of our subjects among themselves.
15. In these days the judges of the GOYIM create indulgences to every kind of crimes, not having a just understanding of their office, because the rulers of the present age in appointing judges to office take no care to inculcate in them a sense of duty and consciousness of the matter which is demanded of them. As a brute beast lets out its young in search of prey, so do the GOYIM give to them for what purpose such place was created. This is the reason why their governments are being ruined by their own forces through the acts of their own administration.
16. Let us borrow from the example of the results of these actions yet another lesson for our government.
17. We shall root out liberalism from all the important strategic posts of our government on which depends the training of subordinates for our State structure. Such posts will fall exclusively to those who have been trained by us for administrative rule. To the possible objection that the retirement of old servants will cost the Treasury heavily, I reply, firstly, they will be provided with some private service in place of what they lose, and, secondly, I have to remark that all the money in the world will be concentrated in our hands, consequently it is not our government that has to fear expense.
WE SHALL BE CRUEL
18. Our absolutism will in all things be logically consecutive and therefore in each one of its decrees our supreme will be respected and unquestionably fulfilled: it will ignore all murmurs, all discontents of every kind and will destroy to the root every kind of manifestation of them in act by punishment of an exemplary character.
19. We shall abolish the right of cessation, which will be transferred exclusively to our disposal - to the cognizance of him who rules, for we must not allow the conception among the people of a thought that there could be such a thing as a decision that is not right of judges set up by us. If, however, anything like this should occur, we shall ourselves cassata the decision, but inflict therewith such exemplary punishment on the judge for lack of understanding of his duty and the purpose of his appointment as will prevent a repetition of such cases .... I repeat that it must be born in mind that we shall know every step of our administration which only needs to be closely watched for the people to be content with us, for it has the right to demand from a good government a good official.
20. OUR GOVERNMENT WILL HAVE THE APPEARANCE OF A PATRIARCHAL PATERNAL GUARDIANSHIP ON THE PART OF OUR RULER. Our own nation and our subjects will discern in his person a father caring for their every need, their every act, their every inter-relation as subjects one with another, as well as their relations to the ruler. They will then be so thoroughly imbued with the thought that it is impossible for them to dispense with this ward ship and guidance, if they wish to live in peace and quiet, THAT THEY WILL ACKNOWLEDGE THE AUTOCRACY OF OUR RULER WITH A DEVOTION BORDERING ON "APOTHEOSIS," especially when they are convinced that those whom we set up do not put their own in place of authority, but only blindly execute his dictates. They will be rejoiced that we have regulated everything in their lives as is done by wise parents who desire to train children in the cause of duty and submission. For the peoples of the world in regard to the secrets of our polity are ever through the ages only children under age, precisely as are also their governments.
21. As you see, I found our despotism on right and duty: the right to compel the execution of duty is the direct obligation of a government which is a father for its subjects. It has the right of the strong that it may use it for the benefit of directing humanity towards that order which is defined by nature, namely, submission. Everything in the world is in a state of submission, if not to man, then to circumstances or its own inner character, in all cases, to what is stronger. And so shall we be this something stronger for the sake of good.
22. We are obliged without hesitation to sacrifice individuals, who commit a breach of established order, for in the exemplary punishment of evil lies a great educational problem.
23. When the King of Israel sets upon his sacred head the crown offered him by Europe he will become patriarch of the world. The indispensable victims offered by him in consequence of their suitability will never reach the number of victims offered in the course of centuries by the mania of magnificence, the emulation between the GOY governments.
24. Our King will be in constant communion with the peoples, making to them from the tribune speeches which fame will in that same hour distribute over all the world.
PROTOCOL No. 16
1. In order to effect the destruction of all collective forces except ours we shall emasculate the first stage of collectivism - the UNIVERSITIES, by re-educating them in a new direction. THEIR OFFICIALS AND PROFESSORS WILL BE PREPARED FOR THEIR BUSINESS BY DETAILED SECRET PROGRAMS OF ACTION FROM WHICH THEY WILL NOT WITH IMMUNITY DIVERGE, NOT BY ONE IOTA. THEY WILL BE APPOINTED WITH ESPECIAL PRECAUTION, AND WILL BE SO PLACED AS TO BE WHOLLY DEPENDENT UPON THE GOVERNMENT.
2. We shall exclude from the course of instruction State Law as also all that concerns the political question. These subjects will be taught to a few dozen of persons chosen for their pre-eminent capacities from among the number of the initiated. THE UNIVERSITIES MUST NO LONGER SEND OUT FROM THEIR HALLS MILK SOPS CONCOCTING PLANS FOR A CONSTITUTION, LIKE A COMEDY OR A TRAGEDY, BUSYING THEMSELVES WITH QUESTIONS OF POLICY IN WHICH EVEN THEIR OWN FATHERS NEVER HAD ANY POWER OF THOUGHT.
3. The ill-guided acquaintance of a large number of persons with questions of polity creates utopian dreamers and bad subjects, as you can see for yourselves from the example of the universal education in this direction of the GOYIM. We must introduce into their education all those principles which have so brilliantly broken up their order. But when we are in power we shall remove every kind of disturbing subject from the course of education and shall make out of the youth obedient children of authority, loving him who rules as the support and hope of peace and quiet.
WE SHALL CHANGE HISTORY
4. Classicism as also any form of study of ancient history, in which there are more bad than good examples, we shall replace with the study of the program of the future. We shall erase from the memory of men all facts of previous centuries which are undesirable to us, and leave only those which depict all the errors of the government of the GOYIM. The study of practical life, of the obligations of order, of the relations of people one to another, of avoiding bad and selfish examples, which spread the infection of evil, and similar questions of an educative nature, will stand in the forefront of the teaching program, which will be drawn up on a separate plan for each calling or state of life, in no wise generalizing the teaching. This treatment of the question has special importance.
5. Each state of life must be trained within strict limits corresponding to its destination and work in life. The OCCASIONAL GENIUS HAS ALWAYS MANAGED AND ALWAYS WILL MANAGE TO SLIP THROUGH INTO OTHER STATES OF LIFE, BUT IT IS THE MOST PERFECT FOLLY FOR THE SAKE OF THIS RARE OCCASIONAL GENIUS TO LET THROUGH INTO RANKS FOREIGN TO THEM THE UNTALENTED WHO THUS ROB OF THEIR PLACES WHO BELONG TO THOSE RANKS BY BIRTH OR EMPLOYMENT. YOU KNOW YOURSELVES IN WHAT ALL THIS HAS ENDED FOR THE "GOYIM" WHO ALLOWED THIS CRYING ABSURDITY.
6. In order that he who rules may be seated firmly in the hearts and minds of his subjects it is necessary for the time of his activity to instruct the whole nation in the schools and on the market places about this meaning and his acts and all his beneficent initiatives.
7. We shall abolish every kind of freedom of instruction. Learners of all ages have the right to assemble together with their parents in the educational establishments as it were in a club: during these assemblies, on holidays, teachers will read what will pass as free lectures on questions of human relations, of the laws of examples, of the philosophy of new theories not yet declared to the world. These theories will be raised by us to the stage of a dogma of faith as a traditional stage towards our faith. On the completion of this exposition of our program of action in the present and the future I will read you the principles of these theories.
8. In a word, knowing by the experience of many centuries that people live and are guided by ideas, that these ideas are imbibed by people only by the aid of education provided with equal success for all ages of growth, but of course by varying methods, we shall swallow up and confiscate to our own use the last scintilla of independence of thought, which we have for long past been directing towards subjects and ideas useful for us. The system of bridling thought is already at work in the so-called system of teaching by OBJECT LESSONS, the purpose of which is to turn the GOYIM into unthinking submissive brutes waiting for things to be presented before their eyes in order to form an idea of them .... In France, one of our best agents, Bourgeois, has already made public a new program of teaching by object lessons.
PROTOCOL No. 17
1. The practice of advocacy produces men cold, cruel, persistent, unprincipled, who in all cases take up an impersonal, purely legal standpoint. They have the inveterate habit to refer everything to its value for the defense and not to the public welfare of its results. They do not usually decline to undertake any defense whatever, they strive for an acquittal at all costs, caviling over every petty crux of jurisprudence and thereby they demoralize justice. For this reason we shall set this profession into narrow frames which will keep it inside this sphere of executive public service. Advocates, equally with judges, will be deprived of the right of communication with litigant; they well receive business only from the court and will study it by notes of report and documents, defending their clients after they have been interrogated in court on facts that have appeared. They will receive an honorarium without regard to the quality of the defense. This will render them mere reporters on law-business in the interests of justice and as counterpoise to the proctor who will be the reporter in the interests of prosecution; this will shorten business before the courts. In this way will be established a practice of honest unprejudiced defense conducted not from personal interest but by conviction. This will also, by the way, remove the present practice of corrupt bargain between advocation to agree only to let that side win which pays most .....
WE SHALL DESTROY THE CLERGY
2. WE HAVE LONG PAST TAKEN CARE TO DISCREDIT THE PRIESTHOOD OF "GOYIM," and thereby to ruin their mission on earth which in these days might still be a great hindrance to us. Day by day its influence on the peoples of the world is falling lower. FREEDOM OF CONSCIENCE HAS BEEN DECLARED EVERYWHERE, SO THAT NOW ONLY YEARS DIVIDE US FROM THE MOMENT OF THE COMPLETE WRECKING OF THAT CHRISTIAN RELIGION: as to other religions we shall have still less difficulty in dealing with them, but it would be premature to speak of this now. We shall act clericalism and clericals into such narrow frames as to make their influence move in retrogressive proportion to its former progress.
3. When the time comes finally to destroy the papal court the finger of an invisible hand will point the nations towards this court. When, however, the nations fling themselves upon it, we shall come forward in the guise of its defenders as if to save excessive bloodshed. By this diversion we shall penetrate to its very bowels and be sure we shall never come out again until we have gnawed through the entire strength of this place.
4. THE KING OF THE JEWS WILL BE THE REAL POPE OF THE UNIVERSE, THE PATRIARCH OF THE INTERNATIONAL CHURCH (Antichrist??).
5. But, IN THE MEANTIME, while we are re-educating youth in new traditional religions and afterwards in ours, WE SHALL NOT OVERTLY LAY A FINGER ON EXISTING CHURCHES, BUT WE SHALL FIGHT AGAINST THEM BY CRITICISM CALCULATED TO PRODUCE SCHISM ....
6. In general, then, our contemporary press will continue to CONVICT State affairs, religions, incapacities of the GOYIM, always using the most unprincipled expressions in order by every means to lower their prestige in the manner which can only be practiced by the genius of our gifted tribe ....
7. Our kingdom will be an apologia of the divinity Vishnu, in whom is found its personification - in our hundred hands will be, one in each, the springs of the machinery of social life. We shall see everything without the aid of official police which, in that scope of its rights which we elaborated for the use of the GOYIM, hinders governments from seeing. In our programs ONE-THIRD OF OUR SUBJECTS WILL KEEP THE REST UNDER OBSERVATION from a sense of duty, on the principle of volunteer service to the State. It will then be no disgrace to be a spy and informer, but a merit: unfounded denunciations, however, will be cruelly punished that there may be development of abuses of this right.
8. Our agents will be taken from the higher as well as the lower ranks of society, from among the administrative class who spend their time in amusements, editors, printers and publishers, booksellers, clerks, and salesmen, workmen, coachmen, lackeys, et cetera. This body, having no rights and not being empowered to take any action on their own account, and consequently a police without any power, will only witness and report: verification of their reports and arrests will depend upon a responsible group of controllers of police affairs, while the actual act of arrest will be performed by the gendarmerie and the municipal police. Any person not denouncing anything seen or heard concerning questions of polity will also be charged with and made responsible for concealment, if it be proved that he is guilty of this crime.
9. JUST AS NOWADAYS OUR BRETHREN, ARE OBLIGED AT THEIR OWN RISK TO DENOUNCE TO THE KABAL APOSTATES OF THEIR OWN FAMILY or members who have been noticed doing anything in opposition to the KABAL, SO IN OUR KINGDOM OVER ALL THE WORLD IT WILL BE OBLIGATORY FOR ALL OUR SUBJECTS TO OBSERVE THE DUTY OF SERVICE TO THE STATE IN THIS DIRECTION.
10. Such an organization will extirpate abuses of authority, of force, of bribery, everything in fact which we by our counsels, by out theories of the superhuman rights of man, have introduced into the customs of the GOYIM .... But how else were we to procure that increase of causes predisposing to disorders in the midst of their administration? .... Among the number of those methods one of the most important is - agents for the restoration of order, so placed as to have the opportunity in their disintegrating activity of developing and displaying their evil inclinations - obstinate self-conceit, irresponsible exercise of authority, and, first and foremost, venality.
PROTOCOL No. 18
1. When it becomes necessary for us to strengthen the strict measures of secret defense (the most fatal poison for the prestige of authority) we shall arrange a simulation of disorders or some manifestation of discontents finding expression through the co- operation of good speakers. Round these speakers will assemble all who are sympathetic to his utterances. This will give us the pretext for domiciliary prerequisitions and surveillance on the part of our servants from among the number of the GOYIM police ....
2. As the majority of conspirators act of love for the game, for the sake of talking, so, until they commit some overt act we shall not lay a finger on them but only introduce into their midst observation elements .... It must be remembered that the prestige of authority is lessened if it frequently discovers conspiracies against itself: this implies a presumption of consciousness of weakness, or, what is still worse, of injustice. You are aware that we have broken the prestige of the GOY kings by frequent attempts upon their lives through our agents, blind sheep of our flock, who are easily moved by a few liberal phrases to crimes provided only they be painted in political colors. WE HAVE COMPELLED THE RULERS TO ACKNOWLEDGE THEIR WEAKNESS IN ADVERTISING OVERT MEASURES OF SECRETE DEFENSE AND THEREBY WE SHALL BRING THE PROMISE OF AUTHORITY TO DESTRUCTION.
3. Our ruler will be secretly protected only by the most insignificant guard, because we shall not admit so much as a thought that there could exist against him any sedition with which he is not strong enough to contend and is compelled to hide from it.
4. If we should admit this thought, as the GOYIM have done and are doing, we should IPSO FACTO be signing a death sentence, if not for our ruler, at any rate for his dynasty, at no distant date.
GOVERNMENT BY FEAR
5. According to strictly enforced outward appearances our ruler will employ his power only for the advantage of the nation and in no wise for his own or dynastic profits. Therefore, with the observance of this decorum, his authority will be respected and guarded by the subjects themselves, it will receive an apotheosis in the admission that with it is bound up the well-being of every citizen of the State, for upon it will depend all order in the common life of the pack ....
6. OVERT DEFENSE OF THE KIND ARGUES WEAKNESS IN THE ORGANIZATION OF HIS STRENGTH.
7. Our ruler will always be among the people and be surrounded by a mob of apparently curious men and women, who will occupy the front ranks about him, to all appearance by chance, and will restrain the ranks of the rest out of respect as it will appear for good order. This will sow an example of restraint also in others. If a petitioner appears among the people trying to hand a petition and forcing his way through the ranks, the first ranks must receive the petition and before the eyes of the petitioner pass it to the ruler, so that all may know that what is handed in reaches its destination, that consequently, there exists a control of the ruler himself. The aureole of power requires for is existence that the people may be able to say: "If the king knew of this," or: "the king will hear it."
8. WITH THE ESTABLISHMENT OF OFFICIAL DEFENSE, THE MYSTICAL PRESTIGE OF AUTHORITY DISAPPEARS: given a certain audacity, and everyone counts himself master of it, the sedition- monger is conscious of his strength, and when occasion serves watches for the moment to make an attempt upon authority .... For the GOYIM we have been preaching something else, but by that very fact we are enabled to see what measures of overt defense have brought them to ....
9. CRIMINALS WITH US WILL BE ARRESTED AT THE FIRST, more or less, well-grounded SUSPICION: it cannot be allowed that out of fear of a possible mistake an opportunity should be given of escape to persons suspected of a political lapse of crime, for in these matters we shall be literally merciless. If it is still possible, by stretching a point, to admit a reconsideration of the motive causes in simple crimes, there is no possibility of excuse for persons occupying themselves with questions in which nobody except the government can understand anything .... And it is not all governments that understand true policy.
PROTOCOL No. 19
1. If we do not permit any independent dabbling in the political we shall on the other hand encourage every kind of report or petition with proposals for the government to examine into all kinds of projects for the amelioration of the condition of the people; this will reveal to us the defects or else the fantasies of our subjects, to which we shall respond either by accomplishing them or by a wise rebutt-ment to prove the shortsightedness of one who judges wrongly.
2. Sedition-mongering is nothing more than the yapping of a lap- dog at an elephant. For a government well organized, not from the police but from the public point of view, the lap-dog yaps at the elephant in entire unconsciousness of its strength and importance. It needs no more than to take a good example to show the relative importance of both and the lap-dogs will cease to yap and will wag their tails the moment they set eyes on an elephant.
3. In order to destroy the prestige of heroism for political crime we shall send it for trial in the category of thieving, murder, and every kind of abominable and filthy crime. Public opinion will then confuse in its conception of this category of crime with the disgrace attaching to every other and will brand it with the same contempt.
4. We have done our best, and I hope we have succeeded to obtain that the GOYIM should not arrive at this means of contending with sedition. It was for this reason that through the Press and in speeches, indirectly - in cleverly compiled school- books on history, we have advertised the martyrdom alleged to have been accredited by sedition-mongers for the idea of the commonweal. This advertisement has increased the contingent of liberals and has brought thousands of GOYIM into the ranks of our livestock cattle.
PROTOCOL No. 20
1. To-day we shall touch upon the financial program, which I put off to the end of my report as being the most difficult, the crowning and the decisive point of our plans. Before entering upon it I will remind you that I have already spoken before by way of a hint when I said that the sum total of our actions is settled by the question of figures.
2. When we come into our kingdom our autocratic government will avoid, from a principle of self-preservation, sensibly burdening the masses of the people with taxes, remembering that it plays the part of father and protector. But as State organization cost dear it is necessary nevertheless to obtain the funds required for it. It will, therefore, elaborate with particular precaution the question of equilibrium in this matter.
3. Our rule, in which the king will enjoy the legal fiction that everything in his State belongs to him (which may easily be translated into fact), will be enabled to resort to the lawful confiscation of all sums of every kind for the regulation of their circulation in the State. From this follows that taxation will best be covered by a progressive tax on property. In this manner the dues will be paid without straitening or ruining anybody in the form of a percentage of the amount of property. The rich must be aware that it is their duty to place a part of their superfluities at the disposal of the State since the State guarantees them security of possession of the rest of their property and the right of honest gains, I say honest, for the control over property will do away with robbery on a legal basis.
4. This social reform must come from above, for the time is ripe for it - it is indispensable as a pledge of peace.
WE SHALL DESTROY CAPITAL
5. The tax upon the poor man is a seed of revolution and works to the detriment of the State which is hunting after the trifling is missing the big. Quite apart from this, a tax on capitalists diminishes the growth of wealth in private hands in which we have in these days concentrated it as a counterpoise to the government strength of the GOYIM - their State finances.
6. A tax increasing in a percentage ratio to capital will give much larger revenue than the present individual or property tax, which is useful to us now for the sole reason that it excites trouble and discontent among the GOYIM. (Now we know the purpose of the 16th Amendment!!).
7. The force upon which our king will rest consists in the equilibrium and the guarantee of peace, for the sake of which things it is indispensable that the capitalists should yield up a portion of their incomes for the sake of the secure working of the machinery of the State. State needs must be paid by those who will not feel the burden and have enough to take from.
8. Such a measure will destroy the hatred of the poor man for the rich, in whom he will see a necessary financial support for the State, will see in him the organizer of peace and well-being since he will see that it is the rich man who is paying the necessary means to attain these things.
9. In order that payers of the educated classes should not too much distress themselves over the new payments they will have full accounts given them of the destination of those payments, with the exception of such sums as will be appropriated for the needs of the throne and the administrative institutions.
10. He who reigns will not have any properties of his own once all in the State represented his patrimony, or else the one would be in contradiction to the other; the fact of holding private means would destroy the right of property in the common possessions of all.
11. Relatives of him who reigns, his heirs excepted, who will be maintained by the resources of the State, must enter the ranks of servants of the State or must work to obtain the right to property; the privilege of royal blood must not serve for the spoiling of the treasury.
12. Purchase, receipt of money or inheritance will be subject to the payment of a stamp progressive tax. Any transfer of property, whether money or other, without evidence of payment of this tax which will be strictly registered by names, will render the former holder liable to pay interest on the tax from the moment of transfer of these sums up to the discovery of his evasion of declaration of the transfer. Transfer documents must be presented weekly at the local treasury office with notifications of the name, surname and permanent place of residence of the former and the new holder of the property. This transfer with register of names must begin from a definite sum which exceeds the ordinary expenses of buying and selling necessaries, and these will be subject to payment only by a stamp impost of a definite percentage of the unit.
13. Just strike an estimate of how many times such taxes as these will cover the revenue of the GOYIM States.
WE CAUSE DEPRESSIONS
14. The State exchequer will have to maintain a definite complement of reserve sums, and all that is collected above that complement must be returned into circulation. On these sums will be organized public works. The initiative in works of this kind, proceeding from State sources, will blind the working class firmly to the interests of the State and to those who reign. From these same sums also a part will be set aside as rewards of inventiveness and productiveness.
15. On no account should so much as a single unit above the definite and freely estimated sums be retained in the State Treasuries, for money exists to be circulated and any kind of stagnation of money acts ruinously on the running of the State machinery, for which it is the lubricant; a stagnation of the lubricant may stop the regular working of the mechanism.
16. The substitution of interest-bearing paper for a part of the token of exchange has produced exactly this stagnation. The consequences of this circumstance are already sufficiently noticeable.
17. A court of account will also be instituted by us, and in it the ruler will find at any moment a full accounting for State income and expenditure, with the exception of the current monthly account, not yet made up, and that of the preceding month, which will not yet have been delivered.
18. The one and only person who will have no interest in robbing the State is its owner, the ruler. This is why his personal control will remove the possibility of leakages of extravagances.
19. The representative function of the ruler at receptions for the sake of etiquette, which absorbs so much invaluable time, will be abolished in order that the ruler may have time for control and consideration. His power will not then be split up into fractional parts among time-serving favorites who surround the throne for its pomp and splendor, and are interested only in their own and not in the common interests of the State.
20. Economic crises have been producer by us for the GOYIM by no other means than the withdrawal of money from circulation. Huge capitals have stagnated, withdrawing money from States, which were constantly obliged to apply to those same stagnant capitals for loans. These loans burdened the finances of the State with the payment of interest and made them the bond slaves of these capitals .... The concentration of industry in the hands of capitalists out of the hands of small masters has drained away all the juices of the peoples and with them also the States .... (Now we know the purpose of the Federal Reserve Bank Corporation!!).
21. The present issue of money in general does not correspond with the requirements per head, and cannot therefore satisfy all the needs of the workers. The issue of money ought to correspond with the growth of population and thereby children also must absolutely be reckoned as consumers of currency from the day of their birth. The revision of issue is a material question for the whole world.
22. YOU ARE AWARE THAT THE GOLD STANDARD HAS BEEN THE RUIN OF THE STATES WHICH ADOPTED IT, FOR IT HAS NOT BEEN ABLE TO SATISFY THE DEMANDS FOR MONEY, THE MORE SO THAT WE HAVE REMOVED GOLD FROM CIRCULATION AS FAR AS POSSIBLE.
GENTILE STATES BANKRUPT
23. With us the standard that must be introduced is the cost of working-man power, whether it be reckoned in paper or in wood. We shall make the issue of money in accordance with the normal requirements of each subject, adding to the quantity with every birth and subtracting with every death.
24. The accounts will be managed by each department (the French administrative division), each circle.
25. In order that there may be no delays in the paying our of money for State needs the sums and terms of such payments will be fixed by decree of the ruler; this will do away with the protection by a ministry of one institution to the detriment of others.
26. The budgets of income and expenditure will be carried out side by side that they may not be obscured by distance one to another.
27. The reforms projected by us in the financial institutions and principles of the GOYIM will be clothed by us in such forms as will alarm nobody. We shall point out the necessity of reforms in consequence of the disorderly darkness into which the GOYIM by their irregularities have plunged the finances. The first irregularity, as we shall point out, consists in their beginning with drawing up a single budget which year after year grows owing to the following cause: this budget is dragged out to half the year, then they demand a budget to put things right, and this they expend in three months, after which they ask for a supplementary budget, and all this ends with a liquidation budget. But, as the budget of the following year is drawn up in accordance with the sum of the total addition, the annual departure from the normal reaches as much as 50 per cent in a year, and so the annual budget is trebled in ten years. Thanks to such methods, allowed by the carelessness of the GOY States, their treasuries are empty. The period of loans supervenes, and that has swallowed up remainders and brought all the GOY States to bankruptcy. (The United States was declared "bankrupt" at the Geneva Convention of 1929! [see 31 USC 5112, 5118, and 5119).
28. You understand perfectly that economic arrangements of this kind, which have been suggested to the GOYIM by us, cannot be carried on by us.
29. Every kind of loan proves infirmity in the State and a want of understanding of the rights of the State. Loans hang like a sword of Damocles over the heads of rulers, who, instead of taking from their subjects by a temporary tax, come begging with outstretched palm of our bankers. Foreign loans are leeches which there is no possibility of removing from the body of the State until they fall off of themselves or the State flings them off. But the GOY States do not tear them off; they go on in persisting in putting more on to themselves so that they must inevitably perish, drained by voluntary blood-letting.
TYRANNY OF USURY
30. What also indeed is, in substance, a loan, especially a foreign loan? A loan is - an issue of government bills of exchange containing a percentage obligation commensurate to the sum of the loan capital. If the loan bears a charge of 5 per cent, then in twenty years the State vainly pays away in interest a sum equal to the loan borrowed, in forty years it is paying a double sum, in sixty - treble, and all the while the debt remains an unpaid debt.
31. From this calculation it is obvious that with any form of taxation per head the State is baling out the last coppers of the poor taxpayers in order to settle accounts with wealth foreigners, from whom it has borrowed money instead of collecting these coppers for its own needs without the additional interest.
32. So long as loans were internal the GOYIM only shuffled their money from the pockets of the poor to those of the rich, but when we bought up the necessary person in order to transfer loans into the external sphere, all the wealth of States flowed into our cash- boxes and all the GOYIM began to pay us the tribute of subjects.
33. If the superficiality of GOY kings on their thrones in regard to State affairs and the venality of ministers or the want of understanding of financial matters on the part of other ruling persons have made their countries debtors to our treasuries to amounts quite impossible to pay it has not been accomplished without, on our part, heavy expenditure of trouble and money.
34. Stagnation of money will not be allowed by us and therefore there will be no State interest-bearing paper, except a one per- cent series, so that there will be no payment of interest to leeches that suck all the strength out of the State. The right to issue interest-bearing paper will be given exclusively to industrial companies who will find no difficulty in paying interest out of profits, whereas the State does not make interest on borrowed money like these companies, for the State borrows to spend and not to use in operations. (Now we know why President Kennedy was assassinated in 1963 when he refused to borrow any more of the "Bank Notes" from the bankers of the Federal Reserve Bank and began circulating non-interest bearing "Notes" of the "United States of America"!!!).
35. Industrial papers will be bought also by the government which from being as now a paper of tribute by loan operations will be transformed into a lender of money at a profit. This measure will stop the stagnation of money, parasitic profits and idleness, all of which were useful for us among the GOYIM so long as they were independent but are not desirable under our rule.
36. How clear is the undeveloped power of thought of the purely brute brains of the GOYIM, as expressed in the fact that they have been borrowing from us with payment of interest without ever thinking that all the same these very moneys plus an addition for payment of interest must be got by them from their own State pockets in order to settle up with us. What could have been simpler than to take the money they wanted from their own people?
37. But it is a proof of the genius of our chosen mind that we have contrived to present the matter of loans to them in such a light that they have even seen in them an advantage for themselves.
38. Our accounts, which we shall present when the time comes, in the light of centuries of experience gained by experiments made by us on the GOY States, will be distinguished by clearness and definiteness and will show at a glance to all men the advantage of our innovations. They will put an end to those abuses to which we owe our mastery over the GOYIM, but which cannot be allowed in our kingdom.
39. We shall so hedge about our system of accounting that neither the ruler nor the most insignificant public servant will be in a position to divert even the smallest sum from its destination without detection or to direct it in another direction except that which will be once fixed in a definite plan of action. (Is this why a "private corporation," known as the "Internal Revenue Service," is in charge of collecting the "payments" of the "Income Taxes" and the IRS always deposits those "payments" to the Federal Reserve bank and never to the Treasury of the United States??).
40. And without a definite plan it is impossible to rule. Marching along an undetermined road and with undetermined resources brings to ruin by the way heroes and demi-gods.
41. The GOY rulers, whom we once upon a time advised should be distracted from State occupations by representative receptions, observances of etiquette, entertainments, were only screens for our rule. The accounts of favorite courtiers who replaced them in the sphere of affairs were drawn up for them by our agents, and every time gave satisfaction to short-sighted minds by promises that in the future economics and improvements were foreseen .... Economics from what? From new taxes? - were questions that might have been but were not asked by those who read our accounts and projects.
42. You know to what they have been brought by this carelessness, to what pitch of financial disorder they have arrived, notwithstanding the astonishing industry of their peoples ....
PROTOCOL No. 21
1. To what I reported to you at the last meeting I shall now add a detailed explanation of internal loans. Of foreign loans I shall say nothing more, because they have fed us with national moneys of the GOYIM, but for our State there will be no foreigners, that is, nothing external.
2. We have taken advantage of the venality of administrators and slackness of rulers to get our moneys twice, thrice and more times over, by lending to the GOY governments moneys which were not at all needed by the States. Could anyone do the like in regard to us? .... Therefore, I shall only deal with the details of internal loans.
3. States announce that such a loan is to be concluded and open subscriptions for their own bills of exchange, that is, for their interest-bearing paper. That they may be within the reach of all the price is determined at from a hundred to a thousand; and a discount is made for the earliest subscribers. Next day by artificial means the price of them goes up, the alleged reason being that everyone is rushing to buy them. In a few days the treasury safes are as they say overflowing and there's more money than they can do with (why then take it?). The subscription, it is alleged, covers many times over the issue total of the loan; in this lies the whole stage effect - look you, they say, what confidence is shown in the government's bills of exchange.
4. But when the comedy is played out there emerges the fact that a debit and an exceedingly burdensome debit has been created. For the payment of interest it becomes necessary to have recourse to new loans, which do not swallow up but only add to the capital debt. And when this credit is exhausted it becomes necessary by new taxes to cover, not the loan, BUT ONLY THE INTEREST ON IT. These taxes are a debit employed to cover a debit .... (NOW WE NOW OF THE PURPOSE OF THE BULLSHIT CRY FOR BALANCING THE BUDGET!!)
5. Later comes the time for conversions, but they diminish the payment of interest without covering the debt, and besides they cannot be made without the consent of the lenders; on announcing a conversion a proposal is made to return the money to those who are not willing to convert their paper. If everybody expressed his unwillingness and demanded his money back, the government would be hooked on their own files and would be found insolvent and unable to pay the proposed sums. By good luck the subjects of the GOY governments, knowing nothing about financial affairs, have always preferred losses on exchange and diminution of interest to the risk of new investments of their moneys, and have thereby many a time enabled these governments to throw off their shoulders a debit of several millions.
6. Nowadays, with external loans, these tricks cannot be played by the GOYIM for they know that we shall demand all our moneys back.
7. In this way in acknowledged bankruptcy will best prove to the various countries the absence of any means between the interest of the peoples and of those who rule them.
8. I beg you to concentrate your particular attention upon this point and upon the following: nowadays all internal loans are consolidated by so-called flying loans, that is, such as have terms of payment more or less near. These debts consist of moneys paid into the savings banks and reserve funds. If left for long at the disposition of a government these funds evaporate in the payment of interest on foreign loans, and are placed by the deposit of equivalent amount of RENTS.
9. And these last it is which patch up all the leaks in the State treasuries of the GOYIM.
10. When we ascend the throne of the world all these financial and similar shifts, as being not in accord with our interests, will be swept away so as not to leave a trace, as also will be destroyed all money markets, since we shall not allow the prestige of our power to be shaken by fluctuations of prices set upon our values, which we shall announce by law at the price which represents their full worth without any possibility of lowering or raising. (Raising gives the pretext for lowering, which indeed was where we made a beginning in relation to the values of the GOYIM.)
11. We shall replace the money markets by grandiose government credit institutions, the object of which will be to fix the price of industrial values in accordance with government views. These institutions will be in a position to fling upon the market five hundred millions of industrial paper in one day, or to buy up for the same amount. In this way all industrial undertakings will come into dependence upon us. You may imagine for yourselves what immense power we shall thereby secure for ourselves ....
PROTOCOL No. 22
1 In all that has so far been reported by me to you, I have endeavored to depict with care the secret of what is coming, of what is past, and of what is going on now, rushing into the flood of the great events coming already in the near future, the secret of our relations to the GOYIM and of financial operations. On this subject there remains still a little for me to add.
2. IN OUR HANDS IS THE GREATEST POWER OF OUR DAY - GOLD: IN TWO DAYS WE CAN PROCURE FROM OUR STOREHOUSES ANY QUANTITY WE MAY PLEASE.
3. Surely there is no need to seek further proof that our rule is predestined by God? Surely we shall not fail with such wealth to prove that all that evil which for so many centuries we have had to commit has served at the end of ends the cause of true well- being - the bringing of everything into order? Though it be even by the exercise of some violence, yet all the same it will be established. We shall contrive to prove that we are benefactors who have restored to the rent and mangled earth the true good and also freedom of the person, and therewith we shall enable it to be enjoyed in peace and quiet, with proper dignity of relations, on the condition, of course, of strict observance of the laws established by us. We shall make plain therewith that freedom does not consist in dissipation and in the right of unbridled license any more than the dignity and force of a man do not consist in the right of everyone to promulgate destructive principles in the nature of freedom of conscience, equality and a like, that freedom of the person in no wise consists in the right to agitate oneself and others by abominable speeches before disorderly mobs, and that true freedom consists in the inviolability of the person who honorably and strictly observes all the laws of life in common, that human dignity is wrapped up in consciousness of the rights and also of the absence of rights of each, and not wholly and solely in fantastic imaginings about the subject of one's EGO.
4. One authority will be glorious because it will be all-powerful, will rule and guide, and not muddle along after leaders and orators shrieking themselves hoarse with senseless words which they call great principles and which are noting else, to speak honestly, but utopian .... Our authority will be the crown of order, and in that is included the whole happiness of man. The aureole of this authority will inspire a mystical bowing of the knee before it and a reverent fear before it of all the peoples. True force makes no terms with any right, not even with that of God: none dare come near to it so as to take so much as a span from it away.
PROTOCOL No. 23
1. That the peoples may become accustomed to obedience it is necessary to inculcate lessons of humility and therefore to reduce the production of articles of luxury. By this we shall improve morals which have been debased by emulation in the sphere of luxury. We shall re-establish small master production which will mean laying a mine under the private capital of manufactures. This is indispensable also for the reason that manufacturers on the grand scale often move, though not always consciously, the thoughts of the masses in directions against the government. A people of small masters knows nothing of unemployment and this binds him closely with existing order, and consequently with the firmness of authority. For us its part will have been played out the moment authority is transferred into our hands. Drunkenness also will be prohibited by law and punishable as a crime against humanness of man who is turned into a brute under the influence of alcohol.
2. Subjects, I repeat once more, give blind obedience only to the strong hand which is absolutely independent of them, for in it they feel the sword of defense and support against social scourges .... What do they want with an angelic spirit in a king? What they have to see in him is the personification of force and power.
3. The supreme lord who will replace all now existing ruler, dragging in their existence among societies demoralized by us, societies that have denied even the authority of God, from whose midst breads out on all sides the fire of anarchy, must first of all proceed to quench this all-devouring flame. Therefore he will be obliged to kill off those existing societies, though he should drench them with his own blood, that he may resurrect them again in the form of regularly organized troops fighting consciously with every kind of infection that may cover the body of the State with sores.
4. This Chosen One of God is chosen from above to demolish the senseless forces moved by instinct and not reason, by brutishness and humanness. These forces now triumph in manifestations of robbery and every kind of violence under the mask of principles of freedom and every kind of violence under the mask of principles of freedom and rights. They have overthrown all forms of social order to erect on the ruins of the throne of the King of the Jews; but their part will be played out the moment he enters into his kingdom. Then it will be necessary to sweep them away from his path, on which must be left no knot, no splinter.
5. Then will it be possible for us to say to the peoples of the world: Give thanks to God and bow the knee before him who bears on his front the seal of the predestination of man, to which God himself has led his star that none other but Him might free us from all the before-mentioned forces and evils.
PROTOCOL No. 24
1. I pass now to the method of confirming the dynastic roots of King David to the last strata of the earth.
2. This confirmation will first and foremost be included in that which to this day has rested the force of conservatism by our learned elders of the conduct of the affairs of the world, in the directing of the education of thought of all humanity.
3. Certain members of the seed of David will prepare the kings and their heirs, selecting not by right of heritage but by eminent capacities, inducting them into the most secret mysteries of the political, into schemes of government, but providing always that none may come to knowledge of the secrets. The object of this mode of action is that all may know that government cannot be entrusted to those who have not been inducted into the secret places of its art ....
4. To these persons only will be taught the practical application of the afore-named plans by comparison of the experiences of many centuries, all the observations on the politico-economic moves and social sciences - in a word, all the spirit of laws which have been unshakably established by nature herself for the regulation of the relations of humanity.
5. Direct heirs will often be set aside from ascending the throne if in their time of training they exhibit frivolity, softness and other qualities that are the ruin of authority, which render them incapable of governing and in themselves dangerous for kingly office.
6. Only those who are unconditionally capable for firm, even if it be to cruelty, direct rule will receive the reins of rule from our learned elders.
7. In case of falling sick with weakness of will or other form of incapacity. kings must by law hand over the reins of rule to new and capable hands.
8. The king's plan of action for the current moment, and all the more so for the future, will be unknown, even to those who are called his closest counselors.
KING OF THE JEWS
A sketch in Herzl's Diary of a proposed flag
for the Zionist movement.
notes
Sultan Abdul Hamid II
In June 1896, with the help of the sympathetic Polish emigre aristocrat Count Philip Michael Nevlenski, he met for the first time with the Sultan of Turkey to put forward his proposal for a Jewish state in Palestine. However the Sultan refused to cede Palestine to Zionists, saying, "if one day the Islamic State falls apart then you can have Palestine for free, but as long as I am alive I would rather have my flesh be cut up than cut out Palestine from the Muslim land."
is Imperial Majesty, The Sultan Abdülhamid II, Emperor of the Ottomans, Caliph of the Faithful, (AKA: Abdul Hamid II or Abd Al-Hamid II Khan Ghazi), (Ottoman Turkish: عبد الحميد الثانی `Abdü’l-Ḥamīd-i sânî, Turkish: İkinci Abdülhamit) (21/22 September 1842 – 10 February 1918) was the 34th sultan of the Ottoman Empire. He oversaw a period of decline in the power and extent of the Empire, ruling from 31 August 1876 until he was deposed on 27 April 1909. Abdülhamid II was the last Ottoman Sultan to rule with absolute power, and was succeeded by Mehmed V.
In 1903, Herzl attempted to obtain support for the Jewish homeland from Pope Pius X. Cardinal Rafael Merry del Val explained to him the Church's policy of non possumus on such matters, saying that as long as the Jews deny the divinity of Christ, the Church certainly could not make a declaration in their favor.[6]
In June 1896, with the help of the sympathetic Polish emigre aristocrat Count Philip Michael Nevlenski, he met for the first time with the Sultan of Turkey to put forward his proposal for a Jewish state in Palestine. However the Sultan refused to cede Palestine to Zionists, saying, "if one day the Islamic State falls apart then you can have Palestine for free, but as long as I am alive I would rather have my flesh be cut up than cut out Palestine from the Muslim land."
9. Only the king and the three who stood sponsor for him will know what is coming.
10. In the person of the king who with unbending will is master of himself and of humanity all will discern as it were fate with its mysterious ways. None will know what the king wishes to attain by his dispositions, and therefore none will dare to stand across an unknown path.
11. It is understood that the brain reservoir of the king must correspond in capacity to the plan of government it has to contain. It is for this reason that he will ascend the throne not otherwise than after examination of his mind by the aforesaid learned elders.
12. That the people may know and love their king, it is indispensable for him to converse in the market-places with his people. This ensures the necessary clinching of the two forces which are now divided one from another by us by the terror.
13. This terror was indispensable for us till the time comes for both these forces separately to fall under our influence.
14. The king of the Jews must not be at the mercy of his passions, and especially of sensuality: on no side of his character must he give brute instincts power over his mind. Sensuality worse than all else disorganizes the capacities of the mind and clearness of views, distracting the thoughts to the worst and most brutal side of human activity.
15. The prop of humanity in the person of the supreme lord of all the world of the holy seed of David must sacrifice to his people all personal inclinations.
16. Our supreme lord must be of an exemplary irreproachable.
10. In the person of the king who with unbending will is master of himself and of humanity all will discern as it were fate with its mysterious ways. None will know what the king wishes to attain by his dispositions, and therefore none will dare to stand across an unknown path.
11. It is understood that the brain reservoir of the king must correspond in capacity to the plan of government it has to contain. It is for this reason that he will ascend the throne not otherwise than after examination of his mind by the aforesaid learned elders.
12. That the people may know and love their king, it is indispensable for him to converse in the market-places with his people. This ensures the necessary clinching of the two forces which are now divided one from another by us by the terror.
13. This terror was indispensable for us till the time comes for both these forces separately to fall under our influence.
14. The king of the Jews must not be at the mercy of his passions, and especially of sensuality: on no side of his character must he give brute instincts power over his mind. Sensuality worse than all else disorganizes the capacities of the mind and clearness of views, distracting the thoughts to the worst and most brutal side of human activity.
15. The prop of humanity in the person of the supreme lord of all the world of the holy seed of David must sacrifice to his people all personal inclinations.
16. Our supreme lord must be of an exemplary irreproachable.
A sketch in Herzl's Diary of a proposed flag
for the Zionist movement.
notes
Sultan Abdul Hamid II
In June 1896, with the help of the sympathetic Polish emigre aristocrat Count Philip Michael Nevlenski, he met for the first time with the Sultan of Turkey to put forward his proposal for a Jewish state in Palestine. However the Sultan refused to cede Palestine to Zionists, saying, "if one day the Islamic State falls apart then you can have Palestine for free, but as long as I am alive I would rather have my flesh be cut up than cut out Palestine from the Muslim land."
is Imperial Majesty, The Sultan Abdülhamid II, Emperor of the Ottomans, Caliph of the Faithful, (AKA: Abdul Hamid II or Abd Al-Hamid II Khan Ghazi), (Ottoman Turkish: عبد الحميد الثانی `Abdü’l-Ḥamīd-i sânî, Turkish: İkinci Abdülhamit) (21/22 September 1842 – 10 February 1918) was the 34th sultan of the Ottoman Empire. He oversaw a period of decline in the power and extent of the Empire, ruling from 31 August 1876 until he was deposed on 27 April 1909. Abdülhamid II was the last Ottoman Sultan to rule with absolute power, and was succeeded by Mehmed V.
In 1903, Herzl attempted to obtain support for the Jewish homeland from Pope Pius X. Cardinal Rafael Merry del Val explained to him the Church's policy of non possumus on such matters, saying that as long as the Jews deny the divinity of Christ, the Church certainly could not make a declaration in their favor.[6]
On the failure of that scheme, which took him to Cairo, he received, through L. J. Greenberg, an offer (August 1903) on the part of the British government to facilitate a large Jewish settlement, with autonomous government and under British suzerainty, in British East Africa. At the same time, the Zionist movement being threatened by the Russian government, he visited St. Petersburg and was received by Sergei Witte, then finance minister, and Viacheslav Plehve, minister of the interior, the latter of whom placed on record the attitude of his government toward the Zionist movement. On that occasion Herzl submitted proposals for the amelioration of the Jewish position in Russia. He published the Russian statement, and brought the British offer, commonly known as the "Uganda Project," before the Sixth Zionist Congress (Basel, August 1903), carrying the majority (295:178, 98 abstentions) with him on the question of investigating this offer, after the Russian delegation stormed out.
PROTOKOL-PROTOKOL ZIONIS YAHUDI
Nukilan;HambaAllah
Protokol Yahudi telah dibawa ke pengetahuan umum pada tahun 1901M, apaila seorang wanita perancis telah mencuri naskhah protokol ini daripada seorang pemimpin tertinggi Freemasonary. Wanita tersebut telah mencurinya diakhir muktamar rahsia (Jewish Masonic Conspiracy) yang diadakan di Perancis.
Di dalam naskhah asalnya tidak digunakan kalimah “Yahudi” kecualidi dalam dua tempat sahaja. Ianya hanya menggunakan perkataan “Kita” dan “Orang bukan Yahudi”. Protokol-protokol ini telah diterjemahkan ke bahasa Arab oleh Ust Mohd Khalifah Attunisi. Di bawah tajuk “Protokol Hukama Sohyuni”
Protokol Pertama
Cara memerintah sebaik-baiknya ialah dengan menggunakan kekerasan dan keganasan bukan dengan perbincangan ilmiah. Hak itu terletak kepada kekuatan. Siapa kuat, dialah berhak, kerana dalam hukum alam, kebenaran terletak dengan kekuatan. Sesungguhnya politik tidak sesuai dengan akhlak. Pemerintah yang berpandukan moral bukanlah ahli politik yang bijak. Mereka yang ingin memerintah, mestilah pandai menggunakan tipu helah dan matlamat menghalalkan cara. Minuman keras haruslah digunakan untuk mencapai tujuan itu.
Protokol Kedua
Bantuan-bantuan yang diberikan oleh bangsa yahudi melalui agen-agen Yahudi akan memperkuatkan kaum yahudi. Yahudi akan memerintah bangsa lain seperti bangsa itu memerintah negaranya sendiri, tanpa disedari bahawa mereka telah berada di bawah genggaman yahudi. Ketua pentadbir yang dilantik untuk mengatur pentadbiran negara, mestilah terdiri daripada orang-orang yang berjiwa budak, yang mudah diarah untuk kepentingan Yahudi. Melalui akhbar, Yahudi menggerakkan fikiran orang ramai serta mengambil kesempatan untuk mendapatkan emas, meskipun dari lautan darah dan airmata. Pengorbanan adalah perlu, kerana setiap nyawa dikalangan yahudi berharga seribu orang bukan Yahudi.
Protokol Ketiga
Yahudi akan menjadikan negara bukan Yahudi, sebagai gelanggang pertelagahan manusia yang boleh membawa huru hara, seterusnya menybabkan kemerosotan ekonomi. Yahudi akan berlagak sebagai penyelamat dengan mempelawa masuk ke ‘pasukan kita' iaitu Sosialis, komunis dan lain-lain yang dapat memberi ruang kepada Yahudi untuk menguasai bangsa bukan Yahudi. Dalam alam fikiran Yahudi, wajib ditanam perasaan bahawa semua haiwan itu (bukan bangsa Yahudi) akan tidur nyenyak apabila kenyang dengan darah. Ketika itulah senang bagi Yahudi memperhambakan mereka.
Protokol Keempat
Bangsa Yahudi mestilah menghapuskan segala bentuk kepercayaan agama serta mengikis daripada hati orang bukan Yahudi prinsip ketuhanan dan menggantikannya dengan perkiraan ilmu hisab serta lain-lain keperluan kebendaan. Fikiran orang bukan Yahudi mestilah dialihkan ke arah memikirkan soal perdagangan dan perusahaan supaya mereka tidak ada masa untuk memikirkan soal-soal musuh mereka. Akhirnya segala kepentingan akan jatuh ke tangan Yahudi.
Protokol Kelima
Sekiranya ada di kalangan orang bukan Yahudi cuba mengatasi bangsa Yahudi dari segi sains, politik dan ekonomi, maka bangsa Yahudi mestilah menyekat mereka dengan cara menimbulkan pelbagai bentuk perselisihan sehingga wujud konflik sesama mereka. Kesannya, mereka mengambil keputusa untuk tidak mencampuri permasalahan tersebut kerana ianya hanya difahami oleh orang-orang yang memimpin rakyat sahaja.
Protokol Keenam
Untuk memusnahkan perusahaan bangsa bukan Yahudi, ialah dengan cara merosakkan sumber pengeluaran dengan memupuk tabiat membuat kejahatan dan meminum minuman keras di kalangan pekerja, serta mengambil langkah menghapuskan orang orang terpelajar dari kalangan bangsa bukan Yahudi. Semua bangsa bukan Yahudi mestilah dipastikan menduduki mertabat kaum buruh yang melarat.
Protokol Ketujuh
Orang-orang Yahudi wajib menabur fitnah supaya timbul kekacauan, pertelagahan dan permusuhan di kalangan manusia. Bila timbul penentangan terhadap bangsa Yahudi, maka wajiblah orang Yahudi menyambutnya dengan peperangan secara total di seluruh dunia.
Protokol Kelapan
Pemerintah Yahudi akan dikelilingi oleh segolongan besar ahli-ahli ekonomi dan orang Yahudi sendiri akan dikelilingi oleh ribuan ahli-ahli korporat, jutawan dan usahawan.
Protokol Kesembilan
Yahudi akan mendirikan kerajaan diktator dengan membuat dan melaksanakan undang-undang yang tegas, iaitu undang-undang yang akan membunuh tanpa pengampunan. Yahudi akan merosakkan moral pemuda-pemuda bukan Yahudi dengan menanamkan teori-teori palsu dan ilmu-ilmu yang batil.
Protokol Kesepuluh
Yahudi akan membawa masuk racun ‘Liberalisma' ke dalam negara-negara yang bukan Yahudi supaya menggugat kestabilan politik. Pilihanraya diatur supaya boleh memberi kemenangan kepada pemimpin-pemimpin yang dapat bertugas sebagai agen yahudi dalam melaksanakan rancangan rancangan Yahudi.
Protokol Kesebelas
Bangsa Yahudi menyifatkan diri mereka sebagai serigala dan bangsa lain sebagai kambing. Bagi mereka, Yahudi merupakan bangsa yang terpilih dan mereka bertebaran ke atas muka bumi ini sebagai satu rahmat. Berada di perantauan atau negara asing yang nampak sebagai kelemahan, sebenarnya mencerminkan kekuatan yang dapat membawa bangsa itu ke pintu kekuatan di seluruh dunia.
Protokol Kedua belas
Yahudi akan mengubah pengertian tentang kebebasan atau kemerdekaan dengan mentafsirkan istilah itu sebagai mengamalkan apa-apa yang diperkenalkan atau dibenarkan oleh undang-undang sahaja. Kalau bangsa bukan Yahudi diberi permit menerbitkan sepuluh akhbaratau majalah, maka bangsa Yahudi mesti menerbitkan 30 akhbar atau majalah. Perkara ini amat penting kerana ia adalah alat untuk mengubah fikiran rakyat.
Protokol Ketiga belas
Bagi memastikan kejayaan usaha-usaha memonopoli dan mempercepatkan proses keruntuhan, maka bangsa Yahudi hendaklah menghapuskan golongan korporat dari bukan bangsa Yahudi di samping mengadakan spekulasi dan menyebarkan projek mewah, pesta-pesta serta pelbagai bentuk hiburan lain di kalangan bangsa bukan Yahudi kerana semua ini akan menelan kekayaan mereka. Untuk mengalih perhatian orang bukan Yahudi daripada memikirkan persoalan politik, maka agen Yahudi hendaklah membawa mereka kepada kegiatan-kegiatan hiburan, olahraga, pesta-pesta, pertandingan kesenian, kebudayaan dan lain-lain lagi.
Protokol Keempat belas
Para filosuf Yunani mestilah membincangkan kekurangan-kekurangan serta mendedahkan keburukan agama-agama lain. Para penulis Yahudi harus menonjolkan tulisan-tulisan pornografi iaitu mengadakan sastera yang tidak bermakna, kotor dan keji.
Protokol Kelima belas
Apabila mendapat kekuasaan, bangsa Yahudi akan membunuh tanpa belas kasihan terhadap setiap orang yang menentangnya. Setiap pertubuhan yang merancang untuk menentangnya mestilah dihukum dan ahli-ahlinya dibuang negeri.
Oleh itu, mesti didirikan sebanyak-banyaknya ‘FREMASONIC LODGE' iaitu tempat-tempat pertemuan rahsia orang orang Yahudi.
Protokol Keenam belas
Yahudi akan mendirikan universiti mengikut rancangan yang begitu tersusun. Pensyarah-pensyarah akan mendidik dan membentuk para pemuda supaya menjadi manusia yang patuh kepada pihak berkuasa (Yahudi). Bagaimanapun, ajaran-ajaran mengenai undang-undang negeri dan politik tidak akan diajar kecuali beberapa orang sahaja yang dipilih kerana kebolehan mereka.
Protokol Ketujuh belas
Yahudi meletakkan kehakiman dalam bidang yang sempit dan terhad. Guaman akan melahirkan orang-orang kejam, tidak berperikemanusiaan dan mempunyai tabiat buruk untuk mencapai kemenangan bagi orang yang dibelanya, walaupun terpaksa menghancurkan semangat keadilan dan mengorbankan kebajikan masyarakat.
Protokol Kelapan belas
The Kings of Jews akan dikawal oleh pengawal pengawal rahsia, kerana orang-orang yahudi tidak akan membuka pinti kepada kemungkinan adanya perancangan untuk menentang kegiatan Yahudi
Protokol Kesembilan belas
Bangsa Yahudi akan membicarakan orang orang yang melakukan kesalahan politik sama seperti orang yang mencuri, membunuh dan kesalahan-kesalahan yang lain. Orang ramai akan memandang kesalahan politik itu sebagai satu kesalahan yang hina dan timbul rasa benci kepada mereka yang melakukannya.
Protokol Kedua puluh
Bank Antarabangsa Yahudi akan memberi pinjaman kepada bangsa bukan Yahudi dengan kadar bunga yang tinggi. Pinjaman yang sedemikian, akan menyebabkan pertambahan kadar hutang berlipat kali ganda. Ekonomi orang bukan Yahudi akan lumpuh secara outomatik kesan pertambahan hutang tersebut.
Protokol Kedua puluh Satu
Yahudi menggantikan pasaran wang dengan institusi hutang kerajaan yang bertujuan untuk menetapkan nilai perusahaan mengikut pendapatan kerajaan. Institusi ini akan menawarkan pasaran 500 sijil pinjaman perusahaan dalam sehari atau membeli sebanyak itu juga. Dengan cara inilah segala perusahaan akan bergantung kepada Yahudi.
Protokol Kedua puluh dua
Untuk sampai ketujuan yang baik iaitu kekuasaan Yahudi yang berkuasa penuh dalam rangka meletakkan dunia dalam pemerintahannya, kadang-kadang kekerasan akan digunakan. Di tangan Yahudilah terletaknya pusat kekuasaan yang paling besar.
Protokol Kedua puluh tiga
Orang Yahudi wajib melatih seluruh umat manusia dalam meningkatkan rasa segan dan malu agar mereka terbiasa dengan sifat patuh dan setia kepada arahan Yahudi.
Protokol Kedua puluh empat
Kerajaan tidak boleh diserahkan kepada mereka yang tidak tahu selok belok pemerintahan. Hanya mereka yang boleh menunjukkan sikap keras, kejam dan boleh memerintah dengan tegas akan menerima teraju kerajaan daripada pemimpin-pemimpin kita (Yahudi)
Keakuratan Nama 'Isa dalam Quran & TEORI ASAL USUL NAMA MESIAS
December 9, 2011, 5:37 PM
Apa nama yesus secara historis?
Yesus dan bahkan kristen awal berbicara dalam bahasa aram. Banyak dalam Perjanjian Lama (PL), misalnya kitab Daniel merupakan bahasa aram meskipun bagian terbesar dari salinan tangan telah tiada selamanya. Baik Textus Receptus yunani sebagi rujukan Perjanjian Baru (PB), maupun Tanakh yang telah distandarisasi sebagai rujukan PL bukan bahasa asli mereka.
..portions of the Old Testament books of Daniel and Ezra are written in Aramaic...Jesus and the Apostles also spoke this language.
In the early Christian era, Aramaic divided into East and West varieties. West Aramaic dialects includ Nabataean (formerly spoken in parts of Arabia), Palmyrene (spoken in Palmyra, which was northeast of Damascus), Palestinian-Christian, and Judeo-Aramaic. West Aramaic is still spoken in a small number of villages in Lebanon.
-Encyclopedia Britannica, Reference Index I, "Aramaic Language", page 476-
Kita juga dapat membaca bahwa ...
Parts of the books of Ezra and Daniel in the Bible were written in an Aramaic dialect, as were some notable Jewish prayers, such as the kaddish. Other important documents in Aramaic include portions of the Palestinian and Babylonian Talmuds and the Targum Onkelos, a commentary on the Pentateuch. Nabataean (the form of Aramaic current among the Nabataean Arabs), Samaritan, and Palmyrene were other significant ancient dialects of Aramaic.
http://www.infoplease.com/ce5/CE002726.html at Infoplease.com
Yesus berbicara dalam bahasa aram. Jadi, PB seharusnya mengacu padanya. Banyak dalam PL berbahasa aram juga, dan masyarakat kristen awal meliputi arabia dari palestina, Syria, Nabatea berbicara dalam bahasa aram.
Jadi apa nama Yesus dalam bahasa aram?
"EESHO M'SHEEKHA" -baca: iisyo masiikha- artinya Yesus sang Mesias.
- "Eesho M'sheekha" dalam bahasa Syriac. Syriac adalah varian baru dari aramaic yang tersebar luas pada umat kristen, yang selanjutnya disebut "Christian Aramaic".
- "Eesho M'sheekha" dalam bahasa Aram, diambil langsung dari "Peshitta". "Peshitta" adalah PB Aramaic dan lebih mendekati bahasa Yesus.
Jadi, Yesus pernah memanggil dirinya "Eesho" -baca: isyo- atau Lebih spesifik "Eesaa" -baca:iisa-karena Yahudi Palestina Utara melafalkan huruf "Shin" -syin- dengan "Sin".
Kata 'Isa' dalam alkitab
Di bawah ini adalah gambar dari sebuah halaman yang diambil dari "International Bible Society translation in Farsi" dari pasal pertama Matius Kata-kata yang digarisbawahi berarti 'Isa Masih' atau 'Isa' berturut-turut. Hampir semua terjemahan alkitab selain bahasa Inggris (termasuk Arabic Bible) menggunakan nama Ibrani "Yeshua", oleh karenanya sangat mengejutkan ketika mendapati 'Isa Masih' masih digunakan dalam Farsi Bible. penggunaan 'Isa Masih' Dalam terjemahan Farsi Bible membuktikan dengan sendirinya bahwa penerjemah kristen benar2 dapat menerima Nama Qur'anic untuk Yesus.
Kesimpulan
Secara singkat, mari kita uraikan keseluruhan argumen untuk memudahkan pembaca memahaminya:
1. Kata 'Isa' (عيسى) dalam Quran berasal dari 'Isyo' () dalam bahasa Aram, sebuah bahasa yang mendahului bahasa Ibrani selama ratusan tahun dan tidak pernah memiliki ikatan etimologi dengan kata turunan Ibrani "Yeshua"(ישוע) atau bahkan "Esau" (עשו)
Karena yesus berbicara dan mengajar dalam bahasa Aram, Alquran sangat akurat mengambil namanya dalam bahasa Aramaic dan bukan Kata Turunan Ibrani "Yeshua"(ישוע)
2. Nama 'Yasua' (يسوع) untuk nama Yesus dalam Arabic Bible adalah hanya sebuah transliterasi dari nama Ibrani "Yeshua"(ישוע) dan sebuah pemahaman yang keliru untuk mengklaim bahwa itu adalah nama Arab yang benar untuk Yesus, karena sebagaimana dikatakan Bahasa Ibrani bukan bahasa asli Yesus. Sehingga ayat-ayat suci yang dengan jelas menyatakan bahwa Quran adalah Bahasa Arab murni dan sempurna tidak terbantahkan.
Jadi, keakuratan sejarah dari quran dalam penggunaan "isa" daripada "yasua" untuk nama Yesus patut untuk benar2 diperhatikan. "Yasua" sebenarnya didasarkan pada nomenclatur Ibrani yang bermasalah untuk Yesus yang beralaskan ketidak setujuan dan kontroversi. Tidak ada persetujuan sejarah atau kemiripan bahwa Nama yesus adalah dalam bahasa Ibrani bahkan bila rujukan2 tersebut mengacu pada yesus!
Banyak penjelasan2 yang berlebihan yang berusaha meralat variasi nama Ibrani yesus ini, tapi semua didasarkan pada dugaan dan bukan atas bukti tekstual dan historis. Semua
permainan etimologi yang cacat tersebut tumbang oleh fakta yang jelas bahwa bahkan Ibrani adalah bukan bahasa yesus. Memang, beban pembuktian ada di tangan dunia kristen untuk menghasilkan bukti dokumentasi atas keberadaan Yesus pada masanya. Sebagaimana Allah telah berjanji dalam firmanNya:
Al Qashash:75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu", maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah (kebohongan) dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
terjemahan bebas dari http://www.answering-christianity.com/name_of_jesus.htm dengan editting seperlunya.
taken from http://myquran.org/forum/index.php/topic,30806.0.html
same title
TEORI ASAL USUL NAMA MESIAS
THE STAR OF THE MESSIAH (BILANGAN 24:17) = THE NORTHERN STAR (MATIUS 2:2)
Kamus leksikon Ibrani-Caldea Gesenius dalam Perjanjian Lama menyatakan :
Kata Ibrani Ish menurut definisinya adalah sebuah bintang utara yang terang atau bintang bintang pada rasi bintang utara 'Ursa Major'. Ursa Major diterjemahkan sebagai rasi "Beruang besar". Lebih terperinci memperhatikan catatan tepi sebelah kanan. "'ish" juga mengacu pada "rasi beruang" yang juga sama dengan rasi bintang Utara yang disebutkan tadi.
H.W.F. Gesenius terus menggambarkan hubungan kolaboratif di antara kata Ibrani Ish dan kata Arab 'Aasa dan 'Issa dan didefinisikan sebagai "pengintai malam". Dan ini berkolaborasi dengan detil besar dalam Qur'an. Dalam surat Ath Thariiq yang artinya "Yang datang di malam hari" pada ayat 1-3 :
Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (yaitu) bintang yang cahayanya menembus." (At-Thaariq:1-3]
Mengenai ayat ke-3 Surat ini, Imam Suyuti berkata pada kitabnya "Ad Durul Mantsur fi Tafsir al Ma'tsur:
"telah diriwayatkankan bahwa Ibnu Jarir berkata, dari Mujahid, tentang ayat ini: "Ini adalah bintang yang menembus cahaya" bahwa ini berarti bintang dari Ats Tsurayya." (Ad Durul Mantsur fi Tafsir al Ma'tsur, Jalaluddin As Suyuti)
"Ibnu Zaid berkata, Bahwasanya, ini adalah bintang dari At tsurayya." (Imam Qurtubi, tafsir al-Qurtubi)
Dengan demikian, Qur'an juga merefer pada bintang Tsaur Ats Tsurayyah sebagai At Thariq. Korelasinya jelas dan keselarasan antara Qur'an dan pemikiran nubuatan pra-biblical, 2000 tahun sebelum penyusunannya.
Tapi apa hubungannya "Bintang" dengan Yesus?
Terutama sekali, mungkin ini merupakan salah satu yang paling berpengaruh nyata secara historis tentang tanda dari ramalan Mesias.
"I shall see him, but not now: I shall behold him, but not nigh: there shall come a Star out of Jacob, and a Sceptre shall rise out of Israel..." (Numbers 24:17),
"Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel," (Bilangan 24:17)
"Saying, Where is he that is born King of the Jews? for we have seen his star in the east, and are come to worship him." (Matthew 2:2)
"dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Matius 2:2)
Pasal 2 Matthew merinci tentang tiga orang Majus yang mengikuti Bintang Utara dalam pencarian Mesias Yahudi. Ini adalah tanda Mesias yang paling terkenal.
Kata Ibrani di ayat ini untuk "Bintang" adalah "Kokab" . Dari kata "Kokab" ini muncul gelar "Kokhba" Yang diberikan atas Simeon bar Koziba ketika dia disahkan sebagai Mesias oleh Rabbi Revolusioner Yahudi, Akiba ben Yosef.
"Rabbi Akiba ben Joseph, a highly esteemed teacher of the period, enthusiastically supported the rebels and conferred the name Bar Kokhba (Son of the Star) upon their leader. Akiba also hailed him as the Messiah." [Encyclopedia Britannica, Reference Index V, page 872]
Saat Bar-Kokhba di-salahasumsi-kan sebagai Mesias, dia terbunuh dalam pertempuran melawan Romawi pada tahun 135 A.D. Mengenai "Bintang" menjadi tanda dari Mesias:
Kamus kata teologis Perjanjian Lama yang merupakan sebuah kompilasi dari Brown-Driver-Briggs dan Gesenius mendefinisikan "Kokab" sebagai:
"1. star - a. of Messiah, brothers, youth, numerous progeny, personification, God's omniscience."
[Theological Word Book of the Old Testament, Brown-Driver-Briggs, H.W.F. Gesenius]
Nabi dinamai menurut kejadian di sekitar kelahiran mereka
Adam אדמ /Aadam - berarti 'merah'; dimungkinkan berasal dari דמ /Dum - artinya 'darah'; Juga terkait dengan אדמה / Adamah - tanah garapan, darimana manusia pertama, Adam, diciptakan.
Sebelumnya, diterangkan nama Adam berasal dari דמ / dam (darah). Meskipun informasi tersebut adalah valid, setelah diteliti, yang lebih benar adalah dari אדמה / adamah (tanah)
"ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." (Kejadian 2:7)
Nuh נח /Noach dari נוח /Nuch - beristirahat. maksudnya "istirahat" pada saat kelahirannya pada ayat kejadian 5:29
Ishak יצחק /Yitzhaq - dari צחק /Tzahaq - tertawa .
"Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak? Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak," (Kejadian 17:16-19)
Ismail ישׂמעל /Yishmaael - dari שׂמ /shama - mendengar dan על / El - Tuhan"
"Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu." (Kejadian 16:11)
Musa משׂה /Mosheh - menarik
"Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air." [Keluaran 2:10]
Tiap-tiap Nabi dinamai dengan cara ini. Namun, ketika kita melihat kelahiran Yesus kita menemukan sebuah kontradiksi yang membingungkan dan suatu manipulasi pada Injil yang terungkap.
Kelahiran Yesus: Kontradiksi dan Nubuat Tak Terpenuhi
Kelahirannya yesus disebutkan dua kali pada Injil dalam dua catatan yang berbeda dan berlawanan. Sekali pada Injil Matius dan yang lain pada Injil Lukas. Sedangkang Injil Markus dan Yohanes memulai dengan kedatangannya Yohanes Pembaptis saat Yesus dewasa. Di antara catatan kelahiran dari Matius dan Lukas, kita temukan satu benturan kontradiksi .
KELAHIRAN YESUS MENURUT MATIUS:
"Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" —yang berarti: Allah menyertai kita. (Matius 1:21-23)
Pertama-tama, ini aneh. Bahwa tak seorangpun pernah memanggil Yesus dengan "Immanuel" dimanapun pada Bible. Ini merupakan suatu usaha untuk mencocok-cocokan Yesus dengan suatu nubuat yang dimaksud dalam Yesaya 7:14. Faktanya, ayat tersebut adalah sama sekali bukan merupakan nubuat kedatangan Yesus dan anak yang dipanggil Immanuel itu telah lahir dan menunjuk pada ayat setelahnya. Mari kita lihat konteksnya:
"Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya." [yesaya 7:1]
TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN." Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." (Yesaya 7 10-14)
Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Ambillah sebuah batu tulis besar dan tuliskanlah di atasnya dengan tulisan biasa: Maher-Syalal Hash-Bas." Maka aku memanggil dua saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya. Kemudian aku menghampiri isteriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas, sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur." TUHAN melanjutkan lagi firman-Nya kepadaku: "Oleh karena bangsa ini telah menolak air Syiloah yang mengalir lamban, dan telah tawar hati terhadap Rezin dan anak Remalya, sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya, serta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel!" (Yesaya 8:1-8)
Kita tidak perlu menjadi sarjana bibel untuk melihat bahwa, figur dari immanuel adalah satu tanda yang dijanjikan kepada Raja Ahaz, kemudian pada pasal selanjutnya anak tersebut lahir, kemudian akhirnya kita lihat anak itu nantinya dipanggil "immanuel". Yesus tidak pernah dipanggil "immanuel" oleh siapapun semasa hidupnya. Silahkan baca Yesaya 7 - 8 untuk melihat hubungan kalimat dari peristiwa ini. Ini tidak mempunyai hubungan apapun dengan Yesus.
Fakta ini telah membuktikan bahwa Matius tidak menulis "Injil Matius". Apakah kita akan percaya bahwa Matius, seorang Rasul yang dekat dengan Yesus, salah informasi tentang Nubuatan Perjanjian Lama? Penelitian historis dengan cermat membuktikan, bahwa ini adalah usaha memanipulasi manuskrip oleh mereka yang tidak akrab dengan manuskrip, budaya, ataupun nubuatan Yahudi.
KELAHIRAN YESUS MENURUT LUKAS:
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Lukas 1:31-33)
Perhatikan catatan "keturunan yakub" yang merefer pada Bilangan 24:17 "bintang terbit dari Yakub". Ini sejalan dengan nubuatan Perjanjian Lama dan bersesuaian dengan sedikit dokumentasi historis kecil yang kita punya berkenaan dengan kelahiran dari Yesus.
Catatan paling awal dari "Bintang dari Bethlehem" dibuat oleh Uskup dari Gereja dari Antiochia, Ignatius, pada awal abad ke-2 A.D. Dalam suratnya kepada orang orang efesus dia menulis:
"How was he revealed to the world? A star shone forth high above all the stars in the skies, whose brilliance cannot be described and which was of a completely new type so that it aroused an amazement." [Ignatius, Ad Ephesios, Chapter 19:7]
Dengan demikian, menunjukkan dengan jelas bahwa nama Yesus, yang menjadi 'Isa dari akar Arab 'Assa dan akar kata Ibrani 'Ish yang artinya "Bintang utara", jauh lebih kredibel dibandingkan referensi ke sebuah nama yang mana sama sekali tidak ada kesesuaian dengan nubuat alkitab atau bukti historis. Dengan bergantung pada nama yang salah untuk Yesus, "Yeshua " dan "Yahushuwa '", untuk memaksakan ide 'Seorang Juru Selamat Manusia-Tuhan', Kristen telah meletakkan keraguan atas keberadaan Yesus. Dia lahir sebagai Mesias, dan merupakan Bintang yang terbit dari keturunan Yakub, dan dengan demikian dia dinamai 'Isa dari 'Bintang Mesias'. "Yeshua ", "Yahushuwa ", "Immanuel", adalah semua hasil dari belitan tangan Kristen dari Tanakh untuk memaksakannya demi mengatakan sesuatu yang tidak bersesuaian dengan Nubuatan Mesias Israel.
dikutip dari:
http://shibli.zaman.net/eesa/
Note:
ثريّة, ثريّا Tsurayya dalam budaya arab (semitic?) merupakan kumpulan tujuh bintang dari rasi bintang Taurus. Matahari berada dalam taurus pada bulan 20 April-20 Mei (karenanya orang yang lahir di tanggal tersebut dikatakan berzodiak taurus).
Astrology, nujum, ilmu perbintangan telah digunakan oleh peradaban yang sangat tua. digunakan sebagai penunjuk arah atupun untuk meramalkan kejadian tertentu. Termasuk pula orang majus, yang mengamati pergerakan bintang bintang dan digunakan untuk menunjukkan tanda mesias. Mungkinkah ini juga mendukung teori bahwa Yesus lahir di musim semi (maret-mei) dimana menurut injil Lukas, ternak digembalakan pada malam hari?Sedangkan di yerusalem, waktu yang memungkinkan untuk melakukan hal itu adalah di musim semi?
Atau apakah yesus berzodiak taurus?? Yang artinya yesus lahir di bulan april-mei?? Hmmm
Same post as: http://myquran.org/forum/index.php/topic,39978.msg1172958.html#msg1172958
Biography Nabi Muhammad S.A.W
December 4, 2011, 6:51 PM
`Syekh Imam Al-Hafiz Abu Muhammad Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisy –semoga Allah SWT meridhainya- berkata:
Segala puji bagi Allah SWT pencipta langit dan bumi, pencipta cahaya dan kegelapan, yang mengumpulkan para makhluk di hari perhitungan, hari kemenangan bagi orang yang berbuat baik dan kesengsaraan bagi ahli maksiat. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan benar selain Allah tiada sekutu baginya, dengan persaksian yang bisa membawa kepada kebahagiaan di hari kiamat. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW pemimpin para nabi dan rasul, keluarga dan para sahabatnya yang mulia.
Amma ba’du, ini adalah ringkasan dari sejarah Rasulullah Muhammad SAW yang penting untuk diketahui oleh setiap muslim. Harapan kami, semoga ia bermanfaat untuk para pembaca.
Nasab Rasulullah SAW
Beliau adalah Abu al-Qasim Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdimanaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaima bin Mudrikah bin Ilyas bin bin Mudhar bin Nizar bin Maad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim "Kekasih Allah" (alaihima as-salam) bin Tarih atau Azar bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh (alaihis salam) bin Lamk bin Mutusyalkh bin Akhnukh -- yaitu Nabi Idris keturunan Nabi Adam yang pertama menjadi nabi dan yang menulis dengan pena -- bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam alaihissalam.
Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Yang dimaksud Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah.
Ibu Rasulullah saw.
Ibunya adalah Aminah binti Wahb bin Abdimanaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib.
Kelahiran Rasulullah saw.
Beliau dilahirkan di Mekah pada tahun Gajah bulan Rabiul Awal, tanggal dua, hari Senin.
Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau dilahirkan setelah tiga puluh tahun dari tahun gajah. Sebagian lagi mengatakan setelah empat puluh tahun dari tahun gajah. Pendapat yang benar adalah pada tahun gajah.
Kematian ayah, ibu, dan kakeknya
Ayahnya meninggal dunia ketika ia berusia dua puluh delapan bulan. Menurut sebagian ulama usianya tujuh bulan ketika ayahnya meninggal. Adalagi yang berpendapat bahwa ayahnya meninggal di perkampungan an-Nabighah ketika ia masih janin. Dan dikatakan pula bahwa ayahnya wafat di daerah Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Abu Abdillah Zubair bin Bakkar az-Zubairi berkata: Abdullah bin Abdul Mutthalib wafat di Madinah ketika Muhammad berusia dua bulan.
Sedangkan ibunya meninggal dunia ketika ia berusia empat tahun. Sementara kakeknya meninggal dunia ketika usia Muhammad delapan tahun. Dikatakan pula bahwa ibunya wafat ketika ia berusia enam tahun.
Penyusuan Muhammad
Muhammmad disusui oleh Tsuwaibah budak Abu Lahab bersama dengan penyusuan Hamzah bin Abdul Mutthalib dan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad al-Makhzumi dengan air susu anaknya yang bernama Masruh.
Kemudian Muhammad disusui oleh Halimah binti Abi Dzuaib as-Sa’diyah.
Nama-nama Rasulullah SAW
Jubair bin Mut’im berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Saya adalah Muhammad, saya adalah Ahmad, saya adalah al-Mahi yang dengan sebabku Allah SWT menghapus kekufuran, saya adalah al-Hasyir yang mengumpulkan manusia, saya adalah al-A’qib yang tidak ada nabi lagi setelahku.’” (Hadits sahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Abu Musa Abdullah bin Qais berkata: “Rasulullah SAW memberikan dirinya beberapa nama di antaranya ada yang kami hafal. Beliau mengatakan: ‘Saya Muhammad, saya Ahmad, saya al-Muqaffi, saya Nabi taubat dan Nabi rahmat.’ Dalam riwayat lain: ‘dan Nabi peperangan.’ Hadits sahih diriwayatkan oleh Muslim.
Jabir bin abdillah berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Saya Ahmad, saya Muhammad, saya al-Hasyir (yang mengumpulkan), saya al-Mahi (yang dengan sebabku Allah SWT menghapus kekefuran), dan pada hari kiamat nanti panji kemuliaan berada di tanganku. Aku pemimpin para rasul dan pemilik syafaat mereka."
Allah SWT memberikan nama kepadanya di dalam Al-Quran dengan nama Basyir (pembawa kabar baik), Nadzir (pembawa berita buruk), Rauf (lemah lembut), Rahim (penyayang), dan Rahmatan lilalamin (pembawa rahmat buat alam semesta).
Masa kecilnya di Mekah, perjalanannya menuju Syam bersama pamannya Abu Thalib dan pernikahannya dengan Khadijah
Muhammad dalam keadaan yatim piatu diasuh oleh kakeknya Abdul Mutthalib kemudian oleh pamannya Abu Thalib.
Allah SWT mensucikannya dari kotoran-kotoran jahiliyah dan dari semua aib. Allah SWT menganugerahkan semua sifat-sifat yang baik sehingga Beliau dikenal di kalangan kaumnya dengan julukan Al-Amin (orang yang jujur) karena amanah, kejujuran dan kesuciannya.
Ketika usianya mencapai dua belas tahun ia mengadakan perjalanan ke Syam bersama pamannya. Ketika sampai di Bushra seorang pendeta bernama Bahira melihatnya. Ia mengenalnya dengan ciri-ciri yang ada pada |Muhammad. Buhaira mendatangi Muhammad, mengambil tangannya dan berkata: “Inilah tuan untuk semesta alam, inilah utusan Rabb semesta alam, inilah nabi yang akan diutus untuk semesta alam.” Buhaira ditanya: “Dari mana kamu tahu hal ini?” Ia berkata: “Sesungguhnya ketika kalian datang dari Aqabah tidak ada pepohonan dan bebatuan kecuali semuanya sujud. Dan ini tidak dilakukan kecuali kepada nabi. Dan kami mendapatkan hal ini dari kitab suci kami.” Kemudian ia meminta Abu Thalib untuk kembali bersamanya karena khawatir terhadap kejahatan orang-orang Yahudi kepadanya.
Kemudian Muhammad mengadakan perjalanan ke Syam yang kedua kali bersama Maysarah budak Khadijah ra untuk berniaga di pasar kota Bushra sebelum Khadijah dinikahi oleh Muhammad.
Ketika Muhammad berusia dua puluh lima tahun ia menikahi Khadijah. Dan ketika usianya empat puluh tahun Allah SWT memilihnya untuk membawa risalah-Nya. Jibril mendatanginya ketika Muhammad berada di gua Hira yang terletak di sebuah gunung di Makkah. Semnejak itu jadilah ia sebagai Rasullullah. Beliau berdakwah di Mekah selama tiga belas tahun, menurut pendapat lain lima belas tahun atau sepuluh tahun, pendapat yang benar adalah tiga belas tahun.
Rasulullah SAW shalat menghadap Baitul Maqdis selama di Makkah tanpa membelakangi Ka’bah tetapi menjadikan Ka’bah di depannya. Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama tujuh belas atau enam belas bulan.
Hijrah Rasulullah
Rasulullah SAW hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar as-Siddiq ra dan budaknya Amir bin Fuhairah serta seorang penunjuk jalan Abdullah bin al-Uraiqit al-Laitsi yang masih kafir. Selanjutnya Rasulullah SAW berdakwah di Madinah selama sepuluh tahun.
Wafatnya
Rasulullah SAW wafat dalam usia enam puluh tiga tahun. Adajuga pendapat yang mengatakan Beliau wafat dalam usia enam puluh limaatau enam puluh, namun pendapat pertama adalah pendapat yang benar.
Rasulullah SAW wafat pada waktu dhuha hari Senin dua belas Rabiul Awal. Pendapat lain mengatakan tanggal dua atau tanggal satu Rabiul Awal.
Beliau dimakamkan pada malam Rabu. Pendapat lain mengatakan malam Selasa. Sebelum wafat, Rasullullah SAW menderita sakit selama dua belas atau empat belas hari.
Rasulullah SAW dimandikan oleh Ali bin Abi Thalib, pamannya Abbas, al-Fadhl bin Abbas, Qutsam bin Abbas, Usamah bin Zaid dan Syuqran serta dihadiri pula oleh Aus bin Khaula al-Anshari.
Beliau dikafani dengan tiga lapis kain putih yang dibuat di Sahul --sebuah negeri di Yaman --, tanpa gamis dan sorban. Kemudian kaum muslimin menshalatinya sendiri-sendiri tanpa jamaah.
Jasad Rasulullah SAW diletakkan di atas sehelai kain merah yang dipakainya untuk selimut lalu dimasukkan ke dalam kubur oleh Abbas, Ali, al-Fadhl, Qutsam dan Syuqran kemudian ditutup dengan sembilan batu.
Rasulullah SAW dimakamkan di tempat Beliau wafat yaitu sekitar tempat tidurnya di kamar Aisyah ra dan di tempat itu pula dimakamkan Abu Bakar ra dan Umar ra.
Putra-putri Rasulullah SAW
Rasulullah SAW memilik tiga orang putra yaitu:
Al-Qasim, dilahirkan di Makkah sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi. Al-Qasim meninggal di Mekah pada usia dua tahun. Namun menurut Qatadah, Al-Qasim meninggal ketika ia sudah bisa berjalan.
Abdullah, dinamakan juga dengan at-Thayyib (yang baik) dan at-Thahir (yang suci) karena ia dilahirkan sesudah Islam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa at-Thayyib dan at-Thahir ini adalah putra Rasulullah SAW yang lain, namun pendapat pertama adalah yang benar.
Ibrahim, dilahirkan dan wafat di Madinah tahun sepuluh hijriah pada usia tujuh belas atau delapan belas bulan. Ada pendapat yang mengatakan Rasulullah SAW memiliki putra lain yang bernama Abdul Uzza tapi pendapat ini sangat lemah karena Allah SWT telah mensucikan dan melindungi Nabi SAW dari hal demikian (penamaan anak Abdul Uzza yang berarti hamba Uzza nama salah satu berhala Quraisy-pentj.)
Putri-putri Rasulullah SAW
Zainab, menikah dengan Abu Al-Ash bin Rabi’ bin Abdul Uzza bin Abdul Syams sepupu Zainab, karena ibunya adalah Hala binti Khuwailid (saudara dari Khadijah binti Khuwailid). Zainab mempunyai anak bernama Ali yang meninggal waktu kecil dan Umamah yang digendong oleh Nabi saw waktu shalat dan setelah dewasa menikah dengan Ali bin Abi Thalib setelah Fatimah wafat.
Fatimah, menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Dari pernikahan tersebut Fatimah melahirkan Hasan, Husain, Muhassin yang meninggal waktu kecil, Ummu Kultsum yang menikah dengan Umar bin Khattab, dan Zainab yang menikah dengan Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.
Ruqayyah, menikah dengan Ustman bin Affan. Meninggal di pangkuan Ustman. Ustman lalu menikahi Ummu Kultsum (adik Ruqayyah) yang juga meninggal di pangkuannya. Ruqayyah memiliki seorang putra yang bernama Abdullah sehingga Ustman dipanggil dengan kunyah Abu Abdullah.
Putri-putri Rasulullah SAW empat orang tanpa ada perbedaan pendapat ulama mengenai hal ini sedangkan putra-putranya tiga orang berdasarkan pendapat yang benar.
Urutan putra-putri Rasulullah SAW adalah sebagai berikut: Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum, Abdullah, dan Ibrahim yang lahir di Madinah. Semuanya adalah putra-putri dari Khadijah kecuali Ibrahim yang lahir dari Maria Al-Qibtiyah dan semuanya meninggal sebelum Muhammad menjadi rasul kecuali Fatimah yang meninggal enam bulan setelah kematian Rasulullah SAW.
Haji dan Umrah Rasulullah SAW
Hammam bin Yahya meriwayatkan dari Qatadah ia berkata: Saya bertanya kepada Anas: “Berapa kali Nabi SAW melaksanakan haji?” Anas menjawab: “Satu kali dan umrah empat kali. Pertama ketika dihalangi kaum musyrikin, kedua tahun berikutnya ketika mengadakan perjanjian (Hudaibiah), ketiga umrahnya dari Ji’ranah setelah membagikan harta rampasan perang Hunain dan yang keempat umrahnya bersama haji” (Hadits Muttafaq alaih)
Kesemuanya ini setelah hijrah ke Madinah. Adapun haji dan umrah yang dilakukan Nabi SAW ketika di Makkah tidak diketahui. Dan haji yang dilakukannya adalah haji wada (perpisahan), yaitu ketika Nabi SAW menyatakan salam perpisahan kepada umatnya dan berkata: “Mungkin kalian tidak akan melihatku lagi setelah tahun ini.”
Peperangan Rasulullah SAW
Menurut pendapat masyhur yang dikatakan Muhammad bin Ishak, Abu Ma’syar, Musa bin Uqbah dan yang lainnya Rasulullah SAW mengikuti langsung dua puluh limapeperangan. Dan ada yang mengatakan dua puluh tujuh peperangan. Sedangkan jumlah pengiriman pasukan dan peperangan yang tidak diikuti Nabi SAW sekitar lima puluhan.
Di antara dua puluh lima peperangan tersebut yang terjadi pertempuran sebanyak sembilan kali yaitu di Badar, Uhud, Khandak, Bani Quraizhah, Mushthaliq, Khaibar, Fathu Makkah, Hunain dan Thaif. Ada yang mengatkan terjadi pertempuran juga di Wadil Qura, al-Ghaba dan Bani Nadhir.
Penulis-penulis Wahyu dan Utusan-utusan Rasulullah SAW
Di antara penulis-penulis wahyu Nabi SAW adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah, Abdullah bin Arqam az-Zuhri, Ubay bin Kaab, Tsabit bin Qais bin Syammas, Khalid bin Said al-Ash, Hanzhalah bin Rabi’, al-Asadi, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abu Sofyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Muawiyah bin Abu Sofyan dan Zaid bin Tsabit adalah yang paling sering dan khusus dalam menulis wahyu.
Rasulullah SAW mengutus:
Amr bin Umayyah ad-Dhamri ke raja Najasyi bernama Ashamah yang berarti pemberian. Najasyi menerima surat Rasulullah SAW dan meletakkannya diantara kedua matanya lalu turun dari singgasananya dan duduk di atas lantai. Ia pun masuk Islam dihadapan Ja’far bin Abi Thalib dan para sahabatnya. Nabi SAW melaksanakan shalat gaib ketika ia wafat. Diriwayatkan bahwa kuburannya selalu memancarkan cahaya.
Dihyah bin Khalifah diutus ke Kaisar Romawi Heraklius. Ia bertanya tentang Rasulullah SAW dan meyakini kebenaran risalahnya. Ia pun ingin memeluk Islam tapi orang-orang Romawi tidak menyetujuinya lalu ia mengurungkan niatnya karena takut kehilangan kekuasaannya.
Abdullah bin Huzafah as-Sahmi diutus ke Kisra Raja Persia. Setelah menerima surat Nabi saw ia merobek-robek suart itu. Nabi saw lalu berdoa; “Semoga Allah SWT menghancurkan kerajaannya.” Allah SWT mengabulkan doa tersebut dan menghancurkan kerjaannya dan kaumnya.
Hatib bin Abi Baltaah al-Lahkmi diutus ke Muqauqis Raja Alexandria dan Mesir. Ia pun menerima dan berkata baik tetapi tidak masuk Islam. Ia memberi Nabi saw hadiah budak yaitu Maria al-Qibtiyah dan saudarinya Sirin. Nabi saw memberikan Sirin kepada Hassan bin Tsabit dan melahirkan anaknya yang bernama Abdurrahman bin Hassan.
Amr bin al-Ash diutus ke Raja Oman Jaifar dan Abd putera Julandi dari Azd. Keduanya pun beriman dan memeluk Islam serta membiarkan Amr mengambil zakat dan mengatur pemerintahan. Dan Amr menetap disana sampai Rasulullah saw wafat.
Salith bin Amr bin al-Amiri diutus ke Yamamah menemui Haudzah bin Ali al-Hanafi. Ia pun memuliakannya dan menulis kepada Nabi saw: “Alangkah mulia dan indahnya ajaran yang kau serukan. Saya adalah penyeru dan penyair kaumku. Berikanlah aku sebagian kekuasaan“. Rasulullah saw tidak mau mengabulkan keinginannya dan ia pun tidak masuk Islam dan wafat ketika fathu mekah.
Syuja bin Wahb al-Asadi diutus ke Harits bin Abi Syamr al-Ghassani raja Balqa suatu daerah di Syam. Syuja berkata:“Setibanya aku disana ia sedang berada didataran renda Damaskus lalu membaca surat Nabi saw dan membuangnya seraya berkata: Saya akan datang kepadanya. Tapi Kaisar mencegahnya.
Abu Umayyah al-Makhzumi diutus ke al-Harits al-Himyari salah seorang pembesar Yaman.
Al-Ala’ bin al-Hadromi diutus ke Munzir bin Sawa al-Abdi raja Bahrain dan membawa surat Nabi saw yang menyerukan kepada agama Islam, ia pun masuk Islam.
Abu Musa al-Asyari dan Muadz bin Jabal al-Anshari diutus ke Yaman menyeru kepada Islam. Penduduk Yaman dan para penguasanya pun masuk Islam tanpa pertempuran.
Paman dan Bibi Rasulullah SAW
a. Rasulullah saw mempunyai 11 orang paman, yaitu:
Al-Harits, putera tertua Abdul Muttalib. Sebenarnya al-Harits ini adalah nama julukan. Banyak di antara putera dan cucunya tergolong Sahabat Rasulullah SAW.
Qutsam, saudara seibu Al-Harits. Ia meninggal ketika masih kecil.
Zubair bin Abdul Muttalib, termasuk pemuka kaum Quraisy. Puteranya yang bernama Abdullah bin Zubair ikut berjihad bersama Rasulullah saw pada Perang Hunain dan gugur di Ajnadin. Dia gugur dan bersamanya terdapat tujuh orang musuh yang telah dibunuhnya.
Dan diantara puteri Zubair adalah Dhuba’ah binti Zubair, ia termasuk Sahabiyah Rasulullah saw dan Ummul Hakam binti Zubair, termasuk Sahabiyah yang meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah saw
Hamzah bin Abdul Muttalib, yang bergelar asadullah wa asadu rasulih (singa Allah dan RasulNya). Saudara sepersusuan Rasulullah saw. Masuk Islam sejak awal dakwah Rasulullah saw, kemudian hijrah ke Madinah. Turut serta dalam Perang Badar dan Perang Uhud. Dan gugur dalam Perang Uhud tersebut. Beliau tidak mempunyai keturunan kecuali seorang puteri.
Abul Fadhl, al Abbas bin Abdul Muttalib. Dia termasuk pemeluk Islam yang taat. Turut serta dalam hijrah ke Madinah. Usianya hanya selisih tiga tahun lebih tua dari Rasulullah saw. Meninggal pada tahun 32 H di Madinah, di saat pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan ra. Dia memiliki 10 orang putera, diantaranya: al Fadhl, Abdullah, dan Qutsam. Mereka termasuk Sahabat Rasulullah saw. Diantara paman-paman Rasulullah saw hanya Hamzah dan Abbas yang masuk Islam
Abu Thalib bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdu Manaf. Ia saudara Abdullah (ayah Rasulullah saw) seibu. Termasuk saudara mereka seibu adalah Atikah yang bermimpi dalam perang Badar. Ibu mereka adalah Fatimah binti Amr bin Aidz bin Imran bin Makhzum.
Diantara putera Abu Thalib adalah Thalib, yang meninggal dalam kekafiran. Sementara putera yang lain, yaitu Aqil, Ja’far, Ali, dan Ummi Hani’ termasuk sahabat Rasulullah saw. Nama asli Ummu Hani’ adalah Fakhitah. Adariwayat lain yang menyebutkan nama aslinya Hindun. Termasuk anak Abu Thalib adalah Jumanah.
Abu Lahab bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdul Uzza. Diberi julukan Abu Lahab karena tampan paras wajahnya. Diantara puteranya adalah Utbah dan Muattab. Keduanya turut serta bersama Rasulullah saw dalam Perang Hunain. Putera yang lain, yaitu Durrah juga termasuk sahabat Rasulullah saw. Sementara putera yang lain, yaitu Utaibah meninggal diterkam Singa di Zarqa, daerah Syam lantaran kekufurannya menolak dakwah Rasulullah saw.
Abdul Ka’bah
Hijl, nama aslinya al Mughirah
Dhirar, saudara seibu al Abbas
Al-Ghaidaq (sang Dermawan), disebut demikian karena ia adalah orang Quraiay yang paling dermawan dan sering memberi makan.
b. Rasulullah SAW memiliki 6 orang bibi, yaitu:
Shafiyyah binti Abdul Mutthalib. Ia masuk Islam di Makkah kemudian hijrah ke Madinah. Ia adalah saudara seibu dari Hamzah (paman Rasulullah SAW) dan ibu Zubair bin Awwam, seorang sahabat Rasulullah saw. Wafat di Madinah pada saat pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra
Atikah binti Abdul Muthtalib. Dalam sebuah riwayat disebutkan beliau adalah seorang muslimah. Bermimpi pada Perang Badar. Ia adalah istri Abu Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Diantara puteranya adalah Abdullah, termasuk sahabat Rasulullah saw, dan Zuhair dan Qaribah al Kubra
Arwa binti Abdul Mutthalib. Istri Umair bin Wahb bin Abdi Dar bin Qushayy. Dari pernikahan ini lahirlah Thulaib bin Umair, salah seorang Muhajirin senior, turut dalam Perang Badar dan gugur di Ajnadin sebagai syahid.
Umaimah binti Abdul Mutthalib, istri Jahsy bin Riab. Dari pernikahan ini lahirlah Abdullah (yang gugur di Uhud), Abdun yang dikenal dengan Abu Ahmad al A’ma si Penyair, Zaenab (istri Rasulullah saw), Habibah, Hamnah. Mereka semua adalah sahabat Rasulullah saw. Demikian pula Ubaidullah bin Jahsy pada mulanya masuk Islam, tetapi kemudian masuk Kristen dan meninggal di Etheopia dalam keadaan kafir.
Barrah binti Abdul Mutthalib, istri Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Salamah yang nama aslinya adalah Abdullah. Ia adalah suami Ummi Salamah sebelum diperistri Rasulullah saw. Setelah Barrah diperistri Abdul Asad, ia dinikahi Abu Rahm bin Abdul Uzzabin Abu Qois. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Abrah bin Abu Rahm.
Ummu Hakim al Baidha’ binti Abdul Mutthalib, istri Quraisy bin Rabiah bin Habib bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Dari pernikahan ini lahirlah Arwa binti Quraiz, ibu dari Utsman bin Affan ra.
Istri-Istri Rasulullah saw
1. Khadijah binti Khuwailid
Wanita pertama yang dinikahi Rasulullah SAW adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab. Saat itu Rasulullah saw berusia 25 tahun. Tatkala turun wahyu pertama kali, Khadijah menjadi wanita yang membenarkan dan mendukung Rasulullah saw. Ia wafat 3 tahun sebelum hijrah. Ada riwayat yang menyebutkan 4 tahun sebelum itu dan ada pula yang menyebutkan 5 tahun sebelumnya.
2. Saudah binti Zam’ah
Rasulullah saw juga menikahi Saudah binti Zam’ah bin Qois bin Abdu Syams bin Abdu Wud bin Nasr bin Malik bin Hisl bin Amir bin Luayyi. Pernikahan tersebut dilakukan Rasulullah saw di Mekah sebelum beliau hijrah ke Madinah. Sebelum dinikahi Rasulullah saw, Saudah adalah seorang istri yang dicerai suaminya, yaitu Sakran bin Amr, saudara Suhail bin Amr. Ketika Rasulullah saw telah menikahi Aisyah, Saudah memberikan jatah hari gilirnya pada Aisyah.
3. Aisyah binti Abu Bakar as Siddiq
Pada waktu itu Rasulullah saw di Madinah baru 7 bulan. Ada riwayat yang menyebutkan baru 18 bulan. Ketika Rasulullah saw wafat, ia berusia 28 tahun. Ia juga wafat di Madinah tahun 58 Hijiyah dan dimakamkan di Baqi’ atas wasiatnya. Ada riwayat yang menyebutkan wafat tahun 57 H, tetapi yang benar 58 H. Abu Hurairah ra turut menshalati jenazahnya. Rasulullah saw tidak pernah menikahi gadis lain selainnya. Ada riwayat yang menyebutkan ia pernah keguguran, tetapi riwayat ini lemah. Julukannya adalah Ummu Abdillah.
4. Hafshah binti Umar bin Khatthab ra
Sebelum menjadi istri Rasulullah saw, Hafshah adalah istri Hunais bin Hudzafah, salah seorang sahabat yang gugur di Perang Badar. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah saw pernah menceraikan Hafshah, namun datanglah Malaikat Jibril dan berkata:“Sesungguhnya Allah menyuruhmu (hai Muhammad) untuk rujuk kembali dengan Hafshah, karena ia rajin puasa, shalat malam dan kelak akan menjadi istrimu di surga“.
Uqbah bin Amir al-Juhani meriwayatkan: "Rasulullah saw menceraikan Hafshah binti Umar, lalu kabar itu pun sampai ke telinga Umar. Lalu Umar pun menabur kepalanya dengan tanah dan berkata dengan penuh kesedihan: “Allah sudah tidak peduli lagi pada Umar dan putrinya setelah peristiwa ini.“ Lalu turunlah Malaikat Jibril dan berkata: “Sesungguhnya Allah menyuruhmu (hai Muhammad) untuk rujuk kembali dengan Hafshah, karena Dia menyayangi Umar.“
Hafshah wafat tahun 27. Ada riwayat yang menyebutkan wafat tahun 28.
5. Ummu Habibah binti Abu Sofyan
Nama aslinya adalah Ramlah binti Shokhr bin Harb bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Hijrah bersama suaminya, Ubaidullah bin Jahsy ke Habasyah. Suaminya berpindah agama menjadi Kristen, sementara ia tetap pada keislaman. Rasulullah saw menikahinya saat ia masih di Habasyah. Negus, raja Habasyah saat itu memberikan mas kawin atas nama Rasulullah saw senilai 400 dinar. Rasulullah saw mengutus Amr bin Umayyah ad Dhomari untuk mengurus pernikahan ini ke Habasyah. Bertindak sebagai wali nikah adalah Usman bin Affan. Ada riwayat yang menyebutkan Khalid bin Said bin As. Ummu Habibah wafat tahun 44 H.
6. Ummu Salamah
Nama aslinya adalah Hindun bin Abu Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqadzh bin Murrah bin Ka’b bin Luayyi bin Ghalib. Sebelum menjadi istri Rasulullah saw, Ummu Salamah adalah istri Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, salah seorang sahabat Rasulullah saw. Ummu Salamah wafat tahun 62 Hijriah dan dimakamkan di Baqi’, Madinah. Ia adalah istri Rasulullah saw yang paling akhir wafatnya. Tetapi ada yang menyebutkan bahwa yang paling akhir adalah Maimunah.
7. Zaenab binti Jahsy
Zaenab adalah puteri Jahsy bin Riab bin Ya’mur bin Shabirah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Muad bin Adnan, puteri bibi Rasulullah saw, Umamah bin Abdul Mutthalib. Sebelumnya ia adalah istri Zaid bin Harisah, mantan budak Rasulullah saw yang telah menceraikannya. Kemudian Allah pun menikahkan Rasulullah saw dengannya langsung dari langit, tiada seorang pun yang mengakadkannya. Sebuah riwayat sahih menyebutkan bahwa beliau berkata pada istri-istri Nabi yang lain: “Kalian dinikahkan oleh ayah-ayah kalian, sementara aku dinikahkan langsung oleh Allah dari atas langit ketujuh.“ Ia wafat di Madinah pada tahun 20 H dan dimakamkan di Baqi’
8- Zainab binti Khuzaimah
Zaenab putri Khuzaimah bin al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah. Dijuluki “ibu orang-orang miskin“ karena kedermawanannya terhadap orang-orang miskin. Sebelumnya menikah dengan Rasulullah saw ia adalah istri Abdullah bin Jahsy. Ada riwayat yang mengatakan ia istri Abdu Thufail bin al-Harits, tetapi pendapat pertama adalah yang sahih. Ia dinikahi Rasulullah saw pada tahun ke 3 H dan hidup bersamanya selama dua atau tiga bulan.
9. Juwairiyah binti al-Harits
Juwairiyah putri al-Harits bin Abi Dhirar bin Habib bin A’idz bin Malik bin al-Musthalik al-Khuzaiyah. Ia sebelumnya adalah tawanan perang pada perang bani Musthalik dan menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syimas. Tsabit lalu menawarkan pembebasannya dengan syarat ia dapat membayar tebusannya. Kemudian Rasulullah saw membayar tebusannya dan menikahinya di tahun 6 H. Ia wafat pada bulan Rabiul Awal tahun 56 H.
10. Shafiyyah binti Huyay
Shafiyyah binti Huyyay bin Akhtab bin Abi Yahyabin Kaab bin al-Khazraj an-Nadhriyyah keturunan dari Nabi Harun bin Imran –saudara nabi Musa- alaihimassalam. Menjadi tawanan pada perang Khaibar tahun 7 H. Sebelummya ia adalah istri Kinanah bin Abi al-Huqaiq yang dibunuh atas perintah Rasulullah saw. Nabi saw membebaskan Shafiyyah dan menikahinya serta menjadikan pembebasannya sebagai mas kawinnya. Wafat pada tahun 30 H atau menurut riwayat lain tahun 50 H.
11.Maimunah binti al-Harits
Maimunah binti al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-Harm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah bibi dari Khalid bin Walid dab Abdullah bin Abbas. Rasulullah saw menikahinya di tempat yang bernama Sarif suatu tempat mata air yang berada sembilan mil dari kota Mekah. Ia adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Rasulullah saw. Wafat di Sarif pada tahun 63 H.
Inilah istri-istri Rasulullah saw berjumlah sebelas orang, sementara terdapat tujuh orang lagi yang beliau nikahi, tetapi tidak beliau gauli.
Pembantu-Pembantu Rasulullah SAW
-Anas bin Malik bin Nadhr al Anshari ra,
- Hindun dan Asma’ yang keduanya putra Haritsah al Aslami,
-Rabiah bin Ka’b al Aslami.
- Abdullah bin Mas’ud yang dikenal sering membawakan sandal Rasulullah saw. Jika beliau hendak pergi Abdullah membantu mengenakannya, bila beliau duduk Abdullah memegang di tangannya hingga beliau akan beranjak pergi.
-Uqbah bin Amir al Juhani yang senantiasa setia menuntun bagal (peranakan kuda dan keledai) beliau dalam perjalanan.
-Bilal bin Rabah, yang biasa bertugas adzan.
-Saad, bekas budak Abu Bakar as Shiddik.
-Dzu Mihmar, keponakan Raja Najasyi. Ada riwayat yang menyebutkan namanya Mihbar.
-Bukair bin Suddakh al Laytsi. Adayang menyebut namanya Bakr
-Abu Dzar al Ghifari
Budak-Budak yang Beliau Bebaskan
-Zaid bin Haritsah bin Surahbil al Kalbiy,
- Usamah bin Zaid, putra Zaid bin Haritsah, sehingga Usamah disebut kekasih putra kekasih.( Usamah putra Zaid, dan keduanya disayangi Rasulullah saw).
-Tsauban bin Bujdad, dia keturunan Yaman
- Abu Kabsyah, lahir di Mekah. Dalam riwayat lain, disebutkan namanya Sulaim, dan lahir di Daus. Beliau gugur dalam Perang
Badar.
- Anasah, lahir di Suroh
- Shaleh
- sukron
- Rabah
- Aswad
- Yusar
- Nubiy
- Abu Rafi, ada yang menyebut Ibrahim. Sebelumnya dia adalah budak al-Abbas, lalu dihadiahkan kepada Rasulullah SAW dan beliau bebaskan
- Abu Muwaihibah, yang lahir di Muzainah
- Fadhalah, tinggal di Syam
- Rafi’. Dahulu dia adalah budak Said bin al-As yang diwariskan kepada putera-puteranya. Di antara mereka ada yang membebaskan, ada pula yang menahannya. Lalu datanglah Rafi kepada Rasulullah SAW meminta pertolongan untuk dibebaskan, lalu beliau bebaskan. Sehingga dia berkata: “Saya adalah budak yang dibebaskan RasulullahSAW.”
- Mid’am,
- Aswad, yang diperoleh Rasulullah SAW dari Rifa’ah bin Zaidal Judzami. Dia lahir di Hisma dan terbunuh di Lembah Qura.
- Kirkirah, dahulu ia adalah pelayan Rasulullah saw bila beliau dalam perjalanan
- Zaid, kakek Hilal bin Yasar bin Zaid
- Ubaid
- Thahman alias Kaisan alias Mihran alias Dzakwan alias Marwan
- Ma’bur al Qibti, Rasulullah saw mendapatkannya dari al Muqouqis
- Waqid, Abu Waqid, Hisyam, Abu Dhumairah, Hunain, Abu ‘Ashib( nama aslinya Ahmar), dan Abu Ubaid.
- Safinah, dulu ia budak Umi Salamah, istri Rasulullah saw. Lalu oleh Umi Salamah ia dibebaskan dengan syarat ia harus menjadi pelayan Rasulullah saw selama hidupnya.Ia pun berkata kepada Umi Salamah: “Sekalipun Engkau tidak memeberi syarat tersebut, aku tidak ingin berpisah dengan Rasulullah saw.
Itu para budak yang dikenal dalam sejarah, bahkan ada yang menyebutkan jumlah mereka mencapai 40 orang.
Sementara dari kalangan budak wanita yang beliau bebaskan, diantaranya adalah:
-Salma Ummu Rafi,
- Barakah Ummu Aiman, dia diperoleh Rasulullah saw sebagai warisan dari ayah beliau. Dia adlah ibu Usamah bin Zaid
- Maimunah binti Saad
-Khadirah
-Radwa
Beberapa Hewan Tunggangan Rasulullah SAW
Kuda
Kuda pertama yang dimiliki Rasulullah SAW bernama as-Sakb. Beliau membelinya dari seorang Arab Baduwi dari Bani Fazarah seharga 10 uqiyah (mata uang zaman dahulu). Saat dimiliki penjualnya, ia bernama ad Dharis, lalu oleh Rasulullah saw diganti dengan as-Sakb. Kuda tersebut memiliki warna putih di kaki dan kepalanya sebelah kanan. Itu adalah kuda pertama Rasulullah saw yang digunakan di medanperang.Ia memiliki pakaian dari kulit. Suatu saat Rasulullah saw lomba pacuan kuda, dan beliau mengendarainya lalu beliau menang. Karena itu beliau senang padanya.
-Al Murtajaz. Rasulullah saw membelinya dari seorang Arab Baduwi yang disaksikan oleh Khuzaimah bin Tsabit. Baduwi tersebut dari Bani Murrah.
Sahl bin Saad as Saidi berkata:“Rasulullah saw memiliki tiga ekor kuda yang kupelihara, yaitu: Lizaz, Dharib, dan Luhaif. Adapun Lizaz adalah hadiah dari al Muqoiqis; sedangkan Luhaif hadiah dari Rabiah bin Abi Bara, yang dibalas Rasulullah saw dengan beberapa baju kulit dari Bani Kilab; dan Dharib adalah hadiah dari Farwah bin Amr al Judzami.
- Al Wardu. Ini adalah hadiah dari Tamim ad Dari. Lalu diberikan kepada Umar. Beberapa saat kemudian oleh Umar kuda tersebut dijual
Bagal dan Himar
Disamping kuda, Rasulullah saw memiliki bagal yang beliau kendarai saat bepergian. Rasulullah saw biasa menumbuk gandum sebagai makanan bagal tersebut.Bagal yang bernama Duldul tersebut masih hidup sepeninggal Rasulullah saw, hingga tanggal gigi-giginya.Hingga akhirnya ia meninggal di Yanbu’.
Adapun Himar Rasulullah saw yang bernama Ufair meninggal saat haji Wada’.
Unta perahan
Rasulullah saw juga memiliki 20 Unta perahan yang dibiarkan berkeliaran di hutan. Setiap malam diperah susunya hingga terkumpul 2 geriba (tempat susu dari kulit) yang besar. Diantara unta-unta tersebut ada beberapa unta yang deras susunya, yaitu: al-Hanna, as-Samra’, al-Urais, as-Sa’diyah, al-Baghum, al-Yasirah, dan ar-Rayya. Adaunta yang bernama Burdah, hadiah dari ad-Dahhak bin Sofyan, yang juga deras perahan susunya. Adapula yang bernama Mahrah dan as-Saqra’ merupakan kiriman dari Sa’d bin Ubadah. Dua unta tersebut adalah kendaraan terbagus dari Bani Uqail.
Adapula yang bernama al’Adhba’ yang dibeli oleh Abu Bakar dari Bani Harisy seharga 800 dirham. Lalu oleh Rasulullah saw dibeli dengan 400 dirham. Unta tersebut dikendarai saat hijrah ke Madinah. Saat beliau tiba di Madinah, unta itu merupakan tunggangan yang terbaik. Itulah yang disebut al-Qoswa, terkadang disebut al-Jad’a. Karena menyusahkan kaum muslimin, maka diikat agar tidak berontak lari.
Kambing
Rasulullah saw memiliki tujuh ekor kambing pemberian orang, yang bernama: Ujrah, Zamzam, Suqya, Barakah, Warsah, Athlal, dan Athraf.
Disamping itu beliau memiliki 100 ekor kambing yang lain.
Senjata-senjata Rasulullah saw
-Beliau memiliki 3 tombak yang diperoleh dari Bani Qoinuqa.
-Rasulullah saw juga memiliki 3 busur panah, masing masing bernama: Rauha’, Sauhath, dan si Kuning (karena berwarna kuning).
-Beliau memiliki perisai yang terdapat ukiran kepala kambing. Beliau tidak menyukainya. Maka keesokan harinya Allah menghilangkan ukiran tersebut.
-Pedang beliau yang bernama Dzul Fikar didapatkan saat perang Badar. Pada saat-saat Perang Uhud, beliau bermimpi tentang pedang itu. Dulu pedang tersebut milik Munabbih bin Hajjaj as Sahmi. Disamping itu beliau memiliki 3 pedang dari Bani Qoinuqa’, yaitu: Pedang dari timah putih, Pedang yang bernama Battar, dan Pedang yang bernama al Hatf.
Beliau juga memiliki pedang yang diberi nama mikhdam dan rasub yang diperoleh dari penghancuran fulus nam sebuah berhala suku Thay.
Anas ra berkata: “Sarung dan pegangan pedang serta untaian rantai pedang Rasulullah saw terbuat dari perak.”
Rasulullah saw memperoleh dari senjata Bani Qainuqa du buah baju besi yang diberi nama as-Sa’diyahdan Fiddhoh.
Muhammad bin Salamah meriwayatkan: “Saya melihat Rasulullah saw pada perang Uhud mengenakan dua baju besi yang bernama zat al-fudhul dan fidhohdan pada perang khibar mengenakan zat al-fudhul dan as-sa’diyah.”
Ciri-Ciri Rasulullah saw
Anas bin malik ra berkata: “Abu Bakar as-Shiddik ra jika melihat Rasulullah saw datang, ia melantunkan sair:
Orang jujur, pilihan Allah, mengajak pada kebaikan
Habis gelap, terbitlah terang
Abu Hurairah ra berkata: Umar bin Khattab melantunkan syair Zuhair bin Abi Salma, (seorang Penyair Jahiliah) berisi tentang pujian pada Harim bin Sinan:
Andai boleh kuserupakan dengan benda
Kau adalah penerang di bulan purnama
Lalu Umar dan teman-teman duduknya berkata: “Itulah Rasulullah saw, tiada seorang pun menyerupainya“
Ali bin Abi Thalib berkata:
“Warna kulit Rasulullah saw putih kemerah-merahan; matanya sangat hitam; rambut dan jenggotnya sangat lebat; halus bulu dadanya; lehernya bagai teko dari perak; dari dada atas hingga pusarnya terdapat bulu yang memanjang seperti pedang, tidak terdapat bulu lain di perut dan dadanya selain itu; telapak tangan dan kakinya tebal;bila berjalan, melakukannya dengan cepat seakan-akan menuruni sebuah bukit; bila menoleh, menoleh dengan seluruh badannya; keringatnya bagai mutiara dan baunya lebih harum dari wangi minyak kasturi; tidak tinggi dan tidak pendek; tidak berkata buruk dan jahat; tak pernah aku menjumpai orang sepertinya.“
Dalam riwayat lain: di antara pundaknya terdapat tanda kenabian yang juga dimiliki nabi-nabi yang lain; sangat dermawan, pemaaf, jujur tutur katanya, menepati janji, lembut perangainya, mulia pergaulan, orang yang melihatnya pasti akan segan padanya, dan siapa yang bergaul dengannya pasti akan mencintainya. Yang pernah melihatnya mengatakan: tak pernah aku menjumpai orang sepertinya.“
Al-Barra’ bin Azib berkata: Postur tubuh Rasulullah SAW sedang, dadanya bidang; rambutnya panjang hingga telinga bawah; aku melihatnya mengenakan pakaian merah, tak pernah kulihat orang setampan dia“
Ummu Ma’bad al Khuzai berkata: "Rasulullah SAW adalah sesosok lelaki yang tampan; bersinar wajahnya; baik akhlaknya; perutnya tidak gendut; tidak kecil kepalanya; hitam matanya sangat hitam; bulu matanya lebat dan lentik; suaranya berwibawa; lehernya bersih bersinar; jenggotnya lebat; alisnya tipis memanjang dan bersambung satu dengan yang lain; jika diam berwibawa; jika berbicara, tutur katanya indah; sedap dipandang dari jauh maupun dari dekat; manis bicaranya, jelas, tidak terlalu singkat dan tidak bertele-tele; bahkan seperti untaian mutiara. Postur tubuhnya sedang; tidak terlalu tinggi, atau terlalu pendek sehingga diremehkan orang lain, paling tampan diantara siapapun. Cabang diantara dua cabang; paling tampan diantara siapapun, dan terhormat. Dia memiliki para sahabat yang senantiasa bersamanya, mereka diam bila beliau berbicara, dan segera bergerak bila dia memerintahkan sesuatu. Dia tidak pernah terlihat cemberut atau menampakkan muka sebagai orang bodoh.
Anas bin Malik al Anshari ra menyebutkan ciri-ciri Rasulullah saw dengan perkataannya: “Rasulullah saw perawakannya sedang. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Mukanya bercahaya tidak putih sekali dan tidak coklat. Rambutnya tidak keriting dan tidak lurus tetapi bergelombang.”
Hind bin Abi Halah berkata: “Rasulullah SAW mulia dan dimuliakan. Mukanya bersinar seperti bulan purnama. Lebih tinggi dari orang yang sedang tingginya dan lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepalanya besar, rambutnya bergelombang, jika disisir akan tertata bagus jika dibiarkan rambutnya tidak melebihi daun telinganya. Mukanya bercahaya, keningnya lebar, alisnya tipis memanjang, lebat tidak menyambung, diantara alisnya urat yang mengeluarkan keringat ketika beliau marah. Hidungnya mancung bercahaya. Jenggotnya tebal. Hitam bola matanya sangat pekat. Pipinya rata dan halus. Mulutnya lebar, giginya putih bagus dan renggang. Memiliki bulu halus yang memanjang dari dada sampai pusar. Lehernya seperti leher boneka yang berkilau bagaikan perak. Perawakannya sedang, berbadan besar dan berisi, dada dan perutnya rata, dadanya bidang. Badannya putih terdapat bulu halus yang memanjang seperti garis dari dada sampai pusarnya, tidak terdapat bulu lain di dada dan perutnya selain itu. Tangan dan pundaknya berbulu lebat. Dadanya lebar, lengan tangannya panjang, telapak tangannya lebar. Kulit telapak tangan dan kakinya tebal. Jari-jarinya bagus, ruas jarinya lurus. Lekukan telapak kakinya dalam, bagian atas telapak kakinya sangat rata dan halus. Melangkah dan berjalan tidak cepat dan tidak pelan. Kadang berjalan cepat seakan-akan sedang menuruni bukit. Jika menoleh, menoleh dengan seluruh badannya. Selalu menundukkan pandangan, lebih sering memandang ke bawah dari pada ke atas, tatapannya lebih banyak tatapan yang memperhatikan. Menggiring para sahabatnya dan memulai salam kepada siapa saja yang ditemuinya.”
AkhlakRasulullah saw
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling pemberani. Ali bin Abi Thalib bertutur: “Bila perang tengah berkecamuk, kami berlindung kepada Rasulullah saw“.
Beliau orang yang paling dermawan. Tak pernah menolak permintaan orang lain.
Orang yang paling lembut.
Orang yang pemalu, lebih pemalu dari seorang gadis yang dipingit. Pandangan tidak tertuju hanya pada satu orang. Tidak pernah balas dendam saat disakiti orang lain, atau marah atas perbuatan jelek orang padanya; kecuali jika hukum-hukum Allah SWT dilanggar, maka balas dendam yang dia lakukan semata-mata karena Allah SWT. Bila marah karena Allah SWT tiada seorang pun yang berani membantah.
Siapa pun, baik yang kuat, lemah, jauh maupun dekat diperlakukan sama olehnya.
Tidak pernah mencela makanan; bila menghendaki, beliau makan; bila tidak suka, beliau tinggalkan. Tidak pernah makan dengan bersandar, atau pun di meja makan. Tidak pernah menolak makanan yang boleh untuk dimakan; bila hanya menjumpai kurma, atau hanya roti kering, atau daging panggang beliau makan, atau hanya roti dari gandum, beliau makan seadanya. Bila ada susu, cukup beliau minum itu saja.Pernah makan semangka basah. Beliau menyukai manisan dan madu.
Abu Hurairah ra berkata: “Sampai wafatpun Rasulullah SAW tidak merasa pernah kenyang, meski hanya dengan roti gandum“
Pernah terjadi pada keluarga Muhammad SAW selama tiga bulan, tiada nyala api di rumahnya (memasak) makanan mereka hanya kurma dan air.
Menerima dan makan hadiah, serta membalasnya; dan tidak menerima sedekah.
Tidak berlebihan dalam berpakaian dan makanan; berpakaian dan makan seadanya.
Menambal sandal dan baju sendiri, membantu aktifitas rumah tangganya. Menjenguk orang sakit.
Sangat tawadhu’. Menghadiri undangan siapa saja baik kaya, fakir, orang berada maupun orang rendahan.
Mencintai orang-orang miskin; menjenguk mereka yang sakit dan melayat jenazah mereka. Tidak menghina orang fakir karena kefakirannya dan tidak takut pada penguasa karena kekuasaannya. Mengendarai kuda, onta, keledai, dan bagal. Memboncengkan budak atau yang lainnya. Tidak membiarkan orang lain berjalan di belakangnya seraya berkata:“Biarkan di belakangku untuk para Malaikat“
Mengenakan kain wol, memakai sandal yang ditambal. Pakaian yang amat beliau sukai adalah jubah yang terdapat warna merah dan putih, terbuat dari kain Yaman
Cincin dan matanya terbuat dari Perak.Dipakai di jari manis kanan, dan terkadang di sebelah kiri. Pernah mengganjal perutnya dengan batu karena menahan lapar, padahal Allah telah memberikan kunci -kunci pembendaharaan langit dan bumi, tetapi beliau enggan menerimanya dan lebih memilih akherat. Ia banyak berdzikir dan sedikit main-main. Memanjangkan shalat dan menyingkat khutbah. Paling murah senyum, berseri-seri wajahnya padahal ia selalu sedih dan banyak pikiran. Menyukai wangi-wangian, membenci bau yang tidak sedap. Bersahabat dan menghormati orang-orang mulia, tidak pernah bermuka masam dan ramah pada siapapun. Mentolerir permainan yang tidak dilarang, bergurau, dan tetap berkata benar dalam gurauannya, memaafkan orang-orang yang meminta maaf.
Memiliki budak laki-laki dan perempuan; pakaian dan makanannya tidak pernah melebihi mereka.
Waktunya hanya dihabiskan untuk ibadah pada Allah, atau memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya.Menggambalakan kambing, dan berkata:“Seluruh nabi melakukan gembala kambing“
Aisah ra pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw, maka dia pun menjawab:”Akhlak beliau adalah alQur’an”. Marah dan ridhanya berpijak padanya.
Dalam riwayat yang shahih dari Anas bin Malik ra berkata:
Tidak pernah aku menyentuh sutera yang lebih halus dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tidak pernah aku mencium bau yang lebih harum dari aroma tubuh Rasulullah saw. Setelah aku melayaninya selama 10 tahun, tak pernah sekalipun ia berkata:“cih“. Dan tidak pernah mengatakan terhadap apa yang kulakukan:“Kenapa kau lakukan itu?“.Dan tidak pernah mengatakan terhadap apa yang tidak kulakukan:“Mengapa tidak kau lakukan itu?
Allah telah mengumpulkan dalam dirinya kesempurnaan akhlak, keindahan perilaku. Allah memberikan padanya ilmu orang-orang terdahulu dan yang akan datang[1], yang di dalamnya terdapat keberuntungan dan keselamatan.Padahal ia adalah ummi, tidak bisa membaca dan menulis dan tidak memiliki guru dari kalangan manusia. Tumbuh di negeri yang tandus dan terbelakang. Allah memberikannya sesuatu yang tidak diberikan pada siapapun dari makhluknya, dan telah memilihnya diantara makhluk-makhlukNya, baik yang lalu maupun yang akan datang.Semoga Allah selalu memberikan shalawat kepadanya hingga hari akhir.
Mukjizat-Mukjizat Rasulullah SAW
-Mukjizat teragung dan kejelasannya telah terbukti adalah al-Qu’ar al-Karim; yang tidak datang padanya kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji; yang menjadikan para ahli Bahasa dan orang-orang yang fasih harus bertekuk lutut; mereka tidak mampu membuat kalimat-kalimat serupa dengan alQur’an walau hanya 10 surat, atau 1 surat, bahkan hanya 1 ayat. Orang-orang musyrik pun mengakui kemukjizatannya, bahkan para penentang Islam orang-orang atheis pun meyakini kebenarannya.
-Orang-orang musyrik pernah meminta Rasulullah SAW untuk menunjukkan satu mukjizat, maka beliau pun menunjukkan dengan terbelahnya bulan hingga hampir terpisah menjadi dua bagian.itulah maksud ayat Allah di surat alQomar ayat 1: Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.
-Rasulullah saw berkata:“Sesungguhnya Allah Ta’ala menghimpun bumi untukku, hingga aku melihat bagian timur dan baratnya. Dan kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah dihimpun Allah itu“. Dan Allah membuktikan kebenaran perkataan Rasulullah SAW tersebut, dengan tercapainya kekuasaan umatnya yang meliputi ujung timur dan ujung barat, dan tidak tersebar ke utara dan selatan.
-Rasulullah saw terbiasa berkhutbah di atas potongan batang kurma, suatu ketika beliau membuat mimbar, dan berdiri di atasnya, maka terdengarlah tangisan dari batang kurma seperti tangisan.....
-Diantara mukjizat yang lain adalah terpancarnya air dari sela-sela jemarinya, terjadi tidak hanya sekali.
-Bertasbihnya kerikil di telapak tangannya, lalu beliau menaruhnya di telapak Abu Bakar, lalu Umar, lalu Usman, dan kerikil itu tetap bertasbih.
-Para Sahabat mendengar makanan bertasbih pada saat Rasulullah saw bersama mereka, sementara makanan tersebut sedang disantap.
-Bebatuan dan pepohonan mengucapkan salam pada Rasulullah saw pada malam beliau diangkat jadi Rasul.
-Paha kambing yang beracun berbicara pada Rasulullah saw. Orang-orang yang makan kambing beracun bersamanya meninggal dunia, sementara beliau meninggal 4 tahun kemudian.
-Serigala bersaksi atas kenabian Rasulullah saw.
-Suatu ketika, beliau dalam perjalanan, dan melewati seekor unta yang kehausan dan minta minum padanya. Maka tatkala melihat onta tersebut berjalan dengan menyeret kaki dan meletakkan leher depannya, beliau bersabda: “sesungguhnya dia mengeluh karena terlalu banyak kerja dan diberi makan sedikit”
-Di saat yang lain beliau masuk sebuah tembok yang dibalik tembok itu terdapat onta. Tatkala onta tersebut dilihat Rasulullah saw, ia merintih dan menangis. Maka beliau pun berkata pada pemiliknya:”Sesungguhnya ia mengadu padaku, bahwa engkau membuatnya kelaparan, dan menjadikannya letih (karena banyak kerja).
-Suatu saat beliau masuk sebuah tembok yang lain, dan dibalik tembok itu terdapat 2 ekor onta jantan. Sementara pemiliknya kesulitan untuk menggiring keduanya (karena berontak). Ketika salah satu onta tersebut melihat Rasulullah saw, tiba-tiba duduk menderum di hadapannya. Maka Rasulullah saw pun menenangkannya dan membawanya pada pemiliknya. Onta kedua pun melakukan hal yang sama.
-Suatu saat beliau tidur dalam sebuah perjalanan, tiba tiba datanglah sebuah pohon, membelah bumi dan tegak menaungi Rasulullah saw. Tatkala beliau bangun, diceritakanlah kejadian tersebut padanya. Maka beliau pun bersabda: “Pohon tersebut telah minta ijin pada Tuhannya untuk mengucapkan salam pada Rasulullah saw, lalu Tuhan pun mengijinkannya.
-Beliau menyuruh 2 batang pohon untuk berkumpul, maka keduanya pun berkumpul. dan menyuruh keduanya untuk berpisah kembali, maka keduanya pun berpisah.
-Seorang Arab Badui minta pada Rasulullah saw untuk menunjukkan sebuah mukjizat, maka beliau pun memanggol sebatang pohon. Pohon tersebut langsung memotong akarnya dan datang kehadapan Rasulullah saw. Tatkala beliau menyuruhnya untuk kembali, kembalilah pohon tersebut ke tempatnya semula.
-Beliau ingin memotong 6 ekor onta gemuk. Tiba-tiba keenam ekor onta tersebut mendekat padanya, hingga beliau dapat dengan mudah menyembelihnya satu demi satu.
-Beliau mengusap tetek kambing betina yang tidak hamil, dan tidak dikawini pejantan, maka mengalir deraslah susu dari tetek kambing tersebut. Beliau pun meminumnya dan memberikannya juga pada Abu Bakar.Kisah semacam ini juga terjadi di kemah Umi Ma’bad al Khuzaiyah.
-Salah satu bola mata Abu Qotadah bin Nu’man adz Dzofari keluar hingga jatuh di tangannya, lalu Rasulullah saw pun mengembalikannya. Maka mata tersebut menjadi paling bagus dan tajam dibanding mata yang sebelahnya. Diriwayatkan????...
-Kedua mata Ali bin Abi Thalib ra pernah sakit , lalu Rasulullah saw pun meludahinya. Maka sembuhlah saat itu juga. Dan tidak pernah sakit mata lagi. Dia juga didoakan Rasulullah saw saat sakit, lalu sembuhlah ia. Dan setelah itu tidak pernah lagi mengeluh kesakitan.
-Kaki Abdullah bin Atik al Anshari pernah sakit, lalu diusaplah oleh Rasulullah saw. Saat itu juga kakinya sembuh.
-Kematian Ubay bin Khalaf al Jumahi pada perang Uhud
telah dikabarkan sebelumnya oleh Rasulullah saw. Beliau hanya menggoresnya sedikit, lantas meninggal
-Sa’ad bin Muadz berkata pada Umayyah bin Khalaf, saudara Ubay bin Khalaf: “Saya mendengar Muhammad sesumbar bahwa dia yang akan membunuhmu.”
Maka pada Perang Badar terbunuhlah dia dalam keadaan kafir.
- Sebelum terjadi perang Badar beliau mengkabarkan tempat-tempat yang akan menjadi letak tewasnya orang-orang musyrik. Beliau berkata: “Ini tempat tewasnya Fulan besok insya Allah, ini tempat tewasnya Fulan besok insya Allah.“ Hal itu pun terbukti
- Beliau mengkabarkan bahwa, ada beberapa kelompok umatnya yang akan berjihad mengarungi lautan, dan Umi Haram binti Milhan termasuk diantara mereka. Dan terbuktilah perkataan Beliau
- Beliau berkata pada Usman:“Engkau akan ditimpa musibah besar. Ternyata Usman mati terbunuh.
- Dan beliau berkata pada Hasan bin Ali: “Sesungguhnya cucuku ini seorang tokoh, semoga Allah mendamaikan 2 kelompok orang-orang mukmin yang bertikai melalui perantaraannya.“ Dan terbuktilah perkataan beliau.
- Kematian al Aswadal Ansi al Kadzdzab dikabarkan pada Malam ia terbunuh, dan siapa pembunuhnya, padahal ia di San’a Yaman. Demikian pula kematian Kisra.
- Beliau memberitahukan tentang Syaima’ binti Buqailah al Azadiyah, bahwasanya ia diangkat dengan mengenakan kerudung hitam di atas bagal kelabu, kemudian hal ini terbukti pada zaman Abu Bakar asSiddik ra pada tentara Khalid bin Walid.
- Perkataan Beliau pada Tsabit bin Qois bin Syimas: “Engkau akan hidup mulia dan mati syahid.“ Maka hal itu terbukti, dia hidup mulia dan mati syahid dalam perang Yamamah.
- Perkataan beliau tentang seseorang yang mengaku dirinya Islam, dan ikut terjun di medan perang:“Sesungguhnya ia termasuk ahli neraka“. Maka Allah pun membuktikan perkataannya, orang tersebut mati bunuh diri.
- Doa beliau untuk Umar bin Khatab sebelum islamnya. Maka keesokan harinya, ia pun masuk Islam.
- Doa beliau untuk Ali bin Abi Thalib agar Allah menghilangkan panas dan dingin darinya. Maka Ali pun tidak merasa panas dan dingin lagi setelah itu.
- Doa beliau untuk Abdullah bin Abbas agar dipahamkan oleh Allah ilmu-ilmu agama dan tafsir. Hal itu terbukti hingga dijuluki Lautan Ilmu karena banyaknya ilmu yang ia kuasai.
- Doa beliau untuk Anas bin Malik agar panjang umur, banyak anak dan harta, serta diberkahi Allah. Terbukti dengan lahirnya 120 anak kandungnya, memiliki kebun kurma yang berbuah 2 kali dalam setahun, dan hidup hingga mencapai usia 120 tahun atau sekitar angka itu.
- Utaibah bin Abu Lahab merobek baju dan menyakiti beliau. Maka berdoalah beliau memohon pada Allah agar ia mendapat bencana dengan ulah seekor anjing diantara anjing-anjingnya. Dia pun dibunuh oleh singa di Zarqa, daerah Syam.
- Beliau mendapat pengaduan atas kemarau yang berkepanjangan, dan tiada turun hujan, sementara saat itu beliau berkhutbah jum’at di atas mimbar. Maka beliau pun berdoa, sementara di langit tak ada gumpalan awan. Secara tiba-tiba datanglah mendung yang bergulung-gulung sebesar gunung, dan turunlah hujan yang berkepanjangan hingga hari jum’at berikutnya. Dan muncullah pengaduan pada beliau atas banyaknya hujan tersebut, sehingga beliau pun berdoa kembali. Dan hujan pun terhenti, hingga orang-orang keluar dari rumah mereka berjalan di bawah terik matahari.
- Beliau memberi makan pasukan perang Khandak yang berjumlah ribuan, juga hewan ternak dari sebuah wadah kecil yang biasa untuk menakar gandum atau lebih kecil dari itu. Mereka pun kenyang dan ketika beranjak pergi, sisa makanan pun masih seperti semula.
- Dan beliau memberi makan pasukan perang Khandak juga dengan sedikit kurma yang dibawa oleh putri Basir bin Sa’ad. Sebenarnya kurma tersebut untuk ayah dan pamannya, Abdullah bin Rawahah.
- Beliau menyuruh Umar bin Khatab untuk memberikan bekal pada 400 orang pasukan berkuda dengan sedikit kurma. Setelah hal tersebut dilaksanakan, sisa kurma tetap seperti semula, seakan tidak berkurang sedikitpun.
- Beliau memberi makan 80 orang di rumah Abu Thalhah dengan beberapa potong roti dari gandum yang jumlahnya sangat sedikit, bahkan Anas yang menghidangkannya, membawa roti yang sedikit tersebut cukup diapit dibawah ketiaknya. Namun mereka merasa kenyang seluruhnya.
- Beliau memberi makan para pasukan dengan makanan dari sebuah wadah milik Abu Hurairah hingga mereka kenyang seluruhnya. Lalu beliau mengembalikannya dan masih ada sisa. Beliau pun mendoakannya. Maka Abu Hurairah pun senantiasa makan makanan dari wadah itu selama hidup Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Usman. Tatkala Usman terbunuh, wadah tersebut ia hadiahkan pada seseorang. Dan dalam riwayat darinya(Abu Hurairah), wadah tersebut mampu menampung 3000 gantang makanan tatkala dibawa jihad fi sabilillah.
- Ketika menikah dengan Zaenab, beliau memberi makan para tamu dari sebuah mangkuk buatan yang merupakan hadiah dari Ummu Sulaim untuk Zaenab. Makanan yang diambil dari mangkuk tersebut senantiasa tetap, tak berkurang.
- Pada saat Perang Hunain, beliau melempar pasukan musuh dengan segenggam pasir. Dengan pertolongan Allah, musuh dapat dikalahkan. Diantara mereka ada yang berkata:“tak seorang pun diantara kami yang luput dari siraman pasir, semua mata terkena siraman tersebut. Allah berfirman dalam peristiwa ini: Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (surat al Anfal:17)
- Seratus orang kafir Qurais menunggu beliau di luar rumah, dan bermaksud membunuhnya. Namun begitu beliau keluar, dan menyiramkan pasir ke kepala mereka, mereka tak sanggup melihat Rasulullah yang berlalu di hadapan mereka.
- Suraqah bin Malik bin Ju’sam mengejar beliau saat perjalanan hijrah ke Madinah. Pengejaran itu dia lakukan karena ingin membunuh atau menawannya. Tatkala jarak antara dia dan Rasulullah telah dekat, Rasulullah pun berdoa dan Allah mengabulkan dengan terperosoknya kaki kuda Suraqah ke dalam tanah. Dia pun berteriak minta tolong pada Rasulullah. Maka tatkala Rasulullah berdoa kembali, kaki kuda Suraqah pun dapat keluar dari himpitan tanah kembali.
Mukjizat-mukjizat beliau yang lain masih banyak, sebagai bukti kenabian dan akhlaq beliau yang suci tetapi kami cukup menyebutkan sebagiannya saja.
10 Sahabat yang dijamin Masuk Surga
1. Abu Bakar as Siddiq ra
Nama aslinya adalah Abdullah bin abi Quhafah.
-Ayahnya, Abu Quhafah yang nama aslinya adalah Usman bin Amir bin Amr bin Ka’b bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ai bin Ghalib atTaimiy al Qurosy bertemu silisilah/ keturunan dengan Rasulullah saw di Murrah bin Ka’b.
-Ibu Abu Bakar adalah Ummul Khair Salma binti Shokhr bin Amir bin Ka’b bin Sa’d bin Taim bin Murrah
-usia beliau 63 tahun, sama seperti Rasulullah saw. Dia termasuk orang yang pertama masuk islam. Manusia terbaik setelah Rasulullah saw. Mengemban kekhilafahan selama 2,5 tahun. Riwayat-riwayat lain menyebutkan 2 tahun 4 bulan kurang 1 hari; 2 tahun;20 bulan
- Putera-puterinyanya
a .Abdullah, awal masuk islam sehingga termasuk sahabat. Diasaat Rasulullah saw dan Abu Bakar bersembunyi di dalam goa menghindari kejaran kafir Quraisy, ia pernah masuk goa itu juga. Dia terkena anak panah di Thaif, meninggal di saat ayahnya mengemban khilafah.
b. Asma’, pemilik dua ikat pinggang. Istri Zubeir bin Awwam. Hijrah ke Madinah di saat mengandung Abdulllah bin Zubeir. Sehingga Abdullah merupakan orang islam pertama yang lahir setelah hijrah. Ibu Asma’ adalah Qutailah binti Abdul Uzza berasal dari Bani Luay meninggal dalam keadaan kafir.
c dan d. Aisyah binti as-Siddiq, istri Nabi
Ia memiliki saudara seayah dan seibu yaitu Abdurrahman bin Abu Bakar, yang berada di barisan kaum musyrikin pada perang Badar, namun setelah itu ia masuk islam. Ibu Aisyah adalah Ummu Ruman binti Amir bin Uaimir bin Abdu Syams bin Attab bin Udzinah bin Subai’ bin Duhman bin al Harits. Masuk islam, dan ikut hijrah ke madinah dan wafat di zaman Rasulullah saw
Cucu Abu Bakar: Abu Atik Muhammad bin Abdurrahman lahir di zaman Rasulullah saw,termasuk sahabat. Sehingga kami tidak tahu keluarga lain (selain Abu Bakar) yang dengan empat keturunan, semuanya tergolong sahabat (ayah Abu Bakar-Abu Bakar-Abdurrahman-Abu Atik)
e. Muhammad bin Abu Bakar. Lahir pada zaman haji wada’. Meninggal di Mesir dan dikuburkan disana.Ibunya adalah Asma’ binti Umais al Khots’amiyyah.
f. Ummu Kultsum binti Abu Bakar.Lahir setelah Abu Bakar wafat. Ibunya adalah Habibah, riwayat lain menyebutkan Fakhitah binti Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair al Anshari. Ia dinikahi Thalhah bin Ubaidillah
Keenam putera-puteri Abu Bakar adalah sahabat Nabi, kecuali Ummu Kultsum. Sementara Muhammad lahir masih zaman Nabi. Abu Bakar wafat pada tanggal 27 Jumadil Akhir 13H.
2. Abu Hafs Umar bin Khatab ra
-Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razakh bin Adiyy bin Ka’b bin Lu’ai bin Ghalib.Bertemu silisilah/ keturunan dengan Rasulullah saw di Murrah bin Ka’b.
-Ibunya adalah Khantamah binti Hasyim. Riwayat lain menyebutkan binti Hisyam bin al Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum.
-Umar masuk islam di Mekah, dan mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah saw
-Putera-puteri Umar
1.Abu Abdurrahman Abdullah
Masuk Islam pada awal datangnya Islam. Berhijrah bersama ayahnya. Dan dia termasuk sahabat pilihan.
2. Hafshah, istri Nabi saw
Ibu Hafshah adalah Zaenab binti Math’un
3. Ashim bin Umar
Lahir pada zaman Rasulullah saw. Ibunya adalah Ummu Ashim Jamilah binti Tsabit bin Abi al Aqlah
4&5. Zaid al Akbar bin Umar, dan Ruqayyah putri Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib.
6. Zaid al Ashghar dan Abdullah, keduanya putera Ummu Kultsum binti Jarwal al Khuzza’i
7&8.Abdurrahman al Akbar bin Umar dan Abdurrahman al Ausath, Abu Syahmah yang didera akibat minum khomr. Ibunya adalah Ummu Walad yang juga disebut Lahyah.
9. Abdurrahman al Ashghar bin Umar. Ibunya adalah Ummu Walad yang juga disebut Fakihah.
10. Iyadh bin Umar. Ibunya adalah Atikah binti Zaid bin Amr bin Nufail.
11. Abdullah al Ashghar bin Umar. Ibunya adalah Saidah binti Rafi’ al Anshariyyah. Dari Bani Amr bin Auf
12. Fathimah binti Umar. Ibunya adalah Ummul Hakim binti Harits bin Hisyam
13. Ummul Walid binti Umar. Tetapi kebenaran masih perlu diteliti lagi.
14. Zaenab binti Umar. Saudara Abdurrahman al Ashghar bin Umar.
- Umar mengemban kekhalifahan selama 10 tahun 6,5 bulan. Terbunuh pada akhir DzulHijjah 23 Hijriyah, pada usia 63 tahun sesuai dengan usia Rasulullah saw. Akan tetapi ada perselisihan pendapat tentang usia beliau ini.
3. Abu Abdullah Ustman bin Affan ra
Ia adalah cucu dari Abu al Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Nasab keturunannya bertemu dengan Rasulullah saw di Abdu Manaf, yang merupakan kakek ke lima.
Nam ibunya adalah Arwa binti Kuraiz bin Rabiah bin Habib bin Abdi Syams bin Abdu Manaf. Sementara Ibnya adalah putri Ummul Hakim al Baidha’ binti Abdul Muthalib.
Utsman masuk islam pada awal datangnya islam di Mekah. Melakukan hijrah 2 kali (Habasayah dan Medinah). Menikahi 2 puteri Rasulullah saw. Mengemban kekhilafahan selama 12 tahun kurang 10 hari. Ada riwayat menyebutkan kurang12 hari.Terbunuh pada 18 Dzul Hijjah tahun ke-35 Hijriah ba’da Ashar. Saat itu ia sedang puasa. Ia meninggal pada usia 82 tahun.
Putera-puteri Beliau:
Abdullah al akbar, dilahirkan oleh Ruqayyah, puteri Rasulullah saw. Meninggal dunia pada usia 6 tahun. Rasulullah saw ikut masuk liang lahat saat penguburannya.
Abdullah al Ashghar, dilahirkan oleh Fakhitah binti ‘Azwan, saudari Utbah
,4,5 dan 6.Umar, Khalid, Aban dan Maryam. Mereka dilahirkan oleh Ummu Amr binti Jundab bin Amr bin Humamah dari kabilah Azd daerah Daus
7,8 dan 9. al Walid, Said dan Ummu Amr. Mereka dilahirkan oleh Fatimah binti Walid bin Abdu Syams bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum.
10. Abdul Malik. Dia tidak mempunyai keturunan. Meninggal dunia tatkala telah dewasa. Dia dilahirkan oleh Ummul Banin binti Uyainah bin Hisn bin Hudzaifah bin Zaid
11, 12, 13. Aisyah, Ummu Aban dan Ummu Amr. Mereka dilahirkan oleh Ramlah binti Syaibah bin Rabiah
14,15,16. Ummu Khalid, Arwa dan Ummu Aban as Sughra. Mereka dilahirkan oleh Nailah binti Farafishah bin Ahwas bin Amr bin Tsa’labah bin Harits bin Hisn bin Dhamdham bin Adyy bin Janab bin Kalb bin Wabrah
4. Abu al Hasan Ali bin Abi Thalib ra
Dia adalah cucu Abdul Mutthalib, sepupu Rasulullah saw.
Dia dilahirkan oleh Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf. Fatimah adalah wanita Bani Hasyim pertama yang melahirkan keturunan dari Bani Hasyim. Masuk Islam di Mekah lalu hijrah ke Madinah dan wafat pada zaman Rasulullah saw.
Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fatimah puteri Rasulullah saw. Kemudian lahirlah hasan, Husein dan Muhassin dari pernihan ini. Tetapi Muhassin wafat tatkala masih kecil.
-Putera-Puteri yang lain
1.Muhammad bin Hanafiah. Ia dilahirkan oleh Khaulah binti Ja’far, dari Bani Hanifah.
2,3. Umar bin Ali dan saudirnya Ruqayyah al Kubro
Al Abbas al Akbar bin Ali, disebut juga asSaqa. Ia terbunuh bersama Husein
5,6,7,8. Usman, Ja’far, Abdullah dan Banu Ali. Mereka saudara seayah dan seibu al Abbas al Akbar. Adapun ibu mereka adalah Ummul Banin al Kilabiyah.
9,10. Ubaidullah dan Abu Bakar. Mereka tidak punya keturunan. Mereka dilahirkan oleh Laila binti Mas’ud anNahsyaliyyah
11. Yahya bin Ali. Meninggal saat masih kecil. Lahir dari Asma’ binti Umais
12. Muhammad bin Ali alAshghar ibumya adalah seorang budak yang bernama Daraj.
13.,14. Ummul Hasan dan Ramlah. Mereka dilahikan Ummu Sa’d binti Urwah bin Mas’ud ats Tsaqofi.
15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25.Zaenab as Sughra, Ummu Kultsum as Sughra, Ruqayyah as Sughra, Ummu Hani’, Ummul Kiram, Umu Ja’far (nama aslinya Jumanah), Ummu Salamah, Maimunah, Khadijah, Fatimah, dan Umamah. Mereka ini dilahirkan dari para ibu yang berbeda-beda.
Ali mengemban kekhilafahan selama 4 tahun 7 bulan lebih beberapa hari. Ada beberapa pendapat berbeda mengenai hari. Ia mati terbunuh saat usianya 63 tahun. Ada beberapa riwayat lain menyebutkan 53tahun, 58 tahun, 57 tahun. Pada saat itu disebut tahun Jama’ah, tahun 40 H.
5. Abu Muhammad Thalhah bin Ubaidillah ra
Ia cucu Usman bin Amr bin Ka’b bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib. Bertemu silisilah / keturunan dengan Rasulullah saw di Murrah bin Ka’b.
-Ibu Thalhah
Adalah Sha’bah binti Khadrami, saudari al Ala’ bin Khadrami. Nama asli al Khadrami adalah Abdullah bin Abbad bin Akbar bin Auf bin Malik bin Uwaif bin Khazraj bin Iyadh bin Sidq. Ibunya masuk islam dan wafat dalam islam.
Thalhah masuk islam pada awal datangnya islam di Mekah. Turut serta dalam Perang Uhud dan peperangan setelahnya. Dia tidak turut dalam Perang Badar karena saat itu ia di Syam untuk berdagang. Tetapi Rasulullah saw memberikannya harta rampasan perang Badar dan menetapkannya sebagai ahli Badar.
-Diantara Putera-Puterinya:
1,2. Muhammad asSajjad,dan Imran
Muhammad asSajjad terbunuh bersama ayahnya.Kedua putera tersebut dilahirkan Hamnah binti Jahsy
3. Musa bin Thalhah. Dilahirkan Khaulah binti Qo’qo’ bin Ma’bad bin Zurarah.
4,5,6. Ya;kub, Ismail, Ishaq.mereka dilahirkan Ummu Aban binti Utbah bin Rabiah
7,8. Zakaria dan Aisyah. Dilahirkan Ummu Kultsum binti Abu Bakar as Shiddik ra
9. Ummu Ishaq binti Thalhah. Dilahirkan Ummul Haris binti Qasamah bin Handzalah at Thaiyyah.
Seluruh Putera puteri Thalhah 11 orang. 2 anak yamg lain ada riwayat yang menyebutkan Usman dan Shalih, namun riwayat kurang kuat.
Thalhah terbunuh pada Perang Jamal pada tahun 36 H. Saat itu ia berusia 62 tahun.
6. Abu Ubaidillah Zubair bin Awwam ra
Ia cucu Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushayy bin Kilab. Nasab keturunannya bertemu dengan Rasulullah saw di Qushayy bin Kilab, yang merupakan kakek ke lima.
-Ibunya:
Shafiyyah binti Abdul Mutthalib, bibi Rasulullah saw. Masuk Islam dan Hijrah ke Madinah.
Zubeir berhijrah dua kali (Habasayah dan Medinah).dan ia shalat dua kiblat (sebelum dirubah menghadap ka’bah, dahulu kaum muslimin shalat menghadap masjidil Aqsa). Ia adalah orang yang pertama kali menghunus pedangnya di perang fi sabilillah . Ia disebut hawaryy Rasulullah saw.
- Diantara Putera-Puterinya:
1. Abdulllah, ia merupakan orang islam pertama yang lahir setelah hijrah.
2,3,4,5,6,7,8. Al Mundzir,Urwah,Ashim, al Muhajir, Khadijah al Kubro, Ummul Hasan, Aisyah
Kedelapan anak tersebut dilahirkan Asma’ binti Abu Bakar ra.
8,10,11,12,13. Khalid, Amr, Habibah, Saudah, Hindun. mereka dilahirkan Ummu Khalid binti Khalid bin Said bin al Ash.
14,15,16. Mush’ab, Hamzah, Ramlah. mereka dilahirkan Rabbab binti Unaif al Kalbiyyah.
17,18,19. Ubaidah, Ja’far, Hafshah mereka dilahirkan Zaenab binti Bisyr dari Bani Qais bin Tsa’labah.
20 Zaenab binti Zubair. ia dilahirkan Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu’aith
21. Khadijah asShughra. ia dilahirkan alJalal binti Qais dari Bani Asad bin Khuzaimah.
Seluruh putera puteri Zubeir 21 orang.
Ia terbunuh pada Perang Jamal pada tahun 36 H. Saat itu ia berusia 67 tahun.Riwayat lain 66 tahun.
7. Sa’ad bin Abi Waqas ra
Nama Abi Waqas adalah Malik bin Uhaib bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Bertemu silisilah/ keturunan dengan Rasulullah saw di Kilab bin Murrah.
-Ibunya: Hamnah binti Sufyan bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdi Manaf
Sa’ad masuk islam pada awal datangnya Islam di Mekah. Ia berkata: “Saya adalah orang ketiga yang masuk Islam“
Turut serta dalam Perang Badar dan seluruh peperangan setelahnya bersama Rasulullah saw. Ia adalah orang yang pertama kali melontarkan anak panahnya di perang fi sabilillah. Adapun lontaran anak panahnya diarahkan pada sebuah pasukan yang di dalamnya terdapat Abu Sofyan. Pertemuan 2 pasukan itu terjadi dekat Rabigh di awal tahun pertama Rasulullah saw datang di Madinah.
- Diantara Putera-Puterinya:
1. Muhammad, ia dibunuh al Hajjaj
2. Umar, dibunuh al Muhtar bin Abi Ubaid
3,4 Amir da Mus’ab. Mereka berdua meriwayatkan hadis
5,6,7. Umair, Shalih, Aisyah mereka Bani Sa’d
Wafat di istananya di Aqiq, yang jaraknya 10 mil dari Madinah. Lalu jenazahnya dipikul ke Madinah. Itu terjadi tahun 55 H. saat itu ia berusia 70 tahun lebih. Ia merupakan orang yang terakhir meninggal diantara 10 orang yang mendapat kabar gembira masuk surga.
8. Abu al ‘Awar Said bin Zaid bin Amr ra
Ia cucu Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Razah bin Adyy bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib. Bertemu silisilah/ keturunan dengan Rasulullah saw di Ka’b bin Luayy.
Ibunya: Fatimah binti Ba’jah bin Umayyah bin Khuwailid, dari Bani Mulaih dari Khuzaah.
Said bin Zaid adalah sepupu Umar bin Khatthab ra, dan menikah dengan saudara Umar, Ummu Jamil binti Khattab.
Ia masuk islam pada awal datangnya islam di Mekah.Namun ia tidak turut dalam Perang Badar.
Diantara Puteranya adalah Abdullah, seorang penyair.
Zubeir bin Bakkar berkata: Said anaknya sedikit, dan diantar mereka tinggal di luar Madinah.
Said meninggal tahun 51 H. saat itu ia tengah berusia lebih dari 70 tahun
9. Abu Muhammad Abdurrahman bin Auf bin Abdi Auf ra
Ia cucu Ibnu Abd bin al Haris bin Zuhrah bin Kilab. Bertemu silisilahnya dengan Rasulullah saw di Kilab bin Murrah.
Ibunya bernama as Syifa’. Riwayat lain menyebutkan al’Anqa’binti Auf bin Abdul Harits bin Zuhrah.ia masuk Islam dan hijrah
Abdurrahman bin Auf masuk Islam pada awal datangnya Islam di Mekah. Turut serta dalam Perang Badar dan seluruh peperangan setelahnya bersama Rasulullah saw.Dalam riwayat sahih disebutkan bahwa Rasulullah saw pernah menjadi makmum shalat padanya saat Perang Tabuk.
- Diantara Putera-Puterinya:
a. Salim al Akbar, meninggal sebelum datangnya Islam
b. Ummul Qasim, lahir pada zaman Jahiliyah
c. Muhammad, lahir setelah datangnya Islam. Dengan nama ini Abdurrahman dijuluki (abu Muhammad)
d, e, f. Ibrahim, Humaid dan Ismail. mereka dilahirkan Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mua’ith bin Abi Amr bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdi Manaf
Ummu Kultsum termasuk wanita yang hijrah dan salah seorang yang telah baiat pada Rasulullah saw. Dan seluruh putera Abdurrahman yang lahir darinya, menjadi perawi hadis.
Urwah bin Abdurrahman, terbunuh di Afrika. Ia dilahirkan Nuhairah binti Hani’ bin Qabishah bin Mas’ud bin Sya’ban
Halim al Asghar, terbunuh di Afrika .Ia dilahirkan Sahlah binti Suhail bin Amr. Ia saudara seibu Muhammad bin Abu Hudhaifah bin Utbah
Abdullah al Akbar, terbunuh di Afrika. Ibunya dari bani Abdil Ashal. Abu Bakar bin Abdurrahman dan Abu Salamah al Fakih, ia Abdullah al Ashghar. Ibunya adalah Tumadhir binti al Ashbagh alKalbiyyah. Ia wanita dari Bani Kalbiy pertama yang dinikahi lelaki Quraisy.
Abdurrahman bin Abdurrahman dan Mus’ab bin Abdurrahman. Mush’ab pernah menjadi tawanan polisi Marwan bin Hakam di Madinah.
Abdurrahman meninggal di Madinah, dan dimakamkan di Baqi’ tahun 32 H saat kekhalifahan Usman bin Affan.Usman ikut menyolati jenazahnya. Ia wafat pada usia 72 tahun.
10. Abu Ubaidah Amir bin Abdullah bin al Jarrah ra
Ia cucu Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al Harrits bin Fihr bin Malik.
Dilahirkan Ummu Ghanm binti Jabir bin Abdul Uzza bin Amir bin Umairah bin Wadi’ah bin Al Harits bin Fihr. Dalam riwayat lain: Umaimah binti Ghanm bin Jabir bin Abdul Uzza. Bertemu silisilah/ keturunan dengan Rasulullah saw di Fihr bin Malik.
Abu Ubaidah masuk islam pada awal datangnya islam di Mekah, sebelum Rasulullah saw masuk Darul Arqam. Turut serta dalam Perang Badar dan beberapa peperangan setelahnya bersama Rasulullah SAW. Pada saat Perang Uhud, ia mencabut dua gelang (dari rajutan baju besi) yang menancap di wajah Rasulullah saw dengan gigi depannya.Akibatnya, tanggallah 2 giginya
-Keturunan Abu Ubaidah ra:
Hanya 2 putera, yaitu Yazid dan Umar. Namun mereka meninggal, dan tak terdapat lagi penerus generasi Abu Ubaidah.
- Wafatnya:
- Abu Ubaidah ra wafat karena wabah penyakit tha’un amwas pada tahun 18 H. Ia dimakamkan di Ghour Baisan di Desa Amta’. Saat itu usianya 58 tahun. Muadz bin Jabal ra ikut menshalati jenazahnya. Ada riwayat lain menyebutkan Amr bin A’sh pun ikut.
Pada saat Perang Badar Abu Ubaidah membunuh ayahnya yang saat itu masih kafir. Karena peristiwa ini Allah menurunkan ayat:
Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.
[1] Kalimat ini sangat global dan umum, andai hanya disebutkan dengan:” Dikaruniai Allah sesuatu yang tidak diberikan siapapun“, atau semacam ini, maka lebih baik.Karena sesungguhnya diantara ilmu orang-orang terdahulu dan yang akan datang ada yang tidak diketahui oleh Nabi saw, bahkan hal-hal yang terjadi pada zaman Rasulullah saw sendiri. Bukti ini sangat jelas , diantaranya Nabi ditanya tentang roh, maka Allah mewahyukan. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku. Dan ketika ditanya tentang Penghuni goa (ashabul Kahfi) Rasul menjawab:“akan kuberitahu besok“ akan tetapi wahyu tidak segera turun.Maka beliau pun sedih. Lalu turunlah wahyu yang menerangkan tentang Ashabul Kahfi dengan FirmanNya:. Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,
kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah (alKahfi:23-24). Dan ketika ditanya tentang hari kiamat, beliau mengakui akan ketidaktahuannya dengan perkataan:“ Tidaklah yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya“.Firman Allah: Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". (al Ahzab:63).
Dan dalam kisah tentang penetapan syariat tayammum dalam Shahih Bukhari no 334, tatkala para Shahbat mencari kalung Aisyah ra, dan mereka tidak menemukannya sementara Rasulullah bersama mereka. Mereka baru menemukan dibawah unta saat unta tersebut berdiri. Kesimpulannya Rasulullah saw tidak mengetahui sesuatu kecuali ditunjuki oleh Allah, baik ilmu, hikmah, keistimewaan,kemuliaan, dan segala hal yang tidak diberikan pada siapapun. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah padanya hingga hari kiamat. Barangkali ini yang dimaksud Penulis dengan kalimat tersebut. Dan saya tandaskan lagi bahwa kalimat ini sangat gloabal, sementara ada sebagian orang-orang bodoh meyakini bahwa Rasulullah mengetahui hal-hal ghaib sekalipun tidak ditunjuki Allah. ( komentator: Syeikh Khalid as-Syayi’)
Cara berkomunikasi Nabi Sulaiman AS dengan semut
November 20, 2011, 10:30 PM
Nabi Sulaiman AS mengerti mantiq burung, yakni memahami makna kicau, gerak-gerik dan perangai serta kebiasaan burung. Sekarang ini ada sebuah disiplin ilmu yang disebut ethology (jangan dikacaukan dengan ecology), yaitu ilmu yang berhubungan dengan perangai binatang (animal behavior), terutama yang berhubungan dengan habitatnya. Dalam Abad yang lalu ada Sulaiman modern yang bergelar "The Bird Man of Al Catraz", yaitu seorang penghuni/narapidana di penjara Al Catraz yang faham dan ahli betul dalam hal ethology khusus untuk burung.
Mari kita mencoba bertanya kepada AL QURAN sebagai petunjuk bagi Umat Manusia.
Hattay idza- Ataw ‘alay Wa-di nNamli Qa-lat Namlatun Ya-ayyuha- nNamlu Dkhuluw Masa-kinakum.
Sehingga tatkala mereka sampai ke lembah “semut”, berkata “seekor semut”, hai “semut” masuklah ke dalam tempat tinggalmu (QS.27:18).
Fatabassama Dha-hikan min Qawliha-.
Maka (Sulaiman) tersenyum oleh ucapan (“semut”) itu (QS.27:19).
.
“Semut” dalam ayat 18 dan 19 yang dikutip di atas itu, dari “puak semut“. “Seekor semut” maksudnya Induk Semut / Raja Semut.
Terus bagaimana korelasi Ayat Al - Quran mengenai Nabi Sulaiman berkomunikasi dengan mahluk lainya ?
1. CARA KOMUNIKASI SEMUT :
Dalam Surah ke 11 (Huud 56) Allah menerangkan tentang keberadaan Semut
.........................Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya,..........
korelasi ayat diatas dilanjutkan kepada Surah Huud : 6
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Pada ayat Huud:6 diatas Allah menerangkan tentang tempat tinggal Semut dan pada Huud:56 Allah menerangkan bagaimana cara Komunikasi mahluk tersebut yang senantiasa memegang Ubun-Ubun.
Kita ketahui bahwa seekor semut senantiasa mengelus ubun-ubun atau kepala dengan antena dibagian atas untuk mendapatkan Vibrasi atau getaran
Recent studies have shown that stridulations are also initiated to recruit workers to an attractive food source, and that these vibrations are transferred to the substrate through the ant's head (Roces et al., 1993)
Untuk jarak dekat mereka komunikasi lewat cairan kimia, untuk jarak jauh mereka lewat vibrasi. Contohnya kalau ratu semut atau rayap mati, semua anak buahnya seperti kehilangan perintah karena semua perintah ditransmit oleh induk ke anak buahnya lewat udara, bukan lewat cairan kimia.
2. CARA BERKOMUNIKASI NABI SULAIMAN AS
Kita mengetahui Mukzizat Nabi Sulaiman sebagaimana Allah memberikan kelebihan kepada Nabi ini bisa dilihat pada Surah Al Quran Saba':
QS 34:12 Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.
QS 21:81. Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dari ayat diatas Allah menerangkan "Angin" tunduk atas "KAMI" kami yang dimaksud adalah Allah memerintahkan supaya Angin juga tunduk atas perintah Nabi Sulaiman AS. dan tidak bisa disangsikan lagi kecepatan angin bisa juga diartikan kecepatan Suara.
ANGIN SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
Dari korelasi cara berkomunikasi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa semut berkomunikasi melalui Vibrasi atau sebuah getaran yang disampaikan oleh Udara/Angin sebagai media trasnfer kepada Nabi Sulaiman dalam bentuk kabar ataupun berita sebagaimana AL-QURAN menerangkan dalam Surah Ar Ruum ayat ke 46:
QS 30:46. Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira.....................................................
Al A'raaf
QS 7:57 Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya,.....................................
Al Furqaan
QS 38:48. Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya....................................
Al Jaatsiyah
QS 45:5 .......................................dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.
dan dari beberapa Ayat diatas Allah menerangkan dengan gamblang pada Surah An Naml tentang kejadian yang dialami pada saat nabi Sulaiman AS
QS 27:63. Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).
MAHA BESAR ALLAH SEMESTA ALAM dalam segala wahyu yang diberikan-Nya kepad kita semua.
Semoga kita dapat mengambil ILMU untuk tetap tawaduk kepada ALLAH SWT. Sebagaimana Nabi Sulaiman Tunduk dan patuh kepada Allah sampai Ahir Hayatnya.
Saba'
QS 34:14. Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap "DABAH" yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.
Semoga Attikel tentang "DABAH" (mahluk kecil) berserta Nabi Sulaiman memberikan tambahan keimanan kita semua
Wassalamualaikum Wr.Wb
PROSES PENCIPTAAN ADAM BERDASAR AL-QURAN
November 20, 2011, 8:42 AM
Di dalam tubuh manusia, 86%-nya terdiri dari 4 unsur dominan, yaitu :
- Oksigen (65%)
- Karbon (18%)
- Hidrogen (10%)
- Nitrogen (3%)
Hal ini, nampaknya bersesuaian dengan berita yang terkandung di dalam ayat-ayat Al Qur’an, sebagaimana terdapat pada 6 (ayat) berikut :
1. QS. Ar Rahman (55) ayat 14:
“Dia (Allah) menjadikan manusia dari tanah liat (shal-shal) seperti tembikar (fakhkhar = tanah yang dibakar)”.
Yang dimaksudkan dengan kata “shal-shal” di ayat ini ialah: tanah kering atau setengah kering yakni “zat pembakar” atauoksigen (O), sedangkan kata “fakhkhar“, ialah “zat arang” atauatom karbon (C).
2. QS. Al Hijr (15) ayat 28:
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah liat (shal-shal) dan lumpur hitam (hamaa-in) yang berbentuk (berupa)”.
Di ayat ini kata “shal-shal” yang bermaknaoksigen (O), sedangkan kata “hamaa-in” ialah “zat lemas” atau nitrogen (N).
3. QS. As Sajadah (32) ayat 7:
“Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada tanah (thien)”.
Yang dimaksud dengan kata “thien” (tanah) di ayat ini ialahatom hidrogen (H).
4. QS. Ash Shaffaat (37) ayat 11:
“Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari tanah liat (laazib)”.
Yang dimaksud dengan kata “laazib” (tanah liat) di ayat ini merupakan hasil persenyawaan antara “zat besi” atauferrum (Fe) dengan Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan.
5. QS. Ali Imran (3) ayat 59:
“… Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah (turab) kemudian Allah berfirman kepadanya ‘Jadilah engkau’, lalu berbentuk manusia”.
Yang dimaksud dengan kata “turab”(tanah)di ayat ini ialah “unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah” yang dinamai “zat-zat anorganis”.
6. QS. Al Hijr (15) ayat 29:
“Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)…”.
Di ayat ini, menerangkan tentang proses terakhir kejadian manusia, yaitu melalui ditiupkannya ruh. Proses yang melibatkan “campur tangan” MAHA PENCIPTA ini, menjadi pembeda antara Kaum Beriman dengan Kaum Atheis. Pihak Atheis menolak, proses munculnya kehidupan yang datangnya dari ALLAH, sementara mereka sendiri kebingungan untuk menjawab, darimana datangnya asal kehidupan itu?
Pada ke-enam ayat Alquran ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani).
Sebagaimana disebutkan pada ayat yang ke-lima tentang kata“turab” (tanah)ialah zat-zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai zat anorganis. Zat anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses persenyawaan atom.
Jelasnya adalah Persenyawaan antarafakhkhar (atom karbon (C) = zat arang), shal-shal (atom oksigen (O)= zat pembakar),hamaa-in (atom nitrogen (N) = zat lemas) dan thien (atom hidrogen (H) = zat air), kemudian bersenyawa dengan “laazib” yang merupakan hasil persenyawaan besi (Ferrum/Fe), Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan.
Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah “Turab” (zat-zat anorganis) dalam QS. Ali Imran (3) ayat 59. Dan salah satu di antara zat-zat anorganis yang penting ialah“Zat Kalium/Ca”yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, terutama di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dianggap terpenting karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus.
Dengan berlangsungnya aktivitas “proteinisasi” berlanjut kepada “proses penggantian” yang disebut“substitusi”. Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah elektron-elektron kosmik yang mewujudkan sebab pembentukan (formasi), dinamai juga“sebab wujud”atauCausa Formatis.
Adapun sinar kosmik merupakan sinar yang mempunyai kemampuan untuk mengubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar kosmik dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya.
WaLlahu a’lamu bishshawab
PAULUS, MESIAS BONEKA CIPTAAN HERODES AGUNG
November 6, 2011, 2:14 PM
Pemisahan diri Paulus dari Jemaat diatas sebenarnya merupakan wujud bekerja dengan baiknya rekayasa Herodes Agung pada diri Paulus. Paulus memang dirancang untuk menjadi mesias boneka untuk menghadapi kebangkitan mesias Israel yang dinubuatkan (Yesus), supaya tidak terulang kejadian Musa menghancurkan kekuasaan Firaun Mesir di Yehuda, karena Mesias yang dinubuatkan ini dikatakan membawa pola Musa.
Kalau kita tengok sejarah bangsa Israel, nama Saulus yang merupakan nama lahir Paulus harusnya merupakan sesuatu yang sangat aneh, terutama untuk orang yang diketahui dibesarkan dalam pendidikan keyahudian yang ketat. Nama itu adalah nama seorang raja blacklist yang dinyatakan oleh alkitab sendiri Allah menyesal telah memilihnya sebagai raja. Siapa yang tidak mengenal raja Saulus yang membangkang kepada Allah? Terlebih lagi orang yang bersangkutan merupakan musuh bebuyutan raja Daud yang dihormati.
Raja Daud berjasa mengalahkan Goliat, dibanggakan oleh seluruh bangsa Israel. Pernah menjadikan bangsa Israel menjadi bangsa yang besar. Ia juga penulis kitab yang selalu dibaca oleh orang-orang Israel untuk menjadi pedoman hidup mereka yang dikenal dengan kitab Mazmur. Di samping itu mesias yang dinubuatkan akan bangkit untuk menyelamatkan bangsa Israel itu dikenal dengan sebutan Anak Daud. Bagaimana mungkin ada orangtua dari kalangan orang Ibrani menamai anaknya dengan nama manusia blacklist, seolah-olah ia tidak peduli bahkan menghina kebesaran raja Daud?
Dari Alkitab sendiri kita mengetahui ternyata Paulus mempunyai bapak romawi (Kisah 22:28, Kisah 23: 27)! Paulus juga melarang keras pengikutnya membicarakan serta mengkait-kaitkan silsilah (Titus 3:9, 1 Timotius 1: 4), apalagi mengkait-kaitkannya dengan hukum Taurat. Ada apakah gerangan di balik semua ini?!!
Supaya kebayang, coba saya urutkan dulu peta ceritanya....
1. Nubuat kedatangan mesias Israel (Yesus)
2. Antisipasi model Firaun Mesir di tanah Yehuda oleh Herodes.
3. Rekayasa mesias tandingan (Kelahiran PAULUS).
4. Kesalahpahaman tentang penyaliban Yesus.
5. Pengejaran dan pembunuhan atas pengikut Yesus.
6. Pertemuan face to face Paulus dgn Yesus di gurun.
7. Paulus dibaptis oleh Ananias Damsyik.
8. Ikut serta memberitakan Taurat bersama murid-murid.
9. Paulus menarik diri dan stand by di Tarsus sebagai jemaat biasa.
10. Paulus dipanggil untuk mengurusi jemaat tak diharapkan.
11. Doktrin kematian kebangkitan terbentuk pada pikiran Paulus.
12. Paulus disidang di Yerusalem tentang penyimpangan ajaran.
13. Paulus memisahkan diri dari jemaat.
14. Penyangkalan Paulus terhadap Yesus.
15. Fitnah Paulus tentang keberadaan murid-murid.
16. Fitnah Paulus tentang keyakinan jemaat bersunat.
-------------------------
1. Nubuat kedatangan mesias Israel (YESUS).
Matius 2:6 Dan engkau betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara yang memeritah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.
Kisah 7:37 Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu
2. Antisipasi model Firaun Mesir di tanah Yehuda oleh Herodes.
Untuk mengantisipasi kebangkitan seorang Musa di tanah Yehuda Herodes Agung memerintahkan pembunuhan terhadap anak-anak umur dua tahun kebawah persis seperti yang dilakukan oleh Firaun Mesir.
Matius 2:16 Herodes menyuruh membunuh semua anak di betlehem dan sekitarnya yang berumur dua tahun kebawah.
3. Rekayasa mesias tandingan (Kelahiran PAULUS).
Untuk mengantisipasi lolos seperti Musa, Herodes Agung merekayasa mesias tandingan untuk menciptakan pihak yang merasa terserang jika mesias yang asli tampil. Direkayasalah suatu kelahiran yang merupakan kebalikan dari kelahiran Yesus (kebalikan dari: yang disebut anak Daud, yang mau menyelamatkan bangsa Israel, yang mau memaklumkan Hukum). Kelahiran tersebut diprogram seolah-olah menjadi kelahiran mesias yang dijanjikan untuk Israel di mata sebagian imam-imam Israel untuk menangkal kegelisahan mereka tentang kekuasaan di Yehuda.
Ia akan dididik ketat dengan tradisi keyahudian tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga ia juga bagian dari Romawi. Jadi ia harus menjadi yahudi juga romawi juga. Sehingga nanti tidak akan memihak kepada Yahudi saja, seperti yang pernah dilakukan oleh Musa yang hanya membela sesama yahudinya yang menghajar sampai mati seorang Mesir. Terhadap Herodes Muda Galilea ia harus satu darah, jadi tidak akan terulang kejadian seperti Musa yang melupakan total persaudaraannya dengan Ramses (Firaun Muda) karena ia memang tidak sedarah. Bahkan sedikitpun Musa tidak punya darah Mesir. Ia hanya seorang anak Ibrani yang dipungut dari sungai nil.
Mesias rekayasa ini juga harus lahir di luar tradisi bangsa Israel yang wajar tentang pernikahan. Ini termasuk bagian yang penting untuk menjadi oposisi dari mesias yang sesungguhnya, karena salah satu nubuat tentang kedatangan sang mesias adalah mau memaklumkan Hukum kepada bangsa-bangsa. Maka untuk itu semua lahirlah nama Saulus oleh Herodes Agung terhadap seorang perempuan suku benyamin, di luar tradisi pernikahan yang wajar menurut ukuran Taurat (lahir dari pelanggaran hukum).
Demikianlah kelahiran mesias tandingan itu diprogram, bila mesias yang sesungguhnya itu lolos dari pembunuhan massal anak dua tahun kebawah itu, maka akan ada yang melawannya secara pribadi untuk Romawi dari kalangan orang yahudi sendiri. Atau jika mesias rekayasa ini sendiri menjadi sangat kuat dan berkuasa, diharapkan Romawi juga akan tetap aman.
4. Kesalahpahaman tentang penyaliban Yesus.
Orang-orang Yahudi merasa telah membunuh Yesus di tiang salib, dengan kata lain, mereka merasa telah membuktikan Yesus nabi palsu, karena menurut Taurat dan yang telah menjadi pengetahuan turun-temurun, orang yang mati di kayu salib itu orang terkutuk. Padahal hanya diserupakan seperti itu bagi mereka (diserupakan seperti mereka telah membunuhnya). Yang jelas mereka tidak membunuhnya dengan cara apapun (termasuk membunuh dengan cara menyalibkannya), dengan demikian Yesus bukan nabi palsu. Ia adalah utusan Allah yang benar untuk bangsa Israel. Namun mereka telah menyia-nyiakan Yesus.
Untuk membersihkan nama baiknya, Yesus melakukan perjalanan keliling selama empat puluh hari menemui murid-muridnya untuk mengklarifikasi ketidakmatiannya. Termasuk juga terhadap Paulus, untuk menghentikannya upayanya membinasakan jemaat di Damsyik.
5. Pengejaran dan pembunuhan atas pengikut Yesus.
Karena sepengetahuan mereka Yesus mati di tiang salib (seolah terbukti nabi palsu), maka mereka melakukan pengejaran dan pembunuhan terhadap pengikut Yesus sampai ke daerah-daerah di luar Israel. Khususnya Saulus yang sangat bersemangat melakukan itu dengan modal surat kuasa dari imam besar bermaksud menyeret para pengikut Yesus yang berada di Damsyik juga.
6. Pertemuan face to face Paulus dgn Yesus di gurun.
Rencana pembinasaan ke Damsyik diketahui oleh Yesus, maka Yesus menemui Paulus secara pribadi dengan menyamar sambil membuktikan dirinya tidak mati kepada Paulus. Dengan membuktikan diri tidak mati tidak mungkin gagal menghentikan usaha pembinasaan yang keji itu. Paulus pun tidak mempunyai pilihan lain selain dari percaya dan berbaptis. Di kemudian hari Paulus menjadi tinggi hati dan memisahkan diri lagi dari jemaat. Untuk membenarkan ajaran sesatnya (Kematian-Kebangkitan), pertemuannya dengan Yesus itu diceritakan oleh Paulus dengan bahasa yang disamarkan dengan mengatakan melihat cahaya yang terang benderang. Padahal sesungguhnya ia bertemu langsung dengan Yesus: face to face.
7. Paulus dibaptis oleh Ananias Damsyik.
Ketika Paulus hendak berbaptis, Yesus tidak sudi membaptiskannya secara pribadi karena perbuatannya yang mau memberantas jemaat itu. Juga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari seperti meninggikan diri terhadap para murid soko guru jemaat, atau bahkan kalau-kalau ia adalah antikristus yang telah dinubuatkan. Oleh karena itu oleh perintah dari Yesus sendiri, ia dibaptiskan oleh seseorang bernama Ananias yang levelnya ada dibawah murid-murid soko guru jemaat.
8. Ikut serta memberitakan Taurat bersama murid-murid.
Setelah Paulus berbaptis, atas pesan Yesus sendiri pengetahuan dan kemampuan retorikanya segera dimanfaatkan untuk mempengaruhi para penguasa dan pembesar. Tapi hal ini diceritakan dalam Bibel seolah-olah Yesus sangat bergantung kepadanya soal pemberitaan. Mungkin melibatkannya dalam pemberitaan secepat itu akan membuatnya tinggi hati, namun setidaknya ada dua hal yang harus segera dilakukan menyangkut Paulus ini, yaitu: satu, keimanannya harus ditingkatkan terus untuk meredam keantikristusannya untuk sekian lama jika ia ternyata antikristus yang diramalkan itu. Kedua, pengetahuan dan kemampuan retorikanya dapat dipakai untuk mempengaruhi para pembesar.
9. Paulus menarik diri dan stand by di Tarsus sebagai jemaat biasa.
Setelah beberapa lama memperkuat pemberitaan bersama murid-murid, akhirnya Paulus stand by di Tarsus. Setidak-tidaknya ada 3 penyebab Paulus tidak lagi terlibat dalam pemberitaan bersama murid-murid.
a. Mau dibunuh oleh orang-orang yahudi karena Paulus mengajarkan Yesus mesias.
b. Merasa dikucilkan oleh jemaat karena masa lalunya, mungkin juga sudah dicurigai sebagai antikristus.
c. Meninggikan diri dan merasa dengki terhadap kedudukan murid-murid (1Timotius 3: 6).
10. Paulus dipanggil untuk mengurusi jemaat tak diharapkan.
Di Anthiokia mulai banyak orang-orang Yunani masuk jemaat, tapi mereka dibiarkan tidak bersunat dan memakan makanan yang diharamkan. Mereka disebut jemaat tak bersunat. Jika dikaitkan dengan misi asli pemberitaan Yesus, mereka ini merupakan jemaat tak diharapkan. Paulus dipanggil untuk mengurusi jemaat tak diharapkan ini. Ini bisa memberdayakan Paulus yang selama ini non aktif, dimana seolah-olah ia memperoleh lahan kerja dalam pemberitaan yang tidak mengganggu wibawa murid-murid dengan ketinggian hatinya. Tapi ternyata disinilah mulai bergulirnya keantikristusan Paulus. Di Anthiokia ini jugalah nama baru pertama kali digunakan untuk jemaat tak bersunat, yaitu sebutan “kristen”.
Pemanggilan Paulus ini bukan atas perintah dari Yesus tapi merupakan prakarsa dari sidang jemaat atas laporan banyaknya jemaat non yahudi di Anthiokia atas peran beberapa orang jemaat dari Siprus dan Kirene. Jadi bukan Paulus yang memulai menarik jemaat tak bersunat ini. Bahkan sebelum itu Petrus pun telah melakukan pembaptisan terhadap orang non Israel bernama Kornelius, tapi mendapat teguran dari sidang jemaat. Jadi sekali lagi bukan paulus yang memulai menarik orang tak bersunat ke dalam jemaat. Dan sebenarnya jemaat non yahudi itu adalah jemaat tak diharapkan.
Penerimaan terhadap orang-orang bukan yahudi ke dalam jemaat selalu disertai dengan keraguan, yaitu apakah mereka diterima atau tidak ke dalam jemaat. Ketika Yesus pun memuji keimanan seorang wanita samaria, ia terlebih dahulu mengatakan: tidak pantas roti untuk anak-anak di lemparkan kepada anjing. Bahkan murid-murid yang menyertainya meminta izin untuk mengusir wanita itu. Semua ini menandakan bahwa jemaat tak bersunat bukan sentral pemberitaan. Jika jemaat tak bersunat tiba-tiba menjadi sentral pemberitaan oleh Paulus yang mana berpengaruh kepada isi seluruh keyakinan, ini merupakan sesuatu yang lain.
Yang perlu mendapat perhatian adalah, salah satu dari pengajar di Anthiokia ada yang bernama Menahem, seorang yang tercatat di Alkitab dibesarkan bersama dengan raja wilayah Herodes (Kisah 13:1). Pertanyaannya, bagaimana bisa seorang Menahem yang satu asuhan dengan Herodes yang disebut serigala oleh Yesus (Lukas 13: 31-32) bisa menjadi pengajar untuk jemaat tak bersunat di Anthiokia bersama dengan Paulus? Dari mana aksesnya? Dari Paulus tentu saja.
Kalau Paulus punya akses khusus dengan Menahem yang satu asuhan dengan Herodes tentu Paulus punya akses khusus juga dengan Herodesnya sendiri. Karena memang Paulus bersaudara dengan raja wilayah Herodes, namun hal ini dirahasiakan sedemikian rupa. Itu pulalah sebabnya Paulus melarang membicarakan silsilah (Titus 3:9, 1 Timotius 1: 4). Tidak heran ketika Paulus mendapat perkara, ia mendapat perlindungan di istana Herodes (Kisah 23:35).
Menahem mempunyai kesamaan dengan Paulus dalam hal nama. Sama-sama memakai nama raja Israel. Bedanya Paulus lebih banyak diasuh dalam situasi keyahudian di bawah pimpinan Gamaliel, sedangkan Menahem lebih banyak diasuh dalam situasi keromawian di lingkungan istana. Dan juga, jika melihat kepada sikap Herodes yang menganggap Yohanes Pembaptis sebagai seorang nabi dan sikap penasarannya menanti-nantikan pertemuan dengan Yesus, maka dapat dipastikan bahwa Herodes pun mendapatkan pendidikan keyahudian yang terprogram. Dengan demikian baik raja wilayah Herodes, Menahem dan Paulus berada di bawah satu rancangan asuhan. Dan tentunya mereka satu bapak!!
11. Doktrin kematian kebangkitan terbentuk pada pikiran Paulus.
Ketidakselarasan Paulus dalam banyak hal dengan jemaat membuat pikiran-pikiran terkutuk muncul di dalam dirinya. Ia mengkaitkan kelahiran dirinya dengan keberadaan jemaat tak bersunat, yang sama-sama di luar hukum dan tradisi yang wajar bangsa Israel. Jika hal ini dimanifestasikan ke dalam suatu ajaran tentunya “PEMBATALAN HUKUM” akan dapat membebaskan dirinya dari ikatan dengan murid-murid bahkan ikatan dengan Yesus sekalipun. Dengan demikian panas hatinya akan hilang dan seakan ia menemukan jati dirinya dan memperoleh kemerdekaan, sekalipun itu merupakan kekafiran.
Tetapi apakah yang akan menjadi tanda pembatalan hukum di dalam kedatangan Yesus? Jawabnya: suatu kematian! Bukankah semua orang mengetahui bahwa Yesus telah digantung di tiang salib? Bukankah Imam Besar Kayafas telah menantangnya untuk turun dari kayu salib namun ia tidak berdaya yang mana disaksikan oleh banyak orang? Bahkan “mukjizat” mempercayai “kematian” Yesus ini bukan hanya membersihkan nama baik diri Paulus terhadap ukuran Hukum, tetapi juga terangkatnya Yesus (baca: kepergiannya) sebagai konsekwensi dari penolakan Israel ditambah dengan pengetahuan Paulus yang luas dapat menempatkan Paulus pada suatu posisi yang setara dengan posisi seorang mesias yang punya wewenang menetapkan prinsip-prinsip dan dasar-dasar keyakinan.
“Kematian” Yesus itu harus diasumsikan Yesus mati bersama ajaran pernyataan Hukumnya itu, sebagai karunia mulai tidak dihitungnya segala kesalahan manusia, ditiadakannya dosa, lalu rohnya bangkit di dalam diri Paulus dengan ajaran lain yaitu ajaran pembatalan Hukum. Untuk dapat ditangkap oleh semua orang dan terdengar membahagiakan pembatalan hukum ini disebut sebagai pengampunan dosa. Paulus sendiri menjadi rasul seperti murid-murid menyebarluaskan ajaran tersebut. Segala sesuatu yang diperlukan untuk memutuskan diri dari jemaat Yerusalem yang mengajarkan pernyataan Hukum dan kepemimpinan para murid ada semua di situ seperti disediakan dari langit. Maka Paulus tinggal meyakinkan kepada orang-orang untuk mempercayai adanya kematian dan kebangkitan Yesus. Untuk itu ia harus nekad berdusta mengatakan Yesus mati di kayu salib, sekalipun Yesus telah membuktikan diri hidup di depan mata kepalanya sendiri saat di gurun, sebagaimana yang dilakukan Yesus kepada murid-murid dan seluruh jemaat.
Kelemahan ide Paulus ini adalah tidak bisa diajarkan kepada orang-orang Israel apalagi terhadap orang-orang Israel anggota jemaat. Itulah sebabnya Paulus mengumumkan dirinya telah dipilih sebagai rasul untuk orang-orang tak bersunat.
Paulus mempertemukan hal-hal dibawah ini untuk membentuk ajarannya
(Beginilah bagaimana keantikristusan diberikan jalan):
1. Kelahiran dirinya yang di luar tradisi yang wajar (Ayah romawi dan ibu yahudi)
2. Adanya rancangan rekayasa dalam dirinya (nama saulusnya dan kaitan-kaitannya).
3. Anggapan Yesus mati di tiang.
4. Kenyataan ramainya orang-orang tak bersunat masuk ke dalam jemaat
5. Adanya pengucilan oleh jemaat bersunat terhadap dirinya
6. Kemustahilan Israel memikul ajaran cinta kasih (keadilan, kesetiaan, belas kasihan).
7. Nubuat dikutuknya bangsa Israel.
8. Nubuat bangsa lain (Arab) menjadi bangsa pilihan.
9. Sikap antipati bangsa Israel terhadap bangsa Arab
10. Pertemuan di gurun yang sangat mendukung.
11. Yesus tidak membaptiskannya secara pribadi.
Tapi karena tidak ada yang namanya kematian Yesus di tiang, maka ajaran tersebut adalah ajaran dusta. Namun dusta bagi orang yang telah putus asa dari rahmat Allah seperti Paulus tentu tidak ada dosanya:
Ro 3:7 Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
12. Paulus disidang di Yerusalem tentang penyimpangan ajaran.
Paulus dipanggil ke Yerusalem untuk ditanyai tentang penyimpangan-penyimpangan yang ia ajarkan di daerah-daerah lain. Namun dalam Sidang Jemaat ia dapat memenangkan perdebatan dengan pemutarbalikannya sehingga ia dibiarkan oleh murid-murid, apalagi ia “membuktikan diri” dengan membawa persembahan yang banyak atas nama jemaat tak bersunat.
Dan terkait dengan kegelisahan orang-orang yahudi luar jemaat, ada dari murid-murid menyarankan agar Paulus berpura-pura mentahirkan diri dengan tradisi yahudi karena mereka juga telah mendengar khabar dirinya mengajarkan pembatalan Taurat di daerah-daerah lain itu. Mereka ini juga membawa Paulus ke sebuah sidang, namun dalam hal ini Paulus memastikan kepada mereka bahwa Yesus hidup alias tidak mati (Kisah 25:19), padahal kepada jemaat tak bersunatnya ia mengaku Yesus mati. Inilah yang ia maksudkan dengan dua sikap terhadap yahudi dan bukan yahudi untuk memenangkan hati mereka (1Korintus 9: 19-22).
13. Paulus memisahkan diri dari jemaat.
Dengan alasan kelahirannya Paulus yakin bahwa dirinya memang ditakdirkan untuk membatalkan ajaran Hukum, dengan demikian ia merasa ditakdirkan tidak sejalan dengan Yesus yang menyatakan Hukum. Dengan kata lain ia tahu dirinya ditakdirkan menjadi antikristus. Paulus telah menemukan allahnya sendiri. Maka Paulus memberanikan diri memisahkan diri dari Yesus dan kepemimpinan murid-murid melalui perkataannya dibawah ini:
Galatia 1: 15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; 17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
Roma 9: 3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.
14. Penyangkalan Paulus terhadap Yesus.
Sumpah apapun yang dinyatakan oleh Paulus tentang hubungan dirinya dengan Yesus sesungguhnya hanyalah sumpah palsu, karena sesungguhnya Paulus menyangkal Yesus.
Pernyataan Yohanes dari jemaat Yerusalem:
2Yohanes 1:7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
Pernyataan-pernyataan Paulus dari jemaat Makedonia:
2Korintus 5: 16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. 17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Roma 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Ibrani 6: 1 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, 2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. 3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.
2Korintus 12: 2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. 3 Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- 4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. 5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
Roma 9: 3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.
15. Fitnah Paulus tentang keberadaan murid-murid.
Galatia 2:6 Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu--bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka--bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.
2Korintus 11: 4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. 5 Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu.
2Korintus 11: 13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. 14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. 15 Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.
2Korintus 11: 22 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! 23 Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata seperti orang gila--aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.
16. Fitnah Paulus tentang keyakinan jemaat bersunat.
Roma 3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Galatia 3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
Galatia 5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan dibawah ini:
Kejadian 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
Matius 8:11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
Matius 12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan Hukum kepada bangsa-bangsa.
SIAPAKAH YANG DIKORBANKAN OLEH IBRAHIM, ISMAIL ATAU ISHAQ?
November 6, 2011, 11:29 AM
Ismail as adalah putra pertama dari nabi Ibrahim as dengan Hajar, Ishaq as adalah anak kedua dari Ibrahim as dengan Sarah. Sarah adalah istri pertama Ibrahim, namun hingga umurnya yang telah mencapai seumur nenek-nenek belum juga dikarunia anak, maka Sarah memutuskan agar nabi Ibrahim mengawini budaknya yaitu Hajar. Maka Ibrahimpun mempunyai anak dengan Hajar yang diberi nama Ismail. Sarah cemburu hingga mengusir Hajar agar keluar dari rumahnya, Ibrahimpun membawa Hajar serta Ismail ke Mekah dan meninggalkannya di Mekah.
Menurut keimanan Kristen dan Yahudi putra yang dikorbankan oleh Ibrahim adalah Ishaq, tetapi menurut keimanan Islam putra yang dikorbankan adalah Ismail. Perbedaan dua keimanan ini tidak mungkin benar kedua-duanya, pasti salah-satunya saja yang benar, karena
Memang dalam masalah siapakah yang dikorbankan bukanlah masalah akidah, namun kebenaran siapakah yang dikorbankan membawa konsekuensi yang teramat besar, terutama bagi orang-orang Kristen dan Yahudi, pasalnya kebenaran ini berhubungan langsung dengan keakuratan kitab suci dalam mengisahkan kejadian yang sesungguhnya.
Alqur'an menyatakan secara tidak langsung bahwa putra nabi Ibrahim as yang dikorbankan adalah Ismail, sementara menurut Talmud dan Bible yaitu kitab agama Yahudi dan Kristen, menyebutkan secara langsung dan tegas bahwa putra nabi Ibrahim yang dikorbankan adalah Ishaq.
Kajian secara teliti dan jujur, baik berdasarkan Alqur’an, Bible dan Talmud akan diperoleh kesimpulan yang sama bahwa putra nabi Ibrahim yang dikorbankan adalah Ismail as bukan Ishaq as seperti yang diaku-aku oleh orang-orang Yahudi dan Kristen selama ini. Penyebutan nama Ishaq dalam Bible dan Talmud secara tata bahasa berkualitas sebagai sisipan para penulis kitab karena kedengkiannya, mari kita kaji secara ilmiah dan obyektif.
MENURUT AL-QUR’AN
Mari kita perhatikan ayat 100-113 Surat Ash-Shaffat
100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
101. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
102. Maka tatkala anak itu sampai ( pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku me-nyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapat mu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada-mu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
103. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya),(nyatalah kesabaran keduanya)
104. Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian
109. (yaitu) " Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
110. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
111. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba kami yang beriman.
112. Dan kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.
Ayat ini tidak mencantumkan nama anak yang dikorbankan Ibrahim as. namun bukan berarti tidak bisa diketahui siapa anak tersebut.
Inilah ketinggian sastra Alqur'an, walaupun nama tak disebut, namun makna yang hakiki tetap bisa diketahui.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, karena inilah kalimat kunci agar kita bisa mengetahui bahwa anak Nabi Ibrahim adalah Nabi Ismail.
1. Pada ayat ke 112 Allah berfirman:
Di dalam ayat ini terdapat huruf و (wauw) ‘Athf litartibi wa litisholi, maknanya, huruf wauw yang menghubungkan dua peristiwa yang berbeda, secara berurutan sesuai tertib/urutan waktunya, yaitu peristiwa pertama tentang penyembelihan anak Nabi Ibrahim as yang telah dewasa yaitu Nabi Ismail as dan dilanjutkan dengan peristiwa kedua, yaitu kelahiran Ishaq as.
2. Dasar yang menetapkan bahwa anak itu Ismail as. adalah kalimat عليه padai ayat 113:
kata عليه di sini adalah milik Nabi Ismail dan bukan Nabi Ibrahim, mengapa demikian, karena pada kelanjutan ayat Allah berfirman: Dzurriyati hima
dhamir هِـمَا adalah milik Ismail dan Ishaq, karena mereka adalah saudara seayah, sehingga anak cucu mereka yang disebut Allah, bukan anak cucu Ibrahim dan Ishaq, karena keduanya adalah bapak beranak, jadi yang tepat adalah anak cucu Ibrahim dari putra beliau Ismail dan Ishaq.
Coba perhatikan jawaban anak Nabi Ibrahim yang hendak dikorbankan itu pada ayat 102:
Ia menjawab: “Wahai ayah, lakukanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, Insya Allah ayah akan mendapatiku sebagai anak yang sabar ( من الصبرين )
Di dalam Alquran, nabi yang memiliki predikat khusus sebagai (الصبرين) hanya 3 orang, yaitu:
Nabi Ismail
Nabi Idris
Nabi Dzulkifli
"Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka termasuk orang-orang yang sabar." (Al -Anbiya’ :85)
Jadi jelaslah, bahwa Alquran telah menunjukkan hujjah yang terang, bahwa anak Nabi Ibrahim as yang hampir disembelih adalah Nabi Ismail as.
Dalam ayat-ayat selanjutnya mengisahkan dialog antara nabi Ibrahim dengan Ismail tentang perintah penyembelihan Ismail, dan beliau berdua berhasil melalui ujian yang nyata tersebut dengan amat sabar, dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengganti Ismail dengan seekor sembelihan yang besar.
Setelah al-Qur’an mengisahkan kisah antara nabi Ibrahim dengan putranya Ismail, dalam ayat selanjutnya yaitu QS. As-Shaffat:112 Al-Qur’an mengisahkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kabar baik akan datangnya seorang anak lagi yang bernama Ishaq:
“Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. As-Shaffat:112)
Ayat tersebut memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa kabar gembira akan lahirnya Ishaq adalah setelah kisah kabar gembira akan lahirnya Ismail dan kisah perintah penyembelihannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an menyatakan Ismail-lah yang akan disembelih bukan Ishaq.
MENURUT BIBLE
Nabi Ibrahim dan Istrinya Sarah adalah dari bangsa yang sama, Sarah mempunyai budak bernama Hajar dari Mesir. Dalam pernikahannya dengan Sarah nabi Ibrahim belum dikaruniai anak padahal umur mereka sudah mencapai sekitar 80 tahun.Akhirnya Sarah memutuskan agar Ibrahim menikahi budaknya yaitu Hajar.
"Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hamba-nya, orang Mesir itu, — yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan –, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isteri-nya." (Kejadian 16:1-3)
Bersama Hajar nabi Ibrahim mempunyai anak yang kemudian dinamainya Ismail, ketika itu nabi Ibrahim berumur 86 tahun:
Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya. (Kejadian 16:16)
Dan ketika nabi Ibrahim berumur 99 tahun, Allah SWT menjanjikan seorang anak lagi namun dari pihak Sarah :
“Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram”( Kejadian 17:1)
Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.” (Kejadian 17:16)
Dan setahun kemudian lahirlah anak dari Sarah yang diberi nama Ishaq, dua tahun ke-mudian nabi Ibrahim mengadakan perjamuan besar untuk menyapih Ishak, sehingga ketika Ishaq berumur 2 tahun Ismail berumur 16 tahun, namun Sarab berubah pikiran setelah mempunyai anak, ia menyuruh nabi Ibrahim untuk mengusir Hajar dan Ismail dari rumah-nya, maka Hajar dan Ismail meninggalkan rumah Sarah.
Setelah itu Allah berfirman kepada nabi Ibrahim:
Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Kejadian 22:2)
Dalam ayat tersebut dikisahkan secara jelas dan gamblang bahwa Bible mengisahkan Ishaqlah yang dikorbankan untuk disembelih bukan Ismail.
BENARKAH KISAH BIBLE?
Satu-satunya dasar bagi orang-orang Yahudi dan Kristen mengimani Ishaq yang dikorbankan adalah penyebutan nama Ishaq dalam kitab mereka yaitu dalam Kejadian 22:2.
“Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq” . (Kejadian 22:2)
Setelah dikaji, kalimat “ yakni Ishaq” dalam ayat tersebut mempunyai kejanggalan yang teramat serius, alasannya:
Pertama: kalimat “yakni Ishaq” pada susunan tersebut adalah mubazir, karena kalimat tersebut telah sempurna justru bila tanpa “yakni Ishaq” : Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,
Dengan susunan tersebut tentu nabi Ibrahim sudah paham siapa yang disebut sebagai anak tunggal yang dikasihinya. Apa mungkin seorang ayah tidak tahu siapa anak tunggalnya?
Kedua: Kalimat “yakni Ishaq” kontradiksi dengan kalimat sebelumnya yang menyatakan: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi"
Karena ketika itu, Ismail telah lebih dahulu lahir sebagai anak nabi Ibrahim, penyebutan Ishaq sebagai anak tunggal dalam ayat tersebut tidak sesuai dengan sejarah dan itu berarti mengingkari Ismail sebagai anak sah Ibrahim.
"Inilah keturunan Ismael, anak Abraham, yang telah dilahirkan baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu." (Kejadian 25:12)
Tentu saja menyebut Ishaq sebagai anak tunggal berarti mengingkari Ismail sebagai anak Ibrahim, mengingkari Ismail sebagai anak Ibrahim berarti mengingkari ayat-ayat dalam Bible itu sendiri.
ISHAQ ANAK TUNGGAL?
Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi” (Kejadian 22:2)
Siapakah anak tunggal yang dimaksud dalam ayat tersebut bila bukan Ishaq?
Ibrahim hanya mempunyai dua orang anak, yaitu Ismail dan Ishaq, Ishaq bisa disebut sebagai anak tunggal bila Ismail sebagai anak per-tama telah meninggal, tetapi kenyataannya Is-mail belum meninggal. Ismail bisa disebut se-bagai anak tunggal bila Ishaq belum lahir, keadaan yang kedua inilah yang paling mungkin.
Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa peristiwa perintah penyembelihan terhadap Ismail adalah sebelum Allah memberikan kabar gembira yang kedua kalinya kepada nabi Ibrahim akan lahirnya seorang anak lagi yaitu Ishaq, seperti disebutkan dalam QS. 37:101-11.
Al-Qur’an menyatakan bahwa:
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, , Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu” (QS.As-Shaffat:102)
Yang dimaksud pada umur sanggup adalah ketika seseorang sudah bisa untuk mencari kayu bakar, mengembala kambing, mencari air dan lain-lain, dan ketika Ismail mencapai pada umur sanggup Ishaq belumlah lahir, jadi ketika itu Ismail adalah anak tunggal nabi Ibrahim.
Penyebutan “yakni Ishaq” dalam kejadian 22:2 membuat fakta-fakta yang ada menjadi berantakan, ayat-ayat dalam Bible yang berhubungan dengan Ismail dan Ishaq menjadi banyak yang kontradiksi, Ishaq yang bukan anak tunggal disebut sebagai anak tunggal, Ismail yang anak sah nabi Ibrahim harus diingkari. Untuk mengingkari Ismail sebagai anak sah nabi Ibrahim, harus diingkari pula bahwa Hajar bukan istri sahnya, seperti ayat berikut ini:
“Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.” (Kejadian 21:10)
Bukankah ayat itu menyangkal Hajar dan Ismail sebagi istri dan anak nabi Ibrahim?
MENGAPA HARUS ISHAQ?
Orang-orang Israel sangat bangga atas kesukuannya, sangat mengagung-agungkan nenek moyangnya, mereka menjunjung tinggi nabi Ishaq tetapi merendahkan nabi Ismail, karena Ishaq adalah nenek moyang mereka yang berderajat tinggi dan berdarah murni sebagai keturunan nabi Ibrahim dengan Sarah yang berasal dari satu bangsa dan sebagai seorang majikan, sementara Is-mail adalah nenek moyang bangsa Arab dari keturunan nabi Ibrahim dengan Hajar yang berdarah koptik (campuran) antara Israil dengan Mesir dan Hajar adalah budak dari Sarah. Menurut mereka bangsa Israel adalah bangsa yang lebih tinggi derajatnya daripada bangsa Arab.
Orang-orang Israel iri hati setelah Allah menjadikan Ismail sebagai korban yang akan disembelih, orang-orang Israel tidak mau orang-orang Arab mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT, mereka menginginkan segala kemuliaan dan berkah hanya untuk orang Israel, menurut mereka semestinya Ishaqlah yang dipilih sebagai korban sembelihan, karena kesombongan tersebut dan perasaan lebih tinggi dari bangsa Arab, mereka berani mengadakan kedustaan dengan mengubah-ubah ayat-ayat Allah, salah satunya dengan menambah kalimat:
Yakni Ishaq
Ke dalam kalimat
anakmu yang tunggal itu
Mereka sebenarnya mengetahui bahwa Ishaq bukanlah anak tunggal nabi Ibrahim, dan mereka mengetahui bahwa Ismail per-nah menjadi anak tunggal nabi Ibrahim yaitu ketika Ishaq belum lahir, mereka tidak peduli bila penambahan tersebut akan mengakibatkan kontradiksi yang serius dalam kitab mereka, Allah SWT telah menyatakan dalam al-Qur’an:
“segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui” (QS.Al-Baqarah:75)
Begitu besar kebencian orang-orang Yahudi kepada orang-orang Arab sampai berani mengubah fakta bahwa Ishaq yang bukan anak tunggal ditulisnya sebagai anak tunggal dalam kitab mereka sebagai anak tunggal demi menghilangkan kemuliaan Ismail.
Kebencian orang-orang Yahudi dan Israel kepada bangsa Arab tidak hanya pada masa nabi Ishaq dan nabi Ismail hidup, tetapi kebencian mereka berlanjut hingga pada masa diutusnya nabi Muhammad saw sebagai Rasul bahkan hingga sekarang ini.
Ketika Yesus/nabi Isa as menyampaikan kabar kepada orang-orang Israel tentang akan datangnya seorang nabi terakhir dari keturunan Ismail, mereka langsung marah dan gusar yang akhirnya pada rencana pembunuhan nabi Isa as.
Makanya setelah orang-orang Israel/ Yahudi mengetahui bahwa nabi terakhir dari bangsa Arab dan jaman akan diutusnya seorang nabi sudah dekat, mereka banyak yang pergi ke Madinah untuk menunggu datangnya nabi tersebut dengan maksud akan membunuhnya, bukan untuk mengimaninya, dan mereka mengancam masyarakat Madinah:
Sekarang ini sudah hampir zaman seorang nabi yang diutus. Kami akan membunuh kalian bersamanya. Nasib kalian akan seperti kaum ‘Ad dari penduduk Iram [Sirah Ibnu Hisyam dengan sanad Hasan]
Namun Alhamdulillah karena ancaman yang sekaligus memberikan kabar tentang ramalan akan datangnya seorang nabi di Madinah tersebut, orang-orang Madinah mudah beriman kepada nabi Muhammad saw ketika nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah padahal mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.
Wallahualambissawab.
Sejarah Para Paus
November 6, 2011, 8:10 AM
Sejarah Gelap Para Paus – Kejahatan, Pembunuhan, dan Korupsi di Vatikan. Itulah judul sebuah buku yang belum lama ini diterbitkan oleh Kelompok Kompas-Gramedia (KKG). Edisi bahasa Inggris buku ini ditulis oleh Brenda Ralph Lewis dengan judul Dark History of the Popes – Vice Murder and Corruption in the Vatican.
“Benediktus IX, salah satu paus abad ke-11 yang paling hebat berskandal, yang dideskripsikan sebagai seorang yang keji, curang, buruk dan digambarkan sebagai ‘iblis dari neraka yang menyamar sebagai pendeta’. (hal.9)
Itulah sebagian gambaran tentang kejahatan Paus Benediktus IX dalam buku ini. Riwayat hidup dan kisah kejahatan Paus ini digambarkan cukup terperinci. Benediktus IX lahir sekitar tahun 1012. Dua orang pamannya juga sudah menjadi Paus, yaitu Paus Benediktus VIII dan Paus Yohanes XIX. Ayahnya, Alberic III, yang bergelar Count Tusculum, memiliki pengaruh kuat dan mampu mengamankan singgasana Santo Petrus bagi Benediktus, meskipun saat itu usianya masih sekitar 20 tahunan.
Paus muda ini digambarkan sebagai seorang yang banyak melakukan perzinahan busuk dan pembunuhan-pembunuhan. Penggantinya, Paus Viktor III, menuntutnya dengan tuduhan melakukan ‘pemerkosaan, pembunuhan, dan tindakan-tindakan lain yang sangat keji’. Kehidupan Benediktus, lanjut Viktor, ‘Begitu keji, curang dan buruk, sehingga memikirkannya saja saya gemetar.” Benediktus juga dituduh melakukan tindak homoseksual dan bestialitas.
Kejahatan Paus Benediktus IX memang sangat luar biasa. Bukan hanya soal kejahatan seksual, tetapi ia juga menjual tahta kepausannya dengan harga 680 kg emas kepada bapak baptisnya, John Gratian. Gara-gara itu, disebutkan, ia telah menguras kekayaan Vatikan.
Paus lain yang dicatat kejahatannya dalam buku ini adalah Paus Sergius III. Diduga, Paus Sergius telah memerintahkan pembunuhan terhadap Paus Leo V dan juga antipaus Kristofer yang dicekik dalam penjara tahun 904. Dengan cara itu, ia dapat menduduki tahta suci Vatikan. Tiga tahun kemudian, ia mendapatkan seorang pacar bernama Marozia yang baru berusia 15 tahun.
Sergius III sendiri lebih tua 30 tahun dibanding Marozia. Sergius dan Marozia kemudian memiliki anak yang kelak menjadi Paus Yohanes XI, sehingga Sergius merupakan satu-satunya Paus yang tercatat memiliki anak yang juga menjadi Paus.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah buku berjudul Antapodosis menggambarkan situasi kepausan dari tahun 886-950 M:
“Mereka berburu dengan menunggang kuda yang berhiaskan emas, mengadakan pesta-pesta dengan berdansa bersama para gadis ketika perburuan usai dan beristirahat dengan para pelacur (mereka) di atas ranjang-ranjang berselubung kain sutera dan sulaman-sulaman emas di atasnya. Semua uskup Roma telah menikah dan istri-istri mereka membuat pakaian-pakaian sutera dari jubah-jubah suci.”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Banyak penulis sudah mengungkap sisi gelap kehidupan kepausan. Salah satunya Peter de Rosa, penulis buku Vicars of Christ: The Dark Side of the Papacy. Buku ini juga mengungkapkan bagaimana sisi-sisi gelap kehidupan dan kebijakan tahta Vatikan yang pernah melakukan berbagai tindakan kekejaman, terutama saat menerapkan Pengadilan Gereja (Inquisisi). Kekejaman Inquisisi sudah sangat masyhur dalam sejarah Eropa. Karen Armstrong, mantan biarawati dan penulis terkenal, menyebutkan, bahwa Inquisisi adalah salah satu dari institusi Kristen yang paling jahat (one of the most evil of all Christian institutions). (Karen Armstrong, Holy War: The Crusades and Their Impact on Today’s World, (London: McMillan London Limited, 1991).
Inquisisi diterapkan terhadap berbagai golongan masyarakat yang dipandang membahayakan kepercayaan dan kekuasaan Gereja. Buku Brenda Ralph Lewis mengungkapkan dengan cukup terperinci bagaimana Gereja menindas ilmuwan seperti Galileo Galilei dan kawan-kawan yang mengajarkan teori heliosentris. Galileo (lahir 1564 M) melanjutkan teori yang dikemukakan oleh ahli astronomi asal Polandia, Nikolaus Copernicus. Tahun 1543, tepat saat kematiannya, buku Copernicus yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium, diterbitkan.
Tahun 1616, buku De Revolutionibus dimasukkan ke dalam daftar buku terlarang. Ajaran heliosentris secara resmi dilarang Gereja. Tahun 1600, Giordano Bruno dibakar hidup-hidup sampai mati, karena mengajarkan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari. Lokasi pembakaran Bruno di Campo de Fiori, Roma, saat ini didirikan patung dirinya. Melihat situasi seperti itu, Galileo yang saat itu sudah berusia lebih dari 50 tahun, kemudian memilih sikap diam.
Pada 22 Juni 1633, setelah beberapa kali dihadirkan pada sidang Inquisisi, Galileo diputus bersalah. Pihak Inquisisi menyatakan bahwa Galileo bersalah atas tindak kejahatan yang sangat mengerikan. Galileo pun terpaksa mengaku, bahwa dia telah bersalah. Bukunya, Dialogo, telah dilarang dan tetap berada dalam indeks Buku-Buku Terlarang sampai hampei 200 tahun. Galileo sendiri dihukum penjara seumur hidup. Ia dijebloskan di penjara bawah tanah Tahta Suci Vatikan. Pada 8 Januari 1642, beberapa minggu sebelum ulang tahunnya ke-78, Galileo meninggal dunia. Tahun 1972, 330 tahun setelah kematian Galileo, Paus Yohanes Paulus II mengoreksi keputusan kepausan terdahulu dan membenarkan Galileo.
Kisah-kisah kehidupan gelap para Paus serta berbagai kebijakannya yang sangat keliru banyak terungkap dalam lembaran-lembaran sejarah Eropa. Peter de Rosa, misalnya, menceritakan, saat pasukan Napoleon menaklukkan Spanyol tahun 1808, seorang komandan pasukannya, Kolonel Lemanouski, melaporkan bahwa pastor-pastor Dominikan mengurung diri dalam biara mereka di Madrid.
Ketika pasukan Lemanouski memaksa masuk, para inquisitors itu tidak mengakui adanya ruang-ruang penyiksaan dalam biara mereka. Tetapi, setelah digeledah, pasukan Lemanouski menemukan tempat-tempat penyiksaan di ruang bawah tanah. Tempat-tempat itu penuh dengan tawanan, semuanya dalam keadaan telanjang, dan beberapa di antaranya gila.
Pasukan Prancis yang sudah terbiasa dengan kekejaman dan darah, sampai-sampai merasa muak dengan pemandangan seperti itu. Mereka lalu mengosongkan ruang-ruang penyiksaan itu, dan selanjutnya meledakaan biara tersebut.
Kejahatan penguasa-penguasa agama ini akhirnya berdampak pada munculnya gerakan liberalisasi dan sekularisasi di Eropa. Masyarakat menolak campur tangan agama (Tuhan) dalam kehidupan mereka.
Sebagian lagi bahkan menganggap agama sebagai candu, yang harus dibuang, karena selama ini agama digunakan alat penindas rakyat. Penguasa agama dan politik bersekutu menindas rakyat, sementara mereka hidup berfoya-foya di atas penderitaan rakyat. Salah satu contoh adalah Revolusi Perancis (1789), yang mengusung jargon “Liberty, Egality, Fraternity”.
Pada masa itu, para agamawan (clergy) di Perancis menempati kelas istimewa bersama para bangsawan. Mereka mendapatkan berbagai hak istimewa, termasuk pembebasan pajak. Padahal, jumlah mereka sangat kecil, yakni hanya sekitar 500.000 dari 26 juta rakyat Prancis.
Dendam masyarakat Barat terhadap keistimewaan para tokoh agama yang bersekutu dengan penguasa yang menindas rakyat semacam itu juga berpengaruh besar terhadap sikap Barat dalam memandang agama. Tidak heran, jika pada era berikutnya, muncul sikap anti pemuka agama, yang dikenal dengan istilah “anti-clericalism”. Trauma terhadap Inquisisi Gereja dan berbagai penyimpangan kekuasaan agama sangatlah mendalam, sehingga muncul fenomena “anti-clericalism” tersebut di Eropa pada abad ke-18. Sebuah ungkapan populer ketika itu, ialah: “Berhati-hatilah, jika anda berada di depan wanita, hatilah-hatilah anda jika berada di belakang keledai, dan berhati-hatilah jika berada di depan atau di belakang pendeta.” (Beware of a woman if you are in front of her, a mule if you are behind it and a priest whether you are in front or behind).” (Owen Chadwick, The Secularization of the European Mind in the Nineteenth Century, (New York: Cambridge University Press, 1975).
Trauma pada dominasi dan hegemoni kekuasaan agama (Kristen) itulah yang memunculkan paham sekularisme dalam politik, yakni memisahkan antara agama dengan politik. Mereka selalu beralasan, bahwa jika agama dicampur dengan politik, maka akan terjadi “politisasi agama”; agama haruslah dipisahkan dari negara. Agama dianggap sebagai wilayah pribadi dan politik (negara) adalah wilayah publik; agama adalah hal yang suci sedangkan politik adalah hal yang kotor dan profan.
Trauma Barat terhadap sejarah keagamaan mereka berpengaruh besar terhadap cara pandang mereka terhadap agama. Jika disebut kata “religion” maka yang teringat dalam benar mereka adalah sejarah agama Kristen, lengkap dengan doktrin, ritual, dan sejarahnya yang kelam yang diwarnai dengan inquisisi dan sejarah persekusi para ilmuwan.
Berbagai penyelewengan penguasa agama, dan pemberontakan tokoh-tokoh Kristen kepada kekuasaan Gereja yang mengklaim sebagai wakil Kristus menunjukkan bahwa konsep “infallible” (tidak dapat salah) dari Gereja sudah tergoyangkan.
Kaum Muslim, perlu mengambil hikmah dari kasus kejahatan para pemimpin Gereja ini. Ketika para tokoh agama tidak mampu menyelaraskan antara ucapan dan perilakunya, maka masyarakat akan semakin tidak percaya, bahkan bias “alergi” dengan agama. Jika orang-orang yang sudah terlanjur diberi gelar -- atau memberi gelar untuk dirinya sendiri – sebagai “ULAMA”, tidak dapat mempertanggungjawabkan amal perbuatannya, maka bukan tidak mungkin, umat akan hilang kepercayaannya kepada para ulama. Mereka akan semakin jauh dari ulama dan lebih memuja selebriti – baik selebriti seni maupun politik.
Kasus yang menimpa sejumlah tokoh agama Katolik itu dapat juga menimpa agama mana saja. Jika tokoh-tokoh partai politik Islam tidak dapat memegang amanah -- sibuk mengeruk keuntungan pribadi dan kelompoknya, tak henti-hentinya mempertontonkan konflik dan pertikaian -- maka bukan tidak mungkin, umat akan lari dari mereka dan partai mereka.
Jika para pimpinan pesantren tidak dapat memegang amanah, para ulama sibuk mengejar keuntungan duniawi, dan sebagainya, maka umat juga akan lari dari mereka. Jika orang-orang yang dianggap mengerti agama tidak mampu menjadi teladan bagi masyarakat, tentu saja sulit dibayangkan masyarakat umum akan sudi mengikuti mereka.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari semua kisah ini, untuk kebaikan umat Islam di masa yang akan datang.* DR. Adian Husaini, Depok, 20 Maret 2011
HASIL DAN KETETAPAN KONSILI-KONSILI OIKUMENIS
November 6, 2011, 7:49 AM
Guna memudahkan kita dalam mengarahkan kajian ini ke dalam sebuah sistematika kajian yang lebih terarah tentang Agama apa yang dibawa Yesus, ataukah benarkah klaim kalangan Kristen atau Katolik bahwa agama yang mereka anut adalah agama Samawi atau tidak. Di bawah ini saya paparkan Sidang-Sidang Konsili Oikumenis dan hasil ketetapannya. Karena dalam Sidang Konsili ini semua keputusan tentang dogma-dogma agama dan Gereja Samawi di tetapkan. Adapun Konsili-Konsili yang saya maksudkan adalah sebagai berikut:
1. Konsili Nicea. (325 M lie 787 M)
Konsili Nicea yang pertama diadakan atas desakan dan permintaan Kaisar Constantin untuk menyelesaikan pertikaian tentang masalah Trinitas (Arianisme). Konsili ini awalnya diadakan di Ancyra, namun kemudian dipindahkan ke Nicea dan dibuka pada tanggal 20 Mei 325 M, oleh Kaisar Constantin. Tujuan yang paling pertama dan utama Constantin mendesak petinggi Gereja untuk mengadakan Konsili Oikumenis ini adalah untuk menjamin kestabilan politik dalam kerajaannya dengan sebuah ketetapan spektakuler Kebajikan Theologis “Trinitas” disahkan. Akan tetapi dalam Konsili ini permasalahan monothelit yang menjadi bagian dari rumusan Trinitas tidak mendapat kesepakatan. Sesudah pidato pembukaan oleh Kaisar Constantin, pimpinan Konsili dialihkan kepada Hosius-Uskup Cordoba, yang menemani Constantin dari Gereja Barat. Meskipun ada perbedaan pandangan yang menginginkan agar Eustathius-Uskup Antiokia yang meminpin sidang Konsili: Golongan Arian mempersembahkan pengakuan Arianisme yang disusun oleh Eustathius. Kemudian Eusibius dari Kaisarea mempersembahkan pengakuan iman Baptisan yang berlaku dalam jemaatnya di Palestina. Pengakuan iman ini diterima oleh Konsili sebagai pengakuan iman yang sah setelah ditambahkan kata: Homoousios; di dalamnya. Adapun pcngakuan iman Nicea (I man Arian) adalah sebagai berikut:
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Aku percaya akan satu Allah, Bapa Yang Maha Kuasa,pencipta segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Dan kepada satu Tuhan. Yesus Kristus yang telah diperAnakkan dari Bapa. Allah yang di peranakkan dari Bapa. Bapanya Allah dari Allah. Terang dari terang, Allah sejati dari Allah sejati. Yang diperAnakkan bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa, dan yang ada di bwni. Yang demi kita manusia dan demi keselamatan kita. turun dan menjadi daging, menjelma menjadi manusia, menderita sengsara dan bangkit pula pada hari yang ke-3 naik ke sorga, dan akan datang untuk menghakimi orany hidup dan yang mati, dan kepada Roh Kudus”.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengakuan ini ditandatangani oleh semua Uskup yang hadir kecuali dua orang Uskup yaitu: Theonaa dari Marmanika dan Sekondus Uskup Ptolemais. Kedua uskup ini dipecat dan diusir oleh Dewan Konsili. Jumlah Uskup yang hadir dalam Konsili ini sulitditetapkan. Pada umumnya dianggap jumlah pesertanya adalah 318 (tiga ratus delapan Belas) orang Uskup. Data ini didasarkan pada tulisan Anthanasius. Tampak angka ini hanya perlambang dari Jumlah hamba Ibrahim dalam Kitab kejadian 14: 14. Jumlah peserta diperkirakan 220 hingga 235 orang.
Konsili Nicea yang Kedua pada tahun 787 M, diadakan atas permintaan Tarasius-Patriarkh Constantinopel untuk menyelesaikan pertikaian Ikonoklasik, Paus Hadrianus-I menerima undangan Ratu Irene dan mengirimkan dua orang utusannya dengan syarat: Sinode Ikonoklasik di Hiera pada tahun 753 M dikutuk. Patriarkh Antiokia, Alexandria, dan Yerusalem tidak hadir (absen) karena wilayah mereka sudah berada di bawah pemerintahan Turki dan Islam. Masing-masing mereka mengirim dua orang biarawan. Konsili ini dibuka pada tanggal 17 Agustus 786 M, Konsili ini dibubarkan oleh tentara Ikonoklasik sehingga tidak bersidang sampai dengan tanggal 24 September 787M. Konsili ini memutuskan bahwa Ikon hanya mendapat penghormatan (Prokunesis) sebagaimana penjelasan Paus dalam suratnya kepada Konsili. Konsili ini menambahkan bahwa mereka menghormati Ikon dengan kasih yang relatif (Schtikoi Pothoi) karena pemuJaan (Latreia) hanya ditujukan kepada Allah saja.
Keputusan konsilli ini ditanda tangani oleh semua yang hadir termasuk Kaisar Constantin dan Anaknya Constantinus. Konsili ini menghasilkan 22 kanon yang berhu bungan dengan disiplin Gereja, seperti pembatalan pemilihan U skup, Imam dan diakon oleh pemerintah, Simoni dikutuk, Imam dilarang meninggalkan diosisnya tanpa seizin Uskup, wanita dilarang tinggal di rumah Uskup dan dalam biara lakilaki serta kesederhanaan Klerus dipertegas lagi. KonsiliNicea Kedua ini merupakan Konsili Oikumenis yang Ketujuh.
2. Konsili Constantinopel (381 M, 553 & 680 M)
Konsili Constantinopel 11 atas permintaan Kaisar Justinianus pada tahun 553 M. Konsili ini merupakan Konsili Oikumenis yang ke V. Tujuan diadakan Konsili ini adalah untuk mengambil keputusan ‘apakah Theodorus dari Mopseustia, Theodorus dari Siprus dan Ibas dari Edesa dikutuk karena ajaran mereka bawa ‘berbau Nestoryanisme, ataukah dibiarkan saja seperti sikap petinggi Gereja dalam Sidang Konsili Chaleedon 451 M. Konsili ini memu tuskan ku tukan at as mereka dan dikenakan tindakan ekskomunikasi. Paus Vigilius mengutuk 60 pokok ajaran Theodorus dan kawankawannya, karena Konsili Efesus 431 M, Konsili Chaleedon 451 M tidak mengutuknya, karena mereka sudah meninggal (mati).
Sidang Konsili ini dipimpin oleh: Euthyees-Patriarkh Constantinopel, dan dihadiri oleh 165 (Seratus enam puluh lima) orang Uskup yang kesemuanya itu berasal dari wilayah Timur. Konsili Constantinopel Ketiga tahun 680 M, diadakan atas desakan Kaisar Constantinus IV (Pogonatus) adalah bertujuan untuk menyelesaikan persoalan monothelit (satu kehendak pada inkarnasi Yesus) dalam Gereja Timur. Pada tahun 680 M, Paus Agatho memanggil dan mengadakan Sidang Sinode di Roma di mana ajaran tentang dua kehendak dalam inkarnasi Yesus dihenarkan. Paus mengirim utusannya kepada Kaisar dengan surat penjelesan tentang ajaran ini. Konsili ini mengutuk Maearius-Patriarkh Antiokia yang menganut ajaran monothelit. Keputusan dogmatis Konsili ini pada umumnya mengulang kembali Konsili Chaleedon. Konsili menolak penyatuan dua kehendak, tetapl menerima kesatuan moral. Konsili ini diakui sebagai Konsili Oikumenis yang ke VI.
3. Konslll Efesus (431 M)
Konsili ini diakui sebagai Konsili Oikumenis yang ke Ill, diadakan atas desakan KaisarThedosius 11 untuk menyelesaikan pertikaian Nestorius. Konsili ini diadakan pada tangga122 Juni 431 M yang dibuka oleh Memon - Uskup Efesus dan” Cyrillus dari Alexandria tanpa menunggu kedatangan Uskup Syiria yang dipimpin Yohanes dari Antiokia dan wakil Paus Clementinus I. Sidang Konsili ini memutuskan bahwa Nestorius dipecat dari keuskupan Constantinopel dan dieskkomunikasikan serta ajarannya tentang tabiat Yesus ditolak (dikutuk). Pengakuan Iman Nieea ditegaskan lagi. Istilah ‘Theotokos’7 dibenarkan. Ketika Uskup Syiriayang dipimpin Yohanes dari Antiokia tiba, mereka juga membuka Konsili sendiri dan mengutuk Cyrillus dari Alexandria dan Memon Uskup Efesus.
4. Konsill Chalcedon (451 M)
Konsili ini diakui sebagai Konsili Oikumenis yang ke IV, diadakan di Chalcedon - Asia Keeil dekat Constantinopel pada tahun 451 M, atas undangan Kaisar Marcianus. Dalam Konsili ini hadir semua Uskup dari Afrika, dan dua orang wakil Paus. Konsili ini merumuskan beberapa keputusan dan beberapa keketetapan. Adapun ketetapan-ketetapan tersebut adalah:
Keputusan Konsili Latrosinium pada tahun 449 M dibatalkan dan Eutyches ditolak.
Mereka yang menolak Theotokos terhadap Maria dikutuk.
Keputusan Nicea dan Constantinopel ten tang oknum Kristus dikuatkan kembali dan ajaran Nestorius (Nestorianisme) dikutuk.
Mereka yang mengatakan bahwa Yesus sebelum berinkarnasi mempunyai dua tabiat dan sesudah inkarnasi menjadi satu tabiat ditolak.
Surat Cyrillus kepada Nestorius dan surat Leo kepada Flavianus dibenarkan.
Ajaran bahwa Yesus adalah satu oknum yang mempunyai dua tabiat yang tidak tercampur dibenarkan.
Uskup Constantinopel diberi gelar Patriarkh dan menduduki tempat kehormatan (tempat Kedua) setelah Roma.
Pengakuan iman Chelcedon ditetapkan.
5. Konsili Sardika (343 M)
Konsili ini diadakan atas permintaan Kaisar Constans dan Constantinus pada tahun 343 yang bertujuan untuk menetapkan ortodoksi Anthanasius. Sidang Konsili ini dipimpin oleh Hosius-Uskup Cordoba. Konsili ini hanya dihadiri oleh Uskup-Uskup Barat sebab Uskup-Uskup Timur meninggalkan Konsili karena mereka tidak menyetujui Anthanasius sebagai peserta resmi, karena Uskup-Uskup Timur sudah memecatnya (Anthanasius)
6. Konsili Florence (1438-1445 M)
Konsili Florence ini diadakan berturut-turut di tiga kota yaitu: Florence 1439 M, Ferara 1438 M 1439 M, Roma 1443 M - 1445 M. Maksud atau tujuan diadakan Konsili ini adalah untuk menyatukan Gereja Timur dan Gereja Barat. Gereja Timur meminta bantuan Gereja Barat dalam memerangi Turki atas kota Constantinopel. Konsili ini pada awalnya dibuka di Ferara pada tanggal 8 Januari 1438 M, atas permintaan Gereja Timur oleh Paus Eugenius IV. Dalam pertemuan ini hadir juga orang-orang terkemuka seperti Kaisar Yunani Y ohanes IV, Palaeologus dan Yusuf, Patriarkh Constantinopel. sejumlah Teolog dari Gereja Barat hadir seperti: Uskup Agung Nicea, Kardinal Cesarini, Yohanes dari Montenero, Besarion, Markus dan metropolitan Efesus.
Konsili ini kemudian dipindahkan ke Florence pada tanggal 26 Januari 1439 M. Pembahasan dilanjutkan tentang apakah Allah Roh Kudus keluar dari Allah Anak (Yesus), pemakaian roti yang tidak beragi pada Ekaristi, api pencucian dan supremasi Paus. Tidak ada kesepakaatan dalam pertemuan ini. Akhirnya Gereja Timur meninggalkan pertemuan, namun Gereja Barat tetap meneruskan Konsili tersebut. Supremasi Paus atas Konsili ini ditetapkan dengan: Bula etsi non Dubitemus pada tanggal 20 April 1441 M. Kesatuan dengan Gereja Armenia ditetapkan pada tahun 1439 M dan dengan Gereja Koptik Mesir ditetapkan pada tahun 1442 M. Pada tahun 1443 M, Konsili ini dipindahkan ke kota Roma. Hanya sedikit yang kita ketahui tentang keputusan Konsili ini. Kesatuan dicapai dengan Gereja Syiria, Gereja Kaldea, Maronit di Siprus. Tidak ada berita resmi tentang penutupan Konsili ini.
7. Konslli Lateran (1123 M. 1139 M, 1179 M, 1215 M, 1512 M, & 1517 M)
Terdapat lima Konsili Lateran yaitu yang diselenggarakan pada tahun 1123 M. 1139 M. 1179 M. 1215 M dan 1 5 12 M - 1517 M. Konsili - Konsili ini diadakan di Lateran, Roma. Konsili Lateran I diadakan atas permintaan Paus Calistus III untuk mensahkan konkordat wonnsdan diakhiri dengan perdebatan investitur. Konsili Lateran IV diadakan atas permintaan Paus Innocentius Ill. Konsili ini meru pC1kan Konsili terpenting dari semua Konsili yang diadakan di Lateran. Konsili ini memutuskan beberapa keputusan. Adapun keputusan-keputusan itu antara lain:
Mengutuk beberapa aliran seperti golongan athar.
Ajaran Trans-Substansi disahkan.
Uskup wajib memeriksa pengajaran umatnya.
Konsili Lateran II diadakan atas permintaan Paus Innocen tius II (1139 M) adalah bertujuan un tuk membahas pembaharuan Gereja setelah Skisma Besar. Konsili ini menghasilkan tiga puluh kanon dan mengu tuk pengikut - pengikut Arnold dari Bresica. Konsili Lateran III diadakan atas permintaan Paus Alexander III bertujuan untuk menghapus Skisma Paus Calistus II. Konsili ini menetapkan tata cara pemilihan Paus. Hak untuk memilih Paus dibatasi pada Dewan Cardinal dan diperlukan dua pertiga suara. Konsili Lateran V dipanggil oleh Paus Julius 11 pada tahun 1512 M - 1517 M. Konsili ini bertujuan untuk membatalkan keputusan Konsili Pisa anti Paus oleh Louis dari Perancis
9. Konsili Pisa (1409 M)
Konsili ini dipengaruhi oleh Dewan Cardinal pada tahun 1409 M yang bertujuan untuk mengakhiri skisma besar yang telah memisahkan Kekristenan Barat sejak tahun 1378 M. Sekalipun Kedua Paus sendiri-sendiri dalam mengadakan Konsili ini sebagai Konsili tandingan, akan tetapi Konsili Pisa tetap dipandang sebagai Konsili yang sah. Paus Benedictus XIII mengadakan Konsili di Perpignan, dan Paus Gregorius XII mengadakan kosnili di Cividale dekat Aquileia., Konsili ini memutuskan bahwa Kedua Paus adalah skimastik dan oleh karena itu harns dipecat. Konsili memilih Cardinal Petrus dari Philargi sebagai Paus dan memakai gelar Alexander V. Gereja Katolik tidak mengakui Konsili ini sebagai Konsili Oikumenis karena ia (Gereja Katolik) tidak dipanggil oleh Sri Paus. Skima tidak dapat diakhiri malah diperburuk, karena ada tiga orang Paus sekaligus mengadakan Konsili ini secara terpisah atau sendiri-sendiri.
10. KONSILI TERENTE/TOROTNTO (1237 M)
Konsili ini merupakan Konsili Oikumenis yang ke XIX (sembilan Belas) dalam Gereja Katolik Roma. Diadakan pada tanggal23 Mei 1237 M. Dalam Konsili ini menetapkan beberapa keputusan antara lain:
Pengakuan Iman Nicea, bahwa Constantinopel diterima sebagai dasar iman Kristen/Katolik
AlKitab (PeIjanjian Lama, PeIjanjian Baru) dan tradisi mempunyai kedudukan yang sama sebagai sumber kebenaran
Hanya Gereja yang ‘berhak’ menafsirkan AlKitab PeIjanjian Lama dan Perjanjian Baru)Vulgata disahkan sebagai Kitab resmi.
Kitab Apokrif dua Belas (12) buah mempunyai kedudukan yang sama dengan AlKitab.
Tujuh sakramen ditetapkan
Perkembangan politik yang baru mengakibatkan ketegangan antara Paus Paulus HI dan Karel V sehingga Konsili tersendat-sendat dan ditambah dengan wabah di Tronto, Sidang Konsili akhirnya dipindahkan ke Bologna. Konsili d i tunda selama empat tahun hingga Paus Julius III memanggilnya kembali untuk bersidang di Trente atas desakan Spanyol. Keputusan yang terpenting adalah: berkaitan dengan Ekaristi pertobatan (ampun dosa oleh Pastur) dan minyak suci. Ajaran Transubstansi ditetapkan (disahkan) sedangkan ajaran Marthin Luther, Jhon Calvin dan Swingli tentang Akaristi dikutuk. Konsili ini merupakan Konsili terpanjang dalam sejarah.Konsili Trente, memberikan dasar-dasar yang kuat terhadap Gereja Katolik Roma terhadap gerogotan gerakan reformasi. Konsili ini dibubarkan pada tanggal 4 Desember 1563 M.
ISA AS - SEBAGAI ANAK TUHAN?
November 6, 2011, 7:35 AM
Benarkah Isa Al-Masih Anak Tuhan?
Bagaimana dengan ayat al-Qur'an yeng menyebutkan bahwa: "Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami ...." yang kemudian diyakini oleh umat Nasrani sebagai salahsatu bukti bahwa nabi Isa adalah anak Tuhan?
Jawab: Mahasuci Allah setinggi-tingginya dari anggapan yang merendahkan dzat Allah SWT seperti itu. Ayat tersebut selengkapnya terdapat dalam (QS At-Tahrim [66]: 12) seperti firman Allah SWT:
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
"Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang ta'at."
Selain itu disebut juga dalam (QS. Al-Anbiya' [21]: 91)
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِن رُّوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِّلْعَالَمِينَ
"Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami."
Ayat-ayat ini menyatakan adanya tiupan ruh kepada Maryam dan ruh itu masuk ke dalam rahimnya sehingga ia mengandung nabi Isa. Allah berfirman:
فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَراً سَوِيّاً
"Lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna." (QS. Maryam [19]: 17).
Ruh yang dimaksud dalam ayat ini adalah malaikat yang kemudian berbicara kepada Maryam; "Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (QS. Maryam [19]:19)
Dalam tafsir disebutkan bahwa malaikat meniupkan ruh ke kantung baju Maryam, lalu ruh itu masuk ke dalam rahim, maka jadilah nabi Isa.
Yang dimaksud dengan Ruh adalah sesuatu - atau makhluk - yang diciptakan Allah dari ruh, yang dengan adanya ruh itu maka sang makhluk menjadi hidup. Sama seperti yang terjadi pada penciptaan nabi Adam sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran:
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُ سَاجِدِينَ
"Maka apabila Aku telah menyempumakan kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk karnu kepadanya dengan bersujud." (QS. Al-Hijir [15]:29)
Allah telah meniupkan ruh kepada Nabi Adam AS, sama halnya dengan ditiupnya ruh kepada nabi Isa AS. Ini jelas menunjukkan bahwa baik Nabi Adam AS maupun Nabi Isa AS adalah sama-sama makhluk ciptaan Allah. Lebih jelas perhatikan ayat-ayat berikut:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin TuhanNya untuk mengatur segala urusan." (QS. Al-Qadr [97] : 4)
Dan Allah juga berfirman:
يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفّاً لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرحْمَنُ وَقَالَ صَوَاباً
"Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf." (QS. an-Naba'[ 78] : 38).
Kesimpulannya, nabi Isa AS tercipta dari ruh yang berasal dari Allah, yakni ruh ciptaan Allah, sama kejadiannya bahwa dengan ruh itu pula Allah menciptakan sekalian manusia. Adapun seperti kita ketahui, manusia yang pertama kali "dihidupkan" dengan ditiupkannya ruh ke dalam jasadnya adalah Nabi Adam AS.
Allah berfirman: "Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur." (QS. As-Sajadah [32]: 9)
Dengan demikian, tentunya dapat difahami bahwa bukan ruh itu, sekali lagi; BUKAN RUH ITU yang menjadikan Nabi Isa AS istimewa. Sebab Ruh yang ditiupkan kepadanya sama dengan ruh yang ditiupkan oleh Allah SWT kepada seluruh makhluk bernyawa ciptaan-Nya, yakni makhluk yang bergerak dan bertebaran di alam semesta ini sampai tiba saatnya ruh-ruh itu satu persatu dicabut kembali oleh Allah SWT melalui tangan-tangan malaikat pencabut nyawa Izrail AS. Lalu, apa yang menjadikan Nabi Isa AS istimewa? Jawabnya, tentu saja, kenabian beliau! [2]
Wallahu'alambissawab.
ISA ALAIHI SALLAM HUBUNGANNYA DENGAN ROH KUDUS
November 6, 2011, 7:21 AM
Siapakah Sebenarnya Roh Kudus atau Ruhullah itu?
Jawab: Perhatikan firman Allah SWT berikut ini:
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
"Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. An-Nahl [16]:162)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menulis dalam bukunya al-Jawab Ash-Shahih li man Baddala bi Din al-Masih - ditahqiq dan dikomentari oleh Dr. Ali bin Hasan, Dr. Abdul Aziz Askar dan Dr. Hamdan al-Hamdani (3/248) - tentang penjelasan makna yang tepat terhadap kata ruhullah - Ruh Allah, adalah malaikat yang merupakan ruh pilihan Allah, dan Allah mencintainya seperti tersebut dalam al-Quran: "Lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna." Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa." la (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (QS. Maryam [19]:17-19).
Allah memberitakan bahwa Dialah yang mengirim ruh-Nya (melalui ruhullah - Jibril AS) kepada nabi Isa, lalu nabi Isa menjadi manusia yang sempurna. Kita semua mengetahui bahwa nabi Isa adalah rasul utusan Allah. Maka dapat mengerti bahwa ruh yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah malaikat, yaitu ruh pilihan Allah. Allah menyandingkan kata ruh itu kepada Dzat-Nya, sama halnya dengan penyandingan kata benda yang lain dengan lafzul jalalah, seperti dalam ayat: "(Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya." (QS. asy-Syams [91]:13) dan ayat: "Dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud" (QS. AI-Hajj[22]:26) dan firman Allah: "(Yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum." (QS. Al-Insan [76]: 6)
Kata yang disandingkan kepada Allah, jika itu adalah kata keterangan (sifat), tidak bermakna makhluk, seperti kata `llm, Qudrah, Kalam, dan Hayat (hidup), menjadi sifat kesucian Allah. Dan jika kata itu adalah kata benda, ia berdiri sendiri atau menjadi kata keterangan dari yang lain, contohnya: kata bait (rumah), naqah (unta), 'abd (hamba) dan ruh (nyawa) menjadi milik, ciptaan yang disandarkan kepada pencipta dan pemiliknya.
Hanya saja, dalam kaidah idhafat, mudhaf ilaih tidak terlepas dari pengkhususan kata mudhaf dengan sifat yang membuat mudhaf ilaih berbeda dari yang lain sebagai syarat sahnya idhafat. Misalnya dalam hal ini khusus Ka'bah, Naqah (unta tertentu) dan Ibadussholihin (hamba-hamba shalih)-lah yang sesungguhnya dimaksudkan dalam idhafat baitullah, naqatullah dan ibadullah.
Demikianlah ruh khusus pilihan Allah yang disebut dalam idhafat ruhullah tadi tidak boleh dijeneralisir sehingga termasuk ruh-ruh yang buruk, seperti syaitan, Iblis, orang kafir, dlsb.
Ruh syaitan dan orang-orang kafir itu memang makhluk ciptaan Allah, namun tidak sah diidhafatkan kepada Allah seperti mengidhafatkan ruh-ruh yang suci dan bersih. Begitu juga tidak sah mengidhafatkan segala benda mati kepada Allah kecuali Ka'bah, dan tidak sah mengidhafatkan unta-unta lain kecuali naqatullah (unta Allah) sebagaimana diterangkan dalam surat asy-Syams di atas, yaitu unta nabi yang Shalih.
Menurut Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, makna yang benar dari idhafat ruhullah itu adalah 'malaikat utusan dari sisi Allah' seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an: "Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (QS. Maryam[19]:19). Bukan seperti yang selama ini diimani oleh umat Nasrani sebagai: `Ruh Allah menyatu dengan jasad Isa' atau`Ruh Allah berpindah ke jasad Isa'. Mahasuci Allah setinggi-tingginya dari prasangka seperti itu.
Seandainya keyakinan umat Nasrani di atas benar, pasti Allah juga akan mewajibkan mereka untuk menyembah Nabi Adam AS. Sebab ayah dari seluruh umat manusia ini bahkan diciptakan tanpa ayah dan ibu, dan lebih jauh lagi, ruh Nabi Adam AS ditiupkan oleh Allah SWT tanpa melalui perantara malaikat Jibril (ruhullah) yang dalam penciptaan Nabi Isa AS, harus turun dulu ke bumi untuk menemui Maryam.
Difirmankan oleh Allah SWT, sebagaimana tersirat dalam Al-Quran "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan bersujud." (QS. Al-Hijr [15] : 29).
Di sana terlihat bahwa sesungguhnya tiada perbedaan antara peciptaan Nabi Adam AS dan Nabi Isa AS, begitu juga dengan seluruh umat manusia ciptaan Allah SWT.
Allah menegaskan hal itu dalam Al-Quran:
"Sesungguhnya penciptaan 'Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia." (QS. Ali `Imran 3:59).
Kesimpulannya, sudah seharusnya mereka yang berkeyakinan di luar batasan ini untuk kembali ke ajaran yang benar. Berpaling dari kekeliruan selama ini untuk selanjutnya menyembah Allah yang Esa, yang tiada satu dzat pun pantas menjadi sekutu-Nya.
Wallahu'alambissawab.
ISA ALAIHI SALLAM MENURUT AL-QUR'AN DAN HADITS - SEBAGAI AL MASIH
November 6, 2011, 7:14 AM
Ini juga tulisan yang panjang (kami bagi menjadi 4 seri) dan karenanya saya menganjurkan pembaca - apa pun keyakinan anda, untuk lebih bersabar dalam menyimaknya dan mudah-mudahan saja dapat pula memahami pandangan Islam tentang issue-issue krusial seputar Isa Alaihissalam - menurut Islam, atau Yesus Kristus - menurut Kristiani, yang seolah tidak ada habisnya diperdebatkan oleh kedua umat ini sejak jaman dahulu hingga hari ini.
Dari begitu banyaknya topik yang selama ini kerap "dipertentangkan" oleh berbagai pihak (maupun kepentingan) melalui polemik terbuka di banyak situs internet - yang ujung-ujungnya sering berubah menjadi ajang saling menghujat - maka dalam tulisan berikut ini saya ingin coba menyoroti, atau lebih tepatnya menelaah kajian terbatas pada hal-hal yang menurut hemat saya sangat prinsip. Untuk itu, demi memelihara adab seperti yang diajarkan Tuhan melalui Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW khususnya kepada umat muslim, maka dengan lebih dulu mengucap Basmalah, mari kita mulai dengan firman Allah SWT berikut ini:
وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنزِلَ إِلَيْنَا وَأُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَهُنَا وَإِلَهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." (QS. Al-Ankabut[29]:46)
Dalam pengertian yang sangat sederhana, ayat di atas menyiratkan 3 pesan kepada Rasulullah SAW dan tentu saja, kepada seluruh pengikut beliau untuk:
Pertama: Senantiasa menahan diri dari perdebatan (tentang agama) dengan ahli kitab (pengikut ajaran kitabullah - atau kitab-kitab Allah) yang juga diimani umat Islam seperti Zabur (Mazmur), Taurat (Torah) dan Injil sebagai kitab-kitab pendahulu dari Al-Qur'an.
Kedua: Dalam hal terpaksa berdebat, maka tidak ada cara lain yang dibenarkan oleh Allah SWT untuk dilakukan kecuali cara-cara yang paling baik. Dengan demikian, menghujat agama manapun, terutama agama samawi (yang datang dari Allah melalui para nabi dan rasul), di dalam ajaran Islam adalah perbuatan yang jelas-jelas DILARANG!
Ketiga: Kendati ada "pengecualian" tentang larangan berdebat ini, namun sangat penting untuk difahami bahwa itu hanya berlaku kepada orang-orang zalim (atau yang menzalimi agama Allah SWT) dengan tujuan untuk menyampaikan dua pesan penting, yakni bahwa umat Islam mengimani semua kitabullah, dan bahwa sesungguhnya Tuhan dari semua ahli kitab adalah satu, yakni Allah SWT, satu-satunya llahi kepada siapa kita semua diperintahkan untuk tunduk, patuh, dan berserah diri. [1]
Berangkat dari pemahaman sederhana ini, maka marilah selanjutnya sama-sama kita simak penjelasan serba ringkas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
I. Kenapa Nabi Isa Di Juluki Al Masih?
Jawab:
Tidak diragukan lagi, bahwa nama aslinya adalah Isa. Nama itulah yang disebutkan dalam al-Quran seperti dalam ayat berikut:
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: "Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu ..." (QS Ash-Shaff [61]:09)
Dan ayat berikut:
ذَلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ"
"Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya." (QS Maryam [19]:34)
Dan ayat berikut:
وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيسَى وَإِلْيَاسَ كُلٌّ مِّنَ الصَّالِحِينَ
"... dan Zakariya, Yahaya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh." (QS Al-An'am [6]:85)
Dan ayat berikut:
إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدتُّكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلاً وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْراً بِإِذْنِي وَتُبْرِئُ الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ بِإِذْنِي وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوتَى بِإِذْنِي وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِنْهُمْ إِنْ هَـذَا إِلاَّ سِحْرٌ مُّبِينٌ
"(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai 'Isa putra Maryam, ingatlah ni'mat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata." (QS al-Maidah [5]:110)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya, seperti di antaranya:
ذْ قَالَتِ الْمَلآئِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُ اسْمُهُ
الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهاً فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
(Ingat!ah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih `Isa putera Maryam." ( QS. Ali Imran [3]: 45)
Perhatikan juga firman Allah ini: "Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah." (QS.An-Nisa' [4]:172) dan "Sesungguhnya al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam." (QS. An-Nisaa [4]:171)
Sebagian ulama Salaf berpendapat, nabi Isa dijuluki al-Masih dari kata saaha, yaitu karena beliau sering berpindah tempat, atau banyak berjalan kaki. Pendapat lain mengatakan karena telapak kakinya datar. Dan ada juga yang memberi alasan kata al-Masih dari akar kata ma-sa-ha, karena dengan izin Allah, setiap kali ia mengusap orang yang sakit, maka si sakit segera sembuh.
Laits dan Abu `Ubaid berkata; "Kata al-Masih berasal dari bahasa Ibrani, Machih. Kemudian diserap ke dalam bahasa Arab, dan lafadznya ikut berubah dari huruf Syin Masyih menjadi huruf Sin Masih. Oleh sebab itu, dalam bahasa Arab kata al-Masih tidak ditemui akar katanya." Namun mayoritas ulama (jumhur) berpendapat, bahwa kata al-Masih itu adalah musytaq (memiliki akar kata). Menurut ahli bahasa yang lain, kata al-Masih berarti As Siddiq (yang membenarkan).
Pendapat lain mengatakan, karena sentuhan (masaha) nabi Zakariya kepada Isa. Dan ada juga yang memberi alasan karena nabi Isa berkelana di bumi (dari kata masaha yang artinya qatha'a atau menempuh jarak). Berikutnya ada ahli bahasa yang memberi alasan karena saat terlahir ke bumi, tubuh nabi Isa AS sudah terolesi minyak (dari kata masaha). Pendapat lain, karena nabi Isa AS ketika lahir disentuh oleh keberkahan. Pendapat berikutnya, masih dari kata masaha yang artinya khalaqa; nabi Isa AS diciptakan Allah dengan fisik yang sempurna dan bagus. Dan masih banyak lagi pendapat lain, sebagaimana diterangkan Imam Nawawi dalam Syarh Muslim [Lihat Syarh Kitab al-Imam Muslim li an-Nawawi (Bab tentang al-Masih bin Maryam dan Masih Dajjal), (1/510). Dan lihat juga Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari, Ibnu Hajar AI 'Asqalani, Kitab Hadits-hadits kisah para nabi. (6/544)].
Wallahu'alam.
Hisham ibn `Urwah periwayat hadits mengenai Umur pernikahan Aisyah
October 26, 2011, 12:30 PM
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص تَزَوَّجَهَا وَ هِيَ بِنْتُ سِتِّ سِنِيْنَ وَ اُدْخِلَتْ عَلَيْهِ وَ هِيَ بِنْتُ تِسْعِ سِنِيْنَ وَ مَكَثَتْ عِنْدَهُ تِسْعًا. احمد و البخارى و مسلم
Dari Aisyah, sesungguhnya Nabi SAW menikahinya sedang ia berusia enam tahun, ia mulai serumah dengan Nabi SAW dalam usia sembilan tahun dan hidup bersama beliau selama sembilan tahun”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
و فى رواية: تَزَوَّجَهَا وَ هِيَ بِنْتُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَ زُفَّتْ اِلَيْهِ وَ هِيَ بِنْتُ تِسْعِ سِنِيْنَ. احمد و مسلم
Dan dalam satu riwayat (dikatakan), “Nabi SAW menikahinya sedang ia berusia tujuh tahun dan mulai serumah dengan Nabi SAW dalam usia sembilan tahun”. [HR. Ahmad dan Muslim]
Beberapa orang percaya bahwa Aisyah (Semoga Allah senang dengan dia) sudah sembilan tahun pada saat pernikahannya dengan Muhammad (saw) adalah terwujud.
Usia Aisyah (ra) telah terlalu salah dilaporkan dalam hadis. Tidak hanya itu, saya berpikir bahwa narasi pelaporan peristiwa ini tidak hanya sangat tidak bisa diandalkan tetapi juga bahwa berdasarkan data historis lainnya, acara yang dilaporkan, yang cukup tidak mungkin terjadi. Mari kita melihat masalah dari sudut pandang objektif. Pemesanan saya dalam menerima narasi, atas dasar yang, Ayeshas (ra) usia pada saat pernikahannya dengan Nabi (saw) yang dianggap sembilan tahun adalah:
Sebagian besar kisah-kisah ini dilaporkan hanya oleh Hisham melaporkan ibn `urwah pada otoritas ayahnya. Sebuah acara serta dikenal sebagai salah satu yang dilaporkan, secara logis seharusnya telah dilaporkan oleh orang-orang lebih dari satu, dua atau tiga.
Hal ini cukup aneh bahwa tidak ada satu dari Medinah, dimana Hisham ibn `urwah menjalani 71 satu tahun hidupnya telah meriwayatkan acara tersebut, meskipun di Madinah murid-muridnya termasuk orang-orang yang dikenal sebagai Malik bin Anas. Semua narasi dari peristiwa ini telah dilaporkan oleh perawi dari Irak, di mana Hisham dilaporkan telah bergeser setelah tinggal di Madinah selama tujuh puluh satu tahun.
Tehzibu'l-tehzib, salah satu buku paling terkenal pada hidup dan realibilitas narasi dari tradisi (saw) melaporkan Nabi bahwa menurut Yaqub ibn Shaibah: "narasi yang diceritakan oleh Hisham adalah sah kecuali yang dilaporkan melalui orang-orang Irak ". Lebih lanjut menyatakan bahwa Malik ibn Anas keberatan pada narasi Hisham yang mana diceritakan melalui orang Iraq. (Vol 11, pg 48-51)
Mizanu'l-ai `tidal, buku lain pada narasi dari tradisi (saw) melaporkan Nabi bahwa ketika ia sudah tua, memori Hisham sangatlah buruk. (Vol 4, halaman 301-302)
Menurut tradisi yang berlaku umum, Aisyah (ra) lahir sekitar delapan tahun sebelum Hijrah. Tapi menurut riwayat lain dalam Bukhari (Kitabu'l-tafsir) Aisyah (ra) dilaporkan telah mengatakan bahwa pada saat Surah Al-Qamar, bab 54 dari Al Qur'an, itu mengungkapkan, "Saya seorang gadis muda ". Para Surah 54 dari Quran diturunkan sembilan tahun sebelum Hijrah. Menurut tradisi ini, Aisyah (ra) tidak hanya lahir sebelum wahyu dari surahdimaksud, tapi ia adalah seorang gadis muda (jariyah), bukan bayi (sibyah) pada saat itu. Jelas, jika cerita ini dianggap benar, itu jelas bertentangan dengan narasi yang diceritakan oleh Hisham ibn `urwah. Saya melihat benar-benar tidak ada alasan bahwa setelah komentar para pakar tentang hadis riwayat Hisham ibn `urwah, mengapa kita tidak harus menerima cerita ini menjadi lebih akurat.
Menurut sejumlah riwayat, Aisyah (ra) disertai kaum Muslim dalam pertempuran Badar dan Uhud. Selain itu, juga dilaporkan dalam kitab-kitab hadis dan sejarah bahwa tidak seorangpun di bawah usia 15 tahun diizinkan untuk mengambil bagian dalam perang Uhud. Semua anak di bawah usia 15 tahun dikirim kembali. (Ra) partisipasi Aisyah dalam perang Badr dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia sembilan atau sepuluh tahun pada waktu itu. Setelah semua, perempuan digunakan untuk mengiringi orang ke ladang pertempuran untuk membantu mereka, bukan menjadi beban pada mereka.
Menurut hampir semua sejarawan Asma (ra), saudara perempuan lebih tua dari Aisyah (ra) telah sepuluh tahun lebih tua dari Aisyah (ra). Hal ini dilaporkan dalam Taqri'bu'l-tehzi'b juga Al-Bidayah wa Nihayah bahwa Asma-(ra) meninggal pada 73 hijrah saat ia berumur 100 tahun. Sekarang, jelas jika Asma (ra) berumur 100 tahun di 73 hijrah dia seharusnya sudah 27 atau 28 tahun pada saat hijrah. Jika Asma (ra) adalah 27 atau 28 tahun pada saat hijrah, Aisyah (ra) pasti berusia 17 atau 18 tahun pada waktu itu. Jadi, Aisyah (ra), jika dia menikah pada 1 AH (hijrah) atau 2 AH, usianya antara 18 sampai 20 tahun pada saat pernikahannya.
Tabari dalam karyanya tentang sejarah Islam, sembari menyebutkan Abu Bakar (ra) melaporkan bahwa Abu Bakar memiliki empat anak dan keempat lahir selama jahiliyah - periode Islam pra. Tentunya, jika Aisyah (ra) lahir di masa jahiliyyah, ia tidak bisa kurang dari 14 tahun dalam 1 AH - saat ia kemungkinan besar menikah.
Menurut Ibnu Hisyam, sejarawan, Aisyah (ra) memeluk Islam beberapa waktu sebelum Umar bin Khattab (ra). Ini menunjukkan bahwa Aisyah (ra) menerima Islam selama tahun pertama Islam. Sementara, jika riwayat bahwa (ra) menikah Aisyah di usia tujuh tahun ini dianggap benar, Aisyah (ra) seharusnya tidak lahir pada saat tahun pertama Islam.
Tabari juga melaporkan bahwa pada saat Abu Bakr merencanakan migrasi ke Habshah (8 tahun sebelum Hijrah), ia pergi ke Mut `am - yang anaknya dengan Aisyah (ra) terlibat - dan memintanya untuk mengambil Aisyah (ra) di rumah sebagai istri putranya Mut `. saya menolak, karena Abu Bakar telah memeluk Islam, dan kemudian bercerai anaknya Aisyah (ra). Sekarang, jika Aisyah (ra) hanya tujuh tahun pada saat pernikahannya, ia tidak bisa dilahirkan pada saat Abu Bakar memutuskan migrasi ke Habshah. Atas dasar laporan ini tampaknya hanya masuk akal untuk mengasumsikan bahwa Aisyah (ra) tidak hanya lahir 8 tahun sebelum hijrah, namun juga seorang wanita muda, cukup siap untuk menikah.
Menurut sebuah hadis riwayat Ahmad ibn Hanbal, setelah kematian Khadijah (ra), ketika Khaulah (ra) datang kepada Nabi (saw) menasihati dia untuk menikah lagi, Nabi (saw) bertanya kepadanya mengenai pilihan dia di . pikiran Khaulah berkata: "Anda dapat menikahi perawan (bikr) atau seorang wanita yang telah menikah (thayyib)". Ketika Nabi (saw) ditanya tentang siapa yang perawan itu, Khaulah mengusulkan (ra) nama Aisyah. Semua orang yang tahu bahasa Arab, menyadari bahwa kata "bikr" dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk seorang gadis belum dewasa berusia sembilan tahun. Kata yang benar untuk seorang gadis bermain muda, seperti yang dinyatakan sebelumnya, adalah "Jariyah". "Bikr" di sisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah, dan jelas satu tahun sembilan tahun bukanlah "wanita".
Menurut Ibnu Hajar, Fatimah (ra) telah lima tahun lebih tua dari Aisyah (ra). Fatimah (ra) dilaporkan telah lahir ketika Nabi (saw) berusia 35 tahun. Jadi, bahkan jika informasi ini dianggap benar, Aisyah (ra) bisa tidak berarti kurang dari 14 tahun pada saat hijrah, dan 15 atau 16 tahun pada saat pernikahannya.
Ini adalah beberapa poin utama yang bertentangan menerima narasi umum dikenal tentang (ra) umur Aisyah pada saat pernikahannya.
Baik apakah itu sebuah tradisi Arab untuk memberikan anak perempuan dalam perkawinan pada usia semuda sembilan atau sepuluh tahun, bahkan tidak juga para Nabi (saw) menikahi Aisyah (ra) pada usia muda. Orang-orang Saudi tidak keberatan dengan pernikahan ini, karena itu tidak pernah terjadi dalam cara yang telah diriwayatkan.