Senin, 08 Mei 2017

Peringatan Bagi Siapapun Yang Membaca Blog Ini. Maka Ambillah Hikmah Yang Ada Di Dalamnya Tanpa Perlu Melihat Apa Dan Siapa Pemilik Blog Ini.>>>

Sahabat Nabi Yang Dikatakan Munafik Dalam Shahih Muslim?

Sahabat Nabi Yang Dikatakan Munafik Dalam Shahih Muslim?
Judul yang sensasional, mungkin ya tapi silakan dibaca dulu dengan seksama dan berikan penilaian yang objektif. Pembicaraan seputar sahabat Nabi memang sangat sensitif, setidaknya bagi kalangan tertentu. Kenapa? Karena sahabat Nabi lebih dikenal sebagai orang-orang yang mulia, suri tauladan yang agung dan orang yang berjasa besar bagi umat Islam. Saya tidak menyangkal hal itu, tetapi seperti biasa cara berpikir fallacyus ala generalisasi yang menjangkiti sebagian orang terkadang mengundang tanda tanya bagi orang  yang mau menggunakan akalnya. Mereka beranggapan bahwa sahabat Nabi tidak boleh dikritik, barang siapa yang berani mengkritik sahabat Nabi maka tak peduli kritikannya benar atau tidak, ia akan dianggap telah mencela sahabat Nabi.
Singkat cerita mencela sahabat Nabi akan dianggap zindiq minimal sesat. Apa jadinya jika mereka menemukan dalam kitab-kitab shahih terdapat kritikan terhadap Sahabat Nabi?. Mereka akan menolak, menakwilkan, berdalih atau apapun, intinya anda salah mereka benar dan Sahabat Nabi selalu mulia. Bagaimana jika ada yang mengatakan bahwa diantara Sahabat Nabi terdapat orang-orang munafik?. Oooh sudah pasti orang tersebut pasti akan mendapat cap sesat dhalalah bin dhalalah.
.
Dalam kitab Shahih Muslim 4/2143 no 2779 (9) tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi disebutkan bahwa diantara sahabat Nabi terdapat orang munafik

حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا أسود بن عامر حدثنا شعبة بن الحجاج عن قتادة عن أبي نضرة عن قيس قال قلت لعمار أرأيتم صنيعكم هذا الذي صنعتم في أمر علي أرأيا رأيتموه أو شيئا عهده إليكم رسول الله صلى الله عليه و سلم ؟ فقال ما عهد إلينا رسول الله صلى الله عليه و سلم شيئا لم يعهده إلى الناس كافة ولكن حذيفة أخبرني عن النبي صلى الله عليه و سلم قال قال النبي صلى الله عليه و سلم في أصحابي اثنا عشر منافقا فيهم ثمانية لا يدخلون الجنة حتى يلج الجمل في سم الخياط ثمانية منهم تكفيكهم الدبيلة وأربعة لم أحفظ ما قال شعبة فيهم

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad bin Amir yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah bin Hajjaj dari Qatadah dari Abi Nadhrah dari Qais yang berkata “saya pernah bertanya kepada Ammar, bagaimana pendapatmu tentang perang terhadap Ali? Atau bagaimana pesan yang disampaikan Rasulullah SAW kepadamu?. Ammar menjawab “Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan pesan kepada kami suatu pesan yang tidak Beliau sampaikan juga kepada orang-orang”. Saya diberitahu oleh Huzaifah dari Nabi SAW yang bersabda “Di antara SahabatKu ada dua belas orang munafik. Di antara mereka ada delapan orang yang tidak akan masuk surga sampai unta masuk ke lubang jarum”. Delapan orang diantara mereka akan mendapat Dubailah, sedangkan empat lainnya aku tidak hafal yang dikatakan Syu’bah tentang mereka.
Matan hadis Shahih Muslim di atas menyatakan bahwa Rasulullah SAW sendiri yang menyebutkan ada sahabat Beliau yang munafik. Sudah menjadi kenyataan bahwa dalil sejelas apapun selalu bisa dicari-cari penolakannya. Mereka yang menolak ada sahabat Nabi munafik mengatakan bahwa hadis Shahih Muslim di atas menceritakan bahwa ada dua belas orang munafik dari Umat Nabi SAW dan mereka bukanlah sahabat Nabi SAW. Mereka berdalih dengan hadis berikutnya dalam Shahih Muslim 4/2143 no 2779 (10) tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi

حدثنا محمد بن المثنى ومحمد بن بشار ( واللفظ لابن المثنى ) قالا حدثنا محمد بن جعفر حدثنا شعبة عن قتادة عن أبي نضرة عن قيس بن عباد قال قلنا لعمار أرأيت قتالكم أرأيا رأيتموه ؟ فإن الرأي يخطئ ويصيب أو عهدا عهده إليكم رسول الله صلى الله عليه و سلم ؟ فقال ما عهد إلينا رسول الله صلى الله عليه و سلم شيئا لم يعهده إلى الناس كافة وقال إن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال إن في أمتي قال شعبة وأحسبه قال حدثني حذيفة وقال غندر أراه قال في أمتي اثنا عشر منافقا لا يدخلون الجنة ولا يجدون ريحها حتى يلج الجمل في سم الخياط ثمانية منهم تكفيكهم الدبيلة سراج من النار يظهر في أكتافهم حتى ينجم من صدورهم

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad bin Bisyr (lafaz ini lafaz Al Mutsanna) yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Qatadah dari Abi Nadhrah dari Qais bin Abad yang berkata “saya bertanya kepada Ammar, bagaimana pendapatmu tentang perang yang kamu lakukan? Karena pendapat itu bisa benar dan bisa salah. Atau bagaimana pesan yang disampaikan Rasulullah SAW kepadamu?. Ammar menjawab “ Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan pesan kepada kami yang tidak Beliau sampaikan pula kepada orang-orang. Ammar berkata “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “bahwa diantara umatku”. Syu’bah berkata Ammar berkata telah diberitahu Huzaifah dan Ghundar berkata “saya melihat Rasulullah SAW bersabda “Diantara umatKu ada dua belas orang munafik yang tidak akan masuk surga bahkan mereka tidak mencium bau surga hingga unta masuk ke lubang jarum. Delapan orang diantara mereka akan mendapat Dubailah yaitu api yang menyengat punggung mereka hingga tembus ke dada.
Kedua hadis Shahih Muslim diatas adalah Shahih, tetapi dalih sebagian orang bahwa dua belas orang munafik itu bukan sahabat Nabi tetapi Umat Nabi tidak bisa diterima begitu saja. Justru jika kita menerima keshahihan kedua hadis ini maka tidak ada pertentangan antara hadis yang satu dengan yang lain hingga kita harus menolak salah satunya
  • Hadis yang satu menyatakan Di antara SahabatKu ada dua belas orang munafik
  • Hadis yang lain menyatakan Diantara UmatKu ada dua belas orang munafik
Coba pikirkan dengan baik, mengapa harus dikatakan bahwa orang munafik itu ada di antara Umat Nabi tetapi bukan Sahabat Nabi. Apakah sahabat Nabi bukan termasuk Umat Nabi?. Kalau bukan lantas umat siapa, kalau iya maka penyelesaiannya mudah. Hadis yang menyebutkan kata SahabatKu adalah penjelasan yang mengkhususkan dari hadis dengan kata UmatKu. Sehingga makna hadis tersebut adalah diantara Umat Nabi SAW yaitu dari kalangan Sahabat Nabi ada dua belas orang munafik. Makna ini sesuai dengan kedua hadis di atas dan tidak menolak atau menyangkal salah satu hadis. Berbeda dengan penakwilan bahwa dua belas orang munafik itu diantara Umat Nabi tetapi bukan sahabat Nabi, karena penakwilan ini dengan terpaksa telah menentang hadis yang shahih dan jelas yaitu hadis dengan lafaz SahabatKu. Begitulah adanya, dan silakan direnungkan.
Iklan

50 Tanggapan

    🙂
  1. @SP
    Mas…perbahasannya makin keren ya. Kami sudah mendengar hadis ini, namun apologi yg mereka suguhkan adalah ia mengenai Ibnu Ubay dan teman2nya.
    Aneh…sebentar mereka bilang orang munafik bukan sahabat, namun bila ketemu hadis ini malah org munafik tiba2 berstatus sahabat…hmmm
    Salam Damai
  2. Ada hal2 yg bisa disimpulkan dari hadits di atas : bahwa ternyata Rasulullah atas kehendak Allah mengetahui siapa-siapa orang munafik di masa beliau dan jumlahnya hanya 12 orang saja, berarti sebagian besar sahabat Rasulullah adalah bukan munafik.. dilihat dr jumlah org2 munafik tsb, persentasinya sgt kecil sekali.. dan Sahabat Hudzaifah adalah pemegang nama2 org2 munafik tersebut.
    Adakah kibarul sahabat seperti 4 khulafaur rasyidin termasuk di dalamnya? Jawabnya jelas tidak mungkin, karena begitu banyak riwayat yg shahih yg mentanzih mereka.
    saya heran apa sih yg dibingungkan dari hadits2 di atas? Apakah krn salah satu hadits di atas menyebut kata “sahabat” yg diantara mrk trdapat 12 org munafik?
    Ok mari kita lihat hadits2 yg lain yang masih berkaitan dg org munafik :
    Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir ibn Abdullah ra., “Kami berada dalam sebuah perjalanan perang, kemudian seorang Muhajirin mendorong seorang Anshar. Seorang Anshar itu berkata meminta tolong, ‘Wahai orang-orang Anshar!’ Dan seorang Muhajirin itu pun memanggil kawan-kawannya, ‘Wahai orang-orang Muhajirin!’ Allah memperdengarkan kejadian itu kepada Rasulullah dan beliau berkata, ‘Apa-apaan ini?’ Mereka berkata, ‘Seorang Muhajirin mendorong seorang Anshar, maka orang-orang Anshar itu berkata, ‘Wahai orang-orang Anshar’ dan orang-orang Muhajirin itu berkata, ‘Wahai orang-orang Muhajirin.’ Rasulullah SAW berkata, ‘Tinggalkan itu. Sungguh yang demikian itu adalah tradisi buruk.’ Ketika Rasulullah datang, baik orang-orang Anshar atau Muhajirin sudah saling berkumpul. Dalam kondisi seperti itu Abdullah ibn ‘Ubay berkata, ‘Apakah mereka sudah melakukan? Demi Allah, jika kita kembali ke Madinah, orang-orang mUlia akan mengusir orang-orang hina dari Madinah.’ Mendengar ucapan Abdullah ibn Ubay, Umar ibn Khaththab berkata kepada Rasulullah, ‘Biarkan aku memenggal leher orang munafik ini wahai Rasulullah.’ Beliau berkata, ‘Jangan ,membuat orang-orang berkata bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya!’” (HR. Bukhari)
    Di antara peristiwa yang serupa dengan kejadian di atas adalah bahwa Abdullah bin Ubay sewaktu berkata, “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madlnah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya,” (al-Munafiqun:8 ), dan berkata, “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah),” (al-Munafiqun: 7). Maka, seketika itu Umar pun meminta izin untuk membunuhnya. Namun, Nabi malah berkata, “Kalau demikian, banyak orang di Madinah nanti yang akan gemetar/lari karenanya,” dan beliau juga berkata, “Niscaya orang-orang akan berbicara bahwa Muhammad membunuh para sahabatnya.” Kisah ini sudah sangat masyhur dan disebutkan dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim.
    Dalam kisah2 di atas, terlihat rasulullah menyampaikan kekhawatirannya bahwa dg membunuh Abdullah bin Ubay (gembong munafik wkt itu) akan mengakibatkan orang2 di luar Islam dan jg org2 awam yg baru masuk Islam akan menganggap bahwa beliau membunuh sahabat beliau. Karena orang2 tsb tahunya si Abdullah bin Ubay ini sudah memeluk Islam dan hidup membaur dengan kaum muslimin dan sering juga bertemu dengan Nabi, sehingga mereka akan menyangka dia adalah sahabat Nabi.
    Pertanyaan saya, apakah istilah sahabat yang digunakan oleh Rasulullah untuk Abdullah bin Ubay di atas adalah sahabat dalam arti sebenar-benar sahabat? Yaitu sahabat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? Sahabat yang setia dan berjuang bersama beliau menegakkan dien ini? Ataukah sahabat dalam arti bahasa, yaitu karena Abdullah bin Ubay ini hidup di masa Nabi di Madinah dan sering bertemu dengan Nabi serta membaur dengan kaum muslimin saat itu serta mengaku dirinya Islam yang pada kenyataannya dianya adalah seorang munafik? Saya yakin anda sekalian mengetahui jawabannya..
    Kembali ke hadits2 yg SP sebutkan di atas, di sana disebutkan “diantara sahabatku ada dua belas orang munafik”, menurut anda sekalian, istilah sahabat yg digunakan oleh Rasulullah dalam hadits di atas dalam pengertian sebenar-benar sahabat atau hanya dalam pengertian bahasa saja? Saya yakin anda pun tahu jawabannya…
    Jadi sahabat dalam arti sebenar-benarnya sahabat adalah bukan munafik, demikian juga sebaliknya munafik itu bukanlah sahabat Nabi dalam arti sebenar-benarnya sahabat.
    Makanya saya heran, apanya sih yang dipermasalahkan dr hadits2 di atas? Kelihatan sensi banget sih sama istilah sahabat, mbok dikit disembunyiin napa.. wuakakak..
  3. @All
    Selama sahabat itu manusia biasa, tentu saja mereka bisa melakukan kesalahan2, baik yg sengaja maupun yg tidak sengaja.
    Wassalam
  4. @imem
    Coba anda perhatikan dan pahami Firman Allah tsb dibawah dan mengapa Rasul menolak untuk membunuh:
    Al-Ahzab 60. Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan munafik orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar,
    At-Taubah 73. Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
    At-pTaubah 101. Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
    Masih kah anda mengatakan: Jadi sahabat dalam arti sebenar-benarnya sahabat adalah bukan munafik, demikian juga sebaliknya munafik itu bukanlah sahabat Nabi dalam arti sebenar-benarnya sahabat. Wasalam
  5. mas@ aburahat
    apakah sampeyan tdk mendengar sudah ada definisi dan klasifikasi baru sekarang ini tentang SAHABAT..
    1. Sahabat itu bisa munafik, fasiq,Baik dst
    2. Kalau sahabat sebenarnya…itu Pasti BAIK…baik deh..
    jadi nanti dlm edisi berikutnya akan dicetak…buku hadits kurleb
    “SAHABAT Sebenarnya” itu laksana bintang yg bisa menjadi petunjuk buat umatku…
    heheheh…
    Artikel Ini menghancur leburkan Kesakralan Kata SAHABAT yg di sebut adil semua…
  6. @all
    Sahabat juga kan dapat disebut Mujtahid yg apabila salah dapat pahala satu, apabila benar dapat pahala dua.
  7. @bob
    🙂Kok ngga pake smilley ?
  8. Testing lagiiii…
  9. Lho ngga ada smileynya, aneh ?
  10. I: Semua sahabat Adil
    A: kata Nabi ada 12 sahabat yang munafik
    I: itu bukan sahabat sebenarnya.
    si “I” sudah jatuh dalam fallacy, yang disebut “No true scotsman.”
    Contoh lain:
    “Tidak ada orang Tegal yang bahasa Inggrisnya bagus.”
    ”Heee jangan salaah. Mamiku orang Tegal tapi bahasa Inggrisnya bagus.”
    ”Ya, tapi tidak ada orang Tegal asli yang bahasa Inggrisnya bagus.”
    ”Mamiku orang Tegal asli.”
    ”Memang, tapi orang Tegal asli yang benar-benar keturunan orang Tegal asli bahasa Inggrisnya tidak bagus.
  11. pejelasan imem sudah cukup mengulas kajian tentang hal ini.
    karena inilah pemahaman
    Tak akan keluar pemahaman yang baik, kecuali dari hati yang bersih.
  12. @Imem/akudanjiwa
    Pertanyaan saya, apakah istilah sahabat yang digunakan oleh Rasulullah untuk Abdullah bin Ubay di atas adalah sahabat dalam arti sebenar-benar sahabat? Yaitu sahabat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? Sahabat yang setia dan berjuang bersama beliau menegakkan dien ini? Ataukah sahabat dalam arti bahasa, yaitu karena Abdullah bin Ubay ini hidup di masa Nabi di Madinah dan sering bertemu dengan Nabi serta membaur dengan kaum muslimin saat itu serta mengaku dirinya Islam yang pada kenyataannya dianya adalah seorang munafik? Saya yakin anda sekalian mengetahui jawabannya..
    Ya sampeyan benar. Kami memiliki jawabannya. Dengan memaklumi bahwa di sekitar Nabi saw terdiri atas manusia-manusia yang beragam akhlak dan tingkat keimanannya, maka mudah bagi kami untuk memahami riwayat2 dalam hadits maupun AQ yang menunjukkan beberapa sahabat yang fasik, munafik dsb.
    Masalahnya adalah, sampeyan dan manhaj sampeyan tdk pernah konsisten dan jujur memaknai sahabat. Di atas ini sampeyan mengatakan bahwa ada makna sahabat dalam arti bahasa dan ada sahabat yang sebenar-benar sahabat. Apa pula ini?
    Lantas bagaimana definisi sahabat yang ini;
    Kata shahabat dalam bahasa arab merupakan bentuk jamak dari “shahabi”, dan kata shahabi adalah pecahan dari kata Shuhbah. Maknanya secara bahasa adalah: “setiap orang yang pernah mendampingi seseorang maka dia adalah shahabatnya baik ia muslim atau kafir, mengikutinya atau tidak mengikutinya.
    Adapun maknanya secara istilah adalah: “setiap orang yang pernah bertemu nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan beriman kepada beliau dan meninggal diatas keimanan. (Kitabut Tauhid, Syaikh Al-Fauzan. Hal:74)
    Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar ketika menjelaskan makna defenisi shahabat diatas:

    Termasuk dalam makna defenisi “bertemu” diatas, setiap orang yang pernah bermajlis bersama nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam waktu yang lama atau hanya sebentar, meriwayatkan hadits atau tidak, bertempur bersama nabi atau tidak, melihat nabi hanya sekali dan tidak pernah bermajlis bersama beliau, dan yang tidak melihatnya disebabkan alasan tertentu, seperti buta.
    Saya kok tidak melihat kesesuaian dgn definisi sampeyan di atas: Yaitu sahabat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? Sahabat yang setia dan berjuang bersama beliau menegakkan dien ini?
    Sampeyan ini kebanyakan ra’yu rupanya
    Salam
  13. @Imem/akudanjiwa
    Jadi sahabat dalam arti sebenar-benarnya sahabat adalah bukan munafik, demikian juga sebaliknya munafik itu bukanlah sahabat Nabi dalam arti sebenar-benarnya sahabat
    Sampeyan ini seperti orang baru masuk manhaj saja. Jika kita tdk mengetahui (bahkan Nabi saw sendiri tdk mengetahui sebagian orang-orang di sekitarnya) siapa-siapa yang munafik, maka bagaimana sampeyan bisa memisahkan antara yang munafik dgn yang bukan? Jangan2 sekelompok orang yang anda sebagai sebenar-benar sahabat adalah termasuk munafik?
    🙂Menurut sampeyan, Abu Sufyan, Muawiyyah, Yazid, Marwan bin Hakam, termasuk sebenar-benar sahabat atau bukan? Atau hanya sahabat dalam istilah saja?
    Salam
  14. @armand,
    Kata shahabat dalam bahasa arab merupakan bentuk jamak dari “shahabi”, dan kata shahabi adalah pecahan dari kata Shuhbah. Maknanya secara bahasa adalah: “setiap orang yang pernah mendampingi seseorang maka dia adalah shahabatnya baik ia muslim atau kafir, mengikutinya atau tidak mengikutinya.
    Adapun maknanya secara istilah adalah: “setiap orang yang pernah bertemu nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan beriman kepada beliau dan meninggal diatas keimanan. (Kitabut Tauhid, Syaikh Al-Fauzan. Hal:74)
    Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar ketika menjelaskan makna defenisi shahabat diatas:
    Termasuk dalam makna defenisi “bertemu” diatas, setiap orang yang pernah bermajlis bersama nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam waktu yang lama atau hanya sebentar, meriwayatkan hadits atau tidak, bertempur bersama nabi atau tidak, melihat nabi hanya sekali dan tidak pernah bermajlis bersama beliau, dan yang tidak melihatnya disebabkan alasan tertentu, seperti buta.
    Saya kok tidak melihat kesesuaian dgn definisi sampeyan di atas: Yaitu sahabat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? Sahabat yang setia dan berjuang bersama beliau menegakkan dien ini?
    Sampeyan ini kebanyakan ra’yu rupanya
    Wuakakakak.. sampeyan itu yg kebanyakan ra’yu.. jelas Syaikh Fauzan membedakan perngertian sahabat secara bahasa (etimologi) dan secara istilah (terminologi).. jelas banget itu.. (tampaknya sampeyan ga ngerti ya perbedaan definisi antara bahasa & istilah) demikian jg definisi dari Ibnu Hajar secara istilah : “Ash-Shabi (sahabat) ialah orang yang bertemu dengan Rasulullah SAW, beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan Islam”
    sedangkan perkataan saya : “Yaitu sahabat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? Sahabat yang setia dan berjuang bersama beliau menegakkan dien ini?” adalah pengertian sahabat secara istilah atau syar’i (atau dalam bahasa saya = sahabat dalam arti yang sebenar-benarnya).. yach hal yg sederhana kyk gini aja bingun,, wuakakakak
  15. @imem
    Wuakakakak..
    Hmmmm…..sikap sampeyan tetap ga ada kemajuan
    sampeyan itu yg kebanyakan ra’yu.. jelas Syaikh Fauzan membedakan perngertian sahabat secara bahasa (etimologi) dan secara istilah (terminologi).. jelas banget itu.. (tampaknya sampeyan ga ngerti ya perbedaan definisi antara bahasa & istilah) demikian jg definisi dari Ibnu Hajar secara istilah : “Ash-Shabi (sahabat) ialah orang yang bertemu dengan Rasulullah SAW, beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan Islam”
    sedangkan perkataan saya : “Yaitu sahabat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? Sahabat yang setia dan berjuang bersama beliau menegakkan dien ini?” adalah pengertian sahabat secara istilah atau syar’i (atau dalam bahasa saya = sahabat dalam arti yang sebenar-benarnya).. yach hal yg sederhana kyk gini aja bingun,, wuakakakak
    Ah, mungkin sy yang kebanyakan ra’yu….tapi bisakah sampeyan menjelaskan ke sy hal2 berikut?
    (1) Definisi sampeyan mengenai istilah sahabat: Yaitu sahabat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sahabat yang setia dan berjuang bersama beliau menegakkan dien ini atau sahabat dalam arti yang sebenar-benarnya.
    Jika membaca definisi ini, maka mereka yang hanya sekali bertemu Nabi saw dan tdk pernah bertempur bersama Nabi, tidak termasuk sahabat kan? Bagaimana bisa dibilang sebenar-benar sahabat jika hanya bertemu sekali dan tdk pernah bertempur bersama Nabi saw, kan? Padahal definisi sahabat menurut ibnu Hajar juga memasukkan kemungkinan tsb. Jelaskan kontradiksi definisi sampeyan dgn definisi ibnu Hajar? Eh tapi jangan2 sampeyan jg tetap menganggap jenis2 orang itu (hanya bertemu sekali dan tdk pernah bertempur bersama Nabi saw) adalah sahabat dalam arti sebenar-benar sahabat?
    (2) Kalau melihat istilah yang baru sampeyan sodorkan, yakni sahabat dalam arti sebenar-benar sahabat, maka tentunya ada pula sahabat yang bukan dalam arti sebenar-benar sahabat Iya kan?
    Nah, bisakah sampeyan memilah dan menyebutkan ke sy di forum ini mana dari sahabat Nabi saw sahabat dalam arti sebenar-benar sahabat dan sahabat dalam arti bukan sebenar-benar sahabat?
    Oh…tdk bisa ya? Ya ga apa-apa…saya maklum kok Bagaimana kalau beberapa orang saja?
    🙂(3) Bagaimana memastikan bahwa sahabat yang sampeyan kelompokkan sebagai sahabat dalam arti sebenar-benar sahabat bukanlah kaum munafik? Mengingat Rasul saw sendiri tdk mengetahui sebagian kaum munafik di antara sahabatnya? (baca Attaubah: 101).
    Ah, tambah susah ya?
    (4) Terakhir, sy ulangi pertanyaan sy di postingan sebelumnya,
    Menurut sampeyan, Abu Sufyan, Muawiyyah, Yazid, Marwan bin Hakam, termasuk sahabat dalam arti sebenar-benar sahabat atau bukan?
    Ini agak mudah kan?
    Nah 4 soal essay ini hendaknya dijawab semua kalau mau dikasih nilai bagus. Jangan seperti di atas yang cuman ngejawab 1 nomor.
    Salam
  16. saudaraku Armand,
    Bukan kapasitas kita menentukan siapa saja yang munafik dan yang bukan.
    Yang terang dan jelas, shahabat-shahabat yang telah memiliki keutamaan berdasarkan nash adalah orang-orang yang terbaik dan pastinya bukan munafik.
    Shalallahu ‘ala nabiyina muhammad, wa ‘ala aalihi wa’ala ashabihi wa manitaba’ahum ilaa yaumuddiin
  17. @Armand,
    1) Definisi sampeyan mengenai istilah sahabat: Yaitu sahabat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sahabat yang setia dan berjuang bersama beliau menegakkan dien ini atau sahabat dalam arti yang sebenar-benarnya.
    Jika membaca definisi ini, maka mereka yang hanya sekali bertemu Nabi saw dan tdk pernah bertempur bersama Nabi, tidak termasuk sahabat kan? Bagaimana bisa dibilang sebenar-benar sahabat jika hanya bertemu sekali dan tdk pernah bertempur bersama Nabi saw, kan? Padahal definisi sahabat menurut ibnu Hajar juga memasukkan kemungkinan tsb. Jelaskan kontradiksi definisi sampeyan dgn definisi ibnu Hajar? Eh tapi jangan2 sampeyan jg tetap menganggap jenis2 orang itu (hanya bertemu sekali dan tdk pernah bertempur bersama Nabi saw) adalah sahabat dalam arti sebenar-benar sahabat?
    Lho sy ga membatasi dr definisi di atas kok, jika ada sahabat yg bertemu dg Nabi hanya sekali terus dia beriman ya sdh cukuplah itu, walopun dia ga ikut bertempur.. ga ada tuch yg kontradiksi.. wuakakakak..
    (3) Bagaimana memastikan bahwa sahabat yang sampeyan kelompokkan sebagai sahabat dalam arti sebenar-benar sahabat bukanlah kaum munafik? Mengingat Rasul saw sendiri tdk mengetahui sebagian kaum munafik di antara sahabatnya? (baca Attaubah: 101).
    Ah, tambah susah ya?
    wuakakakak… lhah hadits di atas yg dibawain SP menurut anda apa isinya??? baca dunk.. jelas dari hadits di atas hanya 12 orang munafik menurut Rasulullah di masa beliau hidup, memang Rasulullah tidak tahu pada awalnya, tetapi kemudian beliau diberitahu oleh Allah (sedangkan ayat tsb tdk mengindikasikan sama sekali kalau Allah tidak memberitahukan mengenai org Munafik kepada Nabi-Nya), sedangkan shahabat Nabi sebelum beliau wafat ada lebih dari 100 ribu orang, jd berapa persennya Kang itu munafik? mudah bukan..
    (4)Nah 4 soal essay ini hendaknya dijawab semua kalau mau dikasih nilai bagus. Jangan seperti di atas yang cuman ngejawab 1 nomor.
    hayyah, emang sampeyan guru saya… wuakakakak..
  18. @Imem
    Dari 4 nomor baru 2 nomor yang sampeyan jawab. Nomor 2 & 4 mana? Nilai 5,0. Belum begitu bagus.
    Salam
  19. @akudanjiwa
    Saya tdk ada maksud untuk menilai orang, terutama orang-orang disekitar Nabi saw. Biarlah mereka dengan apa yang telah mereka perbuat. Insya Allah jika baik, maka balasannya baik. Jika buruk maka balasannya juga buruk.
    Sy hanya mengkritisi dan menguji pernyataan-pernyataan yang sy anggap bermasalah, menyimpang dan tidak konsisten. Kebetulan yang paling sering bersikap seperti ini adalah jenis manusia seperti 
    🙂
    Imem ini Momen yang bagi saya dapat menambah pengetahuan atau bahkan pencerahan.
    Nah pernyataan mas di atas: “sahabat adalah orang-orang yang terbaik dan pastinya bukan munafik” pun sy anggap bermasalah. Bukankah jika kita menelaah Alquran dan riwayat2 yang sampai ke kita, akan kita temui hal yang berbeda dari penegasan mas ini?
    Karena akan muncul pertanyaan:
    Siapa sahabat yang terbaik itu? Apakah semua orang yang didefinisikan ibnu Hajar yang jumlahnya ratusan ribu itu? Jika ya, maka sungguh mengusik akal. Apakah tdk ada sama sekali orang yang biasa-biasa saja, memiliki keimanan sekedarnya, fasik, akhlak rendah, pemberontak, munafik, dll?
    Lalu, pasti bukan munafik. Bagaimana mas tau? Jika kita membaca riwayat SP di atas, maka ada 12 sahabat yang munafik. Bagaimana mas memahami ini?
    Salam
  20. @armand,
    yang sampeyan perlu kritisi itu adalah para perawi syi’ah yang katanye meriwayatkan riwayat dr ahlul bait! di kitab2 kalian spt kutubul arba’ah, Biharul Anwar de el el…… kalau sahabat jelas banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang membersihkan mereka, sedangkan para perawi syi’ah yang katanye meriwayatkan hadits dr imam2 ahlul bait ga jelas kredibilitasnya…. jaauuuuuuuuuuuuhh sekali dr generasi sahabat levelnya.. itu yg perlu sampeyan & SP kritisi! kalo ga, keyakinan sampeyan itu patut dipertanyakan.. jangan-jangan apa yang selama ini sampeyan pegang ternyata bukan dari ahlul bait.. tetapi dari orang-orang Munafik pengikut Ibnu Saba’.. Nah Loh.. jd jgn kemana-mana dulu dech.. lihat dunk gajah di pelupuk mata kalian, jgn lihat microba di seberang lautan…….. wuakakakak
  21. @Imem
    Wah…wah. Emangnya mas tau keyakinan sy apa, kok pake bawa-bawa ibnu Saba’? Jadi kalau mengkritisi sampeyan dan orang2 sejenis sampeyan lantas otomatis pengikut ibnu Saba’ gitu? Hebat benar sampeyan…..Sampeyan telah menjadi pembeda Ahlussunnah & ibnu Saba’ rupanya.
    Tapi udahlah….yang saya tunggu dari sampeyan adalah soal essay no. 2 & 4 di atas yg belum terjawab.
    Salam
  22. Ada 2 pilihan sich:
    1. Sahabat SAW ada yg munafik
    2. Org munafik bukan sahabat nabi SAW

  23. لا يتَحَدَّثُ الناسُ أَنَّ مُحمدًا يَقْتُلُ أَصْحابَهُ.
    “Jangan sampai orang-orang berbicara bahwa Muhammad membunuh para sahabatnya.”
    Berarti ada sahabat Nabi SAW yg disarankan utk dibunuh tp tdk dilakukan dgn alasan itu. Pertanyaanya mengapa ada sahabat nabi SAW yg perlu dibunuh?
  24. @Imem
    wuakakakak… lhah hadits di atas yg dibawain SP menurut anda apa isinya??? baca dunk.. jelas dari hadits di atas hanya 12 orang munafik menurut Rasulullah di masa beliau hidup,
    Baik, sesuai riwayat di atas ada 12 orang yang munafik.
    Apakah 12 ini termasuk sahabat? Jelas sahabat. Tidak akan dikatakan munafik thd Rasul saw bila tdk bertemu dan bergaul dgn Rasul saw. Bila tidak pernah bertemu dan bergaul dgn Rasul saw bagaimana disebut munafik thd Rasul saw? Bukankah orang2 yang pernah bertemu dgn Rasul saw dan menyatakan keimanannya sdh dianggap sahabat?
    Apakah mereka beriman?
    Ya, mereka mengaku beriman di hadapan Rasul saw namun hati mereka mengingkari. Adapun perlakukan syar’i thd mereka adalah sama seperti umat Islam lainnya.
    ….memang Rasulullah tidak tahu pada awalnya, tetapi kemudian beliau diberitahu oleh Allah (sedangkan ayat tsb tdk mengindikasikan sama sekali kalau Allah tidak memberitahukan mengenai org Munafik kepada Nabi-Nya)
    Uh… tafsir yg seenak udelnya. Ayat AQ mana yg memansukh ayat Attaubah 110 sehingga sampeyan berkesimpulan bahwa Allah swt kemudian memberitahukan Nabi saw siapa-siapa saja yg munafik? Apa perlunya ayat Attaubah 110 jika kemudian diralat sendiri oleh Allah swt? Ketahuilah wahai Imem, beberapa orang-orang di sekitar Rasul saw yang munafik memang telah diketahui oleh Rasul saw, sementara beberapa pula tidak diketahui Beliau. Siapa-siapa yang telah diketahui? Bacalah surah Almunaafiqun: 1-11, dan fikirkanlah.
    Bila sampeyan membacanya dgn pikiran dan hati yang bersih, niscaya sampeyan akan menemukan bahwa di antara sahabat Nabi saw (perhatikan dhamir “mereka”, bukan hanya 1-2 orang) memang munafik, dan yang paling penting adalah bahwa Nabi saw mengetahuinya. Kiranya saya tdk perlu lebih jauh menjelaskan alasan ini. Sampeyan sendiri sebaiknya yang menemukannya.
    Kemudian bandingkan dgn surah Attaubah: 110, Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar,
    Bisakah sampeyan melihat bahwa yang dimaksud di ayat ini adalah orang2 Arab Badui dan sebagian penduduk Madinah? Fikirkanlah, apakah mereka sering bergaul dgn Nabi saw?.
    sedangkan shahabat Nabi sebelum beliau wafat ada lebih dari 100 ribu orang, jd berapa persennya Kang itu munafik? mudah bukan..
    Jika sampeyan mau bertafakkur sejenak dan meninggalkan kekakuan sampeyan, maka sampeyan akan menyadari bahwa orang-orang di masa hidupnya Nabi saw sesungguhnya beragam kedekatannya dgn Nabi saw. Tidak semua orang yang masuk Islam saat itu, yang mengimani kenabian Muhammad saw kemudian dekat dg Beliau dan sering bertemu dan bergaul dgn Beliau saw. Sahabat yang dimaksud oleh riwayat di atas adalah orang-orang yang sering bertemu dan bergaul dgn Beliau saw. Sementara sangat banyak orang-orang yang jarang bertemu dan bergaul dgn Nabi saw. Orang-orang inilah yang dimaksud dengan surah Attaubah: 110 yang di antara mereka banyak yang munafik, ucapan iman hanya di mulut, namun hati mereka menolak. Disebabkan tidak adanya pergaulan, bagaimana Nabi saw dapat mengetahui kemunafikan mereka? Makanya kata Allah, Nabi saw tidak mengetahui dan hanya Allah lah yang mengetahui.
    Nah di antara jumlah 100rb manusia yg sampeyan bilang, masuk pula kaum munafik sesuai surath Attaubah: 110.
    Wallahua’lam
    Oh ya, jangan lupa 2 soal essay yg belum sampeyan tuntaskan.
    Salam
  25. buat pengasuh blog Anda hebat euy, anda mematahkan argumen kaum Salafy Wahabi Nashibi cukup dengan isi kitab2 yang mereka pegang
  26. Saya diberitahu oleh Huzaifah dari Nabi SAW yang bersabda “Di antara SahabatKu ada dua belas orang munafik.”
    Justru dengan kalimat ini, sangat membedakan antara SAHABAT dengan MUNAFIK.
    Sama seperti dalam QS surat Ar-Rahman:
    “Di antara keduanya, ada batas yang tidak dapat dilampaui masing-masing”
    Jelas sekali perbedaan antara kedua lautan yang bertemu tetapi antara keduanya ada BATAS yg tidak dapat dilampaui masing2.
    Kalau saya melihat hadits di atas, Sangat jelas sekali, ingin membedakan antara para MUNAFIK yg berada di antara para SAHABAT.
  27. @rudy
    Permisalan yg sembarangan. Periksalah dan perbandingkan kata-kata “Di antara” yg sampeyan gunakan.
    Bersediakah sampeyan menjawab pertanyaan2 sy yg belum dijawab sdr @imem?
    Salam
  28. @rudy
    tepat sekali, justru dg hadits di atas mana yg munafik mana yg tidak telah jlas dihadapan Rasul, justru dg riwayat yg dibawakan SP dan yg saya bawakan yaitu ketika Rasulullah mencegah Umar memenggal kepala si munafik Abdullah bin ubay krn dikhawatirkan oleh org2 non muslim Nabi membunuh “sahabatnya” menunjukkan adanya dua pengertian istilah sahabat pada masa itu yaitu sahabat dlm pengertian bahasa dan sahabat dalam perngertian istilah.
    @armand,
    sekali lg, ayat 9:101 tidak mengindikasikan bahwa Allah tidak memberitahu Nabi akan kaum munafik di sekeliling beliau. Hadits shahih di atas adalah bukti yg nyata bahwa Allah memberitahukan siapa2 org munafik kpd Nabi-Nya.
    agar sampeyan lebih paham lg & tdk menafsirkan ayat seenak udelnya silahkan baca Al-Qur’an 47: 29-30
    29. Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka ?
    30. Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.
    sudahlah tinggalkan aja itu pemahaman rofidhoh… dah basi kalee.. ga bakalan bisa dech menggunakan riwayat2 sunni utk diplintir membenarkan keyakinan rofidhoh… ampe kurus kering & gila mengais-ais riwyat2 sunni jg ga bakalan bisa… abadan dech… paling2 jurus trakhirnya pake riwayat2 dr kitab2 yg ga mu’tabar (itupun trnyata sanadnya bermasalah).. kasiaann dech.. wuakakakak
  29. @imem
    sekali lg, ayat 9:101 tidak mengindikasikan bahwa Allah tidak memberitahu Nabi akan kaum munafik di sekeliling beliau. Hadits shahih di atas adalah bukti yg nyata bahwa Allah memberitahukan siapa2 org munafik kpd Nabi-Nya.
    Sampeyan rupanya sulit diajak berpikir. Ayat ini jelas menyatakan ketidaktahuan Nabi saw atas sebagian sahabatnya yg munafik. Meski pun demikian ada pula beberapa riwayat dan ayat lain yg mengisyaratkan bahwa Nabi saw mengetahui, seperti riwayat 12 sahabat yg munafik di atas dan ayat2 di surah Almunafiqun serta di ayat-ayat lain dalam AQ. Jika sampeyan msh bersikeras bahwa Attaubah: 101 mengindikasikan bahwa Nabi saw tahu mana yg munafik mana yg bukan, tolong berikan bukti ayat yg memansukhnya, jangan asal ra’yu doang. Jika sampeyan memaksakan riwayat 12 orang munafik telah menjelaskan Attaubah: 101, maka sampeyan sudap pasti keliru, sebab tidak mungkin hadits Nabi saw bertentangan dgn AQ.
    Karna sampeyan msh terus membandel, sy tambahkan 3 pertanyaan lagi agar sampeyan lebih sering menggunakan otak yang Allah swt anugerahkan ke sampeyan. Yakni:
    (1) Bisakah sampeyan menyebutkan ke sy, siapa-siapa 12 sahabat yg munafik yg disebut dalam shahih Muslim di atas? Sulitkah? Bukankah “hanya” 12 orang dari ratusan ribu sahabat Nabi saw toh?
    (2) Mengapa Amr berkata seperti ini, “Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan pesan kepada kami suatu pesan yang tidak Beliau sampaikan juga kepada orang-orang
    Perhatikanlah, kenapa hanya kepada orang2 tertentu saja yg Nabi saw mau menyampaikan pesannya ini.
    (3) Mengapa ada 4 sahabat yg Huzaifah tdk ingat dari apa yg dikatakan Syu’bah?
    Renungkanlah wahai Imem. Renungkanlah!
    Dan sy harus terus-terus mengingatkan ke sampeyan tentang 2 soal essay yg belum sampeyan jawab.
    Salam
  30. Imem tambah pusing. Strike three! OUT!!
  31. astagfirullahaladziim..kenapa sih berantem soal hadits harus segitu menyakitkan bahasa yang digunakan? gunakan bahasa yang baik dan benar serta lembut bila berbicara dengan sesama muslim. bukankan kita semua ini bersaudara?
  32. Semakin jauh dari imam zaman, semakin mendekati jahiliah.
  33. dihadits diatas diceritakan bahwa nabi mengetahui orang2 munafik diseklilingnya. tapi menurut al quran nabi tidak mengetahui orang2 munafik disekelilingnya
    9:101. Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. KAMU (mUHAMMAD) TIDAK MENGETAHUI MEREKA, (tetapi) Kami-lah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
    Saya berpegang teguh dengan al quran dan menyangkal setiap berita yang berlawanan dengan al quran
  34. @YATAIN
    Komentar anda benar. Tapi anda lupa atas Firman Allah yang lain dimana Allah berfirman ” Tidak yang mengetahui yang GAIB kecuali Allah dan akan kuberikan kepada siapa yang Ku kehendaki. Apakah menurut anda Allah tidak memberikan pengetahuan ini pada Rasulullah SAW.
    Rasul pasti diberitahukan dan mengetahui. Tetapi bukan pada tempat dan waktu untuk menyebut siapa2 yang munafik. Cukup bagi Rasul sendiri dan Allah yang mengetahui. Kalau Rasul tidak mengetahui tidak mungkin Rasul bersabda: “Tidak ada yang menentangmu Ali kecuali para munafik” Wasalam

  35. assalamualaikum
    @all
    dalam Alquran surat 9 ayat 101. ada kalimat “Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu.”

    yang saya ingin tanyakan adalah
    (1). apa arti orang2 arab badui itu?
    (2). Siapa orang rang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu?
    (3). kenapa artinya jadi orang-orang Arab Badui padahal surat tersebut dalam bahasa arabnya tidak ada kata badui

    wassalam
  36. @G2
    Pertanyaan yang sejenis sdh dijawab. Tapi saya perlu informasikan untuk anda. Jangan menafsirkan Firman Allah berdasarkan terjemhan/tafisr para penafsir. Sebab para penterjemah/penafsir dalam menafsir/terjemah ada pamrihnya.
    Saya berikan beberapa contoh:
    1, Shadagah diterjemahkan/tafsirkan ZAKAT.
    2.MIN diterjemahkan/tafsir DARI
    3.KUFUR id. KAFIR
    4.Dan masih banyak lagi.
    Jadi yang anda maksudkan diatas adalah ARAB QURAIYS. Sedangkan kalau Arab Badwi jelas disebut dlm Alqur’an BADWI. Salam damai Wasalam .

  37. Menjelang wafatnya, Nabi.saw sudah mulai tau siapa2 sahabat2 beliau yang munafik, yang berani menolak permintaan nabi.saw, yang berkhianat, dan yang masuk islam cuma buat nunggu dapat jabatan dengan cara yang ilegal; baik dengan cara merampas, berbuat makar, maupun curi start duluan.
    Ada juga sahabat yang awalnya masuk islam karena usahanya mau bunuh Nabi.saw tapi gagal, ada juga yang masuk islam karena berharap seuatu bila nanti islam berjaya, ada juga yang masuk islam karena merasa nggak enak menolak ajakan atasannya dan ada juga yang masuk islam karena kalah dalam perang dan ingin menyalamatkan jiwanya. Dan, ketika Nabi.saw wafat TAMPAKLAH NIAT ASLI MEREKA KARENA ORANG YANG SELAMA INI MEREKA TEKUTI SUDAH TIDAK ADA.
  38. @chany
    oke jika kita anggap bahwa yang dimaksud arab badui itu orang arab Quraiys,
    timbul pertanyaan lagi, pada waktu itu siapa saja orang ARAB QURAIYS itu yang hidup di sekeliling Nabi?
    untuk pencerahannya tolong surat berapa dan ayat berapa saja dalam alquran yang menjelaskan tentang Arab Badwi. terima kasih
    salam damai juga
    wassalam

  39. “Di antara SahabatKu ada dua belas orang munafik.( Hadits )
    jelas sekali Rasul berkata 12 orang itu berada diantara para sahabatnya …berarti jelas 12 munafiq itu ialah termasuk org2 yg sering kita panggil sahabat itu …. kecuali kalau ada mazhab yg mendefinisikan sahabat dgn definisi yg berbeda dgn nabi …
    “Didalam kelereng2 yg kupunya ada 12 kelereng berwarna hitam”
    berarti 12 kelereng hitam itu juga termasuk kelerengku kan …

  40. “Di antara SahabatKu ada dua belas orang munafik.( Hadits )
    artinya :
    di tengah-tengah kumpulan sahabatku terdapat 12 orang munafik, maksudnya 12 orang munafik tsb membaur dengan para sahabat.
    jelas dalam perkataan Nabi tsb, beliau membedakan sahabat dg munafik.
    Allahu A’lam
  41. @sok tau banget
    anda cari2 pembenaran,bisa matematika ga?
    berfikirlah yg sehat,

  42. 🙄

    Heran, kok begitu susahnya mengakui bahwa ada sahabat yg munafik ya?
    Ini jg bukti bahwa dalil AQ, hadits dan akal msh kalah oleh dominasi dalil “pokoknya”

    Salam
  43. ya begitulah yang telah terkunci hatinya, yang telah mengikuti FULANAN KHOLILAN. mereka menolak walaupun kebenaran telah tampak di depannya
    salam
  44. siapa itu 12 org sahabat yg munafiq??? pasti ada hint2 dari rasulullah….tanya sama dukun ajaa hehe
  45. teks QS 9 :101 itu seperti dibawah ini..
    ﴿ وَ مِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الْأَعْرابِ مُنافِقُونَ وَ مِنْ أَهْلِ الْمَدينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفاقِ لا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلى‏ عَذابٍ عَظيمٍ

    wamimman HAULAKUM minall A’robi munafiqun dst….
    dimana ada kata BadWi diayat atas itu….
    setahu saya nggak ada tuh….

    ada yg bisa beri pencerahan…knp kok yg munafik di nisbatkan ke Org Badwi, padahal jelas2 disebut cuma org2 arab disekitar mu…
    kayaknya ada yg mendistorsi ayat nih buat sembunyi hehehehhe
  46. Tandanya keberadaan sahabat / umat nabi yang munafik merujuk kepada hadits berikut yang artinya “Kalaulah orang orang munafik itu mengetahui fadilahnya salat subuh dan isya berjemaah, maka pasti dan pasti ia akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak”
    Lengkapnya :
    Abu Hurairah berkata dari Nabi saw., “Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah (shalat) isya’ dan fajar(subuh).” Beliau bersabda pula, “Andaikata mereka mengetahui betapa besar pahala (shalat-shalat) Atamah (isya) dan fajar(subuh), (maka mereka akan mendatanginya meskipun harus merangkak).”[9]
    Kitab waktu sholat
    Haditsweb 3.0
    Berarti mereka berada dilingkungan nabi, mereka dekat dengan nabi satu mesjid dengan nabi, mereka sahabat dan mereka islam, dan mereka adalah umat nabi.
    Apakah kita juga adalah orang munafk yang disinggung oleh nabi seperti dalam hadits tsb ? Atau apakah ada sahabat-sahabat kita sebagai orang munafik. Kalau anda hubkan dengan hadits diatas maka akan ketemu bahwa ada sahabat-sahabat kita yang masih munafik.
    Kemudian adanya sahabat yang tidak mufafik dan masuk surga :
    Merujuk kepada hadits
    Dari Anas bin Malik r a. ia berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa shalat berjemaah selama 40 hari (dalam riwayat lain dinyatakan 5 waktu berturut turut) karena Allah tanpa tertinggal takbiratul-ula(dari imam), maka akan ditetapkan baginya dua kebebasan, yakni kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat nifak(munafik)” Hr Tirmidzi
    Mendapat ketetapan bebas api neraka, artinya langsung masuk surga, tanpa mampir ke neraka. Mendapat ketetapan bebas sifat munafik.
    Subhanallah…
  47. Ohiock ……
    Beo bernyanyi…………

  48. beginilah yg terjadi kpd orang-orang yg telah Allah butakan mata hatinya, ‘Apabila Kami menghendaki kesesatan bagi mereka, maka Kami butakan mata hati mereka. Seperti gelap gulita di dasar samudra yang dalam’. Saya melihat, firman Allah ini telah terjadi pd kaum syiah, hingga mereka telah terhijab dari jalan Allah yang lurus. Yang akhirnya menutup tabir ilmu, maka jelaslah kebodohan yang membawa kpd kekufuran yg sangat dekat dengan liang jahannam.
  49. @slman alfarisi.
    Ada urusan apa anda disini berbicara tentang SYIAH. Apakah setiap orang yang berbicara KEBENARAN atau MEMULIAKAN AHLULBAIT anda CAP Syiah?. Sungguh dangkaj pola berpikir anda. Ayat tsb yang anda bawa dikenakan pada diri anda. Allah memerintah kepada kita utk menyampaian KEBENARAN. Tapi anda katakan orang yang menyampaikan KEBENARAN adalah SESAT. Kalau menurut anda apa yang disampaikan SP SALAH. Silahkan bantah. Tapi karena itu adalah benar anda tidak sanggup membantah. Jalan satu2nya mencap mereka yang menyampaikan KEBENARAN SYIah. Memang Syiah lebih banyak menyampaikan kebenaran. Anda2 hanya menyampaikan kebohongan.
  50. @SP
    Jawaban ustadz Abul Jauza’ sudah jelas sekali.
    Bisa dilihat linknya
    http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/08/dua-belas-orang-munafik.html

Tinggalkan Balasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar