Sahabat Nabi Yang Dikatakan Munafik Dalam Shahih Muslim?
Posted on Juli 1, 2009 by secondprince
https://secondprince.wordpress.com/2009/07/01/sahabat-nabi-yang-dikatakan-munafik-dalam-shahih-muslim/
Sahabat Nabi Yang Dikatakan Munafik Dalam Shahih Muslim?
Judul yang sensasional, mungkin ya tapi
silakan dibaca dulu dengan seksama dan berikan penilaian yang objektif.
Pembicaraan seputar sahabat Nabi memang sangat sensitif, setidaknya bagi
kalangan tertentu. Kenapa? Karena sahabat Nabi lebih dikenal sebagai
orang-orang yang mulia, suri tauladan yang agung dan orang yang berjasa
besar bagi umat Islam. Saya tidak menyangkal hal itu, tetapi seperti
biasa cara berpikir fallacyus ala generalisasi yang menjangkiti sebagian orang terkadang mengundang tanda tanya bagi orang yang mau menggunakan akalnya. Mereka beranggapan bahwa sahabat
Nabi tidak boleh dikritik, barang siapa yang berani mengkritik sahabat
Nabi maka tak peduli kritikannya benar atau tidak, ia akan dianggap
telah mencela sahabat Nabi.
Singkat cerita mencela sahabat Nabi akan
dianggap zindiq minimal sesat. Apa jadinya jika mereka menemukan dalam
kitab-kitab shahih terdapat kritikan terhadap Sahabat Nabi?. Mereka akan
menolak, menakwilkan, berdalih atau apapun, intinya anda salah mereka benar dan Sahabat Nabi selalu mulia. Bagaimana jika ada yang mengatakan bahwa diantara Sahabat Nabi terdapat orang-orang munafik?. Oooh sudah pasti orang tersebut pasti akan mendapat cap sesat dhalalah bin dhalalah.
.
.
Dalam kitab Shahih Muslim 4/2143 no 2779 (9) tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi disebutkan bahwa diantara sahabat Nabi terdapat orang munafik
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا أسود بن عامر حدثنا شعبة بن الحجاج عن قتادة عن أبي نضرة عن قيس قال قلت لعمار أرأيتم صنيعكم هذا الذي صنعتم في أمر علي أرأيا رأيتموه أو شيئا عهده إليكم رسول الله صلى الله عليه و سلم ؟ فقال ما عهد إلينا رسول الله صلى الله عليه و سلم شيئا لم يعهده إلى الناس كافة ولكن حذيفة أخبرني عن النبي صلى الله عليه و سلم قال قال النبي صلى الله عليه و سلم في أصحابي اثنا عشر منافقا فيهم ثمانية لا يدخلون الجنة حتى يلج الجمل في سم الخياط ثمانية منهم تكفيكهم الدبيلة وأربعة لم أحفظ ما قال شعبة فيهم
Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad
bin Amir yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah bin Hajjaj
dari Qatadah dari Abi Nadhrah dari Qais yang berkata “saya pernah
bertanya kepada Ammar, bagaimana pendapatmu tentang perang terhadap Ali?
Atau bagaimana pesan yang disampaikan Rasulullah SAW kepadamu?. Ammar
menjawab “Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan pesan kepada kami
suatu pesan yang tidak Beliau sampaikan juga kepada orang-orang”. Saya
diberitahu oleh Huzaifah dari Nabi SAW yang bersabda “Di antara SahabatKu ada dua belas orang munafik.
Di antara mereka ada delapan orang yang tidak akan masuk surga sampai
unta masuk ke lubang jarum”. Delapan orang diantara mereka akan mendapat
Dubailah, sedangkan empat lainnya aku tidak hafal yang dikatakan
Syu’bah tentang mereka.
Matan hadis Shahih Muslim di atas menyatakan bahwa Rasulullah SAW sendiri yang menyebutkan ada sahabat Beliau yang munafik. Sudah menjadi kenyataan bahwa dalil sejelas apapun selalu bisa dicari-cari penolakannya. Mereka yang menolak ada sahabat Nabi munafik mengatakan bahwa hadis Shahih Muslim di atas menceritakan bahwa ada dua belas orang munafik dari Umat Nabi SAW dan mereka bukanlah sahabat Nabi SAW. Mereka berdalih dengan hadis berikutnya dalam Shahih Muslim 4/2143 no 2779 (10) tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi
حدثنا محمد بن المثنى ومحمد بن بشار ( واللفظ لابن المثنى ) قالا حدثنا محمد بن جعفر حدثنا شعبة عن قتادة عن أبي نضرة عن قيس بن عباد قال قلنا لعمار أرأيت قتالكم أرأيا رأيتموه ؟ فإن الرأي يخطئ ويصيب أو عهدا عهده إليكم رسول الله صلى الله عليه و سلم ؟ فقال ما عهد إلينا رسول الله صلى الله عليه و سلم شيئا لم يعهده إلى الناس كافة وقال إن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال إن في أمتي قال شعبة وأحسبه قال حدثني حذيفة وقال غندر أراه قال في أمتي اثنا عشر منافقا لا يدخلون الجنة ولا يجدون ريحها حتى يلج الجمل في سم الخياط ثمانية منهم تكفيكهم الدبيلة سراج من النار يظهر في أكتافهم حتى ينجم من صدورهم
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad bin Bisyr (lafaz ini lafaz Al
Mutsanna) yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ja’far yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Qatadah
dari Abi Nadhrah dari Qais bin Abad yang berkata “saya bertanya kepada
Ammar, bagaimana pendapatmu tentang perang yang kamu lakukan? Karena
pendapat itu bisa benar dan bisa salah. Atau bagaimana pesan yang
disampaikan Rasulullah SAW kepadamu?. Ammar menjawab “ Rasulullah SAW
tidak pernah menyampaikan pesan kepada kami yang tidak Beliau sampaikan
pula kepada orang-orang. Ammar berkata “Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda “bahwa diantara umatku”. Syu’bah berkata Ammar berkata telah
diberitahu Huzaifah dan Ghundar berkata “saya melihat Rasulullah SAW
bersabda “Diantara umatKu ada dua belas orang munafik yang
tidak akan masuk surga bahkan mereka tidak mencium bau surga hingga
unta masuk ke lubang jarum. Delapan orang diantara mereka akan mendapat
Dubailah yaitu api yang menyengat punggung mereka hingga tembus ke dada.
Kedua hadis Shahih Muslim diatas adalah Shahih, tetapi dalih sebagian orang bahwa dua belas orang munafik itu bukan sahabat Nabi tetapi Umat Nabi tidak
bisa diterima begitu saja. Justru jika kita menerima keshahihan kedua
hadis ini maka tidak ada pertentangan antara hadis yang satu dengan yang
lain hingga kita harus menolak salah satunya
- Hadis yang satu menyatakan Di antara SahabatKu ada dua belas orang munafik
- Hadis yang lain menyatakan Diantara UmatKu ada dua belas orang munafik
Coba pikirkan dengan baik, mengapa harus dikatakan bahwa orang munafik itu ada di antara Umat Nabi tetapi bukan Sahabat Nabi. Apakah
sahabat Nabi bukan termasuk Umat Nabi?. Kalau bukan lantas umat siapa,
kalau iya maka penyelesaiannya mudah. Hadis yang menyebutkan kata SahabatKu adalah penjelasan yang mengkhususkan dari hadis dengan kata UmatKu. Sehingga makna hadis tersebut adalah diantara Umat Nabi SAW yaitu dari kalangan Sahabat Nabi ada dua belas orang munafik. Makna ini sesuai dengan kedua hadis di atas dan tidak menolak atau menyangkal salah satu hadis. Berbeda dengan penakwilan bahwa dua belas orang munafik itu diantara Umat Nabi tetapi bukan sahabat Nabi, karena penakwilan ini dengan terpaksa telah menentang hadis yang shahih dan jelas yaitu hadis dengan lafaz SahabatKu. Begitulah adanya, dan silakan direnungkan.
Iklan
Mas…perbahasannya makin keren ya. Kami sudah mendengar hadis ini, namun apologi yg mereka suguhkan adalah ia mengenai Ibnu Ubay dan teman2nya.
Aneh…sebentar mereka bilang orang munafik bukan sahabat, namun bila ketemu hadis ini malah org munafik tiba2 berstatus sahabat…hmmm
Salam Damai
Selama sahabat itu manusia biasa, tentu saja mereka bisa melakukan kesalahan2, baik yg sengaja maupun yg tidak sengaja.
Wassalam
Coba anda perhatikan dan pahami Firman Allah tsb dibawah dan mengapa Rasul menolak untuk membunuh:
Al-Ahzab 60. Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan munafik orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar,
At-Taubah 73. Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
At-pTaubah 101. Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
Masih kah anda mengatakan: Jadi sahabat dalam arti sebenar-benarnya sahabat adalah bukan munafik, demikian juga sebaliknya munafik itu bukanlah sahabat Nabi dalam arti sebenar-benarnya sahabat. Wasalam
apakah sampeyan tdk mendengar sudah ada definisi dan klasifikasi baru sekarang ini tentang SAHABAT..
1. Sahabat itu bisa munafik, fasiq,Baik dst
2. Kalau sahabat sebenarnya…itu Pasti BAIK…baik deh..
jadi nanti dlm edisi berikutnya akan dicetak…buku hadits kurleb
“SAHABAT Sebenarnya” itu laksana bintang yg bisa menjadi petunjuk buat umatku…
heheheh…
Artikel Ini menghancur leburkan Kesakralan Kata SAHABAT yg di sebut adil semua…
Sahabat juga kan dapat disebut Mujtahid yg apabila salah dapat pahala satu, apabila benar dapat pahala dua.
Kok ngga pake smilley ?
A: kata Nabi ada 12 sahabat yang munafik
I: itu bukan sahabat sebenarnya.
si “I” sudah jatuh dalam fallacy, yang disebut “No true scotsman.”
Contoh lain:
“Tidak ada orang Tegal yang bahasa Inggrisnya bagus.”
”Heee jangan salaah. Mamiku orang Tegal tapi bahasa Inggrisnya bagus.”
”Ya, tapi tidak ada orang Tegal asli yang bahasa Inggrisnya bagus.”
”Mamiku orang Tegal asli.”
”Memang, tapi orang Tegal asli yang benar-benar keturunan orang Tegal asli bahasa Inggrisnya tidak bagus.
karena inilah pemahaman
Tak akan keluar pemahaman yang baik, kecuali dari hati yang bersih.
Ya sampeyan benar. Kami memiliki jawabannya. Dengan memaklumi bahwa di sekitar Nabi saw terdiri atas manusia-manusia yang beragam akhlak dan tingkat keimanannya, maka mudah bagi kami untuk memahami riwayat2 dalam hadits maupun AQ yang menunjukkan beberapa sahabat yang fasik, munafik dsb.
Masalahnya adalah, sampeyan dan manhaj sampeyan tdk pernah konsisten dan jujur memaknai sahabat. Di atas ini sampeyan mengatakan bahwa ada makna sahabat dalam arti bahasa dan ada sahabat yang sebenar-benar sahabat. Apa pula ini?
Lantas bagaimana definisi sahabat yang ini;
Kata shahabat dalam bahasa arab merupakan bentuk jamak dari “shahabi”, dan kata shahabi adalah pecahan dari kata Shuhbah. Maknanya secara bahasa adalah: “setiap orang yang pernah mendampingi seseorang maka dia adalah shahabatnya baik ia muslim atau kafir, mengikutinya atau tidak mengikutinya.
Adapun maknanya secara istilah adalah: “setiap orang yang pernah bertemu nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan beriman kepada beliau dan meninggal diatas keimanan. (Kitabut Tauhid, Syaikh Al-Fauzan. Hal:74)
Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar ketika menjelaskan makna defenisi shahabat diatas:
Termasuk dalam makna defenisi “bertemu” diatas, setiap orang yang pernah bermajlis bersama nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam waktu yang lama atau hanya sebentar, meriwayatkan hadits atau tidak, bertempur bersama nabi atau tidak, melihat nabi hanya sekali dan tidak pernah bermajlis bersama beliau, dan yang tidak melihatnya disebabkan alasan tertentu, seperti buta.
Saya kok tidak melihat kesesuaian dgn definisi sampeyan di atas: Yaitu sahabat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? Sahabat yang setia dan berjuang bersama beliau menegakkan dien ini?
Sampeyan ini kebanyakan ra’yu rupanya
Salam
Bukan kapasitas kita menentukan siapa saja yang munafik dan yang bukan.
Yang terang dan jelas, shahabat-shahabat yang telah memiliki keutamaan berdasarkan nash adalah orang-orang yang terbaik dan pastinya bukan munafik.
Shalallahu ‘ala nabiyina muhammad, wa ‘ala aalihi wa’ala ashabihi wa manitaba’ahum ilaa yaumuddiin
Dari 4 nomor baru 2 nomor yang sampeyan jawab. Nomor 2 & 4 mana? Nilai 5,0. Belum begitu bagus.
Salam
Sy hanya mengkritisi dan menguji pernyataan-pernyataan yang sy anggap bermasalah, menyimpang dan tidak konsisten. Kebetulan yang paling sering bersikap seperti ini adalah jenis manusia seperti
Imem ini Momen yang bagi saya dapat menambah pengetahuan atau bahkan pencerahan.
Siapa sahabat yang terbaik itu? Apakah semua orang yang didefinisikan ibnu Hajar yang jumlahnya ratusan ribu itu? Jika ya, maka sungguh mengusik akal. Apakah tdk ada sama sekali orang yang biasa-biasa saja, memiliki keimanan sekedarnya, fasik, akhlak rendah, pemberontak, munafik, dll?
yang sampeyan perlu kritisi itu adalah para perawi syi’ah yang katanye meriwayatkan riwayat dr ahlul bait! di kitab2 kalian spt kutubul arba’ah, Biharul Anwar de el el…… kalau sahabat jelas banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang membersihkan mereka, sedangkan para perawi syi’ah yang katanye meriwayatkan hadits dr imam2 ahlul bait ga jelas kredibilitasnya…. jaauuuuuuuuuuuuhh sekali dr generasi sahabat levelnya.. itu yg perlu sampeyan & SP kritisi! kalo ga, keyakinan sampeyan itu patut dipertanyakan.. jangan-jangan apa yang selama ini sampeyan pegang ternyata bukan dari ahlul bait.. tetapi dari orang-orang Munafik pengikut Ibnu Saba’.. Nah Loh.. jd jgn kemana-mana dulu dech.. lihat dunk gajah di pelupuk mata kalian, jgn lihat microba di seberang lautan…….. wuakakakak
Wah…wah. Emangnya mas tau keyakinan sy apa, kok pake bawa-bawa ibnu Saba’? Jadi kalau mengkritisi sampeyan dan orang2 sejenis sampeyan lantas otomatis pengikut ibnu Saba’ gitu? Hebat benar sampeyan…..Sampeyan telah menjadi pembeda Ahlussunnah & ibnu Saba’ rupanya.
Tapi udahlah….yang saya tunggu dari sampeyan adalah soal essay no. 2 & 4 di atas yg belum terjawab.
Salam
1. Sahabat SAW ada yg munafik
2. Org munafik bukan sahabat nabi SAW
“Jangan sampai orang-orang berbicara bahwa Muhammad membunuh para sahabatnya.”
Berarti ada sahabat Nabi SAW yg disarankan utk dibunuh tp tdk dilakukan dgn alasan itu. Pertanyaanya mengapa ada sahabat nabi SAW yg perlu dibunuh?
Baik, sesuai riwayat di atas ada 12 orang yang munafik.
Apakah 12 ini termasuk sahabat? Jelas sahabat. Tidak akan dikatakan munafik thd Rasul saw bila tdk bertemu dan bergaul dgn Rasul saw. Bila tidak pernah bertemu dan bergaul dgn Rasul saw bagaimana disebut munafik thd Rasul saw? Bukankah orang2 yang pernah bertemu dgn Rasul saw dan menyatakan keimanannya sdh dianggap sahabat?
Apakah mereka beriman?
Ya, mereka mengaku beriman di hadapan Rasul saw namun hati mereka mengingkari. Adapun perlakukan syar’i thd mereka adalah sama seperti umat Islam lainnya.
Uh… tafsir yg seenak udelnya. Ayat AQ mana yg memansukh ayat Attaubah 110 sehingga sampeyan berkesimpulan bahwa Allah swt kemudian memberitahukan Nabi saw siapa-siapa saja yg munafik? Apa perlunya ayat Attaubah 110 jika kemudian diralat sendiri oleh Allah swt? Ketahuilah wahai Imem, beberapa orang-orang di sekitar Rasul saw yang munafik memang telah diketahui oleh Rasul saw, sementara beberapa pula tidak diketahui Beliau. Siapa-siapa yang telah diketahui? Bacalah surah Almunaafiqun: 1-11, dan fikirkanlah.
Bila sampeyan membacanya dgn pikiran dan hati yang bersih, niscaya sampeyan akan menemukan bahwa di antara sahabat Nabi saw (perhatikan dhamir “mereka”, bukan hanya 1-2 orang) memang munafik, dan yang paling penting adalah bahwa Nabi saw mengetahuinya. Kiranya saya tdk perlu lebih jauh menjelaskan alasan ini. Sampeyan sendiri sebaiknya yang menemukannya.
Kemudian bandingkan dgn surah Attaubah: 110, Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar,
Bisakah sampeyan melihat bahwa yang dimaksud di ayat ini adalah orang2 Arab Badui dan sebagian penduduk Madinah? Fikirkanlah, apakah mereka sering bergaul dgn Nabi saw?.
Jika sampeyan mau bertafakkur sejenak dan meninggalkan kekakuan sampeyan, maka sampeyan akan menyadari bahwa orang-orang di masa hidupnya Nabi saw sesungguhnya beragam kedekatannya dgn Nabi saw. Tidak semua orang yang masuk Islam saat itu, yang mengimani kenabian Muhammad saw kemudian dekat dg Beliau dan sering bertemu dan bergaul dgn Beliau saw. Sahabat yang dimaksud oleh riwayat di atas adalah orang-orang yang sering bertemu dan bergaul dgn Beliau saw. Sementara sangat banyak orang-orang yang jarang bertemu dan bergaul dgn Nabi saw. Orang-orang inilah yang dimaksud dengan surah Attaubah: 110 yang di antara mereka banyak yang munafik, ucapan iman hanya di mulut, namun hati mereka menolak. Disebabkan tidak adanya pergaulan, bagaimana Nabi saw dapat mengetahui kemunafikan mereka? Makanya kata Allah, Nabi saw tidak mengetahui dan hanya Allah lah yang mengetahui.
Nah di antara jumlah 100rb manusia yg sampeyan bilang, masuk pula kaum munafik sesuai surath Attaubah: 110.
Wallahua’lam
Oh ya, jangan lupa 2 soal essay yg belum sampeyan tuntaskan.
Salam
Justru dengan kalimat ini, sangat membedakan antara SAHABAT dengan MUNAFIK.
Sama seperti dalam QS surat Ar-Rahman:
“Di antara keduanya, ada batas yang tidak dapat dilampaui masing-masing”
Jelas sekali perbedaan antara kedua lautan yang bertemu tetapi antara keduanya ada BATAS yg tidak dapat dilampaui masing2.
Kalau saya melihat hadits di atas, Sangat jelas sekali, ingin membedakan antara para MUNAFIK yg berada di antara para SAHABAT.
Sampeyan rupanya sulit diajak berpikir. Ayat ini jelas menyatakan ketidaktahuan Nabi saw atas sebagian sahabatnya yg munafik. Meski pun demikian ada pula beberapa riwayat dan ayat lain yg mengisyaratkan bahwa Nabi saw mengetahui, seperti riwayat 12 sahabat yg munafik di atas dan ayat2 di surah Almunafiqun serta di ayat-ayat lain dalam AQ. Jika sampeyan msh bersikeras bahwa Attaubah: 101 mengindikasikan bahwa Nabi saw tahu mana yg munafik mana yg bukan, tolong berikan bukti ayat yg memansukhnya, jangan asal ra’yu doang. Jika sampeyan memaksakan riwayat 12 orang munafik telah menjelaskan Attaubah: 101, maka sampeyan sudap pasti keliru, sebab tidak mungkin hadits Nabi saw bertentangan dgn AQ.
Karna sampeyan msh terus membandel, sy tambahkan 3 pertanyaan lagi agar sampeyan lebih sering menggunakan otak yang Allah swt anugerahkan ke sampeyan. Yakni:
(1) Bisakah sampeyan menyebutkan ke sy, siapa-siapa 12 sahabat yg munafik yg disebut dalam shahih Muslim di atas? Sulitkah? Bukankah “hanya” 12 orang dari ratusan ribu sahabat Nabi saw toh?
(2) Mengapa Amr berkata seperti ini, “Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan pesan kepada kami suatu pesan yang tidak Beliau sampaikan juga kepada orang-orang”
Perhatikanlah, kenapa hanya kepada orang2 tertentu saja yg Nabi saw mau menyampaikan pesannya ini.
(3) Mengapa ada 4 sahabat yg Huzaifah tdk ingat dari apa yg dikatakan Syu’bah?
Renungkanlah wahai Imem. Renungkanlah!
Dan sy harus terus-terus mengingatkan ke sampeyan tentang 2 soal essay yg belum sampeyan jawab.
Salam
9:101. Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. KAMU (mUHAMMAD) TIDAK MENGETAHUI MEREKA, (tetapi) Kami-lah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
Saya berpegang teguh dengan al quran dan menyangkal setiap berita yang berlawanan dengan al quran
Komentar anda benar. Tapi anda lupa atas Firman Allah yang lain dimana Allah berfirman ” Tidak yang mengetahui yang GAIB kecuali Allah dan akan kuberikan kepada siapa yang Ku kehendaki. Apakah menurut anda Allah tidak memberikan pengetahuan ini pada Rasulullah SAW.
Rasul pasti diberitahukan dan mengetahui. Tetapi bukan pada tempat dan waktu untuk menyebut siapa2 yang munafik. Cukup bagi Rasul sendiri dan Allah yang mengetahui. Kalau Rasul tidak mengetahui tidak mungkin Rasul bersabda: “Tidak ada yang menentangmu Ali kecuali para munafik” Wasalam
@all
dalam Alquran surat 9 ayat 101. ada kalimat “Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu.”
yang saya ingin tanyakan adalah
(1). apa arti orang2 arab badui itu?
(2). Siapa orang rang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu?
(3). kenapa artinya jadi orang-orang Arab Badui padahal surat tersebut dalam bahasa arabnya tidak ada kata badui
wassalam
Pertanyaan yang sejenis sdh dijawab. Tapi saya perlu informasikan untuk anda. Jangan menafsirkan Firman Allah berdasarkan terjemhan/tafisr para penafsir. Sebab para penterjemah/penafsir dalam menafsir/terjemah ada pamrihnya.
Saya berikan beberapa contoh:
1, Shadagah diterjemahkan/tafsirkan ZAKAT.
2.MIN diterjemahkan/tafsir DARI
3.KUFUR id. KAFIR
4.Dan masih banyak lagi.
Jadi yang anda maksudkan diatas adalah ARAB QURAIYS. Sedangkan kalau Arab Badwi jelas disebut dlm Alqur’an BADWI. Salam damai Wasalam .
Ada juga sahabat yang awalnya masuk islam karena usahanya mau bunuh Nabi.saw tapi gagal, ada juga yang masuk islam karena berharap seuatu bila nanti islam berjaya, ada juga yang masuk islam karena merasa nggak enak menolak ajakan atasannya dan ada juga yang masuk islam karena kalah dalam perang dan ingin menyalamatkan jiwanya. Dan, ketika Nabi.saw wafat TAMPAKLAH NIAT ASLI MEREKA KARENA ORANG YANG SELAMA INI MEREKA TEKUTI SUDAH TIDAK ADA.
oke jika kita anggap bahwa yang dimaksud arab badui itu orang arab Quraiys,
timbul pertanyaan lagi, pada waktu itu siapa saja orang ARAB QURAIYS itu yang hidup di sekeliling Nabi?
untuk pencerahannya tolong surat berapa dan ayat berapa saja dalam alquran yang menjelaskan tentang Arab Badwi. terima kasih
salam damai juga
wassalam
jelas sekali Rasul berkata 12 orang itu berada diantara para sahabatnya …berarti jelas 12 munafiq itu ialah termasuk org2 yg sering kita panggil sahabat itu …. kecuali kalau ada mazhab yg mendefinisikan sahabat dgn definisi yg berbeda dgn nabi …
“Didalam kelereng2 yg kupunya ada 12 kelereng berwarna hitam”
berarti 12 kelereng hitam itu juga termasuk kelerengku kan …
anda cari2 pembenaran,bisa matematika ga?
berfikirlah yg sehat,
Heran, kok begitu susahnya mengakui bahwa ada sahabat yg munafik ya?
Ini jg bukti bahwa dalil AQ, hadits dan akal msh kalah oleh dominasi dalil “pokoknya”
Salam
salam
﴿ وَ مِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الْأَعْرابِ مُنافِقُونَ وَ مِنْ أَهْلِ الْمَدينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفاقِ لا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلى عَذابٍ عَظيمٍ
wamimman HAULAKUM minall A’robi munafiqun dst….
dimana ada kata BadWi diayat atas itu….
setahu saya nggak ada tuh….
ada yg bisa beri pencerahan…knp kok yg munafik di nisbatkan ke Org Badwi, padahal jelas2 disebut cuma org2 arab disekitar mu…
kayaknya ada yg mendistorsi ayat nih buat sembunyi hehehehhe
Abu Hurairah berkata dari Nabi saw., “Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah (shalat) isya’ dan fajar(subuh).” Beliau bersabda pula, “Andaikata mereka mengetahui betapa besar pahala (shalat-shalat) Atamah (isya) dan fajar(subuh), (maka mereka akan mendatanginya meskipun harus merangkak).”[9]
Haditsweb 3.0
Merujuk kepada hadits
Beo bernyanyi…………
Ada urusan apa anda disini berbicara tentang SYIAH. Apakah setiap orang yang berbicara KEBENARAN atau MEMULIAKAN AHLULBAIT anda CAP Syiah?. Sungguh dangkaj pola berpikir anda. Ayat tsb yang anda bawa dikenakan pada diri anda. Allah memerintah kepada kita utk menyampaian KEBENARAN. Tapi anda katakan orang yang menyampaikan KEBENARAN adalah SESAT. Kalau menurut anda apa yang disampaikan SP SALAH. Silahkan bantah. Tapi karena itu adalah benar anda tidak sanggup membantah. Jalan satu2nya mencap mereka yang menyampaikan KEBENARAN SYIah. Memang Syiah lebih banyak menyampaikan kebenaran. Anda2 hanya menyampaikan kebohongan.
Jawaban ustadz Abul Jauza’ sudah jelas sekali.
Bisa dilihat linknya
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/08/dua-belas-orang-munafik.html