30 Juli 2015
Lima Ciri Islam Sontoloyo Menurut Bung Karno
http://metroislam.com/lima-ciri-islam-sontoloyo-menurut-bung-karno/
Metroislam.com – Juni adalah bulan Soekarno.
Di bulan ia lahir dan wafat ini penting untuk kita mengingat kembali
gagasan pendiri bangsa ini tentang Islam. Perhatiannya terhadap Islam
begitu bergairah di zaman kemerdekaan. Berbagai gagasannya tentang Islam
masih sangat relevan hingga kini.
Presiden pertama Indonesia yang akrab disapa Bung Karno ini
mengedepankan esensi dan substansi Islam ketimbang simbol-simbol Islam
yang kaku. Ia menyalakan, apa yang ia sebut sebagai, api Islam. Ia ingin
menghidupkan kembali jiwa Islam sebagai ajaran universal sebagaimana
visi etik Al-Quran dan sunah Nabi Muhammad.
Karena itu, ia menolak kecenderungan apa yang ia sebut sebagai
masyarakat onta atau Islam Sontoloyo. Kecenderungan ini bukan hanya
masih menggejala, bahkan kian menguat kini.
Sebagai pencetus Pancasila dan merumuskan nilai-nilainya, ia
mengadopsi apa yang dilakukan Nabi Muhammad di Madinah sebagai petunjuk
urusan menyusun dan membangkitkan masyarakat. Pancasila itu salah satu
wujud bagaimana Bung Karno menerapkan visi etik Al-Quran dan sunah nabi
itu.
Bung Karno mendalami Islam saat berada di Endeh. Bahkan menurut H.A. Notosoetardjo dalam Rakyat Bertanya Bung Karno Menjawab, ia
menekuni pengetahuan Islam berawal saat dari Penjara Sukamiskin
kemudian dilanjutkan dengan lebih intensif saat pembuangan di Endeh. Ia
baru mulai mengeluarkan berbagai pendapatnya di media massa mengenai
masalah-masalah Islam saat ia dipindahkan ke Bengkulu.
Dalam berbagai tulisannya tentang Islam itu tampak pengetahuan Bung
Karno tentang Islam begitu luas dan mendalami persoalan. Selain melahap
berbagai buku dari para ulama di berbagai negeri Islam, ia juga murid
dari tokoh utama Sarekat Islam: Tjokroaminoto (Baca:Islam Progresif Tjokroaminoto).
Bisa dibilang, berbagai gagasannya tentang Islam ikut memberi landasan Islam Indonesia atau Nusantara.
Berikut lima ciri masyarakat onta atau Islam Sontoloyo yang
menurutnya membuat Islam mundur dan konflik tak berujung di tengah
masyarakat dan penghambat kemajuan bangsa.
- Royal Mencap Kafir
Dalam Surat-surat Islam dari Endeh (1930-an) dan Masyarakat Onta dan Masyarakat Kapal Udara(1940), Bung Karno menulis kritik terhadap kecenderungan sebagian ulama dan umat Islam saat itu yang begitu mudah mencap kafir.
“Kita royal sekali dengan perkataan “kafir”, kita gemar sekali mencap
segala barang yang baru dengan cap “kafir”. Pengetahuan Barat kafir;
radio dan kedokteran kafir; sendok dan garpu dan kursi kafir; tulisan
Latin kafir; yang bergaul dengan bangsa yang bukan bangsa Islam pun
kafir!”
- Taklid Buta
Bagi Bung Karno, taklid itu seperti abu, debu, dan asap. Ia bukan api
Islam. Islam tak lagi jadi agama yang boleh dipikirkan secara merdeka,
tapi telah menjadi monopoli kaum fakih dan kaum tirakat.
“Hampir seribu tahun akal dikungkung sejak kaum Mu’tazilah sampai
Ibnu Rusyd dan lainnya. Asy’arisme pangkal taklidisme dalam Islam. Akal
tidak diperkenankan lagi. Akal itu dikutuk seakan-akan dari setan
datangnya,” paparnya.
Mengutip Snouck Hurgronje, ia mengatakan ulama dari segala
waktu terikat pada ucapan ulama terdahulu, masing-masing dalam kalangan
mazhabnya. Syariat itu akhirnya bergantung kepada ijma’ dan tidak kepada
maksud-maksud firman yang asli.
Padahal jelas, baginya, dua sumber utama Islam adalah Kalam Allah dan
Sunah Rasul. Dari dua sumber ini pula para ulama mengambil kesimpulan
hukum. Dari dua sumber utama ini pula kita mesti menyalakan api Islam.
Menurut Bung Karno, Al-Quran dan Hadits itu tidak berubah. Bahkan
“teguh selama-lamanya, tidak lapuk di hujan, tidak lekang di panas.”
Tapi pandangan masyarakat yang senantiasa berubah, berevolusi, dinamis,
mengalir.
- Mengutamakan Fikih
Dalam Islam Sontoloyo (1940), Bung Karno menulis bahwa fikih
bukanlah satu-satunya tiang keagamaan. Tiang utamanya ialah terletak
dalam ketundukan kita punya jiwa pada Allah.
“Fikih itu, walaupun sudah kita saring semurni-murninya, belum
mencukupi semua kehendak agama. Belum dapat memenuhi syarat-syarat
ketuhanan yang sejati, yang juga berhajat kepada tauhid, akhlak,
kebaktian ruhani, kepada Allah,” tulisnya.
Menurutnya, Al-Quran dan api Islam seakan-akan mati karena kitab
fikih itu sajalah yang dijadikan pedoman hidup, bukan kalam Illahi
sendiri.
“Dunia Islam sekarang ini setengah mati, \tiada nyawa, tiada api,
karena umat Islam sama sekali tenggelam dalam kitab fikihnyasaja, tidak
terbang seperti burung garuda di atas udara-udaranya Levend Geloof,
yakni udara-udaranya agama yang hidup.”
Hal itu tak berarti Bung Karno membenci fikih. Menurutnya, fikih
tetap penting. Bahkan ia menyebutkan, masyarakat Islam tak dapat berdiri
tanpa hukum-hukum fikih. Sebagaimana tiada masyarakat tanpa aturan
perundang-undangan.
“Saya hanya membenci orang atau perikehidupan agama yang terlalu
mendasarkan diri kepada fikih, kepada hukum-hukumnya syariat itu saja,”
tulisnya.
Dengan mengutip Farid Wadji, Muhammad Ali, Kwada Kamaludin, Amir Ali,
ia mengatakan bahwa alangkah baiknya di samping mempelajari fikih kita
juga dengan sungguh belajar nilai dan visi etik Al-Quran.
Ini Bung Karno praktikkan, salah satunya saat anjing yang ia pelihara
menjilat air di dalam panci di dekat sumur. Ia kemudian Ia pun meminta
Ratna Juami untuk membuang air itu dan mencuci panci itu beberapa kali
dengan sabun dan kreolin.
“Di zaman Nabi belum ada sabun dan kreolin! Nabi s.a.w. sendiri telah
menyerahkan kepada kita sendiri perihal urusan dunia, membenarkan
segala urusan dunia yang baik dan tidak nyata haram atau makruh,”
paparnya.
- Tak Melek Sejarah
Dalam Surat-surat Islam dari Endeh (1930-an), Bung Karno menulis, umumnya kita punya ulama dan kiai tapi tak ada sedikitpun “feeling”
kepada sejarahnya. Mereka punya minat hanya tertuju pada agama,
terutama pada bagian fikih. Tapi pengetahuan tentang sejarah umumnya
nihil. Padahal sejarah adalah padang penyelidikan yang maha penting!
“Kebanyakan mereka tak mengetahui sedikitpun dari sejarah itu.
Sejarah, apalagi bagian “yang lebih dalam”, yakni yang mempelajari
kekuatan-kekuatan masayarakat yang menyebabkan kemajuan atau
kemundurannya sesuatu bangsa. Sejarah itu sama sekali tidak menarik
mereka punya perhatian,” tulisnya.
Paling mujur, lanjut Bung Karno, mereka hanya mengetahui tarikh Islam
saja. Dari tarikh Islam ini seharusnya mereka sudah dapat menggali juga
banyak ilmu yang berharga. Tapi umumnya kita mempelajari hukum, kenal
isi kitab fikih, mengetahui tiap perintah dan larangan agama hingga yang
terkecil, tapi kita tidak mengetahui bagaimana cara Nabi, para sahabat,
tabiin, khalifah menaafsirkan perintah dan larangan-larangan Allah di
dalam urusan sehari-hari dan urusan negara.
“Kita sama sekali gelap dan buta buat di dalam hal menafsirkan itu oleh karena tidak mengenal tarikh,” imbuhnya.
Menurutnya, pelajaran terbesar dari sejarah adalah bahwa Islam di
zamannya yang pertama dapat terbang meninggi seperti burung garuda di
atas angkasa karena fikih tidak berdiri sendiri. Fikih disertai dengan
tauhid dan etiknya Islam yang menyala-nyala. Fikih hanyalah “kendaraan”
saja.
Kendaraan ini dikusiri oleh rohnya etik Islam serta tuhid yang hidup.
Dengan fikih yang demikian itulah umat Islam menjadi cakrawati (pucuk
pimpinan) di separuh dunia!
Dengan mengutip Essad Bey, Bung Karno mengatakan, jia kedudukan fikih
begitu sentral di situlah Islam membeku menjadi satu sistem formil
belakang. Ia tiada bergerak lagi, ia mandek! Bukanlah saja mandek, fikih
bukan lagi menjadi petunjuk dan pembatas hidup.
Jika pemuka dan umat Islam Indonesia tetap tidak mengindahkan
pelajaran besar dari sejarahnya sendiri dan mengikuti jejak para
pemimpin besar di negeri lain serta hanya berorientasi fikih, maka
jangan harap umat Islam Indonesia akan dapat mempunyai kekuatan jiwa
hebat untuk menjunjung dirinya dari keadaan aib yang sekarang ini.
- Hadis Lemah sebagai Pedoman
Menurut sebagian ulama, hadis lemah (da’if) bisa dijadikan sumber
hukum selama tak bertentangan dengan Al-Quran. Bagi Bung Karno sendiri,
hadis lemah di antara yang menyebabkan kemunduran Islam.
“Saya perlu kepada Bukhari atau Muslim itu karena di situlah dihimpun
hadis-hadis sahih. Walaupun dari keterangan salah seorang pengamat
Islam bangsa Inggris, di Bukhari pun masih terselip hadis-hadis yang
lemah. Dia pun menerangkan, bahwa kemunduran Islam, kekunoan Islam,
kemesuman Islam, ketakhayulan orang Islam banyaklah karena hadis-hadis
lemah itu yang sering lebih laku daripada ayat-ayat Al-Quran. Saya kira
anggapan ini adalah benar.”
Source: www.madinaonline.id5 TANDA ISLAM SONTOLOYO KATA BUNG KARNO
Islam sontoloyo menurut Bung Karno
Kunjoy- Juni dikatakan merupakan bulan Soekarno. Tepat dimana
bulan tersebut adalah bulan kelahiran dan wafatnya sang pendiri terbesar
bangsa Indonesia.
Di bulan Juni itulah mengingatkan kita kembali mengenai gagasan Islam dari salah satu pionir terbesar lahirnya bangsa Indonesia ini.
Di bulan Juni itulah mengingatkan kita kembali mengenai gagasan Islam dari salah satu pionir terbesar lahirnya bangsa Indonesia ini.
Bung Karno sapaan akrabnya, dia lebih mementingkan esensi dan sustansi
mengenai Islam ketimbang pada simbol-simbol Islam yang dinilainya sangat
kaku. Pancasila merupakan gagasan yang ia ambil dari tindakan Nabi
Muhammad di Madina. Visi dari Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad itu ada
di dalam Pancasila.
Endeh merupakan saksi bisu dimana Bung Karno mendalami Islam. Menurut pendapat dari H.A. Notosoetardjo melalui Rakyat Bertanya Bung Karno Menjawab mengatakan bahwa di Penjara Sukamiskin, Bung Karno menekuni ajaran Islam kemudian lebih mendalam saat dibuang di Endeh dan di Bengkulu. Pendapatnya mengenai masalah-masalah Islam dimuat di media massa.
Jika melihat kembali beberapa tulisan mengenai Islam, ternyata Bung Karno memiliki pemahaman yang begitu luas dan sangat mendalami persoalan mengenai Islam. Hal ini dikarenakan ia suka membaca buku dari para ulama di berbagai negeri Islam dan juga merupakan murid dari seorang tokoh utama sarekat Islam yang bernama Tjokroaminoto.
Kalau boleh di bilang, ia mendirikan Bangsa Indonesia dengan gagasan mengenai Islam atau lebih tepatnya Islam Indonesia/ Nusantara.
Berikut ini beberapa tanda Islam Sontoloyo menurut Bung Karno yang mengakibatkan penghambatan kemajuan bangsa, konflik dan juga kemunduran dalam agama Islam.
Endeh merupakan saksi bisu dimana Bung Karno mendalami Islam. Menurut pendapat dari H.A. Notosoetardjo melalui Rakyat Bertanya Bung Karno Menjawab mengatakan bahwa di Penjara Sukamiskin, Bung Karno menekuni ajaran Islam kemudian lebih mendalam saat dibuang di Endeh dan di Bengkulu. Pendapatnya mengenai masalah-masalah Islam dimuat di media massa.
Jika melihat kembali beberapa tulisan mengenai Islam, ternyata Bung Karno memiliki pemahaman yang begitu luas dan sangat mendalami persoalan mengenai Islam. Hal ini dikarenakan ia suka membaca buku dari para ulama di berbagai negeri Islam dan juga merupakan murid dari seorang tokoh utama sarekat Islam yang bernama Tjokroaminoto.
Kalau boleh di bilang, ia mendirikan Bangsa Indonesia dengan gagasan mengenai Islam atau lebih tepatnya Islam Indonesia/ Nusantara.
Berikut ini beberapa tanda Islam Sontoloyo menurut Bung Karno yang mengakibatkan penghambatan kemajuan bangsa, konflik dan juga kemunduran dalam agama Islam.
LIMA TANDA ISLAM SONTOLOYO KATA BUNG KARNO
Gampang mengatakan kafir
http://kunjoy.blogspot.com/2015/07/5-tanda-islam-sontoloyo-kata-bung-karno.html
Bung Karno menyampaikan kritiknya terhadap para ulama dan umat Islam
yang telalu gampang menyebut kafir dalam Masyarakat Onta dan Masyarakat
Kapal Udara (1940) dan Surat-Surat Islam dari Endeh (1930-an).
Gampang sekali menyebut kafir pada sesuatu hal. Kafir pada pengetahuan barat; Kafir bila bergaul dengan bangsa yang bukan Islam; Kafir mengenai barang-barang baru; Kafir mengenai sendok, garpu dan bahkan kursi. Radio dan kedokteran juga Kafir.
Bagi Bung Karno, yang mengatakan kafir pada pengetahuan dan kecerdasan, listrik, radio dan sesuatu yang baru/ update adalah mereka-mereka yang ingin tinggal dalam keterbelakangan. Bayangkan makan tanpa menggunakan sendok dan selalu naik onta.
"Astagfirullah...Inikah agama yang direstui Allah? Inikah Islam?", tulisnya.
Gampang sekali menyebut kafir pada sesuatu hal. Kafir pada pengetahuan barat; Kafir bila bergaul dengan bangsa yang bukan Islam; Kafir mengenai barang-barang baru; Kafir mengenai sendok, garpu dan bahkan kursi. Radio dan kedokteran juga Kafir.
Bagi Bung Karno, yang mengatakan kafir pada pengetahuan dan kecerdasan, listrik, radio dan sesuatu yang baru/ update adalah mereka-mereka yang ingin tinggal dalam keterbelakangan. Bayangkan makan tanpa menggunakan sendok dan selalu naik onta.
"Astagfirullah...Inikah agama yang direstui Allah? Inikah Islam?", tulisnya.
Taklid yang buta
Menurut Bung Karno taklid itu diibaratkan seperti debu, asap, abu dan
bukan api. Islam bukan sesuatu yang harus dipikirkan lagi secara bebas
tapi lebih untuk monopoli kaum tirakat dan kaum fakih.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa para ulama dalam segala waktu terikat pada perkataan ucapan ulama terdahulu, masing-masing dari kalangan mazhabnya. Akhirnya syariat itu bergantung pada 'ijma' dan bukan lagi bersumber dari firman yang asli yang ia kutip dari Snouck Hurgronje.
"Padahal sumber utama dari Islam itu adalah Sunnah Rasul dan Kalam Allah. Dengan kedua hal itulah para ulama harusnya mengambil kesimpulan pada suatu hukum', imbuhnya.
Bagi Bung Karno, Al-Quran dan Hadits tidak akan pernah berubah bahkan akan tetap teguh selama-lamanya, tidak akan pernah lapuk bila terkena hujan dan tidak akan lekang bila terkena panas. Hanya saja pandangan masyarakat yang akan selalu berubah, mengalir, berevolusi dan dinamis.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa para ulama dalam segala waktu terikat pada perkataan ucapan ulama terdahulu, masing-masing dari kalangan mazhabnya. Akhirnya syariat itu bergantung pada 'ijma' dan bukan lagi bersumber dari firman yang asli yang ia kutip dari Snouck Hurgronje.
"Padahal sumber utama dari Islam itu adalah Sunnah Rasul dan Kalam Allah. Dengan kedua hal itulah para ulama harusnya mengambil kesimpulan pada suatu hukum', imbuhnya.
Bagi Bung Karno, Al-Quran dan Hadits tidak akan pernah berubah bahkan akan tetap teguh selama-lamanya, tidak akan pernah lapuk bila terkena hujan dan tidak akan lekang bila terkena panas. Hanya saja pandangan masyarakat yang akan selalu berubah, mengalir, berevolusi dan dinamis.
Fikih yang diutamakan
Tiang keagamaan Islam bukan satu-satunya adalah fikih. Tiang paling
utama terletak pada ketaatan dan ketundukan jiwa kita pada Allah.
Menurut Bung karno, bila 'fikih' disaring sedemikian rupa untuk mencapai kemurniaan maka tidak dapat mencangkup syarat sejati mengenai ketuhanan, akhlak, berhajat kepada tauhid dan kebaktian ruhani kepada Allah.
Hal ini bukan berarti bahwa Bung Karno sangat membenci fikih. Fikih itu tetap penting. Masyarakat Islam tidak bisa berdiri bila tanpa hukum-hukum fikih dan hal ini seperti halnya aturan perundang-undangan dalam masyarakat.
Bagi Bung Karno, ia hanya membenci orang-orang dan kehidupan agama yang lebih mendasarkan diri kepada fikih. Kepada mereka yang hanya dan terlalu mendasarkan diri pada hukum syariat-syariat itu saja. Hal yang lebih baik adalah selain mempelajari mengenai fikih tapi juga belajar pada visi dan nilai yang terkandung dalam Al-Quran.
Menurut Bung karno, bila 'fikih' disaring sedemikian rupa untuk mencapai kemurniaan maka tidak dapat mencangkup syarat sejati mengenai ketuhanan, akhlak, berhajat kepada tauhid dan kebaktian ruhani kepada Allah.
Hal ini bukan berarti bahwa Bung Karno sangat membenci fikih. Fikih itu tetap penting. Masyarakat Islam tidak bisa berdiri bila tanpa hukum-hukum fikih dan hal ini seperti halnya aturan perundang-undangan dalam masyarakat.
Bagi Bung Karno, ia hanya membenci orang-orang dan kehidupan agama yang lebih mendasarkan diri kepada fikih. Kepada mereka yang hanya dan terlalu mendasarkan diri pada hukum syariat-syariat itu saja. Hal yang lebih baik adalah selain mempelajari mengenai fikih tapi juga belajar pada visi dan nilai yang terkandung dalam Al-Quran.
Sejarahnya tidak paham
Kata Bung Karno, baik ulama dan para kyai yang ada dan kita punyai tidak
banyak yang mengerti mengenai sejarah Islam. Minat mereka hanya pada
agama dan terutama bila mengenai fikih. Tapi kosong dalam hal
pengetahuan sejarah Islam. Bila diselidiki, sejarah Islam merupakan
padang yang sangat penting dalam hal penyelidikan.
Paling beruntung kata Bung Karno jika mereka sudah mengetahui tarikh Islam. Seharusnya mereka sudah bisa menggali dan menemukan ilmu yang berharga bila mempelajari tarikh Islam.
"Namun pada umumnya kita hanya mengenal isi keseluruhan kitab fikih, tahu semua larangan dari yang paling besar sampai yang paling kecil tapi tidak tahu mengenai apa yang dilakukan Nabi, Sahabat Nabi, Tabiin dan Khalifah dalam kehidupan sehari-hari dan mengurus negara", lanjutnya.
"Kebutaan ini disebabkan karena tidak mengenal tarikh. Padahal jika dilihat dari sejarahnya, Islam itu bisa terbang dengan tinggi layaknya burung garuda karena tidak hanya menggaungkan fikih tapi juga tauhid dan etik Islam yang membara. Fikih itu hanya kendaraan saja", tegasnya.
Paling beruntung kata Bung Karno jika mereka sudah mengetahui tarikh Islam. Seharusnya mereka sudah bisa menggali dan menemukan ilmu yang berharga bila mempelajari tarikh Islam.
"Namun pada umumnya kita hanya mengenal isi keseluruhan kitab fikih, tahu semua larangan dari yang paling besar sampai yang paling kecil tapi tidak tahu mengenai apa yang dilakukan Nabi, Sahabat Nabi, Tabiin dan Khalifah dalam kehidupan sehari-hari dan mengurus negara", lanjutnya.
"Kebutaan ini disebabkan karena tidak mengenal tarikh. Padahal jika dilihat dari sejarahnya, Islam itu bisa terbang dengan tinggi layaknya burung garuda karena tidak hanya menggaungkan fikih tapi juga tauhid dan etik Islam yang membara. Fikih itu hanya kendaraan saja", tegasnya.
Hadis lemah digunakan sebagai pedoman
Sebagian dari ulama menyatakan bahwa hadis lemah bisa dijadikan sumber
dalam hukum asal tidak bertentangan dengan Al-Quran. Namun bagi Bung
Karno, hadis lemah merupakan salah satu diantara penyebab kemunduran
Islam.
Bung Karno menerangkan bahwa ketakhayulan Islam, kemesuman Islam, kekunoan Islam dan kemunduran Islam lebih banyak disebabkan oleh hadis-hadis yang lemah. Hal inilah yang menyebabkan mengapa hadis-hadis yang lemah lebih sering laku dibandingkan dengan ayat Al-Quran.
- Informasi lebih lengkap dapat anda temukan di anda baca buku: Di Bendera Revolusi Jilid Pertama
- Artikel ini dilansir melalui madinaonline.id
Bung Karno menerangkan bahwa ketakhayulan Islam, kemesuman Islam, kekunoan Islam dan kemunduran Islam lebih banyak disebabkan oleh hadis-hadis yang lemah. Hal inilah yang menyebabkan mengapa hadis-hadis yang lemah lebih sering laku dibandingkan dengan ayat Al-Quran.
- Informasi lebih lengkap dapat anda temukan di anda baca buku: Di Bendera Revolusi Jilid Pertama
- Artikel ini dilansir melalui madinaonline.id
Labels:
Inspirasi
Fakta Perbedaan Antara Akidah Wahabi dan Akidah Islam ( bag. II )
http://ummatipress.com/fakta-perbedaan-antara-akidah-wahabi-dan-akidah-islam-bag-ii.html
Hai orang-orang yang beriman,
ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu
suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk
berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.
Qur'an Surat ke _5_11
=====================================================================
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.
Qur'an Surat ke _5_64
Perbedaan Aqidah Wahabi dan Islam ( bag: II )
1-IMAM IBNU HAJAR Al Asqalaaniyy mengatakan mereka bukan muslim:
ﻗﺎﻝ ﺣﺬﺍﻕ ﺍﻟﻤﺘﻜﻠﻤﻴﻦ ﻣﺎ ﻋﺮﻑ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺷﺒﻬﻪ ﺑﺨﻠﻘﻪ ﺃﻭ ﺃﺿﺎﻑ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻴﺪ ﺃﻭ ﺃﺿﺎﻑ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﻓﻤﻌﺒﻮﺩﻫﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻋﺒﺪﻭﻩ ﻟﻴﺲ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻥ ﺳﻤﻮﻩ ﺑﻪ (ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ,ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺍﻟﻌﺴﻘﻼﻧﻲ,ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻤﻌﺮﻓﺔ- ﺑﻴﺮﻭﺕ,1379, 3/359 )
: Para ulama AHLI kalaam brilian berkata: "BARANG-SIAPA
menyamakan Allah dengan ciptaan-Nya, atau MENYANDARKAN TANGAN KEPADA-Nya
(dalam arti bagian atau anggota TUBUH) atau MENYANDARKAN seorang anak, MAKA yang ia SEMBAH BUKANLAH Allah, WALAU PUN ia menyebutnya Allah .
2-An-Nawawiyy dan Al-Qaađi IYAđ mengatakan mereka bukan muslim:
ﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ(ﻓﻠﻴﻜﻦ ﺃﻭﻝ ﻣﺎ ﺗﺪﻋﻮﻫﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺈﺫﺍ ﻋﺮﻓﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺄﺧﺒﺮﻫﻢ ﺇﻟﻰ ﺁﺧﺮﻩ)ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻴﺎﺽ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﺬﺍ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻬﻢ ﻟﻴﺴﻮﺍ ﺑﻌﺎﺭﻓﻴﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﻫﻮ ﻣﺬﻫﺐ ﺣﺬﺍﻕ ﺍﻟﻤﺘﻜﻠﻤﻴﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﺃﻧﻬﻢ ﻏﻴﺮ ﻋﺎﺭﻓﻴﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﺍﻥ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﺒﺪﻭﻧﻪ ﻭﻳﻈﻬﺮﻭﻥ ﻣﻌﺮﻓﺘﻪ ﻟﺪﻻﻟﺔ ﺍﻟﺴﻤﻊ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﻭﺍﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻌﻘﻞ ﻻ ﻳﻤﻨﻊ ﺃﻥ ﻳﻌﺮﻑ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻦ ﻛﺬﺏ ﺭﺳﻮﻻ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻴﺎﺽ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻋﺮﻑ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻦ ﺷﺒﻬﻪ ﻭﺟﺴﻤﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﺃﻭ ﺍﺟﺎﺯ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺒﺪﺍﺀ ﺃﻭ ﺃﺿﺎﻑ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺃﻭ ﺃﺿﺎﻑ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﺼﺎﺣﺒﺔ ﻭﺍﻟﻮﻟﺪ ﻭﺃﺟﺎﺯ ﺍﻟﺤﻠﻮﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺍﻻﻧﺘﻘﺎﻝ ﻭﺍﻻﻣﺘﺰﺍﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﺃﻭ ﻭﺻﻔﻪ ﻣﻤﺎ ﻻ ﻳﻠﻴﻖ ﺑﻪ ﺃﻭ ﺃﺿﺎﻑ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﺸﺮﻳﻚ ﻭﺍﻟﻤﻌﺎﻧﺪ ﻓﻲ ﺧﻠﻘﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺠﻮﺱ ﻭﺍﻟﺜﻨﻮﻳﺔ ﻓﻤﻌﺒﻮﺩﻫﻢ ﺍﻟﺬﻯ ﻋﺒﺪﻭﻩ ﻟﻴﺲ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻥ ﺳﻤﻮﻩ ﺑﻪ ﺍﺫ ﻟﻴﺲ ﻣﻮﺻﻮﻓﺎ ﺑﺼﻔﺎﺕ ﺍﻻﻟﻪ ﺍﻟﻮﺍﺟﺒﺔ ﻟﻪ ﻓﺎﺫﻥ ﻣﺎ ﻋﺮﻓﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻓﺘﺤﻘﻖ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻨﻜﺘﺔ ﻭﺍﻋﺘﻤﺪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻗﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ ﻟﻤﺘﻘﺪﻣﻰ ﺃﺷﻴﺎﺧﻨﺎ ﻭﺑﻬﺎ ﻗﻄﻊ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺍﺑﻮﻋﻤﺮﺍﻥ ﺍﻟﻔﺎﺭﺳﻰ ﺑﻴﻦ ﻋﺎﻣﺔ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﻘﻴﺮﻭﺍﻥ ﻋﻨﺪ ﺗﻨﺎﺯﻋﻬﻢ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ﻫﺬﺍ ﺁﺧﺮ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ. (ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ ﺷﺮﺡ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺠﺎﺝ, ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ,ﺩﺍﺭ ﺇﺣﻴﺎﺀ ﺍﻟﺘﺮﺍﺙ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ, 1392,1/199-200 )
Perkataan Nabi (ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ) "YANG
PALING pertama MESTI ENGKAU LAKUKAN ADALAH MENGAJAK mereka untuk
menyembah Allah, maka ketika mereka tahu Allah, MAKA beritahuKAN mereka
..DST dll'', Al-Qaadii Iaađ (ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ) mengatakan: "
pernyataan Nabi (ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ) INI menunjukkan bahwa mereka
(Kristen) tidak tahu Allah, ini adalah perkataan para ulama kalaam
brilian mengenai orang Yahudi dan Nasrani bahwa mereka tidak tahu Allah (ﺗﻌﺎﻟﻰ )
WALAU PUN mereka menyembah- Nya (panggilan yang mereka menyembah dengan
nama-Nya) dan MENampakkAN seolah-olah mereka mengenal-Nya, berdasarkan
apa yang mereka ceritakan DAN MEREKA DENGAR DI antara mereka sendiri,
meskipun bukan tidak mungkin MENURUT AKAL bahwa seseorang yang
mendustakan RASUL DAPAT MENGETAHUI Allah. " Al-Qaađii Iiaađ (ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ) mengatakan: BARANG SIAPA menyamakan Allah dengan ciptaan-Nya, SEPERTI diyakini orang Yahudi dan Kristen, atau percaya bahwa Dia BERUBAH dari waktu ke waktu,
atau diklaim Dia memiliki anak, atau MEMILIKI seorang perempuan
pendamping dan anak, atau mengatakan dia bisa ada dalam hal-hal yang
diciptakan, atau BERPindah dari satu tempat ke tempat lain, atau
BERcampur dengan ciptaan, SEPERTI KEYAKINAN di antara orang-orang
Kristen, atau dikaitkan dengan-Nya apa yang tidak pantas, atau
berhubungan dengan-Nya mitra atau lawan dalam menciptakan SEPERTI
KEYAKINAN Majusi DAN PENYEMBAH BERHALA, MAKA apa yang mereka sembah
BUKANLAH Allah, WALAU PUN mereka menyebutnya ALLAH. Hal ini karena tidak dikaitkan SIFAT yang SESUAI PADA-Nya, Oleh karena itu, mereka tidak tahu Allah (ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ),
maka sadarilah hal ini dengan baik, dan bergantung padanya, dan aku
telah melihat titik ini dibuat oleh syekh pendahulu kita."
3-Ar-Raaziyy mengatakan mereka bukan muslim:
ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﺩﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺇﻥ ﺍﻹﻟﻪ ﺟﺴﻢ ﻓﻬﻮ ﻣﻨﻜﺮ ﻟﻺﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ ﺇﻟﻪ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﻣﻮﺟﻮﺩ ﻟﻴﺲ ﺑﺠﺴﻢ ﻭﻻ ﺣﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﺴﻢ ﻓﺈﺫﺍ ﺃﻧﻜﺮ ﺍﻟﻤﺠﺴﻢ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻮﺟﻮﺩ ﻓﻘﺪ ﺃﻧﻜﺮ ﺫﺍﺕ ﺍﻹﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﺎﻟﺨﻼﻑ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻤﺠﺴﻢ ﻭﺍﻟﻤﻮﺣﺪ ﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻔﺔ ﺑﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﻓﺼﺢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﺴﻢ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤﺴﺎﺋﻞ ﺍﻟﺘﻲ ﺣﻜﻴﺘﻤﻮﻫﺎ ﻓﻬﻲ ﺍﺧﺘﻼﻓﺎﺕ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻔﺔ ﻓﻈﻬﺮ ﺍﻟﻔﺮﻕ ﻭﺃﻣﺎ ﺇﻟﺰﺍﻡ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻟﺤﻠﻮﻟﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﺮﻭﻓﻴﺔ ﻓﻨﺤﻦ ﻧﻜﻔﺮﻫﻢ ﻗﻄﻌﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻛﻔﺮ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﺑﺴﺒﺐ ﺃﻧﻬﻢ ﺍﻋﺘﻘﺪﻭﺍ ﺣﻠﻮﻝ ﻛﻠﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻋﻴﺴﻰ ﻭﻫﺆﻻﺀ ﺍﻋﺘﻘﺪﻭﺍ ﺣﻠﻮﻝ ﻛﻠﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺃﻟﺴﻨﺔ ﺟﻤﻴﻊ ﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻷﺟﺴﺎﻡ ﺍﻟﺘﻲ ﻛﺘﺐ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻓﺈﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﺎﻟﺤﻠﻮﻝ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪﺓ ﻳﻮﺟﺐ ﺍﻟﺘﻜﻔﻴﺮ ﻓﻸﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﺎﻟﺤﻠﻮﻝ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻷﺷﺨﺎﺹ ﻭﺍﻷﺟﺴﺎﻡ ﻣﻮﺟﺒﺎ ﻟﻠﻘﻮﻝ ﺑﺎﻟﺘﻜﻔﻴﺮ ﻛﺎﻥ ﺃﻭﻟﻰ(ﻣﻔﺎﺗﻴﺢ ﺍﻟﻐﻴﺐ-ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ,16/ 24)
"Bukti memberitahu kita bahwa ORANG yang mengatakan Tuhan adalah JISIM / tubuh adalah kafir KEPADA Tuhan (MAHA TINGGI ALLAH).
Alasannya KARENA TUHAN SEMESTA ALAM bukanLAH tubuh, atau ditempatkan di
tubuh. Jadi jika orang yang percaya bahwa Tuhan adalah tubuh, DAN
menolak keberadaan non-fisik, maka dia telah kafir kepada Tuhan ITU
sendiri. Artinya bahwa PERBEDAAN antara yang percaya bahwa Tuhan adalah
JISIM / tubuh, dan monoteis (dalam arti Islam) BUKAN DALAM MASALAH SIFAT
tetapi tentang DZAT-NYA (yaitu SESUATU identitas YANG dikaitkan dengan
Ketuhanan.) DENGAN Ini, dikatakan, bahwa orang yang percaya bahwa Tuhan adalah tubuh, MAKA IA tidak percaya pada Allah ....
Ada pun ĥuluuliyyah (mereka yang percaya bahwa Allah berdiam dalam
hal-hal yang diciptakan) seperti di langit atau dalam tubuh manusia ATAU
DI CIPTAAN LAINNYA ) dan JUGA ĥuruufiyyah (mereka yang percaya bahwa
SIFAT KALAM Allah terdiri dari huruf dan suara), kita mengatakan DENGAN TEGAS bahwa mereka kafir. Hal ini karena
Allah menyatakan kristen KAFIR KARENA percaya bahwa KALAM Allah itu ada
PADA DIRI Yesus, sedangkan ĥuruufiyyah percaya bahwa KALAM ALLAH
berdiam di lidah semua orang yang membaca Al-Qur'an, dan dalam segala
hal fisik yang ditulisKAN ALQURAN. Oleh karena itu, jika
keyakinan dalam KALAM ALLAH ADA dalam satu tubuh (Yesus) merupakan
KEKAFIRAN, maka lebiH KAFIR LAGI ORANG YANG percaya bahwa KALAM ALLAH
berdiam dalam segala bentuk dan tubuh. "
4-IMAM As-Subkiy menyebut mereka penyembah berhala:
As-Subkiyy DALAM Tabaqatu Sħafi'IyaH AL Kubraa
MENJELASKAN tentang teks-teks Al kitab yang DOHIRnya MENUNJUKAN MAKNA
JISIM / tubuh:
ﻃﺒﻘﺎﺕ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﺍﻟﻜﺒﺮﻯ:ﺇﻧﻤﺎ
ﺍﻟﻤﺼﻴﺒﺔ ﺍﻟﻜﺒﺮﻯ ﻭﺍﻟﺪﺍﻫﻴﺔ ﺍﻟﺪﻫﻴﺎﺀ ﺍﻹﻣﺮﺍﺭ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻭﺍﻻﻋﺘﻘﺎﺩ ﺃﻧﻪ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺴﺘﺤﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﻓﺬﻟﻚ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻤﺠﺴﻤﺔ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻮﺛﻦ
ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻓﻲ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﺯﻳﻎ ﻳﺤﻤﻠﻬﻢ ﺍﻟﺰﻳﻎ ﻋﻠﻰ ﺍﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﻤﺘﺸﺎﺑﻪ ﺍﺑﺘﻐﺎﺀ ﺍﻟﻔﺘﻨﺔ ﻋﻠﻴﻬﻢ
ﻟﻌﺎﺋﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺘﺮﻯ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺑﻌﺪ ﺃﺧﺮﻯ ﻣﺎ ﺃﺟﺮﺃﻫﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﻭﺃﻗﻞ ﻓﻬﻤﻬﻢ ﻟﻠﺤﻘﺎﺋﻖ
ﻃﺒﻘﺎﺕ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﺍﻟﻜﺒﺮﻯ ﺝ 5 ﺹ 192
: "SUNGGUH MUSIBAH BESAR DAN KEKELIRUAN YANG SANGAT
KELIRU ADALAH MENJALANKAN DOHIRNYA (TEKS MUTASABEHAT) DAN MENG'ITIQADKAN
BAHWA DOHIRNYA ITU YANG DI MAKSUD DAN MENYATAKAN HAL ITU TIDAK MUSTAHIL
BAGI ALLAH, INI ADALAH YANG dikatakan mujassimah (anthropomorphists) penyembah berhala, mereka fokus pada ayat- ayat ambigu...DST"
5-Al-Qurţubiyy dan Ibn Al-arabiyy BERKATA:
ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﺘﻜﻔﻴﺮﻫﻢ,ﺇﺫ ﻻ ﻓﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﻭﺑﻴﻦ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻷﺻﻨﺎﻡ ﻭﺍﻟﺼﻮﺭ.
Demikian pula, Al-Qurtubīy dalam komentarnya DALAM TAFSIR
Qur'an meriwayatkan KEPADA beliau, Syaikh Ibnu Al-'Arabīy mengenai
orang-orang yang mengatakan ALlah BERUPA JISIM / FISIK: "KEPutusan
PENDAPAT YANG SOHEH adalah mereka KAFIR, karena tidak ada perbedaan antara mereka dan orang-orang yang menyembah berhala dan gambar." (Tafsiir Al-Qurţubiyy, 4 / 14).
KESIMPULAN: Mereka yang menyamakan Allah DENGAN ciptaan ada 2 jenis:
1] Orang yang benar-benar percaya bahwa ta'ala Allahu adalah ADALAH bentuk atau gambaR FISIK, seperti yang di YAKINI oleh sekte MujassimaH, INI tidak di ragukan lagi, BAHWA MEREKA kafir.
2] Mereka yang berpegang pada makna literal dari Wajh, yaad, ain dll untuk Allah, dengan mengatakan seperti yang LAYAK untuk-Nya, tanpa meNYamakan DENGAN FISIK, seperti SEKTE YANG SEKARANG ADA YAITU SEKTE Wahabis, MAKA INI hanya Ahlul Bid'aH dan tidak KAFIR....
Kelompok YANG 1, Tuhan DALAM imajinasi mereka, seperti yang
diperjelas oleh ulama besar Islam juga oleh Imam Hujjathul Islam Abu
Hamid al-Ghazali. Ra, dalam KITABnya 'Iljamul Awam'. "Dalam bentuk atau gambar Manusia," tidak hanya ITU, PERKATAAN Al- Ghazaaliy JUGA dalam IljaamuL AWAM-- adalah:
ﺃﻋﻨﻲ ﺑﺎﻟﺠﺴﻢ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﻣﻘﺪﺍﺭ ﻟﻪ ﻃﻮﻝ ﻭﻋﺮﺽ ﻭﻋﻤﻖ
"YANG Saya maksud dengan tubuh ADALAH kuantitas yang memiliki panjang, lebar dan kedalaman"
Kemudian ia berkata:
ﻣﻦ ﻋﺒﺪ ﺟﺴﻤﺎ ﻓﻬﻮ ﻛﺎﻓﺮ ﺑﺈﺟﻤﺎﻉ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺍﻟﺨﻠﻒ
"BARANG SIAPA menyembah JISIM, MAKA DIA adalah KAFIR
MENURUT konsensus ULAMA, baik generasi SALAF ATAU PUN KHOLAF." WALLAHU
A'LAM.