Afghanistan: Apa isi 'kesepakatan luar biasa' Taliban dan Trump yang menjadi kunci kelompok ini kuasai kembali Afghanistan?
20 Agustus 2021
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58269309
SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES
Keterangan gambar,
Bandar udara Kabul mengalami kekacauan saat Taliban mulai menguasai ibu
kota Afghanistan.
Setelah penarikan pasukan internasional, Taliban menyapu bersih
Afghanistan, dan menguasai hampir setiap kota. Jadi, mengapa Amerika Serikat
sepakat meninggalkan negara itu setelah 20 tahun berperang?
Pada 2001, NATO memaksa Taliban keluar dari Kabul setelah serangan 11
September di New York dan Washington.
Namun hampir dua dekade kemudian, para pemimpin kelompok militan itu
kembali ke ibu kota Afghanistan.
Mereka dengan senang berswafoto di dalam istana presiden setelah hampir
seluruh wilayah negara itu di bawah kendali mereka.
Baca juga:
- 10
pertanyaan tentang perang di Afghanistan, terjawab
- Pemimpin
Afghanistan 'menyerah' pada Taliban, keluhan mantan dubes untuk AS
- Kisah
aktivis yang bertekad ajak Taliban membela hak-hak perempuan
Apa yang barangkali paling mengejutkan adalah bukanlah kekalahan militer
yang menjadi malapetaka bagi AS dan sekutu NATO-nya sehingga membalikkan
semuanya, tetapi kesepakatan damai yang dinegosiasikan secara hati-hati.
Apa yang menyebabkan kesepakatan yang ditandatangani Presiden Donald
Trump dan dilaksanakan oleh penggantinya, Joe Biden, dinilai sebagai kesalahan
fatal?
Mengapa AS menginginkan kesepakatan dengan Taliban?
SUMBER GAMBAR,PA MEDIA
Keterangan gambar,
Pasukan NATO awalnya berhasil memaksa kelompok Taliban keluar dari
kota-kota besar di Afghanistan.
Sehari setelah Menara Kembar World Trade Center runtuh, presiden AS saat
itu George W Bush berjanji "pertempuran ini akan memakan waktu dan menjadi
landasan tekad, tetapi jangan salah, kami akan memenangkannya".
Kenyataannya, AS tidak sepenuhnya meraih kemenangan secara militer
terhadap Taliban.
Walaupun kelompok ini, yang menampung anggota kelompok militan al-Qaeda
yang bertanggung jawab atas serangan 11 September, dengan cepat diusir keluar
dari perkotaan dengan intervensi NATO, mereka menghabiskan beberapa tahun guna
menyusun kekuatan kembali.
Baca juga:
- Kabul usai
dikuasai Taliban: Jalanan lengang, warga perempuan masih beraktivitas di
luar
- Taliban
kuasai Kabul lagi, mengapa dikaitkan dengan jatuhnya Saigon 1975?
- Warga
Afghanistan di bawah Taliban, 'setiap orang ketakutan'
Dan pada 2004, kelompok Taliban berada dalam posisi untuk melancarkan
pemberontakan terhadap pasukan Barat dan pemerintahan Afghanistan yang baru.
Menanggapi meningkatnya jumlah serangan, presiden AS yang baru saat itu,
Barack Obama, meluncurkan "gelombang serangan" pada 2009, secara
besar-besaran dengan meningkatkan jumlah pasukan NATO di negara itu, mencapai
140.000 pada puncaknya.
Aksi ini membantu untuk menekan Taliban sekali lagi, tetapi sedikit
dampaknya untuk jangka panjang.
SUMBER GAMBAR,REUTERS
Keterangan gambar,
Warga Kabul
berdesakan dan menggunakan berbagai cara untuk masuk ke bandara.
Ketika konflik tersebut menjadi perang terlama bagi AS, yang merugikan
negara sekitar US$978 miliar dan mengakibatkan lebih dari 2.300 tewas, perang
ini menjadi semakin tidak populer di mata warga AS dan seruan untuk mengakhiri
keterlibatan mereka semakin kencang.
Sementara jumlah tentara AS yang terbunuh setiap tahun relatif rendah
setelah mereka secara resmi mengubah peran dalam bentuk pelatihan pada 2014,
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani mengatakan pada 2019 bahwa "lebih dari
45.000 personel keamanan Afghanistan telah membayar pengorbanan terakhir"
dalam lima tahun sebelumnya.
Menghadapi situasi ini, penerus Obama, Donald Trump, mulai
mengintensifkan negosiasi dengan Taliban, dengan menandatangani kesepakatan
pada Februari 2020.
Keputusan itu merupakan sesuatu yang menyenangkan baginya untuk
dibicarakan menjelang pemilihan presiden tahun itu.
"Omong-omong, kami sebagian besar berada di luar Afghanistan,
seperti yang mungkin Anda ketahui," kata Trump kepada Axios news saat itu.
"Kami sudah di sana (Afghanistan) selama 19 tahun. Kami akan
keluar."
Apa yang menjadi kesepakatan?
SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES
Keterangan gambar,
AS menandatangani kesepakatan damai dengan Taliban setelah melakukan
perundingan di sebuah hotel mewah di Doha, Qatar.
AS sepakat untuk menarik sisa-sisa pasukannya dari Afghanistan dan
Taliban mengatakan tidak akan membiarkan al-Qaeda atau kelompok ekstremis
lainnya beroperasi di wilayah yang mereka kuasai.
Ia juga menyatakan bahwa 5.000 tahanan Taliban akan ditukar dengan 1.000
tawanan pasukan keamanan Afghanistan dan sanksi terhadap kelompok militan Islam
akan dicabut.
Perjanjian tersebut hanya melibatkan AS dan Taliban, dengan rencana
bahwa Taliban akan bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan setelahnya untuk
menentukan bagaimana dan oleh siapa negara itu akan diperintah di masa depan.
Baca juga:
- Berapa
biaya yang sudah dihabiskan AS dan sekutu-sekutunya di Afghanistan?
- Siapakah
Taliban? Sejarah kelompok yang kini menguasai kembali Afghanistan
- Taliban
merangsek, kekerasan pada anak meningkat di Afghanistan
Pasukan keamanan Afghanistan - dilatih dengan biaya US$88,32 miliar dan
secara teori berjumlah lebih dari 300.000 tentara, akan ditempatkan untuk
menjaga situasi saat pembicaraan berlangsung.
"Kesepakatan luar biasa"
Presiden Trump - yang menggambarkannya sebagai "kesepakatan luar
biasa" seperti diutarakan kepada penasihat keamanan nasional, John Bolton
- mengatakan secara terbuka bahwa rencana itu memiliki "peluang untuk
menjadi sangat bagus".
SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES
Keterangan gambar,
Sejumlah kecil pasukan AS yang tersisa di Afghanistan difokuskan untuk
membantu mengevakuasi personel AS.
AS pertama kali mulai menarik pasukan di bawah Trump. Pembicaraan tatap muka
antara Taliban dan pemerintah Afghanistan dimulai pada September, tetapi
kesepakatan tampaknya tidak pernah tercapai sepenuhnya.
Kendatipun tidak ada kemajuan, para penentang Taliban tetap optimis
bahwa kesepakatan itu tidak akan berujung kepada malapetaka.
"Ini bukan Vietnam," kata presiden Afghanistan kepada BBC pada
Februari. "Ini bukanlah pemerintahan yang tengah kolaps."
Pada bulan Juli, juru bicara Taliban mengklaim "meskipun kami
berada di atas angin di medan perang, kami sangat serius mengenai perundingan
dan dialog".
Mungkin lebih tepatnya bahwa mereka sudah merebut 10 ibu kota provinsi
dalam tujuh hari pada waktu itu.
PETA PERANG 2005 ???
Presiden AS saat ini Joe Biden - yang meskipun tidak setuju dengan Trump
pada hampir setiap kebijakan lainnya - melanjutkan untuk menerapkan kesepakatan
pendahulunya.
Kepada pers bulan lalu, Biden mengatakan tidak akan "mengirim
generasi Amerika lainnya ke perang di Afghanistan tanpa harapan yang masuk akal
untuk mencapai hasil yang berbeda".
"Tentang prospek Taliban bakal menguasai segalanya dan menguasai
seluruh negeri, itu sangat tidak mungkin," tambah Biden.
Dan terlepas dari kejadian beberapa hari terakhir, agaknya Presiden
Biden telah terjebak dengan keputusannya.
"Jika ada, perkembangan minggu lalu memperkuat bahwa mengakhiri
keterlibatan militer AS di Afghanistan sekarang adalah keputusan yang
tepat," katanya Senin (16/08) lalu.
Tapi bagi banyak orang, pandangan pemimpin Taliban Mohammad Abbas
Stanikzai saat berbicara di ruangan besar sebuah hotel mewah setelah
menandatangani kesepakatan dengan adi daya militer terkuat di dunia akhir
September lalu, akan lebih mendekati kenyataan.
"Tidak ada keraguan kami telah memenangkan peperangan,"
katanya. "Tidak ada keraguan sama-sekali."
Siapakah Taliban? Sejarah kelompok yang kini menguasai kembali
Afghanistan
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58200920
16 Agustus 2021
SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES
Keterangan gambar,
Para petarung Taliban di Provinsi Laghman pada Maret 2020.
Taliban digulingkan dari kekuasannya di Afghanistan oleh pasukan yang
dipimpin oleh AS pada 2001, namun kelompok ini telah melakukan serangan dalam
beberapa bulan terakhir dan kini nyaris menguasai kembali negara tersebut.
Saat Amerika Serikat bersiap menarik seluruh kekuatannya di Afghanistan
pada 11 September, setelah perang dua dekade, kelompok militan Taliban merebut
kota-kota besar, termasuk Kabul.
Kelompok ini melakukan pembicaraan langsung dengan AS di 2018, dan pada
Februari 2020, keduanya menandatangani kesepakatan damai di Doha yang berisi
komitmen AS untuk menarik pasukan dan Taliban tak melakukan serangan pada
pasukan AS.
Janji-janji lain termasuk tidak mengizinkan al-Qaeda atau militan lain
untuk beroperasi di area yang dikuasainya, dan melanjutkan perjanjian
perdamaian nasional.
Namun setahun setelah perjanjian itu diteken, Taliban terus menargetkan
serangan ke pasukan keamanan Afghanistan dan dengan cepat menyerang berbagai
wilayah di seluruh negeri.
Naik ke tampuk kekuasaan
Taliban, atau "murid" dalam bahasa Pashto, pertama kali muncul
pada awal 1990-an di utara Pakistan setelah pasukan Uni Soviet mundur dari
Afghanistan.
Gerakan ini mulanya didominasi oleh orang-orang Pashtun dan pertama kali
muncul di pesantren-pesantren — kebanyakan dibiayai oleh Arab Saudi — yang
biasanya menganut aliran Sunni garis keras.
Janji Taliban di wilayah-wilayah Pashtun, yang tersebar di Pakistan dan
Afghanistan, adalah untuk mengembalikan perdamaian dan keamanan berdasarkan
Syariah Islam jika mereka berkuasa.
Dari Afghanistan barat-daya, Taliban dengan cepat menyebarkan
pengaruhnya. Pada September 1995, mereka merebut Provinsi Herat, di perbatasan
Iran, dan tepat setahun kemudian mereka merebut ibu kota Afghanistan, Kabul.
Mereka menggulingkan kekuasaan rezim Presiden Burhanuddin Rabbani —
salah satu pendiri mujahidin Afghanistan yang menentang pendudukan Uni Soviet.
Pada 1998, Taliban menguasai hampir 90% wilayah Afghanistan.
Masyarakat Afghan, yang sudah lelah dengan ekses mujahidin dan
pertikaian setelah Soviet terusir, secara umum menyambut kemunculan Taliban
saat mereka pertama kali muncul.
Popularitas ini sebagian besar karena keberhasilan mereka memberantas
korupsi, membatasi pelanggaran hukum, dan membuat jalan-jalan dan area-area di
bawah kekuasaan mereka aman untuk perdagangan.
Baca juga:
- KBRI Kabul 'tetap beroperasi' setelah Taliban
memasuki ibu kota Afghanistan
- 10 pertanyaan tentang perang di Afghanistan,
terjawab
- Taliban "buka pintu" perundingan
perdamaian dengan AS
Namun Taliban juga memperkenalkan atau mendukung hukuman yang sejalan
dengan penafsiran mereka akan hukum Syariah — seperti eksekusi di depan umum
terdakwa pembunuhan dan pezina, dan amputasi bagi mereka yang diputuskan
bersalah karena pencurian.
Para pria diharuskan menumbuhkan jenggot, sementara para perempuan
diwajibkan mengenakan burka yang menutup seluruh tubuh.
Taliban juga melarang televisi, musik dan bioskop, juga tidak
memperbolehkan anak perempuan di atas sepuluh tahun untuk sekolah. Mereka
dituduh melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia dan budaya.
Salah satu yang paling terkenal adalah pada 2001, ketika Taliban
melanjutkan penghancuran patung Buddha Bamiyan yang
terkenal di Afghanistan tengah, meski muncul kemarahan internasional.
SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES
Keterangan gambar,
Pasukan Taliban berjaga di jalan raya Kandahar-Herat, di dekat Kota
Kandahar pada 31 Oktober 2001
Pakistan telah berulang kali membantah sebagai arsitek berdirinya
gerakan Taliban. Namun tak diragukan, banyak warga Afghanistan yang bergabung
dengan gerakan ini adalah lulusan madrasah-madrasah di Pakistan.
Pakistan juga merupakan satu dari tiga negara, bersama Arab Saudi dan
Uni Emirat Arab (UEA), yang mengakui Taliban saat mereka berkuasa di
Afghanistan. Pakistan juga negara terakhir yang memutuskan hubungan diplomatik
dengan kelompok tersebut.
Di satu titik, Taliban mengancam akan merusak stabilisasi Pakistan dari
area-area yang mereka kuasai di wilayah barat laut.
- PROFIL: Siapakah Taliban?
- REPORTASE: Situasi terkini di Afghanistan
Salah satu serangan
Taliban di Pakistan yang paling terkenal dan dikecam dunia internasional
terjadi di Oktober 2012, ketika Malala Yousafzai ditembak dalam perjalanan
sepulang sekolah di Kota Mingora.
Serangan militer besar-besaran dua tahun kemudian, menyusul pembantaian
di sekolah Peshawar, mengurangi pengaruh kelompok ini di Pakistan.
Setidaknya tiga tokoh kunci Taliban di Pakistan tewas karena serangan
udara AS pada 2013, termasuk pemimpin kelompok itu, Hakimullah Mehsud.
SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES
Keterangan gambar,
Pelajar dan aktivis hak asasi manusia Malala Yousafzai ditembak Taliban
pada Oktober 2012. (Malala aktivis n boneka AS yg mlkkn banyak dusta)
'Tempat perlindungan' al-Qaeda
Perhatian terhadap penguasa Taliban di Afghanistan makin besar setelah
serangan di World Trade Centre, New York, September 2001.
Mereka dituduh memberi perlindungan kepada Osama Bin laden dan gerakan
al-Qaeda, yang dianggap bertanggungjawab atas serangan itu.
Pada 7 Oktober 2001, koalisi yang dipimpin AS melancarkan serangan di
Afghanistan, dan pada pekan pertama Desember tahun yang sama, Taliban runtuh.
Pemimpin kelompok itu, Mullah Mohammad Omar, dan sejumlah tokoh senior
lainnya, termasuk Bin Laden, lolos dari salah satu perburuan terbesar di dunia.
Baca juga:
- Bagaimana Taliban menguasai kembali setengah wilayah
Afghanistan?
- Penarikan pasukan Barat dari Afghanistan memicu
kekhawatiran kembalinya al-Qaedad
- Tentara Afghanistan lari ke negara tetangga setelah
bentrok dengan Taliban
Banyak pemimpin senior Taliban dilaporkan berlindung di Kota Quetta di
Pakistan, tempat di mana mereka memimpin Taliban. Namun keberadaan tempat yang
dijuluki "Quetta Shura" disangkal oleh Islamabad.
Meski dengan banyaknya pasukan asing, Taliban perlahan-lahan
mengumpulkan kekuatan dan melebarkan pengaruh di Afghanistan, membuat banyak
wilayah di negara itu tidak stabil, dan kekerasan meningkat ke tingkat yang
tidak pernah terlihat lagi sejak 2001.
Banyak serangan Taliban terjadi di Kabul, dan pada September 2012,
kelompok tersebut melakukan serangan besar-besaran di pangkalan NATO, Kamp
Bastion.
SUMBER GAMBAR,AFP
Keterangan gambar,
Pemimpin Taliban di Pakistan, Hakimullah Mehsud, tewas dalam serangan
udara AS pada 2013.
Harapan untuk negosiasi perdamaian pertama kali diangkat pada 2013, saat
Taliban mengumumkan akan membuka kantor di Qatar. Namun ketidakpercayaan
antarpihak masih tinggi dan kekerasan terus berlanjut.
Pada Agustus 2015, Taliban mengakui mereka menutup-nutupi kematian
Mullah Omar — yang diberitakan karena masalah kesehatan di sebuah rumah sakit
di Pakistan — selama lebih dari dua tahun.
Di bulan berikutnya, kelompok itu menyatakan telah mengesampingkan pertikaian
selama beberapa minggu untuk memilih pemimpin mereka yang baru, Mullah Mansour,
yang sebelumnya menjabat sebagai wakil Mullah Omar.
Pada waktu nyaris bersamaan, Taliban merebut kekuasan ibu kota provinsi
untuk pertama kalinya sejak kekalahan mereka pada 2001. Mereka menguasai
Kunduz, kota yang penting dan strategis.
Mullah Mansour tewas dalam serangan udara AS pada Mei 2016 dan
digantikan oleh wakilnya Mawlawi Hibatullah Akhundzada, yang hingga kini masih
memimpin kelompok ini.
Hitung mundur penarikan pasukan
Pada tahun setelah kesepakatan damai AS-Taliban pada Februari 2020 —
yang merupakan puncak dari pembicaraan yang panjang — Taliban tampaknya
mengubah taktik, dari serangan kompleks di kota-kota besar dan pos-pos militer
ke gelombang pembunuhan yang menargetkan masyarakat sipil Afghan.
Namun dari targetnya — jurnalis, hakim, aktivis perdamaian, perempuan
dengan posisi kekuasaan — tampaknya Taliban tidak mengubah ideologi
ekstremisnya, melainkan hanya strategi mereka.
Meskipun pemerintah Afghanistan telah menyatakan kekhawatirannya,
Presidan AS Joe Bidan mengumumkan pada April 2021 bahwa semua pasukan Amerika
akan meninggalkan negara tersebut pada 11 September. Dua dekade setelah
jatuhnya World Trade Center.
Setelah berhasil menumbangkan kekuatan besar AS selama dua dekade
perang, Taliban mulai merebut wilayah-wilayah Afghanistan.
Kelompok ini diperkirakan kini memiliki lebih banyak jumlah daripada
ketika mereka digulingkan pada 2001 — NATO memperkirakan mereka memiliki
sekitar 85.000 petarung penuh waktu.
Serangan dan keberhasilan mereka merebut wilayah jauh lebih cepat dari
perkiraan banyak orang. Jenderal Austin Miller, komandan misi pimpinan AS di
Afghanistan memperingatkan pada Juni, bahwa negara itu kemungkinan menuju
perang saudara yang kacau.
Dalam banyak kasus, Taliban mampu mengambil alih kota-kota besar tanpa
perlawanan, karena pasukan pemerintah menyerah untuk menghindari jatuhnya
korban sipil.
Sebuah penilaian intelijen AS pada bulan yang sama dilaporkan menyimpulkan
bahwa pemerintah Afghanistan bisa kolaps dalam waktu enam bulan setelah pasukan
AS angkat kaki dari negara tersebut.
Afghanistan: Perang selama dua dekade, berikut fakta-faktanya dalam 10
pertanyaan
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57760566
11 Juli 2021
SUMBER GAMBAR,BBC/GETTY IMAGES
Keterangan gambar,
AS berperang di
Afghanistan sejak serangan teror pada 11 September 2001.
Setelah 20 tahun berkonflik, Amerika Serikat kini menarik pasukannya
dari Afghanistan.
Bagi AS dan sekutu-sekutunya, pangkalan udara Bagram merupakan pusat
komando perang melawan Taliban dan al-Qaeda.
Pasukan koalisi pimpinan AS masuk ke sana pada Desember 2001, dan
pangkalan udara itu dibangun jadi markas militer yang menampung hingga 10.000
tentara.
Kini mereka sudah pergi setelah Presiden Joe Biden menargetkan
memulangkan semua pasukan AS selambatnya 11 September.
Situasi itu memberi angin kepada milisi Taliban dengan terus menguasai
kembali wilayah-wilayah di Afghanistan.
- PROFIL: Siapakah
Taliban?
- REPORTASE: Situasi
terkini di Afghanistan
Mengapa AS menginvasi Afghanistan 20 tahun lalu?
Pada 11 September 2001, serangan teror di AS menewaskan hampir 3.000
jiwa setelah beberapa pesawat yang dibajak menabrak gedung World Trade Center
di New York dan Pentagon di Arlington County, Virginia. Sedangkan pesawat
keempat jatuh di suatu lapangan di Pennsylvania.
Osama bin Laden, pemimpin kelompok teroris al-Qaeda, langsung dinyatakan
sebagai pihak yang bertanggungjawab.
Taliban, kelompok radikal Islam yang menguasai Afghanistan dan
melindungi Bin Laden, menolak untuk menyerahkan dia. Maka, sebulan setelah
tragedi 9/11 itu, AS melancarkan serangan udara atas Afghanistan untuk
menyerang Taliban dan al-Qaeda.
Apa yang terjadi sesudah itu?
Dalam dua bulan, AS dan para negara mitra serta kelompok bersenjata
sekutunya di Afghanistan menggempur Taliban sehingga rezim itu jatuh dan para
pengikutnya kabur ke Pakistan.
Namun Taliban tidak lenyap, mereka tetap kembali menebar pengaruh dan
ada pula yang bersembunyi di gua-gua. Kelompok itu meraup jutaan dolar per
tahun dari perdagangan narkotika, pertambangan, dan pungutan pajak.
SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES
Keterangan gambar,
Pasukan AS saat di
Kandahar Afghanistan
Pemerintah baru Afghanistan dukungan AS mengambil alih pada 2004, namun
Taliban terus melancarkan serangan maut.
Pasukan internasional yang bermitra dengan militer Afghanistan
bersusah-payah menanggulangi ancaman Taliban yang kembali menguat.
Konflik bersenjata itu menewaskan banyak korban jiwa, baik pihak sipil
dan militer.
Apakah Afghanistan mulai bermasalah
pada 2001?
Tidak. Selama bertahun-tahun sebelumnya Afghanistan terus dilanda
peperangan, bahkan sebelum invasi AS.
- AS angkat
kaki diam-diam dari Pangkalan Udara Bagram, tinggalkan ribuan mobil
- Tentara
Afghanistan lari ke negara tetangga setelah bentrok dengan Taliban
- Amerika
tarik pasukan dari Afghanistan, Taliban: 'Kami menang perang'
Akhir 1970an, pasukan Uni Soviet menyerbu Afghanistan untuk mendukung
pemerintahan berhaluan komunis.
Namun mereka mendapat perlawanan sengit dari kelompok bersenjata
Mujahidin, yang didukung AS, Pakistan, China, Arab Saudi, dan beberapa negara
lain.
Pasukan Soviet akhirnya ditarik pulang pada 1989, namun berlanjut Perang
Saudara di Afghanistan. Di tengah kekacauan, kelompok Taliban (yang berarti
"pelajar") kian menebar pengaruh.
Bagaimana Taliban berpengaruh besar?
Taliban muncul ke permukaan dari wilayah perbatasan Pakistan utara dan
Afghanistan barat daya di awal 1990an. Mereka saat itu bertekad memerangi
korupsi dan memulihkan keamanan bagi warga Afghanistan, yang telah menderita
akibat Perang Saudara.
Keterangan gambar,
Anak-anak perempuan
di Afghanistan saat bersekolah.
Mereka dengan cepat meluaskan pengaruh dan menerapkan atau mendukung
pelaksaan hukum syariah - termasuk eksekusi di depan umum bagi terpidana
pembunuh dan pezinah serta amputasi bagi mereka yang terbukti mencuri.
Kaum laki-laki lalu diwajibkan memelihara jenggot dan perempuan harus
memakai burka untuk menutupi aurat di wajah dan tubuh.
Taliban juga melarang televisi, musik, dan bioskop. Mereka juga menolak
anak-anak perempuan usia 10 tahun ke atas bersekolah.
Jadi Taliban benar-benar tidak pernah pergi?
Walau sempat dipukul mundur, namun banyak juga yang bertahan.
Pada 2014, di akhir konflik yang paling berdarah di Afghanistan sejak
2001, pasukan internasional mengakhiri misi tempur mereka dan menyerahkan
kepada pasukan Afghanistan untuk terus memerangi Taliban.
Namun itu justru menjadi momentum bagi Taliban. Mereka lantas menguasai
kembali wilayah dan melancarkan serangan bom atas sasaran-sasaran pemerintah
dan sipil.
Pada 2018, BBC menemukan bahwa Taliban aktif secara terbuka di 70%
wilayah Afghanistan.
Berapa banyak korban dan biaya yang ditanggung akibat perang ini?
Lebih dari 2.300 anggota militer AS tewas dan lebih dari 20.000
luka-luka. Begitu pula lebih dari 450 personel militer Inggris dan ratusan
lainnya dari sejumlah negara menderita luka-luka.
Namun warga Afghanistan sendiri yang menanggung penderitaan paling
banyak. Menurut sejumlah riset lebih dari 60.000 personel pasukan keamanan
setempat tewas.
Perang itu juga merenggut nyawa maupun melukai hampir 111.000 warga
sipil sejak PBB mulai mencatat jumlah korban di pihak sipil secara sistematis
pada 2009.
SUMBER GAMBAR,REUTERS
Menurut suatu
studi, perang ini menghabiskan uang pembayar pajak di AS senilai US$1 triliun.
Apakah ada kesepakatan dengan Taliban?
Pada Februari 2020,
AS dan Taliban menandatangani "kesepakatan untuk memulihkan
perdamaian" di Afghanistan yang telah memakan waktu bertahun-tahun.
Menurut kesepakatan itu, AS dan para sekutunya sesama anggota NATO
sepakat menarik semua pasukannya dengan syarat Taliban tidak lagi membiarkan
al-Qaeda maupun kelompok ekstremis lain beroperasi di wilayah yang mereka
kendalikan.
Sebagai hasil dari perundingan tahun lalu, Taliban dan pemerintah
Afghanistan saling membebaskan tahanan.
Hampir 5.000 anggota milisi Taliban dibebaskan dalam kurun beberapa
bulan sejak kesepakatan dibuat.
AS juga berjanji akan mencabut sanksi atas Taliban dan berkoordinasi
dengan PBB untuk mencabut sanksi lainnya atas mereka.
AS bernegosiasi langsung dengan Taliban, tanpa kehadiran pemerintah
Afghanistan.
"Sudah waktunya, setelah bertahun-tahun, untuk memulangkan warga
kita," kata Presiden AS saat itu, Donald Trump.
Apakah semua pasukan AS pergi dari Afghanistan?
Pasukan terakhir AS dan NATO sudah pergi dari Pangkalan Udara Bagram,
menyerahkan kendali keamanan kepada pemerintah Afghanistan.
Sekitar 650 personel militer AS diperkirakan tetap berada di sana, menurut Associated Press. Namun tugas utama mereka hanya sebatas memberi
perlindungan kepada para diplomat dan membantu menjaga bandara internasional
Kabul, yang merupakan sarana transportasi vital di negara itu.
Bagaimana situasi saat ini?
Sejak muncul kesepakatan, Taliban tampaknya mengubah taktik dari
serangan beragam di kota-kota dan fasilitas militer ke rangkaian pembunuhan
dengan sasaran tertentu yang telah meneror warga sipil Afghanistan.
Mereka telah menguasai banyak wilayah dan kembali mengancam untuk
menjatuhkan pemerintah di Kabul setelah ditinggal pergi militer asing.
Al-Qaeda juga terus beroperasi di Afghanistan, sedangkan militan ISIS
juga melancarkan serangan di negara itu.
Kekhawatiran akan masa depan pemerintahan di Kabul terus meningkat. Namun,
Presiden Ashraf Ghani yakin bahwa pasukan keamanan Afghanistan telah mampu
sepenuhnya menghadapi pemberontakan.
Perang dua dekade di Afghanistan: Apakah hasilnya sepadan?
"Jawabannya tergantung pada ukuran apa yang kita pakai," kata
koresponden keamanan BBC, Frank Gardner.
Sumber-sumber keamanan senior kepada BBC mengatakan bahwa sejak perang
dimulai, belum ada satu pun serangan teroris internasional yang berhasil
direncanakan dari Afghanistan.
"Jadi, hanya dengan ukuran kontra-terorisme internasional itu,
kehadiran militer dan keamanan Barat di sana berhasil memenuhi target,"
kata Gardner.
SUMBER GAMBAR,REUTERS
Keterangan gambar,
Dua perempuan berduka di suatu rumah sakit di Kabul setelah serangan bom
truk pada 31 Mei 2017.
Namun, 20 tahun telah berlalu, Taliban masih jauh dinyatakan kalah dan
justru tetap menjadi kekuatan yang besar.
Beberapa laporan mengungkapkan bahwa Juni lalu terjadi kekerasan yang
terburuk sejak kedatangan pasukan koalisi internasional, di mana ratusan jiwa
tewas.
Selain itu banyak pembangunan yang susah payah diwujudkan - seperti
gedung-gedung sekolah dan kantor pemerintah serta tiang-tiang listrik - kini
rusak atau hancur.
"Al-Qaeda, Negara Islam (IS) dan kelompok militan lainnya tidak
lenyap. Mereka bangkit lagi dan terdorong oleh kepergian sisa-sisa terakhir
pasukan Barat," kata Gardner.
Frank Gardner (wartawan)
Francis Rolleston Gardner OBE TD VR FRGS (lahir 31 Juli 1961) adalah seorang jurnalis dan
penulis Inggris. Dia saat ini adalah Koresponden Keamanan BBC . Orang
tuanya adalah diplomat dan kehidupan awalnya dihabiskan di Den
Haag sebelum dididik di Saint Ronan's School , dan Marlborough College . Dia ditugaskan ke Cadangan Angkatan Darat Inggris
sebagai letnan
dua yang bergabung dengan Batalyon Relawan ke-4, Royal Green Jacketspada bulan September 1984. Setelah
berkarir bekerja di berbagai pekerjaan di Timur Tengah termasuk sembilan tahun
sebagai bankir investasi, Gardner bergabung dengan BBC World sebagai produser
dan reporter pada tahun 1995. Ia menjadi koresponden penuh waktu BBC
di Teluk pada
tahun 1997, sebelum menjadi ditunjuk sebagai koresponden BBC Timur Tengah pada
tahun 1999. Setelah serangan 11 September di New York, Gardner
mengkhususkan diri dalam meliput cerita yang berkaitan dengan Perang Melawan Teror .
Pada tanggal 6 Juni 2004, saat melaporkan dari Al-Suwaidi , sebuah distrik di Riyadh , Arab
Saudi , Gardner ditembak enam kali dan terluka parah dalam
serangan oleh orang - orang
bersenjata al-Qaida .
Salah satu saraf tulang belakang Gardner terkena serangan itu dan kakinya
lumpuh sebagian. Setelah 14 operasi bedah, tujuh bulan di rumah sakit dan
beberapa bulan rehabilitasi, ia kembali melapor untuk BBC pada pertengahan
2005, menggunakan kursi roda atau bingkai. Pada Penghargaan Ulang Tahun 2005 , Gardner diangkat
sebagai Officer of the Order of the British Empire (OBE)
untuk layanan jurnalisme.
Di luar
jurnalisme Gardner, pada November 2011, terpilih sebagai presiden kehormatan Klub Ski Inggris Raya . Dia adalah Pelindung
Disabilitas Snowsport UK (DSUK). Pada 2019 ia terpilih sebagai Presiden British Trust for Ornithology (BTO). Dia
telah menulis dua karya non-fiksi serta serangkaian novel yang menampilkan
petugas fiksional SBS yang berubah menjadi agen MI6 Luke
Carlton.
Isi
Masa muda
Ketika
berusia 16 tahun, Gardner bertemu dengan penjelajah Arab Sir Wilfred Thesiger , dan diundang ke rumah
penjelajah di Chelsea . Sebagian karena itu – dan sebagian
karena alasan bahwa mengetahui bahasa Arab akan membuatnya dapat dipekerjakan
di bagian dunia itu – ia bertekad untuk belajar bahasa
Arab . [2] Di tahun
jedanya, Gardner menabung dengan bekerja di pabrik batu bata
lalu pergi backpacking dari Maroko ke Istanbul .
Dia kemudian melakukan perjalanan ke Manila di Filipina ,
untuk pergi hiking di pegunungan Luzon . [2] Ia kembali belajar di Universitas Exeter, [2] [3] lulus pada tahun 1984 dengan gelar Bachelor
of Arts (BA Hons) dalam Studi Arab dan Islam. [4]
Pelayanan
militer
Gardner ditugaskan pada 23 Mei 1984 sebagai letnan
dua (dalam masa percobaan). [5] Pada tanggal 30 September 1984, ia
dipindahkan dari daftar umum ke Batalyon Relawan ke-4, Royal Green Jackets , sebagai letnan dua (dalam
masa percobaan) dan diberi senioritas mulai 23 Mei 1984. [6] Komisinya dikonfirmasi dan pangkat
letnan duanya tertanggal 23 Mei 1984 dengan senioritas sejak 23 Mei 1982. Ia
dipromosikan menjadi letnan pada 30
September 1985, dengan senioritas sejak 23 Mei 1984. [7] Ia dipromosikan menjadi kapten pada 1
Oktober 1990, dengan senioritas dari 1 Februari 1989. [8]
Pada 11
November 1993, Gardner diangkat sebagai kapten di Cadangan Angkatan Darat
Reguler. [9] Ia kembali ke Angkatan Darat
Teritorial pada 24 April 1997, bertugas di Cabang Layanan Pendidikan dan
Pelatihan Korps Ajudan Jenderal . [10] Ia dipromosikan menjadi mayor di Angkatan Darat Teritorial pada 1 Juli
2006. [11]
Perbankan
Gardner bekerja sebagai manajer pemasaran untuk Ekspor
Teluk dari 1984 hingga 1986 dan dalam perdagangan dan penjualan untuk Saudi International Bank dari 1986 hingga 1990.
Dia bekerja selama lima tahun untuk Robert Fleming Bank dari 1990 hingga 1995, menjadi
Direktur Timur Tengah. [4] Dia memiliki karir sembilan tahun
sebagai bankir investasi .
Jurnalistik
Pada tahun 1995 ia meninggalkan perbankan dan bergabung
dengan BBC
World sebagai produser dan reporter. [12] Ia menjadi koresponden Teluk penuh
waktu pertama BBC pada tahun 1997, mendirikan sebagai stringer lepas di Dubai .
Pada tahun 1999 Gardner diangkat sebagai koresponden BBC Timur Tengah yang
bertanggung jawab atas biro di Kairo ,
tetapi melakukan perjalanan ke seluruh wilayah. Setelah serangan 11 September di New York, Gardner
mengkhususkan diri dalam meliput cerita yang berkaitan dengan Perang Melawan Teror . [12]
Pada
tanggal 6 Juni 2004, saat melaporkan dari Al-Suwaidi , [13] sebuah distrik di Riyadh , Arab
Saudi , yang terkenal karena ekstremisme, Gardner ditembak enam
kali dan terluka parah dalam serangan oleh orang - orang
bersenjata al-Qaida .
Rekannya, juru kamera Irlandia Simon Cumbers , ditembak mati. Dari peluru yang
mengenai Gardner di tubuhnya (yang lain melewati bahu dan kakinya) satu
mengenai saraf tulang belakangnya dan dia lumpuh sebagian di kakinya dan sejak
itu telah menggunakan kursi roda. Pasangan itu melanjutkan syuting selama lebih
dari setengah jam, bertentangan dengan saran dari pejabat pemerintah Arab Saudi
Gardner. [14]Pemerintah Saudi menjanjikan kompensasi
tetapi mereka tidak pernah membayar. [2] Setelah 14 operasi bedah, tujuh bulan
di rumah sakit dan beberapa bulan rehabilitasi, ia kembali melapor untuk BBC
pada pertengahan 2005, menggunakan kursi roda atau bingkai. [15] Meskipun cedera, ia masih sering
melaporkan dari lapangan termasuk tempat-tempat seperti Afghanistan [16] dan Kolombia [17] tetapi biasanya komentar di berita
utama dari studio BBC.
Salah satu pria
bersenjata yang menembak Gardner dan Cumbers, Adel al-Dhubaiti, ditangkap dan
dieksekusi oleh otoritas Saudi pada Januari 2016. [18]
Pada
September 2012, ia mengungkapkan bahwa Ratu Elizabeth
II telah marah beberapa tahun sebelumnya karena Abu Hamza al-Masri tidak dapat ditangkap. BBC
kemudian meminta maaf pada hari itu atas pengungkapan tersebut. [19]
Pekerjaan
media lainnya
Gardner telah mempersembahkan berbagai film dokumenter
untuk BBC sejak 2011. Pada 2011, Gardner mempersembahkan Tintin's Adventure bersama Frank Gardner untuk
BBC, sebuah film dokumenter di mana ia menelusuri kembali perjalanan karakter
Hergé, Tintin dari Brussel ke Berlin ke Moskow pada
petualangan pertamanya. – Tintin di Tanah Soviet . Pada
tahun 2013 Gardner menampilkan film dokumenter BBC
Dua satu jam berjudul Kembalinya Frank Gardner ke Arab Saudi ,
mengunjungi perbatasan Yaman, Jeddah, Provinsi Timur dan rumah sakit Riyadh di
mana ia pulih dari serangannya pada tahun 2004. Pada bulan September 2015
Gardner ditampilkan dalam sebuah episode dari program sejarah keluarga BBC Who Do You Think You Are?di
mana dia mengetahui bahwa dia adalah keturunan langsung dari William The Conqueror . Pada tahun 2016 Gardner
bekerja sama dengan Benedict Allen dalam dokumenter dua bagian BBC Two Birds of Paradise: The Ultimate Quest .
Selama ekspedisi ke Papua
Nugini , mereka mencari burung cendrawasih yang sulit dipahami (ambisi
seumur hidup Gardner sebagai pengamat burung yang berpengalaman ),
termasuk Raja Saxony . Program ini disiarkan pada tanggal 3
dan 10 Februari 2017. [20] [21]
Pada bulan
Maret 2012, Gardner mengundurkan diri dari menjadi tuan rumah Counter-Terrorism
and Specialist Security Awards (CTSS) di tengah kekhawatiran bahwa ini akan
membahayakan ketidakberpihakan BBC. [22] Pada bulan Juni 2018, Gardner
memimpin panggung utama selama dua hari pertama acara industri keamanan IFSEC
International, yang berlangsung di pusat
pameran ExCeL di London. [23]
Pada tahun
2016, Gardner muncul di liputan Channel
4 tentang Paralimpiade di Rio de Janeiro dalam perannya
sebagai Presiden Klub Ski GB.
Menjadi
Frank: Kisah Frank Gardner disiarkan
oleh BBC
Two pada 5 November 2020. Film dokumenter ini mengeksplorasi
bagaimana rasanya tiba-tiba dinonaktifkan. [24]
Novel
pertama terlaris Gardner, Crisis ,
menampilkan petugas fiksional SBS yang berubah menjadi operator MI6 Luke
Carlton dan raja obat bius Kolombia yang kejam, diterbitkan pada Juni 2016. [25] [26] Novel keduanya, Ultimatum , diterbitkan pada
Juni 2018.
Dia adalh
seorng pengamat burung [30] dan mmpresentasi-kan program Jam-Arsip BBC-September-2009 di Sir-PeterScott
. [30] Pada tahun 2019 ia terpilih sebagai
Presiden British Trust for Ornithology (BTO).
Menjadi
Frank dari BBC Two ,
dokumenternya, mengeksplorasi bagaimana rasanya menjadi cacat, disiarkan pada
November 2020. Gardner berbicara terus terang tentang perpisahannya baru-baru
ini dari istrinya yang setia, Amanda selama 22 tahun. Keduanya tetap
berteman baik. Dia menjalin hubungan dengan presenter cuaca BBC Elizabeth
Rizzini, [31] [32] yang dia temui di lift di tempat
kerja.