https://www.google.com/search?q=IMAGE+PETA++PERANG+SURIAH+TERBARU-+2015&biw=1024&bih=639&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0CBwQsARqFQoTCLiK_9LPk8YCFYgxvAodRY8Ajg#imgrc=gwpNaESLsQc67M%253A%3BF9KIhX7spmFG2M%3Bhttp%253A%252F%252Fi645.photobucket.com%252Falbums%252Fuu171%252Fomahkaskus%252Fww2mapasia.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fsiradel.blogspot.com%252F2012%252F08%252Fsejarah-perang-dunia-ii-versi-lengkap.html%3B655%3B657
INDONESIA DALAM TANGAN DOMINASI ASING..??
PERTAHANAN DAN KEAMANAN: MENJAGA TERAS NKRI
https://www.google.com/search?q=IMAGE+PETA++PERANG+SURIAH+TERBARU-+2015&biw=1024&bih=639&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0CBwQsARqFQoTCLiK_9LPk8YCFYgxvAodRY8Ajg#imgrc=o-gM3sgUF4hxqM%253A%3BI1mdBqR5lSyOCM%3Bhttp%253A%252F%252Fjakartagreater.com%252Fwp-content%252Fuploads%252F2015%252F02%252Fimage003-e1423839195669.png%3Bhttp%253A%252F%252Fkeamanan-global.blogspot.com%252F2015%252F02%252Fmenjaga-teras-nkri.html%3B750%3B567
Perang Romawi-Persia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Romawi dan Persia pada 477 M
id.wikipedia.org1405 × 954Search by image
Kekaisaran
Romawi dan Persia pada 477 M, serta negara-negara tetangga merea, yang
banyak diantaranya ikut terseret dalam perang antara dua kekuatan besar
..
Perang Suriah, Inkubator bagi Generasi Baru Teroris | a_manan ...
indonesiana.tempo.co1010 × 674Search by image
Konflik
Suriah kini memasuki tahun ketiga dan sepertinya tak akan mereda dalam
waktu segera. Ribuan orang tewas dalam konflik yang bermula dari
demonstrasi ...
NEGARA2 ISLAM DALAM GEOPOLITIK DAN DOMINASI CENGKERAMAN AMERIKA SERIKAT DKK..??
KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP POLITIK DI INDONESIA (SOEKARNO DAN SOEHARTO)
http://musriindrawijaya39.blogspot.com/2015/01/kebijakan-amerika-serikat-terhadap.html
1.1 Amerika Serikat terhadap perjalanan politik Soekarno
Dalam
perseteruan Doktrin Geopolitik
Soekarno merupakan primus inter pares (yang terunggul dari
yang unggul). Ia memilih geopolitik sebagai tahapan awal pembentukan sebuah
bangsa, geopolitik sebagai alat modal kekayaan wilayah serta menjadikan
geopolitik sekaligus sebagai modal sosial dalam membentuk perubahan total
terhadap sejarah perkembangan masyarakat. Soekarno mendasarkan pemahaman
geopolitiknya pada pemikir politik Perancis, Ernest Renan (1823-1892) yang
selalu disebut-sebut Bung Karno dalam pidato politiknya jika menyinggung sebuah
bangsa. “Ce qui constitue une nation, ce n’est pas de parler la même langue,
ou d’appartenir à un groupe ethnographique commun, c’est d’avoir fait ensemble
de grandes choses dans le passé et de vouloir en faire encore dans l’avenir” (”Apa
yang membuat satu bangsa, bukanlah menutur bahasa yang sama, atau menjadi
bagian dari kelompok etnografis yang sama, tapi sempat membuat hal-hal besar
pada masa lampau dan ingin membuat lagi hal-hal besar pada masa depan”)
Gagasan nasionalisme yang sakral dan penuh dengan gairah
sejarah membuat Sukarno perlu melindungi Indonesia dari ancaman potensial,
ancaman terbesar Indonesia di awal berdirinya Republik Indonesia memang ancaman
ekspansi militer negara asing, kedatangan NICA pada dalam dua kali operasi
militer 1947 dan 1948 membuat Soekarno amat sensitif atas geopolitik wilayah. Namun
Soekarno menyerahkan kebijakan politik yang umumnya bernada diplomasi kepada
Sutan Sjahrir, Soekarno mengabaikan gagasan ‘Merdeka 100% ala Tan Malaka dengan
alasan ‘memperpendek perang’ sekaligus sebagai strategi Soekarno untuk mengeliminir
kekuatan kiri yang akan menjegal dia. Soekarno menginginkan kekuatan kiri
dikendalikan oleh dia sendiri dalam kerangka yang ia susun kemudian dan tanpa
perlu korban dalam menghadapi perang dengan negara asing. Sukarno memerlukan
politik diplomasi sebagai tahap awal dalam pembentukan kesatuan wilayah
nasional.
Konflik geopolitik di Asia Tenggara menjadi rentan ketika
AS di tahun 1952 meletakkan landasan doktrin kebijakan luar negeri baru yang
anti komunis dan mengoreksi landasan Truman untuk ‘tidak saling mengganggu’
menjadi landasan Eisenhower “Netralitas adalah sebuah kesalahan”. Eisenhower
menginginkan bahwa ‘seluruh wilayah di dunia harus masuk ke dalam barisan ‘free
world’ (dunia bebas)’, barisan ini juga akan menentukan kemenangan
Eisenhower dalam melawan komunisme, taktik pembiaran Truman terhadap Cina dan
lebih menginginkan Cina yang satu daripada terpecah-pecah menjadi bumerang
sendiri untuk Eisenhower Presiden AS yang menggantikan Truman, karena setelah
Cina bersatu dibawah kendali Komunisme Mao, RRC jadi amat sulit dikendalikan
dan menjadi wilayah terkuat di Asia, kemenangan RRC atas Nasionalis di tahun
1949 juga menjadikan Asia terancam bukan lagi secara ideologi dengan komunisme
tapi juga sudah menjadi realitas militer. Dibalik aksi Eisenhower yang amat anti komunis dan
mendapatkan keuntungan politikatas kesalahan Truman di RRC ada sebuah “keinginan
terselubung” untuk menggantikan dominasi Inggris, Perancis dan Belanda di
wilayah Asia Tenggara, inilah yang menyebabkan kenapa AS separuh hati membantu
Perancis di perang Vietnam - Perancis 1954 tapi mengerahkan ratusan ribu
tentaranya secara serius dalam menghadapi Vietnam dengan alasan mencegah
Vietnam Utara masuk ke Selatan.
Hasrat keinginan dominasi AS di wilayah Asia Tenggara
inilah yang kemudian dibaca Sukarno pada tahun 1953. Perkembangan menjadi
semakin menguntungkan bagi AS ketika sejumlah Kolonel membangkang di Sumatera
dan meminta Soekarno mengoreksi kebijakannya terhadap Komunis serta memberikan
keleluasaan yang besar bagi para perwira di luar Jawa. CIA menanggapinya ini
dengan senang hati dan menjadi alat sekutu bagi mereka, bahkan CIA mengedrop
bantuan senjata lewat ‘Operasi Hance’. Bantuan ini tidak begitu digubris oleh
PRRI sebagai pemberontak terhadap kekuasaan Soekarno, karena mereka lebih
menginginkan bantuan ekonomi, dan lebih mengherankannya lagi ketika agen CIA
berhadapan dengan Simbolon, pemimpin pemberontak, foto Soekarno masih
tergantung di markas Simbolon, ketika ditanya, Simbolon menjawab “dia masih
Presiden kami”.
Keberhasilan
Soekarno mempecundangi AS tidak hanya dalam kasus pembebasan tanah Irian,
pemerintahan di masa Soekarno juga berhasil menangkap basah penyusupan CIA di
Maluku pada tahun 1958, yang menyamar sebagai pilot, dan kemudian diadili secara
tertutup. Padahal AS saat itu mendanai pemberontakan pemerintahan revolusioner
Republik Indonesia dan perjuangan Semesta di Maluku. Pencapaian negara
Indonesia di era Soekarno ini seakan menunujukkan bahwa negara Indonesia pernah
menjadi negara yang memiliki kekuatan diplomasi yang cantik, dengan jiwa
nasionalisme yang tinggi dan tidak pernah mau tunduk dan didikte oleh negara super
power AS. Salah satu bukti nyata lain adalah dinamika politik Indonesia pada
tahun 1948 ditandai dengan deklarasi politik bebas aktif, melawan Malaysia pada
tahun 1963, dan keluar dari keanggotaan PBB pada tahun 1965.
Kegagalannya
dalam operasi militer bersama PRRI yang separuh memalukan membuat AS harus
mundur teratur sebelum matangnya operasi intelijen, keputusan lebih
mementingkan operasi intelijen ketimbang operasi militer menjadi keputusan AS
sampai Eisenhower digantikan J.F Kennedy. Soekarno menanggapi kemunduran aksi
militer AS ini dengan menyerang sisa-sisa imperialisme di Belanda, serta
memanfaatkan keraguan JF Kennedy terhadap politik intervensi militer di Asia
Tenggara, yang juga membuat JFK menekan Belanda.
Sampai saat ini belum ada
bukti ilmiah, bahwa apa yang dilakukan JFK merupakan bagian terencana dalam pengusiran
diam - diam Belanda, lalu membiarkan Irian Barat dikuasai Indonesia, sehingga
AS tidak akan rikuh lagi menguasai Sumber Daya Alam Irian Barat tanpa
harus berhadapan dengan Belanda sebagai ‘sekutu terkuat di Eropa’. –Bila Irian
Barat tetapdikuasai Belanda, tentu Belanda tidak akan memberikan konsesi Sumber
Daya Alam dengan mudah kepada AS, semudah ketika kelak AS mendapatkan konsesi
sumber daya alam pada jaman Orde Baru. Dukungan Paman Sam kepada kemerdekaan Indonesia dengan
harapan dapat mendirikan pos kekuatan baru yang akan membantu meredam gelombang
komunisme di Asia. Punah sudah dengan kebijakan luar negeri revolusioner ‘non
blok’ Soekarno-Hatta yang mengejar posisi netral di peta politik dunia. Sedikit
mereka sadari, bahwa fundamen prinsip dari Washington adalah “Siapapun yang
tidak bersama kita, berarti mereka lawan kita”.
Kekecewaan
semakin memuncak ketika Soekarno menerbitkan kebijakan yang merangkul komunisme
pada September 1950, dengan alasan harmoni sosial dan stabilitas politik.
Diperparah dengan semakin besarnya pengaruh Partai Komunis Indonesia di kancah
politik yang dibiarkan oleh Soekarno. Selain tidak suka pada Bung Karno, AS
juga punya kepentingan ekonomis di Indonesia dan secara umum di Asia. Sebagai gambaran
Malaysia hanya kaya akan karet dan timah; Brunei Darussalam hanya kaya minyak;
sedangkan Indonesia memiliki segalanya di bidang tambang dan hasil bumi.
Terlebih wilayahnya jauh lebih luas dibandingkan dengan Malaysia dan Brunei.
Secara kongkrit bisnis minyak AS di Indonesia (Caltex) serta beberapa perusahaan
lainnya bagi AS harus aman. Karena itu politik Bung Karno dianggap membahayakan
kepentingan AS di Indonesia.
Ada upaya AS untuk membujuk Bung Karno agar
mengubah sikap politiknya tetapi gagal. Secara politis Bung Karno juga sangat
kuat. Di dalam negeri Bung Karno didukung oleh Angkatan Bersenjata dan PKI. Tak
kalah pentingnya, rakyat sungguh kagum dan simpati terhadapnya. Di luar negeri
ia mendapat dukungan dari negara-negara Asia Tenggara dengan politik
Non-Bloknya. Dinamika perpolitikan Indonesia di era perang dingin kurun waktu
1953-1963 pernah ditandai dengan aroma diplomasi cantik dan elegan, disertai
dengan kebijakan para pemimpin yang tidak mau didikte dan tunduk pada AS. Meski
saat itu negeri Indonesia baru merdeka dalam hitungan belasan tahun, semangat
nasionalisme dan kecerdikan para pemimpinnya menjadikan negara Indonesia
disegani oleh AS, Uni Soviet dan negara-negara Sekutu. Bagaimana tidak di
tengah perseteruan perang dingin antara AS dan Uni Soviet, Indonesia, yang baru
merdeka dalam hitungan belasan tahun, lewat kunjungan Soekarno ke Washington
berhasil mendinginkan keadaan. Di sisi lain, melalui semangat nasionalisme yang
tinggi dan kecerdikan diplomasinya, pemerintah Indonesia lewat diplomasi cantik
dan ciamik Soekarno juga berhasil mempermainkan AS dan Uni Soviet dalam kasus
pembebasan Irian Barat dari penjajahan Belanda.
Dengan
menggunakan kartu Uni soviet, Soekarno menerapkan kebijakan luar negeri dengan
metode gertak sambal, yaitu menakut-nakuti Amerika bahwa militer Uni Soviet
akan membantu Indonesia dan akan memporak-porandakan Belanda, negara sekutu
Abadi AS di tanah penjajahan Papua. Berkat diplomasi Bung karno, AS tak
berkutik, John F Kennedy dengan sangat terpaksa memerintahkan Belanda untuk
hengkang dari dan tanah Irian Barat. Papua kemudian bebas dari penjajahan dengan
tanpa jatuh korban dan peperangan. Sebuah permainan diplomasi cantik
diperagakan oleh pemimpin Indonesia, dengan spirit nasionalisme yang tinggi dan
sikap pemerintahan yang independen. AS ingin menuturkan dinamika politik
Indonesia di masa perang dingin 1953-1963, serta model kepemimpinan
pemerintahan Indonesia yang anti terhadap hegemoni AS dan bagaimana kecerdikan
Bung Karno mengambil kebijakan-kebijakan luar negerinya. landasan kepemimpinan
Soekarno dibangun atas dasar nasionalisme, Islam dan Marxisme.
Nasionalisme
yang tumbuh dalam dirinya telah menanamkan rasa persatuan dan cinta Tanah Air
sekaligus menjadikan dirinya menjadi proklamator dan presiden pertama
Indonesia, sementara ideologi Marxisme yang dikembangkannya membuat dirinya
memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet dan menanamkan jiwa anti hegemoni dan
imperialisme Barat. Bersama pemerintahan Soekarno, kebijakan luar negeri
Indonesia sangat disegani asing. Salah satu kebijakan luar negeri yang indah
dan luar biasa dalam dinamika politik Indonesia di era pemerintahan Soekarno
adalah peristiwa pembebasan tanah Papua dari penjajahan Belanda. Pada masa itu,
Soekarno memanfaatkan Uni Soviet yang saat itu sedang berseteru dengan AS, pada
saat bersamaan posisi negara Belanda menjadi bagian dari Sekutu bersama AS dan
Eropa. Soekarno melalui kekuatan diplomasinya membujuk Uni Soviet untuk
membantu secara militer mengusir Belanda dari tanah Papua, dan keberhasilan
diplomasi Soekarno ini disampaikan ke Pihak AS. AS yang saat itu tidak tega
melihat sekutu abadinya luluh lantak oleh militer Uni Soviet, lalu
memerintahkan Belanda untuk mundur dari pendudukannya di tanah Irian. Proses
diplomasi yang membuat AS gigit jari tersebut berlangsung demikian. Subandrio
wakil perdana menteri yang pernah menjabat duta besar Moskow, diperintah olah
Soekarno untuk meminta bantuan militer kepada pemimpin Uni Soviet, Nikita
Khrushehev, agar mengusir Belanda dari tanah Papua.
Keberhasilan
Subandrio melobi Nikita Khrushehev kemudian disampaikan oleh Soekarno kepada Howard
P Jones, duta besar AS di Indonesia. Informasi tersebut membuat John F Kennedy
yang saat itu sedang menjabat sebagai presiden AS kalang kabut, karena Kennedy
tidak mau melihat Belanda porak-poranda dan babak belur akibat serangan militer
Uni Soviet, ia memaksa Belanda untuk kabur dan hengkang dari tanah Papua. Tanah
Papua pun bebas dari penjajahan Belanda dengan tanpa korban dan biaya
pengeluaran untuk militer, dan militer Uni Soviet pulang tanpa menembakkan
sebutir peluru pun karena Belanda sudah hengkang saat kapal perang Uni Soviet
sampai di perairan Indonesia. Kepemimpinan Indonesia beberapa puluh tahun yang
lalu pernah memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan dengan gagah berani
menentang hegemoni pihak asing. Sayangnya ruh kepemimpinan ala Soekarno ini tidak
lagi kelihatan di masa sekarang, dan hanya tinggal kenangan. Hal ini
dibuktikan, bahwa praktis pasca presiden Soekarno, Indonesia berada dalam
cengkeraman asing (AS, pemerintahan Orde Baru berada di bawah kendali AS,
melalui lembaga-lembaga internasional-nya seperti IMF, Bank Dunia, USAID. Orde
Baru mewarisi kebijakan buruk dan berlanjut hingga sekarang, tak heran jika
Indonesia di masa Orde Baru pernah dijuluki sebagai negara gagal atau failed
state akibat strategi kebijakannya yang selalu tunduk pada Mafia Berkeley, dan
Indonesia hanya menjadi negara kepanjangan tangan dari kepentingan global Mafia
Berkeley lewat “Washington konsensus”.
1.2 Amerika Serikat terhadap perjalanan politik Soeharto
Karir Suharto
berawal di militer. Suharto bergabung dengan barisan laskar PETA (Pembela Tanah
Air), terlibat dalam serangkaian operasi militer penting melawan agresi Belanda
dan perebutan Irian Barat (sekarang Papua). Suharto menceburkan diri ke dunia
politik dengan bermodalkan pengetahuan militernya. Dengan bekal itu, ia mampu
menempatkan diri sebagai pemimpin yang pragmatis, tapi dengan kebijakan
populis.
Setelah
kejatuhan Sukarno, muncul kekuatan baru yaitu Kekuatan Para Jenderal Angkatan
Darat, dibawah pengaruh kuat Letjen Suharto, orang yang ditunjuk Sukarno sebagai
penertib keamanan tapi dengan licin mampu mentransformasi surat perintah
pengamanan, menjadi surat perintah transfer kekuasaan. Suharto agak
longgar dalam soal politik konsesi sumber daya alam tapi ia memiliki kesamaan
persis dengan Sukarno yaitu harga mati
bahwa tidak boleh ada pangkalan militer asing di wilayah Asia Tenggara apalagi
di Indonesia dalam soal Nasionalisme, Suharto lebih kolot dan konservatif
ketimbang Sukarno. Awalnya ada
desakan dari AS dan ditanggapi beberapa perwira intelijen yang senang bahwa
Indonesia akan masuk dalam fakta Militer Asia Tenggara, namun yang terjadi
kemudian Suharto mendiamkan pengajuan proposal fakta Militer itu, Suharto
kuatir ikut campurnya pangkalan militer asing akan menjadikan wilayah Asia
Tenggara tidak stabil,
Suharto yang merasa bisa menghantam Komunis balik menekan
pihak AS untuk menjadikan wilayah Asia Tenggara sebagai wilayah zona aman,
bebas pangkalan militer asing dan tidak boleh terjadi intervensi antar negara Stabilitas adalah ‘kepentingan diatas
kepentingan’. Keinginan Suharto yang kuat dan tidak boleh ditawar
itu kemudian didukung oleh Malaysia. Suharto saat itu juga masih marah pada Lee
Kuan Yew, karena permintaannya lewat utusan Jenderal Soemitro untuk membatalkan
penggantungan dua prajurit KKO di Singapura sama sekali tak digubris. Bila
kemudian Singapura menjadi kuat secara militer dan menjadi basis pangkalan
militer maka Singapura adalah ancaman terbesar Indonesia. Sebaliknya,
pada saat kekuasaan Sukarno melemah, giliran Suharto membersihkan parlemen dari
para pendukung Sukarno. Suharto juga melenyapkan unsur-unsur perbedaan yang
berpotensi menimbulkan konflik dengan garis politiknya. Dengan begitu, Suharto
berjaya mengekalkan dirinya sebagai penafsir tunggal “demokrasi Pancasila”
secara legal. Tidak jarang perannya bak dewa, sedangkan perkataanya adalah
sabda politik yang tegas dan keras. Perbedaan berarti pembangkangan.
Slogan-slogan pada era Suharto adalah “pembangunan”
“lepas landas,” “SDM” sedangkan musuh baru yang diciptakan Suharto untuk
mengidentifikasi elemen-elemen pembangkangan adalah “organisasi tanpa bentuk,”
“Gerakan Pengacau Keamanan,” “subversi,” “mbalelo,” “kiri baru.” Modal
asing pun mengalir deras dengan nyaman pada era Suharto. Meskipun eksploitatif
dan memberikan keuntungan luar biasa kepada segelintir kroni (kapitalisme
kroni), perbaikan ekonomi berlangsung. Kelas menengah baru tumbuh dan
berkembang pada awal era ini seiring dengan tampilnya konglomerasi yang dekat
dengan Istana. Suharto mengoreksi konsep pemerintahan Sukarno dengan model
demokrasi semu dengan sedikit keleluasaan. Belajar dari pengalaman masa silam
bahwa sumber kekacauan adalah pluralisme politik takterkendali, Suharto
memperkenalkan asas tunggal, dan melebur puluhan partai politik menjadi dua.
Partai-partai politik sengaja dilemahkan, dikerdilkan, sedangkan Golkar
dibesarkan, tapi terkendali sebagai perpanjangan resmi pemerintah. Dengan
begini, Suharto mampu mempraktikkan kebijakan-kebijakan ekonomi pragmatisnya
secara efektif.
Suharto pergi sendiri untuk mendapatkan bantuan dan pinjaman bagi Indonesia. Tetapi
harus dicatat
bahwa Indonesia tidak selalu bersesuaian dengan AS
dalam politik luar negerinya. Suharto menentang tekanan AS ketika ia berpikir
bahwa tekanan seperti itu berlawanan dengan “kepentingan nasional
Indonesia“. Selama era Suhato pembangunan ekonomi dalam negeri
merupakandasar bagi
legitimasi pemerintah. Politik luar negeri digunakan untuk memperbaiki kondisi
ekonomi Indonesia. Karena berbeda dalam tipe ideologi, yakni anti - komunis, politik
luar negeri Indonesia condong ke Barat dan kerjasama regional. Kebijakan
politik RI lebih pro - barat, mengingat kondisi pada waktu ituIndonesia
membutuhkan suntikan dana segar yang sangat banyak untuk menyelamatkan
Indonesia dari kebangkrutan, dan juga salah satu faktor yangmenentukan
kebijakan pro-barat ini adalah orientasi ekonomi.
Jadi
kesimpulan dari seluruh pembahasan, bahwasanya penyimpangan politik luar
negeri bebas aktif yang terjadi pada masa Suharto. Terlihat dari ketergantungan
Indonesia pada IMF. Dan ini berdampak pada gejolak ekonomi berupa
debt trap
dan rendahnya posisi tawar Indonesia
di mata negara barat akibat konstelas i di dalamtubuh IMF tersebut. Semua ini
merupakan gambaran kecondongan Indonesia pada barat di masa itu. Pada tahun
1969 lobi-lobi LB Moerdani di Malaysia, perwira intelijen andalan Suharto dan
Ali Moertopo melanjutkan jalur lobi yang sudah dibentuk sejak tahun 1967, lobi
LB Moerdani ini meluas ke berbagai negara yang menanggapi secara positif permintaan
Suharto untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai zona aman. Hanya saja
kemudian Malaysialah yang buka suara, Malaysia paling getol mendukung Suharto karena
pengalaman buruknya ketika negara ini terancam diserang Sukarno. Lalu pada
tanggal 27 November 1971 terbentuklah apa yang disebut ZOPFAN (Zone of Peace
Freedom And Neutrality) Pada tahun 1984 kesepakatan lebih maju yaitu
menyatakan wilayah ASEAN harus bebas nuklir. Konsepsi damai
yang ditawarkan Suharto berhasil menciptakan wilayah ASEAN paling stabil di
dunia, sepanjang 40 tahun dari kesepakatan itu tidak ada perang sama sekali di
wilayah ASEAN kecuali sisa -sisa perang AS dan konflik ideologi di negara
Indocina.
1.3 Kejatuhan Soekarno dan kenaikan Soeharto terhadap campur tangan Amerika Serikat
Presiden John F Kennedy (JFK) merupakan satu-satunya
Presiden AS yang bersahabat dengan Presiden Sukarno. Berbeda dengan pendahulunya,
Dwight Eisenhower yang selalu berambisi menghilangkan Sukarno dari muka bumi
dengan berbagai cara. Di antaranya melalui intervensi AS secara terselubung
pada PRRI dan PERMESTA yang gagal total. JFK justru melakukan kebijakan luar
negeri yang cenderung mendukung langkah -langkah Sukarno.
Kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI tak lepas dari
pengaruh dukungan Kennedy. Namun tak disangka, pada akhirnya momentum masuknya
Irian Barat ke pangkuan RI menjadi jalan bagi JFK untuk menemui ajalnya secara
tragis. Pada hari yang naas tanggal 22 November 1963, Kennedy melakukan
kunjungan kerja ke Dallas Texas. Saat iring - iringan kendaraannya
melintas tepat di depan Texas Scholl Book Depository, dua peluru
menghantam leher dan kepalanya. Belakangan diketahui bahwa Lee Harvey
Oswald adalah orang yang melakukan penembakan terhadap Kennedy. Namun
dalam penyidikan, Lee menyangkal telah membunuh JFK. Belum sempat diajukan ke
pengadilan, Lee malah dibunuh oleh temannya sendiri, Jack Ruby.
Selanjutnya, Jack Ruby sendiri tewas di dalam tahanan karena penyakit yang
dideritanya. Dengan tewasnya Lee & Ruby, kematian Kennedy menjadi misteri
yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Banyak kalangan menyatakan penembakan Kenndey merupakan
sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak
mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di AS. Merujuk pada artikel
yang ditulis oleh seorang wartawan AS, Lisa Pease, berjudul “JFK,
Indonesia, CIA, and Freeport” dan dimuat dalam majalah Probe, dimana
tulisan ini disimpan di dalam Arsip Nasional di Washington DC, kita dapat
menemukan korelasi antara terbunuhnya JFK dengan runtuhnya kekuasaan presiden
pertama kita Ir.Sukarno. Keterlibatan (AS) dalam upaya penggulingan Sukarno
(Bung Karno) secara kotor dan berdarah. Peristiwa “Gerakan 30 September”
(Gestapu) banyak yang disembunyikan, dihilangkan dan diputarbalikkan oleh rezim
Orde Baru. Pembantaian terhadap sekutu-sekutu Bung Karno (BK) yang beraliran
kiri merupakan hasil konspirasi CIA - Suharto dibantu intelijen Inggris, Jepang
dan Jerman.
Namun, Suharto dan klannya berdalih. Gestapu adalah
penyerangan golongan kiri (menuduh PKI) ke kanan (Jenderal Ahmad Yani cs) yang
membawa restorasi kekuasaan dan kemudian pembersihan golongan kiri sebagai hukuman
oleh golongan tengah (Suharto mengklaim posisinya di sini). Gestapu hanyalah
merupakan tahap pertama dari tiga tahap yang dibantu secara rahasia oleh juru
bicara dan pejabat AS yakni tahap pertama Gestapu “coup” sayap kiri gadungan
(Letkol Untung cs). Kedua, KAF Gestapuyakni tindakan balasan dengan membunuh
PKI secara missal dan ketiga pengikisan pendukung BK secara massif dan
progresif.
Alasan CIA menjatuhkan BK, bagaimana cara CIA dalam
mewujudkan keinginan tersebut dan bukti-buktinya. Satu alasan terkuat BK harus
disingkirkan oleh CIA karena BK bersahabat dekat dengan blok Cina dan Sovyet.
Sejak 1953, AS berkepentingan untuk membantu mencetuskan krisis di Indonesia,
yang diakui sebagai “penyebab langsung” yang merangsang BK mengakhiri sistem
parlementer Indonesia dan menyatakan berlakunya keadaan darurat militer, serta
memasukkan “korp perwira” secara resmi dalam kehidupan politik (14 Maret 1957) sebuah blunder politik
BK. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan CIA untuk mewujudkan ambisinya
tersebut yakni dengan menggandeng faksi militer kanan seperti Suharto,
Walandouw, Suwarto, Sarwo Edhie, Kemal Idris, Ibnu Sutowo, Basuki Rahmat,
Djuhartono, dll. Dan partai berhaluan kanan (Masyumi dan PSI) untuk semakin
mengecilkan pengaruh BK. Skenario CIA tersebut saya bagi dalam enam point. Pertama, CIA mendukung terjadinya pemberontakan
terhadap BK. Seperti bantuan senjata dan personil oleh CIA dengan mendukung
pemberontakan PRRI atau Permesta (Kol. Walandouw) di Sumatera Barat untuk
melawan BK tetapi dapat ditumpas (1957-1958). Kemudian peristiwa Lubis (1956)
dengan tokohnya Suwarto dan Kemal Idris serta PSI.
Kedua, Program Civic Mission. Setelah dirasa gagal dengan
serangkaian perlawanan, 1 Agustus 1958 AS memberikan bantuan militer ke
Indonesia mencapai $ 20 juta setahun. Kontrol terhadap AD ini dianggap penting,
karena AS menganggap hanya AD yang mampu mengimbangi kekuatan PKI. Lalu
didirikanlah SESKOAD tahun 1958 di Bandung yang mendapatkan dukungan penuh dari
Pentagon, RAND dan Ford Foundation. Jenderal Suwarto yang pernah dididik di AS
yang bisa memainkan peran penting dalam mengubah AD dari fungsi revolusioner
menjadi kontra revolusi ditunjuk sebagai penanggung jawab sekolah tersebut. Di
bawah Nasution dan Suwarto, SESKOAD mengembangkan suatu doktrin strategis baru
yakni doktrin Perang Wilayah, yang memberi prioritas kepada kontra
pemberontakan sebagai peranan AD. Suharto masuk SESKOAD dengan pangkat Kolonel
(Oktober 1959) dan menjadi siswa yang sangat “berbakat”. Terbukti, dia
dilibatkan dalam penyusunan doktrin perang wilayah serta dalam kebijaksanaan AD
mengenai Civic Mission atau Civic
Action.
Di SESKOAD, perwira AD dan sipil yang pro PSI- juga diajari
bidang ekonomi dan administrasi kepemerintahan sehingga AD mulai bisa
bekerjasama dan bahkan berani menandatangani kontrak-kontrak dengan perusahaan
AS serta negara asing lainnya di luar kesepakatan rezim BK. Pada tahun 1962,
Kemlu AS dibantu CIA mendirikan MILTAC
(Military Training Advisory Group = Kelompok Penasehat Latihan Militer)
di Jakarta untuk memberikan bantuan dalam melaksanakan program Civic
Mission SESKOAD. Program ini sebenarnya merupakan penyusupan perwira
AD ke dalam semua bidang kegiatan pemerintah dan tugas-tugas kepemerintahan.
Terbukti, huru-hara anti Cina diilhami AD terjadi di Jawa Barat tahun 1959
dengan Kolonel Kosasih yang membiayai komplotan bajingan-bajingan setempat
dengan tujuan merusak hubungan Indonesia dengan Cina. Kemudian disusul
huru-hara mahasiswa bulan Mei 1963 dan diulangi Januari 1966 di Bandung dan
Oktober 1965 di Jakarta.
Ketiga, adanya konflik internal di
tubuh AD. Menurut Harold Crouch, menjelang
1965 AD pecah menjadi dua; kelompok tengah yakni Yani cs yang bersikap
menentang BK tentang persatuan nasional karena PKI masuk di dalamnya. Kubu
kedua, AD kelompok kanan yakni Nasution dan Suharto (Basuki Rahmat, Sudirman dari
SESKOAD dkk) yang bersikap menentang kebijaksanaan Yani yang bernafaskan
Soekarnoisme (karena tidak setuju merebut kekuasaan BK). Adanya konflik para
Pati AD tersebut terindikasi dengan: Pertama, Januari 1965, Suharto mengadakan
rapat penyatuan sikap kelompok AD dengan mendesak Nasution supaya mengambil
sikap yang lebih menyesuaikan diri terhadap BK. Kedua, April 1965 diadakan
seminar di SESKOAD untuk mengusahakan satu doktrin strategis yang bersifat
kompromis yaitu Tri Ubaya Sakti yang menegaskan kembali
tuntutan untuk memiliki peranan politik yang berdikari bebas.
Keempat, Program AS berkedok bantuan. Proses menjatuhkan BK juga bisa
dipahami dari bantuan AS ke Indonesia di tahun 1963-1965, melalui saluran
“komisi - komisi penjualan” atau sumbangan finansial untuk mendukung
kepentingan politik Suharto. Misalnya bantuan lunak AS tetap ada yang ditujukan
ke AD dan Brimob dan Polisi untuk adukekuatan dengan PKI yang sedang jayanya.
Juga bantuan 200 pesawat Aero Commanders kepada
AD bukan AU (Juli 1965), dimana komisi keagenan penjualan tersebut dipegang Bob
Hasan, sahabat Suharto. Keduanya sudah berkawan sejak Suharto sebagai Pangdam
Diponegoro. Secara khusus keduanya juga telah mendirikan dua buah perusahaan
pelayaran yang harus dioperasikan Divisi Diponegoro. Menjadi unik ketika
bantuan beralih dari bantuan AS terhadap Indonesia (sebagai Negara) berubah
menjadi bantuan untuk membiayai salah satu komponen negara yang tidak loyal
pada bangsanya sendiri.
Namun saat Lyndon Johnson jadi presiden AS, tepatnya
Desember 1964, bantuan AS tersebut dihentikan. Hal ini mengindikasikan AS turut
sengaja ambil bagian aktif untuk menggoyahkan ekonomi Indonesia dalam
minggu-minggu menjelang Gestapu, ketika harga beras naik 4x dan harga dollar
membumbung tinggi. Pada tahun fiskal 1965, New York Times menyatakan “semua
bantuan AS kepada Indonesia telah dihentikan, maka jumlah personil MAP (Military Assistance Program) di
Jakarta dalam kenyataannya justru telah meningkat mencapai taraf yang jauh
melebihi daripada yang telah diproyeksikan”.
Kelima, terjadinya peristiwa 1965
dan peranan Soeharto. Menjelang Agustus 1964, Suharto mulai mengadakan kontak
politik dengan Malaysia, Jepang, Inggris dan AS. Menurut Mrazek, kontak Suharto
itu merupakan penjajagan untuk berdamai dengan menarik pasukan AD Indonesia yg
terbaik (yang anti komunis) ke Jawa dengan sebelumnya mengirim satu batalyon
Diponegoro (yang telah disusupi PKI) ke Malaysia yang bisa dipahami sebagai
persiapan-persiapan untuk merebut kekuasaan pemerintahan. 30 September, 6
jenderal (Yani, Suprapto, Sutoyo, S. Parman, MT. Haryono, DI Panjaitan), 1
pamen (Tendean), 1 pama (KS Tubun) tewas oleh gerakan Letkol Untung cs.
Uniknya, tak seorangpun jenderal anti BK yang menjadi sasaran Gestapu, kecuali
Nasution yang bersifat problematik; yakni menjelang 1961, CIA kecewa karena
Nasution yang diproyeksikan menyingkirkan BK justru berbalik mendukung BK, dan
dia mengkritik keterlibatan USA dalam Perang Vietnam. Sikap Suharto dengan
Nasution juga dingin karena kasus pemeriksaan Nasution terhadap korupsinya
Soeharto pada tahun 1959 saat menjadi Pangdam Diponegoro. “Menjadi semakin
aneh” ketika Suharto yang saat itu pegang komando pasukan terbesar
(Pangkostrad) justru “tidak masuk” dalam daftar penculikan.
Pernyataan Untung atas nama Gestapu yang melindungi BK dari
“Dewan Jenderal” yang didukung CIA yang akan merencanakan coup sebelum 5
Oktober 1965 dengan disiagakan pasukan dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa
Barat. Padahal, pasukan tersebut diundang ke Jakarta dalam rangka memperingati
Hari ABRI, 5 Oktober 1965. Menjadi aneh ketika Suharto kemudian membuat
pernyataan susulan untuk menumpas Gestapu dengan menyatakan loyalitas AD tetap
ke BK dan menuduh PKI ditambah unsur AURI yang membunuh 6 jenderal hanya karena
lokasi sumur Lubang Buaya dekat dengan Pangkalan Halim. Keberadaan BK, Oemar
Dhani (KSAU) dan DN Aidhit (Ketua PKI) yang diskenariokan sedemikian rupa
(mereka di Halim) menjadi senjata yang ampuh untuk mendelegitimasi image BK
agar menimbulkan kesan negatif adanya persekongkolan BK-AURI dan PKI. Peranan
Suharto begitu penting dalam skenario ini. Berlagak sebagai pembela status quo
tapi pada kenyataannya justru bergerak sendiri secara berencana untuk merebut
kekuasaan. Sebuah skenario yang kemudian ditiru oleh Jenderal Pinochet di Chili
(1970 - 1973) dan juga di Kamboja (1970).
Menarik karena baik pelaku Gestapu (Untung Cs) ataupun yang
menumpasnya adalah sama-sama dari Divisi Diponegoro (Yon 454), tempat di mana
Suharto dulu menjadi Pangdamnya. Semakin menarik karena fakta banyak pemimpin
Gestapu adalah lulusan pendidikan AS. Jadi ada kelanjutan/kontinuitas antara
hasil yang dicapai Gestapu (membunuh Yani cs), kemudian diteruskan oleh Suharto
atas nama penumpasan Gestapu, kemudian menyingkirkan pendukung BK yang tersisa.
Pembunuhan besar-besaran secara sistematis kemudian menyebar dan justru paling
dahsyat terjadi ketika Danjen RPKAD, Kol. Sarwo Edhie bergerak dari Jakarta ke
Jateng dan Jatim kemudian balik lagi ke Jakarta. Orang sipil yang terlibat
dalam pembantaian massal telah dilatih di daerah setempat oleh AD atau
dikerahkan dari kelompok (SOKSI dan organisasi mahasiswa Gemsos yang disponsori
oleh AD dan CIA), yang selama bertahun-tahun telah bekerjasama dengan AD mengenai
masalah -masalah politik apa yang disebut sebagai Civic Action.
Keenam, dukungan AS terhadap faksi Suharto. Bukti-bukti keterlibatan orang-orang
Suharto berkolaborasi dengan CIA, misalnya: Pertama, beberapa bulan sebelum
Gestapu, seorang utusan Suharto, Kolonel Walandouw (pelaku pemberontakan PRRI)
yang memiliki hubungan lama dengan CIA telah menghubungi pemerintah AS. Pada
bulan Mei 1965, komisi-komisi Lockheed (CIA) di Indonesia telah dialihkan
kepada kontrak baru dan perusahaan yang didirikan oleh agennya di Indonesia
atau perantara Lockheed yang telah lama dibina. Pengalihan ini karena
pertimbangan politis. Di samping Walandouw juga ada Dasaad dan Jenderal Alamsyah;
jenderal yang menyokong Suharto di era awal rezimnya karena Alamsyah menguasai
dana-dana besar khusus. Lockhedd-Dasaad-Alamsyah bergandeng dengan gerbong Suharto
yang baru lulus dari SESKOAD. Setidaknya ini juga direkomendasikan Kedutaan AS
di tahun 1966. Pada April 1965, perusahaan Amerika, Freeport Shulpur telah
mencapai suatu kesepakatan pendahuluan dengan para pejabat Indonesia, yang
nantinya akan menjadi suatu investasi sebesar $500 juta di bidang tembaga di
Papua Barat.
September 1965 dalam
waktu singkat, setelah minyak dunia melaporkan bahwa industri gas dan minyak
Indonesia semakin merosot tajam yang dapat menjurus ke krisis politik, maka presiden
ASAMERA dalam suatu usaha patungan dengan Pertaminanya Jenderal Ibnu Sutowo
telah membeli saham-saham dalam perusahaan yang pura-pura terancam bangkrut itu
seharga hanya $ 50 ribu saja. Ironisnya, pembayaran pada 9 dan 21 September
1965 dilaporkan dalam Wall
Street Journal tanggal 9 dan 30 September, yaitu hari
terjadinya Gestapu. Hal yang sangat “ajaib”, ketika Negara dalamkondisi gawat.
Tapi ada proses deal bisnis antara AD (Pertamina) dengan AS.
Bukti-bukti keterlibatan CIA. Bukti-bukti keterlibatan CIA dalam
penggulingan BK, diantaranya: Pertama, kurang dari setahun setelah Gestapu dan
pertumpahan darah, dengan riang-gembira James Reston menulis tragedi
kemanusiaan besar tersebut dengan tema “Suatu Percikan Sinar di Asia“: “Washington bersikap hati-hati untuk tidak menyatakan suatu
pujian terhadap adanya perubahan yang…… di dalam negeri yang berpenduduk
terbanyak ke-6 di dunia, serta salah satu negara terkaya di dunia, akan tetapi
tidaklah berarti bahwa Washington sama sekali tidak mempunyai hubungan apapun
dengan peristiwa tersebut“. Kedua, adanya kontak-kontak kekuatan anti
komunis Indonesia dengan seorang pejabat Washington yang berkedudukan sangat
tinggi sebelum dan selama masa pembantaian massal. Ketiga, adanya kesaksian
dari bekas pejabat CIA, Ralph McGehee yang dibenarkan oleh sensor selektif
bekas-bekas majikannya dalam CIA.
Strategi yang diciptakan CIA untuk menggoyang sebuah rezim,
dengan menciptakan situasi yang sebenarnya dan mencampurinya kemudian
menyebarluaskan distorsi skenario ke seluruh dunia melalui propaganda media
massanya yang kuat. Tipu muslihat CIA merupakan suatu rencana klasik yang
bersifat menggoyahkan situasi, yaitu berusaaha meyakinkan baik pihak kanan
ataupun kiri agar tidak bisa berharap mendapatkan perlindungan dari status quo
dan berusaha merangsang keduanya untuk melakukan provokasi yang kian massif
terhadap pihak lawan.
Gaya tipu dan polarisasi ini dilakukan dengan melempar
desas-desus. Hal ini dikuatkan oleh seorang pengamat politik, Saundhaussen.
Desas-desus itu diantaranya, dua minggu sebelum Gestapu (14 September 1965) pihak
AD diperingatkan bahwa ada suatu komplotan yang akan membunuh pemimpin-pemimpin
tentara dalam empat hari mendatang. Laporan kedua seperti itu telah dibahas di
markas besar AD 30 September 1965. Setahun sebelumnya, muncul juga dokumen yang
menuduh PKI sedang merencanakan suatu penyusupan ke AD untuk menggulingkan
“kaum Nasutionis” (diberitakan sebuah harian Malaysia dari Khoirul Saleh, pro -
AS). Juga desas-desus selama 1965 bahwa Cina daratan sedang menyelundupkan
senjata-senjata untuk PKI sebelum Gestapu (diberitakan oleh sebuah harian
Malaysia, mengutip dari sumber Bangkok, yang berdasar dari Hongkong).
Konspirasi JF. Kennedy, Sukarno, Suharto, CIA dan Freeport
https://cowboykolot.wordpress.com/2014/09/20/konspirasi-jf-kennedy-sukarno-suharto-cia-dan-freeport/
Posted on Mei 29, 2013 by spedaonthel
Bongkar Konspirasi Hebat:
Antara John F. Kennedy, Sukarno, Suharto dan Freeport
Bongkar Konspirasi Hebat:
Antara John F. Kennedy, Sukarno, Suharto dan Freeport
Pada sekitar tahun 1961, Presiden Soekarno gencar merevisi kontrak
pengelolaan minyak dan tambang-tambang asing di Indonesia. Minimal
sebanyak 60 persen dari keuntungan perusahaan minyak asing harus menjadi
jatah rakyat Indonesia. Namun kebanyakan dari mereka, gerah dengan
peraturan itu. Akibatnya, skenario jahat para elite dunia akhirnya mulai
direncanakan terhadap kekayaan alam negeri tercinta, Indonesia.
Pada akhir tahun 1996 lalu, sebuah artikel yang ditulis oleh seorang
penulis Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga
disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut
adalah “JFK, Indonesia, CIA and Freeport“.
Walau dominasi Freeport atas “gunung emas” di Papua telah dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini ternyata sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya.
Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun pada tahun 1959.
Saat itu di Kuba, Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan.
Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya dari Kuba, akhirnya terkena imbasnya. Maka terjadi ketegangan di Kuba.
Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Fidel Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.
Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilsonyang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen.
Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jacques Dozy di tahun 1936.
Walau dominasi Freeport atas “gunung emas” di Papua telah dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini ternyata sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya.
Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun pada tahun 1959.
Saat itu di Kuba, Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan.
Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya dari Kuba, akhirnya terkena imbasnya. Maka terjadi ketegangan di Kuba.
Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Fidel Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.
Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilsonyang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen.
Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jacques Dozy di tahun 1936.
Forbes Wilson,Direktur Freeport Sulphur 1959 (pic: mininghalloffame.org)
Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda.
Namun, Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan kemudian membacanya.
Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah.
Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah.
Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.
Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain.
Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda.
Namun, Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan kemudian membacanya.
Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah.
Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah.
Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.
Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain.
Forbes Wilson (kanan) bersama anggota geologist Freeport di Erstberg, 1967. (Click to enlarge zoomed)
Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar, yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah.
Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari. Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!!
Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar, hanya dalam waktu tiga tahun pasti sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat.
Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar, yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah.
Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari. Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!!
Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar, hanya dalam waktu tiga tahun pasti sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat.
Forbes Wilson (kanan / belakang) bersama anggota geologist Freeport di Erstberg 1967
Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.
Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam.
Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.
Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy (JFK) agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah sepertinya mendukung Soekarno.
Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat.
Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.
Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam.
Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.
Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy (JFK) agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah sepertinya mendukung Soekarno.
Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat.
Soekarno dan JF Kennedy
Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II, terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.
Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga.
Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan nilai emas yang ada di gunung tersebut.
Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar.
Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II, terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.
Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga.
Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan nilai emas yang ada di gunung tersebut.
Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar.
Presiden AS, John F Kennedy ditembak saat bersama istrinya di mobil kap terbuka pada 22 November 1963.
Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!
Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963.
Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.
Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya.
Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!
Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963.
Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.
Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya.
Presiden Sukarno pada lawatan kenegaraannya ke Amerika Serikat sedang
memeriksa barisan tentara kehormatan Amerika setelah turun dari pesawat
didampingi presiden AS, John F Kennedy
Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.
Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California).
Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.
Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.
Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California).
Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.
Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport dan
pemimpin Texaco, yang membawahi Caltex, ia juga chairman Presbyterian
Hospital Board dan Penasehat CIA di kepresidenan AS untuk masalah luar
negeri..
Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya.
Mungkin suatu kebetulan yang ajaib, Augustus C. Long juga aktif di Presbysterian Hospital di New York, dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962).
Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.
Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco.
Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu, yang di Indonesia dikenal sebagai “masa yang paling krusial”.
Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C. Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Pada bulan Agustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri.
Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.
Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya.
Mungkin suatu kebetulan yang ajaib, Augustus C. Long juga aktif di Presbysterian Hospital di New York, dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962).
Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.
Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco.
Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu, yang di Indonesia dikenal sebagai “masa yang paling krusial”.
Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C. Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Pada bulan Agustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri.
Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.
Pengamat sejarawan LIPI, Dr Asvi Marwan Adam
Sedangkan menurut pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam, Soekarno benar-benar ingin sumber daya alam Indonesia dikelola oleh anak bangsa sendiri.
Asvi juga menuturkan, sebuah arsip di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengungkapkan pada 15 Desember 1965 sebuah tim dipimpin oleh Chaerul Saleh di Istana Cipanas sedang membahas nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia.
Soeharto yang pro-pemodal asing, datang ke sana menumpang helikopter. Dia menyatakan kepada peserta rapat, bahwa dia dan Angkatan Darat tidak setuju rencana nasionalisasi perusahaan asing itu.
“Soeharto sangat berani saat itu, Bung Karno juga tidak pernah memerintahkan seperti itu,” kata Asvi.
Sebelum tahun 1965, seorang taipan dari Amerika Serikat menemui Soekarno. Pengusaha itu menyatakan keinginannya berinvestasi di Papua. Namun Soekarno menolak secara halus.
“Saya sepakat dan itu tawaran menarik. Tapi tidak untuk saat ini, coba tawarkan kepada generasi setelah saya,” ujar Asvi menirukan jawaban Soekarno.
Soekarno berencana modal asing baru masuk Indonesia 20 tahun lagi, setelah putra-putri Indonesia siap mengelola. Dia tidak mau perusahaan luar negeri masuk, sedangkan orang Indonesia masih memiliki pengetahuan nol tentang alam mereka sendiri. Oleh karenanya sebagai persiapan, Soekarno mengirim banyak mahasiswa belajar ke negara-negara lain.
Sedangkan menurut pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam, Soekarno benar-benar ingin sumber daya alam Indonesia dikelola oleh anak bangsa sendiri.
Asvi juga menuturkan, sebuah arsip di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengungkapkan pada 15 Desember 1965 sebuah tim dipimpin oleh Chaerul Saleh di Istana Cipanas sedang membahas nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia.
Soeharto yang pro-pemodal asing, datang ke sana menumpang helikopter. Dia menyatakan kepada peserta rapat, bahwa dia dan Angkatan Darat tidak setuju rencana nasionalisasi perusahaan asing itu.
“Soeharto sangat berani saat itu, Bung Karno juga tidak pernah memerintahkan seperti itu,” kata Asvi.
Sebelum tahun 1965, seorang taipan dari Amerika Serikat menemui Soekarno. Pengusaha itu menyatakan keinginannya berinvestasi di Papua. Namun Soekarno menolak secara halus.
“Saya sepakat dan itu tawaran menarik. Tapi tidak untuk saat ini, coba tawarkan kepada generasi setelah saya,” ujar Asvi menirukan jawaban Soekarno.
Soekarno berencana modal asing baru masuk Indonesia 20 tahun lagi, setelah putra-putri Indonesia siap mengelola. Dia tidak mau perusahaan luar negeri masuk, sedangkan orang Indonesia masih memiliki pengetahuan nol tentang alam mereka sendiri. Oleh karenanya sebagai persiapan, Soekarno mengirim banyak mahasiswa belajar ke negara-negara lain.
Suharto, sebagai komandan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) disaat memimpin pasukan untuk memerangi G-30/S-PKI
Soekarno boleh saja membuat tembok penghalang untuk asing dan mempersiapkan calon pengelola negara.
Namun Asvi menjelaskan bahwa usaha pihak luar yang bernafsu ingin mendongkel kekuasaan Soekarno, tidak kalah kuat!
Setahun sebelumnya yaitu pada tahun 1964, seorang peneliti diberi akses untuk membuka dokumen penting Departemen Luar Negeri Pakistan dan menemukan surat dari duta besar Pakistan di Eropa.
Dalam surat per Desember 1964, diplomat itu menyampaikan informasi rahasia dari intel Belanda yang mengatakan bahwa dalam waktu dekat, Indonesia akan beralih ke Barat. Lisa menjelaskan maksud dari informasi itu adalah akan terjadi kudeta di Indonesia oleh partai komunis.
Sebab itu, angkatan darat memiliki alasan kuat untuk menamatkan Partai Komunis Indonesia (PKI), setelah itu membuat Soekarno menjadi tahanan.
Telegram rahasia dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada April 1965 menyebut Freeport Sulphur sudah sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan puncak Erstberg di Papua.
Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan ada pertemuan para penglima tinggi dan pejabat Angkatan Darat Indonesia membahas rencana darurat itu, bila Presiden Soekarno meninggal.
Namun kelompok yang dipimpin Jenderal Soeharto tersebut ternyata bergerak lebih jauh dari rencana itu. Jenderal Suharto justru mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan.
Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi bahwa semuanya itu memang benar adanya.
Soekarno boleh saja membuat tembok penghalang untuk asing dan mempersiapkan calon pengelola negara.
Namun Asvi menjelaskan bahwa usaha pihak luar yang bernafsu ingin mendongkel kekuasaan Soekarno, tidak kalah kuat!
Setahun sebelumnya yaitu pada tahun 1964, seorang peneliti diberi akses untuk membuka dokumen penting Departemen Luar Negeri Pakistan dan menemukan surat dari duta besar Pakistan di Eropa.
Dalam surat per Desember 1964, diplomat itu menyampaikan informasi rahasia dari intel Belanda yang mengatakan bahwa dalam waktu dekat, Indonesia akan beralih ke Barat. Lisa menjelaskan maksud dari informasi itu adalah akan terjadi kudeta di Indonesia oleh partai komunis.
Sebab itu, angkatan darat memiliki alasan kuat untuk menamatkan Partai Komunis Indonesia (PKI), setelah itu membuat Soekarno menjadi tahanan.
Telegram rahasia dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada April 1965 menyebut Freeport Sulphur sudah sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan puncak Erstberg di Papua.
Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan ada pertemuan para penglima tinggi dan pejabat Angkatan Darat Indonesia membahas rencana darurat itu, bila Presiden Soekarno meninggal.
Namun kelompok yang dipimpin Jenderal Soeharto tersebut ternyata bergerak lebih jauh dari rencana itu. Jenderal Suharto justru mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan.
Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi bahwa semuanya itu memang benar adanya.
Soeharto diberikan mandat dengan dikeluarkannya Supersemar untuk mengatasi keadan oleh presiden Sukarno
Maka dibuatlah PKI sebagai kambing hitam sebagai tersangka pembunuhan 7 Dewan Jenderal yang pro Sukarno melalui Gerakan 30 September yang didalangi oleh PKI, atau dikenal oleh pro-Suharto sebagai “G-30/S-PKI” dan disebut juga sebagai Gestapu (Gerakan Tiga Puluh) September oleh pro-Sukarno.
Setelah pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965, keadaan negara Indonesia berubah total.
Terjadi kudeta yang telah direncanakan dengan “memelintir dan mengubah” isi Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966, yang pada akhirnya isi dari surat perintah itu disalahartikan.
Dalam Supersemar, Sukarno sebenarnya hanya memberi mandat untuk mengatasi keadaan negara yang kacau-balau kepada Suharto, bukan justru menjadikannya menjadi seorang presiden.
Maka dibuatlah PKI sebagai kambing hitam sebagai tersangka pembunuhan 7 Dewan Jenderal yang pro Sukarno melalui Gerakan 30 September yang didalangi oleh PKI, atau dikenal oleh pro-Suharto sebagai “G-30/S-PKI” dan disebut juga sebagai Gestapu (Gerakan Tiga Puluh) September oleh pro-Sukarno.
Setelah pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965, keadaan negara Indonesia berubah total.
Terjadi kudeta yang telah direncanakan dengan “memelintir dan mengubah” isi Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966, yang pada akhirnya isi dari surat perintah itu disalahartikan.
Dalam Supersemar, Sukarno sebenarnya hanya memberi mandat untuk mengatasi keadaan negara yang kacau-balau kepada Suharto, bukan justru menjadikannya menjadi seorang presiden.
Suharto dan Tien Suharto berdiri di depan Patung 7 Jenderal di daerah
Lubang Buaya yang dalam pelajaran sejarah, mereka telah “dibunuh PKI”
lalu jasadnya ditemukan hanya dalam satu lubang sumur di daerah Lubang
Buaya
Dalam artikel berjudul JFK, Indonesia, CIA, and Freeport yang diterbitkan majalah Probe edisi Maret-April 1996, Lisa Pease menulis bahwa akhirnya pada awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno (yang dikenal juga sebagai 7 dewan Jenderal yang dibunuh PKI), Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan, “Apakah Freeport sudah siap untuk mengekplorasi gunung emas di Irian Barat?”
Dalam artikel berjudul JFK, Indonesia, CIA, and Freeport yang diterbitkan majalah Probe edisi Maret-April 1996, Lisa Pease menulis bahwa akhirnya pada awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno (yang dikenal juga sebagai 7 dewan Jenderal yang dibunuh PKI), Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan, “Apakah Freeport sudah siap untuk mengekplorasi gunung emas di Irian Barat?”
Ibnu Sutowo, Menteri Pertambangan dan Perminyakan pada tahun 1966.
Forbes Wilson jelas kaget. Dengan jawaban dan sikap tegas Sukarno yang juga sudah tersebar di dalam dunia para elite-elite dan kartel-kartel pertambangan dan minyak dunia, Wilson tidak percaya mendengar pertanyaan itu.
Dia berpikir Freeport masih akan sulit mendapatkan izin karena Soekarno masih berkuasa. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?
Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia.
Oleh karenanya, usaha Freeport untuk masuk ke Indonesia akan semakin mudah. Beberapa elit Indonesia yang dimaksud pada era itu diantaranya adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan pada saat itu Ibnu Soetowo .
Forbes Wilson jelas kaget. Dengan jawaban dan sikap tegas Sukarno yang juga sudah tersebar di dalam dunia para elite-elite dan kartel-kartel pertambangan dan minyak dunia, Wilson tidak percaya mendengar pertanyaan itu.
Dia berpikir Freeport masih akan sulit mendapatkan izin karena Soekarno masih berkuasa. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?
Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia.
Oleh karenanya, usaha Freeport untuk masuk ke Indonesia akan semakin mudah. Beberapa elit Indonesia yang dimaksud pada era itu diantaranya adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan pada saat itu Ibnu Soetowo .
Julius Tahija, penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport.
Namun pada saat penandatanganan kontrak dengan Freeport, juga dilakukan oleh menteri Pertambangan Indonesia selanjutnya yaitu Ir. Slamet Bratanata.
Selain itu juga ada seorang bisnisman sekaligus “makelar” untuk perusahaan-perusahaan asing yaitu Julius Tahija.
Julius Tahija berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport.
Dalam bisnis ia menjadi pelopor dalam keterlibatan pengusaha lokal dalam perusahaan multinasional lainnya, antara lain terlibat dalam PT Faroka, PT Procter & Gambler (Inggris), PT Filma, PT Samudera Indonesia, Bank Niaga, termasuk Freeport Indonesia.
Sedangkan Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat, karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.
Sebagai bukti adalah dilakukannya pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) pada 1967 yaitu UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan oleh Rockefeller seorang Bilderberger dan disahkan tahun 1967.
Maka, Freeport menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.
Bukan saja menjadi lembek, bahkan sejak detik itu, akhirnya Indonesia menjadi negara yang sangat tergantung terhadap Amerika, hingga kini, dan mungkin untuk selamanya.
Bahkan beberapa bulan sebelumnya yaitu pada 28 Februari 1967 secara resmi pabrik BATA yang terletak di Ibukota Indonesia (Kalibata) juga diserahkan kembali oleh Pemerintah Indonesia kepada pemiliknya. Penandatanganan perjanjian pengembalian pabrik Bata dilakukan pada bulan sesudahnya, yaitu tanggal 3 Maret 1967.
Namun pada saat penandatanganan kontrak dengan Freeport, juga dilakukan oleh menteri Pertambangan Indonesia selanjutnya yaitu Ir. Slamet Bratanata.
Selain itu juga ada seorang bisnisman sekaligus “makelar” untuk perusahaan-perusahaan asing yaitu Julius Tahija.
Julius Tahija berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport.
Dalam bisnis ia menjadi pelopor dalam keterlibatan pengusaha lokal dalam perusahaan multinasional lainnya, antara lain terlibat dalam PT Faroka, PT Procter & Gambler (Inggris), PT Filma, PT Samudera Indonesia, Bank Niaga, termasuk Freeport Indonesia.
Sedangkan Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat, karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.
Sebagai bukti adalah dilakukannya pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) pada 1967 yaitu UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan oleh Rockefeller seorang Bilderberger dan disahkan tahun 1967.
Maka, Freeport menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.
Bukan saja menjadi lembek, bahkan sejak detik itu, akhirnya Indonesia menjadi negara yang sangat tergantung terhadap Amerika, hingga kini, dan mungkin untuk selamanya.
Bahkan beberapa bulan sebelumnya yaitu pada 28 Februari 1967 secara resmi pabrik BATA yang terletak di Ibukota Indonesia (Kalibata) juga diserahkan kembali oleh Pemerintah Indonesia kepada pemiliknya. Penandatanganan perjanjian pengembalian pabrik Bata dilakukan pada bulan sesudahnya, yaitu tanggal 3 Maret 1967.
Keterangan gambar diatas: Penandatanganan perjanjian pengembalian
kembali pabrik Bata pada tanggal 3 Maret 1967. Sumber foto: The
Netherlands National News Agency (ANP) (klik untuk memperbesar)
Padahal pada masa sebelumnya sejak tahun 1965 pabrik Bata ini telah dikuasai pemerintah. Jadi untuk apa dilakukan pengembalian kembali? Dibayar berapa hak untuk mendapatkan atau memiliki pabrik Bata itu kembali? Kemana uang itu? Jika saja ini terjadi pada masa sekarang, pasti sudah heboh akibat pemberitaan tentang hal ini.
Namun ini baru langkah-langkah awal dan masih merupakan sesuatu yang kecil dari sepak terjang Suharto yang masih akan menguasai Indonesia untuk puluhan tahun mendatang yang kini diusulkan oleh segelintir orang agar ia mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional. Penandatangan penyerahan kembali pabrik Bata dilakukan oleh Drs. Barli Halim, pihak Indonesia dan Mr. Bata ESG Bach.
Masih ditahun yang sama 1967, perjanjian pertama antara Indonesia dan Freeport untuk mengeksploitasi tambang di Irian Jaya juga dilakukan, tepatnya pada tanggal 7 April perjanjian itu ditandatangani.
Padahal pada masa sebelumnya sejak tahun 1965 pabrik Bata ini telah dikuasai pemerintah. Jadi untuk apa dilakukan pengembalian kembali? Dibayar berapa hak untuk mendapatkan atau memiliki pabrik Bata itu kembali? Kemana uang itu? Jika saja ini terjadi pada masa sekarang, pasti sudah heboh akibat pemberitaan tentang hal ini.
Namun ini baru langkah-langkah awal dan masih merupakan sesuatu yang kecil dari sepak terjang Suharto yang masih akan menguasai Indonesia untuk puluhan tahun mendatang yang kini diusulkan oleh segelintir orang agar ia mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional. Penandatangan penyerahan kembali pabrik Bata dilakukan oleh Drs. Barli Halim, pihak Indonesia dan Mr. Bata ESG Bach.
Masih ditahun yang sama 1967, perjanjian pertama antara Indonesia dan Freeport untuk mengeksploitasi tambang di Irian Jaya juga dilakukan, tepatnya pada tanggal 7 April perjanjian itu ditandatangani.
Keterangan gambar diatas: Penandatanganan Kontrak Freeport di Jakarta
Indonesia, 1967. Sumber foto: The Netherlands National News Agency
(ANP) (klik untuk memperbesar)
Akhirnya, perusahaan Freeport Sulphur of Delaware, AS pada Jumat 7 April 1967 menandatangani kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat. Freeport diperkirakan menginvestasikan 75 hingga 100 juta dolar AS.
Penandatanganan bertempat di Departemen Pertambangan, dengan Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Pertambangan Ir. Slamet Bratanata dan Freeport oleh Robert C. Hills (Presiden Freeport Shulpur) dan Forbes K. Wilson (Presiden Freeport Indonesia), anak perusahan yang dibuat untuk kepentingan ini.
Penandatanganan kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat tersebut disaksikan pula oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Marshall Green.
Freeport mendapat hak konsensi lahan penambangan seluas 10.908 hektar untuk kontrak selama 30 tahun terhitung sejak kegiatan komersial pertama dilakukan. Pada Desember 1972 pengapalan 10.000 ton tembaga pertama kali dilakukan dengan tujuan Jepang.
Dari penandatanganan kontrak inilah yang kemudian menjadi dasar penyusunan Undang-Undang Pertambangan No. 11 Tahun 1967 yang disahkan pada Desember 1967.
Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia.
Setelah itu juga ikut ditandatangani kontrak eksplorasi nikel di pulau Irian Barat dan di area Waigee Sentani oleh PT Pacific Nickel Indonesia dan Kementerian Pertambangan Republik Indonesia.
Akhirnya, perusahaan Freeport Sulphur of Delaware, AS pada Jumat 7 April 1967 menandatangani kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat. Freeport diperkirakan menginvestasikan 75 hingga 100 juta dolar AS.
Penandatanganan bertempat di Departemen Pertambangan, dengan Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Pertambangan Ir. Slamet Bratanata dan Freeport oleh Robert C. Hills (Presiden Freeport Shulpur) dan Forbes K. Wilson (Presiden Freeport Indonesia), anak perusahan yang dibuat untuk kepentingan ini.
Penandatanganan kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat tersebut disaksikan pula oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Marshall Green.
Freeport mendapat hak konsensi lahan penambangan seluas 10.908 hektar untuk kontrak selama 30 tahun terhitung sejak kegiatan komersial pertama dilakukan. Pada Desember 1972 pengapalan 10.000 ton tembaga pertama kali dilakukan dengan tujuan Jepang.
Dari penandatanganan kontrak inilah yang kemudian menjadi dasar penyusunan Undang-Undang Pertambangan No. 11 Tahun 1967 yang disahkan pada Desember 1967.
Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia.
Setelah itu juga ikut ditandatangani kontrak eksplorasi nikel di pulau Irian Barat dan di area Waigee Sentani oleh PT Pacific Nickel Indonesia dan Kementerian Pertambangan Republik Indonesia.
Keterangan gambar diatas: Penandatanganan Kontrak Nikel Irian oleh
Pacific Nickel Indonesia, 19 Februari 1969. Sumber foto: The Netherlands
National News Agency (ANP) (klik untuk memperbesar)
Perjanjian dilakukan oleh E. OF Veelen (Koninklijke Hoogovens), Soemantri Brodjonegoro (yaitu Menteri Pertambangan RI selanjutnya yang menggantikan Ir. Slamet Bratanata) dan RD Ryan (U.S. Steel).
Pacific Nickel Indonesia adalah perusahaan yang didirikan oleh Dutch Koninklijke Hoogovens, Wm. H. MÜLLER, US Steel, Lawsont Mining dan Sherritt Gordon Mines Ltd.
Namun menurut penulis, perjanjian-perjanjian pertambangan di Indonesia banyak keganjilan.
Contohnya seperti tiga perjanjian diatas saja dulu dari puluhan atau mungkin ratusan perjanjian dibidang pertambangan. Terlihat dari ketiga perjanjian diatas sangat meragukan kebenarannya.
Pertama, perjanjian pengembalian pabrik Bata, mengapa dikembalikan? apakah rakyat Indonesia tak bisa membuat seperangkat sendal atau sepatu? sangat jelas ada konspirasi busuk yang telah dimainkan disini.
Kedua, perjanjian penambangan tembaga oleh Freeport, apakah mereka benar-benar menambang tembaga?
Saya sangat yakin mereka menambang emas, namun diperjanjiannya tertulis menambang tembaga.
Tapi karena pada masa itu tak ada media, bagaimana jika semua ahli geologi Indonesia dan para pejabat yang terkait di dalamnya diberi setumpuk uang? Walau tak selalu, tapi didalam pertambangan tembaga kadang memang ada unsur emasnya.
Perjanjian dilakukan oleh E. OF Veelen (Koninklijke Hoogovens), Soemantri Brodjonegoro (yaitu Menteri Pertambangan RI selanjutnya yang menggantikan Ir. Slamet Bratanata) dan RD Ryan (U.S. Steel).
Pacific Nickel Indonesia adalah perusahaan yang didirikan oleh Dutch Koninklijke Hoogovens, Wm. H. MÜLLER, US Steel, Lawsont Mining dan Sherritt Gordon Mines Ltd.
Namun menurut penulis, perjanjian-perjanjian pertambangan di Indonesia banyak keganjilan.
Contohnya seperti tiga perjanjian diatas saja dulu dari puluhan atau mungkin ratusan perjanjian dibidang pertambangan. Terlihat dari ketiga perjanjian diatas sangat meragukan kebenarannya.
Pertama, perjanjian pengembalian pabrik Bata, mengapa dikembalikan? apakah rakyat Indonesia tak bisa membuat seperangkat sendal atau sepatu? sangat jelas ada konspirasi busuk yang telah dimainkan disini.
Kedua, perjanjian penambangan tembaga oleh Freeport, apakah mereka benar-benar menambang tembaga?
Saya sangat yakin mereka menambang emas, namun diperjanjiannya tertulis menambang tembaga.
Tapi karena pada masa itu tak ada media, bagaimana jika semua ahli geologi Indonesia dan para pejabat yang terkait di dalamnya diberi setumpuk uang? Walau tak selalu, tapi didalam pertambangan tembaga kadang memang ada unsur emasnya.
batu mengandung perak (atas) dan batu mengandung nikel (bawah) secara kasat mata, terlihat tidak begitu banyak perbedaan.
Perjanjian ketiga adalah perjanjian penambangan nikel oleh Pasific Nickel, untuk kedua kalinya, apakah mereka benar-benar menambang nikel?
Saya sangat yakin mereka menambang perak, namun diperjanjiannya tertulis menambang nikel.
Begitulah seterusnya, semua perjanjian-perjanjian pengeksplotasian tambang-tambang di bumi Indonesia dilakukan secara tak wajar, tak adil dan terus-menerus serta perjanjian-perjanjian tersebut akan berlaku selama puluhan bahkan ratusan tahun ke depan.
Kekayaan alam Indonesia pun digadaikan, kekayaan Indonesia pun terjual, dirampok, dibawa kabur ke negara-negara pro-zionis, itupun tanpa menyejahterakan rakyat Indonesia selama puluhan tahun lamanya.
“Saya melihat seperti balas budi Indonesia ke Amerika Serikat karena telah membantu menghancurkan komunis, yang konon bantuannya itu dengan senjata,” tutur pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam.
Perjanjian ketiga adalah perjanjian penambangan nikel oleh Pasific Nickel, untuk kedua kalinya, apakah mereka benar-benar menambang nikel?
Saya sangat yakin mereka menambang perak, namun diperjanjiannya tertulis menambang nikel.
Begitulah seterusnya, semua perjanjian-perjanjian pengeksplotasian tambang-tambang di bumi Indonesia dilakukan secara tak wajar, tak adil dan terus-menerus serta perjanjian-perjanjian tersebut akan berlaku selama puluhan bahkan ratusan tahun ke depan.
Kekayaan alam Indonesia pun digadaikan, kekayaan Indonesia pun terjual, dirampok, dibawa kabur ke negara-negara pro-zionis, itupun tanpa menyejahterakan rakyat Indonesia selama puluhan tahun lamanya.
“Saya melihat seperti balas budi Indonesia ke Amerika Serikat karena telah membantu menghancurkan komunis, yang konon bantuannya itu dengan senjata,” tutur pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam.
Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport
mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan
CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan
mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan
internasional di tahun 1978.
Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik Jim Bob Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.
Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setebal 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.
Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan untuk 45 tahun ke depan.
Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!
Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah.
Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Tambang Grasberg (Grasberg Mine) atau Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika.
Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!
Seharusnya patut dipertanyakan, mengapa kota itu bernama Tembagapura?
Apakah pada awalnya pihak Indonesia sudah “dibohongi” tentang isi perjanjian penambangan dan hanya ditemukan untuk mengeksploitasi tembaga saja?
Jika iya, perjanjian penambangan harus direvisi ulang karena mengingat perjanjian pertambangan biasanya berlaku untuk puluhan tahun kedepan!
Menurut kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara, dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam.
Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua hingga ratusan tahun ke depan.
Dan menurut penelitian Greenpeace, Operasi Freeport McMoran di Papua telah membuang lebih dari 200.000 ton tailing perharinya ke sungai Otomina dan Aikwa, yang kemudian mengalir ke Laut Arafura.
Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik Jim Bob Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.
Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setebal 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.
Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan untuk 45 tahun ke depan.
Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!
Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah.
Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Tambang Grasberg (Grasberg Mine) atau Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika.
Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!
Seharusnya patut dipertanyakan, mengapa kota itu bernama Tembagapura?
Apakah pada awalnya pihak Indonesia sudah “dibohongi” tentang isi perjanjian penambangan dan hanya ditemukan untuk mengeksploitasi tembaga saja?
Jika iya, perjanjian penambangan harus direvisi ulang karena mengingat perjanjian pertambangan biasanya berlaku untuk puluhan tahun kedepan!
Menurut kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara, dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam.
Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua hingga ratusan tahun ke depan.
Dan menurut penelitian Greenpeace, Operasi Freeport McMoran di Papua telah membuang lebih dari 200.000 ton tailing perharinya ke sungai Otomina dan Aikwa, yang kemudian mengalir ke Laut Arafura.
Dan hingga 2006 lalu saja diperkirakan sudah membuang hingga tiga miliar ton tailing yang sebagian besar berakhir di lautan.
Sedimentasi laut dari limbah pertambangan hanyalah satu dari berbagai ancaman yang merusak masa depan lautan kita. (download PDF: laut Indonesia dalam krisis)
Sedimentasi laut dari limbah pertambangan hanyalah satu dari berbagai ancaman yang merusak masa depan lautan kita. (download PDF: laut Indonesia dalam krisis)
Puncak Jaya di Irian Jaya pada latar belakang dan Muller Glacier pada latar depan, tahun 1990-an
Keterangan 2 foto diatas: tampak semakin berkurangnya salju atau es
di Puncak Jaya Papua. Foto kiri Puncak Jaya ditahun 1936, dan foto kanan
Puncak Jaya ditahun 1972. (lihat animasi format GIF)
The highland area in 2005, with the Grasberg copper mine pit in the
foreground. Its summit is at the far end of the central rib. (wikipedia)
Freeport juga merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini di era Suharto, dari sipil hingga militer.
S ejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya.
Freeport McMoran sendiri telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat.
Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu. Itu pula yang menjadi salah satu sebab, siapapun yang akan menjadi presiden Indonesia kedepannya, tak akan pernah mampu untuk mengubah perjanjian ini dan keadaan ini.
Karena, jika presiden Indonesia siapapun dia, mulai berani mengutak-atik tambang-tambang para elite dunia, maka mereka akan menggunakan seluruh kekuatan politik dengan media dan militernya yang sangat kuatnya di dunia, dengan cara menggoyang kekuasaan presiden Indonesia.
Kerusuhan, adu domba, agen rahasia, mata-mata, akan disebar diseluruh pelosok negeri agar rakyat Indonesia merasa tak aman, tak puas, lalu akan meruntuhkan kepemimpinan presidennya siapapun dia.
Inilah salah satu “warisan” orde baru, new order, new world order di era kepemimpinan rezim dan diktator Suharto selama lebih dari tiga dekade.
Suharto, presiden Indonesia selama 32 tahun yang selalu tersenyum dengan julukannya “the smilling General”, presiden satu-satunya di dunia yang sudi melantik dirinya sendiri menjadi Jenderal bintang lima
Namun masih banyak yang ingin menjadikannya pahlawan nasional, karena telah sukses menjual kekayaan alam dari dasar laut hingga puncak gunung, dari Sabang hingga Merauke, yaitu negeri tercinta ini, Indonesia yang besar, Indonesia Raya. Dan ini bukan lagi kosnspirasi teori, tapi semua ini adalah konspirasi fakta.
Indonesia, negeri yang seharusnya memiliki masyarakat yang makmur sebagai Mercu Suar Dunia, negeri yang seharusnya mumpuni dan berguna untuk membantu puluhan negara-negara miskin yang rakyatnya masih banyak dihantui kelaparan berkepanjangan di banyak belahan dunia, akibat penguasa selama 32 tahun itu, kini justru jadi bangsa pengemis. (dari berbagai sumber)
Freeport juga merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini di era Suharto, dari sipil hingga militer.
S ejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya.
Freeport McMoran sendiri telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat.
Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu. Itu pula yang menjadi salah satu sebab, siapapun yang akan menjadi presiden Indonesia kedepannya, tak akan pernah mampu untuk mengubah perjanjian ini dan keadaan ini.
Karena, jika presiden Indonesia siapapun dia, mulai berani mengutak-atik tambang-tambang para elite dunia, maka mereka akan menggunakan seluruh kekuatan politik dengan media dan militernya yang sangat kuatnya di dunia, dengan cara menggoyang kekuasaan presiden Indonesia.
Kerusuhan, adu domba, agen rahasia, mata-mata, akan disebar diseluruh pelosok negeri agar rakyat Indonesia merasa tak aman, tak puas, lalu akan meruntuhkan kepemimpinan presidennya siapapun dia.
Inilah salah satu “warisan” orde baru, new order, new world order di era kepemimpinan rezim dan diktator Suharto selama lebih dari tiga dekade.
Suharto, presiden Indonesia selama 32 tahun yang selalu tersenyum dengan julukannya “the smilling General”, presiden satu-satunya di dunia yang sudi melantik dirinya sendiri menjadi Jenderal bintang lima
Namun masih banyak yang ingin menjadikannya pahlawan nasional, karena telah sukses menjual kekayaan alam dari dasar laut hingga puncak gunung, dari Sabang hingga Merauke, yaitu negeri tercinta ini, Indonesia yang besar, Indonesia Raya. Dan ini bukan lagi kosnspirasi teori, tapi semua ini adalah konspirasi fakta.
Indonesia, negeri yang seharusnya memiliki masyarakat yang makmur sebagai Mercu Suar Dunia, negeri yang seharusnya mumpuni dan berguna untuk membantu puluhan negara-negara miskin yang rakyatnya masih banyak dihantui kelaparan berkepanjangan di banyak belahan dunia, akibat penguasa selama 32 tahun itu, kini justru jadi bangsa pengemis. (dari berbagai sumber)
Mengenal CSIS, Lembaga Pendukung di belakang ‘Salam Gigit Jari 2′
https://cowboykolot.wordpress.com/tag/konspirasi/
“But, maybe Benny’s biggest nemesis was Soeharto son-in-law, Prabowo Subianto.”
(Jusuf Wanandi, Shades of Grey, hal. 240)
“Saya menganggap lawan utama Benny adalah Prabowo Subianto, menantu Presiden Soeharto.”
(Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru, hal. 327)
Dari hasil debat kemarin rakyat Indonesia
bisa menyaksikan bahwa Jusuf Kalla adalah pihak yang mendominasi dan
menguasai materi debat sedangkan Jokowi tampak seperti anak kecil yang
dalam setiap ada kesulitan selalu mencari perlindungan ke orang tuanya.
Sudah sah dan meyakinkan bahwa Jokowi adalah boneka, tapi boneka siapa?
Melihat komposisi pendukung Jokowi rata-rata pendukung Benny Moerdani
seperti Luhut Panjaitan; AM Hendropriyono, Fahmi Idris, Tempo, The
Jakarta Post, dll maka tidak ada kesangsian bahwa Jokowi adalah produk
CSIS, yang mana ketika masih hidup, Benny Moerdani adalah anggotanya.
Siapa CSIS dan bagaimana sepak terjangnya
sudah sering dibahas mulai dari awal pembentukan sampai tersingkir dari
Orde baru sampai ketahuan berniat melakukan revolusi untuk menjatuhkan
Presiden Soeharto. Tulisan ini berniat membahas sedikit mengenai
organisasi rahasia di belakang Jokowi ini.
Embrio CSIS adalah KAP-Gestapu yang
melawan PKI pasca G30S/PKI, dan menariknya dalam salah satu dokumen CIA
yang berstatus declassified atau dikeluarkan dari status rahasia
sehingga bisa diakses publik diketahui bahwa CIA menyalurkan dana
sebesar Rp. 50juta kepada KAP-Gestapu sebagai dana perang melawan PKI.
Rp. 50juta untuk ukuran sekarang tentu tidak berarti banyak namun untuk
ukuran zaman itu sangat besar, sebagai perbandingan, uang pensiun Bung
Hatta sebagai wakil presiden saja perbulannya hanya Rp. 115.000,00/bulan
(selengkapnya lihat Surat Bung Hatta kepada Soekarno tanggal 1 Desember
1965).
Yang menarik bukan hanya jumlahnya yang
besar, tetapi juga alasan CIA menyalurkan dana perang kepada KAP-Gestapu
dan bukan kepada TNI yang juga berjuang melawan PKI, melalui
Pangkostrad Mayjend Soekarno misalnya. Kita baru mengerti alasannya
ketika mengetahui bahwa pemimpin KAP-Gestapu yaitu Sofjan Wanandi; Jusuf
Wanandi; Harry Tjan Silalahi adalah murid Pater Beek, agen CIA di
Indonesia yang menerima tugas untuk mempersiapkan kelompok perlawanan
terhadap komunis. Selanjutnyanya sejarah mencatat anak-anak KAP-Gestapu
berkenalan dengan intel paling unik di Indonesia, Ali Moertopo.
Setelah PKI dikalahkan, anak-anak
Kap-Gestapu tersebut bersama Ali Moertopo dan Soedjono Hoermardani
membentuk lembaga pemikir (think-tank) yang sekarang dikenal dengan
singkatannya saja, CSIS. Pendirian CSIS tentu tidak lepas dari tangan
Pater Beek namun untuk alasan yang dapat dimengerti nama Pater Beek
tidak pernah muncul secara resmi sampai mantan muridnya George Junus
Aditjondro membuka rahasia keterlibatan agen CIA dalam pendirian CSIS.
Dalam perjalanannya nama CSIS sering
dicatat berdekatan dengan berbagai kerusuhan dan vandalisme negeri ini,
misalnya massa tidak dikenal yang menunggangi aksi mahasiswa pada 15
Januari 1974 adalah massa Guppi yang dilatih oleh Ali Moertopo di gedung
CSIS dengan tujuan mendiskriditkan saingannya, Jenderal Soemitro. Nah,
ketika dikonfrontir tentu CSIS membantah mereka terlibat Malari 1974 dan
sampai saat ini kubu CSIS dan Jenderal Soemitro terus saling tuding
tentang siapa yang bersalah dalam Malari.
Sebagaimana dikutip dari Majalah Gatra
edisi 31 Januari 1998 sekali lagi tudingan CSIS terlibat tindak teror
dan intimidati terjadi kembali tepat 24 tahun plus 3 hari setelah Malari
atau tanggal 18 Januari 1998 ketika terjadi ada bom yang salah rakit
meledak di Tanah Abang Jakarta, dan penyisiran oleh aparat keamanan di
lokasi menemukan dua dokumen yang kembali mengkaitkan personil CSIS
dengan teror-teror bom yang melanda Jakarta saat itu, yaitu berupa email
dan dokumen notulen rapat di Leuwiliang, Bogor, 14 Januari 1998.
Bunyi email tersebut adalah sebagai berikut:
“Kawan-kawan yang baik! Dana yang diurus
oleh Hendardi belum diterima, sehingga kita belum bisa bergerak. Kemarin
saya dapat berita dari Alex [Widya Siregar] bahwa Sofjan Wanandi dari
Prasetya Mulya akan membantu kita dalam dana, di samping itu bantuan
moril dari luar negeri akan diurus oleh Jusuf Wanandi dari CSIS. Jadi
kita tidak perlu tergantung kepada dana yang diurus oleh Hendardi untuk
gerakan kita selanjutnya.”
Sedangkan dokumen notulen berisi
pertemuan orang-orang yang mengaku sebagai “kelompok pro demokrasi” yang
berlangsung di Leuwiliang, Bogor, 14 Januari 1998 yang dihadiri oleh 19
aktivis mewakili 9 organisasi terdiri dari kelompok senior dan kelompok
junior yang merencanakan revolusi di Indonesia. Adapun yang dimaksud
sebagai kelompok senior adalah:
Pertama, CSIS yang bertugas membuat analisis dan menyusun konsep perencanaan aktivitas ke depan.
Kedua, kekuatan militer yang diwakili oleh Benny Moerdani.
Ketiga, kekuatan massa yang pro Megawati Soekarnoputri.
Keempat, kekuatan ekonomi yang dalam hal ini diwakili oleh Sofjan Wanandi dan Yusuf Wanandi.
Sebagaimana dicatat oleh Bill Tarrant
dalam bukunya Reporting Indonesia dan Jusuf Wanandi dalam buku Shades of
Grey, karena penemuan dokumen tersebut Jusuf dan Sofjan Wanandi sempat
dipanggil oleh Zacky Anwar Makarim di Gundur dan di sana Jusuf Wanandi
menyatakan bahwa ketika diintrogasi petugas dia menantang bahwa karena
dialah Soeharto bisa menjadi presiden kemudian bercerita bagaimana
Soeharto menjadi presiden karena dirinya dan kawan-kawannya (Lihat Shades of Grey halaman 274 – 275).
Salah satu pembelaan diri Jusuf Wanandi
terkait dokumen Tanah Tinggi tersebut adalah “seseorang” menaruh dokumen
dan email untuk memfitnah mereka. Saya berpikir malang sekali nasib
mereka, dituduh dalang Malari dan sekarang dituduh mendanai kaum radikal
yang bermaksud mengadakan revolusi di Indonesia. Tentu saja mereka bisa
saja malang atau memang memiliki hobi menjadi konspirator atau dalang
kekacauan di negeri ini. Tapi masa sih mereka sejahat itu, apalagi bila
melihat Jusuf, Sofjan dan Harry Tjan memiliki perawakan seperti
kakek-kakek ramah.
Baru-baru ini Jusuf Wanandi menerbitkan
buku otobiografi yang ditulisnya sendiri dalam bahasa Inggris dan
terbitan Equinox, tapi ada juga edisi bahasa Indonesia terbitan Kompas,
dan saya membeli keduanya. Buku tersebut memuat beberapa cerita tentang
Prabowo Subianto dan sebagaimana umumnya tulisan orang yang dekat dengan
Benny Moerdani, maka Jusuf Wanandi juga menulis tentang Prabowo secara
sangat negatif, seolah tidak ada baiknya, seolah semuanya buruk. Inti
tulisan klik Benny Moerdani memiliki satu tema pokok yaitu: Prabowo
bukan manusia, melainkan setan iblis dedemit jahanam berkulit manusia.
Beruntung baru-baru ini saya menemukan
Majalah Media Dakwah edisi Februari 1998 yang memberitakan buka puasa
bersama tanggal 23 Januari 1998 di Markas Komando Kopassus Cijantung
yang dihadiri ribuan Umat Muslim dan berbagai tokoh lintas kalangan,
antara lain: Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Ketua MUI KH.
Hasan Basri, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Dr Anwar Haryono
SH, Ketua BKSPPI KH Cholil Ridwan, Ketua Dewan Pimpinan KISDI KH Abdul
Rasyid Abdullah Syafii, Sekretaris Umum Muhammadiyah Dr Watik Pratiknya,
Sekretaris Umum Dewan Dakwah Hussein Umar, Ir. AM Luthfie (Forum
Ukhuwah Islamiyah), Pengurus PBNU Dr Said Agil Munawwar, KH Ma’ruf Amin,
Pangdam Tanjungpura Mayjen Muchdi Pr, Kasdam Jaya Brigjen Sudi
Silalahi, Kaskostrad Mayjen TNI Ismet Yuzairi, Mayjen TNI Cholid
Ghozali, KH Asep Mausul (Tasikmalaya), KH Abdul Wahid Sahari
(Pandeglang), KH Shihabudin (Kotabumi Lampung), Wapemred Majalah Ummat M
Syafii Anwar dan Redpel Media Indonesia Bambang Harymurti, Ketua SPSI
Bomer Pasaribu, MSc, Dr Laode Kamaluddin, Dr Din Syamsuddin, Dr Jimly
Ashiddiqie, Dr Didin Damanhuri, Chairul Umam dan H Rhoma Irama mewakili
kalangan seniman.
Bila dilihat dari daftar nama yang hadir,
sebenarnya acara di atas biasa saja, sama seperti acara buka bersama
yang sering dilakukan beberapa tahun terakhir di Indonesia, tapi memang
saat itu peristiwa ini sangat menggemparkan sebab untuk pertama kalinya
Kopassus yang sempat dianggap menyeramkan oleh Umat Islam membuka pintu
markasnya dan menunjukan sisi kemanusiawian mereka. Mau tahu bagaimana
Jusuf Wanandi menggambarkan peristiwa ini?
“…I was thinking, this could go horribly
wrong, because you don’t know, once you started using preman, what they
would do next. And of course that is exactly what happened two years
later, when Prabowo used extrimists to oppose the students. At that
time, he had a buka puasa (breaking of the fast) at his place, while he
was still commander of Kopassus. Up to 3.000 people came, all of them
from the extreme right.”
(Jusuf Wanandi, Shades of Grey hal. 272)
Untuk memastikan pemahaman saya benar, maka saya melakukan komparasi dengan terjemahan di edisi bahasa Indonesianya:
“…Saya merasa situasi ini akan berkembang
lebih buruk karena dengan menggunakan preman, tak terbayang apa lagi
yang dapat mereka perbuat. Kekhawatiran saya menjadi kenyataan dua tahun
kemudian ketika Prabowo mengerahkan kelompok ekstrimis untuk menghadapi
mahasiswa. Ketika itu, sebagai Komandan Kopassus, ia [Prabowo]
mengadakan acara buka puasa di rumahnya yang dihadiri oleh hampir 3.000
orang yang terdiri dari kelompok garis keras kanan.”
(Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru, hal. 376)
Wow, mengerikan sekali acara buka puasa
yang diadakan Prabowo bila membaca bagaimana Jusuf Wanandi memakai
istilah “preman”, “ekstrimis” dan “kelompok garis keras kanan” dalam
satu paragraf untuk menggambarkan acara buka puasa di Markas Komandan
Kopassus tersebut, trifecta! Dengan kata lain Prabowo mengadakan acara
buka puasa dengan preman, ekstrimis, kelompok garis keras kanan, di
markas Kopassus yang terkenal sebagai pasukan “penculik aktivis” lagi!
Siapa tidak ngeri? Saya saja menggigil ketakutan sampai meriang.
Namun begitu, bila kita mencermati
nama-nama yang hadir di acara tersebut, rasanya aneh apabila Sjafrie
Sjamsoeddin, KH. Hasan Basri, Dr Said Agil Munawwar, KH Ma’ruf Amin,
Sudi Silalahi, Bambang Harymurti, Bomer Pasaribu, MSc, Dr Laode
Kamaluddin, Dr Din Syamsuddin, Dr Jimly Ashiddiqie, dan H Rhoma Irama
dikategorikan sebagai preman, ekstrimis dan kelompok garis keras kanan
sesuai deskripsi Jusuf Wanandi bahwa: “all of them from the extreme
right” dan “yang terdiri dari kelompok garis keras kanan,” berarti tanpa
terkecuali, semua yang hadir di acara Prabowo adalah ekstrimis sayap
kanan.
Sekali lagi tanggapan sinis dan minir
penuh kebencian dari teman-teman Benny Moerdani terhadap apapun yang
dilakukan oleh Prabowo sangat wajar karena Prabowo adalah lawan utama
Benny Moerdani, tentu sebagai teman baiknya, Jusuf Wanandi wajib membela
teman baiknya. Kendati demikian apa yang ditulis Jusuf Wanandi tentang
acara buka puasa yang diadakan Prabowo tentu terhitung fitnah, sebab
menceritakan hal yang tidak pernah ada seolah-olah menjadi ada secara
negatif dengan tujuan menghantam, mendiskriditkan dan mencemarkan nama
baik yang menjadi objek cerita, dalam hal ini Prabowo.
Yang mau saya katakan dengan fitnah di
atas adalah ternyata Jusuf Wanandi memiliki kemampuan untuk berdusta
dengan wajah tetap lurus dan tanpa merasa berdosa. Pertanyaannya tentu
bila Jusuf Wanandi bisa berbohong sekedar untuk mendiskriditkan Prabowo
dengan sikap memusuhi, maka kebohongan macam apalagi yang pernah
dilakukan Jusuf Wanandi dan teman-temannya di CSIS? Mengenai tidak
terlibat dalam Malari’74? Atau tidak terlibat dalam gerakan revolusi
1998? Atau tidak ada hubungan dengan capres boneka bernama Joko Widodo?
Mengapa CSIS dan kelompok Benny Moerdani
menciptakan capres boneka bernama Joko Widodo? Karena mereka semua masih
mendendam atas tindakan Prabowo yang menghalangi usaha mereka untuk
mengurangi pengaruh Islam atau melakukan proses deislamisasi di
Indonesia, sehingga sekarang mereka berupaya menghalangi keinginan
Prabowo menjadi presiden sekalipun harus mengorbankan Indonesia dengan
menempatkan capres tipe “ndak mikir” seperti Jokowi.
(dari berbagai sumber)
Tradisi Pewarisan Hutang Luar Negeri
https://cowboykolot.wordpress.com/tag/konspirasi/
Utang Era Soekarno (1945–1966)
Presiden Soekarno adalah sosok pemimpin yang sebenarnya anti utang.
Salah satu bapak pendiri bangsa ini pernah memberikan satu pernyataan
terkenal yaitu “Go To Hell with Your Aid” yang menyikapi campur tangan
IMF pada peristiwa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada 1956. Dari
pernyataan tersebut, Soekarno dapat dikategorikan sebagai pemimpin yang
tegas dan berani mengambil sikap untuk menolak intervensi asing.Namun,
pada akhir pemerintahan Soekarno, negara ini ternyata dibebani oleh
utang. Seperti dikutip dari harian Republika (17/4/2006), jumlah utang
Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno sebesar US$6,3 miliar, terdiri
dari US$4 miliar adalah warisan utang Hindia Belanda dan US$2,3 miliar
adalah utang baru. Utang warisan Hindia Belanda disepakati dibayar
dengan tenor 35 tahun sejak 1968 yang jatuh tempo pada 2003 lalu,
sementara utang baru pemerintahan Soekarno memiliki tenor 30 tahun sejak
1970 yang jatuh tempo pada 1999.
Utang Era Soeharto (1966–1998)
Pada masa Orde Baru, utang didefinisikan menjadi penerimaan negara.
Berarti pemerintah saat itu membiayai program-program pemerintah melalui
instrumen pendapatan yang salah satunya adalah utang. Jika dilihat dari
struktur anggaran pemerintah, maka utang dimasukkan ke dalam porsi
penerimaan selain pajak.Selama 32 tahun berkuasa, ciri kuat pemerintahan
Orde Baru adalah sangat sentralistik dan sering disindir berasaskan
“Asal Bapak Senang” (ABS) sehingga kerap membuat masalah utang negara
menjadi hal yang “tabu” untuk dibicarakan. Akibatnya, pengelolaan utang
negara pun menjadi sangat tidak transparan. Orde Baru “diklaim” berutang
sebesar Rp1.500 triliun yang jika dirata-ratakan selama 32 tahun
pemerintahannya, maka utang negara bertambah sekitar Rp46,88 triliun
tiap tahun.Sampai 1998, dari total utang luar negeri sebesar US$171,8
miliar, hanya sekitar 73% yang dapat disalurkan ke dalam bentuk proyek
dan program, sedangkan sisanya (27%) menjadi pinjaman yang idle dan
tidak efektif. Alhasil, di masa Orde Baru, utang negara tidak dapat
dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan sistem pemerintahan
yang sentralistik yang mengakibatkan pemerintah sulit untuk melakukan
pemerataan pembangunan berdasarkan kebutuhan daerah, bukan berdasarkan
keinginan pusat.Pada masa Orde
Baru, kredit Indonesia mendapat rating BBB dari Standard & Poor’s
(S&P), lembaga penilai keuangan internasional. Rating BBB, yang
hanya satu tingkat di bawah BBB+, membuat iklim investasi dan utang
Indonesia pada masa Orde Baru dinilai favorable bagi para investor, baik
domestik maupun asing. Komposisi utang Orde Baru terdiri atas utang
jangka panjang dengan tenor 10–30 tahun. Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati mengeluarkan pernyataan bahwa utang Orde Baru jatuh tempo pada
2009 dengan struktur utang yang jatuh tempo sepanjang tahun 2009 adalah
sebesar Rp94 triliun, terdiri dari Rp30 triliun berupa utang domestik
dan Rp64 triliun berupa utang luar negeri.
Utang Era Habibie (1998–1999)
Masa pemerintahan B. J. Habibie merupakan pemerintahan transisi dari
Orde Baru menuju era Reformasi. Habibie hanya memerintah kurang lebih
setahun, 1998–1999. Pada 1998 terjadi krisis moneter yang menghempaskan
perekonomian Indonesia dan pada saat yang bersamaan juga terjadi
reformasi politik. Kedua hal ini mengakibatkan rating kredit Indonesia
oleh S&P terjun bebas dari BBB hingga terpuruk ke tingkat CCC.
Artinya, iklim bisnis yang ada tidak kondusif dan cenderung berbahaya
bagi investasi.Pada masa
pemerintahan Habibie, utang luar negeri Indonesia sebesar US$178,4
miliar dengan yang terserap ke dalam pembangunan sebesar 70%, dan
sisanya idle.
Terjadinya penurunan penyerapan utang, yaitu dari 73% pada 1998 menjadi 70% pada 1999, disebabkan pada 1999 berlangsung pemilihan umum yang menjadi tonggak peralihan dari Orde Baru menuju era Reformasi. Banyak keraguan baik di kalangan investor domestik maupun investor asing terhadap kestabilan perekonomian, sementara pemerintah sendiri saat itu tampak lebih “disibukkan” dengan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Terjadinya penurunan penyerapan utang, yaitu dari 73% pada 1998 menjadi 70% pada 1999, disebabkan pada 1999 berlangsung pemilihan umum yang menjadi tonggak peralihan dari Orde Baru menuju era Reformasi. Banyak keraguan baik di kalangan investor domestik maupun investor asing terhadap kestabilan perekonomian, sementara pemerintah sendiri saat itu tampak lebih “disibukkan” dengan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Utang Era Gus Dur (1999–2001)
Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur, naik
sebagai Presiden RI ke-4 setelah menang dalam Pemilu 1999. Namun, pada
masa pemerintahan Gus Dur kerap terjadi ketegangan politik yang kemudian
membuat Gus Dur terpaksa lengser setelah berkuasa selama kurang lebih
dua tahun 1999–2001. Pada masa Gus Dur, rating kredit Indonesia
mengalami fluktuasi, dari peringkat CCC turun menjadi DDD lalu naik
kembali ke CCC. Salah satu penyebab utamanya adalah imbas dari krisis
moneter pada 1998 yang masih terbawa hingga pemerintahannya.Saat
itu utang pemerintah mencapai Rp1.234,28 triliun yang menggerogoti 89%
PDB Indonesia. Porsi yang cukup membahayakan bagi negara berkembang
seperti Indonesia. Selain porsi utang yang besar pada PDB, terjadi pula
peningkatan porsi bunga utang terhadap pendapatan dan belanja negara.
Rasio bunga utang terhadap pendapatan pada 2001 meningkat sekitar 4,6%,
dari 24,4% menjadi 29%, sedangkan terhadap belanja meningkat sebanyak
2,9% menjadi 25,5% pada tahun yang sama. Saat itu Indonesia
dikhawatirkan akan jatuh ke dalam perangkap utang (debt trap).
Pemerintahan Gus Dur mencatatkan hal yang positif dalam hal utang, yaitu terjadi penurunan jumlah utang luar negeri sebesar US$21,1 miliar, dari US$178 miliar pada 1999 menjadi US$157,3 miliar pada 2001. Namun, utang nasional secara keseluruhan tetap meningkat, sebesar Rp38,9 triliun, dari Rp1.234,28 triliun pada 2000 menjadi Rp1.273,18 triliun pada 2001. Sementara itu, porsi utang terhadap PDB juga mengalami penurunan, dari 89% pada 2000 menjadi 77% pada 2001.
Pemerintahan Gus Dur mencatatkan hal yang positif dalam hal utang, yaitu terjadi penurunan jumlah utang luar negeri sebesar US$21,1 miliar, dari US$178 miliar pada 1999 menjadi US$157,3 miliar pada 2001. Namun, utang nasional secara keseluruhan tetap meningkat, sebesar Rp38,9 triliun, dari Rp1.234,28 triliun pada 2000 menjadi Rp1.273,18 triliun pada 2001. Sementara itu, porsi utang terhadap PDB juga mengalami penurunan, dari 89% pada 2000 menjadi 77% pada 2001.
Utang Era Megawati (2001–2004)
Masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri hanya berlangsung selama tiga
tahun (2001–2004). Namun, pada masa pemerintahan presiden wanita
Indonesia pertama ini banyak terjadi kasus-kasus yang kontroversial
mengenai penjualan aset negara dan BUMN. Pada masanya, Megawati
melakukan privatisasi dengan alasan untuk menutupi utang negara yang
makin membengkak dan imbas dari krisis moneter pada 1998/1999 yang
terbawa sampai saat pemerintahannya. Maka, menurut pemerintah saat itu,
satu-satunya cara untuk menutup APBN adalah melego aset
negara.Privatisasi pun dilakukan terhadap saham-saham perusahaan yang
diambil alih pemerintah sebagai kompensasi pengembalian kredit BLBI
dengan nilai penjualan hanya sekitar 20% dari total nilai BLBI. Bahkan,
BUMN sehat seperti PT Indosat, PT Aneka Tambang, dan PT Timah pun ikut
diprivatisasi. Selama tiga tahun pemerintahan ini terjadi privatisasi
BUMN dengan nilai Rp3,5 triliun (2001), Rp7,7 triliun (2002), dan Rp7,3
triliun (2003). Jadi, total Rp18,5 triliun masuk ke kantong
negara.Alhasil, selama masa pemerintahan Megawati terjadi penurunan
jumlah utang negara dengan salah satu sumber pembiayaan pembayaran
utangnya adalah melalui penjualan aset-aset negara. Pada 2001 utang
Indonesia sebesar Rp1.273,18 triliun turun menjadi Rp1.225,15 triliun
pada 2002, atau turun sekitar Rp48,3 triliun. Namun, pada tahun-tahun
berikutnya utang Indonesia terus meningkat sehingga pada 2004, total
utang Indonesia menjadi Rp1.299,5 triliun. Rata-rata peningkatan utang
pada tiga tahun pemerintahan Megawati adalah sekitar Rp25 triliun tiap
tahunnya.
Namun, terdapat hal positif lain yang terjadi pada masa pemerintahan Megawati, yaitu naiknya tingkat penyerapan pinjaman luar negeri Indonesia. Sejak 2002 hingga 2004, penyerapan utang mencapai 88% dari total utang luar negeri yang ada. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah makin serius menggunakan fasilitas utang yang ada untuk kegiatan pembangunan. Keseriusan pemerintah dapat dilihat dari porsi utang terhadap PDB yang makin turun, yakni dari 77% pada 2001 menjadi 47% pada 2004. Menurunnya rasio utang terhadap PDB turut menyumbang meningkatnya rating kredit yang dilakukan oleh S&P dari CCC+ pada 2002 menjadi B pada 2004.
Namun, terdapat hal positif lain yang terjadi pada masa pemerintahan Megawati, yaitu naiknya tingkat penyerapan pinjaman luar negeri Indonesia. Sejak 2002 hingga 2004, penyerapan utang mencapai 88% dari total utang luar negeri yang ada. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah makin serius menggunakan fasilitas utang yang ada untuk kegiatan pembangunan. Keseriusan pemerintah dapat dilihat dari porsi utang terhadap PDB yang makin turun, yakni dari 77% pada 2001 menjadi 47% pada 2004. Menurunnya rasio utang terhadap PDB turut menyumbang meningkatnya rating kredit yang dilakukan oleh S&P dari CCC+ pada 2002 menjadi B pada 2004.
Utang Era SBY (2004–2009)
Pemerintahan SBY-JK dengan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)-nya menjadi
pemerintahan pertama yang dipilih melalui sistem pemilihan umum langsung
di Indonesia. Sistem politik yang makin solid membawa ekspektasi dan
respons positif pada kondisi perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat
dari nilai PDB Indonesia yang terus meningkat hingga mendekati angka
Rp1.000 triliun pada 2009. Tingkat kemiskinan pun diklaim “turun” oleh
pemerintah (meskipun sampai saat ini definisi mengenai kemiskinan masih
menjadi perdebatan).Namun, bagaimana dengan masalah pengelolaan utang
negara pada pemerintahan ini? “Diwarisi” utang oleh pemerintahan
sebelumnya sebesar Rp1.299,5 triliun, jumlah utang pada masa
pemerintahan SBY justru terus bertambah hingga menjadi Rp1.700 triliun
per Maret 2009. Dengan kata lain, rata-rata terjadi peningkatan utang
sebesar Rp80 triliun setiap tahunnya atau hampir setara dengan 8% PDB
tahun 2009. Utang pemerintah sebesar Rp1.700 triliun itu terdiri dari
Rp968 triliun utang dalam negeri (57%) dan Rp732 triliun utang luar
negeri (43%). Pinjaman luar negeri digunakan untuk membiayai
program-program dan proyek-proyek pemerintah yang berkaitan dengan
kemanusiaan, kemiskinan, lingkungan, dan infrastruktur.Meski
jumlah utang bertambah besar, dalam lima tahun pemerintahan SBY,
penyerapan utang terhitung maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat
penyerapan yang rata-rata mencapai 95% dari total utang. Lalu, apa
implikasi dari penyerapan ini? Nilai PDB Indonesia pun makin tinggi.
Apabila ditelusuri lebih jauh, selama lima tahun terakhir, rasio utang negara terhadap PDB terlihat makin kecil, hingga menyentuh 32% pada 2009.Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan fakta-fakta bahwa utang makin besar, tetapi tingkat penyerapan tinggi, PDB makin tinggi, dan rasio utang terhadap PDB makin rendah? Dengan jumlah utang meningkat rata-rata Rp80 triliun per tahun selama lima tahun terakhir, sementara nilai PDB rata-rata meningkat 6,35% tiap tahun pada 2005–2008 (dengan memakai tahun dasar 2000 sesuai data Bank Indonesia) dengan target PDB 2009 mendekati angka Rp1.000 triliun, dan rasio utang terhadap PDB makin kecil, maka dapat dikatakan bahwa salah satu faktor kunci pembangunan negara ini adalah utang. Rasio utang yang makin mengecil terhadap PDB bukanlah karena utangnya yang mengecil, melainkan karena PDB-nya yang makin membesar.Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RI, dapat dilihat bahwa pada APBN tahun anggaran 2009 terdapat kekurangan pembiayaan anggaran sebesar Rp204,837 miliar, yang terdiri dari Rp116,996 miliar untuk kebutuhan pembayaran utang (57%) dan Rp139,515 miliar untuk menutupi defisit (68%). Lalu, dari manakah sumber pembiayaan untuk menutupi kekurangan pembiayaan anggaran ini? Lagi-lagi berasal dari utang, sebesar 99% atau Rp201,772 miliar, baik berupa utang dalam negeri maupun utang luar negeri. Jadi, boleh dibilang, Indonesia membayar utang dengan berutang alias gali lubang tutup lubang.
Masih menurut sumber data yang sama, pada 2033, atau 24 tahun dari sekarang, 98% utang dalam negeri pemerintah senilai Rp129 triliun akan jatuh tempo. Menurut data The Indonesia Economic Intelligence (IEI), dana sebesar Rp129 triliun itu merupakan dana eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang memang sudah harus dibayarkan kepada Bank Indonesia.
BLBI sendiri hingga kini masih menjadi isu yang kontroversial dan belum tuntas penyelesaiannya.Saat membuka Sidang Pleno I Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan bahwa pemerintah sekarang boleh dibilang sedang bangkrut atau tidak punya cukup uang untuk membangun dan membiayai perekonomian negara ini. “Government is broke. Penerimaan pemerintah berkurang karena pajak yang masuk berkurang,” kata Presiden ketika menyikapi kondisi perekonomian Indonesia saat krisis global terjadi. Pernyataan tersebut merefleksikan kondisi ekonomi nasional yang sangat rapuh saat menghadapi krisis. Maka, jalan untuk keluar dari masalah ini adalah lagi-lagi dengan berutang.”Supaya masyarakat juga sdikit tahu bagaimana keadaan finansial negara”
Apabila ditelusuri lebih jauh, selama lima tahun terakhir, rasio utang negara terhadap PDB terlihat makin kecil, hingga menyentuh 32% pada 2009.Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan fakta-fakta bahwa utang makin besar, tetapi tingkat penyerapan tinggi, PDB makin tinggi, dan rasio utang terhadap PDB makin rendah? Dengan jumlah utang meningkat rata-rata Rp80 triliun per tahun selama lima tahun terakhir, sementara nilai PDB rata-rata meningkat 6,35% tiap tahun pada 2005–2008 (dengan memakai tahun dasar 2000 sesuai data Bank Indonesia) dengan target PDB 2009 mendekati angka Rp1.000 triliun, dan rasio utang terhadap PDB makin kecil, maka dapat dikatakan bahwa salah satu faktor kunci pembangunan negara ini adalah utang. Rasio utang yang makin mengecil terhadap PDB bukanlah karena utangnya yang mengecil, melainkan karena PDB-nya yang makin membesar.Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RI, dapat dilihat bahwa pada APBN tahun anggaran 2009 terdapat kekurangan pembiayaan anggaran sebesar Rp204,837 miliar, yang terdiri dari Rp116,996 miliar untuk kebutuhan pembayaran utang (57%) dan Rp139,515 miliar untuk menutupi defisit (68%). Lalu, dari manakah sumber pembiayaan untuk menutupi kekurangan pembiayaan anggaran ini? Lagi-lagi berasal dari utang, sebesar 99% atau Rp201,772 miliar, baik berupa utang dalam negeri maupun utang luar negeri. Jadi, boleh dibilang, Indonesia membayar utang dengan berutang alias gali lubang tutup lubang.
Masih menurut sumber data yang sama, pada 2033, atau 24 tahun dari sekarang, 98% utang dalam negeri pemerintah senilai Rp129 triliun akan jatuh tempo. Menurut data The Indonesia Economic Intelligence (IEI), dana sebesar Rp129 triliun itu merupakan dana eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang memang sudah harus dibayarkan kepada Bank Indonesia.
BLBI sendiri hingga kini masih menjadi isu yang kontroversial dan belum tuntas penyelesaiannya.Saat membuka Sidang Pleno I Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan bahwa pemerintah sekarang boleh dibilang sedang bangkrut atau tidak punya cukup uang untuk membangun dan membiayai perekonomian negara ini. “Government is broke. Penerimaan pemerintah berkurang karena pajak yang masuk berkurang,” kata Presiden ketika menyikapi kondisi perekonomian Indonesia saat krisis global terjadi. Pernyataan tersebut merefleksikan kondisi ekonomi nasional yang sangat rapuh saat menghadapi krisis. Maka, jalan untuk keluar dari masalah ini adalah lagi-lagi dengan berutang.”Supaya masyarakat juga sdikit tahu bagaimana keadaan finansial negara”
*-Mengenai data FREEPORT.-*
Sejak 1967 pada awal era Suharto hingga
kini Freeport masih menggangsir bumi Papua, menambang emas, perak, dan
tembaga. Selama hampir setengah abad itu telah muncul pelbagai masalah,
terutama menyangkut jatah penerimaan negara karena kurang optimal.
Masalah lain ihwal minimnya peran negara, terutama Badan Usaha Milik
Negara, untuk ikut mengelola tambang dikuasai Freeport McMoran di daerah
Mimika, Papua, itu.
Rupa-rupa persoalan itu mengakibatkan
desakan terhadap pemerintah melakukan renegosiasi kontrak karya agar
lebih menguntungkan negara dan rakyat Papua. Menurut Direktur Eksekutif
Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara, Freeport merasa
dirinya digdaya karena di bawah bendera Amerika Serikat.
Dia menjelaskan setelah Freeport McMoran
menikmati keuntungan besar, mereka seperti emoh membagi keuntungan lebih
banyak dengan pemerintah. Kontrak karya itu pertama kali ditandatangani
pada 1967 berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan Pertambangan.
Berikutnya pada 1991 kontrak karya kedua
kembali diteken dan berlaku 30 tahun mendatang, dengan opsi perpanjangan
dua kali, masing-masing 10 tahun. Pemerintah sempat meminta renegosiasi
kontrak karya itu. Sebab beleid baru tentang pertambangan sudah lahir,
yakni Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentan Minerba.
Namun Freeport tidak mau mengubah kontrak
sesuai akta itu. “Mereka mengancam bakal memperkarakan ke pengadilan
arbitrase internasional. Jadi persoalannya lebih pada arogansi
kekuasaan. Di sisi lain, pemimpin kita pengecut,”. Menurut Direktur
Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara, Freeport
merasa dirinya digdaya karena di bawah bendera Amerika Serikat.
Berdasarkan data yang dirilis Oleh PT
Freeport Indonesia dan dimuat oleh BBC news, bahwa akibat kerugian yang
ditimbulkan oleh karyawan PT Freeport Indonesia pada aksi mogok
perharinya mencapai US$19 juta atau sekitar Rp 114 miliar per hari
dengan kurs USD$ 1 = Rp. 6000.
Maka manusia awam sekalipun dapat menebak, berapa besar penghasilan PT Freeport Indonesia perhari. Artinya “kerugian” yang disampaikan sebagai akibat pemogokan dapat dibaca sebagai sebuah “Keuntungan/pemasukan” bersih PT Freeport Indonesia yang diperoleh setiap hari adalah : US $19 juta atau sekitar Rp 114 miliar dengan kurs USD$ 1 = Rp. 6000..
Maka manusia awam sekalipun dapat menebak, berapa besar penghasilan PT Freeport Indonesia perhari. Artinya “kerugian” yang disampaikan sebagai akibat pemogokan dapat dibaca sebagai sebuah “Keuntungan/pemasukan” bersih PT Freeport Indonesia yang diperoleh setiap hari adalah : US $19 juta atau sekitar Rp 114 miliar dengan kurs USD$ 1 = Rp. 6000..
Coba silahkan hitung jika penghasilan Freeport perhari US$19jt atau dalam Rupiah 114 milyar dengan kurs USD$ 1 = Rp. 6000.
Lalu berapa pemasukan perbulan..??
Lalu berapa pemasukan perbulan..??
USD$ 19.000.000 x 30 = USD$ 570.000.000
atau dalam kurs rupiah jika kurs dollar sekarang tahun 2014 USD$ 1 = Rp
11.500, Maka USD$ 570.000.000 x Rp 11.500 = Rp. 6.555.000.000 atau Rp.
6,5 Trilyun.
Berapa pemasukan Freeport pertahun..??? maka hasilnya Rp. 6,5 trilyun x 12 bulan = Rp. 78 Trilyun.
Berapa pemasukan Freeport pertahun..??? maka hasilnya Rp. 6,5 trilyun x 12 bulan = Rp. 78 Trilyun.
Maka coba lihat kembali ke atas hutang
terbanyak indonesia pada era presiden sama2 dari MILITER yaitu Suharto
dan SBY, Hutang pada era Suharto rata-rata sebesar Rp. 46 trilyun/Thn
dan pada era SBY utang indonesia kepada IMF (Bank Dunia Milik AMERIKA)
rata-rata sebesar Rp. 80 Trilyun/Thn.
Ini Artinya Amerika ambil kekayaan alam
indonesia lewat FREEPORT, lalu uangnya dihutangkan kembali kepada
indonesia dengan di bebani bunga dan masa jatuh tempo.
Kok bisa2nya mau ganyang amerika wong utangnya saja segunung, siapapun presidennya nanti akan menjadi pertaruhan berat.
Perlu presiden yang dekat dengan rakyat karena perlu kerjasama antara presiden dengan rakyat untuk melunasi semua utang tersebut, salah satunya dengan cara menarik subsidi pemerintah yang terlanjur mendarah daging membuai masyarakat indonesia sejak dulu yg mengakibatkan hutang kepada IMF sudah menjadi budaya bangsa ini seolah-olah dana tersebut seperti hibah yang berbunga, maka bersiap-siaplah masyarakat Indonesia kencangkan pinggang kuat-kuat untuk perbanyak berpuasa.
Kok bisa2nya mau ganyang amerika wong utangnya saja segunung, siapapun presidennya nanti akan menjadi pertaruhan berat.
Perlu presiden yang dekat dengan rakyat karena perlu kerjasama antara presiden dengan rakyat untuk melunasi semua utang tersebut, salah satunya dengan cara menarik subsidi pemerintah yang terlanjur mendarah daging membuai masyarakat indonesia sejak dulu yg mengakibatkan hutang kepada IMF sudah menjadi budaya bangsa ini seolah-olah dana tersebut seperti hibah yang berbunga, maka bersiap-siaplah masyarakat Indonesia kencangkan pinggang kuat-kuat untuk perbanyak berpuasa.
Hebaat Selamat berbahagia buat Amerika atas kecerdikannya dan selamat BERDUKA CITA buat Indonesia atas kebodohannya.
(dari berbagai sumber)
ANTARA SEMALAM DAN HARI INI.
https://litaniaager.wordpress.com/2011/07/23/antara-semalam-dan-hari-ini/
oleh:
Hassan Al-Banna
- RISALAH NABI YANG AMANAH
Sejak 1370 tahun yang lalu, Muhammad bin Abdullah, Nabi yang ummi telah menyeru di atas kemuncak bukit Sofa, Mekah, maksudnya:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
saya adalah pesuruh Allah kepada kamu sekelian, Tuhan yang memiliki
seluruh langit dan bumi, tidak ada tuhan melainkan Dia, yang
menghidupkan dan mematikan. Berimanlah kamu dengan Allah dan RasulNya,
Nabi yang ummi yang telah beriman dengan Allah dan kalimahNya. Turutlah
kamu sekalian kepadaNya moga-moga kamu mendapat petunjuk”. (Al-A’raf
:158)
Dakwah yang merangkum itu menjadi garis
pemisah bagi seluruh alam. Pemisah antara zaman yang gelap gelita dengan
zaman yang akan datang yang bersinar dengan cahaya dan bahagia abadi.
Dakwah ini juga menjadi satu pengisytiharan yang terang dan nyata
terhadap satu sistem yang baru yang disyariatkan Allah yang amat
mengetahui dan amat bijaksana. Ia disampaikan oleh pesuruhNya Muhammad
saw, pembawa khabar gembira dan pengingat manusia bersama kitabNya al
Quran yang terang dan bersinar, juga bala tenteranya yang dahulu yang
terdiri daripada orang- orang muhajirin dan ansar dan pengikut-pengikut
jejak langkah mereka dengan penuh ihsan. Dakwah ini bukan satu ciptaan
manusia, ia adalah ciptaan Allah yang tidak ada ciptaan yang lebih baik
selain dari-Nya.
Firman Allah, maksudnya,
“Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui
apakah al kitab (al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu
tetapi Kami menjadikan al Quran itu cahaya yang Kami beri petunjuk
dengannya, siapa yang Kami kehendaki di antara hamba Kami. Dan
sesungguhnya Kami benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus
(iaitu) jalan Allah yang kepunyaannya segala apa-apa yang ada di langit
dan apa yang di bumi, ingatlah bahawa kepada Allahlah kembali semua
urusan”. (as Syura:52-53)
- MANHAJ AL-QURAN DALAM MEMPERBAIKI MASYARAKAT.
Al Quran adalah penghimpun segala cara
untuk membaiki masyarakat. Ia telah diturunkan ke atas Nabi saw. Ianya
dibacakan kepada orang-orang mukmin dari masa ke semasa menurut keadaan,
suasana dan sempena.
Firman Allah, maksudnya.
“Demikianlah supaya kami perkuat hati
mu denganNya dan Kami (menurunkanNya) dan membacakanNya kelompok demi
kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa
sesuatu yang ganjil) melainkan Kami datangkan kepada mu suatu yang
benar dan yang paling baik penjelasannya”. (al Furqaan:32-33).
Apabila sempurna wahyu itu diturunkan dan
dipelihara di setiap dada dan pada mashaf-mashaf dalam masa lebih
kurang dua puluh dua tahun, Allah telah kumpulkan di dalamnya penjelasan
tiap-tiap perkara untuk umat ini. Dasar-dasar pembaikian dan
pengislahan masyarakat yang sempurna yang didatangkan oleh al Quran itu
berlegar dibawah qaidah-qaidah ini:
1) Ketuhanan (Rabbaniah).
2) Ketinggian jiwa manusia.
3) Peneguhan aqidah terhadap adanya pembalasan.
4) Pengisytiharan persaudaran di kalangan manusia.
5) Membangunkan seluruh laki-laki
dan wanita serta pengisytiharan tanggungjawab dan persamaan di antara
keduanya serta penentuan tugas masing- masing secara detail.
6) Jaminan untuk masyarakat dengan
penetapkan hak-hak kehidupan, pemilikan, kerja, kesihatan, kebebasan,
pelajaran, keselamatan individu dan penentuan sumber laba.
7) Memelihara dua kehendak
semulajadi; keinginan memelihara jiwa dan memelihara keturunan dengan
mengatur keinginan perut dan seks.
8) Keras dan kesungguhan dalam memerangi jenayah-jenayah berat.
9) Menguatkan kesatuan umat ini menghapuskan seluruh unsur-unsur dan sebab yang membawa perpecahan umat.
10) Mewajibkan umat supaya berjihad dalam menegakkan prinsip-prinsip kebenaran yang didatangkan oleh sistem ini.
11) Menjadikan negara sebagai wakil
kepada fikrah Islam dan negara bertanggungjawab melindunginya. Negara
juga bertanggungjawab untuk melaksanakan matlamatnya dalam masyarakat
yang khusus(Negara Islam) dan menyampaikan fikrah ini kepada seluruh
manusia.
- SYIAR-SYIAR PRAKTIK BAGI SISTEM INI.
Sistem al Quran ini berbeza dengan segala
sistem dan teori-teori falsafah ciptaan manusia. Ia tidak membiarkan
segala dasar dan ajaranNya tinggal sebagai teori sahaja dalam diri
manusia atau juga tidak sebagai pendapat-pendapat dalam buku-buku atau
sebagai kata-kata di bibir mulut sahaja.
Dasar Islam disyariatkan untuk ditumpu,
diperkukuh dan dimanfaatkan kesan dan hasilnya sebagai interpretasi
yang praktik. Umat yang beriman dan mempercayainya mesti bersungguh-
sungguh melaksanakan kerja ini. Ianya hendaklah dianggap sebagai suatu
kefardhuan dan mereka yang meremeh-remehkannya tidak boleh dipandang
ringan. Orang yang melaksanakannya akan diberi pahala dan mereka yang
meninggalkannya akan dibalas dengan balasan yang mungkin boleh
mengeluarkan mereka dari masyarakat Islam.
Di antara tanggungjawab penting dalam sistem ini yang dijadikan sebagai satu tembok untuk pemusatan prinsip-prinsipnya ialah:
1) Sembahyang, zikir, taubat, istighfar dsbnya.
2) Puasa, menjaga diri, beringat dari boros.
3) Zakat, sedekah dan berbelanja di jalan kebaikan.
4) Haji, melancung, mengembara, menyelidik dan memerhati kerajaan Allah.
5) Berusaha, bekerja dan menjauhi dari meminta.
6) Jihad, berjuang, menyediakan pejuang dan menjaga keluarga pejuang serta kebaikan mereka di kala mereka berjauhan.
7) Amar ma’ruf dan memberi nasihat.
8) Mencegah dari yang mungkar, pemulauan orang ramai terhadapnya dan orang-orang yang melakukannya.
9) Menambah ilmu pengetahuan setiap muslim dan muslimat dalam berbagai bidang hidup yang sesuai untuk mereka.
10) Baik pergaulan dan berakhlak dengan akhlak yang baik.
11) Sentiasa menjaga keselamatan tubuh dan memelihara pancaindera.
12) Ikatan yang baik di antara pemerintah dengan rakyat dengan menjaga dan taat.
Setiap Muslim dituntut mempraktikkan
kewajipan ini dan memperjuangkannya sebagaimana ia telah di terangkan
oleh sistem al Quran. Setiap Muslim jangan sekali-kali mencuaikannya
walau satu daripadanya. Kesemua kewajipan ini telah disebutkan di dalam
al Quran. Segala amalan Nabi saw dan para sahabat menerangkan
pelaksanaan ini dengan jelas dan terang. Tiap-tiap amal tersebut
mengukuh dan tertumpu kepada prinsip-prinsip sistem Islam yang
kesemuanya memberi faedah kepada seluruh manusia.
- NEGARA ISLAM YANG PERTAMA.
Di atas dasar sistem al Quran ini,
tertegaklah sebuah negara Islam yang pertama. Ianya sebuah negara yang
beriman benar-benar dengan al Quran, melaksanakan segala ajarannya
dengan penuh rapi dan kemudiannya menyebarkannya pula ke seluruh dunia.
Khalifah Islam yang pertama(Abu Bakar ra)
pernah berkata “Jika seutas tali pengikat unta hilang pun dari jagaan
saya, saya akan dapatinya dalam Al-Quran”. Beliau telah memerangi
orang-orang yang enggan mengeluarkan zakat dan menyifatkan mereka itu
sebagai murtad kerana meruntuhkan salah satu rukun sistem ini. Beliau
mengatakan, “demi Allah kalau mereka itu enggan menunaikan kepada ku
seutas tali pengikat unta seperti yang telah ditunaikan kepada
Rasulullah saw, pasti aku akan perangi mereka selagi pedang masih berada
di tangan ku”.
Kesatuan yang sepenuhnya tercerna dalam
ummah yang baru lahir ini. Kesatuan masyarakat tercerna dalam
kerangkuman seluruh sistem al Quran dan bahasa Al-Quran dikalangan
mereka. Kesatuan politik terangkum di bawah naungan Amirulmukminin dan
lambaian panji-panji khalifah di ibu negara. Idea Islam tidak berlegar
dalam tentera sahaja atau di Baitul Mal atau pada tindak laku
pemerintah sebab mereka semua bekerja dalam satu aqidah dan dengan
arahan yang satu dan menyeluruh.
Prinsip al Quran ini telah berjaya
menghapus dan menghalau keluar fahaman-fahaman keberhalaan yang
khurafat di Semenanjung tanah Arab dan Farsi. Yahudi penipu juga telah
dihalau dan kekuasaan agama dan politik mereka dilenyapkan. Prinsip dan
dasar Al-Quran ini juga telah berjuang menentang fahaman Kristian
sehingga terhapus dari benua Asia dan Afrika dan terpaksa berlindung di
bawah naungan kerajaan Rum timur di Konstantinopel. Dengan ini dua
benua yang besar ini telah memusatkan seluruh kuasa spiritual dan
politiknya kearah kerajaan Islam. Dasar Islam ini seterusnya juga telah
berusaha memerangi benua ketiga (benua Eropah) iaitu menyerang
Konstantinopel dari Timur dan mengepungnya dengan bermatian dan
menyerangnya (benua Eropah) dari barat dengan menawan Andalus. Bala
tentera Islam telah berjaya sampai ke tengah Perancis serta utara dan
selatan Itali. Ia juga telah mendirikan sebuah kerajaan yang agung di
Eropah Barat yang bersinar dengan ilmu dan peradaban. Kemudian barulah
Konstantinopel sempurna di buka dan Kristian diletakkan di sudut yang
kecil di tengah Eropah. Kapal laut tentera Islam belayar hebat di dua
lautan iaitu lautan Mediteranean dan laut Merah yang mana kedua lautan
itu menjadi tasik Islam. Tentera laut negara Islam memegang kunci laut
di timur dan di barat dan seluruh kekuasaan darat dan laut berada di
tangan Islam.
Implikasi dari ini umat Islam dapat
berhubung dengan bangsa-bangsa lain. Umat Islam berjaya memindahkan
kebanyakan tamadun dunia tetapi dengan kawalan kekuatan iman dan prinsip
peraturannya. Seluruh tamadun itu telah diubahsuai dengan
kehendak-kehendak Islam dengan mengekalkan keindahan dan kehebatannya.
Islam tidak menegah dari mengambil faedah tamadun itu selagi ianya
tidak mengganggu kesatuan politik dan masyarakat ummat Islam.
- FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHANCURKAN NEGARA ISLAM.
Di dalam kekuatan hebat dan tanah yang
meluas ini, faktor-faktor merungkai mula meresap ke dalam kehidupan
umat al Quran ini. Faktor ini membesar dan berkembang sedikit demi
sedikit sehingga akhirnya telah merobek Daulah Islam ini dengan
hancurnya pusat kerajaan Islam pada kurun ke 6 Hijrah di tangan Tartar.
Sekali lagi ianya berlaku pada kurun 14 Hijrah (Kejatuhan Khalifah
Othmaniah). Peristiwa ini meninggalkan kesan yang amat buruk. Umat Islam
bertaburan dan negara Islam menjadi negeri-negeri kecil.
Faktor-faktor yang menjadikan demikian:
1) Perpecahan politik, asabiyyah
(fanatik), berebut pangkat dan kepemimpinan. Sedangkan Islam telah
memberi amaran keras dalam masalah ini. Islam telah mengingatkan supaya
menjauhkan diri dari kepimpinan. Islam berulang kali menarik perhatian
umatnya bahawa inilah faktor yang merosak dan menghancurkan mana-mana
rakyat dan negara. Allah berfirman, maksudnya;
“…dan janganlan kamu bertelagah,
nescaya kamu akan gagal dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (al Anfal :46).
Disamping itu Islam juga sangat berpesan
supaya ikhlas kerana Allah semata-mata dalam percakapan, perbuatan dan
hindarkan dari suka kemasyhuran dan pujian.
2) Perbezaan pandangan dalam agama
dan mazhab, menyeleweng dari agama yang sepatutnya aqidah dan amalan
tetapi bertukar menjadi cakap-cakap dan istilah kaku yang mati. Kecuaian
terhadap kitab Allah, sunnah Rasulullah saw, jumud dan fanatik terhadap
pendapat dan kata-kata seseorang, suka bertengkar dan berdebat
sedangkan semua perkara ini ditegah oleh Islam. Rasulullah saw bersabda,
maksudnya “Tidak sesat sesuatu kaum itu selepas mereka mendapat hidayat
kecuali oleh kerana mereka suka bertengkar”.
3) Tenggelam dalam pelbagai
kemewahan dan kenikmatan, suka berhiburan dan keseronokan. Ianya
berlaku begitu dahsyat pada pemerintah-pemerintah Islam lebih dari apa
yang berlaku kepada pemerintah bukan Islam. Padahal mereka telah
membaca firman Allah, maksudnya; “Dan jika kami hendak membinasakan
negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di
negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan
dalam negeri itu. Maka sudah sepatutnya berlaku terhadapnya ketentuan
kami dan kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur- hancurnya”. (al
Isra':16)
4) Peralihan kuasa dan
pimpinan kepada bukan Arab; samada kepada Farsi, Dailam (suku Kurd),
Mamalik, Turki dll. Kebanyakan mereka ini tidak pernah merasa kemanisan
Islam yang sebenar. Hati-hati mereka tidak dapat disinari oleh cahaya
al Quran disebabkan kesukaran memahami maksud-maksudnya. Sedangkan
mereka telah membaca firman Allah, maksudnya, “Hai orang- orang
yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan mu
orang-orang yang di luar kalangan mu (kerana) mereka tidak
henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagi mu. Mereka menyukai apa
yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh
telah Kami terangkan kepada mu ayat- ayat (Kami) jika kamu mahu
memahaminya”. (Al Imran :118) Mengabaikan ilmu-ilmu teknologi dan
sains sebaliknya menghabiskan masa dengan teori falsafah dan ilmu-ilmu
khayal yang mandul. Sedangkan Islam mengesa mereka supaya mengkaji,
menyelidik segala rahsia-rahsia kejadian, meneroka di muka bumi dan
berfikir tentang makhluk Allah sebagaimana firman Allah, maksudnya;
“Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan bumi”.
(Yunus:101).
5) Sikap pemerintah yang
tertipu dengan kekuatan sendiri dan cuai untuk mengkaji perkembangan
masyarakat lain sehingga mereka ketinggalan dalam persiapan dan
persediaan yang mana akhirnya mereka telah di cakup sekali gus. Al
Quran telah memerintahkan mereka supaya sentiasa berwaspada dan jangan
lalai. Ia mensifatkan orang-orang yang lalai dan cuai tak ubah seperti
binatang bahkan lebih sesat dari itu. Firman Allah, maksudnya; “Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak di pergunakannya
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi)
tidak di pergunakannnya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar
(ayat- ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang- orang yang lalai”
(al-A’raf:179).
6) Terpedaya dengan tipu
muslihat musuh yang manis di bibir. Mereka merasa kagum dengan carakerja
dan kemewahan hidup kuffar musuh. Mereka terburu-buru meniru kuffar
tanpa mengira baik buruk.
Sedangkan al-Quran sangat menegah
muslimin dari meniru atau menyerupai kuffar. Al-Quran terus terang
memerintah supaya tidak menyerupai kuffar dan perlunya memelihara
ciri-ciri identiti Islam. Firman Allah, maksudnya; “Hai orang-orang
yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang al
Kitab nescaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman” (aL-Imran:100). Di ayat yang lain, maksudnya;
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu taati orang-orang itu nescaya
mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran) lalu kamu
menjadi orang yang rugi” (aL-Imran:149)
- PERTARUNGAN POLITIK
- Cubaan menghancurkan umat Islam.
Faktor-faktor yang disebutkan tadi mula
menyengat dan melemahkan daulah dan umat. Bangsa- bangsa (musuh Islam)
yang sentiasa mengekori mereka menjangka inilah peluang untuk membalas
dendam dan menghapuskan negara dan umat Islam yang merosakkan mereka
selama ini. Turunlah bangsa Tartar (Monggol seperti air
banjir ke negara Islam. Tartar memotong badan umat Islam
sepotong-potong dan akhirnya mereka pun sampai ke Baghdad, ibu kota
kerajaan Abbasiyyah. Mereka memijak badan khalifah Musta’sim dengan
kasut mereka.
Dengan ini berkecailah untaian negara
Islam dan bertaburanlah ikatan khalifah buat pertama kalinya. Seluruh
umat Islam berpecah menjadi negara-negara yang kecil dan setiap kabilah
mempunyai amirulmukminin dan mimbarnya sendiri.
Kristian di Eropah mula perasan dan
mengumpulkan sekutu-sekutu mereka. Akhirnya melalui sembilan kali
serangan (Peperangan Salib), mereka berjaya menendang Islam jauh ke Asia
dan Afrika). Mereka berjaya mendirikan negara Kristian di Baitul Maqdis
dan menggugat seluruh umat Islam, timur dan barat. Mereka juga cuba
menyerang Mesir yang merupakan negara Islam yang terkuat pada masa itu.
- Kemenangan berterusan.
Walaupun bathil telah mengalahkan haq
tetapi Allah tidak mengizinkan lebih dari itu. Mesir telah berjaya
mengumpulkan saki baki tentera dari negara-negara kecil Islam dan di
bawah pimpinan Salahudin al Ayyubi, Baitul Maqdis dapat di kembalikan
semula. Diperlihatkan juga kekalahan kristian di Hittin. Kemudian
tentera Islam ini berdiri gagah di hadapan Tartar di bawah pimpinan
Sultan Zahir Baybars dan berjaya mengalahkan mereka di Ain Jalut.
Selepas ini sistem khalifah pun di hidupkan semula. Allah menghendaki
selepas peristiwa-peristiwa ini Islam kembali tegak sebagai sebuah
negara dan pelindung yang mempunyai kekuatan dan paling ditakuti yang
dapat menyatukan seluruh umat dan rakyatnya di bawah panji-panjinya.
Semangat muslimin yang tinggi terus
menerus dan terus mara memerangi Kristian di bumi mereka.
Konstantinopal pun dibuka dan kuasa Islam menjangkau ke tengah benua
Eropah sehingga ke Vienna (Austria). Inilah dia negara Turki Othmaniah.
- Bibit-bibit kebangkitan Eropah.
Di bawah kerajaan Othmaniah, negara Islam
menjadi tenang dan tertidur. Akhirnya mereka lalai dari apa yang
berlaku sekeliling. Tetapi Eropah yang telah dapat mengambil sinar Islam
(ilmu dan tamaddun) dari sebelah Barat (Sepanyol) dan dari sebelah
timur melalui angkatan perang salibnya tidak pernah melepaskan peluang,
tidak pernah cuai dan mengambil manfaat dan pelajaran yang lalu. Mereka
mula memperkuatkan diri dan berkumpul di bawah panji-panji Eropah di
Portugal. Mereka berjaya menahan kemaraan gelombang Islam di Barat dan
berjaya pula menaburkan bibit perpecahan dan bercakaran sesama sendiri
di kalangan umat Islam Sepanyol. Akhirnya mereka berjaya melontar umat
Islam ke seberang laut (ke seberang Afrika).
Sebagai ganti, sebuah negara baru
Sepanyol Kristian telah bangkit. Eropah terus bersatu, berfikir,
belajar, mengelilingi negeri-negeri dan meneroka negeri-negeri. Hingga
penemuan Amerika sendiri adalah hasil usaha Sepanyol dan penemuan jalan
ke India pula adalah hasil penerokaan Portugis.
Timbul di kalangan mereka suara-suara
lantang untuk pembaharuan lalu lahir ramai reformis masyarakat. Eropah
juga telah mempelajari ilmu-ilmu dunia dan pengetahuan yang dapat
menelurkan hasil. Dari revolusi-revolusi pembaharuan ini terbentuklah
fahaman kebangsaan dan negara yang kuat yang kesemuanya bermatlamat
untuk menghancurkan negara Islam. Negara-negara baru ini telah membentuk
beberapa pakatan yang dianggap suci.
- Serangan baru.
Di bawah dasar penerokaan dan
pengembaraan, kuasa Eropah telah menjangkau sepanjang-panjangnya
sehingga ke negara Islam yang jauh seperti India dan negeri Islam di
sekitarnya. Kristian Eropah berusaha bersungguh-sungguh untuk
menghancurkan negara-negara Islam. Untuk tujuan itu mereka telah
meletakkan berbagai rancangan kadang-kadang digambarkan dengan “masalah
Timur” dan kadang-kadang dengan “pembahagian peninggalan harta orang
sakit”.
Setiap negara Eropah mengambil peluang
dan mencipta sebab-sebab remeh dan menyerang negara yang terdedah
nyanyok itu. Bermulalah sedikit demi sedikit anggota-anggotanya
berkurangan dan terus runtuh. Serangan ini berterusan memakan masa yang
panjang. Banyak negara-negara Islam terlucut dari kerajaan Othmaniah dan
jatuh ke dalam kuasa Eropah seperti negara Afrika Barat (Morokko,
Algeria dll) dan Eropah Utara. Beberapa negara-negara bukan Islam yang
tertakluk di bawah kuasa kerajaan Othmaniah seperti Yunan (Greek) dan
negara-negara Balkan juga memerdekakan diri mereka. Pusingan penutup
dalam krisis ini dengan munculnya Perang Dunia I pada tahun 1914-1918 M
yang membawa kekalahan kepada Turki dan sekutu-sekutunya. Dengan ini ia
telah memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada bangsa Eropah yang
terkuat di masa itu (England dan Perancis) dan disertai Itali meletakkan
tangannya ke atas pesaka yang paling banyak itu ialah umat Islam dan
rakyat-rakyatnya.
Negara-negara tersebut telah meluaskan
kuasanya dalam berbagai nama seperti penaklukan, penjajahan, pengawasan
dan perwakilan. Mereka telah membahagi negara-negara Islam seperti
berikut;
a) Afrika Utara (Maghribi, Algeria
dan Tunis)menjadi jajahan Perancis. Diselang seli dengan Tanger yang
berada di bawah kuasa antarabangsa dan jajahan Sepanyol di
kampung-kampung.
b) Libya di jajah oleh Itali. Itali
tidak mahu langsung kesan-kesan Islam kekal wujud di situ. Ia telah
memaksa penduduk di situ menjadi warganegara Itali dan dinamakannya
sebagai Itali selatan. Di situ juga dicampakkan beribu-ribu orang
tawanan yang berkebuluran dan manusia-manusia jahat.
c) Mesir dan Sudan di bawah naungan Inggeris.
d) Palestin berada di bawah jajahan Inggeris untuk dijualkan kepada Yahudi bagi mendirikan negara kebangsaan mereka.
e) Syria di bawah jajahan Perancis.
f) Iraq menjadi tanah jajahan Inggeris.
g) Hijaz (Mekah dan Madinah) menjadi
sebuah kerajaan yang sangat lemah sentiasa menunggu sedekah dan
mengharap kepada janji-janji palsu dan perjanjian-perjanjian yang tidak
laku dari Eropah.
h) Yaman pula sebuah kerajaan yang
tinggal hanya rangka-rangka, rakyatnya papa dan terancam dengan
peperangan di setiap tempat dan masa.
i) Di bahagian lain dari seluruh
semenanjung Arab pula, yang tinggal hanya negeri-negeri yang kecil di
mana amir-amirnya hidup di bawah ketiak konsol-konsol Inggeris. Mereka
berjuang dengan cebisan-cebisan makanan dari meja makan Inggeris. Sesama
mereka penuh menyala hasad dengki dan benci. Kuasa Berikat telah
memberikan janji kemerdekaan kepada bekas Raja Semenanjung Arab; Malik
Husin dengan syarat menolong mereka menghapuskan kuasa khalifah
Othmaniah.
j) Iran dan Afghanistan adalah kerajaan-kerajaan yang sentiasa bergolak dan menjadi rebutan sesama mereka.
k) India menjadi jajahan Inggeris.
l) Turkistan dan sekitarnya menjadi jajahan Rusia yang ditekan dengan dahsyatnya.
Selain dari ini terdapat beberapa
golongan minoriti Islam yang bertaburan di beberapa negara yang tidak
mendapat sebarang tempat untuk berlindung seperti orang-orang Islam di
Habsyah (Ethopia), Cina, Balkan, Afrika tengah, barat dan timur. Dengan
apa yang berlaku ini, Eropah boleh dikatakan berjaya dalam pertarungan
politik. Mereka berjaya merobek empayar Islam, berjaya menghapuskan
negara Islam dan menyingkirkannya secara politik dari senarai
negara-negara besar.
- Ke arah kekuatan baru.
Kezaliman yang jelas berlaku dan
perjanjian bohong yang menyenak dada itu telah membangkitkan jiwa-jiwa
umat ini. Mereka mula bangun menuntut kemerdekaan dan berjuang
mengembalikan kebebasan dan keagungannya. Api revolusi terus menyala.
Turki, Mesir, Iraq dan Syria telah bangun memberontak. Keadaan yang sama
berlaku di Palestin dan Rif Maghribi.
Kesedaran terus berkembang dan hasilnya
umat Islam berjaya mencapai beberapa hak mereka. Maka merdekalah Turki
dalam sempadannya yang baru, Mesir dan Iraq di kira sebagai 2 buah
negara yang merdeka, Hijaz dan Nejd menjadi Negara Saudi. Yaman, Iran
dan Afghanistan berjaya mengekalkan kawasan bebas, Syria hampir berjaya
mendapatkan pengiktirafan kemerdekaannya. Perjuangan Palestin telah
berjaya menarik perhatian dunia. Umat Islam telah berjaya mengatur
langkah yang baik -sekali pun lambat – ke arah beberapa matlamat murni
untuk mengembalikan kebebasan dan keagungan dan membangunkan negara
mereka.
- Perang baru.
Negara-negara Eropah telah keluar dari
kancah perang dunia tetapi bibit dengki dan benci masih berakar umbi di
dalam dada mereka. Perjanjian-perjanjian damai telah memberikan satu
tamparan hebat bagi kebanyakan negara-negara ini. Keadaan ini telah
membawa kepada lahirnya idea-idea baru dan prinsip-prinsip fanatik yang
ekstrim. Ini sudah tentu akan berkesudahan di kalangan bangsa ini
(Eropah) satu krisis baru dan perang yang akan menghancur lebur kesatuan
mereka dan akan menyedarkan semula mereka bagi membuang kezaliman yang
mereka lakukan itu. Umat Islam sekali lagi di kurniakan peluang untuk
menyatukan barisan mereka dan berkumpul, melengkapkan kemerdekaan mereka
dan mengembalikan negara dan kesatuan mereka di bawah panji-panji
Amirul-Mukminin. Firman Allah yang bermaksud:
“Dan kami hendak memberi kurnia kepada
orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan
mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)
(al Qasas:5).
- PERTARUNGAN SOSIAL
Seluruh umat Eropah telah berjaya
berkomunikasi dengan masyarakat Islam Timur melalui perang-perang salib
dan di Barat melalui perhubungan dengan umat Islam Andalus.Perhubungan
itu bukan saja menguatkan kesatuan politik mereka tetapi mereka mendapat
faedah sampingan lain iaitu kesedaran mental dan pemikiran. Mereka
mengambil pelbagai ilmu pengetahuan yang begitu banyak dari Islam.
Hasilnya telah lahir kebangkitan ilmu pengetahuan yang hebat. Pihak
gereja telah bangun menyanggah fenomena ini dengan segala kekuatannya.
Para sasterawan dan saintis telah dikenakan dengan pelbagai siksa.
Orangramai dirangsang supaya sama-sama menentang saintis ini. Tetapi
kesemuanya ini sia-sia belaka.
Kebangkitan ilmu akhirnya berjaya dengan
penuh kemenangan. Dengan kebangkitan ini, negara Eropah telah sedar dan
sebaliknya telah menentang gereja. Dengan kebangkitan ini juga
masyarakat Eropah telah menghapuskan sama sekali kuasa gereja dan
meletakkan ahli gereja di tempat ibadat dan pertapaan sahaja. Mereka
juga telah memaksa Pope tinggal di Kota Vatican.
Masyarakat Eropah telah membatasi kerja
ahli-ahli agama hanya berhubung dengan beberapa lingkungan kehidupan
yang kecil. Mereka tidak boleh keluar dari lingkungan ini. Agama
Kristian di Eropah hanya tinggal menjadi sebagai satu pesaka sejarah dan
sebagai satu faktor mendidik rakyat biasa. Ia juga hanya sebagai satu
jalan untuk menguasai, menjajah dan menghancurkan pengacau-pengacau
politik.
Ruang sains semakin meluas di kalangan
masyarakat Eropah. Penciptaan dan jumpaan baru mula berkembang.
Jentera-jentera mula menggandakan pengeluaran. Kehidupan mula berwajah
baru, iaitu kehidupan industri. Serentak dengan ini negara mula menjadi
kuat, kuasanya menjangkau ke negara-negara lain. Dunia telah berpaling
mengadap Eropah dan mencurahkan segala hasil kepadanya. Segala harta
benda datang melimpah dari segenap tempat. Dengan ini tidak dapat di
sangkal lagi bahawa kehidupan Eropah dan tamadunnya terus bertunjang
kepada penyingkiran agama kehidupan masyarakat lebih-lebih lagi dari
negara, kehakiman dan sekolah.
Pandangan kebendaan menjadi keterlaluan
dan dijadikan sebagai ukuran dalam setiap perkara. Berikutan ini,
fenomena tamadun ini adalah materialistik yang meruntuhkan segala ajaran
agama langit (Islam, Kristian dan Yahudi). Ianya jelas bertentangan
dengan asas Islam yang menjadikan kesatuan roh dan jasad sebagai
asasnya. Antara petanda-petanda penting yang sentiasa wujud dalam
tamadun barat ialah:-
a) Atheis dan ragu kepada Allah, tidak
mempercayai ruh, melupakan balasan akhirat dan hanya berdiri dalam
lingkungan alam kebendaan yang boleh di rasa sahaja. Firman Allah yang
bermaksud, “Mereka hanya mengetahui yang lahir (sahaja) dari kehidupan
dunia sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai”
(ar-Rum:7).
b) Tiada batasan dalam semua perkara,
berebut-rebut kelazatan, mempelbagaikan kenikmatan, merombak tabi’e alam
dari undang-undangnya, memenuhi syahwat perut dan kemaluan, menghias
wanita dengan berbagai rupa yang menarik, menghancurkan jasad dan akal,
menghapuskan sistem keluarga dan meruntuh kebahagian rumahtangga. Firman
Allah, maksudnya, “Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang di dunia
dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah
tempat tinggal mereka” (Muhammad:12).
c) Mengagungkan individu. Setiap manusia
hanya mahu kepentingan diri sahaja. Dalam kelas dan darjat, setiap cuba
meninggi dari yang lain dan masing-masing cuba mendapatkan harta dengan
menghalangi kelas-kelas yang lain. Di peringkat bangsa-bangsa, setiap
bangsa fanatik dengan bangsanya dan bukan hanya cuba merendahkan
bangsa-bangsa lain, bahkan ia cuba menelan bangsa-bangsa yang lebih
lemah daripadanya.
d) Riba. Ianya diterimapakai dan
dianggap salah satu cara muamalat. Ianya disebarkan kepada semua orang
dan semua negara dengan dipelbagaikan bentuk dan jenisnya. Manifestasi
kebendaan ini telah melahirkan keruntuhan jiwa, kelunturan akhlak dan
ketidaksungguhan untuk memerangi segala jenayah. Masalah-masalah
bertimpa-timpa, timbul berbagai prinsip dan ideologi yang meruntuhkan
dan lahir pemberontakan yang menghancurkan. Sistem ekonomi, masyarakat
dan politik tidak pernah mantap. Negara berpecah kepada puak-puak dan
parti dan akhirnya orang ramai berbunuh-bunuhan sesama sendiri kerana
tamak dan dendam. Ternyata tamadun moden ini tidak berjaya sama sekali
untuk menjamin kedamaian dan keharmonian masyarakat manusia. Ia gagal
memberikan kebahagiaan kepada manusia sekalipun pintu ilmu pengetahuan
telah di buka kepada mereka. Pencapaian kuasa dan kekuatan untuk mereka
hanya berlalu untuk satu kurun sahaja.
- CENGKAMAN KEBENDAAN KE ATAS NEGERI ISLAM.
Orang-orang Eropah berusaha
bersungguh-sungguh untuk menenggelamkan seluruh negara Islam dengan
gelombang hidup kebendaan ini. Dalam masa yang sama mereka berusaha
menghalang segala faktor-faktor kebangkitan dan kekuatan – ilmu
pengetahuan, sains, perkilangan dan sistem yang berfaedah – agar tidak
terlepas ke tangan umat ini. Mereka memperkukuhkan rancangan “serangan
sosial” ini dengan bantuan tipu helah politik dan kuasa tentera sehingga
tercapai apa yang dikehendaki.
Pembesar-pembesar umat Islam telah
diumpan dengan hutang, kerjasama dan segala kemudahan. Dengan ini mereka
telah berjaya mendapatkan hak campurtangan ekonomi dan akhirnya
menenggelamkan negeri umat Islam dengan segala modal, bank-bank dan
syarikat-syarikat mereka. Di tambah pula mereka sendiri yang menguruskan
segala kerja-kerja ekonomi itu mengikut kehendak dan memonopoli segala
keuntungan dan kekayaan yang melimpah ruah.
Akhirnya mereka berjaya merubah corak
pemerintahan, undang-undang dan pelajaran menurut corak politik,
undang-undang dan kebudayaan mereka walaupun di negara Islam yang paling
kuat.
Mereka juga telah mengimpot ke negara
Islam ini wanita-wanita separuh bogel mereka, segala jenis arak,
teater, kelab malam, tempat-tempat hiburan, cerita-cerita, novel-novel,
khayalan-khayalan, mainan dan gurauan mereka. Di samping itu mereka
benarkan di negara Islam segala jenis jenayah yang tidak dibolehkan di
negara mereka. Mereka telah menghiaskan dunia ini dengan kebisingan
suara-suara dosa dan memalitkan noda di mata hartawan-hartawan Islam,
orang-orang yang berpengaruh, berkedudukan dan berkuasa di kalangan umat
Islam.
Tidak cukup hanya setakat ini, mereka
telah mendirikan sekolah-sekolah, institusi-institusi pengajian tinggi
dalam negara Islam dengan mengajarkan atheis ke dalam jiwa anak Islam.
Mereka mengajar anak-anak Islam bagaimana rendah diri mereka, menghina
agama mereka, tanahair mereka, meninggalkan segala adat dan kepercayaan
mereka dan mengagungkan tiap-tiap apa yang datang dari barat. Mereka
meyakinkan bahawa apa yang dihasilkan oleh orang-orang Eropah sahaja
merupakan contoh yang unggul dalam hidup ini. Sekolah-sekolah ini
mengandungi anak-anak Islam dari golongan atasan sahaja dan sengaja
dikhaskan untuk mereka. Anak- anak Islam dari golongan ini terdiri dari
anak-anak para pembesar, pemerintah dan orang-orang yang akan mengambil
alih kuasa pemerintahan umat dan rakyat tidak berapa lama lagi.
Mana-mana pelajar belum cukup masak dengan ajaran mereka, hantaran
biasiswa dijamin bagi menyempurnakan kematangan pelajaran itu.
Perang sosial yang teratur hebat itu
berjaya menarik hati sesetengah umat Islam. Dia merupakan suatu perang
yang sangat merbahaya, lebih bahaya dari perang politik dan tentera
berpuluh kali ganda.
Setengah dari kalangan umat Islam cukup
terpesona dengan tamaddun barat itu dan bercita-cita untuk
mencelupkannya dengan celupan Islam. Turki pun mengisytiharkan bahawa
dia bukan lagi negara Islam dan akan mengikut Eropah. Amanullah Khan,
Raja Afghanistan juga cuba mengikut jejak langkah itu tetapi percubaan
itu ia telah membawa kepada penggulingannya. Di Mesir, trend pak turut
ini menular dengan cepat sehingga kalangan yang terpengaruh terus terang
mengatakan, “tidak ada jalan lain lagi untuk kita maju melainkan
dengan cara kita mengambil bulat-bulat tamaddun ini termasuk segala
buruk dan baiknya, segala apa yang disuka atau tidak disuka dan segala
hina dan mulianya”. Dari Mesir trend ini merebak dengan cepat ke serata
negara Islam di sekitarnya hingga sampai ke Afrika Barat dan Hijaz.
Berdasarkan terkesan tamaddun dan kebendaan ke atas negara-negara Islam ini, ianya boleh dibahagikan kepada 3 kelompok;
a) Negara yang dikesani begitu teruk
sekali sehingga ke hati dan perasaan di samping merubah segala kedudukan
dan rupa bentuk. Antaranya; Turki dan Mesir. Pengaruh Islam di kalangan
masyarakat telah merosot di negara-negara ini. Islam telah dilontar ke
dalam masjid, surau dan pondok-pondok mengaji Islam sahaja.
b) Negara yang terkesan hanya pada
beberapa bentuk dan upacara-upacara rasmi sahaja seperti Iran dan
negara- negara Islam utara Afrika.
c) Kesanya hanya kepada orang tertentu
sahaja iaitu golongan intelek dan pemerintah dan tidak melibatkan orang
awam seperti Syria, Iraq, Hijaz, bahagian-bahagian di Semenanjung Tanah
Arab dan Kerajaan- kerajaan Islam di sekitarnya. Walau bagaimanapun,
gelombang bahaya ini bergerak begitu cepat untuk sampai ke tempat yang
belum sampai sebelumnya, ke dalam jiwa, lapisan dan kedudukan masyarakat
sekitarnya.
Musuh-musuh Islam berjaya menipu bijak
pandai umat Islam dengan meletakkan satu tabir tebal dihadapan mata
orang yang sayangkan agamanya dan menyatakan bahawa Islam itu hanyalah
bentuk aqidah, ibadat, akhlak di samping beberapa upacara-upacara
tertentu, khurafat dan manifestasi yang tidak bernilai. Kebodohan umat
Islam terhadap hakikat agamanya sendiri turut membantu penipuan itu
sehingga ramai di antara mereka yang berpuashati dan rela dengan
gambaran yang diberikan itu.
Oleh kerana terlalu lama dalam keadaan
demikian, menjadi kesukaran apabila kita hendak fahamkan kepada mereka
bahawa Islam itu suatu sistem masyarakat yang sempurna mencakup segenap
masalah hidup. Dengan ini boleh kita katakan bahawa tamaddun barat
dengan prinsip kebendaannya telah menang dalam pertarungan sosial
melawan tamaddun Islam sebagaimana mereka telah memenangi medan politik
dan tentera.
Ini semua bukan suatu yang pelik kerana
kenyataan hidup tidak berbelah bagi dan kekuatan itu terletak kepada
semua dan begitu juga kelemahan terletak kepada semua. Firman Allah yang
bermaksud; “Dan masa (kejadian dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di
antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)”. (AL-Imran:140).
Sekalipun prinsip-prinsip dan pengajaran Islam itu sendiri kuat, penuh
kesuburan, hidup dan indah, maka ia akan tetap abadi sedemikian kerana
dia adalah benar. Hidup manusia tidak akan tegak dengan sempurna dan
mulia tanpanya. Sebab dia adalah ciptaan Allah, sebagaimana firman Allah
yang bermaksud; “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al Qur’an dan
Kamilah yang memelihara dan mengajarnya” (al Hijr:9). Firman Allah lagi
yang bermaksud;
“Allah tidak menghendaki melainkan menyempurnakan cahayanya sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya” (at Taubah:32).
Kesedaran.
Sebagaimana pertarungan politik telah
menimbulkan kesedaran perasaan kebangsaan kepada umat ini, maka
penindasan dan kecelaruan sosial ini juga telah melahirkan kesan
penyegaran semula fikrah Islam. Timbul suara di sana sini meminta supaya
kembali kepada Islam, dipelajari hukum hakam dilaksanakan sistemnya.
Akan tiba tidak lama lagi saat keruntuhan tamaddun kebendaan di atas
kepala pendokong-pendokongnya. Ketika itu mereka akan merasakan betapa
ruh mereka itu lapar meronta di hati dan di jiwa mereka. Di kala itu
mereka tidak akan mendapat apa jua makanan, penyembuhan dan pengubatan
melainkan dalam ajaran Al-Quran yang mulia ini. Firman Allah yang
bermaksud; “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada mu pelajaran
dari Tuhan mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah
dengan kurnia Allah dan rahmatNya hendaklah dengan itu meraka
bergembira. Kurnia Allah rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan”. (Yunus:58).
- DAKWAH KITA; DAKWAH KEBANGKITAN DAN MENYELAMAT
(a) Peninggalan yang berat.
Wahai saudara-saudara seIslamku, Allah
menghendaki kita mewarisi peninggalan yang berat dengan bebanan
tanggungjawab yang besar. Allah mahu sinar dakwah kamu ini menyinari
segenap kegelapan. Allah telah memberi peluang kepada anda meninggikan
kalimatNya dan syariatnya dengan mendirikan semula negara Islam yang
baru. Firman Allah yang bermaksud;
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang
menolong (agamanya), sesungguhnya Allah benar-benar maha kuat lagi maha
perkasa” (al-Hajj:40).
(b) Matlamat am kita.
Apakah yang kita mahu wahai saudara-saudaraku..?
Adakah kita mahu mengumpulkan harta,
sedang ia hanyalah bayangan yang akan lenyap. Atau adakah kita mahu
kemasyhuran, sedangkan ianya akan hilang. Atau adakah kita mahu menjadi
samseng di muka bumi ini..? Firman Allah yang bermaksud; “Sesungguhnya
bumi (ini) kepunyaan Allah, dipesakakannya kepada siapa yang
dikehendakiNya dari hamba-hambaNya (al A’raf:128). Dan kita juga membaca
firman Allah yang bermaksud;
“Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk
orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerosakan di
(muka) bumi dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa” ( al Qasas:83).
Allah menjadi saksi bahawa kita tidak
mahu itu semua dan kita tidak mengajak manusia kepadanya, tetapi
ingatlah saudara sekelian, bahawa anda semua mempunyai dua matlamat
asasi;
a) Membebaskan tanahair Islam dari
sebarang kuasa asing. Ini adalah hak semula jadi setiap insan dan tidak
boleh ditolak kecuali orang zalim atau bersifat kuku besi.
b) Menegakkan sebuah negara Islam yang
bebas mengamalkan undang-undang Islam, melaksanakan sistem Islam dalam
masyarakat, mengiklankan prinsip-prinsipnya dan menyampaikan dakwahnya
kepada manusia. Selagi ia tidak tertegak, seluruh umat Islam adalah
berdosa dan bertanggungjawab di hadapan Allah ‘azza wa jalla atas
kecuaian dan kelemahan mereka. Menjadi suatu kezaliman kepada seluruh
manusia dalam keadaan sekarang ini bila tertegaknya negara-negara yang
berdiri atas prinsip-prinsip zalim dan melaungkan slogan-slogan jahat
tetapi tidak ada di kalangan manusia ini orang yang berusaha untuk
menegakkan sebuah negara yang hak, adil dan sejahtera.
Kita mahu melaksanakan 2 matlamat ini di
Lembah Nil, Negeri-negeri Arab dan di setiap bumi yang beraqidah Islam
iaitu kerana agama, nasionaliti dan aqidah telah menyatukan seluruh
mereka.
(c) Matlamat Khas Kita.
Selepas dua matlamat tadi, kita mempunyai
beberapa matlamat khas pula dimana masyarakat tidak akan menjadi
sempurna Islam tanpanya. Ingatlah wahai saudaraku, Lebih 60% dari
rakyat Mesir hidup lebih rendah dari binatang. Mereka berhempas pulas
untuk mendapat sesuap makanan. Negeri Mesir diancam kebuluran dan
terdedah kepada pelbagai masalah ekonomi yang tidak diketahui bagaimana
untuk mengatasinya kecuali Allah. Di Mesir terdapat lebih dari 320
syarikat asing yang memonopoli sektor awam di seluruh negara.
Jentera-jentera perniagaan, perkilangan dan sektor-sektor ekonomi
semuanya di tangan asing yang mengenakan riba. Segala kekayaan harta
benda secepat kilat berpindah ke tangan mereka dari tangan peribumi.
Mesir merupakan negara yang paling teruk menderita pelbagai penyakit dan
kecacatan. Lebih dari 90% rakyat Mesir diancam oleh penyakit tubuh
badan dan kecacatan
pancaindera. Sampai sekarang lebih dari
80 % penduduk Mesir masih lagi mengalami buta huruf. Lebih dari 100 000
orang yang berpelajaran pula hanya sekadar sekolah rendah.
Jenayah berganda sehingga yang keluar
dari penjara lebih ramai dari sekolah. Di samping itu hingga kini, Mesir
tidak mampu untuk menyediakan pasukan tentera yang lengkap sempurna.
Keadaan yang sama berlaku di seluruh dunia Islam. Menjadi matlamat anda
sekalian untuk berusaha memperbaiki mutu pelajaran, memerangi
kemiskinan, kejahilan, penyakit, jenayah dan membentuk masyarakat yang
contoh yang layak dipanggil Islam.
(d) Wasilah Am Kita.
Bagaimana kita boleh sampai ke matlamat-matlamat ini…?
Syarahan-syarahan, ceramah-ceramah,
surat, kursus dan mengkaji sebab kelemahan, kesemua ini adalah tidak
mencukupi dan tidak banyak memberi faedah untuk sampai kepada matlamat
yang disebut tadi. Dalam setiap dakwah ada cara yang perlu diambil dan
dilaksanakan. Cara-cara am untuk berdakwah tidak lebih dan tidak kurang
dari 3 perkara;
1. Iman yang mendalam.
2. Pembentukan yang rapi.
3. Kerja terus menerus.
Inilah wasilah kita secara umumnya wahai saudaraku. Percayalah dengan fikrahmu, berkumpullah dan berusahalah dengan teguh.
(f) Wasilah Tambahan.
Selain cara-cara am tadi, terdapat cara
sampingan yang kadngkala perlu diambil dan diikuti. Ada yang positif dan
ada yang negatif. Ada yang selaras dengan uruf setempat dan ada yang
menyalahi dan bertentangan. Ada yang lembut dan ada yang keras. Kita
perlu melatih diri kita mengikuti kesemua bentuk tersebut dan bersedia
demi menjamin kejayaan Islam. Kadangkala kita dituntut supaya
menyanggahi adat dan kebiasaan. Kadangkala kita diminta keluar dari cara
kebiasaan orang ramai. Sebenarnya tidak di katakan hakikat dakwah
melainkan terpaksa keluar dari kebiasaan orangramai manusia dan bangun
merubah segala adat kebiasaan.
Apakah anda sekelian bersedia untuk itu wahai saudaraku?
(g) Keraguan.
Ramai orang akan berkata; apa guna
wasilah-wasilah ini.? Adakah ia akan mampu membangun dan menyusun
masyarakat yang telah tenggelam dalam masalah dan gejala yang begitu
parah ini.? Bagaimana kamu hendak memperbaiki ekonomi tanpa menggunakan
riba..? Bagaimana kamu hendak lakukan dengan wanita.? Bagaimana kamu
mampu merampas semula hak kamu tanpa menggunakan kekuatan.?
Ketahuilah wahai saudaraku..
Segala was-was syaitan yang dicampakkan
ke dalam cita-cita setiap muslih itu (reformis) akan dihilangkan oleh
Allah. Dia amat mengetahui dan bijaksana. Peringatkan kepada mereka,
sejarah pernah menceritakan kepada kita kisah umat-umat yang telah lalu
dan kini. Ianya mengandungi pelbagai pengajaran dan penyedaran. Umat
yang berjuang untuk hidup tidak mungkin akan mati.
(h) Halangan-halangan di jalan kita.
Suka saya berterus terang kepada anda
semua.. sesungguhnya dakwah anda ini masih belum dikenali oleh ramai.
Pada hari mereka mengenali dan mengetahui matlamat dan objektifnya, ia
akan menerima tentangan yang hebat. Anda akan dapati di hadapan kamu
berbagai kesusahan dan halangan yang akan menghalang anda. Pada masa itu
barulah sebenarnya anda mula mengikut jejak ahli-ahli dakwah. Sekarang
mereka masih belum mengetahui lagi. Anda masih di peringkat awal dakwah
dan anda perlu bersedia dengan keperluan perjuangan dan jihad.
Kejahilan rakyat tentang hakikat Islam
akan menjadi penghalang jalan dakwah anda. Anda akan dapati sesetengah
ahli-ahli agama dan ulama-ulama rasmi merasa pelik dengan fikrah anda.
Mereka akan menentang jihad anda. Para pemimpin, ketua, orang-orang
kenamaan dan mempunyai kuasa akan membenci anda. Semua pemerintah akan
bekerjasama menghalang anda, cuba menyekat aktiviti-aktiviti anda dan
meletak halangan di tengah jalan dakwah anda.
Lanun-lanun itu juga akan berganding
bahu untuk menentang dan memadam sinar dakwah anda. Mereka akan meminta
bantuan pemerintah-pemerintah yang lemah dan orang yang berakhlak buruk
untuk tujuan yang sama. Anda akan dimusuhi dan di benci. Anda akan
difitnah dan ditohmah. Mereka akan berusaha menampilkan segala
kekurangan terhadap dakwah anda.
Dengan kekuatan dan kekuasaan yang ada
pada mereka, mereka cuba menampakkan anda kepada orangramai dengan
gambaran yang paling hodoh. Mereka akan menindas dengan harta dan kuasa
mereka. Firman Allah yang bermaksud; “Mereka itu mahu memadamkan agama
Allah dengan mulut mereka dan Allah penyempurna agamaNya sekalipun di
benci oleh orang-orang kafir” (as Saff:8).
Ketika itu anda akan memasuki era cubaan
dan ujian (mehnah). Anda akan dipenjara, ditangkap, dipencilkan dan di
rampas segala harta benda kamu. Segala kerja anda akan disekat dan rumah
anda akan digelidah. Mungkin masa ujian ini akan menjadi begitu
panjang. Firman Allah yang bermaksud; “Apakah manusia itu mengira mereka
akan ditinggalkan begitu saja untuk berkata kami telah beriman
sedangkan mereka tidak diuji” (al Ankabut:2).
Tetapi Allah telah berjanji kepada anda
selepas kesemuanya ini iaitu kemenangan orang-orang mujahidin dan pahala
orang yang berusaha baik. Firman Allah yang bermaksud; “Hai
orang-orang yang beriman, sukakah kamu ditunjukkan satu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih” (as Saff:10). Maka apakah
anda akan tetap menjadi penyokong-penyokong Allah?
(I) Faktor-Faktor Kejayaan.
Suatu kemestian yang perlu disebut di
sini wahai saudaraku, Di dalam segala rintangan ini, kita perlu ingat
bahawa kita berdakwah kepada Allah. Ianya adalah dakwah yang paling
tinggi. Kita mengajak dengan fikrah Islam, suatu fikrah yang paling
kuat. Kita kemukakan kepada manusia Syariat al Quran iaitu syariat yang
paling adil. Firman Allah yang bermaksud; “Celupan Allah dan siapakah
yang lebih baik celupannya daripada Allah” (al Baqarah:138) Seluruh alam
memerlukan dakwah ini. Setiap yang ada di dalamnya bersedia memberikan
jalannya.
Kita sesungguhnya bersyukur kepada Allah
kerana kita terlepas dari ketamakan untuk diri sendiri dan jauh dari
kepentingan diri. Kiita tidak bermaksud selain dari Allah dan kebajikan
manusia. Kita tidak bekerja melainkan kerana mencari keredhaanNya. Kita
sesungguhnya sentiasa menunggu sokongan dan pertolongan dari Allah.
Sesiapa yang ditolongkan oleh Allah maka dia tidak akan kalah. Firman
Allah yang bermaksud; “Yang demikian itu kerana sesungguhnya Allah
adalah pelindung orang-orang beriman dan kerana sesungguhnya orang-orang
kafir itu tiada mempunyai pelindung” (Muhammad:11).
Kekuatan dakwah kita, keperluan dunia
kepadanya, kemurnian tujuan kita dan sokongan Allah kepada kita adalah
faktor-faktor kejayaan kita yang tidak dapat digugat oleh sebarang
galangan dan tidak dapat dihalang oleh sebarang halangan. Firman Allah
yang bermaksud; “Dan Allah berkuasa terhadap urusannya tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Yusuf:21).
10. WASIAT
Wahai saudaraku, dengarlah!.
Apa yang saya mahu dari kalimat-kalimat
ini ialah untuk membentangkan fikrah anda di hadapan anda sekelian.
Boleh jadi detik-detik getir sedang menanti kita menyebabkan kita akan
berpisah. Pada ketika itu saya tidak akan dapat lagi bercakap atau
menulis kepada kamu. Oleh itu saya berwasiat kepada anda sekelian;
telitilah kalimat ini, ingatilahnya sedaya yang boleh dan bersatulah
padanya. Sesungguhnya setiap kalimat ini mengandungi erti-erti yang
sangat padat.
Wahai saudaraku;
Anda sekelian bukan satu pertubuhan
kebajikan, bukan parti politik, juga bukan suatu badan yang dibentuk
untuk tujuan-tujuan terbatas. Anda sebenarnya adalah suatu roh baru
yang mengalir di hati umat ini dan dihidupkan dengan al Quran. Anda
adalah suatu suara yang bergema tinggi melaungkan dakwah Rasulullah saw.
Tidak keterlaluan jika anda merasai bahawa anda adalah penanggung beban
Kenabian setelah kesemua manusia enggan melakukakannya.
Andainya anda ditanya, kamu mengajak
kepada apa..? Katakanlah, kami mengajak kepada Islam yang di bawa oleh
Nabi Muhammad saw. Pemerintahan adalah sebahagian daripada ajarannya.
Kebebasan adalah salah satu dari tuntutannya. Jika dikatakan kepada
anda.. ini adalah politik. Katakanlah inilah dia Islam dan kami tidak
tahu pembahagian seperti ini. Andainya mereka mengatakan kamu penyeru
revolusi. Katakanlah, kami adalah penyeru kebenaran dan kedamaian. Jika
kamu mengganggu dan menghalang dakwah kami, Allah telah membenarkan kami
mempertahankan diri dan kamu adalah pengacau yang zalim. Andainya
dikatakan kepada anda; kamu meminta bantuan dari orang tertentu atau
mana-mana pertubuhan. Katakanlah, kami hanya beriman kepada Allah sahaja
dan kami kufur dengan segala sekutu-sekutu. Jika mereka berkeras
meneruskan permusuhan mereka, katakanlah.. kami tidak mahu orang-orang
yang jahil.
11. KEWAJIPAN.
Wahai saudaraku;
Berimanlah kepada Allah, berbanggalah
dengan mengenali dan bergantung kepadaNya. Janganlah kamu takut dan
gerun selain dari-Nya. Tunaikanlah segala kewajipanNya dan jauhilah
larangan-Nya. Berakhlaklah dengan akhlak yang mulia dan sempurna.
Jadilah orang-orang yang mantap dengan akhlak, mulia dengan apa yang
dikurniakan oleh Allah kepada kamu iaitu kemuliaan orang mukmin dan
orang-orang yang bertakwa. Tatapilah dan kajilah al Quran. Bincanglah
Seerah Nabimu. Jadilah orang yang beramal dan bukannya orang yang suka
bercakap dan berdebat. Bila Allah memberikan hidayat kepada seseorang,
maka diberinya ilham untuk beramal. Sesuatu kaum itu tidak sesat selepas
mereka mendapat petunjuk kecuali orang-orang yang suka berdebat. Kasih
mengasihilah di antara kamu dan jaga serapi-rapinya ikatan kamu kerana
ia merupakan rahsia kekuatan kamu dan tunjang kejayaan kamu. Tetapkanlah
diri kamu sehingga Allah membuka di antara kamu dan kaummu dengan
kebenaran. Dialah sebaik-baik pembuka.
Dengar dan patuhlah kepada pemimpin kamu
di masa susah dan senang, ketika segar dan lesu. Mereka adalah simbol
fikrah kamu dan penghubung di antara kamu. Selepas itu tunggulah
kemenangan dan sokongan dari Allah. Peluang tetap akan datang dan
janganlah ragu.
Pada hari itu orang-orang mukmin akan
merasa gembira dengan pertolongan Allah. Allah akan menolong sesiapa
yang dikehendakinya. Dia Maha Berkuasa lagi Penyanyang (Al-Ruum)
Allahu Akbar walil-Llahi- hamd.
RINGKASAN
1 Risalah Nabi saw – pemisah alam gelap dan cahaya dan pengisytiharan bagi satu sistem baru untuk manusia.
2 Quran menjelaskan segala usul
pemulihan sosial berasaskan: (rabbaniah/ ketinggian manusia/ akidah
pembalasan/ ukhuwwah kemanusia/ takaful lelaki dan wanita/ jaminan
sosial/ mengekang nafsu/ ketegasan undang-undang/ penyatuan ummat/ jihad
menegakkan kebenaran/ kepentingan wujud negara Islam)
3 Perlunya amalan disamping teori.
Kewajipan akan melahirkan hasil pemulihan manusia: (solat dan munajat /
puasa dan iffah/ zakat dan infaq/ haji dan renungan/ kerja usaha/ jihad/
nasihat/ mencari ilmu/ muamalah yang baik/ menjaga jasad/ solidaritas
sosial).
4 Tegak Negara Islam atas asas syumul
ini. Lahir kesatuan kemasyarakatan, politik dll. Ia berjaya hancurkan
keberhalaan, syirik, yahudi dan kristian dari bumi Arab. Terus mara ke
Eropah dari timur dan barat. Semua laut dikuasai oleh Islam.
5 Umat Islam mengambil semua tamaddun dunia dengan tapisan Islam.
6 Faktor kelemahan mula menyerap:
(perselisihan politik dan perebutan kuasa/ agama menjadi cakap dan
perdebatan/ tenggelam dalam kemewahan/ perpindahan kuasa kepada bukan
Arab/ lalai ilmu Sains/ ghurur dengan kekuatan sendiri/ terdaya dengan
kuffar – jadi pak turut) Pertarungan politik :
7 Monggol menyerang, negara Islam pecah, Kristian ambil peluang.
8 Umat mula sedar- Solahuddin & Zahir Baybars menangkis – Islam tegak kembali dan menawan Istanbul melalui Othmaniah.
9 Eropah menggunakan ilmu dari tamadun Islam bangkit – menawan Sepanyol. Mereka maju dengan cepat, meneroka dan mencipta.
10 Serangan baru – menjajah negeri Islam
dan menghancurkan Othmaniah selepas perang dunia I. Pusaka Othmaniah
dibahagikan sesama kristian.
11 Umat bangkit kembali – menuntut kebebasan dan kemerdekaan. Pertarungan Kemasyarakatan.
12 Tamaddun Islam membuka mata Eropah –
ditentang oleh gereja -penyiksaan – akhirnya gereja kalah dan
dicampakkan ke ruang yang sempit.
13 Kemajuan berterusan dan agama
diketepikan – kehancuran mula terserlah kerana terlalu kebendaan :
(Menolak tuhan/ kebebasan tanpa sekatan/ kebebasan individu/ riba dll)
Eropah gagal membahagiakan manusia.
14 Cengkaman kebendaan menular ke dalam umat Islam – barat ekspot materialism dan menghalang unsur kekuatan.
15 Eropah menguasai ekonomi umat, membawa cara hidup mereka, membina sekolah untuk serangan pemikiran.
16 Umat Islam mula kagum dengan barat dan cuba membuang Islam (Turki). Islam digambarkan secara silap.
17 Eropah menang dalam perang sosial selepas perang politik. DAKWAH KITA ADALAH PENYELAMAT:
18 Beban adalah berat. Kita tidak
inginkan harta dan pangkat tetapi kita mahu : (bebaskan tanahair Islam
dan mendirikan daulah Islam).
19 Kemudian kita mahu membaiki keilmuan masyarakat Islam, mutu kehidupan dan membuang penyakit dan jenayah.
20 Cara kita : Iman yang mendalam,
pembentukan yang rapi dan kerja yang berterusan. Wasilah kita ialah
semua cara yang syar’I – terpaksa berdepan dengan masyarakat untuk buat
perubahan.
21 Akan ada orang yang memandang remeh kerja ini dan menganggap tidak mampu merubah.
22 Dakwah ini belum dikenali – orang
ramai, kerajaan dan negara-negara akan menentang bila mereka tahu.
Tohmahan, fitnah akan terjadi. Penjara, siksaan dan pengusiran mesti
berlaku.
Bersedialah !
23 Kita akan menang – (sebaik-baik
dakwah, keperluan manusia, kesucian niat kita dan pertolongan Allah)
menguatkan keyakinan kita.
24 Perlu segera menyahut seruan, mengukuh fikrah dan kesatuan.
25 Kita bukan parti politik, bukan badan kebajikan atau persatuan terhad. Kita adalah roh baru untuk ummat manusia.
26 Dakwah kita – Islam dan politik sebahagian darinya.
27 Kita bukan golongan penentang tetapi akan menentang sesiapa yang menghalang kebenaran.
Runtuhnya Kekuasaan Amerika di Dalam dan Luar Negeri
Salafynews.com –
Krisis dan kekacauan yang memenuhi Timur-Tengah dan Ukraina adalah bukti
nyata mulai runtuhnya kekuasaan Amerika Serikat. Washington mau tak mau
harus menerima pelajaran berat bahwa tidak ada kekuasaan yang
berlangsung abadi selamanya.
Kebangkitan perang Vietnam, sebuah akhir
yang ditandai dengan angkat kakinya personel-personel AS dan
dievakuasinya beberapa kolaborator Vietnam dari naungan kedutaan AS di
Saigon pada tahun 1975, menjadikan AS kemudian memasuki periode panjang
proses keruntuhan dengan tak lagi memiliki kemampuan untuk melakukan
operasi militer besar-besaran.
Dengan melakukan perusakan besar-besaran terhadap kekuatan dan gudang senjata Amerika di Vietnam, para pejuang Vietnam bagai menunjukkan bahwa imperialisme AS tak ubahnya hanya raksasa berkaki batu (tak memiliki kemampuan untuk bergerak). Periode kemunduran kekuatan besar AS yang terjadi sekitar tahun 1975 hingga 1991 itu kemudian disebut sebagai “sindrom Vietnam. Yang kemudian berusaha dialihkan oleh Amerika dan koalisinya dengan melaksanakan perang teluk pertama guna mengusir pasukan Irak keluar dari Kuwait.
Disini kita bisa menarik persamaan dari
periode keruntuhan kekuasaan AS waktu itu di Vietnam dengan ketidak
mampuan Washington umtuk melaksanakan operasi militer berskala besar di
Timur Tengah. Hal ini merupakan konsekuensi dari kegagalan operasi di
Afghanistan dan Irak, keduanya tidak menghasilkan apapun kecuali
membludaknya terorisme dan ekstrimisme sepanjang wilayah teluk yang
kemudian berkepanjangan menyebar ke seluruh dunia.
Sumber dana besar AS yang telah dihabiskan, kemudian melumpuhkan kekuatan Washington sendiri. Sementara itu, kesenjangan sosial yang melebar di dalam negeri Amerika Serikat dimana hal itu dapat disaksikan dari brutalnya perlakuan terhadap rakyat miskin, para imigran, dan kulit hitam, mengungkapkan keadaan masyarakatnya yang mendekati kehancuran.
Kembali ke tahun 2005, the Washington
Post menggambarkan masa itu sebagai “sindrom Irak”. Dalam sebuah artikel
yang menjabarkan catatan sekretaris menteri pertahanan AS, Donald
Rumsfeld, mengenai kepergiannya, surat kabar itu menulis.
“Rumsfeld akhirnya mengemasi
barang-barang dari kantornya di Pentagon, ia akan meninggalkan sindrom
Irak yang lebih memberatkan lagi, yakni sebuah keyakinan baru, kacau dan
terkadang lumpuh yang menganggap intervensi militer AS berskala besar
apapun pada akhirnya hanya akan berujung kepada kegagalan dan kejahatan
moral.
Sepuluh tahun kemudian, dengan versi Islam Khmer Merah dalam bentuk Negara Islam yang dikenal dengan ISIS/ISIL yang merajalela di Suriah dan Irak, kehadiran pemerintahan AS justru terkesan acak-cakan dan hingga titik terkini, serangan udaranya melawan ISIS yang terus menerus meningkatkan cengkeramannya di wilayah Irak dan Suriah itu, menjadi impoten.
Keruwetan di Timur-Tengah memang sudah
terkenal. Keberadaan sumber cadangan energi terbesar dunia disana, telah
menjadikan status negara-negaranya senantiasa berperang di garis depan
yang jika tidak untuk kepentingan Amerika maka untuk melawan hegemoni
AS.
Disaat yang sama, keberagaman etnik,
kepercayaan, identitas kesukuan yang saling bersilangan di wilayah itu
membuatnya bagaikan bubuk mesiu yang setiap saat siap meledak jika
dipicu.
Dan
ledakan seperti itu awalnya terjadi saat perang udara NATO melawan
pemerintahan Khadafi di tahun 2011. Berawal dari niat untuk memastikan
fase kebangkitan Arab di Libya mendarat dengan selamat di pangkalan
kepentingan geopolitik Barat, jatuhnya Khadafi justru membuka pintu
neraka yang menuangkan puluhan ribu pendukung fanatik yang haus darah
dan tak kenal batas.
Washington dan sekutu Eropanya tak kuasa
mengendalikan merajalelanya fanatisme yang dikembangkan secara
diam-diam oleh sekutu-sekutu arab mereka, Turki, Saudi Arabia dan
beberapa monarki teluk lain melalui Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
Keputusan Obama untuk tidak melanjutkan
serangan udaranya melawan pemerintahan Suriah membuat kredibilitasnya
compang-camping. Menganggap presiden ini lemah, Israel, Turki, Saudi
Arabia dan Qatar kemudian melaksanakan agenda mereka sendiri, yang
berarti melaksanakan apa saja yang diperlukan untuk membendung pengaruh
syi’ah di wilayah Teluk.
Perdana Menteri Benyamin Netanyahu
mengambil kebijakan yang menentang kehadiran Obama dalam usaha menengahi
masalah Palestina yang sulit dipecahkan, sementara upayanya untuk
menggagalkan negoisasi Iran atas program nuklir Teheran dianggap
sebagai penghinaan terhadap otoritas pemimpin AS tersebut.
Saudi dan rekannya Turki, seperti kita
tahu, baru-baru ini juga menyetujui sebuah strategi bersama dalam
kerjasama energi dan sumber alam dalam usaha untuk menggulingkan
pemerintahan Assad. Menebar kegelisahan dengan membawa ISIS dalam
gerakan jihad global, kedua pemerintahan itu justru terombang-ambing
diantara kelompok-kelompok jihad buatan mereka sendiri.
Bukti lain yang menunjukkan ketidak
mampuan Washington dalam melindungi kekuasaannya adalah upaya tidak
masuk akal dan putus asanya dalam usaha membuat Rusia patuh terhadap
Eropa Timur, yang kemudian melibatkan pengenaan sanksi dan upaya untuk
mengisolasi negara itu secara politik dan budaya.
Tambahan lagi, memanfaatkan perannya
sebagai mata uang dunia, dolar selama ini telah menjadi andalan dalam
kekuatan besar AS sejak perang dunia dua. Namun hegemoni mata uang
Amerika kinipun sedang dipertaruhkan dengan didirikannya Asian
Infrastucture Investment Bank(AIIB) oleh China pada Oktober 2014 lalu.
AIIB ini dianggap sebagai saingan IMF. Menariknya, diantara 20 negara
pertama yang bergabung dengan Bank Investasi Infrastruktur itu adalah
Inggris dimana negara itu notabene merupakan salah satu sekutu utama AS.
AIIB bergabung juga dengan Bank
Pembangunan Asia yang juga didirikan oleh China bersama Rusia, India,
Brazil, dan Afrika Selatan. Bank Pembangunan Asia yang dikenal juga
dengan bank BRICS ini berdampingan dengan bank pembangunan Organisasi
Kooperatif Shanghai (SCO) sebagai bagian dari operasi infrastruktur
keuangan dunia yang tidak bergantung pada Washington. SCO juga telah
menciptakan mata uangnya sendiri yang digunakan untuk menolong para
nasabahnya dari guncangan keuangan ataupun krisis ekonomi seperti yang
pernah terjadi pada sistem keuangan Amerika di tahun 2008.
Secara bersama-sama, dengan mudah dapat
ditarik garis yang memetakan hubungan antara penurunan relatif hegemoni
AS, unipolaritas, keberlangsungan ekonomi, geopolitik, budaya maupun
militer AS. Bahayanya dari proses keruntuhan ini kemudian adalah,
tersebarnya ekstrimisme dan fanatisme membabibuta dimana hal itu
diakibatkan karena sekutu-sekutu AS di wilayah regional teluk memainkan
agenda mereka sendiri, tidak perduli bagaimana hal itu nantinya akan
menghancurkan kepentingan Amerika dan menimbulkan ketidak stabilan.
Seperti masa kekaisaran Romawi
sebelumnya, Washington saat ini tengah belajar bahwa satu-satunya hal
yang abadi di dunia ini adalah ketidak abadian itu sendiri, apalagi bagi
kekuasaan imperialis yang bersandarkan kepada kemunafikan dan ketidak
adilan. (lm/rt)
Penulis oleh John Wight
Kepala Suku Najran Deklarasikan Pisah dari Arab Saudi, Gabung Ansarullah
Salafynews.com, NAJRAN
– Kepala suku di kota perbatasan Najran mengatakan bahwa mereka
berlepas diri dari Saudi dan bergabung dengan masyarakat Yaman untuk
bertempur melawan Saudi Arabia.
Syekh Faozi Akram kepala suku Yaman dan
Walad Abdullah di Najran mengatakan kepada FNA pada hari Senin(15/6)
kemarin, bahwa suku-suku di kota itu memiliki rencana untuk segera
melepaskan diri dari pemerintahan pusat di Riyadh.
“Pasukan
Saudi menembakkan rudal dan bom mortir ke wilayah Najran dan kemudian
meyalahkan pihak Houthi Yaman atas hal itu,” ungkapnya. Ia juga
menambahkan bahwa suku-suku di Selatan Najran telah melakukan pertemuan
dengan pasukan Yaman untuk mendiskusikan bagaimana cara melawan balik
pasukan Saudi.
Syeikh Akram menggaris bawahi bahwa
tuntutan suku-suku Yaman untuk merdeka dan bangkit akibat agresi biadab
Saudi terhadap Yaman dan kehadiran personil militer Saudi di Najran.
“Semua suku Yaman terancam oleh Saudi Arabia dan kami siap untuk syahid di jalan Allah,” tambahnya.
Pernyataan itu disampaikan setelah
orang-orang suku yang tinggal di Najran dalam sebuah pernyataan
menyuarakan oposisi terhadap serangan Riyadh di Yaman dan menyatakan
perang melawan rezim Saudi.
“Suku-suku Yaman mendeklarasikan sebuah pernyataan perang terhadap pendudukan rezim Saudi, dan menekankan bahwa kerajaan Saudi merepresentasikan korupsi di muka bumi dan menumpahkan darah masyarakat tak berdosa di seluruh dunia dengan menganggap hal itu sebagai sesuatau yang rutin dan wajar,” ungkap Abdul Azis Farid kepada FNA, Senin kemarin.
Menurut Farid, pernyataan itu juga menambahkan bahwa “sedisionist” (para penghasut) rezim Saudi ingin merubah wilayah Najran sebagai wilayah garis depan perang melawan saudara dan tetangganya serta menggunakan wilayah ini sebagai pusat serangan artileri melawan Yaman dimulai dari minggu kedua perang terhadap masyarakat Yaman. Farid juga menambahkan bahwa suku-suku Najran akan segera bangkit melawan rezim Saudi karena agresinya kepada Yaman dan akan berjuang melawan pasukan Saudi.
Pernyataan itu disampaikan setelah
Menteri Garda Nasional Arab, Mut’ib bin Abdullah mengirimkan hadiah
senilai beberapa juta Riyal kepada syekh Arab di Najran bagian Tenggara
guna mencegah mereka dari memihak dan mendukung gerakan Ansarullah
Yaman. Baca Pangeran Mut’ib Suap Para Pemimpin Kabilah di Najran
Kantor berita Khabar Yemen minggu lalu
melaporkan bahwa Mut’ib telah membayar satu juta Riyal Saudi (mendekati
250.000 dolar Amerika) kepada setiap kepala suku dan syekh di Najran
bersama denga surat apresiasi dari Riyadh demi menjaga mereka agar tetap
berada di pihak Riyadh. Baca Kepala Suku Yaman Tolak Suap Menteri Pertahanan Saudi
Aktivis Saudi merilis sebuah dokumen
yang menunjukkan chek senilai satu juta Riyal yang telah dikirim untuk
Husain Mahdi al-Haidar, Massoud Bin Mahdi al-Haidar, Sal Ibn Naji dan
kepala-kepala suku Najran lainnya.
Pernyataan suku-suku Najran yang
menunjukkan sikap oposisi mereka terhadap keinginan Riyadh untuk
menjadikan wilayah mereka sebagai garis depan untuk melawan Yaman,
menunjukkan bahwa ketua-ketua suku itu menolak chek yang diberikan
Saudi. (SFA/LM)
Ansarullah Rebut Kota Strategis Al-Hazm di Provinsi Al-Jawf
Salafynews.com – http://www.salafynews.com/2015/06/ansarullah-rebut-kota-strategis-al-hazm-di-provinsi-al-jawf/
Tentara
Yaman dan Pasukan Ansarullah berhasil merebut ibu kota Provinsi
Al-Jawf. Kemenangan Houthi ini berpengaruh besar bagi perundingan damai
yang akan diselenggarakan di Jenewa, Swiss, Senin (15/6).
Kabar mengenai direbutnya Kota Al Hazm
disampaikan oleh beberapa penduduk setempat. Menurut sumber suku
setempat, Houthi yang dibantu oleh simpatisannya telah menduduki semua
gedung pemerintahan di Al Hazm.
“Pasukan
Houthi dan pengikut setia mantan presiden Saleh menyebar ke setiap
sudut kota dan di sekitar gedung-gedung pemerintah,” kata sumber yang
menolak menyebutkan namanya tersebut kepada Reuters pada Minggu (14/6).
Pasukan Houthi telah membersihkan kota al-Jawf dari teroris al-Qaeda dan milisi Pro-Hadi.
Sementara itu, terkait dialog damai,
beberapa sumber di Yaman mengatakan pesawat Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) yang meninggalkan Sana’a tidak membawa delegasi Kelompok Houthi.
Hal ini menimbulkan keraguan mengenenai
kelancaran dialog tersebut. Sejumlah pihak khawatir, perundingan damai
tersebut akan batal seperti yang terjadi sebelumnya. [SFA]
Puluhan Rudal Grad Yaman, Lumpuhkan Basis Militer Saudi Di Dhahran
Salafynews, SANA’A – Pasukan
Ansarullah bersama-sama dengan Pasukan Yaman telah berhasil menghantan
basis militer Saudi di Dhahran, wilayah Selatan Saudi Arabia, dengan
menggunakan puluhan rudal Grad dan Najm al-Saqeb (bintang yang
menyerang) pada hari Senin (15/6) kemarin.
Pasukan Yaman telah menembakkan 16 rudal ke arh basis militer strategis di wilayah Dhahran di Selatan Saudi Arabia.
Sumber militer juga menyatakan bahwa
pasukan Yaman dan pasukan Ansarullah juga menghantam basis militer lain
dengan rudal Najm al-Saqeb.
Pasukan Yaman didukung pejuang-pejuang
Ansarullah juga merebut basis militer Nakhla dan Sahil di provinsi
Ma’arib dari tangan pasukan pro-Hadi. Sekitar 20 tentara pro-Hadi tewas
dalam pertempuran dengan pasukan Yaman dan pejuang Ansarullah tersebut.
Sementara itu, jet-jet tempur Saudi juga
menyerang wilayah Beit al-Faqih di kota pelabuhan al-Hudaydah di Yaman
Barat dan menyebabkan enam orang tewas.
Serangan rudal Yaman ke posisi militer Saudi terjadi karena pemerintah Riyadh masih meneruskan serangan udaranya terhadap wilayah pemukiman penduduk sipil. Dini hari kemarin, jet tempur Saudi telah membmbardir ibukota Yaman, Sana’a menggunakan senjata kimia terlarang yang mengakibatkan puluhan orang luka-luka tewas dan terluka. Laporan menyebut, jet tempur Saudi telah menggunakan bom dan rudal terlarang dalam serangan di hari Minggu ke Sana’a dan menewaskan banyak penduduk sipil.
Di tempat lain di Yaman, setidaknya 17
penduduk sipil tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka serius
akibat serangan udara monarki itu di Ta’izz. Serangan udara kerajaan
juga menghujani kota al-Hazm di provinsi Jawf dan membunuh 18 orang.
Serangan udara Saudi ini berlangsung
ketika perwakilan gerakan Ansarullah sedang menuju kota Jenewa di Swiss
guna menghadiri pembicaraan Damai yang ditengahi PBB yang bertujuan
untuk mengakhiri agresi Saudi Arabia terhadap negara Arab itu.
Saudi Arabia telah menyerang Yaman
selama 83 hari hingga hari ini, , demi mengembalikan mantan presiden
yang buron, Mansour Hadi ke kursi presiden. Walaupun Riyadh mengklaim
pihaknya membombardir posisi pejuang Ansarullah di Yaman, pada
kenyataannya jet tempur Saudi justru menyasar area perumahan dan
bangunan infrastruktur penduduk sipil. Serangan kerajaan itu hingga kini
telah menewaskan 4.613 penduduk sipil yang sebagian besarnya adalah
wanita dan anak-anak. ( SFA/LM)