Daftar Sahabat Nabi SAW Yang Mengepung Usman RA
https://secondprince.wordpress.com/2009/01/25/daftar-sahabat-nabi-saw-yang-mengepung-usman-ra/
Posted on Januari 25, 2009 by secondprince
Sahabat Nabi SAW Yang Mengepung Usman RA
Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan-tulisan sebelumnya, kami telah menyatakan bahwa di antara para pengepung Usman terdapat para Sahabat Nabi.
Tentu saja kami tidak akan berlebihan untuk mengatakan bahwa semua yang
mengepung Usman adalah sahabat Nabi. Mungkin saja diantara mereka yang
mengepung Usman terdapat orang-orang yang layak untuk disebut
pemberontak seperti yang seringkali dinyatakan dalam sejarah versi
Salafiyun.
Sayangnya sejarah versi salafiyun itu
terkesan membuat distorsi bahwa semua yang mengepung Usman adalah para
pemberontak, bahkan diantara mereka ada yang berkata bahwa pemberontak
tersebut adalah kaum munafik pengikut Abdullah bin Saba’. Mereka para
Salafiyun berulang kali menekankan hal ini dalam setiap tulisan Sejarah
versi mereka seraya mengatakan dengan angkuhnya kalau usaha mereka
adalah Meluruskan penyimpangan sejarah.
Padahal kenyataannya diantara pengepung Usman terdapat para Sahabat Nabi. Sungguh aneh sekali,
- Apakah dengan ini mereka mau mengatakan kalau para Sahabat Nabi itu adalah pemberontak?
- Bukankah disisi lain mereka sangat mengagungkan para Sahabat sehingga setiap kesalahan sahabat selalu mereka bela atas dasar ijtihad?
Sayang sekali bukan, mereka yang dengan angkuhnya berkata ”meluruskan penyimpangan sejarah” justru sedang melakukan penyimpangan sejarah. Berikut akan ditunjukkan nama-nama Sahabat Nabi yang ikut mengepung Usman RA diantaranya
- Abdurrahman bin Udais Al Balawi
- Jahjah bin Said Al Ghiffari
- Amr bin Hamiq Al Khuza’i
- Niyar bin Iyadh Al Aslami
- Amr bin Badil Al Khuza’i
.Abdurrahman bin Udais Al Balawi
Ibnu Katsir dalam Al Bidayah Wan Nihayah 7/204 telah membawakan riwayat bahwa mereka yang mengepung Usman berada dibawah pimpinan Abdurrahman bin Udais
أبا
ثور الفقيمي يقول قدمت على عثمان فبينا أنا عنده فخرجت فإذا بوفد أهل مصر
قد رجعوا فدخلت على عثمان فأعلمته قال فكيف رأيتهم فقلت رأيت في وجوههم
الشر وعليهم ابن عديس البلوي فصعد ابن عديس منبر رسول الله صلى الله عليه
وسلم فصلى بهم الجمعة وتنقص عثمان في خطبته
Abu Tsawr Al Fahmy berkata ”Aku
mendatangi Usman, ketika aku berada di tempat Beliau ternyata
orang-orang Mesir kembali ke Madinah maka aku mendatangi Usman dan
memberitahukannya. Ia bertanya ”bagaimana kamu lihat keadaan mereka?”.
Aku menjawab ”Aku melihat ada niat jahat yang tergambar di wajah mereka,
mereka di bawah pimpinan Ibnu Udais”. Kemudian Ibnu Udais menaiki
mimbar Rasulullah SAW dan mengimami shalat Jum’at serta mencela Usman di
dalam khutbahnya.
.
Tentu saja bagi mereka yang tidak tahu maka akan dengan mudahnya mereka mengatakan kalau Ibnu Udais adalah pemimpin pemberontak yang tercela. Padahal dalam kenyataannya beliau adalah seorang sahabat Nabi dan termasuk diantara sahabat yang memberikan baiat pada hari Baiatur Ridwan.
Ibnu Abi Hatim berkata dalam Al Jarh Wat Ta’dil juz 5 no 1182
عبد الرحمن بن عديس البلوى له صحبة
Abdurrahman bin Udais Al Balawi adalah seorang Sahabat Nabi
Dalam Al Isabah 4/334 no 5167 Ibnu Hajar menuliskan biografi Ibnu Udais dan mengutip dari Ibnu Sa’ad
قال بن سعد صحب النبي صلى الله عليه وسلم وسمع منه
Ibnu Sa’ad berkata “Ia seorang Sahabat Nabi SAW dan mendengar dari Beliau”
Kemudian Ibnu Hajar juga berkata
وقال
بن البرقي والبغوي وغيرهما كان ممن بايع تحت الشجرة وقال بن أبي حاتم عن
أبيه له صحبة وكذا قال عبد الغني بن سعيد وأبو علي بن السكن وابن حبان
Ibnul Barqi, Al Baghawi dan yang
lainnya mengatakan bahwa ia adalah salah seorang dari mereka yang
memberikan baiat di bawah pohon, Ibnu Abi Hatim berkata dari ayahnya
bahwa “ia adalah seorang sahabat Nabi” dan begitu pula yang dikatakan
oleh Abdul Ghani bin Said, Abu Ali bin Sakan dan Ibnu Hibban.
Ibnu Abdil Barr dalam Al Isti’ab 2/840 ketika menjelaskan tentang Abdurrahman bin Udais beliau mengutip
قال أبو عمر هو كان الأمير على الجيش القادمين من مصر إلى المدينة الذين حصروا عثمان وقتلوه
Abu Umar berkata “Ia adalah orang yang memimpin orang-orang Mesir ke Madinah untuk mengepung Usman dan membunuhnya”.
.
.
Kami akan memberikan sedikit catatan mengenai hadis yang kami tulis dalam tulisan yang lalu. Apakah Sahabat Nabi Terlibat Dalam Pembunuhan Usman RA?, disana terdapat penggalan hadis yang berbunyi
Kemudian Usman berkata lagi ”Aku bersumpah demi Allah, siapakah diantara kalian yang menyaksikan Rasulullah SAW pada hari Baiatul Ridwan ketika Beliau mengutusku menemui orang musyrik Mekkah dan berkata ’Ini tanganKu dan ini tangan Usman’. Lantas Beliau membaiatkan untukku. Beberapa orang bersaksi akan hal tersebut.
Kami katakan bahwa salah satu diantara yang bersaksi itu adalah Abdurrahman bin Udais, karena telah disebutkan kalau beliau adalah Sahabat Nabi yang menyaksikan Baiatur Ridwan
dan hal ini juga menolak penakwilan yang dibuat-buat oleh para penakwil
dimana mereka berkata kalau kata-kata Usman itu ditujukan pada para
Sahabat yang membela beliau bukan kepada para pemberontak. Zahir teks
hadis menyatakan kalau Usman sedang berbicara dengan para pengepungnya,
dimana Usman sendiri menyadari bahwa diantara para pengepungnya terdapat
Sahabat Nabi yang menyaksikan peristiwa Baiatur Ridwan salah satunya yaitu Ibnu Udais.
.
.
.
.
Jahjah bin Said Al Ghiffari
Jahjah adalah salah satu dari mereka yang
ikut mengepung Usman. Diriwayatkan secara masyhur dan shahih bahwa
ketika Usman berbicara di atas mimbar, Jahjah merampas tongkat Usman
kemudian ia mematahkan dengan lututnya sehingga terdapat serpihan yang
masuk ke lututnya dan menimbulkan penyakit akilah.
Ibnu Jarir Ath Thabari dalam Tarikh Ath Thabari 2/483 berkata
حدثني
أحمد بن إبراهيم؛ قال حدثنا عبد الله بن إدريس، عن عبيد الله بن عمر، عن
نافع، أن جهجاها الغفاري، أخذ عصا كانت في يد عثمان، فكسرها على ركبته،
فرمى في ذلك المكان بأكله.
Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin
Ibrahim yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris
dari Ubaidillah bin Umar dari Nafi’ bahwa Jahjah Al Ghiffari merampas
tongkat yang dibawa Usman kemudian mematahkan tongkat tersebut dengan
memukulkan ke lututnya dan karenanya ia menderita penyakit akilah.
Riwayat ini adalah riwayat yang shahih dan para perawinya tsiqat atau terpercaya
Riwayat ini adalah riwayat yang shahih dan para perawinya tsiqat atau terpercaya
- Ahmad bin Ibrahim, disebutkan Ibnu Hajar dalam At Tahdzib juz 1 no 3 kalau ia telah dinyatakan tsiqat oleh Al Uqaili, Al Khalili, Ibnu Hibban dan yang lainnya. Abu Hatim berkata ”ia shaduq”. Dalam At Taqrib 1/29 Ibnu Hajar menyebutkan kalau ia seorang hafiz yang tsiqat.
- Abdullah bin Idris, disebutkan dalam At Tahdzib juz 5 no 248 kalau ia dinyatakan tsiqat oleh Abu Hatim, An Nasa’i, Ibnu Saad, Ibnu Kharrasy, Ibnu Hibban, Al Ajli, Al Khalili dan Ali bin Madini. Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/477 menyatakan ia tsiqah.
- Ubaidillah bin Umar, disebutkan dalam At Tahdzib juz 7 no 71 kalau ia seorang yang dikenal tsiqah. Ubadilillah bin Umar telah dinyatakan tsiqah oleh An Nasa’i, Abu Zar’ah, Abu Hatim, Ibnu Hibban, Ahmad bin Shalih, dan Ibnu Main. Ibnu Hajar berkata dalam At Taqrib 1/637 ”tsiqat tsabit”.
- Nafi’ maula Ibnu Umar adalah seorang yang tsiqah. Ibnu Hajar berkata dalam At Taqrib 2/239 ”seorang faqih yang masyhur tsiqah tsabit”.
Tentu bagi mereka yang tidak tahu maka
dengan mudahnya mereka akan mengecam sosok yang bernama Jahjah ini atau
mungkin dengan marahnya mereka mengatakan kalau Jahjah ini adalah seorang pemberontak yang berlaku tidak senonoh terhadap Usman. Padahal Jahjah Al Ghiffari ini adalah seorang Sahabat Nabi dan termasuk salah satu dari mereka yang membaiat Nabi dalam Baiatur Ridwan.
Ibnu Abi Hatim berkata dalam Al Jarh Wat Ta’dil juz 2 no 2258 yang mengutip dari ayahnya
جهجاه بن سعيد الغفاري المديني له صحبة روى عنه عطاء بن يسار ونافع
Jahjah bin Said Al Ghiffari seorang Sahabat Nabi yang meriwayatkan hadis kepada Atha’ bin Yasar dan Nafi’.
Adz Dzahabi dalam Tarikh Al Islam 3/560 berkata
جهجاه بن قيس وقيل بن سعيد الغفاري، مدني، له صحبة. شهد بيعة الرضوان
Jahjah bin Qais dan ada yang mengatakan Jahjah bin Said Al Ghiffari adalah seorang Sahabat Nabi yang menyaksikan Baiatur Ridwan.
Ibnu Hajar dalam Al Isabah 1/518 no 1247 berkata
جهجاه بن سعيد وقيل بن قيس وقيل بن مسعود الغفاري شهد بيعة الرضوان بالحديبية
Jahjah bin Said, ada yang mengatakan
Jahjah bin Qais ada yang mengatakan Jahjah bin Mas’ud Al Ghiffari, ia
ikut menyaksikan Baiatur Ridwan dan Perjanjian Hudaibiyah.
Ibnu Abdil Barr juga mengatakan hal yang sama dalam Al Isti’ab 1/268 ketika menuliskan biografi Jahjah Al Ghiffari.
.
Kisah Jahjah ini disebutkan pula dalam Kitab Tanzihu Khalil Mu’minin Muawiyah bin Abi Sufyan Min Dzulmi Wal Fisqi Fi Mutholabatihi bi Dami Amirul Mu’minin Utsman bin Affan oleh Al Qadhi Abu Ya’la Muhammad bin Husain Al Fara’ Tahqiq Syaikh Abdul Hamid bin Ali Al Faqihi. Anehnya sang penulis maupun pentahqiq tidak memberikan keterangan bahwa Jahjah ini adalah seorang Sahabat Nabi. Berikut kami ambil dalam terjemah Muqaddimah kitab tersebut yang berjudul Meluruskan Sejarah Tragedi Terbunuhnya Usman bin Affan hal 19
.
Kisah Jahjah ini disebutkan pula dalam Kitab Tanzihu Khalil Mu’minin Muawiyah bin Abi Sufyan Min Dzulmi Wal Fisqi Fi Mutholabatihi bi Dami Amirul Mu’minin Utsman bin Affan oleh Al Qadhi Abu Ya’la Muhammad bin Husain Al Fara’ Tahqiq Syaikh Abdul Hamid bin Ali Al Faqihi. Anehnya sang penulis maupun pentahqiq tidak memberikan keterangan bahwa Jahjah ini adalah seorang Sahabat Nabi. Berikut kami ambil dalam terjemah Muqaddimah kitab tersebut yang berjudul Meluruskan Sejarah Tragedi Terbunuhnya Usman bin Affan hal 19
Pengepungan terhadap Usman pada awalnya tidak begitu ketat sehingga beliau masih bisa keluar dan mengimami shalat serta khutbah Jum’at. Pada suatu hari ketika beliau sedang berkhutbah, berdirilah seseorang yang bernama Jahjah dan merebut tongkat yang beliau gunakan untuk bersandar ketika berkhutbah-tongkat yang beliau gunakan adalah tongkat peninggalan Rasulullah SAW-Kemudian dia patahkan tongkat itu dengan lututnya sehingga ada serpihan kayu yang masuk ke lututnya. Hal ini menyebabkan dia tertimpa penyakit akilah. Kemudian terjadilah saling lempar-melempar batu diantara manusia. Usman RA pun tidak luput dari lemparan, sehingga beliau jatuh pingsan lalu dibawa ke rumahnya.
Cukuplah ini sebaik-baik bukti kepada
mereka yang dengan angkuhnya menolak bahwa para Sahabat Nabi tidak ikut
dalam pengepungan Usman. Mereka sendiri telah menuliskan bahwa seorang
Jahjah yang sebenarnya adalah Sahabat Nabi termasuk dalam kelompok yang
menentang Usman RA.
.
.
Amr bin Hamiq Al Khuza’i
Mengenai peran sahabat ini dalam pengepungan Usman telah kami jelaskan dalam tulisan kami sebelumnya yaitu Riwayat Bahwa Pembunuh Usman Adalah Sahabat Nabi.
.
.
Niyar bin Iyadh Al Aslami
Beliau adalah seorang sahabat Nabi yang
menyeru Usman dan mengingatkannya dengan nama Allah SWT ketika terjadi
peristiwa pengepungan Usman. Tatkala ia berbicara kepada Usman dari luar
rumah, salah seorang pembela Usman yang bernama Katsir bin Shalt Al Kindi melepaskan
panah ke arah Niyar sehingga ia terbunuh. Para pengepung Usman semakin
marah dan menuntut Usman untuk menyerahkan Katsir tetapi Usman menolak
tuntutan mereka. Hal ini diriwayatkan oleh Ath Thabari dalam Tarikh Ath Thabari 2/491.
Ibnu Hajar telah memasukkan Niyar bin Iyadh Al Aslami ke dalam Al Isabah 6/483 no 8842 dan berkata
نيار
بن عياض الأسلمي ذكره الطبري وقال كان من أصحاب رسول الله صلى الله عليه
وسلم وهو ممن كلم عثمان في حصره وناشده الله وقتله بعض أتباع عثمان
Niyar bin Iyadh Al Aslami disebutkan
oleh Ath Thabari bahwa ia adalah Sahabat Rasulullah SAW dan ia adalah
orang yang berbicara kepada Usman saat pengepungan Usman dan ia
mengingatkan Usman dengan nama Allah sampai akhirnya ia dibunuh oleh
pengikut Usman.
.
.
Amr bin Badil Al Khuza’i
Amr bin Badil Al Khuza’i adalah salah
satu dari mereka yang mengepung Usman dan menerobos masuk ke rumah
Usman. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Syabbah Al Numairi dalam Tarikh Al Madinah 4/1303
حدثنا
عفان قال، حدثنا أبو محصن قال، حدثنا حصين بن عبد الرحمن قال، حدثني جُهيم
قال: أنا شاهدٌ، دَخَلَ عليه عمروُ بن بُدَيل الخزاعي واليُّجِيبي يطعنه
أحدهما بمشقصٍ في أوداجه، وعلاهُ الآخر بالسيف فقتلوه.
Telah menceritakan kepada kami Affan
yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Muhsin yang berkata
telah menceritakan kepada kami Hushain bin Abdurrahman yang berkata
telah menceritakan kepadaku Juhaim yang berkata “aku menyaksikan bahwa
Amr bin Badil Al Khuza’i dan At Tajiby masuk ke dalam rumah Usman. Salah
satu dari mereka menusuknya dengan pisau dan yang lain memukulnya
dengan pedang dan mereka membunuhnya”.
Riwayat ini adalah riwayat yang shahih dan para perawinya terpercaya
- Affan bin Muslim, disebutkan dalam At Tahdzib juz 7 no 424 kalau ia telah dinyatakan tsiqat oleh Al Ajli, Ibnu Hibban, Abu Hatim, Ibnu Kharasy, Ibnu Saad. Ibnu Ady berkata “ia dikenal shaduq(jujur)”. Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/679 memberikan predikat tsiqat tsabit kepadanya.
- Abu Muhshin adalah kuniyah dari Husain bin Numair Al Wasithi, disebutkan dalam At Tahdzib juz 2 no 682 kalau ia perawi hadis Shahih Bukhari, Sunan Abu Dawud, Nasa’i dan Tirmidzi. Ia dinyatakan tsiqah oleh Al Ajli, Abu Zar’ah dan Ibnu Hibban. Ibnu Main dan Abu Hatim berkata “shalih”. Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/224 berkata “la ba’sa bihi(tidak ada cacat)”. Adz Dzahabi dalam Al Kasyf no 1134 berkata “tsiqah”.
- Husain bin Abdurrahman, disebutkan Ibnu Hajar dalam At Tahdzib juz 2 no 659 kalau ia telah dinyatakan tsiqat oleh Ahmad, Ibnu Main, Al Ajli, Abu Zar’ah, Abu Hatim dan Ibnu Hibban. Adz Dzahabi dalam Al Kasyf no 1124 menyatakan ia “tsiqah hujjah”.
- Juhaim Al Fahri, Ibnu Hibban memasukkannya sebagai perawi tsiqat dalam Ats Tsiqat juz 4 no 2084. Disebutkan oleh Bukhari dalam Tarikh Al Kabir juz 2 no 2364 dan beliau memastikan kalau Juhaim mendengar dari Usman dan meriwayatkan hadis kepada Husain bin Abdurrahman. Imam Bukhari tidak sedikitpun menyatakan kalau ia cacat bahkan Imam Bukhari berhujjah dengan hadisnya dalam Tarikh As Shaghir juz 1 no 334 tentang pengepungan Usman. Ibnu Abi Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil 2/540 no 2242 menuliskan tentang Juhaim dan ia tidak sedikitpun menyatakan cacatnya. Adz Dzahabi juga memasukkannya dalam Tarikh Al Islam 5/384 seraya mengatakan kalau Juhaim meriwayatkan dari Usman dan meriwayatkan kepada Husain bin Abdurrahman.
Jika melihat riwayat di atas maka dengan mudahnya orang akan menuduh kalau Amr bin Badil Al Khuza’i adalah pemberontak yang tercela yang ikut mengepung dan membunuh Usman. Anehnya Ibnu Hajar memasukkan nama Amr bin Badil Al Khuza’i dalam Al Isabah 4/606 no 5781 dan mengutip Ath Thabrani kalau ia seorang Sahabat Nabi
قال الطبراني له صحبة وهو أحد من جاء مصر في أثر عثمان
Ath Thabrani berkata “ia seorang Sahabat Nabi dan ia salah seorang dari orang-orang Mesir yang mengepung Usman”.
Pada awalnya kami mengira kalau Amr bin Badil Al Khuza’i adalah orang yang sama dengan Amr bin Hamiq Al Khuza’i tetapi kami melihat ternyata Ibnu Hajar telah membedakan kedua orang tersebut dalam kitab biografi sahabat miliknya Al Isabah Fi Tamyiz As Sahabah. Ibnu Hajar menyebutkan Amr bin Badil Al Khuza’i dalam Al Isabah 4/606 no 5781 sedangkan Amr bin Hamiq Al Khuza’i disebutkan oleh beliau dalam Al Isabah 4/623 no 5822.
.
.
.
Akhir kata tulisan ini hanya ingin menunjukkan kalau memang diantara pengepung Usman terdapat para Sahabat Nabi SAW bahkan ada yang mengatakan kalau yang memimpin mereka para pengepung Usman RA itu justru para Sahabat Nabi diantaranya Abdurrahman bin Udais.
Walaupun begitu bukan berarti kami menyetujui pembunuhan terhadap Usman
RA, bagi kami sudah jelas membunuh seorang Muslim tanpa alasan yang
jelas adalah kesalahan yang fatal.
.
.
Salam Damai
Catatan :
- Sebenarnya masih ada nama-nama lain yang diduga adalah Sahabat Nabi tetapi menurut kami apa yang kami sampaikan sudah mencukupi sebagai bukti
- Bagi yang mau memberi masukan dipersilakan dengan penuh hormat
- Tidak terasa kalau sudah jadi Tetralogi SP
- Apakah Sahabat Nabi Terlibat Dalam Terbunuhnya Usman RA?
-
Posted on Januari 17, 2009 by secondprince
Apakah Sahabat Nabi Terlibat Dalam Terbunuhnya Usman RA?
https://secondprince.wordpress.com/2009/01/17/apakah-sahabat-nabi-terlibat-dalam-terbunuhnya-usman-ra/
Sejarah memang subjektif tetapi bukan berarti tidak objektif. Tentu saja untuk mengetahui kejadian masa lalu kita melakukan pendekatan yang memungkinkan atau pendekatan terbaik yang bisa kita lakukan. Jika kita membicarakan sejarah islam, satu-satunya pendekatan yang mungkin dalam mengenal masa lalu adalah dengan melihat catatan-catatan yang memuat kejadian tersebut. Catatan yang diwariskan bertahun-tahun oleh para ahli ilmu baik dari kalangan ahli hadis ataupun ahli sejarah.Kendala yang seringkali ditemukan adalah subjektivitas akan semakin besar jika sejarah yang dibicarakan itu berkaitan dengan keyakinan yang kita yakini atau yang tidak kita sukai. Jika kita tidak suka maka kita cenderung mencari penolakan dan begitu pula sebaliknya jika sesuai dengan keyakinan kita maka kita cenderung untuk mudah menerima dan tidak mau bersusah payah untuk bersikap kritis. Salah satu titik rawan sejarah islam yang seringkali menjadi isu kontroversial adalah Tragedi pembunuhan sahabat Nabi Usman bin Affan RA. Dalam hal ini ada dua pandangan yang cukup populer mengenai siapa yang terlibat dalam pembunuhan Usman RA - Pembunuhan Usman RA adalah ulah dari kaum munafik yang ingin memecah belah islam yang kalau menurut para Salafiyun adalah Ibnu Saba’ dan para pengikutnya
- Pembunuhan Usman RA melibatkan para sahabat Nabi, dimana ada yang beranggapan kalau para sahabat itu tidak berencana membunuh Usman tapi hanya mau menurunkan Usman dari kursi kekhalifahan. Kemudian ada pula yang beranggapan justru Sahabat Nabi tersebut memang berencana membunuh Usman RA.
Sudah selayaknya setiap pandangan
memiliki hak yang sama untuk tampil dan diuji secara kritis
kebenarannya. Sayangnya sebagian orang lebih suka menerima apa yang ia
suka dan menolak apa yang ia tidak suka. Seolah-olah kebenaran itu
adalah apa yang ia suka saja. Pada tulisan ini kami akan membawakan satu
riwayat yang cukup relevan untuk menilai orang-orang seperti apa yang
terlibat dalam Pembunuhan Usman RA
.
.
Riwayat tersebut terdapat dalam Musnad Ahmad Tahqiq Syaikh Ahmad Syakir 1/59 no 420
حدثنا
عبد الله حدثني أبي ثنا أبو قطن ثنا يونس يعنى بن أبي إسحاق عن أبيه عن
أبي سلمة بن عبد الرحمن قال أشرف عثمان رضي الله عنه من القصر وهو محصور
فقال انشد بالله من شهد رسول الله صلى الله عليه و سلم يوم حراء إذ اهتز
الجبل فركله بقدمه ثم قال اسكن حراء ليس عليك الا نبي أو صديق أو شهيد وأنا
معه فانتشد له رجال قال انشد بالله من شهد رسول الله صلى الله عليه و سلم
يوم بيعة الرضوان إذ بعثني إلى المشركين إلى أهل مكة قال هذه يدي وهذه يد
عثمان رضي الله عنه فبايع لي فانتشد له رجال قال انشد بالله من شهد رسول
الله صلى الله عليه و سلم قال من يوسع لنا بهذا البيت في المسجد ببيت في
الجنة فابتعته من مالي فوسعت به المسجد فانتشد له رجال قال وأنشد بالله من
شهد رسول الله صلى الله عليه و سلم يوم جيش العسرة قال من ينفق اليوم نفقة
متقبلة فجهزت نصف الجيش من مالي قال فانتشد له رجال وأنشد بالله من شهد
رومة يباع ماؤها بن السبيل فابتعتها من مالي فأبحتها لابن السبيل قال
فانتشد له رجال
Telah menceritakan kepada kami Abdullah
yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah
menceritakan kepada kami Abu Quthn yang berkata telah menceritakan
kepada kami Yunus yakni Ibnu Abi Ishaq dari Ayahnya dari Abi Salamah bin
Abdurrahman yang berkata ”Usman keluar dari rumahnya ketika sedang
dikepung kemudian ia berkata ”Aku bersumpah demi Allah, siapakah diantara kalian yang menyaksikan Rasulullah SAW pada hari Hira’ ketika
gunung berguncang lalu Beliau hentakkan kaki ke gunung tersebut seraya
berkata ”Tenanglah ya Hira’ tidak ada seorangpun yang berada di atasmu
melainkan seorang Nabi, Shiddiq, Syahid dan Aku bersama mereka”.
Beberapa orang bersaksi akan hal tersebut. Kemudian Usman berkata lagi ”Aku bersumpah demi Allah, siapakah diantara kalian yang menyaksikan Rasulullah SAW pada hari Baiatul Ridwan ketika
Beliau mengutusku menemui orang musyrik Mekkah dan berkata ’Ini
tanganKu dan ini tangan Usman’. Lantas Beliau membaiatkan untukku.
Beberapa orang bersaksi akan hal tersebut. Kemudian Usman berkata ”Aku bersumpah demi Allah, siapakah diantara kalian yang menyaksikan Rasulullah SAW bersabda
’Siapa yang membeli rumah ini kemudian diwakafkan untuk perluasan
masjid maka untuknya surga’. Maka aku membelinya dengan hartaku lalu aku
gunakan untuk memperluas masjid. Beberapa Orang bersaksi akan hal
tersebut. Kemudian Usman berkata ”Aku bersumpah demi Allah, siapakah diantara kalian yang menyaksikan Rasulullah SAW pada hari pasukan Usrah bersabda
’Siapa yang membekali pasukan ini dengan nafkah yang maqbul? Maka aku
membekali separuh pasukan tersebut dengan hartaku. Beberapa orang
bersaksi akan hal tersebut. Kemudian Usman berkata ”Aku bersumpah demi Allah, siapakah diantara kalian yang menyaksikan sumur Rumata yang
airnya dijual kepada para musafir, lalu aku membelinya dengan hartaku
dan aku perbolehkan para musafir meminum airnya. Beberapa orang bersaksi
akan hal tersebut.
Hadis ini diriwayatkan dengan sanad yang shahih. Syaikh Ahmad Syakir berkata dalam Tahqiqnya ”sanadnya shahih”. Begitu pula Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata dalam Musnad Ahmad ”Sanadnya shahih, para perawinya tsiqat dan merupakan perawi Syaikhan(Bukhari Muslim)”.
.
.
Hadis ini menjadi bukti yang kuat bahwa
Mereka yang mengepung Usman di dalamnya terkumpul orang-orang yang
menyaksikan Rasulullah SAW bersabda ini dan itu, orang-orang yang ikut
menghadiri Baiat Ridwan atau dengan kata lain orang-orang yang dikenal
dengan sebutan Sahabat Nabi SAW. Teks hadis tersebut dengan jelas
menggunakan kata-kata ”Yang Menyaksikan Rasulullah SAW bersabda”. Sudah jelas kata-kata seperti ini menunjukkan kalau yang dituju adalah para Sahabat Nabi.
Jadi setidaknya pandangan yang mengatakan
bahwa para sahabat terlibat dalam pembunuhan Usman bukanlah tanpa bukti
atau asal-asalan. Paling tidak dari hadis di atas telah dibuktikan
kalau diantara mereka yang mengepung Usman di dalamnya terdapat para
Sahabat Nabi SAW. Anehnya ada sesuatu yang agak lucu ketika kami melihat
tulisan para Salafiyun yang membahas Tragedi pembunuhan Usman. Mereka
cenderung dengan agresif mengatakan kalau mereka yang mengepung Usman
terdiri dari orang-orang munafik yaitu Abdullah bin Saba’ dan pengikutnya yang ingin memecah belah islam. Padahal hadis di atas menjadi bukti nyata yang memberatkan mereka.
Lucunya adalah hadis di atas justru tidak
luput dari pandangan mereka, tidak jarang mereka malah menggunakan
hadis di atas sebagai dalil Pembelaan Usman. Dalam hal ini mereka hanya
menyorot bagian dimana Usman RA membela dirinya dihadapan para
pengepungnya dengan semua keutamaan yang ia miliki. Mereka sepertinya
tidak paham kalau kata-kata yang Usman RA gunakan adalah kata-kata yang
menunjukkan kalau para pengepungnya itu adalah Sahabat Nabi SAW. Sungguh
aneh, mereka hanya berhujjah dengan sebagian yang mereka inginkan dan
menolak sebagian yang lain. Ya, memang benar Usman RA memang sedang
membela dirinya dengan semua keutamaan yang beliau miliki tapi fakta
lainnya adalah pembelaan diri itu beliau tujukan pada para Sahabat Nabi
SAW yang ikut mengepung rumah beliau.
Salam Damai
Salaam,
@SP, sebuah kesaksian dari orang terdekat , akan membantu menguak siapa yg memerintahkan pembunuhan itu.
Kita bisa lihat dalam Iqd al Fareed, jilid 2 hal 95 bahwa seelah
pembunuhan Utsman, istri Utsman menulis sepucuk surat kepada Muawiyah
bin Hind, sebagian bunyinya seperti ini:
“Dari Nayla bint Farafasa kepada Muawiyah bin Abu Sufyan. ‘Saya hadir di saat Utsman dibunuh dan saya akan ceritakan peristiwanya kepadamu. Orang orang Madinah mengepung rumah Utsman dan mereka mulai mengunci pintu dengan senjata senjata mereka . Selama empatpuluh hari mereka tidak membolehkan apapun masuk kedalam rumah. Adalah Muhammad bin Abu Bakr, Ammar Yasir, Talha dan Zubair yang memberikan perintah kepada orang orang untuk membunuh Utsman”.
“Dari Nayla bint Farafasa kepada Muawiyah bin Abu Sufyan. ‘Saya hadir di saat Utsman dibunuh dan saya akan ceritakan peristiwanya kepadamu. Orang orang Madinah mengepung rumah Utsman dan mereka mulai mengunci pintu dengan senjata senjata mereka . Selama empatpuluh hari mereka tidak membolehkan apapun masuk kedalam rumah. Adalah Muhammad bin Abu Bakr, Ammar Yasir, Talha dan Zubair yang memberikan perintah kepada orang orang untuk membunuh Utsman”.
Atau kesaksian orang suci, bisa kita lihat dibawah ini
Ibn Tala as-Shafii mencatat dalam Matalib al Siul, hal 117 Dzikr Jamal bahwa:
Ali bertanya pada Zubair tentang alasan yang membuat dia memeranginya, yang mana Zubair menyatakan, “ Saya berperang untuk menuntut pembunuh Utsman”. Imam Ali menjawab “ jika kamu memiliki rasa keadilan dalam hatimu, kamu akan menyadari bahwa kamulah dan teman temanmu yang membunuh Utsman”
Ali bertanya pada Zubair tentang alasan yang membuat dia memeranginya, yang mana Zubair menyatakan, “ Saya berperang untuk menuntut pembunuh Utsman”. Imam Ali menjawab “ jika kamu memiliki rasa keadilan dalam hatimu, kamu akan menyadari bahwa kamulah dan teman temanmu yang membunuh Utsman”
SP,.. kalau saksinya dirasa masih kurang banyak, bilang ya,…nanti saya cariin,……………….
Buat, Koko, Chici, Ii, Apo, Mey Hwa, A Ling, A Yung, Jet Lee, Chou
Yun Fat, Zang Zi Yi, dan semua leluhur yang ada di Chung Kuo sana, KIONG
HI, Haiayaaaaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar