YAHUDI MENGGENGGAM DUNIA
(BAGIAN II)
WILLIAM G. CARR
III. RAHASIA DI BALIK REVOLUSI PERANCIS
Telah kita soroti berbagai peristiwa, bagaimana sekelompok kecil pemilik
modal asing bisa menguasai perekonomian Inggris lewat kaki tangan mereka,
sehingga mereka bisa menguasai kerajaan itu hanya dengan modal £ 1.250.000
saja. Mereka tetap mampu bertahan sebagai kelompok terselubung. Selanjutnya
kita akan menyoroti masalah keterlibatan mereka secara langsung dalam
Revolusi Perancis yang menggemparkan dunia pada tahun 1781, dengan taktik
dan strategi sama seperti pada Revolusi Inggris sebelumnya. Kita juga akan
mengungkap keterlibatan mereka dalam revolusi internasional, peperangan
dan pergolakan, yang dirasakan oleh ummat manusia sejak tahun 1789, dan
mengungkap hakikat kekuatan terselubung yang memasang perangkap dari
balik layar.
A. Rothschild dan Konglomerat Yahudi
The Jewish Encyclopedia memuat sejarah keluarga Rothschild sebagai jutawan
semenjak keluarga ini muncul, dan memainkan peran penting dalam sejarah
dunia terselubung modern. Pendiri keluarga ini adalah Amschel Moshe Pour,
seorang pemilik modal Yahudi kenamaan. Ia pada mulanya hidup mondar-
mandir antar-kota besar di Eropa Timur dalam urusan bisnis. Kemudian ia
menetap di Frankfurt Jerman. Nama Rothschild berasal dari bahasa Jerman.
Roth artinya red (merah) dalam bahasa Inggris. Schild artinya shield (tameng)
dalam bahasa Inggris. Jadi Rothschild artinya 'tameng merah', atau dalam
bahasa Inggris Red-shield. Ketika Amschel pertama kali membuka usahanya di
jalan Bonden Strous Frankfurt, ia memasang semacam lambang berupa tameng
berwarna merah di tokonya, sehingga nama Rothschild sejak itu diambil
sebagai nama keluarga berketurunan.
Sepeninggal Amschel, putra bungsunya bernama Mayer Amschel meneruskan
usaha ayahnya. Sebelumnya sang ayah telah bercita-cita, agar anaknya ini kelak
meneruskan usaha ayahnya dalam dunia bisnis, meskipun sang anak bercita-
cita menjadi pendeta Yahudi. Mayer rupanya berganti haluan sepeninggal
ayahnya. Ia bekerja pada Bank Oppenheimer, milik seorang Yahudi. Tidak
lama kemudian ia banyak memahami seluk-beluk perbankan, sehingga pemilik
Bank akhirnya berminat untuk menjadikannya sebagai mitra usahanya. Setelah
beberapa lama, kemudian ia kembali ke Frankfurt untuk meneruskan usaha
mendiang ayahnya. Simbol Rothschild makin terkenal, dan nama Mayer pun
mulai dikenal sebagai Rothschild I.
Mayer hidup tahun 1743-1812. Kelima anaknya dididik dengan keras untuk
menjadi pengusaha atau bankir yang tangguh, agar suatu saat kelak muncul
sebagai konglomerat. Di antara anaknya yang paling berbakat adalah anak
bungsunya Nathan, sehingga keluarga Rothschild mengirimnya ke Inggris
sejak masih belia, agar kelak bisa menjadi salah seorang pemeran penting
28
dalam bank Inggris. Sedang tujuannya lebih jauh adalah untuk mendirikan
lembaga keuangan raksasa bersama dengan ayah dan keempat saudaranya
yang tersebar di seluruh Eropa.
Sejak Nathan berada di Inggris sebagai kader konglomerat Yahudi, kelompok
pemilik modal internasional melangkah ke babak baru. Mayer yang pada tahun
1773 berusia 30 tahun mengundang tokoh pemilik modal Yahudi ke Frankfurt
untuk membicarakan masalah Monopoli Internasional. Dalam pertemuan itu
Mayer yang bergelar Rothschild I mengemukakan tentang peran yang
dimainkan oleh para pemilik modal Yahudi Internasional dalam Revolusi
Inggris. Ia mengemukakan beberapa kesalahan yang telah dilakukan oleh
mereka sebagai berikut :
1) Mereka lamban dalam melaksanakan program yang telah ditetapkan.
Akibatnya tidak bisa menghasilkan apa yang telah ditargetkan, yaitu
menguasai Inggris secara menyeluruh.
2) Masih ada beberapa golongan berpengaruh di Inggris yang masih
mampu bertahan menghadapi Konspirasi Internasional. Rothschild
mengajukan pandangannya tentang langkah-langkah yang masih belum
terlaksana, yaitu :
a) Mempercepat pelaksanaan program yang belum terlaksana, dan
menyingkirkan golongan oposisi dengan segala cara yang bisa
ditempuh.
b) Menguasai sepenuhnya segenap lapisan masyarakat Inggris, dan
menentukan nasib mereka lewat jalan kekerasan dan teror mental
dan fisik.
Meskipun ada kesalahan yang diamati oleh Mayer, namun itu tidak berarti
tujuan Konspirasi Internasional secara umum telah gagal. Tujuan mereka
menguasai perekonomian Inggris telah tercapai, dan mereka berhasil pula
menarik Inggris ke dalam ketidakstabilan dan kancah peperangan yang
berkepanjangan, agar jeratan yang mencekik leher menjadi makin kuat.
Rothschild membeberkan kepada para pemilik modal Yahudi Internasional itu,
bahwa keberhasilan mereka atas Inggris bukanlah sesuatu yang besar,
dibanding dengan arti Revolusi Perancis yang segera akan berkobar. Para
peserta pertemuan merasa puas dengan uraian Rothschild yang realistis itu,
sehingga mereka sepakat memperkokoh suatu tujuan dalam merancang
Revolusi Perancis dengan rencana matang. Sejak itu mereka sepakat
mengumpulkan dana besar-besaran sebagai persiapan untuk membiayai
rencana tersebut. Dengan modal keuangan besar-besaran, mereka berharap bisa
menciptakan situasi perekonomian Eropa yang menggoncangkan. Khususnya
di Perancis, pengangguran melonjak dahsyat, dan bencana kelaparan
mendekati ambang pintu. Sementara itu, terompet slogan muluk-muluk
ditiupkan dari balik layar oleh kekuatan Konspirasi Yahudi Internasional,
sehingga raja Perancis beserta para pejabat dan pihak gereja menjadi sasaran
29
kebencian rakyat yang makin memuncak dari hari ke hari, dengan melontarkan
tuduhan keji tanpa landasan rasional terhadap kalangan penguasa. Kehancuran
dan kerusuhan pun makin menjadi-jadi.
Setelah Rothschild membeberkan pikirannya secara umum, ia mengeluarkan
dokumen tertulis dari beberapa tokoh Yahudi dan membacakannya. Isinya
sesuai dengan yang ditemukan oleh penulis buku ini, yaitu :
1) Rothschild menyatakan, suatu kenyataan yang riil adalah, bahwa
manusia itu lebih banyak cenderung kepada kejahatan daripada kepada
kebaikan. Konsekuensi logisnya, Konspirasi harus bisa mewujudkan
cita-citanya, apabila sistem pemerintahan suatu negara berdasarkan
pada kekerasan, teror dan petualangan serta pelanggaran hak asasi
manusia. Kalau suatu pemerintahan berdasarkan pada sistem
musyawarah, hukum, peraturan, dan undang-undang, maka akan
merupakan penghalang bagi cita-cita kekuatan Konspirasi dalam
mewujudkannya. Manusia pada zaman dulu tunduk kepada penguasa,
tanpa adanya kritik atau membantah. Kemudian kekuasaan itu
berkembang secara bertahap, sampai pada tahap yang disebut undang-
undang. Dengan kata lain, undang-undang menurut Rothschild
merupakan kekuatan pemuas belaka.
Maka dengan demikian, untuk berfilsafat, bahwa undang-undang alam
mengajarkan kebenaran adalah kekuatan, atau standar kebenaran hanya
bisa diukur dengan kekuatan.
2) Rothschild mengemukakan, yang disebut kebebasan politik (political
freedom) pada hakikatnya hanyalah idealisme atau angan-angan yang
tidak akan pernah terwujud dalam alam nyata. Setiap langkah
kekuasaan politik, jalan yang terbaik adalah memperalat seseorang atau
pergerakan, yang secara diam-diam setia kepada Konspirasi untuk
mempropagandakan kebebasan politik di tengah-tengah masyarakat
umum. Kalau idealisme ini telah termakan oleh publik, mereka akan
mudah melepaskan hak-hak dan fasilitas yang diberikan oleh
pemerintah yang sah kepada mereka, demi memperjuangkan idealisme
itu. Pada saat itulah pihak Konspirasi bisa segera merebut hak dan
fasilitas itu. Tidak ada pengaruh idealisme mengenai kebebasan politik
itu bagi Konspirasi selain hal itu hanya merupakan idealisme tanpa
kenyataan.
3) Rothschild menandaskan, kekuatan uang selalu bisa mengalahkan
kekuatan pemerintah merdeka. Agama merupakan faktor yang bisa
menguasai masyarakat pada masa tertentu. Kemudian ikatan agama
pada masa-masa berikutnya mulai digulung di berbagai wilayah bumi
ini, karena alasan kebebasan. Akan tetapi, orang tidak mengerti
bagaimana mereka harus berbuat dengan idealisme kebebasan itu. Yang
demikian itu adalah fakta logis bagi kekuatan Konspirasi untuk
memperalat idealisme kebebasan, agar menimbulkan perpecahan dalam
30
suatu masyarakat. Bagi kekuatan tidak penting, apakah yang
menumbangkan sebuah pemerintah yang sah itu kekuatan dari dalam
sendiri atau pun dari luar. Bagaimana pun proses penumbangan itu,
yang dibutuhkan adalah uang.
4) Rothschild menambahkan, demi tujuan, segala cara boleh dilakukan.
Kalau penguasa memerintah dengan undang-undang dan nilai moral,
berarti ia bukanlah seorang politikus cerdik dalam bermanuver, karena
ia merasa terikat oleh norma dan tidak akan bisa mengelabui rakyat, dan
tidak bisa sembarangan menindak musuh-musuhnya, kecuali kalau
mereka berbuat jahat. Siapa pun yang berminat untuk berkuasa, ia harus
bisa yakin meraih kekuasaan itu dengan tipu daya licik, pemerasan dan
pemutarbalikan fakta. Sebab, keluhuran budi dalam etika pergaulan
masyarakat, seperti jujur, teguh pendirian, komitmen terhadap nilai-nilai
moral merupakan kejahatan atau keburukan dalam dunia politik.
5) Rothschild berfilsafat lebih lanjut, bahwa kebenaran baginya adalah
kekuatan Konspirasi. Kata "kebenaran" baginya adalah ungkapan yang
bersifat fiktif belaka, tanpa memiliki makna sedikit pun. Ia telah
menemukan arti kebenaran yang sebenarnya, yaitu bahwa kebenaran itu
adalah menyerang dengan kekuatan senjata untuk merobek-robek
konsep keadilan dan hukum hingga berkeping-keping. Kemudian orang
harus meletakkan lembaga hukum dan norma-norma susila menurut
kehendaknya. Maka, orang akan segera menjadi penguasa atas segenap
lapisan masyarakat, yang mereka sendiri akan memberikan hak
kekuasaan kepada penguasa itu. Hal semacam inilah yang perlu
dilakukan di Perancis dengan slogan kebebasan palsu.
6) Rothschild memperingatkan segenap peserta pertemuan, "Suatu
keharusan bagi kekuatan kita yang bertujuan menguasai dunia secara
ekonomis, harus tetap terjaga kerahasiaannya dari dunia luar. Pada
suatu saat kekuatan kita akan sampai pada tingkat, yang tidak ada suatu
kekuatan pun yang berani mencoba menghancurkannya". Rothschild
selanjutnya memperingatkan lagi, agar para peserta tetap konsisten
dengan program Konspirasi. Setiap penyelewengan atau pembocoran
dari garis program yang disusun oleh putra-putra Yahudi berabad-abad
lamanya akan berakhir fatal, dan bisa membinasakan orang Yahudi
sendiri.
7) Rothschild menandaskan keharusan bagi Konspirasi untuk mengambil
simpati khalayak umum, agar mereka bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan Konspirasi. Masyarakat umum adalah kalangan buta dan
tidak berpikir panjang, dan mudah terpengaruh. Mereka senantiasa bisa
digerakkan atau digiring atau dituntun oleh pihak lain. Kemudian
Rothschild berkata, "Seorang penguasa tidak bisa menguasai massa,
atau menggiring mereka menurut kemauannya. Kecuali penguasa itu
memerintah sebagai diktator yang sifatnya mutlak. Inilah satu-satunya
31
jalan yang terbuka untuk membangun kebudayaan yang diinginkannya.
Kalau massa diberikan kebebasan mendapat peluang, maka peluang itu
akan segera disalahgunakan untuk menimbulkan kerusuhan."
8) Rothschild menyinggung masalah sarana, bahwa mencapai tujuan harus
mengandalkan beberapa hal berikut :
a) Minuman keras.
b) Obat-obat terlarang, kebejatan moral dan seks.
c) Suap dan mencampakkan hati nurani kemanusiaan.
Hal-hal itu dalam segala bentuknya harus dikaji secara serius untuk
menghancurkan norma-norma susila masyarakat yang telah dimasuki
oleh perkumpulan Konspirasi. Setiap gerakan Konspirasi mengharuskan
adanya program training khusus bagi muda-mudi, untuk dicetak
menjadi tenaga akademik, pelayan, pendidik dan profesi lainnya untuk
kepentingan Konspirasi. Juga diperlukan wanita-wanita untuk dijadikan
pelayan istimewa di tempat-tempat maksiat, pusat hiburan bagi
kalangan non-Yahudi (Gentiles). Mereka ini adalah wanita-wanita yang
bersedia melacurkan diri dengan bekerja sama dengan wanita lain.
Konsep yang harus dipakai tidak terbatas hanya pada suap-menyuap,
pengkhianatan dan bentuk skandal tertentu, demi kepentingan tujuan
terakhir.
9) Pada tahap prinsip politik, Rothschild mengatakan, "Konspirasi punya
hak untuk merampas kekayaan siapa saja, kalau hal itu akan berarti
memperkokoh kekuasaan atau pun cengkeraman atas orang yang
dimaksud. Konspirasi akan menyelusup untuk menyalakan api
peperangan yang terselubung. Taktik ini akan membawa hasil lebih
besar, lebih aman dan lebih efisien, sehingga rakyat umum akan berada
dalam kecemasan, yang akhirnya akan dikuasai oleh kekuasaan
Konspirasi secara mutlak".
10) Pembicaraan Rothschild berakhir pada masalah slogan yang harus
digemborkan, dengan mengatakan, "Di dunia ini tidak ada tempat bagi
yang namanya kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Slogan-slogan itu tidak
lebih dari ucapan kosong, yang diperkenalkan oleh kita sendiri, lalu kita letakkan
di bibir masyarakat umum agar mereka menggunakan berulang-ulang, persis
burung beo. Sesungguhnya sistem pemerintahan yang sekarang di Perancis
adalah berdasarkan aristokrasi keturunan. Kita akan menghancurkan semua itu
dengan slogan kosong tersebut di atas. Setelah itu baru kita bangun sebuah
pemerintahan di atas puing-puing pemerintahan lama, dengan prinsip
aristokrasi baru. Semua di tangan kita."
11) Rothschild mengalihkan pembicaraan tentang pandangannya mengenai
perang. Yang pertama harus dilakukan adalah konsep menyulut api
peperangan tertentu, setelah lebih dulu mengadakan studi khusus secara
konsepsional. Kemudian mengatur bagaimana jalan perundingan damai
32
yang bakal dilakukan. Adapun perang itu sendiri harus menyeret negara
tetangga, sehingga bisa ikut terperangkap ke dalam krisis hutang, yang
pada akhirnya Konspirasi akan merupakan pihak yang paling
beruntung.
12) Rothschild tidak lupa berbicara tentang pemerintahan suatu negara. Ia
menjelaskan mengenai keharusan menguasai pemilihan umum dan
aturan permainan kementerian, dan jalan yang menuju ke sana dengan
menggunakan jaringan para kaki tangan Konspirasi, dan slogan-slogan
besar tentang idealisme kebebasan untuk menimbulkan kekacauan dan
pembangkangan atas dukungan dana dari Konspirasi Internasional.
Lebih lanjut Rothschild menerangkan peran yang bakal dimainkan oleh
tokoh-tokoh yang berhasil menduduki posisi penting atas dukungan
Konspirasi. Ia mengatakan, "Mereka akan mengabdi untuk kepentingan
kita dan menuruti instruksi kita. Dengan kata lain, mereka akan selalu
siap berperan sebagai pion-pion di kotak catur. Sedang tangan
penggeraknya adalah kita".
13) Rothschild bersama forum membicarakan propaganda, setelah ia lebih
dulu berhasil mengemukakan pandangannya mengenai hal ini, dan
memperingatkan adanya keharusan untuk menguasai media massa, agar
mereka bisa mengelabui khalayak umum, di samping sebagai sarana
efektif untuk menimbulkan gejolak massa. Rothschild berkata, "Kita
akan menggunakan senjata emas untuk menguasai media massa. Kalau
kita mengandalkan selain senjata uang, tidak jarang kita harus
menyeberangi lautan darah dan air mata para mangsa untuk menuju
cita-cita. Perlu diingat, bahwa satu orang Yahudi yang menjadi mangsa
sama dengan 1000 gentiles sebagai balasannya."
14) Rothschild melanjutkan pembicaraannya lagi, dan kali ini mengenai
organisasi yang berada di bawah Konspirasi. Organisasi itu perlu
ditampilkan secara terbuka, setelah kondisi rakyat hancur sampai
tingkat terendah, yaitu ketika kecemasan, ketakutan dan kekacauan
menguasai fenomena kehidupan mereka. Setelah tiba saatnya untuk
mengembalikan sebuah regim yang bisa meyakinkan rakyat, bahwa
pihak yang bertanggungjawab atas malapetaka yang menimpa mereka
adalah sekelompok penjahat dan pengacau yang tidak
bertanggungjawab. Kemudian dimulai langkah baru bagi regim itu
untuk menindak apa yang disebut kaum pengacau dan pengkhianat
tadi, untuk lebih meyakinkan rakyat, bahwa regim baru itu bertindak
sebagai pelindung undang-undang atau pahlawan di mata rakyat.
Padahal, yang kita tuju sebenarnya adalah kekuasaan mutlak, lewat para
pahlawan sulapan tersebut untuk membalas dendam kepada gentiles.
15) Pembicaraan Rothschild beralih pada masalah lainnya dengan
mengatakan, "Krisis ekonomi dan masalah kecemasan umum, yang
diakibatkan oleh rancangan Konspirasi akan melahirkan hak baru, yaitu
33
hak pemilik modal dalam kekuasaan, dan kekuasaan itu akan menjadi
warisan berketurunan." Seterusnya Rothschild menerangkan,
bagaimana kekuatan Konspirasi menguasai dan menggerakan massa,
yang pada akhirnya mampu mengatasi pihak yang berani menghalangi
kekuatan Konspirasi yang tersembunyi di balik mereka sendiri
mendongkel mangsa yang telah diincarnya.
16) Konspirasi melakukan penyusupan ke dalam jantung Free Masonry
yang ada di Eropa, agar bisa memantau sejauh mana efektivitas
organisasi tersebut dalam perannya sebagai pengabdi kekuatan
Konspirasi. Rothschild menyinggung perlunya Konspirasi mendirikan
organisasi sejenis Free Masonry lain The Grand Eastern Lodges yang
dikelola langsung oleh Konspirasi, yang kemudian diberi nama The Blue
Masonry. Rothschild selanjutnya menyinggung anggota yang tergabung
dalam The Blue Masonry akan ditatar dan dididik secara khusus, agar
mereka bisa berperan sebagai propagandis atheis materialistis di tengah-
tengah masyarakat Gentiles.
17) Rothschild makin bersemangat untuk terus berbicara, mengungkapkan
pikiran-pikirannya. Ia mengetengahkan masalah penting dari rancangan
Konspirasi, yaitu tentang kegagalan rakyat Gentiles terus-menerus. Hal
ini memerlukan ungkapan halus dan slogan yang menggiurkan untuk
mengelabui massa. Kemudian dilanjutkan dengan kata-katanya, "Kita
memiliki kepastian untuk mengingkari janji dan slogan yang indah itu,
sehingga berubah menjadi sekedar kata-kata indah yang tak berarti. Kita
akan membakar semangat publik umum hingga tingkat histeris, dengan
menggunakan janji-janji kosong dan taktik pemutarbalikan fakta . Saat
itu kita akan menggiring publik Gentiles itu agar berbuat nekad
menghancurkan segala sesuatu, sampai pun aturan hukum dan agama.
Dengan demikian, kita mudah menghapus nama Tuhan dan tata susila
dari kehidupan."
18) Ditandaskan oleh Rothschild tentang rancangan pembangkangan
bersenjata, dan pentingnya perang jalanan. Ia menekankan perlunya
tindak kekerasan yang akan menimbulkan kepanikan publik, sehingga
terbuka jalan bagi Konspirasi untuk mengail ikan di air keruh.
19) Dalam bidang diplomasi Rothschild mengemukakan, bahwa setelah
perang usai dibutuhkan kegiatan diplomatik diam-diam. Sebab, kegiatan
ini merupakan peluang emas bagi agen-agen Konspirasi untuk menguak
informasi penting mengenai politik, ekonomi dan keuangan, dengan
kedok sebagai penasehat yang tampak pada arena nasional maupun
internasional, sehingga memungkinkan Konspirasi menancapkan kuku
kekuasaannya dari balik tabir, tanpa ada ancaman yang membahayakan
dari pandangan umum.
20) Untuk bisa menundukkan dunia, lebih dulu diperlukan adanya
monopoli kegiatan ekonomi raksasa dengan seluruh modal yang
34
dimiliki oleh Konspirasi, sampai tidak ada kekuatan nasional Gentiles
mana pun yang menandinginya. Kalau monopoli Konspirasi itu
digunakan untuk memukul suatu pemerintahan, pasti akan timbul krisis
ekonomi dan politik , dan kas nasional negara itu akan tergulung ke
dalam lipatan monopoli Konspirasi. Rothschild lebih lanjut berkata,
"Kita semua adalah pakar ekonomi dan keuangan. Maka kita akan tahu
hasil apa yang akan kita capai, kalau konsep itu kita laksanakan."
21) Strategi perang yang dirancang untuk menguasai kekayaan alam
Gentiles telah disepakati oleh forum. Mereka merumuskan strategi lewat
pengenaan pajak tinggi melalui organisasi atau regim yang berkuasa.
Maka akan lahirlah kondisi yang menimbulkan persaingan ketat dalam
bidang ekonomi nasional. Akibatnya kehidupan ekonomi Gentiles akan
mengalami kepincangan, dan perkembangan ekonomi serta investasi
nasional akan menurun drastis. Adapun dalam arena internasional,
Konspirasi akan mencekik leher negara-negara yang diincar sedikit demi
sedikit, sehingga akhirnya akan terkucil dari pasaran internasional.
Kemudian Konspirasi akan menguasai kebutuhan pokok rakyatnya
untuk menuju jalan terbukanya kekacauan di kalangan pekerja dan
rakyat kelas bawah.
22) Forum selanjutnya menyepakati gagasan tentang keharusan menyalakan
api peperangan antar-bangsa Gentiles, dengan menggunakan senjata
paling mematikan yang bisa diproduksi, sehingga bagi bangsa-bangsa
itu yang tertinggal hanya kaum fakir miskin yang tidak berdaya
menghadapi kekuatan Konspirasi.
23) Suatu pemerintahan terselubung akan muncul, setelah Konspirasi
berhasil melaksanakan program yang telah ditetapkan.
24) Untuk menguasai unsur pemuda, Konspirasi harus menyelusup ke
dalam setiap lapisan masyarakat, termasuk kalangan pemerintah.
Konspirasi harus tetap memegang program dan rancangan yang telah
digariskan untuk memperdaya kaum muda di berbagai tempat, dan
merusak mereka secara sistematis dengan menyebarluaskan dekadensi
moral dan faham yang menyesatkan, serta memerangi ajaran agama.
25) Dan terakhir mengenai undang-undang. Dalam hal ini Konspirasi tidak
akan mengganggu undang-undang yang ada di suatu negara, tapi
berusaha untuk menyalahgunakan, sehingga pada akhirnya akan
menghancurkan kebudayaan kaum Gentiles itu sendiri.
Sampai pada butir 25 itu, dokumen yang ada pada penulis secara umum
menjelaskan tentang program asli bagi Konspirasi Internasional. Dokumen
tersebut juga menjelaskan tempat dilakukannya pertemuan, yaitu jalan Bonden
Strous, Frankfurt Jerman. Dokumen-dokumen penting serupa itu pernah jatuh
ke tangan profesor Niloss dari Rusia tahun 1901, yang kemudian dibukukan
dan diterbitkan pada tahun 1905 dengan judul Bahaya Yahudi. Setelah
35
diadakan perbandingan antara dokumen yang ada di tangan penulis dan
dokumen yang ada di tangan profesor Niloss itu, ternyata keduanya sama.
Bedanya hanya sedikit, yaitu bahwa dokumen yang ada di tangan Niloss
punya lampiran tentang informasi tambahan mengenai penyusupan Konspirasi
lewat faham atau teori baru, seperti teori Darwinisme (Biological Evolution), dan
ideologi atheis materialisme, seperti Marxisme. Tambahan ini memang wajar,
selaras dengan perkembangan zaman.
Program terpenting yang terkandung dalam dokumen yang ada pada profesor
Niloss adalah sebuah informasi yang membuka kedok dan senjata baru bagi
Konspirasi modern, yang disebut ZIONISME. Zionisme ini relatif masih berusia
muda, dan belum sampai pada tingkatan matang, karena Zionisme baru lahir
pada tahun 1897.
Peringatan profesor Niloss tentang bahaya Yahudi pada mulanya tidak banyak
menarik perhatian, kecuali setelah beberapa tahun kemudian, yaitu ketika
terbongkarnya skandal rahasia di Inggris, yang mengakibatkan raja Inggris
Edward terpaksa turun tahta. Buku Bahaya Yahudi telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris oleh Victor Marsedan pada tahun 1921 dengan judul
Protocols of Learned Elderly of Zion. Dan arti kata Protocol sendiri adalah
keputusan atau prinsip atau berarti landasan. Demikian populernya, buku itu
kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia.
Baik dokumen yang ada pada penulis buku ini, ataupun yang ada pada
profesor Niloss, dan ada pada buku Protocols of Zion menunjukkan adanya
kesamaan secara umum. Perbedaannya hanya terletak pada masalah informasi
tambahan, seperti telah kita sebut terdahulu. Hal itu terjadi karena adanya
perkembangan yang terjadi pada masa-masa berikutnya. Perbedaan kedua
terletak pada judul yang diberikan oleh Victor Marsedan. Istilah 'Protocols'
sebenarnya sudah muncul ketika Rothschild mengadakan pertemuan rahasia,
yang menghasilkan rancangan program Konspirasi, seperti telah kita beberkan
di muka.
B. Persiapan Revolusi Perancis
Rangkaian peristiwa yang mengantar meletusnya Revolusi Perancis adalah
persis seperti telah dirancang dalam Protocol Konspirasi, yang prinsipnya
tersimpul sebagai berikut :
1) Langkah pertama adalah menciptakan timbulnya semangat
pembangkangan di kalangan masyarakat luas terhadap penguasa
kerajaan di Perancis. Semangat benci harus memasuki perasaan dan
pikiran rakyat luas. Cara yang praktis ialah, agar rakyat melakukan
langkah-langkah brutal, seperti telah dirancang oleh pihak Konspirasi.
36
2) Para tokoh Konspirasi menyelusup ke dalam perkumpulan Free
Masonry yang ada di Perancis, terutama Free Masonry yang baru
didirikan, sehingga mereka bisa memasang jaringan-jaringan maut,
sebagai perangkap untuk menyebarluaskan semangat pembangkangan,
faham materialistis dan atheisme.
Rothschild mengakhiri pesan-pesannya seperti tersebut dalam dokumen
dengan sebuah peringatan, agar semua peserta bersikap berhati-hati dalam
melaksanakan program besar itu. Dengan demikian, keterlibatan Konspirasi
dalam Revolusi Perancis tetap merupakan rahasia selamanya.
Mungkin dari kita akan timbul pertanyaan, misalnya, Apakah ada bukti yang
menguatkan tentang pertemuan Rothschild dengan undangan yang telah kita
sebutkan? Bagaimana kita bisa tahu tentang apa yang dibicarakan? Sejauh
mana kebenaran dokumen yang telah kita sebutkan? Dan pertanyaan seperti
itu bisa terus berkelanjutan.
Untuk menjawab pertanyaan seperti itu sebenarnya tidak sulit. Misalnya, kita
telah menyaksikan seorang penunggang kuda yang tewas disambar petir
dalam perjalanannya antara Frankfurt dan Paris. Setelah diselidiki identitasnya,
ternyata ia adalah seorang utusan pembawa dokumen yang ada hubungannya
dengan Konspirasi Internasional. Di dalamnya ada pesan yang ada
hubungannya dengan masalah Jerman dengan pemimpin The Grand Eastern
Lodge di Perancis, yaitu Duke Durlian yang terkenal itu. Pada saat itu Free
Masonry yang ada di Perancis telah lama sepenuhnya berada di tangan
sesepuh Yahudi, sesuai dengan rencana dalam dokumen itu. Duke Durlian
telah mengubah Free Masonry tersebut sebagai pusat jaringan dan organisasi
rahasia untuk mengatur jalannya ledakan revolusi, yaitu setelah tahap
permulaan selesai, ketika ia mengadakan hubungan dengan para tokoh Yahudi
Jerman lewat tokoh lainnya Comte De Mirabeau. Peristiwa terbunuhnya utusan
itu di daerah Datesbon, termasuk wilayah kerajaan Bavaria, menyebabkan
dokumen itu jatuh ke pihak pemerintah Bavaria, seperti telah kita bicarakan
pada bab sebelumnya.
C. Tahap Pelaksanaan Sebuah Rancangan Terselubung
Kaum Yahudi yakin, bahwa hanya para sesepuh Yahudi yang punya otoritas
untuk menginterpretasi apa yang tersebut dalam kitab-kitab suci. Rahasia
maknanya tidak akan terungkap, kecuali lewat sesepuh yang mendapat ilham
dari Tuhan. Klaim mereka ini memang tidak ada artinya. Tapi kalau mereka
membentuk perkumpulan di bawah kekuasaan para sesepuh Yahudi itu,
masalahnya menjadi lain. Sebab, orientasi dan langkah mereka
mengatasnamakan Wahyu Tuhan. Apa yang kita rasakan dalam sejarah
lampau hingga kini, perkumpulan yang diprakarsai dan dikuasai oleh mereka
masih tetap bekerja keras dalam sarang-sarang perkumpulan, yang disebut
perkumpulan kaum Nurani atau nama lainnya. Dalam mitos Yahudi, kata
37
"Nurani" berarti 'cahaya'. Sedang ungkapan yang lebih tepat berarti "Lucifer",
yang dalam Kitab Injil berarti 'Lurah Setan' pembawa cahaya api.
Secara ringkas, Nurani menurut orang Yahudi adalah orang yang mendapat
ilham atau wahyu, atau orang yang mendapat ilham di luar hukum alam.
Tugas kaum Nurani atau sesepuh Yahudi adalah melaksanakan tugas
kegerejaan Yahudi tertinggi. Tugas itu dianggap sebagai wasiat suci yang
dipikul oleh 13 anggota Majelis Tertinggi Yahudi yang disebut "Majelis 13".
Pengambilan 13 anggota sebagai jumlah atau angka keramat bukanlah
merupakan tindakan tanpa maksud, tapi punya sejarah dan tujuan tersendiri.
Majelis Yahudi tersebut punya tujuan menghancurkan agama Kristen, yaitu
agama Nabi Isa dan kaum Khawarie (muridnya) yang berjumlah 12 (13 dengan
Nabi Isa). Kecuali itu ada sebab lain, yaitu bahwa jumlah puak Bani Israel yang
13 itu mungkin merupakan lambang sebagai wakil dari perkumpulan Nurani.
Kaum Nurani punya aturan tersendiri, yang bisa menjadi kerahasiaannya, dan
menindak setiap pengkhianat untuk menghindari terjadinya pengkhianatan,
seperti dilakukan oleh Yahuda terhadap Nabi Isa. Aturan ini menjamin setiap
anggota Majelis untuk tunduk secara mutlak kepada pimpinan 'Majelis 33'.
Aturan ini menimbulkan dugaan kuat, dan membuat tanda tanya besar dalam
benak kita, mengapa para penganut komunisme di setiap penjuru bumi tidak
pernah merasa terikat oleh rakyatnya sendiri, tapi selalu komitmen kepada
komunisme tertinggi sebagai panutannya.
Kaum Nurani memusatkan kegiatan The Great Eastern Lodge dari kota Angold
Stadt Jerman, untuk kemudian menyebarkan anggotanya ke dalam
perkumpulan Free Masonry yang tersebar di seluruh Eropa. Kegiatannya
dipusatkan di Perancis dengan memakai kedok sebagai kegiatan kemanusiaan,
atau lainnya yang bisa memberi kesan positif. Setelah itu, kaum Nurani
melangkah kepada rancangan berikutnya yang bertujuan bisa mengadakan
hubungan dengan para tokoh Gentiles yang berpengaruh dalam pemerintahan
atau dalam lingkungan gereja. Selanjutnya para tokoh itu ditundukkan ke
dalam pelukan Nurani, baik dengan jalan memberi uang atau pemerasan lewat
skandal, atau cara lain yang bisa ditempuh. Dan langkah berikutnya ialah
menjatuhkan pilihan pada Comte De Mirabeau sebagai sosok pemimpin yang
paling tepat untuk melaksanakannya. Hal ini mengingat pengaruh dan
kelebihan yang dimiliki oleh Mirabeau di tengah-tengah masyarakat Perancis.
Mirabeau adalah tokoh berdarah bangsawan yang sangat berpengaruh di istana
kerajaan. Dan lagi, dia adalah kawan dekat Duke Durlian, seorang tokoh
terbesar Free Mason. Alasan utama mengapa pimpinan gereja tertinggi Yahudi
memilih Mirabeau sebagai tokoh yang kelak akan memimpin Revolusi Perancis
adalah, karena ia seorang berdarah dingin dan tidak mengenal nilai-nilai susila,
dan ia punya kelebihan sebagai orator berbakat yang bisa mempengaruhi
publik umum. Banyak pengagum yang terpikat oleh gaya pidatonya.
38
Sementara itu, gaya hidup Mirabeau yang mewah telah mengantar dia ke
dalam jeratan hutang dalam jumlah yang besar. Situasi itu menyebabkan ia
mudah menerima uluran bantuan keuangan dari pihak Nurani, meskipun
bantuan itu pada hakikatnya adalah hutang yang berbunga tinggi. Di lain
kesempatan seorang jutawan Yahudi bernama Moshe Mondelhen menemui
Mirabeau dengan menawarkan uang dalam jumlah besar. Bahkan Mirabeau
diperkenalkan dengan seorang wanita rupawan Yahudi bernama Madam
Horse, yang dikenal sebagai wanita Permissive dan jet-set kota Paris kala itu.
Tidak lama kemudian, wanita itu telah jatuh bersama Mirabeau dalam dunia
asmara.
Posisi Mirabeau kini telah berada dalam cengkeraman keuangan Yahudi, yaitu
Moshe Mondelhen dari satu sisi, dan di sisi lain dicengkeram asmara wanita
Yahudi. Dengan demikian, jerat-jerat kaum Nurani Yahudi telah berhasil
menangkap mangsanya, dan bisa memasukkan kehendaknya. Kemudian
Mirabeau ditarik memasuki dunia terselubung, dan memperkenalkan lika-liku
dunia itu, setelah terlebih dulu disumpah dengan nyawa sebagai taruhannya.
Sejak itu Mirabeau berubah sikap dengan menjauhkan diri dari lingkungan
kelas elite Perancis, karena jeratan yang melilit lehernya terasa makin kuat.
Akibatnya, kalangan istana menjadi berang kepadanya. Mirabeau pun makin
benci kepada istana, sehingga ia menjadi makin gigih untuk meletuskan
Revolusi Perancis itu. Mirabeau melangkah lebih jauh dengan membujuk Duke
Durlian, anak paman Raja Perancis yang telah lama punya hubungan erat
dengan kaum Nurani, untuk mengatur dan memberi perlindungan kepada
kaum revolusioner Perancis. Mirabeau dan Duke Durlian hanya diberitahu oleh
pihak kaum Nurani, bahwa tujuan Revolusi adalah menggulingkan Raja Louis
XVI, kemudian Durlian akan menduduki singgasana kerajaan setelah itu,
sebagai raja yang dipilih secara demokratis. Demikianlah dua orang yang
ditokohkan itu tidak mengetahui secara pasti tujuan dan maksud penggerak
dan perancang revolusi yang sebenarnya, yaitu menyingkirkan raja dan
golongan aristokrat yang berkuasa di Perancis, untuk kemudian digantikan
oleh golongan aristokrat yang berdasarkan uang dan emas. Di samping Durlian
adalah anak paman raja, ada sebab lain mengapa ia dipilih oleh gereja Nurani,
karena Durlian adalah tokoh besar dalam gerakan Free Masonry Perancis.
Sebelumnya, Perkumpulan Nurani Tertinggi telah menyerahkan kepada Adam
Weiz Howight untuk menyusun aturan permainan dan simbol-simbol gereja
Nurani, agar ada keserasian dengan aturan yang ada di The Grand Eastern
Lodge. Maka, Mirabeau pergi ke Frankfurt, tempat Adam Weiz Howight
melakukan kegiatan disertai oleh Duke Durlian dan seorang pemuda yang
kelak akan menjadi tokoh penting dalam sejarah Perancis, bernama Talleyrand.
Kemudian Mirabeau mempertemukan mereka berdua dengan Adam Weiz
Howight. Sejak 1773, Duke Durlian mulai memasukkan aturan baru dalam Free
Masonry Perancis, dan mengubah aturan yang lama. Hingga tahun 1788,
jumlah Free Masonry telah mencapai lebih dari 100.000 orang pria dan wanita.
Demikianlah, kaum Nurani Yahudi telah berhasil menancapkan kuku
39
pengaruhnya lewat Moshe Mondelhen ke dalam Free Masonry Eropa, sesuai
dengan aturan dan garis rancangan yang telah diletakkan oleh Weiz Howight.
Kemudian datang tahap berikutnya, yaitu pembentukan komite rahasia dalam
Free Masonry untuk meletakkan revolusi, dengan menyebarkan penggerak
revolusi dan tokoh-tokohnya ke seluruh wilayah Perancis.
D. Mirabeau dan Duke Durlian
Mirabeau telah berhasil membawa Duke Durlian ke dalam Free Masonry
Nasional Perancis yang dikenal dengan sebutan The Blue Masonry. Kurang lebih
empat tahun kemudian, Duke Durlian terkuras kekayaannya, dan dia sendiri
memikul beban hutang dalam jumlah besar. Tidak ada jalan lain baginya untuk
membayar hutang-hutangnya kembali, kecuali harus menempuh jalan hidup
yang bisa melepaskan bebannya. Kemudian dia mengambil jalan pintas dengan
melakukan kegiatan penyelundupan dan perdagangan barang-barang
terlarang, dengan maksud untuk bisa membayar hutang-hutangnya. Akan
tetapi, petualangan bisnisnya justru membuat Durlian lebih dalam terjerumus
dalam lembah hutang. Pada tahun 1780 hutangnya telah mencapai 800.000
Franc. Angka itu merupakan jumlah yang sangat besar menurut ukuran masa
itu. Setelah itu, para sesepuh Yahudi melihat saatnya telah tiba untuk menjerat
mangsanya lebih kuat, berkat kecerdasan Mirabeau.
Para pemilik modal Yahudi mendekati Durlian dengan bujuk rayu
menggiurkan, sehingga Durlian terperdaya menggadaikan harta miliknya,
tanahnya, bahkan istananya 'Palais Royal' yaitu istana kerajaan khusus
untuknya atas pemberian raja. Istana itu dijadikan jaminan hutang-hutangnya
kepada para pemilik modal Yahudi itu. Durlian tidak menyadari, bahwa
tindakannya itu akan menjerumuskan dia ke dalam perangkap setan. Kekuatan
yang terselubung telah mengutus seorang Yahudi asal Spanyol untuk
menjalankan aksi mengawasi harta kekayaan Durlian, berikut Palais Royalnya.
Utusan itu adalah Coderlos De Lalco, yang dikenal sebagai penulis buku cerita
'Hubungan Berbahaya' dan karya percintaan lainnya yang bernafas cinta dan
seks. Ia juga dikenal sebagai penulis karya permissivisme moral dan kebebasan
seks. Antara karya-karya itu dan pembahasan ini tidak ada kaitannya apa-apa.
Akan tetapi, karena karya itu telah menjadikan istana Palais Royal sebagai
tempat mesum paling populer, maka hasil karyanya sering disebut-sebut
orang.
Demikianlah sebuah istana kerajaan telah dijadikan sarang kemaksiatan. Para
pengunjungnya yang rata-rata kelas elit bisa menyaksikan berbagai jenis
pertunjukan seks dan gambar-gambar porno, yang sulit diungkapkan dalam
bentuk kata-kata. Bukan hanya itu. Fasilitas lengkap tersedia juga untuk
mempermudah setiap pengunjung melakukan keinginannya, tanpa ada
kesulitan apa pun. Dalam menjalankan tugasnya, Coderlos tidak hanya
sendirian. Ia berkawan dengan orang bernama Callistro, seorang Yahudi asal
Italia yang nama aslinya Joseph Palsemo. Dialah yang menjadikan villa-villa
40
Durlian tidak terkena hukum Perancis, sebagai pusat penerbitan selebaran-
selebaran untuk memanaskan suasana revolusi, di samping menyebar hasutan
tajam dan terus menerus. Selain itu, Callistro juga mengatur pertemuan-
pertemuan akbar, berbagai pertunjukan, ceramah umum dan diskusi, dengan
tujuan untuk menggalakkan gejolak dan semangat publik. Jaringan mata-mata
juga dipasang di mana-mana untuk mengetahui perkembangan dan skandal
yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang diincar oleh Kekuatan terselubung.
Setelah itu dilakukan operasi gosip terencana, agar mangsanya jatuh di mata
umum. Oleh sebab itu, banyak pria dan wanita terpandang menjadi gelisah,
khawatir menjadi tumbal mafia yang dipimpin oleh De Lalco dan Palsemo itu.
Tidak sedikit diantara mereka terpaksa tunduk kepada kehendak mafia itu.
Dengan demikian harta kekayaan Duke Durlian telah berubah menjadi pusat
latihan aktivis revolusi, yang menyelusup ke berbagai kegiatan sosial budaya,
bahkan sampai masuk ke dalam perkumpulan olah raga. Dengan aneka ragam
kedok inilah mereka bisa memasukkan kegiatan yang merusak, mulai dari seks,
minuman keras dan berbagai macam kemaksiatan lainnya, hingga fenomena
seperti ini meluas dan menjamur ke seluruh negeri. Kaki tangan Konspirasi
menarik tokoh-tokoh revolusi ke dalam dunia gelap itu dengan bujuk rayu
yang menggiurkan, sehingga mereka jatuh ke dalam pelukan setan. Kegiatan
ini diatur dan diarahkan dari markas Mirabeau dan Durlian, dan dari istana
Palais Royal. Sejarawan Inggris Scoder dalam bukunya Prince of Blood
mengatakan tentang Palais Royal ini, bahwa masalah Palais Royal saja
membuat polisi lebih sibuk daripada menangani masalah Paris secara
keseluruhan.
Rakyat Perancis pada umumnya tidak tahu apa yang berjalan dalam istana
Palais Royal, karena mereka mengira itu adalah kediaman resmi Duke Durlian,
putra paman raja Perancis. Hanya sebagian kecil tertentu saja yang tahu, bahwa
Palais Royal telah jatuh ke tangan para pemilik modal Yahudi untuk dijadikan
sarang persekongkolan, yang akan melampiaskan dendam kesumat Yahudi
terhadap kaum Gentiles.
Sebenarnya penguasa kerajaan Perancis bukannya tidak tahu apa yang sedang
terjadi. Sebelumnya mereka sudah mendapat peringatan yang cukup, bahwa
pemerintah Bavaria menemukan dokumen-dokumen rahasia Konspirasi setelah
kematian utusan yang membawa dokumen itu, dan bagaimana pasukan
keamanan Bavaria menyerbu pusat sarang Konspirasi yang ada di negerinya,
sehingga ditemukannya dokumen yang lain. Maka raja Bavaria merasa perlu
menyampaikan peringatan adanya bahaya yang mengancam para penguasa di
seluruh Eropa, termasuk Pemerintah Perancis, Inggris, Polandia, Jerman,
Austria dan Rusia. Akan tetapi, peringatan itu tidak ditanggapi dengan
sepenuhnya, karena pengaruh kekuatan Konspirasi di negara-negara itu telah
sedemikian besarnya, sehingga peringatan seperti itu tidak cukup membuat
mereka tergugah untuk mengambil tindakan yang pasti.
41
Pada uraian berikutnya akan kita ketengahkan gambaran yang jelas mengenai
Pada uraian berikutnya akan kita ketengahkan gambaran yang jelas mengenai
peristiwa revolusi Perancis, dan bagaimana berbagai peringatan itu tidak
mendapat tanggapan, untuk membangkitkan hati khalayak umum dari
kelengahan atas bahaya Konspirasi Internasional itu.
E. Revolusi Perancis dan Marie Antoinette
Negara-negara yang diberi peringatan tentang adanya ancaman bahaya
Konspirasi ternyata tidak menanggapi sepenuhnya, dan tidak mengambil
langkah apa-apa untuk menanggulangi. Maka pemerintah Bavaria beberapa
kali menulis surat kepada ratu Perancis, Marie Antoinette, yang isinya
mengingatkan ratu tentang adanya bahaya Konspirasi yang telah membuat
rancangan khusus untuk menguasai Perancis lewat Perkumpulan Free
Masonry Perancis. Akan tetapi, ratu Marie Antoinette, putri Raja Francois I dari
kerajaan Austria itu tidak bisa mempercayai peringatan itu. Karena peringatan
itu terus datang bertubi-tubi, maka ratu Marie Antoinette kemudian membalas
surat-surat yang datang dari pemerintah Bavaria itu. Dengan panjang lebar ratu
membantah peringatan itu, yang diantaranya ia mengatakan, "Tentang masalah
yang berhubungan dengan Perancis, keprihatinan Anda terlalu dibesar-
besarkan mengenai kegiatan Free Masonry itu. Aku percaya, gerakan itu di
Perancis merupakan gerakan yang terkecil diantara yang ada di seluruh Eropa."
Dalam lembaran sejarah terdapat bukti-bukti yang menunjukkan kesalahan
besar yang telah dilakukan oleh ratu Marie Antoinette. Kesalahan ini
mengakibatkan ia sendiri dan suaminya Raja Louis XVI mengakhiri riwayatnya
di atas tiang maut Guilotin, dan mayoritas sejarawan sepakat menyatakan,
bahwa Marie Antoinette adalah seorang ratu yang bergaya hidup mewah dan
boros, serta mempengaruhi gaya hidup seluruh kerabat sentana istana kerajaan
Perancis. Selain itu, Marie Antoinette juga dicatat dalam sejarah sebagai play-
girl kelas elit, yang mengkhianati suaminya bersama teman-teman karibnya .....
dan seterusnya.
Padahal deskripsi busuk seperti itu tidak lain adalah hasil gosip Palsemo dan
para Propagandis revolusi dalam rangka mengangkat tuduhan palsu ke atas
permukaan publik, sehingga mereka akan bertambah benci kepada ratu.
Dengan demikian, tangan-tangan tersembunyi akan mudah menuntut keluarga
kerajaan di depan pengadilan.
--------
Beberapa sejarawan menulis betapa tabah ratu Marie Antoinette dan suaminya
menghadapi maut di atas pisau alat pembunuh sadis Guilotin. Isu gosip
populer yang pernah tercatat dalam sejarah ratu Marie Antoinette adalah
tentang skandal 'Kalung Permata Ratu', yang dijadikan alat untuk mencoreng
wajah sang ratu. Adam Weiz Howight dan Mondelhen pernah merancang
suatu sketsa gagasan seperti berikut :
42
"Masalah isu krisis ekonomi telah menjadi buah bibir masyarakat luas. Pada
saat kas kerajaan Perancis kosong, dan pemerintah terpaksa pinjam dari para
pemilik modal Yahudi Internasional, maka terbukalah kesempatan untuk
membuat gosip yang menggemparkan Tangan Terselubung. pihak Konspirasi
membuat surat palsu atas nama ratu, untuk memerintahkan seorang perajin
membuat kalung dari batu mulia kelas wahid, mirip permata dalam dongeng.
Batu permata itu seharga seperempat juta Franc, suatu harga yang amat tinggi
saat itu."
Setelah perajin permata itu selesai mengerjakan instruksi palsu itu, ia
membawanya ke istana kerajaan. Alangkah terkejutnya baginda ratu dan
menolak mentah-mentah surat palsu atas nama ratu itu. Di luar kepalsuan itu,
berita tentang kalung permata tersebut telah menjadi berita populer di seluruh
Perancis, karena Palsemo telah menyebarluaskan secara besar-besaran. Tidak
pelak lagi, Marie Antoinette telah menjadi tumbal gosip, dan nama sang ratu
jatuh sedemikian parahnya akibat tuduhan pemborosan, kebejatan dan
tuduhan busuk lain yang ditujukan kepadanya. Ketika ketegangan gosip telah
mencapai titik runcing, Palsemo bermaksud membuat pukulan yang
mematikan terhadap Marie Antoinette. Palsemo mencetak selebaran dalam
jumlah yang besar, yang isinya menghasut dan memperuncing kebencian
terhadap sang ratu. Dikatakan, bahwa sang ratu telah diberi hadiah berupa
kalung itu dari seorang pacar gelapnya, sebagai tanda mata setelah keduanya
dengan diam-diam terlibat dalam skandal seks. Bukan hanya itu. Nama baik
Marie Antoinette dilucuti habis-habisan di mata umum, dengan munculnya
surat palsu lagi atas nama ratu, yang ditujukan kepada seorang bangsawan
Perancis, yaitu seorang Kardinal bernama De Rohand. Dalam surat itu
disebutkan, bahwa ratu minta agar sang Kardinal menemuinya pada tengah
malam di sebuah tempat peristirahatan di taman Palais Royal, untuk
membicarakan masalah isu kalung permata di atas. Sementara itu, seorang
dayang kerajaan yang telah dipersiapkan oleh Konspirasi menemui Kardinal di
tempat yang telah ditentukan itu dengan berpakaian menyamar seperti ratu
layaknya di tengah malam itu. Ketika itulah fitnah berbau gosip itu
disebarluaskan untuk menjatuhkan nama baik sekaligus juga mencemarkan
nama baik tokoh gereja. Sejarah telah mengungkap, bagaimana kalung permata
hasil fitnahan itu dipindah dan disembunyikan di London. Diduga permata
mahal yang terdapat pada kalung itu disimpan oleh jutawan Yahudi di London
bernama Elyason.
Di London masih terdapat bukti-bukti yang menguatkan keterlibatan tokoh-
tokoh Yahudi Inggris dengan persekongkolan yang merancang meletusnya
Revolusi Perancis. Bukti-bukti itu merupakan rahasia selama beberapa tahun
lamanya, dan terbongkar oleh Lady Queensburgh, permaisuri Lord
Queensburgh. Dalam bukunya yang berjudul 'Pemerintahan Gereja
Terselubung', Lady Queensburgh mencatat bukti-bukti yang pernah ditemukan
dalam sebuah manuskrip lama yang berjudul 'Permusuhan terhadap Unsur
Semitik', ditulis oleh seorang Yahudi Benjamin Gold Smidt pada tahun 1849.
43
Berkat wawasannya yang luas, Lady Queensburgh berhasil mempelajari
manuskrip tersebut dan menganalisanya, yang pada akhirnya mendapat bukti-
bukti kuat yang menunjukkan, bahwa Benjamin Gold Smidt dan saudaranya
Abraham Gold Smidt serta kawannya Sir Moshe Montifor, yang ketiganya
adalah pemilik modal keuangan di Inggris, merupakan anggota jaringan
Konspirasi Yahudi di seluruh Eropa yang telah merancang revolusi Perancis
itu. Juga terdapat bukti lain yang menguatkan pernyataan Lady Queensburgh
di atas manuskrip yang lama, yaitu seorang konglomerat Yahudi berasal dari
kota Berlin Jerman, bernama David Erend Lander dan seorang konglomerat
Yahudi lainnya bernama Henzegerber adalah anggota jaringan Konspirasi yang
bekerja di bawah pimpinan langsung Rothschild.
Demikianlah tabir-tabir itu terungkap oleh kita, sehingga para tokoh di balik
tabir itu tampak dengan jelas. Dan itulah para anggota kekuatan Konspirasi.
Kita tidak banyak membicarakan masalah sarana yang dipakai oleh para tokoh
Yahudi itu dalam kegiatan mereka untuk menjatuhkan ekonomi pemerintah
kerajaan Perancis. Kita bisa melihat data-data sejarah, lalu menganalisanya
untuk mengambil kesimpulan dari sarana-sarana yang dipakai oleh kekuatan
Konspirasi, seperti yang terjadi di Rusia, Spanyol dan Amerika. Tentang sarana
yang dipakai Konspirasi berkenaan dengan situasi revolusi Perancis, seorang
sejarawan Inggris bernama Sir Walter Scott mengatakan,
"Para pemilik modal itu memperlakukan pemerintah kerajaan Perancis seperti
rentenir yang siap mewarisi harta kekayaan milik yang berhutang dengan
boros dan mewah. Mereka mengulurkan hutang besar-besaran dengan satu
tangan, dan tangan lainnya menerima bunga hutang tersebut yang berlipat
ganda jumlahnya. Maka tidak mengherankan kalau kas negara menjadi kosong
dalam waktu singkat. Sebagai akibatnya, para pemberi hutang itu mendapat
fasilitas dan hak-hak istimewa di negeri itu, sebagai jaminan timbal balik atas
hutang-hutang tersebut. Dengan begitu lengkaplah jeratan yang mengikat leher
pemerintah Perancis."
Setelah Perancis mengalami krisis ekonomi yang parah, yang mendorong
pemerintah terus mencari pinjaman dengan bunga sangat tinggi untuk
membiayai perang dan pergolakan, para pemilik modal dengan senang hati
mengulurkan pinjaman yang dibutuhkan itu, dengan syarat mereka diberi
wewenang mencetak mata uang Perancis dengan leluasa. Syarat itu pada
awalnya tidak terasa begitu berat. Namun pada hakikatnya itu tidak berbeda
dengan peribahasa Perancis yang mengatakan 'Memasukkan seekor ular
berbisa ke dalam kamar'. Maksudnya adalah memasukkan wakil pihak pemilik
modal dalam keuangan rumah tangga kerajaan Perancis. pihak pemberi
pinjaman itu tidak lain adalah Jacques Necker, yang kemudian dipilih oleh raja
sebagai menteri keuangan Perancis. Setelah para pemilik modal berhasil
mengorbitkan Necker, mereka memujinya lewat berbagai sarana propaganda
yang mereka kuasai, bahwa Necker adalah seorang pakar ekonomi kelas kakap,
dan satu-satunya orang yang mampu menyelamatkan perekonomian Perancis
44
dari krisis yang sedang berjalan. Padahal, setelah 4 tahun Necker berkuasa
memegang kementerian keuangan, kondisi perekonomian Perancis makin
bertambah buruk, sejajar dengan naiknya hutang-hutang yang dibuatnya.
Seorang sejarawan Inggris Captain A. Romsey melukiskan kondisi ekonomi
Perancis kala itu dalam bukunya yang berjudul 'Sebuah Perang Tanpa Nama'
(A War Without a Name) sebagai berikut :
"Revolusi Perancis merupakan pukulan maut bagi orang yang sedang sakit,
karena kuku-kuku hutang yang menancap, disusul dengan dikuasainya media
massa dan kegiatan politik oleh para tokoh Yahudi. Tidak luput pula para
tokoh lapisan masyarakat bawah juga mereka kuasai. Panggung massal telah
siap menyajikan pertunjukan drama revolusi. Dengan segala cara para
perancang Konspirasi menggerakan revolusi, dan dengan cengkeraman
kukunya yang kuat mereka membuat raja tidak berdaya."
Waktu itu Palsemo menghujani dengan selebaran-selebaran gelap. Sambil
melaknat tokoh-tokoh istana dan gereja, para kaki tangan Konspirasi terus
mengatur langkah dan strategi, dan melatih kader-kader yang kelak dijadikan
pemimpin setelah sistem kerajaan runtuh. Di antara tokoh yang berhasil
dipersiapkan oleh Konspirasi adalah Robespierre, Danton dan lain-lain. Ada
pula yang secara khusus dipilih orang-orang yang bertugas menyerbu penjara
Bastilles dengan maksud membebaskan para narapidana, agar narapidana ini
melampiaskan kebenciannya kepada istana, sehingga seluruh kota Paris
diliputi oleh iklim pergolakan. Di antara pusat penataran itu adalah biara Saint
Yacob di Paris. Jadi, rancangan berdarah itu disusun dari balik tembok tempat
suci untuk beribadah. Di biara Saint Yacob itu pula dicatat daftar nama
bangsawan dan pendukung kerajaan yang bakal dienyahkan dari muka bumi
oleh para aktivis revolusi. Mereka ini juga memperalat orang-orang yang sakit
jiwa dan para pejabat agar melakukan tindakan kriminal, sehingga situasi akan
makin kacau.
Tujuan kekuatan Konspirasi di balik revolusi Perancis adalah untuk menguasai
Perancis dari balik layar, dan dari sini melangkah lagi untuk menguasai dunia
secara keseluruhan. Peristiwa demi peristiwa terjadi berturut-turut seperti telah
kita ketengahkan sebelumnya. Konspirasi telah memperalat Duke Durlian
sebagai kuda tunggangan. Mereka minta agar Durlian menghukum mati anak
pamannya sendiri, raja Louis XVI, dan dia pula yang mengemban
tanggungjawab atas kematian raja dan permaisurinya. Sesungguhnya pihak
Konspirasi lah yang bertanggungjawab atas semua peristiwa itu tapi para
tokohnya bersembunyi dari balik kegelapan. Instruksi dari konspirasi kepada
kalangan revolusioner untuk membunuh beberapa orang istana ternyata
terulang kembali. Kali ini yang harus dibunuh adalah Durlian sendiri. Tokoh
tunggangan ini difitnah melalui media massa, seperti pernah dialami oleh
Marie Antoinette sebelumnya. Dalam waktu sekejap tuduhan keji dari publik
Perancis dilontarkan kepada Durlian, yang akhirnya mengalami nasib sama
seperti Marie Antoinette. Durlian digiring ke Guilotin. Sementara itu terdengar
45
pula cemoohan dari para hadirin yang menyaksikan pertunjukan yang
mengerikan itu. Ini merupakan cemoohan ulang seperti pernah terjadi pada
kematian Antoniette dan raja Louis XVI.
Adapun Mirabeau, setelah merasa dirinya terancam oleh bahaya, dan
menyadari dijadikan alat permainan oleh kelompok Konspirasi dari balik layar,
segera menyadari adanya kebejatan moral yang digerakkan oleh para
penggerak revolusi. Sebenarnya Mirabeau menentang perlakuan sadis terhadap
raja Louis XVI. Dia tahu pula, bahwa mendiang raja sebenarnya orang yang
lugu, baik hati dan berkemauan lemah, sehingga kurang waspada menanggapi
kejadian di sekitarnya. Mirabeau hanya menghendaki untuk menyingkirkan
kekuasaan mutlak yang ada pada raja, untuk digantikan dengan raja yang
memerintah berdasarkan konstitusi. Kemudian Mirabeau sendiri akan tampil
sebagai penasihat raja. Oleh karena itu, ketika ia menyaksikan kekuatan
Konspirasi bermaksud membunuh raja Louis XVI, Mirabeau berusaha untuk
melarikan raja dari penjara Paris, dan memindahkan ke markas pasukan yang
masih setia kepada raja. Usaha Mirabeau ini gagal dan bahkan akan dibunuh
oleh kekuatan Konspirasi. Berbagai fitnah dilancarkan untuk mencari alasan
bisa menuntut Mirabeau ke pengadilan. Akhirnya pihak Konspirasi memakai
cara dengan meracun Mirabeau, dengan kesan seolah-olah Mirabeau mati
bunuh diri.
Setelah peristiwa demi peristiwa mengantar meletusnya revolusi Perancis,
tibalah saatnya sebuah periode dikenal dalam sejarah Perancis dengan sebutan
"Pemerintahan Teror". Pada masa itu, para mangsa pergolakan digiring ke
tempat pembantaian dalam jumlah ribuan setiap hari seperti ternak. Sebagai
algojo telah ditunjuk Robespierre (1758-1794) dan Danton (1759-1794). Setelah
kedua algojo ini menyelesaikan tugasnya, mereka berdua juga dibantai dalam
usia yang relatif muda.
Seorang sejarawan Inggris Walter Scott mengetahui dengan pasti peran yang
dimainkan oleh kekuatan terselubung, yang mendalangi peristiwa yang terjadi
di Perancis. Dalam karya tulisnya berjudul 'Kehidupan Napoleon' kita bisa
menemukan data-data yang cukup tentang keterlibatan Konspirasi Yahudi
dalam revolusi Perancis itu, dan peristiwa besar lainnya di Eropa. Walter Scott
memaparkan bukti-bukti yang bisa menimbulkan tanda tanya dengan
mengungkapkan, bahwa kebanyakan wajah yang tampil dalam revolusi
Perancis tampak asing bagi alam Perancis. Lebih lanjut ia mengungkapkan
secara khas, bagaimana seorang majhul bernama Manuelle muncul seketika di
permukaan umum, dan seketika itu pula bisa menempati posisi sebagai jaksa
Agung di Paris. Padahal Manuelle adalah orang yang bertanggung jawab atas
penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dikirim ke tempat-
tempat hukuman mati di seluruh Perancis pada bulan September 1792. Dalam
penjara Paris saja ditemukan 7.000 orang menemui ajalnya.
46
Manuelle didampingi oleh seorang Yahudi lainnya bernama David, seorang
eksekutif Komite Keamanan Nasional di Paris, yang dikenal sebagai penjagal
maut selama perjalanan revolusi berlangsung. David pula yang memasukkan
faham Naturalisme ke dalam pemerintahan pada masa pasca revolusi, untuk
menggantikan agama Kristen.
Karya besar Sir Walter Scott The Life of Napoleon sebanyak 9 jilid sudah lama
tidak beredar. Diduga kuat karena pihak Konspirasi telah mengupayakan, agar
buku itu lenyap dari peredaran umum. Perlu juga kita simak sebuah karya lain
yang ditulis oleh Renoult dengan judul 'Kehidupan Robespierre' (The Life of
Robespierre). Buku ini menampilkan fakta-fakta penting, antara lain ucapan-
ucapan Robespierre, ketika revolusi sedang panas-panasnya. Pemerintahan
Teror mencapai puncaknya antara tanggal 27 April-27 Juli 1794. Pada saat itu
Robespierre berbicara panjang lebar di depan Majelis Nasional. Ia menyerang
sengit apa yang dinamakan dengan kelompok teroris ekstrimis. Dia menuduh
adanya suatu pihak yang berada di belakang tindakan teror itu. Namun dia
tidak menyebutkan siapa pihak yang dimaksud. Kata-kata asli yang diucapkan
Robespierre adalah : "Aku tidak berani menyebut nama mereka di tempat ini
dan di saat ini pula. Aku juga tidak bisa membuka tirai yang menutupi
kelompok ini sejak awal peristiwa revolusi. Akan tetapi, aku bisa meyakinkan
Anda sekalian, dan aku percaya sepenuhnya, bahwa di antara penggerak
revolusi ini terdapat kaki tangan yang diperalat dan melakukan kegiatan
amoral dan penyuapan besar-besaran. Kedua sarana itu merupakan taktik yang
paling efektif untuk memporak-porandakan negeri ini."
Renoult memberikan komentar, seandainya Robespierre tidak mengucapkan
kata-katanya di atas, nasib yang dialami akan lain. Ia telah mengucapkan kata-
kata melewati batas yang dibolehkan. Kata-kata pedas meluncur dari
mulutnya, sehingga hari berikutnya ia digiring ke tempat hukuman mati.
Demikianlah nasib seorang Free Mason yang telah diberi kesempatan untuk
mengetahui gerakan Free Masonry lebih dari apa yang seharusnya. Hanya
sedikit orang yang tahu, bahwa Robespierre, Danton dan tokoh-tokoh revolusi
Perancis lainnya yang muncul pada periode pemerintahan teror merupakan
alat yang digenggam oleh komplotan 13 Sesepuh Yahudi. Setelah boneka-
boneka yang diperalat oleh Konspirasi satu per satu lenyap dari bumi, mereka
mulai dengan tahap baru lagi dalam persekongkolan internasional selanjutnya.
Esleim Mayer Rothschild mengirimkan putranya Nathan Mayer ke Inggris
untuk membuka cabang perusahaan raksasa milik mereka di kota London.
Tujuannya untuk mempermudah hubungan antar-sesepuh Yahudi
Internasional di seluruh kota Eropa, dan untuk menancapkan kuku mereka
dalam bidang politik dan ekonomi lebih dalam lagi. Tujuannya yang lebih
khusus lagi ialah, agar mereka bisa mengadakan hubungan lebih mudah antar
konglomerat yang menguasai bank Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman.
Untuk itu, Rothschild telah mempersiapkan Nathan selama 26 tahun, yang
sekaligus ini menunjukkan kehebatan Rothschild dalam pembinaan kader
Konspirasi, sejak Nathan masih belia.
47
F. Kekuatan Konspirasi dan Napoleon
Setelah tahap di atas selesai, kekuatan Konspirasi mengincar seorang yang
sedang naik daun, yaitu Napoleon Bonaparte. Mulailah sejak itu kekuatan
Konspirasi mengulurkan dana besar-besaran kepada Napoleon untuk
membiayai perang yang kondang itu, dengan tujuan untuk menyingkirkan
sistem kerajaan di seluruh negara Eropa. Napoleon mengerahkan pasukannya
besar-besaran ke berbagai negara Eropa. Puncak pengerahan pasukan itu
terjadi pada tahun 1804, ketika ia mengangkat dirinya sebagai Kaisar Perancis,
dan mengangkat saudara-saudaranya menjadi raja di negara-negara Eropa
yang ditaklukkan. Joseph dijadikan raja Napoli, Louis raja Belanda, dan Jerume
raja Lostvalia (salah satu wilayah Jerman ketika itu). Nathan Rothschild juga
dengan diam-diam mengangkat keempat saudaranya menjadi raja uang di
keempat kerajaan Eropa itu. Dengan demikian, merekalah penguasa yang
sebenarnya di balik tahta kerajaan keluarga Napoleon.
Selanjutnya, pihak Konspirasi memilih negara Swiss sebagai pusat lembaga
keuangan yang aman. Mereka berusaha menyelamatkan negara ini dari perang
dan pertikaian umum. Dengan kata lain, Swiss akan dijadikan negara netral
untuk selamanya. Setelah itu, kekuatan Konspirasi melangkah lagi kepada
bisnis baru yang banyak memberi keuntungan, yaitu perdagangan 'perang'.
Untuk mencapai tujuan ini mereka harus menguasai pabrik-pabrik senjata,
amunisi dan kapal perang, dan menguasai industri-industri baja, besi, kimia
dan pabrik yang memproduksi alat perang lainnya. Dengan strategi ini,
kekuatan Konspirasi mempersiapkan dana besar-besaran yang membanjiri
berbagai proyek itu, yang kemudian produknya dialirkan kepada pihak yang
bersengketa tanpa kecuali. Akan tetapi muncul kendala bagi mereka, yang
datang dari Napoleon sendiri. Awal mulanya Napoleon merasa puas terhadap
para sesepuh Yahudi yang mengulurkan pinjaman uang besar-besaran
kepadanya, untuk membiayai perlengkapan pasukannya sebesar itu. Akan
tetapi, lama-kelamaan Napoleon menyadari, bahwa dibalik itu ada kekuatan
terselubung yang menggerakan tangannya. Napoleon mengambil langkah lebih
hati-hati dan waspada, di samping berusaha untuk memukul kekuatan
terselubung itu, apabila telah cukup bukti-bukti dan saat yang tepat telah tiba.
Namun sebelum Napoleon bisa melaksanakan niatnya karena ia dan
pasukannya masih mati-matian berperang melawan Rusia, kekuatan
Konspirasi telah memergoki gelagat yang tidak menyenangkan dari Napoleon.
Di sela-sela kesibukan Napoleon itulah pihak Konspirasi melihat adanya
kesempatan yang tepat untuk memukul Napoleon, sehingga pasukan
Napoleon menjadi kacau dan dipukul roboh oleh pasukan Rusia. Dalam
lembaran sejarah pada umumnya disebutkan, bahwa kekalahan Napoleon oleh
Rusia disebabkan oleh adanya kesulitan cuaca dingin dan salju tebal yang
menghalangi laju pasukannya. Padahal, penyebab yang sebenarnya adalah
karena jalur penghubung yang menuju pasukan Napoleon diputus oleh
tangan-tangan terselubung, sehingga senjata dan amunisi yang dikirim untuk
pasukannya tidak bisa sampai. Sementara itu, amunisi pasukan Rusia terus
48
mengalir dengan deras. Langkah kekuatan Konspirasi yang dilakukan untuk
menghancurkan pasukan Napoleon kemudian memaksa Napoleon turun tahta.
Langkah ini oleh Konspirasi Internasional dijadikan tradisi untuk melangkah
dan mengadakan kegiatan di masa-masa selanjutnya. pihak Konspirasi dalam
melakukan taktik itu menggunakan kaki tangan orang-orang Serbia untuk
menyelusup ke jajaran penting dalam industri, transportasi, logistik dan posisi
rawan lainnya. Ketika itulah negara-negara yang telah dimasuki oleh mereka
jatuh di bawah pengaruh kekuatan terselubung. Posisi kunci yang dikendalikan
mereka memungkinkan mereka melaksanakan kegiatan yang bisa
menimbulkan kekacauan dalam suplai pasukan yang sedang bertempur di
medan laga. Taktik Konspirasi yang dipakai untuk menghancurkan pasukan
Napoleon dipakai lagi di kemudian hari untuk menghancurkan pasukan Czar
Rusia pada tahun 1904 dalam menghadapi pasukan Jepang.
Sejarah telah mencatat, bagaimana peristiwa berikutnya terjadi setelah
kekalahan Napoleon, disusul dengan peristiwa penurunan Napoleon dari tahta
dan dibuang ke pulau Elba. Ketika Napoleon melarikan diri sebagai usaha
untuk kembali, segera ditangkap kembali oleh jaringan yang telah dipasang
oleh Konspirasi. Pertempuran Waterloo merupakan perang terakhir bagi
Napoleon. Adapun Nathan Rothschild, nasibnya justru sebaliknya. Ia telah
berhasil menguasai keuangan di seluruh Eropa, setelah berakhirnya masa
kejayaan Napoleon. Rothschild pada waktu itu telah membangun istana yang
letaknya menghadap langsung dengan istana raja Louis XVIII, pewaris tahta
kerajaan Perancis. Dari lokasi di seputar istana raja, Nathan bisa memantau
gerak-gerik yang ada di sana dari jendela istananya sendiri itu. Para mata-mata
Konspirasi dalam istana raja Louis lebih mudah mengadakan hubungan
dengan Nathan, khususnya mengenai perkembangan perang Waterloo yang
hampir berakhir. Pada waktu yang sama, Nathan mengadakan jaringan lain
untuk menguak informasi tentang perang tersebut, untuk kemudian dikirim ke
Inggris. Pada saat datangnya berita mengenai keunggulan pasukan Wellington
(panglima pasukan Inggris) atas Napoleon, dan dipastikan Wellington akan
tampil sebagai pemenang perang, Nathan mengirimkan berita kebalikannya ke
Inggris lewat utusannya. Dikatakan, bahwa Napoleon lah yang menang atas
Wellington. Tak ayal lagi, berita itu membuat rakyat Inggris cemas, dan harga
bursa uang anjlok seketika. Kemudian Nathan berangkat secepatnya ke Inggris
dengan kapal khusus. Begitu Nathan menginjakkan kakinya ke London, segera
saja ia memerintahkan anak buahnya untuk memborong seluruh penjualan
modal, saham, uang dan apa saja yang bisa dibeli. Peristiwa ini sangat
mengejutkan semua pihak, setelah pada hari berikutnya tersiar berita yang
sebenarnya, yaitu kemenangan Wellington atas Napoleon. Setelah pasar modal
kembali normal, para pemilik modal Yahudi, khususnya Nathan telah
memboyong keuntungan yang sangat besar. Tidak seorang pun membicarakan
bagaimana Rothschild membungkam kemarahan pemerintah Inggris dan
rakyatnya, akibat kerugian jutaan poundsterling dalam pasar modal London itu
dalam waktu hanya satu hari. Dan jelas pula tercatat dalam sejarah, bahwa
49
Rothschild setelah itu mengeluarkan bantuan kepada Inggris uang sebesar £ 18
juta, dan kepada Rusia £ 5 juta, karena negeri ini telah berjasa membantu
Konspirasi menghancurkan Napoleon. Ketika Nathan meninggal dunia tahun
1836, Bank Inggris benar-benar telah berada di tangannya. Dan hutang nasional
Inggris kala itu telah mencapai £ 885 juta, akibat penjagalan ekonomi besar-
besaran dalam pasar modal. Sedikit sekali orang yang bisa menemukan tokoh
Free Mason Eropa yang bisa menyingkap, bagaimana The Grand Free Mason
Lodge bisa menyusup ke posisi penting di negara-negara Eropa. Paus Paulus
Pius IX termasuk orang yang mengetahui gerakan yang dilakukan oleh Free
Masonry itu, sehingga dia mengharamkan umat Kristen Katolik memasuki
perkumpulan itu.
Kalau masih ada orang yang meragukan peran Konspirasi dalam peristiwa
revolusi Perancis, bisa ditunjukkan bukti-bukti yang lebih jelas, yaitu ketika
terjadi diskusi dalam Majelis Nasional Perancis yang diadakan pada tahun
1904. Kita bisa mengutip sebuah ucapan yang dilontarkan oleh De Rosanbe,
seorang wakil anggota Majelis. Dia mengatakan
"Kita telah yakin benar tentang masalah ini, yaitu bahwa Free Masonry adalah
satu-satunya pihak yang merancang timbulnya revolusi Perancis. Dan
sambutan serta tanggapan yang kita dengarkan dalam Majelis ini
menunjukkan, bahwa sebagian kita tahu seperti yang saya ketahui."
Kemudian seorang anggota lain bernama Gommel, yang juga termasuk
anggota perkumpulan The Grand Eastern Lodge Perancis berdiri mengatakan :
"Kita bukan hanya mengetahui hal itu, melainkan kita akan mengumumkan
kepada khalayak ramai."
Pada acara makan malam besar-besaran yang diadakan di Paris pada tahun
1923, yang dihadiri oleh para politisi dan wakil-wakil dari Liga Bangsa-Bangsa
(Nations-League) yang kelak menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Nations), seorang tokoh The Grand Eastern Lodge bangkit seraya mengatakan
dengan penuh kebanggaan :
"Perancang Pemerintahan Perancis adalah putra Free Masonry Nasional
Perancis. Dan perancang Republik Dunia besok adalah putri Free Masonry
Internasional."
Demikian kita melihat kekuatan Konspirasi yang sampai tahun 1923 telah
berani berbangga-bangga di tengah-tengah Pemerintahan Republik Perancis
sebagai ayah Revolusi Perancis, yang diberi sebutan akbar itu. Dan mereka
berani pula mengumumkan niatnya tentang program yang akan dilaksanakan
di masa mendatang, seperti mendirikan Republik Dunia, yang dikatakannya
sebagai anak putri kandung Free Masonry Internasional. Fenomena ini tidak
perlu mengherankan, sebagai akibat keberhasilan mereka dalam perjanjian
Versailles dan dalam perang dunia I. Sebelum itu mereka telah berhasil
menghancurkan sistem kerajaan Perancis, dan peristiwa yang terjadi pada abad
ke 19 atas ulah tangan-tangan tersembunyi mereka.
50
Setelah tahun 1923, Kekuatan Konspirasi telah bisa mempersiapkan kaki-
tangannya untuk menduduki posisi penting dalam pemerintahan Perancis.
Monseour Edouard Herriot adalah seorang antek Konspirasi yang pertama kali
bisa menduduki kursi Perdana Menteri Perancis pada tahun 1924. Sejak itu
pula pengaruh Konspirasi sangat menentukan untuk mempersiapkan orang-
orang yang akan menduduki jabatan penting. Herriot telah berhasil
memelopori gerakan sekulerisasi total di Perancis, menggantikan agama
Kristen yang telah menjadi agama negara sejak berabad-abad lamanya.
Seorang anggota kawakan dari The Grand Eastern Lodge bernama Leon Bluem
adalah seorang Yahudi, dan seorang politikus Perancis terkemuka yang
memainkan peran penting dalam kebijakan politik Perancis sampai setelah
perang dunia II. Ia berkali-kali menduduki jabatan menteri dan wakil perdana
menteri. Tahun 1936 ia menjadi perdana menteri. Setelah itu, ia menjadi utusan
Perancis untuk Liga Bangsa-Bangsa (Nations League) pada masa antara perang
dunia I dan perang dunia II, yang bermarkas di Jerman. Sampai sekarang
Konspirasi juga ingin menguasai Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations),
dengan memanfaatkan keluguan negara-negara anggota yang berkumpul
dalam satu badan internasional itu. Dengan demikian, negara-negara itu akan
mudah menjadi mangsa bagi Konspirasi. Setelah Liga Bangsa-Bangsa
dibubarkan, Konspirasi Yahudi Internasional berusaha menyelusup ke dalam
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ada bukti nyata yang tidak boleh kita abaikan
tentang usaha itu, yaitu ketika Badan Internasional itu menyetujui berdirinya
negara Israel, dan memberikan negeri Palestina kepada Zionisme Politik.
Amerika dan Uni Sovyet ikut mendukung berdirinya negara Israel itu. Kedua
negara adidaya itu telah lama dipengaruhi oleh lobi Yahudi. Dengan demikian,
tercapailah salah satu cita-cita Konspirasi, yang lebih dari setengah abad
lamanya diperjuangkan.
Jelaslah bagi kita, sejauh mana perjalanan yang telah ditempuh oleh kekuatan
Konspirasi, setelah jatuhnya Napoleon Bonaparte.
51
IV. KONSPIRASI BERCOKOL DI AMERIKA
A. Menancapkan kuku sedikit demi sedikit
Kalau kita menyimak sejarah Amerika modern, kita akan mengetahui asal-usul
masuknya Yahudi, berawal sejak sejarah Amerika itu sendiri. Bahkan orang-
orang Yahudi telah berusaha mengembangkan sayap pengaruhnya di bumi itu
sebelum Amerika Serikat lahir sebagai negara, yaitu ketika Amerika masih
terdiri dari 13 wilayah koloni Inggris. Mata para pemilik modal mulai
mengincar koloni Inggris di Amerika setelah Benjamin Franklin, seorang tokoh
Amerika terbesar tiba di London ia disambut oleh para pemilik modal Yahudi
yang telah menguasai perekonomian Inggris, seperti telah kita jelaskan
sebelumnya.
Dalam dokumen Senat Amerika halaman 98 butir 33 terdapat laporan yang
ditulis oleh Robert L.Owen, mantan kepala komisi bank dan keuangan dalam
Kongres Amerika tentang pertemuan antara wakil-wakil perusahaan
Rothschild dan Benjamin Franklin. Disebutkan antara lain, bagaimana para
utusan Rothschild minta keterangan tentang sebab yang menurut hematnya
bisa membuat perekonomian di koloni Amerika maju. Franklin menjawab
pertanyaan itu dengan kata-kata sebagai berikut :
"Masalah itu tidak sulit. Kita akan mencetak mata uang kita sendiri, sesuai
dengan kebutuhan yang dihajatkan oleh industri yang kita miliki."
Menurut pengamatan Robert L. Owen, jawaban Franklin itu langsung
membuat kelompok Rothschild tertarik untuk memanfaatkan kesempatan itu,
untuk memetik keuntungan besar. Itulah yang tampak pada awal mulanya,
bahwa mencetak mata uang sendiri bagi koloni Inggris di Amerika merupakan
larangan hukum, agar koloni itu tetap menggantungkan sistem keuangannya
pada bank Inggris.
Sementara itu, Amschel Mayer Rothschild masih tinggal di Jerman mengurusi
perusahaannya. Ia merekrut tentara profesional sewaan di Jerman, dan
mengirimnya kepada Pemerintah Inggris dengan imbalan sebesar $ 8 untuk
setiap orang. Pengaruh Rothschild dan kondisi Pemerintah Inggris telah
memungkinkan untuk meluluskan tuntutan koloni Amerika mencetak mata
uangnya sendiri. Undang-undang itu lahir, dan Pemerintah Inggris di Amerika
segera melaksanakan undang-undang itu. Pemerintah Inggris menyerahkan
kembali seluruh aset milik Amerika yang disimpan di bank Inggris, sebagai
pengembalian deposito sekaligus dengan bunganya yang segera akan dibayar
dengan mata uang baru. Apa akibat dari langkah tersebut? Kita serahkan
jawabnya kepada Benjamin Franklin sendiri, yang sampai sekarang masih
tersimpan dalam dokumen Kongres nomor 23, berbunyi sebagai berikut :
52
"Perkembangan situasi berbalik 100% dalam jangka waktu hanya satu tahun,
setelah disahkannya undang-undang itu. Masa-masa makmur telah berakhir,
dan berubah menjadi krisis ekonomi yang parah, sehingga jalan-jalan di koloni
itu penuh dengan gangguan. Bank Inggris telah menolak menerima pembayaran
lebih dari 50% dari nilai mata uang Amerika, seperti yang berlaku sesuai
dengan undang-undang baru. Dengan kata lain, mata uang Amerika anjlok
sampai 50% nilainya."
Para analis sejarah sepakat mengambil kesimpulan, bahwa sebab timbulnya
revolusi Amerika untuk menentang Pemerintah Inggris adalah menyangkut
masalah 'Pajak Teh' yang terkenal itu. Sedang Benjamin Franklin adalah salah
satu figur terkemuka dalam revolusi Amerika. Para analis memberikan
komentar mengenai sebab-sebab itu sebagai berikut :
"Sesungguhnya Amerika Serikat bersedia sepenuhnya untuk menerima beban
pajak tambahan itu, atau yang sejenisnya, seandainya Inggris tidak mencabut
undang-undang tentang hak untuk mencetak mata uang bagi koloni Inggris di
Amerika, yang menyebabkan timbulnya pengangguran dan resesi ekonomi
seluruh koloni. Orang tidak tahu, bahwa sebenarnya lahirnya beban pajak baru
yang mengeruhkan ekonomi Amerika oleh Inggris disebabkan oleh adanya
pemeras internasional yang mencekik perekonomian Inggris. Sedang revolusi
pada waktu itu belum pecah. Perlawanan bersenjata yang pertama antara
pasukan revolusi melawan pasukan Inggris baru dimulai pada 19 April 1775.
Kemudian timbul peristiwa lain yang tidak perlu kita ceritakan di sini, hingga
terpilihnya George Washington sebagai panglima pasukan revolusi. Kongres
mengeluarkan deklarasi kemerdekaan pada tahun 1776."
Setelah usai perang revolusi, para pemilik modal internasional tetap berusaha
lewat perwakilan mereka, untuk memperjuangkan lahirnya undang-undang
tentang hak mencetak mata uang. Para tokoh kemerdekaan Amerika
menyadari bahaya yang mengancam, dan bersikap waspada terhadap
persekongkolan para pemilik modal itu. Masalah ini bisa diketahui dari
dokumen mengenai suasana pertemuan yang diadakan di kota Philadelphia
tahun 1787, yang dikenal dengan "Pertemuan para bapak pendiri Amerika
Serikat". Teks ke 5 bagian ke 8 pada butir pertama undang-undang Amerika
berbunyi :
"Kongres adalah satu-satunya lembaga yang punya wewenang mencetak mata
uang, dan mengeluarkan undang-undang yang bertalian dengan peraturan
mengenai nilainya."
Langkah yang diandalkan oleh para pemilik modal internasional adalah taktik
konservatif mereka, yaitu menggunakan perusahaan terselubung. Para direktur
Bank Inggris telah memilih wakil mereka di Amerika pada tahun 1780, yaitu
seorang tokoh penting bernama Alexander Hamilton, yang muncul berkat
propaganda Yahudi, sehingga namanya bisa mengorbit sebagai salah satu
pejuang kemerdekaan. Ia mengusulkan gagasan untuk mendirikan Bank
terpadu yang punya wewenang untuk mencetak mata uang, dan sekaligus
53
berwenang mengawasi itu, sebagai ganti wewenang pemerintah. Di samping
masalah bank itu, ia juga mengajukan usul, agar lembaga dikelola oleh swasta.
Untuk modal bank itu dibutuhkan uang sebesar 12 juta US Dolar, 10 juta dolar
di antaranya akan diambilkan dari bank Inggris, sedang sisanya ditawarkan
kepada para investor Amerika sendiri.
Menjelang akhir tahun 1783 Hamilton dan partnernya Robert Morris berhasil
mendirikan Bank Amerika yang dimaksud. Morris, seorang analis keuangan
dalam Kongres Amerika telah berhasil mengawasi keuangan dan perbelanjaan
pemerintah Amerika, sehingga membuat kas negara jatuh dalam keadaan krisis
keuangan yang parah pada saat perang kemerdekaan usai. Masalah ini
membuktikan dengan jelas, bahwa taktik yang dipakai oleh kekuatan
terselubung adalah dengan memanfaatkan perang dan kaki-tangan. Morris
melangkah lebih jauh lagi. Ia mengeluarkan uang kas negara yang masih tersisa
sebanyak $ 250 ribu untuk didepositokan dalam Bank Amerika, karena para
direktur Bank Amerika merupakan orang-orang wakil Bank Inggris yang kon-
sekuensi logisnya adalah, bahwa kelompok pemilik modal Yahudi yang telah
menguasai Bank Inggris berarti juga menguasai Bank Amerika.
Melihat adanya bahaya kelompok Konspirasi Yahudi terhadap Amerika, para
tokoh revolusi kemerdekaan, terutama Benjamin Franklin sendiri terpanggil
untuk ikut campur dalam Kongres, dan mereka berhasil membatalkan
wewenang Bank Amerika untuk mencetak mata uang. Bank Inggris yang telah
menguasai Bank Amerika adalah pihak yang telah menyebabkan timbulnya
krisis keuangan di bawah pengawasan Robert Morris itu.
Para pemilik modal tidak putus-asa atas kegagalan sementara ini. Bahkan
mereka mengeluarkan instruksi kepada kaki-tangan mereka agar melipat-
gandakan usaha dengan menunggu saat yang tepat. Mereka akhirnya berhasil
mengorbitkan Alexander Hamilton sampai pada kedudukan Menteri Keuangan
Amerika. Kedudukan itu memungkinkan Hamilton mendapatkan persetujuan
Pemerintah Amerika untuk memberikan wewenang mencetak mata uang
berdasarkan jumlah nilai pinjaman negara dan swasta. Hamilton
mengungkapkan alasan kepada pemerintah, bahwa mata uang yang
dikeluarkan oleh kongres dan nota jaminan pinjaman nasional tidak akan ada
harganya di luar negeri. Sedang nota jaminan pinjaman nasional dan swasta
yang dikeluarkan oleh bank bisa dipergunakan dalam berbagai bentuk
transaksi dengan pihak luar negeri. Modal baru telah ditetapkan bagi bank
sebesar $ 35 juta, dengan catatan yang $ 28 juta diambil dari investor Eropa.
Padahal, keuangan Eropa berada di tangan kelompok Rothschild.
Kini tiba saatnya Hamilton memetik buah sebagai balasan setimpal atas ulah
dan perbuatannya. Ibarat domba yang dipelihara, dan setelah gemuk dipotong.
Menurut dugaan, Hamilton telah mengetahui lika-liku Konspirasi lebih banyak
daripada yang dikehendaki mereka. Terjadilah persaingan keras antara
Hamilton dan seorang Yahudi profesional bernama Aron Pour, sehingga
Hamilton mendapat giliran yang menyedihkan.
54
B. Merebut Perekonomian
Manuver untuk bisa mengontrol pencetakan mata uang Amerika mengakhiri
satu tahap kegiatan Konspirasi di Amerika. Langkah berikutnya yang
ditempuh oleh para pemilik modal internasional adalah bagaimana menguasai
perekonomian Amerika. Tahap ini dimulai dengan gerakan manuver amat
meluas, yang dilakukan oleh kelompok Rothschild dengan mengeluarkan
instruksi kepada agen-agen mereka di Amerika, agar mereka menggalakkan
propaganda besar-besaran mengenai kemakmuran dan kesejahteraan bagi
prospek bangsa Amerika. Instruksi itu juga ditujukan kepada para direktur
Bank Amerika untuk memberikan pinjaman lunak, agar bangsa Amerika
tergiur untuk memanfaatkan tawaran itu. Tidak ayal lagi, bangsa Amerika
segera memanfaatkan pinjaman itu untuk membiayai proyek-proyek baru yang
tumbuh seperti jamur di musim hujan. Setelah perkembangan mencapai titik
tertentu, kelompok Rothschild mengeluarkan instruksi rahasia, agar tawaran
pinjaman itu segera dihentikan, dan agar jumlah uang yang beredar di pasaran
dibatasi. Tentu saja ini menyebabkan krisis ekonomi yang parah, dan
mengakibatkan lumpuhnya perekonomian Amerika. Proyek yang dibangun
atas biaya pinjaman dari bank itu. Peristiwa ini bukan tidak mendapat
tantangan dari rakyat Amerika. Tiga tokoh Amerika, yaitu John Adams,
Thomas Jefferson dan Andrew Jackson, yang kelak menjadi presiden Amerika
merupakan tokoh-tokoh terkemuka yang mempermasalahkan krisis ekonomi
tadi. Berikut ini adalah beberapa kalimat yang ditulis oleh Jefferson kepada
Adams :
"Saya yakin sepenuhnya, bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya
bagi kemerdekaan kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu
juga telah melahirkan sekelompok aristokrat kaya yang kekuatannya mengancam
pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak mata uang
bagi lembaga keuangan ini, dan mengembalikan wewenang itu kepada rakyat
Amerika sebagai pihak yang paling berhak."
Kritik terbuka seperti itu membuat para pemilik modal menjadi barang, dan
mengingatkan kepada mereka tentang masa suram yang akan segera datang,
berkenan dengan masa perpanjangan wewenang Bank Amerika pada tahun
1811, apabila hal itu dibatalkan. Nathan Rothschild kemudian segera
mengambil sikap dengan mengancam presiden Amerika secara pribadi, yang
ketika itu dipegang oleh Andrew Jackson, yang isinya sebagai berikut :
"Hanya ada dua pilihan, yaitu memperpanjang wewenang atau menolak. Dan
ketika itu Anda akan melihat Amerika Serikat terperosok ke dalam kancah
peperangan yang dahsyat."
Kekuatan Konspirasi telah lama menggunakan taktik busuk dengan
meniupkan api perang untuk menghancurkan para pemimpin dan kepala
negara yang menentang para pemilik modal yang menghadang perjalanan
Konspirasi. Akan tetapi Presiden Jackson tidak memperdulikan gerakan
55
tersebut bahkan berganti menentang utusan itu. Kemudian utusan itu kembali
dengan jawaban :
"Anda sekalian tidak lain adalah kawanan perampok dan ular. Kami akan
menghancurkan kalian, dan bersumpah akan menghancurkan kalian."
Rupanya para pemilik modal benar-benar akan melaksanakan ancaman
mereka. Tidak lama kemudian mereka mendesak pemerintah Inggris dengan
menekan lewat Bank Inggris untuk menyerbu Amerika pada tahun 1812.
Tujuan Nathan Rothschild yang paling utama adalah menguras kas
pemerintah Amerika, akibat biaya perang yang dibutuhkan, sehingga tidak ada
jalan lain kecuali mencari dana dari pinjaman luar negeri. Sedang tumbal
manusia dan kehancuran akibat perang bukanlah harus dipikul oleh Nathan
Rothschild. Program ini benar-benar terlaksana, dan akhirnya kongres
mengesahkan perpanjangan wewenang Bank Amerika itu tahun 1816.
C. Peperangan Sipil Amerika (1861-1866) dan Terbunuhnya
Abraham Lincoln
Perang sipil Amerika merupakan peristiwa sejarah terpenting bagi negara itu.
Kita tidak akan membahas deskripsi mengenai perang yang terkenal itu. Buku
sejarah sudah banyak mengungkapnya. Hanya saja, dalam peristiwa itu ada
hal-hal yang tersembunyi bagi pandangan umum, yaitu perang yang
dimainkan oleh para pemilik modal internasional, dan akibat yang ditimbulkan
oleh perang itu.
Pada tahun 1857 di London, Princess Leonara, putri direktur perusahaan
Rothschild and Brothers cabang Inggris punya hajad mengawinkan anak
putrinya bernama Louica Rothschild dengan seorang pria kerabat dekat dari
Perancis bernama Alfonso Rothschild. Sejumlah pemilik modal dari berbagai
negeri berkumpul dalam upacara pernikahan itu, di samping beberapa politisi,
antara lain Benjamin Disraeli, seorang politikus jempolan Yahudi, yang kelak
menjadi perdana menteri Inggris sampai beberapa kali. Dalam upacara itu
Disraeli menyampaikan sambutan, antara lain :
"Saat ini para pemuka keluarga besar Rothschild yang ketenarannya meluas di
seluruh Eropa dan di setiap ujung dunia berkumpul di tempat ini." Kemudian
ia melanjutkan kata-katanya yang ditujukan kepada keluarga Rothschild
cabang Paris dan London : "Kalau Anda berdua berminat, kita akan membagi
Amerika Serikat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk James (pimpinan
cabang Perancis) dan bagian lainnya untuk Leonnel (cabang Inggris). Adapun
Napoleon .... adapun Napoleon III, Kaisar Perancis, kita akan memberikan
wilayah yang akan kita tentukan kemudian. Mengenai Bismarck, Kanselir
Jerman, jatah nasibnya adalah yang telah kita sediakan untuknya, yaitu sebesar
pijakan kaki, yang kita akan mengenyahkannya."
56
Sejarah telah menjelaskan kepada kita, bagaimana keluarga Rothschild
memilih Yahuda Benjamin, seorang kerabat Rothschild sendiri, sebagai
pimpinan yang mewakili perusahaan keluarga itu di Amerika. Bagaimana
peristiwa demi peristiwa terjadi kemudian, hingga pecahnya perang sipil
Amerika bisa meletus? Para pemilik modal melaksanakan program yang telah
disinggung oleh Disraeli tadi. Ia mendesak Napoleon III untuk menduduki
Meksiko, lalu mencaplok negeri itu ke dalam kekuasaan imperiumnya.
Pemerintah Britania Raya kembali menduduki Amerika Utara. Dalam perang
ini, para tokoh pemilik modal Yahudi punya dua ujung tombak sasaran, yaitu
pertama menciptakan kesempatan emas yang bisa dieksploitasi untuk
mengeluarkan pinjaman dan penjualan senjata kepada Napoleon III, untuk
mempersenjatai diri di Meksiko, di samping untuk mengulurkan persenjataan
di Amerika Selatan yang masih muda itu. Sedang sasaran kedua adalah, bahwa
wilayah ini akan jatah ke tangan para pemilik modal internasional secara
langsung. Lebih dari itu, mereka akan menghalangi presiden besar Abraham
Lincoln dengan perang ini, agar dia tidak membebaskan perbudakan di
Amerika. Mereka menyadari, bahwa perbudakan yang berkelanjutan tentu
akan menyebabkan kehancuran bangsa Amerika itu sendiri. Presiden Lincoln
sendiri telah mengetahui masalah ini, sehingga ia pernah mengucapkan kata-
kata yang populer : "Tidak mungkin suatu bangsa akan bertahan hidup, kalau
setengah dari jumlah warganya terdiri dari warga yang berstatus merdeka,
sedang setengah lainnya hidup dalam ikatan perbudakan."
Perang itu tidak sejalan dengan harapan para pemilik modal internasional.
Setelah perang berjalan 2 tahun, pasukan Selatan tampak mengalami
kemunduran dan membutuhkan bantuan. Para pemilik modal menoleh kepada
Napoleon III, dan mendesaknya agar tetap maju perang. Mereka menyanggupi
memberi tambahan bantuan materi kepada Napoleon dengan target, bahwa
mereka kelak akan bisa menguasai Louisiana dan Texas. Czar Rusia mendengar
berita ini, dan menjadi marah karenanya. Czar kemudian mengancam Inggris
dan Perancis, bahwa penyerbuan dalam bentuk apa pun terhadap Amerika
Serikat berarti menyerbu wilayah Rusia sendiri. Ancaman itu bukan hanya
gertak sambal. Czar mengirim pasukan angkatan lautnya menuju sepanjang
pantai kota New York dan San Francisco, dan menyerahkan komando pasukan
laut ini kepada presiden Abraham Lincoln sendiri.
Manuver keras para pemilik modal untuk merebut perekonomian Amerika
Serikat mengalami kendala besar, karena adanya tantangan gigih dari presiden
Lincoln. Abraham Lincoln bekerja keras untuk melepaskan rantai yang
mengikat erat leher Amerika dalam sektor perekonomian. Untuk mencapai
perjuangan, Lincoln berpegang pada undang-undang Amerika teks ke 5 bagian
ke 8 butir 1, yang isinya memberikan wewenang kepada Kongres untuk
mengeluarkan mata uang di samping hak untuk mengeluarkan nota Bank
senilai 450 juta dolar yang jumlah hutang nasional akan dijadikan penutupnya.
57
Para pemilik modal Yahudi Internasional ketika itu mengerahkan segala
kekuatannya untuk menghadapi Lincoln yang mengancam kedudukan mereka.
Mereka mulai mengadakan manuver dan kegiatan terselubung, dengan tujuan
menjatuhkan Lincoln. Manuver pertama bisa mereka capai melalui Kongres
agar Kongres mengesahkan undang-undang baru yang bisa mencegah
pembatasan bunga pinjaman nasional atas harga barang-barang impor dengan
mata uang tersebut. Di samping itu, mereka juga mengumumkan perang
kepada mata uang baru itu di pasaran internasional dan bank-bank asing,
sehingga nilainya turun sampai tingkat rendah, yaitu sepertiga dari nilai
normal. Setelah itu mereka memborong mata uang tersebut yang masih
beredar, untuk membeli nota bank simpan-pinjam negara dengan harga penuh
menurut nilai dolar. Dengan demikian, para pemilik modal telah berhasil
melempar batu dan sekaligus mendapat dua ekor burung, yang mengakibatkan
anjloknya nilai mata uang negara dari satu sisi, dan mereka mengeruk
keuntungan besar-besaran di sisi lain. Berikut ini petikan beberapa kalimat dari
surat instruksi para pemilik modal di Eropa kepada lembaga keuangan di
Amerika Serikat :
"Kami tidak bisa menerima beredarnya mata uang baru Amerika, kecuali kalau
itu berpindah di bawah kekuasaan kami. Kami bisa mencapai tujuan ini lewat
nota bank pinjaman nasional, yang pada akhirnya bisa menguasai mata uang
pemerintah."
Para pemilik modal telah berhasil menanamkan pengaruh mereka di kalangan
sejumlah anggota Kongres dan Senat. Dengan mudah mereka bisa
menundukkan Kongres dan membungkam suaranya, untuk mendukung
disahkannya undang-undang keuangan pada tahun 1863, yang
menguntungkan para pemilik modal itu, meskipun ditentang oleh presiden
Lincoln. Dengan demikian, tertancaplah kuku baru Yahudi dalam
memperebutkan perekonomian Amerika Serikat. Berikut ini kutipan sebuah
surat dari Konglomerat Rothschild kepada sebuah lembaga keuangan raksasa
di London yang terletak di Wall Street, yang kondang sampai sekarang, yaitu
lembaga keuangan Eickhaimer, Morton dan Van der Gold. Surat itu tertanggal
25 Juni 1863, berbunyi :
"Mr. John Shirman menulis surat kepada kami dari negara bagian Ohio Amerika
Serikat, untuk memberikan informasi mengenai spekulasi keuntungan besar yang akan
bisa diperoleh, setelah undang-undang baru yang disahkan oleh Kongres mengenai
perbankan. Mr. Shirman mengatakan, bahwa ini merupakan kesempatan yang belum
pernah ditemukan oleh para pemilik modal internasional selama ini untuk mengeruk
keuntungan besar. Tampaknya undang-undang ini akan menjamin Bank Amerika
untuk menguasai perekonomian Amerika.
"Rothschild berbicara panjang lebar dalam suratnya itu, yang pada akhirnya ia
mengemukakan pandangannya sebagai berikut :
58
"Hanya beberapa orang yang tahu hakikat undang-undang baru mengenai keuangan.
Mereka akan menghadapi dua pilihan, dan tidak ada lainnya, yaitu apakah mereka akan
mengikuti di belakang kita untuk mendapat beberapa keuntungan, ataukah akan
menentang kita, sedang mereka telah terikat oleh undang-undang itu. Oleh karena itu,
sikap oposisi yang menentang undang-undang itu akan sia-sia. Kebanyakan orang
Amerika adalah golongan yang tidak bisa berfikir tentang keuntungan apa yang
diperoleh oleh para pemilik modal internasional dari undang-undang ini. Mereka tidak
akan berfikir, bahwa undang-undang ini sebenarnya merupakan musuh bagi
kepentingan mereka sendiri."
Hormat kami
ttd.
(Rothschild & Brothers)
Di bawah ini adalah kutipan surat balasan yang dikirim oleh perusahaan-
perusahaan Eickhaimer, Morton dan Van der Gold kepada Rothschild
bersaudara :
"Tuan-tuan yang mulia, kami telah menerima surat tuan. Tampaknya Mr. John
Shirman adalah seorang yang memiliki sifat kecerdikan, seperti yang dimiliki oleh
seorang konglomerat berbakat dan bisa mengantisipasi perkembangan yang akan
mendatangkan keuntungan besar. Padahal umurnya masih sangat muda. Di samping
itu, ia mengidamkan untuk bisa menduduki kursi kepresidenan Amerika Serikat.
Sekarang ia anggota Kongres. Fikiran sehat telah membuatnya sadar, bahwa untuk
memperoleh keuntungan besar adalah dengan mengadakan persahabatan dengan tokoh-
tokoh dan lembaga-lembaga yang memiliki sumber dana keuangan besar, yang menurut
dia bukan saja menggunakan uang sebagai alat untuk mencari dukungan pemerintah,
melainkan juga untuk memukul pihak yang menentang kepentingan mereka."
Selanjutnya butir undang-undang tentang keuangan yang baru itu disebut
berulang-ulang oleh Rothschild, dan menyinggung keuntungan yang bakal
diperoleh dari upaya itu. Setelah itu, baru kata-kata berikut ini mengakhiri
surat di atas :
"pihak Bank telah mendapat wewenang bukan untuk mengurangi atau menambah mata
uang yang beredar, sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu, bank juga mendapat
wewenang hukum untuk memberi pinjaman atau menariknya kembali bila dianggap
perlu. Mengingat bahwa bank adalah lembaga paling penting dalam suatu negara,
maka pihaknya bisa bekerja dalam lingkup satu strategi, dan menentukan pasaran
uang, sebagaimana yang dikehendaki. Kalau mau misalnya, mengurangi seluruh jenis
produksi nasional dalam satu minggu, atau bahkan satu hari pun, hal itu akan bisa
terlaksana. Oleh karenanya, lembaga-lembaga keuangan mendapat eksepsi hukum dari
kewajiban membayar pajak atas pinjamannya, sahamnya, depositonya dan seluruh
asetnya. Kami yakin, bahwa surat ini akan tuan anggap sebagai catatan istimewa."
Hormat kami
ttd
(Eickhaimer, Morton dan Van der Gold)
59
Surat di atas tidak memerlukan komentar lagi. Hanya sebagai tambahan saja
perlu ditandaskan di sini, bahwa dengan adanya undang-undang baru
tersebut, para pemilik modal internasional berhasil menguasai perekonomian
Amerika Serikat, dan bukan pemerintah yang menguasainya. Bank-bank itu
pada hakikatnya adalah lembaga keuangan Yahudi, khususnya ketika modal
nasional dalam keadaan lemah. Sedang pemerintah menggantungkan pada
income besar dan tetap. Negara terpaksa akan bergantung pada para pemilik
modal internasional tersebut, yang menguasai kebanyakan lembaga keuangan
dan bank-bank internasional.
Dalam menghadapi persekongkolan seperti itu, tidak ada jalan lain bagi
Abraham Lincoln, kecuali mengingatkan seluruh rakyat Amerika secara
terbuka. Kali ini bangsa Amerika akan mendengarkan suara akal dan
peringatan dari presiden mereka. Lincoln tidak segan-segan lagi menyerang
secara terbuka para pemilik modal internasional dengan ucapan provokatif,
antara lain :
"Saya melihat dengan jelas sebuah ancaman krisis sedang datang mendekati kita sedikit
demi sedikit, yaitu sebuah krisis yang membuat bulu-kudukku berdiri, karena cemas apa
yang bakal menimpa negeri ini. Siasat suap-menyuap telah menjadi cara yang selalu
dijadikan pegangan. Pada gilirannya, kelak akan terjadi kerusuhan dan kehancuran
besar-besaran, sebagaimana seluruh kekayaan negara pada akhirnya akan jatuh ke
tangan sekelompok kecil orang yang tidak segan-segan lagi menelan dan sekaligus
menghancurkan bangsa ini."
Peringatan Lincoln itu disampaikan menjelang habis masa jabatannya sebagai
presiden Amerika Serikat. Akan tetapi, dalam pemilihan berikutnya ia terpilih
sebagai presiden untuk kedua kalinya. Kali ini ia bertekad akan
memperjuangkan sebuah undang-undang yang bisa menyingkirkan
cengkeraman kuku Konspirasi dari Amerika. Hal inilah yang membuat mereka
segera mempersiapkan diri untuk mencegah datangnya bahaya dari Lincoln.
Maka, pada malam 14 April 1865, presiden Lincoln dibunuh oleh seorang
Yahudi bernama John Dickles Booth. Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu
sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu pula catatan sejarah tidak mengupas
peristiwa pembunuhan tersebut secara jelas. Hanya para penyelidik yang
mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya hubungan nyata si pembunuh,
John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, yang telah kita singgung
sebelumnya, bahwa ia adalah agen Rothschild di Amerika. Namun para
pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap berada di balik layar
dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus menghadapi hukuman
setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya Lincoln, berarti jalan untuk
menguasai perekonomian Amerika terbuka seluruhnya bagi para pemilik
modal Yahudi internasional.
D. Manuver Kekayaan
Dengan kematian Lincoln, kendala politis dan keuangan telah tersingkir.
Namun di sana timbul kendala yang lain lagi bagi para pemilik modal
internasional, yaitu kendala sistem mata uang itu sendiri. Sistem keuangan dan
perekonomian Amerika Serikat berdasarkan ukuran nilai logam perak. Lain
dengan sistem keuangan Eropa yang memakai ukuran nilai emas, khususnya
sistem keuangan Inggris. Faktor penyebab buat Amerika ialah, karena negeri
itu memiliki kekayaan sumber tambang perak yang melimpah-ruah. Sedang
kekayaan sumber tambang emas relatif kecil. Kendala ini tidak mudah bagi
para pemilik modal. Ini menyebabkan Amerika Serikat tetap terjaga
kemandiriannya dalam sistem keuangan, tanpa banyak dipengaruhi oleh
pergolakan naik-turunnya sistem keuangan Eropa dan dunia internasional. 0leh
karena itu, para pemilik modal internasional mendapatkan kesulitan untuk bisa
menguasai keuangan Amerika, tanpa lebih dulu menyingkirkan rintangan
seperti itu. Untuk menghadapi hal itu, para pemilik modal internasional
langsung melakukan langkah yang akan bisa mengubahnya. Mereka mengutus
salah seorang agen mereka bernama Ernest Syde dengan dibekali uang
sebanyak 500 ribu dolar Amerika, untuk keperluan kegiatan penyuapan yang
rencananya akan diberikan kepada sejumlah tokoh berpengaruh di Amerika, di
samping untuk pembiayaan proyek yang telah direncanakan. Mulailah
kegiatan mempengaruhi hati nurani dan perusakannya sekaligus, sehingga
para pemilik modal berhasil mengajukan sebuah proposal undang-undang
kepada Kongres. Orang yang mengajukan adalah senator John Shirman sendiri.
Undang-undang ini disahkan tahun 1873 dengan sebutan innocent, yaitu"
Undang-undang Perbaikan Sistem Mata Uang Logam". Dari butir-butir
undang-undang itu tampak pada mulanya tidak menarik perhatian, seolah
hanya merupakan tujuan perbaikan terbatas. Namun ternyata di sela-sela
undang-undang terkandung racun mematikan. Dari undang-undang itu, pihak
pemilik modal dari sisi lain telah bekerja keras, sehingga mereka berhasil
mengorbitkan Ernest Syde menjadi penasihat keuangan dalam komite
keuangan Amerika Serikat. Sudah barang tentu Ernest Syde bekerja sesuai
dengan kepentingan kelompok Rothschild. Ia mulai melakukan penarikan
mata uang perak dari peredaran dengan memanfaatkan perlindungan hukum
dan kapasitasnya sebagai inspektur konsultan dalam komite keuangan, yang
menyebabkan krisis ekonomi lebih parah lagi. Hal itu memaksa Kongres pada
tahun 1879 untuk mencetak mata uang perak lebih banyak lagi sebagai usaha
untuk menanggulangi krisis tersebut dalam waktu terbatas. Namun bank-bank
yang ada segera mendapat instruksi baru dari konglomerat Rothschild di
Eropa. Instruksi Rothschild itu ditujukan kepada asosiasi bank Amerika,
menekankan keharusan untuk mengeluarkan nota pinjaman baru, berdasarkan
ukuran nilai harga emas, mencapai jumlah satu milyar dolar. Setiap pinjaman
harus berdasarkan nota tersebut. Pada saat yang sama persatuan Bank Amerika
menarik mata uang negara, yang berdasarkan nilai mata uang perak dari
61
pasaran, di samping menarik semua nota bank yang juga berdasarkan nilai
harga perak.
Para pakar ekonomi Rothschild telah memperkirakan, bahwa langkah tersebut
di atas akan mengakibatkan dampak besar terhadap perekonomian Amerika.
Tidak ada lagi mata uang yang berharga di pasaran umum, kecuali mata uang
yang dikeluarkan oleh pihak bank yang berdasarkan nilai harga emas itu.
Goncangan ekonomi diperkirakan benar-benar terjadi dengan disertai serangan
propaganda besar-besaran secara sistematis, yang dipersiapkan oleh para
pemilik modal internasional lewat agen-agen mereka di Amerika di satu sisi,
dan dari sisi lain lewat media massa. Mereka bisa membentuk publik opini
bangsa Amerika, bahwa dalam krisis ekonomi tersebut pihak yang memikul
tanggung jawab adalah pemerintah. Sementara itu, pihak pemilik modal
Yahudi internasional tetap tersembunyi dari balik layar.
Setelah langkah tersebut berhasil, para pemilik modal Yahudi melangkah lebih
jauh, setelah mereka berhasil menyingkirkan kendala besar yang menghalangi
perjalanan mereka. Pada tahun 1899 para bankir internasional mengadakan
pertemuan di London, dihadiri antara lain oleh JB Morgan, Anthony-Dicksile,
yang keduanya mewakili Bank Amerika. Ketika keduanya kembali ke Amerika,
kelompok Rothschild mengangkat Morgan sebagai agennya yang bergerak
untuk mengurusi kepentingannya di Amerika Serikat. Hasil dari pertemuan di
atas, selain yang telah disebut, juga terbentuk sebuah Monopoli Internasional,
terdiri dari lembaga keuangan sebagai berikut :
1) Perusahaan JB Morgan and Company di New York.
2) Perusahaan Dicksile and Company di negara bagian Philadelphia,
Amerika Serikat.
3) Perusahaan Hargiss and Company di Paris.
4) Lembaga MM Warburg di Jerman dan Belanda.
Monopoli itu bekerja di bawah kelompok Rothschild.
Setelah itu, mereka melangkah dengan merekrut urat nadi perekonomian
Amerika. Pada tahun 1901 mereka berhasil secara gemilang. Perusahaan
gabungan Morgan-Dicksile bisa membeli saham perusahaan Hains-Morris,
yang memiliki sejumlah bank, perkapalan, beberapa industri besi baja dan lain-
lain. Semua itu jatuh berpindah ke tangan Morgan-Dicksile. Ini artinya, sendi-
sendi perekonomian Amerika telah berada di tangan mereka. Dengan kata lain,
mereka telah bisa ikut mencampuri urusan pemilihan umum. Maka dengan
mudah calon presiden yang didukung oleh mereka ketika itu, yaitu Theodore
Roosevelt menaiki kursi kepresidenan Amerika Serikat.
Tujuan monopoli bukan hanya mempromosikan Roosevelt ke jenjang
kepresidenan Amerika Serikat. Ada tujuan lain, yaitu untuk membentengi
pimpinan Monopoli dari mahkamah Amerika yang telah bergerak dan mulai
mengadakan penyelidikan mengenai konglomerasi ilegal, sehubungan dengan
kasus perusahaan Hains-Morris yang bangkrut, dan cara-cara yang kotor yang
62
dipakai oleh Morgan-Dicksile untuk menjatuhkan saingannya di pasaran.
Dalam kedudukan sebagai presiden, Roosevelt kemudian memilih senator
Nelson Aldrick yang kelak diketahui sebagai agen rahasia Monopoli tembakau
dan karet, yang merupakan anak cabang perusahaan raksasa Morgan-Dicksile.
Pada tahun 1902 seorang utusan dari perusahaan Warburg tiba di Amerika.
Utusan itu adalah Boegsel Warburg, yang membawa hasil kajian mendalam
mengenai situasi perekonomian Eropa dan Amerika. Tidak lama kemudian ia
bergabung pada lembaga keuangan raksasa Cohen-Lobe. Setelah beberapa saat,
seorang pengusaha kondang bergabung pula dengan mereka, yaitu Yacob
Steve. Ia adalah figur yang sangat dikenal di kalangan agen rahasia
internasional. Ia adalah orang yang mengulurkan dana kepada gerakan teroris
dan pengacau di Eropa Timur dan Rusia, sejak tahun 1883 hingga masa
revolusi Rusia tahun 1917. Dan seorang agen lagi dari Rothschild juga telah
bergabung dengan mereka.
E. Monopoli Terbesar dan Konferensi tahun 1910
Pada malam 22 November 1910, sebuah kereta istimewa telah siap menunggu
di stasiun Howkin, New Jersey. Orang yang pertama kali naik adalah senator
Aldrick disertai oleh seorang ahli keuangan pada Kementerian Keuangan
Amerika bernama A. Byatt. Belum pernah terjadi pertemuan sebesar kali ini,
karena pada dasarnya para partisipan adalah para pialang ekonomi seluruh
Amerika. Dalam konferensi itu terdapat Frank Van der Pilt, direktur Bank
International di New York, yaitu bank yang menangani perusahaan-
perusahaan milik Rockefeller. Selain itu juga terdapat wakil dari konglomerat
Cohen-Lobe, yang bergerak khusus dalam bidang perkereta-apian, dan
memiliki beberapa pabrik gula. Dari perusahaan Morgan datang utusannya
Davidson. Bank International milik Morgan diwakili oleh direkturnya Charles
Torton. Kemudian Paul Warburg, yang saat itu dikenal sebagai salah seorang
terkaya di dunia juga hadir. Dan yang terakhir adalah Benjamin Strong, salah
satu bankir kenamaan di Wall Street, yaitu pusat lembaga keuangan terbesar di
dunia yang terletak di London. Dari Wall Street itu pula perusahaan Monopoli
Morgan pernah membuat goncangan besar dalam keuangan pada tahun 1907,
di mana para pemilik modal dunia berhasil mengeruk keuntungan sangat
besar.
Pertemuan itu menarik perhatian kalangan pers dan para ahli ekonomi dunia.
Mereka ingin mendapat informasi mengenai hasil pertemuan itu, yang
beritanya dimuat dalam koran-koran besar. Akan tetapi, mereka tidak bisa
mengetahui satu pernyataan pun yang dikeluarkan oleh para peserta
konferensi. Yang mereka ketahui kemudian adalah, bahwa kereta khusus yang
mengangkut para peserta berjalan menuju arah sebuah pulau terpencil di
negara bagian Georgia, milik Morgan sebagai lokasi yang jauh dari mata
umum. Pertemuan itu diikuti oleh para pakar ekonomi dan keuangan,
transportasi, industri berat, dan dilaksanakan dengan penuh kerahasiaan
63
mengenai masalah yang mereka bahas. Namun hasil dari pertemuan itu
menunjukkan, bahwa sebuah Monopoli Terselubung yang menguasai urat nadi
perekonomian Amerika Serikat telah didirikan oleh para peserta. Monopoli ini
mengadakan perang terhadap lembaga keuangan nasional Amerika. Sebuah
klub khusus juga telah mereka bentuk dengan mengambil nama 'Klub Nama
Pertama' (First Name Club), yang anggotanya hanya terdiri dari mereka sendiri.
Klub ini dimaksudkan untuk bisa menjamin keamanan setiap kegiatan yang
datang dari pihak luar.
Aldrick setelah pertemuan itu mengadukan proposal mengenai sebuah
rancangan undang-undang Cadangan Keuangan Amerika kepada Kongres,
dan dia sendiri adalah anggota lembaga eksekutifnya, di samping juga sebagai
kepala komisi keuangan Amerika Serikat. Akan tetapi, ia sebenarnya punya
tugas terselubung yang lebih besar daripada jabatan di pemerintahan Amerika.
Ia telah ditempatkan oleh para pemilik modal Amerika dan Eropa dalam pos
yang memungkinkan mereka memberi dana dan menyulut peperangan Dunia
Pertama, yang pada saat itu belum pecah.
Kita tidak perlu membicarakan panjang lebar mengenai sebab-sebab yang
mendorong para pemilik modal internasional merencanakan Perang Dunia I
dan II. Kita cukup memaparkan secara singkat mengenai keuntungan materi
yang mereka peroleh dalam kedua peristiwa yang membinasakan itu. Pada
tahun 1914, yaitu ketika Undang-Undang Cadangan Keuangan Amerika
disahkan, jumlah nota pinjaman Amerika, sesuai dengan undang-undang itu,
dibagikan kepada 12 Bank yang nilainya mencapai 134 juta dolar Amerika.
Keuntungan yang diperoleh dari nota pinjaman itu, menurut hasil sensus
Kongres nomor 8896 tanggal 29 Mei 1939, telah berlipat jumlahnya menjadi
senilai 23.141.197.457 US dolar. Adapun dalam perang dunia II, jumlah uang
cadangan pada tahun 1940 sebanyak 5 milyar US dolar. Tahun 1945 jumlah itu
berlipat menjadi 45 milyar US dolar. Ini adalah angka yang diumumkan.
Dengan kata lain, para pemilik modal dalam peristiwa perang ini telah bisa
mengeruk keuntungan sebanyak 40 milyar US dolar. Sementara hal itu terjadi,
rakyat Amerika yang telah dikuasai oleh kekuatan Monopoli Yahudi itu
mengira, bahwa undang-undang mengenai cadangan itu akan menjamin
kepentingan rakyat biasa yang menyimpan uang di bank. Mereka
berkeyakinan, bahwa undang-undang itu menjamin bahwa bank-bank itu tidak
akan bangkrut dan keuntungannya akan masuk ke dalam kas negara. Mereka
tidak tahu, bahwa keuntungan itu masuk kantong para pemilik modal
Monopoli yang terselubung.
64
V. KONSPIRASI DAN MASYARAKAT RUSIA
A. Rahasia Sebelum Revolusi
Serbuan Napoleon terhadap Rusia tahun 1812 mengakibatkan timbulnya
goncangan hebat, dengan meninggalkan korban besar, dan sejumlah lainnya
mengalami luka parah.
Czar Rusia Alexander I kemudian segera membenahi negerinya. Ia
mengeluarkan undang-undang baru, yang berhubungan dengan langkah untuk
mempersatukan lapisan masyarakat yang porak-poranda akibat perang itu. Di
antara undang-undang baru itu adalah dihapuskannya hukuman pembuangan,
yang sebelumnya dikenakan terhadap orang-orang Yahudi sejak 1772, yaitu
suatu hukuman pengasingan berupa pembatasan tempat tinggal di suatu
tempat tertentu. Czar Alexander bermaksud, agar orang Yahudi mau bekerja di
ladang-ladang, serta mendorong mereka untuk berasimilasi dengan penduduk
asli Rusia.
Pada tahun 1825 Nicholay I naik tahta sebagai Czar Rusia. Kebijakannya yang
ditempuh berbeda dari kebijakan Czar Alexander. Nicholay melihat orientasi
berfikir orang Yahudi hanya tertuju pada masalah ekonomi. Ia merasa cemas
melihat kegiatan yang mereka lakukan dalam berbagai lapangan pekerjaan dan
perekonomian Rusia. Mereka juga merupakan golongan masyarakat yang tidak
mau membaur dengan masyarakat Rusia. Mereka senantiasa mempertahankan
bahasa, budaya, pakaian dan adat istiadat sendiri. Melihat fenomena seperti itu
Nicholay tergugah untuk mengambil kebijakan yang paling tepat baginya,
dengan cara yang bisa ditempuh agar mereka bisa membaur. Ia mengeluarkan
peraturan yang memaksa mereka memasukkan anak-anak mereka ke sekolah
umum, agar kelak tumbuh dewasa seperti orang Rusia lainnya. Namun sayang,
harapan Nicholay justru menjadi senjata makan tuan. Wajib belajar bagi anak
Yahudi pada sekolah umum justru telah mencetak mereka menjadi golongan
masyarakat terpelajar yang kelak akan menduduki posisi penting dalam
pemerintahan pada masa Alexander II. Sementara itu, identitas keyahudiannya
tetap mereka pertahankan dalam semua aspek kehidupan mereka. Jumlah anak
Rusia sendiri yang belajar tidak lebih banyak dari anak Yahudi.
Tahun 1855 Alexander II menaiki tahta kerajaan Rusia. Ia seorang Czar Rusia
yang kelak oleh Disraeli dijuluki sebagai "Czar Terbesar Bagi Rusia", karena ia
telah bekerja untuk memperbaiki nasib rakyat kelas bawah, golongan tertindas
dan kaum tani. Di antara golongan yang dimaksud oleh Disraeli adalah
golongan Yahudi. Inilah yang mendorong Disraeli memuji Alexander. Pada
masa sebelumnya, orang Yahudi terpelajar mengeluh karena mereka
menemukan beberapa kesulitan untuk mendapat pekerjaan dalam pemerintah,
dengan alasan agama yang mereka anut. Kemudian Alexander mengeluarkan
instruksi kepada seluruh pejabat di Rusia untuk membuka pintu lebar-lebar
65
pada seluruh instansi pemerintah bagi orang Yahudi, seperti hak yang
diberikan kepada warga Rusia lainnya.
Kebijakan Czar Alexander II sebenarnya mengandung niat baik terhadap
kelompok Yahudi, yang seharusnya disambut dengan sikap terima kasih. Akan
tetapi, kenyataannya justru sebaliknya. Para sesepuh Yahudi ekstrimis yang
punya hubungan dengan Konspirasi Internasional mengkhawatirkan, bahwa
langkah politik Alexander akan mengakibatkan pembauran Yahudi ke dalam
masyarakat Rusia, dan hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap identitas
mereka. Ini akan menyulitkan Konspirasi memancing kerusuhan dan kebencian
di negeri yang sangat luas, yang pada saat itu dikenal sebagai bangsa yang taat
beragama. Dengan demikian, Czar Alexander dianggap penghalang yang harus
disingkirkan bagi Konspirasi. Langkah reformasi dan sikap toleransinya telah
menyebabkan kesulitan bagi kaki-tangan Konspirasi untuk memancing
terjadinya kerusuhan.
Bukan satu hal yang mengherankan, kalau di sana terdapat makar untuk
membunuh Czar Alexander. Pada tahun 1866 terjadi percobaan pembunuhan,
tapi gagal. Usaha pembunuhan yang kedua kali terjadi pada tahun 1879. pihak
Konspirasi tidak kehilangan akal. Alexander terperdaya oleh siasat mereka, dan
terperangkap di sebuah rumah seorang wanita Yahudi kaya bernama Hessia
Helgman. Di rumah itulah Alexander menemui ajalnya dalam keadaan
misterius pada tahun 1881.
Program yang dirancang oleh Konspirasi menyebabkan timbulnya perang
antara dua kerajaan besar, yaitu Rusia dan Inggris. Sasaran yang dimaksud
oleh Konspirasi adalah :
Dampak umum dari perang itu akan berupa kehancuran fisik, psikologis,
ekonomi, demoralisasi dan kehancuran sosial di kedua kerajaan yang
berperang itu.
Mengeruk keuntungan besar-besaran dari penjualan senjata dan alat-alat
perang kepada kedua belah pihak. Pada saat yang sama Konspirasi
mengulurkan pinjaman berbunga kepada mereka.
Berikut dikutipkan tulisan Profesor Golden Smidt, guru besar ilmu sejarah
modern pada Universitas Oxford, yang dimuat dalam majalah milik
Universitas itu, edisi bulan Oktober 1881 :
"Kita sekarang berada di ambang pintu perang melawan Rusia. Perang ini kalau benar-
benar terjadi akan melibatkan seluruh rakyat kedua negara itu. Lembaga keuangan
Yahudi di Eropa berusaha sekuat tenaga untuk mendorong agar perang ini terjadi.
Terompet Yahudi yang paling besar perannya adalah mass-media mereka yang berpusat
di Wina, ibukota kerajaan Austria."
Pembunuhan atas diri Alexander menimbulkan gelombang kekerasan di
seluruh Rusia, yang mengakibatkan tindak kekerasan dan pembunuhan di
mana-mana, sebagai ungkapan rasa dendam terhadap orang Yahudi. Untuk
66
menanggulangi hal ini, pemerintah Rusia mengambil kebijakan baru dengan
mengubah politiknya yang berkenaan dengan hak-hak orang Yahudi.
Kebijakan ini dituangkan dalam undang-undang baru yang dikenal dengan
Peraturan Mei, karena peraturan ini dikeluarkan pada bulan Mei. Dalam
peraturan ini terdapat larangan keras terhadap perkumpulan dan organisasi
Yahudi. Para pendukung peraturan ini punya alasan kuat untuk membelanya.
Dalihnya, kalau Czar Alexander II dengan segala sikap toleransi dan
kebijakannya tidak bisa membuat orang Yahudi puas dan berterima kasih,
maka berarti mereka tidak akan puas dengan budi baik apa pun yang diberikan
oleh Czar, kecuali jika negeri Rusia ini telah benar-benar tunduk di bawah
kehendak mereka.
Sejarah kepedihan Yahudi kali ini terulang kembali. Mata kebencian dan rasa
muak tertuju kepada mereka di Rusia, meskipun yang bertanggungjawab atas
nasib itu sebenarnya adalah para pemimpin mereka sendiri. Seorang utusan
Yahudi bernama Baron Gainsburg, seorang agen resmi dari kelompok
Rothschild di Rusia bersama rekannya datang menghadap Czar baru,
Alexander III pada tahun 1882. Utusan itu mengajukan protes resmi terhadap
peraturan baru tersebut. Kemudian Czar berjanji untuk mengadakan
penyelidikan mengenai faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap
orang Yahudi yang menyebabkan jatuhnya sejumlah tumbal manusia. Pada
tanggal 3 September 1882 itu juga, penguasa Rusia mengeluarkan pernyataan
resmi mengenai hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebagai berikut :
"Pemerintahan Rusia telah mencurahkan segala perhatian selama beberapa tahun
kepada orang Yahudi, dan masalah yang dihadapi oleh mereka, serta hubungan mereka
dengan rakyat Rusia lainnya. Akan tetapi, pemerintah melihat para pemeluk agama
Kristen sangat menyedihkan, disebabkan oleh tingkah laku orang-orang Yahudi dalam
semua lapangan pekerjaan dan perekonomian. Semua itu terjadi karena ulah tangan
mereka selama 20 tahun. Mereka bukan saja memonopoli perdagangan dan hampir
seluruh lapangan kerja secara sistematis dan terencana, tapi lebih dari itu, mereka
melakukan hal yang sama dalam bidang sewa-menyewa dan pemilikan tanah.
Pemerintah telah mengadakan pengamatan, bahwa kelompok Yahudi bekerja dalam
bentuk organisasi rapi, dengan tujuan menguasai dan memonopoli sumber kekayaan
negeri ini, dan akan melucuti bangsa Rusia dari kekayaan yang dimiliki oleh negeri
mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat tingkah orang Yahudi
adalah masyarakat kelas bawah. Akibatnya, mereka bangkit melakukan tindak kekerasan
melawan kelompok Yahudi. Maka pemerintah mengambil kebijakan, di satu sisi
melindungi orang Yahudi dari tindak kekerasan, dan di sisi lain bertanggungjawab
menegakkan keadilan dan kemaslahatan umum, untuk mencegah orang Yahudi
menindas dan mengganggu orang Rusia, yang semua itu hanya akan merugikan
negara."
Dari hasil penyelidikan di atas jelas tampak, bahwa sebab-sebab lahirnya
undang-undang Mei bukan saja sebagai ungkapan rasa dendam atas
terbunuhnya Czar Alexander II, melainkan karena adanya peringatan dari para
ahli ekonomi Rusia yang tahu persis adanya niat jahat dari orang-orang
67
Yahudi. Karena itu, pemerintah merasa perlu menyelamatkan perekonomian
dan kehidupan sosialnya secara tuntas dari ulah para pedagang dan rentenir
Yahudi. Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh pemerintah Rusia terhadap
orang Yahudi itu membuat utusan Rothschild panas hati, mengadakan
kegagalan misinya. Tak ayal lagi, para sesepuh Yahudi internasional lalu
bertekad mencari strategi baru untuk menghadapi Czar Rusia. Senjata yang
paling diandalkan oleh para sesepuh Yahudi adalah ekonomi dan keuangan
yang mereka miliki. Dengan senjata ini mereka memerangi perdagangan Rusia
di seluruh dunia, dengan menggunakan pengaruh keuangan yang mereka
miliki di seluruh Eropa. Mereka memasang blokade terhadap seluruh produksi
dan pemasaran barang-barang dari Rusia. Negara ini akhirnya jatuh dalam
krisis ekonomi yang parah, dan kas negara makin habis terkuras, yang
mencapai puncaknya pada tahun 1905. Pada saat yang sama terjadi kerusuhan
dan kekacauan di seluruh wilayah Rusia dengan dukungan dana dari
Konspirasi internasional. Kecemburuan sosial melanda segenap lapisan
masyarakat yang merasa terkena jepitan ekonomi. Fenomena ini terus
berkembang dan meluas ke seluruh kerajaan Rusia.
Kondisi menyedihkan itu dimanfaatkan oleh unsur revolusioner yang tumbuh
dari golongan terpelajar, golongan pekerja dan golongan lain yang merasakan
pahit getirnya krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ditambah lagi dengan
ketidakpuasan terhadap sistem kerajaan yang bersifat menindas. Unsur-unsur
revolusioner makin sering mengadakan kegiatan yang kelak bisa menyebar
benih-benih partai Komunis Rusia. pihak Konspirasi Internasional mendapat
peluang emas untuk mengail ikan di air keruh, ketika pada tahun 1905 krisis itu
mencapai puncaknya, dengan meletusnya perang antara Jepang dan Rusia.
Perang merupakan pukulan paling telak dalam sejarah Rusia, sehingga
kerajaan Rusia tidak bisa lagi berdiri dengan kedua kakinya.
Pada masa pemerintahan Czar Alexander III, pemerintah dan rakyat Rusia
mengetahui secara global, bahwa sumber kekacauan dan kesulitan ekonomi
yang dialami adalah akibat ulah tangan-tangan Yahudi yang terselubung.
Gejala ini menimbulkan sikap benci terhadap unsur Yahudi sedemikian
besarnya, seperti sikap orang Jerman dalam membenci unsur Yahudi, setelah
faham Karl Reiter tersebar luas di seluruh Jerman. Di pihak lain, orang Yahudi
Eropa terus mengatur dan memberi dana kepada gerakan kerusuhan yang
dirancang dari sarang perkumpulan Free Masonry di Perancis dan Inggris dan
negara Eropa lainnya. Mereka sudah lama memimpikan sebuah negara
nasional bangsa Yahudi. Dengan demikian, kalau terjadi tindak kekerasan
sebagai balas dendam terhadap mereka dari bangsa Eropa, bagi mereka
tersedia tempat berlindung yang sekaligus bisa dijadikan pusat kegiatan yang
bersifat internasional yang aman bagi Konspirasi internasional. Gerakan ini
dipimpin oleh seorang Yahudi Jerman bernama Theodore Herzl, yang kelak
berhasil mendirikan sebuah negara Zionis Israel.
68
Kelompok perusuh dari satu pihak dan kelompok revolusioner di pihak lain di
Rusia mengadakan sejumlah pembunuhan politik dengan tujuan yang berbeda.
Kelompok teroris berhasil membunuh Bogoliev, Menteri Pendidikan Rusia
tahun 1901, karena dendam akibat disahkannya peraturan mengenai
pendidikan yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang membatasi jumlah
anak Yahudi yang bisa diterima di sekolah umum Rusia. Kemudian menyusul
pembunuhan atas diri Despiagin, Menteri Dalam Negeri, juga karena adanya
beberapa kata yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang
memperbolehkan orang Yahudi hidup dengan bebas hanya terbatas dalam
ghetto-ghetto khusus bagi mereka. Berikutnya menyusul lagi pembunuhan
terhadap Yogdanovich, gubernur Uka pada tahun 1903. Kemudian
pembunuhan terhadap Vichiliev, Perdana Menteri Rusia tahun 1904, dan
pembunuhan terhadap Prince Sergey, paman Czar sendiri. Pemberontakan
1905 kemudian berhasil ditumpas oleh jenderal Durbachiev, karena Konspirasi
tidak mampu menghadapinya secara terbuka. Lalu mereka mencari jalan lain
untuk membunuh dari belakang pada tahun berikutnya. Pembunuhan yang
terjadi beruntun, dan kekacauan yang berkepanjangan itu membuat Czar
Alexander III marah besar. Ia mengeluarkan pernyataan dengan menunjuk
hidung pihak Yahudi sebagai biang kerok kerusuhan, krisis ekonomi dan
pembunuhan politik tersebut. Akan tetapi, golongan Komunis yang telah
berhasil mendapat dukungan luas, dengan memakai nama partai Sosialis
Revolusioner merancang untuk membunuh Czar dengan membentuk
kelompok teroris yang dipimpin oleh seorang pembunuh Yahudi berdarah
dingin bernama Gishuin dan seorang lagi bernama Iveno Aziev. Kemudian dua
orang ini mendapatkan satu orang lagi bernama Alexander Olianov untuk
bekerja sama dalam rencana pembunuhan atas diri Czar Alexander III. Akan
tetapi, rencana jahat ini bisa digagalkan, dan Olianov ditangkap oleh pasukan
keamanan, lalu diadili dan dihukum mati. Hal ini menyebabkan adik Olianov
bernama Vladimir Olianov menjadi dendam. Ia lalu bergabung pada partai
Sosialis Revolusioner. Vladimir inilah yang beberapa tahun kemudian dikenal
dengan nama Lenin.
Revolusi Komunis tumbuh mekar pada saat situasi pemerintahan Czar sedang
tenggelam dalam perang melawan pemberontakan dalam negeri, yaitu
melawan gerakan kerusuhan yang diatur oleh orang Yahudi, dan juga perang
melawan krisis sosial dan ekonomi, serta kekacauan yang juga ditimbulkan
oleh tangan Yahudi Internasional. Pada saat mereka meniupkan perang antara
Rusia dan Jepang dengan tujuan untuk menghancurkan Rusia, mereka telah
membuat program kerja. Secara diam-diam perusahaan Cohen-Lobe di
Amerika mengirimkan dana besar-besaran kepada pemerintah Jepang.
Pengiriman dana besar-besaran kepada Rusia sesuai dengan program
Konspirasi dihentikan seketika oleh lembaga keuangan Rothschild. Pada saat
yang sama kelompok sabotase yang bekerja di bawah naungan kelompok
Rothschild, khususnya para teknisi dalam jajaran militer yang tersebar di
seluruh tempat strategis melakukan aksinya dengan memutuskan jalur
69
perbekalan militer dan logistik, khususnya jalur kereta api yang mengangkut
perbekalan Rusia menuju Timur jauh. Akibatnya, pasukan Rusia porak-
poranda. Rencana ini benar-benar dilaksanakan dengan sempurna. Kali ini
dunia terkejut untuk kesekian kalinya atas kekalahan sebuah kerajaan besar
Rusia di hadapan pasukan Jepang yang kecil itu. Sejarah masih tetap bertanya-
tanya kebingungan mengenai sebab-sebab kekalahan yang tidak masuk akal
itu.
Kemudian diadakan pembicaraan damai di kota Portsmouth Amerika Serikat
tahun 1905. Utusan khusus telah menghubungi konglomerat Yahudi kelas
internasional bernama Yacob Sheiff yang mewakili kelompok perusahaan
Cohen-Lobe, yaitu yang mendukung dana kepada Jepang dalam perang
melawan Rusia. Maksudnya ialah untuk minta penjelasan mengenai sebab-
sebab yang mendorong lembaga keuangan raksasa ini memihak Jepang dalam
perangnya melawan Rusia. Pertanyaan itu dijawab dengan surat yang isinya
sebagai berikut :
"Anda tahu dan Anda adalah seorang ahli ekonomi dan politik. Tidak mungkin Anda
akan mengharapkan, demi kepentingan dan pengaruh orang Yahudi Amerika, kecuali
berbuat sesuatu untuk menentang pemerintah Rusia yang telah memerangi
kepentingan keuangan orang Yahudi, dan tidak meluluskan tuntutan mereka, serta
tidak menjamin hak mereka."
Kecaman Yacob Sheiff terhadap pemerintah Rusia tampak jelas sekali dalam
jawabannya itu. Ia sendiri adalah orang yang bertanggungjawab mengenai
dukungan dana kepada gerakan revolusioner dan kekacauan yang melanda
Rusia sejak tahun 1887. Bantuan seperti itu terus mengalir hingga pecah
revolusi Bolshevik tahun 1917. Peristiwa ini diungkap oleh berbagai mass
media internasional secara terbuka. Dan harian Figareau di Perancis memuat
kasus itu dalam edisi 20 Februari 1932.
B. Pembantaian Januari dan Revolusi Manshevik
Pada tahun 1903 para tokoh Komunis Rusia, Eropa, Eropa Timur dan Jerman
merencanakan mengadakan konferensi di kota Brussels, ibu kota Belgia, tapi
ditolak oleh pemerintah Belgia. Akhirnya konferensi diadakan di London.
Dalam konferensi itu sendiri terjadi perpecahan tajam antara kelompok yang
berpihak kepada tokoh Yahudi Martov yang disebut Manshevik. Situasi di
Rusia makin memburuk akibat meletusnya peristiwa demi peristiwa. Struktur
kerajaan Czar makin bertambah rapuh. Kemudian datang sebuah pukulan
mematikan dari Jepang dalam sebuah perang yang terjadi tahun 1905, yaitu
sebuah negara yang dipandang oleh Rusia sebagai negara kecil tak berdaya.
Belakangan pemerintah berusaha menjelaskan kepada rakyatnya tentang sebab
yang menimbulkan bangsa Rusia menderita, akibat situasi perekonomian Rusia
yang porak-poranda. Pemerintah kemudian memberi kebebasan kepada para
buruh untuk membentuk serikat buruh. Pemerintah tidak menyadari bahaya
yang timbul akibat dari penyusupan ke dalam serikat buruh itu oleh gerakan
70
revolusioner dan kelompok perusuh. Dari serikat buruh itu muncul seorang
pemimpin aktivis berpengaruh, yaitu pendeta Kristen Ortodoks bernama
Father Gabon yang menjadi panutan sekaligus juru bicara mereka. Hal ini
membuat para tokoh di balik layar menjadi iri. Apalagi ia makin dihormati oleh
istana dan para menterinya. Tidak mengherankan kalau Father Gabon sering
diundang untuk dimintai pertimbangannya oleh Czar dalam berbagai masalah.
Ketika terbetik berita mengenai kekalahan Rusia melawan Jepang dan akibat
dari kekalahan itu, tersiar di Rusia timbulnya kerusuhan besar di kalangan
buruh untuk menuntut diadakannya perbaikan. Father Gabon sendiri juga
merencanakan mengadakan sebuah demonstrasi besar-besaran secara damai
menuju istana Czar pada tanggal 22 Januari 1905. Gabon akan mengajukan
surat permohonan mengenai perbaikan secara damai. Sementara itu, pihak
kelompok ekstrimis akan mengajukan beberapa tuntutan dengan
menggunakan kekerasan.
Sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan, demonstrasi besar-besaran
diadakan pada tanggal tersebut di atas, diikuti oleh berbagai kelompok serikat
buruh, disertai oleh anak dan istri mereka. Demonstrasi berjalan teratur menuju
istana Czar di ibukota Rusia dan Petersburg, yaitu kota Leningrad sekarang.
Sampai di sini demonstrasi masih berjalan damai dan mengisyaratkan
kepatuhan mereka terhadap Czar. Namun ketika mereka sampai di depan
pintu istana, tiba-tiba terjadi pembantaian besar-besaran yang dikenal dalam
sejarah Rusia dengan sebutan "pembantaian minggu berdarah". Tembakan
senapan mesin membabi-buta menghujani mereka, sehingga ribuan korban
jatuh berserakan menutupi halaman istana dengan darah mereka. Sedang
sejumlah besar lainnya mengalami luka parah. Siapakah sebenarnya orang
yang berada di balik pembantaian itu? Czar Nicholey II saat itu sedang berada
di luar kota San Petersburg. Hasil penyelidikan selanjutnya menunjukkan,
bahwa perintah penembakan itu datang dari seorang perwira pengawal istana
Czar, dan ia adalah pelaksana dari rancangan besar yang dibuat oleh
Konspirasi Internasional.
Pembantaian kejam tersebut menyulut api kebencian umum terhadap Czar dan
pemerintahnya. Untuk menurunkan suhu politik yang makin memanas, Czar
mengeluarkan sebuah instruksi untuk membentuk komite khusus guna
menyelidiki peristiwa-peristiwa berdarah tersebut, beberapa hari ini setelah
kejadian. Czar juga mengadakan perubahan sistem, dari sistem kerajaan
absolut menjadi sistem elektif dengan mengeluarkan instruksi untuk
membentuk badan legislatif yang dikenal dengan sebutan Duma. Czar
memberi amnesti kepada para tawanan politik. Di antara tawanan yang
mendapat amnesti adalah Lenin, Martov dan tokoh-tokoh Bolshevik dan
Manshevik lainnya. Akan tetapi, kebebasan mereka justru membuat suhu
kekacauan dan pembangkangan lebih panas.
Program yang dirancang oleh Konspirasi internasional atau sering disebut
dengan perkumpulan Sesepuh Zionis bukanlah untuk menyalakan api revolusi
71
pada saat itu, melainkan mereka masih menginginkan sistem kerajaan Rusia
berlangsung dulu, hingga pecah perang dunia I, yang saat itu masih dalam
rancangan. Akan tetapi, perkembangan situasi Rusia menyebabkan kelompok
Bolshevik menyalahi instruksi dari kekuatan terselubung. Menurut
perhitungan mereka, saat pecahnya revolusi telah tiba. Mereka tidak bisa
disalahkan kalau punya perhitungan seperti itu, karena kondisi kerajaan Rusia
pada saat itu telah jatuh porak-poranda, disebabkan oleh banyaknya masalah
yang dihadapi. Dengan sekali pukul, kerajaan itu akan lenyap seketika.
Pemogokan umum dimulai tanggal 20 Oktober 1905 di seluruh kota penting di
Rusia. Kemudian disusul dengan didudukinya ibukota San Petersburg
(Leningrad sekarang) pada tanggal 27 Oktober tahun yang sama. Lalu
menyusul lahirnya deklarasi sebuah pemerintahan baru. Kemudian Trotsky,
seorang tokoh Yahudi Komunis kenamaan mengumumkan diri sebagai
pimpinan revolusi Manshevik. Akan tetapi, terhadap kekuatan yang
menentang revolusi ini, Czar sendiri tidak mampu mengatasinya. Dana yang
selama ini diberikan kepada gerakan revolusioner dan kelompok teroris
dihentikan sama sekali oleh kekuatan terselubung itu. Bahkan juga diperangi,
sehingga pasukan pemerintah berhasil menduduki kembali San Petersburg
dengan mudah, tanpa ada perlawanan yang berarti pada tanggal 16 Desember
1905. Kemudian Trotsky bersama 30 orang tokoh revolusi mendapat giliran
menjadi buron. Dan kerusuhan timbul kembali di bawah pimpinan seorang
Yahudi bernama Yarifos. Pasukan Czar yang berhasil menumpas gerakan
perusuh itu sekaligus mengembalikan sistem kerajaan lagi.
C. Lenin dan Revolusi Merah
Lenin yang nama aslinya Vladimir Olianov dilahirkan tahun 1870 di kota
Smirsk, terletak di pinggir sungai Volga. Ayahnya seorang konsultan eksekutif
dalam bidang pendidikan, di samping direktur sebuah lembaga pendidikan
pemerintah, sehingga memungkinkan anaknya menyelesaikan sekolah
menengah dan perguruan tinggi. Dengan latar belakang pendidikan yang
cukup pada masa itu, Lenin dengan mudah bergaul dengan kalangan terpelajar
Rusia. Pada masa mudanya, Lenin pernah mengalami stres berat akibat
saudara kandungnya, Alexander Olianov dihukum mati, setelah mengadakan
usaha pembunuhan terhadap Czar. Dengan dendam yang membara, Lenin
segera bergabung pada gerakan revolusioner bersama kawan-kawan Yahudi
seperguruan tingginya.
Vladimir memiliki kelebihan lainnya, yaitu keberaniannya untuk melarikan diri
demi cita-citanya yang besar. Sejak masa mudanya Vladimir banyak bergaul
dengan kawan-kawannya, dan banyak berkecimpung dalam gerakan
revolusioner atheis. Hubungannya dengan para aktivis Yahudi telah banyak
menambah pengalamannya, yang akhirnya ia mempersunting seorang gadis
jelita Yahudi.
72
Vladimir mempelajari secara mendalam dan analitis tentang peristiwa yang
terjadi, hingga meletusnya revolusi besar di Perancis. Ia tahu benar, bahwa para
pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak perancang dan pendukung
dana Revolusi Perancis itu. Ini membuat Vladimir berfikir untuk menghubung-
hubungkan peristiwa sejarah dengan kenyataan terselubung, yaitu berlanjutnya
persekongkolan internasional dalam gerakan revolusioner sepanjang sejarah,
dalam lingkup rancangan kekuatan terselubung di bawah petunjuk dan
instruksi para pemilik modal Yahudi internasional. Pada saat itulah Vladimir
berniat mengumpulkan data sebanyak mungkin dari para tokoh revolusioner
internasional, untuk kemudian mengambil pelajaran dari langkah-langkah
mereka. Catatan mengenai peristiwa sejarah menunjukkan, bahwa
perkumpulan Sesepuh Yahudi menemukan pada diri Lenin, sebagai orang
yang dicari-cari dan sangat dibutuhkan oleh mereka. Sejak itu ia terpilih
sebagai agen utama dalam revolusi Komunis di Rusia.
Pada masa itu, Swiss merupakan tempat perlindungan bagi para aktivis
revolusi dan gerakan perlawanan di Eropa Timur. Swiss adalah pusat yang
penting bagi para pemilik modal Yahudi internasional. Vladimir melarikan diri
ke Swiss pada tahun 1895 dalam usia 25 tahun, setelah saudaranya dihukum
mati oleh Czar. Di sanalah ia bertemu dengan tokoh-tokoh Komunis dalam
pengasingan. Dalam sekejap Vladimir segera dikenal oleh mereka, karena
kecerdasan dan wawasannya yang luas. Di samping itu Lenin bergabung
dengan para tokoh Komunis di Swiss atas nasihat dan bimbingan para Sesepuh
Yahudi. Di sana ia bertemu dengan Bilichanov, seorang penganut Kristen satu-
satunya di antara mereka kecuali Lenin, dan dari tokoh Yahudi seperti Leoduch
Kslarud, Yulius Rayoum dan wanita Yahudi Feroza Solich dan lain-lain.
Mereka lalu mendirikan perkumpulan proletar berhaluan Marxisme dengan
nama Kelompok Pembebasan Kaum Pekerja. Yulius Rayoum ketika itu masih
berusia sangat muda seperti Lenin. Akan tetapi, ia sudah dikenal sebagai
anggota teroris yang sadis dan berdarah dingin, ketika masih hidup dalam
ghetto. Kelak ia menjadi pemimpin Manshevik, dengan mengambil sebuah
nama julukan untuk dirinya, yaitu Martov seperti juga Vladimir Olianov
menjuluki dirinya dengan sebutan revolusioner, Lenin.
Lenin kembali dari Swiss setelah membekali diri dengan berbagai pengalaman
baru mengenai gerakan revolusioner yang diberikan oleh para tokoh Yahudi. Ia
bekerja sama dengan Martov dan para tokoh revolusioner lainnya dalam
mempersiapkan sebuah revolusi, yang akan dimulai dari San Petersburg.
Mereka mengatur pemogokan umum, demonstrasi dan kerusuhan dengan
menyebarkan propaganda faham Komunisme Atheis, disamping melakukan
penyusupan orang penting tertentu untuk diperalat. Namun akhirnya Lenin
dan kawan-kawannya ditangkap dan diadili. Lenin dipenjarakan sampai tahun
1897, kemudian dibuang ke Siberia bersama Martov dan kawan-kawan. Ia
diperbolehkan membawa serta istri dan anaknya yang masih kecil. Lenin hidup
dalam pembuangan sampai tahun 1900, yaitu ketika Czar memberikan amnesti
umum bagi para tahanan politik. Kemudian Lenin dan Martov bersama kawan-
73
kawannya pergi meninggalkan Rusia menuju Swiss. Di Swiss mereka bertemu
lagi dengan banyak kawan dan guru lama serta para agen Sesepuh Yahudi.
Mereka sepakat menerbitkan sebuah harian, akan menyuarakan gerakan
Komunisme internasional. Tanggungjawab penerbitan ini diserahkan kepada
tiga tokoh senior yaitu, Bilichanov, Kslarud dan Yutorisov. Sedang istri Lenin
sendiri bertindak sebagai sekretaris redaksinya. Tidak lama kemudian Trotsky
bergabung ke dalam dewan redaksi. Koran itu diberi nama bahasa Jerman
ESKIRE, yang berarti "menyala". Harian ini pada mulanya diterbitkan dari
Munchen Jerman, lalu dipindahkan ke Jenewa Swiss tahun 1903. Untuk
distribusinya, koran ini diselundupkan ke Rusia oleh agen-agen The Grand
Eastern Lodge dan perkumpulan yang berada di bawah naungannya, sesuai
dengan cara yang selalu ditempuh oleh para Sesepuh Yahudi.
Eskire pernah memuat ajakan untuk mengadakan pertemuan umum bagi
gerakan Komunis yang menurut rencana akan diadakan di kota Brussels
ibukota Belgia. Akan tetapi, pemerintah Belgia menolak untuk mengizinkan
pertemuan itu diadakan di buminya. Kemudian pertemuan itu diadakan di
kota London, seperti telah kita singgung terdahulu. Orang tahu, bahwa Inggris
itu adalah negara kapitalis. Banyak pihak bertanya-tanya, mengapa pertemuan
seperti itu boleh diselenggarakan di Inggris. Ini merupakan bukti kuat tentang
adanya hubungan terselubung yang bisa mendesak pemerintah Inggris untuk
menyetujui permohonan bagi diadakannya pertemuan itu. Siapakah gerangan
pihak terselubung yang telah mampu mendesak pemerintah Inggris sebagai
negara adidaya pada saat itu? Siapa lagi kalau bukan kelompok pemilik modal
internasional. Pertemuan itu diadakan di London tahun 1903, yang
menyebabkan timbulnya perpecahan, seperti juga telah kita ulas terdahulu,
yaitu kelompok Manshevik di bawah pimpinan Martov, dan kelompok
Bolsevick di bawah pimpinan Lenin.
Setelah mengalami kegagalan di atas, partai Komunis menjadwalkan sebuah
pertemuan lagi untuk membahas masalah revolusi dan hasil yang telah mereka
capai. Pertemuan ini diadakan di London lagi tahun 1907, dihadiri oleh 91
utusan dari kelompok Bolshevik dan 89 utusan dari kelompok Manshevik. Di
samping itu hadir pula utusan dari gerakan Komunis Polandia di bawah
pimpinan seorang wanita Yahudi bernama Roza Luxemburg, dan utusan partai
Komunis Jerman di bawah pimpinan seorang Yahudi bernama Rafael
Ivahamovich. Maka jumlah peserta pertemuan mencapai 312 orang. Lenin kali
ini diserang habis-habisan oleh para tokoh Manshevik dengan tuduhan telah
menyalahgunakan dana dalam jumlah besar, tanpa menjelaskan dari mana
diperoleh. Dalam pertemuan itu muncul seorang tokoh muda selain Lenin,
bernama Stalin. Di antara keputusan yang diambil dalam pertemuan itu adalah
keharusan untuk bekerja keras dan maju terus, di bawah satu komando yang
ditopang dengan propaganda mass media secara luas dan terorganisir.
74
Pada tahun 1908 kelompok Bolshevik menerbitkan harian lain dengan nama
PROLETARIA. Harian ini juga dimaksudkan untuk menyebarluaskan faham
Komunis, dan sekaligus sebagai penyambung lidah mereka. Lenin sendiri
duduk sebagai pimpinan redaksinya, dibantu oleh Zenoviev dan Dovirovinsky.
Sedang pihak kelompok Manshevik menerbitkan harian mereka sendiri dengan
nama GOLOS SOSIAL DEMOKRATIS, yang pimpinan redaksinya dipegang
oleh Bilichanov, Kslarud, Martov dan Martonov.
Satu hal yang perlu diingat di sini adalah bahwa seluruh pimpinan redaksi
kedua harian Komunis itu dipegang oleh para tokoh Yahudi Komunis senior,
selain Lenin dan Bilichanov. Adapun Trotsky, yaitu seorang Yahudi Komunis
kenamaan telah memisahkan diri dengan jalan fikirannya sendiri pula. Ia
menerbitkan sebuah harian yang diberi nama PRAVDA. Pada tahun 1909 dua
tokoh Yahudi di antara pimpinan redaksi surat kabar Proletaria bergabung
dengan Lenin, yaitu Zenoviev dan Dovirovinsky, untuk kemudian membentuk
kelompok tiga serangkai yang kelak memerintah Rusia, sampai saat Lenin
meninggal dunia tahun 1924.
D. Peran Rasputin dan Revolusi Merah
Situasi di Rusia dari luar tampak tenang, setelah revolusi Manshevik bisa
ditumpas. Czar menyadari kesalahan yang selama ini membuatnya dimusuhi
oleh banyak pihak. Ia lalu mengadakan reformasi dalam pemerintahannya, dan
membenahi istana serta memerangi demoralisasi yang telah merusak kalangan
tertentu. Undang-undang pemilihan umum diterapkan, dan Duma sebagai
majelis legislatif difungsikan. Kemudian Stolibin seorang tokoh pembaharu
dipilih untuk menjadi Perdana Menteri Rusia. Stolibin mulai melangkah
dengan perbaikan mendasar pada semua sektor. Ia memperbaiki ekonomi dan
mengeluarkan undang-undang baru yang dikenal dengan sebutan undang-
undang Stolibin, untuk melindungi hak-hak sipil kaum petani, dan mengatur
undang-undang tentang land-reform berdasarkan bantuan dana yang diberikan
kepada para petani untuk membeli tanah milik negara yang mereka garap.
Namun sayangnya, reformasi ini justru membuat para aktivis revolusioner
lebih tidak senang kepada pemerintah, baik dari golongan Bolshevik maupun
dari golongan Manshevik, yang telah mendapat instruksi penting dari
kekuatan terselubung. Mereka tidak senang melihat stabilitas pulih kembali di
Rusia. Untuk itu, mereka sepakat mengadakan rencana untuk menghabisi
hidup Stolibin, yang bagi rakyat Rusia merupakan Perdana Menteri terbesar
dalam sejarah negeri itu. Beberapa kali usaha pembunuhan terhadap dirinya
selalu gagal. Akhirnya Stolibin ditembak mati oleh seorang Yahudi bernama
Morday Yogovov di sebuah auditorium kota Kiev tahun 1911.
Sepeninggal Stolibin, pemerintah Rusia berusaha meneruskan langkah
perbaikan Stolibin. pihak kekuatan terselubung juga tidak berhenti
mengadakan persekongkolan untuk menimbulkan kerusuhan dan
ketidakstabilan. Maka muncullah perang propaganda besar-besaran, seperti
75
pernah dialami oleh Perancis sebelum revolusi. Propaganda gosip tentang
skandal sosial, moral dan seksual diarahkan kepada orang-orang penting istana
dan istri tokoh masyarakat, para pejabat pemerintah dan lain-lain. Fenomena
suap-menyuap muncul dengan tiba-tiba. Demoralisasi segera menyebar di
seluruh lapisan masyarakat. Kehidupan mewah ala jet-set mewarnai keluarga
Czar. Pesta-pora gila-gilaan, yang digemari oleh kalangan istana dan para
pejabat menjadi lahan subur untuk dijadikan bahan gosip. Demikianlah
fenomena yang dideskripsikan oleh kekuatan terselubung lewat mass-media
dan alat propaganda lainnya. Meskipun gosip itu tidak seluruhnya merupakan
isapan jempol, namun di situ terdapat seorang tokoh penting yang dijadikan
sumber jaringan propaganda demoralisasi. Tidak lain tokoh ini adalah setan
berjubah pastor, Rasputin sendiri, yaitu tokoh yang sengaja dipasang untuk
mempersiapkan pecahnya revolusi Rusia, persis seperti peran yang dimainkan
oleh Coderlos De Lalco dalam revolusi Perancis. Kesamaan yang aneh telah
terjadi lagi dalam sejarah, karena merupakan hasil dari perancang yang sama.
Rasputin yang memiliki kharisma besar dan teguh pendirian itu telah bisa
menguasai istana dengan jalan mendekati permaisuri Czar yang putranya
sakit-sakitan, karena ia bisa meyakinkan sang permaisuri, bahwa ia bisa
menyembuhkan putranya. Faktor 'kebetulan' juga ikut berperan, sehingga
Rasputin bisa masuk ke istana, karena Czar Nicholey II memiliki kepribadian
lemah dan lugu. Jika saja Czar Nicholey memiliki kepribadian kuat, bermoral
dan berpendirian tegas, nasib Rusia dan rakyatnya mungkin akan berbeda dan
terhindar dari pembantaian Minggu itu.
Lama-kelamaan Rasputin bukan saja menguasai Czar Nicholey II, melainkan
sebagian besar kaum muda Rusia juga sudah banyak termakan gosip dan
faham atheis permissive yang disebarluaskan oleh kelompok revolusioner.
Rasputin sendiri adalah orang yang bejat moralnya, dan punya filsafat hidup
permissive, sebagaimana terlihat dari ucapannya, 'Hidup adalah untuk
mencapai kenikmatan lahir-batin sepuas-puasnya. Setelah itu lalu
membersihkan batin kembali dan menyelamatkannya'. Rasputin mendapat
banyak pengikut berkat kedudukannya sebagai pendeta, dan persahabatannya
dengan Czar. Jalan pemikirannya benar-benar menimbulkan arus demoralisasi
besar-besaran, terutama setelah ia dengan isyarat dari kekuatan terselubung di
balik layar berhasil menciptakan suasana permisif dalam istana, yang belum
pernah terjadi di Rusia selama itu, persis seperti suasana Royal Palais di
Perancis menjelang pecahnya revolusi.
Suhu situasi di Rusia akhirnya mencapai titik siap bagi meletusnya revolusi
yang ditunggu-tunggu. Kemudian disusul terjadinya peristiwa di Eropa
sebagai permulaan meletusnya Perang Dunia I, yang akan kita bicarakan.
Dalam Perang Dunia I, Rusia berperang melawan Jerman. Berkat propaganda
Bolshevik dan Manshevik, patriotisme bangsa Rusia menurun di kalangan
rakyat dan angkatan bersenjata. Demikian pula kaki-tangan Konspirasi masih
menempati posisi penting pada pos-pos perhubungan, logistik dan transportasi
sejak Rusia perang melawan Jepang. Kekalahan Rusia dari Jepang dijadikan
76
bahan propaganda kelompok revolusioner untuk menyebarkan sikap ragu dan
cemas di dalam negeri. Kekacauan makin memuncak, dan keruntuhan makin
dekat, ibarat lumpur yang bertambah becek. Rasputin ternyata kelak diketahui
sebagai seorang agen rahasia Jerman. Tak diragukan lagi, bahwa di belakang
Rasputin ada kekuatan Konspirasi internasional yang telah mengatur semua
itu. Apalagi markas operasi Rasputin berada di dekat istana Czar, sehingga
lebih mudah ia mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari kalangan
istana.
Sedang Lenin dan Martov beserta para tokoh Komunis lainnya pada saat itu
masih berada di Swiss untuk menikmati kehidupan mewah di negara netral,
dan jauh dari kebisingan perang yang sedang berkecamuk di negerinya, sambil
menunggu instruksi khusus. Trotsky saat itu masih berada di New York untuk
merekrut kelompok teroris Yahudi profesional, yang kemudian dikirim ke
Rusia. Setelah saat yang tepat tiba, mereka akan mengadakan perang jalanan di
kota-kota besar Rusia. Akhirnya kerusuhan pun tidak bisa dihindarkan sejak
awal tahun 1917, yaitu sejak kelompok bawah tanah Yahudi menghentikan
supply kebutuhan pokok ke ibukota San Petersburg. Bahaya kelaparan mulai
dirasakan penduduk. Sementara itu, para tokoh revolusi yang mayoritas terdiri
dari orang Yahudi terus menghasut massa agar melakukan kerusakan dan
perampokan di mana-mana. Mereka membagi-bagikan uang kepada para
perusuh disertai dengan pengarahan yang disampaikan oleh kekuatan
terselubung itu. Maka lautan demonstran memenuhi jalan-jalan besar. pihak
pemerintah telah mengambil pelajaran dari pemberontakan Januari 1905,
sehingga untuk menembakkan sebutir peluru pun mereka harus berfikir
panjang dalam situasi seperti itu. Hal itu bukan berarti, bahwa demonstrasi
terus berjalan tertib. Para tokoh di balik layar telah mengatur taktik untuk
memancing kekerasan. Mulailah terdengar suara tembakan senjata api yang
diarahkan kepada para demonstran dari tempat tersembunyi yang telah diatur.
Tembakan itu seolah datang dari pasukan pemerintah. Tumbal berjatuhan dan
ratusan lainnya menderita luka-luka. Kekacauan berkembang menjadi
kekerasan dan kebrutalan. Apalagi setelah para demonstran dengan berapi-api
berhasil membongkar penjara, dan melepaskan narapidana yang segera
menyebar ke mana-mana dengan membakar gedung-gedung dan mengadakan
perampokan di jalan-jalan. Saat itu Czar sedang keluar untuk mengunjungi
pasukan Rusia di medan tempur. Majelis Duma menyampaikan kepada Czar
tentang perkembangan situasi terakhir yang sangat berbahaya, agar Czar
segera mengambil langkah-langkah drastis yang perlu untuk mengatasinya.
Akan tetapi, berita yang disampaikan melalui telegram itu berhasil disita oleh
kaki-tangan Konspirasi yang bercokol di The Grand Eastern Lodge, sehingga
berita itu tidak sampai kepada Czar.
Peran Free Masonry bukan hanya sampai di situ. Banyak peran penting lainnya
yang sangat berbahaya. Di satu sisi, Free Masonry mengawasi dan mengatur
gerakan dan jaringan terselubung. Di sisi lain, Free Masonry memberikan dana
besar-besaran kepada kaki-tangan yang menyelusup ke dalam instansi
77
pemerintah, angkatan bersenjata, kalangan buruh dan berbagai perkumpulan.
Ditambah lagi, Konspirasi Yahudi melakukan sejumlah operasi rahasia untuk
menggoyahkan pasukan Rusia di medan tempur. Contoh operasi terselubung
seperti itu adalah sebuah instruksi palsu yang diberikan oleh seorang
komandan kaki-tangan Konspirasi kepada pasukannya untuk mengadakan
serbuan terhadap musuh. Pada saat yang sama, pasukan pelindung yang di
garis belakang mendapat instruksi untuk segera mundur. Akibatnya, pasukan
Rusia ketika itu mendapat pukulan hebat dengan korban jiwa dan sejumlah
lainnya menjadi tawanan musuh. Lebih parah lagi, di sana terjadi
pembangkangan dan desersi dalam barisan angkatan bersenjata, karena tidak
puas terhadap komandan yang mengecewakan bawahannya itu. The Grand
Eastern Lodge juga memakai taktik suap-menyuap kepada para perwira tinggi
dan menengah, untuk merebut simpati pasukan pengawal kerajaan di San
Petersburg. Di samping itu, taktik propaganda atheisme dan teori Marxisme
juga dipakai, sehingga pada saat menjelang pecahnya revolusi pada tanggal 12
Maret 1917 terjadi desersi atau pembelotan besar-besaran dalam pasukan
pengawal kerajaan di San Petersburg, sampai terjadi baku hantam antara
mereka sendiri. Menyusul kemudian, terjadinya suatu peristiwa di luar
dugaan, yaitu dua barak militer menyerahkan diri dan bergabung kepada
pemberontak revolusioner. Maka jatuhlah ibukota San Petersburg ke tangan
mereka. Kemudian diumumkan berakhirnya sistem kerajaan Czar Rusia oleh
pihak pemberontak revolusioner.
Seusai revolusi, secara umum kekuasaan belum jatuh ke tangan Komunis atau
Bolshevik, seperti yang diduga. Bahkan sebuah komite telah berdiri dengan
jumlah anggota sebanyak 12 orang dari majelis Duma, untuk membentuk
pemerintahan sementara di bawah pimpinan Krinsky, segera setelah terjadi
Revolusi Merah itu. Sementara itu, kelompok Manshevik juga membentuk
Majelis Sovyet atau juga disebut Majelis Buruh, untuk mengambil kendali
pemerintahan San Petersburg, sampai Lenin membubarkannya pada tanggal 19
0ktober 1917. Pada saat revolusi meletus, Lenin masih berada di Swiss.
Kemudian para sesepuh Yahudi Internasional mengatur perjalanannya kembali
ke Rusia, setelah terlebih dulu mengatur pertemuan antara Lenin dan
pemerintah Jerman. Dalam pertemuan itu disepakati, bahwa pemerintah
Jerman akan membantu kepulangan Lenin dan pembubaran pemerintahan
sementara. Pemerintahan itu telah bertekad untuk meneruskan perang, dengan
imbalan Lenin kelak akan menarik pasukan Rusia dari medan tempur. Lenin,
Martov dan para tokoh Komunis Yahudi kembali ke Rusia dengan menumpang
kereta khusus yang disediakan oleh pemerintah kerajaan Jerman, setelah
sebelumnya pemerintahan sementara mengumumkan amnesti umum bagi
semua tahanan politik, dan memberi izin kepada semua pelarian untuk kembali
ke Rusia.
Peristiwa yang terjadi kemudian menunjukkan, bahwa pemerintah sementara
tidak melakukan kesalahan besar dengan menandatangani keputusan ini, yang
pada hakikatnya merupakan penyerahan kekuasaan kepada pihak Bolshevik.
78
Rusia dibanjiri lebih dari 90.000 anggota revolusioner dan kelompok teroris
yang kembali ke Rusia. Trotsky juga memanfaatkan keputusan amnesti
pemerintah itu, untuk kembali ke Rusia beserta orang-orang Yahudi yang telah
ia rekrut dan dilatih di New York. Sebagian besar dari mereka kemudian
bergabung dengan partai Bolshevik, yang makin besar dan ganas. Tidak lama
kemudian Lenin dan Trotsky mulai menyerang pemerintahan sementara.
Setelah itu, terjadilah peristiwa demi peristiwa, yang akhirnya Lenin dan para
pendukungnya berhasil menumbangkan pemerintahan sementara di bawah
Krinsky. Kemudian ia membentuk pemerintahan baru, berdasarkan
Komunisme. Sejak itulah berawal pemerintahan diktatorisme Lenin di Rusia.
Para tokoh yang tidak sependapat dengan Lenin mendapat perlakuan keji dari
Lenin. Mereka ini pada umumnya adalah pihak yang lebih berjasa dalam
perjuangan untuk melahirkan revolusi Komunis itu, termasuk di dalamnya
kelompok Trotsky dan kelompok Yahudinya. Akan tetapi, pemerintahan atheis
baru menganggap adanya bahaya yang datang dari pihak yang sebelumnya
merupakan pendukungnya yang lebih gigih. Nasib yang mereka terima
kebanyakan berakhir di atas tiang gantungan, atau dibuang ke Siberia atau
dipenjarakan. Nasib para tokoh Yahudi pada masa berikutnya, yaitu pada masa
pemerintahan Stalin juga tidak jauh berbeda. Sebagian digantung atau dibuang
ke Siberia, dan sebagian lagi dipenjarakan, seperti nasib Trotsky sendiri,
Zenoviev, Kaminiev, Martinov, Yarfos, Kslarud, Martov dan tokoh Yahudi
lainnya. Dengan kata lain, nasib buruk yang mereka terima justru datang dari
seorang yang paling setia kepada ideologi yang mereka anut,...... Stalin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar