Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 97-100
http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/85836-tafsir-al-quran,-surat-an-nahl-ayat-97-100
Ayat ke 97
Artinya:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ
مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (97)
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. (16: 97)
Ayat
ini meski pendek namun memiliki peran penting dalam menggambarkan
kehidupan orang-orang Mukmin baik di dunia maupun di akhirat.
Pertama-tama, ayat ini menyatakan bahwa iman merupakan tolok ukur
keutamaan di sisi Allah Swt. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita.
Mereka sama dalam pandangan Allah. Yang membedakan di antara mereka
adalah tingkat keimanan yang mereka miliki. Dalam pandangan Allah, jenis
kelamin tidak berpengaruh dalam meraih derajat keimanan, meski utusan
Allah atau para nabi adalah laki-laki, namun kenabian ilahi adalah
tanggung jawab dan tugas suci yang harus disampaikan ke seluruh umat
manusia.
Tugas
ini tidak mungkin dibebankan kepada kaum wanita mengingat keterbatasan
kapasitas yang mereka miliki. Oleh karena itulah, Allah Swt menunjuk
utusan-Nya dari golongan kaum laki-laki, namun untuk meraih derajat
keimanan dan religius yang tinggi kaum wanita tidak mendapat batasan.
Artinya, mereka juga mampu meraih derajat keimanan yang sempurna,
seperti Sayidah Maryam yang berhasil mencapai derajat yang tinggi di
sisi Allah Swt, sehingga mendapat pelayanan istimewa berupa hidangan
dari langit. Atau Sayidah Fathimah az-Zahra as yang berhasil mencapai
derajat keimanan yang tinggi, hingga kedudukannya disamakan dengan Ali
bin Abi Thalib as.
Keimanan
saja tidak cukup untuk menentukan kesempurnaan dan derajat yang tinggi,
namun diperlukan juga amal saleh. Iman dan amal saleh adalah tolok ukur
kesempurnaan seseorang. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Amal saleh
tidak terbatas pada tindakan tertentu, namun setiap perbuatan yang pada
dasarnya memiliki kebaikan dan pelakunya meniatkan kebaikan saat
mengerjakannya juga dapat disebut amal saleh, meski perbuatan tersebut
sangat remeh dan kecil.
Dalam
lanjutannya ayat ini mengatakan, mereka yang beriman dan beramal saleh
akan mendapat kehidupan yang bersih di dunia. Mereka bebas dari segala
kejelekan dan perbuatan nista. Selain itu Allah Swt menjaga mereka dari
segala perbuatan yang menyeleweng dan maksiat. Adapun di akhirat mereka
akan mendapat pahala lebih dari apa yang mereka perbuat di dunia. Karena
Sunnatullah dalam pembalasan perbuatan maksiat berdasarkan keadilan,
namun dalam hal pahala Allah mendahulukan kemurahan dankasih sayang. Dan
hal ini telah disinggung dalam ayat ini.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1.
Usia, jenis kelamin, etnis dan kedudukan sosial tidak mendapat perhatian
di sisi Allah. Tolok ukur utama di sisi Allah adalah iman dan amal
saleh.
2.
Orang-orang Kafir tidak memiliki kehidupan yang bersih dan suci di
dunia. Sepertinya mereka adalah orang-orang yang mati. Karena kehidupan
sejati hanya milik orang-orang beriman.
Ayat ke 98
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98)
Artinya:
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (16: 98)
Meski
ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw, namun jelas bahwa seluruh
Mukminin juga termasuk di dalamnya. Mengingat urgensitas masalah ini,
maka yang menjadi obyek pembicaraan utama adalah Rasulullah Saw. Di
dalam sebuah riwayat disebutkan, di saat Rasulullah Saw membaca
al-Quran, beliau senantiasa mengucapkan kalimat “Audzu billahi minas
Syaithanirrajim”, baik itu saat menunaikan shalat maupun tidak. Setiap
perbuatan, baik bisa juga mengakibatkan hal yang tidak diinginkan,
seperti membaca al-Quran. Terkadang perbuatan baik ini dibarengi dengan
riya dan upaya untuk mengunggulkan diri atau adakalanya seseorang
terjerumus kepada pemahaman yang salah dan berani menafsirkan al-Quran
sesuai dengan pemikirannya sendiri atau sering disebut tafsir birrayu.
Oleh
karena itu, di saat manusia membaca al-Quran, ia dianjurkan untuk
meminta perlindungan kepada Allah dari segala godaan setan karena hawa
nafsu atau fanatik yang tidak pada tempatnya, kerap menghalangi manusia
untuk memiliki kesiapan maknawi saat membaca al-Quran.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kita harus waspada dari godaan setan, meski di saat kita melakukan perbuatan baik seperti membaca al-Quran.
2. Kita harus meminta lindungan dari Allah dari godaan setan yang terkutuk.
Ayat ke 99-100
إِنَّهُ
لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ (99)
إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ
وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)
Artinya:
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (16: 99)
Sesungguhnya
kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi
pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.
(16: 100)
Dua
ayat ini merupakan kelanjutan pembahasan ayat sebelumnya yang
menggambarkan kepada kita untuk meminta perlindungan Allah Swt dari
godaan setan. Ayat ini menyatakan, meski setan berusaha menguasasi hati
orang-orang Mukmin, namun mereka yang bertawakal kepada Allah dan
meminta perlindungan-Nya akan selamat dari godaan setan. Lanjutan ayat
ini menyebutkan, sebenarnya setan hanya mampu menguasai mereka yang
mempersekutukan Allah atau orang-orang Muslim yang mengikuti petunjuk
setan. Karena tindakan orang muslim tersebut telah memberikan kesempatan
setan menguasai dirinya. Dengan kata lain, orang-orang seperti ini,
menganggap setan sebagai temannya dan menerima setiap petunjuk dan
perintah setan. Karena jika tidak, maka Allah tidak akan mengizinkan
setan untuk menguasai orang-orang Mukmin.
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1.
Awalnya setan tidak memiliki daya untuk menguasai manusia, namun manusia
sendiri yang telah membimbing setan untuk menguasai diri mereka.
2.
Orang mukmin sejati tidak akan dikuasai oleh setan. Iman adalah tameng
yang kuat bagi seorang mukmin untuk mempertahankan dirinya dari serbuan
setan. (IRIB Indonesia)
Definisi Amal Shaleh, Al-A'raf, Amanat dan Dalilnya dalam Al-Qur'an
http://www.jadipintar.com/2014/08/Definisi-Amal-Shaleh-Al-Araf-Amanat-dan-Dalilnya-dalam-Al-Quran.html
1. Pengertian:
Al-A'raf : adalah jama’ dari urf yang artinya pagar yang tinggi yang diletakkan antara penduduk surga dan penduduk neraka. Adapun secara bahasa makna urf yaitu tempat yang tinggi. (Fathul Qadir, Juz III hal 39).
Amanat: 1 sesuatu yg dipercayakan atau dititipkan kpd orang lain; 2) pesan; 3) nasihat yg baik dan berguna dr orang tuatua; petuah; 4) perintah (dr atas); 5) wejangan (dr seorang pemimpin);
Mencari Surat dan ayat dengan tema tertentu di dalam Al-Qur'an bagi orang awam tidaklah mudah, terutama jika belum menghafal benar redaksi ayat dimaksud. Postingan ini berisi indeks atau daftar klasifikasi tema ayat-ayat Al-Qur'an yang disusun berdasarkan urutan abjad. Di dalamnya memuat tema ayat-ayat Al-Qur'an mengenai: Ajakan berperang, amal shalih, amanat dan al-a'raf.
Klasifikasi ayat secara tematik ini berguna untuk kita :
- Mengetahui letak ayat dan surat sesuai tema/kata kunci yang kita cari.
- Mempermudah dalam mengambil kesimpulan.
- Mempermudah dalam kita menyebarkan da'wah.
2. Metode Pencarian
Misalnya anda hendak mengetahui bunyi surah al-Baqarah ayat 154, maka:
- Klik Al-Qur'an Online.
- Pilih bahasa (di kanan atas, "translation" pilih : Indonesian)
- Pilih surat dan nomor ayat (di kiri atas pada "Sura" dan "from verse" pilih surat dan ayatnya)
Hasilnya adalah ayat dan terjemahan dimaksud, seperti di bawah ini yang bisa di copy paste:
وَلَا تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٲتُۢۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ۬ وَلَـٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ
Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan
Allah, [bahwa mereka ithu] mati; bahkan [sebenarnya] mereka itu hidup,
[1] tetapi kamu tidak menyadarinya. (Q.S.Al-Baqarah:154)
1, Larangan menyuruh apa-apa yang dia sendiri tidak mengerjakannya.
(2) Al-Baqarah 44, 158
۞ أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَـٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ
Mengapa kamu suruh orang lain [mengerjakan] kebaikan, sedang kamu melupakan diri [kewajiban]mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab [Taurat]? Maka tidakkah kamu berpikir? (44).2. Shafa dan Marwah bagian dari ritual manasik haji
۞ إِنَّ ٱلصَّفَا
وَٱلۡمَرۡوَةَ مِن شَعَآٮِٕرِ ٱللَّهِۖ فَمَنۡ حَجَّ ٱلۡبَيۡتَ أَوِ
ٱعۡتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَاۚ وَمَن
تَطَوَّعَ خَيۡرً۬ا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi’ar Allah Maka barangsiapa yang beribadat haji ke Baitullah atau ber-’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (158).3. Siksa bagi orang yang membanggakan diri dan suka dipuji.
(3) Ali-Imran 188
لَا تَحۡسَبَنَّ
ٱلَّذِينَ يَفۡرَحُونَ بِمَآ أَتَواْ وَّيُحِبُّونَ أَن يُحۡمَدُواْ بِمَا
لَمۡ يَفۡعَلُواْ فَلَا تَحۡسَبَنَّہُم بِمَفَازَةٍ۬ مِّنَ ٱلۡعَذَابِۖ
وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬
Janganlah
sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa
yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap
perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa
mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (188).
4. Amal dan dosa sekecil apapun ada perhitungannya.
4. Amal dan dosa sekecil apapun ada perhitungannya.
(4) An-Nisa 40, 114, 124, 173
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظۡلِمُ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ۬ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً۬ يُضَـٰعِفۡهَا وَيُؤۡتِ مِن لَّدُنۡهُ أَجۡرًا عَظِيمً۬ا
Sesungguhnya
Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada
kebaikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan
memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar . (40).5. Bisik-bisik yang dibolehkan untuk 3 urusan.
۞ لَّا خَيۡرَ فِى
ڪَثِيرٍ۬ مِّن نَّجۡوَٮٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ
أَوۡ إِصۡلَـٰحِۭ بَيۡنَ ٱلنَّاسِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ ٱبۡتِغَآءَ
مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمً۬ا
Tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh [manusia] memberi sedekah, atau
berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan
barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (114).6. Syarat masuk surga adalah beriman dan beramal shalih
.
وَمَن يَعۡمَلۡ مِنَ
ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬
فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُونَ نَقِيرً۬ا
Barangsiapa
yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang
ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka
tidak dianiaya walau sedikitpun. (124).
7. Balasan untuk amal shalih dan perbuatan sombong
7. Balasan untuk amal shalih dan perbuatan sombong
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَيُوَفِّيهِمۡ أُجُورَهُمۡ
وَيَزِيدُهُم مِّن فَضۡلِهِۦۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱسۡتَنكَفُواْ
وَٱسۡتَكۡبَرُواْ فَيُعَذِّبُهُمۡ عَذَابًا أَلِيمً۬ا وَلَا يَجِدُونَ
لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيًّ۬ا وَلَا نَصِيرً۬ا
Adapun
orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan
menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari
karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka
Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak
akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada
Allah. (173).8. Ampunan dan pahala bagi orang beriman dan beramal shalih.
(5) Al-Ma'idah 9
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِۙ لَهُم مَّغۡفِرَةٌ۬ وَأَجۡرٌ عَظِيمٌ۬
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, [bahwa] untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (9).
9. Perintah memberi peringatan atau meninggalkan para pecinta dunia.
9. Perintah memberi peringatan atau meninggalkan para pecinta dunia.
(6) Al-An'am 70
وَذَرِ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ دِينَہُمۡ لَعِبً۬ا وَلَهۡوً۬ا وَغَرَّتۡهُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَاۚ وَذَڪِّرۡ بِهِۦۤ أَن تُبۡسَلَ نَفۡسُۢ بِمَا كَسَبَتۡ لَيۡسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِىٌّ۬ وَلَا شَفِيعٌ۬ وَإِن تَعۡدِلۡ ڪُلَّ عَدۡلٍ۬ لَّا يُؤۡخَذۡ مِنۡہَآۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ أُبۡسِلُواْ بِمَا كَسَبُواْۖ لَهُمۡ شَرَابٌ۬ مِّنۡ حَمِيمٍ۬ وَعَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡفُرُونَ
Dan
tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai
main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia.
Peringatkanlah [mereka] dengan Al Qur’an itu agar masing-masing diri
tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak
akan ada baginya pelindung dan tidak [pula] pemberi syafa’at
selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam
tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah
orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan
mereka sendiri. Bagi mereka [disediakan] minuman dari air yang sedang
mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. (70).
Ciri dan syarat husnul khatimah.
Ciri dan syarat husnul khatimah.
(13) Ar-Ra'd 22-23, 29
وَٱلَّذِينَ صَبَرُواْ
ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّہِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ
مِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ سِرًّ۬ا وَعَلَانِيَةً۬ وَيَدۡرَءُونَ بِٱلۡحَسَنَةِ
ٱلسَّيِّئَةَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عُقۡبَى ٱلدَّارِ (٢٢) جَنَّـٰتُ
عَدۡنٍ۬ يَدۡخُلُونَہَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآٮِٕہِمۡ وَأَزۡوَٲجِهِمۡ
وَذُرِّيَّـٰتِہِمۡۖ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ يَدۡخُلُونَ عَلَيۡہِم مِّن
كُلِّ بَابٍ۬
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat,
dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara
sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan;
orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan [yang baik], (22)
[yaitu] surga ’Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak
cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari
semua pintu; (23).
Perintah kepada Nabi saw. untuk mengajak manusia menyembah Allah.
Perintah kepada Nabi saw. untuk mengajak manusia menyembah Allah.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ طُوبَىٰ لَهُمۡ وَحُسۡنُ مَـَٔابٍ۬ (٢٩)
كَذَٲلِكَ أَرۡسَلۡنَـٰكَ فِىٓ أُمَّةٍ۬ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهَآ
أُمَمٌ۬ لِّتَتۡلُوَاْ عَلَيۡہِمُ ٱلَّذِىٓ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ وَهُمۡ
يَكۡفُرُونَ بِٱلرَّحۡمَـٰنِۚ قُلۡ هُوَ رَبِّى لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ
عَلَيۡهِ تَوَڪَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ مَتَابِ
Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan
dan tempat kembali yang baik. (29) Demikianlah, Kami telah mengutus
kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat
sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka [Al Qur’an] yang Kami
wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Katakanlah: "Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan [yang berhak disembah]
selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku
bertaubat". (30).
Allah membalas pahala melebihi amal yang manusia kerjakan.
Allah membalas pahala melebihi amal yang manusia kerjakan.
(16) An-Nahl 97
مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا
مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬
طَيِّبَةً۬ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ
يَعۡمَلُونَ
Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (97)
(18) Al-Kahfi 30, 36
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجۡرَ مَنۡ أَحۡسَنَ عَمَلاً
Sesungguhnya
mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan [nya] dengan
baik. (30).
Balasan amalan pada hari pembalasan.
(19) Maryam 76
Balasan amalan pada hari pembalasan.
وَمَآ أَظُنُّ ٱلسَّاعَةَ قَآٮِٕمَةً۬ وَلَٮِٕن رُّدِدتُّ إِلَىٰ رَبِّى لَأَجِدَنَّ خَيۡرً۬ا مِّنۡهَا مُنقَلَبً۬ا
dan
aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku
di kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali
yang lebih baik daripada kebun-kebun itu". (36)(19) Maryam 76
وَيَزِيدُ ٱللَّهُ
ٱلَّذِينَ ٱهۡتَدَوۡاْ هُدً۬ىۗ وَٱلۡبَـٰقِيَـٰتُ ٱلصَّـٰلِحَـٰتُ خَيۡرٌ
عِندَ رَبِّكَ ثَوَابً۬ا وَخَيۡرٌ۬ مَّرَدًّا
Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya. (76)
(22) Al-Hajj 41, 56
ٱلَّذِينَ إِن
مَّكَّنَّـٰهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ
ٱلزَّڪَوٰةَ وَأَمَرُواْ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَنَهَوۡاْ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۗ
وَلِلَّهِ عَـٰقِبَةُ ٱلۡأُمُورِ
[yaitu]
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,
niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat
yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada
Allah-lah kembali segala urusan. (41)
ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَٮِٕذٍ۬
لِّلَّهِ يَحۡڪُمُ بَيۡنَهُمۡۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ
ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فِى جَنَّـٰتِ ٱلنَّعِيمِ
Kekuasaan
di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka.
Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam surga
yang penuh keni’matan. (56)
(28) Al-Qashash 84
مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ
فَلَهُ ۥ خَيۡرٌ۬ مِّنۡہَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَى
ٱلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
Barangsiapa
yang datang dengan [membawa] kebaikan, maka baginya [pahala] yang lebih
baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan
[membawa] kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang
yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan [seimbang] dengan apa
yang dahulu mereka kerjakan. (84)
(29) Al-Ankabut 7, 9, 58
(32) As-Sajadah 17
(35) Fathir 32
(39) Az-Zumar 35
(42) Asy-Syura 23
(48) Al-Fath 29
(103) Al-'Asyr 1-3
B. Al-A'raf
(29) Al-Ankabut 7, 9, 58
(32) As-Sajadah 17
(35) Fathir 32
(39) Az-Zumar 35
(42) Asy-Syura 23
(48) Al-Fath 29
(103) Al-'Asyr 1-3
B. Al-A'raf
10. Orang Yahudi banyak berpaling dari ajaran Taurat.
(3) Ali-Imran 23-24
أَلَمۡ تَرَ إِلَى
ٱلَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبً۬ا مِّنَ ٱلۡڪِتَـٰبِ يُدۡعَوۡنَ إِلَىٰ
ڪِتَـٰبِ ٱللَّهِ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ۬
مِّنۡهُمۡ وَهُم مُّعۡرِضُونَ (٢٣) ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُواْ لَن
تَمَسَّنَا ٱلنَّارُ إِلَّآ أَيَّامً۬ا مَّعۡدُودَٲتٍ۬ۖ وَغَرَّهُمۡ فِى
دِينِهِم مَّا ڪَانُواْ يَفۡتَرُونَ
Tidakkah
kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al
Kitab [Taurat], mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu
menetapkan hukum di antara mereka; kemudian sebahagian dari mereka
berpaling, dan mereka selalu membelakangi [kebenaran].
(23) Hal itu adalah karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh
oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung". Mereka
diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. (24).
11. Kisah penghuni Al-Araf, tembok antara surga dan neraka.
11. Kisah penghuni Al-Araf, tembok antara surga dan neraka.
(7) Al-A'raf 46-47
وَبَيۡنَہُمَا حِجَابٌ۬ۚ
وَعَلَى ٱلۡأَعۡرَافِ رِجَالٌ۬ يَعۡرِفُونَ كُلاَّۢ بِسِيمَٮٰهُمۡۚ
وَنَادَوۡاْ أَصۡحَـٰبَ ٱلۡجَنَّةِ أَن سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُمۡۚ لَمۡ
يَدۡخُلُوهَا وَهُمۡ يَطۡمَعُونَ (٤٦) ۞ وَإِذَا صُرِفَتۡ أَبۡصَـٰرُهُمۡ
تِلۡقَآءَ أَصۡحَـٰبِ ٱلنَّارِ قَالُواْ رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا مَعَ
ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ
Dan
di antara keduanya [penghuni surga dan neraka] ada batas; dan di atas
A`raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan
itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga:"
Salaamun `alaikum". Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin
segera [memasukinya]. (46) Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke
arah penghuni neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu". (47).
12. Takdir dan hidayah adalah kuasa Allah semata.
12. Takdir dan hidayah adalah kuasa Allah semata.
(39) Az-Zumar 19
أَفَمَنۡ حَقَّ عَلَيۡهِ كَلِمَةُ ٱلۡعَذَابِ أَفَأَنتَ تُنقِذُ مَن فِى ٱلنَّارِ
Apakah
[kamu hendak merobah nasib] orang-orang yang telah pasti ketentuan azab
atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api
neraka? (19).C. Amanat
13. Barang jaminan bagi orang yang berhutang saat diperjalanan.
(2) Al-Baqarah 283
۞ وَإِن كُنتُمۡ عَلَىٰ
سَفَرٍ۬ وَلَمۡ تَجِدُواْ كَاتِبً۬ا فَرِهَـٰنٌ۬ مَّقۡبُوضَةٌ۬ۖ فَإِنۡ
أَمِنَ بَعۡضُكُم بَعۡضً۬ا فَلۡيُؤَدِّ ٱلَّذِى ٱؤۡتُمِنَ أَمَـٰنَتَهُ ۥ
وَلۡيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُ ۥۗ وَلَا تَكۡتُمُواْ ٱلشَّهَـٰدَةَۚ وَمَن
يَڪۡتُمۡهَا فَإِنَّهُ ۥۤ ءَاثِمٌ۬ قَلۡبُهُ ۥۗ وَٱللَّهُ بِمَا
تَعۡمَلُونَ عَلِيمٌ۬
Jika
kamu dalam perjalanan [dan bermu’amalah tidak secara tunai] sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang [oleh yang berpiutang]. Akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya [hutangnya] dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu [para saksi] menyembunyikan persaksian. Dan
barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang
yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (283).
14. Perintah menyampaikan dan melaksanakan amanat.
14. Perintah menyampaikan dan melaksanakan amanat.
(4) An-Nisa 58
۞ إِنَّ ٱللَّهَ
يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا
حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِۚ إِنَّ ٱللَّهَ
نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦۤۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعَۢا بَصِيرً۬ا
Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan [menyuruh kamu] apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat. (58).(23) Al-Mu'minun 8
وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَـٰنَـٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٲعُونَ
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat [yang dipikulnya] dan janjinya, (8)(70) Al-Ma'arij 32
وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَـٰنَـٰتِہِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٲعُونَ
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat [yang dipikulnya] dan janjinya. (32)
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha
suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Semoga Bermanfaat.
Dirangkum dan diedit dari buku Klasifikasi Ayat Al-Qur'an. Muhammad Nuruddin Umar, Penerbit Al-Ikhlas, Surabaya. Terjemahan dalam Bahasa Arab berjudul Tafsilu Ayatil Qur'anil Hakim oleh Mohammed Fouad Abdel Bagui. Judul aslinya ialah LE KORAN ANALYSE.Al-Qur'an Online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar