PELAJARAN KESEMBILAN (SURAT AN NUR 47 – 57)
Ditulis oleh fauzi di/pada 21/11/2008
http://imamuna.wordpress.com/2008/11/21/pelajaran-kedelapan-surat-an-nur-47-57/#more-170
HUBUNGAN PEMIMPIN DAN RAKYAT
وَيَقُولُونَ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ (47) وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48) وَإِنْ يَكُنْ لَهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوا إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ (49) أَفِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (50) إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (51) وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (52) وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ أَمَرْتَهُمْ لَيَخْرُجُنَّ قُلْ لَا تُقْسِمُوا طَاعَةٌ مَعْرُوفَةٌ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (53) قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (54) وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (55) وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (56) لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَلَبِئْسَ الْمَصِيرُ (57)
Artinya: Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami mentaati (keduanya)” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka bukanlah orang-orang yang beriman.
Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.
Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada rasul dengan patuh.
Apakah ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau karena mereka ragu-ragu ataukah karena takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah, jika kamu suruh mereka berperang, pastilah mereka akan pergi. Katakanlah: “Janganlah kamu bersumpah, (karena ketaatan yang diminta ialah) keta’atan yang sudah dikenal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Katakanlah: Ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sunguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka, setelah merka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.
Janganlah kamu kira bahwa orang-orang kafir itu dapat melemahkan (Allah dari mengazab mereka) di bumi ini, sedang tempat tinggal mereka di (akhirat) adalah neraka. Dan sungguh amat jeleklah tampat kemabali itu.
Ayat ini dilatarbelakangi oleh sikap kaum munafiqin yang bersikap setengah-setengah dalam penegakan hukum Islam. Seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa apabila seseorang bertengkar dengan yang lainnya dan ia merasa benar, ia akan minta diadili oleh Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam karena ia tahu bahwa Nabi akan mengadilinya dengan haq. Akan tetapi apabila ia bertengkar dan bermaksud berbuat zalim, ia aka menolak untuk diadili oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan mengajak untuk diadili oleh orang lain. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut. [1] Firman Allah:
وَيَقُولُونَ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ (47) وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48) وَإِنْ يَكُنْ لَهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوا إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ (49) أَفِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (50)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ : ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الْإِيمَانِ : أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا , وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ , وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا , وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا : إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ , وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ , وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ, وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أَلاَ هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ , ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ , وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ
Ayat ini turun berkaitan dengan pertanyaan sahabat Nabi setelah mereka berada di Madinah dan harus terus menerus menenteng pedang, karena keamanan yang masih labil. Seperti yang diriwayatkan oleh Al Hakim dan Ath Thabrani dari Ubay bin Ka’b berkata:
“Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabatnya sampai di Madinah dan disambut serta dijamin keperluannya oleh kaum Anshar, mereka tidak melepaskan busur panah, dan pedang baik siang maupun malam. Mereka bertanya kepada Nabi : “Kapan Engkau dapat menjamin kami tidur dengan aman dan tenang tidak takut kecuali kepada Allah”. Maka turunlah janji Allah ini.[6] Firman Allah :
Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sunguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka, setelah merka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An Nur.24: 55)
Artinya: Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. As Sajdah/32: 24)
وَاذْكُرُوا إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَنْ يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآَوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Dan ingatlah (wahai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Makkah), kamu takut orang-orang (Makkah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi kamu rizki yang baik-baik agar kamu bersyukur. (QS. Al Anfal/8: 26)
[1] ibid,
[2] Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adhim, op cit, Jilid II h. 82
[3] Mahmud, Abdul Halim, Silsilah Tarbiyah Al Islamiyah fi Al Qur’an Al Karim 2, (Kairo: Mathabi’ Dar Ath Thiba’ah wan nasyr Al Islamiyah, 1994) Cet. I h. 296
[4] Al Asqalani, Bulughul-Maram, op cit, h. 96
[5] An Nawawi, Riyadhushshalihin, h. 34
[6] As Suyuthi, op cit,
[7] Sebuah kota di Iraq terletak di antara Najaf dan Kufah. Terdapat puing-puing kerajaan Al Lahmiyyin, dikenal dengan kegiatan satera dan seni.Lihat: Al Munjid fil -A’lam, (Beirut: Darul Masyriq, 1987) Cet XV h. 227
[8] Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adhim, op cit, Juz III h. 403
[9] Quthb, Sayyid, Fi Zhilal Al Qur’an, op cit, Jilid IV h. 2529
[10] Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adhim, op cit, Jilid III h. 403
Analisa 1)Sikap Mu’minin dalam Bertahkim yi antara lain dalam Ayat 51 dan 52 dar Surat Annur ini: Dalam bermasyarakat dan bernegara maka perlu pegangan hukum yang tidak vested dan memberikan rasa Keadilan secara mendasar. Untuk itu hanya dengan menggunakan Hukum Allah saja yang dapat dipastikan sangat minimal kepentingan vestednya dan manfaat keadilannya sangat besar. Sebab apabila menggunakan hukum yang dibuat manusia, maka dapat dipastikan mengandung vestednya para pembuat UU itu yang akan tercermin dalam produk UU itu dan juga dalam operasional pelaksanaannya. Oleh karena itu sangat penting dalam menentukan sikap, bhw hanya dengan produk UU yang berdasarkan wahyu Allah itulah pengaruh vested akan seminimal mungkin, dan hukum keadilan akan lebih tegak dan lebih bersih... Inilah makna statement ayat2 ini...
BalasHapusBersamaan dengan itu Allah menjanjikan bahwa dengan mengamalkan dan menerapkan UU dan hukum Allah itu, maka masyarakatnya akan diberikan keadilan, kemenangan dan kejayaan. Insya Allah... sesuai dengan ayat2 yang Allah sampaikan dengan wahyuNya kepada Rasulullah.yang tercantum sebagai berikut:..
51)Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
52)Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Maka seyogianya kita merenungkan dan memikirkan dengan bening dan bijaksana...Dan tentu kitapun dapat menggunakan segala akal sehat dan pemikiran yang lurus..dalam aplikasi... Hukum2 Allah itu agar masyarakat benar2 mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya... Karena Hukum Allah adalah Kebenaran dan Keadilan....Wassalam