Sejumlah Alasan Mengapa Saudi Bunuh Khashoggi
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20181025081724-120-341259/sejumlah-alasan-mengapa-saudi-bunuh-khashoggi
Tim , CNN Indonesia | Kamis, 25/10/2018 08:26 WIB
Wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sosiolog Turki Yasin Aktay, mengemukakan sejumlah alasan yang mungkin menjadi penyebab wartawan Jamal Khashoggi jadi target pembunuhan di konsulat Arab Saudi.
Aktay yang juga menjadi penasihat partai berkuasa Turki, Partai Keadilan dan Pembangun (AK) itu menyebut bahwa pemerintah Riyadh menganggap wartawan Washington Post itu berpotensi untuk mengorganisasikan oposisi. Meski demikian, ia tak pernah menganggap dirinya akan melakukan hal itu.
"Dari mana kecurigaan ini berasal?" tanya Aktay yang juga dikenal sebagai teman Khashoggi ini, kepada Anadolu, Rabu (24/10).
"Saya kira kecurigaan ini dibangun dari keparanoidan, kekuasaan, ketakutan pemerintah, dan kepengecutan."
Aktay yang juga menjadi penasihat partai berkuasa Turki, Partai Keadilan dan Pembangun (AK) itu menyebut bahwa pemerintah Riyadh menganggap wartawan Washington Post itu berpotensi untuk mengorganisasikan oposisi. Meski demikian, ia tak pernah menganggap dirinya akan melakukan hal itu.
"Dari mana kecurigaan ini berasal?" tanya Aktay yang juga dikenal sebagai teman Khashoggi ini, kepada Anadolu, Rabu (24/10).
"Saya kira kecurigaan ini dibangun dari keparanoidan, kekuasaan, ketakutan pemerintah, dan kepengecutan."
Khashoggi berasal dari keluarga yang terpandang. Kakeknya adalah seorang Turki, Muhammed Halit Kasikci. Sehingga keluarga itu merupakan satu dari ribuan warga Saudi keturunan Turki. Nama Khashoggi sendiri dalam bahasa Turki berarti pembuat sendok dan dieja sebagai 'Kasikci'. Dalam satu setengah tahun terakhir, Khashoggi tinggal di Washington D.C sebagai kolumnis untuk Washington Post.
Ia pun kerap terbang ke Istanbul untuk mengikuti pertemuan dengan para ahli dan akademisi untuk mendiskusikan solusi terhadap ketidaknyamanan atas dunia Islam belakangan ini.
"Istanbul adalah pusat komunitas Islam yang penting. Kebanyakan pertemuan Islam dunia saat ini diadakan di Istanbul," lanjut politisi itu.
"Ia diundang ke pertemuan ini nyaris tiap bulan. Dalam pertemuan dengan peserta yang berbeda-beda, dia adalah salah satu yang pertama diingat untuk diundang.
Jamal Khashoggi kerap
diajak menjadi pembicara dan diundang ke acara diskusi terkait dunia
Islam (Middle East Monitor/Handout via REUTERS)
|
Harapan Khashoggi tumbuh seiring dengan bertiupnya angin demokrasi dan kebebasan di era Arab Spring pada 2011. Ia menulis artikel dan memberikan pidato tentang era baru di Mesir, Libia, dan Yaman. Menurutnya dunia Islam bisa mengatasi segala persoalannya lewat demokrasi. Terobosan demokrasi dan pembangunan ekonomi di Turki membuatnya tertarik. Ia menyebut bahwa Truki bisa menjadi contoh bagi dunia muslim.
"Tentu ia sadar bahwa tidak ada model yang bisa ditransfer mentah-mentah begitu saja, tapi inspirasi dan pengaruh Turki akan menggema disana. Sebagai contoh, saat terjadi Arab Spring, ia yakin melihat analogi itu tengah berkembang."
"Selama periode Arab Spring, ia mengambil sikap menentang negaranya sendiri. Ide-ide oposisi ini tidak mengubahnya menjadi seorang pria yang bisa dibungkam," kata Aktay.
Lebih lanjut Aktay, Khashoggi kecewa dengan sikap Saudi yang dianggap memberi kontribusi negatif untuk gerakan Arab Spring. Pemerintah Saudi lantas melihat wartawan ini sebagai oposisi.
"Tapi ini baru terjadi dalam satu setengah tahun terakhir. Sebelum itu, dia memiliki hubungan yang cukup baik [dengan otoritas Saudi]," paparnya.
Aktay pun menegaskan bahwa Khashoggi tidak hendak menggulingkan kekuasaan kerajaan Saudi saat ini.
Sebelumnya, rekan Khashoggi di Amerika Serikat, Ali Al-Ahmed, juga sempat mengemukakan hal serupa. Bahwa wartawan itu hanya menginginkan kerajaan Saudi agar menerima dan mengembangkan diskusi. Bukan menekan mereka dengan penangkapan dan pengejaran.
Meski demikian, Al-Ahmed, penentang Saudi yang menjalankan studi di Washington, DC, sendiri mengaku dirinya berpihak pada mereka yang menginginkan perombakan total kerajaan monarki itu menjadi negara demokratis.
Percaya pada Saudi
Kasus ini dianggap bisa menodai kepercayaan publik terhadap kantor konsulat (Yasin AKGUL / AFP)
|
Aktay juga menggarisbawahi bahwa Khashoggi memiliki kepercayaan besar terhadap negaranya dan Turki. Ia yakin bahwa Saudi tidak akan melakukan kekejaman terhadap warganya sendiri, apalagi di gedung konsulatnya sendiri.
"Dia terlalu yakin bahwa insiden semacam (pembunuhan) itu tidak akan terjadi di Turki. Dia tahu bahwa tidak akan ada penculikan semacam itu di Turki, yang memiliki negara hukum dan di mana kekuatan polisi dan kemampuan mereka benar-benar baik. Dan tentu saja, itu adalah konsulat. Dia sangat percaya seperti seorang manusia biasa. Kepercayaan diri ini merusak."
Aktay pun menambahkan bahwa insiden ini sangat mengerikan. Sebab, menurutnya hal ini bisa mengurangi kepercayaan seseorang terhadap konsulat. Apalagi setiap orang di luar negeri pada titik tertentu harus tetap berkunjung ke konsulat negara mereka.
"Jika
konsulat ini berubah menjadi tempat di mana orang dengan mudah
melakukan pembunuhan dan menutupinya, maka orang akan kehilangan
kepercayaan mereka," tandasnya.
Aktay juga menyayangkan sikap Saudi yang dianggapnya telah mengeksekusi Khashoggi tanpa sebuah kejahatan. Sebab, yang dilakukannya hanyalah menentang kerajaan tanpa ada menggerakan pemberontakan.
Jamal juga keberatan dengan cara Saudi yang melakukan sejumlah penangkapan dalam campur tangannya soal Yaman. Meski awalnya ia mendukung campur tangan itu, namun penangkapan tersebut bagi Khashoggi malah akan memperburuk kekerasan hak azasi manusia di negara itu dan memperdalam konflik, bukan menyelesaikannya. (eks/eks)
Aktay juga menyayangkan sikap Saudi yang dianggapnya telah mengeksekusi Khashoggi tanpa sebuah kejahatan. Sebab, yang dilakukannya hanyalah menentang kerajaan tanpa ada menggerakan pemberontakan.
Jamal juga keberatan dengan cara Saudi yang melakukan sejumlah penangkapan dalam campur tangannya soal Yaman. Meski awalnya ia mendukung campur tangan itu, namun penangkapan tersebut bagi Khashoggi malah akan memperburuk kekerasan hak azasi manusia di negara itu dan memperdalam konflik, bukan menyelesaikannya. (eks/eks)
Mengapa Jurnalis Jamal Khashoggi Dibunuh?
Protes atas kematian jurnalis Arab Saudi Jamal Kashoggi terus
dilakukan aktivis. Para aktivis mengaitkan kematian Jamal dengan putra
mahkota Mohammad bin Salman. Semasa hidupnya Kashoggi kerap menulis
kritik terhadap kebijakan putra mahkota yang dikenal dengan sebutan MBS.
|
REUTERS/Leah Millis
AKURAT.CO, Kasus hilangnya Jamal Khashoggi kini perlahan
mulai terjawab. Jurnalis Washington Post tersebut terakhir kali terlihat
memasuki gedung Konsulat Arab Saudi di Turki pada 2 Oktober lalu. Sejak saat itu, Khashoggi tidak pernah terlihat kembali. Ia dikabarkan dibunuh di dalam gedung Konsulat Arab Saudi dengan cara dimutilasi, eksekusi tersebut dilakukan oleh 15 orang yang merupakan tim elit Arab Saudi serta dokter ahli otopsi.
Kasus pembunuhan Khashoggi kini membuat mata dunia tertuju pada Kerajaan Arab Saudi. Beberapa pejabat dan pengusaha bahkan menangguhkan urusan baik kunjungan maupun bisnis mereka dengan Arab Saudi. Media-media juga dikabarkan memboikot apapun yang berkaitan dengan Arab Saudi. Namun, ada satu pertanyaan besar yang belum terjawab yakni, mengapa Arab Saudi begitu ingin menyingkirkan Jamal Khashoggi?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita harus melihat ke
belakang bagaimana perjalanan Khashoggi sebagai jurnalis. Jamal
Khashoggi adalah jurnalis berkebangsaan Arab Saudi yang dikenal vokal dan kritis mengkritik pemerintah Arab Saudi.
baca juga:
Akhir tahun 2016 lalu, pemerintah Arab Saudi
mencekal dan melarangnya menulis setelah ia mengkritik Amerika Serikat
lewat tulisannya. Dirinya kemudian memutuskan untuk pindah ke Amerika
Serikat agar dapat kembali menulis. Di negeri Paman Sam ia bekerja untuk
Washington Post. Ia resmi pindah ke Amerika Serikat pada Juni 2017.
Dalam wawancara dengan Lembaga Jurnalisme Kolombia, ia mengeluhkan pencekalan terhadap dirinya.
"Saya adalah orang yang sangat menganut prinsip kebebasan pers.
Terlepas dari segala keterbatasan yang saya miliki, saya selalu
melakukan hal yang lebih, saya ingin memiliki lebih banyak ruang,"
ungkapnya.
"Saya merasa sangat terhina ketika pihak kerajaan menelepon dan
melarang saya untuk menulis. Di Amerika kebebasan itu diberikan,"
tambahnya.
Sikap kritis Khashoggi tidak hanya ditunjukkan melalui jawaban
wawancara tersebut. Kebebasan yang ia dapatkan di Amerika Serikat ia
gunakan sebagai senjata untuk lebih gencar mengkritik pemerintah Arab Saudi.
Salah satunya adalah tulisan berjudul, "Arab Saudi Belum Pernah Serepresif Ini, Kini Tak Tertahankan" di mana ia mengatakan bahwa reformasi Arab Saudi tidak selaras antara apa yang digaungkan dengan kenyataan yang terjadi.
"Dengan naiknya Putra Mahkota Mohammed bin Salman ke
tampuk kekuasaan, dia menjanjikan reformasi ekonomi dan sosial. Dia
berjanji akan membuat negara kita lebih terbuka dan toleran. Namun yang
saya lihat adalah besarnya gelombang penangkapan (orang-orang yang
mengkritik pemerintah)," tulisnya dalam artikel tersebut.
Tak berhenti di situ, saat ramai kabar tentang pemenjaraan dua aktivis perempuan Arab Saudi
yakni Samar Badawi dan Nasima Al-Sadah, Khashoggi adalah orang yang
menerjemahkan tulisan kritis milik New York Times dari bahasa Inggris ke
Bahasa Arab.
Sikap kritis Khashoggi bukanlah satu-satunya penyebab ia dibunuh.
Khashoggi diketahui memiliki koneksi luas tidak hanya di dunia media
namun juga di dunia politik, ia bahkan mengenal beberapa pejabat tinggi.
Di dunia media, ia pernah bekerja sebagai penasihat media bagi Duta
Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, Pangeran Turki
Al-Faisal. Khashoggi juga dikabarkan kerap tampil di televisi sebagai
pembicara atau narasumber tentang topik yang berkaitan dengan Arab Saudi. Di samping itu ia memiliki rencana untuk mendirikan stasiun televisi di Turki.
Hubungan Khashoggi dengan Turki
dikabarkan cukup erat, bahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebutnya
sebagai seorang 'teman'. Perlu diketahui bahwa hubungan bilateral Turki dengan Arab Saudi tidak harmonis, sebab kedua negara selalu berada dalam posisi yang berseberangan dalam segala isu di Timur Tengah.
Secara pribadi, Erdogan dikabarkan tidak bersimpatik pada Mohammed bin Salman yang pernah menyebut Turki
sebagai salah satu dari 'segitiga setan' di Timur Tengah. Sebutan
tersebut disematkan kepada Iran dan kelompok islamis regional.
Keberadaan Khashoggi di pihak Turki dianggap berpotensi memberikan peluang kepada mereka untuk merusak kredibilitas dan citra Arab Saudi dan Mohammed bin Salman. Apabila hal tersebut terjadi maka diprediksi hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat sebagai sekutu lama turut terganggu.
Potensi instabilitas Arab Saudi dan hubungan luar negerinya dengan negara-negara lain ditengarai menjadi faktor lain yang membuat Arab Saudi memandang Jamal Khashoggi adalah sosok yang harus disingkirkan.[]
Mengenal Sosok dan Penyebab Jamal Khashoggi Dibunuh
http://news.solopos.com/read/20181025/497/948429/mengena-sosok-dan-alasan-pembunuhan-jamal-khashoggi
Jamal Khashoggi (Twitter)
Solopos.com, JAKARTA -- Misteri belum terpecahkan hingga beberapa pekan berlalu sejak Jamal Khashoggi, kolumnis The Washington Post
yang memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 tetapi
tidak pernah terlihat lagi. Bukan hanya soal kronologi pembunuhan yang
diduga sangat kejam, tapi juga alasan mengapa Khashoggi dibunuh.
Muncul
spekulasi bahwa dia dibunuh oleh sekelompok warga Saudi yang kemudian
diakui oleh pihak kerajaan Arab Saudi bahwa bahwa spekulasi tersebut
benar. Kenapa dia dibunuh?
Rekomendasi Redaksi :
Kantor berita asal Turki, Anadolu,
menurunkan sebuah laporan yang di antaranya mengutip wawancara
dengan Yasin Aktay, sosiolog dan penasihat Partai Keadilan dan
Pembangunan (AK) yang berkuasa di Turki, sekaligus teman Khashoggi.
Dalam laporan itu, Yasin menduga sang jurnalis dibunuh karena Riyadh
memandangnya sebagai seseorang yang memiliki potensi untuk mengatur
oposisi.
Meskipun anggapan ini ditujukan kepadanya, Khashoggi,
kata Aktay, tidak pernah menganggap dirinya seperti itu. "Dari mana
kecurigaan tentang Khashoggi ini berasal?" tanya Aktay.
"Saya pikir kecurigaan ini berkembang dari paranoia, kekuasaan, ketakutan pemerintah, dan sedikit kecemasan,"
Khashoggi
berasal dari keluarga yang mapan. Kakeknya, Muhammed Halit Kasikci,
berasal dari Turki, dan menjadikannya satu dari ribuan warga Saudi
keturunan Turki. Belakangan dia tinggal di Washington, D.C. selama satu
setengah tahun terakhir dan menulis kolom untuk Washington Post.
Khashoggi telah merencanakan untuk menikahi Hatice Cengiz,
tunangannya yang menunggunya di luar gedung konsulat Saudi pada hari
dia terbunuh. Alasannya mengunjungi konsulat adalah untuk mendapatkan
dokumen resmi yang membuktikan bahwa dia telah menceraikan mantan
istrinya yang diperlukan untuk pernikahan resmi.
Selain itu, dia
juga sering mengunjungi Istanbul untuk menghadiri pertemuan dengan para
ahli dan pakar untuk membahas solusi bagi keterpurukan yang diderita
dunia Islam. "Istanbul adalah pusat penting komunitas Islam dan dunia.
Sebagian besar pertemuan di dunia Islam diadakan di Istanbul sekarang,"
kata Aktay yang dikutip dalam laporan berjudul Siapa Jamal Khashoggi dan mengapa dia dibunuh?, Kamis (25/10/2018).
“Dia
biasanya diundang ke pertemuan ini hampir setiap bulan. Dan pada
pertemuan-pertemuan yang dihadiri orang-orang penting ini, dia adalah
salah satu yang pertama muncul di benak saya."
Harapan Khashoggi
tumbuh mengikuti angin demokrasi dan kebebasan yang bangkit sejak Arab
Spring 2011. Dia menulis artikel dan menyampaikan pidato tentang era
baru yang akan datang di Mesir, Libya, dan Yaman. Baginya, dunia Islam
hanya bisa mengatasi masalah melalui demokrasi.
Terobosan
demokratis dan perkembangan ekonomi yang dia lihat di Turki menggugahnya
dan mengatakan bahwa Turki bisa berfungsi sebagai teladan bagi dunia
Islam. "Dia akan menyatakan bahwa Turki, terutama karena keberhasilannya
dalam pembangunan dan demokratisasi, menyajikan model yang baik untuk
dunia Arab dan dunia Arab akan dipengaruhi oleh ini dan membuat kemajuan
cepat atau lambat," kata Aktay.
"Tentu saja, dia sadar akan fakta
bahwa tidak ada contoh yang dapat sepenuhnya ditransfer ke mana pun,
tetapi inspirasi dan pengaruh dari Turki ini akan bergema di sana.
Misalnya, selama Arab Spring, dia benar-benar melihat bahwa analogi itu
muncul."
Tapi harapan Khashoggi, kata Aktay, tersendat di
negara-negara di mana pemerintah Arab Saudi terlibat. "Selama periode
Arab Spring, dia mengambil sikap menentang negaranya sendiri. Ide-ide
oposisi ini tidak mengubahnya menjadi seorang pria yang bisa dibungkam,
sungguh," kata Aktay.
“Dia kecewa dengan kontribusi negatif yang
dibuat negaranya untuk Arab Spring. Dia dilihat sebagai jurnalis
oposisi, tetapi ini adalah gelar yang baru diberikan kepadanya selama
satu setengah tahun terakhir. Sebelum itu, dia memiliki hubungan yang
cukup baik dengan pemerintah Saudi."
“Dia tidak mencari
alternatif. Maksud saya, dia tidak menginginkan dinasti atau raja baru.
Dia menginginkan negaranya menjadi kerajaan yang lebih demokratis dan
diatur dengan lebih baik seperti Inggris. Itu sebabnya dia memiliki
harapan besar terhadap kebijakan reformasi yang dideklarasikan oleh Raja
Salman bin Abdul Aziz setelah kematian Raja Abdullah pada 2015. Dia
membuat banyak pernyataan yang baik," tambah dia.
Terlalu Percaya
Menurut
Aktay, Khashoggi memiliki kepercayaan besar terhadap negaranya. Karena
itu, Khashoggi tidak pernah percaya bahwa orang Saudi akan melakukan
sesuatu terhadap dirinya. "Dia percaya bahwa saudara setanah airnya
tidak akan melakukan kekejaman seperti itu terhadapnya, dia juga
mempercayai Turki. Dia terlalu yakin bahwa insiden semacam itu tidak
akan terjadi di Turki."
Menurut Aktay, Khashoggi tahu bahwa tidak
akan ada penculikan semacam itu di Turki yang merupakan negara hukum dan
di mana kekuatan dan kemampuan polisi benar-benar baik.
Tentu
saja, tempat itu adalah konsulat, di mana dia memasukinya dengan rasa
percaya diri seperti seorang manusia biasa. Namun kepercayaan diri
inilah mencelakakannya.
"Ini adalah insiden yang mengerikan. Apa
ini berarti seseorang tidak dapat mempercayai konsulat? Setiap orang di
luar negeri harus pergi ke konsulat negara mereka pada titik tertentu.
Jika konsulat berubah menjadi tempat di mana orang dengan mudah
melakukan pembunuhan dan menutupinya, maka orang akan kehilangan
kepercayaan mereka."
“Dunia modern dikenal karena hubungan
kepercayaannya yang canggih, bukan? Tentu saja, negaranya tidak
menuduhnya melakukan kejahatan. Jika penentangannya adalah kejahatan,
maka hal itu telah ada selama berabad-abad. Memang benar bahwa dia
kadang-kadang menentang negaranya saat Arab Spring, tetapi tidak ada
yang bertanya kepadanya, 'Mengapa Anda menentang?'"
Aktay
mengatakan bahwa Khashoggi keberatan terhadap sejumlah penangkapan dan
intervensi di Yaman yang mengarah kepada pelanggaran berat terhadap hak
asasi manusia. Meski awalnya, Khashoggi sempat mendukung intervensi Arab Saudi di Yaman.
"Menurutnya,
kehadiran Saudi di Yaman justru memperdalam konflik, bukannya
memecahkannya. Sekarang kita semua berbagi pandangan yang sama," tambah
dia.
Berita ini telah terbit di laman resmi Anadolu, www.aa.com.tr, dengan judul Siapa Jamal Khashoggi dan mengapa dia dibunuh?.
Sumber : Anadolu
Keterlibatan Israel dalam pembunuhan Khashoggi
Jumat, 9 November 2018 07:28
Reporter : Pandasurya Wijaya
Edward Snowden. ©AFP
Merdeka.com - Pembocor rahasia Badan Keamanan Nasional
(NSA) Amerika Serikat Edward Snowden kemarin dua hari lalu mengatakan
perangkat lunak buatan perusahaan teknologi Israel NSO Group dipakai
untuk melacak jurnalsi Jamal Khashoggi yang dibunuh di konsulat Arab
Saudi di Istanbul 2 Oktober lalu.
BERITA TERKAIT
Dilansir dari laman Haaretz, Kamis (8/11), Snowden membeberakan
informasi itu dalam acara jumpa pers di Tel Aviv via tautan video.
Kabar soal penggunaan perangkat lunak Israel ini pertama kali
dilaporkan oleh lembaga riset asal Kanada, Citizen Lab, bulan lalu.
Menurut laporan, perangkat lunak spyware Pegasus buatan NSO dipasang di
ponsel Umar Abdulaziz, warga Saudi yang tinggal di pengasingan dan juga
rekan dari Khashoggi. Abdulaziz mengatakan dia kerap memakai ponselnya
untuk berdiskusi soal politik Saudi dengan Khashoggi dan bersama-sama
mengerjakan suatu proyek beberapa bulan sebelum wartawan Saudi itu
dibunuh. Abdulaziz mengklaim ponselnya dipantau setiap saat.
"Sebagian dari kalian pasti mendengar soal jurnalis Saudi Jamal
Khashoggi," ujar Snowden. "Dia masuk ke konsulat Saudi dan langsung
dicekik, bagaimana ini direncanakan? bagaimana ini semua menjadi suatu
rangkaian kejadian?"
Saudi, kata Snowden, tahu Khashoggi akan datang ke konsulat karena
dia sudah membuat janji tapi bagaimana mereka bisa tahu apa tujuan dia
ke konsulat dan bagaimana mereka bisa memutuskan semua itu?
Snowden menyebut Saudi bisa mendapatkan informasi soal Khashoggi
dengan memata-matai temannya yang juga tinggal di pengasingan di Kanada.
"Kenyataannya mereka membobol teman dan kontak Khashoggi memakai
perangkat lunak buatan perusahaan Israel. Kita tidak tahu bagaimana
jalinan rangkaian kejadian ini persisnya karena perusahaan itu pasti
tidak akan berkomentar, tapi ini adalah cerita yang selama ini tidak
ditulis," kata Snowden.
Namun perusahaan NSO membantah tudingan semacam Snowden sampaikan itu.
"Perusahaan kami bukan saja tunduk pada undang-undang militer. Kami
juga satu-satu perusahaan di dunia yang punya komite etik independen,
termasuk para ahli di luar negeri dengan latar belakang hukum dan
hubungan internasional. Tujuan komite ini adalah mencegah penyalahgunaan
produk kami dan dengan demikian bertentangan dengan apa yang dilaporkan
pers. Kami tidak menjual produk kami dan membatasi penggunaannya
semaksimal mungkin di sejumlah negara. Tugas kami sehari-hari adalah
membantu menolong ribuan orang dari teroris, mafia narkoba, penculik
anak, pedofil, dan lainnya," kata pernyataan NSO.
Perangkat lunak Pegasus mampu memantau aktivitas seorang individu
hampir tanpa batasan, termasuk mengatur ponsel. Pegasus juga bisa
mengumpulkan informasi tentang lokasi ponsel, menyadapnya, merekam
pembicaraan dan memotret siapa pun yang terlihat dari ponsel.
Perangkat lunak ini juga bisa memantau, membaca pesan tertulis dan
surel di dalam ponsel. Dengan kata lain Pegasus bisa mengakses foto,
video, catatan kalender, dan daftar kontak. [pan]
Baca Juga:
Setelah Jamal Khashoggi, wartawan Saudi lain tewas disiksa dalam penjaraPemerintah Saudi janjikan uang kompensasi untuk keluarga dan tunangan Jamal KhashoggiTurki sebut pembunuhan Khashoggi diperintahkan penguasa Saudi, tapi bukan Raja SalmanPangeran Alwaleed yakin pemimpin Saudi terbebas dari tuduhan pembunuhan KhashoggiSaudi kirim tim rahasia ke Turki bertugas buang mayat Jamal KhashoggiMedia Turki sebut mayat Jamal Khashoggi dimutilasi dan dibawa dengan koper
Tidak ada komentar:
Posting Komentar