Berikut kronologi kejadian Aksi Bela Islam II versi GNPF MUI
Sabtu, 5 Safar 1438 H / 5 November 2016 15:02
JAKARTA (Arrahmah.com) – Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI mengeluarkan kronologi kejadian Aksi
Bela Islam II yang berlangsung Jumat (4/11/2016) kemarin. Kronologi
yang diterima redaksi Arrahmah.com Sabtu (5/11) selengkapnya sebagai
berikut:
Meskipun dalam tekanan yang sangat-sangat represif komando kami hanyalah;
– JANGAN MELAWAN!!!
– DIAM DI TEMPAT!!!
– JANGAN MAJUUU!!!
Ingatlah Allah swt. senantiasa menjaga kesucian Al Quran dan jangan ada yang menistakannya.
Jakarta, 5 Nov 2016
Pimpinan GNPF MUI
Habib Rizieq Syihab (Pembina)
- Pukul 10 pagi GNPF memberikan pengarahan terbatas kepada pengendali barisan aksi dan para orator dengan pesan yang kuat bahwa ini adalah AKSI DAMAI dan harus menunjukkan akhlaqul karimah.
- Pukul 11 pagi pimpinan GNPF bersama ulama menetapkan kesepakatan target aksi damai yang akan diperjuangkan kepada Presiden Jokowi.
- Usai shalat Jumat di Mesjid Istiqlal semua peserta barisan aksi melakukan longmarch menuju istana sesuai rute yang telah ditetapkan. Orasi di depan istana baru dimulai ba’da ashar.
- Pelaksanaan orasi berjalan lancar dengan orator bergantian dari berbagai elemen dipimpin langsung oleh Habib Rizieq Syihab (sebagai Pembina GNPF MUI).
- Perundingan pertama mengutus 2 orang Juru Runding GNPF MUI yaitu; KH. Bachtiar Nasir, dan KH. M. Zaitun Razmin untuk mendatangi istana. Hasilnya Juru Runding menolak melakukan perundingan karena hanya akan ditemui oleh Menko Polhukam dan beberapa menteri sebagai utusan resmi Presiden RI.
- Juru Runding mendatangi istana untuk kedua kalinya namun kemudian mereka tetap menolak untuk berunding karena istana tetap menawarkan Menko Polhukkam dan petinggi lainnya, sehingga kemudian Juru Runding kembali kepada barisan aksi.
- Selanjutnya Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya berinisiatif mendatangi mobil barisan aksi kemudian naik ke atas dan memberi salam hormat kepada peserta aksi. Kedatangan mereka untuk menemui Habib Rizieq Syihab dan menawarkan agar Juru Runding bisa diterima oleh Wapres RI. Habib Rizieq Syihab bersedia memenuhi penawaran tersebut dengan jaminan agar Wapres RI bersedia memerintahkan Kapolri untuk menangkap BTP hari itu juga.
- Kemudian Juru Runding mendatangi istana untuk ketigakalinya. Kali ini Juru Runding diikuti juga oleh KH Misbahul Anam. Juru Runding ditemui Wapres RI dan petinggi lainnya. Perundingan berjalan alot. Hasilnya Wapres RI memberikan jaminan akan memproses hukum BTP secara cepat, tegas dan transparan serta minta waktu selama 2 (dua) minggu untuk merealisasikannya.
- Juru Runding kembali ke barisan aksi untuk menyampaikan hasil perundingan. Perundingan trakhir ini baru selesai pukul 18.00 wib. Setelah disampaikan, reaksi para peserta aksi tidak bisa menerima hasil tersebut dan bersepakat untuk bermalam di depan istana.
- KH Arifin Ilham dengan inisiatif sendiri berusaha bernegosiasi langsung menemui Wapres RI.
- Kericuhan kecil sebenarnya sudah mulai terjadi sebelum rombongan mobil komando tiba, antara massa yang ‘terprovokasi’ dengan barikade polisi. Agar tidak terjadi bentrok maka Laskar FPI menjadi pagar pembatas antara massa tersebut dengan barikade polisi, tak lama setelah adzan isya berkumandang petugas keamanan secara tiba-tiba melakukan tindakan fisik merangsek dan mendorong untuk membubarkan barisan aksi secara paksa dengan menembakkan gas air mata dan menembakkan peluru karet. KH Arifin Ilham yang masih berada di istana bersaksi bahwa, Wapres RI, Menko Polhukkam, dan Kapolri memberikan reaksi marah atas kecerobohan petugas keamanan tersebut.
- Berkali-kali Kapolda memerintahkan Polisi untuk berhenti menembak massa lewat pengeras suara namun tak digubris oleh pasukan polisi, bahkan pasukan motor polisi berputar-putar di kerumunan massa sehingga ada yang tertabrak dan tergilas.
- Kejadian tersebut telah memakan 1 korban meninggal dunia dan ratusan korban luka peluru karet, tertabrak motor polisi dan banyaknya gas air mata.
- Barisan Aksi Bela Islam II akhirnya bergerak menginap di pagar luar Gedung MPR/DPR, pada Pk 03.00 dinihari delegasi GNPF diterima oleh Komisi 3 DPR dan Ketua DPR, setelah beberapa kali berunding. Keamanan gedung MPR/DPR diambil alih oleh Panglima TNI dan Kapolri yang akan menggusur massa yang menginap di luar pagar Gedung MPR/DPR.
- Komisi 3 DPR kemudian memberikan jaminan akan menekan pemerintah pusat untuk memenuhi janjinya di depan massa Aksi Damai.
- Pada pukul 04.05 tanggal 5 Nov 2016 secara resmi GNPF MUI membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh Ketua GNPF MUI Ust. Bachtiar Nasir, “Alhamdulillah aksi damai berlangsung dengan maksimal meski ditekan, ditembaki, dipukuli tapi kita bersabar dan tidak membalas, tidak melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai”. Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab menegaskan bahwa “Sebenernya kita bisa saja melawan, perang, tapi kita ini aksi damai, kita tidak boleh diadu domba melawan Polisi dan TNI, mereka saudara kita juga, kita fokus pada kasus penistaan Al Quran oleh Ahok”.
Meskipun dalam tekanan yang sangat-sangat represif komando kami hanyalah;
– JANGAN MELAWAN!!!
– DIAM DI TEMPAT!!!
– JANGAN MAJUUU!!!
Ingatlah Allah swt. senantiasa menjaga kesucian Al Quran dan jangan ada yang menistakannya.
Jakarta, 5 Nov 2016
Pimpinan GNPF MUI
Habib Rizieq Syihab (Pembina)
- Bachtiar Nasir (Ketua)
- Misbahul Anam (Wakil Ketua)
- Muhammad Zaitun Razmin (Wakil Ketua)
Topik:
Berikut kronologi kejadian Aksi Bela Islam II versi GNPF MUI
A. Z. Muttaqin Sabtu, 5 Safar 1438 H / 5 November 2016 15:02
Berikut kronologi kejadian Aksi Bela Islam II versi GNPF MUI
Sholat Jumat di Istiqlal pada Aksi Bela Islam II, Jumat (4/11/2016).
A. Z. Muttaqin Sabtu, 5 Safar 1438 H / 5 November 2016 15:02
Berikut kronologi kejadian Aksi Bela Islam II versi GNPF MUI
Sholat Jumat di Istiqlal pada Aksi Bela Islam II, Jumat (4/11/2016).
Berkali-kali Kapolda
memerintahkan Polisi untuk berhenti menembak massa lewat pengeras suara
namun tak digubris oleh pasukan polisi, bahkan pasukan motor polisi
berputar-putar di kerumunan massa sehingga ada yang tertabrak dan
tergilas.
Kejadian tersebut telah memakan 1 korban meninggal
dunia dan ratusan korban luka peluru karet, tertabrak motor polisi dan
banyaknya gas air mata.
Foto: Fb
Berkali-kali Kapolda
memerintahkan Polisi untuk berhenti menembak massa lewat pengeras suara
namun tak digubris oleh pasukan polisi, bahkan pasukan motor polisi
berputar-putar di kerumunan massa sehingga ada yang tertabrak dan
tergilas.
Kejadian tersebut telah memakan 1 korban meninggal
dunia dan ratusan korban luka peluru karet, tertabrak motor polisi dan
banyaknya gas air mata.
JAKARTA (Arrahmah.com)
– Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI mengeluarkan kronologi
kejadian Aksi Bela Islam II yang berlangsung Jumat (4/11/2016) kemarin.
Kronologi yang diterima redaksi Arrahmah.com Sabtu (5/11) selengkapnya sebagai berikut:
Pukul 10 pagi GNPF memberikan pengarahan terbatas kepada pengendali
barisan aksi dan para orator dengan pesan yang kuat bahwa ini adalah
AKSI DAMAI dan harus menunjukkan akhlaqul karimah.
Pukul 11
pagi pimpinan GNPF bersama ulama menetapkan kesepakatan target aksi
damai yang akan diperjuangkan kepada Presiden Jokowi.
Usai
shalat Jumat di Mesjid Istiqlal semua peserta barisan aksi melakukan
longmarch menuju istana sesuai rute yang telah ditetapkan. Orasi di
depan istana baru dimulai ba’da ashar.
Pelaksanaan orasi
berjalan lancar dengan orator bergantian dari berbagai elemen dipimpin
langsung oleh Habib Rizieq Syihab (sebagai Pembina GNPF MUI).
Perundingan pertama mengutus 2 orang Juru Runding GNPF MUI yaitu; KH.
Bachtiar Nasir, dan KH. M. Zaitun Razmin untuk mendatangi istana.
Hasilnya Juru Runding menolak melakukan perundingan karena hanya akan
ditemui oleh Menko Polhukam dan beberapa menteri sebagai utusan resmi
Presiden RI.
Juru Runding mendatangi istana untuk kedua
kalinya namun kemudian mereka tetap menolak untuk berunding karena
istana tetap menawarkan Menko Polhukkam dan petinggi lainnya, sehingga
kemudian Juru Runding kembali kepada barisan aksi.
Selanjutnya Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya berinisiatif mendatangi
mobil barisan aksi kemudian naik ke atas dan memberi salam hormat kepada
peserta aksi. Kedatangan mereka untuk menemui Habib Rizieq Syihab dan
menawarkan agar Juru Runding bisa diterima oleh Wapres RI. Habib Rizieq
Syihab bersedia memenuhi penawaran tersebut dengan jaminan agar Wapres
RI bersedia memerintahkan Kapolri untuk menangkap BTP hari itu juga.
Kemudian Juru Runding mendatangi istana untuk ketigakalinya. Kali
ini Juru Runding diikuti juga oleh KH Misbahul Anam. Juru Runding
ditemui Wapres RI dan petinggi lainnya. Perundingan berjalan alot.
Hasilnya Wapres RI memberikan jaminan akan memproses hukum BTP secara
cepat, tegas dan transparan serta minta waktu selama 2 (dua) minggu
untuk merealisasikannya.
Juru Runding kembali ke barisan aksi
untuk menyampaikan hasil perundingan. Perundingan trakhir ini baru
selesai pukul 18.00 wib. Setelah disampaikan, reaksi para peserta aksi
tidak bisa menerima hasil tersebut dan bersepakat untuk bermalam di
depan istana.
KH Arifin Ilham dengan inisiatif sendiri berusaha bernegosiasi langsung menemui Wapres RI.
Kericuhan kecil sebenarnya sudah mulai terjadi sebelum rombongan
mobil komando tiba, antara massa yang ‘terprovokasi’ dengan barikade
polisi. Agar tidak terjadi bentrok maka Laskar FPI menjadi pagar
pembatas antara massa tersebut dengan barikade polisi, tak lama setelah
adzan isya berkumandang petugas keamanan secara tiba-tiba melakukan
tindakan fisik merangsek dan mendorong untuk membubarkan barisan aksi
secara paksa dengan menembakkan gas air mata dan menembakkan peluru
karet. KH Arifin Ilham yang masih berada di istana bersaksi bahwa,
Wapres RI, Menko Polhukkam, dan Kapolri memberikan reaksi marah atas
kecerobohan petugas keamanan tersebut.
Berkali-kali Kapolda memerintahkan Polisi untuk berhenti menembak massa lewat pengeras suara namun tak digubris oleh pasukan polisi, bahkan pasukan motor polisi berputar-putar di kerumunan massa sehingga ada yang tertabrak dan tergilas.
Kejadian tersebut telah memakan 1 korban meninggal dunia dan ratusan korban luka peluru karet, tertabrak motor polisi dan banyaknya gas air mata.
Barisan Aksi Bela Islam II akhirnya
bergerak menginap di pagar luar Gedung MPR/DPR, pada Pk 03.00 dinihari
delegasi GNPF diterima oleh Komisi 3 DPR dan Ketua DPR, setelah beberapa
kali berunding. Keamanan gedung MPR/DPR diambil alih oleh Panglima TNI
dan Kapolri yang akan menggusur massa yang menginap di luar pagar Gedung
MPR/DPR.
Komisi 3 DPR kemudian memberikan jaminan akan menekan pemerintah pusat untuk memenuhi janjinya di depan massa Aksi Damai.
Pada pukul 04.05 tanggal 5 Nov 2016 secara resmi GNPF MUI
membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh Ketua GNPF MUI Ust.
Bachtiar Nasir, “Alhamdulillah aksi damai berlangsung dengan maksimal
meski ditekan, ditembaki, dipukuli tapi kita bersabar dan tidak
membalas, tidak melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai”.
Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab menegaskan bahwa “Sebenernya kita
bisa saja melawan, perang, tapi kita ini aksi damai, kita tidak boleh
diadu domba melawan Polisi dan TNI, mereka saudara kita juga, kita fokus
pada kasus penistaan Al Quran oleh Ahok”.
Jargon AKSI DAMAI kami ketika dibenturkan dengan aparat keamanan adalah “Melawan dengan tanpa melakukan perlawanan”.
Meskipun dalam tekanan yang sangat-sangat represif komando kami hanyalah;
– JANGAN MELAWAN!!!
– DIAM DI TEMPAT!!!
– JANGAN MAJUUU!!!
Ingatlah Allah swt. senantiasa menjaga kesucian Al Quran dan jangan ada yang menistakannya.
Jakarta, 5 Nov 2016
Pimpinan GNPF MUI
Habib Rizieq Syihab (Pembina)
Bachtiar Nasir (Ketua)
Misbahul Anam (Wakil Ketua)
Muhammad Zaitun Razmin (Wakil Ketua)
Misbahul Anam (Wakil Ketua)
Muhammad Zaitun Razmin (Wakil Ketua)
(azmuttaqin/arrahmah.com)
Topik: ahok harus dihukum, aksi 4 novemeber, headline- See more at: https://www.arrahmah.com/…/berikut-kronologi-kejadian-aksi-…
Gerakan Bela Al Qur'an
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1179050162141270&id=1154529814593305
SURAT TERBUKA untuk PRESIDEN RI, PANGLIMA TNI dan KAPOLRI: SIAPA PEMECAH BANGSA?
MEMANG SIAPA YANG BAPAK-BAPAK SEBUT SEBAGAI PEMECAH BELAH BANGSA?
SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN RI, PANGLIMA TNI DAN KAPOLRI.
Dari Ma'mun Murod Al-Barbasy
Kepada Yth.
Bapak Presiden RI
Bapak Panglima TNI
Bapak Kapolri
di Jakarta
Bapak Presiden RI
Bapak Panglima TNI
Bapak Kapolri
di Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Doa saya, semoga Bapak Presiden RI, Bapak Panglima TNI dan Bapak
Kapolri selalu dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam
lindungan-Nya dalam menjalankan amanat Allah swt. sebagai Presiden RI,
Panglima TNI dan Kapolri.
Bapak Presiden, Bapak Panglima TNI, dan
Bapak Kapolri, melalui surat terbuka ini, saya ingin menyampaikan
pandangan pribadi, terutama sejak Saudara Gubernur Ahok melakukan
penistaan terhadap al-Qur'an. Saya tidak berpretensi bahwa pandangan
pribadi saya juga merupakan pandangan kebanyakan umat Islam.
Kepada Presiden Jokowi
Bapak Presiden, saya menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap Bapak
dalam menyikapi penistaan al-Qur'an yang telah dilakukan Gubernur Ahok
(waktu melakukan penistaan al-Qur'an Ahok dalam kapasitas sebagai
Gubernur, bukan calon gubernur). Ada reaksi dan ketersinggungan yang
begitu rupa dari umat Islam atas penistaan Ahok, tapi Bapak tak
mengambil langkah hukum apapun. Padahal jelas lembaga penegak hukum
seperti Kepolisian dan Kejaksaan berada di bawah kekuasaan Presiden.
Bapak Presiden tentu masih ingat, ketika Puasa Ramadhan lalu ada kasus
Ibu Saini yang terjaring Razia Ramadhan, Bapak langsung bertindak cepat
dan bahkan dengan tindakan yang beraroma pencitraan Bapak memberikan
bantuan materi kepada Ibu Saini. Terkait kasus yang menimpa seorang
Saini, Bapak bisa begitu empati, tapi ketika puluhan juta masyarakat
Muslim tersinggung dan marah atas penistaan Ahok justru Bapak diam
membisu tanpa berusaha secara serius mengambil langkah-langkah hukum.
Padahal orang yang awam hukum sekalipun tahu bahwa penistaan yang
dilakukan Ahok sangat berpotensi melanggar hukum.
Menyikapi
rencana Aksi Umat tanggal 4 November 2016, pernyataan Bapak juga
menggambarkan bahwa Bapak tidak cukup paham menangkap pesan yang ingin
disampaikan dari Aksi Umat tersebut. Bapak memang mengapresiasi rencana
Aksi Umat sebagai hak konstitusional warga negara untuk berdemonstrasi.
Namun dalam pernyataannya, Bapak juga menyatakan yang intinya bahwa
"demonstrasi itu hak, tapi tidak boleh memaksakan kehendak".
Bapak Presiden, saya yaqin tak ada niatan dari Aksi Umat tersebut untuk
memaksakan kehendak. Aksi Umat tersebut semestinya dipahami oleh Bapak
sebagai bentuk kesantunan umat Islam dalam menyampaikan ekspresi dan
aspirasi politiknya. Bayangkan kalau tak ada kesantunan dari umat Islam,
saya tidak tahu lagi nasib saudara Ahok.
Maaf, Bapak Presiden
justru seharusnya malu dengan adanya Aksi Umat ini. Sebagai presiden di
negara hukum seperti Indonesia, sepatutnya dengan Aksi Umat sebelumnya
sudah cukup bagi Bapak Presiden untuk mengambil langkah-langkah dan
tindakan hukum terhadap Ahok. Bapak Presiden tentu masih ingat dengan
"Kasus Monitor". Dibanding dengan penistaan yang dilakukan Ahok, Kasus
Monitor tak seberapa, tapi Presiden Soeharto mengambil langkah hukum
tegas dan aspiratif, yaitu dengan membredel Tabloid Monitor (Gramedia
Grup) dan Arswendo pun harus masuk tahanan, setelah melalui proses
persidangan.
Bapak Presiden, jadi tak ada yang mencoba memaksakan
kehendak. Masa sih terhadap kasus Saini, Bapak Presiden dan juga
Mendagri bisa bertindak begitu cepat, tapi terhadap penistaan al-Qur'an
yang dilakukan Ahok Bapak Presiden tak sensitif sedikit pun.
Maaf
Bapak Presiden, jangan hanya karena untuk "melindungi" Ahok lalu Bapak
korbankan negara ini dan posisi Indonesia sebagai negara hukum juga
Bapak lecehkan. Sekali lagi mohon dengan sangat Bapak bisa merespon
secara serius kasus penistaan al-Qur'an yang dilakukan Ahok.
Kepada Bapak Panglima TNI
Bapak Panglima, dalam pernyataannya terkait dengan rencana Aksi Umat
tanggal 4 November 2016, Bapak menyampaikan pernyataan yang menurut saya
jauh dari proporsional. Link pernyataan Bapak saya sebutkan di bagian
bawah surat ini.
Dalam pernyataannya, Bapak menyatakan bahwa akan
mengerahkan pasukan untuk melawan mereka yang akan memecam belah
bangsa. Militer tak akan mentolerir setiap gerakan-gerakan yang akan
mengadu domba bangsa. Segala tindakan provokasi dan politisasi SARA akan
berhadapan dengan militer.
Pernyataan Bapak diucapkan
berbarengan dengan hiruk pikuk dan amarah umat Islam terkait penistaan
al-Qur'an yang dilakukan Ahok. Sudah tentu pernyataan Bapak akan dengan
mudah dimaknai sebagai "sikap tegas" yang akan dilakukan oleh militer
terhadap Aksi Umat tanggal 4 November 2016 mendatang.
Kalau Bapak
berpikir dengan nalar pikir yang jernih, tentu Bapak sangat faham bahwa
yang telah mengadu domba masyarakat saat ini adalah manusia bernama
Ahok. Ahok lah yang telah memprovokasi munculnya isu SARA. Bukan umat
Islam. Sekali lagi, bukan umat Islam.
Bapak juga menyatakan bahwa
Indonesia adalah negara Pancasila dan juga negara hukum. "Jangan
semau-maunya sendiri". Bapak, aksi-aksi yang dilakukan oleh umat Islam
akhir-akhir ini sesungguhnya karena umat Islam sangat sadar
dan paham bahwa Indonesia adalah negara hukum. Kalau tidak sadar dan tidak paham, pasti sudah terjadi tindakan di luar hukum terhadap Ahok. Justru karena sadar dan paham bahwa Indonesia adalah negara hukum, maka umat Islam lebih memilih Aksi Damai yang legal secara konstitusional. Yang patut dipertanyakan justru aparat penegak hukum itu sendiri. Sepertinya yang tak paham kalau negara Indonesia adalah negara Pancasila yang sila pertamanya berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa dan negara hukum adalah aparat penegak hukum. Bagaimana mungkin di negara yang mendasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa terjadi penistaaan al-Qur'an dan pelakunya dibiarkan begitu saja. Bagaimana mungkin terjadi penistaan al-Qur'an di negara hukum tapi aparat penegak hukum seakan tuli dan bisu tak memprosesnya secara serius.
Bapak Panglima, militer masa lalu
telah memerangi dan membunuh ribuan rakyat Indonesia yang menjadi
pengikut gerakan separatis. Ketika militer melakukan tindakan keji
tersebut, tentu militer mempunyai landasan hukumnya dan tak mau
dipersalahkan bukan? Militer mempunyai dalih bahwa mereka memerangi
separatis karena bermaksud mau memisahkan diri dari Indonesia. Artinya
ada sebab dan akibat mengapa militer bersikap keji terhadap warga
negaranya. Kalau tidak ada gerakan separatis, maka pasti militer tak
akan melakukan tindakan militer. Tentu tidak mungkin toh menuduh militer
sengaja "menciptakan" gerakan separatis?
Dengan qiyas separatis
ini, maka yakilah bahwa umat Islam pun tak akan melakukan aksi andai
tidak keluar pernyataan Ahok yang menista al-Qur'an atau kalau pun Ahok
menista al-Qur'an, tapi aparat penegak hukum cepat bertindak dan
memprosesnya secara hukum, saya yaqin pula tak akan pernah ada aksi
umat, terlebih rencana aksi tanggal 4 November. Aksi umat ini hanyalah
reaksi atas penistaan al-Qur'an yang dilakukan oleh Ahok dan lambatnya
kerja aparat hukum dalam merespon menistaan yang dilakukan Ahok,
termasuk soal dugaan keterlibatan Ahok dalam tindak kejahatan korupsi.
Sekali lagi, rasanya tidak bijak kalau Bapak Panglima menuduh bahwa
mereka yang akan melakukan aksi 4 November sebagai pemecah belah bangsa
dan mereka tak paham Pancasila dan posisi Indonesia sebagai negara
hukum. Sekali lagi, justru tampak bahwa aparat penegak hukumlah yang tak
paham (atau mungkin pura-pura tak paham) bahwa Indonesia adalah negara
hukum yang berideologikan Pancasila yang sila pertamanya berbunyi
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bapak Panglima, Bapak memang Panglima TNI, tapi Bapak juga seorang Muslim. Bicaralah dengan hati nurani dan jangan dengan nafsu, apalagi --mohon maaf-- nafsu untuk membela Ahok. Bapak Panglima tentu tahu bahwa Indonesia merdeka itu dengan pekikan Allahu Akbar. Sumbangsih terbesar kemerdekaan Indonesia adalah umat Islam. Jadi mohon bisa bersikap proporsional terhadap umat Islam. Dan saya sangat yakin Bapak mampu melakukannya. Apalagi posisi militer sekarang sudah tak lagi seperti dulu yang dalam setiap aksi demonstrasi langsung berhadapan dengan massa.
Kepada Bapak Kapolri
Bapak Kapolri, dalam pernyataannya Kapolda Metro Jaya menyatakan akan
menembak di tempat siapa pun yang akan membikin rusuh Pilkada. Memang
pernyataan tersebut tidak eksplisit menyebut rencana Aksi Umat tanggal 4
November. Tapi pernyataan tersebut disampaikan ketika umat Islam dalam
posisi tersinggung dan marah atas penistaan al-Qur'an yang dilakukan
Ahok, sehingga wajar bila ada yang mengaitkannya dengan Aksi Umat
tanggal 4 November.
Bapak Kapolri, pernyataan Kapolda tersebut
tak seharusnya dinyatakan, karena hanya semakin menambah kegaduhan. Saya
sendiri tidak tahu apa motif Kapolda membuat pernyataan seperti itu.
Semoga tidak bermaksud untuk menakut-nakuti umat Islam yang hendak turun
dalam Aksi Umat. Tapi kalau misalnya pernyataan Kapolda Metro Jaya
dengan maksud untuk menakut-nakuti umat Islam, saya kira salah besar.
Harus dipahami, sekalipun seorang pemabok, tapi ketika agama dan Kitab
Sucinya dinista mereka akan rela membela agamanya, meski nyawa
taruhannya. Belanda saja bisa terusir dari bumi Nusantara karena dinilai
menista Islam. Dan Belanda terusir dari Indonesia karena jasa terbesar
umat Islam.
Bapak Kapolri, Aksi Umat besok hanya bermaksud untuk
menuntut hak hukum warga negara terhadap pemimpinnya bahwa setiap warga
negara yang diduga bersalah menista agama diproses secara hukum. Tidak
lebih. Karenanya jangan sampai muncul tindak kekerasan yang dilakukan
aparat (Brimob). Jangan sampai terjadi kembali Peristiwa Tanjunggpriok,
yang menelan korban ratusan bahkan ada yang menyebut ribuan umat Islam
meninggal dunia. Cukuplah Peristiwa Tanjungpriok menjadi catatan kelam
umat Islam yang dibantai aparat negara secara keji dan biadab.
Bapak Kapolri, mohon tak usah juga memberikan lebel yang seram-seram
terhadap mereka yang turun dalam aksi umat 4 November 2016, misalnya
dengan menyebut sebagai radikalis, teroris, fundamentalis, sebagaimana
kerap menjadi kebiasaan dari institusi yang Bapak pimpin (khususnya
Densus 88) maupun BNPT.
Demikian, mohon maaf kalau ada kata-kata
yang tidak berkenan. Akhirnya, semoga kesuksesan selalu menyertai Bapak
Presiden, Panglima TNI, dan Bapak Kapolri. Semoga Bapak semuanya juga
selalu mendapat hidayah dalam menjalankan tugas-tugasnya. Dan paling
penting dari semuanya, semoga Bapak semua menyadari posisinya sebagai
seorang Muslim yang saat ini tengah mendapat amanat memimpin negeri ini.
Aamiin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Ma'mun Murod Al-Barbasy
Warga negara biasa yang tersinggung kitab sucinya dinistakan oleh Ahok.
___Warga negara biasa yang tersinggung kitab sucinya dinistakan oleh Ahok.
Sumber: FB
Public · Hosted by Gerakan Bela Al Qur'an
- clockNov 4 at 12 PM to Nov 5 at 3 PM
- pinMasjid Istiqlal Jakarta Pusat - Istana Negara
Details
*INSYA ALLAH Yg akan HADIR :*
.AKSI BELA ISLAM 4 NOVEMBER 2016,.
GNFP-MUI
Bismillahirrahmaanirrahiii m
KH Dr. Ma'ruf Amin (MUI)
KH. Cholil Ridwan (TAPI3)
KH. Tengku Zulkarnain (wasekjen MUI)
Sukatsyah (Umat Islam Bersatu-UIB)
Nur Diati Akma (PP Forsap FUII)
Wirawan Adnan (GNPF)
Abdul Rasyid (Ponpes Asyafiiyah)
Yusuf Muhammad (GNPF)
Misbahul Anam (DPP FPI)
M. Nurdin (DPW FPI)
Djafar Sidiq (DPP FPI)
HM Mursalim (GNPF)
M Zaitun R (GNPF)
M Al khatath (Sekjen FUI)
Bahtiar Nasir (ketua GNPF, AQL, Sekjen MIUMI)
Dr. Ary Ginanjar (ESQ)
M. Arifin Ilham (Az-zikra)
Aa Gym (DT)
Ahmad Zainal Abidin (YPI Asyafiiyah)
Abu Djibril (MMI)
Maulido Ahmad (STII)
Chandra K (Sekjen DPP Hidayatullah)
Prof. Jawahir (CSIL)
Andi Hasbi (FUI)
Munarman (FPI)
Ferry Nur (KISPA)
Habib Rizieq Shihab (Imam Besar FPI)
Prof.DR.H.Yusril Ihza Mahendra (PBB).
Ir.HM.Romahurmuziy, MT (PPP).
Ali Taher.P (PAN).
KH.Cholil Ridwan (Pimpinan TAPI-3).
KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i (Pondok Pesantren As Syafi’iyyah)
KH.M.Siddiq (DDII).
Mayjen (Purn) Adityawarman (Gerakan Bela Negara-GBN NKRI).
H.Edy Mulyadi
Munarman (DPP FPI)
Yusuf Marta
Fadly Zon (Wakil Ketua DPR/ Fraksi Gerindra
Fahri Hamzah (Wakil Ketua DPR/Fraksi PKS)
Habib Asadullah Alwy Al Idrus
Majlis Riyadlul Jannah
Ma’had Darutta’lim Wadda’wah Habib Alwy Al Idrus
Majlis Riyadlus Sholihin
Majlis Ta’lim Al-Islamy
Majlis Tuyur
Majlis Imtiyas
Majlis Hikmah Islam
FPU (Forum Peduli Umat)
PP. Darul Hikmah
PP. Darus Sa’adah
PP. Babul Khoirot
PP. Manarul Huda
PP. Pangeran Diponegoro
Ma’had Darur Rohmah
Pesantren Mahasiswa Bengkel Aqidah
Pesantren Mahasiswa ‘Amily
PP Al Karomah
Gerakan Masyarakat Ahlussunah wal Jamaah / Gemmas
Majlis Ulum Ar Rosul
Ma'had Tahfidzul Qur'an Al Islamy
Pesantren Mahasiswa Tanwir al Afkar Merjosari Malang
Ikadi/ikatan dai indo
Majlis Taklim Al Madinah Malang
Rampak Naong
Fosi
Jamaah Masjid Nurul Mutiah
PP Darun nasyiin
Indonesia Islamis Busines Forum (IIBF) DPD Malang
Majlis Maulid wat-Taklim AN-NAHDLIYYAH
Majelis Darul Hijrah Al-Habib Abdul Qadir bin Umar Mauladdawilah
PP Baitur Rahman
PP Al Urwatul wustqo
Forum Ukhwah Muslimah Malang
Majlis Fastabiqul Khoirot Malang
PP Darut Tauhid
Forum Ukhwah Takmir Masjid se Malang
Forum Ukhwah Pemuda Islam Malang
Jamaah Masjid Abu Dzar al Ghifari
Majlis Dzikir WDDH
FORUM UMAT ISLAM
KAHMI KOTA
DEWAN MASJID INDONESIA
HTI
PW. PII
MASIKA ICMI
HIPKA
FRONT PEMBELA ISLAM
NU
MUHAMMADIYAH
HMI
RMI
SIJARUM ISNTITUTE
RUMAH HUKUM
HUMANIKA
MUI SUMATERA SELATAN
FORUM MAHASISWA PEMBELA ISLAM
FORUM PEMUDA MASJID
JARINGAN ADVOKASI
Majelis Awwabien Palembang
Pusat Advokasi hukum dan hak asasi manusia
*DATA MASSA MASUK:*
Makassar
NTB
Bandung
Palembang
Maluku
Madura
Surabaya
Lampung
Jogjakarta
Diperkirakan: 500.000 massa..dan terus bertambah
Baru ini saja data yg masuk...
Mohon diupdate.
Mohon do'anya dari semua kaum muslimin..
_Hasbunallah wani'mal wakil ni'mal maula wa ni'man nashir. La hawla wala quwwata Illa billahil aliyil adziim..._
*ALLAHU AKBAR !!
ALLAHU AKBAR !!
ALLAHU AKBAR!!!!! ����*
.AKSI BELA ISLAM 4 NOVEMBER 2016,.
GNFP-MUI
Bismillahirrahmaanirrahiii
KH Dr. Ma'ruf Amin (MUI)
KH. Cholil Ridwan (TAPI3)
KH. Tengku Zulkarnain (wasekjen MUI)
Sukatsyah (Umat Islam Bersatu-UIB)
Nur Diati Akma (PP Forsap FUII)
Wirawan Adnan (GNPF)
Abdul Rasyid (Ponpes Asyafiiyah)
Yusuf Muhammad (GNPF)
Misbahul Anam (DPP FPI)
M. Nurdin (DPW FPI)
Djafar Sidiq (DPP FPI)
HM Mursalim (GNPF)
M Zaitun R (GNPF)
M Al khatath (Sekjen FUI)
Bahtiar Nasir (ketua GNPF, AQL, Sekjen MIUMI)
Dr. Ary Ginanjar (ESQ)
M. Arifin Ilham (Az-zikra)
Aa Gym (DT)
Ahmad Zainal Abidin (YPI Asyafiiyah)
Abu Djibril (MMI)
Maulido Ahmad (STII)
Chandra K (Sekjen DPP Hidayatullah)
Prof. Jawahir (CSIL)
Andi Hasbi (FUI)
Munarman (FPI)
Ferry Nur (KISPA)
Habib Rizieq Shihab (Imam Besar FPI)
Prof.DR.H.Yusril Ihza Mahendra (PBB).
Ir.HM.Romahurmuziy, MT (PPP).
Ali Taher.P (PAN).
KH.Cholil Ridwan (Pimpinan TAPI-3).
KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i (Pondok Pesantren As Syafi’iyyah)
KH.M.Siddiq (DDII).
Mayjen (Purn) Adityawarman (Gerakan Bela Negara-GBN NKRI).
H.Edy Mulyadi
Munarman (DPP FPI)
Yusuf Marta
Fadly Zon (Wakil Ketua DPR/ Fraksi Gerindra
Fahri Hamzah (Wakil Ketua DPR/Fraksi PKS)
Habib Asadullah Alwy Al Idrus
Majlis Riyadlul Jannah
Ma’had Darutta’lim Wadda’wah Habib Alwy Al Idrus
Majlis Riyadlus Sholihin
Majlis Ta’lim Al-Islamy
Majlis Tuyur
Majlis Imtiyas
Majlis Hikmah Islam
FPU (Forum Peduli Umat)
PP. Darul Hikmah
PP. Darus Sa’adah
PP. Babul Khoirot
PP. Manarul Huda
PP. Pangeran Diponegoro
Ma’had Darur Rohmah
Pesantren Mahasiswa Bengkel Aqidah
Pesantren Mahasiswa ‘Amily
PP Al Karomah
Gerakan Masyarakat Ahlussunah wal Jamaah / Gemmas
Majlis Ulum Ar Rosul
Ma'had Tahfidzul Qur'an Al Islamy
Pesantren Mahasiswa Tanwir al Afkar Merjosari Malang
Ikadi/ikatan dai indo
Majlis Taklim Al Madinah Malang
Rampak Naong
Fosi
Jamaah Masjid Nurul Mutiah
PP Darun nasyiin
Indonesia Islamis Busines Forum (IIBF) DPD Malang
Majlis Maulid wat-Taklim AN-NAHDLIYYAH
Majelis Darul Hijrah Al-Habib Abdul Qadir bin Umar Mauladdawilah
PP Baitur Rahman
PP Al Urwatul wustqo
Forum Ukhwah Muslimah Malang
Majlis Fastabiqul Khoirot Malang
PP Darut Tauhid
Forum Ukhwah Takmir Masjid se Malang
Forum Ukhwah Pemuda Islam Malang
Jamaah Masjid Abu Dzar al Ghifari
Majlis Dzikir WDDH
FORUM UMAT ISLAM
KAHMI KOTA
DEWAN MASJID INDONESIA
HTI
PW. PII
MASIKA ICMI
HIPKA
FRONT PEMBELA ISLAM
NU
MUHAMMADIYAH
HMI
RMI
SIJARUM ISNTITUTE
RUMAH HUKUM
HUMANIKA
MUI SUMATERA SELATAN
FORUM MAHASISWA PEMBELA ISLAM
FORUM PEMUDA MASJID
JARINGAN ADVOKASI
Majelis Awwabien Palembang
Pusat Advokasi hukum dan hak asasi manusia
*DATA MASSA MASUK:*
Makassar
NTB
Bandung
Palembang
Maluku
Madura
Surabaya
Lampung
Jogjakarta
Diperkirakan: 500.000 massa..dan terus bertambah
Baru ini saja data yg masuk...
Mohon diupdate.
Mohon do'anya dari semua kaum muslimin..
_Hasbunallah wani'mal wakil ni'mal maula wa ni'man nashir. La hawla wala quwwata Illa billahil aliyil adziim..._
*ALLAHU AKBAR !!
ALLAHU AKBAR !!
ALLAHU AKBAR!!!!! ����*
Soal Dana Aksi Bela Islam II, GNPF-MUI Mengaku Dipelintir Kaum Liberal
Sebelum ini, aktivis Jaringan
Islam Liberal (JIL), menyebut, Aksi Bela Islam II pada hari Jumat 4
November mendatang didanai oleh lawan politik dari calon gubernur di
Pilkada DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
yahya g nasrullah/hidayatullah.com
Hidayatullah.com–Ketua Gerakan Nasional
Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI), Bachtiar Nasir mengklarifikasi tuduhan
adanya dana sebesar 10 Miliar untuk Aksi Bela Islam II pada hari Jumat 4
November 2016.
“Yang kita dapat rasanya jauh dari itu, mungkin lebih dari 100 M,”
ujarnya dengan nada sarkastik saat konferensi pers Gerakan Nasional
Pengawal Fatwa MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Selasa malam
(01/11/2106).
Bachtiar menjelaskan, angka tersebut diperoleh dengan menghitung
biaya jamaah dari berbagai daerah yang datang ke Jakarta menggunakan
ongkos dan akomodasi sendiri-sendiri.
Belum lagi, kata dia, infaq yang masuk dari jamaah, serta sumbangan logistik berupa makanan.
“Kalau dihitung-hitung totalnya lebih dari 100 M berupa subsidi dari rakyat buat aksi ini,” tandasnya.
Yang dimaksudkan ketika itu, dana aksi datang dari masyarakat sendiri
secara mandiri. Jika dihitung bisa ratusan milyar. Pernyataan Bachtiar
Nasir disampaikan mengingat banyaknya tuduhan tak berdasar, khususnya
dari kalangan aktivis Islam liberal terkait semangat umat yang ingin ke
Jakarta dengan usaha dan dana sendiri-sendiri.
Ia juga mengatakan aksi GNPF-MUI tidak berkaitan dengan Pilkada, hanya ingin aparat bertindak tegas memproses pencela Al-Quran.
Sebelum ini, aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Mohamad Guntur
Romli menyebut, Aksi Bela Islam II pada hari Jumat 4 November mendatang
didanai oleh lawan politik dari calon gubernur di Pilkada DKI, Basuki
Tjahaja Purnama atau Ahok.
“Bachtiar Nasir akui ada gelontoran dana 100 M unt Gerakan 4 Nov unt
jatuhkan Ahok, siapa yg biayai? Bisa jd lawan2 politik Ahok &
Jokowi,” ucapnya melalui akun twitternya @GunRomli, Rabu (02/11/2016).
Senada dengan Guntur, akademisi Ade Armando juga menyatakan, aksi umat Islam nanti melibatkan penyandang dana raksasa.
“Aksi 4 November 2016 ternyata memakan biaya luar biasa besar. Rp 100
miliar. Karena itu mustahil aksi ini dibiayai oleh dana masyarakat
sendiri, tanpa melibatkan penyandang dana raksasa. Karena itu pula,
sangat tidak logis kalau ini semua dilakukan tidak dengan tujuan politik
menggagalkan pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI,” tulis Ade di akun Facebook-nya, Rabu (02/11/2016).
Ade juga menuduh, dana sebesar itu dialokasikan ke kantong para peserta aksi.
“Artinya, dengan perkiraan peserta akan mencapai 100 ribu orang,
untuk setiap peserta dikeluarkan dana Rp 1 juta. Dari angka tersebut,
tidak jelas berapa uang yang masuk kantong peserta aksi,” katanya.
Menanggapi hal itu, penulis buku Liberal 101, Akmal Syafril mengaku,
tidak heran dengan tuduhan di berbagai media social oleh aktivis liberal
tersebut.
Ia bercerita, ketika gerakan yang digagasnya #IndonesiaTanpaJIL (ITJ) lahir, para pegiat JIL dan pendukungnya juga mempertanyakan sumber dana.
“Sebenarnya, komentar-komentar itu membongkar cara berpikir mereka
sendiri. Mereka tidak tahu caranya mendanai pergerakan dengan kantong
sendiri, sehingga kalau ada pergerakan lain, mereka menyangka semuanya
adalah orang bayaran,” jelas Akmal kepada hidayatullah.com, Rabu malam (02/11/2016).
“Mereka (JIL dan pendukungnya) tidak tahu bahwa tidak semua orang
berpikir dan berperilaku seperti mereka,” pungkasnya menambahkan.*
Rep: Yahya G Nasrullah
Editor: Cholis Akbar
Berikut kronologi kejadian Aksi Bela Islam II versi GNPF MUI
Sabtu, 5 Safar 1438 H / 5 November 2016 15:02
JAKARTA (Arrahmah.com) – Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI mengeluarkan kronologi kejadian Aksi
Bela Islam II yang berlangsung Jumat (4/11/2016) kemarin. Kronologi
yang diterima redaksi Arrahmah.com Sabtu (5/11) selengkapnya sebagai
berikut:
Meskipun dalam tekanan yang sangat-sangat represif komando kami hanyalah;
– JANGAN MELAWAN!!!
– DIAM DI TEMPAT!!!
– JANGAN MAJUUU!!!
Ingatlah Allah swt. senantiasa menjaga kesucian Al Quran dan jangan ada yang menistakannya.
Jakarta, 5 Nov 2016
Pimpinan GNPF MUI
Habib Rizieq Syihab (Pembina)
- Pukul 10 pagi GNPF memberikan pengarahan terbatas kepada pengendali barisan aksi dan para orator dengan pesan yang kuat bahwa ini adalah AKSI DAMAI dan harus menunjukkan akhlaqul karimah.
- Pukul 11 pagi pimpinan GNPF bersama ulama menetapkan kesepakatan target aksi damai yang akan diperjuangkan kepada Presiden Jokowi.
- Usai shalat Jumat di Mesjid Istiqlal semua peserta barisan aksi melakukan longmarch menuju istana sesuai rute yang telah ditetapkan. Orasi di depan istana baru dimulai ba’da ashar.
- Pelaksanaan orasi berjalan lancar dengan orator bergantian dari berbagai elemen dipimpin langsung oleh Habib Rizieq Syihab (sebagai Pembina GNPF MUI).
- Perundingan pertama mengutus 2 orang Juru Runding GNPF MUI yaitu; KH. Bachtiar Nasir, dan KH. M. Zaitun Razmin untuk mendatangi istana. Hasilnya Juru Runding menolak melakukan perundingan karena hanya akan ditemui oleh Menko Polhukam dan beberapa menteri sebagai utusan resmi Presiden RI.
- Juru Runding mendatangi istana untuk kedua kalinya namun kemudian mereka tetap menolak untuk berunding karena istana tetap menawarkan Menko Polhukkam dan petinggi lainnya, sehingga kemudian Juru Runding kembali kepada barisan aksi.
- Selanjutnya Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya berinisiatif mendatangi mobil barisan aksi kemudian naik ke atas dan memberi salam hormat kepada peserta aksi. Kedatangan mereka untuk menemui Habib Rizieq Syihab dan menawarkan agar Juru Runding bisa diterima oleh Wapres RI. Habib Rizieq Syihab bersedia memenuhi penawaran tersebut dengan jaminan agar Wapres RI bersedia memerintahkan Kapolri untuk menangkap BTP hari itu juga.
- Kemudian Juru Runding mendatangi istana untuk ketigakalinya. Kali ini Juru Runding diikuti juga oleh KH Misbahul Anam. Juru Runding ditemui Wapres RI dan petinggi lainnya. Perundingan berjalan alot. Hasilnya Wapres RI memberikan jaminan akan memproses hukum BTP secara cepat, tegas dan transparan serta minta waktu selama 2 (dua) minggu untuk merealisasikannya.
- Juru Runding kembali ke barisan aksi untuk menyampaikan hasil perundingan. Perundingan trakhir ini baru selesai pukul 18.00 wib. Setelah disampaikan, reaksi para peserta aksi tidak bisa menerima hasil tersebut dan bersepakat untuk bermalam di depan istana.
- KH Arifin Ilham dengan inisiatif sendiri berusaha bernegosiasi langsung menemui Wapres RI.
- Kericuhan kecil sebenarnya sudah mulai terjadi sebelum rombongan mobil komando tiba, antara massa yang ‘terprovokasi’ dengan barikade polisi. Agar tidak terjadi bentrok maka Laskar FPI menjadi pagar pembatas antara massa tersebut dengan barikade polisi, tak lama setelah adzan isya berkumandang petugas keamanan secara tiba-tiba melakukan tindakan fisik merangsek dan mendorong untuk membubarkan barisan aksi secara paksa dengan menembakkan gas air mata dan menembakkan peluru karet. KH Arifin Ilham yang masih berada di istana bersaksi bahwa, Wapres RI, Menko Polhukkam, dan Kapolri memberikan reaksi marah atas kecerobohan petugas keamanan tersebut.
- Berkali-kali Kapolda memerintahkan Polisi untuk berhenti menembak massa lewat pengeras suara namun tak digubris oleh pasukan polisi, bahkan pasukan motor polisi berputar-putar di kerumunan massa sehingga ada yang tertabrak dan tergilas.
- Kejadian tersebut telah memakan 1 korban meninggal dunia dan ratusan korban luka peluru karet, tertabrak motor polisi dan banyaknya gas air mata.
- Barisan Aksi Bela Islam II akhirnya bergerak menginap di pagar luar Gedung MPR/DPR, pada Pk 03.00 dinihari delegasi GNPF diterima oleh Komisi 3 DPR dan Ketua DPR, setelah beberapa kali berunding. Keamanan gedung MPR/DPR diambil alih oleh Panglima TNI dan Kapolri yang akan menggusur massa yang menginap di luar pagar Gedung MPR/DPR.
- Komisi 3 DPR kemudian memberikan jaminan akan menekan pemerintah pusat untuk memenuhi janjinya di depan massa Aksi Damai.
- Pada pukul 04.05 tanggal 5 Nov 2016 secara resmi GNPF MUI membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh Ketua GNPF MUI Ust. Bachtiar Nasir, “Alhamdulillah aksi damai berlangsung dengan maksimal meski ditekan, ditembaki, dipukuli tapi kita bersabar dan tidak membalas, tidak melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai”. Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab menegaskan bahwa “Sebenernya kita bisa saja melawan, perang, tapi kita ini aksi damai, kita tidak boleh diadu domba melawan Polisi dan TNI, mereka saudara kita juga, kita fokus pada kasus penistaan Al Quran oleh Ahok”.
Meskipun dalam tekanan yang sangat-sangat represif komando kami hanyalah;
– JANGAN MELAWAN!!!
– DIAM DI TEMPAT!!!
– JANGAN MAJUUU!!!
Ingatlah Allah swt. senantiasa menjaga kesucian Al Quran dan jangan ada yang menistakannya.
Jakarta, 5 Nov 2016
Pimpinan GNPF MUI
Habib Rizieq Syihab (Pembina)
- Bachtiar Nasir (Ketua)
- Misbahul Anam (Wakil Ketua)
- Muhammad Zaitun Razmin (Wakil Ketua)
Topik:
awas kaum liberal sedang mencari celah mengadu dombakan umat
BalasHapusliberal adalah antek yahudi
BalasHapusdan sangat pantas apabila ulil jadi pimpinannya,sayang dia tidak mata sebelah dan jidatnya bertuliskan kafaro
BalasHapusbibirnya aja yang sumbing,ucapannya bisa menyesatkan
BalasHapus