Jumat, 15 April 2016

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (16: 97)...>> AMAL SALEH.. BISA DALAM KEADAAN BERIMAN ...MAKA AKAN MENDAPAT PAHALA YG LEBIH BAEK...>>> AMAL SALEH BISA JUGA TDK DALAM KEADAAN BERIMAN..YG TENTU BALASANNYA BERBEDA.. WLW DG YANG BAEK JUGA..??...>> ALLAH AKAN MEMBALAS AMAL SALEH ..YG DIPERBUAT OLEH ORANG YG DALAM KEADAAN BERIMAN DENGAN BALASAN DIDUNIA DAN DI AKHERAT....>> SEDANGKAN AMAL SALEH... YG DIPERBUAT OLEH ORANG YG DALAM KEADAAN TIDAK BERIMAN DENGAN BALASAN DIDUNIA DAN TIDAK ADA BALASAN DI AKHERAT... ??>> MENGAPA...?? DIDUNIA ALLAH DG SIFAT RAHMAN..NYA ... MEMBERIKAN SMW NYA BAIK KEPADA YG BERIMAN MAUPUN KEPADA YG TDK BERIMAN...>> SEDANG DI AKHERAT ALLAH HNY MEMBERIKAN BALASAN KEBAIKAN2.. KEPADA YG BERIMAN SAJA.. DAN TIDAK ADA BALASAN AMAL SOLEH ... BAGI YG TIDAK BERIMAN.. DAN... YG DISEBUT PERBUATAN MEREKA SIA2..>> INI KRN SIFAT RAHIEM ALLAH..>> ........... 1. Usia, jenis kelamin, etnis dan kedudukan sosial tidak mendapat perhatian di sisi Allah. Tolok ukur utama di sisi Allah adalah iman dan amal saleh. 2. Orang-orang Kafir tidak memiliki kehidupan yang bersih dan suci di dunia. Sepertinya mereka adalah orang-orang yang mati. Karena kehidupan sejati hanya milik orang-orang beriman......>> ...Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan [nya] dengan baik. (30).

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 97-100

http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/85836-tafsir-al-quran,-surat-an-nahl-ayat-97-100

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 97-100
Ayat ke 97

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (97)

Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (16: 97)


Ayat ini meski pendek namun memiliki peran penting dalam menggambarkan kehidupan orang-orang Mukmin baik di dunia maupun di akhirat. Pertama-tama, ayat ini menyatakan bahwa iman merupakan tolok ukur keutamaan di sisi Allah Swt. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Mereka sama dalam pandangan Allah. Yang membedakan di antara mereka adalah tingkat keimanan yang mereka miliki. Dalam pandangan Allah, jenis kelamin tidak berpengaruh dalam meraih derajat keimanan, meski utusan Allah atau para nabi adalah laki-laki, namun kenabian ilahi adalah tanggung jawab dan tugas suci yang harus disampaikan ke seluruh umat manusia.

Tugas ini tidak mungkin dibebankan kepada kaum wanita mengingat keterbatasan kapasitas yang mereka miliki. Oleh karena itulah, Allah Swt menunjuk utusan-Nya dari golongan kaum laki-laki, namun untuk meraih derajat keimanan dan religius yang tinggi kaum wanita tidak mendapat batasan. Artinya, mereka juga mampu meraih derajat keimanan yang sempurna, seperti Sayidah Maryam yang berhasil mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah Swt, sehingga mendapat pelayanan istimewa berupa hidangan dari langit. Atau Sayidah Fathimah az-Zahra as yang berhasil mencapai derajat keimanan yang tinggi, hingga kedudukannya disamakan dengan Ali bin Abi Thalib as.

Keimanan saja tidak cukup untuk menentukan kesempurnaan dan derajat yang tinggi, namun diperlukan juga amal saleh. Iman dan amal saleh adalah tolok ukur kesempurnaan seseorang. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Amal saleh tidak terbatas pada tindakan tertentu, namun setiap perbuatan yang pada dasarnya memiliki kebaikan dan pelakunya meniatkan kebaikan saat mengerjakannya juga dapat disebut amal saleh, meski perbuatan tersebut sangat remeh dan kecil.

Dalam lanjutannya ayat ini mengatakan, mereka yang beriman dan beramal saleh akan mendapat kehidupan yang bersih di dunia. Mereka bebas dari segala kejelekan dan perbuatan nista. Selain itu Allah Swt menjaga mereka dari segala perbuatan yang menyeleweng dan maksiat. Adapun di akhirat mereka akan mendapat pahala lebih dari apa yang mereka perbuat di dunia. Karena Sunnatullah dalam pembalasan perbuatan maksiat berdasarkan keadilan, namun dalam hal pahala Allah mendahulukan kemurahan dankasih sayang. Dan hal ini telah disinggung dalam ayat ini.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Usia, jenis kelamin, etnis dan kedudukan sosial tidak mendapat perhatian di sisi Allah. Tolok ukur utama di sisi Allah adalah iman dan amal saleh.

2. Orang-orang Kafir tidak memiliki kehidupan yang bersih dan suci di dunia. Sepertinya mereka adalah orang-orang yang mati. Karena kehidupan sejati hanya milik orang-orang beriman.

Ayat ke 98

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98)

Artinya:
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (16: 98)

Meski ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw, namun jelas bahwa seluruh Mukminin juga termasuk di dalamnya. Mengingat urgensitas masalah ini, maka yang menjadi obyek pembicaraan utama adalah Rasulullah Saw. Di dalam sebuah riwayat disebutkan, di saat Rasulullah Saw membaca al-Quran, beliau senantiasa mengucapkan kalimat “Audzu billahi minas Syaithanirrajim”, baik itu saat menunaikan shalat maupun tidak. Setiap perbuatan, baik bisa juga mengakibatkan hal yang tidak diinginkan, seperti membaca al-Quran. Terkadang perbuatan baik ini dibarengi dengan riya dan upaya untuk mengunggulkan diri atau adakalanya seseorang terjerumus kepada pemahaman yang salah dan berani menafsirkan al-Quran sesuai dengan pemikirannya sendiri atau sering disebut tafsir birrayu.

Oleh karena itu, di saat manusia membaca al-Quran, ia dianjurkan untuk meminta perlindungan kepada Allah dari segala godaan setan karena hawa nafsu atau fanatik yang tidak pada tempatnya, kerap menghalangi manusia untuk memiliki kesiapan maknawi saat membaca al-Quran.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kita harus waspada dari godaan setan, meski di saat kita melakukan perbuatan baik seperti membaca al-Quran.
2. Kita harus meminta lindungan dari Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Ayat ke 99-100

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99)
 إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)

Artinya:
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (16: 99)

Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (16: 100)

Dua ayat ini merupakan kelanjutan pembahasan ayat sebelumnya yang menggambarkan kepada kita untuk meminta perlindungan Allah Swt dari godaan setan. Ayat ini menyatakan, meski setan berusaha menguasasi hati orang-orang Mukmin, namun mereka yang bertawakal kepada Allah dan meminta perlindungan-Nya akan selamat dari godaan setan. Lanjutan ayat ini menyebutkan, sebenarnya setan hanya mampu menguasai mereka yang mempersekutukan Allah atau orang-orang Muslim yang mengikuti petunjuk setan. Karena tindakan orang muslim tersebut telah memberikan kesempatan setan menguasai dirinya. Dengan kata lain, orang-orang seperti ini, menganggap setan sebagai temannya dan menerima setiap petunjuk dan perintah setan. Karena jika tidak, maka Allah tidak akan mengizinkan setan untuk menguasai orang-orang Mukmin.

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Awalnya setan tidak memiliki daya untuk menguasai manusia, namun manusia sendiri yang telah membimbing setan untuk menguasai diri mereka.

2. Orang mukmin sejati tidak akan dikuasai oleh setan. Iman adalah tameng yang kuat bagi seorang mukmin untuk mempertahankan dirinya dari serbuan setan. (IRIB Indonesia)

Definisi Amal Shaleh, Al-A'raf, Amanat dan Dalilnya dalam Al-Qur'an 

http://www.jadipintar.com/2014/08/Definisi-Amal-Shaleh-Al-Araf-Amanat-dan-Dalilnya-dalam-Al-Quran.html

 بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

1. Pengertian:

Amal Shalih: adalah segala perbuatan dan tingkah laku yang Allah cintai dan ridloi. Amal saleh mencakup melakukan perbuatan (Al-fi’l), seperti Shalat, maupun meninggalkan perbuatan (At-tark), seperti meninggalkan zina.
Al-A'raf : adalah jama’ dari urf yang artinya pagar yang tinggi yang diletakkan antara penduduk surga dan penduduk neraka. Adapun secara bahasa makna urf yaitu tempat yang tinggi. (Fathul Qadir, Juz III hal 39).
Amanat:  1 sesuatu yg dipercayakan atau dititipkan kpd orang lain; 2) pesan; 3) nasihat yg baik dan berguna dr orang tuatua; petuah; 4) perintah (dr atas); 5) wejangan (dr seorang pemimpin);
Mencari Surat dan ayat dengan tema tertentu di dalam Al-Qur'an bagi orang awam tidaklah mudah, terutama jika belum menghafal benar redaksi ayat dimaksud. Postingan ini berisi indeks atau daftar klasifikasi tema ayat-ayat Al-Qur'an yang disusun berdasarkan urutan abjad. Di dalamnya memuat tema ayat-ayat Al-Qur'an mengenai: Ajakan berperang, amal shalih, amanat dan al-a'raf.
 Klasifikasi ayat secara tematik ini berguna untuk kita :
  • Mengetahui letak ayat dan surat sesuai tema/kata kunci yang kita cari.
  • Mempermudah dalam mengambil kesimpulan.
  • Mempermudah dalam kita menyebarkan da'wah.

2. Metode Pencarian

Misalnya anda hendak mengetahui bunyi surah al-Baqarah ayat 154, maka:
- Klik Al-Qur'an Online
- Pilih bahasa (di kanan atas, "translation" pilih : Indonesian)
- Pilih surat dan nomor ayat (di kiri atas pada "Sura" dan "from verse" pilih surat dan ayatnya)
Hasilnya adalah ayat dan terjemahan dimaksud, seperti di bawah ini yang bisa di copy paste:
وَلَا تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٲتُۢ‌ۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ۬ وَلَـٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, [bahwa mereka ithu] mati; bahkan [sebenarnya] mereka itu hidup, [1] tetapi kamu tidak menyadarinya. (Q.S.Al-Baqarah:154)


3. Teks Al-Qur'an Tentang Amal Shalih, Al-A'raf dan Amanat.

A. Amal shalih

1, Larangan menyuruh apa-apa yang dia sendiri tidak mengerjakannya.

(2) Al-Baqarah 44, 158


۞ أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَـٰبَ‌ۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ 
Mengapa kamu suruh orang lain [mengerjakan] kebaikan, sedang kamu melupakan diri [kewajiban]mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab [Taurat]? Maka tidakkah kamu berpikir? (44).

2. Shafa dan Marwah bagian dari ritual manasik haji

۞ إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلۡمَرۡوَةَ مِن شَعَآٮِٕرِ ٱللَّهِ‌ۖ فَمَنۡ حَجَّ ٱلۡبَيۡتَ أَوِ ٱعۡتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا‌ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرً۬ا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ 
Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi’ar Allah Maka barangsiapa yang beribadat haji ke Baitullah atau ber-umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (158).

3. Siksa bagi orang yang membanggakan diri dan suka dipuji.

(3) Ali-Imran 188

لَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَفۡرَحُونَ بِمَآ أَتَواْ وَّيُحِبُّونَ أَن يُحۡمَدُواْ بِمَا لَمۡ يَفۡعَلُواْ فَلَا تَحۡسَبَنَّہُم بِمَفَازَةٍ۬ مِّنَ ٱلۡعَذَابِ‌ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ 
Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (188).

4. Amal dan dosa sekecil apapun ada perhitungannya.

(4) An-Nisa 40, 114, 124, 173
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظۡلِمُ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ۬‌ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً۬ يُضَـٰعِفۡهَا وَيُؤۡتِ مِن لَّدُنۡهُ أَجۡرًا عَظِيمً۬ا
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar . (40).

5. Bisik-bisik yang dibolehkan untuk 3 urusan.

۞ لَّا خَيۡرَ فِى ڪَثِيرٍ۬ مِّن نَّجۡوَٮٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَـٰحِۭ بَيۡنَ ٱلنَّاسِ‌ۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمً۬ا
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh [manusia] memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (114).

6. Syarat masuk surga adalah beriman dan beramal shalih
.
وَمَن يَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُونَ نَقِيرً۬ا 
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (124).

7. Balasan untuk amal shalih dan perbuatan sombong

فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَيُوَفِّيهِمۡ أُجُورَهُمۡ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضۡلِهِۦ‌ۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱسۡتَنكَفُواْ وَٱسۡتَكۡبَرُواْ فَيُعَذِّبُهُمۡ عَذَابًا أَلِيمً۬ا وَلَا يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيًّ۬ا وَلَا نَصِيرً۬ا 
Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada Allah. (173).

8. Ampunan dan pahala bagi orang beriman dan beramal shalih.

(5) Al-Ma'idah 9

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ‌ۙ لَهُم مَّغۡفِرَةٌ۬ وَأَجۡرٌ عَظِيمٌ۬ 
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, [bahwa] untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (9).

9. Perintah memberi peringatan atau meninggalkan para pecinta dunia.

(6) Al-An'am 70

وَذَرِ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ دِينَہُمۡ لَعِبً۬ا وَلَهۡوً۬ا وَغَرَّتۡهُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا‌ۚ وَذَڪِّرۡ بِهِۦۤ أَن تُبۡسَلَ نَفۡسُۢ بِمَا كَسَبَتۡ لَيۡسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِىٌّ۬ وَلَا شَفِيعٌ۬ وَإِن تَعۡدِلۡ ڪُلَّ عَدۡلٍ۬ لَّا يُؤۡخَذۡ مِنۡہَآ‌ۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ أُبۡسِلُواْ بِمَا كَسَبُواْ‌ۖ لَهُمۡ شَرَابٌ۬ مِّنۡ حَمِيمٍ۬ وَعَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡفُرُونَ 
Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah [mereka] dengan Al Qur’an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak [pula] pemberi syafa’at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka [disediakan] minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. (70).

Ciri dan syarat husnul khatimah.

(13) Ar-Ra'd 22-23, 29

وَٱلَّذِينَ صَبَرُواْ ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّہِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ سِرًّ۬ا وَعَلَانِيَةً۬ وَيَدۡرَءُونَ بِٱلۡحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عُقۡبَى ٱلدَّارِ (٢٢) جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬ يَدۡخُلُونَہَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآٮِٕہِمۡ وَأَزۡوَٲجِهِمۡ وَذُرِّيَّـٰتِہِمۡ‌ۖ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ يَدۡخُلُونَ عَلَيۡہِم مِّن كُلِّ بَابٍ۬ 
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan [yang baik], (22) [yaitu] surga ’Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (23).

Perintah kepada Nabi saw. untuk mengajak manusia menyembah Allah.

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ طُوبَىٰ لَهُمۡ وَحُسۡنُ مَـَٔابٍ۬ (٢٩) كَذَٲلِكَ أَرۡسَلۡنَـٰكَ فِىٓ أُمَّةٍ۬ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهَآ أُمَمٌ۬ لِّتَتۡلُوَاْ عَلَيۡہِمُ ٱلَّذِىٓ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ وَهُمۡ يَكۡفُرُونَ بِٱلرَّحۡمَـٰنِ‌ۚ قُلۡ هُوَ رَبِّى لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيۡهِ تَوَڪَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ مَتَابِ
 
Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (29) Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka [Al Qur’an] yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah: "Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat". (30).

Allah membalas pahala melebihi amal yang manusia kerjakan.

(16) An-Nahl 97


مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬ طَيِّبَةً۬‌ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (97)

(18) Al-Kahfi 30, 36

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجۡرَ مَنۡ أَحۡسَنَ عَمَلاً 
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan [nya] dengan baik. (30).

Balasan amalan pada hari pembalasan.

وَمَآ أَظُنُّ ٱلسَّاعَةَ قَآٮِٕمَةً۬ وَلَٮِٕن رُّدِدتُّ إِلَىٰ رَبِّى لَأَجِدَنَّ خَيۡرً۬ا مِّنۡهَا مُنقَلَبً۬ا
dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku di kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu". (36)
(19) Maryam 76
وَيَزِيدُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ٱهۡتَدَوۡاْ هُدً۬ى‌ۗ وَٱلۡبَـٰقِيَـٰتُ ٱلصَّـٰلِحَـٰتُ خَيۡرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابً۬ا وَخَيۡرٌ۬ مَّرَدًّا
Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya. (76)

(22) Al-Hajj 41, 56
ٱلَّذِينَ إِن مَّكَّنَّـٰهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّڪَوٰةَ وَأَمَرُواْ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَنَهَوۡاْ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ‌ۗ وَلِلَّهِ عَـٰقِبَةُ ٱلۡأُمُورِ 
[yaitu] orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (41)


ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ لِّلَّهِ يَحۡڪُمُ بَيۡنَهُمۡ‌ۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فِى جَنَّـٰتِ ٱلنَّعِيمِ 
Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam surga yang penuh keni’matan. (56)

(28) Al-Qashash 84

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُ ۥ خَيۡرٌ۬ مِّنۡہَا‌ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
Barangsiapa yang datang dengan [membawa] kebaikan, maka baginya [pahala] yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan [membawa] kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan [seimbang] dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (84)
(29) Al-Ankabut 7, 9, 58
(32) As-Sajadah 17
(35) Fathir 32
(39) Az-Zumar 35
(42) Asy-Syura 23
(48) Al-Fath 29
(103) Al-'Asyr 1-3

B. Al-A'raf

10. Orang Yahudi banyak berpaling dari ajaran Taurat.
(3) Ali-Imran 23-24
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبً۬ا مِّنَ ٱلۡڪِتَـٰبِ يُدۡعَوۡنَ إِلَىٰ ڪِتَـٰبِ ٱللَّهِ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ۬ مِّنۡهُمۡ وَهُم مُّعۡرِضُونَ (٢٣) ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُواْ لَن تَمَسَّنَا ٱلنَّارُ إِلَّآ أَيَّامً۬ا مَّعۡدُودَٲتٍ۬‌ۖ وَغَرَّهُمۡ فِى دِينِهِم مَّا ڪَانُواْ يَفۡتَرُونَ
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab [Taurat], mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum di antara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi [kebenaran]. (23) Hal itu adalah karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung". Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. (24).

11. Kisah penghuni Al-Araf, tembok antara surga dan neraka.
(7) Al-A'raf 46-47

وَبَيۡنَہُمَا حِجَابٌ۬‌ۚ وَعَلَى ٱلۡأَعۡرَافِ رِجَالٌ۬ يَعۡرِفُونَ كُلاَّۢ بِسِيمَٮٰهُمۡ‌ۚ وَنَادَوۡاْ أَصۡحَـٰبَ ٱلۡجَنَّةِ أَن سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُمۡ‌ۚ لَمۡ يَدۡخُلُوهَا وَهُمۡ يَطۡمَعُونَ (٤٦) ۞ وَإِذَا صُرِفَتۡ أَبۡصَـٰرُهُمۡ تِلۡقَآءَ أَصۡحَـٰبِ ٱلنَّارِ قَالُواْ رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ 
Dan di antara keduanya [penghuni surga dan neraka] ada batas; dan di atas A`raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga:" Salaamun `alaikum". Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera [memasukinya]. (46) Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu". (47).

12. Takdir dan hidayah adalah kuasa Allah semata.
(39) Az-Zumar 19

أَفَمَنۡ حَقَّ عَلَيۡهِ كَلِمَةُ ٱلۡعَذَابِ أَفَأَنتَ تُنقِذُ مَن فِى ٱلنَّارِ
Apakah [kamu hendak merobah nasib] orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka? (19).

C. Amanat
13. Barang jaminan bagi orang yang berhutang saat diperjalanan.
(2) Al-Baqarah 283

۞ وَإِن كُنتُمۡ عَلَىٰ سَفَرٍ۬ وَلَمۡ تَجِدُواْ كَاتِبً۬ا فَرِهَـٰنٌ۬ مَّقۡبُوضَةٌ۬‌ۖ فَإِنۡ أَمِنَ بَعۡضُكُم بَعۡضً۬ا فَلۡيُؤَدِّ ٱلَّذِى ٱؤۡتُمِنَ أَمَـٰنَتَهُ ۥ وَلۡيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُ ۥ‌ۗ وَلَا تَكۡتُمُواْ ٱلشَّهَـٰدَةَ‌ۚ وَمَن يَڪۡتُمۡهَا فَإِنَّهُ ۥۤ ءَاثِمٌ۬ قَلۡبُهُ ۥ‌ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٌ۬ 
Jika kamu dalam perjalanan [dan bermu’amalah tidak secara tunai] sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang [oleh yang berpiutang]. Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya [hutangnya] dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu [para saksi] menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (283).

14. Perintah menyampaikan dan melaksanakan amanat.
(4) An-Nisa 58

۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦۤ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعَۢا بَصِيرً۬ا 
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan [menyuruh kamu] apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (58).

(23) Al-Mu'minun 8
وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَـٰنَـٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٲعُونَ 
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat [yang dipikulnya] dan janjinya, (8)

(70) Al-Ma'arij 32
وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَـٰنَـٰتِہِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٲعُونَ 
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat [yang dipikulnya] dan janjinya. (32)

  ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ  
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

 
Semoga Bermanfaat.
Dirangkum dan diedit dari buku Klasifikasi Ayat Al-Qur'an. Muhammad Nuruddin Umar, Penerbit Al-Ikhlas, Surabaya. Terjemahan dalam Bahasa Arab berjudul Tafsilu Ayatil Qur'anil Hakim oleh Mohammed Fouad Abdel Bagui. Judul aslinya ialah LE KORAN ANALYSE.
Al-Qur'an Online.